Pembimbing:
Abdul Rokhman S.Kep., Ns., M.Kep.
Suhenang S.Kep., Ns.
Disusun Oleh:
1. Siti Hanisa Dwi Rahayu
2. M. Davika Nendrayana
3. Sefi Clarita Putri E.
4. Siti Khotijah
5. Sofiyah Amalia S.
6. Via Agustin Pratama
7. Sekar Sari Arum D.
8. Rifky Widya W.
9. Tri Yunisda Nur S.
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun
yang membuatkan makalah ini untuk kami.
Disusun Oleh:
1. Siti Hanisa Dwi Rahayu
2. M. Davika Nendrayana
3. Sefi Clarita Putri E.
4. Siti Khotijah
5. Sofiyah Amalia S.
6. Via Agustin Pratama
7. Sekar Sari Arum D.
8. Rifky Widya W.
9. Tri Yunisda Nur S.
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir PKK (Praktik
Klinik Keperawtan) yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
TERMOREGULASI (HIPERTERMI) Tn. A DI UPT PUSKESMAS GLAGAH”
sesuai waktu yang ditentukan.
Tugas ini penulis susun sebagai salah satu pemenuhan tugas akhir PKK
(Praktik Klinik Keperawtan) di UPT PUSKESMAS GLAGAH, Kec. Lamongan.
1. Drs. H. Budi Utomo, Amd. Kep, M. Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyan Lamongan
2. Arifal Aris, S. Kep, Ns, M. Kes, selaku ketua program studi S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyan Lamongan
3. dr. Ismatut Thobibah selaku ketua UPT Puskesmas Glagah, Kec. Glagah,
Kab. Lamongan.
4. Abdul Rokhman S. Kep, Ns., M. Kep., selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan petunjuk, saran, dorongan, moril selama
penyusunan Tugas ini.
5. Moch. Rifa’i S.Kep., Ns., selaku Pembimbing Klinik UPT Puskesmas
Glagah, Kec. Glagah, Kab. Lamongan. Dimana telah banyak memberikan
petunjuk, saran, dorongan, moril selama penyusunan Tugas ini.
6. Suhenang S.Kep., Ns., selaku Pembimbing Klinik UPT Puskesmas
Glagah, Kec. Glagah, Kab. Lamongan. Dimana telah banyak memberikan
petunjuk, saran, dorongan, moril selama penyusunan Tugas ini.
7. Serta teman-teman yang telah bekerjasama sehingga tugas akhir Praktik
Keperawtan Keperawatan ini dapat selesai sesuai waktu yang ditentikan.
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang
diberikan. Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan, akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iv
BAB 1 PENDAHULUAN
3.1. Pengkajian
3.2. Intervensi Keperawatan
3.3. Implementasi Keperawatan
3.4. Evaluasi Keperawatan
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMI
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
KAJIAN TEORI
Keterangan:
a. Hipotermi : suhu tubuh <36oC.
b. Normal : suhu tubuh antara 36-37.5oC
c. Febris/pireksia : suhu tubuh 37.5-40oC
d. Hipertermi : suhu tubuh >40oC
3. Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh
untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi
mekanisme pengeluaran panas.
4. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan
suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi
ini disebut heatstroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka
mortalitas yg tinggi. Klien berisiko termasuk yang masih sangat muda atau
sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme,
diabetes atau alkoholik. Yang juga termasuk beresiko adalah orang yang
mengkonsumsi obat yang menurunkan kemampuan tubuh untuk
mengeluarkan panas (mis. Fenotiasin, antikolinergik, diuretik, amfetamin,
dan antagonis reseptor beta- adrenergik) dan mereka yang menjalani
latihan olahraga atau kerja yang berat (mis. Atlet, pekerja kontruksi dan
petani). Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium,
sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkotinensia.
Tanda yang paling dari heatstroke adalah kulit yang hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangn elektrolit
sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu lebih
besar dari 40,5 ºC mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua
organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi
45 ºC, takikardia dan hipotensi.
5. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas,
mengakibatkan hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan melalui
pengukuran suhu inti. Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau tidak
sengaja selama prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik
dan kebutuhan tubuh terhada oksigen.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak
diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 ºC,
klien menglami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan
tidak mampu menila. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 ºC, frekuensi
jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun. kulit menjadi sianotik.
a. Apnea h. Letargi
b. Gelisa i. Postur abnormal
c. Hipotensi j. Stuppor
d. Kejang k. Takikardia
e. Koma l. Takipnea
f. Kulit kemerahan m. Vasodilatasi
g. Kulit terasa hangat
2. Hipotermi
a. Akrosianosis i. Peningkatan
b. Bradikardia
konsumsi oksigen
c. Dasar kuku sianosis
j. Peningkatan laju
d. Hipertensi
e. Hipoglikemia metabolik
f. Hipoksia k. Penurunan kadar glukosa
g. Kulit dingin
darah
h. Menggigil
l. Penurunan ventilasi
m. Pileoreksi p. Pengisian ulang kapiler
n. Takikardia
lambat
o. Vasokontriksi perifer
Termoreseptor
sentral
Pengaturan Otot
produksi Pembulu Kelenjar
rangka
atau darah kulit keringat
pelepasan
panas
Tonus Vasokontriksi berkeringat
otot dan
menggigil vasodilatasi
kulit
Pengaturan
produksi Pengaturan
panas pelepasan
panas
2.15. Pathway Hipertermi
inflamasi
Interleukin -1,
interleukin -6
Pembentukan
prostaglandin otak
Hipertermi
BAB 3
3.1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien yang mengalami demam:
1. Identitas diri:
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan alamat
2. Status Kesehatan :
a. Keluhan Utama: panas
3. Riwayat Penyakit Sekarang: Pola demam, mulai kapan timbulnya panas,
berapa lama, waktu, upaya untuk mengurangi.
Pola demam:
1) Hipertermi:
a) Terus menerus: tingginya menetap >24 jam, bervariasi (1-2)oC.
b) Intermitten: demam memuncak secara dengan suhu normal.
c) Remitten: demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat
suhu normal.
d) Relaps: periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu
normal, episode demam dengan normotermia dapat memanjang
lebih dari 24 jam.
2) Hipotermi: Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur
dan tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun
menjadi 35ºC, klien mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang
ingatan, depresi, dan tidak mampu menelan. Jika suhu tubuh turun di
bawah 34,4 ºC, frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah
turun. kulit menjadi sianotik.
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. A Penanggung jawab biaya :
Usia : 60 th Nama : Ny. M
Jenis kelamin: Laki-laki Alamat : Bp. Bandung
Suku : Jawa Hub. Keluarga : Istri
Agama : Islam Telepon :-
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Alamat : Bp. Bandung
E. PSIKOSOSIAL
1. Sosial/Interaksi : dapat berinteraksi dengan baik
2. Konsep Diri : merasa dirinya sakit dan tidak kunjung sembuh
3. Spiritual : beribadah kadang-kadang
Alergi :- Alergi : -
2. Eliminasi
BAK : 5 x/hari Warna : kuning jernih Volume : 1,5 L
3. Kebersihan diri
Mandi : - x/hari
Keramas : - x/Minggu
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesan Umum : lemas, wajah terlihat lelah
2. Pola Nafas
a. Frekwensi Nafas : 20 x/menit
Reguler Cheyne Stokes Kussmaul
Ireguler Biot Apnea
Hiper Ventilasi Hipo Ventilasi lain-lain
3. Gerakan Pernafasan
Intercostal Supra Clavicula lain-lain
Tracheal Tag Substernal
Flail Chest Suprasternal
Palpasi :
1. Tractil Fremitis / Fremitus Vokal
Meningkat Lokasi …………..
Menurun Lokasi …………..
Lain-lain
Perkusi : sonor
Auskultasi :
Bunyi Nafas
b. Normal
Vasikuler/ Bronchial/ Broncho vesikuler di
c. Abnormal
Stridor Lokasi …………..
Wheezing Lokasi …………..
Rales Lokasi …………..
Ronchi Lokasi …………..
Krepitasi Lokasi …………..
Friction Rap Lokasi …………..
d. Resonen lokal
Pectoreloguy
Bronchofoni
Egofoni
4. Alat Bantu Pernafasan
Nasal Bag and Mask Tracheostomi
Masker Respirator
b. Cardiovascular (Focus)
Inspeksi:
Iktus:
Tak tampak
Tampak, letak: ……………
Pulsasi Jantung:
Tak tampak
Tampak, letak : ……………
Palpasi :
Iktus :
Tak teraba
Teraba, letak : ICS 5
Pulsasi Jantung :
Tak teraba
Teraba, letak : Apeks, Prekardium Anterior, aorta, Pulmonal,
Epigastrial, Suprasternal, Ektopik.
Getaran /Thrill :
Ada Fase, Letak ……………….
