Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Pertama, dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
praktikum yang berjudul “Morfologi Tumbuhan” pada mata kuliah Biologi Dasar
tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, dan
berbagai hambatan yang dialami oleh penulis. Semua ini didasarkan dari
keterbatasan yang dimiliki penulis. Laporan ini selesai tidak lepas dari bantuan
dan bimbingan serta dukungan dari pihak-pihak terkait. Untuk itu penulis
berterimakasih kepada pihak-pihak terkait, diantaranya :
1. Ibu Sulastri Isminingsih, S.P.,M.Si dan Ibu Eltis Panca Ningsih,S.P.,M.S selaku
dosen mata kuliah Biologi Dasar.
2.Saudara Wahyudin dan saudari Qorry Ayna selaku asisten laboratorium Biologi
Dasar
3. Serta pihak-pihak yang telah memberi dukungan dam bimbingan pada proses
penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Hal ini karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga yang penulis
miliki. Penulis sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna
mencapai kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan yang masih
sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Serang, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi ...................................................................................... 2
2.2 Morfologi Daun ............................................................................. 2
2.3 Struktur Daun ................................................................................. 3
2.4 Morfologi Batang ........................................................................... 4
2.5 Morfologi Akar .............................................................................. 4
2.6 Tumbuhan Paku ............................................................................. 5
2.7 Tumbuhan Lumut ........................................................................... 6
2.7.1 Lumut Daun ............................................................................. 6
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 7
3.3 Cara Kerja ...................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ............................................................................................... 8
4.2 Pembahasan .................................................................................... 10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 12
5.2 Saran .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Pengamatan Morfologi Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi ............. 8


Tabel 4.1.2 Pengamatan Morfologi Pada Tumbuhan Tingakat Rendah .......... 9

iii
DAFTAR GAMBAR

2.3 Daun Majemuk ........................................................................................... 3


2.3 Daun Tunggal ............................................................................................. 3
2.4 Batang ........................................................................................................ 5
2.5 Akar............................................................................................................ 5
2.6 Tumbuhan Paku ......................................................................................... 5
2.7.1 Lumut Daun ............................................................................................ 6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terdapat banyak sekali morfologi dari sebuah tanaman, terdiri dari morfologi
bunga, batang (tangkai), daun hingga morfologi dari tanaman itu sendiri.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman spesies tumbuhan.
Sebagai negara megadiversity, kekayaan jumlah spesies flora (tumbuhan).
Indonesia tidak perlu diragukan. Diperkirakan di seluruh dunia terdapat 2 jutaan
spesies tumbuhan yang telah dikenali dan 60 % dari jumlah tersebut terdapat di
Indonesia. (Rizki, 2013).
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ
reproduksi. Organorgan tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti
jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan
pengangkut Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi
permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar . Berdasarkan ontogeninya,
epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm . Epidermis
berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Berdasarkan
fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami modifikasi seperti
stomata dan trikomata (Rompas, 2011).

1.7 Tujuan
Tujuan dari praktikum “Morfologi Tumbuhan” ialah :
1. Mengumpulkan ciri-ciri morfologi tumbuhan.
2. Mengidentifikasi tumbuhan berdasarkan ciri-ciri morfologi yang tampak.
3. Mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri yang tampak.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.6 Morfologi
Nama morfologi dipakai oleh cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi berarti
pengetahuan tentang bentuk (morphos). Jadi, morfologi adalah ilmu yang
mempelajari bentuk organisme, terutama hewan serta tumbuhan, serta mencakup
bagian-bagiannya. Anatomi (berasal dari bahasa Yunani, anatomia, dari
anatemnein, yang berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang
berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. (Deden,2008).
Keanekaragaman tumbuhan dapat ditinjau dari struktur morfologinya, baik
daun, batang, akar, bunga, dan organ modifikasi (Rosanti, 2013)

2.2 Morfologi Daun


Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan
organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena
tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
(Roimil,2015). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil. Oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan
nampak hijau.
Morfologi daun adalah salah satu cabang dari ilmu biologi yang membahas
tentang jenis-jenis karakteristik sebuah daun, seperti bentuk daun, ujung daun,
pangkal daun, tepi daun dan permukaan daun. (Rizki,2013).
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau
tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-
bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau
menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun
juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus). Daun tumbuhan
memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari yang berbentuk duri kecil

2
pada kaktus hingga yang berbentuk lebar pada palm. Sekalipun bentuk dan ukuran
daun tampak bervariasi, pada dasarnya daun terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
basal yang berkembang menjadi pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus) dan
helaian daun (lamina). Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut dinamakan
daun lengkap. Pada sebagian besar tumbuhan, daun hanya terdiri dari satu atau
dua bagian saja, yakni helai daun saja, tangkai dan helai daun, pelepah dan helai
daun, atau tangkai daun saja. Daun-daun yang demikian dinamakan sebagai daun
tak lengkap. (Roimil,2015).

