Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker usus besar atau kanker kolorektal adalah salah satu dari penyakit kanker dengan prevalensi yang
cukup tinggi. Kanker kolorektal merupakan keganasan atau pertumbuhan sel abnormal pada area usus
besar dan rektum.

Penatalaksanaan pada kanker kolorektal meliputi penatalaksanaan medis, bedah dan keperawatan.
Penatalaksanaan bedah dilakukan tergantung pada tingkat penyebaran dan lokasi tumor itu sendiri.
Salah satu tindakan bedah ang dilakukan adalah dengan pembentukan kolostomi. y Mayers (1996) dalam
Simanjuntak & Nurhidayah (2007) menyebutkan bahwa alasan paling sering dilakukannya tindakan
kolostomi adalah adanya karsinoma pada kolon dan rektum dimana karsinoma adalah tumor ganas yang
tumbuh dari jaringan epitel. Kolostomi memungkinkan feses tetap keluar dari kolon meskipun terjadi
obstruksi pada kolon yang diakibatkan oleh massa tumor.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisis masalah kesehatan pada masyarakat perkotaan pada

kanker kolorektal dengan kondisi terpasang kolostomi

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis masalah kesehatan masyarakat perkotaan pada kasus

kelolaan: kanker kolorektal

b.Menganalisis aplikasi asuhan keperawatan pasien dengan kolostomi

C. Metode Penulisan

Penulisan makalah ini bersumber pada internet.

D. Ruang Lingkup

Makalah ini membahas tentang pengertian colostomi , indikasi kolostomi, jenis dan cara perawatan
colostomi.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Colostomi

Colostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor (Harahap, 2006).

Kolostomi adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen
untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)

Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan
permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya.
(llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).

Colostomi merupakan Suatu tindakan membuat lubang pada kolon tranversum kanan maupun kiri Atau
kolonutaneustomi yang disebut juga anus prenaturalis yang dibuat sementara atau menetap. Colostomy
pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa
merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara.
Colostomi dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri pasien.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa colostomi merupakan suatu membuatan lubang di
dinding perut dengan tujuan untuk mengeluarkan faces dapat bersifat sementara ataupun permanen.

B. Indikasi Colostomi

1. Atresia Ani , adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk
mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun
kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada
pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.

2. Penyakit peradangan usus akut, Terjadi karena kotoran menumpuk dan menyumbat usus di bagian
bawah yang membuat tak bisa BAB. Penumpukan kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan
yang akhirnya menjadi radang usus.
3. Tidak memiliki anus (imperforata anus), Kelainan ini biasanya diketahui sejak lahir. Diduga karena
terjadi infeksi saat ibu hamil yang membuat konstruksi usus ke anus tidak lengkap hingga atau karena
kelainan genetik.

4. Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar yang tidak
berfungsi normal. Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah karena fungsi saraf yang
mendorong kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini membuat penderitanya terutama bayi tidak bisa
BAB selama berminggu-minggu yang akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang tak ada
persarafannya ini harus dibuang lewat operasi.

C. Jenis Colostomi Berdasarkan Lubang dan Lama Penggunaannya

Berdasarkan lubang colostomy dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Single barreled stoma

Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup.

2. Double barreled

Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon yang direksesi dikeluarkan melalui dinding
abdominal mengakibatkan dua stoma.Stoma distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal
mengalirkan feses.

3. Kolostomi lop-lop

Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat dengan glass
rod.Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen, lubang dibuat dipermukaan
terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.

Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam
tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.

1. Kolostomi Permanen

Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk
defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau
rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa
kolostomi single barrel (dengan satu ujung lubang.

2. Kolostomi temporer/ sementara


Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara
dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi
temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut colostomy
double barrel.

D. Komplikasi Colostomi

Insidens komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi dibandingkan pasien ileostomi.
Beberapa komplikasi umum adalah prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi
kulit. Kebocoran dari sisi anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah.
Kebocoran dari anastomotik usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu,
serta tanda shock. Perbaikan pembedahan diperlukan (Brunner dan Suddarth, 2000).

Pasien dengan kolostomi harus menghubungi dokter atau perawat bila ditemukan komplikasi seperti:

• bau yang tidak biasa yang berlangsung lebih dari seminggu.

• perubahan ukuran dan bentuk dari stoma yang tidak biasa

• Obstruksi pada stoma dan / atau prolaps dari stoma tersebut.

• perdarahan yang berlebihan dari pembukaan stoma, atau jumlah sedang dalam kantong

• cedera yang parah dari stoma.

• perdarahan terus-menerus di peralihan antara stoma dan kulit.

• iritasi kulit kronis.

• Stenosis dari stoma (penyempitan).

E. Perawatan Colostomi

Perawatan Kolostomi adalah Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan

· meningkatkan kebersihan klien

· mencegah terjadinya infeksi

· mencegah iritasi kulit sekitar stoma


· mempertahankan kenyamanan kulit dan lingkungan sekitar stoma

Persiapan alat

1. kantong kolostomi

2. satu set ganti balutan (pinset anatomi, pinset cirrugis, kom kecil dan gunting)

3. kapas

4. kasa steril

5. larutan NaCl

6. zink salep/ zink oil

7. betadin

8. plester

9. sepasang sarung tangan

10. bengkok

11. perlak dan pengalas

12. kantong plastik

13. tempat sampah

Pre interaksi

1. mengecek dokumentasi / data klien

2. mencuci tangan

3. menyiapkan alat

Tahap orientasi

1. memberikan salam kepada pasien, siapa nama pasien

2. memperkenalkan diri, memberitahu tujuan dan prosedur tindakan

3. menanyakan persetujuan dan kesiapan klien


Tahap kerja

1. memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya

2. menanyakan keluhan utama klien

3. jaga privasi klien

4. menggunakan sarung tangan

5. meletakkan perlak atau pengalas di bagian kanan/ kiri pasien sesuai letak stoma

6. meletakkan bengkok diatas perlak didekatkan ketbuh klien

7. mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, bau dll)

8. membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri
menekan kulit klien

9. membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas NaCl/ kaps basah (air hangat)

10. membersihkan stoma dengan sangat hati- hati menggunakan kapas NaCl/ kapas basah, hindari
terjadinya perdarahan.

11. mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril

12. observasi stoma dan kulit sekitar stoma

13. memberikan zink salep/ zink oil (tipis- tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma

14. mengukur stoma dan membuat lubang kantong kolostomi sesuai ukuran stoma

15. membuka salah satu sisi (sebagian) perekat kantong kolostomi

16. menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertikal / horizontal sesuai kebutuhan

17. menggunakan pinset untuk mempermudah memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi

18. membuka sisa perekat indari masuknya udara ke dalam kantong kolostomi

19. merapikan klien

20. melepas sarung tanga

Tahap terminasi

1. mengevaluasi tindakan yang baru saja dilakukan (subjektif dan objektif), hasil pembalutan: mudah
lepas dapat mengganggu peredara darah, mengganggu gerakan dan lain- lain.
2. berikan reinforcement positif pada klien

3. merapikan dan kembalikan alat

4. mencuci tangan

5. mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

sumber: SOP skill lab Akper Kabupaten Purworejo

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Kolostomi merupakan salah satu pilihan tindakan pembedahan pada kanker. kolorektal yang dapat
menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri pasien. Colostomi dibagi menjadi dua yaitu
permanen dan sementara. perawatan pasien dengan kolostomi yang perlu diperhatikan meliputi cara
dan waktu mengganti kantong kolostomi, membersihkan stoma dan kulit peristomal, memantau kondisi
stoma, dan melakukan irigasi kolostomi. Hal lain yang juga perlu dilakukan ialah memberikan edukasi
terkait diet yang dibutuhkan pasien yang memiliki stoma,serta kebutuhan aktivitas pasien.

b. Saran

Santos (2001) dalam Simanjuntak & Nurhidayah (2007) mengatakan bahwapembentukan stoma atau
kolostomi dapat berdampak pada perubahan peran,harga diri, body image, seksual dan hubungan sosial.
Beberapa pasien merasa tubuh mereka berada di luar kontrol, beberapa merasakan bahwa stoma
mengatur hidup mereka merasa hilang rasa percaya diri.

(Kurnia, 2012). Klien dengan kolostomi akan beresiko untuk mengalami gambaran diri negatif. Oleh
karena itu selama perawatan, perawat perlu memberikan dukungan agar pasien dapat menyesuaikan diri
dalam pencapaian gambaran diri yang positif.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. (Penerjemah:

Waluyo, A.). Jakarta: EGC

Sudoyo, W. A., dkk. (2006). Ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jakarta : Pusat

penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI

Canada Care Medical. (n.d). Colostomy care. 20 Mei 2013. http://

www.canadacaremedical.com/ostomy/ColostomyCare.php

Noery Nur di 06.47

DUNIA KESEHATAN

Minggu, 26 Oktober 2014

http://perawatsuper23.blogspot.co.id/2014/10/colostomi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai