Anda di halaman 1dari 8

DARAH II

HEMOLISA DAN KRENASI DARAH

Fadillah Syahrani¹ Rian Aguspratama²


¹Praktikan Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar
²Asisten Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar

Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar, Fakultas Petrenakan, Universitas Hasanuddin.


Jl. Perintis Kemerdekaan 10, Makassar, Sulawesi Selatan.
Tlp. 085242089027, Kode Pos 90245.
Email :fadillahfadil19@gmail.com

ABSTRAK

Darah merupakan suatu suspensi berwarna merah yang terdapat didalam pembuluh darah.
Warna merah ini dapat berubah-ubah tergantung kadar oksigen dan kadar karbon dioksida
yang terkandung didalamnya. umum terdiri dari hemoglobin . Hemoglobin di eritrosit
juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh
tubuh. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari beberapa larutan yang menyebabkan
terjadinya hemolisa dan krenasi serta tekanan osmotik eritrosit darah. Metode praktikum
yaitu pada Hemolisa dan Krenasi, mengisi tiga gelas arloji dengan NaCl 0,9%, 0,5%, dan
3%, menambah isi tabung dengan 5 tetes darah, mengamati warna darah secara
makroskopis pada gelas arloji dan secara mikroskopis dengan objek glass dan diamati
menggunakan mikroskop. Hasil praktikum yang diperoleh pada hemolisa dan krenasi
darah yaitu pada larutan NaCl 0,9% tidak terjadi perubahan pada sel darah merah atau
tetap dalam keadaan normal. Pada NaCl 0,5% terjadi hemolisa pada sel darah merah, dan
Pada NaCl 3% terjadi krenasi pada sel darah merah. Hal ini terjadi karena adanya proses
osmosis yaitu perpindahan molekul air melalui seliput semipermiabel selektif dari bagian
yang lebih encer (konsentrasi rendah) ke bagian yang lebih pekat (konsentrasi tinggi).
Kesimpulan dari praktikum larutan NaCl 0,5% bersifat hipotonis yaitu dapat
menyebabkan pecahnya sel darah merah sehingga terjadi hemolisa darah karena
konsentrasi larutan NaCl 0,5% lebih rendah dari pada konsentrsi cairan dalam sel darah
merah dan larutan NaCl 3% bersifat hipertonis yang dapat menyebabkan sel darah merah
menjadi berkerut sehingga terjadi krenasi karena konsentrasi larutan NaCl 3% lebih tinggi
dari pada konsentrasi cairan dalam sel darah merah dan pada larutan NaCl 0,9% bersifat
isotonis yaitu konsentrasi larutan NaCl 0,9% dan konsentrasi cairan dalam sel darah
merah sama, sehingga tidak menyebabkan perubaan apapun pada sel darah merah atau sel
darah merah tetap dalam keadaan normal dan juga volumenya tetap.

Kata Kunci : Darah, Eritrosit, Hemolisa, Makroskopis dan Mikroskopis


PENDAHULUAN Krenasi terjadi bila cairan

Hemolisis adalah pecahnya dalam eritrosit keluar, akibatnya

membrane eritrosit, sehingga eritrosit akan keriput. Keriput atau

hemoglobin bebas ke dalam medium krenasi ini dapat dikembalikan

sekelilingnya (plasma). Dengan dengan menambahkan cairan

adanya hemoglobin, darah dapat isotonis contohnya larutan NaCl

membawa oksigen yang berasal dari 0,9%. Bila sel dimasukkan ke dalam

udara 60 kali lebih banyak bila suatu larutan tanpa menyebabkan sel

dibandingkan dengan oksigen yang membengkak atau mengkerut

berasal dari air pada kondisi yang disebut larutan isotonis, oleh karena

sama. Kerusakan membrane eritrosit itu terjadi perubahan osmosis, yang

dapat disebabkan oleh antara lain terjadi hanyalah meningkatnya

penambahan larutan hipotonis, volume cairan ekstrasel.

hipertonis dalam darah dan isotonis. Tujuan dilakukan praktikum

Apabila medium disekitar eritrosit ini adalah untuk melihat hemolisa

menjadi hipotonis karena dan krenasi darah. Kegunaan

penambahan larutan NaCl hipotonis dilakukannya praktikum ini yaitu

medium tersebut (plasma dan agar praktikan dapat melihat dan

larutan NaCl) akan masuk ke dalam mengetahui bentuk sel darah merah

eritrosit melalui membrane yang setelah mengalami hemolysis dan

bersifat semi permiabel dan krenasi akibat penambahan berbagai

menyebabkan sel eritrosit larutan. Hal inilah yang

menggembung. melatarbelakangi dilakukannya

praktikum uji hemolisa darah.


