Anda di halaman 1dari 56

BLOK REPRODUKSI 3 Makassar, 19 Maret 2019

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN


RSIA SITTI KHADIJAH 1 DAN RS IBNU SINA YW-UMI

Kelompok 12

Ayu Ulfiah Azis 11020160102


Nur Fitriany Lihawa 11020160110
Firmandi AS H Saleh 11020160112
Ida Putri Ihsani 11020160122
Aulia Pratiwi Nurul Suci 11020160132
Marwa Amrang 11020160142
Siska Wulandari 11020160152
M. Hamzah Rizal Kunu 11020160159
Syapitri Syamsul 11020160162

Dosen Pembimbing :

dr. Anna Sari Dewi, Sp.OG (K), M.Kes

Dr. dr. H. Nasrudin Andi Mappaware, Sp. OG (K), MARS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehamilan adalah hal yang fisiologis yang dialami oleh wanita dalam usia
reproduksi yang normal, selama kehamilan itu tidak menyebabkan terjadinya
kematian maupun kesakitan pada ibu akan janin yang dikandungnya namun
penyebabnya suatu komplikasi maka penanganan secara cepat dan tepat sangat
diperlukan guna menyelamatkan ibu dan janin yang dikandungnya.

Kehamilan membutuhkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu, serta


perubahan sosial didalam keluarga. Jarang seorang ahli medik terlatih yang begitu
terlibat dalam kondisi biasanya sehat dan normal. Maka kehamilan ini merupakan
suatu tugas yang tidak biasa bagi keluarga. Dalam memberikan dukungan pada
ibu serta memantau perubahan fisik yang dialami oleh ibu serta menatalaksanakan
setiap kondisi yang dialami oleh ibu.

Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah maka


pemikiran tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan dan asuhan antenatal merupakan cara
sangar penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal, ibu hamil mungkin untuk mendapatkan pelayanan yang tepat
dan optimal asuhan antenatal.

Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah perubahan-perubahan yang


terjadi pada ibu hamil masih dalam batas normal atau tidak. Oleh karena itu
disusunlah laporan mengenai observasi lapangan Blok Reproduksi ini.

2
1.2 PROFIL RUMAH SAKIT
Nama : RSIA Sitti Khadijah 1
Alamat : Jl.R.A Kartini No.15-17, Makassar
No.Telepon : 0411 884 585

2. Nama : RS IBNU SINA YW-UMI


Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Km. 5 No. 264 Kota Makassar
Sulawesi Selatan 90231
No Telepon : 0411- 452917

3
BAB II

GAMBARAN KEGIATAN OBSERVASI

1.1 GAMBARAN UMUM


Kegiatan Observasi Lapangan kami berlangsung pada tanggal 4 dan 11
Maret 2019. Secara keseluruhan proses observasi kami terlaksana dengan baik
dan interaktif didukung oleh dokter pembimbing kami yang begitu telaten dalam
mendidik, membimbing dan memotivasi kami, begitu juga teman-teman
kelompok yang begitu tertib dalam mengikuti seluruh kegiatan dan pasien-pasien
kami yang menerima kedatangan kami dengan baik begitu juga faktor-faktor
pendukung lain seperti kakak co-ass, perawat, dan bidan yang semakin membuka
pengetahuan dan wawasan kami. Berikut rincian kegiatan kami :
a. Senin, 4 Maret 2019, pukul 08.00 WITA, kami melapor kepada dokter yang
menjadi pembimbing observasi lapangan kami dan pihak Rumah Sakit Ibnu
Sina untuk meminta izin melakukan kegiatan observasi lapangan.
b. Jumat, 8 Maret 2019, pukul 04.00-08.00 WITA, kami melakukan observasi
kegiatan Intranatal Care di Ruang Bersalin lantai 2 Ibnu Sina
c. Senin, 11 Maret 2019, pukul 08.00 WITA, kami melapor kepada dokter yang
menjadi penanggung jawab observasi lapangan kami dan pihak Rumah Sakit
Ibu dan Anak Sitti Khadijah 1 Makassar untuk meminta izin melakukan
kegiatan observasi lapangan.
d. Senin, 11 Maret 2019, pukul 09.00-12.00 WITA, kami melakukan observasi
kegiatan Antenatal Care di Ruang Poli Obgin lantai 2 RSIA Sitti Khadijah
e. Senin, 11 Maret 2019, pukul 08.00-12.00 WITA, kami melakukan observasi
kegiatan Postnatal Care di ruang nifas lantai 1 RSIA Sitti Khadijah.

4
1.2 GAMBARAN KHUSUS
1. ANTENATAL CARE
Kasus 1
I. Anamnesis
1) Identitas Pasien
Nama : Ny.F
Umur : 36 Tahun
Alamat : Jl.Masjid Baiturrahman
Pekerjaan : IRT
2) Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan sakit perut bagian bawah tembus
kebelakang dan keputihan
3) Riwayat Menstruasi
HPHT : 17 Juni 2018
4) Riwayat Perkawinan
Pasien menikah satu kali.
5) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Sebelumnya
Riwayat kehamilan G3P2A0 (kehamilan ketiga, 2 kali partus, dan tidak
pernah abortus) dengan riwayat persalinan sebelumnya normal.
6) Riwayat Kehamilan Sekarang
Saat ini umur kehamilan memasuki 36 minggu 6 hari.
7) Riwayat Penyakit Terdahulu
Tidak ada riwayat penyakit terdahulu pada ibu
8) Riwayat Penyakit Keluarga
Suami ada riwayat hipertensi
9) Riwayat Khusus Obstetri Ginekologi
Riwayat khusus obstetri ginekologi adalah pasien pernah partus normal
2x dan sehat, tidak ada riwayat abortus dan sedang hamil anak ke-3.
10) Riwayat Sosial Ekonomi
Status sosial dan ekonomi pasien cukup

5
II. Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis
a. Status Generalisata
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis GCS 15 ( E4M6V5 )
b. Gizi
BB : 56 kg
TB :155 cm
IMT : 23,3 (Status Gizi Overweight)
c. Tanda Vital
Nadi : 92 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
TD : 130/80 mmHg
Suhu Tubuh : 37,5O C
2. Pemeriksaan Khusus Obstetrik
1) Inspeksi
Perut membesar kesamping, tidak tampak gerakan janin ataupun
kontraksi rahim, terdapat striae gravidarum.
2) Palpasi :
1. Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus:
Kehamilan 36 minggu : setinggi Processus Xyphoideus
1) Leopold 1 : TFU setinggi Processus Xyphoideus; TFU =39 cm,
LP=101 cm, T Taksiran Berat Janin (TBJ) : Tinggi Fundus
Uteri (cm) x Lingkar Perut (cm) =39 cm x 101 cm = 3.939 gr.

