Anda di halaman 1dari 7

Review: PEMODELAN HIDROLOGI DENGAN ALAT BANTU

APLIKASI MODEL SISTEM HIDROLOGI (HEC-HMS)

Wardatul Aini Putri1, Dr. Dyah Indriana K., S.T., M.Sc.2*,

1Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Universiatas Lampung, Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro, Bandar Lampung 35145
2Dosen Magister Teknk Teknik Sipil, Universitas Lampung, Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro, Bandar Lampung 35145

E-mail korespondensi: wardatul.ainiputri@gmail.com

Abstrak. Hydrologic Modeling System (HEC-HMS), dikembangkan oleh US Army Corps Engineers (USACE, 2013)
merupakan software model hujan aliran, yang dapat digunakan untuk kejadian sesaat (event) maupun kejadian
menerus (continous). Hasil dari pemodelan HEC-HMS, ternayat memiliki keakuarasian sangat baik jika
diintegrasikan dengan GIS.
Kata kunci: Aplikasi, HEC-HMS, Pemodelan.

1. Pendahuluan

Hydrologic Modeling System (HEC-HMS), dikembangkan oleh US Army Corps Engineers (USACE,
2013) merupakan software model hujan aliran, yang dapat digunakan untuk kejadian sesaat (event) maupun
kejadian menerus (continous). HEC-HMS ini merupakan model numerik yang dapat memprediksi aliran
air yang digunakan untuk mensimulasikan DAS, dan curah hujan yang jatuh di wilayah DAS dengan
mengubah data curah hujan yang turun di wilayah DAS menjadi besaran debit aliran yang keluar di DAS
tersebut.
Penggunaan HEC-HMS memungkinkan untuk penciptaan model hidrologi menggunakan data fisik.
Model hidrologi terdistribusi menggunakan estimasi data grid curah hujan radar cuaca, yang akan
menghasilkan model curah hujan yang komplek secara akurat (Hoblit & Curtis, 2001)

1.1. Model Volume Limpasan

Volume run-off adalah volume air hujan yang dikurangi volume air yang terintersepsi, terinfiltrasi,
tertampung pada permukaan, dan terevapotranspirasi. Limpasan merupakan bagian air yang berada di
permukaan yang terdiri dari empat unsur yaitu tahanan permukaan (surface detention), tampungan-
cekungan (surface storage), aliran limpasan (overland flow) dan limpasan permukaan (surface run-off).
Salah satu model yang dapat digunakan untuk menghitung precipitation loss dan precipitation excess adalh
Soil Conservation Service (SCS) Curve Number Loss Model. Model SCS Curve Number (CN)
memperkirakan precipitation excess sebagai suatu fungsi kumulatif dari hujan, penutup lahan, tataguna
lahan, dan antecedent moisture. Nilai CN berkisar antara 100 untuk water body dan 30 untuk tanah
permeabel dengan laju infiltrasi tinggi. Nilai CN dari DAS diperkirakan sebagai suatu fungsi dari tataguna
lahan, tipe tanah, dan ancedent watershed moisture menggunakan tabel yang dipublikasikan oleh SCS.

1.2. Model Limpasan Langsung


Model Limpasan langsung di dalam model HEC-HMS mengikuti prinsip hidrograf satuan dengan
asumsi sebagai berikut: hujan terjadi merata diseluruh DAS (evenly distributed) dan intensitas tetap pada
setiap interval waktu (constant intensity), hujan terjadi kapanpun tidak berpengaruh pada proses
Seminar Nasional Hasil Penelitian Sains, Teknik, dan Aplikasi Industri 2019
Riset PT-Eksplorasi Hulu Demi Hilirisasi Produk
Bandar Lampung, 19 Oktober 2018
ISBN: XXXX-XXX-XX

transformasi hujan menjadi debit atau hidrograf (teme invariant), debit atau hidrograf berbanding lurus
dengan hujan dan berlaku asas superposisi (linier system) dan waktu resesi selalu tetap. Salah satu model
hidrogarf satuan yang terdapat pada model HEC-HMS adalah hidrograf satuan SCS. Model unit ini
merupakan model hidrograf berpuncak tunggal (single-peaked) dan hidrograf tanpa satuan (dimensionless).

