Anda di halaman 1dari 44

Komisi A - AD-ART MA 2015

HASIL MUKTAMAR XIX


MUKTAMAR XIX MA

ANGGARAN DASAR MATHLA'UL ANWAR

MUQADDIMAH

Dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Negara Kesatuan


Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 memberi jaminan kepada warga negaranya
untuk berkumpul dan bersyarikat dalam rangka ikut serta
berjuang dan berupaya untuk mencapai cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan RI, yaitu terwujudnya masyarakat adil, makmur,
aman dan tentram yang diridhai Allah SWT.

Setiap warga Negara dituntut untuk menghayati dan


mengamalkan seluruh peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia. Demikian pula setiap umat Islam
berkewajiban untuk menaati seluruh ajaran Islam sesuai
d e n g a n t u n t u n a n A l- q u r ' a n d a n S u n n a h R a s u l.

Bahwa agama Islam mengajarkan kepada segenap ummatnya


untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah perbuatan
yang munkar, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an Al-
Karim :

"Dan hendaklah ada diantara kalian, ummat yang menyeru


kepada amal kebaikan dan memerintah berbuat kebajikan
serta mencegah segala ke-munkaran, dan mereka itulah orang-
orang yang mendapat keberuntungan". (Surat Ali-Imran : ayat
104)

41
MUKTAMAR XIX MA

Dengan berpijak kepada landasan tersebut, maka ditetapkan


organisasi Mathla'ul Anwar dengan Anggaran Dasar sebagai
berikut:

BAB I
NAMA, WAKTU, SIFAT DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

(1) Organisasi ini bernama Mathla'ul Anwar disingkat "MA".


(2) Mathla'ul Anwar didirikan di Menes, Banten, pada tanggal
10 Syawal 1334 H, bertepatan dengan tanggal 9 Agustus
1916 M, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
(3) Mathla'ul Anwar adalah organisasi kemasyarakatan yang
independen, bergerak dalam bidang pendidikan, da'wah,
dan sosial.
(4) Pengurus Besar Mathla'ul Anwar berkedudukan di Ibukota
negara kesatuan Republik Indonesia.

BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN USAHA

Pasal 2

Mathla'ul Anwar berasaskan Islam, berpedoman Ahlussunah


wal-jama'ah dan berfalsafahkan Pancasila.

Pasal 3

Mathla'ul Anwar bertujuan:


(1) Terwujudnya masyarakat Indonesia yang beriman dan

42
MUKTAMAR XIX MA

bertaqwa kepada Allah SWT, sehat jasmani dan rohani,


berilmu pengetahuan, cakap dan terampil, serta berakhlaqul
karimah.
(2) Terwujudnya nilai-nilai Islam pada lembaga-lembaga
pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.
(3) Terwujudnya keluarga dan masyarakat yang bahagia,
sejahtera, adil, dan makmur yang diridhai Allah SWT.

Pasal 4

Untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut pada pasal 3


di atas, Mathla'ul Anwar berusaha:
(1) Memberikan layanan pendidikan yang bermutu dan
t er jan gk au o le h se luru h la pis an m as ya ra ka t.
(2) Meningkatkan kualitas tata kelola lembaga pendidikan
Mathla'ul Anwar.
(3) Membina, memupuk, dan menyalurkan minat dan bakat
para pelajar, mahasiswa dan pemuda agar menjadi insan
yang terampil, mandiri, berguna bagi agama, nusa dan
bangsa.
(4) Membina dan menyantuni anak yatim, fakir miskin, orang
jompo, cacat dan dhu'afa
(5) Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
(6) Memperjuangkan harkat dan martabat kaum perempuan
menurut tuntunan ajaran Islam.
(7) Menumbuhkan dan meningkatkan ukhuwah Islamiyah
serta memperkokoh hubungan kekeluargaan Mathla'ul
Anwar.
(8) Melakukan kerjasama dengan badan, lembaga, dan
organisasi kemasyarakatan lain yang bermanfaat bagi
kesejahteraan masyarakat sesuai tuntunan Islam.
(9) Melakukan penelitian dan pengembangan serta
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai

43
MUKTAMAR XIX MA

dengan ajaran Islam.


(10) Menumbuhkembangkan pembangunan ekonomi umat
kedalam Lembaga Syari'ah resmi.
(11) Usaha-usaha lain untuk meningkatkan kesejahteraan
melalui zakat, infaq, shadaqah dan wakaf (ZISWAF)

B A B III
KEANGGOTAAN

Pasal 5

(1) Anggota Mathla'ul Anwar terdiri dari anggota biasa dan


anggota kehormatan.
(2) Ketentuan dan peraturan mengenai keanggotaan akan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

B A B IV
SUSUNAN ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN

Pasal 6

Mathla'ul Anwar tersusun dalam tingkatan sebagai berikut:


(1) Nasional, meliputi seluruh wilayah negara kesatuan
Republik Indonesia.
(2) Wilayah, meliputi daerah-daerah di suatu provinsi.
(3) Daerah, meliputi cabang-cabang di suatu kabupaten/kota
(4) Cabang, meliputi ranting-ranting di suatu kecamatan
(5) Ranting, meliputi anggota-anggota di suatu desa/kelurahan
(6) Perwakilan, meliputi anggota di suatu tempat di luar negeri.

44
MUKTAMAR XIX MA

Pasal 7

Kepengurusan Mathla'ul Anwar tersusun dalam tingkatan


sebagai berikut :
(1) Pengurus Besar, untuk tingkat nasional.
(2) Pengurus Wilayah, untuk tingkat provinsi.
(3) Pengurus Daerah, untuk tingkat kabupaten/kota.
(4) Pe ng ur us Cab an g, u nt uk t in gk a t k e ca ma ta n.
(5) Pengurus Ranting, untuk tingkat desa/kelurahan.
(6) Pengurus Perwakilan, untuk kepengurusan Mathla'ul Anwar
di luar negeri.

BAB V
DEWAN PENASEHAT, MAJELIS AMANAH DAN MAJELIS
FATWA

Pasal 8

(1) Mathla'ul Anwar membentuk Dewan Penasehat untuk


tingkat nasional.
(2) Susunan, kedudukan, wewenang dan tanggungjawab
Dewan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 9

(1) Mathla'ul Anwar membentuk Majelis Amanah untuk tingkat


nasional, tingkat wilayah, tingkat daerah, tingkat cabang,
tingkat ranting, dan tingkat perwakilan.
(2) Susunan, kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab
Majelis Amanah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

45
MUKTAMAR XIX MA

Pasal 10

(1) Majlis Fatwa merupakan lembaga permusyawaratan untuk


membahas dan memberikan fatwa tentang keagamaan,
pendidikan, sosial, ekonomi, hukum, politik dan
kebudayaan.
(2) Majlis Fatwa beranggotakan sebanyak-banyaknya 45
orang, terdiri dari para ulama dan cendekiawan Mathla'ul
Anwar.
(3) Pengurus Besar menyediakan sarana dan fasilitas yang
d ip e r lu k a n u n t uk pe r s id a n g a n Ma j lis F a tw a.
(4) Majlis Fatwa berkedudukan di tingkat Nasional.
(5) Susunan, kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab
Majelis Fatwa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

B A B VI
LEMBAGA DAN ORGANISASI BADAN OTONOM

Pasal 11

(1) Mathla'ul Anwar dapat membentuk lembaga, badan usaha


dan organisasi badan otonom.
(2) Ketentuan dan peraturan mengenai lembaga dan
organisasi badan otonom diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

B A B VII
PERMUSYAWARATAN

Pasal 12

(1) Bentuk permusyawaratan, terdiri atas:


a. Muktamar.

