Diajukam untuk memenuhi salah satu tugas Program Profesi Ners Angkatan
XXXVII Stase Keperawatan Maternitas
Disusun oleh :
Restianingrum 220112180507
Yosilistia 220112180565
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan hidayah-
Nya. Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir
Praktik Keperawatan Komunitas RW 10 di Kelurahan Tarogong Tarogong Kidul,
Kabupaten Garut. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas dalam Program Profesi Ners XXXVII Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan serta peran dari masyarakat secara aktif dengan mengutamakan
pelayanan preventif dan promotif secara komprehensif tanpa mengabaikan
perawatan secara rehabilitatif dan kuratif. Perawatan ini dilaksanakan secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
serta masyarakat sebagai suatu kesatuan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara lebih optimal, sehingga masyarakat mampu mandiri
dalam upaya kesehatan. Keperawatan komunitas meliputi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat secara luas, membantu dan mengindentifikasi
masalah kesehatan di masyarakat sebelum mereka meminta bantuan kepada
orang lain (Mubarak, 2006). Masyarakat merupakan hubungan-hubungan
dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan lainnya
atau sekelompok manusia yang ditasi oleh aspek-aspek tertentu, seperti
bangsa, tertorial, golongan, dan lainnya (Yulianthi, 2015).
Keperawatan komunitas bertujuan untuk peningkatan kesehatan
masyarakat dan pencegahan dengan uapaya pelayanan keperawatan secara
langsung (indirect) kepada masyarakat secara individu, keluarga, dan
kelompok dalam konteks komunitas dengan mempertimbangkan masalah dan
isu kesehatan yang terjadi di masyarakat (Mubarak, 2006). Keperawatan
komunitas menggabungkan prinsip keperawatan dan prinsip kerja kesehatan
secara tidak sederhana. Oleh karena itu Program Profesi Ners Fakulta
Keperawatan Universitas Padjadjaran dirancang untuk mengaplikasikan
keterampilan serta kemampuannya secara langsung di masyarakat.
Perkembangan pelayanan dalam bidang kesehatan di Indonesia tidak
hanya berorientasi pada tindakan kuratif saja, melainkan tindakan promotif,
preventif, kuratif, serta rehabilitatif yang dalam masyarakat dapat menjangkau
seluruh aspek di masyarakat sehingga didapatkan derajat kesehatan yang
optimal. Dalam bidang kesehatan puskesmas memiliki kegiatan yang penting
untuk masyarakat salah satunya pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
(Perkesmas). Pelayanan perkesmas diharapkan dapat memberikan pelayanan
kepda masyarakat berupa bantuan, bimbingan, pengawasan, penyuluhan, dan
perlindungan kepada individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat
khusunya.
Menurut kamus besar bahasa indonesia survei merupakan peninjauan atau
penyelidikan dengan memberi batasan yang jelas atas data yang ditinjau.
Survei Mawas Diri (SMD) adalah langkah awal dalam melakukan praktik
keperawatan komunitas yang tujuannya untuk menggali dan mendapatkan
informasi dan data-data yang terdapat di RW 10 mengenai kesehatan di
masyarakat, kehidupan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan fisik wilayah,
religi, pendidikan, serta permasalahan yang terdapat di wilayat tersebut.
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang
melaksanakan praktik Program Profesi Ners pada mata kuliah komunitas
diharapkan mampu memberikan pelayanan perawatan kesehatan di
masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas HaurPanggung Tarogong, khususnya
di RW 10 Kelurahan Tarogong Kecamatan Tarogong Kidul (RT 01, 02, 03,04,
06,dan 10). Setelah melakukan Survei Mawas Diri (SMD) dari tanggal 20-24
Agustus 2019, didapatkan masalah-masalah kesehatan sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus dan harus diselesaikan bersama masyarakat
untuk memecahkan masalah yang muncul.
Berdasarkan masalah yang mucul di wilayah RW 10, maka perlu
dilaksanakan Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW) yang
bertujuan untuk memvalidasi dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang
muncul secara bersama-sama, sehingga diharapkan masyarakat dapat
bertanggung jawab dan memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan dan
lebih memerhatikan pemeliharaan kesehatan dan lingkungan di sekitar RW 10.
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Memberikan laporan secara komprehensif mengenai pelaksanaan praktik
keperawatan komunitas di RW 10 Kelurahan Tarogong, Kecamatan
Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dan memberikan gambaran mengenai situasi
masyarakat di wilayah RW 10 Kelurahan Tarogong, Kecamatan Tarogong
Kidul, Kabupaten Garut.
b. Mampu membuat perencanaan untuk memecahkan masalah kesehatan yang
terdapat di wilayah RW 10 Kelurahan Tarogong, Kecamatan Tarogong
Kidul, Kabupaten Garut.
c. Mampu melaksanaan implementasi asuhan keperawatan komunitas yang
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di wilayah RW 10
Kelurahan Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
d. Mampu mengevaluasi kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayah RW 10 Kelurahan Tarogong, Kecamatan Tarogong
Kidul, Kabupaten Garut.
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN
1. Batasan Komunitas
Warga RW 10 ini tidak menganut nilai kepercayaan atau adat tertentu yang
berhubungan dengan kesehatan dikarenakan Tarogong termasuk wilayah
perkotaan. Nilai dan keyakinan yang di anut lebih didasari oleh nilai keagamaan
atau norma yang berlaku di masyarakat. Masyarakat setempat tidak menganut nilai
kepercayaan atau adat tertentu yang bertolak belakang dengan ajaran agama islam.
3. Agama
4. Demografi
RW 10 terbagi atas 3 RT dari pendataan yang sudah dilakukan dari tanggal 20
Agustus 2019 diketahui bahwa jumlah KK yang terkaji sebanyak 100 KK dengan
jumlah penduduk 359 jiwa dari jumlah 133 KK yang ada, jumlah KK yang ada di
RW 10 tidak terkaji seluruhnya dengan alasan warga pindah alamat, menolak,
tidak ada dirumah, rumah kosong dan kontrakan.
2.1.2.2Kesehatan Lingkungan
Kelembaban
Tidak lembab 73 73
Lembab 26 26
Berjamur 1 1
Kebersihan
Bersih 77 77
Berdebu/kotor 23 23
Pencahayaan
Terang 46 46
Kurang Terang 46 46
Tidak ada cahaya masuk 8 8
Jentik nyamuk
Ada 18 18
Tidak ada 82 82
Tempat cuci tangan di dalam rumah (+sabun)
Ada 37 37
Tidak ada 63 63
Hewan Ternak
Ya 12 12
Tidak 88 88
Dari hasil pengkajian kesehatan lingkungan bahwa kepadatan hunian di
RW 10 mencukupi dengan presentase 98.0% dan untuk kepemilikan rumah
sebagian besar yaitu milik pribadi dengan hasil presentasi 88.0%, kondisi rumah
yang permanen lebih besar 94.0% ventilasi rumah lebih besar mencukupi yaitu
dengan presentase 75.0 %. Dan lantai rumah sebagian besar sudah memakai ubin
yaitu 75.0%. dalam perumahan di RW 10 menunjukan bahwa vektor disekitar
rumah sebagian besar adalah tikus dengan 47.0%. kelembaban rumah sebagian
besar tidak lembab dengan presentasi 73.0%, kebersihan rumah sebagian besar
dalam keadaan bersih dengan presentase 77.0%. pecahayaan rumah yang terang
dan kurang terang memiliki presentasi yang rumah yaitu 46.0%, sebagian besar
rumah tidak memiliki tempat untuk cuci tangan (63%) dan 18.0% memiliki jentik
nyamuk, dan penduduk yang memiliki hewan ternak sebanyak 12 % dan
mempunyai kandang ternak dengan jarak < 25 meter.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan di rw 10 bahwa dari jumlah balita yang ada
tidak di dapatkan adanya balita dengan stunting
Berencana melahirkan
Paraji
Puskesmas
Bidan 2 2
RS
Dokter
Klinik
Rumah
Dari hasil pengkajian di rw 10 di temukan 2 ibu hamil dari 359 jiwa, dimana 2 ibu
hamil berada pada umur 20-35 tahun dan merupakan kehamilan ketiga, kedua ibu
hamil rajin memeriksakan kehamilannya dan mengkonsumsi zat besi dan tidak
memiliki keluhan apapun. Dari hasil pengkajian bahwa salah satu dari ibu hamil
memiliki pantangan dan alergi makanan.
Berdasarkan data hasil pengkajian, berikut data indikator kesehatan bayi dan
balitas di RW 01 Kelurahan Sukapura Kiaracondong Bandung. Data disajikan
sebagai berikut:
Dari hasil pengkajian bayi (1-12 bulan) menunjukan bahwa terdapat 2 bayi (1-12
bulan) di RW10. Bayi di beri vit A dan diberi ASI ekslusif, tetapi belum di beri
makanan tambahan apapun.
Berdasarkan data hasil pengkajian, berikut data mengenai kesehatan pasangan usia
subur di RW 10 Kelurahan Tarogong:
Dari hasil pengkajian di RW 10 dari 359 jiwa tidak terdapat orang dengan
gangguan jiwa
2.1.2.12 Skrinning TB
Dari hasil pengkajian di RW 10 dari 359 jiwa terdapat 25 jiwa % beresiko terkena
Hipertensi.
BAB III
ANALISA DATA
3.1 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Komunitas