Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

KONSEP DASAR ISTIRAHAT TIDUR

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Dasar
Yang dibina oleh Ibu Sumirah B. P, S. Kp., M.Kep.

Oleh
Alifia Nanda Puspita Santoso
P17220194066

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D – III KEPERAWATAN LAWANG
Oktober, 2019
BAB 1

PEMBAHASAN

1.1 Definisi Istirahat tidur


 Istirahat menurut A. Aziz Alimul H. Adalah relaks tanpa adanya tekanan
emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga
kondisi yang membutuhkan ketenangan
 Menurut Tarwoto istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan
jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.
 Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana individu dapat dibangunkan
oleh stimulus atau sensoris yang sesuai, atau juga dapat dikatakan
sebagai keeadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan
penuh ketenangan tanpa kegiatan.

1.2 Fisiologi tidur


Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya
hubungan mekanisme serebral secara bergantian untuk mengaktifkan dan
menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Pusat pengaturan aktivitas
kewaspadaan dan tidur terletak mensesefalon dan bagian atas pons. Selain
itu, reticular activating system ( RAS ) dapat memberikan rangsangan visual,
pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari
korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir.

1.3 Fungsi dan tujuan tidur


Tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional,
kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular, dan endokrin. Secara
umum terdapat 2 efek fisiologis dari tidur, pertama efek pada sistim saraf
yang diperkirakan dapat memuluhkan kepekaan normal. Kedua efek pada
struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh
karena selama tidur terjadi penurunan.

1.4 Kebutuhan tidur

JUMLAH
USIA TINGKAT PERKEMBANGAN KEBUTUHAN
TIDUR ( JAM )
0 – 1 Bulan Masa neonatus 14 – 18
1 – 18 Bulan Masa bayi 12 – 14
18 Bulan – 3 Tahun Masa anak 11 – 12
3 Tahun – 6 Tahun Masa prasekolah 11
6 Tahun – 12 Tahun Masa sekolah 10
12 Tahun – 18 Tahun Masa remaja 8,5
18 Tahun – 40 Tahun Masa dewasa muda 7–8
40 – 60 Tahun Masa paruh baya 7
60 Tahun keatas Masa dewasa tua 6

1.5 Faktor Faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur

 Penyakit
Keadaan sakit dapat menyebabkan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa
tidur.
 Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak
tidur untuk menjaga
 Stres Psikologi
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa
hingga menyebabkan kegelisahan dan sulit untuk tidur.
 Obat
Obat dapat mempengaruhi proses tidur.
 Nutrisi
Kebutuhan gizi yang kurang dapat mempengaruhi proses tidur bahkan
terkadang sulit untuk tidur.
 Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat proses tidur
 Motivasi
Keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan
proses tidur.

1.6 Masalah kebutuhan tidur


1. INSOMNIA
2. HIPERSOMNIA
3. PARASOMNIA
4. ENURESA
5. APNEA TIDUR DAN MENDENGKUR
6. NARCOLEPSI
7. MENGIGAU
1.7 Siklus Tidur

Bangun

NreM 1 REM

NREM 2 NREM 2 NREM 2

NREM 3 NREM 3

NREM 4
BAB 2
Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ini,
antara lain : riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan dari tidur
 RIWAYAT TIDUR
Biasanya berisi kuantitas tidur dan kualitas tidur siang maupun
malam
 GEJALA KLINIS
Perasan klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi,
adanya daerah kehitaman didaderah mata, serta sakit kepala.
 PENYIMPANGAN TIDUR
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan
auditorik

B. Diagnosa Keperwatan
Diagnosis pada keperawatan pada masalah istirahat dan tidur adalah
sebagai berikut :
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
Kerusakan transpor oksigen
Gangguan metabolisme
Kerusakan eliminasi
Pengaruh obat
Immobilitas
Nyeri pada kaki
Takut operasi
Lingkungan yang menggangu
2. Cemas yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur,
henti nafas saat tidur.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti nafas saat
tidur
5. Potensial cidera berhubungan dengan somnambolisme
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur
hipersomnia
C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Perencanaan keperawatan berhubungan dengan cara untuk
mempertahankan kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal

Rencana Tindakan :
1. Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
2. Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal hal yang dapat
menggangu tidur.
3. Tingkatkan aktivitas pada siang hari.
4. Coba untuk memicu tidur.
5. Kurangi potensial cidera pada tidur.
6. Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika
diperlukan.

