Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, terjadilah

perubahan gayahidup masyarakat menjadi lebih praktis. Aktivitas yang

begitu padat dan kesibukan membuat mereka mencari makanan dan

minuman yang praktis dan cepat dikonsumsi seperti “junk food”.

Perubahan ini membuat masyarakat melupakan arti gaya hidup sehat. Hal

tersebut menimbulkan masalah kesehatan yang tidak dapat dihindari.

Salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit yang

sering dialami oleh orang usia lanjut. Jumlah penderita hipertensi di dunia

terus meingkat setiap tahunnya. Di Indonesia hipertensi merupakan

penyakit dengan angka prevalensi tinggi. (WHO, 2012)

Dalam pengobatan penyakit hipertensi ada dua macam cara, yaitu

dengan penanganan medis dan nonmedis. Penanganan secara medis

biasanya dengan mengkonsumsi obat-obatan. Konsumsi obat yang terus

menerus tidaklah baik untuk kesehatan. Efek samping jangka panjang

pemakaian obat kimia salah satunya adalah menurunnya fungsi ginjal dan

hati. Terganggunya fungsi ginjal dan hati akan menyebabkan racun yang

masuk ke tubuh kita menyebar ke seluruh tubuh karena terganggunya

salah satu system metabolisme di tubuh kita. Penanganan secara

nonmedis yang murah dan tanpa efek samping yaitu dengan konsumsi

1
2

coklat. Coklat merupakan salah satu makanan yang digemari oleh

masyarakat dunia. Dan diantara banyaknya jenis coklat, coklat hitam

merupakan coklat dengan kandungan kakao sebesar 70% dan terdapat

kandungan polifenol yang tinggi. Polifenol pada coklat hitam yang

mempunyai efek terhadap kesehatan adalah flavanol. Mekanisme flavanol

dalam menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan nitrit oksida

endotel, dan memperbaiki keelastisitasan pembuluh darah, dan sirkulasi

darah yang menyebabkan vasodilatasi kemudian menurunkan tekanan

darah.

Angka kejadian hipertensi menurut WHO (word health

organization) mencatat pada tahun 2012 setidaknya jumlah 839 juta

kasus hipertensi. Data Riskedas tahun 2013 prevalensi hipertensi di

Indonesia mencapai 26.5% dinkes jatim menyebutkan total penderita

hipertensi di jatim 2011 sebanyak 285.724 pasien. Sementara di

kabupaten tulungagung, hipetensi merupakan peringkat ke4 dari

jumlah khasus penyakit terbanyak yang di laporkan dinas kesehatan

kabupaten tulungagung pada tahun 2014 yaitu dengan jumlah

kejadian sebanyak 839 kejadian.Dan pada tahun 2015 teratat kasus

hipertensi mencapai 9.440 orang. Sementara di panti sosial tresna

werda tulungagung penderita hipertensi pada tahun 2018 mencapai

30 orang diambil dari data Panti Social Tresna Werdha Tulungagung

2018.

Pada penderita hipertensi yang tidak terkontrol maka masalah

yang akan terjadi adalah komplikasi seperti stroke, penyakit ginjal,


3

serangan jantung, dan gagal jantung. Selain itu, penanganan

hipertensi dapat di lakukan dengan cara metode penyuluhan, salah

satunya mensosialisasikan tentang manfaat coklat hitam yang dapat

menurunkan tekanan darah agar masyarakat dapat mengetahui dan

memahami penanganan hipertensi dengan mengkonsumsi coklat hitam

sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi

angka kejadian penderita hipertensi.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa

masih banyaknya masalah tentang hipertensi di masyarakat, yaitu

tingginya angka kejadian hipertensi di masyarakat. Baru-baru ini

makanan yang diteliti oleh para peneliti yaitu coklat hitam. Manfaat

coklat hitam yang utama bersumber dari kandungan flavanolnya. Dalam

tubuh, flavanol mengaktifkan gen dalam sel untuk memproduksi nitrit

oksida. Nitrit oksida berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah,

sehingga aliran darah jadi lebih lancar dan aliran darah ikut menurun.(

haryadi dan suprianto, 2012 ).

Dari uraian tersebut sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ pengaruh konsumsi coklat hitam terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Panti Soaial

Tresna Werdha Blitar Tulungagung “.


