Anda di halaman 1dari 10

Paracetamol: Manfaat, Dosis, dan Efek

Samping
Update terakhir: NOV 3, 2019 Tinjau pada NOV 3, 2019 Waktu baca: 6 menit
Telah dibaca 1.364.964 orang

BAGIKAN ARTIKEL INI

Paracetamol, atau Parasetamol, adalah obat yang digunakan sebagai


analgetik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun panas/demam) yang
bisa diperoleh tanpa resep dokter. Paracetamol juga dikenal dengan
nama acetaminophen.

Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak


dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya
dianggap tidak signifikan.Cara kerja obat ini yang diketahui sekarang
adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX).

Iklan dari HonestDocs

Beli Paket Prenatal (Panel Awal Kehamilan) via


HonestDocs!

Cek ada tidaknya resiko gangguan kesehatan pada ibu hamil


dan dapatkan treatment yang tepat secepatnya. Diskon 30%
jika beli via HonestDocs sekarang!

Pesan Sekarang
Enzim COX berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu
senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim ini,
maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi
berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang.
Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan
hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.

Ikhtisar Obat Paracetamol


Jenis obat Anageltik dan Antipiretik
KandunganParacetamol
Kegunaan Anti inflamasi dan meredakan demam
Kategori Obat bebas (tanpa resep dokter)
Konsumen Anak-anak dan Dewasa
Kategori C (Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk
pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik
Kehamilan
pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat
pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar)
Kemasan Tablet dan sirup

Golongan
Bisa diperoleh tanpa resep dokter di apotek atau toko obat berijin
resmi.

Kemasan
Obat ini dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

 Tablet 100 mg, 120 mg, 250 mg, 500 mg, dan 650 mg
Tersedia juga sediaan-sediaan berikut :

 Paracetamol syrup 120 mg/5 ml syrup, 160 mg/5ml syrup, dan 250
mg/5 ml syrup
 Paracetamol drops 100 mg/ml oral drops
 Paracetamol infusion 10 mg/ml
 Paracetamol Suppository 125 mg dan 250 mg

Indikasi paracetamol
Kegunaan paracetamol adalah sebagai berikut :

 Paracetamol digunakan untuk menurunkan demam pada segala usia.


Namun obat ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-
benar tinggi dan membutuhkan terapi obat penurun panas.
Rekomendasi WHO : penggunaan obat penurun panas, bila suhu
tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101,3 °F).
 Digunakan secara luas untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi dan
nyeri ringan lainnya. Pada nyeri yang lebih berat seperti nyeri
pasca operasi obat ini biasanya dikombinasikan dengan NSAID atau
analgetic opioid.
 Kombinasi paracetamol dengan kafein adalah obat lini pertama pada
pengobatan migrain.
 Paracetamol bisa dipilih untuk meredakan nyeri pada arthritis ringan,
dengan efek yang sebanding dengan aspirin tetapi efek samping yang
lebih ringan.
 Obat ini adalah komponen utama pada obat flu dan pilek yang
beredar luas di pasaran.
Kontra indikasi
 Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif
atau alergi terhadap paracetamol.

Efek samping paracetamol


Secara umum obat ini bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian
besar orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut
adalah beberapa efek samping paracetamol yang mungkin terjadi :

 Paracetamol bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika


penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping
ini meningkat pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol.
 Efek samping ringan
pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada
penggunaan dosis yang lebih tinggi, paracetamol diketahui
meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
 Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan
jangka panjang, obat ini dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal.,
termasuk gagal ginjal akut.
 Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA (US
Food and Drug Administration) memperingatkan kemungkinan
terjadinya efek pada kulit seperti sindrom stevens-johnson dan
nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian paracetamol, meski hal
ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
 Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat ini
pada penderita asma terutama anak-anak, karena ada kemungkinan
terjadinya peningkatan resiko asma ataupun
memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
 Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang,
namun jika terjadi pertolongan medis harus segera diberikan karena
bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal
 Beberapa ahli mengaitkan penggunaan paracetamol oleh ibu hamil,
dengan resiko terjadinya asma pada anak-anak dan peningkatan
ADHD. Namun obat ini tetap dianjurkan sebagai obat pilihan pertama
untuk nyeri dan demam selama kehamilan, meski harus
memperhatikan resikonya.

Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini
adalah sebagai berikut :

 Pemakaian obat ini harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi


alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat,
atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat
fatal.
 Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang
mempunyai penyakit asma.
 Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun
dalam jumlah yang kecil. Obat ini adalah pilihan pertama sebagai
pereda nyeri dan penurun panas bagi ibu menyusui, namun jika anda
ragu berkonsultasilah dengan dokter jika anda ingin menggunakan
paracetamol saat menyusui.
 Meskipun efeknya terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil
daripada obat-obat golongan NSAID, ada baiknya obat ini dikonsumsi
setelah makan.
 Jika anda mengkonsumsi alkohol, potensi terjadinya kerusakan hati
sangat tinggi terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis
yang lebih tinggi.
 Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan gangguan fungsi
hati dan ginjal.

Penggunaan paracetamol oleh wanita hamil


FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat)
mengkategorikan paracetamol kedalam kategori C dengan penjelasan
sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan
tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun
jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat
dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Sedangkan menurut TGA (badan pengawas obat dan makanan


Australia) mengkategorikan paracetamol kedalam kategori A, artinya
obat tersebut telah diamati dan dikonsumsi oleh sejumlah besar
wanita hamil dan wanita usia subur tanpa peningkatan frekuensi
malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya
terhadap janin.

Secara umum, obat ini memang boleh digunakan untuk ibu hamil,
asalkan sesuai indikasi. Namun akan lebih baik jika berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan paracetamol
saat hamil.

Interaksi obat
Berikut adalah interaksi dengan obat-obat lain jika digunakan secara
bersamaan :

 Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic paracetamol.


 Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi
kerusakan hati.
 Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis
paracetamol.
 Antikoagulan warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi
obat ini sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.

Dosis paracetamol
Masing-masing sediaan paracetamol diberikan dengan dosis berikut :

Tablet 500 mg :

 Dewasa atau anak > 12 tahun : 3 - 4 x sehari 1 tablet.


 Anak 5 – 12 tahun : 3 – 4 x sehari ½ tablet.

Syrup 120 mg/5 ml :

 Anak < 1 tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.


 Anak 1-3 tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.
 Anak 3-6 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.
 Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 5-10 ml sirup.
 Di atas 12 tahun : 3-4 x sehari 15-20 ml sirup.

Syrup 160 mg/5 ml :

 Anak 3 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.


 Anak 4-5 tahun : 3-4 x sehari 7.5 ml sirup.
 Anak 6 tahun : 3-4 x sehari 10 ml sirup.

Syrup 250 mg/5 ml :

 Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.


 Anak di atas 12 tahun : 3-4 x sehari 10 ml sirup.

Drops :

 Anak < 1 tahun : 3-4 x sehari 0.6 ml drops.


 Anak 1-2 tahun : 3-4 x sehari 0.6-1.2 ml drops.
 Anak 3-6 tahun : 3-4 x sehari 1.2 ml drops.
 Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 2.4 ml drops.

Chewable tablet (120mg/tablet) :

 dosis anak usia 6-12 tahun : 3-4 x sehari 2-4 tablet.


 dosis anak usia 2-5 tahun : 3-4 x sehari 1-2 tablet.

Rectal atau suppository :

 dosis dewasa : 3-4 x sehari 0.5-1 gram, maksimal 4 gram/hari.


 dosis anak usia 7-12 tahun : 3-4 x sehari 250 mg, maksimal 1
gram/hari
 dosis anak usia 1-6 tahun : 3-4 x sehari 125 mg, maksimal 750 mg/hari
 dosis anak usia kurang dari 1 tahun : 3-4 x sehari 60 mg.

Infusion :

 Dosis dewasa dan anak dengan berat badan lebih dari 50 kg : 1 gram
diberikan secara infus intravena selama 15 menit. Obat diberikan
hingga 4 x sehari. Dosis maksimal 4 gram.
 Dosis dewasa dan anak dengan berat badan 30-50 kg : 15 mg/kg BB
diberikan secara infus intravena selama 15 menit. Obat diberikan
hingga 4 x sehari. Dosis maksimal 60 mg/kg BB/hari.
 Obat diberikan dengan interval waktu minimal 4 jam.
Catatan :

 Bila perlu obat diberikan setiap 4 jam atau menurut petunjuk dokter.
 Pemberian tidak lebih dari 5 x sehari.

Dosis lazim paracetamol


Dosis lazim dewasa untuk penurun panas dan atau meredakan
nyeri

 Injeksi intavena : 1000 mg setiap 6 jam atau 650 mg setiap 4 jam


(dosis maksimum 4000 mg/hari, 1000 mg/ 1 x pemberian)
 Oral atau rectal (melalui dubur) : 325-650 mg setiap 4-6 jam.

Dosis lazim bayi dan anak < 12 tahun untuk penurun panas dan
meredakan nyeri
 Oral : 10-15 mg / kg BB / dosis, diberikan setiap 4-6 jam sesuai
kebutuhan.
 Melalui dubur : 10-20 mg / kg BB / dosis, diberikan setiap 4-6 jam
sesuai kebutuhan.
 Injeksi intavena untuk anak usia < 2 tahun : 7.5-15 mg / kg BB/ dosis
diberikan setiap 6 jam. Dosis maksimum : 60 mg / kg BB / hari.
 Injeksi intravena untuk anak usia 2-12 tahun : 15 mg / kg Bb setiap 6
jam. Dosis maksimum : 75 mg / kg BB / hari (tidak melebihi 3750 mg /
hari).

Dosis lazim anak > 12 tahun untuk penurun panas dan


meredakan nyeri

 Oral atau melalui dubur : 325-650 mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimum
: 4000 mg / hari.
 Injeksi intravena untuk anak dengan berat badan < 50 kg : 15 mg / kg
BB setiap 6 jam. Dosis maksimum : 750 mg/sekali pemberian atau
3750 mg/hari.
 Injeksi intravena untuk anak dengan berat badan ≥ 50 kg : 650 mg
setiap 4 jam. Dosis maksimum 1000 mg/sekali pemberian atau 4000
mg/hari.

Anda mungkin juga menyukai