Anda di halaman 1dari 54

Jadwal Imunisasi Anak Terkini

Hartono Gunardi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui tujuan & manfaat imunisasi
2. Menjelaskan jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI 2017
3. Menjelaskan jadwal imunisasi anak Kementerian Kesehatan RI
2017
4. Menjelaskan jadwal imunisasi pada keadaan yang tertinggal
Tujuan Imunisasi

Melindungi seseorang terhadap


penyakit tertentu ( intermediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi penyakit )

Eradikasi penyakit ( final goal )


VPD Case Reduction after Immunization Program in USA

Disease Max  case 2009 report Change (%)


(year)
Difteria 206.939  (1921) 1 ‐99.99
Measles 894.134  (1941) 86 ‐99.99
Mumps 152.209  (1968) 352 ‐99.76
Pertusis 265.269  (1952) 6031 ‐97.63
Polio 21.269  (1952) 0 ‐‐100.00
Rubella 57.686  (1969) 238 ‐99.58
Congenital 20.000  (1965) 3 ‐‐99.98
Rubella
Syndrome 1560   (1984) 33 ‐97.99
Tetanus 20.000(1981) 33 ‐99.83
Invasive HiB
Total 1.693.066 6.777 ‐99.58
• Smallpox
• Eradicated 1980
Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui tujuan & manfaat imunisasi
2. Menjelaskan jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI 2017
3. Menjelaskan jadwal imunisasi anak Kementerian Kesehatan RI
2017
4. Menjelaskan jadwal imunisasi pada keadaan yang tertinggal
Keterangan perlu dibaca
Baca Tabel

1. Umur
• Angka (kolom umur):
• Umur dalam bulan: 0 – 29 hari
• Umur dalam tahun: 0 – 11 bulan 29 hari
• Contoh: DTP-1 dituliskan umur 2 bulan →
direkomendasikan umur 2 bulan 0 hari sampai 2
bulan 29 hari.

2. Catatan kaki / keterangan perlu dibaca


1. Hepatitis B

• Vaksin hepatitis B1 (HBsAg 10 ug) dianjurkan


diberikan dalam umur 12 jam, diberikan setelah
vitamin K1.
• IM, paha anterolateral (bukan gluteus)
• HBIg pada paha yang berlainan, utk bayi dari ibu
HBsAg positif
• Vaksin hepatitis B2, B3 (monovalen) pada 1 dan 6
bulan
2. Polio

• Vaksin polio 0: polio oral (saat saat bayi pulang) atau


selambatnya pada umur 1 bulan

• Untuk vaksin polio 1, 2, 3 dan booster: polio oral (OPV) atau


polio inaktivasi (IPV)
• April 2016 tOPV switch bOPV. Seluruh tOPV ditarik
kemudian dimusnahkan
• Rekomendasi: paling sedikit 1 dosis IPV yang penting dalam
masa transisi dalam menuju eradikasi polio
• Diharapkan dunia bebas polio pada 2018

WHO: Indonesia bebas polio 27 Maret 2014


Tahapan Eradikasi Polio Nasional

Juli 2016
Mei 2016
5‐30 April 2016
Introduksi IPV
4 April 2016 Validasi • Minimal I dosis
IPV ke dalam
Penarikan dan
imunisasi rutin
Pemusnahan
Penggantian        tOPV
8 – 14 Maret 2016
• tOPV ke bOPV
PIN
Polio
Penguatan imunisasi rutin tetap dilakukan
ERADIKASI POLIO
Eradikasi Sertifikasi
Eradikasi polio di Indonesia 27 Global
Februari 2014
2014­201 2018­201
6 9

tOPV→ bOPV Stop OPV


Introduksi IPV Introduksi hexavalen

Aselerasi bOPV untuk imunisasi Hexavalen


IPV rutin+ untuk
>1 dosis IPV Program
imunisasi
PENARIKAN OPV

• Virus polio liar yang masih bersikulasi sampai tahun 2015


• virus polio liar tipe 1, tipe 3 terakhir pada 2012.
• Penggantian tOPV ke bOPV di Indonesia
• secara serentak pada 4 April 2016
• penggantian harus dilakukan melalui proses yang terkoordinasi baik di semua
tingkatan
• telah dibuat Pedoman Pelaksanaan Penggantian tOPV ke bOPV di Indonesia
Apa peran inactivated polio vaccine
(IPV)?
• Mengurangi risiko yang disebabkan oleh OPV type 2 withdrawal

• Membantu memutuskan transmisi jika terjadi KLB virus polio tipe 2

• Sebagai booster (imunisas ulangan) untuk polio tipe 1 & 3
tOPV, bOPV, bOPV + IPV

tOPV: 3 rings of
Type protection against types 1,
1 2, and 3
Type
2
bOPV
Type 2 rings of protection
3 against types 1 and 3
bOPV
+
IPV
bOPV + IPV
IPV adds protection
against type 2 & boosts
immunity to 1 & 3
(enhancing bOPV effect)
3. BCG (1)

• BCG = Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan


• Dapat diberikan: umur 0 - 3 bulan
• Optimal pada umur < 3 bulan (sd 2 bln 29 hr)
• Bila umur > 2 bulan 29 hari → uji tuberkulin
• Bila uji tuberkulin tak ada → observasi local
accelerated reaction
• Dosis 0,05 mL IK (0,1 mL utk anak > 1 tahun)
3. BCG (2)

• Proteksi
– Mulai 8 – 12 minggu pasca vaksinasi
– Penelitian prospektif 12,5 th : daya proteksi
• 51% (RR 0.49, CI 95%: 0.34–0.70)
– Mencegah meningitis TB 64%, TB hematogen 78%

Buku Pedoman Imunisasi di Indonesia 2014, hal 266­70 .
3. BCG (3)
Indikasi kontra:
• Bayi HIV positif dgn / tanpa gejala
• Bayi status HIV ? dgn gejala HIV, ibu HIV+
• Keganasan (e.g. leukemia, limfoma)
• Imunodefisiensi primer/sekunder
• Dapat imunosupresif (radio/kemoterapi, steroid)

BCG WHO position paper No. 4, 2004
Revised BCG vaccination guidelines. WHO, 2007
4. DTP

• Tiap 1mL: 40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15 Lf toksoid


tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg
• DTP diberikan pada umur 2,3,4 / 2,4,6 bulan
• Booster pada umur 18‐24 bulan dan 5 tahun
• Umur 10‐12 th : vaksin Td (Tdap) yang  perlu booster tiap 10 tahun
DTP kombinasi
• DTwP + HepB, quadrivalent
• DTwP + HepB + Hib, pentavalent
• DTwP + HepB + Hib + IPV, hexavalent
• DTaP + HepB + Hib
• DTaP + HepB + Hib + IPV
• DT, Td, Tdap

Ket. Huruf kapital = pediatric dose, huruf kecil = adult


dose
5. Campak

• Tiap 0,5 ml vaksin mengandung:


• 1000 u virus strain CAM 70
• 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
• Imunisasi campak pada anak balita (program nasional)
diberikan 2 kali pada umur 9 dan 18 bulan (Permenkes RI
no 12/ 2017)
• Imunisasi campak ke 3 pada umur 6 tahun (SD kelas 1)
• Bila dapat MMR umur 15 bulan dan 5-6 tahun,
imunisasi campak umur 18 bulan dan 6 tidak perlu.
5a. Vaksin MR

• Measles and Rubella Vaccine, Live,
Attenuated

• Presentation: 10 dose vial (active) +
ampoule of diluent

• WHO recommends that opened vials
of this vaccine should be discarded 6
hours after opening or at the end of
the immunization session, whichever
comes first.
6. Pneumokokus

• PCV 10, 13
• PCV diberikan pada umur 2,4,6 bulan dan booster
umur 12-15 bulan.
• Istilah ulangan → booster
Jadwal Imunisasi PCV
Umur dosis
Imunisasi dasar Dosis ulangan*
pertama
2‐ 6 bulan 3 dosis, interval 6‐8 minggu 1 dosis pada umur
7‐11 bulan 2 dosis, interval 6‐8 minggu 12‐15 bulan
12‐23 bulan 2 dosis, interval 6‐8 minggu 1 dosis pada umur
≥24 bulan 1 dosis 12‐15 bulan