4

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “ adakah pengaruh

konsumsi coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi ?”

C. Tujuan Peneliti

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh

konsumsi coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum

mengkonsumsi coklat hitam.

b. Mengetahui tekanan darah pada penderita hipertensi sesudah

mengkonsumsi coklat hitam.

c. Menganalisa pengaruh konsumsi coklat hitam terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

1) Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dilingkup pendidikan khususnya pendidikan

keperawatan tentang pengaruh konsumsi coklat hitam terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.


5

2) Manfaat praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat

membantu menurunkan angka penderita hipertensi dan juga

untuk wacana mengembangkan penelitian lebih lanjut untuk

menurunkan angka penderita hipertensi dengan hanya murah,

salah satunya dengan cara mengkonsumsi coklat hitam.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi

1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi batas

normal, dimana tekanan sistoliknya di atas tekanan 140 mmHg

dan tekanan diastole di atas 90 mmHg, atau keadaan tekanan

darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu

target organ seperti stroke (otak), PJK (pembuluh darah dan

jantung) dan hipertrofi ventrikel kiri (untuk otot jantung).

Hipertensi disebut sebagai pembunuh diam-diam karena tidak

menampakan gejala. (Evi tunjung fitriani, Kukuh hari subagyo, Eny

masruroh, 2018)

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang

bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan

yang berbeda. Secara umum, seseorang dianggap mengalami

hipertensi apabila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

(Yanita Nur Indah Sari)

Penyakit hipertensi merupakan gejala peningkatan

tekanan darah yang kemudian berpengaruh kepada organ lain,

seperti strok untuk otak atau penyakit jantung koroner untuk

pembuluh darah jantung dan otot jantung. (Arif Muttaqin, 2009).

6
7

Dari berbagai pengertian diatas, bapat disimpulkan bahwa

hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan

abnormal apabila tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg

dan beresiko muncul masalah-masalah kardiovaskuler lain.

2. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :

a. Hipertensi primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui

penyebabnya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf

simpatis sistem renin. Angiontensin dan peningkatan Na + Ca

intraseluler. Faktor faktor yang meningkatkan resiko :

obesitas, merokok, alcohol, dan polisitemia.

b. Hipertensi sekunder

Penyebabnya yaitu : penggunaan eksrogen, penyakit

ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan

dengan kehamilan. (Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan

Nanda nic noc edisi revisi jilid 2, 2015)

3. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi

terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut

kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla


8

spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan

pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk inpuls yang bergerak

kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada

titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan

merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya neropinefrin mengabitkan

konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan

dan ketakutan dalam mempengaruhi respons pembuluh darah

terhadap rangsang vasokonstriktor. Indivudu dengan hipertensi

sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui

dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat

bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh

darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas konstriksi. Medula

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat

memperkuat vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi

yang dapat mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,

menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan

angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiontensin II,

suatu vasokonstrikor kuat, yang pada gilirannya merangsang

sekresi aldosterone oleh korteks adenal. Hormone ini

menyebabkan retrensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor

tersebut cinderung mencetuskan keadaan hipertensi.


9

Pertimbangan gerontologsis. Perubahan structural dan

fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab

pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksi otot poros pembuluh

darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi

dan daya tegang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan

arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi

volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),

mengakibatkan penurunan curah jantung dan meningkatkan

tahanan perifer.

4. Klasifikasi hipertensi

Table 2.1

No Katagori Tekanan darah Tekanan darah


sistolik diastolik
1 Normal 120 mmHg – 85 mmHg – 95
130 mmHg mmHg
2 Ringan 140 mmHg – 90 mmHg - 99
159 mmHg mmHg
3 Sedang 160 mmHg – 100 mmHg –
179 mmHg 109 mmHg
4 Berat 180 mmHg – 110 mmHg –
209 mmHg 119 mmHg

(Tim buku medika, 2017)


10

5. Gejala hipertensi

Pada sebagian besar hipertensi tidak menimbulkan gejala,

masa laten ini menyelubungi perkembangan hipertensi sampai

terjadi kerusakan organ yang spesifik, misalnya pusing. Akan

tetapi jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati

bisa menimbulkan gejala antara lain : sakit kepala, kelelahan,

telinga berdengung, nyeri didakerah kepala belakang (Millestone

,2009)