46
MUKTAMAR XIX MA

b. Muktamar Luar Biasa.


c. Musyawarah Wilayah.
d. Musyawarah Daerah.
e. Musyawarah Cabang.
f. Musyawarah Ranting.
g. Musyawarah Luar Biasa
h. Rapat Kerja Nasional.
i. Rapat Kerja Wilayah.
j. Rapat Kerja Daerah
k. Rapat Pleno
l. Rapat Pleno Diperluas
m. Rapat Pengurus
n. Rapat Koordinasi
o. Sidang Majlis Fatwa.
p. Sidang Majelis Amanah.
(2) Ketentuan permusyawaratan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga

B A B VIII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 13

Keuangan dan kekayaan Mathla'ul Anwar diperoleh dari:


(1) Iuran anggota.
(2) Z ak at , In fa q, Shad aq ah , Wa ka f da n Hibb ah.
(3) Usaha-usaha lain yang sah dan halal serta tidak mengikat.

47
MUKTAMAR XIX MA

B A B IX
LAMBANG, HYMNE DAN MARS

Pasal 14

(1) Mathla'ul Anwar memiliki lambang, hymne, dan mars.


(2) Ketentuan mengenai lambang, hymne, dan mars. diatur
dalam Ang-garan Rumah Tangga.

BAB X
PEMBUBARAN ORGANISASI DAN PERUBAHAN
ANGGARAN DASAR

Pasal 15

(1) Mathla'ul Anwar hanya dapat dibubarkan dengan ketetapan


Muktamar yang di selenggarakan khusus untuk itu dan
diikuti oleh sedikitnya 2/3 peserta yang berhak hadir.
(2) Apabila Mathla'ul Anwar dibubarkan, maka segenap hak
milik dan wakaf-nya diatur dalam ketetapan muktamar
tersebut.

Pasal 16

Anggaran Dasar Mathla'ul Anwar hanya dapat diubah dengan


ketetapan Muktamar.

48
MUKTAMAR XIX MA

B A B XI
PENUTUP

Pasal 17

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur


dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Anggaran Dasar ini disempurnakan dan disahkan oleh
Muktamar Mathla'ul Anwar ke XIX di Pandeglang - Banten
pada tanggal 23 Syawal 1436 H bertepatan dengan tanggal
8 Agustus 2015 M, dan berlaku sejak ditetapkan.
4. Dengan ditetapkannya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran
Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

ANGGARAN RUMAH TANGGA MATHLA'UL ANWAR

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1

(1) Yang dapat diterima menjadi anggota Mathla'ul Anwar


adalah warga negara Indonesia, beragama Islam, yang
sudah aqil balig (dewasa) atau sudah nikah, menyetujui
AD/ART dan ketetapan organisasi, serta ber-sedia
mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Mathla'ul
Anwar.
(2) Permintaan menjadi anggota diajukan secara tertulis
kepada Pengurus Daerah melalui Pengurus Ranting dan
Cabang.

49
MUKTAMAR XIX MA

(3) Pengurus Daerah memberi "Tanda Anggota Mathla'ul


Anwar" kepada anggota yang telah disetujui dan
melaporkan kepada Pengurus Wila-yah yang bersangkutan.
(4) Yang dapat menjadi anggota kehormatan Mathla'ul Anwar
adalah tokoh ummat Islam dalam dan luar negeri yang
simpati dan mendukung tujuan dan usaha-usaha Mathla'ul
Anwar serta ditetapkan oleh Pengurus Besar.

Pasal 2

(1) Kewajiban anggota :


a. Taat menjalankan ajaran Islam.
b. Setia, memelihara, dan` menjunjung tinggi kehormatan
dan nama baik organisasi serta perjuangannya.
c. Taat dan memegang teguh segala ketentuan yang
ditetapkan dalam AD/ART serta ketentuan lain yang
telah menjadi ketetapan organisasi.
d. Mendukung dan ikut melaksanakan usaha-usaha serta
kegiatan organisasi.
e. Melaksanakan dakwah dan memelihara Ukhuwah
Islamiyah.
f. Membayar iuran minimal Rp 2.000 per-bulan untuk
kepentingan organisasi.

(2) Hak-hak anggota :


a. Hak bicara dan hak suara.
b. Hak memilih dan dipilih.
c. Hak membela diri
d. Hak memperoleh perlakuan dan pelayanan yang adil.

50
MUKTAMAR XIX MA

Pasal 3

(1) Berakhirnya masa keanggotaan :


a. Meninggal dunia.
b. Berhenti atas permintaan sendiri.
c. Diberhentikan dengan keputusan Pengurus Daerah
dan dilaporkan kepada Pengurus Wilayah dan Pengurus
Besar, karena melanggar ketentuan dan atau
mencemarkan nama baik organisasi.

(2) Pembelaan diri anggota :


a. Anggota yang diberhentikan, dapat membela diri dengan
menge-mukakan alasan-alasan dan bukti-bukti yang
dapat dipertanggung-jawabkan kepada Pengurus
Daerah Mathla'ul Anwar.
b. Pengurus Daerah membentuk suatu tim yang diserahi
tugas mem-pelajari keberatan yang diajukan oleh
anggota yang dimaksud dan kemudian Pengurus Daerah
memberikan keputusannya setelah memperhatikan
laporan team tersebut.
c. Anggota yang tidak puas atas keputusan Pengurus
Daerah, dapat mengajukan keberatan kepada Pengurus
Besar Mathla'ul Anwar melalui Pengurus Wilayah
Mathla'ul Anwar, untuk diputuskan.

BAB II
TINGKAT KEPENGURUSAN ORGANISASI

Pasal 4
Tingkat Nasional adalah pusat kegiatan organisasi yang meliputi
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Perwakilan di Luar Negeri.

51
MUKTAMAR XIX MA

Pasal 5

(1) Tingkat Wilayah adalah pusat pembinaan, koordinasi dan


kegiatan usaha organisasi di suatu provinsi yang disahkan
oleh Pengurus Besar Mathla'ul Anwar.
(2) Wilayah dapat disahkan apabila sekurang-kurangnya :
a. Memiliki 3 (tiga) Pengurus Daerah.
b. Memiliki pengajian.
c. Membina dan atau menyelenggarakan perguruan.
d. Memiliki sekretariat.