• Dosis ulangan diberikan minimal 6-8 minggu setelah dosis terakhir dari
imunisasi dasar (dikutip dari AAP, Committee on Infectious Diseases
2006)
• Pada umur < 12 bulan, vaksin dapat diberikan dengan interval minimum
antara 2 dosis adalah 4 minggu (CDC edisi ke-7 tahun 2005)
• Setelah umur 5 tahun tidak perlu diberikan PCV
• Diberikan lagi pada usia 55 tahun
Vaksin Pneumokokus
Kelompok umur 24‐59 bulan dengan risiko tinggi

Umur Dosis Keterangan

24-59 3 dosis 1 dosis vaksin PPV23 pada umur 24 bln, minimal 8


bulan PCV10 mgg setelah dosis terakhir PCV13
dan/atau 1 dosis vaksin PPV23, 5 th setelah vaksin PPV23
PCV13 dosis pertama

24-59 < 3 dosis 2 dosis vaksin PCV13 selang 8 minggu


bulan PCV10 1 dosis vaksin PPV23, 8 mgg setelah PCV13 dosis
dan/atau terakhir
PCV13 1 dosis vaksin PPV23, 5 th setelah vaksin PPV23
dosis pertama

Advisory Committee on Immunization Practices, 2014
7. Rotavirus

• Vaksin rotavirus monovalen (RV1)


• Attenuated human rotavirus vaccine : 2,4 bulan
• Umur dosis 1 : 6-14 minggu 6 hari. Interval min. 4 minggu
• Vaksin rotavirus pentavalen (RV5)
• Bovine-human reassortant rotavirus vaccine : 2,4,6 bulan
• Umur dosis 1 : 6-14 minggu 6 hari. Interval min. 4-10 minggu
• RV1 harus selesai pada umur 24 minggu. dan RV5 pada 32
minggu
8. Hepatitis A

• Transmisi melalui oro-fecal route


• Mudah menimbulkan KLB (dari makanan yang
tercemar)
• Vaksin hepatitis A : Inactivated vaccine
• Umur 2 tahun : endemis, mulai makan di luar rumah
• Imunisasi : 2 kali, interval 6-18 bulan
8. Hepatitis A (2)

No Strain virus Dosis Batas Interval Merk


anak per umur (th) (bln)
0,5 mL (El.
U)
1 GBM 80 15 6-18 Avaxim
2 HM175 720 18 6-12 Havrix
3 CR 326F 25 18 6-18 Vaqta

Vaksin dapat diberikan mulai usia 1 tahun,


tetapi optimal pada usia 2 tahun
9. Vaksin Influenza
trivalent inactivated influenza (TIV)

• Vaksin: • Jadwal:
• 2 strain Influenza A • Umur 6‐35 bulan: 0,25ml
• 1 strain Influenza B • Umur ≥ 3 tahun : 0,50 ml
• Umur < 9 tahun pertama
kali harus mendapat 2
• Baru (Quadrivalent): dosis dengan interval
• 2 strain Influenza A minimal 4 minggu
• 2 strain Influenza B
• Diulang tiap tahun
• Cara pemberian:
IM paha anterolateral
atau deltoid
10. Varisela

• Vaksin varisela : virus hidup varisela-zoster yg


dilemahkan
• Rekomendasi : mulai umur 1 tahun, terbaik
sebelum masuk sekolah
• Dosis 0,5 ml secara subkutan, dosis tunggal
• Pada anak ≥ 13 tahun : diberikan dua kali selang 1
bulan.
11. Vaksin HPV

• Pemberian vaksin HPV pada remaja,


direkomendasikan sebelum melakukan aktivitas
seksual
• ACIP merekomendasikan vaksin HPV pada remaja
putri umur 11-12 tahun
• Australia : umur 10-45 tahun

ACIP, 2015
11. HPV
11. HPV

• Untuk ♀, ≥ 10 th : 3 dosis.
HPV 2 dosis
Remaja putri : 10 – 13 th

Penelitian vaksin HPV di India : 2 dosis vaksin
HPV pada remaja usia 9­13 tahun → antibodi
tidak lebih rendah dibandingkan dengan 3
dosis vaksin HPV.1

Pemberian vaksin HPV 2 dosis pada anak usia
10­13 tahun juga telah direkomendasikan oleh
WHO.2
1. Mittal S,  et al. Int J Cancer. 2017;140:1850­9.
2. 2. WHO position paper. Human papillomavirus vaccines. Wkly Epidemiol Rec. 2014;89:465­91.
VAKSIN JAPANESE ENCEPHALITIS

• Diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis atau turis
• Untuk perlindungan jangka panjang: booster 1‐2 tahun berikut
VAKSIN DENGUE

• Vaksin hidup tetravalen untuk anak berusia 9 – 16 tahun
• Diberikan 3 kali (0, 6, dan 12 bulan)
• Dosis: 0,5 ml setiap pemberian
• Batas usia 9 thn berdasarkan faktor keamanan
• Menurunkan rawat inap RS 80% dan mencegah 92,9% dengue berat
• Efikasi vaksin pada anak yang seropositif saat dilakukan vaksinasi
81.9% dan seronegatif 52.5%
• Memberikan dampak kesehatan masyarakat jika diberikan bersama
upaya penanggulangan infeksi dengue lainnya
Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui tujuan & manfaat imunisasi
2. Menjelaskan jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI 2017
3. Menjelaskan jadwal imunisasi anak Kementerian Kesehatan RI
2017
4. Menjelaskan jadwal imunisasi pada keadaan yang tertinggal
PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2013

TENTANG
PENYELENGGARAAN IMUNISASI
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.42 Th.2013
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.12 Th.2017
Imunisasi booster

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.42 Th.2013

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.12 Th.2017


Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui tujuan & manfaat imunisasi
2. Menjelaskan jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI 2017
3. Menjelaskan jadwal imunisasi anak Kementerian Kesehatan RI
2017
4. Menjelaskan jadwal imunisasi pada keadaan yang tertinggal
Jadwal Imunisasi yang Terlambat/
Tidak Teratur
• Segera lanjutkan imunisasi yg tertunda sesuai jadwal
• Bila status imunisasi diragukan → dianggap belum pernah →
diberikan
• Tidak ada bukti bahwa pemberian vaksin akan merugikan penerima
yang sudah imun
• Interval vaksinasi tetap/ tidak berubah
Jadwal Imunisasi yang Terlambat/
Tidak Teratur
• Jika terlambat > 1 vaksin → dapat beberapa
vaksin sekaligus atau vaksin kombo

• Belum pernah mendapat Imunisasi:


• Imunisasi harus diberikan kapan saja pada umur
berapa saja
• Untuk vaksin yang harus diberikan beberapa kali
(misal DTP, Polio, Hepatitis B) jumlah pemberian
harus sama dengan jumlah yang seharusnya
diberikan (3 x)
Jadwal Imunisasi yang Terlambat/
Tidak Teratur
• Vaksin yang penggunaannya dibatasi oleh umur,
• Hib diberikan pada umur < 5 th
• Vaksin Rotavirus:
• RV (monovalen & pentavalen) dosis I umur maks 14
minggu
• RV monovalen dosis ke-2 umur maks 24 minggu
• RV pentavalen dosis ke-3 umur maks 32 minggu
• Vaksin DPT: umur > 7 th diberikan Td
Kesimpulan

• Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI 2017 sesuai


dengan Jadwal Kemenkes 2017

• Untuk imunisasi pilihan, dapat menggunakan


jadwal rekomendasi IDAI 2017

• Untuk anak yang terlambat imunsasi, imunisasi


perlu dilengkapi tanpa mengulang dari awal.
http://www.hukor.depkes.go.id/
uploads/produk_hukum/PMK_No.
_12_ttg_Penyelenggaraan_Imunisa
si_.pdf
Imunisasi Bisa!!
Menjadikan anak Indonesia sehat dan bahagia
# Vaccineswork
  Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai