ID Stem Education Inovasi Dalam Pembelajara PDF
ID Stem Education Inovasi Dalam Pembelajara PDF
STEM Education:
Inovasi dalam Pembelajaran Sains
Anna Permanasari
26 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
Literasi
matematika
Literasi Literasi
Numerasi
tilik-ruang kuantitatif
Gambar 3. Skor rata-rata literasi Sains dan Teknologi, Bahasa, dan Matematika Siswa SMP di Daerah Jawa Barat
Gambar 4 menunjukkan profil kompetensi memperoleh skor di atas 60. Soal yang
literasi sains dan teknologi pada aspek mengandung indicator menggunakan bukti
kompetensi/proses. Diantara tiga aspek ilmiah umumnya berhubungan dengan
kompetensi literasi yang diuji, hanya sekitar penggunaan logika matematika, sementara itu
rata-rata 10% dari seluruh siswa yang mampu memberikan penjelasan ilmiah sangat
memperoleh skor di atas 60 (skor maksimal berhubungan dengan kemampuan
100) untuk aspek mengidentifikasi isu ilmiah menggunakan dan memaknai bahasa tulisan.
(Ind.1). Sementara itu, untuk indicator kedua Dua indicator inilah yang sebenarnya
(menggunakan bukti ilmiah) dan indicator menunjukkan keterkaitan antara literasi Sains,
ketiga (menjelaskan fenomena ilmiah hanya teknologi, Bahasa dan Matematika[39].
sekitar 31 % dan 16% siswa yang mampu
35
30
25
20
15
10
0
Score > 60
Gambar 4. Persentase Siswa yang Dapat Memperoleh Skor Literasi Sains lebih besar dari 60
pada Ketiga Indicator Aspek Kompetensi
Masih rendahnya literasi siswa Indonesia pada penyebab kondisi tersebut. Rendahnya
ketiga aspek tersebut harus menjadi perhatian kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
semua pihak. Banyak hal yang menjadi (guru dan tenaga kependidikan), kualitas dan
28 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
kuantitas sarana dan prasarana pendidikan, pemecahan masalah terkait lingkungan
kualitas proses belajar-mengajar merupakan dengan memanfaatkan teknologi.
beberapa faktor yang mengemuka. Penelitian STEM telah diterapkan di sejumlah
dan pengembangan berbagai model dan negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang,
pendekatan dalam pembelajaran, apakah itu Finlandia, Australia dan Singapura. STEM
adopsi maupun adaptasi dari model dan merupakan inisiatif dari National Science
pendekatan yang telah ada, perlu dilakukan. Foundation. Tujuan dari penerapan STEM di
Menggunakan model dan pendekatan Amerika Serikat ialah untuk menjadikan
pembelajaran yang memposisikan siswa keempat bidang ini (science, technology,
belajar, aktif, kreatif, dan inovatif perlu engineering, and mathematics) menjadi
dilatihkan kepada calon guru. Pembelajaran pilihan karir utama bagi peserta didik[40,41].
dengan menggunakan berbagai konteks dapat Keadaan ini terjadi karena negara tersebut
mendekatkan materi pelajaran dengan mengalami krisis ilmuan di bidang STEM.
kehidupan sehari-hari. Contextual teaching- Bentuk keseriusan pemerintah Amerika
learning (CTL), science technology, Serikat untuk mengatasi masalah tersebut
engineering and mathematics (STEM), antara lain dengan mendirikan STEM
science, technologi, engineering and society Education dan memberikan bantuan biaya
(STES), adalah beberapa pendekatan- pendidikan pada calon mahasiswa yang
pendekatan/model-model pembelajaran yang memilih salah satu bidang STEM[42] . Namun
saat ini dibangun kembali di berbagai negara beberapa tahun belakangan, STEM diterapkan
maju seperti Amerika dan jepang, dan tidak pada berbagai bidang studi atau jurusan di
ada salahnya kalua kita juga mau mengadopsi berbagai jenjang pendidikan.
