Model Subduksi Berbasis Data Gempa Bumi (Studi Kasus Sulawesi Utara Dan Sekitarnya)
setiawan_iwan339@yohoo.com
40
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014
Daerah analisa yang meliputi Laut Sulawesi, Laut Maluku, Gambar 2 Merupakan Peta Sebaran Gempabumi
dan daratan Sulawesi Utara dan sekitarnya. Untuk Berdasarkan Magnitudo Surface Daerah Sulawesi Utara
mendapatkan hasil yang yang lebih baik maka dilakukan dan Sekitarnya
analisa model zona subduksi dengan grafik hubungan
lintang dan kedalaman, kemudian menganalisa grafik Gambar 4.2 merupakan peta sebaran gempabumi
hubungan lintang, bujur, dan kedalaman selanjutnya berdasarkan magnitudo surface daerah sulawesi Utara dan
dengan menganalisa sudut penunjaman pada lintang sekitarnya dengan klasifikasi 4 – 5 SR dengan magnitudo
Sulawesi Utara berdasarkan kedalaman. surface yang sedang, kemudian skala 5 – 6 SR dengan
magnitudo surface besar di mana gempa ini dapat
Dalam menganalisa semua grafik mulai dari grafik mengakibatkan kerusakan, kemudian skala 6 – 7 SR
hubungan lintang dengan kedalaman, kemudian grafik dengan magnitudo surface destruktif atau gempa dengan
hubungan lintang, bujur dan kedalaman dan crossection magnitudo tersebut dapat mengakibatkan kerusakan yang
pada lintang Sulawesi Utara berdasarkan kedalaman harus besar bagi daerah yang terkena gempabumi dengan
memperhatikan peta sebaran gempabumi berdasarkan magnitudo tersebut, dan yang terakhir skala 7 – 8 SR
kedalaman dan peta sebaran gempabumi berdasarkan dengan magnitudo surface yang sangat besar dimana pada
magnitudo surface daerah Sulawesi Utara dan sekitarnya skala ini dapat mengakibatkan kehancuran yang sangat
besar pada daerah yang terkena gempa tersebut.
41
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014
kedua lempeng berada diantara -0,10° LS sampai -0,50 LS berawal dari -0,50° LS menunjam sampai pada 0,85° LU
menunjam sampai kedalaman 250 km pada 0,5°LU – dengan kedalaman 250 km.
0,85°LU.
Pada Gambar 4.6 dapat dilihat titik - titik hiposenter yang
Untuk menentukan sudut penunjaman yang dengan berwarna merah merupakan gempa yang terjadi akibat
menggunakan software WinITDB, perlu menganalisis peta sesar dan patahan lokal atau gempa yang terjadi di
sebaran hiposenter gempabumi yang diplot menggunakan permukaan atau dalam klasifikasi gempa dangkal dan pada
software tersebut. Selanjutnya memproyeksikan vertical klasifikasi gempa tersebut tidak dapat menjelaskan batas
section untuk melihat profil sudut penunjaman, dan hal antara kedua lempeng. Kemudian titik hiposenter yang
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini berwarna kuning dan hijau merupakan klasifikasi gempa
menengah yang dapat menjelaskan sudut penjuman yang
terjadi di daerah Sulawesi Utara dan sekitarnya.
Gambar 4 Epicenter Gempabumi Berdasarkan Kedalaman Pada daerah Sulawesi Utara dan sekitarnya gempabumi
dan Magnitudo Surface Daerah Sulawesi Utara Dan dangkal terjadi pada bawah permukaan dasar laut maluku
Sekitarnya di bagian timur, semakin ke barat gempa yang terjadi
merupakan gempabumi dengan kalsifikasi gempa dalam.
Hasil analsis sebaran hipocenter gempabumi daerah Sehingga untuk daerah Sulawesi Utara pertemuan kedua
Sulawesi Utara dan sekitarnya yang diplot menggunakan lempeng berada diantara -0,10° LS sampai -0,50 LS
software WinITDB dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah menunjam sampai kedalaman 250 km pada 0,5°LU –
ini. Gambar tersebut merupakan keluaran dari analisis 0,85°LU. Estimasi zona benioff yang merupakan batas
vertical section yang di jelaskan pada gambar 4. pertemuan kedua lepeng berupa garis lengkung, batas
pertemuan kedua lempeng berawal dari -0,50° LS
menunjam sampai pada 0,85° LU dengan kedalaman 250
km.
Gambar 5 crossection pada lintang daerah sulawesi Utara Pergerakan lempeng samudra mempunyai pengaruh gaya
dan sekitarnya menggunakan data gempabumi berdasarkan tekan yang lebih besar pada daerah lempeng benua bagian
kedalaman atas hingga kedalaman 200 km sehingga hiposenter
gempabumi banyak berada pada kedalaman ini. Untuk
Gambar 4 merupakan sebaran hiposenter gempabumi gempabumi yang berada diatas 200 km banyak berada laut
daerah sulawesi Utara dan sekitarnya proyeksi dari lintang malaku di selatan sualawesi utara.
yang merupakan crossection dari titik -0,48° LS dan
124,94° BT menuju titik 0.85° LU dan 124,06° BT dengan Episenter gempabumi dengan magnitudo surface kecil atau
jarak 176 km, dengan kedalaman dasar laut 4194 m, frekuensi 4-5 SR banyak terjadi pada dasar laut indonesia
dengan ketinggian daratan 874 m dipotong hingga dan daratan Sulawesi Utara dan sekitarnya yang menyebar
kedalaman 242 km diplot menggunkan software WinITDB. secara merata di daerah tersebut. Untuk klasifikasi gempa
dengan megnitudo sedang atau klasifikasi 5-6 SR banyak
Untuk Sulawesi Utara pertemuan kedua lempeng berada tersebar di laut Sulawesi dan laut Maluku beserta di
diantara -0,10° LS sampai -0,50 LS menunjam sampai sebagian di daratan Sulawesi Utara dan sekitarnya.
kedalaman 250 km pada 0,5°LU – 0,85°LU. Estimasi zona Sedangkan klasifikasi magnitudo surface 6-7 SR terjadi di
benioff yang merupakan batas pertemuan kedua lepeng sekitar laut
berupa garis lengkung, batas pertemuan kedua lempeng
42
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014
Sulawesi dan di sebelah utara daratan Sulawesi Utara atau Area to the Geomorphology of Jeneberang
di sekitar gunung berapi. Sedangkan untuk magnitudo Watershed.Internasional journal of engeneering
sangat besar atau klasifikasi diatas 8 SR hanya berada di and technology vol 3 no. 10, october 2013.
laut Sulawesi.
Richter, C.F. 1969. Elementary Seismology, W.H.
Kesimpulan Freeman and Co, San Fransisco and London.
Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika.
Hasil dari analisa mulai dari analisa peta sebaran Penerbit ITB. Bandung.
hiposenter, garafik hubungan lintang dan kedalaman,
garafik hubungan lintang, bujur, dan kedalaman, dan Sartono, S. Astadireja, K.A.S. Mirwanto, H. 1991. East
crossection pada lintang daerah Sulawesi Utara dan arm Sulawesi : Banggai Microplate – Sunda
sekitarnya dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut. Subduction Zone Collusion. Indonesian
Association Of Geologis, The Twentieth IAGI
1. Subduksi daerah Sulawesi Utara dan sekitarnya Anual Convention. Jakarta .Indonesia
terjadi di Laut Maluku yang yang menunjam daratan
Sulawesi Utara bagian timur. Ini ditandai dengan Satyana, Awang Harun. 2011. Sulawesi: Where World
klasifikasi gempabumi yang terjadi Semakin ke timur Colled – Geologic Control on Biogeographic.
gempabumi yang terjadi merupakan gempa dengan Wallace’s Line Proceeding JCM HAGI – IAGI
kedalaman dangkal dan semakin ke barat gempa Makassar. Makassar.
yang terjadi merupakan gempabumi dengan
kedalaman menengah yang dapat dilihat pada gambar Simandjuntak, T. O. 2004. Tektonik. Pusat Penelitian Dan
1 dan gambar 3. Pengembangan Geologi. Bandung.
2. Aktifitas gempabumi dengan magnitudo surface yang Sompotan, Amstrong. 2012. Geologi Sulawesi. Institut
sangat besar yaitu 6,2 SR dengan kedalaman dangkal Teknologi Bandung. Bandung
terjadi pada daerah pertemuan lempeng, sesar, dan
patahan. Sedangkan kejadian gempa dengan Tahir, Muh. Imran. Lantu. Harimei, Bambang. Kartika,
klasifikasi gempa dalam mempunyai skala megnitudo Dewi, Ika. 2011. Studi Aktivitas Gempabumi
surface 4,0 SR yang dapat dilihat pada gambar 2. Tektonik Berdasarkan Kecepatan Tanah
Maksimum di Sulawesi Utara. Proceeding JCM.
3. Dari peta crossection diketahui lempeng samudra Makassar.
melengkung (menukik) dan mendorong lempeng
benua, di tandai dengan titik – titik hiposenter
sebagai zona Benioff. batas pertemuan kedua
lempeng berawal dari -0,50° LS menunjam sampai
pada 0,85° LU dengan kedalaman 250 km (gambar 5)
Daftar Pustaka
43