METODOLOGI PRAKTIKUM menyiapkan 3 buah gelas arloji
Waktu dan Tempat
dengan label konsentrasi 0,5%, 0,9%
Praktikum Fisiologi Ternak
dan 3% yang telah bersih. Kemudian
Dasar mengenai hemolisa dan
melukai jari tangan dengan
krenasi darah dilaksanakan pada hari
menggunakan vaccinostyle dan
minggu, 30 September 2018 pada
menambahkan masing-masing 2-3
pukul 14.00 sampai selesai di
tetes darah di tiap gelas arloji.
Laboratorium Fisiologi Ternak
Menambahkan masing-masing 6
Dasar, Fakultas Peternakan,
tetes NaCl 0,5%, 0,9% dan 3%
Universitas Hasanuddin, Makassar.
dalam masing-masing gelas arloji.
Alat dan Bahan
Mengamati dan mencatat setelah
Alat yang digunakan pada
beberapa menit.
praktikum hemolisa dan krenasi

darah terdiri atas : mikroskop, Hemolisa dan Krenasi Darah


vaccinostyle, gelas objek, dan gelas Mikroskopis

arloji. Pada percobaan hemolisa

Bahan yang digunakan pada darah degan cara mikroskopis

praktikim hemolisa dan krenasi darah menyiapkan 3 buah objek glass dan

terdiri atas : sampel darah manusia, cover glass dengan label konsentrasi

alkohol 70 %, NaCl 0,5 %, 0,9 %, 3%, 0,9% dan 0,5% yang telah

dan 3 %, dan kapas. bersih. Kemudian melukai jari

Metode Praktikum tangan dengan menggunakan


Hemolisa dan Krenasi Darah
vaccinostyle dan menambahkan
Makroskopis
Pada percobaan hemolisa masing-masing 1 tetes darah di tiap

darah dengan cara makroskopis objek glass. Menambahkan masing-


masing 1 tetes NaCl 0,5%, 0,9% dan Sumber : Data hasil praktikum
Laboratorium.Fisiologi.Te
3% dalam masing-masing objek rnak Dasar 2018.

glass. Menutup objek glass yang


Berdasarkan hasil praktikum
berisi darah dengan masing-masing
dengan menggunakan cara
cover glass. Mengamati dan
makroskopis ini dapat diketahui
mencatat dengan menggunakan
bahwa sampel (1) darah yang
mikroskop.
dicampur dengan larutan NaCl 3%
HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadi pengerutan (krenasi) akibat
Hemolisa dan Krenasi Darah
dari konsentrasi larutan NaCl lebih
Makroskopis
Berdasarkan hasil praktikum besar dari konsentrasi darah yang

fisiologi ternak dasar diperoleh data mengakibatkan tekanan osmotik

seperti tabel berikut. terjadi dari arah darah menuju ke

Gambar 2. Hasil Pengamatan larutan NaCl (plasma keluar dari sel


Hemolisa Darah
Dengan Cara darah) sehingga disebut dengan
Makroskopis
Keterangan larutan hipertonis. Bila membran
No. Darah
tidak kuat lagi menahan tekanan
NaCl 0,5% +
Darah yang ada di dalam sel eritrosit itu
1
(Hipotonis) sendiri, maka sel akan pecah,

akibatnya hemoglobin akan bebas ke


NaCl 0,9% +
Darah dalam medium sekelilingnya.
2
(Isotonis)
Sebaliknya bila eritrosit berada pada

NaCl 3% + medium yang hipertonis, maka

3 Darah
cairan eritrosit akan keluar menuju
(Hipertonis)
ke medium luar eritrosit (plasma),
akibatnya eritrosit akan keriput sel darah dan tekanan osmotik terjadi

(krenasi). Keriput ini dapat dari arah larutan menuju ke darah

dikembalikan dengan cara (larutan masuk dalam sel darah)

menambahkan cairan isotonis ke sehingga disebut dengan larutan

dalam medium luar eritrosit. hipotonis dapat disimpulkan pula

Sampel (2) darah yang pada sampel (c) terjadi hemolisa

dicampur dengan larutan NaCl 0,9% darah. Hal ini sesuai dengan

terjadi percampuran antara larutan pendapat Siswanto (2014) yang

NaCl dengan darah karena menyatakan bahwa hemolisis adalah

konsentrasi larutan NaCl sama besar pecahnya membran eritrosit,

dengan konsentrasi darah yang sehingga hemoglobin bebas ke dalam

mengakibatkan larutan bercampur medium sekelilingnya (plasma).

dengan darah (keadaan normal) Kerusakan membran eritrosit dapat

sehingga disebut dengan larutan disebabkan oleh antara lain

isotonis. penambahan larutan hipotonis,

Sampel (3) darah yang hipertonis dalam darah, penurunan

dicampur dengan larutan NaCl 0,5% tekanan permukaan membran

terjadi pengembangan akibat dari eritrosit, zat/unsur kimia tertentu,

konsentrasi larutan NaCl lebih kecil pemanasan dan pendinginan, rapuh

dari konsentrasi darah yang karena ketuaan dalam sirkulasi darah

mengakibatkan pecahnya eritrosit dan lain-lain. Apabila medium di

sehingga larutan NaCl dapat masuk sekitar eritrosit menjadi hipotonis

dengan mudah sehingga (karena penambahanlarutan NaCl

mengakibatkan pengembangan pada hipotonis) medium tersebut (plasma


dan larutan NaCl) akan masuk ke hemolisa terlihat bentuknya

dalam eritrosit melalui membran berantakan, ada beberapa yang

yang bersifat semipermiabel dan mengambang, pecah bahkan ada

menyebabkan sel eritrosit yang mati. Pada sel darah merah

menggembung. yang mengalami krenasi terlihat sel

Hemolisa dan Krenasi Darah darah merahnya yang mengerut dan


Mikroskopis
ada yang mengempes akibat cairan
Berdasarkan hasil praktikum
darah dalam sel yang keluar
Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar
kelarutan yang bersifat hipertonis.
mengenai hemolisa darah dengan
Pada sel darah merah yang berada
cara mikroskopis diperoleh data
pada larutan isotonis terlihat eritrosit
seperti pada tabel berikut.
masih normal, pipih dan berbentuk
Gambar 3.Hasil Pengamatan
Hemolisa.Darah melingkar/bionkaf.
Cara Mikroskopis
no. Darah Keterangan Larutan isotonis berarti

klinik yang penting karena dapat


NaCl 0,5% +
Darah
1 (Hipotonis)
diinfuskan kedalam darah tanpa

menimbulkan gangguan

NaCl 0,9% + keseimbangan osmosis antara cairan


2 Darah
(Normal) ekstrasel dan intrasel sedangkan

NaCl 3% + Dar pada darah yang di tambahkan


3 ah (Hipertonis)
dengan NaCl terlihat keruh dan
Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi
Ternak Dasar 2018 keriput. NaCl 3 % merupakan
Berdasarkan hasil pengamatan
larutan Hipertonis yang mempunyai
mikroskop dapat diketahui bahwa sel
konsentrasi tinggi sehingga
darah merah yang mengalami
menyebabkan sel darah mengalami eritrosit akan mengalami krenasi

krenasi). Larutan yang pada selnya (Rachman ,2009).

berkonsentrasi tinggi akan


PENUTUP
menyebabkan sel darah akan Kesimpulan

mengalami krenasi sedengkan air


Hemolisis adalah peristiwa
yang masuk ke dalam sel darah akan
pecahnya sel darah merah yang
menyebabkan pembengkakan dan
menyebabkan hemoglobin
kemudian sel darah merah akan
dilepaskan dari sel tersebut. Darah
mengalami hemolisa.
yang dicampur dengan larutan NaCl
Sel darah merah dalam
3% terjadi pengerutan (krenasi)
berbagai kondisi larutan memiliki
disebut dengan larutan hipertonis.
karakteristik yang berbeda pada
Darah yang dicampur dengan larutan
kondisi larutan yang berbeda.
NaCl 0,9% terjadi percampuran
Kondisi yang berbeda bergantung
antara larutan disebut dengan larutan
pada permeabilitas membran sel
isotonis. Darah yang dicampur
terhadap lingkungannya. Pada
dengan larutan NaCl 0,5% terjadi
kondisi larutan yang hipotonis seperti
pengembangan dengan larutan
larutan NaCl dengan konsentrasi
hipotonis dapat disimpulkan terjadi
NaCl 0.5% sel umumnya akan
hemolisa darah pada darah yang
mengalami lisis. Pada kondisi larutan
dicampur dengan NaCl 0,5%. Berat
NaCl 0.9%, larutan dikatakan
jenis darah merupakan suatu indeks
isotonis dengan eritrosit. Sedangkan
terhadap suatu tetapan pada suatu zat
pada larutan dengan kondisi
tertentu, dimana berat jenis darah
hipertonik seperti pada NaCl 3%,
pada ternak berbeda-beda.
Saran
Sebaiknya fasilitas di

laboratorium dilengkapi agar

praktikum dapat berjalan sesuai

dengan prosedur. Sebaiknya

praktikan terlebih dahulu memahami

prosedur kerja praktikum yang akan

dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Rachman. 2009. Respon Sel Darah


Merah Terhadap Perubahan
Kondisi Osmotik Lingkungan
Dan Penambahan Larutan
Deterjen. Institut Teknologi
Bandung. Volume 2 No 4.
Bandung

Siswanto. 2014. Kerapuhan sel darah


merah sapi bali. Jurnal
Veteriner. Volume 15 No. 1.
64 - 67

Anda mungkin juga menyukai