Standar Pengelolaan Pendidikan 0 Standar Proses Standar Pengelolaan Pendidikan 0 Standar Proses
Prop.
Kab.
Capaian Capaian Capaian Jawa Nasional
Nomor Standar Nasional Pendidikan Bogor
2016 2017 2018 Barat 2018
2018 2018
1 Standar Kompetensi Lulusan 5.82 6.15 6.56 6.28 6.33 6.35
2 Standar Isi 5.6 6.32 6.5 5.88 5.81 5.68
3 Standar Proses 5.6 6.88 6.91 6.53 6.52 6.47
4 Standar Penilaian Pendidikan 4.03 6.43 6.57 6.14 6.09 6.03
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3.79 3.28 4.03 2.72 2.98 3.17
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 3.61 3.67 3.16 2.96 2.97 2.97
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 4.44 6.29 6.2 5.92 5.89 5.81
8 Standar Pembiayaan 4.78 6.1 6.15 5.97 5.94 5.86
KATEGORI CAPAIAN
Kategori Batas Bawah Batas Atas
« Menuju SNP 1 0 2.04
«« Menuju SNP 2 2.05 3.7
««« Menuju SNP 3 3.71 5.06
«««« Menuju SNP 4 5.07 6.66
««««« SNP 6.67 7
5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik 5.46 «««« 5.46 «««« 5.46 ««««
5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik « « 0«
5.2. Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan 2.65 «« 3.16 «« 6.3 ««««
5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 7 ««««« 7 ««««« 7 «««««
5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan 7 ««««« 7 ««««« 7 «««««
5.2.3. Berpengalaman mengajar selama yang ditetapkan « 0« 7 «««««
5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara 7 ««««« 7 ««««« 7 «««««
5.2.5. Bersertifikat pendidik « 0« 7 «««««
5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah « 0« 7 «««««
5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik 0.06 « « 0.06 «
5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik 0.06 « « 0.06 «
5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik 0.05 « 0.05 « 0.05 «
5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik 0.03 « 0.06 « 0.03 «
5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik 0.06 « 0.06 « 0.06 «
5.3. Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai ketentuan 2.8 «« 5.04 ««« 2.52 ««
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi « « 0«
5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi berkualifikasi minimal SMK/sederajat « « 0«
5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat « « «
6.3.8. Memiliki ruang tata usaha sesuai standar « 4.37 ««« 3.5 ««
6.3.9. Memiliki ruang konseling sesuai standar « 0« 0«
6.3.10. Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai standar « 3.5 «« 3.5 ««
6.3.11. Menyediakan kantin yang layak « 7 ««««« 7 «««««
6.3.12. Menyediakan tempat parkir yang memadai « 6.99 ««««« 6.99 «««««
6.3.13. Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja « 7 ««««« 7 «««««
6.3.14. Kondisi ruang pimpinan layak pakai « 3.5 «« 0«
6.3.15. Kondisi ruang guru layak pakai « 1.4 « 2.8 ««
6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai « 0.58 « 1.4 «
6.3.17. Kondisi tempat ibadah layak pakai « 7 ««««« 7 «««««
6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar « 0.87 « 2.33 ««
6.3.19. Kondisi gudang layak pakai « « «
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
1 Standar Kompetensi Lulusan
Memiliki perilaku yang ❖ Perilaku dan sikap santun SUDAH ditumbuhkan Kebiasaan mengucapkan sapa, salam
mencerminkan sikap santun dengan MENYEDIAKAN fasilitasi berbagai kegiatan oleh dan cium tangan kepada guru belum
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai sekolah seperti ..... optimal
1.1.4 6,99 berada pada rentang kategori N>6,66
artinya telah mencapai SNP
Memiliki keterampilan berpikir dan ❖ Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak
bertindak produktif kritis melalui pengalaman pembelajaran dan kegiatan. ❖
Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang
diperoleh kelompok/ individu siswa untuk mengukur
tingkat keterampilan yang dimiliki siswa sebagai hasil
pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan. tingkat
1.3.2. 6.63 capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki keterampilan berpikir dan ❖ Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak
bertindak kritis kritis melalui pengalaman pembelajaran dan kegiatan. ❖
Contoh keterampilan berpikir dan bertindak kritis meliputi:
menelaah hasil pekerjaan melakukan pengamatan
bertanya dengan kritis mengumpulkan informasi
melakukan analisa lainnya ❖ Sekolah memiliki wujud
nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh kelompok/
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai individu siswa untuk mengukur tingkat keterampilan yang
1.3.3. dimiliki siswa sebagai hasil pengalaman pembelajaran dan
7 berada pada rentang kategori
kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan. tingkat
capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan.
Memiliki keterampilan berpikir dan Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai ❖ Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak
bertindak mandiri 7 berada pada rentang kategori secara mandiri melalui pendekatan ilmiah sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain secara mandiri yang diperoleh dari pengalaman
pembelajaran dan kegiatan penugasan individu, penugasan
kelompok, pelaporan tugas/kegiatan, presentasi hasil
penugasan, keterlibatan dalam kepanitiaan dan keterlibatan
dalam penyusunan program sekolah. ❖ Sekolah memiliki
wujud nyata kualitas dan kuantitas yang diperoleh
1.3.4. kelompok/ individu siswa untuk mengukur tingkat
keterampilan yang dimiliki siswa sebagai hasil
pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan. tingkat
capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki keterampilan berpikir dan ❖ Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak
bertindak kolaboratif kolaboratif melalui pendekatan ilmiah sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain dalam bekerjasama dari pengalaman pembelajaran dan
kegiatan penugasan kelompok, pelaporan tugas/kegiatan,
presentasi hasil penugasan, keterlibatan dalam kepanitiaan
dan keterlibatan dalam penyusunan program sekolah. ❖
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang
1.3.5. diperoleh kelompok/ individu siswa untuk mengukur
7 berada pada rentang kategori
tingkat keterampilan yang dimiliki siswa sebagai hasil
pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan. tingkat
capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan.
Memiliki keterampilan berpikir dan ❖ Siswa memiliki keterampilan berpikir dan bertindak
bertindak komunikatif komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain dari pengalaman pembelajaran dan kegiatan
penugasan kelompok, pelaporan tugas/kegiatan, presentasi
hasil penugasan, keterlibatan dalam kepanitiaan dan
keterlibatan dalam penyusunan program sekolah dengan
cara berinteraksi, menyampaikan dengan ide kreatif dari
hasil penyimakan dan membuat karya tulis. ❖ Sekolah
1.3.6. 6.99 memiliki wujud nyata kualitas dan kuantitas yang
diperoleh kelompok/ individu siswa untuk mengukur
tingkat keterampilan yang dimiliki siswa sebagai hasil
pengalaman pembelajaran dan kegiatan yang
diselenggarakan oleh sekolah berupa:
prestasi/penghargaan pada level kewilayahan. tingkat
capaian nilai keterampilan dalam penilaian pendidikan.
Mengacu pada kerangka dasar ❖ Sekolah menyusun KTSP sendiri yang telah mengacu
penyusunan kepada: Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor . ❖ Dikembangkan sesuai dengan
kondisi sekolah , potensi atau karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai
2.2.2. 7 berada pada rentang kategori
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Melewati tahapan operasional ❖ Tahapan Analisis, mencakup: Analisis ketentuan
pengembangan peraturan perundang-undangan mengenai kurikulum.
Analisis kebutuhan siswa, sekolah, dan lingkungan
(analisis konteks). Analisis ketersediaan sumber daya
pendidikan. ❖ Tahapan Penyusunan, mencakup:
Perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Pengorganisasian muatan kurikuler sekolah. Pengaturan
beban belajar siswa dan beban kerja guru pada tingkat
kelas. Penyusunan kalender pendidikan sekolah.
Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan
lokal. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
setiap muatan pembelajaran. ❖ Tahapan penetapan yang
dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik sekolah dengan melibatkan komite sekolah. ❖
Tahapan pengesahan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya. ❖ Kepala Sekolah
bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP. ❖ Wakil
Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
2.2.3. 6.91 bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan
penyusunan KTSP.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki perangkat kurikulum ❖ Sekolah memiliki perangkat kurikulum meliputi:
tingkat satuan pendidikan yang Pedoman kurikulum Pedoman muatan lokal Pedoman
dikembangkan kegiatan ektrakurikuler Pedoman pembelajaran
Pedoman penilaian hasil belajar oleh pendidik Pedoman
sistem kredit semester Pedoman bimbingan dan
konseling Pedoman evaluasi kurikulum Pedoman
pendampingan pelaksanaan kurikulum Pedoman
pendidikan kepramukaan ❖ Warga sekolah mendapatkan
akses untuk mengetahui perangkat KTSP yang
dikembangkan sekolah
2.2.4. 6.98
Mendapatkan evaluasi dari kepala ❖ RPP dievaluasi oleh kepala sekolah dan pengawas ❖
sekolah dan pengawas sekolah Sekolah memiliki dokumen evaluasi/telaah RPP.
3.1.4. 6.37
Proses pembelajaran dilaksanakan Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai
3.2. dengan tepat 7 berada pada rentang kategori
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Membentuk rombongan belajar ❖ Rasio siswa per rombel maksimum 36 siswa per
dengan jumlah siswa sesuai rombel untuk SMA/SMK.
ketentuan
3.2.1. 6.99
Mengelola kelas sebelum memulai ❖ Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada
pembelajaran siswa silabus mata pelajaran ❖ Guru memulai proses
pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. ❖
Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran; ❖ Memberi motivasi belajar siswa
secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar
dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta
3.2.2. disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang siswa; ❖
7 berada pada rentang kategori
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari; ❖ Menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai; dan ❖
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
Melaksanakan pembelajaran menuju ❖ Berfokus pada siswa dan karya/produk akhir yang
pada keterampilan aplikatif dihasilkan. ❖ Guru berperan sebagai fasilitator ❖
Bekerjasama dalam kelompok ❖ Model pembelajaran
yang dilakukan meliputi: Siswa menentukan tujuan
menciptakan karya/produk akhir dan mengidentifikasi
penggunanya. Siswa meneliti topik yang diangkat,
merancang karya/produk dan membuat perencanaan
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai pengerjaan karya/produk. Siswa melaksanakan
3.2.8. pengerjaan, menyelesaikan permasalahan yang timbul
7 berada pada rentang kategori
dalam pengerjaan dan menyelesaikan karya/produk akhir,
Siswa menunjukkan karya mereka dan mengevaluasi
penggunaannya. ❖ Proses membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan tertentu dan bedasarkan satu permasalahan
kehidupan nyata atau lebih yang akan diselesaikan oleh
karya mereka.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Mengutamakan pemberdayaan siswa ❖ Mengajarkan pada siswa untuk lebih menyadari dan
sebagai pembelajar sepanjang hayat menghargai proses yang mereka lalui. ❖ Menunjukkan
bagaimana mengelola proses yang dilalui sebagai
pembelajaran yang lebih efektif untuk hidup mereka. ❖
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai Membantu siswa untuk menyiapkan diri dalam menyusun
3.2.9. 7 berada pada rentang kategori strategi bagi diri mereka sendiri untuk sukses mencapai
tujuan mereka. ❖ Mengenalkan dalam merumuskan
strategi, memonitor dan mengevaluasi atas pembelajaran
yang dilalui oleh siswa.
Menerapkan prinsip bahwa siapa saja ❖ Siswa berpastisipasi secara aktif. ❖ Mengajak siswa
adalah guru, siapa saja adalah siswa, belajar dalam kelompok-kelompok kecil. ❖ Setiap siswa
dan di mana saja adalah kelas. dalam kelompok mendapat kesempatan untuk berbagi
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki. ❖
3.2.10. 7 berada pada rentang kategori Memberikan pekerjaan rumah yang menuntut siswa untuk
berkolaborasi dengan lingkungan keluarga dan masyarakat.
Mengakui atas perbedaan individual ❖ Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap
dan latar belakang budaya siswa. respon dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. ❖ Guru menyesuaikan pengaturan tempat
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai duduk siswa dan sumber daya lain sesuai dengan
3.2.11. 7 berada pada rentang kategori karakteristik. ❖ Guru menyesuaikan materi pelajaran
dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa.
Memanfaatkan hasil penilaian otentik ❖ Guru memanfaatkan hasil penilaian otentik untuk
merencanakan program remedial, pengayaan, atau
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai pelayanan konseling. ❖ Hasil penilaian otentik
3.3.2. 7 berada pada rentang kategori dimanfaatkan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai Standar Penilaian Pendidikan.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Melakukan pemantauan proses ❖ Dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas
pembelajaran secara berkala dan berkelanjutan ❖ Pemantauan proses
pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
3.3.3. 6.98 pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. ❖
Pemantauan dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan
dokumentasi.
Penilaian pendidikan
4.3. ditindaklanjuti
5.13
Menindaklanjuti hasil pelaporan ❖ Ditindaklanjuti untuk memperbaiki proses
penilaian pembelajaran. ❖ Ditindaklanjuti untuk melakukan
perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan. ❖ Ditindaklanjuti untuk
menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta kriteria
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai dan/atau kenaikan kelas siswa. ❖ Program penilaian hasil
4.3.1. 7 berada pada rentang kategori belajar ditinjau secara periodik berdasarkan data
kegagalan/kendala pelaksanaan program termasuk temuan
penguji eksternal. ❖ Semua guru mengembalikan hasil
kerja siswa yang telah dinilai.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Melakukan pelaporan penilaian ❖ Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau,
secara periodik didokumentasikan secara sistematis. ❖ Sekolah
melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik,
komite sekolah , dan institusi di atasnya. ❖ Pelaporan
proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan
oleh wali kelas atau guru kelas; ❖ Pelaporan penilaian
dilakukan oleh pendidik disampaikan kepada pesertadidik
dan orang tua dalam bentuk rapor dan/atau paspor
keterampilan yang berisi tentang skor disertai dengan
4.3.2. 3.27 deskripsi capaian kompetensi. ❖ Pendidik memiliki
dokumen laporan hasil penilaian pada setiap akhir
semester atau tahun dalam bentuk laporan prestasi belajar
siswa. ❖ Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir
semester dan akhir tahun ditetapkan dalam rapat dewan
pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan
dan hasil penilaian oleh Pendidik.
Menentukan kelulusan siswa ❖ Kenaikan kelas dan kelulusan siswa dari satuan
berdasarkan pertimbangan yang pendidikan ditetapkan melalui rapat dewan pendidik. ❖
sesuai Pertimbangan penentuan kelulusan siswa:
4.5.3. 6.93 Menyelesaikan seluruh program pembelajaran. Ujian
sekolah. Ujian sekolah berstandar nasional. Penilaian
sikap. Penilaian pengetahuan. Penilaian keterampilan.
Standar Pendidik dan Tenaga Capaian pada indikator kurang dengan nilai
Kependidikan 22.43 berada pada rentang 2.05 <N≤ 3.70
5
Artinya menuju SNP
Tersedia untuk tiap mata pelajaran Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Pendidik pada SMK terdiri atas guru
Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 mata pelajaran dan instruktur bidang
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya kejuruan yang penugasannya belum
5.1.3. menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤ ditetapkan oleh masing-masing satuan
2,04 Artinya menuju SNP 1 pendidikan sesuai dengan keperluan.
Bersertifikat pendidik Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Guru memiliki sertifikat profesi guru sesuai jenjang
Capaian pada indikator baik dengan nilai 1,07 pendidikannya.
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya
5.1.4. menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤
2,04 Artinya menuju SNP 1
Berpangkat minimal III/c atau setara Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi
Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau
menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤ lembaga yang berwenang.
5.2.4.
2,04 Artinya menuju SNP 1
Bersertifikat kepala sekolah Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh
Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 lembaga yang ditetapkan Pemerintah
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya
5.2.6. menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤
2,04 Artinya menuju SNP 1
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Berkompetensi kepribadian minimal Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki kompetensi dalam: Berakhlak mulia,
baik Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah.
menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤ Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
2,04 Artinya menuju SNP 1 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri
5.2.7. sebagai kepala sekolah. Bersikap terbuka dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi. Mengendalikan
diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah. Memiliki bakat dan minat jabatan
sebagai pemimpin pendidikan.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Berkompetensi manajerial minimal Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki kompetensi dalam: Menyusun perencanaan
baik Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan
menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤ kebutuhan. Memimpin sekolah dalam rangka
2,04 Artinya menuju SNP 1 pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal.
Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju
organisasi pembelajar yang efektif. Menciptakan budaya
dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran siswa. Mengelola guru dan staf dalam
rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal. Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam
rangka pendayagunaan secara optimal. Mengelola
hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah.
Mengelola siswa dalam rangka penerimaan siswa baru, dan
penempatan dan pengembangan kapasitas siswa.
Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
5.2.8. pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan
nasional. Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan
efisien. Mengelola ketatausahaan sekolah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah. Mengelola unit
layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan siswa di sekolah. Mengelola
sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputusan. Memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah. Melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Berkompetensi kewirausahaan Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki kompetensi dalam: Menciptakan inovasi
minimal baik Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 yang berguna bagi pengembangan sekolah. Bekerja
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai
menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤ organisasi pembelajar yang efektif. Memiliki motivasi
2,04 Artinya menuju SNP 1 yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
5.2.9. dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah. Pantang
menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah. Memiliki
naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar siswa
Berkompetensi supervisi minimal Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki kompetensi dalam: Merencanakan program
baik Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 supervisi akademik dalam rangka peningkatan
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya profesionalisme guru. Melaksanakan supervisi akademik
menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤ terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
5.2.10. 2,04 Artinya menuju SNP 1 supervisi yang tepat. Menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Berkompetensi sosial minimal baik Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki kompetensi dalam: Bekerja sama dengan
Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 pihak lain untuk kepentingan sekolah Berpartisipasi
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Memiliki
5.2.11. menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤ kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
2,04 Artinya menuju SNP 1
5.3.3.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan ❖ Sekolah memiliki tenaga pelaksana urusan administrasi
Administrasi yang meliputi: Pelaksana Urusan Administrasi
Kepegawaian diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan minimal 50 orang. Pelaksana Urusan
Administrasi Keuangan Pelaksana Urusan Administrasi
Sarana dan Prasarana Pelaksana Urusan Administrasi
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat diangkat apabila
sekolah memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan
belajar. Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan
Pengarsipan Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai diangkat apabila sekolah memiliki minimal 9 (sembilan)
5.3.4. 7 berada pada rentang kategori rombongan belajar Pelaksana Urusan Administrasi
Kurikulum diangkat apabila sekolah memiliki minimal 12
rombongan belajar. Pelaksana Urusan Administrasi
Umum untuk SD Penjaga Sekolah Tukang Kebun
diangkat apabila luas lahan kebun minimal 500 m2.
Tenaga Kebersihan Pengemudi diangkat apabila sekolah
memiliki kendaraan roda empat. Pesuruh
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan 7 ❖ Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian
Administrasi berpendidikan sesuai berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau
ketentuan yang sederajat, ❖ Pelaksana Urusan Administrasi
Keuangan berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK,
program studi yang relevan, atau SMA/MA dan memiliki
sertfikat yang relevan. ❖ Pelaksana Urusan Administrasi
Sarana dan Prasarana berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat. ❖ Pelaksana
Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat. ❖ Pelaksana
Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan
berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi
yang relevan. ❖ Pelaksana Urusan Administrasi
Kesiswaan berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat. ❖ Pelaksana
5.3.5. Urusan Administrasi Kurikulum berpendidikan minimal
lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat. ❖
Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk
SD/MI/SDLB berpendidikan minimal
SMK/MAK/SMA/MA atau yang sederajat. ❖ Penjaga
Sekolah berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau
sederajat. ❖ Tukang Kebun berpendidikan minimal
lulusan SMP/MTs atau sederajat. ❖ Tenaga Kebersihan
berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau yang
sederajat. ❖ Pengemudi berpendidikan minimal lulusan
SMP/MTs atau yang sederajat, memiliki SIM yang sesuai.
❖ Pesuruh berpendidikan minimal lulusan SMP/MTs atau
yang sederajat.
Berkompetensi teknis minimal baik ❖ Kepala tenaga administrasi sekolah dan pelaksana
urusan memiliki kompetensi: Melaksanakan administrasi
kepegawaian Melaksanakan administrasi keuangan
Melaksanakan administrasi sarana dan prasarana
Melaksanakan administrasi hubungan sekolah dengan
masyarakat Melaksanakan administrasi persuratan dan
pengarsipan Melaksanakan administrasi kesiswaan
Melaksanakan administrasi kurikulum Melaksanakan
administrasi layanan khusus Menerapkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) ❖ Petugas layanan
khusus memiliki kompetensi: Menguasai kondisi
5.3.8. keamanan sekolah Menguasai teknik pengamanan
sekolah Menerapkan prosedur operasi standar
pengamanan sekolah Menguasai penggunaan peralatan
pertanian dan atau perkebunan Menguasai pemeliharaan
tanaman Menguasai teknik-teknik kebersihan Menjaga
kebersihan sekolah Menguasai teknik mengemudi
Menguasai teknik perawatan kendaraan Mengenal
wilayah Menguasai prosedur pengiriman dokumen dinas
Melayani kebutuhan rumah tangga sekolah
Tersedia Kepala Tenaga Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Sekolah memiliki kepala laboran
Laboratorium Capaian pada indikator baik dengan nilai 0
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya
menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤
2,04 Artinya menuju SNP 1
5.4.1.
Memiliki Kepala Tenaga Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Minimal sarjana (S1) untuk jalur guru. ❖ Minimal
Laboratorium berkualifikasi sesuai Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 diploma tiga (D3) untuk jalur laboran/teknisi.
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya
menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤
2,04 Artinya menuju SNP 1
5.4.2.
Memiliki Kepala Tenaga Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah dari
Laboratorium bersertifikat Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya pemerintah.
5.4.3. menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤
2,04 Artinya menuju SNP 1
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Tersedia Kepala Tenaga Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum untuk
Laboratorium berpengalaman sesuai Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 jalur guru. ❖ Minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya untuk jalur guru.
5.4.4. menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤
2,04 Artinya menuju SNP 1
Tersedia Tenaga Teknisi Laboran Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki tenaga teknisi laboratorium
Capaian pada indikator baik dengan nilai 0
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya
5.4.5. menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤
2,04 Artinya menuju SNP 1
Memiliki Tenaga Teknisi Laboran Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang
berpendidikan sesuai ketentuan Capaian pada indikator baik dengan nilai 0 relevan dengan peralatan laboratorium, yang
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan
5.4.6. menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤ oleh pemerintah ❖ Memiliki sertifikat teknisi
2,04 Artinya menuju SNP 1 laboratorium sekolah dari perguruan tinggi atau lembaga
lain yang ditetapkan oleh pemerintah
Tersedia Tenaga Laboran Capaian pada indikator baik dengan nilai ❖ Memiliki tenaga teknisi laboratorium
Capaian pada indikator baik dengan nilai 0
berada pada rentang 0,0 <N≤ 2,04 Artinya
5.4.7. menuju SNP 1 berada pada rentang 0,0 <N≤
2,04 Artinya menuju SNP 1
Memiliki Tenaga Laboran ❖ Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang
berpendidikan sesuai ketentuan relevan dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan
5.4.8. oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah ❖
Memiliki sertifikat laboran sekolah dari perguruan tinggi
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Berkompetensi kepribadian minimal ❖ Memiliki kompetesi: Menampilkan diri sebagai
baik pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
5.4.9. Menunjukkan komitmen terhadap tugas
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Berkompetensi sosial minimal baik ❖ Memiliki kompetesi: Bekerja sama dalam
pelaksanaan tugas Berkomunikasi secara lisan dan
5.4.10. tulisan
5.5.1.
Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan 0 ❖ Serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana
berkualifikasi sesuai (S1) untuk jalur guru ❖ Berkualifikasi diploma dua (D2)
5.5.2. Ilmu Perpustakaan dan Informasi bagi pustakawan ❖
Berkualifikasi diploma dua (D2) non-Ilmu Perpustakaan
dan Informasi bagi yang bukan pustakawan
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan ❖ Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan
bersertifikat perpustakaan sekolah dari lembaga yang ditetapkan oleh
5.5.3. pemerintah untuk jalur guru dan yang bukan pustakawan
Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan 0 ❖ Minimal 3 tahun untuk guru ❖ Minimal 4 tahun di
berpengalaman sesuai perpustakaan sekolah untuk yang bukan pustakawan
5.5.4.
6.1.1.
Rasio luas lahan sesuai dengan ❖ Luas lahan minimum dapat menampung sarana dan
jumlah siswa prasarana untuk melayani jumlah rombongan belajar
minimum. ❖ Lahan untuk satuan pendidikan memenuhi
ketentuan rasio minimum luas lahan terhadap peserta
6.1.2. 0 didik. ❖ Luas lahan efektif adalah seratus per tiga puluh
dikalikan luas lantai dasar bangunan ditambah
infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara, dan
luas lahan praktik.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Kondisi lahan sekolah memenuhi ❖ Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam
persyaratan kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses
untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. ❖
Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada
di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api. ❖
Terhindar dari gangguan-gangguan pencemaran air,
kebisingan dan pencemaran udara. ❖ Lahan sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau
6.1.3. 7 berada pada rentang kategori rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat
izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.
❖ Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau
memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.
Rasio luas bangunan sesuai dengan ❖ Luas lantai bangunan dihitung berdasarkan banyak dan
jumlah siswa jenis program keahlian, serta banyak rombongan belajar di
6.1.4. 0 masing-masing program keahlian. ❖ Bangunan gedung
memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap
peserta didik
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Kondisi bangunan sekolah memenuhi ❖ Tata bangunan dengan koefisien dasar bangunan tidak
persyaratan melebihi 30 %, koefisien lantai bangunan, koefisien
ketinggian maksimum dan jarak bebas bangunan sesuai
Peraturan Daerah. ❖ Bangunan memenuhi persyaratan
keselamatan berikut. Memiliki konstruksi yang stabil,
kukuh, tahan gempa dan kekuatan alam lainnya.
Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif
untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran
dan petir. ❖ Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan
berikut. Mempunyai ventilasi udara dan pencahayaan
yang memadai. Memiliki sanitasi meliputi saluran air
bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat
sampah, dan saluran air hujan. Bahan bangunan yang
aman bagi kesehatan pengguna dan ramah lingkungan.
Fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman
termasuk bagi penyandang cacat. ❖ Bangunan memenuhi
persyaratan kenyamanan berikut Mampu meredam
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai getaran dan kebisingan. Setiap ruangan memiliki
6.1.5. 7 berada pada rentang kategori pengaturan penghawaan yang baik. Setiap ruangan
dilengkapi pencahayaaan sesuai dengan ketentuan untuk
melakukan kegiatan belajar. ❖ Bangunan bertingkat
memenuhi persyaratan berikut. Maksimum terdiri dari
tiga lantai. Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan
kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan
pengguna. ❖ Bangunan dilengkapi sistem keamanan
berikut. Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar
darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran
dan/atau bencana lainnya. Akses evakuasi yang dapat
dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang
jelas. Alat pemadam kebakaran pada area yang rawan
kebakaran. Setiap ruangan dapat dikunci dengan baik
saat tidak digunakan. ❖ Bangunan dilengkapi instalasi
listrik dengan daya minimum 900 watt untuk SD, 1300
watt untuk SMP dan SMA serta 2200 watt untuk SMK. ❖
Kualitas bangunan minimum permanen kelas B. ❖
Bangunan sekolah baru dapat bertahan minimum 20 tahun.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki ragam prasarana sesuai ❖ Ruang pembelajaran umum meliputi: Memiliki ruang
ketentuan kelas Memiliki laboratorium IPA untuk SD, SMP dan
SMK Memiliki ruang perpustakaan Memiliki tempat
bermain/lapangan Memiliki laboratorium biologi untuk
SMA dan SMK Memiliki laboratorium fisika untuk
SMA dan SMK Memiliki laboratorium kimia untuk
SMA dan SMK Memiliki laboratorium komputer untuk
SMA dan SMK Memiliki laboratorium bahasa untuk
SMA dan SMK ❖ Ruang penunjang meliputi: Memiliki
ruang pimpinan Memiliki ruang guru Memiliki ruang
UKS Memiliki tempat ibadah Memiliki jamban
Memiliki gudang Memiliki ruang sirkulasi Memiliki
ruang tata usaha untuk SMP, SMA dan SMK Memiliki
ruang konseling untuk SMP, SMA dan SMK Memiliki
6.1.6. 4.81
ruang organisasi kesiswaan untuk SMP, SMA dan SMK
Menyediakan kantin yang layak Menyediakan tempat
parkir yang memadai Menyediakan unit kewirausahaan
dan bursa kerja untuk SMK Resiko Jika Standar Mutu
Tidak Tercapai: ❖ Proses pembelajaran menjadi kurang
teratur. ❖ Metode pembelajaran yang membutuhkan
prasarana terkendala. ❖ Kegiatan pengembangan diri dan
layanan kesiswaan terkendala. ❖ Kinerja dan iklim kerja
pendidik dan tenaga kependidikan kurang kondusif dan
efektif karena ruang gerak yang terbatas. ❖ Kesehatan
warga sekolah kurang terjaga.
Memiliki laboratorium IPA sesuai ❖ Dapat menampung minimum satu rombongan belajar,
standar kecuali SMK cukup menampung setengah rombongan
belajar ❖ Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA
untuk SMP adalah 2,4 m2/peserta didik dan untuk SMK
adalah 3 m2/peserta didik. ❖ Luas minimum ruang
laboratorium untuk SMP 48 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18 m2 dan untuk SMK
minimum 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 16 m2. ❖ Lebar minimum ruang laboratorium
IPA untuk SMP adalah 5 m dan untuk SMK adalah 8 m. ❖
Tersedia air bersih. ❖ Dilengkapi sarana terdiri dari:
Perabot minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah
6.2.2. 0 per peserta didik sesuai deskripsi kondisinya. Peralatan
pendidikan minimal yang tersedia dalam rasio minimal
jumlah per peserta didik sesuai deskripsi kondisinya.
Untuk SMP dan SMK terdapat media pendidikan minimal
yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya. Untuk SMK terdapat bahan habis pakai
minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsi kondisinya. Kelengkapan lain minimal yang
tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki ruang perpustakaan sesuai ❖ Luas minimum sama dengan luas ruang kelas, kecuali
standar SMK minimum 96 m2. ❖ Lebar minimum adalah 5 m,
kecuali SMK minimum 8 m. ❖ Terletak di bagian sekolah
yang mudah dicapai sekelompok ruang kelas. ❖
Dilengkapi sarana terdiri dari: Buku minimal yang
tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta didik
sesuai deskripsi kondisinya. Perabot minimal yang
tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta didik
sesuai deskripsi kondisinya. Media pendidikan minimal
yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya. Perlengkapan lainnya minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi kondisinya. ❖
6.2.3. 3.3 Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu: menyediakan
petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan
bahan pustaka lainnya; merencanakan fasilitas
peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik; membuka
pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja;
melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik
internal maupun eksternal; menyediakan pelayanan
peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah lain baik
negeri maupun swasta.
Memiliki laboratorium fisika sesuai ❖ Hanya untuk SMA dan SMK ❖ Dapat menampung
standar minimum setengah rombongan belajar SMK dan minimum
satu rombongan belajar SMA. ❖ Rasio minimum 2,4
m2/siswa SMA dan 3 m2/siswa SMK. ❖ Luas minimum
48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18
m2 untuk SMA dan minimum ruang laboratorium adalah
6.2.6. 0 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 16
m2 untuk SMK. ❖ Lebar minimum 5 m untuk SMA dan
minimum 8 m untuk SMK. untuk SMA/SMK, maksimal
60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki laboratorium kimia sesuai ❖ Bentuk pendalaman materi yang diatur berupa kegiatan
standar pengarahan materi, penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur. ❖ Terdapat kegiatan penugasan
terstruktur berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
siswa yang dirancang oleh pendidik dan waktu
penyelesaian ditentukan oleh pendidik. ❖ Terdapat
kegiatan mandiri tidak terstruktur berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh
pendidik dan waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
siswa. ❖ Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri untuk SD, paling banyak 40% dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. ❖ Beban
belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri untuk
SMP, paling banyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang bersangkutan. ❖ Beban belajar
6.2.7. 0 penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri ❖ Dilengkapi
sarana meliputi: Perabot minimal yang tersedia dalam
rasio minimal jumlah per peserta didik sesuai deskripsi
kondisinya. Peralatan pendidikan terdiri dari bahan dan
alat ukur dasar serta lat percobaan minimal yang tersedia
dalam rasio minimal jumlah per peserta didik sesuai
deskripsi kondisinya. Media pendidian minimal yang
tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya. Perlengkapan lain minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi kondisinya.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki laboratorium komputer ❖ Dapat menampung minimum satu rombongan belajar
sesuai standar SMA dan minimum setengah rombongan belajar SMK. ❖
Rasio minimum 2,4 m2/siswa SMA dan 3 m2/siswa SMK.
❖ Luas minimum 48 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18 m2 untuk SMA dan
minimum 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan
persiapan 16 m2 untuk SMK. ❖ Lebar minimum 5 m
untuk SMA dan minimum 8 m untuk SMK. ❖ Ruang
laboratorium kimia dilengkapi sarana Perabot minimal
yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta didik
6.2.8. 0 sesuai deskripsi kondisinya. Peralatan pendidikan
minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per
peserta didik sesuai deskripsi kondisinya. Media
Pendidian minimal yang tersedia dalam jumlah minimal
sesuai deskripsi kondisinya. Bahan habis pakai minimal
yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya. Perlengkapan lain minimal yang tersedia
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi kondisinya.
Memiliki laboratorium bahasa sesuai ❖ Hanya untuk SMA dan SMK. ❖ Dapat menampung
standar minimum satu rombongan belajar SMA dan minimum
setengah rombongan SMK. ❖ Rasio minimum 2 m2/siswa
SMA dan 3 m2/siswa SMK. ❖ Luas minimum 30 m2
untuk SMA dan 64 m2 untuk SMK. ❖ Lebar minimum 5
m untuk SMA dan minimimum 8 m untuk SMK. ❖
Dilengkapi sarana meliputi: Perabot minimal yang
tersedia dalam rasio minimal jumlah per peserta didik
6.2.9. 0 sesuai deskripsi kondisinya. Peralatan pendidikan
minimal yang tersedia dalam rasio minimal jumlah per
peserta didik sesuai deskripsi kondisinya. Media
pendidian minimal yang tersedia dalam jumlah minimal
sesuai deskripsi kondisinya. Perlengkapan lain minimal
yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsi
kondisinya.
Memiliki ruang guru sesuai standar ❖ Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik ❖
Luas minimum: Untuk SD 32 m2. Untuk SMP 48
m2. Untuk SMA 72 m2. Untuk SMK 56 m2. ❖
Mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar
lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
6.3.2. 3.5 ❖ Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan lain
minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsi kondisinya.
Memiliki ruang UKS sesuai standar ❖ Luas minimum 12 m2. ❖ Dilengkapi sarana perabot
dan perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah
minimal sesuai deskripsi kondisinya.
Memiliki jamban sesuai standar ❖ Minimum 1 unit untuk setiap 60 siswa pria SD dan 40
siswa pria SMP, SMA dan SMK. ❖ Minimum 1 unit
untuk setiap 50 siswa wanita SD dan 30 siswa pria SMP,
SMA dan SMK. ❖ Minimum 1 unit untuk guru. ❖
Jumlah minimum setiap sekolah 3 unit. ❖ Luas minimum
1 unit jamban 2 m2. ❖ Berdinding, beratap, dapat dikunci,
dan mudah dibersihkan. ❖ Tersedia air bersih di setiap
6.3.5. unit jamban. ❖ Tiap unit dilengkapi sarana meliputi:
Kloset jongkok 1 buah dengan saluran berbentuk leher
angsa. Tempat air 1 buah dengan volume minimum 200
liter berisi air bersih. Gayung 1 buah Gantungan
pakaian 1 buah Tempat sampah 1 buah
Memiliki gudang sesuai standar ❖ Luas minimum Gudang SMK adalah 24 m2. ❖
Gudang dapat dikunci. ❖ Tiap gudang dilengkapi sarana
meliputi: Lemari 1 buah berukuran memadai untuk
menyimpan alat-alat dan arsip berharga. Rak 1 buah
berukuran memadai untuk menyimpan peralatan olahraga,
kesenian, dan keterampilan. Meja kerja 1 buah yang
6.3.6. 0
kuat, stabil, dan aman untuk gudang SMK. Kursi
kerja/stool 1 buah yang kuat, stabil, dan aman untuk
gudang SMK.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki ruang sirkulasi sesuai ❖ Koridor dengan luas minimum 30% dari luas total
standar seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan
tinggi minimum 2,5 m. ❖ Koridor tanpa dinding pada
lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar
pengaman dengan tinggi 90-110 cm. ❖ Bangunan
bertingkat dengan panjang lebih dari 30m dilengkapi
minimum dua buah tangga. ❖ Jarak tempuh terjauh untuk
mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidaklebih dari
25m. ❖ Lebar minimum tangga 1,5 m untuk SD dan
6.3.7. 0 minimum 1,8 m untuk SMP, SMA dan SMK, tinggi
maksimum anak tangga 17 cm, lebar anak tangga 25 - 30
cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh
dengantinggi 85-90 cm. ❖ Tangga yang memiliki lebih
dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes dengan lebar
minimum sama dengan lebar tangga.
