Anda di halaman 1dari 8

ANALISA HIDROLOGI DAN HIDROLIKA PADA DAERAH ALIRAN

SUNGAI (DAS) KALI PACAL BOJONEGORO

*1
Harjono , Yulis Widhiastuti 2
1
Program Studi Teknik Sipil / Universitas Bojonegoro
2
Program Studi Teknik Sipil / Universitas Bojonegoro
Korespondensi: haryono_adhi@yahoo.co.id

ABSTRACT

Erosion and sedimentation are two interrelated problems. In the Pacal river catchment area, in its development
there has been environmental damage which has caused problems in watershed management in the form of
changes in the function of paddy fields which basically results in a decline in the amount of water demand. The
aim of the study was to monitor and evaluate the performance of the Pacal River sub-watershed using water
management criteria. The results of the study found that the Flood calculation for 5 years with the Harpes
method with Debit yields of 443,678 m³ / sec, the Rational method produced 413,495 m³ / sec and the Melchoir
method produced 412,824 m³ / sec.

Keywords : Chekdam, sedimentation, Pacal River

1. PENDAHULUAN menghitung dimensi Check Dam guna


Daerah tangkapan air wilayah Kali Pacal, mengurangi sedimentasi di sungai bagian hilir
dalam perkembangannya telah terjadi kerusakan yang menyebabkan air meluap, dan menentukan
lingkungan yang disebabkan adanya berubahnya stabilitas Check Dam.
tata gunalahan dan hal ini menyebabkan tingkat Analisa hidrologi digunakan untuk
erosi meningkat sehingga berakibat memprediksi debit air yang masuk pada kala
padapeningkatan sedimentasi pada bangunan - ulang 5 tahun atau 10 tahun. Analisa hidrolika
bangunan air yang sudah ada sepertipada ini juga digunakan untuk menentukan kapasitas
Bendung Klepek. Untuk itu perlu dibuat Check saluran dengan memperhatikan sifat-sifat
Dam yang dapat mengendalikan sedimen hidrolika yang terjadi pada daerah aliran kali
sebelum masuk ke sungai agar bangunan pacal tersebut. Sifat-sifat tersebut meliputi jenis
existing dapat diselamatkan kelestariannya yang aliran (steady atau unsteady), angka kekasaran
juga bisa untuk bisa menanmpung sisa air yang (manning) dan sifat alirannya (kritis, subkritis
bisa dimanfaatkan dengan dibuatkan lubang dan superkritis).
skot balk diatas mercu bendung serta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penyediaan skot balknya, dimaksudkan agar kala ulang berapa tahun debit maksimum
tampungan air sisa dimusim penghujan dapat saluran akan terlampaui dan untuk mengetahui
dimanfaatkan dimusim kemarau dengan sitem kapasitas saluran drainase di wilayah aliran kali
pompa oleh para petani. pacal berdasarkan analisis hidrologi dan
Pola penyebaran sedimentasi di dasar hidrolika menggunakan menggunkan 3 metode
Bendung tergantung dari topografi perhitungan yaitu metode harpers, metode
bendung,ukuran butir sedimen, dan pola operasi rasional dan metode melchoir
bendung. Pengaruh sedimentasi terhadap
berkurangnya volume bendung dapat 2. TINJAUAN PUSTAKA
menyebabkan berkurangnya volume efektif 2.1 Erosi dan Sedimentasi
bendung dan tingkat operasional bendung. Erosi dan sedimentasi merupakan dua buah
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai masalah yang saling berkaitan. Erosi tanah yang
desain Bangunan Pengendali Sedimen (Check meliputi proses pelepasan butir – butir tanah dan
Dam) dengan tujuan menganalisis debit banjir, proses pemindahan tanah akan menyebabkan

