Noer Hidayati 1
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
papul atau papulovesikel yang bergabung membentuk plak numuler dengan batas
bagian tubuh yang paling sering terkena adalah dorsum tangan, ekstremitas
bawah, permukaan ekstensor lengan, lengan atas, tungkai dan kaki (Halberg,
paling sering terjadi pada umur dekade enam sampai tujuh dan biasa terjadi pada
laki-laki. Puncak distribusi umur yang lebih kecil terjadi pada dekade kedua
sampai ketiga, yang berhubungan dengan dermatitis atopik dan paling sering pada
wanita (Miller, 2011). Prevalensi seluruh bentuk dermatitis adalah 18 per 1000
kasus, meliputi dermatitis atopik 7 per 1000, hand eczema, dishidrosis dan
dermatitis numularis terdapat pada kira-kira 2 per 1000 kasus (Goh dkk, 1993).
dermatitis endogen terbanyak kedua setelah dermatitis atopi yakni sebanyak 315
Sardjito Yogyakarta insidensi dermatitis numularis pada tahun 2010 dan 2011
(Burton, 2004). Meski etiologi dermatitis numularis belum jelas, beberapa studi
umum varian dermatitis atopik atipikal baik pada anak-anak maupun dewasa
sebagai pola penting gambaran dermatitis atopik dan hal tersebut bisa
HUBUNGAN KADAR IgE TOTAL SERUM DENGAN DERMATITIS NUMULARIS
Noer Hidayati 3
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
berhubungan atau tidak dengan kadar IgE total, adanya IgE spesifik dan riwayat
tergantung pada multiplisitas gen, ekspresi penyakit yang dipengaruhi oleh faktor-
untuk peningkatan kadar antibodi IgE terhadap satu atau lebih berbagai antigen
(Sijércic dkk, 2010). Riwayat atopi diri dan keluarga terdapat pada 50 pasien
(50%) , sedangkan riwayat atopi pada keluarga terdapat pada 38 pasien (38%) dari
riwayat atopi pada diri maupun keluarga. Kruger dkk (1971) menggambarkan
dengan kadar IgE dermatitis atopik derajat ringan sampai sedang, meskipun
didapatkan rerata kadar IgE dermatitis numularis lebih rendah dibanding dengan
dermatitis atopik secara keseluruhan. Terjadi peningkatan kadar IgE total ( ≥ 295
kronik pada dermatitis atopik dan dermatitis eksematosa lainnya (Galli dan Tsai,
2012). Secara eksperimental lesi kulit eksematosus tidak dapat diinduksi hanya
dengan IgE yang memediasi reaksi tipe cepat. Lesi eksematosus dihasilkan oleh
sel yang memediasi reaksi kontak alergi dan akhirnya sensitivitas terhadap
berbagai alergen lingkungan seperti pada dermatitis atopik (Tanaka dkk, 1994).
Reaksi alergi dapat terjadi sebagai reaksi segera, reaksi fase lanjut dan
inflamasi alergi kronik. Jaringan inflamasi berisi eosinofil dan sel T (khususnya
sel Th2). Eosinofil dapat mengeluarkan beberapa mediator (misal Major Basic
berulang juga peningkatan level IgE spesifik. menyebabkan produksi IL-4 dan
1997).
Pada fase akut reaksi predominan Th2 yang telah diamati berubah menjadi
yang berkaitan Th1 (IFNγ dan IL-2) berjumlah banyak (Bieber, 2010). Interferon
B. Pertanyaan Penelitian
Apakah terdapat hubungan antara kadar IgE total serum dengan dermatitis
numularis ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar IgE total
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui hubungan antara kadar IgE total
Bila kadar IgE total terbukti meningkat pada dermatitis numularis maka
E. Keaslian Penelitian
berdasarkan pencarian data pada mesin pencari Pubmed, Science Direct dan
Ebsco dengan menggunakan kata kunci nummular eczema, discoid eczema dan
level IgE didapatkan beberapa jurnal dengan metode penelitian dan populasi yang
berbeda.
Sejauh yang diketahui oleh penulis, belum ada penelitian mengenai hubungan