Memiliki ruang tata usaha sesuai ❖ Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2/petugas ❖
standar Luas minimum 16 m2 untuk SMP dan SMA, untuk SMK
adalah 32 m2. ❖ Mudah dicapai dari halaman sekolah
ataupun dari luar lingkungan sekolah serta dekat dengan
6.3.8. 0 ruang pimpinan. ❖ Dilengkapi sarana terdiri dari perabot
dan perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah
minimal sesuai deskripsi kondisinya
Memiliki ruang konseling sesuai ❖ Luas minimum 9 m2 untuk SMP dan SMA, untuk SMK
standar adalah 12 m2. ❖ Memberikan kenyamanan suasana dan
menjaminprivasi siswa. ❖ Dilengkapi sarana terdiri dari
perabot, peralatan konseling dan perlengkapan lain
6.3.9. 4.86 minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsi kondisinya.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki ruang organisasi kesiswaan ❖ Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m2 untuk
sesuai standar SMP dan SMA, untuk SMK minimum adalah 12 m2. ❖
Dilengkapi sarana terdiri: Meja 1 buah yang kuat, stabil,
dan mudah dipindahkan. Kursi 4 buah yang kuat, stabil,
dan mudah dipindahkan. Papan tulis 1 buah. Lemari 1
6.3.10. 5.21 buah yang dapat dikunci. Kotak kontak 1 buah untuk
mendukung operasioanal peralatan yang memerlukan daya
listrik. Jam dinding Tempat sampah
Menyediakan kantin yang layak ❖ Menempati area tersendiri. ❖ Luas total minimum 12
m2. ❖ Memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan,
keamanan. ❖ Memiliki sanitasi yang baik. ❖
Menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan
bergizi untuk warga sekolah.
6.3.11. 1.94
Menyediakan tempat parkir yang ❖ Menempati area tersendiri. ❖ Mengikuti standar yang
memadai ditetapkan dengan peraturan daerah atau peraturan
nasional. ❖ Memiliki sistem pengamanan. ❖ Dilengkapi
dengan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan keperluan.
❖ Dijaga oleh petugas khusus parkir.
6.3.12. 4.37
Program pengelolaan
7.2. 6.68
dilaksanakan sesuai ketentuan
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki pedoman pengelolaan ❖ Perumusan mempertimbangkan visi, misi dan tujuan
sekolah lengkap sekolah; ❖ Sekolah memiliki pedoman yang mengatur
aspek pengelolaan meliputi: KTSP. Kalender
pendidikan/akademik. Struktur organisasi sekolah.
Pembagian tugas di antara guru. Pembagian tugas di
antara tenaga kependidikan. Peraturan akademik. Tata
tertib sekolah. Kode etik sekolah. Biaya operasional
7.2.1. 6.95 sekolah. ❖ Ditinjau dan dirumuskan kembali secara
berkala sesuai dengan perkembangan masyarakat. ❖
Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan
pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan
dievaluasi dalam skala tahunan, sementara lainnya
dievaluasi sesuai kebutuhan
Mengelola sumber daya dengan baik ❖ Mengambil keputusan berbasis data. ❖ Menjamin
manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,
7.3.4. 6.99 sehat, efisien, dan efektif;
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Berjiwa kewirausahaan ❖ Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu; ❖
Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai; ❖
Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan
kelemahan sekolah; ❖ Membuat rencana kerja strategis
dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan
mutu; ❖ Meningkatkan kreasi dan inovasi dalam
mengembangkan kurikulum. ❖ Memfasilitasi
7.3.5. 0 pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan
didukung oleh komunitas sekolah; ❖ Menjaga dan
meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian
penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran
peraturan dan kode etik;
Sekolah mengelola sistem Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai
7.4. informasi manajemen 7 berada pada rentang kategori
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki sistem informasi ❖ Mengelola sistem informasi manajemen yang memadai
manajemen sesuai ketentuan untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif,
efisien dan akuntabel; ❖ Menyediakan fasilitas informasi
yang efisien, efektif dan mudah diakses; ❖ Menugaskan
seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani
permintaan informasi maupun pemberian informasi atau
pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan
sekolah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya
direkam dan didokumentasikan; ❖ Melaporkan data
informasi sekolah yang telah terdokumentasikan kepada
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
7.4.1. 7 berada pada rentang kategori
Beban operasional sekolah sesuai Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai
8.2. ketentuan 7 berada pada rentang kategori
Memiliki biaya operasional non ❖ Memiliki standar biaya yang diperlukan untuk
personil sesuai ketentuan membiayai kegiatan operasional nonpersonalia selama 1
(satu) tahun. ❖ Terdapat standar biaya operasi
nonpersonalia per sekolah/program keahlian, per
rombongan belajar, dan per siswa, serta besaran presentase
minimum biaya alat tulis sekolah (ATS) dan bahan dan alat
habis pakai (BAHP), ❖ Pengambilan keputusan dalam
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai penetapan besarnya dana yang digali dari masyarakat
8.2.1. sebagai biaya operasional dilakukan dengan melibatkan
7 berada pada rentang kategori
berbagai pihak terkait (kepala sekolah melibatkan komite
sekolah, perwakilan guru, perwakilan tenaga kependidikan,
perwakilan siswa dan penyelenggara pendidikan/yayasan
untuk swasta).
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Sekolah melakukan pengelolaan
8.3. dana dengan baik
4.66
Mengatur alokasi dana yang berasal Capaian pada indikator Buruk dengan nilai 0 ❖ Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional ❖ Belum memiliki pedoman
dari APBD/APBN/Yayasan/sumber berada pada rentang 0 <N≤ 2.49 Artinya sekolah mengatur: sumber pemasukan, pengeluaran dan pengelolaan biaya investasi dan
lainnya menuju SNP 1 jumlah dana yang dikelola; penyusunan dan pencairan operasional.
anggaran, serta penggalangan dana di luar dana investasi
dan operasional; kewenangan dan tanggungjawab
kepala sekolah dalam membelanjakan anggaran
pendidikan sesuai dengan peruntukannya; pembukuan
semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah, serta
institusi di atasnya. ❖ Sumbangan pendidikan atau dana
dari masyarakat dapat berupa: biaya yang dikeluarkan
oleh calon siswa untuk dapat diterima sebagai siswa
dengan berbagai istilah antara lain: uang pangkal, uang
gedung, pembiayaan investasi sekolah, sumbangan dari
masyarakat (dunia usaha, komunitas agama, donatur) yang
berupa infaq, sumbangan, bantuan/beasiswa; dan
bantuan pemerintah/pemerintah daerah misalnya Bantuan
Operasional Sekolah, maupun lembaga lain. ❖ Memiliki
8.3.1.
pedoman pengelolaan keuangan terkait sumbangan
pendidikan atau dana dari masyarakat. ❖ Pengambilan
keputusan dalam penetapan besarnya dana yang digali dari
masyarakat sebagai biaya operasional dilakukan dengan
melibatkan berbagai pihak terkait (kepala sekolah
melibatkan komite sekolah, perwakilan guru, perwakilan
tenaga kependidikan, perwakilan siswa dan penyelenggara
pendidikan/yayasan untuk swasta). ❖ Pengelolaan dana
dari masyarakat sebagai biaya personal dilakukan secara
transparan, dan akuntabel yang ditunjukkan dalam RKAS.
❖ Disusun sesuai dengan kaidah pelaporan keuangan. ❖
Dilaporkan secara periodik kepada komite atau yayasan
atau diaudit secara internal dan eksternal.
Analisis Lingkungan
No SNP/ Indikator / Sub Indikator Kondisi Saat Ini
Kekuatan Kelemahan
Memiliki laporan pengelolaan dana ❖ Memiliki pembukuan biaya operasional berupa buku
kas umum yang berisikan seluruh transaksi dengan
didukung catatan dari buku pembantu, antara lain: Buku
pembantu kas yang mencatat tiap transaksi tunai dan
ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah.
Buku pembantu bank yang mencatat tiap transaksi melalui
Capaian pada indikator Baik Sekali dengan nilai bank (baik cek, giro maupun tunai) dan ditandatangani
8.3.2 7 berada pada rentang kategori oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Buku pembantu
pajak yang mencatat semua transaksi yang harus dipungut
pajak serta memonitor pungutan dan penyetoran pajak
yang dipungut selaku wajib pungut pajak.
❖ Kebiasaan 3S siswa belum optimal ❖ Kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan Satuan pendidikan
belum bisa dijadikan teladan oleh siswa. direkomendasikan untuk
mengembangkan perilaku yang
mencerminkan sikap santun,
melalui contoh dari guru dalam
keseharian dan melaksanakan
melalui optimalisasi program 3S
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Guru tidak optimal melaksanakan pembelajaran ❖ Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru Melaksanakan PKB untuk guru,
mata pelajaran yang diampu. . ❖ Alokasi waktu tidak selaras dengan mata pelajaran yang diampu. melaksanakan pelatihan
dan beban belajar memberatkan pada sisi siswa. ❖ ❖ Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai metodologi pembelajaran,
metode /strategi pembelajaran monoton standar dan tidak tersertifikasi sebagai pendidik. melengkapi sarana pembelajaran
❖ Alokasi waktu dan beban belajar memberatkan
pada sisi siswa. ❖ Gaya dan metode pembelajaran
yang diterapkan tidak mengarah pada bakat, minta
dan kemampuan belajar siswa. ❖ Ketersediaan
dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan
lainnya.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
Pembelajaran praktik/ kejuruan belum optimal ❖ Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru Meningkatkan kualitas
tidak selaras dengan mata pelajaran yang diampu. pembelajaran kejuruan / praktikum
❖ Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai melalui berbagai metode yang
standar dan tidak tersertifikasi sebagai pendidik. relefan, peningkatan kompetensi
❖ Kompetensi keterampilan ini belum guru, melengkapi sarana
diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan praktikum
pembelajaran di sekolah. ❖ Guru merasa
terbebani dalam memberikan penilaian
keterampilan karena instrumen dan prosedur yang
rumit dan kurang dipahami. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait fasilitasi pengembangan
keterampilan siswa belum terfokus dan
terencanakan dengan optimal. ❖ Ketersediaan dan
kondisi sarana prasarana belum memadai, dan
lainnya.
Pembelajaran praktik/ kejuruan belum optimal ❖ Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru Meningkatkan kualitas
tidak selaras dengan mata pelajaran yang diampu. pembelajaran kejuruan / praktikum
❖ Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai melalui berbagai metode yang
standar dan tidak tersertifikasi sebagai pendidik. relefan, peningkatan kompetensi
❖ Kompetensi keterampilan ini belum guru, melengkapi sarana
diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan praktikum
pembelajaran di sekolah. ❖ Guru merasa
terbebani dalam memberikan penilaian
keterampilan karena instrumen dan prosedur yang
rumit dan kurang dipahami. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait fasilitasi pengembangan
keterampilan siswa belum terfokus dan
terencanakan dengan optimal. ❖ Ketersediaan dan
kondisi sarana prasarana belum memadai, dan
lainnya.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru Memiliki keterampilan berpikir
tidak selaras dengan mata pelajaran yang diampu. dan bertindak kritis
❖ Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai
standar dan tidak tersertifikasi sebagai pendidik.
❖ Kompetensi keterampilan ini belum
diintegrasikan dengan baik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. ❖ Guru merasa
terbebani dalam memberikan penilaian
keterampilan karena instrumen dan prosedur yang
rumit dan kurang dipahami. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait fasilitasi pengembangan
keterampilan siswa belum terfokus dan
terencanakan dengan optimal. ❖ Ketersediaan dan
kondisi sarana prasarana belum memadai, dan
lainnya.
❖ Proses pembelajaran baik intrakurikuler ❖ Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat ❖ Melaksanakan IHT/Workshop
maupun ektrakurikuler tidak mengarah pada pembelajaran kurang. ❖ Pemahaman guru terkait penyusunan rencana pembelajaran
pencapaian kompetensi pengetahuan. ❖ kompetensi pengetahuan belum menyeluruh. ❖ dan penilaian (buku 1 Guru) yang
Pencapaian kompetensi pengetahuan siswa tidak Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada memuat karakteristik
diukur dengan tepat. ❖ Siswa tidak memiliki pencapaian kompetensi pengetahuan. kompetensipengetahuan
kompetensi pengetahuan yang ditetapkan. ❖ Menyusun program
kegiatan ektra kurikuler dan
intrakurikuler yang berbasis
peningkatan kompetensi
pengetahuan peserta didik
❖
Melaksanakan kegiatan
Pelaksanaan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
untuk guru
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Proses pembelajaran baik intrakurikuler ❖ Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat ❖ Melaksanakan IHT/Workshop
maupun ektrakurikuler tidak mengarah pada pembelajaran kurang. ❖ Pemahaman guru terkait penyusunan rencana pembelajaran
pencapaian kompetensi keterampilan. ❖ kompetensi keterampilan belum menyeluruh. ❖ dan penilaian (buku 1 Guru) yang
Pencapaian kompetensi keterampilan siswa tidak Visi, misi dan tujuan sekolah tidak fokus pada memuat karakteristik kompetensi
diukur dengan tepat. ❖ Siswa tidak memiliki pencapaian kompetensi keterampilan keterampilan ❖
kompetensi keterampilan yang ditetapkan Menyusun program kegiatan ektra
kurikuler dan intrakurikuler yang
berbasis peningkatan kompetensi
keterampilan peserta didik
❖
Melaksanakan kegiatan
Pelaksanaan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
untuk guru
❖ Perilaku siswa di bawah tahap perkembangan ❖ Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat ❖ Melaksanakan kegiata
yang sesuai. ❖ Siswa tidak bisa mengembangkan pembelajaran kurang. ❖ Sekolah belum peminatan sesuai prosedur
bakat dan minat sesuai keingintahuannya. ❖ memperhatikan perkembangan psikologis anak, ❖ Mengidentifikasi
Ketrampilan siswa tidak berkembang. lingkup dan kedalaman, kesinambungan, fungsi karakteristik peserta didik pada
sekolah dan lingkungan siswa saat awal masuk sekolah
❖ Menyelenggarakan
kegiatan ekstrakurikuler sesuai
minat dan bakat peserta didik
❖ Materi pembelajaran sulit dicerna oleh siswa. ❖ ❖ Kompetensi guru dalam penyusunan perangkat ❖ Mengembangkan perangkat
Lingkup pembelajaran yang diterima siswa tidak pembelajaran kurang. ❖ Sekolah belum pembelajaran untuk semua mata
berkembang antar jenjang pendidikan. memperhatikan perkembangan psikologis anak, pelajaran dengan tingkat
lingkup dan kedalaman, kesinambungan, fungsi kompetensi dan ruang lingkup
sekolah dan lingkungan siswa materi pembelajaran sesuai dengan
bidang keahlian
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Warga sekolah dan pemangku kepentingan tidak ❖ Komitmen sekolah rendah dalam melibatkan ❖ Membentuk tim pengembang
mengetahui KTSP yang dilaksanakan sekolah. ❖ pemangku kepentingan dalam pengembangan kurikulum yang melaksanakan
KTSP yang dikembangkan tidak sesuai dengan kurikulum sekolah. ❖ Unsur dalam tim kegiatan penyusunan Buku 1,2,3
pedoman pengembangan yang ditetapkan pengembang kurikulum tidak mengetahui dan Kurikulum sesuai prosedur dengan
memahami pedoman pengembangan kurikulum melibatkan pemangku kepentingan
sekolah sehingga tidak mau terlibat mendalam. ❖ dalam pengembangan kurikulum
Sistem informasi manajemen yang dimiliki
sekolah belum memberikan akses kepada
pemangku kepentingan.
❖ Kompetensi inti dan kompetensi dasar dari ❖ Hari efektif pembelajaran tidak memenuhi Melaksanakan analisis struktur
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan alokasi waktu yang ditentukan. kurikulum penbelajaran sesuai
yang diharapkan pada siswa tidak dapat tercapai peraturan berlaku dengan
dengan optimal. mengimplementasikan program
yang dikembangkan seperti
Teaching factory, Penilaian
kejuruan berbasis kompetensi
( RPL, uji kompetensi, sertifikasi
kompetensi)
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Beban tugas siswa menumpuk. ❖ Pendalaman ❖ Kompetensi pedagogik pendidik belum Mengatur beban belajar
materi dilakukan monoton searah. optimal. ❖ Pendidik tidak menyusun sendiri bedasarkan bentuk pendalaman
rencana pembelajaran. ❖ Bentuk pendalaman materi penugasan terstruktur
materi yang diketahui pendidik terbatas. maksimal 60%
Menyediakan
kegiatan ekskul wajib dan pilihan
sesuai tingkatan siswa
Merencanakan
kegiatan PKL, magang dan
kegiatan pembelajaran di industri
❖ Mata pelajaran tersebut tidak mengandung ❖ Bukan merupakan mata pelajaran wajib Menganalisis mapel ekskul sesuai
aspek kurikulum. ❖ Tidak ada kompetensi lulusan sehingga kurang diprioritaskan kebutuhan peserta didik
yang dicapai siswa saat mendalami mata pelajaran Menyusun rencana
tersebut pembelajaran (struktur, silabus,
RPP) muatan lokal
❖ Minat dan bakat siswa tidak tersalurkan dengan ❖ Pendidik yang memiliki kompetensi sesuai ❖ Menyediakan layanan
baik. bidang pembinaan siswa terbatas. ❖ Dana sekolah ekstrakurikuler wajb yaitu
untuk menyediakan tenaga pembimbing ekstra Pendidikan Kepramukaan
kurikuler terbatas ❖ Menyediakan layanan
ekstrakurikuler pilihan
❖ Menyediakan bimbingan
karier
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Kegiatan pembelajaran siswa tidak terarah ❖ Sekolah tidak mengembangkan silabus. ❖ Mengkaji Silabus untuk setiap
untuk mencapai kompetensi dasar ❖ Ketergantungan kepada sumber lain dalam mata pelajaran, berisi komponen
Pengembangan RPP tidak memiliki acuan. pengembangan silabus. sebagai berikut: 1) Identitas mata
pelajaran. 2) Identitas satuan
pendidikan, program keahlian,
kelas, dan semester. 3)
Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar. 4) Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK). 5) Materi
Pembelajaran. 6) Kegiatan
Pembelajaran. 7) Penilaian. 8)
Alokasi waktu. 9) Sumber belajar.