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2013 ISSN 1978 - 5658 16


timbulnya bahan endapan atau sedimentasi Untuk perhitungan volume
ditempat lain. Pada saat permulaan turun hujan, sedimen dapat di gunakan
pukulan jatuhnya air hujan merupakan penghasil rumus sebagai berikut :
utama butir – butir yang terlepas dalam erosi Ps = R sx A/ F ………(3)
tanah. Bersama dengan aliran air, butir – butir
tanah yang lepas akibat proses erosi akan Volume sedimen total
diangkut masuk dalam aliran sungai dan V st = V am + V ad …………(4)
kemudian akan diendapkan pada tempat –
tempat tertentu (pada muara sungai dan waduk) 2.2 Metode Analisis Data Hidrologi
berupa pengendapan atau sedimentasi. Endapan Metode Perhitungan Curah Hujan
sedimen tersebut apabila semakin lama semakin a. Metode Perhitungan Rata –Rata
terakumulasi jumlahnya, maka akan Rumus :
menimbulkan pendangkalan pada waduk dan 𝑹𝟏+𝑹𝟐+𝑹𝟑+⋯………….𝑹𝒏
𝑹𝒂𝒗𝒆 = 𝒏
….(5)
muara sungai yang selanjutnya akan berakibat
(Cara Menghitung Design Flood)
terhadap berkurangnya umur rencan waduk.
Banyaknya angkutan bahan endapan tergantung
Metode Isohyet Urutan perhitungannya
dari besarnya erosi tanah yang terjadi. Semakin
adalah sebagai berikut :
banyak jumlah bahan sedimen yang terangkut
Luas areal diantara dua buah isohyet di
menunjukkan makin besar tingkat erosi tanah
ukur dengan planimeter
yang terjadi dalam daerah aliran sungai yang
= An, n-1 ……………………..(6)
bersangkutan. Karena erosi dan sedimentasi
Curah hujan rata-rata antara dua buah
merupakan suatu hal yang saling memiliki
isohyets :
keterkaitan, maka dibawah ini akan dibahas
= Rm, n-1, t …………………..(7)
kedua masalah tersebut.
Volume hujan pada isohyet n :
Terdapat dua faktor yang menyebabkan
= Rn, n-1, t * An, n-1 …………(8)
terjadinya proses erosi, yaitu faktor penyebab
terjadinya erosi yang dinyatakan dalam
b. Metode Poligon Thiessen
erosivitas dan faktor tanah yang dinyatakan
R= (A1R1+A2R2+A3R3+⋯………….
dalam erodibilitas.
+AnRn)/(A1+A2+A3+⋯…….+An) (9)
a. Erosivitas
b. Erodibilitas
c. Metode Analisis Frekuensi
Secara umum, faktor – faktor tersebut
Cara mengukur besarnya disperse
dapat dinyatakan dengan persamaan yang
antara lain :
dikenal sebagai Persamaan Umum Kehilangan
Harga rata-rata (X)
Tanah ( PUKT ) yaitu :
Rumus :
A * R *K * L * S * C *P…………….(1)
X^-= ∑_i^nx_1 ……………………..(10)
Proses terjadinya sedimentasi merupakan
Standart deviasi (Sx)
bagian dari proses erosi tanah.timbulnya bahan
Rumus :
sedimen adalah sebagai akibat dari erosi tanah
Sx= √(∑_(i=1)^n[Xi-X^- ] ) ………..(11)
yang terjadi.proses erosi dan sedimentasi di
indonesia yang lebih berperan adalah faktor air,
Distribusi Normal
sedangkan faktor angin relatif kecil 1 −1 𝑥−𝜇
a. Perhitungan debit sedimen melayang 𝑃(𝑋) = 𝜎 2𝜋 𝑒 2 ( 𝜎 )……………………...(12)

(suspended load) Metode perhitungan
berdasarkan pengukuran sesaat Distribusi Gumbel
Rumus : 𝑅𝑇 = 𝑅 − + (𝐾 ∗ 𝑆𝑥 ) ………………………(13)
Q s= 0,0864∗C ∗Qw ……….(2)
b. Perhitungan Sedimen dasar (Bed Load) Distribusi Log Pearson Type III
1. Pengukuran sedimen dasar cara Langkah-langkah perhubungannya adalah
langsung sebagai berikut :
2. Pengukuran sedimen dasar - Gantilah Data X1,X2,X3……..Xn menjadi
dengan cara tidak langsung data dalam logaritma yaitu Log X2, Log
3. Perkiraan muatan sedimen X3…………,Log Xn.
dasar dengan rumus empiris