2.3 Struktur Daun


Menurut Roimil (2015), daun dapat dibedakan menjadi daun tunggal dan daun
majemuk. Daun tunggal adalah daun yang helaiannya hanya terdiri dari satu helai
tanpa adanya persendian di bagian dasar helaian tersebut, sedangkan daun
majemuk adalah daun dimana helaiannya disusun oleh sejumlah bagian-bagian
terpisah yang berbentuk seperti daun dan disebut anak daun (leaflet). Pada bagian
basal helaian anak daun atau bagian basal petolulus biasanya ditemukan adanya
pul vinulus (persendian daun). Adanya pulvinulus pada anak daun ini
menyebabkan anak daun dapat gugur sendiri-sendiri (tidak bersamaan). Oleh
karena setiap anak daun dari daun majemuk memiliki karakteristik yang sama
dengan daun tunggal, kadang-kadang sulit dibedakan antara daun tunggal dengan
anak daari daun majemuk, khususnya bila anak daun tersebut berukuran besar.

Gambar 2.3 Daun Majemuk Gambar 2.3 Daun Tunggal

3
2.4 Morfologi Batang
Batang merupakan organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun dan
lintasan zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Batang
tumbuhan juga merupakan organ pembentuk dan penyangga daun. Pada beberapa
jenis tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan dan alat
pengembangbiakan secara vegetatif. (Saktiyono,2004).
Morfologi batang untuk vegetasi tingkat pohon dapat menjadi karakteristik
arsitektur pohon, mulai dari pola pertumbuhan batang, cabang, dan ranting yang
berbeda-beda. Hal ini dapat diartikan bahwa pohon-pohon tersebut memiliki
model arsitektur pohon tertentu. Arsitektur pohon merupakan gambaran morfologi
batang pada suatu fase tertentu pertumbuhan batang. (Hasanuddin,2013).
Menurut Tjitrosoepomo (2010) batang merupakan bagian tubuh tumbuhan
yang amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh
tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pertumbuhan
batang dapat dilihat dari percabangannya, kebanyakan tumbuhan melakukan
percabang walaupun sedikit. Pada dasarnya, morfologi batang pada tingkat
pertumbuhan batang pokok inilah yang akan menjadi arsitektur tumbuhan.

Gambar 2.4 Batang

2.5 Morfologi Akar


Akar merupakan salah satu bagian dari tumbuhan yang penting selain batang
dan juga daun. Akar memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah akar sebagai
alat untuk menautkan tumbuhan ke dalam tanah, juga sebagai penyalur nutrisi dari
daun sebagai tempat pembuatan atau dari tanah ke seluruh tubuh tumbuhan serta
akar sebagai aktivitas metabolis seperti respirasi, tempat penyimpanan cadangan
makanan. (Dinda,2017).

4
Menurut Dinda (2017), secara morfologi, struktur akar tersusun atas leher
akar, batang akar, dan ujung akar. Leher akar atau collum merupakan bagian
pangkal tumbuhan akar, yang berada dekat dengan permukaan tanah dan
tersambung langsung dengan bagian pangkal akar. Leher akar biasanya memiliki
warna yang lebih terang. Sehingga bagian ini lebih mudah dibedakan dari struktur
akar lainnya. Batang akar adalah akar yang terus menerus berkembang, dari
bagian batang akar akan terus berkembang menjadi cabang-cabang akar atau yang
disebut dengan raduxlateralis. Anatomidari jaringan penyusun akar terdiri atas
empat lapisan, yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan stele.

Gambar 2.5 Akar

2.6 Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Pteridophyta merupakan tanaman vaskular (yang memiliki jaringan xilem dan
floem) yang bereproduksi dengan melepaskan spora daripada biji. Tumbuhan
paku memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pembentukan humus,
melindungi tanah dari erosi, menjaga kelembaban tanah. Bentuk tumbuhan paku
bermacammacam, ada yang berupa pohon (paku), biasanya tidak bercabang),
epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma
yang menjalar di tanah atau humus dan ental (frond) yang menyangga daun
majemuk (Cahyo,2018).

Gambar 2.6 Tumbuhan Paku

5
2.7 Tumbuhan Lumut (Bryophitha)
Lumut merupakan tumbuhan kecil yang tingginya hanya sekitar 1-2 cm, dan
bahkan yang paling besarpun umumnya tingginya kurang dari 20 cm. Tumbuhan
lumut merupakan tumbuhan yang sederhana biasanya tumbuh ditempat – tempat
basah. Lumut tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Lumut merupakan
salah satu bagian kecil dari flora yang belum banyak tergali dan bagian
penyokong keanekaragaman flora. (Kimbal, 2003)
2.7.1 Lumut daun (Bryopsida)
Lumut daun disebut juga sebagai lumut sejati. Lumut daun merupakan kelompok
lumut terbanyak dibandingkan kelompok lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu
spesies. Bentuk tubuh lumut daun berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti
akar (Rizoid), batang, dan daun. Lumut daun hidup berkelompok membentuk
hamparan tebal seperti beludru. (Diah,2004)

Gambar 2.7.1 Lumut Daun

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum “Morfologi Tumbuhan” dilaksanakan pada hari Kamis 30
September 2019 pukul 13.30-15.30 WIB dilaboratorium Bioteknologi
Agroekoteknologi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan saat praktikum “Morfologi Tumbuhan” antara lain kertas
HVS dan pensil.
Bahan yang digunakan saat praktikum “Morfologi Tumbuhan” antara lain
tumbuhan paku, tumbuhan lumut, bunga mawar, pohon pisang, pohon manga, dan
pohon talas.

3.3 Cara Kerja


1. Semua alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
2. Dilakukan pengamatan terhadap tumbuhan.
3. Ciri-ciri morfologi dari tumbuhan tersebut meliputi akar diamati dan
didiskusikan, lalu digambar hasil pengamatan.
4. Pengamatan dilakukan secara seksama terhadap bagian yang dimanfaatkan
dari tanaman, lalu digambar hasil pengamatan.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Pengamatan Morfologi Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
No Gambar Keterangan
1. Mangga Morfologi manga :
Akar : Tunggang
Batang : Bercabang dan berkambium
Daun : Berbentuk pipih
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Mangifera indica L Kelas : Magniliopsida (Berkeping
satu)

2. Mawar Morfologi mawar :


Akar : Tunggang
Batang : Berduri
Daun : Majemuk
Divisi :Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Rosa damascena Mill
Kelas : Liliopsida (Berkeping satu)

3 Pisang Morfologi pisang :


Akar : Serabut
Batang : semu
Daun : Panjang, lonjong, lebar
Sub Divisi : Spermatophyta
Musa paradisiaca Kelas : Liliopsida (Berkeping satu)

8
4. Talas Morfologi akar:
Akar : Serabut
Batang : Pendek, dibungkus oleh
pelepah
Daun : Berbentuk hati
Sub Divisi : Magnoliophyta
Colocasia esculenta (L.) Schott.
(Tumbuhan Berbunga
Kelas : Liliopsida (Berkeping
satu/monokotil)
5. Paku Morfologi Paku (Pteridophyta) :
Akar : Serabut
Batang : Bercabang
Daun : Menyirip. Berdasarkan
bentuknya daun paku dibedakan antara
Pteridophyta epidermis , daging daun, dan tulang
daun.

4.1.2 Hasil Pengamatan Morfologi Pada Tumbuhan Tingkat Rendah


No Gambar Keterangan
1. Lumut Daun Morfologi Lumut (Bryophyta) :
Akar : berupa rhizoid
Hidup Berkoloni
Banyak ditemukan ditempat lembab.
Tidak memiliki akar, batang, dan daun
Bryopsida
sejati.
Berkembang biak dengan spora
Bentuk daun : beberapa lembaran
yang tersusun spiral, berwarna hijau
muda hingga kecoklatan.
Tidak memiliki pembuluh angkut.