❖ Kegiatan pembelajaran siswa tidak terarah ❖ Sekolah tidak mengembangkan silabus. Menyelenggarakan kegiatan
untuk mencapai kompetensi dasar ❖ Siswa tidak evaluasi silabus oleh kepala
dapat mencapai kompetensi dasar yang sesuai sekolah dan pengawas
dengan karakteristiknya.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pembelajaran yang interaktif, inspiratif, ❖ Pendidik belum menyusun RPP secara mandiri Memprogramkan kegiatan
menyenangkan, menantang, efisien, atau menjiplak dari pendidik lainnya. ❖ Pendidik penyusunan buku kerja guru
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, belum paham mekanisme penyusunan RPP ❖ dengan lengkap meliputi Buku
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, Pendidik tidak mendapat kesempatan aktualisasi 1.2.3. dan 4
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, diri dalam menyusun RPP. Menerapkan TIk,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis teaching factory dan perencanaan
siswa tidak dapat tercapai dengan optimal. pembelajaran yg sesuai dengan
perkembangan
Membuat jadwal
pertemuan MGMP setiap mapel
❖ Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan ❖ Pengawasan proses pembelajaran tidak berjalan Menyelenggarakan kegiatan
pendidik tidak terarah dan tidak sejalan dengan dengan optimal. ❖ Kompetensi supervisi kepala evaluasi RPP oleh kepala sekolah
silabus. ❖ Tindak lanjut pengembangan sekolah dan pengawas rendah. ❖ Kesibukan dan pengawas Setiap guru
keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan kepala sekolah dan pengawas. pada satuan pendidikan
kurang optimal berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Suasana belajar tidak kondusif atau tidak ❖ Besarnya jumlah BOS dan BOP yang diterima Melakukan pengaturan
terkontrol sekolah ditentukan oleh banyaknya siswa sehingga rombongan belajar dengan jumlah
banyak sekolah berlomba mencari siswa sebanyak siswa sesuai ketentuan
banyaknya. ❖ Ruang kelas yang tersedia di
sekolah kuantitasnya kurang dari rasio yang
ditentukan.
❖ Siswa tidak memahami tujuan pembelajaran ❖ RPP tidak disusun secara lengkap dan Mengelola kelas sebelum memulai
sistematis ❖ Tidak ada supervisi akademik oleh pembelajaran
kepala sekolah
❖ Siswa tidak mampu membuat pertanyaan dan ❖ Pemahaman pendidik dalam mendorong siswa Mendorong siswa mencari tahu
menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaan mencari tahu masih kurang. ❖ Pendidik belum
atau isu. ❖ Siswa tidak dapat mengolah data dan memahami model pembelajaran berbasis
informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat penyingkapan /penelitian.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Siswa tidak memahami pentingnya ❖ Perencanaan pembelajaran yang disusun belum Mengarahkan pada penggunaan
mengumpulkan data empiris. ❖ Siswa tidak memuat secara menyeluruh dalam mengarahkan pendekatan ilmiah
mampu memberikan penjelasan bedasarkan bukti dan memfasilitasi pembelajaran dengan
empiris dan konsisten secara logis. pendekatan ilmiah. ❖ Kesulitan dalam
menentukan strategi pembelajaran yang mampu
mengarahkan dan memfasilitasi pembelajaran.
❖ Waktu yang digunakan dalam pembelajaran ❖ Kesulitan untuk mengidentifikasi kompetensi Melakukan pembelajaran berbasis
menjadi tidak efektif. ❖ Ketepatan pedagogi dasar yang paling penting untuk dikuasai. ❖ kompetensi
rentan berkurang. ❖ Membatasi pencapaian Kemampuan penilaian belum optimal. ❖ Belum
prestasi siswa. ❖ Siswa sulit beradaptasi, memiliki menemukan strategi yang tepat untuk mengatasi
motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja siswa yang terkendala dalam menguasai
yang tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan pembelajaran.
berpikir logis dalam menyelesaikan masalah
❖ Siswa tidak memahami keterkaitan disiplin ilmu ❖ Pengembangan konten pembelajaran yang Memberikan pembelajaran terpadu
yang sedang dipelajari. ❖ Kegiatan pembelajaan mengintegrasikan antar disiplin ilmu merupakan
kurang kaya. hal yang rumit bagi pendidik.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Siswa tidak memiliki kemampuan untuk ❖ Terkendala dalam pemilihan permasalahan Melaksanakan pembelajaran
menyelesaikan masalah. ❖ Siswa tidak dapat yang dapat dijadikan sebagai studi kasus dalam dengan jawaban yang
memberikan kesimpulan atau solusi secara pembelajaran kebenarannya multi dimensi;
langsung.
❖ Siswa tidak mendapatkan gambaran ❖ Kreatifitas pendidik dalam mengembangkan Melaksanakan pembelajaran
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang kreatifitas siswa kurang. menuju pada keterampilan
dimiliki dalam menyelesaikan permasalahan dunia aplikatif
nyata. ❖ Sekolah tidak dapat mengetahui
keberhasilan proses pembelajaran terhadap
kompetensi lulusannya dalam memanfaatkan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan siswa
untuk memecahkan persoalan yang ada
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Siswa kesulitan untuk mengarahkan, mengelola ❖ Pembinaan karakter siswa belum terintegrasi Mengutamakan pemberdayaan
dan mengendalikan proses pembelajaran mereka dengan baik dalam pembelajaran intrakurikuler. ❖ siswa sebagai pembelajar
sendiri. ❖ Sikap pembelajar sepanjang hayat tidak Guru kurang memperhatikan bahwa dirinya sepanjang hayat
tercapai. merupakan teladan bagi siswa.
❖ Siswa kurang percaya diri dalam berpendapat ❖ Membutuhkan waktu yang lama. ❖ Menerapkan prinsip bahwa siapa
atau berbagi pengetahuan dan pengalaman yang Membutuhkan kemampuan fasilitasi tingkat saja adalah guru, siapa saja adalah
mereka miliki. ❖ Kemampuan siswa untuk lanjut. ❖ Membutuhkan pengendalian yang siswa, dan di mana saja adalah
berinteraksi dengan masyarakat untuk belajar efektif untuk mengelola kelas. kelas.
rendah. ❖ Sikap saling menghargai dan toleransi
kurang tercapai dengan baik.
❖ Rendahnya kepercayaan diri siswa. ❖ Siswa ❖ Jumlah siswa dalam kelas banyak sehingga Mengakui atas perbedaan
mengalami kendala dalam menangkap konten menyulitkan guru untuk memperhatikan individual dan latar belakang
pembelajaran. ❖ Siswa menjadi kurang perbedaan setiap individu siswa. ❖ Membutuhkan budaya siswa.
bersemangat dalam belajar. strategi yang efektif.
❖ Siswa terkendala dalam pencapaian kompetensi ❖ Sarana dan prasarana yang belum memadai. ❖ Menerapkan metode pembelajaran
sikap, pengetahuan dan keterampilan. ❖ Belum mampu memilih metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa
Kompetensi guru tidak berkembang. yang sesuai.
❖ Siswa terkendala dalam pencapaian kompetensi ❖ Sarana dan prasarana yang belum memadai. Memanfaatkan media
sikap, pengetahuan dan keterampilan. ❖ Belum mampu memilih metode pembelajaran pembelajaran dalam meningkatkan
Kompetensi guru tidak berkembang. yang sesuai efisiensi dan efektivitas
pembelajaran
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pengetahuan siswa terbatas. ❖ Siswa hanya ❖ Pendidik belum memanfaatkan sumberdaya Menggunakan aneka sumber
mendapat pengetahuan dari satu sudut pandang. yang ada. ❖ Pendidik belum menemukan metode belajar
pemanfaatan sumber belajar yang tepat
❖ Siswa kurang menghargai proses belajar yang ❖ Tidak ada supervisi akademik oleh kepala Mengelola kelas saat menutup
mereka lalui. ❖ Kurang menyadari kekuatan dan sekolah. ❖ Waktu yang dialokasikan terpakai pembelajaran
kelemahan diri sendiri. dalam kegiatan inti.
❖ Guru kesulitan dalam memperbaiki proses ❖ Belum memahami prosedur penilaian otentik Melakukan penilaian otentik
pembelajaran. ❖ Siswa tidak memiliki dorongan dengan baik. ❖ Instrumen yang digunakan secara komprehensif
untuk mencapai aspek pengetahuan dan banyak.
keterampilan.
❖ Proses pembelajaran tidak sesuai dengan ❖ Guru yang dapat melakukan penilaian otentik Memanfaatkan hasil penilaian
standar yang ditetapkan. ❖ Kompetensi lulusan secara komprehensif terbatas. otentik
yang diharapkan tidak tercapai dengan optimal.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Proses pembelajaran tidak sesuai dengan Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu: Melakukan pemantauan proses
standar yang ditetapkan. ❖ Kompetensi lulusan pembelajaran
yang diharapkan tidak tercapai dengan optimal.
❖ Proses pembelajaran tidak sesuai dengan ❖ Komitmen kepala sekolah dalam menjalankan Melakukan supervisi proses
standar yang ditetapkan. ❖ Kompetensi lulusan tugas supervisi belum terlaksana dengan baik. ❖ pembelajaran kepada guru
yang diharapkan tidak tercapai dengan optimal. Kunjungan dan pembinaan dari pengawas sekolah
tidak berkala dan berkelanjutan.
❖ Proses pembelajaran tidak sesuai dengan Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu: Mengevaluasi proses pembelajaran
standar yang ditetapkan. ❖ Kompetensi lulusan
yang diharapkan tidak tercapai dengan optimal.
❖ Kompetensi professional dan pedagogi guru ❖ Terbatasnya laporan hasil pengawasan proses Menindaklanjuti hasil pengawasan
kurang berkembang. ❖ Proses pembelajaran tidak pembelajaran ❖ Kunjungan dan pembinaan dari proses pembelajaran
sesuai dengan standar yang ditetapkan. ❖ pengawas sekolah tidak berkala dan berkelanjutan.
Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak tercapai
dengan optimal.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Penilaian hasil belajar tidak dapat digunakan ❖ Perangkat penilaian terutama untuk penilaian Mencakup ranah sikap,
untuk mengukur dan mengetahui pencapaian sikap memiliki indikator penilaian yang tidak pengetahuan dan keterampilan
kompetensi siswa lengkap
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak ❖ Kemampuan pendidik untuk mendeskripsikan Memiliki bentuk pelaporan sesuai
dapat diketahui dengan tepat. ❖ Pendidik tidak capaian siswa dalam bentuk kalimat yang dengan ranah
dapat memperbaiki proses pembelajaran. ❖ mendidik masih terbatas. ❖
Prosedur penilaian yang dilakukan belum sesuai Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian
dengan peraturan yang ditentukan. masih belum maksimal ❖ Sering terjadinya
perubahan peraturan yang berkaitan dengan
penilaian
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian Menggunakan jenis teknik
dapat diketahui dengan tepat. ❖ Ketidakadilan masih belum maksimal. ❖ Sering terjadinya penilaian yang obyektif dan
bagi siswa yang berkebutuhan khusus dan perubahan peraturan yang berkaitan dengan akuntabel
memiliki perbedaan latar belakang. ❖ Pendidik penilaian. ❖ Sekolah belum mampu
tidak dapat memperbaiki proses pembelajaran. ❖ mengembangkan perangkat penilaian.
Prosedur penilaian yang dilakukan belum sesuai
dengan peraturan yang ditentukan.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian Memiliki perangkat teknik
dapat diketahui dengan tepat. masih belum maksimal. ❖ Sering terjadinya penilaian lengkap
❖ Ketidakadilan bagi siswa yang berkebutuhan perubahan peraturan yang berkaitan dengan
khusus dan memiliki perbedaan latar belakang. ❖ penilaian. ❖ Sekolah belum mampu
Pendidik tidak dapat memperbaiki proses mengembangkan perangkat penilaian secara
pembelajaran. ❖ Prosedur penilaian yang mandiri.
dilakukan belum sesuai dengan peraturan yang
ditentukan.
❖ Upaya peningkatan mutu pendidikan kurang ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian Melaksanakan kegiatan tindak
optimal. ❖ Pencapaian kompetensi lulusan lambat. masih belum maksimal. ❖ Sering terjadinya lanjut dari pelaksanaan penilaian
❖ Kurang mendapatkan informasi perbaikan perubahan peraturan yang berkaitan dengan hasil belajar siswa
rencana penilaian yang lebih adil dan bertanggung penilaian. ❖ Kurangnya pembinaan dari
jawab. pengawas dan penyelenggara pendidikan.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Upaya peningkatan mutu pendidikan kurang ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian Melaksanakan kegiatan pelaporan
optimal. ❖ Pencapaian kompetensi lulusan lambat. masih belum maksimal. ❖ Sering terjadinya hasil belajar setiap akhir semester
❖ Siswa dan orangtua tidak mendapatkan perubahan peraturan yang berkaitan dengan sesuai pedoman penilaian SMK
masukan untuk perbaikan kemampuan belajar penilaian. ❖ Kurangnya pembinaan dari yang berlaku
siswa. pengawas dan penyelenggara pendidikan.
❖ Instrumen tidak dapat digunakan sebagai ❖ Pendidik pada umumnya belum mampu Menyusun prosedur dan
pengendalian standar mutu penilaian ❖ Tingkat menyusun instrumen penilaian dengan benar. ❖ menyiapkan format penilaian hasil
pencapaian kompetensi siswa tidak dapat terukur Jumlah siswa melebihi kemampuan pendidik belajar serta mengsosialisasikan
dalam melakukan penilaian. prosedur penilaian hasil belajar
peserta didik kepada guru
❖ Instrumen tidak dapat digunakan sebagai ❖ Pendidik pada umumnya belum mampu Menyusun prosedur dan
pengendalian standar mutu penilaian. ❖ Tingkat menyusun instrumen penilaian dengan benar. ❖ menyiapkan format penilaian hasil
pencapaian kompetensi siswa tidak dapat Jumlah siswa melebihi kemampuan pendidik belajar serta mengsosialisasikan
diketahui. dalam melakukan penilaian. prosedur penilaian hasil belajar
peserta didik kepada guru
❖ Instrumen tidak dapat digunakan sebagai ❖ Pendidik pada umumnya tidak menyusun Menyusun prosedur dan
pengendalian standar mutu penilaian ❖ Tingkat Instrumen penilaian dengan benar. ❖ Jumlah menyiapkan format penilaian hasil
pencapaian kompetensi siswa tidak dapat diukur siswa melebihi kemampuan pendidik melakukan belajar serta mengsosialisasikan
penilaian prosedur penilaian hasil belajar
peserta didik kepada guru
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian Melaksanakan ulangan harian,
dapat diketahui ❖ Pendidik tidak dapat masih belum maksimal ❖ Sering terjadinya PTS, PAS, PAT, US, UN serta uji
memperbaiki proses pembelajaran ❖ Prosedur perubahan peraturan yang berkaitan dengan unit kompetensi dan uji
penilaian dilakukan belum sesuai dengan peraturan penilaian kompetensi sesuai perencanaan,
yang ditetapkan. petunjuk dan prosedur yang
ditetapkan/ belaku
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses penilaian Melaksanakan pemantauan,
dapat diketahui ❖ Pendidik tidak dapat masih belum maksimal ❖ Sering terjadinya monitoring, evaluasi, supervisi
memperbaiki proses pembelajaran ❖ Prosedur perubahan peraturan yang berkaitan dengan proses penilaian hasil penilaian
penilaian dilakukan belum sesuai dengan peraturan penilaian peserta didik meliputi penilaian
yang ditetapkan. sikap, pengetahuan dan
keterampilan serta perkembangan
prestasi, potensi dan minat bakat
peserta didik
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak ❖ Sering terjadinya perubahan peraturan yang Menyusun pedoman dan kriteria
dapat diketahui dengan tepat. ❖ Ketidakadilan berkaitan dengan penilaian. kelulusan siswa
bagi siswa yang berkebutuhan khusus dan
memiliki perbedaan latar belakang.
❖ Kedalaman substansi materi pembelajaran ❖ Masih ada guru kurang termotivasi untuk Berkualifikasi minimal S1/D4
kurang maksimal. meningkatkan kualifikasi akademik. ❖ Komitmen
dari penyelenggara pendidikan dalam merekrut
guru dengan kualifikasi minimum. ❖ Biaya untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang S1/D4
terbatas. ❖ Lokasi perguruan tinggi yang jauh
dari tempat tinggal.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Tidak dapat menjamin kualitas layanan ❖ Kurangnya komitmen penyelenggara Sekolah menambah jumlah guru
Pendidikan. ❖ Tidak dapat meningkatkan mutu pendidikan dalam mewujudkan rasio guru untuk meningkatkan Rasio guru
pendidikan ❖ Pendidik terkendala dalam terhadap rombongan belajar ❖ Penyelenggara mapel terhadap rombongan belajar
mendapat tunjangan sertifikasi pendidikan masih memperhitungkan kepentingan seimbang
bisnis.
❖ Guru yang tidak sesuai dengan latar belakang ❖ Komitmen penyelenggara pendidikan terhadap Tersedia untuk tiap mata pelajaran
pendidikan/jurusan akan sulit memahami materi ketersediaan guru untuk tiap mata pelajaran ❖
pembelajaran. ❖ Layanan siswa belum terfasilitasi Penyelenggara pendidikan masih
dengan baik ❖ Kegiatan belajar mengajar menjadi memperhitungkan kepentingan bisnis.
kurang tepat sasaran
❖ Mengurangi nilai profesionalisme guru. ❖ ❖ Adanya kuota terhadap jumlah guru yang Bersertifikat pendidik
Pendidikan yang bermutu tidak dapat terselenggara disertifikasi. ❖ Biaya PLPG yang cukup besar. ❖
tanpa adanya guru profesional. ❖ Rancangan isi Kurangnya tenaga untuk menyelenggarakan diklat
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran guru. ❖ Kurangnya sosialisasi kepada guru
dan penilaian pembelajaran kurang maksimal
❖ Guru belum mampu menyelenggarakan proses ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi Berkompetensi pedagogik
pembelajaran dengan sebaikbaiknya sesuai peran pedagogik ❖ Paradigma guru dalam minimal baik
guru sebagai agen pembelajaran ❖ Menyebabkan pengembangan belum berkembang ❖ Proses
pengelolaan pembelajaran menjadi kurang efektif. pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah
❖ Kurang menguasai menguasai karakteristik dan pengawas tidak ditindaklanjuti oleh
siswa dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, penyelenggara Pendidikan
emosional, dan intelektual
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa. ❖ ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi Berkompetensi kepribadian
Kesulitan dalam mengelola kelas dengan baik. kepribadian. ❖ Paradigma guru dalam minimal baik
mengembangan kompetensi kepribadian masih
belum terbentuk. ❖ Kurangnya komitmen
lembaga penjamin mutu untuk melakukan
penyegaran kepada para guru. ❖ Proses
pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah
dan pengawas tidak ditindaklanjuti oleh
penyelenggara Pendidikan.
