PENDAHULUAN
Melihat realita yang terjadi saat ini, masih banyak aparat di lapangan
yang etika kerjanya perlu dipertanyakan,
Aturan demi aturan terus dibuat tapi hasil atau terapan dari aturan itu
tidak begitu berjalan sesuai dengan keinginan pada saat membuatnya.
Demikian pula, ditengah gelora pembangunan dunia ketiga, persoalan
persoalan etis yang berkenaan dengan interaksi antara neggara dan
masyarakat, antara para pejabat pemerintah, aministrator, dan birokrat dengan
warga negara. Itu semua membuktikan betapa pentingnya masalah masalah
etis dan moral dalam proses administrasi negara. Dalam sejarah telah dapat
disaksikan begitu banyak kisah negara negara yang gagal meningkatkan
kemakmuran masyarakat karena banyaknya penyelewengan atau negara
negara yang hancur karena pemerintahan yang korup.
B. Identifikasi Masalah
1
Wahyudi Kumorotomo,Etika Administrasi Negara, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008.
Hlm 247
2
Surachmin dan Suhandi Cahaya, Strategi dan Teknik Korupsi, SINAR GRAFIKA. Jakarta,
2011, hlm. 110
Penulis akan menjelaskan tentang bagaimana caranya dalam mengelola
Administrasi Negara yang baik, yang bijaksana tentunya. Artinya seorang
pejabat pemerintah yang akan mengambil suatu kebijakan, tidak hanya
menentukan kelompok sasaran yang akan memperoleh manfaat dari
kebijakan tersebut tetapi juga kelompok yang lainnya juga harus ditentukan.
C. Batasan Masalah
Selain itu ada juga akan di bahas mengenai pengaruh dan akibat dari
pada korupsi itu sendiri. Di indonesia sekarang itu kasus korupsi sudah
menjadi rahasia umum yang mana para pelaku korupsi itu addalah pejabat
yang bekerja dalam sistem pemerintahan khususnya dalam bidang
Administrasi negara. Selain itu penulis juga akan membahas mengenai cara
atau upaya upaya dalam mengatasi masalah yang sekarang ini kita hadapi
yaitu mengenai masalah korupsi dan juga mengenai sistem pemerintahan
yang baik, demi mengoptimalkan pembangunan dan penyelesaian kegiatan
pembangunan nasional, disini juga penulis akan membahas mengenai
kebijakan-kebijakan serta upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah korupsi.
D. Rumusan Masalah
3
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia,Sistem Administrasi Negara Republik
Indonesia. Penerbit PT TOKO GUNUNG AGUNG. Jakarta. 1997. Hlm.1.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan
permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini dan akan menjadi bahan
belajar bagi penulis dan bagi siapa saja yang membutuhkan pengetahuan
yaitu sebagai berikut:
E. Tujuan Penulisan
F. Kegunaan Penulisan
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
B. Uraian Teori
Jika orang mendengar istilah korupsi, biasanya yang tergambar ialah adanya
seorang pejabat tinggi yang dengan rakus menggelapkan uang
pajak, mengumpulkan komisi, atau menggunakan uang negara lainnya bagi
kepentingan pribadi. Korupsi sebagian besar dikaitkan dengan penggelapan
sejumlah uang atau hal-hal yang bersifat material. Sesungguhnya pengertian
korupsi yang seperti ini sudah jauh lebih sempit dari pada pengertian awalnya.
Korupsi berasal dari kata latincorrumpere, corruptio, atau corruptus. Arti harfiah
4
Wahyudi Kumorotomo, 2008, Op_Cit, Hlm. 207-208
5
Surachmin dan Suhandi Cahaya, 2011, Op_Cit, hlm. 10.
dari kata ini adalah penyimpangan dari kesucian, tindakan tak bermoral,
kebejatan, kebusukan, kerusakan, ketidakjujuran, atau kecurangan.6
Istilah korupsi di Indonesia pada mulanya hanya terkandung dalam
khazanah perbincangan umum untuk penyelewengan –penyelewengan yang
dilakukan pejabat-pejabat negara. Namun, karena pemerintah sendiri memandang
bahwa masalah ini bisa melongrong kelancaran tugas-tugas pemerintah dan
merugikan ekonomi negara, maka dirumuskan peraturan khusus tentang korupsi
sehingga pengertiaan korupsi kemudian tidak saja menjadi istilah dalam
perbincangan-perbincangan ringan tetapi juga dalam perbincangan masalah-
masalah kenegaraan.7
6
Wahyudi Kumorotomo,Etika Administrasi Negara, PT RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2008,
hlm. 206.
7
Ibid, Hlm 207
8
Ibid, Hal 1-2
1. TAP MPR Nomor XI/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme.
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tanggal 29 Maret 1971 tentang
Pemberantas Tindak Pidana Korupsi (telah dicabut dan diganti dengan
Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999) khusus berlaku untuk kasus-kasus
lama sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas Korusi, Kolusi, Nepotisme.
9
Surachmin dan Suhandi 2011. Op_Cit Hlm. 10
BAB III
PEMBAHASAN
10
Wahyudi Kumorotomo, 2008. Op_Cit, Hlm. 9
11
Surachmin dan Suhandi Cahaya, 2011, Op_Cit hlm. 39-45.
12
Ibid. Hlm. 41
3. Pertanggungjawaban Sebagai Kewajiban.
Teori yang sering kita pelajari tidak akan sama dengan praktek di
lapangan, karna di lapangan segala cara akan dilakukan demi suatu
kebutuhan. Teori mengenai Moral telah banyak dipelajari, mengenai Etika,
tapi semua itu tidak begitu membantu untuk hilangnya suatu masalah dalam
administrasi negara. Hamya sebagian yang sadar akan hal itu, dan itu hanya
13
Wahyudi Kumorotomo, 2008, Op_Cit, Hlm. 318.
14
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 1997,. Op_Cit, Hlm. 260.
terjadi pada golongan yang sangat kecil. Penerapan suatu kebijakan dari
seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam suatu instansi, karna kebijakan
tidak hanya di ucapkan dan harus dilaksanakan agar orang di sekitar kita
sadar dan mau melakukan perubahan. Tidak semua praktek di lapangan
berdasarkan teori yang di pelajari. Tapi, sering menggunakan cara yang lebih
mudah untuk menyelesaikan masalah, baik itu cara yang baik maupun cara
yang tidak baik. Seperti dalam teori tidak adanya uang pelicin untuk
menyelesaikan masalah, tetapi dalam praktek uang pelicin sering digunakan
sebagai sarana penyelesaian masalah dalam instansi pemerintahan.
BAB IV
A. Kesimpulan
Dari masalah yang sudah penulis kemukakan dalam makalah ini maka
ada beberapa kesimpulan yang penulis dapat dalam menjalankan sebuah
instansi pemerintahan, baik dalam teori maupun dalam praktek.
1. Eika dalam menjalankan roda pemerintaha itu sangat di butuhkan,baik
dari kalangan paling bawah sampai kalangan yang paling teratas. Moral
merupakan sesuatu yang menurut penulis sama seperti (obat anti virus),
yang bisa menangkal akan terjadinya suatu tindakan yang tidak
diinginkan oleh banyak orang. Moral merupakan sesuatu yang paling
dasar dari diri manusia yang kadang tidak muncul pada diri sseseorang
tanpa di ajarkan atau di latih. Artinya moral seseorang kadang kalah
dengan nafsu yang begitu besar, maka perlu adanya pelatihan atau
semacamnya.
2. Dalam pelayanan publik sering terjadi hal hal yang tidak diinginkan oleh
beberapa orang, seperti tindakan yang merugikan keuangan Negara dalam
menangani masalah-masalah seperti ini perlu adanya sesuatu yang bisa
untuk mengantisipasinya yaitu seperti Moral dan Etika sebaga upaya-
upaya yang harus dilakukan oleh pimpinan dalam mengambil kebijakan.
B. Saran
Surachmin dan Suhandi Cahaya, Strategi dan Teknik Korupsi, Sinar Grafika.
Jakarta, 2011.