6. Komplikasi

Komplikasi hipertensi terjadi kerusakan organ yang

diakibatkan peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam

wakktu lama. Organ yang paling sering rusak antara lain :

a. Otak

Hipertensi akan menimbulkan komplikasi cukup

mematikan. Berdasarkan penelitian sebagian khasus stroke

disebebkan oleh hipertensi. Apabila hipertensi tersebut dapat

dikendalikan resikonya pun menjadi menurun, selain stroke

komplikasi pada organ otak adalah dimensia atau pikun

b. Mata

Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh

darah halus pada retina (bagian belakang mata) robek, darah

merembes kejaringan sekitarnya sehinga dapat menimbulkan

kebutaan.
11

c. Gagal jantung

Gagal jantung yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak

kuat untuk memompa darah keseluruh tubuh sehinga banyak

organ lain rusak karena kekurangan darah dan tidak kuatnya

otot jantung tidak memompa darah kembali kejantung.

d. Ateriosklerosis

Ateriosklerosis atau pengesahan pembuluh darah arteri,

pengerasan pada dinding ini terjadi terlalu besarnya tekanan,

karena hipertensi lama kelamaan dinding arteri menjadi tebal

dan kaku, pengesahan arteri ini mengakibatkan tidak

lancarnya aliran darah sehingga dibutuhkan tekanan yang

lebih kuat lagi sebagai kompensasinya

e. Aterosklerosis

Aterosklerosis atau penumpukan lemak pada lapisan

pembuluh darah arteri, penumpukan lemak dalam jumlah

besar disebut plak. Pembentukan plak dalam pembuluh darah

sangat berbayaha karena dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah sehinga organ tubuh dapat kekurangan

pasokan darah. Aterosklerosis paling sering terjadi pada arteri

yang melewati jantung, otak, ginjal dan juga pembuluh darah

besar yang disebut aorta abdominalis didalam perut dan

tungkai.
12

f. Areurisma

Areurisma yaitu terbentuknya gambaran seperti balon

pada dinding pembuluh darah akibat melemah atau tidak

elastisnya pembuluh darah akibat kerusakan yang timbul.

Areurisma sering terjadi pada pembuluh darah arteri yang

melalui otak dan pembuluh darah aorta yang melalui perut.

Areurisma sangat berbahaya karena bisa pecah mengakibatkan

pendarahan yang sangat fatal.

g. Penyakit pada arteri koronari

Arteri koronari adalah pembuluh darah utama yang

memberi pasokan darah pada otot jantung. Apabila arteri ini

mengalami gangguan misalnya karena plak aliran darah

kejantung akan terganggu sehinga kekurangan darah.

h. Hipertensi bilik kiri jantung

Bilik kiri jantung atau serambi kiri jantung adalah

ruang pompa utama jantung akibat otot yang bekerja terlalu

berat ketika mempompa darah keaoeta karena hipertensi,

akhirnya terjadi hipertensi atau penebalan otot serambi kiri

jantung. Semakin besarnya serambi menyebabkan semakin

bertambahnya pasokan darah. Dilain pihak penyimpanan

penyempitan pembuluh darah akibat hipertensi menyebabkan

tidak tercukupinya kebutuhan darah tersebut sehingga jantung

akan rusak dan akan bekerja lebih kuat lagi dalam

memompakan darah.
13

i. Gagal jantung

Komplikasi timbul karena pembuluh dalam ginjal

mengalami aterosklirosis karena tekanan dalam darah terlalu

tinggi sehinga darah keginjal akan menurun dan ginjal tidak

dapat melaksanakan fungsinya. Apabila tidak berfungsi, bahan

sisa makanan akan menumpuk dalam darah dan ginjal akan

mengecil dan berhenti berfungsi. (Marliani,L 2007 : 28-29)

7. Gejala-gejala yang menandakan mengalami komplikasi

Kerusakan pada otak yang menyebabkan stroke

ditandai dengan gejala berikut : sakit kepala hebat, muntah

hebat berulang, kejang, gangguan kesadaran sampai lama, pada

mata gejala yang timbul adalah gangguan penglihatan mulai

buram akhirnya kebutaan.

Pada organ jantung dari pembuluh darah kerusakan

yang ditimbulkan akan menyebabkan gejala tersebut : sesak

nafas, sakit dada yang menjalar kelengan kiri, bunyi jantung

yang tidak teratur, pembengkakan pada kaki, sakit perut

berkepanjangan.

Kerusakan pada organ ginjal ditandai dengan : sakit

yang hebat daerah pingang, berkuranya atau tidak lancarnya air

seni. (Marliani,L 2009)


14

8. Faktor yang mempengaruhi hipertensi antara lain.

a. Umur : Semakin bertambahnya umur , semakin besar resiko

terkna tekanan darah tingi terutama sistolik. Hal ini sebagian

besar disebabkan oleh ateriosklerosis. (Diana T ,elperin, et al

2013)

b. Jenis kelamin : perempuan akan mengalami peningkatan

resiko darah tinggi (hipertensi) setelah menepous yaitu setelah

usia diatas 45 tahun. Perempuan yang beleum menopous

dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam

meningkatkan kadar High Density Lipoprotein(HDL). Kadar

kolestrol HDL rendah dan tingginya kolestrol LDL (Low

Density Lipoprotein) mempengaruhi terjadinya proses

ateroklirosis dan mengakibatkan tekanan darah tinggi.

(Angraini dkk, 2009)

9. Faktor hipertensi yang dapat diubah

a. Obesitas

Berat badan merupakan faktor derteminan pada

tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik disemua

umur. Menurut Hall (2009) perubahan fisiologis dapat

menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan dengan

tekanan darah yaitu, terjadi resistensi insulin dan

hiperinsulinemia, aktivitas saraf simpatis dan renin –

angiotensin dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan


15

konsumsi energi juga meningkatan insulin plasma, dimana

natriuretic potensial menyebabkan terjadinya reabsorbsi

natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus menerus.

b. Alkohol

Alkohol dapat merusak fungsi syaraf pusat maupun tepi.

Apabila syaraf simpatis terganggu, maka pengaturan tekanan

darah akan mengalami gangguan pula. Pada seseorang yang

sering mengonsumsi minuman beralkohol tinggi, tekanan

darah mudah berubah dan cenderung meningkat tinggi.

c. Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.

Perokok berat dapat dihubungkan denggan peningkatan

insiden hipertensi maligna dan resiko terjadinya stenosis

arteri renal yang mengalami arteioklerosis. Rokok

menggandung ribuan zat berbahaya bagi tubuh, seperti tar,

nikotin, dan karbonmonoksida.

d. Stress

Salah satu syaraf simpatis adalah merangsang

pengeluaran hormon adrenalin. Hormon ini dapat

menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat dan

menyebabkan penyempitan kapiler darah tepi. Hal ini

berakibat terjadi peningkatan darah.

Syaraf simpatis di pusat saraf pada orang yang stress

atau mengalami tekanan mental bekerja keras. Bisa


16

dimaklumi, mengapa orang yang stress atau mengalami

tekanan mental jantungnya berdebar debar dan mengalami

peningkatan tekanan darah. Hipertensi akan mudah muncul

pada orang yang sering mengalai stress yang mengalami

ketegangan pikiran yang berlarut larut. (Milestone, 2009)

10. Faktor yang tidak dapat diubah

a. Genetik

Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi

terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih

banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) dari pada

heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang

mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila

dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama

lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang

dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan

gejala hipertensi dengan kemungkinan komplikasinya.

b. jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan

wanita, namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler

sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami

menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan

dalam meningkatkan kadar Hight Density Lipoprotein (HDL).


17

c. Ras

Etnis hipertensi lebih banyak terjadi pada orang

berkulit hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saat ini,

belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada orang

kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan

sensitifitas terhadap vasopressin lebih besar.

(http://www.forsal3.com/forum/viewtopic.php?f=52&t003).

11. Pencegahan hipertensi

Hipertensi bisa diatasi dengan modifikasi gaya hidup,

pengobatan dengan anti hipertensi diberikan jika modofokasi

hidup tidak berhasil. Dengan demikian hipertensi mungkin dapat

dikendalikan dengan terapi tanpa obat ( non farmakoterapi ) atau

terapi dengan obat ( farmakoterapi ). Semua pasien tampa

memperhatikan apakah terapi dengan obat dibutuhkan, sebaiknya

dipertimbangkan juga untuk terapi tanpa obat dengan cara antara

lain : mengendalikan berat badan, menjaga tubuh agar tetap

rileks, meningalkan kebiasaan merokok dan minum alcohol.

Tujuan pengobatan tersebut adalah untuk mengurangi mordibitas

kardiovaskuler akibat tekanan darah tinggi seminimal mungkin

agar tidak terganggu kuwalitas hidup pasien. Artinya, tekanan

darah harus diturunkan serendah mungkin yang tidak menganggu

fungsi ginjal, otak, jantung maupun kwalitas hidup sambil

dilakukan faktor resiko kardiovaskuler (M.Adib,2009)


18

12. Penatalaksanaan hipertensi

a. Umum

Setelah diagnosa hipertensi ditegakan dan klasifikasi

menurut golongan dan derajatnya, maka dapat dilakukan 2

strategi pelaksannan dasar :

1) Non farmakologi

Non farmakologi yaitu tindakan upaya untuk

mengurangi faktor resiko yang telah diketahui akan

menyebabkan atau menimbulkan komplikasi seperti :

 Konsumsi coklat hitam : Polifenol pada coklat hitam

yang mempunyai efek terhadap kesehatan adalah

flavanol. Mekanisme flavanol dalam menurunkan

tekanan darah dengan meningkatkan nitrit oksida

endotel, memperbaiki keelastisitasan pembuluh

darah, dan sirkulasi darah yang menyebabkan

vasodilatasi kemudian menurunkan tekanan darah.

 Mengurangi konsumsi garam berlebih : Mengurangi

asupan garam dapat membantu mengontrol tekanan

darah, karena kadar natrium dalam garam dapat

meningkatkan aliran darah yang dapat menyebabkan

tekanan darah tinggi atau hipertensi.

 Olah raga : Olah raga dapat membantu jantung

bekerja lebih efisien untuk memompa darah yang bisa

menurunkan tekanan darah. (Lilian Yuwono,2006)


19

2) Farmakologik

Farmokologik yaitu pemberian obat atau obat

anti hipertensi yang telah terbukti kegunaannya dan

keamanannya bagi penderita. Banyak golongan obat

yang tersedia dan mampu memanipulasi tekanan darah,

baik yang bekerja secara sistematik maupun perifer

dan baik dalam bentuk cairan suntik untuk keadaan

darurat seperti hipertensi klinis maupun dalam bentuk

tablet oral dimana akhir-akhir ini terdapat

kecenderungan kearah penggunaan dosis tunggal atau

dosis 2 x sehari demi meningkatkan compiensi terapi.

Pemilihan obat yang akan dipakai pada

seorang penderita dewasa ini tidak lagi berdasarkan

metode step core yang kaku, tetapi justru disesuaikan

dengan keadaan penderita sakit (farloret) untuk

mengurangi efek samping dan komplikasi obat atau

penyakit yang mungkin sudah ada atau yang akan

timbul pada penderita misalnya hipertensi dengan

diabetes, asma bronchial, insufiensi ginjal, penyakit

jantung coroner.

b. Khusus

Upaya terapi khusus terutama dilakukan untuk

penderita hipertensi sekunder yang jumlahnya kurang lebih


20

10% dari penderita hipertensi total. Pada penderita hipertensi

sekunder, secara teoritas kelainan dapat dikoreksi dengan obat

yang ideal berdasarkan pada sifat farmokologika dan

farmakolodinamik serta pengalaman masa lalu sehingga

hipertensinya dapat sembuh. Namun pada umumnya pada

penderita ini diperlukan pemeriksaan khusus dengan sarana

yang canggih dan rujukan ke sentra kedokteran tertentu.