❖ Belum terbentuknya penguasaan materi ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi Berkompetensi profesional
pembelajaran secara luas dan mendalam oleh profesional. ❖ Paradigma guru terhadap minimal baik
pendidik dalam membimbing siswa belajar. kompetensi profesional belum terbentuk ❖ Proses
pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah
dan pengawas tidak ditindaklanjuti oleh
penyelenggara Pendidikan.
❖ Guru belum mampu berkomunikasi secara ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi Berkompetensi sosial minimal
efektif dan santun dengan sesama guru, tenaga kepribadian ❖ Paradigma guru terhadap baik
kependidikan, siswa, dan orangtua siswa. ❖ kompetensi sosial belum terbentuk ❖ Proses
Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa. ❖ pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah
Pengelolaan kelas oleh guru yang bersangkutan dan pengawas tidak ditindaklanjuti oleh
terkendala. penyelenggara Pendidikan.
❖ Tata kelola sekolah yang dilakukan kurang ❖ Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah Berkualifikasi minimal S1/D4
terstruktur dan mendalam. dalam merekrut kepala sekolah
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Jiwa kepemimpinan belum optimal. ❖ Rentan ❖ Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah Berusia sesuai kriteria saat
bersinggungan dengan guru senior. dalam merekrut kepala sekolah ❖ Terbatasnya pengangkatan
jumlah guru yang disiapkan oleh penyelenggara
pendidikan untuk dijadikan calon kepala sekolah
❖ Kemampuan supervisi akademik belum ❖ Komitmen penyelenggara sekolah dalam Berpengalaman mengajar selama
memadai. ❖ Proses pembelajaran rentan merekrut kepala sekolah ❖ Terbatasnya jumlah yang ditetapkan
terlaksana kurang sesuai dengan standar yang guru yang disiapkan oleh penyelenggara
ditetapkan. pendidikan untuk dijadikan calon kepala sekolah
❖ Kemampuan tata kelola sekolah yang ❖ Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah Berpangkat minimal III/c atau
dilakukan kurang terstruktur dan mendalam. ❖ dalam merekrut kepala sekolah ❖ Kepala sekolah setara
Pengalaman akademik masih kurang. tidak memiliki cukup waktu untuk menguru
kepangkatan. ❖ Kualifikasi akademik Kepala
Sekolah belum terpenuhi. ❖ Birokrasi pengajuan
kenaikan pangkat tidak mudah dilakukan.
❖ Kemampuan supervisi akademik belum ❖ Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah Bersertifikat pendidik
memadai. ❖ Proses pembelajaran rentan dalam merekrut kepala sekolah
terlaksana kurang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. ❖ Kemampuan tata kelola sekolah
yang dilakukan kurang terstruktur dan mendalam
❖ Kemampuan supervisi akademik belum ❖ Komitmen perekrutan kepala sekolah Bersertifikat kepala sekolah
memadai. ❖ Proses pembelajaran rentan seringkali belum mengikuti aturan
terlaksana kurang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Efektifitas pengelolaan Pendidikan berkurang. ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi Berkompetensi kepribadian
❖ Tidak dapat dijadikan teladan bagi guru dan kepribadian ❖ Paradigma Kepala Sekolah minimal baik
siswa. terhadap kompetensi kepribadian belum terbentuk
❖ Kurangnya komitmen kepala sekolah
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pengelolaan pendidikan berjalan tidak efektif ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi Berkompetensi manajerial
manajerial ❖ Paradigma Kepala Sekolah terhadap minimal baik
kompetensi manajerial masih belum terbentuk ❖
Kurangnya komitmen kepala sekolah
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi Berkompetensi kewirausahaan
kewirausahaan ❖ Paradigma Kepala Sekolah minimal baik
terhadap kompetensi kewirausahaan belum
terbentuk ❖ Kurangnya komitmen kepala sekolah
❖ Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi Berkompetensi supervisi minimal
supervisi ❖ Paradigma Kepala Sekolah terhadap baik
kompetensi supervisi belum terbentuk ❖ Tugas
Kepala sekolah sangat banyak, sehingga supervisi
akademik maupun manajerial yang harusnya
dilakukan oleh kepala sekolah sering tidak
terlaksana, sehingga kerapkali diserahkan kepada
wakil kepala sekolah
❖ Terhambatnya hubungan komunikasi dengan ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi Berkompetensi sosial minimal
sesama warga sekolah dan masyarakat. ❖ sosial yang harus dimiliki kepala sekolah. baik
Kemitraan dan pelibatan masyarakat dalm
pengeleloaan sekolah terkendala.
❖ Kemampuan tata kelola dalam layanan ❖ Lembaga sertifikasi untuk tenaga kependidikan Memiliki Kepala Tenaga
administrasi kurang optimal. ❖ Layanan masih terbatas. Administrasi bersertifikat
pendukung penyelenggaraan pendidikan
terkendala. ❖ Pengorganisasian, pengembangan
dan pembinaan staf tidak terkelola dengan baik ❖
Iklim kerja kondusif yang kondusif kurang tercipta
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Layanan administrasi kepegawaian, keuangan, ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan
sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan sumber daya manusia kurang memperhatikan Administrasi
masyarakat, persuratan dan pengarsipan, tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
kesiswaan, kurikulum dan layanan khusus sekolah terbatas untuk menyediakan tenaga
dilakukan oleh kepala sekolah/guru yang ditugasi. pelaksana administrasi.
❖ Beban pendidik melebihi kapasitas sehingga
kurang fokus dalam menjalankan tugas utamanya.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Layanan pendukung penyelenggaraan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Memiliki Tenaga Pelaksana
pendidikan terkendala. ❖ Beban kepala sekolah sumber daya manusia kurang memperhatikan Urusan Administrasi
dan pendidik ditambah dengan urusan administrasi. tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki berpendidikan sesuai ketentuan
❖ Urusan administrasi kepegawaian, keuangan, sekolah terbatas untuk menyediakan tenaga
sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan pelaksana administrasi.
masyarakat, persuratan dan pengarsipan,
kesiswaan, kurikulum dan layanan khusus kurang
sesuai harapan.
❖ Tenaga kependidikan tidak bisa dijadikan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi kepribadian
teladan bagi siswa. ❖ Munculnya pengaduan dari sumber daya manusia kurang memperhatikan minimal baik
pengguna layanan urusan administrasi tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Dukungan administrasi sekolah tidak dapat ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi sosial minimal
dilakukan. sumber daya manusia kurang memperhatikan baik
tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi
❖ Urusan administrasi sekolah kurang berjalan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi teknis minimal
oprimal. ❖ Kepala sekolah dan pendidik terbebani sumber daya manusia kurang memperhatikan baik
dengan urusan administrasi. ❖ Layanan kesiswaan tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
tersendat. ❖ Kondisi sarana dan prasana tidak masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
terpelihara dengan baik. kompetensi. ❖ Tidak tersedia ruang tata usaha
❖ Proses pengawasan pengelolaan pendidikan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi manajerial
kurang berjalan optimal karena minimnya laporan sumber daya manusia kurang memperhatikan minimal baik
sekolah. ❖ Sistem informasi manajemen kurang tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
menyediakan data dan informasi sekolah yang masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
relevan. kompetensi
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
Ketersediaan dan kompetensi
laboran sesuai ketentuan
❖ Kegiatan dan pengembangan laboratorium ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Tersedia Kepala Tenaga
sekolah kurang terencana. ❖ Pengelolaan kegiatan sumber daya manusia kurang memperhatikan Laboratorium
laboratorium sekolah tidak berkala dan tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
berkelanjutan. ❖ Tugas teknisi dan laboran sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
laboratorium sekolah kurang terkoordinir. ❖ laboratorium.
Pemantauan sarana dan prasarana laboratorium
sekolah kurang optimal. ❖ Kinerja teknisi dan
laboran serta kegiatan laboratorium sekolah luput
dari evaluasi. ❖ Tugas dan fungsi kepala tenaga
laboratorum dibebankan pada kepala sekolah/guru.
❖ Perencanaan kegiatan dan pengembangan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Memiliki Kepala Tenaga
laboratorium sekolah kurang strategis. ❖ sumber daya manusia kurang memperhatikan Laboratorium berkualifikasi sesuai
Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah kurang tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
optimal. ❖ Pembagian tugas teknisi dan laboran sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
laboratorium sekolah kurang proposional. ❖ laboratorium.
Pemantauan sarana dan prasarana laboratorium
sekolah kurang optimal. ❖ Evaluasi kinerja teknisi
dan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah
tidak menyeluruh
❖ Kegiatan laboratorium sekolah kurang sesuai ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Memiliki Kepala Tenaga
gagasan, teori dan prinsip. ❖ Peralatan, bahan dan sumber daya manusia kurang memperhatikan Laboratorium bersertifikat
ruang laboratorium sekolah kurang terawat. ❖ tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
Kegiatan praktikum kurang terlayani ❖ Kesehatan sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah laboratorium.
kurang terjaga.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Kegiatan laboratorium sekolah kurang sesuai ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Tersedia Kepala Tenaga
gagasan, teori dan prinsip. ❖ Peralatan, bahan dan sumber daya manusia kurang memperhatikan Laboratorium berpengalaman
ruang laboratorium sekolah kurang terawat. ❖ tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki sesuai
Kegiatan praktikum kurang terlayani sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
laboratorium.
❖ Pemanfaatan laboratorium sekolah belum ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Tersedia Tenaga Teknisi Laboran
terencanakan ❖ Penyimpanan bahan, peralatan, sumber daya manusia kurang memperhatikan
perkakas, dan suku cadang laboratorium sekolah tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
kurang teratur. sekolah terbatas untuk menyediakan tenaga teknisi
laboratorium.
❖ Kegiatan laboratorium sekolah belum disiapkan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Memiliki Tenaga Teknisi Laboran
❖ Peralatan dan bahan di laboratorium sekolah sumber daya manusia kurang memperhatikan berpendidikan sesuai ketentuan
kurang terawat ❖ Kesehatan dan keselamatan tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
kerja di laboratorium sekolah kurang terjaga sekolah terbatas untuk menyediakan tenaga teknisi
laboratorium.
❖ Bahan praktikum tidak diinventarisir ❖ ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Tersedia Tenaga Laboran
Kegiatan praktikum banyak yang tidak tercatat sumber daya manusia kurang memperhatikan
tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
sekolah terbatas untuk menyediakan tenaga teknisi
laboratorium.
❖ Ruang laboratorium sekolah kurang terawat ❖ ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Memiliki Tenaga Laboran
Bahan dan peralatan laboratorium sekolah tidak sumber daya manusia kurang memperhatikan berpendidikan sesuai ketentuan
dikelola dengan baik ❖ Kegiatan praktikum tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
kurang terlayani ❖ Kesehatan dan keselamatan sekolah terbatas untuk menyediakan tenaga teknisi
kerja di laboratorium sekolah kurang terjaga laboratorium.
❖ Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa. ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi kepribadian
sumber daya manusia kurang memperhatikan minimal baik
tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Iklim kerja dan kegiatan dalam laboratorium ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi sosial minimal
kurang kondusif. ❖ Praktikum kurang sumber daya manusia kurang memperhatikan baik
menyenangkan. tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi
❖ Laboratorium sekolah jarang dimanfaatkan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi manajerial
dalam pembelajaran. ❖ Ruang laboratorium sering sumber daya manusia kurang memperhatikan minimal baik
tidak berfungsi. tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi. ❖ Ruang laboratorium kurang
memadai.
❖ Laboratorium sekolah jarang dimanfaatkan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi profesional
dalam pembelajaran. ❖ Praktikum kurang sumber daya manusia kurang memperhatikan minimal baik
menyenangkan. ❖ Metode praktikum tidak dapat tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
digunakan dalam pencapaian kompetensi siswa. masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi. ❖ Ruang laboratorium kurang
memadai
❖ Koleksi perpustakaan sekolah kurang ❖ ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Memiliki Kepala Tenaga
Informasi kurang terkelola dengan baik ❖ sumber daya manusia kurang memperhatikan Pustakawan berkualifikasi sesuai
Layanan jasa dan sumber informasi kurang ❖ tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
kurang berkembang pustakawan.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Wawasan kependidikan yang dimiliki belum ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Memiliki Kepala Tenaga
memadai ❖ Belum keterampilan dalam sumber daya manusia kurang memperhatikan Pustakawan bersertifikat
memanfaatkan informasi ❖ Perpustakaan kurang tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
terpromosikan ❖ Bimbingan literasi informasi sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
kurang pustakawan.
❖ Wawasan kependidikan yang dimiliki belum ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Memiliki Kepala Tenaga
memadai ❖ Belum keterampilan dalam sumber daya manusia kurang memperhatikan Pustakawan berpengalaman sesuai
memanfaatkan informasi ❖ Perpustakaan kurang tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
terpromosikan ❖ Bimbingan literasi informasi sekolah terbatas untuk menyediakan kepala tenaga
kurang pustakawan.
❖ Kebijakan program perpustakaan tidak ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Tersedia Tenaga Pustakawan
terlaksana ❖ Koleksi perpustakaan kurang terawat sumber daya manusia kurang memperhatikan
❖ Anggaran dan keuangan perpustakaan tidak tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
terkelola dengan baik sekolah terbatas untuk menyediakan tenaga
pustakawan
❖ Koleksi perpustakaan sekolah kurang ❖ ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Memiliki Tenaga Pustakawan
Informasi kurang terkelola dengan baik ❖ sumber daya manusia kurang memperhatikan berpendidikan sesuai ketentuan
Layanan jasa dan sumber informasi kurang tenaga kependidikan. ❖ Dana yang dimiliki
sekolah terbatas untuk menyediakan tenaga
pustakawan.
❖ Ruang dan koleksi perpustakaan kurang terawat ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi manajerial
❖ Pemanfaatan perpustakaan kurang berkembang sumber daya manusia kurang memperhatikan minimal baik
tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi. ❖ Ruang perpustakaan kurang
memadai.
❖ Guru dan siswa kesulitan memilih materi ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi pengelolaan
pembelajaran yang disediakan oleh perpustakaan sumber daya manusia kurang memperhatikan informasi minimal baik
❖ Mengurangi minat baca siswa di perpustakaan tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
❖ Siswa kesulitan untuk meminjam buku ❖ masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
Warga sekolah kurang terampil dalam penggunaan kompetensi
teknologi informasi dan komunikasi
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Perpustakan kurang berperan sebagai sumber ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi kependidikan
belajar ❖ Siswa kesulitan untuk belajar mandiri ❖ sumber daya manusia kurang memperhatikan minimal baik
Penyediaan informasi dalam sistem informasi tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
manajemen sekolah terbatas. ❖ Sikap pembelajar masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
sepanjang hayat dan budaya literasi informasi kompetensi
kurang terbangun optimal di sekolah. ❖ Minat
baca warga sekolah rendah
❖ Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa. ❖ ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi kepribadian
Iklim perpustakaan kurang kondusif. sumber daya manusia kurang memperhatikan minimal baik
tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
❖ Perpustakaan jarang dikunjungi warga sekolah. ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi sosial minimal
sumber daya manusia kurang memperhatikan baik
tenaga kependidikan. ❖ Tenaga kependidikan
masih terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi
❖ Karya tulis tidak beratambah ❖ Sikap ❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Berkompetensi pengembangan
menghormati hak atas kekayaan intelektual dan sumber daya manusia kurang memperhatikan profesi minimal baik
privasi kurang terbangun disekolah ❖ Minat baca tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan masih
rendah. terbatas sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan
Kapasitas daya tampung sekolah
memadai
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pembiayaan untuk jumlah rombongan belajar ❖ Jarak tempuh dan lokasi sekolah tidak stategis Memiliki kapasitas rombongan
kecil kurang efisien ❖ Jumlah jam mengajar untuk akibat peraturan zonasi dalam perencanaan tata belajar yang sesuai dan memadai
guru kelas dan mata pelajaran tidak dapat dipenuhi ruang wilayah kurang optimal. ❖ Mutu sekolah di
saat jumlah rombongan belajar kecil. ❖ Proses bawah standar. ❖ Kurangnya pemahaman
pengawasan dan pengelolaan sekolah di luar penyelenggara pendidikan terkait batasan
kurang terkendali dengan jumlah rombongan kapasitas rombongan belajar dan penentuan
belajar di luar kapasitas. pembangunan unit sekolah baru. ❖ Besarnya
bantuan operasional untuk sekolah ditentukan oleh
jumlah siswa sehingga sekolah mengupayakan
penerimaan siswa sebanyak mungkin. ❖
Kesulitan mencari lahan untuk pembangunan unit
sekolah baru. ❖ Kurangnya pembinan dari
penyelenggara pendidikan kepada sekolah yang
kurang diminati masyarakat. ❖ Kebijakan
pengaturan penerimaan siswa di sekolah belum
dilaksanaka dan kurang terpantau.
❖ Iklim dan lingkungan sekolah menjadi tidak ❖ Kesulitan menemukan lahan dengan luas yang Rasio luas lahan sesuai dengan
kondusif. ❖ Kurang efektif untuk membangun sesuai dan harga yang terjangkau untuk sekolah jumlah siswa
prasarana sekolah berupa bangunan gedung dan dengan pemukiman padat penduduk. ❖ Lahan
infrastruktur, tempat bermain/berolahraga/upacara, sekolah dipakai bersama dengan sekolah lainnya.
dan praktik. ❖ Peraturan zonasi dalam perencanaan tata ruang
wilayah kurang optimal
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Iklim dan lingkungan sekolah menjadi tidak ❖ Kesulitan menemukan lahan dengan kondisi Kondisi lahan sekolah memenuhi
kondusif dan nyaman. ❖ Potensi kerusakan sarana yang sesuai dan harga yang terjangkau pada persyaratan
dan prasaran. ❖ Kapasitas rombongan belajar di pemukiman padat penduduk. ❖ Peraturan zonasi
bawah ketentuan dalam perencanaan tata ruang wilayah kurang
optimal
❖ Tidak dapat menciptakan suasana nyaman dan ❖ Banyak sekolah rasio luas bangunan belum Rasio luas bangunan sesuai
tenang siswa dalam belajar. ❖ Kapasitas sesuai dengan jumlah siswa dengan jumlah siswa
rombongan belajar di bawah ketentuan. ❖
Ketersediaan sarana dan prasarana terbatas.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Memberikan rasa tidak aman bagi siswa, guru ❖ Pembangunan gedung atau ruang baru tidak Kondisi bangunan sekolah
dan warga sekolah lainnya. ❖ Iklim pembelajaran dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara memenuhi persyaratan
kurang kondusif. ❖ Pemanfaatan sarana dan profesional. ❖ Rancangan pembangunan sekolah
prasana dalam pembelajaran kurang optimal. tidak mengacu pada standar yang telah ditentukan.
❖ Dana pembangunan dan pemeliharaan gedung
sekolah terbatas. ❖ Pengelolaan dana
pembangunan dan pemeliharaan rumit.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Proses pembelajaran menjadi kurang teratur. ❖ Luas lahan sekolah terbatas. ❖ Luas bangunan Memiliki ragam prasarana sesuai
❖ Metode pembelajaran yang membutuhkan sekolah terbatas. ❖ Kurang mengetahui prasarana ketentuan
prasarana terkendala. ❖ Kegiatan pengembangan yang disyaratkan.
diri dan layanan kesiswaan terkendala. ❖ Kinerja
dan iklim kerja pendidik dan tenaga kependidikan
kurang kondusif dan efektif karena ruang gerak
yang terbatas. ❖ Kesehatan warga sekolah kurang
terjaga.
❖ Kegiatan pembelajaran IPA secara praktek tidak ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki laboratorium IPA sesuai
dapat dilakukan menggunakan peralatan khusus. ❖ pembangunan tidak dilakukan secara profesional standar
Kegiatan dalam bentuk percobaan terkendala. ❖ ❖ Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihi
Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi kapasitas. ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana
laboratorium dan tenaga laboran kurang optimal. tidak berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan
sarana hanya mengandalkan bantuan dari
pemerintah. ❖ Sikap tanggungjawab dan rasa
memiliki warga sekolah untuk menjaga fasilitas
sekolah rendah. ❖ Kompetensi kepala tenaga
laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan
tenaga laboran kurang baik dalam mengelola
laboratorium
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Siswa dan guru kesulitan memperoleh informasi ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki ruang perpustakaan
dari berbagai jenis bahan pustaka. ❖ Kinerja pembangunan tidak dilakukan secara professional sesuai standar
kepala tenaga pustakawan dan tenaga pustakawan ❖ Belum dituangkan dalam rencana pokok
kurang optimal. (master plan) pengelolaan sarana prasarana. ❖
Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihi
kapasitas. ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana
tidak berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan
sarana hanya mengandalkan bantuan dari
pemerintah. ❖ Sikap tanggungjawab dan rasa
memiliki warga sekolah untuk menjaga fasilitas
sekolah rendah. ❖ Kompetensi kepala tenaga
pustakawan dan tenaga pustakawan kurang baik
dalam mengelola perpustakaan.
❖ Siswa tidak mendapatkan area bermain. ❖ ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Berubah Memiliki tempat
Pencapaian kompetensi sikap sehat jasmani menjadi lahan parkir. ❖ Proses pembangunan bermain/lapangan sesuai standar
melalui olah fisik terbatas. ❖ Kinerja guru mata tidak dilakukan secara profesional ❖ Jumlah
pelajaran kelompok olahraga dan kesehatan sulit siswa dan rombongan belajar melebihi kapasitas.
tercapai dengan baik. ❖ Penumbuhan sikap ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
nasionalisme melalui upacara kurang berjalan berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
optimal. ❖ Kegiatan pengembangan diri siswa hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
melalui kegiatan ekstrakurikuler terkendala. Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga
sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah. ❖
Kompetensi kepala tenaga pustakawan dan tenaga
pustakawan kurang baik dalam mengelola
perpustakaan.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Praktikum pembelajaran biologi tidak dapat ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki laboratorium biologi
menggunakan peralatan khusus yang memadai. ❖ pembangunan tidak dilakukan secara profesional sesuai standar
Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga teknisi ❖ Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihi
laboratorium dan tenaga laboran kurang optimal. kapasitas. ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana
tidak berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan
sarana hanya mengandalkan bantuan dari
pemerintah. ❖ Sikap tanggungjawab dan rasa
memiliki warga sekolah untuk menjaga fasilitas
sekolah rendah. ❖ Kompetensi kepala tenaga
laboratorium, tenaga teknisi laboratorium dan
tenaga laboran kurang baik dalam mengelola
laboratorium. ❖ Laboratorium biologi, fisika dan
kimia masih bergabung
❖ Pengembangkan keterampilan berbahasa khusus ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki laboratorium bahasa
untuk sekolah yang mempunyai Jurusan Bahasa pembangunan tidak dilakukan secara profesional sesuai standar
terhambat. ❖ Jumlah siswa dan rombongan belajar melebihi
kapasitas. ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana
tidak berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan
sarana hanya mengandalkan bantuan dari
pemerintah. ❖ Sikap tanggungjawab dan rasa
memiliki warga sekolah untuk menjaga fasilitas
sekolah rendah. ❖ Kompetensi petugas kurang
baik dalam mengelola laboratorium.
❖ Guru tidak memiliki tempat bekerja dan ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki ruang guru sesuai
istirahat serta menerima tamu, baik siswa maupun pembangunan tidak dilakukan secara profesional. standar
tamu lainnya. ❖ Kinerja guru terhambat. ❖ ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
Dokumen perencanaan, pelaksanaan dan penilaian berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
pembelajaran kurang teratur dan terpelihara. hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan
prasarana oleh tenaga kependidikan urusan
administrasi kurang memadai.
❖ Penanganan siswa yang mengalami gangguan ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki ruang UKS sesuai
kesehatan di sekolah tidak bisa dilakukan sedini pembangunan tidak dilakukan secara profesional. standar
mungkin. ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan
prasarana oleh tenaga kependidikan urusan
administrasi kurang memadai. ❖ Pembinaan
terkait P3K tidak dilakukan oleh sekolah.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Warga sekolah tidak dapat melakukan ibadah ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki tempat ibadah sesuai
yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada pembangunan tidak dilakukan secara profesional. standar
waktu sekolah. ❖ Pengembangan sikap spiritual di ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
sekolah terkait kegiatan ibadah kurang optimal. ❖ berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan
prasarana oleh tenaga kependidikan urusan
administrasi kurang memadai. ❖ Umumnya
hanya disediakan untuk agama mayoritas sekolah
tersebut.
❖ Warga sekolah tidak dapat memenuhi hajat ❖ Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga Memiliki jamban sesuai standar
pribadinya. ❖ Kesehatan warga sekolah kurang sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah. ❖
terjaga. Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses
pembangunan tidak dilakukan secara profesional.
❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
Kompetensi tenaga kependidikan urusan
administrasi dan layanan khusus kurang memadai
❖ Peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki gudang sesuai standar
sekolah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip pembangunan tidak dilakukan secara profesional.
sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
kurang terjaga. berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga
sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah. ❖
Kompetensi tenaga kependidikan urusan
administrasi dan layanan khusus kurang memadai.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Ruang dalam bangunan sekolah tidak terhubung ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki ruang sirkulasi sesuai
❖ Kegiatan bermain dan interaksi sosial siswa di pembangunan tidak dilakukan secara profesional. standar
luar jam pelajaran jarang terjadi terutama pada saat ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan- berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah. hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga
sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah.
❖ Kinerja kepala, pelaksana urusan administrasi ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki ruang tata usaha sesuai
dan petugas layanan khusu rendah. ❖ Layanan pembangunan tidak dilakukan secara profesional. standar
urusan administrasi sekolah terganggu. ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
Kompetensi tenaga kependidikan urusan
administrasi dan layanan khusus kurang memadai.
❖ Layanan konseling dari konselor berkaitan ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Memiliki ruang konseling sesuai
dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan pembangunan tidak dilakukan secara profesional. standar
karir kurang optimal. ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
Kompetensi tenaga kependidikan urusan
administrasi dan layanan khusus kurang memadai.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pengembangan kemampuan berorganisasi untuk ❖ Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga Memiliki ruang organisasi
siswa terhambat sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah. ❖ kesiswaan sesuai standar
Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses
pembangunan tidak dilakukan secara profesional.
❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah.
❖ Kebersihan dan gizi makanan dan minuman ❖ Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga Menyediakan kantin yang layak
yang dibeli warga sekolah dari luar kurang terjaga. sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah. ❖
❖ Kesehatan warga sekolah terganggu. Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses
pembangunan tidak dilakukan secara profesional.
❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
Kesulitan berkomunikasi dan koordinasi dengan
pedagang untuk mengelola kantin dengan layak.
❖ Perubahan fungsi ruang terbuka untuk bermain ❖ Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga Menyediakan tempat parkir yang
dan olahraga menjadi lahan parkir. ❖ Keamanan sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah. ❖ memadai
kendaraan warga sekolah dan tamu kurang terjaga Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses
pembangunan tidak dilakukan secara profesional.
❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. ❖
Belum ada aturan terkait tempat parkir di sekolah.
❖ Siswa belum siap memasuki dunia kerja. ❖ ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas. ❖ Proses Menyediakan unit kewirausahaan
Siswa kurang mendapatkan pengalaman dalam pembangunan tidak dilakukan secara profesional. dan bursa kerja
dunia kerja. ❖ Serapan lulusan SMK dalam dunia ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
kerja rendah. berkala dan berkelanjutan. ❖ Pengadaan sarana
hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pengelolaan sekolah tidak mengarah pada ❖ Kepala sekolah kurang mampu menjalankan Melaksanakan peninjauan dan
membentukan lulusan yang selaras dengan visi tugas kepemimpinan. peninjauan visi, misi, dan tujuan
institusi dan visi pendidikan nasional. yang jelas sesuai ketentuan,
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pemenuhan standar nasional pendidikan yang ❖ Kepala sekolah kurang mampu menjalankan Mengembangkan rencana kerja
mendukung peningkatan mutu lulusan sulit tugas kepemimpinan sekolah ruang lingkup sesuai
dicapai. ❖ Pengelolaan dana yang transparan dan ketentuan dengan
akuntabel tidak tercapai. mengimplementasikan siklus
SPMI (pemetaan mutu dan
penyusunan rencana mutu)
❖ Tidak ada kepedulian dari warga sekolah dan ❖ Tidak ada sosialisasi dalam proses perumusan. Menerapkan Sistem Penjaminan
pihak terkait. ❖ Warga sekolah dan pihak terkait ❖ Kepala sekolah kurang mampu menjalankan Mutu Internal (SPMI)
tidak mau terlibat dalam proses pelaksanaan tugas kepemimpinan.
kegiatan.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pengelolaan sekolah berjalan secara tidak ❖ Kepala sekolah kurang mampu menjalankan Menerapkan Sistem Penjaminan
teratur ❖ Pelaksanaan pendidikan di sekolah tugas kepemimpinan. Mutu Internal (SPMI) dengan
kurang sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah. menerapkan siklus implementasi
❖ Peningkatan mutu lulusan tidak dapat tercapai. program peningkatan dan monev
❖ Visi, misi dan tujuan sekolah tidak tercapai. ❖ ❖ Warga sekolah dan pihak terkait tidak Menyelenggarakan kegiatan
Peningkatan mutu lulusan tidak dapat tercapai. dilibatkan dalam perencanaan program layanan kesiswaan berupa kegiatan
pengelolaan. ❖ Kepala sekolah kurang mampu BP/BK, kegiatan ekstra dan
menjalankan tugas kepemimpinan. ❖ Sistem kokurikuler untuk para peserta
informasi manajemen sekolah tidak terkelola didik; Melakukan pembinaan
dengan baik. ❖ Komitmen penanggungjawab prestasi unggulan; , Melakukan
kegiatan rendah. ❖ Kegiatan layanan kesiswaan pelacakan terhadap alumni.
tidak tercakup dalam rencana kerja sekolah
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pendidik dan tenaga kependidikan tidak dapat ❖ Program pendayagunaan pendidik dan tenaga Meningkatkan dayaguna pendidik
mengembangkan keprofesiannya. kependidikan tidak terencanakan dalam rencana dan tenaga kependidikan
kerja sekolah. ❖ Dewan pendidik tidak dilibatkan
dalam perencanaan pengelolaan. ❖ Kepala
sekolah tidak mampu menjalankan tugas
kepemimpinannya.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Sekolah tidak mengetahui gambaran secara ❖ Belum mampu mengembangkan prosedur Melaksanakan kegiatan evaluasi
menyeluruh tentang kinerjasekolah terhadap evaluasi diri secara mandiri. ❖ Bergantung pada diri
pelaksanaan 8 standar nasional pendidikan. instrumen yang diberikan oleh penyelenggara
Pendidikan. ❖ Kurang memahami manfaat dari
evaluasi diri sekolah ❖ Kepala sekolah tidak
mampu menjalankan tugas kepemimpinannya
❖ Terdapat program tidak dapat dijalankan dengan ❖ Program kemitraan dan pelibatan masyarakat Membangun kemitraan dan
optimal karena keterbatasan sumber daya dan tidak terencanakan dalam rencana kerja sekolah. melibatkan peran serta masyarakat
kapasitas yang dimiliki oleh sekolah ❖ Kepala sekolah tidak mampu menjalankan serta lembaga lain yang relevan
tugas kepemimpinannya.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan ❖ Program pengelolaan bidang kurikulum dan Melaksanakan pengelolaan bidang
untuk pembelajaran kurang kondusif dan efisien. pembelajaran dalam budaya dan lingkungan kurikulum dan kegiatan
❖ Kesadaran untuk beretika berkurang. sekolah tidak direncanakan dengan melibatkan pembelajaran
warga sekolah. ❖ Sosialisasi kurang optimal. ❖
Kepala sekolah tidak mampu menjalankan tugas
kepemimpinannya.
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Siswa, pendidik dan tenaga kependidikan ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah Menyusun dan menggarkan
kesulitan mendapatkan figure teladan di sekolah. belum memenuhi kegiatan peningkatankompetensi
❖ Pengelolaan sekolah kurang berjalan optimal. kepribadian dan sosial
❖ Pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah Berjiwa kepemimpinan
sekolah tersendat. belum memenuhi
❖ Visi, misi dan tujuan sekolah tidak tercapai. ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah Mengembangkan lingkungan
belum memenuhi pembelajar
❖ Pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah Melakukan pengelolaan kearsipan,
sekolah tersendat belum memenuhi dokumen, rekaman dan
mengembangkan pusat data
sekolah. Mengembangkan
lingkungan belajar yang aman,
sehat, efesien dan efektif dengan
menerapkan SPMI
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah Mengembangkan jiwa
sekolah rentan kurang selaras dengan visi, misi, belum memenuhi kewirausahaan melalui berbagai
tujuan dan rencana kerja sekolah. kegiatan baik kurikuler, ektrakuler
maupun kegiatan teaching factory
dan kegiatan lainnya
❖ Pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah Merencanakan, melaksanakan,
sekolah rentan kurang selaras dengan visi, misi, belum memenuhi melaporkan, menindaklanjuti hasil
tujuan dan rencana kerja sekolah. supervisi
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Perencanaan kerja sekolah tidak tepat sasaran. ❖ Sumber daya manusia berkompeten yang ❖ Mengelola sistem manajemen
❖ Pemangku kepentingan kesulitan mendapatkan terbatas untuk ditugaskan mengelola sistem sekolah dengan implementasi
laporan penyelenggaraan Pendidikan yang informasi. ❖ SIM identik berbasis teknologi yang SPMI
dilakukan oleh sekolah. ❖ Proses pengawasan canggih dimana sarana prasarana sekolah masih ❖ Meningkatkan fasilitas
tidak dapat dilakukan dengan baik. ❖ Komunikasi minim. ❖ Beban guru/tenaga kependidikan tidak informasi yang efisien, efektif dan
antar warga sekolah di lingkungan sekolah mencakup pada pengelolaan informasi. mudah diakses;
dilaksanakan kurang efektif dan efisien. ❖ Meningkatkan kompetensi dan
provesionalisme petugas yang
melayani permintaan informasi
maupun pemberian informasi atau
pengaduan dari masyarakat
berkaitan dengan pengelolaan
sekolah baik secara lisan maupun
tertulis dan semuanya direkam dan
didokumentasikan; ❖
Meningkatkan kegiatan pelaporan
data informasi sekolah yang telah
terdokumentasikan berbagai pihak
❖ Siswa rentan tidak melanjutkan pendidikan di ❖ Sekolah tidak memiliki data siswa tidak Menyusun pedoman pembebasan
sekolah. ❖ Kesempatan siswa untuk mengikuti mampu. ❖ Sumber dana untuk pembebasan biaya biaya bagi siswa tidak mampu
kegiatan pengembangan diri yang dibebani biaya yang dimiliki oleh sekolah terbatas
terbatas
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Layanan subsidi silang tidak tepat sasaran ❖ Sistem informasi manajemen yang dikelola Melakukan pendataan latar
sekolah tidak dipelihara dengan baik. ❖ Kinerja belakang belakang ekonomi
tenaga kependidikan urusan administrasi kurang siswa yang jelas
optimal. ❖ Rendahnya kesadaran dan kepedulian
sekolah terhadap permasalahan ekonomi keluarga
siswa
❖ Siswa rentan tidak melanjutkan pendidikan di ❖ Sekolah tidak memiliki data siswa tidak Menyusun pedoman pelaksanaan
sekolah. ❖ Kesempatan siswa untuk mengikuti mampu. ❖ Sumber dana yang dimiliki oleh subsidi silang untuk membantu
kegiatan pengembangan diri yang dibebani biaya sekolah terbatas. ❖ Biaya personal siswa bukan siswa kurang mampu, dalam
terbatas. prioritas sekolah dalam pengelolaan pendanaan berbagai bentuk seperti beasiswa,
Pendidikan. potongan biaya pendidikan dan
lainnya
❖ Sekolah tidak dapat melakukan kegiatan ❖ Pengambilan keputusan penetapan biaya ❖ Menyusun pedoman
pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai bersama pemangku kepentingan menimbulkan menganalisis biaya yang
Standar Nasional Pendidikan. ❖ Terdapat biaya konflik internal. ❖ Sumber dana yang dimiliki diperlukan untuk membiayai
operasional yang tidak mendapatkan alokasi oleh sekolah terbatas. ❖ Terdapat biaya kegiatan operasional non
pendanaan. ❖ Adanya tuduhan tindak pidana KKN operasional lain yang sifatnya lebih diprioritaskan personalia sesuai
kepada bendahara dan kepala sekolah oleh sekolah. ❖ Sekolah tidak mengetahui kebutuhan ❖ melaksanakan penyusunan
pemangku kepentingan. dana yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anggaran dengan melibatkan
sekolah. berbagai pihak terkait (kepala
sekolah melibatkan komite
sekolah, perwakilan guru,
perwakilan tenaga kependidikan,
perwakilan siswa dan
penyelenggara pendidikan/yayasan
untuk swasta).