Pasal 6

(1) Tingkat Daerah adalah tempat pembinaan, koordinasi


Cabang dan pembinaan administrasi serta
penyelenggaraan usaha organisasi di suatu Kabupaten/
Kota ya ng dis ah kan oleh Peng urus Wilay ah .
(2) Daerah dapat disahkan apabila sekurang-kurangnya:
a. Memiliki 3 (tiga) Cabang.
b. Memiliki pengajian.
c. Membina dan atau menyelenggarakan lembaga
pendidikan, baik formal maupun non formal.
d. Memiliki sekretariat.

Pasal 7

(1) Tingkat Cabang adalah tempat pembinaan dan koordinasi


Ranting serta penyelenggaraan kegiatan usaha dan
pengembangan potensi sumber daya anggota yang
disahkan oleh Pengurus Daerah.
(2) Cabang dapat disahkan apabila sekurang-kurangnya :
a. Memiliki 3 (tiga) Ranting.

52
MUKTAMAR XIX MA

b. Memiliki pengajian.
c. Membina dan atau menyelenggarakan lembaga
pendidikan, baik formal maupun non formal.
d. Memiliki sekretariat.

Pasal 8

Tingkat Ranting adalah tempat pembinaan anggota, didirikan


atas usul sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang anggota di
suatu Desa/Kelurahan yang disahkan oleh Pengurus Cabang,
yang telah memiliki kegiatan nyata sekurang-kurangnya:
a. Pengajian/Majlis Taklim.
b. Sekretariat

Pasal 9

Perwakilan adalah tempat pembinaan anggota, didirikan atas


usul sekurang-kurangnya 15 (Lima belas) orang anggota di
suatu negara yang telah memiliki kegiatan nyata sekurang-
kurangnya :
a. Pengajian/Diskusi.
b. Sekretariat

BAB III
K E P E N G U R U S A N
Pasal 10
Kepengurusan Tingkat Nasional, meliputi:
(1) Dewan Penasehat yang terdiri atas:
a. Ketua
b. Anggota-anggota
(2) Majelis Amanah, yang terdiri atas :

53
MUKTAMAR XIX MA

a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Anggota-anggota
(3) Majelis Fatwa, yang terdiri atas :
a. Ketua
b. Wakil-Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Anggota-anggota
(4) Pengurus Besar yang terdiri atas:
A. Pengurus Harian:
1. Ketua Umum
2. Wakil Ketua Umum
3. Ketua-Ketua Bidang (4 Ketua Bidang)
4. Sekretaris Jenderal.
5. Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal (4 Wakil Sekretaris
Jenderal)
6. Bendahara Umum
7. Wakil Bendahara Umum
B. Departemen-Departemen:
1. Departemen Organisasi
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
2. Departemen Kaderisasi dan Pengembangan SDM
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
3. De pa rt e me n P e n d id i k a n d a n Ke b u d a y a a n .
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota

54
MUKTAMAR XIX MA

4. Departemen Dakwah dan Sosial.


a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
5. Departemen Pengembangan Ekonomi Umat.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
6. Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
7. Departemen Hukum dan HAM.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
8. Departemen Penelitian dan Pengembangan.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
C. Jumlah departemen dapat digabung sampai dicapai
kemungkinan aktif.
(5) Pengurus Besar membentuk koordinator wilayah.

Pasal 11

Kepengurusan tingkat Wilayah, meliputi:


(1) Majelis Amanah, yang terdiri atas:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Anggota-anggota

55
MUKTAMAR XIX MA

(2) Pengurus Wilayah yang terdiri atas:


A. Pengurus Harian:
1. Ketua
2. Wakil-Wakil Ketua.
3. Sekretaris
4. Wakil-Wakil Sekretaris
5. Bendahara
6. Wakil Bendahara
B. Bidang-Bidang:
1. Bidang Organisasi
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
2. Bidang Kaderisasi dan Pengembangan SDM
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
3. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
4. Bidang Dakwah dan Sosial.
a. Ketua
b. Sekretaris
a. Anggota-anggota
5. B i d a n g P e n g e m b a n g a n E k o n o m i U m a t .
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
6. Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota

56
MUKTAMAR XIX MA

7. Bidang Hukum dan HAM.


a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
8. B i d a n g P e n e l i t i a n d a n P e n g e m b a n g a n .
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
C.Jumlah bidang dapat digabung sampai dicapai
kemungkinan aktif.

Pasal 12

Kepengurusan tingkat Daerah, meliputi:


(1) Majelis Amanah, yang terdiri atas:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Anggota-anggota

(2) Pengurus Daerah yang terdiri atas:


A. Pengurus Harian:
1. Ketua
2. Wakil-Wakil Ketua.
3. Sekretaris
4. Wakil-Wakil Sekretaris
5. Bendahara
6. Wakil Bendahara

B. Bagian-bagian :
1. Bagian Organisasi
a. Ketua
b. Sekretaris

57
MUKTAMAR XIX MA

c. Anggota-anggota
2. Bagian Kaderisasi dan Pengembangan SDM
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
3. Bagian Pendidikan dan Kebudayaan
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
4. Bagian Dakwah dan Sosial.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
5. B a g i a n P e n g e m b a n g a n E k o n o m i U m a t .
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
6. Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
7. Bagian Hukum dan HAM.
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
8. B a g i a n P e n e l i t i a n d a n P e n g e m b a n g a n .
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
C.Jumlah Bagian dapat digabung sampai dicapai
kemungkinan aktif.

58
MUKTAMAR XIX MA

Pasal 13

Kepengurusan tingkat Cabang, meliputi:


(1) Majelis Amanah, yang terdiri atas:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Anggota-anggota
(2) Pengurus Cabang yang terdiri atas:
A. Pengurus Harian:
1. Ketua
2. Wakil Ketua.
3. Sekretaris
4. Wakil Sekretaris
5. Bendahara
6. Wakil Bendahara
B. Seksi - Seksi:
Sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) seksi, yaitu;
1. Seksi Organisasi
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
2. Pendidikan dan Dakwah
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
3. Seksi Sosial
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota-anggota
C.Jumlah Seksi dapat digabung sampai dicapai
kemungkinan aktif.

59
MUKTAMAR XIX MA

Pasal 14

Kepengurusan tingkat Ranting, meliputi:


(1) Majelis Amanah, yang terdiri atas:
a. Ketua
b. Anggota-anggota
(2) Pengurus Ranting, yang terdiri atas:
a. Ketua
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris
e. Bendahara
Pasal 15

Kepengurusan tingkat Perwakilan, meliputi:


(1) Majelis Amanah, yang terdiri atas:
a. Ketua
b. Anggota-anggota
(2) Pengurus Perwakilan, yang terdiri atas :
a. Ketua.
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil Sekretaris.
e. Bendahara.

