Anda di halaman 1dari 3

REFLUKS GASTROESOFAGEAL

S No. Dokumen :445/PKM-


O DNG/SOP/UKP/2
P 52/04/2017

No. Revisi :
TanggalTerbit :
Halaman : 1/3
UPTD KLAUDIA PAU
PUSKESMAS 1979081820050120
DANGA 20

1. Pengertian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah mekanisme refluks


melalui sfingter esofagus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam
melakukan tatalaksana refluks gastroesofageal
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Danga no 445/PKM-
DNG/SOP/UKP/252/04/2017
4. Referensi Panduan Praktek Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
primer.
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. Kuesioner GERD
6. Langkah- 1. Dokter melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan
langkah nama, tanggal lahir, alamat pasien dan mencocokan data
dengan rekam medis
2. Dokter melakukan anamnesis dengan menanyakan keluhan
Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik dan
dapat menjalar ke leher disertai muntah, atau timbul rasa
asam di mulut. Keluhan sering muncul pada malam hari.
3. Dokter melakukan pengisian kuesioner GERD
4. Dokter melakukan diagnosis berdasarkan anamnesa dan
quesioner GERD dan PPI test. Bila PPI test memberikan
respon positif , maka diagnosis definitif GERD dapat
disimpulkan.
1/3
5. Dokter melakukan penatalaksanaan yaitu :
 Terapi dengan medikamentosa dengan cara
memberikan Proton Pump Inhibitor (PPI) dosis tinggi
selama 7-14 hari. Bila terdapat perbaikan gejala yang
signifikan (50-75%) maka diagnosis dapat ditegakkan
sebagai GERD. PPI dosis tinggi berupa omeprazol 2x20
mg/hari.
 Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat dapat
diteruskan sampai 4 minggu dan boleh ditambah
dengan prokinetik seperti domperidon 3x10 mg.
 Pada kondisi tidak tersedianya PPI, maka penggunaan
H2 Blocker 2x/hari: simetidin 400-800 mg atau
ranitidin 150 mg.
6. Dokter memberikan edukasi kepada pasien dan atau
keluarga pasien mengenai kondisi pasien, layanan medis,
pengobatan, efek samping obat dan rujukan bila diperlukan.
7. Dokter mencatat tanggal pemeriksaan, anamnesis,
pemeriksaan fisik, diagnosis/kode ICD 10 : K21.9 Gastro-
oesophageal refluks disease without oesophagitis
7. Bagan Alir

8. Hal- hal 1. Konseling dan edukasi :


yang perlu Edukasi untuk melakukan modifikasi gaya hidup yaitu
diperhatikan dengan mengurangi berat badan, berhenti merokok, tidak
mengkonsumsi zat yang mengiritasi lambung seperti kafein,
aspirin, dan alkohol. Posisi tidur sebaiknya dengan kepala
yang lebih tinggi. Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam
setelah makanan, makan dengan porsi kecil dan kurangi
makanan yang berlemak
2. Kriteria rujukan :
- Pengobatan empirik tidak menunjukkan hasil
- Pengobatan empirik menunjukkan hasil namun kambuh
kembali
- Adanya alarm symptom: Berat badan menurun,
Hematemesis melena, Disfagia (sulit menelan), Odinofagia
(sakit menelan)

- Anemia
9. Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Apotek
3. Rawat Inap
10. Dokumen 1. Rekam Medis
terkait 2. Persetujuan Tindakan Medis
3. Surat rujukan
11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tangga mulai
historis diberlakukan
perubahan

3/3

Anda mungkin juga menyukai