PENDAHULUAN
A. Definisi
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian fisik
2. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian fisik sistem hematologi
C. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat
dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada
setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan
perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian
tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit
kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
b. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-
jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya
tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.
c. Perkusi
d. Auskultasi
1. Data Subjektif
Apakah pasien pernah menderita salah satu dari: SLE, leukemia, myelodisplastik
syndrome, infeksi Ebstein-Barr virus, sytomegalovirus, rubella virus, hepatitis virus
(A,B, atau C), infeksi saluran nafas atas, atau bastroenteritis, infeksi HIV,
ketergantungan obat (bila ya, jenis obat-obatan apa yang di konsumsi), pembedahan,
trauma kepala, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, somnolen, penurunan tingkat
kesadaran, perdarahan intracranial.
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami buang air besar berwarna hitam atau
seperti ter, kencing berdarah, urine output berkurang, diare, menorrhagia, ekimosis,
epistaxis.
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami rasa lelahan dan/atau kelelahan yang
lebih dari biasanya, merasa baik setelah beristirahat.
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami mati rasa, rasa geli, masalah
penglihatan, pendengaran, pengecapan, perubahan fungsi mental, nyeri tulang, sendi,
abdominal, perut kembung, nyeri sendi saat melakukan gerakan, nyeri otot.
Pola Konsep-diri-Persepsi-diri
Perawat mengkaji apakah pasien bekerja pada lingkungan yang kontak dengan
bahan-bahan yang merusak/merugikan, apakah pasien merasakan bahwa penyakitnya
merubah peran dan hubungan dirinya dengan orang lain.
2.1.1 Kulit.
Pada bagian kuku akan telihat dan teraba rigid memanjang, datar dan cekung yang
disebabkan oleh anemia defisiensi zat besi yang kronik.
2.1.3. Mata.
Bagian-bagian dari mata dapat terlihat jaundis pada sclera yang disebabkan oleh
penumpukan pigmen empedu karena hemolisis yang berlebihan atau cepat; pucat pada
konjungtiva disebabkan karena penurunan jumlah hemoglobin (anemia); perdarahan pada
retina disebabkan oleh trombositopenia dan anemia; dilatasi vena-vena akibat polisitema.
2.1.4. Mulut.
Sekitar mulut akan terlihat pucat karena penurunan jumlah hemoglobin (anemia);
ulserasi gusi dan mukosa karena anemia berat dan neutropenia; infiltrasi pada gusi
(membengkak, kemerahan, perdarahan) disebabkan oleh leukemia ; tekstrur lidah halus
oleh karena anemia pernicious dan deriseinsi zat besi.
Teraba lunak karena respon normal terhadap infeksi pada bayi dan anak, adanya
invasi kanker pada orang dewasa, pembesaran akibat infeksi, infiltrasi benda asing, atau
gangguan metabolic terutama lemak.
2.1.6. Dada.
2.1.7. Abdomen.
Dari palpasi ditemukan hepatomegali akibat dari leukemia, sirosis atau fibrosis
sekunder terhadap kelebihan zat besi pada sikel sel atau thalasemia; spenomegali karena
leukemia, lymphoma, mononucleosis; dari auskultasi akan terdengar bruit dan rub akibat
infraksi splenik.
Dari inspeksi akan tampak peteki akibat dari tirah baring pada kondisi pasien
yang mengalami trombositopenia.
Athralgia yang disebabkan oleh leukemia karena adanya penyakit pada tulang :
sumsum tulang, dan sikel sel dari hemartrosis.
Pasien juga akan mengeluh nyeri tulang akibat invasi sel leukemia ke tulang,
demineralisasi akibat dari hematopoietik dan malignansi yang padat meningkatkan
kemungkinan patah tulang patologi, dan penyakit sikel sel.
2.2. Laboratorium
Pria: 4,5-6,0 X 10
pangkat 6/µl (4,5-6,0 X
10 pangkat 12/L)
Lymposit: 20-40%
(0,20-0,40)
12-15 sec
Protrhrombin Pengkajian koagulasi ekstrinsik dengan mengukur
time (PT) factor I, II, V, VII, X
1-6 min
Clot retraction
Negative
2.2.3. Berbagai Pemeriksaan Darah
Indirect: 0,1-1,0
mg/dl (1,7-17
µmol/L)
Total iron-
binding Diferensiasi tipe anemia hemolitik; deteksi dari
capacity antibody immune
Negative
Indirect
Antibody Negative
HIV
Deteksi factor risiko
Negative
Antiplatelet
Deteksi factor risiko
antibody
Negative
Antiglobulin
test
Jelaskan prosedur ke
pasien. Siapkan format
Tujuan untuk pemeriksaan histology persetujuan. Gunakan
lymph untuk menentukan diagnosis teknik steril saat
dan terapi mengganti balutan
setelah prosedur.
Evaluasi dengan teliti
Dilakukan saat operasi dengan
adanya komplikasi,
visualisasi langsung pada area
terutama perdarahan
bersangkutan
dan edema
Open
Closed (needle)
Defisiensi besi Menurun Menurun Menuru Menurun Normal / Menurun Meningg Normal
n menurun i atau
menuru
Normal
Meninggi
Thalasemia Menurun Normal Normal Meningg atau
mayor Normal i Meningg menuru
i
Mening
Menurun i
Menurun Meninggi Meningg
Sianokobalmin Normal i Normal
atau Normal
(vitamin B12)
sedikit
menuru
n
Normal Normal
Menurun Meninggi
Defisiensi asam Normal Meningg Normal
folat atau i Normal
sedikit
menuru
n
Menurun Normal
Menurun Normal
Anemia aplastik Normal
± normal
Normal ± normal
Penyakit kronik Menurun Normal Normal Normal Normal
Kehilangan
Menurun Menurun Menuru Normal / Normal
darah kronik
n meninggi
Menurun Menurun Menurun
Anemia sikel
Meninggi
sel Menurun Normal Normal
Normal atau
Normal Normal Normal
menuru
atau atau
meninggi menurun
Mening
Meninggi
Anemia Menurun Normal i
Meningg Menurun
hemolitik Normal
Normal i
Normal
atau
mening
KETERANGAN
Brown, Edwards. [Ed.], (2005). Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of
Clinical Problems. St.Louis: Elsevier Mosby.
Black, Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive Out
Care. (7th ed.). St. Louis: mosby.
http//coc.uc.edu/cater/web resources/assessment.htm