Ali Imran 159 PDF
Ali Imran 159 PDF
SKRIPSI
Disusun Oleh :
MOTTO
َ صالةَ َوأَ ْه ُز ُه ْن ش
ُىري بَ ْيٌَ ُه ْن َّ ست ََجابُىا لِ َزبِّ ِه ْن َوأَقَا ُهىا ال َ َوالَّ ِذ
ْ يي ا
ىىَ َُو ِه َّوا َر َس ْقٌَا ُه ْن يُ ٌْفِق
1
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta, CV Bumirestu, 1990),
hal 789
vi
PERSEMBAHAN
***
vii
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan nikmat-Nya yang tidak terbilang. Shalawat dan salam semoga tetap
menuju jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Mahmud Arif, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
ix
Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang telah diberikan
dapat diterima oleh Allah swt. dan mendapat limpahan rahmat dari-Nya. Amin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................vi
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ......................................................viii
HALAMAN DAFTAR ISI ....................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................ 7
D. Kajian Pustaka .................................................................... 7
E. Landasan Teori ................................................................... 10
F. Metode Penelitian ............................................................... 25
G. Sistematika Pembahasan..................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
ragam bahasa. Sudah menjadi kepastian yang tidak dapat dipungkiri bahwa
keragaman yang ada pasti menimbulkan adanya perbedaan (ikhtilaf). Dalam Islam
Broughton, yang hidup pada abad XIX, yang dikutip oleh Zamroni adalah
gampang diperintah tetapi sulit diperbudak” dari istilah tersebut bila dipahami
jawab.2
1
Syamsul Arifin & Ahmad Barizi, Paradigma Pendidikan Berbasis Pluralisme dan
Demokrasi Rekonstruksi dan Aktualisasi Tradisi Ikhtilaf dalam Islam, (Malang : UMM
Press,2001), hlm 7.
2
Zamroni, Pendidikan Untuk Demokrasi Tantangan Menuju Civil Society, (Yogyakarta:
BIGRAF,2002), hal.135.
2
apabila institusi dan variable yang berada di dalamnya tidak demokratis terlebih
dahulu. Demokrasi tersebut menjadi suatu hal yang memiliki konstribusi yang
pendidikan.
bersifat desentralistik.
terpenting dalam meneguhkan nilai-nilai demokrasi, namun hal itu hanya menjadi
peserta didiknya pengetahuan yang mereka ketahui. Peserta didik tanpa diberikan
didiknya. Belum lagi masalah gender dalam pendidikan agama Islam yang
rumah.
Padahal dalam ajaran agama Islam terlihat jelas bahwa terdapat salah
Ali Imran ayat 159, yang mana di dalamnya berisi ajaran tentang musyawarah
yang sudah dibuat dengan lapang dada terekam dengan sangat jelas. Dari sisi
itulah, penulis mengangkat satu surat sebagai rujukan inti untuk menggali sisi
nilai-nilai demokrasi, Allah SWT Berfirman dalam Qs Ali Imran ayat 159.
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
4
diterapkan oleh para pelaku pendidikan pada institusi atau lembaga di beberapa
wilayah di Indonesia. Karena selama ini banyak konsep yang diadopsi oleh
lebih kepada realisasinya. Dalam memahami ayat tersebut, penulis merujuk pada
sejarahnya, beliau di kenal luar biasa dengan karyanya yaitu tafsir al-Azhar di
materi yang di sampaikan dalam acara kuliah subuh yang diberikan oleh Hamka
di masjid Agung al-Azhar Kebayoran, Jakarta sejak tahun 1959. Ketika itu masjid
tersebut belum dinamakan masjid al-Azhar.4 Dalam waktu yang sama bulan Juli
1959 Hamka bersama KH. Fakih Usman HM. Yusuf Ahmad (Mentri Agama
dalam kabinet Wilopo 1952, Wafat tahun 1968 ketika menjabat ketua
3
Departemen haji dan wakaf saudi arabia, Al-Qur’an dan terjemahannya,
(Madinah:Mujama‟ khadim al haramain asy-syarifain al-Malik li thiba‟ Al musyaf asy-syarif, 1412
H), hal. 103-104.
4
Nama masjid Al-Azhar diberikan oleh Syekh mahmud Syaltut Rektor Universitas Al-
Azhar dalam acara kunjungan ke Indonesia. (Hamka, Tafsir Al-Azhar) hal. 48.
5
Pendidikan Islam saat ini bisa dikatakan masih mengalami virus stagnasi.
metodologi.6 Hal itu terjadi karena penyampaian kepada peserta didik bukan
menekankan hafalan dan menganggap ilmu sebagai hasil final. Ironisnya, masalah
ini dinilai sudah menjadi bagian dari budaya praksis pendidikan di Indonesia
literal-formal.7
5
Ensiklopedi Islam, PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1993, hlm. 75. Bandingkan
dengan Yunan yususf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1990), hal. 77.
6
H.A.R Tilaar, menilai bahwa keadaan Pendidikan Nasional telah tercemari oleh
unsurunsur negatif, semisal korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Selain itu, pendidikan
Pendidikan Nasional juga dinilai telah mengalami kekaburan orientasi (disorientasi). Lihat H.A.R.
Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad XXI, (Magelang:
Indonesia Tera, 1998), hlm. 26-28.
7
Ibid., hal. 30
6
nilai demokrasi sangatlah penting untuk ditanamkan kepada peserta didik, agar
yang penting untuk dilaksanakan sejak dini secara terencana, sistematis, dan
selalu membuka ruang dialog, kritik, aspirasi dan inisiasi demi terwujudnya
masyarakat demokratis.
mendalam mengenai konsep nilai-nilai demokrasi dalam Q.S Ali Imran ayat 159
Islam. Agar nantinya penulis dapat menemukan sebuah formula baru dalam
B. Rumuan Masalah
1. Bagaimana Konsep Nilai-nilai Demokrasi dalam Q.S Ali Imran ayat 159
159 menurut tafsir Al-Azhar karya Hamka dalam Pendidikan Agama Islam?
7
1. Tujuan Penelitian
Demokrasi dalam Q.S Ali Imran ayat 159 Tafsir Al-Azhar dan untuk
2. Kegunaan Penelitian
lain :
Agama Islam.
D. Kajian Pustaka
dilakukan telaah terhadap studi-studi yang sudah dilakukan sebelumnya. Hal ini
rujukan dalam penelitian ini dan sekaligus sebagai upaya menghindari plagiat dan
duplikasi.
8
Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga, Tahun 2006) yang
tumbuh dan berkembang secara optimal dan wajar sesuai dengan potensi
yang dimilikinya.
2. Skripsi yang disusun oleh Ali Sahlan ( Mahasiswa Fakultas Tarbiyah, IAIN
8
Ahmad Syaifulloh, “Pemikiran John Dewey tentang Demokrasi Pendidikan dan
Relevansinya dengan Pendidikan Islam”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2006, hal.x
9
Ali Sahlan, “Demokrasi Pendidikan dalam perspektif Islam”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah,
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003, hal. x
9
karena adanya transformasi social itu ditentukan oleh masyarakat yang terkait
pada realitas sosial yang timpang. Pendidikan Islam juga sangat menghargai
3. Skripsi yang disusun oleh Abdul Wakhid Jondan Arifin (Mahasiswa Fakultas
dan penjelasan dari wakil kepala sekolah), Policy (kebijakan yang diambil
oleh TK Budi Mulia Dua, Program (materi pendidikan), Practice (model dan
strategi pengajaran yang diterapkan oleh para guru TK Budi Mulia Dua), dan
E. Landasan Teori
1. Demokrasi
terbentuk dari kata “demos” yang berarti rakyat dan “kratos/kratein” yang
people and for people atau pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
11
Miriam Budiarjo. Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
1996) hal. 50
12
Bachtiar Efendi, “Islam dan demokrasi : Mencari Sebuah Sintesa yang memungkinkan
“ dalam M. Nasir Tamara dan Elza peldi Taher (Ed), Agama dan Dialog antar Perdaban , (Jakarta
: Paramadina, 1996), hal. 86.
13
Depdikbud. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) hal. 195
11
tidak hanya pada wilayah politik saja melainkan juga pada wilayah sosial,
dan pluralisme.
kemudian muncul sejumlah syarat untuk disebut sebuah negara atau satu
berkumpul.14 Oleh karena itu, asas terpenting dari sebuah demokrasi adalah
14
Sidney Hook, “demokrasi : Sebuah tinjauan Umum” dalam J. A. Jonminofori, Ed.
Menegakkan Demokrasi, (Jakarta : yayasan Studi Indonesia, 1989), hal. 25.
15
Menurut M. Sastrapradja, manusia haya menjadi manusia benar-benar bebas dan
manusia benar-benar bebas jika manusianya dapat memilih. Manusia yang bebas adalah
menentukan dirinya sendiri dan tidak merupakan ciptaan dari sebuah system. Lihat Ramayulis,
12
2. Prinsip Demokrasi
ahli namun pada hakikatnya terdapat benang merah atau titik singgung dan
mengarah pada satu makna yang sama, yaitu suatu ideologi atau cara
hidup (way of life) yang menekankan pada nilai individu yang menjunjung
kebiasaan dari segala belenggu kebendaan kerohanian yang tidak sah yang
haknya yang wajar.16 Sehingga yang terjadi bukan demokrasi yang diidam-
idamkan, tetapi anti demokrasi yang menjurus pada tindakan anarkhis yang
menindas hak-hak kebebasan dan martabat orang lain. Oleh karena itu,
a. Kebebasan
c. persamaan
d. pembagian kekuasaan
Hadharah, Jurnal keislaman dan Peradaban, (PPS IAIN Imam Bonjol Padang, vol. 2 Agustus
2005), hal. 107-110.
16
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. (Bandung : Al-
Ma‟arif, 1980), Hal. 45
13
demokrasi pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat
dan jenis masyarakat dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa
sebagainya.
berikut ini :
nilai luhurnya
3. Nilai-nilai Demokrasi
demokrasi. Syura bukanlah ajaran asli Islam tetapi cenderung pada ajaran
dilandasi oleh sikap dan sifat saling mengasihi dan menghargai pendapat
untuk saling terbuka dan maaf memaafkan agar tercipta demokrasi dalam
17
Zamroni, Pendidikan Untuk Demokrasi Tantangan Menuju Civil Society, (Yogyakarta:
Bigraf Publissing, 2002), hal. 32.
16
rasa ketuhanan dan tidak terlepas dari aspek ketuhanan atau spiritualitas.
bercorak Islami atau yang dalam Islamnya disebut sebagai musyawarah. Pro
Terlepas dari itu semua, baik syura maupun demokrasi intinya adalah
persamaan dan perbedaan. Persamaan itu tertuang dalam konsep nilai dan
teknisnya. Islam sendiri menjadi sifat dasar dari demokrasi, ini dikarenakan
konsep syura, ijtihad dan ijma‟ merupakan konsep yang sama dengan
hukum, jaminan haq al- „Ibad ( hak- hak manusia), dan lain- lain, yang
bertentangan.18
18
Idris Thaha, Demokrasi Religius, (Jakarta: Teraju, 2005), hal. 33-34.
17
Terlepas dari pro kontra antara demokrasi dan musyawarah yang ada,
jika dilihat dari gagasan yang termuat dalam Q.S Ali Imran ayat 159, dapat
demokrasi, namun masih dalam tataran awal dan klasik. Sehingga nilai-nilai
dan pemilihan. Hak dan kewajiban yang dibawa dalam musyarah mempunyai
pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.19
agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
19
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 132.
18
dilepaskan dari misi agama islam yang diturunkan kepada umat manusia.
Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah SWT sesungguhnya mengandung
menjadi insan kamil melalui proses tahab demi tahab. Tiga dimensi
sebagai hamba Allah yang utuh dan paripurna dalam ilmu pengetahuan dan
bermoral, jiwa yang bersih, memiliki kemauan keras, cita-cita yang benar dan
20
Ahmad tafsir., Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Mimbar Pustaka,
2004), hal. 280-281.
19
hak-hak manusia lain, dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil
akal, pikiran, perasaan dan panca indera. Dalam konteks ini, tampak nyata
tujuan akhir mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mencapai kebahagiaan
perkembangannya.23
rahmat bagi sekalian makhluk di alam ini, maka Pendidikan Agama Islam
21
Muslih Usa dan Aden Wijdan SZ, Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial,
(Yogyakarta: Aditya Media, 1997), hal. 10
22
Fathiyah Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan Versi Al-Ghazali, (Bandung: Alma'arif,
1986), hal.19
23
H.M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 32.
20
beribadah kepada-Nya.
manfaatnya.24
pendidik dan peserta didik. Metode berarti jalan untuk mencapai tujuan,
teaching, maka metode yang digunakan adalah ceramah. Tidak ada metode
24
Ibid., hal.33-37
21
yang terbaik untuk segala mata pelajaran. Mungkin ada metode yang terbaik
adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi PAI yang dipilih untuk
sebagainya.
yang berorientasi pada nilai, menurut Noeng Muhadjir, intinya ada empat
dangkal dan terpaksa karena takut pada otoritas orang tua, pendidik dan
lainnya.
25
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2002),
hlm.155
22
itu agar difahami oleh siswa. Metode ini bertolak dari kebenaran sebagai
atau ditarik ke dalam nilai-nilai lain yang lebih khusus atau sempit ruang
masih taraf pemula dalam mempelajari nilai, karena mereka akan terlebih
masyarakat.
kepada konsep teoritik yang umum (dalam kebenaran agama). Metode ini
kebenaran, dan sekaligus dituntut untuk daya penalaran yang tinggi untuk
siswa sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang siswa yang sama,
maupun kinestik.
pendidikan yang baik harus dapat memancing rasa ingin tahu siswa. Juga
yang mampu memompa daya imajinatif siswa untuk berfikir kritis dan
kreatif.
pendidikan khususnya pendidik dan siswa supaya mereka lebih kreatif dan
F. Metode Penelitian
merupakan cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu
mengkaji, dan menganalisis obyek sasaran penelitian untuk mencari hasil atau
kesimpulan tertentu.27
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Dibawah ini akan
1. Jenis penelitian
suatu cara kerja yang bermanfaat untuk mengetahui pengetahuan ilmiah dari
suatu dokumen tertentu atau beberapa literatur lain yang dikemukakan oleh
26
Kuncoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1989),
hal,7.
27
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma, 2005),
hal,43.
28
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1989), hal. 45.
26
2. Pendekatan penelitian
atau benda konkret untuk dicari arti dan maknanya. Hermeneutik ini
esensi dari makna yang tersirat di dalam tafsir ayat tersebut, adapun yang
29
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),
hal 84.
30
E.Suaryono, Hereneutik Sebuah Metode Filsafat, (Yogyakarta: Kanisisus, 1993), hlm
23-24.
31
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat,, hal 85.
27
3. Sifat Penelitian
demokrasi yang terdapat dalam Q.S Ali-Imran ayat 159 dalam tafsir al-
Azhar.
konsep nilai-nilai demokrasi dalam Q.S Ali Imran Ayat 159 menurut Tafsir
Al-Azhar.
5. Sumber Data
Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
data primer dalam penelitian ini adalah Tafsir Al-Azhar karya Hamka.
28
b. Data Sekunder
diambil dari buku, surat kabar, artikel, internet, jurnal, makalah, dan
tepat digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis atau analisa isi,
kesimpulan ialah pola berfikir induktif, yaitu pola pemikiran yang berangkat
umum33.
32
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:PT. Rosdakarya, 2001),
hal.163
33
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yasbit, Fakultas Psikologi
UGM,1999), hal 37.
29
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti membagi ke dalam empat bab. Pada tiap-
tiap bab terdapat sub-bab yang menerangkan pokok bahasan dari bab yang
tinjauan pustaka atau biasa disebut telaah pustaka ini digunakan untuk melihat
penelitian.
Bab kedua Biografi, dalam bab kedua ini penulis akan menguraikan
konsep Nilai-nilai Demokrasi menurut Q.S Ali Imran ayat 159 serta
bab ini akan disimpulkan semua hasil analisis yang telah dilakukan pada
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan konsep nilai-nilai demokrasi dalam QS Ali Imran ayat 159 menurut
perang Uhud pada saat itu, sehingga turunlah surat Ali Imran ayat 159,
surat ali imran ayat 159. Sebab sudah dapat dipahami bahwa sikap terbuka
yang dilakukan nabi, yang secara lebih mendalam dijelaskan oleh tafsir al-
tidak hanya cakap dalam berpengetahuan, melainkan juga cakap dalam ikut
digambarkan dalam surat ali imran ayat 159 menurut tafsir al-azhar tersebut,
efektif.
B. Saran
khususnya pendidik ataupun calon pendidik yang membaca skripsi ini agar
Islam agar Nilai-nilai demokrasi dapat tertanam kedalam diri peserta didik.
107
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad, ihya „ulum al-Din, terj. Ismail ya’qub,
Semarang: Faizan, 1979.
Hamka, Rusydi, Pribadi dan Martabat Buya Hamka, Jakarta: Panjimas, 1981.
Hasbi Ash Siedieqy, Tafsir Al-Qur‟an Majid “An-Nur” juz 4, Jakarta: Bulan
Bintang, 1969.
Imam Jalaludin Al Mahali dan Imam Jalaludin As Suyuti, Tafsir Jalalain, Jilid 1.
Terj, Bahrun Abu Bakar, L.C, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003.
Kamil, Sukron, Islam dan Demokrasi, Tela‟ah Konseptual dan Historis, Jakarta :
Gaya Media Pratama, 2002.
M.Nasib ar-Rifa’I, kemudahan dari Allah; Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid I,
Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
Majid, Abdul & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2005.
Muslih Usa dan Aden Wijdan SZ, Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial,
Yogyakarta: Aditya Media, 1997.
Qamaruddin Saleh, dkk, Asbabub Nuzul; Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-
ayat al-Qur‟an , Bandung:CV.Diponegoro,1995.
Rusdi Hamka, Hamka Di Mata Hati Umat, Jakarta: Sinar Harapan, 1996.
Shihab, Quraish, Hamka “Dalam eksiklopedi Islam III”, Jakarta: Djamatan 1988.
A. PRIBADI
Nama : Andri Faizal Akhmad
Tempat Tanggal Lahir : Magelang , 2 Februari 1990
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Rejosari 1, Tanjunganom, Salaman, Magelang
Telp. : 085729331085
B. ORANG TUA
1. Nama ayah : Asrofi
2. Nama Ibu : Zunani Ani Hadiastuti
3. Pekerjaan Ayah : PNS
4. Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
a. SD Negeri Kradenan 2 : Lulus Tahun 2002
b. SMP Negeri 1 Srumbung : Lulus Tahun 2005
c. SMA Negeri 1 Salaman : Lulus Tahun 2008
d. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Lulus Tahun 2014