Pada keadaan ini tanda-tanda etiologi, peokromositoma,

stenosis arteri renalis, tumor otak perlu dikenali sehingga

penderita dapat dirujuk lebih dini dan terapi yang tepat dapat

dilakukan dengan cepat. (Lilian Yuwono,2006)

B. Konsep Coklat Hitam

1. Pengertian

Coklat hitam ( Dark Chocolate ) adalah coklat yang memiliki

kandungan kakao sebesar 70% dan terdapat kandungan polifenol

yang tinggi. Polifenol pada coklat hitam yang mempunyai efek

terhadap kesehatan adalah flavanol. Mekanisme flavanol dalam

menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan nitrit oksida

endotel, memperbaiki keelastisitasan pembuluh darah, dan

sirkulasi darah yang menyebabkan vasodilatasi kemudian

menurunkan tekanan darah. Pada lansia terjadi perubahan struktural

normal pada jantung dan sistem vaskular sehingga mengakibatkan


21

kemampuan fungsinya menurun. Pemberian coklat hitam diharapkan

mampu menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. (

Chan, K 2007 )

2. Manfaat Coklat Hitam

a. Tinggi antioksidan

Cokelat hitam tinggi kandungan antioksidan polifenol,

flavanol, dan katekin yang berfungsi menangkal radikal bebas

penyebab penyakit dan penuaan dini. Tubuh Anda bisa terpapar

radikal bebas dari lingkungan sekitar, seperti radiasi sinar

matahari, radiasi ozon, asap rokok, asap kendaraan, polusi udara,

bahan kimia industri, hingga makanan dan minuman yang Anda

konsumsi setiap hari. Radikal bebas dapat menyebabkan mutasi

DNA sehingga memicu berbagai penyakit.Mulai dari radang sendi,

penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, hipertensi, tukak lambung,

Alzheimer dan Parkinson, hingga kanker.Suatu penelitian

menunjukan bahwa kandungan antioksidan dalam dark chocolate

lebih tinggi daripada buah blueberry dan acai berry.

b. Menurunkan tekanan darah dan mencegah penyakit jantung

Manfaat dark chocolate yang utama sebenarnya bersumber

dari kandungan flavanolnya.Dalam tubuh, flavonol mengaktifkan

gen dalam sel untuk memproduksi nitrit oksida.Nitrit oksida

berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran

darah jadi lebih lancar dan akhirnya tekanan darah ikut menurun.
22

Konsumsi satu batang cokelat hitam pahit selama 18

minggu berturut-turut bisa menurunkan tekanan darah hingga

sebesar 18% pada orang-orang yang memiliki hipertensi.

Turunnya tekanan darah karena makan cokelat hitam

sekaligus membantu melindungi Anda dari risiko stroke dan

penyakit jantung lainnya. Dalam penelitian yang diterbitkan dalam

jurnal Heart diketahui bahwa makan cokelat hitam bisa

menurunkan risiko penyakit jantung hingga 11 persen dan

menurunkan risiko stroke sebesar 23 persen.

Penelitian jangka panjang dalam Jama Internal Medicine

yang melibatkan 470 pria lanjut usia menunjukan bahwa konsumsi

minuman cokelat hitam secara rutin mampu mengurangi risiko

kematian akibat penyakit jantung sebesar 50 persen.( jama

network )

c. Mencegah diabetes

Peningkatan kadar nitrit dioksida dalam tubuh sebagai

manfaat dark chocolate juga bisa membantu meningkatkan

respon sensitivitas insulin. Sensitivitas insulin adalah hal yang

paling dibutuhkan tubuh untuk menjaga kadar gula darah tetap

stabil dan terhindar dari diabetes.

d. Menurunkan kolesterol

Konsumsi dark cokelat dalam jangka waktu panjang dan

rutin dapat menurunkan kolesterol jahat hingga 20 persen,

sehingga risiko terkait penyakit koardiovaskular ikut menurun.


23

e. Melindungi kulit dari radiasi sinar matahari

Flavonol dalam dark chocolate dapat membantu mencegah

kerusakan kulit akibat paparan radias sinar matahari dengan

melancarkan aliran darah di kulit dan meningkatkan kekenyalan

dan kelembapan kulit.

Dark chocolate dapat menangkal dampak buruk radiasi

sinar UVB yang bisa menyebabkan penuaan dini pada kulit,

kerusakan mata (termasuk katarak), dan kanker kulit.(Cosmetic of

Dermatology 2009)

f. Mempertajam fungsi otak

Manfaat dark chocolate lainnya adalah meningkatkan

fungsi kognitif otak, termasuk mempertajam memori serta

kemampuan berpikir logis.Ini semua berkat kandungan tinggi

flavonoidnya.

Dalam sebuah penelitian tahun 2012 ,menunjukan bahwa

dark chocolate dapat meningkatkan fungsi kognitif pada orang tua

yang memiliki penurunan fungsi kognitif.

Penelitian lainnya juga menunjukan bahwa konsumsi dark

cokelat yang tinggi flavanol dapat membantu meningkatkan aliran

darah ke otak jadi lebih lancar.


24

C. Konsep Lansia

1. Pengertian

Menurut World Health Organisation (WHO), lanjut usia adalah

seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas dan dapat di

sebut juga sebagai tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan

di alami oleh setiap individu (Azizah, 2011). Pengelompokkan lansia

yang dibagi menjadi laki-laki dan perempuan. Karakteristik usia

menunjukkan bahwa responden termasuk dalam kategori usia diatas

60 tahun ke atas (Eka Yuliatri, 2014) Lanjut usia merupakan istilah

tahap akhir dari proses penuaan. Menurut undang-undang No.13

Tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut menyatakan bahwa

lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke

atas (Departemen Sosial, 2007). Kategori umur lanjut usia menurut

Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan menjadi 4

kategori yaitu usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut

usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan

usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

2. Klasifikasi Lansia

Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia yaitu :

a. Pralansia (Prasenilis) : Usia 45-59 tahun.

b. Lansia : Usia 60 tahun ke atas.

c. Lansia risiko tinggi : Usia 60 tahun atau lebih dan usia 70 tahun

ke atas dengan masalah kesehatan.


25

d. Lansia potensial : Lansia yang mampu untuk bekerja sehingga

menghasilkan barang/jasa.

e. Lansia tidak potensial : Lansia yang sudah tidak berdaya untuk

bekerja, sehingga kebutuhan ekonominya bergantung pada

bantuan keluarga atau orang lain (Rosidawati, 2008).

3. Karakteristik Lansia

a. Seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1

ayat (2) UU No. 13 tentang Kesehatan).

b. Mempunyai kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang

sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual,

serta kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.

c. Limgkungan untuk tempat tinggal lansia yang bervariasi (Maryam

et.,al, 2008).

4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia Perubahan yang terjadi

pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis.

a. Perubahan fisik

Perubahan fisik yang terjadi pada lansia meliputi:

1. Sel : Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh

menurun, dan cairan intraseluler menurun.

2. Kardiovaskular : Katup jantung menebal dan kaku,

kemampuan metode darah menurun (menurunnya

kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah menurun,

serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

sehingga tekanan darah meningkat.


26

3. Respirasi : Otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan

kaku, elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat

sehingga menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan

jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta

terjadinya penyempitan pada bronkus.

4. Persarafan : Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya

menurun serta lambat dalam merespons dan waktu bereaksi

khususnya yang berhubungan dengan stres. Berkurang atau

hilangnya lapisan mielinakson, sehingga menyebabkan

berkurangnya respons motorik dan refleks.

5. Muskuloskeletal : Cairan tulang menurun sehingga mudah

rapuh (osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian membesar

dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon

mengerut, dan mengalami sklerosis.

6. Gastrointestinal : Esofagus melebar, asam lambung menurun,

lapar menurun, dan peristaltik menurun sehingga daya

absorpsi juga ikut menurun. Ukuran lambung mengecil serta

fungsi organ aksesori menurun sehingga menyebabkan

berkurangnya produksi hormon dan enzim pencernaan.

7. Genitourinaria : Ginjal, mengecil, aliran darah ke ginjal

menurun, penyaringan di geomerulus menurun, dan fungsi

tubulus menurun sehingga kemampuan mengonsentrasi urine

ikut menurun.
27

8. Vesika urinaria Otot-otot melemah, kapasitasnya menurun,

dan retensi urine. Prostat : hipertrofi pada 75% lansia.

9. Vagina : Selaput lendir mengering dan sekresi menurun.

10. Pendengaran : Membran timpani atrofi sehingga terjadi

gangguan pendengaran. Tulang-tulang pendengaran

mengalami kekakuan.

11. Penglihatan : Respons terhadap sinar menurun, adaptasi

terhadap gelap menurun, akomodasi menurun, lapang

pandang menurun, dan katarak.

12. Endokrin Produksi hormon menurun.

13. Kulit : Keriput serta kulit kepada dan rambut menipis. Rambut

dalam hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun,

vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban), kelenjar

keringat menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki

tumbuh berlebihan seperti tanduk.

14. Belajar dan memori : Kemampuan belajat masih ada tetapi

relatif menurun. Memori (daya ingat) menurun karena

proses encoding menurun.

15. Inteligensi : Secara umum tidak banyak berubah.

16. Personality dan adjustment (pengaturan) : Tidak banyak

perubahan, hampir seperti saat muda.

17. Pencapaian (Achievement) : Sains, filosofi, seni,

dan musik sangat mempengaruhi.


28

18. Sistem pengaturan suhu tubuh : suhu tubuh menurun

(hipotermia) secara fisiologis ±35oC , hal ini diakibatkan oleh

metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks mengigil,

dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga

terjadi rendahnya akibat otot (Ferry Efendy dan Mahkfudli,

2009).

b. Perubahan sosial

Perubahan sosial yang terjadi pada lansia meliputi:

1. Peran : Post Power Syndrome, Single Women, dan Single

Parent.

2. Keluarga : Kesendirian, kehampaan.

3. Teman : Ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul

perasaan kapan akan meninggal. Berada di rumah terus-

menerus akan cepat pikun (tidak berkembang).

4. Abuse : Kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan nonverbal

(dicubit, tidak di beri makan).

5. Masalah hukum : Berkaitan dengan perlindungan aset dan

kekayaan pribadi yang di kumpulkan sejak masih muda.

6. Pensiun : Kalau menjadi PNS akan ada tabungan (dana

pensiun). Kalau tidak, anak dan cucu yang akan memberi

uang.

7. Ekonomi : Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang

cocok bagi lansia dan income security.

8. Rekreasi : Untuk ketenangan batin.


29

9. Keamanan : Jatuh, terpeleset.

10. Transportasi : Kebutuhan akan sistem transportasi yang cocok

bagi lansia.

11. Politik : Kesempatan yang sama untuk terlibat dan

memberikan masukan dalam sistem politik yang berlaku.

12. Pendidikan : Berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan

kesempatan untuk tetap belajar sesuai dengan hak asasi

manusia.

13. Agama : Melaksanakan ibadah.

14. Panti jompo : Merasa dibuang/diasingkan (Maryam, 2008).

c. Perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental

adalah perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan,

keturunan (hereditas), lingkungan, tingkat kecerdasan dan

kenangan. Kenangan dibagi menjadi dua, yaitu kenangan jangka

panjang (berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu) mencakup

beberapa perubahan dan kenangan jangka pendek atau sekitar (0-

10 menit) biasanya dapat berupa kenangan buruk (Ferry Efendi,

2009).
30

D. Kerangka Konsep

Konsep adalah suatu abstraksi dari suatu realita agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

ketertarikan antara variable. Kerangka konsep akan membantu

menghubungkan hasil penemuan dengan teori ( Nursalam, 2008 ).

Faktor yang mempengaruhi


hipertensi antara lain :
Faktor-faktor yang tidak dapat
diubah :
a. Genetic
b. Jenis kelamin
c. Ras Tingkat tekanan darah normal :
Faktor-faktor yang dapat diubah : a. Sistolik 120mmHg -
a. Obesitas 130mmHg
b. Alkohol b. Diastolik 85mmHg - 95mmHg
c. Merokok Tingkat tekanan darah ringan :
a. Sistolik 140mmHg –
159mmHg
b. Diastolik 90mmHg – 99mmHg
Tingkat tekanan darah sedang :
Hipertensi
a. Sistolik 160mmHg –
179mmHg
b. Diastolik 100mmHg –
Penatalaksanaan hipertensi : 109mmHg
1. Nonfarmakologi. Tingkat tekanan darah berat :
a. Sistolik 180mmHg –
 Konsumsi coklat hitam 209mmHg
b. Diastolik 110mmHg –
 Olah raga 119mmHg
 Berhenti konsumsi
garam berlebih
 dll
2. Farmakologi
 konsumsi obat-obatan
anti hipertensi

Keteranagan: : = Tidak diteliti

= diteliti
Bagan 2.1 : kerangka konsep
31

E. Hipotesis

Hi : ada pengaruh mengonsumsi coklat hitam terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita penyakit hipertensi

Ho : tidak ada pengaruh mengonsumsi coklat hitam terhadap

penurunan tekanan darah pada pendetrita penyakit hipertensi

Anda mungkin juga menyukai