dan mengadaptasinya sesuai dengan kondisi STEM telah banyak diterapkan dalam
yang kita hadapi. pembelajaran. Keadaan ini ditunjukkan dari
hasil penelitian yang mengungkap bahwa
PEMBELAJARAN BERBASIS STEM penerapan STEM dapat meningkatkan
Ketepatan memilih cara penyajian prestasi akademik dan non-akademik peserta
atau pendekatan merupakan kunci didik[43-49] Oleh sebab itu, penerapan STEM
keberhasilan untuk mengaktualisasi capaian yang awalnya hanya bertujuan untuk
pembelajaran yang telah dirumuskan. Cara meningkatkan minat peserta didik terhadap
penyajian tersebut dikembangkan dengan bidang STEM menjadi lebih luas. Keadaan ini
merujuk pada capaian pembelajaran yang muncul karena setelah diterapkan dalam
akan diaktualisasi. Secara ringkas, cara pembelajaran, tenyata STEM mampu
penyajian yang dibutuhkan pada pembelajaran meningkatkan penguasaan pengetahuan,
sains ialah yang dapat mendorong peserta mengaplikasikan pengetahuan untuk
didik agar mampu memecahkan masalah memecahkan masalah, serta mendorong
dalam kehidupan baik secara individu maupun peserta didik untuk mencipta sesuatu yang
kelompok dengan menerapkan pengetahuan baru.
dan memanfaatkan teknologi sebagai bentuk Penerapan STEM dapat didukung
kepedulian dan kontribusi untuk peningkatan oleh berbagai metode pembelajaran. STEM
mutu lingkungan secara bertanggung jawab. yang bersifat integratif memungkinkan
Secara umum, penerapan STEM berbagai metode pembelajaran dapat
dalam perkuliahan/pembelajaran dapat digunakan untuk mendukung penerapannya
mendorong peserta didik untuk mendesain, [50-54] .
mengembangkan dan memanfaatkan Merujuk pada irisan antara literasi
teknologi, mengasah kognitif, manipulatif dan sains dan kreativitas dengan capaian
afektif, serta mengaplikasikan pengetahuan[40] pembelajaran yang telah dipaparkan
. Oleh karena itu, penerapan STEM cocok sebelumnya, ditemukan sejumlah hasil
digunakan pada pembelajaran sains. penelitian yang mendukung penggunaan PBL
Pembelajaran berbasis STEM dapat melatih dan PjBL dalam mengaktualisasi kedua
siswa dalam menerapkan pengetahuannya kompetensi tersebut. PBL dapat memberi
untuk membuat desain sebagai bentuk kesempatan pada siswa untuk menerapkan
pengetahuan pada isu/permasalahan sebagai
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 29
bentuk pemecahan masalah. Secara tidak teraktualisasi melalui penerapan STEM yang
langsung, penggunaan PBL juga mendorong didukung oleh PBL, PjBL, dan pembelajaran
siswa untuk menguasai pengetahuan yang kooperatif. Karena capaian pembelajaran
diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut beririsan dengan literasi sains dan
tersebut. Pengetahuan ini dapat berupa kreativitas, maka dapat dikatakan pula bahwa
informasi atau pun data yang kemudian pembelajaran berbasis STEM yang didukung
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk oleh PBL, PjBL, dan pembelajaran kooperatif
memilih cara penyelesaian yang tepat untuk diperkirakan dapat mengaktualisasi kedua
permasalahan tersebut melalui pemikiran kompetensi tersebut. Beberapa penelitian di
yang logis, kritis, dan sistematis. Hasil Indonesia yang telah dilakukan menunjukkan
penelitian Parwati dalam konteks lingkungan bahwa pembelajaran STEM dapat
menunjukkan bahwa pembelajaran STEM meningkatkan literasi sains, kreativitas, dan
dapat membangun kreativitas dan literasi kemampuan memecahkan masalah
lingkungan, yang sangat diperlukan untuk
menghadapi abad 21[55]. PENUTUP
Tidak begitu berbeda dengan PBL, Seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu,
penggunaan PjBL pun mampu menuntun maju mundurnya suatu bangsa dapat dicirikan
mahasiswa menyelesaikan masalah yang oleh tiga aspek, yaitu literasi sains, bahasa dan
diberikan dan lebih menekankan pada produk matematika. Fenomena terkait rendahnya
yang dihasilkan [56-61] Produk yang dihasilkan literasi anak Indonesia pada ketiga jenis
dapat berupa ide/gagasan atau pun perangkat literasi menunjukkan masih perlunya dunia