Pasal 16

Masa Bakti Kepengurusan


(1) Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar hanya
dapat dijabat selama 2 (dua) periode.
(2) Ayat (1) tersebut di atas berlaku juga untuk Pengurus
Wilayah dan Pengurus Daerah di Provinsi dan
Kabupaten/Kota.

60
MUKTAMAR XIX MA

(3) Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar, Ketua


Pengurus Wilayah dan Ketua Pengurus Daerah yang telah
menjabat 2 (dua) periode dapat dipilih kembali setelah
tenggang 1 (satu) periode.

Pasal 17
Masa bakti 1 (satu) periode pada masing-masing tingkat
kepengurusan selama 5 (lima) tahun.

BAB IV
SUSUNAN, KEDUDUKAN, WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWAB
DEWAN PENASEHAT

Pasal 18

(1) Dewan Penasehat terdiri atas tokoh-tokoh yang memiliki


komitmen untuk berkontribusi bagi kemajuan Mathla'ul
A nwa r y a n g d ian g k a t o leh Pe ng u r us Be s ar.
(2) Dewan Penasehat berwenang memberikan dukungan,
saran dan nasehat baik diminta ataupun tidak diminta.

SUSUNAN, KEDUDUKAN, WEWENANG


DAN TANGGUNG JAWAB
MAJELIS AMANAH

Pasal 19

(1) Majelis Amanah terdiri atas tokoh-tokoh Mathla'ul Anwar.


(2) Majelis Amanah merupakan badan yang bersifat kolektif,
pada setiap tingkat kepengurusan Mathla'ul Anwar.
(3) Majelis Amanah berwenang memberikan dorongan,
dukungan, saran dan nasehat serta peringatan kepada

61
MUKTAMAR XIX MA

pengurus apabila melakukan penyimpangan terhadap


A D / A RT d a n k e t e ta p a n o r g a n i s a s i l a in n y a .
(4) Apabila pengurus Mathla'ul Anwar pada tingkat tertentu
tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya lebih
dari 1 (satu) tahun, maka Majlis Amanah pada tingkat
kepengurusan tersebut, dapat mengambil alih tugas dan
wewenang kepengurusan Mathla'ul Anwar tersebut.
(5) Majelis Amanah bersidang sekurang-kurangnya dua kali
dalam setahun.
(6) Segala keputusan Majelis Amanah dipertanggung jawabkan
pada saat muktamar.

BAB V
TUGAS, WEWENANG DAN SYARAT MENJADI PENGURUS

Pasal 20

Tugas dan wewenang Pengurus Besar :


(1) Memimpin, mengendalikan dan menentukan kebijakan
organisasi berdasarkan AD/ART dan ketentuan yang telah
ditetapkan organisasi.
(2) Melaksanakan keputusan Muktamar atau Musyawarah 5
(lim a) ta hunan m asing-mas in g kepe nguru san.
(3) Memberikan pertanggungjawaban jalannya organisasi
dalam sidang Muktamar.
(4) Anggota Pengurus Besar yang karena sesuatu hal berhenti
dalam tenggang waktu jabatan, Pengurus Besar
mengangkat penggantinya dalam Rapat Pleno.
(5) Me netapkan dan mela ntik Penguru s Wilayah.
(6) Menetapkan Pengurus Perwakilan di suatu Negara.
(7) Mengangkat dan menetapkan Pengurus Perguruan
Mathla'ul Anwar Pusat, Universitas Mathla'ul Anwar (UNMA)
Cikaliung sesuai dengan undang-undang yang berlaku

62
MUKTAMAR XIX MA

(8) Menetapkan statuta lembaga pendidikan di lingkungan


Mathla'ul Anwar.
(9) Menetapkan pimpinan perguruan tinggi setelah diusulkan
oleh senat akademik perguruan tinggi di lingkungan
Mathla'ul Anwar.

Pasal 21

Tugas dan wewenang Pengurus Wilayah:


(1) Memimpin, mengendalikan dan menentukan kebijaksanaan
organi-sasi di wilayahnya berdasarkan AD/ART,
kebijaksanaan Pengurus Besar dan ketentuan yang telah
ditetapkan organisasi.
(2) Melaksanakan Keputusan Musyawarah Wilayah yang
bersangkutan.
(3) Membimbing dan meningkatkan kegiatan dan usaha
organisasi di tingkat daerah dalam Wilayahnya.
(4) Membina, membimbing dan melakukan koordinasi dengan
lembaga dan organisasi badan otonom tingkat Wilayah.
(5) Memberikan pertanggungjawaban jalannya kepengurusan
organisasi dalam sidang Musyawarah Wilayah.
(6) Anggota Pengurus Wilayah yang karena sesuatu hal
berhenti dalam tenggang waktu jabatan, Pengurus Wilayah
mengangkat penggantinya dalam Rapat Pleno dan
diusulkan kepada Pengurus Besar untuk disahkan.
(7) Pengurus Wilayah berkedudukan di ibukota provinsi.
(8) Mengesahkan dan melantik pengurus daerah yang terpilih
dalam mu-syawarah Daerah yang bersangkutan dan
melaporkannya kepada Pengurus Besar.
(9) Mengangkat dan menetapkan pengurus perguruan
Mathla'ul Anwar di luar Perguruan Pusat, Universitas
Mathla'ul Anwar (UNMA) Cikaliung dan Perguruan
Cikaliung.

63
MUKTAMAR XIX MA

Pasal 22

Tugas dan wewenang Pengurus Daerah:


(1) Memimpin, mengendalikan dan menentukan kebijaksanaan
organisasi di daerahnya berdasarkan AD/ART,
kebijaksanaan pengurus organisasi di atasnya dan
k e t e nt u a n y a ng te la h d it e tap k a n o r ga n is a si.
(2) Melaksanakan keputusan Musyawarah Daerah yang
bersangkutan.
(3) Membimbing dan meningkatkan kegiatan dan usaha
o r ga nis a s i d i t ing k at Cab a ng d i Da e ra hn y a.
(4) Memberikan pertanggungjawaban jalannya kepengurusan
organisasi dalam sidang Musyawarah Daerah.
(5) Mengusulkan penggantian antar waktu kepada Pengurus
Wilayah apabila ada Anggota Pengurus Daerah yang
karena suatu hal berhenti dalam tenggang waktu jabatan.
(6) Pengurus Daerah sedapat mungkin berkedudukan di
ibukota Kabupaten/ Kota.
(7) Menetapkan Pengurus Cabang yang terpilih dalam
M usy awarah Ca ban g y ang bers ang kutan da n
melaporkannya kepada Pengurus Wi layah.
(8) Menetapkan dan melantik Pengurus Ranting yang
diusulkan oleh Pengurus Cabang yang bersangkutan
berdasarkan hasil Musyawarah Anggota Ranting.
(9) Mengangkat dan menetapkan Kepala Satuan Pendidikan,
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di luar perguruan
Mathla'ul Anwar.
(10) Di dalam hal Pengurus Daerah tidak aktif, maka
kewenangan sebagimana disebutkan pada point 9
(sembilan) diserahkan kepada Pengurus Wilayah