D. Pelaksanaan ( Tindakan ) Keperatan


Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a. Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur di
hubungkan dengan lingkungan rumah sakit, maka :
1) Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas.
2) Berikan obat analgesik sesuai prosedur.
3) Berikan linngkungan yang suportif.
4) Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak
takut akan cemas.

b. Bila faktor insomnia, maka :


1) Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein
tinggi sebelum tidur.
2) Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur
pada waktu siang dan sore hari.
3) Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
4) Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan
minat sebelum tidur.
5) Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta
meditasi sebelum tidur.

c. Bila terjadi somnabulisme, maka :


1) Berikan rasa aman pada diri pasien.
2) Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan..
3) Cegah timbulnya cidera.

d. Bila terjadi enuresa, maka :


1) Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum
tidur.
2) Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih
sebelum tidur.
3) Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.

e. Bila terjadi Narkolepsi, maka :


1) Berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat
hidroklorida (ritalin) untuk mengendalikan narkolepsi.
2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu
tidur.
a. Tutup pintu kamar pasien .
b. Pasang kelambu/garden tempat tidur.
c. Matikan pesawat telapon.
d. Bunyikan musik yang lembut.
e. Redupkan atau matikan lampu.
f. Kurangi jumlah stimulus.
g. Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.
3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari.
a. Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien.
b. Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.
4. Membuat Pasien untuk memicu tidur.
a. Anjurkan pasien mandi sebelum tidur.
b. Anjurkan pasien minum susu hangat.
c. Anjurkan pasien membaca buku.
d. Anjurkan pasien menonton televisi.
e. Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur.
f. Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur.
g. Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur.
5. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur.
a. Gunakan cahaya lampu malam.
b. Posisikan tempat tidur yang rendah.
c. Letakkan bel dekat pasien.
d. Ajarkan pasien untuk meminta bantuan.
e. Gantungkan selang drainase di tempat tidur dan cara
memindahkannya bila pasien memekainnya.
6. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.
a. Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
b. Ajarkan pentingkan latihan reguler ± ½ jam.
c. Penerangan tentang efek samping obat hipnotik.
d. Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.

 Tindakan Keperawatan Pada Anak :


1. Masa Neonatus dan bayi.
a. Beri sprei kering dan tebal untuk menutupi perlak.
b. Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
c. Atur suhu ruangan menjadi 18˚-21˚C pada malam dan 15,5˚-18˚C pada
siang.
d. Berikan cahaya lampu yang lembut.
e. Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
f. Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.

2. Masa Anak.
a. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
b. Tempel jadwal tidur
c. Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
d. Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.

3. Masa Sebelum Sekolah.


a. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
b. Tempel jadwal tidur.
c. Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
d. Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
e. Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
4. Masa Sekolah.
a. Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak
beraktivitas.

5. Masa Remaja.
a. Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk
berias dan membersihkan diri

6. Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua).


a. Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.
· Berikan hiburan.
· Kurangi rasa nyeri.
· Bersihkan tempat tidur.
b. Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
· Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
· Anjurkan pasien latihan relaksasi.
· Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
· Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
· Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

E. EVALUASI.
1. Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur
dengan meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2. Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3. Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4
minggu dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien
terjaga.
4. Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa
sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. A. (2009). pengantar kebutuhan dasar manusia. Aplikasi konsep dan


proses keperawatan (2 ed.). jakarta: salemba medika.
tarwoto, & wartonah. (2011). Kebutuhna dasar manusia dn proses keperawtan (4
ed.). jakarta: salemba medika.

Anda mungkin juga menyukai