6
2) Leopold 2 : Letak punggung kiri ibu (PUKI)

3) Leopold 3 : Bagian Janin yang terletak dibawah adalah kepala

7
4) Leopold 4 : Bergerak atas panggul, kepala belum masuk (BAP)

3) Auskultasi
Auskultasi dilakukan dengan stetoskop Laennec yang ditempelkan
di daerah punggung janin.
Hasil : Denyut Jantung Janin (DJJ) : 135 kali/menit (Normal)

8
LAMPIRAN GRAVIDOGRAM

9
III. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)


1) Gravid tunggal hidup intrauterin
2) Presentasi kepala, punggung kiri
3) Plasenta letak di corpus lateralis dextra
4) AFI : Kesan cukup
5) Estimation Fetal Weight (EFW) : 3089 gram
6) Gstational Age (GA) : 36 minggu 6 hari
7) Femur Length (FL) : 7,18 cm
8) SDP : 4,7

LAMPIRAN HASIL USG

10
2. INTRANATAL CARE
A. FISIOLOGIS
Tanggal : 08 Maret 2019
Seorang wanita usia 25 tahun G2P0A1 datang ke Rumah Sakit Ibnu Sina
Makassar pada pukul 17.00 WITA. HPHT 13 Juni 2018 dan Taksiran partus: 20
Maret 2019

Kala I (PUKUL 10.15 WITA)


a) Keluhan Utama : Nyeri perut tembus kebelakang dan mules
b) Pemeriksaan fisis :
 Status generalis : sakit sedang, Gizi cukup, Compos mentis
 Status emosional baik
 Tanda vital : - tekanan darah 100/60 mmHg
- nadi 80x / menit
- suhu 36,6 °C
- pernafasan 20 x/ menit
c) Pemeriksaan Luar :
 Leopold I : Teraba bagian janin yang bulat dan lunak pada fundus
uteri dengan tinggi fundus uteri 30 cm, Lingkar pinggang 80 cm
 Leopold II : Teraba punggung pada sisi kiri dan bagian-bagian kecil
pada sisi kanan
 Leopold III : Teraba bagian janin yang bulat dan keras (kepala)
 Leopold IV : Teraba bagian bawah janin sudah masuk BDP, 1/5, HIS
: 3x10 dalam 30-35 detik, DJJ : 140 x/menit, Gerak (-), Perdarahan (+),
TBJ: 30x80 = 2400 gram
 DIAGNOSIS: G2P0A1. Gravid aterm 38 minggu 2 hari, inpartu Kala I
Fase laten

11
Kala II (PUKUL 07.00 WITA)
 Ketuban pecah spontan dan berwarna jernih
 Pemeriksaan Luar :
HIS 3X10 menit dalam 30-35 detik
DJJ 140X/menit
Perlimaan 3/5
 Pemeriktsaan dalam vagina:
1. Vulva dan vagina : terasa hangat dan lembab
2. Portio :
3. Serviks : tidak ada tahanan atau massa
4. Ketuban :
5. Presentase : kepala
6. Penurunan : hodge 3
7. Penumbungan :
8. Molase :
9. Kesan panggul :
10. Pelepasan :

PADA PUKUL 07.30


 Dengan HIS yang adekuat dan kekuatan meneran ibu lahir bayi :
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Berat Bayi : 2510 gram
- Panjang Bayi : 47 cm
- Apgar Score : 8/10
 Membantu ibu membersihkan jalan nafas
 Cek TFU
 Injeksi oxytosin 10 cc
 Jepit, Potong, Rawat Tali Pusat
DIAGNOSIS: G2P0A1, Gravid Aterm, Inpartu Kala II

12
Kala III (PUKUL 07.35 WITA)
• Lahir Placenta, selaput placenta, Kotiledon dengan Lengkap
• Tali pusat putih, licin, dan terpilin
• Panjang 48 cm
• Ruptur Perineum tingkat II
• Massage uterus
• Cek robekan, kontrol perdarahan
• Perdarahan ± 100 cc
• Jahit perineum

Kala IV (PUKUL 07:30 WITA)

1 07.40 110/70 80 36,5 Sepusat Baik Kosong ± 50 cc

07.55 110/70 80 36,5 Sepusat Baik Kosong ± 15 cc

08.10 110/70 80 36,5 Sepusat Baik Kosong ± 15 cc

08.25 110/70 80 36,5 Sepusat Baik Kosong ± 15 cc

2 08.40 110/70 80 36,5 Sepusat Baik Kosong ± 15 cc

08.55 110/70 80 36,5 Sepusat Baik Kosong ± 15 cc

I.Konsep Dasar INC


Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalamuterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan merupakan
serangkaian kejadian yang berakhirdengan pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul denganpengeluaran plasenta dan selaput ketuban
janin dari tubuh ibu.Persalinan dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I, serviks
membuka sampai terjadipembukaan 10 cm, disebut juga kala pembukaan. Proses
membukanya serviks sebagai akibat hisdibagi dalam 2 fase, yaitu:

13
1. fase laten; dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaanserviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks membuka
kurang dari 4 cm, danpada umumnya berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2. fase aktif; frekuensi dan lama kontraksi akan meningkat secara bertahap,
dari pembukaan4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, dan
terjadi penurunan bagianterbawah janin.Kala II disebut pula kala pengeluaran
dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap danberakhir ketika janin sudah
lahir. Kala III atau kala uri, mulai segera setelah janin lahir danberakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala IV dimulai dari
lahirnyaplasenta dan lamanya 2 jam (2 jam post partum), dimana kita
mengamati apakah terjadiperdarahan postpartum.

PARTOGRAF
Partograf adalah form pencatatan persalinan, untuk menilai keadaan ibu,
janin dan seluruh proses persalinan. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika
ada penyimpangan atau masalah dari persalinan, sehingga menjadi partus
abnormal dan memerlukan tindakan bantuan lain untuk menyelesaikan persalinan.
Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode
yangmenggambarkan berbagai parameter untuk menilai kemajuan
persalinan.Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter (vertikal)
terhadap garis perjalananwaktu (horisontal). Partograf dimulai pada pembukaan 4
cm atau fase aktif dengan HIS yang adekuat (HIS minimal 3 dalam 10 menit
dengan lama lebih 40 detik). Partograf digunakan untuk semua ibu dalam fase
aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan.
Dengan partograf WHO dapat dinilai kapan diperlukan tindakan untuk
menyelesaikan
proses persalinan dengan :
1) perlu/tidaknya dirujuk,
2) perlu/tidaknya induksi infus oksitosin, dan
3) perlu/tidaknya operasi seksio sesarea.

14
Garis Waspada/Tindakan
1) daerah sebelah kiri garis waspada merupakan garis observasi
2) daerah di antara garis waspada dan garis tindakan merupakan daerah perlu
pertimbangan untuk merujuk atau mengambil tindakan,
3) daerah di sebelah kanan garis tindakan adalah daerah harus segera bertindak.

Partograf tidak perlu diisi bila:


1. Masuk dengan kala 2
2. Seksio sesar primer

Yang harus dicatat pada partograf adalah :


1. Frekuensi denyut jantung janin
Normal antara 120-160 kali per menit. Laporan dengan memberi tanda titik pada
form grafik sesuai frekuensi jantung pada garis waktu.
2. Selaput / cairan ketuban
Dinilai apakah selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, jika sudah pecah dan
keluar dinilai warna cairan ketubannya. Kode dengan huruf :
U : selaput ketuban utuh, J : selaput pecah, air ketuban jernih, M : air ketuban
bercampur mekonium, D : air ketuban bernoda darah, K : tidak ada cairan
ketuban/kering.
3. Moulage kepala janin
Diraba fisura antara tulang-tulang kepala, dilaporkan dalam angka :
0 : sutura terpisah, 1 : sutura yang tepat/bersesuaian, 2 : sutura tumpang tindih
tetapi dapat diperbaiki, 3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
4. Pembukaan serviks
Kode dengan tanda silang (X) pada form grafik sesuai pembukaan serviks pada
garis waktu. Fase aktif sekitar 7 jam, dengan perhitungan atau harapan membuka
1 cm setiap jam sampai lengkap. Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam.
5. Penurunan presentasi (pada persalinan normal : kepala) janin

15
Dapat dari pemeriksaan Leopold saja maupun dari konfirmasi pemeriksaan dalam,
dinilaidalam berapa perlimaan bagian kepala janin yang masih berada di luar pintu
atas panggul (5/5belum masuk, sampai 0/5 sudah masuk).

Gambar 3 . Penurunan presentasi kepala


Kepala disebut "engaged" bila bagian terbesar kepala sudah masuk pintu atas
panggul.
6. His
Diperiksa dengan meraba dinding rahim di atas umbilikus setiap 30 menit.
Frekuensi dihitung berapa kali dalam per 10 menit dan berapa lama kontraksinya.
Hasilnya digambarkan pada form grafik his sesuai garis waktu pemeriksaan.
Gambar isi kotak sesuai jumlah/frekuensi : isi kotak dengan titik-titik untuk lama
kurang dari 20 detik, dengan arsir garis untuk lama 20-40 detik, dan dengan blok
untuk lama lebih dari 40 detik.
7. Obat-obatan/cairan yang digunakan
Dituliskan dalam kolom obat/cairan yang digunakan sesuai garis waktu.
8. Pemeriksaan tanda vital ibu
Tekanan darah (dengan panah atas bawah untuk sistolik diastolik) dicatat setiap 4
jam, nadi (titik) setiap 30 menit, suhu (derajat Celcius) setiap dua jam.
9. Urine
Jumlah (cc), proteinuria (+/- ), aseton. Jika memungkinkan, untuk tujuan praktis,
gunakan kertas celup berbagai indikator (strip-test) : dapat juga mendeteksi pH,
glukosa, bilirubin, leukosit-esterase dan sebagainya, dalam satu kali pemeriksaan
kertas yang dicelupkan.
10.Hidrasi
Jumlah (cc) minuman yang diminum ibu.
11.Hemoglobin (Hb) : Hasil pemeriksaan Hb ketika ibu masuk.

16
3. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
A. Apgar Score
Skor Apgar atau nilai Apgar ( Apgar score) adalah sebuah metode yang
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai
sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru
lahir sesaat setelah kelahiran. Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi
mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana
pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.
Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir
menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua.
Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka
nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai
singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit,
denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk
mempermudah menghafal.
Tabel Apgar Score

17
1. Appearance ( warna kulit )

Nilai 2= warna kulit tubuh, tangan, dan kaki normal merah muda, tidak ada
sianosis.

2. Pulse (Denyut jantung)

Nilai 2= >100 kali / menit

18
3. Grimace ( Respon Refleks )

Nilai 2= meringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran nafas

4. Activity ( Tonus Otot )

Nilai 2= bergerak aktif

19
5. Respiration ( Pernafasan)

Nilai 2= menangis kuat, pernapasan baik dan teratur

Kesimpulan :
Setelah melakukan observasi penanganan bayi baru lahir didapatkan hasil dari
Apgar Score adalah 10 yang berarti bayi dalam kondisi normal.

20
B. Ballard Score
Sistem penilaian ini dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard, MD untuk
menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan
fisik. Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window, arm recoil, sudut
popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver. Penilaian fisik yang diamati adalah
kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan genitalia.

1. Penilaian Maturitas Neuromuskular


a. Postur
Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan
adanya tahanan saat otot diregangkan (Gambar II.3). Ketika pematangan
berlangsung, berangsur-angsur janin mengalami peningkatan tonus fleksor pasif
dengan arah sentripetal, dimana ekstremitas bawah sedikit lebih awal dari
ekstremitas atas. Pada awal kehamilan hanya pergelangan kaki yang fleksi. Lutut
mulai fleksi bersamaan dengan pergelangan tangan. Pinggul mulai fleksi,
kemudian diikuti dengan abduksi siku, lalu fleksi bahu. Pada bayi prematur tonus
pasif ekstensor tidak mendapat perlawanan, sedangkan pada bayi yang mendekati
matur menunjukkan perlawanan tonus fleksi pasif yang progresif.
Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa
menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi nyamannya. Jika bayi
ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari ekstremitas dengan
memfleksikan jika ekstensi atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan bayi
menemukan posisi dasar kenyamanannya. Fleksi panggul tanpa abduksi
memberikan gambaran seperti posisi kaki kodok.

21
b. Square Window
Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan
ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa
meluruskan jari-jari bayi dan menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari
dengan lembut. Hasil sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari
preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °,
dan 0 °.

22
C. Arm Recoil
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan
mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm
recoil dilakukan dengan cara evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan
bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu
rentangkan kedua lengan dan lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan.
Skor 0: tangan tetap terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 °,
Skor 2: fleksi parsial 110-
140 °, Skor 3: fleksi parsial 90-100 °, dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh.

d. Popliteal Angle
Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan
menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring
telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut
tertekuk penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki
satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha

23
dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada paha belakang, karena
hal ini dapat mengganggu interpretasi.
Kaki diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi. Ukur
sudut
yang terbentuk antara paha dan betis di daerah popliteal. Perlu diingat bahwa
pemeriksa harus menunggu sampai bayi berhenti menendang secara aktif sebelum
melakukan ekstensi kaki. Posisi Frank Breech pralahir akan mengganggu
manuver ini untuk 24 hingga 48 jam pertama usia karena bayi mengalami
kelelahan fleksor berkepanjangan intrauterine. Tes harus diulang setelah
pemulihan telah terjadi

e. Scarft Sign
Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi
berbaring telentang, pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh
dan mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu

24
jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Siku mungkin perlu
diangkat melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan
meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan
dengan angka pada lembar kerja, yakni, penuh pada tingkat leher (-1); garis aksila
kontralateral (0); kontralateral baris puting (1); prosesus xyphoid (2); garis puting
ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral (4).

f. Heel to Ear
Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan
memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul.
Dengan posisi bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk,
tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada
permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat
ekstensi lutut ( bandingkan dengan angka pada lembar kerja). Penguji mencatat
lokasi dimana resistensi signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit

25
ketika berada pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2);
daerah pusar (3); dan lipatan femoralis (4).

2. Penilaian Maturitas Fisik


a. Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya
bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix
caseosa. Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau
mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan janin. Fenomena ini bisa
terjadi dengan kecepatan berbeda-beda pada masing-masing janin tergantung pada
kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum perkembangan lapisan epidermis
dengan stratum corneumnya, kulit agak transparan dan lengket ke jari pemeriksa.
Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi lebih halus, menebal dan
menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang akhir
kehamilan. pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan

26
mekonium dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan
kulit, menyebabkan mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, sepeti sebuah perkamen.

Nilai 4: perkamen, retak dalam,vena tidak tampak

b. Lanugo

Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme
prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada
usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu
dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28. Lanugo mulai menipis
dimulai dari punggung bagian bawah. Daerah yang tidak ditutupi lanugo meluas
sejalan dengan maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat di daerah
lumbosakral. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak ditutupi lanugo.
Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia gestasi tergantung
pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta pengaruh gizi.
Sebagai contoh bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo yang sangat
banyak. Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada daerah yang
mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari
punggung bayi.

27
Nilai 4= sebagian besar tanpa lanugo
c. Permukaan Plantar
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini
kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Namun
demikian penialaian dengan menggunakan skor Ballard tidak didasarkan atas ras
atau etnis tertentu. Bayi very premature dan extremely immature tidak
mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk membantu menilai maturitas fisik bayi
tersebut berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung
jari hingga tumit. Untuk jarak kurang dari 40 mm diberikan skor -2, untuk jarak
antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1.

Nilai 4= Nampak garis di seluruh telapak kaki

28
d. Payudara
Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat
stimulasi esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang
diterima janin. Pemeriksa menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya
bintik-bintik akibat pertumbuhan papila Montgomery. Kemudian dilakukan
palpasi jaringan mammae di bawah areola dengan ibu jari dan telunjuk untuk
mengukur diameternya dalam milimeter.

Nilai 4= areola tumbuh penuh, benjolan 5-10 mm.

e. Mata/Telinga

Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring


perkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas palpasi
ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah
kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga
ketika dilepaskan ke posisi semulanya.

29
Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan tetap terlipat ketika
dilepaskan. Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan
perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan palpebra
superior dan inferior dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi
extremely premature palpebara akan menempel erat satu sama lain. Dengan
bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu
sisi dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.

Nilai 4= kartilago tebal, kaku

f. Genital ( Wanita )

Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatus harus


diposisikan telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 45o dari garis
horizontal.Abduksi yang berlebih dapat menyebabkan labia minor dan clitoris
tampak lebih menonjol sedangkan adduksi menyebabkan keduanya tertutupi oleh
labia mayor.
Pada neonatus exstremely premature labia datar dan clitoris sangat
menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan perkembangan maturitas fisik,
clitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia minor menjadi lebih
menonjol.Mendekati usia kehamilan matur labia minor dan clitoris menyusut dan
cenderung tertutup oleh labia mayor yang membesar.

30
Labia mayor tersusun atas lemak dan ketebalannya bergantung pada
nutrisi intrauterine.Nutrisi yang berlebih dapat menyebabkan labia mayor menjadi
besar pada awal gestasi.Sebaliknya nutrisi yang kurang menyebabkan labia mayor
cenderung kecil meskipun pada kehamilan matur atau post matur dan labia minor
serta clitoris cenderung lebih menonjol.

Nilai 4 = Labia Mayor menutupi Labia Minor

31
Kesimpulan

Dari hasil observasi penanganan bayi baru lahir didapatkan:

 Ballard Score total nilai yang didapatkan 21


 Penilaian Maturitas Fisik total nilai yang didapatkan 24

Sehingga total score adalah 43 (41 Minggu 1 Hari)

32
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Segera setelah bayi dilahirkan dan tali pusat diikat, bayi diletakkan
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung pada kulit ibu. Bayi
diharuskan mendapatkan kontak kulit langsung dengan kulit ibu segera setelah
lahir selama paling sedikit satu jam atau lebih, bahkan hingga bayi dapat menyusu
sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil. Walaupun bayi telah berhasil
menghisap puting susu ibu dalam waktu kurang dari satu jam, bayi dianjurkan
tetap dalam posisi kontak kulit langsung dengan kulit ibu selama satu jam pertama
kehidupannya. Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya sendiri untuk mencari
puting susu dan melakukan IMD. Cara bayi mencari puting susu ibu untuk IMD
dinamakan breast crawl atau gerakan merayap mencari payudara. Penolong
persalinan diharapkan menunda semua prosedur lainnya seperti menimbang,
pemberian salep mata antibiotik, vitamin K yang harus dilakukan kepada bayi
yang lahir hingga proses IMD selesai dilakukan.

Dari hasil observasi, segera setelah ibu melahirkan, dilakukan Inisiasi


Menyusui Dini (IMD) pada bayi.

33
4. POST NATAL CARE
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa hamil
merupakan periode 6 minggu pasca persalinan, disebut juga masa involusi
(periode dimana system reproduksi wanita post partum kembali kepada
keadaannya seperti sebelum hamil). Di masyarakat Indonesia : periode 40 hari.
Perubahan Pada Masa Nifas / Pasca persalinan:
1. Uterus
Kontraksi uterus meningkat setelah bayi keluar. Hal ini menyebabkan iskemia
pada lokasi perlekatan plasenta (placental site) sehingga jaringan perlekatan antara
plasenta dan dinding uterus nekrosis dan lepas. Ukuran uterus mengecil kembali
(setelah 2 hari pasca persalinan setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu
masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil).
2. Serviks uteri
Involusi serviks dan segmen bawah uterus pasca persalinan berbeda dan tidak
kembali seperti pada keadaan sebelum hamil. Pada nulli para, ismus segmen
bawah uterus memiliki dinding sejajar (UU), kemudian setelah melahirkan
(parous), dinding menguncup (VV). Kanalis servikalis juga menjadi lebih lebar
dan longgar, sehingga ostium uteri eksternum tampak tidak lagi berupa titik atau
lingkaran kecil (seperti pada nullipara) tapi berupa garis horizontal agak lebar
(disebut parous cervix). Vaskularisasi uterus dan adneksa yang pada keadaan
hamil dan persalinan bertambah banyak, kembali berkurang sampai keadaan
seperti sebelum hamil.
3. Endometrium
Endometrium mengadakan regenerasi cepat, dalam waktu 2-3 hari sisa
lapisan desidua telah beregenerasi (lapisan sisi dinding uterus menjadi jaringan
endometrium baru, lapisan sisi kavum uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai
lokia). Regenerasi endometrium lengkap kembali sampai sekitar minggu ketiga
post partum. Kecuali pada daerah tempat perlekatan plasenta, terjadi thrombus
sehingga regenerasi agak lebih lama, sampai sekitar 6 minggu.

34
4. Salping/Tuba Falopii
Pada persalinan yang tidak bersih, sering terjadi infeksi asendens dan
menyebabkan salpingitis akut sampai 2 minggu post partum. Jika terjadi, hal ini
sangat menghambat proses involusi, sering sampai harus dilakukan salpingektomi
(dipotong).
5. Darah lokia
Lokia adalah cairan yang mengandung sisa jaringan uterus/bagian nekrotik
yang keluar. Sifat lokia berubah menurut tingkat penyembuhan luka. Pada 2 hari
pertama lokia berupa darah (lokia rubra atau kruenta), setelah 3-7 hari berwarna
merah kuning berisi darah dan lendir (lokia sanguinolenta), pada hari ke 7-14
menjadi berwarna kuning dan tidak berdarah lagi (lokia serosa), setelah 2 minggu
cairan menjadi putih (lokia alba). Lokia normal tidak berbau, jika berbau dicurigai
ada infeksi (lokia purulenta). Bila tidak ada yang keluar disebut lokiostasis.
6. Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
7. Dinding abdomen
Striae dan flabby yang terjadi pada kehamilan berkurang.
8. Saluran kemih
Kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada:
a. keadaan/status sebelum persalinan
b. lamanya partus kala 2 dilalui,
c. besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan.

Laktasi
1. Payudara / Mammae
Laktasi selama kehamilan tidak terjadi karena reseptor prolaktin diduduki
oleh estrogen yang berasal dari plasenta. Pasca persalinan terjadi penurunan kadar
estrogen yang bermakna, sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat
dapat mempengaruhi kelenjar mammae untuk menghasilkan air susu. Dengan
meningkatnya prolaktin, terjadi produksi air susu.

35
Sementara oksitosin menyebabkan kontraksi mammae yang membantu
pengeluaran air susu. Oksitosin juga berfungsi meningkatkan kontraksi uterus
sehingga membantu involusi. Setelah tercapai tingkat kontraksi tertentu, kadar
prolaktin dan oksitosin menurun kembali, sehingga produksi dan pengeluaran
berhenti.
Air susu ibu (ASI) mengandung lemak, protein dan kasein susu. Produksi
ASI sekitar 600-700 ml/hari. Sifatnya isotonic dengan plasma. Mengandung
protein alfa-lakto albumin dan beta-lakto globulin.
Colostrum adalah air susu pada masa-masa awal pasca persalinan (5 hari
sampai 4 minggu). ASI terdiri dari air, alfa-lakto albumin, laktosa, kasein, asam
amino, dan mengandung antibody terhadap kuman, virus dan jamur. Demikian
juga ASI mengandung growth factor yang berguna di antaranya untuk
perkembangan mukosa usus.
ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang
pertumbuhan bayi yang normal. Antibodi yang terkandung dalam air susu adalah
imunoglobulin A (IgA), bersama dengan berbagai system komplemen yang terdiri
dari makrofag, limfosit, laktoferin, lakto perisidase, lisozim, laktoglobulin,
interleukin sitokin dan sebagainya.
Produksi ASI dirangsang melalui "let down reflex" yaitu rangsang puting -
hipofisis - prolaktin – kelenjar susu. Demikian juga oksitosin akan keluar sebagai
hormon yang memompa mio epitel duktus mamaria. Pada saat menyusui mungkin
ibu merasakan ngilu/kontraksi di daerah uterus karena pengaruh oksitosin yang
meningkat juga terhadap uterus.

36
OBSERVASI MASA NIFAS

HARI 1

NO ASPEK PENILAIAN INTERPRETASI


1 Keadaan Umum Baik
2 Keluhan Tidak ada
3 Tekanan Darah (mmHg) 110/70 mmHg
4 Nadi (x/menit) 80x/menit
5 Pernapasan (x/menit) 20x/menit
6 Suhu (°C) 36,7°C
7 Mammae Membaik ( tidak ada mastitis, putting lecet,
putting rata, bengkak dan abses payudara)
8 Laktasi Lancar dan pasca persalinan bayi langsung
IMD
9 Fundus Uteri 2 jari dibawah umbilicus
10 Perineum Luka membaik dan Jahitan adekuat
11 Lokia Lokia kruenta
12 BAK Lancar
13 BAB Lancar
14 Terapi Cefadroxil 2x1
Asam Mefenamat 3x1
Ferro Sulfat 1x1
Metilergometrin 3x1

37
HARI 2

NO ASPEK PENILAIAN INTERPRETASI


1 Keadaan Umum Baik
2 Keluhan Tidak ada
3 Tekanan Darah (mmHg) 110/70 mmHg
4 Nadi (x/menit) 79x/menit
5 Pernapasan (x/menit) 21x/menit
6 Suhu (°C) 36,7°C
7 Mammae Membaik ( tidak ada mastitis, putting lecet,
putting rata, bengkak dan abses payudara)
8 Laktasi Lancar dan pasca persalinan bayi langsung
IMD
9 Fundus Uteri 2 jari dibawah umbilicus
10 Perineum Luka membaik dan Jahitan adekuat
11 Lokia Lokia kruenta
12 BAK Lancar
13 BAB Lancar
14 Terapi Cefadroxil 2x1
Asam Mefenamat 3x1
Ferro Sulfat 1x1
Metilergometrin 3x1

38
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Konsep Dasar Kehamilan


Definisi kehamilan
 Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
 Kehamilan (graviditas) adalah masa yang dimulai dengan konsepsi (perbuahan)
dan berakhir dengan permulaan persalinan.
 Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai jalan lahir, lama hamil
normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari, yang dihitung dari HPHT.

Klasifikasi kehamilan
a. Trimester I. Dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu
b. Timester II. Dari 12 minggu sampai 24 minggu
c. Trimester III. Dari bulan 24 minggu sampai 36 minggu

Penyebab terjadinya kehamilan


Kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek, sebagai berikut :
a. Ovum (sel telur)
Suatu sel dengan diameter  0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang
terapung-apung dalam vitelus diligkari zona pelusida atau korona radiata.
b. Spermatogoza
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti (nukleus), leher yang menghubungkan kepala dan bagian ekor yang
dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
c. Konsepsi
Suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba falopi, hanya satu
sperma yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum.
d. Nidasi
Masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium
lamanya kehamilan dimulai dari konsepsi sampai partus adalah kira-kira 280 hari
(40 mingu) dan lebih dari 300 hari (42 minggu). Kehamilan 37-42 minggu disebut

39
aterm, bila lebih dari 42 minggu disebut dengan postmatur, sedangkan kehamilan
28-36 minggu (prematur).

Tanda dan gejala kehamilan


1. Tanda diduga hamil
 Amenorrhea
 Mual (nausea) dan muntah (emesis)
 Ngidam
 Sinkope/pingsan
 Payudara tegang
 Miksi
 Konstipasi/obstipasi
 Pigmentasi kulit
 Epulis
 Penampakan pembuluh darah vena
2. Tanda tidak pasti
 Rahim membesar, sesuai UK
 Pada pemeriksaan dalam ditemukan :
- Tanda hegar : perlunakan ismush
- Tanda goodel : perlunakan serviks
- Tanda chadwick : warna keunguan
- Tanda piscasek : pembesaran perut yang asimetris
- Braxton hick : kontraksi karena peningkatan actomysin
pada usia kehamilan 8 minggu
- Teraba ballotemen
- Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif, sebagian kemungkinan positif atau
palsu

40
3. Tanda Pasti
 Gerakan janin dalam Rahim
 Denyut jantung janin
- Didengar dengan stetoschope mekanik, alat kardiotograf dan dopler.
- Dilihat dengan ultrasonografi.
- Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin.

Batasan usia kehamilan


a. Kehamilan sampai 22 minggu dengan berat janin 500 gr disebut abortus.
b. Kehamilan berumur 22-28 minggu dengan berat janin 500-1000 gr disebut imatur.
c. Kehamilan berumur 28-37 minggu dengan berat janin 1000-2500 gr disebut
prematur.
d. Kehamilan berumur 37-42 minggu dengan berat janin lebih dari 2500 gr disebut
aterm.
e. Kehamilan berumur lebih dari 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau
post date atau serotinus.

Perubahan fisiologis pada masa kehamilan


a. Sistem reproduksi
 Uterus
Uterus bertambah besar dari semula yang beratnya 30 gr menjadi 1000 gr.
Pembesaran ini disebabkan oleh hipertrofi dari otot-otot rahim, esterogen dan
progesteron mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan maupun fungsi
uterus.
 Serviks
Serviks menjadi lunak  8 minggu karena meningkatnya vaskularisasi,
oedema, dan hiperplasi dan kelenjar serviks. Pada akhir kehamilan memproduksi
mucus dengan sedikit darah (blood show).
 Ovarium
Sebelum kehamilan, ovarium tidak memproduksi sel telur, korpus luteum
tetap memproduksi hormon (kehamilan 10-12 minggu).

41
 Vagina
Esterogen menyebabkan mukosa vagina lebih gelap, sekresi vagina
berlebihan, karena darah ke vagina berlebihan maka disebut chadwick sign.
 Payudara
Adanya peningkatan esterogen dan progesteron sehingga payudara membesar
siap untuk laktasi, timbul tanda kehitaman, putting lebih kencang, areola lebih
besar diameternya menjaid 5-6 cm, folikel montgomery melebar dan timubl strie,
kolostrum keluar pada bulan kedua – keempat.
b. Sistem pernafasan
Secara umum perubahan pernafasan pada ibu hamil disebabkan oleh efek
mekanik dari unsur yang membesar, meningkatnya kebutuhan O2 total dan efek
rangsangan oleh progesteron. Konsumsi kebutuhan O2 meningkat  15-20%
volume udara pernafasan meningkat sampai 30-40 x/menit.
c. Sistem gastrointestinal
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat
menyebabkan:
 Pengeluaran air liur berlebih (hipersalivasi)
 Daerah lambung terasa panas
 Terjadi sakit/pusing kepala terutama pada pagi hari yang disebut “morning
sickness”
 Muntah berlebih sehingga menganggu kehidupan sehari-hari yang disebut
“hiperemesis gravidarum”.
 Progesteron menimbulkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan
obstipasi.
d. Sistem urinaria
Disebabkan oleh faktor nominal dan mekanis. Perubahan ini menimbulkan
permasalahan urinaria. Meskipun aliran darah ke ginjal meningkat, urine tambah
tidak diproduksi karena terjadinya peningkatan retensi Na dan air.
e. Sistem integumen
Kelenjar hipofise anterior yang dirangsang oleh kadar esterogen yang tinggi
akan meningkatan sekresi msit (me hophore stimulating hormon) yang akibatnya

42
bervariasi menurut warna kulit alami wanita tersebut. Pigmentasi ini berkurang
setelah melahirkan.
f. Sistem skeleton dan persendian
Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan terhadap titik pusat daya tarik
bumi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah untuk
mengimbangi pembesaran abdomen yang disebut “lordosis”. Jaringan ikat pada
persendian panggul akan melunak dalam persiapan untuk persalinan, morbilitas
dan persendian sakro iliaka akan bertambah sehingga rongga panggul menjadi
lebih besar.
g. Sistem metabolisme
Laju metabolisme basal pada wanita dalam paruh kedua kehamilan meningkat
15-25 % daripada nilai normal sehingga masukkan diet harus cukup untuk
mengatasi aktivitas fisiologis tambahan ini.
h. Sistem kardiovaskular
Volume darah selama hamil akan meningkat sebanyak  40-50% untuk
memenuhi kebutuhan bagi sirkulasi plasenta. Peningkatan curah jantung akibat
peningkatan volume darah dan daya pembekuan mengalami sedikit peningkatan.

3.2 Konsep Dasar ANC


Definisi
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukkan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim/pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.

Tujuan asuhan ANC


1. Tujuan umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu maupun janin sesuai dengan
kebutuhan sehingga kehamilan berjalan normal dan melahirkan bayi yang sehat
2. Tujuan khusus

43
 Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat pada kehamilan,
persalinan dan nifas
 Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
kala nifas, laktasi dan aspek KB
 Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.

Standar minimal ANC


Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Badan Litbangkes Depkes
RI, standar minimal pelayanan ANC adalah “14 T” yaitu:
1. Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah
2. Tinggi badan dan berat badn ditimbang
3. Temukan kelainaran/ periksa daerah muka dan leher (gondok,vena jugularis
externa), jari dan tungkai (edema), lingkaran lengan atas, panggul (perkusi ginjal)
dan reflek lutut
4. Tekanan darah diukur
5. Tekan/ palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara, senam payudara, tekan
titik (accu pressure) peningkatan ASI
6. Tinggi fundus uteri di ukur
7. Tentukan posisi janin (Leopold I-IV) dan detak jantung janin
8. Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa
9. Tentukan kadar Hb dan periksa lab (protein dan glucosa urin), sediaan vagina dan
VDRL (PMS) sesuai indikasi
10. Terapi dan pencegahan anemia (tablet Fe) dan penyakit lainnya sesuai indikasi
(gondok, malaria dll)
11. Tetanus toxoid imunisasi
12. Tingkatkan kesegaran jasmani (accu pressure) dan senam hamil
13. Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan): makanan bergizi ibu hamil,
tanda bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak terjadi bahaya pada waktu kehamilan
dan persalinan
14. Temu wicara konseling

44
Standart minimal kunjungan ANC
Selama hamil bumil memerlukan minimal 4x kunjungan selama:
Kunjungan Waktu Informais Penting
Trimester Sebelum  Membangun hubungan saling percaya
I minggu ke-14 antara petugas dan bumil.
 Mendeteksi masalah dan
menanganinya.
 Melakukan tindakan pencegahan
seperti tetanus neonatorum, anemia
kurang zat besi, penggunaan praktek
tradisional yang merugikan.
 Memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
 Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan, dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya)

Sama seperti di atas, ditambah


kewaspadaan khusus mengenai
Sebelum preeklamsia
Trimester minggu ke-28
II (14-28
minggu)

Sama seperti di atas, ditambah


Antara palpasi abdominal untuk mengetahui
minggu ke apakah ada kehamilan ganda
Trimester 28-36
III Sama seperti di atas, ditambah
deteksi letak bayi yang tidak normal,
Setelah

45
minggu ke-36 atau kondisi lain yang memerlukan
Trimester kelahiran di rumah sakit
III

3.3 Konsep Dasar INC


Definisi
Persalinan ( partus ) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalu vagina ke dunia luar atau proses pengeluaran hasil
konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan.
Persalinan anjuran adalah yaitu hubungan dengan tuanya umur kehamilan dan
berat badan bayi yang dilahirkan dikenal beberapa istilah.
 Abortus : Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi
dengan berat badan kurang dari 500 gr.
 Partus immaturus : Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28
minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gr dan 1000 gr.
 Partus prematurus : Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37
minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gr dan 2500 gr.
 Partus maturus atau partus aterm : Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu
dan 42 mingg minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gr dan lebih.
 Partus postmaturus atau partus serotinus : Pengeluaran buah kehamilan setelah
kehamilan 42 minggu.

Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan


Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar yang ada
hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks, antara lain :
1. Teori penurunan hormon : selama kehamilan terdapat keseimbangan antara
progesteren dan estrogen di dalam darah, tetapi 1-2 minggu sebelum partus mulai
terjadi penurunan kadar, hormon estrogen, dan progesteron. Progesteron bekerja

46
sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun
2. Teori placenta menjadi tua : Placenta yang menjadi tua akan menyebabkan
turunnya kadar estrogen dan progerteron yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim: Semakin tuanya kehamilan, rahim akan menjadi besar dan
merenggang sehingga menyebabkan istemia otot-otot rahim yang mengganggu
sirkulasi utero placenta.
4. Teori iritasi mekanik : Di belakang servik terletak ganglion servikale ( fleksus
franker hauses ). Bila ganglion ini di geser dan di tekan, misalnya oleh kepala
janin, akan timbul kontraksi uterus.
5. Teori prostagladin : Kadar prostaggladin dalam kehamilan dari minggu ke 15
hingga ater meningkat, lebih-lebih sewaktu partus.
6. Induksi partus : Partus dapat pula di timbulkan dengan jalan :
 Ganglion laminaria : Beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang Fleksus Frankemhauser.
 Amniotomi : Pemecahan ketuban.
 Oksitosin drip : Pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
Dalam pengadakan induksi persalinan perlu di perhatikan bahwa servik
sudah matang ( servik sudah pendek dan lembek ) dan kanalis servikalis terbuka
untuk satu jari.

Tanda-Tanda Permulaan Persalinan


Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa mingu sebelumnya
wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang di sebut kala
pendahuluan (preparatomy stage of labor ). Ini memberikan tanda sebagai berikut
:
1. Ligtening atau settinga atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih tebal, fundus uteri turun.

47
3. Perasaan sering kencing atau susah kencing ( polisuria ) karena kandung kencing
tertekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus, kadang-kadang di sebut “ false labor pains “
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah ( bloody show ).

Tanda-Tanda Inpartu
Gejala persalinan sebagai berikut :
1. Kekuatan his makin lama makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran :
 Pengeluaran lendir
 Lendir bercampur darah
 Dapat di sertai ketuban pecah
3. Pada pemeriksaan dalam di jumpai perubahan serviks :
 Perlunakan serviks
 Pendataran serviks
 Terjadi pembukaan serviks

Fakror-Faktor Penting Dalam Persalinan


1. Power
 His ( kontraksi otot rahim )
 Kontraksi otot dinding
 Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
 Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
2. Passanger
* Janin dan placenta
3. Passage
 Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang

48
4. Penolong
Kala persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

Kala I ( kala pembukaan )

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap. Inpartu


(partus dimulai) di tandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody
show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effiment). Darah
beasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekiter servikalis karena servik
mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan di bagi atas 2 fase, yaitu :
- Fase laten : Dimana pembukaan serviks, berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm, berlangsung 7-8 jam.
- Fase aktif : Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase :
 Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
 Periode dilatasi maksimal (steady) : Selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm.
 Periode deselerasi : Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10
cm atau lengkap.
Perbedaan Primigravida dan Multigravida

Primigravida Multigravida
  Mendatar
Serviks mendatar (efficement) dulu dan membuka bisa
baru dilatasi bersamaan
 Berlangsung 13-14 jam  Berlangsung 6-7 jam

Kala II ( kala pengeluaran janin )


Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali.
Karena biasanya dalan hal ini kepala janin sudah masuk ruang panggul, maka
pada his di rasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflekturus

49
menimbulkan rasa mengedan.wanita merasa pula tekanan pada rektum dan
hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar
dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala
janin tampak pada vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih
berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar hisdan kekuatan mengedan
maksimal kepala janin di lahirkan dengan suboksipito di bawah sympisis dan
dahi, muka,dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi
untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada Primigravida kala II
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multigravida rata-rata 0,5 jam.

Kala III ( kala pengeluaran uri )


Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Setelah bayi lahir, kontraksi
rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat,
dan berisi placenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian,
timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-15 menit, seluruh
placenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh placenta di sertai
dengan pengeluaran darah, kira-kira 200 cc.

Kala IV ( mulai lahirnya uri selama 1-2 jam)


Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.

Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :


Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam

Kala II 1 jam ½ jam

Kala III ½ jam ¼ jam

50
3.4 Konsep Dasar PNC
Definisi
Masa nifas adalah waktu yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Perubahan Fisiologis dalam Masa Nifas


1. Involusi uterus
Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan
relaksasi otot-otot. Fundus uteri 3 jari di bawah pusat, selama 2 hari berikutnya
besarnya tidak seberapa berkurang, tetapi sesudah 2 hari uterus mengecil dengan
cepat sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi dari luar. Involusi terjadi karena
masing-masing sel menjadi lebih kecil, cytoplasmanya yang berlebihan di buang.
Involusi di sebabkan oleh proses autoksis, zat protein dinding rahim di pecah, di
absorbsi, dan di buang dengan air kencing.

2. Involusi tempat plasenta


Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan
besar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Pada permulaan nifas
plasenta mengandung pembuluh darah besar yang yang tersumbat oleh trombos.
Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut. Tetapi luka bekas
plasentanya tidak meninggalkan parut. Hal ini di sebabkan karena luka di
lepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di tambah
permukaan luka.

3. Perubahan pembuluh darah


Dalam kehamilan,uterus banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi
karena setelah persalinan tidak di perlukan lagi peredaran darah yang banyak
maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.

4. Perubahan pada servik dan vagina


Beberapa hari setelah persalian, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari,
pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan.
pada servik terbentuk sel-sel otot baru hipersalifasiini dan karena terakhir retraksi

51
dari serviks, robekan serviks manjadi sembuh. Walaupun begitu setelah involusi
selesai ostium eksternum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil. Pada
umumnya ostium eksternum lebih besar dan ada retak-retak dan robekan-robakan
pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Vagina yang sangat regang
waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada
minggu ke-3 pada masa nifas rugae mulai tampak kembali.

5. Dinding perut dan peritoneum


Setelah persalinan dinding perut longgar karena di regang begitu lama, tetapi
pulih kembali dalam 6 minggu.

6. Laktasi
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobus yang terletak terpisah satu
sama lain oleh jaringan lemas. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari
acini. Acini ini menghasilkan air susu. Tiap lobus mempunyai saluran halus untuk
mengalirkan air susu, saluran ini disebut duktus laktiferus yang memusat menuju
puting susu, dimana masing-masing bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari
pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu itu buah dada
belum mengandung susu melainkan colostrums ysng di keluarkan dengan memijat
areola mamae.

7. Lochea
Adalah cairan yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

- Lochea rubra. Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
vernik kaseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
- Lochea sanguinolenta. Berisi darah berwarna merah kuning dan lender, hari ke 3-
7 persalinan.
- Lochea serosa. Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
- Lochea alba. Cairan putih selama 2 minggu.

52
Perubahan Sistem Tubuh Lainnya
1. Suhu badan
Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5C dari keadaan normal.
Tetapi tidak lebih dari 39C sesudah 12 jam pertama setelah melahirkan.
Umumnya suhu badan kembali normal, bila lebih dari 38C kemungkinan terjadi
infeksi.

2. Nadi
Nadi umumnya 60-80 x/menit dan segera setelah partus dapat terjadi
takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan
berlebihan / penyakit jantung. Pada nifas umumnya denyut nadi lebih labil di
banding suhu badan.

3. Sistem perkemihan dan buang air besar


Miksi harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Bila kandung kemih penuh
dapat dilakukan kateterisasi untuk mengistirahatkan kandung kencing sehingga
kelancaran kedua sistem tersebut berlangsung dengan baik, BAB harus dilakukan
setelah 2 hari PP.

4. Sistem musculoskeletal
- Terjadi penuruna tonus otot secara bertahap.
- Kelainan bayi sering menimbulkan trauma musculo pubococygealdan
sfingter mayor pubis.
- Pada 24 jam PP terjadi nyeri, lemah pada kaki karena ketegangan otot dan
penggunan tenaga.
5. Sistem karsiovaskuler
- Secara bertahap akan kembali normal karena cardiac output setelah 2-9 hari
akan kembali seperti sebelum hamil.
- Setelah 1 minggu PP volume darah akan kembali stabil.

Perubahan Psikologis
1. Peran sebagai ibu
- Teori Reva Rubin

53
Penekanan teori Rubin pada pencapain peran ibu. Seorang ibu / wanita
membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktivitas berupa latihan-latihan.
Pencapain peran ibu di mulai selama hamil sampai 6 bulan setelah persalinan.

- Teori Ramonat T Marcer


Penekanan pada stress ante partum dan pencapaian peran ibu. Menjadi seorang
ibu berarti memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan
pengenalan yang lengkap tentang diri sendiri. Ada beberapa tahap dalam
pelaksanaan peran ibu:

Antisipatori

Yaitu masa sebelum menjadi ibu, penyesuaian social dan psikologi terhadap peran
barunya dengan mempelajari apa yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.

Formal
Yaitu dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu.

Informal
Yaitu ibu mampu menemukan jalan yang baik untuk melaksanakan peran seorang
ibu.

Personal
Yaitu wanita yang telah mahir dalam melaksanakan perannya.

Program Kebijakan Teknis


Paling sedikit 4x kunjngan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi
dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah.

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
setelah 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
persalinan rujuk bila perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu / salah satu anggota

54
keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dan BBL
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi.
2 6 hari
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
setelah berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada
persalinan perdarahan abnormall, dan tidak ada bau.
2. Mwnilai adanya tanda-tanda demam, infeksi,
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan,
dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu
1. Sama seperti kunjungan ke-2
setelah 2. Menenyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang
persalinan ibu dan bayi alami.

4 6 minggu
1. Memberikan konseling untuk program KB secara dini.
setelah
persalinan

55
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. 2010. 296-314.
2. Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. JHPIEGO. Jakarta.
3. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi
Jakarta: EGC, 1998. 94
4. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Ed 21. Vol
1. Jakarta : EGC. 2006. 318-335.
5. A.M., Nasruddin. 2019. Penuntun Observasi Lapangan Blok Reproduksi.
Fakultas Kedokteran UMI: Makassar

56

Anda mungkin juga menyukai