Anda di halaman 1dari 2

Sebab Cinta Adalah Dusta

Oleh Widzar Alghifary

Mungkin aku telah salah menilai sikapmu.


Aku tahu, yang kau cari bukan perempuan
macam aku. Aku bukan perempuan yang
bisa memikat hatimu, bukan juga
perempuan yang bisa mematahkan semua
idealismemu, bukan. Aku tak lebih dari
sekedar perempuan yang numpang lewat
dalam kehidupanmu. Aku tak tahu, jika
saat ini mungkin kau menginginkan aku
pergi dari kehidupanmu secara diam-diam.
Karena jelas, tidak mungkin kau
mengusirku terang-terangan. Karena
bagaimanapun kau akan merasa bersalah.
Bukankah kau pernah berjanji setia?

Aku tak seharusnya menginginkan diakui


sebagai aku yang dikenal olehmu hanya
semata-mata huruf. Ya, hanya huruf-huruf!
Aku harus menyadari bahwa aku telah
dijadikan sebagai dadu olehmu. Bukankah
laki-laki terbiasa menjadikan hidupnya
sebagai permainan? Lagi-lagi aku harus
mengakui, bahwa akulah taruhan dalam
permainanmu kali ini. Jujur, aku terlanjur
jatuh cinta pada matamu. Aku telah benar-
benar terbiasa memahami sorot tajam
matamu. Lantas, salahkah aku jika aku
telah dengan benar-benar jatuh cinta?
Bukan semata-mata dadu yang dilempar
ke udara, atau sebuah pertaruhan antara
dua sisi mata uang.
Tapi mungkin harus kuakui, aku benar-
benar kalah. Aku harus menjadi
pecundang pada permainan kali ini.
Selamat! Kau yang memenangkannya!
Matamu ternyata tak pernah menyimpan
cinta untukku, pun juga hatimu. Maka
kubiarkan luka ini terbakar lagi.
Menjadikannya abu mungkin lebih baik.
Agar tak lagi kukenali sosok cinta, agar tak
lagi kucium harum cinta, takkan lagi
kutemui keindahannya. Sebab aku telah
menjadi abu. Biarkan mataku tertutup
atas segala hal yang berlabel cinta. Sebab
Cinta Adalah Dusta!!!

*) sebuah catatan ditemukan dalam


keadaan tak mudah dibaca pada kertas
folio yang sudah lusuh dengan spidol yang
memudar. disana tak ada tanggal,
mungkin dia tak menginginkan ingatan
akan hari itu melintas kembali dalam
benaknya.

Anda mungkin juga menyukai