64
MUKTAMAR XIX MA

Pasal 23

Tugas dan wewenang Pengurus Cabang :


(1) Memimpin, mengendalikan dan menentukan kebijaksanaan
organisasi di dalam Cabangnya berdasarkan AD/ART,
kebijaksanaan teknis pengurus organisasi di atasnya dan
k e t e nt u a n y a ng te la h d it e tap k a n o r ga n is a si.
(2) Melaksanakan keputusan Musyawarah Cabang yang
bersangkutan.
(3) Membimbing dan meningkatkan kegiatan dan usaha
anggota di tingkat Ranting di lingkungan Cabangnya.
(4) Memberikan pertanggungjawaban jalannya kepengurusan
organisasi dalam sidang Musyawarah Cabang.
(5) Mengusulkan penggantian antar waktu kepada Pengurus
Daerah apabila ada Anggota Pengurus Cabang yang
karena suatu hal berhenti dalam tenggang waktu jabatan.
(6) Melaporkan dan mengusulkan Pengurus Ranting yang
terpilih dalam Musyawarah Anggota Ranting yang
bersangkutan kepada Pengurus Daerah untuk ditetapkan
dan dilantik.

Pasal 24

Tugas dan wewenang Pengurus Ranting :


(1) Memimpin, mengendalikan dan menentukan kebijaksanaan
organisasi di lingkungan Rantingnya berdasarkan AD/ART,
kebijaksanaan teknis Pengurus organisasi di atasnya dan
k e t e nt u a n y a ng te la h d it e tap k a n o r ga n is a si.
(2) Melaksanakan keputusan Musyawarah Anggota.
(3) Memberikan pertanggungjawaban jalannya kepengurusan
organisasi dalam sidang Musyawarah Anggota.
(4) Anggota Pengurus Ranting yang karena sesuatu hal
berhenti dalam tenggang waktu kepengurusan, maka

65
MUKTAMAR XIX MA

Pengurus Ranting mengusulkan calon penggantinya


kepada Pengurus Daerah melalui Pengurus Cabang yang
bersangkutan untuk kemudian disahkan.

Pasal 25

Tugas dan wewenang Pengurus Perwakilan :


(1) Memimpin, mengendalikan dan menentukan kebijaksanaan
organi-sasi di lingkungan Perwakilan yang bersangkutan
berdasarkan AD/ ART, kebijaksanaan teknis pengurus
organisasi di atasnya dan ketentuan yang telah ditetapkan
organisasi.
(2) Melaksanakan keputusan Musyawarah Anggota.
(3) Memberikan pertanggungjawaban jalannya kepengurusan
organiasi dalam Musyawarah Anggota.
(4) Anggota Pengurus Perwakilan yang karena sesuatu hal
berhenti dalam tenggang waktu kepengurusan, maka
Pengurus Perwakilan mengusulkan calon penggantinya
kepada Pengurus Besar untuk disahkan.

Pasal 26

Syarat untuk dapat dicalonkan menjadi anggota pengurus


Mathla'ul Anwar adalah :
(1) Untuk calon Ketua Umum dan Ketua di tiap tingkat
kepengurusan harus pernah menjadi Pengurus Mathla'ul
Anwar di tingkat kepengurusan yang bersangkutan atau
1 (satu) tingkat kepengurusan di bawahnya.
(2) Untuk calon Ketua Umum dan Ketua tidak merangkap
jabatan di ormas Islam sejenis maupun di lingkungan
Mathla'ul Anwar kecuali mendapat izin tertulis dari pengurus
satu tingkat di atasnya dan dilaporkan ke Pengurus Besar
Mathla'ul Anwar

66
MUKTAMAR XIX MA

(3) Taat dan patuh dalam menjalankan syari'at agama Islam.


(4) Setia pada tujuan dan Khittah Mathla'ul Anwar.
(5) Memiliki kepribadian yang baik, prestasi, dedikasi dan
loyalitas kepada Mathla'ul Anwar.
(6) Berpengalaman dalam berorganisasi.

BAB VI
LEMBAGA DAN ORGANISASI BADAN OTONOM

Pasal 27
Lembaga

(1) Untuk merealisasik an usaha-usaha organisasi


sebagaimana yang dimaksud pasal 5 (lima) Anggaran
Dasar, Pengurus Besar dapat membentuk lembaga-
lembaga sesuai dengan kebutuhan.
(2) Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Mathla'ul Anwar,
Pengurus Besar wajib membentuk Majelis Pendidikan.

Pasal 28
Hak dan Kewajiban Lembaga

(1) Hak Lembaga :


a. Bergerak sesuai dengan bidang kelembagaannya.
b. Membuat Pedoman Dasar atau Statuta dan Program
Kerja sesuai dengan ruang lingkup dan bidang kerja
lembaganya, yang mengacu kepada AD/ART dan
Program Umum Mathla'ul Anwar.
c. Membuat anggaran pendapatan dan belanja masing-
masing.
d. Menggali, menghimpun, dan mengelola dana untuk
kehidupan lem-baganya.
(2) Kewajiban Lembaga :

67
MUKTAMAR XIX MA

a. Melaksanakan program kerja sesuai dengan bidangnya


masing-masing.
b. Mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh
organisasi Math-la'ul Anwar.
c. Memberikan pertanggung jawaban kepada organisasi
Mathla'ul Anwar dalam tingkat koordinasi yang
membawahinya.

Pasal 29

Perguruan Mathla'ul Anwar


(1) Perguruan Mathla'ul Anwar adalah lembaga pelaksana
usaha dan program umum organisasi Mathla'ul Anwar di
bidang pendidikan dan kebudayaan yang
menyelenggarakan paling sedikit tiga jenis dan atau jenjang
pendidikan.
(2) Perguruan sebagai lembaga pelaksana usaha organisasi
Mathla'ul Anwar di bidang pendidikan dan kebudayaan,
bertugas: mengatur, mengelola, mengawasi, menentukan
corak dan jenis pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
tingkat dan hajat pembangunan umat dan bangsa, dengan
berpedoman kepada AD/ART Mathla'ul Anwar dan Program
umum Mathla'ul Anwar.
(3) Hak dan Wewenang Perguruan :
a. Dapat memiliki badan usaha penggali, penghimpun dan
pengelola dana guna kelancaran, kehidupan dan
kelangsungan hidup perguruan.
b. Memperoleh sumbangan, bantuan tenaga pendidik dan
kependidikan, tenaga ahli, financial dari dalam maupun
dari luar organiasi.
c. Mendirikan, mengelola, dan merawat: Madrasah,
Sekolah dan Pondok Pesantren atau pendidikan lainnya,
termasuk Perguruan Tinggi.