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2013 ISSN 1978 - 5658 17


- Hitung rata-rata dari logaritma data 1. Stasiun Hujan Klepek
tersebut. 2. Stasiun Hujan Balen
∑𝒏 𝑳𝒐𝒈 𝑿 3. Stasiun Hujan Kapas
𝑳𝒐𝒈 𝑿− = 𝒊 𝒏 𝟏………..(14)
Adapun rekapitulasi data curah hujan rata-rata
- Hitung standar deviasi dari logaritma data. dapat dilihat pada Tabel 1.
∑𝒏
𝒊=𝟏[𝑳𝒐𝒈𝑿𝟏 −𝑳𝒐𝒈𝑿𝒏 ]
𝟐
𝑺= √ ….(15)
𝒏−𝟏 Tabel 1. Data Curah Hujan Harian Maksimum
- Hitung Koefisien Skewness
∑𝒏 𝟐 Nama Stasiun
𝒊=𝟏[𝑳𝒐𝒈𝑿𝟏 −𝑳𝒐𝒈𝑿𝒏 ] No Tahun
𝑪𝒗 = √ (𝒏−𝟏)∗(𝒏−𝟐)∗𝑺𝟑
……………(16) Klepek Balen Kapas
Hitung logaritma data pada interval 1 2012 490 471 411
pengulangan atau kemungkinan prosentase yang 2 2013 487 469 406
dipilih.
3 2014 493 565 462
3. METODE PENELITIAN 4 2015 399 465 413
Tipe penelitian yang digunakan adalah 5 2016 446 358 401
tipe penelitian Observasi dan Pengumpulan data ( Sumber : Data dinas Pengairan Bojonegoro )
yaitu peneliti datang langsung ke wilayah studi
untuk mengamati dan meneliti kondisi yang ada, Perhitungan curah hujan harian
serta mencari dan mengumpulkan data yang maksimum rata-rata dimulai dengan
diperlukan. mengurutkan data curah hujan dari yang terbesar
Dengan menggunakan data yang ada ke yang terkecil pada tiap-tiap stasiun.
sesuai dengan yang sudah di teliti dan sesuai Perhitungan curah hujan Rata-rata daerah aliran
dengan pengumpulan data maka bisa dilakukan selanjutnya akan di sajikan dalam Tabel 2.
pengolahan data untuk kemudian di jadikan
suatu pedoman pada proses pembangunan dan Tabel 2. Perhitungan Curah Hujan Harian
pengembangan daerah sesuai dengan tujuannya Maksimum Rata-Rata
berdasarkan analisasecara teoritis dan empiris Sumber : Olah data
yang kemudian ditarik kesimpulan dari hasil Nama Stasiun Curah Hujan
N
analisa yang telah dilakukan. Klepe Bale Kapa
o Rata-Rata
k n s
3.1 Teknik Pengumpulan Data 1 493 565 462 506,667
Dalam memperoleh data untuk penelitian ini
2 490 471 413 458,000
dilakukan dengan mengumpulkan data – data
yang diperoleh dari data primer dan data 3 487 469 411 455,667
sekunder. 4 446 465 406 439,000
1. Data primer 5 399 358 401 386,000
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari dokumen – dokumen yang dapat 4.2 Analisa Frekuensi
dijadikan acuan dalam penelitian ini. Ada beberapa jenis distribusi statistik
yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya
3.2 Analisis data curah hujan rencana, seperti distribusi Gumbel,
Dalam penelitian ini, analisa data Log Pearson III, Log Normal, dan beberapa cara
dilakukan berdasarkan analisa data hidrologi lain. Metode–metode ini harus diuji mana yang
biasa dipakai dalam perhitungan. Pengujian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut melalui pengukuran dispersi. Untuk
4.1 Analisa Curah Hujan Rata-Rata melakukan pengukuran disperse
Perencanaan dam pengendali sedimen kali Untuk menghitung faktor-faktor tersebut
pacal ini menggunakan data curah hujan dari di perlukan Parameter – Parameter Perhitungan
stasiun yang berpengaruh pada daerah tersebut, faktor-faktor tersebut, yang disajikan dalam
yaitu : Tabel 3.

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2013 ISSN 1978 - 5658 18


Tabel 3. Parameter Uji Distribusi Statistik Dari Tabel 4 dapat dihitung faktor – faktor uji
distribusi sebagai berikut :
1. Harga rata –rata (𝑋 − )
13,253
𝐿𝑜𝑔𝑋 − = 𝑋𝑟 = = 2.651
5

2. Standart Deviasi ( Sx )
0.00726316
𝑆𝑥 = √ = 0.043
5−1

Sumber : Olah data 3. Koefisien Skewness ( Cs )


5 𝑥 − 0.00010394925
𝐶𝑠 = = −0,560
Dari Tabel 3 dapat dihitung faktor – faktor uji (5 − 1) ∗ (5 − 2) ∗ 0.0433
distribusi sebagai berikut :
1. Harga rata –rata (𝑋 − ) 4. Koefisien Curtosis ( Ck )
2245,333 5𝑥0,00002541430
𝑋 − = 𝑋𝑟 = = 449,067 𝐶𝑘 =
5 (5 − 1) ∗ (5 − 2) ∗ (5 − 3) ∗ 0.0433
2. Standart Deviasi ( Sx ) = 0.068
700.878,800 5. Koefisien Variasi
𝑆𝑥 = √ = 418,593
5−1
0.043
𝐶𝑣 = = 0,016
3. Koefisien Skewness ( Cs ) 2,651
5𝑥 − 582.131.247,876
𝐶𝑠 = Dari faktor – faktor diatas dapat ditentukan
(5 − 1) ∗ (5 − 2) ∗ 418,5933
= −3,307 metode mana yang bias dipakai, seperti
disajikan dalam Tabel 5.
4. Koefisien Curtosis ( Ck )
𝐶𝑘 Tabel 5. Hasil uji distribusi Statiktik
5 𝑥 486.288.994.052,309 jenis
= Syarat Perhitungan Kesimpulan
(5 − 1) ∗ (5 − 2) ∗ (5 − 3) ∗ 418,5933 Distribusi
= 1381,271 Normal Cs ≈ 0 Cs= -3,307 Tidak
Ck= Memenuhi
5. Koefisien Variasi Ck = 0 1381,271
418,593 Cs <
𝐶𝑣 = = 0.392 Gumbel 1,1396 Cs= -3,307 Tidak
449,067 Ck < Ck= Memenuhi
5,4002 1381,271
Tabel 4. Parameter Uji Distribusi Statistik Log
Memenuhi
dalam Log Pearson Cs ≠ 0 Cs= 0,560
Cs ≈
3Cv + Tidak
Log Cv² = Memenuhi
Normal 0,3 Cs=0,016
Sumber : Olah data

4.3 Uji Sebaran Metode Chi Kuadrat


Perhitungan :
K = 1 + 3,322 Log n = 1 + 3,322 log 5 =
3,322 ≈ 4
DK = K – ( R + 1 ) = 4 – ( 1+1 ) = 2

Sumber : Olah data

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2013 ISSN 1978 - 5658 19


Tabel 6. Nilai Kritis untuk Uji Chi Kuadrat nantinya dipergunakan untuk perhitungan debit
banjir rencana.
Dalam perencanaan dam pengendali
sedimen Kali Pacal, curah hujan rencana yang
dipakai adalah curah hujan rencana dengan
periode ulang 5 tahun Oleh karena itu dicari
curah hujan rencana untuk periode 5 tahun,
berdasarkan curah hujan rata – rata daerah aliran
yang sudah diketahui.
1. Distribusi Log Pearson Type III
Perhitungan curah hujan rencana dengan
metode Log Pearson III menggunakan
parameter – parameter statistik Parameter yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Sumber : Olah data Nilai Rata-Rata ( Log X ) = 2,651
Deviasi Standart ( Sx ) = 0,043
Untuk DK = 2, signifikan (a) = 5% maka dari Koefisien Skewness (Cs ) = 0,560
Tabel 6, harga X²Cr = 5,991.
∑𝑛 5 Harga K tergantung nilai Cs yang sudah didapat,
𝐸𝑓 = = = 1,25
∑𝐾 4 seperti terdapat pada Tabel 2.4, untuk Cs = -
0,734 dengan periode ulang 5 tahun, nilai k =
𝐾𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 𝐾𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 1,254 − 0,644 0,856.
∆𝑥 = =
𝐾−1 4−1 LogR = 2,651+(0,856*0,043)= 2,687
= 0,133 R = 486.587 mm

1 2. Perhitungan Debit Banjir Rencana


∆𝑥 = 0,067
2 Untuk menghitung debit banjir rencana
1 digunakan hasil perhitungan intensitas curah
𝑋𝑎𝑤𝑎𝑙 = [𝑅𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 − ∆𝑥]
2 hujan periode ulang 5 tahun. Besarnya debit
= ( 0,644 − 0,101 ) = 0,783 rencana dapat ditentukan berdasarkan besarnya
curah hujan rencana dan karakteristik daerah
Tabel 7. Hitungan X²Cr aliran sungai. Adapun data yang diperlukan
Nilai Batas Tiap ( Ef - Of ( Ef - Of )²/ adalah :
Kelas Ef Of )² Ef Luas DPS Kali Pacal (A) = 12,97 Km²
0,783 < Ri < Panjang Sungai ( L ) = 66 Km
0,850 1,25 2 0,5625 0,450 Kemiringan Sungai ( i ) = 0.0393
0,850 < Ri <
0.917 1,25 1 0,0625 0,050
0.917 < Ri <
3. Metode Harpes
0.983 1,25 1 0,0625 0,050 Metode Harpes digunakan pada luas DPS
0,983 < Ri < < 300 Km
1.050 1,25 1 0,0625 0,050 Rumus :
Jumlah 5 5 0,600
𝑸 =𝜶𝒙𝜷𝒙𝒒𝒙𝑨
Sumber : Olah data 𝒕 = 𝟎, 𝟏 𝒙 𝑳𝟎,𝟖 𝒙 𝒊−𝟎,𝟑𝟎
𝟏 + (𝟎, 𝟎𝟏𝟐 𝒙 𝑨𝟎,𝟕𝟎 )
𝒂=
Karena nilai X²Cr analisis < X²Cr ( 0.600 < 𝟏 + (𝟎, 𝟎𝟕𝟓 𝒙 𝑨𝟎,𝟎𝟕 )
5,991 ) maka untuk menghitung curah hujan 𝟏 𝒕 + (𝟑, 𝟕𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎,𝟒𝟎𝒕 ) 𝑨𝟎,𝟕𝟓
rencana dapat menggunakan distribusi Log =𝟏+ 𝒙
𝜷 𝒕𝟐 + 𝟏𝟓 𝟏𝟐
Pearson Type III.
Dimana :
4.4 Distribusi Curah Hujan Rencana Q = Debit banjir rencana pada periode
Analisis curah hujan rencana ini bertujuan tertentu ( m³/det )
untuk mengetahui besarnya curah hujan Α = koefisien limpasan air hujan
maksimum dalam periode ulang tertentu yang β = Koefisien pengurangan Luas Daerah