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Sekolah tidak dapat melakukan kegiatan ❖ Pengambilan keputusan dalam pendananaan Menyusun prosedur aturan
pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai bersama pemangku kepentingan menimbulkan pengelolaan keuangan sekolah
Standar Nasional Pendidikan. ❖ Terdapat biaya konflik internal. ❖ Kemampuan pendidik/tenaga sesuai dengan prosedur dan aturan
yang tidak mendapatkan alokasi pendanaan. ❖ kependidikan dalam pengelolaan pendanaan yang berlaku
Rentan terhadap tuduhan tindak pidana KKN terbatas. ❖ Beban kinerja pendidik/tenaga
kepada bendahara dan kepala sekolah oleh kependidikan yang diberi tugas sebagai bendahara
pemangku kepentingan. terlalu banyak
Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
❖ Rentan terhadap tuduhan tindak pidana KKN ❖ Bentuk laporan pengelolaan dana rumit dan Melakukan pembenahan terhadap
kepada bendahara dan kepala sekolah oleh merepotkan sekolah. ❖ Kemampuan buku maupun bentuk lain (file
pemangku kepentingan. ❖ Proses pemantauan, pendidik/tenaga kependidikan dalam penyusunan elektronik) yang setara berupa: 1)
supervisi, pengawasan dan tindak lanjut laporan pengelolaan pendanaan terbatas. ❖ Beban Buku Kas Umum. 2) Buku
pengawasan akan sulit dilakukan. ❖ Sekolah kinerja pendidik/tenaga kependidikan yang diberi Pembantu Kas. 3) Buku Pembantu
terkendala dalam membangun kemitraan dengan tugas sebagai bendahara terlalu banyak sehingga Bank. 4) Buku Pembantu Pajak.
lembaga lain. tidak memiliki waktu untuk menyusun laporan
tersebut.
❖ Rentan terhadap tuduhan tindak pidana KKN ❖ Sistem informasi manajemen tidak terkelola Menyusun laporan keuangan
kepada bendahara dan kepala sekolah oleh dengan baik ❖ Kepala sekolah tidak mampu lengkap dari berbagai sumber
pemangku kepentingan. ❖ Proses pemantauan, menjalankan tugas kepemimpinan dengan baik ❖ sesuai aturan berlaku.
supervisi, pengawasan dan tindak lanjut Hubungan antara sekolah dan pemangku Menyampaikan pelaporan
pengawasan akan sulit dilakukan. ❖ Sekolah kepentingan tidak harmonis keuangan kepada kepada pihak
terkendala dalam membangun kemitraan dengan terkait sesuai aturan berlaku
lembaga lain.
RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH
RENCANA PEMENUHAN MUTU
TAHUN 2019/2020 SD 2022/2023
Err:509
Err:509 Err:509
Err:509
Mengacu pada kerangka dasar penyusunan Menyusun KTSP mengacu pada Kerangka Dasar pada Standar
Isi meliputi: 1) Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan; 2) Pengorganisasian muatan kurikuler satuan
pendidikan; 3) Pengaturan beban belajar siswa dan beban
kerja guru pada tingkat kelas; 4) Penyusunan kalender
2.2.2. pendidikan satuan pendidikan; 5) Penyusunan silabus muatan
atau mata pelajaran muatan lokal; dan 6) Penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
Melewati tahapan operasional pengembangan Melaksanakan prosedur operasional pengembangan KTSP
meliputi: 1) Analisis, mencakup: a) Analisis ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum. b)
Analisis kebutuhan siswa, satuan pendidikan, dan lingkungan
(analisis konteks). c) Analisis ketersediaan sumber daya
pendidikan. 2) Penyusunan, mencakup: a) Perumusan visi,
misi, dan tujuan satuan pendidikan. b) Pengorganisasian
muatan kurikuler satuan pendidikan. c) Pengaturan beban
belajar siswa dan beban kerja guru pada tingkat kelas. d)
Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan. e)
Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal.
2.2.3. f) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap
muatan pembelajaran. 3) Penetapan dilakukan kepala sekolah
berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan
dengan melibatkan komite sekolah. 4) Pengesahan dilakukan
oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
Memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan ❖ Membuat berbagai perangkat kurikulum meliputi:
pendidikan yang dikembangkan Pedoman kurikulum Pedoman muatan lokal Pedoman
kegiatan ektrakurikuler Pedoman pembelajaran Pedoman
penilaian hasil belajar oleh pendidik Pedoman sistem kredit
semester Pedoman bimbingan dan konseling Pedoman
evaluasi kurikulum Pedoman pendampingan pelaksanaan
2.2.4. kurikulum Pedoman pendidikan kepramukaan ❖ Warga
sekolah mendapatkan akses untuk mengetahui perangkat
KTSP yang dikembangkan sekolah
Mengatur beban belajar bedasarkan bentuk Mengatur beban belajar bedasarkan bentuk pendalaman
pendalaman materi materi penugasan terstruktur maksimal 60%
Menyediakan kegiatan ekskul wajib dan pilihan
2.3.2. sesuai tingkatan siswa Merencanakan
kegiatan PKL, magang dan kegiatan pembelajaran di industri
Menyelenggarakan aspek kurikulum pada Menganalisis mapel ekskul sesuai kebutuhan peserta didik
2.3.3. muatan lokal Menyusun rencana pembelajaran (struktur,
silabus, RPP) muatan lokal
Melaksanakan kegiatan pengembangan diri ❖ Menyediakan layanan ekstrakurikuler wajb yaitu Pendidikan
siswa Kepramukaan ❖ Menyediakan layanan
2.3.4. ekstrakurikuler pilihan ❖ Menyediakan bimbingan
karier
3 Standar Proses 0
Sekolah merencanakan proses pembelajaran 0
3.1. sesuai ketentuan
Mengacu pada silabus yang telah Mengkaji Silabus untuk setiap mata pelajaran, berisi
dikembangkan komponen sebagai berikut: 1) Identitas mata pelajaran. 2)
Identitas satuan pendidikan, program keahlian, kelas, dan
semester. 3) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. 4)
3.1.1. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). 5) Materi
Pembelajaran. 6) Kegiatan Pembelajaran. 7) Penilaian. 8)
Alokasi waktu. 9) Sumber belajar.
Mengarah pada pencapaian kompetensi Menyelenggarakan kegiatan evaluasi silabus oleh kepala
3.1.2. sekolah dan pengawas
Menyusun dokumen rencana dengan lengkap Memprogramkan kegiatan penyusunan buku kerja guru
dan sistematis dengan lengkap meliputi Buku 1.2.3. dan 4
Menerapkan TIk, teaching factory dan
3.1.3. perencanaan pembelajaran yg sesuai dengan perkembangan
Membuat jadwal pertemuan MGMP
setiap mapel
Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan Menyelenggarakan kegiatan evaluasi RPP oleh kepala sekolah
pengawas sekolah dan pengawas Setiap guru pada satuan pendidikan
3.1.4. berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
Menentukan kelulusan siswa berdasarkan Menyusun pedoman dan kriteria kelulusan siswa
4.5.3. pertimbangan yang sesuai
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 0
5
Ketersediaan dan kompetensi guru sesuai 0
5.1. ketentuan
5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 Berkualifikasi minimal S1/D4
Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar Sekolah menambah jumlah guru untuk meningkatkan Rasio
5.1.2. seimbang guru mapel terhadap rombongan belajar seimbang
5.1.3. Tersedia untuk tiap mata pelajaran Tersedia untuk tiap mata pelajaran
5.1.4. Bersertifikat pendidik Bersertifikat pendidik
5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik Berkompetensi pedagogik minimal baik
5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik Berkompetensi kepribadian minimal baik
5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik Berkompetensi profesional minimal baik
5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik Berkompetensi sosial minimal baik
Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah 0
5.2. sesuai ketentuan
5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 Berkualifikasi minimal S1/D4
5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan
Berpengalaman mengajar selama yang Berpengalaman mengajar selama yang ditetapkan
5.2.3. ditetapkan
5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara Berpangkat minimal III/c atau setara
5.2.5. Bersertifikat pendidik Bersertifikat pendidik
5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah Bersertifikat kepala sekolah
5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik Berkompetensi kepribadian minimal baik
5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik Berkompetensi manajerial minimal baik
Berkompetensi kewirausahaan minimal baik Berkompetensi kewirausahaan minimal baik
5.2.9.
5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik Berkompetensi supervisi minimal baik
5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik Berkompetensi sosial minimal baik
Ketersediaan dan kompetensi tenaga Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai
5.3. administrasi sesuai ketentuan ketentuan
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi Tersedia Kepala Tenaga Administrasi
Memiliki Kepala Tenaga Administrasi Memiliki Kepala Tenaga Administrasi berkualifikasi minimal
5.3.2. berkualifikasi minimal SMK/sederajat SMK/sederajat
Memiliki Kepala Tenaga Administrasi Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat
5.3.3. bersertifikat
Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi
5.3.4. Administrasi
Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi berpendidikan
5.3.5. Administrasi berpendidikan sesuai ketentuan sesuai ketentuan
Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan
7.2.3. kependidikan
7.2.4. Melaksanakan kegiatan evaluasi diri Melaksanakan kegiatan evaluasi diri
Membangun kemitraan dan melibatkan peran Membangun kemitraan dan melibatkan peran serta
7.2.5. serta masyarakat serta lembaga lain yang masyarakat serta lembaga lain yang relevan
relevan
Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan
7.2.6. dan kegiatan pembelajaran pembelajaran
Kepala sekolah berkinerja baik dalam 0
7.3. melaksanakan tugas kepemimpinan
Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik Menyusun dan menggarkan kegiatan peningkatankompetensi
7.3.1. kepribadian dan sosial
7.3.2. Berjiwa kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan
7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan baik Mengembangkan lingkungan pembelajar
Mengelola sumber daya dengan baik Melakukan pengelolaan kearsipan, dokumen, rekaman dan
mengembangkan pusat data sekolah. Mengembangkan
7.3.4. lingkungan belajar yang aman, sehat, efesien dan efektif
dengan menerapkan SPMI
8 Standar Pembiayaan 0
Sekolah memberikan layanan subsidi silang 0
8.1
Membebaskan biaya bagi siswa tidak mampu Menyusun pedoman pembebasan biaya bagi siswa tidak
8.1.1 mampu
Memiliki daftar siswa dengan latar belakang Melakukan pendataan latar belakang belakang ekonomi
8.1.2. ekonomi yang jelas siswa yang jelas
Melaksanakan subsidi silang untuk membantu Menyusun pedoman pelaksanaan subsidi silang untuk
8.1.3. siswa kurang mampu membantu siswa kurang mampu, dalam berbagai bentuk
seperti beasiswa, potongan biaya pendidikan dan lainnya
Beban operasional sekolah sesuai ketentuan 0
8.2.
Memiliki biaya operasional non personil sesuai ❖ Menyusun pedoman menganalisis biaya yang diperlukan
ketentuan untuk membiayai kegiatan operasional non personalia sesuai
❖ melaksanakan penyusunan anggaran
dengan melibatkan berbagai pihak terkait (kepala sekolah
melibatkan komite sekolah, perwakilan guru, perwakilan
8.2.1. tenaga kependidikan, perwakilan siswa dan penyelenggara
pendidikan/yayasan untuk swasta).
Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan 0
8.3. baik
Mengatur alokasi dana yang berasal dari Menyusun prosedur aturan pengelolaan keuangan sekolah
8.3.1. APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku
Memiliki laporan pengelolaan dana Melakukan pembenahan terhadap buku maupun bentuk lain
(file elektronik) yang setara berupa: 1) Buku Kas Umum. 2)
8.3.2 Buku Pembantu Kas. 3) Buku Pembantu Bank. 4) Buku
Pembantu Pajak.
Memiliki laporan yang dapat diakses oleh Menyusun laporan keuangan lengkap dari berbagai sumber
pemangku kepentingan sesuai aturan berlaku. Menyampaikan pelaporan keuangan
8.3.3 kepada kepada pihak terkait sesuai aturan berlaku
RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH
RENCANA PEMENUHAN MUTU
TAHUN 2019/2020 SD 2022/2023
v v v v
Penyusunan Aturan/tata tertib/panduan guru sebagai contoh Pembuatan panduan gerakan 3 S untuk guru
teladan siswa v
Peningkatkan perilaku yang mencerminkan sikap jujur Kantin jujur v v v v
Peningkatkan perilaku yang mencerminkan sikap peduli Gerakan sekolah bersih, indah dan nyaman v v v v
Peningkatkan perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri Lomba keterampilan dan kreativitas siswa
v v v v
Peningkatkan perilaku yang mencerminkan sikap bertanggung Lomba inovasi ruang kelas sebagai tempat belajar
jawab v v v v
Peningkatkan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat melalui Implementasi program literasi (GLS)
pembiasaan program literasi
v v v v
Peningkatkan sikap pembelajar sejati sepanjang hayat melalui Pembiasaan solat berjamaah dan pelaksanaan ibadah bersama
pembiasaan prilaku sehat jasmani dan rohani
v v v v
v v v v
v
Evaluasi Hasil Belajar Tahap Akhir Kelas XII Rapat Dewan guru penentuan kelulusan sesuai POS v v v v
Peninjauan visi dan misi serta tujuan sekolah sesuai prosedur Peninjauan visi dan misi serta tujuan sekolah sesuai prosedur v v v v
RENCANA KERJA TAHUNAN
RENCANA AKSI PEMENUHAN MUTU
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Err:509
2 Err:509 Err:509
Err:509
3 Err:509 Err:509
Err:509
Err:509
Err:509
Err:509
4 Optimalisasi 3S di Gerakan 3S (senyum, meningkatkan sikap santun siswa dan guru/karyawan si A juli - juni
sekolah sapa dan salam) warga sekolah
5 Peningkatkan perilaku Kantin jujur
yang mencerminkan
sikap jujur
6 Peningkatkan perilaku Gerakan sekolah bersih,
yang mencerminkan indah dan nyaman
sikap peduli
Pembuatan Kartu
Pencari Kerja utuk
siswa kelas XII / lulusan
B Standar Isi
0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
Evaluasi Hasil Belajar Rapat Dewan guru
Tahap Akhir Kelas XII penentuan kelulusan
sesuai POS
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
G Standar Pengelolaan Pendidikan
Peninjauan visi dan Peninjauan visi dan misi Memiliki visi, misi, dan tujuan visi, misi, dan tujuan Anta Juni 2020
misi serta tujuan serta tujuan sekolah yang jelas sesuai ketentuan sekolah
sekolah sesuai sesuai prosedur dan memberikan inspirasi bagi
prosedur warga sekolah
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
KERJA TAHUNAN
I PEMENUHAN MUTU
AJARAN 2019/2020
disusun melibatkan seluruh 100% Nara Sumber hasil quisioner misi .... tercapainya ..... visi
warga sekolah Minimal Acuan tingkat
Tingkat ke santunan baik (nilai 70 pada kepegawaian kesantunan Meningkatnya
berdasar pengukuran sakala 100) Tim siswa perilaku santun
instrumen Penyusun siswa sebagai
Anggaran cermin sikap
beriman dan
bertakwa
kepada Tuhan
YME
Guru dan TAS
terdorong untuk
menjadi teladan
dalam
implementasi
PPK sehingga
siswa memiliki
Tuntas di bulan agustus perilaku yang
100% mencerminkan
/sesuai jadwal
sikap beriman
dan bertakwa
kepada Tuhan
YME
Komponen Pembiayaan
No Uraian Kegiatan
Volume Frekwensi
Err:509 Err:509
Alat Tulis Kantor
- Kertas HVS A4 70g 1 rim 1 Kegiatan
- Tinta printer revil canon 1 doz 1 kegiatan
Benda Pos
- Materey 6000 4 pcs 1 Kegiatan
Barang habis pakai
-Pembelian kotak saran 1 unit 1 Kegiatan
Cetak dan penggandaan
foto copy dokumen 150 lembar 1 Kegiatan
Cetak laporan dan lainnya 4 set 1 Kegiatan
Makan minum rapat
makanan ringan/komsumsi rapat tim 10 org 4 Kegiatan
JUMLAH
N DAN BIAYA
2019/2020
onen Pembiayaan
Sumber
Biaya Jumlah Keterangan
Anggaran
Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Jumlah Jumlah
No. Kode Uraian Kegiatan Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) Bantah
A Penerimaan
A1 Saldo awal
-
-
-
-
-
-
-
-
-
C JUMLAH TOTAL PENERIMAAN 5,971,962,500 -
D JUMLAH TOTAL PENGELUARAN 336,900,000 10,200,000
E SISA DANA (PENERIMAAN - PENGGUNAAN) 5,635,062,500 - 10,200,000
Mengetahui : Menyetujui :
Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah,
........................................................ ...............................................
N DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
PELAJARAN 2018/2019 X XI XII Jumlah
Jumlah siswa 216 216 180 612
Jumlah siswa bebas biaya 100% 18 16 9 43
Jumlah siswa bebas biaya 50% 22 14 7 43
Jumlah siswa bebas biaya 25% 6 9 12 27
Jumlah siswa dalam pembiayaan 185.50 190.75 164.50 540.75
Jumlah Rombel 6 6 5 17
1,140,912,500
278,250,000
37,100,000
38,150,000
32,900,000
9,275,000
9,537,500
8,225,000
13,912,500
14,306,250
12,337,500
9,275,000
9,537,500
-
13,912,500
14,306,250
-
38,150,000
74,200,000
76,300,000
65,800,000
27,825,000
28,612,500
-
329,000,000
5,000,000 5,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
20,000,000 6,000,000
50,000,000
3,000,000
300,000 - - - 300,000
............................................... ..............................................
Keterangan
-
-
1,349,250,000
-
-
976,000,000
210,000,000
210,000,000
278,000,000
278,000,000
373,250,000
173,750,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- #REF! #REF!
- -
- -
- -
- -
- -
- - -
3,449,250,000 -
684,000,000 21,600,000 #REF! #REF!
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
PENERIMAAN
No. No.
Uraian Jumlah No. Kode
Urut Kode
I 1 SISA TAHUN LALU
II 2 PENDAPATAN RUTIN 1
III 3 BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) 2
3.1 BOS Pusat 976,000,000 3
3.2 BOS Provinsi 373,250,000 4
3.3 BOS Kabupaten/Kota 5
IV 4 BANTUAN 6
4.1 Dana Dekonsentrasi 7
4.2 Dana Tugas Pembantuan 8
4.3 Dana Alokasi Khusus
4.4 Bantuan Lain
V 5 SUMBER PENDAPATAN LAINNYA*)
5.1 Pendapatan Lainnya (Partisipasi Masyarakat) 1,140,912,500
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah
.................. ...............
DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS)
N 2019/2020
PENGELUARAN
Uraian Jumlah
Program Sekolah
Pengembangan Kompetensi Lulusan 167,900,000
Pengembangan Standar Isi
Pengembangan Standar Proses
Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sarana dan Prasarana Sekolah
Pengembangan Standar Pengelolaan
Pengembangan Standar Pembiayaan
Pengembangan dan Implementasi Sistem Penilaian
2,322,262,500
Bogor, ............
Bendahara
..............
E. Komponen Pembiayaan BOS Reguler pada SMK
1. Pengembangan Perpustakaan
a. Penyediaan Buku Teks Utama
1) Sekolah wajib menyediakan buku teks utama bagi peserta didik sesuai dengan kurikulum yang
digunakan.
2) Buku teks utama bagi peserta didik dibeli untuk memenuhi rasio 1 (satu) buku untuk tiap peserta
didik pada tiap mata pelajaran.
3) Buku teks utama bagi guru dibeli untuk memenuhi kebutuhan buku mata pelajaran sesuai kelas
yang diajarkan.
4) Buku teks utama bagi kepala Sekolah dibeli untuk memenuhi kebutuhan buku semua mata
pelajaran.
5) Harga buku teks utama mengacu kepada HET yang telah ditetapkan oleh Kementerian.
6) Khusus untuk buku kejuruan, buku yang dapat dibeli Sekolah terdiri dari buku teks utama bagi
peserta didik dan buku teks utama sebagai panduan bagi guru. Apabila buku kejuruan tersebut
berupa modul/bahan ajar lainnya yang tidak dicetak dan diperjualbelikan oleh pihak ketiga, maka
Sekolah dapat memperbanyak dengan penggandaan secara mandiri.
7) Buku teks utama yang dibeli oleh Sekolah melalui BSE harus dijadikan pegangan oleh guru dalam
proses pembelajaran di Sekolah. Buku teks utama ini digunakan sebagai buku teks utama
pembelajaran sepanjang tidak ada perubahan ketentuan buku teks utama dari Kementerian.
b. Penyediaan Buku Teks Pendamping
1) Menyediakan buku teks pendamping bagi peserta didik dan guru sesuai dengan kurikulum yang
digunakan;
2) Buku teks pendamping dibeli untuk memenuhi kebutuhan tiap mata pelajaran;
3) Buku teks pendamping yang boleh dibeli Sekolah merupakan buku teks pendamping yang telah
dinilai oleh Kementerian.
c. Penyediaan buku nonteks Sekolah dapat membeli atau menyediakan buku nonteks untuk mendukung
proses pembelajaran
d. Kegiatan di Sekolah.
pengembangan Buku nonteks
perpustakaan yang
lainnya, dibelilain
antara harus mengacu kepada
pemeliharaan aturan perpustakaan,
buku/koleksi yang
peningkatan kompetensi tenaga perpustakaan, pengembangan database perpustakaan dalam rangka
2. PPDB Biaya dalam rangka PPDB, termasuk pendataan ulang bagi peserta didik lama, antara lain: a.
pengadaan alat tulis kantor, penggandaan formulir, penyediaan konsumsi, transportasi untuk koordinasi
7) Pembelian alat praktik olahraga, antara lain raket, bat, net, dan/atau alat olahraga lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan praktik olahraga.
8) Pembelian alat praktik kesenian, antara lain gitar, seruling, dan/atau alat musik lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan praktik kesenian.
9) Biaya transportasi dan/atau konsumsi dalam pembelian alat habis pakai praktikum pembelajaran
SMK.
10) Pembelian software original (asli) yang digunakan dalam proses pembelajaran kejuruan atau
produktif di laboratorium komputer atau ruang praktek antara lain software pembuatan produk
animasi, multimedia, dan software sejenisnya.
b. Pengadaan bahan habis pakai praktikum pembelajaran
1) Pembelian bahan habis pakai ditujukan untuk pembelian bahan praktikum dalam materi kejuruan,
yaitu bahan praktikum kejuruan.
2) Pembelian bahan praktikum teaching factory atau kewirausahaan, antara lain bahan las, bahan
perakitan, dan/atau bahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum kewirausahaan.
3) Pembelian bahan praktikum IPA, antara lain HCl, formalin, aquadest, dan/atau bahan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan praktikum IPA.
4) Pembelian bahan praktikum bahasa, antara lain headcleaner, CD, dan/atau bahan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan praktikum bahasa.
5) Pembelian bahan praktikum komputer, antara lain tinta/ toner, CD, dan/atau bahan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan praktikum komputer.
6) Pembelian bahan praktik olah raga, antara lain bola, kok (shuttlecock), dan/atau bahan lainnya
yang diperlukan untuk pelaksanaan praktik olahraga.
7) Pembelian bahan praktik kesenian, antara lain cat air, kuas, dan/atau bahan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan praktik kesenian.
8) Biaya konsumsi dan/atau transportasi dalam pembelian bahan habis pakai untuk praktikum
pembelajaran SMK sesuai dengan ketentuan standar biaya daerah setempat.
c. Biaya untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK, antara lain untuk pembelian bahan
atau komponen
d. Pembelian, material
atau perakitan,
langganan dan pengembangan
buku digital dan/atau aplikasie-book.
pembelajaran digital.
e. Pembiayaan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran atau intrakurikuler antara lain: 1)
olahraga dan kesenian, remedial
kegiatan pembelajaran antara lain renang, pengayaan
dan/atau voli, pencakmateri;
silat, karate, seni tari, marching
2) pemantapan persiapanband,
ujian;dan/atau
dan/atau
lainnya.
g. Pembiayaan untuk pengembangan pendidikan karakter dan/atau penumbuhan budi pekerti.
h. Pembiayaan untuk pengembangan Sekolah sehat, aman, ramah anak, dan/atau menyenangkan.
i. Cakupan pembiayaan untuk kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf c sampai dengan huruf f
meliputi pembelian
j. Pembiayaan alatprogram
kegiatan dan/ataupelibatan
bahan habis pakai,disewa
keluarga fasilitas
Sekolah, yangapabila Sekolah
meliputi tidak memiliki
alat dan/atau bahan habis
pakai pendukung kegiatan, konsumsi atau transportasi panitia, dan/atau jasa profesi
k. Dana BOS Reguler tidak untuk membiayai kegiatan pembinaan atau lomba di luar Sekolah, kecualibagi narasumber
untuk ektrakurikuler wajib pramuka.
4. Kegiatan
indikatorEvaluasi Pembelajaran
dan penelaahan soal USBN di MGMP; dan 6) biaya penulisan, pencetakan halaman belakang
blanko ijazah SMK dan pencetakan SHUN.
b. UN berbasis kertas dan pensil terdiri atas:
1) honorarium pengawas;
2) pengiriman lembar jawaban ujian nasional (LJUN);
3) pengisian data Sekolah;
4) penyusunan dan pengiriman laporan;
5) transportasi pengembalian bahan UN;
6) fotokopi laporan pelaksanaan hasil ujian untuk disampaikan oleh guru kepada kepala Sekolah,
serta dari kepala Sekolah ke dinas pendidikan dan kepada orang tua/wali peserta didik; dan/atau
7) biaya konsumsi penyelenggaran kegiatan ujian dan pemeriksaan hasil ujian di Sekolah.
c. Simulasi dan pelaksanaan UN berbasis komputer terdiri atas:
1) honorarium teknisi;
2) honorarium pengawas;
3) honorarium proktor;
4) sinkronisasi UN;
5) pengisian data Sekolah;
6) penyusunan dan pengiriman laporan;
7) transportasi pengembalian bahan UN;
8) fotokopi laporan pelaksanaan hasil ujian untuk disampaikan oleh guru kepada kepala Sekolah,
serta dari kepala Sekolah ke dinas pendidikan dan kepada orang tua/wali peserta didik; dan/atau
9) biaya konsumsi penyelenggaran kegiatan ujian dan pemeriksaan hasil ujian di Sekolah.
5. Pengelolaan Sekolah
kantor, antara lain buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, CD, flashdisk, toner, buku induk peserta
didik, buku inventaris,
b. Pembelian peralatanbuku rapor, buku
kebersihan induk
Sekolah, guru,lain
antara dan/atau alat pel,
sapu, alat bahan sejenisnya.
tempat sampah, cairan pembersih
lantai, dan/atau lainnya.
c. Pembelian dan pemasangan alat absensi bagi guru dan tenaga kependidikan, termasuk tipe finger
print scan yang
d. Pembelian terkoneksi
peralatan dengan dan
kesehatan Dapodik.
keselamatan antara lain tandu, stetoskop, tabung oksigen, tabung
pemadam kebakaran, dan/atau alat kesehatan dan keselamatan sejenisnya.
e. Pembiayaan pengelolaan BOS Reguler, terdiri dari:
1) pembiayaan rapat di Sekolah dalam rangka penyusunan RKT atau RKAS, evaluasi pelaksanaan
program BOS Reguler, dan kegiatan rapat lain yang relevan dengan pelaksanaan program BOS
Reguler. Pembiayaan rapat meliputi pembelian alat dan/atau bahan habis pakai, penyediaan
konsumsi, dan/atau transportasi;
2) transportasi dalam rangka pengambilan dana di bank atau kantor pos. Penyediaan konsumsi dan
atau akomodasi diperbolehkan jika diperlukan (bagi Sekolah yang lokasinya jauh atau memerlukan
waktu);
3) transportasi dalam rangka koordinasi dan pelaporan program BOS Reguler ke dinas pendidikan
provinsi. Penyediaan konsumsi dan/atau akomodasi diperbolehkan jika diperlukan (bagi Sekolah yang
lokasinya jauh atau memerlukan waktu); dan/atau 4) biaya penyusunan dan pengiriman laporan BOS
Reguler kepada dinas pendidikan provinsi, yang meliputi biaya fotokopi dan penjilidan, penyediaan
konsumsi, dan/atau transportasi penyusunan laporan.
f. Pembiayaan korespondensi untuk keperluan Sekolah.
g. Biaya untuk membangun dan/atau mengembangkan serta pemeliharaan laman Sekolah dengan
domain “sch.id”.pengelolaan
h. Pelaksanaan Pembiayaan meliputi
Sekolah pembelian
melalui domain,
aplikasi penyediaan
yang sudah konsumsi,
disiapkan transportasi,
oleh Kementerian dan/atau
seperti
perencanaan, pembukuan, dan penyusunan laporan melalui aplikasi RKAS, penyampaian laporan hasil
1) Biaya yang dikeluarkan untuk keseluruhan rangkaian tahapan kegiatan, mencakup:
a) pemasukan data;
b) validasi;
c) pemutakhiran; dan
d) sinkronisasi data ke dalam aplikasi
2) Komponen pembiayaan kegiatan pada angka 1) adalah:
a) penggandaan formulir Dapodik;
b) alat dan atau bahan habis pakai pendukung kegiatan;
c) penyediaan konsumsi dan transportasi kegiatan pemasukan data, validasi, pemutakhiran, dan
sinkronisasi;
d) biaya warung internet (warnet) dan biaya transportasi menuju warnet, apabila tahapan
penggunaan aplikasi tidak dapat dilakukan di sekolah karena permasalahan jaringan internet;
e) biaya transportasi lokal dalam rangka koordinasi verifikasi dan validasi data;
f) honor operator aplikasi. Kebijakan pembayaran honor untuk operator aplikasi di Sekolah mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
(1) kegiatan penggunaan aplikasi diupayakan untuk dikerjakan oleh tenaga administrasi yang
kompeten yang sudah tersedia di Sekolah, baik yang berasal dari pegawai tetap maupun tenaga
honorer, sehingga Sekolah tidak perlu menganggarkan biaya tambahan untuk pembayaran honor
bulanan; dan
(2) apabila tidak tersedia tenaga administrasi yang berkompeten, Sekolah dapat menugaskan
operator aplikasi lepas (outsourcing) yang dibayar sesuai dengan waktu pekerjaan atau per kegiatan
(tidak dibayarkan dalam bentuk honor rutin bulanan).
i. Sekolah yang berada di daerah terpencil dan/atau belum ada jaringan listrik dapat menyewa atau
membeli gensetSekolah
j. Pelaksanaan atau panel surya termasuk peralatan pendukungnya, sesuai dengan kebutuhan di
hijau.
k. Sekolah yang berada di daerah yang mengalami bencana alam berdasarkan pernyataan resmi dari
Pemerintah
6. Pengembangan Pusat atau Pemerintah
Keprofesian Guru danDaerah dapat
Tenaga menggunakan
Kependidikan, sertadana BOS RegulerManajemen
Pengembangan untuk membiayai
Sekolah
a. Pembiayaan untuk penyelenggaraan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran dan Musyawarah
Kerja Kepala Sekolah di Sekolah. Bagi Sekolah yang memperoleh hibah (block grant) pengembangan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama, hanya
diperbolehkan menggunakan BOS Reguler hanya untuk biaya transportasi kegiatan apabila hibah yang
diterima tidak menyediakan biaya transportasi.
a. Biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang mendukung kegiatan pembelajaran di Sekolah,
antara lain listrik, telepon, air, langganan koran, majalah atau publikasi berkala yang terkait dengan
pendidikan baik melalui luring maupun melalui daring, dan/atau iuran kebersihan atau sampah.
b. Biaya pemasangan instalasi listrik baru apabila sudah ada jaringan di sekitar sekolah, dan/atau
penambahan daya listrik untuk mendukung penggunaan peralatan praktek kejuruan yang membutuhkan
daya listrik besar.
c. Biaya langganan internet dengan cara berlangganan maupun prabayar, baik dengan fixed modem
maupun dengan mobile modem. Termasuk pula untuk pemasangan baru apabila sudah ada jaringan di
sekitar Sekolah. Khusus untuk penggunaan internet dengan mobile modem, batas maksimal pembelian
paket/voucher sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu) per bulan. Adapun biaya langganan
internet melalui fixed modem disesuaikan dengan kebutuhan Sekolah.
8. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah Biaya untuk memelihara dan memperbaiki sarana dan
prasarana
prasarana tersebut;
Sekolah f. pemeliharaan dan/atau perbaikan komputer, printer, laptop Sekolah, proyektor,
meliputi:
dan/atau AC; g. pemeliharaan dan/atau perbaikan peralatan praktikum;
-
63
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
mi
ni
m
al:
1)
pr
os
es
or
C
or
e
i3
at
au
ya
ng
se
ta
ra
;
2)
m
e
m
or
i
st
an
da
r
4
G
B
D
D
R
3;
-
64
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
Pe
m
be
lia
n
pr
oy
ek
to
r
ha
ru
s
m
e
m
pe
rti
m
ba
ng
ka
n
efi
si
en
si
pe
ng
gu
na
an
an
gg
ar
an
.
-
65
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
)
S
M
K,
Pr
ak
tik
Ke
rj
a
In
d
us
tri
(P
ra
ke
ri
n)
at
au
Pr
ak
tik
Ke
rj
a
La
pa
ng
an
(P
KL
)
di
da
la
m
-
66
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
ta
si
na
ra
su
m
be
r
at
au
m
as
te
r
as
se
so
r
lis
en
si
Ba
da
n
N
as
io
na
l
Se
rti
fik
as
i
Pr
of
es
i.
-
67
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
n
pe
ra
b
ot
pe
rp
us
ta
ka
an
,
da
n/
at
au
pe
m
eli
ha
ra
an
da
n
pe
m
be
lia
n
A
C
pe
rp
us
ta
ka
an
.
-
68
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
an
ke
pe
mi
m
pi
na
n
da
n
be
la
ne
ga
ra
,
U
KS
,
da
n/
at
au
ek
str
ak
ur
ik
ul
er
lai
nn
ya
ya
ng
se
su
ai
-
69
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
t
m
en
ga
jar
,
ya
ng
ti
da
k
di
bi
ay
ai
ol
eh
Pe
m
er
in
ta
h
P
us
at
at
au
Pe
m
er
in
ta
h
D
ae
ra
h;
-
70
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
nj
ut
ny
a
ha
ru
s
di
ca
ta
tk
an
se
ba
ga
i
in
ve
nt
ar
is
se
su
ai
de
ng
an
ke
te
nt
ua
n
ya
ng
be
rl
ak
u.
-
71
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
as
uk
an
da
ta
;
b)
va
lid
as
i;
c)
pe
m
ut
ak
hi
ra
n;
da
n
d)
si
nk
ro
ni
sa
si
da
ta
ke
da
la
m
ap
lik
as
i;
-
72
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
m
er
in
ta
h
P
us
at
at
au
Pe
m
er
in
ta
h
D
ae
ra
h,
B
O
S
Re
gu
le
r
da
pa
t
di
gu
na
ka
n
un
tu
k
-
73
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
ba
ha
n
ha
bi
s
pa
ka
i
at
au
al
at
tu
lis
ka
nt
or,
pe
ny
ed
ia
an
ko
ns
u
m
si
da
n
pe
rj
al
an
an
di
na
s.
-
74
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
ka
n
ko
m
p
ut
er
pr
ak
te
k,
pr
in
te
r,
la
pt
o
p
Se
ko
la
h,
pr
oy
ek
to
r,
A
C,
da
n/
at
au
lai
nn
ya
;
-
75
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
as
an
da
ri
Pe
m
er
in
ta
h
D
ae
ra
h
de
ng
an
m
e
m
pe
rh
ati
ka
n
an
ali
sis
ke
b
ut
u
ha
n
gu
ru
da
n
-
76
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
n.
Pe
m
be
lia
n
ko
m
p
ut
er
ha
ru
s
m
e
m
pe
rti
m
ba
ng
ka
n
efi
si
en
si
pe
ng
gu
na
an
an
gg
ar
an
.
-
77
-
w
w
w.
jdi
h.
ke
m
di
kb
u
d.
go
.id
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Nama Sekolah : SMK Swasta ...........
Desa : .................
Kota/Kabupaten : Kabupaten Bogor
Provinsi : Jawa Barat
Target kinerja
PJ Kegiatan/
No Program Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Kegiatan
Koordinator
Indikator Capaian
1 Optimalisas Gerakan 3S Mendorong siswa Rina Fariah, Juli 2019 - Juni 2029 disusun 100%
i 3S di (senyum, guru dan S.Pd.I melibatkan
sekolah sapa dan TAS untuk seluruh warga
salam) menjadi sekolah Minimal
teladan Tingkat baik (nilai
dalam ke santunan 70 pada
implement berdasar sakala
asi gerakan pengukuran 100)
3S sehingga instrumen
siswa
memiliki
perilaku
santun
sebagai
cermin
sikap
beriman
dan
bertakwa
kepada
Tuhan YME
Petugas Waktu Teknik Instrumen
Monev Monev Monev Monev
Drs