yang dapat dilihat. Produk yang dihasilkan pendidikan di Indonesia berbenah diri. FKIP,
dari penggunaan PjBL dalam pembelajaran khususnya FPMIPA dan sekolah diharapkan
sains dapat menjadi kontribusi siswa terhadap menjadi ujung tombak perjuangan ini. Oleh
peningkatan kualitas kehidupan. Dalam karena itu, lakukanlah perubahan, inovasi, dan
pembuatan produk ini, siswa dapat reformasi dalam cara membelajarkan
memanfaatkan IPTEK sehingga dengan ini anak/melatih mahasiswa calon guru dari
siswa secara tidak langsung memahami fungsi penggunaan paradigma lama menjadi
dan manfaat IPTEK itu sendiri terhadap paradigma baru. Membangun penguasaan
kebaikan untuk lingkungan. konten harus dilakukan melalui proses
Penyelesaian masalah dalam memberikan keterampilan (Skills), yang
kehidupan dan pembuatan produknya dapat dilandasi dengan sikap, karakter, dan
dikerjakan secara individu maupun kelompok. kebiasaan yang baik. Ingatlah bahwa akhir
Pengerjaan secara berkelompok dapat suatu proses pendidikan pada dasarnya adalah
mendorong mahasiswa untuk bekerja sama menanamkan kepribadian. Pembelajaran
namun tetap bertanggung jawab atas berbasis STEM merupakan salahsatu
pekerjaannya secara mandiri. Selain itu, pembelajaran alternative yang potensial
secara berkelompok siswa dapat melakukan digunakan untuk membangun keterampilan
pengolaan pembelajaran secara mandiri yang abad 21. Pembelajaran berbasis STEM dapat
cocok dengan keadaan kelompok masing- dikemas dalam model pembelajaran
masing. Pola pembelajaran seperti ini dapat kooperatif, PBl, PjBL, dan model
diakomodasi oleh pembelajaran kooperatif [62- pembelajaran lainnya. Ingatlah pula, bahwa
69]
Indonesia memiliki grand design dalam
Berdasarkan uraian di atas, pendidikan karakter ini sejak nenek moyang
diperkirakan bahwa PBL, PjBL, dan kita, yaitu olah hati (spiritual and emotional
pembelajaran kooperatif dapat mendukung development), olah pikir (intellectual
penerapan STEM pada pembelajaran sains. development), olah raga (physical and
Bahkan perpaduan penerapan STEM dengan kinesthetic development), dan olah rasa/karsa
PjBL dapat mendorong terjalin kerja sama (affective and creative development). Dengan
antara lembaga pendidikan dengan industri. jiwa ini, kita harus yakin bahwa pembelajaran
Dari paparan ini terlihat bahwa semua capaian STEM akan dapat meminimalkan efek
pembelajaran yang diakomodasi oleh mata samping yang tidak kita inginkan.
pelajaran sains diperkirakan dapat
30 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
Daftar Pustaka [10]. Rustaman, N., Firman, H., dan
Kardiawarman. (2004).
[1]. Prayekti. (2006). STM dan Pembelajaran Ringkasan Eksekutif: Analisis
IPA. [Online]. Tersedia: http:// PISA Bidang Literasi Sains.
www.duniaguru.com . [9 Januari Puspendik
2008]. [11]. Bukhori, A. (2005). Menciptakan
[2]. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Generasi Literat. [Online].
Panduan Pengembangan Tersedia: http://
Pembelajaran IPA Terpadu. www.pikiran-rakyat.com. [9
[online]. Tersedia: http:// Januari 2008].
www.puskur.net/inc/mdl/ 050_ [12]. Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi
Model_IPA_ Trpd.pdf. [21 Juni Masyarakat Model Pembelajaran
2007]. Kontekstual Bermuatan Nilai.
[3]. Alwasilah, A.C. (2012).Pokoknya Bandung : Remaja Rosdakarya.
rekayasa literasi. Bandung:
Kiblat. [13]. DepDiknas (2013). Kurikulum Mata
[4]. Shamos, M.H. (1995). The myth of Pelajaran IPA (Draft): KI, KD,
scientific literacy. New dan silabus
Brunswick, NJ: Rutgers [14]. Fitriyanti, L. (2007). Penerapan
University Press Pembelajaran Kontekstual Untuk
[5]. Miller, J.D. (1983). Scientifik literacy: A Meningkatkan Literasi Sains
conceptual and empirical review. Siswa SMA Kelas XI Pada Topik
Journal of the American academy Materi Pokok Sistem Koloid.
of arts and siences, 112 (2). 29-48 Skripsi FPMIPA UPI Bandung:
[6]. Schneider, Carol, Geary. 2001. “Setting tidak Diterbitkan.