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2013 ISSN 1978 - 5658 20


hujan. b. Lamanya curah hujan = waktu
Q = Intensitas maksimum jatuhnya hujan konsentrasi dari DPS
rata-rata ( m³/det/km ) c. Puncak banjir dan intensitas curah
A = Luas Daerah Pengaliran sungai ( Km² ) hujan mempunyai tahun berulang
t = waktu konsentrasi hujan (jam) yang sama
L = Panjang sungai ( km ) d. Luas DAS < 300 Km²
I = Kemiringan Sungai Rumus :
𝐶𝑥𝐼𝑥𝐴
𝑄=
3,60
Perhitungan :
Dimana :
𝑡 = 0,1 𝑥 𝐿0,8 𝑥 𝑖 −0,30 C = Koefisien Limpasan air hujan
𝑡 = 0,1 𝑥 660,8 𝑥 0,0393−0,30 = 7, 539 jam
I = intensitas curah hujan selama waktu
1 + (0,012 𝑥 𝐴0,70 )
𝑎= konsentrasi (mm/jam)
1 + (0,075 𝑥 𝐴0,07 ) A = Luas Daerah Pengaliran (km²)
1 + (0,012 𝑥 12,970,70 ) Q = Debit maksimum (m³/det)
𝑎= = 0,739
1 + (0,075 𝑥 12,970,07 )
1 𝑡 + (3,70 𝑥 100,40𝑡 ) 𝐴0,75 Intensitas dihitung menggunakan rumus
=1+ 𝑥
𝛽 𝑡 2 + 15 12 Mononobe :
1 7,539 + (3,70 𝑥 10 0,40𝑡
) 12,970,75 𝑅24 24 2/3
=1+ 𝑥 𝐼= 𝑥( )
𝛽 7,5392 + 15 12 24 𝑡𝑐
= 5,849 Dimana :
𝛽 = 2,925 R = hujan maksimum (mm)
Untuk t < 2 jam digunakan rumus : tc = waktu konsentrasi (mm/jam)
𝑡 ∗ 𝑟
𝑟= waktu konsentrasi dihitung menggunakan rumus
𝑡 + 1 − 0,0008(260 − 𝑅 )(2 − 𝑡)2
yang dikembangkan oleh Kirpich(1940), yang
Untuk t > 2 jam digunakan rumus : dapat ditulis sebagai berikut :
𝑡∗𝑅 𝑡𝑐 = 0,0133𝐿 𝑥 𝑖 −0,6
𝑟= Dimana :
𝑡−1
𝑟 tc = waktu konsentrasi (mm/jam)
𝑞= L = Panjang sungai (km)
3,6 ∗ 𝑡
S = kemiringan sungai
Dimana :
R = curah hujan periode ulang tertentu (mm) Data :
Dari perhitungan t diatas di dapat nilai : A = 12,97 Km²
t= 2,466 > 2 jam maka : L = 66 Km = 66.000 m
R100 = 486,587 mm
7,539 ∗ 486,587 S = 0,0393
𝑟= = 429,603 𝑡𝑐 = 0,0133𝐿 𝑥 𝑖 −0,6
7,539 + 1
429,603 = 0,0133 𝑥 66 𝑥 0,0393−0,6
𝑞= = 15,829 = 6,120 jam
3,6 ∗ 7,539
Intensitas hujan dapat dihitung setelah
𝑄=𝛼𝑥𝛽𝑥𝑞𝑥 tc didapat :
= 0,739 𝑥 2,925 𝑥 15,829 𝑥 𝑅24 24 2/3
= 443,678 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡 𝐼= 𝑥( )
24 𝑡𝑐
486,587 24 2/3
4. Metode Rasional 𝐼= 𝑥( )
24 6,120
Metode ini digunakan anggapan bahwa 𝐼 = 50,417 𝑚𝑚
DPS memiliki :
a. Intensitas curah hujan merata 4.5 Koefisien Limpasan ( C ) :
diseluruh DPS dengan durasi Angka koefisien limpasan merupakan
tertentu. indikator apakah suatu DAS telah mengalami
gangguan. Besar kecilnya nilai C tergantung

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2013 ISSN 1978 - 5658 21


pada permebilitas dan kemampuan tanah dalam Α = koefisien limpasan air hujan
menapung air. Nilai C yang besar menunjukkan β = Koefisien pengurangan Luas
bahwa banyak air hujan yang menjadi limpasan. Daerah hujan.
Koefisien lipasan permukaan pada kajian ini q = intensitas maksimum jatuhnya
dihitung berdasarkan pola penggunaan lahan hujan rata-rata ( m³/det/km )
hasil inventarisasi dari Sub Balai Rehabilitasi A = Luas Daerah Pengaliran sungai
Lahan dan Konversasi Tanah pada tahun 2014. (Km²)
Karena tata guna lahan di DPS Kali Pacal t = waktu konsentrasi hujan (jam)
termasuk campuran, maka nilai tetapan C L = Panjang sungai ( km )
diberikan bobot (weighted) untuk memperoleh I = Kemiringan Sungai
nilai rata-rata tertimbang. Perhitungan
selengkapnya disajikan dalam Tabel 8. Perhitungan:
108 + 750𝐴
Tabel 8. perhitungan Koefisien Limpasan © di 𝛽=
150 + 𝐴
DPS Kali Pacal 108 + 750𝑥12,97
Penggunaa Cx%lua 𝛽= = 14,235
N n Luas %luas C s
150 + 12,97
o (km² nF = 1036,2 Km²
Lahan ) (%) q = 4,3 m³/km²/det
Hutan 0.2 5
1 Alam 1,25 9,638 5 2.409
𝑣 = 1,31√𝛽. 𝑞. 𝐴. 𝑖 2
5
Hutan 𝑣 = 1,31√0,52.4,3.12,97. 0,03932
2 Industri 0,65 5,012 0.3 1.503 = 0,704 𝑚/𝑑𝑒𝑡
0.2 1000𝐿
3 Pemukiman 4,62 35,620 5 8.905 𝑇=
4 Sawah 6,45 49,730 0.2 9.946 3600𝑣
12,9 100.00 1000𝑥66
7 0 22.764 𝑇= = 12,904 𝑗𝑎𝑚
3600.0,704
Sumber : Olah data 𝑅𝑡 = 0,41𝑅24
Perhitungan debit banjir dengan Metode 0,41𝑥2000
Rasional 𝑞= = 4,294
𝐶𝑥𝐼𝑥𝐴 3,6𝑥12,904
𝑄= = 4,3 m³/km²/det cocok dengan yang diatas.
3,60 486,587
𝑄 = 0,52 𝑥 14,235 𝑥 4,3 𝑥 12,97 𝑥
2,276 𝑥 50,417 𝑥 12,97 486,587
𝑄= = 412,823 m³/detik
3,60
𝑄 = 413,495 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡 Dari hasil perhitungan metode-metode
sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan
Metode Melchior digunakan untuk DAS > 100 seperti pada Tabel 9.
Km
Rumus : Tabel 9. Debit banjir yang dipakai
𝑄=𝛼𝑥𝛽𝑥𝑞𝑥𝐴 Debit Banjir 5 Tahun
108 + 750𝐴 metode
𝛽= ( m³/detik
150 + 𝐴
1000𝐿 Harpes 443,678
𝑇=
3600𝑣 Rasional 413,495
5
𝑣 = 1,31√𝛽. 𝑞. 𝐴. 𝑖 2 Melchoir 412,824
𝑛𝐹 = 1/4𝜋𝑎𝑏 = ¼ x 3,14 x 20 x 66 = 1036,2 Sumber : Olah data
km²
α = 0,52 Debit Banjir yang digunakan adalah
tertinggi yaitu dari perhitungan Metode Harpes
Dimana : yaitu Q5 = 443,678 m³/det. Untuk perencanaan
Q = Debit banjir rencana pada periode dam pengendali sedimen Kali Pacal digunakan
tertentu ( m³/det ) Qdesign = 444 m³/det.

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2013 ISSN 1978 - 5658 22


5. KESIMPULAN 6. DAFTAR PUSTAKA
5.1 Kesimpulan [1] si. M. Mac Donald Partners, Buku Panduan
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh Pelaksanaan O & P Pengairan”Proyek Irigasi
bahwa perhitungan dengan metode Harpes Jawa Timur : Dirjen Pengairan Dep. PU
diketahui bahwa debit banjir 5 Tahun adalah Tahun.1984
[2] Erman Mawardi. Desain Hidraulik Bangunan
443,678 m³/detik, metode Rasional
Irigasi Alfabeta : Dipl. AIT Bandung.2007
menghasilkan 413,495 m³/detik dan metode [3] Imam Subarkah “Hidrologi, untuk Perencanaan
Melchoir menghasilkan 412,824 m³/detik. Bangunan Air”, Idea Dharma Bandung 1980.
[4] Mansoer. Syamsudin. Perencanaan Teknis
5.2 Saran Rehabilitasi Jaringan Irigasi (Saluran dan
Dilihat dari keadaan diatas perencana Bangunan).: Dipl. HE Pelatihan PISP Bandung
mempunyai saran – saran sebagai berikut : April. 2008
1. Pengelolaan check dam hendaknya [5] Roestam Sjarief, Ph. D, Edisi II “Pengelolaan
dilakukan secara terintegrasi. Sumber Daya Air Terpadu“ ANDI Yogyakarta
2. Hendaknya dilakukan perencanaan check , ISBN : 978- 979 -29-0239-6
dam secara menyeluruh.

REKAYASA SIPIL / Volume 13, No.1 – 2013 ISSN 1978 - 5658 23

Anda mungkin juga menyukai