Makalah
Makalah
PENDAHULUAN
Ikan nila memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga banyak
keunggulan yaitu padat tebar tinggi sehingga tingkat produksi tinggi. Namun juga
tersebut merupakan akumulasi dari residu organik yang berasal dari pakan yang
tidak termakan, ekskresi amoniak, dan feses. Limbah ini berdampak buruk bagi
tingkat pertumbuhan ikan, namun sebagian pakan yang diberikan hanya 25% yang
dikonversi sebagai hasil produksi dan yang lainnya terbuang sebagai limbah (62%
berupa bahan terlarut dan 13% berupa partikel terendap). Hal ini berdampak
secara signifikan terhadap degradasi kualitas air pada sistem budidaya. Salah satu
sistem pemanfaatan limbah nitrogen pada budidaya ikan oleh bakteri heterotrof.
1
Bakteri heterotrof merupakan penyusun utama bioflok. Di alam, bakteri
pula diperoleh dari biakan murni atau dalam bentuk produk komersil (probiotik).
Efektivitas kemampuan sumber bakteri yang berbeda dalam sistem bioflok belum
diketahui secara pasti. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai
usahabudidaya.
budidaya.
perikanan budidaya.
1.3 Manfaat
budidaya.
2
2. Agar dapat mengetahui proses bioteknologi pada salah satu usaha
perikanan budidaya.
perikanan budidaya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila merah termasuk dalam famili Cichlidae yang memiliki sifat
mouthbreeder atau memelihara telur dan larva dalam mulut. Nila merah mulai
merah. Nila merah merupakan hasil persilangan dari beberapa spesies ikan
ikan nila merah menurut Dr. Trewavas (Suyanto, 2003) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Ikan nila memiliki bentuk tubuh memanjang, ramping dan relatif pipih.
Ikan nila juga memilki kemampuan adaptasi yang baik dalam berbagai jenis air,
makanan secara efisien, memiliki pertumbuhan yang cepat serta tahan terhadap
4
penyakit (Suyanto, 2003). Ikan nila bersifat omnivora dan dapat
2.2 Pakan
Pakan yang digunakan selama penelitian ini adalah pakan buatan khusus
2.2.1 Suhu
nafsu makan ikan. Suhu juga berpengaruh terhadap kelarutan oksigen dan zatzat
toksik yang terlarut dalam air. Peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan
kali lipat (Effendi, 2003). Kisaran suhu optimal dalam pemeliharaan ikan nila
segala aktivitas ikan akan terhambat. Pada umumnya, ikan nila masih dapat
5
bertahan hidup pada perairan dengan kadar oksigen terlarut (DO) lebih rendah
pemeliharaan ikan nila harus lebih tinggi dari 3 mg/L, karena rendahnya DO dapat
2.2.3 Nilai pH
basa dalam air. Menurut Odum (1971), nilai pH berfungsi sebagai faktor pembatas
oleh beberapa faktor antara lain aktivitas fotosintesis, aktivitas biologi, suhu,
kandungan oksigen dan adanya kaitan dengan anion dalam perairan. pH di bawah
6,5 atau lebih besar dari 9 dapat menurunkan kemampuan reproduksi dan
pertumbuhan ikan. Ikan nila dapat hidup pada kisaran pH antara 6,0-8,5. Namun
organik. Nitrogen anorganik terdiri atas amonia (NH3), amonium (NH4+), nitrit
(NO2-), nitrat (NO3-) dan molekul nitrogen dalam bentuk gas (N2). Sedangkan
nitrogen organik berupa protein, asam amino dan urea (Effendi, 2003). Sumber
Ikan dan krustasea hanya mengasimilasi 20-25% protein dalam pakan yang
terutama amonia sebagai hasil metabolisme ikan serta proses dekomposisi dari
6
pakan tak termakan (uneaten feed) dan feses dalam kolam budidaya merupakan
terhadap organisme budidaya. Konsentrasi amonia yang tinggi di dalam air akan
menurunkan nafsu makan ikan nila pada konsentrasi 0,08 mg/L dan dapat
menyebabkan kematian pada konsentrasi 0,2 mg/L (Popma dan Lovshin, 1996).
dua bentuk, yaitu amonia yang tak terionisasi (NH3) dan ion amonium (NH4+).
Keseimbangan antara ion amonium dan amonia tergantung pada nilai pH dan suhu
perairan.
prinsip asimilasi nitrogen anorganik (amonia, nitrit dan nitrat) oleh komunitas
merupakan suatu agregat yang tersusun atas bakteri pembentuk flok, bakteri
dan dapat mencapai ukuran hingga 1000 µm (De Schryver et al., 2008).
7
menyebabkan nitrogen dimanfaatkan oleh bakteri heterotrof yang selanjutnya
akan mensintesis protein dan sel baru (protein sel tunggal). Bioflok kemudian
nitrifikasi. Immobilisasi amonia oleh bakteri heterotrof terjadi lebih cepat karena
laju pertumbuhan dan hasil biomassa mikroba per unit substrat dari bakteri
yaitu:
(3) input bahan organik yang tinggi yang akan dimanfaatkan sebagai sumber
makanan oleh ikan dan bakteri, serta dapat menciptakan keseimbangan nutrien
antara lain total suspended solid (TSS), volatile suspended solid (VSS) dan
dengan diameter > 1 µm yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter
pori 0,45 µm. Di dalam perairan, TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Tawar) pada hari Senin 21 Oktober 2019 Pukul 08.00 Wita s/d selesai.
1. Alat
Tabel 1. Alat
no Alat Kegunaan
2. Bahan
Tabel 2. Bahan
No Bahan Kegunaan
9
3.3 Prosedur Kerja
2. Mengajukan pertanyaan:
10
BAB IV
4.1 Hasil
Tabel 3. Hasil
no Pertanyaan Jawaban
11
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita mendapatkan hasil dari beberapa pertanyaan
yang kami ajukan yaitu teknologi bioflok ini membawa pengaruh besar terhadap
keberhasilan suatu budidaya pada dasarnya teknologi bioflok ini dapat digunakan
secara efektif dan efisien baik efisien terhadap lahan , air dan pakan oleh karena
itu teknologi bioflok merupakan teknologi masa depan dalam bidang akuakulture
untuk itu teknologi bioflok dapat dijadikan sebagai pilihan untuk berbudidaya.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pembudidaya dan mampu bersaing untuk masa depan dalam bidang perikanan
karena hemat lahan hemat air dan pakan serta murah dalam melakukan budidaya
dan juga dengan mudah mengontrol perumbuhan baik kualitas air dan
sebagainya.
5.2 Saran
tehnologi bioflok dan dapat memecahkan masalah apa saja dalam mengunakan
tehnologi bioflok
13
DAFTAR PUSTAKA
Avnimelech Y, Ritvo G. 2003. Shrimp and fish pond soils: processes and
Azim ME, Little DC. 2008. The biofloc technology (BFT) in indoor tanks: water
Boyd CE. 1988. Water quality in warmwater fish ponds. Auburn University.
14
15