Anda di halaman 1dari 2

KRITIK

Oleh Zahrona Najwa W.T. / 12 MIA 5


5 cm
Dhonny Dirgantoro adalah penulis yang terkenal di Indonesia. Ia lahir di Jakarta, 27
Oktober 1978. Anak sulung dari empat bersaudara ini memiliki bakat menulis sejak kecil.
Dalam karyanya selalu memiliki ciri khas dan meninggalkan kesan bagi para pembaca.
Beberapa karya diantaranya adalah novel 5 cm. Novel ini sempat menjadi best seller dan juga
pernah difilmkan kelayar lebar.

Novel 5 cm menceritakan tentang 5 remaja yang memiliki hubungan persahabatan


sangat dekat. Kemudian, suatu ketika mereka merasa jenuh terhadap semua yang mereka
lakukan selalu bersama-sama. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menunda waktu berkumpul
mereka selalu beberapa bulan dan memutuskan untuk meraih kesuksesan masing-masing. Di
setiap bagian cerita penulis selalu menambahkan kutipan lagu/syair yang apabila orang awam
yang mendengarkannya akan sangat kesulitan, bahkan orang awam yang bahasa inggrisnya
bagus terkadang tidak begitu paham dengan syair-syair pada novel tersebut. Seharusnya penulis
memilih syair dan lagu-lagu yang mudah dipahami oleh semua kalangan agar pembaca lebih
dalam memaknai isi novel.

Pada novel 5 cm diceritakan bahwa mereka akan berpetualang ke Puncak Mahameru


untuk mengobati rasa rindu mereka setelah tidak bertemu beberapa bulan. Mereka bertemu di
Stasiun Pasar Senen. Pada alur cerita dan konflik pada novel 5 cm begitu sederhana. Alur cerita
sangat mudah ditebak kemana arahnya akan bermuara. Konflik pada novel ini seolah kabur
bahkan hampir tidak ada konflik didalamnya. Seharusnya penulis lebih menguatkan ke puncak
konflik dengan menambahkan beberapa konflik agar novel ini lebih menarik dan menantang.

Diakhir cerita novel 5 cm mengisahkan bahwa kelima sahabat ini telah sampai di Puncak
Mahameru, mereka telah melalui perjalanan yang cukup lama dan dibumbui dengan berbagai
hambatan untuk menuju puncak. Setelah beberapa tahun mengisahkan bahwa kelima sahabat
ini telah memiliki keturunan. Dari sini cerita akhir novel ini terasa begitu dipaksakan dengan
pembentukan keluarga dan keturunan mereka yang begitu sama mewarisi sifat-sifat orangtuanya
dan semuanya terkesan sebaya, dan seumuran. Akhir novel ini terlalu naif. Sekelompok sahabat
itu masih saja memiliki ruh kaum muda meski telah memiliki keturunan dan juga terasa pada
penggambaran watak anak-anaknya yang masih TK tetapi jiwanya berjiwa kaum muda dewasa.
Seharusnya penggambaran akhir cerita lebih ditonjolkan perbedaan antara anak dan
orangtuanya terutama pada karakter dan sifat yang lebih disesuaikan dengan anak TK pada
umumnya.

Dibalik kekurangan pada novel 5 cm juga memiliki kelebihan. Penulis melukiskan pada
pembaca agar bisa saling gotong royong dan saling membantu orang lain saat berada pada
kesulitan , dibuktikan dengan peristiwa saat diperjalanan ke puncak kelima sahabat saling bahu-
membahu menolong sahabatnya dan kisah didalamnya dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi
kita agar menjadi manusia yang lebih baik.

Secara keseluruhan novel ini layak dijadikan bahan bacaan bagi para remaja dan orang
dewasa karena didalamnya memuat unsur-unsur persahabatan, mimpi, cita-cita, serta unsur-
unsur yang sangat baik jika dibaca oleh segmentasi remaja dan pemuda. Terlepas dari
kelebihannya novel ini juga memiliki kekurangan tetapi pembaca harus mengambil segala hal
yang positif dan membuang hal-hal negatif yang ada pada novel 5 cm.

Anda mungkin juga menyukai