Tidak ada.
Perkusi :
Auskultasi :
Bunyi Jantung I : ICS V
Bunyi Jantung II : ICS II
Bunyi Jantung III : -
Bising Jantung :
1. Nadi
Frekuensi 100 x/menit
Reguler Kuat
Irreguler Lemah
2. Irama :
Normal : Reguler Irreguler
Abnormal :
5. Letak Jantung
Ictus cordis teraba pada: ICS
6. Pembesaran Jantung: ya tidak
7. Nyeri Dada: ya tidak
8. Clubbing Finger: ya tidak
c. Persarafan
Tingkat Kesadaran:
Compos Mentis Apatis Somnolen
Sopor Koma
1. GCS:
Eye: ……4…… Verbal: ……5…… Motorik : ……6……
Total GCS: ………15………………
2. Refleks
Normal Parese Hemi Parese
Babinsky Paraplegi Tetraplegi
d. Penginderaan
1. Mata (Penglihatan)
2. Bentuk
Normal Enoftalmus
Eksoptalmus Lain-lain
a. Visus …-…....…
b. Pupil:
Isokor Unisokor
Miosis Midriasis
c. Reflek Cahaya: Positif Negatif
d. Gerak Bola Mata: Normal Menyempit
e. Medan Penglihatan: Normal Menyempit
f. Buta Warna: tidak ya, jenis……
g. Tekanan Intra Okuler: Meningkat Tidak
3. Hidung (Penciuman)
a. Bentuk : Normal Denasi
b. Gangguan Penciuman : Ya Tidak
4. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel: normal anomaly ket………….
b. Membran tympani
Terang Keruh Kemerahan
Utuh Perforasi
c. Otorrhoea: Ya, Jenis …... Tidak
d. Gangguan pendengaran : ya tidak
e. Tinitus : ya tidak
e. Perkemihan
Masalah kandung kemih
Tidak ada masalah Menetes Incontinensia
Oliguria Nyeri Retensi
Poliuria Panas Hematuria
Disuria Sering Nokturia
Pasang Kateter Sistostomi Nokturia
Produksi urine ………1.5 L……….ml/hari Frekuensi …5….x/hari
Warna kuning jernih Bau ……-…… Lain-lain …………………
f. Pencernaan
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Selaput Lendir Mulut Lembab Merah
Stomatis
b. Lidah Hiperemik Kotor lain-lain......
c. Rongga Mulut Tidak berbau Berbau
Gigi bersih Gigi kotor
d. Tenggorokan :
Sakit menelan / nyeri tekan
Suilt menelan lain-lain ………………..
e. Abdomen
Kenyal Tegang Kembung
Nyeri tekan, lokasi …………….
Bejolan, lokasi ………………
f. Pembesaran Hepar : ya tidak
g. Pembesaran Lien : ya tidak
h. Asites : ya tidak
i. Lain-lain ………………….
2. Integumen
Warna kulit : Akral :
Ikterik Hangat
Siasonik Panas
Pucat Dingin Kering
Kemerahan Dingin Basah
Pigmentasi
Turgor: Elastik Tidak elastik
Tulang Belakang
Lordosis Scoliosis Kiposis
lain-lain, sebutkan ………….
h. Reproduksi
Laki-laki:
Kelamin Bentuk : normal tidak normal, Ket......
Kebersihan Alat Kelamin : bersih kotor, Ket..…
Perempuan :
Payudara
Bentuk simetris asimetris
Benjolan ya tidak
Kelamin
Bentuk normal tidak
Keputihan ada tidak Keterangan ………………
Siklus Haid ………-………. hari
i. Endokrin
1. Faktor Alergi ya tidak
Manifestasi ……………………
Cara mengatasi ……………….
J. TERAPI
K. CATATAN LAIN-LAIN
1. Infus RL : 1x(1 juli 2018)
2. Injeksi Ranitidin : extra
3. Injeksi Novalgin : extra 1 mg
ANALISA DATA
hipertermi
2 03 DS : px mengatakan tidak Penurunan nafsu Ketidaksei
Juli nafsu makan, nyeri ulu makan mbangan
2018 hati nutrisi:
kurang dari
DO: keadaan px :
Intake makan kebutuhan
1. A : BB: 40 kg, TB: 175 berkurang tubuh
cm
2. B: Hb : 12,0, Glukosa
Ketidakseimbangan
acak: 210, P.V.C : 35, 8 nutrisi : kurang dari
% kebutuhan tubuh
3. C: lemah otot
4. D: rendah karohidrat
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh
dapat dipertahankan secara konstan.
Asal panas pada tubuh manusia laju metabolisme basal (Basal
Metabolisme Rate/BMR), laju cadangan metabolisme yang disebabkan
aktifitas otot, peningkatan produksi tiroksin, termogenesis kimia melalui
sirkulasi norepineprin dan epineprin, serta demam.
Sistem pengaturan suhu berpusat pada hipotalamus. Tubuh manusia
memiliki seperangkat system yang memungkinkan tubuh menghasilkan,
mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan.
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikanal suhu inti(core
temperature) yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti cranial,
toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu permukaan (surface
temperature), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan
lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 40oC.
Perbedaan suhu tubuh dibagi atas: Hipotermi: suhu tubuh <36oC. Normal:
suhu tubuh antara 36-37.5 oC Febris/pireksia: suhu tubuh 37.5-40 oC.
Hipertermi: suhu tubuh >40oC.
Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh naik: vasodilatasi, berkeringat,
penurunan pembentukan panas. Sedangkan mekanisme tubuh saat suhu tubuh
turun: vasokontriksi kulit di seluruh tubuh karena rangsangan pada pusat
simpatis hipotalamus posterior, piloreksi rangsangan simpatis menyebabkan
otot erector pili yang melekat pada folikel rambut berdiri, peningkatan
pembentukan panas system metabolisme meningkat melalui mekanisme
menggigil.
Mekanisme kehilangan panas melalui kulit melalui: Radiasi (Pemindahan
panas dari permukaan suatu objek ke permukaan objek lain tanpa keduanya
bersentuhan), Konduksi (perpindahan panas dari suatu objek ke objek lain
dengan kontak langsung), Konveksi (perpindahan karena gerakan udara), dan
Evaporasi (perpindahan aliran panas ketika cairan berubah menjadi gas).
Klasifikasi perubahan suhu tubuh meliputi: demam (mekanisme
pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan
pengeluaran kelebihan produksi panas), kelelahan akibat panas (diaphoresis
yang banyak menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan), hipertermia (peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas), heatstroke
(Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu
tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas), hipotermia
(pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas).
Etiologi gangguan termoregulasi meliputi: dehidrasi, cidera otak akut,
infeksi, trauma, suhu dan lingkungan yang ekstrim, perubahan laju
metabolisme, peningkatan kebutuhan oksigen, kerusakan hipotalamus, usia
yang ekstrim, dan proses transfer panas.
Manifestasi klinis termoregulasi pada hipertermia: apnea, gelisa, hipotensi,
kejang, koma, kulit kemerahan, kulit terasa hangat, letargi, postur abnormal,
stuppor, takikardia, takipnea, dan vasodilatasi. Sedangkan pada hipotermi:
akrosianosis, bradikardia, dasar kuku sianosis, hipertensi, hipoglikemia,
hipoksia, kulit dingin, menggigil, peningkatan konsumsi oksigen,
peningkatan laju metabolik, penurunan kadar glukosa darah, penurunan
ventilasi, pileoreksi, takikardia, vasokontriksi perifer, dan pengisian ulang
kapiler lambat.
Penatalaksanaan pada gangguan termoregulasi meliputi: penatalaksanaan
keperawatan: selama pasien menggigil (memberikan selimut atau pakaian
ekstra, memberikan intake cairan yang adekuat, mengobservasi ttv (tanda-
tanda vital), selama terjadi peningkatan suhu (memberikan pakaian tipis,
memberikan coocing spongtbath, membatasi aktivitas, menungkatkan
sirkulasi udara untuk meningkatkan rasa nyaman, memakaikan baju dan
selimut yang tipis menyerap keringat). penatalaksanaan medis: pemberian
obat antipiretik, untuk menurunkan demam, untuk pasisen yang berisiko
kejang, demam dan lain, beri obat parasetamol, pemberian obat anti inflamasi
dan analgetik, untuk menurunkan setpoint hipotalamus.
5.2. Saran
1. Sebagai Mahasiswa S1 Keperawatan hendaknya mengetahui semua
pengetahuan terkiat gangguan termoregulasi.
2. Sebagai Mahasiswa S1 Keperawatan hendaknya mengetahui bagaimana
asuhan keperawatan pada pasien dnegan gangguan termoregulasi.
3. Sebagai Masyarakat hendaknya mengetahui penatalaksanaan pada
gangguan termoregulasi.
DAFTAR PUSTAKA