9
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan membahas tentang morfologi dari tanaman
paku, lumut, mangga, mawar, pisang , dan talas. Sebagaimana menurut Deden
(2008) morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk organisme, terutama
hewan serta tumbuhan, serta mencakup bagian-bagiannya. Masing-masing
tumbuhan memiliki morfologi, seperti daun, batang akar. Ditunjang dari Rosanti
(2013) Keanekaragaman tumbuhan dapat ditinjau dari struktur morfologinya, baik
daun, batang, akar, bunga, dan organ modifikasi. Setelah diamati morfologi nya,
praktikan menggambar hasilnya dikertas HVS.
Praktikan melakukan pengamatan pada tumbuhan paku. Tumbuhan paku
memiliki struktur akar yang serabut, batangnya yang bercabang , daunnya
menyirip. Dan berdasarkan bentuk daunnya, dibedakan antara epidermis, daging
daun , dan tulang daun. Tumbuhan paku juga memiliki spora untuk berkembang
biak. Hal ini diperkuat oleh Cahyo (2018) yaitu Pteridophyta merupakan tanaman
vaskular (yang memiliki jaringan xilem dan floem) yang bereproduksi dengan
melepaskan spora daripada biji.
Pengamatan kedua yaitu pada tanaman lumut daun (Bryopsida). Lumut daun
memiliki struktur akar yang masih berupa rhizoid, struktur akarnya seperti daun.
Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Lumut daun juga berkembang biak
dengan spora. Lumut daun biasa hidup ditempat yang lembab. Hal ini diperkuat
oleh Diah (2004) yaitu bentuk tubuh lumut daun berupa tumbuhan kecil dengan
bagian seperti akar (Rizoid), batang, dan daun. Lumut daun hidup berkelompok
membentuk hamparan tebal seperti beludru.
Pengamatan ketiga yaitu pada tanaman Mawar (Rosa damascena Mill).
Mawar memiliki struktur berakar tunggang, batangnya berduri,dapat dilihat
bahwa mawar daunnya majemuk. Bunga mawar memiliki batang yang panjang,
tidak beraturan, dan berduri. Biji bunga mawar terletak pada bagian bunga, hal ini
menyebabkan biji tidak terlihat dari jarak jauh. Sub divisinya Angiospermae.
Kelas Liliopsida atau berkeping satu.
Pengamatan keempat yaitu pada tanaman mangga (Mangifera indica L).
Tanaman mangga memiliki struktur berakar tunggang, batangnya bercabang dan
berkambium, seperti yang terlihat daunnya berbentuk pipih. Batang pada tanaman

10
mangga ini lurus, tegak, keras, dan kuat. Tanaman mangga memiliki bunga
majemuk dan daunnya berwarna hijau muda hingga hijau tua. Tanaman mangga
memiliki biji berkeping dua. Sub divisi nya Agiospermae. Kelas Magniliopsida
atau berkeping satu.
Pengamatan kelima yaitu pada pohon pisang (Musa paradisiaca). Pohon
pisang ini memiliki struktur berakar serabut, memiliki batang semu, dan terlihat
daunnya berbentuk panjang, lonjong dan lebar. Sub divisi nya adalah
Spermatophyta, kelas Liliopsida atau berkeping satu.
Pengamatan yang terakhir yaitu pada pohon talas (Colocasia esculenta (L.)
Schott.). Talas ini memiliki struktur akar serabut, memiliki batang yang pendek
dan dibungkus oleh pelepah, seperti yang terlihat daunnya berbentuk hati. Sub
divisinya adalah Magnoliophyta atau tumbuhan berbunga. Kelas Liliopsida atau
berkeping satu.

11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada Praktikum Morfologi Tumbuhan ini adalah praktikum bisa
paham apa itu morfologi tumbuhan dan macam-macam morfologi tumbuhan.
Praktikan juga dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tumbuhan
berdasarkan morfologinya dengan melakukan pengamatan terhadap tumbuhan
yang telah tersedia.

5.1 Saran
Saran yang diberikan untuk semua praktikan adalah agar semua praktikan
dapat memahami apa itu morfologi tumbuhan. Dan saat praktikum berlangsung
diharapkan para praktikan harus lebih teliti dalam melakukan praktikum.
Seharusnya praktikan juga menciptakan suasana yang kondusif, agar gambar hasil
pengamatan jelas dan selesai tepat waktu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Deden. 2008. Buku Pelajaran Biologi Kelompok Pertanian dan


Kesehatan. Grafindo Media Pratama.
Aryulina, Diah, dkk. 2004. Biologi 1 SMA dan MA. Jakarta: Erlangga.
Hasanuddin. 2013. Model Arsitektur Pohon Hutan Kota Banda Aceh Sebagai
Penunjang Praktikum Morfologi Tumbuhan. Jurnal EduBio Tropika
1(1):1-60.
Kimbal.2003.Biologi Edisi Lima-Jilid 2. Jakarta:Erlangga
Latifa, Roimil. (2015). Karakter Morfologi Daun Beberapa Jenis Pohon
Penghijauan Hutan Kota Di Kota Malang. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Nugroho, Cahyo (2018). Karakteristik Tumbuhan Paku (Pterydhophyta) Dijalur
Ciwalen, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cisarua, Jawa Barat.
Pendidikan Biologi. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta. Vol 13 No. 1.
Prameswari, Dinda (2017). Morfologi Akar Dan Jaringan Penyusun Akar. Jurusan
FMIPA. Universitas Mulawarman.
Rizki (2013). Pembelajaran Praktikum Biologi Morfologi Daun Berbasis
Mobile.Politeknik Elektronika Negeri: Surabaya. Vol 2 No.2.
Rompas, Yulanda. Dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun
Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Biologis. Vol 1 No 1.
Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga
Saktiyono. 2004. IPA Biologi SMP dan MTS Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo, G. 2010. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Gadjah Mada
University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai