DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Ari Aropah 220112180560
Dani Jaelani S 220112180510
Dita Nurhayati 220112180572
Fatimah Nur Faizah 220112180523
Husein Musawi 220112180515
Mukimah Dieni H 220112180581
Noer Endah Filaili 220112180580
Risa Utami 220112180519
Wilfi Agustin R 220112180508
Widi Sofiani A 220112180516
ABSTRAK
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Anugerah-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam
pembuatan literature review ini sehingga tugas ini dapat selesai dengan tepat
waktu. Literature review ini berjudul “Manajemen Posisi Kepala Setelah
Pemasangan Percutaneous Coronary Intervention”yang membahas hasil-hasil
penelitian mengenai posisi pasien setelah Percutaneous Coronary Intervention.
dapat menurunkan nyeri lumbal tanpa menyebabkan komplikasi vascular.
Literature review ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas di Stase
Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis PPN XXXVII Program Profesi Ners pada
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Kami sebagai penulis menyadari
bahwa literature review ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan
datang. Penulis memohon maaf atas segala hal yang kurang berkenan, kekurangan
dan kekhilafan selama berinteraksi. Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan
meridhoi dan menjadikan semua ini menjadi suatu bentuk amal ibadah.
Penulis
ABSTRACT...........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................4
METODOLOGI.....................................................................................................................4
BAB III.................................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................6
4.1 Simpulan...........................................................................................................14
4.2 Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah dalam literature review ini yaitu bagaimana manajemen posisi kepala
setelah pemasangan percutaneous coronary intervention.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.4 Manfaat
Manfaat dari literature review ini adalah untuk mengetahui bagaimana
manajemen posisi kepala untuk pasien setelah pemasangan Percutaneous
Coronary Intervention (PCI) yang efektif untuk mengurangi nyeri dan
ketidaknyamanan pasien.
METODOLOGI
ScienceDirect (n=2)
NCBI/Pubmed (n=8)
Google Schoolar (n= 20.500)
kriteria inklusi. Keeempat artikel ini dipublikasikan pada tahun 2016, 2017, dan 2018
membahas tentang posisi pada pasien post percutaneous coronary intervention (PCI).
Penelitian ini dilakukan di berbagai negara diantaranya Cina, Turki, Korea, Mesir dan
Indoensia. Design penelitian yang digunakan oleh keempat artikel berupa randomized
kedalam 2 kelompok. Kelima artikel ini menjelaskan bagaimana posisi yang baik pada
coronary intervention (PCI) yang turut mempengaruhi hasil, tim penulis mencoba
untuk melihat kembali karakteristik dari intervensi yang dilakukan, berikut tabel hasil
Selda Mert Boğa, The Effect of Position Penelitian ini merupakan Pada kelompok kontrol Setelah prosedur di expemental group,
Seher Deniz Öztekin Change on Vital Signs, penelitian Randomised controlled dimasukkan posisi terlentang, di tekanandarahsistolik (T4-T6),
Back Pain, and Vascular quasi-experimental study. Subjek mana kepala tempat tidur lajukomplikasivaskular postprocedural
(2018) Complications following penelitian secara acak dibagi (HOB) dinaikkan menjadi 15°, (1%) dan skor nyeri punggung secara
Percutaneous Coronary menjadi 2 kelompok yaitu kaki pasien di sisi intervensi signifikan lebihrendah (antara T5-T6)
Intervention kelompok eksperimen (100) dan tetap lurus dan tidak bergerak daripadacontrol group, juga,
kelompok kontrol (100). Kriteria selama 6-10 jam. Pasien nyeripunggungadalahberada pada
inklusi untuk penelitian ini adalah kelompok experimen diberikan tingkatterendahpada posisisemifowler
sebagai berikut: peserta harus pada menit ke-5 pertama setelah pada jam ke-6 di mana HOB
berusia 18–80 tahun; a 6–7 F diposisikan terlentang di mana ditinggikan oleh45–60°. Temuan ini
kateter (F: Diameter Kateter, 1 F: HOB meningkat 15° (T1: menit menunjukan bahwa tekanan darah
0,33 mm) harus telah digunakan ke-5 HOB 15° SP), pada posisi sistolik dan nyeri punggung berada
dalam pengobatan; menggunakan jam pertama posisi terlentang pada level terendah dalam posisi semi
sandbags yang bisa digunakan di rendah diberikan posisi HOB fowlerpada jam ke-6 dengan HOB 45°-
area intervensi; pasien harus meningkat 15-30° (T2: jam 60° dan hasilnyasignifikansecaraklinis
seimbang secara hemodinamik pertama HOB 15-30° LFP), dan perubahan posisi ini menunjukkan
(tidak memiliki nyeri dada atau pada jam ke-3 posisi semi high penurunan nyeri punggung tanpa
aritmia) tidak memiliki hipotensi, fowler diberikan di mana HOB menyebabkan komplikasi vaskular.
hipertermia, atau hipotermia; tidak dinaikkan 30–45° (T3: jam ke-3
ada prosedur yang harus dilakukan HOB 30-45° SHFP), pada jam
pada pasien kecuali Percutaneous ke-4 tersisa atau posisi lateral
Coronary Intervention (PCI). kiri diberikan di mana HOB
Kriteria eksklusi untuk penelitian diangkat 15° (T4: HOB ke-4
ini adalah sebagai berikut: pasien jam 15° R + LLP), di posisi
harus tidak memiliki gangguan terlentang rendah jam ke-
koagulasi, gagal jantung 5diberikan di mana HOB
dekompensasi atau arteri femoralis dinaikkan 15-30° (T5: jam ke-5
ventral; 24 jam sebelum prosedur HOB 15–30° LFP), pada posisi
pasien harus menggunakan jam ke 6 unggas standar
analgesik, tranquiliser atau diberikan dimana HOB
antikoagulan; pasien harus meningkat 45–60° (T6: 6 jam
Nam Hyun Cha, RN, Efects of Position K hospital, Partisipan sebanyak 48 pasien Penelitian ini merupakan Pada kedua kelompok subjek penelitian
PhD., Sohyune Sok, Change on Lumbar Pain Seoul, Korea. yang telah menjalani prosedur penelitian randomized terdapat perbedaan yang signifikan
RN, PhD. and Discomfort of percutaneous coronary controlled trial. Perubahan pada nyeri lumbar dan
Korean Patients After intervention posisi sebagai perlakuan ketidaknyamanan pada pasien setelah
2016 Invasif Percutaneous percobaan diurutkan sebagai tindakan invasif percutaneous coronary
Coronary Intervention: a berikut: posisi supine selama 1 intervention antara kelompok percobaan
RCT study jam setelah pelepasan kateter, dan kelompok kontrol. Serta tidak ada
posisi lateral 30º elevasi tempat pendarahan dan hematoma setelah
tidur selama 1 jam, posisi 30º intervensi dilakukan pada kedua grup.
elevasi tempat tidur selama 1
Harmayetty, Modifikasi Miring Kiri Sebanyak 20 pasien di rumah sakit Intervensi dilakukan setelah Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sriyono, Adi Cahyo Dan Elevasi Kepala Surabaya Internasional bulan satu jam paska tindakan ada pengaruh yang signifikan antara
Fajarianto 2017 Menurunkan Back Pain Oktober-November 2006.Subjek prosedur Percutaneous posisi lateral kiri dan
Post Percutaneous penelitian secara acak dibagi Coronary Intervention (PCI) kepalapeningkatan pengurangan nyeri
Coronary Intervention menjadi 2 kelompok yaitu dengan angioseal (vascular punggung dengan uji Mann Whitney U
(Modified Left Lateral kelompok perlakuan dan kelompok closure device), responden (p = 0,00) dan ada signifikansiefek dari
and Head Elevation control. Kriteria inklusi untuk diberikan posisi elevasi kepala modifikasi posisi lateral kiri dan
Reduces Post penelitian ini adalah pasien dewasa selama 6 jam dan posisi miring ketinggian kepala pada perubahan
Percutaneous Coronary berumur antara usia 30-60 tahun, kiri 2 kali dalam 6 jam. pulsasi dorsalis pedisdengan
Intervention Back Pain) pasien paska Percutaneous Pengumpulan data diperoleh Independent t-Test (p = 0,00).
Coronary Intervention (PCI) 1 melalui observasi. Responden
jam, tidak menggunakan obat diobservasi dengan dua jenis Pada kelompok perlakuan (yang
analgesik (morphine, dormicum), lembar observasi yaitu lembar diberikan posisi modifikasi miring kiri
area punksi pada arteri femoralis observasi skala nyeri (skala dan elevasi kepala) dan kelompok
kanan, tidak ada komplikasi dan nyeri Bourbonis) dan lembar kontrol pada menit ke-15 dan ke-45
pemakaian obat-obatan jantung pulsasi distal (setiap 15 menit didapatkan tidak ada perbedaan yang
(aspirin, plavix, cedocard). selama 1 jam). Data yang signifikan frekuensi arteri dorsalis pedis
diperoleh ditabulasi dan dengan hasil uji statistik Independent t-
dianalisis dengan menggunakan Test, sedangkan pada menit ke-30 dan
uji statistik Mann Whitney U menit ke-60 menunjukkan posisi
Test dengan α=0,05 untuk skala modifikasi miring kiri dan elevasi
nyeri dan uji statistik kepala berpengaruh terhadap frekuensi
Independent t-Test dengan arteri dorsalis pedis.
α=0,05 untuk pulsasi distal
arteri dorsalis pedis. Temuan ini menunjukan bahwa lateral
Pemberian posisi modifikasi dimodifikasiposisi dan ketinggian
miring kiri dan elevasi kepala kepala mengurangi nyeri punggung
paska Percutaneous Coronary pada pasien pasca intervensi koroner
Intervention (PCI) dengan perkutan. Studi lebih lanjut harus
vascular closure device dikembangkan untuk mengidentifikasi
pengaruh posisi lateral kiri dan kepala
Naglaa Abd Allah Effect of Changing Unit Sebanyak 40 pasien, Penelitian ini Pasien dalam kelompok kontrol Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Abd El Hafeez , Position on Patient Kardiologi merupakan penelitian Quasy menerima perawatan rumah tidak ada pasien yang diteliti yang
Marwa Khalil Hafez, Outcomes after Department Eksperimental.Subjek penelitian sakit rutin. Posisi pasien dalam mengalami komplikasi vaskular
Mohamed Transfemoral Diagnostic of Alexandria secara acak dibagi menjadi 2 kelompok eksperimen diubah (100%). Pasien pada kelompok
Sanhoury ,MD Cardiac Catheterization Main kelompok yaitu kelompok dan menggunakan perangkat eksperimen memiliki penurunan
(Smouha) perlakuan dan kelompok control. pendukung yaitu bantal kecil intensitas nyeri punggung yang secara
2018 University yang ditaruh di kepala, leher, signifikan lebih tinggi daripada kontrol
Hospital, lumbar, bahu, punggung, dan setelahnyakateterisasi (p = <0,001).
Egypt antara lutut) pada 2 jam Subjek percobaan juga mengalami
pertama, kedua dan ketiga peningkatan yang sangat signifikan
setelah prosedur. Intensitas secara statistictingkat kepuasan
nyeri punggung dan adanya daripada kontrol (p = <0,001). Temuan
komplikasi vaskular dinilai ini menunjukan bahwa mengubah posisi
secara berkala selama 6 jam pasien menurunkan intensitas nyeri
pertama setelah prosedur dan punggung danmeningkatkan tingkat
tingkat kepuasan setelah 6 jam kepuasan tanpa meningkatkan
kateterisasi. Kuesioner komplikasi vaskular.
terstruktur biososiodemografi,
dan lembar penilaian hasil
pasien, adalah digunakan untuk
pengumpulan data
(tabel 3.1). Satu dari 4 artikel menunjukan bahwa posisi lateral (miring kiri) yang
dimodifikasi dengan elevasi kepala mengurangi nyeri punggung pada pasien pasca
posisi semi fowler dan elevasi kepaladapat menurunkan nyeri punggung tanpa
kepala yang dilakukan dalam intervensi setiap artikel berada dalam rentang 30–
60°. Dilihat dari durasinya, pada 3 artikel yang ditemukan menyebutkan bahwa
Menurut Boga & Oztekin (2018), bahwa perubahan posisi Head of Bed
pembuluh darah dengan posisi semifowler 45-60° pada jam ke 6 dengan pasien
pemberian bantal tipis diantara bahu dan gluteal pasien dapat mengurangi tekanan
pada jaringan lokal dan otot. Sedangkan, menurut (Cha & Sok, 2016)
menyebutkan bahwa perubahan posisi pasca PIC dapat menurukan nyeri lumbar
supine, lateral, dan elevasi 30° masing-masing selama 1 jam. Perubahan tersebut
disebabkan oleh posisi yang dipertahankan selama 30 menit hingga tiga jam
(2017), pemberian posisi modifikasi miring kiri dan elevasi kepala paska
dengan miring dan elevasi kepala 15-45, membantu menurunkan keluhan back
pain dan membantu memenuhi kebutuhan pasien seperti makan, minum dan
baik untuk bisa diterapkan pada pasien diruang perawatan intensif yang telah
berdasarkan artikel yang ditulis oleh Boğa & Öztekin (2018). Pada artikel ini,
pasien diberikan intervensi dengan sudut head of bed yang berbeda-beda setiap
jam nya, sehingga dapat di bandingkan antara satu sudut dan sudut elevasi
lainnya. Sudut elevasi yang diberikan yaitu pada menit ke-5 HOB 15 °posisi
supine, pada jam pertama HOB dinaikan menjadi 15-30°(low fowler’s position),
pada jam ke-3 posisi semi high fowler diberikan di mana HOB dinaikkan 30–45 °,
pada jam ke-4 dimiringkan ke posisi lateral kiri atau kanan dan diberikan HOB
15°, di posisi terlentang jam ke-5, HOB dinaikkan kembali menjadi 15-30 °, pada
posisi jam ke 6, HOB ditingkatkan menjadi 45–60 °, dan pada posisi jam ke 7,
bantal pasir dilepas dan pasien diposisikan duduk di kursi selama 10-15 menit
gluteal.
seluler dan nyeri akibat tekanan yang dihasilkan dari posisi itu sendiri yang
mempengaruhi pinggang pasien. Dari hasil penetilian artikel yang ditulis oleh
sistolik Boğa & Öztekin (2018), ditemukan bahwa dari beberapa perubahan posisi
seperti posisi lateral dan kenaikan sudut elevasi, pada posisi semi fowler 45-60 o
biasa dalam nyeri punggung dengan posisi HOB pada 45 o. Kemudian didukung
juga oleh artikel yang ditulis oleh Menurut Harmayetti (2017), bahwa adanya
kombinasi posisi miring kiri selama 2 kali dalam 6 jam dan elevasi kepala 15-45
selama 6 jam, membantu menurunkan nyeri punggung. Posisi miring kiri elevasi
terbukti baik dalam penurunan nyeri karena beban gravitasi pada punggung pasien
denyut jantung, tekanan darah dan laju pernafasan manajemen posisi pada sudut
elevasi 45o dapat membantu mengembalikan tanda-anda vital pada nilai normal,
teurtama pada nilai tekanan darah sistolik Boğa & Öztekin (2018). Prosedur
postprocedural karena sering dilakukan pada arteri femoral. Dari hasil penetilian
artikel yang ditulis sistolik Boğa & Öztekin (2018), tingkat komplikasi vaskular
pada pasien yang dilakukan perubahan posisi lebih rendah, oleh karena itu,
Intervention (PCI) juga dapat berpegaruh pada tanda vital, komplikasi pada
vaskularisasi, kepuasan dan kenyamanan pasien tentang posisi tubuh, dan fungsi
kandung kemih.
4.1 Simpulan
Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa perubahan posisi pada pasien
pasca Percutaneous Coronary Intervention (PCI) memiliki efek yang positif,
yaitu dapat menurunkan nyeri punggung tanpa menyebabkan komplikasi vascular,
mengurangi insidensi ganguan berkemih dan menjaga fungsi kandung kemih
normal, meningkatkan tingkat kepuasan pasien setelah pemasangan Percutaneous
Coronary Intervention (PCI) tanpa meningkatkan komplikasi vascular. Posisi
yang disebutkan 3 dari 5 artikel yang dianalisis yaitu posisi semi fowler dengan
elevasi kepala dan 2 artikel lainnya yaitu posisi supine dengan elevasi kepala dan
posisi lateral (miring kiri) yang dimodifikasi dengan elevasi kepala. Adapun
elevasi kepala yang dilakukan dalam intervensi setiap jurnal berada dalam rentang
20-60º. Sehingga kami menyarankan untuk menggunakan posisi head of bed
berdasarkan artikel yang ditulis oleh Selda Mert Boğa dan Seher Deniz
Öztekin(2018), agar diterapkan di ruang perawatan yang telah dilakukan prosedur
invasive Percutaneous Coronary Intervention (PCI) dengan cara pasien diberikan
intervensi dengan sudut head of bed yang berbeda-beda setiap jam nya, sehingga
dapat di bandingkan antara satu sudut dan sudut elevasi lainnya. Sudut elevasi
yang diberikan yaitu pada menit ke-5 HOB 15° posisi supine, pada jam pertama
HOB dinaikan menjadi 15-30° (low fowler’s position), pada jam ke-3 posisi semi
high fowler diberikan di mana HOB dinaikkan 30–45 °, pada jam ke-4
dimiringkan ke posisi lateral kiri atau kanan dan diberikan HOB diangkat 15°, di
posisi terlentang jam ke-5, HOB dinaikkan kembali menjadi 15-30° dan pada
posisi jam ke 6, HOB ditingkat kan menjadi 45–60°.
4.2 Saran
Perawat di ruang CICU diharapkan dapat mempertimbangkan untuk
menerapkan intervensi perubahan posisi pada pasien pasca Percutaneous
Coronary Intervention (PCI), mengingat intervensi ini dapat membantu
menurunkan nyeri punggung tanpa menyebabkan komplikasi vascular, sehingga
meningkatkan tingkat kenyamanan pasien saat dalam masa perawatan.
Abd, N., Abd, A., Hafeez, E., Hafez, M. K., & Sanhoury, M. (2018). Effect of
Changing Position on Patient Outcomes after Transfemoral Diagnostic
Cardiac Catheterization, 7(6), 32–42. https://doi.org/10.9790/1959-
0706013242
Bogai, S., Oztekin, S. (2018). The effect of position change on vital signs, back
pain and vascular complications following percutaneous coronary
intervention. Journal of Clinical Nursing, 28, 1135-1147. doi:
10.1111/jocn.14704
Cha, N, H., Sohyun, S. (2016). Efects of Position Change on Lumbar Pain and
Discomfort of Korean Patients After Invasif Percu-taneous Coronary
Intervention: a RCT study. The Journal of Physical Therapy Science, Vol. 28
No. 10: 2742–2747.doi: 10.1589/jpts.28.2742
Hafeez, N., Hafez, M., Sanhoury, M. (2018). Effect of Changing Position on
Patient Outcomes after Transfemoral Diagnostic Cardiac Catheterization.
Journal of Nursing and Health Science, 7(6), 32-42. doi: 10.9790/1959-
0706013242
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.