Greater Expectations [15]. Firman, H. (2007). Laporan Analisis
forQuantitative Learning.” In Literasi Sains Berdasarkan Hasil
Mathematics and Democracy: PISA Nasional Tahun 2006.
TheCase for Quantitative Jakarta: Pusat Penilaian
Literacy, edited by Lynn Arthur Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Steen,99 –106. Princeton, NJ: [16]. Sholihatun, E. Y. (2008). Penerapan
National Council on Education Pembelajaran Berbasis Literasi
and theDisciplines. Sains dan Teknologi pada Materi
[7]. Schoenfeld, Alan H. 2001. “Reflections Pokok Laju Reaksi di SMA.
on an Impoverished Skripsi pada Jurdik Kimia
Education.”In Mathematics and FPMIPA UPI: tidak diterbitkan
Democracy: The Case for [17]. National Science Teachers Association
Quantitative Literacy,edited by in collaboration with the
Lynn Arthur Steen, 49–54. Association for the Education of
Princeton, NJ: NationalCouncil Teachers in Science. (1998).
on Education and the Standards for Science Teacher
Disciplines. Preparation.
[8]. Data Base PISA (2012). Results for the [18]. National Science Teachers Association
2012 mathematics, reading and in collaboration with the
science assessments Association for the Education of
[9]. Nurkhoti’ah, S. dan Kamari. (2005). Teachers in Science. (2000).
Pengaruh Pendidikan dan Standards for Science Teacher
Literasi Sains Teknologi terhadap Preparation
Kualitas Mengajar. Jurnal [19]. National Research Council. (1996).
Pendidikan-Maret 2005. [online]. National Science Education
Tersedia: http: // Standard. Wahington, DC.:
www.depdiknas.go.id. [17 National Academy Press
November 2007].
32 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
[39]. Permanasari, A. Turmudi, Damaianti Journal of STEM Education, 14 (1), pp.
(2014). Analisis kelemahan 12-19.
literasi sains siswa dalam [47]. Cancilla, D. A. (2001). Integration of
Perspektif literasi bahasa dan Environmental Analytical Chemistry
matematika. Laporan Hibah SPs with Environmental Law: The
Lintas Bidang Ilmu. (tidak development of a problem-based
diterbitkan). laboratory. Journal of Chemical
[40]. Kapila, V. & Iskander, M. (2014). Education, 78 (12), pp. 1652-1660.
Lessons learned from conducting a K- [48]. Bigelow, J. D. (2004). Using problem-
12 project to revitalize achievement by based learning to develop skills in
using instrumentation in Science solving unstructured problems. Journal
Education. Journal of STEM of Management Education, 28 (5), pp.
Education, 15 (1), pp. 46-51. 591-609
[41]. Han, S., Capraro, R. & Capraro, M. M. [49]. Gijbels, D., Dochy, F., Bossche, P. V. &
(2014). How Science, Technology, Segers, M. (2005). Effects of problem-
Engineering, and Mathematics (STEM) based learning: A meta-analysis from
Project-Based Learning (PBL) affects the angle of assessment. Review of
high, middle, and low achievers Educational Research, 75 (1), pp. 27-
differently: The impact of student 61.
factors on achievement. International [50]. Ruiz-Gallardo, J.-R., Castaño, S.,
Journal of Science and Mathematics Gómez-Alday, J. J. & Valdés, A.
Education, _, pp. 1-25. (2010). Assessing student workload in
[42]. Jones, L. C., Tyrer, J. R. & Zanker, N. P. problem based learning: Relationships
(2013). Applying laser cutting among teaching method, student
techniques through horology for workload and achievement. Teaching
teaching effective STEM in design and and Teacher Education, 27, pp. 619-
technology. Design and Technology 627.
Education, 18 (3), pp. 21-34. [51]. Jo, S. & Ku, J.-O. (2011). Problem based
learning using real-time data in Science
[43]. Lam, P., Doverspike, D., Zhao, J., Zhe, Education for the gifted. Gifted
J. & Menzemer, C. (2008). An Education International, 27, pp. 263-
evaluation of a STEM program for 273.
middle school students on learning [52]. Wirkala, C. & Kuhn, D. (2011).
disability related IEPs. Journal of Problem-based learning in K-12
STEM Education, 9 (1&2), pp. 21-29. education: Is it effective and how does
[44]. Lou, S. J., iu, Y. H. & Shih, R. C. (2011). it achieve its effects? American
The senior high school students’ Educational Research Journal, 48 (5),
learning behavioral model of STEM in pp. 1157-1186.
