Bab II Wew
Bab II Wew
BAB II
DASAR TEORI
dan jika L→ ∞, maka fluida dingin tersebut akan dipanaskan mencapai panas
(Tc,o = Th,i). Berdasarkan persamaan maka akan didapat persamaan 2.3. [2]
temperatur terbesar dan akan menjadi dingin pada temperature masukan dari
fluida yang dingin ( Th,o = Tc,i). Kemudian dari persamaan 2.4 maka didapatkan
q = ṁh Cp h (Th i – Th o) (2.4)
Dimana Cmin sama dengan Cc atau Ch,mana yang lebih kecil. Untuk
temperatur masuk fluida panas dan dingin yang telah diketahui, dari persamaan
perbandingan antara laju perpindahan panas aktual untuk sebuah alat penukar
sebagai, [2]
ԑ= q
(2.7)
q max
Dari persamaan 2.3, 2.5 dan 2.7 diatas didapat bahwa : [2]
C h �T h ,i −T h ,o �
ԑ= C min �T h ,i −T c ,i �
(2.8)
atau [2]
C c �T c ,o −T c ,i �
ԑ= C min �T h ,i −T c ,i �
(2.9)
Jika ε, Th,i dan Tc,i diketahui, laju perpindahan panas aktual untuk alat penukar
Untuk setiap alat penukar panas itu dapat ditunjukkan bahwa : [2]
Cmin
ε = f (NTU, )
Cmax
dimana Cmin/Cmax adalah sama dengan Cc/Ch atau Ch/Cc, tergantung pada besaran
relatif antara laju kapasitas fluida panas dan dingin. Satuan jumlah perpindahan.
yang kegunaannya sangat luas pada analisis alat penukar panas dan didefinisikan
sebagai, [2]
NTU = UA
Cmin
(2.12)
4
perpidahan panas per derajat perubahan temperatur untuk fluida yang mempumyai
persamaan 2.12, dengan memperhatikan alat penukar aliran paralel Cmin = Ch,
Th i −Th o
ԑ= (2.13)
Th i−Tc i
dan dari pesamaan 2.2 dan 2.4 kemudian didapat bahwa, [2]
(2.14)
Cmin ṁh Cp h Tc o −Tc i
Cmax
= ṁ C= T h i −T h o
c pc
T h o −Tc o UA C
ln ( T h i −T c i
) =− Cmin
(1 +C
min
) (2.16)
max
Dengan menyusun suku sebelah kiri persamaan ini sebagai berikut: [2]
T h o−Tc o T h o−Th i+T h i−Tc o
= (2.18)
T c o −Tc I T h i −T c i
Tho − Tco
= − ε + 1 − (Cmin − Cmax )ε
Thi − Tci
𝐶𝑚𝑖𝑛
= 1 − 𝜀 (1 + 𝐶𝑚𝑎𝑥 ) (2.20)
kemudian kita dapatkan untuk alat penukar panas aliran paralel (paralel-flow-heat
exchanger), [1]
(2.21)
Karena akan didapat hasil yang sama persis untuk Cmin = Cc, pesamaan 2.21
berguna untuk setiap alat penukar panas aliran paralel, tanpa memperhatikan
apakah laju kapasitas panas minimum terjadi pada fluida panas atau dingin.
jika Cmax pada fluida yang bercampur (mixed) dan Cmin pada fluida yang tidak
bercampur (unmixed) atau, [2]
(2.3)
jika Cmax pada fluida yang tidak bercampur (unmixed) dan Cmin pada fluida yang
bercampur (mixed).
Dalam bentuk perhitungan desain alat penukar panas, akan lebih mudah
menggunakan hubngan ԑ-NTU dalam bentuk, [2]
(2.24)
(2.25)
r
jika Cmax pada fluida yang bercampur (mixed) dan Cmin pada fluida yang tidak
bercampur (unmixed) atau, [1]
(2.26)
1
jika Cmax pada fluida yang tidak bercampur (unmixed) dan Cmin pada fluida yang
bercampur (mixed).
Hubungan antara ԑ-NTU dapat ditampilkan dalam grafik sebagai berikut:
(2.27)
mana ΔT adalah perbedaan suhu antara dua aliran di akhir A, B dan ΔT adalah
perbedaan suhu antara dua aliran pada akhir B. Persamaan ini berlaku baik untuk
aliran paralel, di mana aliran masuk dari akhir yang sama, dan untuk saat ini
counter- aliran, di mana mereka masuk dari ujung yang berbeda.
Jenis ketiga aliran adalah cross-flow, di mana satu sistem, biasanya heat
sink, memiliki temperatur nominal yang sama di semua titik pada permukaan
perpindahan panas. Ini mengikuti matematika serupa, dalam ketergantungan
terhadap LMTD, kecuali bahwa faktor koreksi F seringkali perlu dimasukkan
dalam hubungan perpindahan panas.
Ada kalanya empat suhu digunakan untuk menghitung LMTD tidak
tersedia, dan metode NTU mungkin akan lebih baik.
(2.28)
Tingkat perubahan suhu dari dua cairan sebanding dengan perbedaan suhu
antara mereka:
(2.29)
Ini memberikan:
(2.30)
dimana K = k a k + b.
(2.31)
9
Mengganti ungkapan ini kembali ke dalam rumus kami untuk LMTD, kita bisa
menghilangkan dz dari itu:
K adalah konstan dan dapat disederhanakan. Integrasi adalah pada saat ini sepele,
dan akhirnya memberikan:
Gambar 2.3 Variasi Koefisien Film dan Suhunya dari Inlet ke Outlet
Modifikasi keadaan steady state dari persamaan rumus fourier maka dapat ditulis:
Dimana ∆t merupakan perbrdaan suhu antara dua aliran untuk seluruh permukaan
A. Menggunaan penyederhanaan bahwa hambatan dinding pipa logam tipis dapat
diabaikan maka persamaan 1/U menjadi:
11
Untuk penurunanperbedaan suhu antara dua fluida dari gambar 5.1 dalam aliran
balik, maka diasumsikan:
1. Koefisien perpindahan panas U adalah konstan diseluruh aliran.
2. Pound per jam aliran fluida konstan, dengan memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan.
3. Panas spesifik konstan disepanjang aliran.
4. Tidak ada perubahan fase parsial berlaku untuk perubahan panas dan saat
penguapan.
5. Kehihangan panas gapat diabaikan.
Dimana a’’ setara dengan kaki permukaan per panjang pipa atau:
Dimana
Wc(t2-t1) = Q dan substitusi ∆t2 dan ∆t1 untuk perbedaan suhu terminal
panas dan dingin T1 – t2 dan T2 – t1
Dan
13
Mengacu pada gambar 2.3 untuk kasus dimana fluida mengalir pada aliran
yang sama, persamaan dasarnya sama. Persamaan steady state:
Tapi: