Anda di halaman 1dari 2

Mazmur 26:1-12; Yohanes 9:35-38

LEPASKAN TANGANMU!

".......kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu" (Mazmur 26:1).

Seorang ateis sedang mengendarai Harley Davidson di kelokan-kelokan menuju


puncak bukit. Entah karena mengantuk atau karena keasyikan menyanyi mengikuti
irama rap di walkman-nya, tiba-tiba motornya menyeruduk pagar pembatas. Ia
meluncur bebas ke jurang. Untunglah (ini keberuntungan yang ke sepuluh kali!), ia
tersangkut pada cabang pohon kecil. "Selamat......selamat......," desahnya sambil
memegangi kepalanya yang agak pening terbentur dahan pohon. Ia melongok ke
bawah.......hui......dalamnya. Mendongak ke atas, sepi tak ada orang yang bakal
menolongnya, apalagi jaraknya terlalu jauh dengan jalan raya. Berteriak? Percuma!

Tiba-tiba ia ada akal. "Tuhan......!" serunya dengan sekuat tenaga.

Hening.......tidak ada jawaban.

Ia berteriak lagi: "Tuhan......!! Kalau Engkau memang benar ada, tolonglah aku. Dan
aku akan menjadi pengikut-Mu!!"

Hening......sepi......sunyi. Hanya terdengar suara gemerisik dedaunan. Tangannya


mulai kesemutan akibat memegangi dahan pohon. Tiba-tiba terdengar suara dahsyat
mengguntur: "Di mana-mana manusia sama. Kalau kepepet baru berteriak:
Tuhan.....!"

"Tidak.....tidak Tuhan," teriaknya penuh harapan. "Sekarang aku mulai percaya


kepada-Mu, apalagi aku mendengar suara-Mu sendiri. Aku berjanji setelah ini aku
akan memberitakan nama-Mu kepada orang-orang lain. Janji deh......!"

"Baiklah, Aku akan menyelamatkan engkau. Sekarang lepaskan tanganmu dari dahan
itu," kata suara itu.

"Apa? Melepaskan dahan??? teriak orang itu dengan kalap. "Kau pikir aku gila?"

Saudara, tidak sedikit orang Kristen seperti orang ateis ini. Di gedung gereja mereka
berkoar-koar: Aku percaya kepada Tuhan! Aku beriman kepada-Nya! Tak sedikit
keraguan dalam hatiku kepada-Nya! Tapi ketika Tuhan memerintahkan: "Lepaskan
tanganmu dari dahan!", serta-merta mereka berteriak serempak: "Tidak!!" Inikah yang
disebut kepercayaan?

Bandingkan dengan Abraham. Ketika Allah meminta anaknya untuk dikorbankan,


Abraham percaya dan taat kepada-Nya (Kej. 22). Abraham tidak mengeluh, ia tidak
mengomel, ia tidak perlu berdemonstrasi menentang perintah yang "biadab" itu.
Masakan anak yang diberikan diambil lagi? Justru yang dilakukannya adalah TAAT!
Inilah yang disebut dengan kepercayan! Kepercayaan seperti ini tidak perlu
dibumbuhi dengan pertanyaan: Mengapa? Hanya taat dan percaya saja kepada Tuhan!
Apakah Anda sedang berada di awang-awang dan bergelantungan di dahan pohon?
Berserulah kepada Tuhan dan tunggulah instruksi-Nya lebih lanjut. Siapkan hati yang
taat kepada-Nya, sebab instruksinya bisa: "Lepaskan tanganmu dari dahan!" Anda
berani melakukannya? Percaya kepada Tuhan?

Teologia super modern berkata: Sebotol obat lebih mujarab dari sebotol minyak
urapan.

Anda mungkin juga menyukai