PBL. International Journal of [53]. Mayer, R., Moeller, B., Kaliwata, V.,
Technology and Design Education, 21 Zweber, B., Stone, R. & Frank, M.
(2), pp. 161-183. (2012). Educating Engineering
[45]. Massa, N., Dischino, M., Donelly, J. F. undergraduates: Effects of scaffolding
& Hanes, F. D. (2011). Creating Real- in a problem-based learning
World Problem-Based Learning environment. Makalah diseminarkan di
Challenges in Sustainable Human Factors and Ergonomics
Technologies to Increase the STEM Society 56th Annual Meeting. Boston:
Pipeline. [Online]. Diakses dari Sage Publications.
http://www.asee.org/public/conference [54]. Sandi-Urena, S., Cooper, M. & Stevens,
s/1/papers/1769/view. R. (2012). Effect of cooperative
[46]. Reynolds, D., Yazdani, N. & Manzur, T. problem-based lab instruction on
(2013). STEM high school teaching metacognition and problem-solving
enhancement through collaborative skills. Journal of Chemical Education,
engineering research on extreme winds. 89, pp. 700-706.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 33
[55]. Parwati, R., Anna Permanasari, Harry attitudes in General Chemistry.
Firman, Tatang Suheri (2015). Studi American Chemical Sosiety Journal, 72
pendahuluan: Potret mata kuliah Kimia (9), pp. 793-797.
Lingkungan di beberapa LPTK. Jurnal [66]. Johnson, D. W., Johnson, R. T. &
JPII, UNNES, Semarang. Vol 4. No.1 . Stanne, M. B. (2000). Cooperative
1-7. 2015 Learning Methods: A Meta-Analysis.
[56]. ChanLin, L.-J. (2008). Technology [Online]. Diakses dari
integration applied to project-based www.tablelearning.com/uploads/File/E
learning in Science. Innovations in XHIBIT-B.pdf.
Education and Teaching International, [67]. Hall, M. (2008). The Effect of
45 (1), pp. 55-65. Cooperative Learning Groups and
[57]. Holubova, R. (2008). Effective teaching Competitive Strategies on Math Facts
methods—Project-based learning in Fluency of Boys and Girls. [Online].
Physics. US-China Education Review, Diakses dari
5 (12), pp. 27-36. https://commons.kennesaw.edu/.
[59]. Hernández-Ramos, P. &Paz, S. D. L. [68] Ma, V. J. & Ma, X. (2014). A
(2009). Learning history ini middle Comparative analysis of the
school by designing multimedia in a relationship between learning styles
project-based learning experience. and Mathematics performance.
Journal of Research on Technology in International Journal of STEM
Education, 42 (2), 151-173. Education, 1 (3), pp. 1-13.
[60]. Hubbard, G. T. (2012). Discovering [69]. Niemi, H. & Nevgi, A. (2014). Research
constructivism: How a project- studies and active learning promoting
oriented activity-based media professional competences in Finnish
production course effectively Teacher Education. Teaching and
employed constructivist teaching Teacher Education, 4, pp. 131-142.
principles. Journal of Media Literacy
Education, 4 (2), pp. 159-166.
[61]. Turgut, H. (2008). Prospective science
teachers’ conceptualizations about
project based learning. International
Journal of Instruction, 1 (1), pp. 61-79.
[62]. Filippatou, D. & Kaldi, S. (2010). The
effectiveness of project-based learning
on pupils with learning difficulties
regarding academic performance,
group work and motivation.
International Journal of Special
Education, 25 (1), pp. 17-26.
[63]. Panasan, M. & Nuangchalerm, P. (2010).
Learning outcomes of project-based
and inquiry-based learning activities.
Journal of Social Sciences, 6 (2), pp.
252-255.
[64]. Cooper, M. M. (1995). Cooperative
learning. Journal of Chemical
Education, 72 (2), 162-164.
[65]. Dougherty, R. C., Bowen, C. W., Berger,
T., Rees, W., Mellon, E. K. & Pulliam,
E. (1995). Cooperative learning and
enhanced communication: Effects on
students performance, retention, and
34 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21