68
MUKTAMAR XIX MA

d. Mengangkat tenaga pendidik dan kependidikan sesuai


dengan kebutuhan.
(4) Kewajiban Perguruan :
a. Melaksanakan usaha organisasi di bidang pendidikan
dan kebudayaan sesuai dengan program umum
Mathla'ul Anwar.
b. Memelihara hubungan ukhuwah dengan sesama umat
dan bangsa.
c. Memberikan pertanggungjawaban segala kegiatan
perguruan kepada Pengurus Wilayah Mathla'ul Anwar
kecuali Perguruan Pusat dan Cikaliung memberikan
pertanggungjawabannya kepada Pengurus Besar
Mathla'ul Anwar.

Pasal 30

Perguruan Mathla'ul Anwar Pusat Menes dan Cikaliung berada


di bawah binaan khusus Pengurus Besar Mathla'ul Anwar.

Pasal 31
Pendidikan Tinggi

Pendidikan Tinggi Mathla'ul Anwar bertanggung jawab kepada


Pengurus Besar Mathla'ul Anwar, kecuali yang didirikan oleh
Pengurus Perguruan.

Pasal 32
Organisasi Badan Otonom

Organisasi Badan Otonom yaitu organisasi di dalam lingkungan


Mathla'ul Anwar yang dibatasi oleh kesejenisan dan memiliki
AD/ART sendiri serta memiliki ikatan Khittah perjuangan yang
sama, yaitu :

69
MUKTAMAR XIX MA

(1) Muslimat Mathla'ul Anwar (MUSMA)


(2) G e ne ra si M ud a Ma th la'u l Anwa r ( GEM A-M A)
(3) Himpunan Mahasiswa Mathla'ul Anwar (HIMMA)
(4) Ikatan Pelajar Mathla'ul Anwar (IPMA)

BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 33
M u k t a m a r

(1) Muktamar adalah pemegang kedaulatan tertinggi


organisasi yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali
diikuti oleh :
A. Peserta Muktamar
a. Se lu ru h a ng go ta Ma jelis Ama na h Pu s at.
b. Seluruh anggota Majlis Fatwa.
c. Seluruh anggota Pengurus Besar.
d. 3 (tiga) orang utusan setiap Pengurus Wilayah.
e. 2 (dua) orang utusan setiap Pengurus Daerah.
f. 2 (dua) orang utusan pengurus pusat Badan Otonom.
g. 2 (dua) orang utusan Institut/Universitas.
h. 1 (satu) orang utusan Perguruan.
B. Peninjau, yaitu mereka yang diundang oleh Pengurus
Besar.

(2) Hak dan wewenang Muktamar :


a. Menetapkan Tata Tertib Muktamar.
b. Menetapkan/mengubah/menyempurnakan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Mathla'ul Anwar.
b. Memilih Ketua Umum Pengurus Besar, Ketua Majelis
Amanah, dan Formatur yang bertugas menyusun
personalia Dewan Penasehat, Majelis Amanah,
Pengurus Besar dan Majelis Fatwa.

70
MUKTAMAR XIX MA

c. Menetapk an program umum organis asi da n


rekomendasi.
d. Membahas Pertanggungjawaban Pengurus Besar.
e. Menetapkan hal-hal lain yang dianggap perlu oleh
Muktamar.

(3) Muktamar Luar Biasa :


a. Muktamar Luar Biasa diselenggarakan atas dukungan
tertulis sekurang-kurangnya 2/3 Pengurus Wilayah,
untuk membahas masalah-masalah mendesak yang
menjadi wewenang Muktamar dan tidak dapat
ditangguhkan sampai berlangsungnya Muktamar.
b. Aturan mengenai peserta, hak, dan wewenang
Muktamar Luar Biasa sama seperti yang dimaksud ayat
(1) dan (2) pasal ini.

Pasal 34
Rapat Kerja Nasional

(1) Rapat Kerja Nasional (Rakernas) diselenggarakan oleh


Pengurus Besar Mathla'ul Anwar sekurang-kurangnya 2
(dua) kali dalam 5 (lima) tahun, diikuti oleh :
a. Seluruh anggota Majelis Amanah Pusat, Majlis Fatwa
dan Pengurus Besar Mathla'ul Anwar.
b. 2 (dua) orang dari setiap Pengurus Wilayah.
c. 1 (satu) orang dari setiap Pengurus Daerah
d. 1 (satu) orang utusan Pendidikan Tinggi.
e. 1 (satu) orang dari setiap Pengurus Perguruan.
f. 1 (satu) orang dari setiap organisasi lembaga dan Badan
Otonom tingkat pusat.
g. Undangan lain yang ditetapkan oleh Pengurus Besar.

(2) Ha k d an wewe na ng Rapa t Ke rja Na sio na l :

71
MUKTAMAR XIX MA

a. Mengesahkan personalia kepengurusan antar waktu:


Majelis Amanah, Pengurus Besar, dan Majlis Fatwa.
b. Membentuk lembaga yang dipandang perlu.
c. Menetapkan program kerja mendesak.
d. Mengevaluasi hasil kerja.
e. Menetapkan keputusan lain yang dianggap perlu.

Pasal 35
Musyawarah Wilayah

(1) Musyawarah Wilayah adalah majlis tertinggi organisasi


tingkat Wilayah yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun
sekali, diikuti oleh :
a. Unsur Pengurus Besar.
b. Selur uh a ng go ta M ajelis Am an ah Wila ya h.
c. Seluruh anggota Pengurus Wilayah.
d. 5 (lima) ora ng u tu sa n Pen gu rus Da er ah.
e. 2 (dua) orang utusan Pengurus Perguruan.
f. 2 (dua) orang utusan Pengurus Badan Otonom tingkat
wilayah.
g. Undangan Pengurus Wilayah.

(2) H a k d a n we w e n a n g M u s y a wa r a h W ila y a h :
a. Membahas pertanggungjawaban Pengurus Wilayah.
b. Menetapkan Program Kerja Wilayah dan Rekomendasi.
c. Memilih Ketua Pengurus Wilayah, Ketua Majelis
Amanah, dan For-matur yang bertugas menyusun
personalia Dewan Penasehat, Majelis Amanah,
Pengurus Wilayah.

72
MUKTAMAR XIX MA

Pasal 36
Rapat Kerja Wilayah

(1) Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) diselenggarakan oleh


Pengurus Wilayah Mathla'ul Anwar 2 (dua) kali dalam 5
(lima) tahun dan diikuti oleh :
a. Unsur Pengurus Besar.
b. Seluruh anggota Majelis Amanah Wilayah.
c. Seluruh anggota Pengurus Wilayah.
d. 2 (dua) orang utusan Pengurus Daerah.
e. 1 (satu) orang utusan Pengurus Perguruan.
f. 2 (dua) orang utusan Pengurus lembaga dan Badan
Otonom tingkat wilayah.
g. Undangan Pengurus Wilayah.

(2) H a k d a n w e we n a n g Ra pa t Ke r ja W ila y a h :
a. Membuat petunjuk pelaksanaan program kerja wilayah.
b. Menetapkan program berkala wilayah.
c. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja wilayah.
d. Menetapkan keputusan lain yang dianggap perlu.

Pasal 37
Musyawarah dan Rapat Kerja Daerah

(1) Musyawarah Daerah diselenggarakan 5 (lima) tahun sekali


dan Rapat Kerja Daerah diselenggarakan oleh Pengurus
Daerah sekurang-kurang-nya 2 (dua) kali dalam lima
tahun, diikuti oleh :
a. Unsur Pengurus Wilayah, Majelis Amanah Daerah.
b. Seluruh Anggota Pengurus Daerah.
c. 3 (tiga) orang utusan setiap Pengurus Cabang.
d. 1 (satu) orang utusan setiap Pengurus Lembaga otonom.
e. 2 (dua) orang setiap Perguruan.

73
MUKTAMAR XIX MA

(2) H a k d a n w e w e n a n g M u s y a wa r a h D a e r a h :
a. Menerima Pertanggungjawaban Pengurus Daerah.
b. Menetapkan Program Kerja Daerah.
c. Memilih dan mengangkat Personalia Pengurus Daerah
dan Majelis Amanah Daerah.
d. Menetapkan keputusan lain yang dianggap perlu.
(3) Rapat Kerja Daerah diikuti oleh :
a. Unsur Pengurus Wilayah, Majelis Amanah Daerah.
b. Seluruh Anggota Pengurus Daerah.
c. 2 (dua) orang utusan setiap Pengurus Cabang.
d. 1 (satu) orang utusan setiap Pengurus Lembaga.
e. 2 (dua) orang setiap Perguruan.
(4) Hak dan wewenang Rapat Kerja Daerah :
a. Membuat petunjuk pelaksanaan Program Kerja Daerah.
b. Menetapkan Program Kerja Berkala Daerah.
c. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja Daerah.
d. Menetapkan keputusan lain yang dipandang perlu.

Pasal 38
Musyawarah dan Rapat Kerja Cabang
Serta Musyawarah Anggota

(1) Musyawarah Cabang diselenggarakan setiap 5 (lima)


tahun sekali, diikuti oleh :
a. Unsur Pengurus Wilayah.
b. Unsur Pengurus dan Majelis Amanah Daerah.
c. 5 (lima) orang utusan setiap Pengurus Ranting.
d. Ketua Lembaga dibawah koordinasi Pengurus Cabang.
e. Ketua unit di bawah koordinasi Pengurus Ranting
(2) H a k d a n w e we n a n g M u s y a wa r a h Ca b a n g :
a. Menerima Pertanggungjawaban Pengurus Cabang.
b. Menetapkan Program Kerja Cabang.
c. Memilih dan mengangkat Personalia Pengurus Cabang.

74
MUKTAMAR XIX MA

d. Menetapkan keputusan lain yang dianggap perlu.


(3) Rapat Kerja Cabang mempunyai wewenang untuk
membahas lain-lain yang perlu untuk diputuskan ditingkat
Cabang.
(4) Musyawarah Anggota (MUSTA) diselenggarakan oleh
pengurus Ranting setiap 2 (dua) tahun sekali dengan
diikuti oleh seluruh anggota dan unsure Pengurus Cabang,
mempunyai wewenang untuk memilih dan mengangkat
personalia Pengurus Ranting serta membahas hal-hal
yang perlu diputus-kan di tingkat Ranting.

Pasal 39
Rapat Pleno

(1) Rapat Pleno diselenggarakan oleh setiap tingkat


kepengurusan Mathla'ul Anwar, yang diikuti oleh :
a. Ketua Majelis Amanah atau yang mewakili.
b. Ketua Majelis Fatwa, khusus tingkat pusat atau yang
mewakili.
c. Pengurus Harian dan Ketua Departemen/Bidang/Bagian
atau yang mewakili.
d. Ketua Umum atau ketua Pengurus Badan Otonom.
(2) Rapat Pleno membahas hal-hal yang dipandang perlu.

Pasal 40
Rapat Pleno Diperluas

(1) Rapat Pleno diperluas diselenggarakan oleh setiap tingkat


kepengu-rusan Mathla'ul Anwar, yang diikuti oleh :
a. Majelis Amanah
b. Ketua dan Sekretaris Majlis Fatwa, khusus untuk tingkat
pusat.
b. Seluruh anggota pengurus.

75
MUKTAMAR XIX MA

a. Ketua Umum Pengurus Badan Otonom.


c. Pengurus Mathla'ul Anwar yang lain dan atau pihak lain
yang dipandang perlu.
(2) Rapat Pleno Diperluas membahas hal-hal yang dipandang
perlu.

Pasal 41
Rapat Pengurus Harian

Rapat Pengurus diselenggarakan oleh setiap tingkat


kepengurusan Mathla'ul Anwar, yang diikuti oleh anggota
Pengurus Harian yang bersangkutan, untuk membahas hal-
hal yang dipandang perlu.

Pasal 42
Rapat Koordinasi

(1) Rapat Koordinasi diselenggarakan oleh Departemen,


Bidang, Bagian dan seksi dari Pengurus Mathla'ul Anwar,
yang diikuti oleh anggota departemen, bidang, bagian dan
seksi yang bersangkutan dan Pengurus sejenis di
bawahnya.
(2) Rapat Koordinasi membahas hal-hal yang dipandang perlu.

Pasal 43
Sidang Majelis Fatwa

(1) Sidang Majelis Fatwa Mathla'ul Anwar diselenggarakan


selain pada setiap Muktamar dan Rakernas Mathla'ul
Anwar, juga diselenggarakan oleh dan atas inisiatif Majlis
Fatwa atau atas permintaan Pengurus Besar, diikuti oleh
anggota Majlis fatwa dan dapat mengundang pihak lain
yang dipandang perlu.

76
MUKTAMAR XIX MA

(2) Sidang Majlis Fatwa Mathla'ul Anwar membahas Bahsul


Masa'il yang dipandang perlu untuk memberikan Fatwa
keagamaan dalam bidang organisasi, pendidikan, dakwah,
sosial dan ekonomi.

Pasal 44
Sidang Majelis Amanah

(1) Sidang Majelis Amanah Mathla'ul Anwar diselenggarakan


dan diikuti oleh anggota Majelis Amanah yang bersangkutan
serta dapat menghadirkan pengurus Mathla'ul Anwar yang
dipandang perlu.
(2) Sidang Majelis Amanah Mathla'ul Anwar membahas hal-
hal yang dipandang perlu sesuai dengan kewenangan
yang dimilikinya.

BAB VIII
MASA JABATAN PENGURUS
Pasal 45

(1) Jabatan Pengurus dimulai sejak dikukuhkan dalam


Muktamar dan atau dilantik dalam Musyawarah di masing-
masing tingkat kepengurusan.
(2) Berakhirnya jabatan Pengurus, setelah laporan
pertanggung jawaban kepengurusan diterima oleh Sidang
Muktamar atau Musyawarah yang bersangkutan dan telah
terpilihnya Formatur dan atau Pengurus untuk periode
selanjutnya untuk masing-masing tingkat kepengurusan.

Pasal 46

(1) Personalia Pengurus yang tidak dapat menjalankan


tugasnya karena uzur, meninggal dunia atau karena hal

77
MUKTAMAR XIX MA

lain, sebelum habis masa jabatannya, maka tugas/jabatan


dijalankan/dijabat oleh wakilnya sampai masa jabatannya
berakhir.
(2) Kepengurusan yang tidak dapat melaksanakan dapat diisi
atau dilengkapi melalui pengisian pelengkapan komposisi
dan personalia kepengurusan Antar Waktu dalam suatu
rapat kerja pada masing-masing tingkat kepengurusan.

BAB IX
QUORUM DAN KEPUTUSAN SIDANG
Pasal 47

(1) Sidang dinyatakan sah untuk bisa dilaksanakan, apabila


diikuti oleh separoh lebih 1 (satu) dari jumlah peserta yang
terdaftar hadir.
(2) Apabila yang dimaksud ayat (1) di atas tidak tercapai,
maka sidang dapat dilanjutkan dengan peserta yang hadir
setelah diundur 3 (tiga) kali 15 (lima belas) menit.
(3) Keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.
(4) Apabila yang dimaksud dengan ayat (3) di atas tidak
tercapai, maka diada-kan pemungutan suara, dan
k e p u t us a n d ia mb il d e n g an s u a ra t e rb a n y ak .
(5) Pemungutan suara dilakukan dengan tertulis dan rahasia.
(6) Apabila dalam suatu pemungutan suara didapat jumlah
suara yang sama banyaknya, pemungutan suara diulang
sampai diperoleh suara terbanyak.

Pasal 48
Hak suara dan hak bicara

Segala sesuatu mengenai hak suara dan hak bicara, diatur


dalam peraturan tata tertib persidangan dimaksud.

78
MUKTAMAR XIX MA

BAB X
KEUANGAN
Pasal 49

(1) Segala kebutuhan organisasi dibiayai oleh keuangan


organisasi yang ketentuan jumlahnya ditetapkan dalam
rapat pleno yang membahas penetapan anggaran
pendapatan dan belanja organisasi.
(2) Pada setiap akhir tahun, Pengurus memberikan laporan
keuangan organisasi pada rapat pleno.
(3) Muktamar dan musyawarah pada masing-masing tingkat
kepengurusan memeriksa pertanggung jawaban keuangan
organisasi.
(4) Segala sesuatu mengenai perolehan dan penggunaan
keuangan untuk kepentingan-kepentingan kegiatan
organisasi, diatur dalam peraturan organisasi.
(5) Dalam setiap Muktamar, Pengurus Besar wajib melaporkan
kondisi keuangan secara tertulis, transparan dan akuntabel.

BAB XI
LAMBANG DAN LAGU
Pasal 50

(1) Lambang Mathla'ul Anwar berbentuk bulan sabit menjulang


ke atas dan di kedua ujungnya terletak bintang bersudut
lima dengan empat kaki huruf MA memotong ke bawah
tegak berdiri di atas empat garis gelombang dan bertuliskan
yang melintang dari kanan kekiri.
(2) Warna dasar hijau tua dan warna tulisan putih.
(3) Pengertian lambang:
a. Bulan bintang adalah tanda umat Islam yang sinarnya
merupakan cahaya kebenaran menyinari umat manusia.
b. Huruf M dan A jumlah kakinya empat buah,

79
MUKTAMAR XIX MA

menggambarkan bahwa organi-sasi Mathla'ul Anwar


mengharuskan kepada anggotanya untuk mempelajari
4 (empat) Mazhab (Ahlusunah waljama'ah) aturan Fiqih
dan tidak memutlakan harus menganut satu aliran Fiqih
atau satu Mazhab tertentu.
c. Tanda 4 (empat) garis gelombang menggambarkan
bahwa berijtihad harus menggunakan jenjang Al-Qur'an,
Al-Hadits, Al-Ijma dan Al-Qiyas: perjuangan Mathla'ul
Anwar harus seperti arus air. Tulisan Arab hurufnya
berjumlah 11 (sebelas) menggambarkan Rukun Iman
dan Rukun Islam.
d. Warna dasar hijau tua menggambarkan kebenaran dan
kesuburan, mengingat akan kewajiban anggotanya
untuk senantiasa menyuburkan dakwah Islamiyah, amar
ma'ruf nahi munkar serta meneyuburkan pendidikan
agama Islam.
e. Warna tulisan putih yang melambangkan kesucian,
mengingatkan agar umat Islam senantiasa suci dan
ikhlas dalam beramal.

Pasal 51

Mars dan Hymne Mathla'ul Anwar adalah lagu yang wajib


dibawakan/ ditampilkan pada acara-acara resmi organisasi
dan dalam upacara sekolah dan madrasah dalam bentuk
paduan suara (koor), hasil karya Nanu M.

80
MUKTAMAR XIX MA

BAB XII
PENUTUP

Pasal 52

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga


ini, akan diatur dalam peraturan organisasi yang ditetapkan
oleh Pengurus Besar.

Pasal 53

1) Organisasi Mathla'ul Anwar menggunakan kalender


Qomariyah dan Syamsiyah.
2) Surat-surat menggunakan tanggal dan tahun Qomariyah
atau Hijriyah disamping tanggal dan tahun Syamsiyah
atau Miladiyah.
3) Dengan ditetapkan ART ini maka ART sebelumnya tidak
berlaku lagi.
4) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Anggaran Dasar yang ditetapkan dan
disahkan oleh Sidang Muktamar Mathla'ul Anwar di
Pandeglang pada tanggal 8 Agustus 2015 M/23 Syawal
1436 H. dan dinyatakan berlaku mulai tanggal tersebut,
yang merupakan pengganti/penyempurnaan dari Anggaran
Rumah Tangga Mathla'ul Anwar hasil ketetapan Muktamar
XVIII Mathla'ul Anwar di Serang pada tanggal 6 Syaban
1431 H, bertepatan dengan tanggal 18 Juli 2010 M.

81
MUKTAMAR XIX MA

DITETAPKAN DI : PANDEGLANG
PADA TANGGAL : 9 AGUSTUS 2015

PENGURUS BESAR MATHLA'UL ANWAR


S E L A K U
PIMPINAN SEMENTARA MUKTAMAR XIX
MATHLA'UL ANWAR TAHUN 2015

Ketua Sekretaris

Drs. Son Haji Ujaji, M.Si Burhanudin, S.Ag, MH

Wakil Ketua Ir. H.M. Hudori, MSc :

Anggota 1. Drs. H. Sabrawijaya, MM :


2. Chaerullah, AY :

82

Anda mungkin juga menyukai