1.3. Model Aliran Dasar


Dua komponen utama penyusunan hidrograf aliran dasar disaluran (sungai) adalah limpasan langsung
(direct run-off) dan aliran dasar (baseflow). Aliran dasar merupakan aliran yang berasal dari pengatusan air
tanah dan selalu tersedia setiap saat. Salah satu model aliran dasar yang digunakan pada modle HEC-HMS
adalah model resesi eksponensial (exponential recession model). Model resesi sering digunakan untuk
menjelaskan pengatusan dari suatu tampungan alami pada suatu DAS (Linsley et al, 1982 dalam USACE
2001).

1.4. Model Penelusuran Aliran


Penelusuran aliran (stream routing) adalah cara (prosedur, analisis) matematik yang digunakan untuk
melacak aliran melalui sistem hidrologis(Chow dalam Sri Harto, 2000). Cara penelusuran aliran yang
paling banyak digunakan yang juga diakomodasi oleh HEC-HMS adalah cara Muskingum yang
dikembangkan oleh Mc Charly.

1.5. Kriteria Kalibrasi Model


Parameter yang dimasukkan harus sesuai dalam kalibrasi model. Sehingga dapat diketahui batasan nilai
parameter yang akan dimasukkan ke dalam pemodelan. Adapun nilai parameter adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Nilai Parameter untuk Kalibrasi Model HEC-HMS


Model Parameter Minimun Maksimum
SCS Loss Initial abstraction 0 mm 500 mm
Curve number 1 100
SCS UH Lag 0.1 min 30000 min
Baseflow Initial baseflow 0 m3/s 100000 m3/s
Recession factor 0.000011 -
Flow to peak ratio 0 1
Muskingum Routing K 1.1 hr 150 hr
X 0 0.5
Number of steps 1 100

1.6. Model Evapotranspirasi


Model evapotranspirasi Priestley-Taylor adalah penyederhanaan dari model Penman yang lebih
kompleks (Priestley dan Taylor, 1972). Asumsi utam adalah bahwa udara yang bergerak diatas permukaan
tanah berada pada kesetimbangan dengan air di tanah yang dangkal. Dalam kondisi ini efek progresif
minimal dan evapotranspirasi didominasi oleh radiasi matahari, oleh karena itu model ini sangat cocok
untuk lingkungan yang lembab, tidak cocok untuk iklim kering atau semi-kering.
HEC-HMS mencakup dua implementasi yang berbeda dari metode Priestley-taylor. Yang pertama rata-
rata kondisi batas dan bagian di seluruh subbasin, sedangkan yang kedua rata-rata bagian atas setiap sel
jaringan dalam subbasin. Implementasi awalnya ditambahkan ke Versi 3.0 dnegan serangkaian waktu
radiasi matahasi. Dimulai dengan Versi 3.5 menjadi lebih mungkin untuk menggunakan salah satu opsi
radiasi matahari yang tersedia untuk menggerakkan model.

1.7. Infiltrasi
Green Ampt Model infiltrasi mensimulasikan pergerakan air dari permukaan ke kolom tanah (Mein dan
Larson, 1973). Fitur utama dari model ini adalah asums kadar air tanah awal yang seragam di dalam tanah.
Kedua, air yang masuk ke tanah diasumsikan membawa tanah dari kondisi awal ke asturasi sempurna.

xx
Seminar Nasional Hasil Penelitian Sains, Teknik, dan Aplikasi Industri 2019
Riset PT-Eksplorasi Hulu Demi Hilirisasi Produk
Bandar Lampung, 19 Oktober 2018
ISBN: XXXX-XXX-XX

Parameter model Green Ampt adalah sifat tanah yang dapat diukur. Kondisi awal adalah kadar air tanah
volumetrik pada awala simulasi. Parameter yang tersisa adalah konduktivitas hidrolik jenuh dan sebagian
basah. HEC-HMS menyediakan dua implementasi yang berbeda dari model proses Green Ampt
diimplementasikan sesuai dengan metodologi Li, et al. (1976). Semua versi perangkat lunak yang kembali
ke rilis asli telah menyertakan implementasi Green Ampt yang rata-rata pada semua subbasin.

1.8. Komponen Snowmelt Energy-balance


Konsep keseimbangan energi dapat menjadi cara yang efektif untuk memnentukan pencairan tumpukan
salju yang teakumulasi. Sebagian besar parameter pada komponen pencairan salju keseimbangan energi
sebenarnya adalah kondisi atmosfer. Diperlukan untuk memiliki suhu udara, tekanan udara, kelembaban
relatif, kecepartan angin, total radiasi gelombang pendek matahari, dan radiasi gelombang panjang
downwelling. HEC-HMS mencakup dua implementasi yang berbeda dari metode snowmelt energy-
balance. Yang pertama rata-rata kondisi batas dan semua bagian subbasin, sedangkan uyang kedua rata-
rata bagian atas setiap sel jaringan dalam subbasin. Kedua implementasi dimasukkan ke dalam Versi 3.5.

1.9. Komponen Radiasi Matahari


Beberapa komponen simulasi dalam HEC-HMS memerlukan radiasi matahari sebagai syarat batas.
Metode evapotranspirasi Priestley-Taylor membutuhkan radiasi matahari bersi, mempertimbangkan radiasi
masuk langsung dan tidak langsung serta radiasi yang dipantulkan di permukaan tanah. Model Shapiro
(1987), dimulai dengan radiasi matahari yang masuk dibagian atas atmosfer, dengan mempertimbangkan
lokasi di Bumi dan hari dalam setahun. Radiasi ini kemudian dikurangi oleh kehadiran awan. Awan
dianggap pada ketinggian tinggi, sedang, dan rendah. Awan dapat memantulkan radiasi ke atas dan juga
menipiskan radiasi saat melewati ke bawah melalui awan. Jumlah refleksi dan atenuasi ditentukan oleh
jenis awan dan juga kepadatannya. Perhitungan diulang untuk awan di ketiga level.

2. Metodologi

Pada 20 jurnal yang di review terdapat empat metodologi yang menjadi tugas utama: (1) memperolh
letak geografis sungai yang diteliti; (2) pengolahan DEM, menggambarkan aliran dan karakterisitk DAS,
pengolahan medan, dan pengolahan basin; (3) mengimpor data diproses untuk HEC-HMS; dan
menggabungkan data historis diamati dengan DEM yang diproses untuk model simulasi.

3. Pembahasan

Aplikasi yang digunakan dalam pemodelan ini adalah integrasi antara GIS dan HEC-HMS.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Analisis Hujan dan Tata Guna Lahan Terhadap
Limpasan Permukaan di Sub DAS Pekalen kabupaten Probolinggo adalah analisa data hujan yang
dilakukan pada data hujan tahunan, uji ketiadaan trend, uji koistensi, hujnrerata DAS, analisa frekuensi
dengn menggunakan metode Log Pearson III, uji kesesuaian distribusi yang digunakan uji Smirnov-
Kolmogorov dan uji Chi Square, analisa GIS, analisa peta tekstur, kajian perubahan tata guna lahan,
hubungan limpasan dan perubahan tat guna lahan dilakukan dengan software HEC-HMS yang
menggunakan kriteria parameter losses (initial and constant losses), parameter basin transform (HSS),
parameter routing metode muskingum, baseflow digunakan metode constant monthly. Pemodelan limapsan
permukaan dan debit banjir rencana dan uji keakurasian dengan RMSE.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Pemodelan Kejadian Banjir Daerah Aliran Sungai
Ciliwung Hulu dengan Menggunakan data Radar adalah distribusi curah hujan data penakar hujan (rain
gauge) Januari-Februari tahun 2002 dan 2007 dnegan metode poligon Thiessen, distribusi curah hujan
perkejadian banjir data radar cuaca 16-17 Februari 2013, simulasi hujan-debit data penakar hujan bulan
Januari s.d Februari tahun 2002 dan 2007, simulasi hujan-debit data radar cuaca bulan 16 s.d 17 Januari

xx
Seminar Nasional Hasil Penelitian Sains, Teknik, dan Aplikasi Industri 2019
Riset PT-Eksplorasi Hulu Demi Hilirisasi Produk
Bandar Lampung, 19 Oktober 2018
ISBN: XXXX-XXX-XX

tahun 2013, validasi hasil simulasi data penakar hujan dengan menggunakan 2 metode validasi yaitu RMSE
dan Nash, validasi hasil simulasi data radar cuaca
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Pemodelan Huja Debit menggunakan Model HEC-HMS
di DAS Sampean Baru adalah analisa hidrologi yang meliputi: data curah hujan, dan curah hujan harian
maksimum, metode polygon thiessen, pemodelan dengan HC-HMS seperti: penentuan batas DAS dan
Pembuatan DEM AVSWAT 2000, input data HEC-HMS seperti: basin model attributes, input data model
meteorlogi, input data hujan, parameter basin model: (a) parameter basin loss rate (SCS CN), (b) parameter
basin transform (SCS Unit Hydrograph), dan (c) penelusuran banjir, hasil pemodelan HEC-HMS, dan
kriteria penampilan model.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Pemodelan Hujan Debit pada Sub DAS Menggunakan
Program Bantu HEC-HMS (Studi Kasus pada Kanal Duri) adalah debit banjir dari HEC-HMS dan
kalibrasi model, dari AWLR yang disesuaikan dengan nilai debit dari HEC-HMS, karena keterbatsan
AWLR tidak adanya persamaan likukalibrasi untuk mengkonversi data elevas(m) permukaan air menjadi
data debit (m3/dt). Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan kalibrasi akan digunakan metode
Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu sebagai acuan. dari pengkalibrasian tersebut dapat diketahui seberapa
besar perbedaannya.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Kajian Hujan Aliran Menggunakan Model HEC-HMS
di SUB DAS Wuryantoro Wonogiri, Jawa Tengah adalah penentuan batas DAS dengan Hec-GeoHMS,
Penentuan nilai SCS CN, penentuan impervious area, dan analisis hidrograf banjir model HEC-HMS.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Analisis Metode Routing Terhadap Hidrograf Banjir
Sungai Way Sekmapung di Way Kunyir Menggunkan HEC-HMS adalah debit banjir rancangan,,
pemodelan dengan HEC-HMS seperti: curve number (CN), lag time, pemodelan dalam HEC-HMS, hasil
pemodelan HEC-HMS, dari hasil pemodelan HEC-HMS, dapat dilihat bahwa data debit puncak pada saat
tanpa Routing lebih besar dibanding dengan memasukkan parameter Routing. Hal ini dikarenakan
memasukkan parameter Routing didalam pemodelan sangatlah berpengaruh pada waktu puncak sehingga
berpengaruh pada debit puncak di outlet DAS. Hasil dari Muskingum Routing, debit puncaknya lebih
rendah dibandingkan sebelum memasukkan Routing aliran, ini disebabkan karena terjadinya tampungan di
sepanjang sungai sehingga debit puncak menjadi lebih rendah dibading tanpa Routing. Adapun hasil dari
Lag Routing yaitu debit puncaknya mengalami penurunan dibandingkan sebelum memasukkan parameter
Routing. Harusnya yang terjadi pada Lag Routing yaitu debit puncak dengan Routing dan tanpa Routing
tetap sama namun, hanya terjadi tranlasi debit puncak dan adanya waktu perjalanan. Adapun ilustrasi dari
Lag Routing seperti dibawah ini. Begitu juga yang terjadi pada metode Lag and K Routing, harusnya hanya
terjadi translasi debit puncak, namun pada penelitian ini terjadi penurunan debit puncak. Hal ini terjadi
dikarenakan tidak dimiliki data debit sehingga menggunakan data hujan sebagai pengganti data debit dalam
menjalankan model di HEC-HMS.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Application of the HEC-HMS Model for Runoof
Simulation in Tropical Catchment adalah limpasan dengan metode SCS CN, limpasan dengan metode
penurunan kehilangan, dan validasi model.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Application of HEC-HMS Programme for the
Reconstruction of Flood Event in an Uncrolled Basin adalah simulasi terjadinya presipitasi banjir, curah
hujan efektif yang dihitung berdasarkan kehilangannya menggunakan metode NRCS-CN, metode HSS,
metode satuan Clark, menghitung koefisien DAS, dan validasi dengan model Nash.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Analisis Hidrologi Untuk Penentuan Debit Banjir
Rancangan di Bendungan Way Besai adalah debit banjir rancangan, pemodelan dengan HEC-HMS
seperti: metode poligon thiessen, metode CN, lag time, pemodelan HEC-HMS, metode kalibrasi
menggunakan RMSE.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Analisis Low Flow menggunakan Model HEC-HMS 3.1
untuk Kasus Sub DAS Kranggan adalah hasil kalibrasi analisis low flow Sub DAS Kranggan, dan
analisis sensitivitas hasil kalibrasi, dengan parameter initial canopy, capacity canopy, surface capacity, max
infil rate.

xx
Seminar Nasional Hasil Penelitian Sains, Teknik, dan Aplikasi Industri 2019
Riset PT-Eksplorasi Hulu Demi Hilirisasi Produk
Bandar Lampung, 19 Oktober 2018
ISBN: XXXX-XXX-XX

- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Kalibrasi Parameter Model HEC-HMS untuk
Menghitung Aliran Banjir DAS Bengkulu adalah karaketristik DAS, yang ditentukan secara kuantitatif
adalah jenis tanah, simulasi optimasi yang dilakukan untuk mengkalibrasi parameter model dilakukan
dengan memberikan input parameter. Optimasi dilakukan dengan trial beberapa kali, karena setiap
parameter memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda-beda, simulasi model juga dilakukan untuk
memprediksi hidrograf banjir, dan hasil simulasi model HEC-HMS untuk perkiraan hidrograf banjir
rancangan memnerikan nilai yang relatif besar, apabila dibandingkan dengan hasil simulasi model HSS
Gama I yang dilakukan oleh Tunas (2004) tanpa kalibrasi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap model yang
akan diaplikasikan pada suatu DAS dengan berbagai sifat hidrologisnya mutlak diperlukan kalibrasi.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Application of HEC-HMS Flood Forecasting Misai and
Wan’an Catchement in China adalah pemrosesan data membuat DEM, pra-pemrosesan lokasi (DEM),
penerapan model dan kalibrasi, metode awal dan konstan digunakan untuk memodelkan kehilangan
infiltrasi. Metode hidrograf satuan SCS digunakan untuk memodelkan kelebihan curah hujan menjadi
limpasan permukaan langsung. Model ressi eksponensial digunakan untuk memodelkan aliran dasar.
Model routing Muskingum digunakan untuk memodelkan jangkauan. Model dikalibrasi secara manual,
proseudr optimasi otomatis bawaan HEC-HMS digunakan untuk mengontentikasi penerimaan dan
kesesuaian nilai parameter dan rentangnya sebagaimana berlaku untuk penggunaannya dalam HEC-HMS.
Masing-masing HEC-HMS memodelkan aspek proses limpasan curah hujan dalam bagian DAS, yang biasa
disebut sub-basin.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Application of Muskingum Routing Method with
Variable parameters in Ungauged Basin adalah membuat peta DAS dengan HEC-GeoHMS,
menggunakan poligon thiessen dan pengukuran presipitasi, model HEC-HMS, estimasi nilai K,x and N,
dan simulasi RMSE.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Watershed Modeling with HEC-HMS Using Spatially
Distributed Rainfall adalah aplikasi HEC-GeoHMS, model transpformasi model Clark untuk Limpasan
langsung, dan aplikasi untuk daerah rawan banjir.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Calibration Loss Estimation Method in HEC-HMS for
Simulation of Surface Runoof(Case Study: Amirkabir DAM Watershed, Iran) adalah waktu
konsentrasi (TC), perhitungan aliran dalam jangkauan, analisis sensitivitas tingkat awal dan metode
konstan, hasil sensitivitas awal dan perubahan laju konstan pada hasil model, hasil optimalisasi berbagai
metode, hasil validasi metode yang berbeda, dan validasi hasil model.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Simulation of Rainfall-Runoff Process Using Green-
Ampt Method and HEC-HMS Model (Case Study: Abnama Watershed, Iran adalah Model kalibrasi
dan validasi. Setelah simulasi, analisis sensitivitas adalah parameter yang dilakukan pertama. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Lag Time adalah yang paling sensitif. Setelah penentuan parameter sensitif,
kalibrasi model dilakukan dnehan menggunakan metode optimasi dan pameter lag time.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal A Comparison of Two Event-Based Flood Models
(ReFH-Rainfall Runoff Model and HEC-HMS) at Two Korean Catchement, Bukil and Jeungpyeong
adalah model limpasan hujan dan studi tampungan, analisis rainfall runoff seperti: HEC-HMS rainfall
runoff model (loss model, direct runoff models, baseflow model, dan routing model), ReFH rainfall runoff
model (loss model, routing model, baseflow model), dan studi tampungan Bukil dan Jeungpyeong, kalibrasi
dari studi tampungan seperti: model HEC-HMS, model aliran langsung ReFH, kalibrasi individu dari ReFH
dan model HEC-HMS, validasi dari model studi tangkapan seperti: validasi kalibrasi disarankan yang
terjadi di 2009, validasi yang menggunakan kalibrasi individu yang terjadi di 2009, validasi silang.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Modeling Studies with HEC-HMS and Runoff Scenarios
in Yuvacik Basin, Turkiye adalah data hujan limpasan, software Hec-GeoHMS dan HEC-HMS,
klasifikasi kejadian, model DAS HEC-HMS, model metereologi, parameter model kalibrasi, hasil kalibrasi,
input model DAS HEC-HMS, input data badai frekuensi, membandingkan hidrograf banjir DSI dengan
hasil model HEC-HMS, dan aliran badai dihasilkan dari PMP( Probable Maximum Precipitation).

xx
Seminar Nasional Hasil Penelitian Sains, Teknik, dan Aplikasi Industri 2019
Riset PT-Eksplorasi Hulu Demi Hilirisasi Produk
Bandar Lampung, 19 Oktober 2018
ISBN: XXXX-XXX-XX

- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Simulation of Rainfall-runoff Using HEC-HMS Model
for Balijore Nala Watershed, Odisha, India adalah model kalibrasi dan model validasi.
- Pembahasan yang dibahas pada jurnal Hydrologic Modeling System (HEC-HMS); Physically-
Based Simulation Components adalah simulasi berbasis fisik, evapotranspirasi, Infiltrasi Model Green
Ampt, Infiltrasi Parlange Smith Model infiltrasi, limpasan permukaan gelombang, komponen Berbasis fisik
baru, komponen Snowmelt Energy Balance, dan komponen Radiasi Matahari Saphiro.

4. Kesimpulan

Dari 20 jurnal review ini dapat disimpulkan bahwa, pemodelan hidrologi perlu dibantu dengan software
HEC-HMS. Pemodelan HEC-HMS memiliki keakurasian yang baik jika diintegrasikan dengan GIS.
Pemodelan HEC-HMS dapat digunakan diberbagai metode dan komponen. Pemodelan dengan
menggunakan HEC-HMS ternyata memiliki keakurasian yang sangat baik dalam mensimulasikan banjir
dalam DAS. Kendala dalam simulasi banjir dalam DAS disebabkan karena data yang tidak tersedia dan
menyebabkan kalibrasi dan validasi.

Daftar Pustaka

Affandy, Nur Azizah. 2007. Pemodelan Hujan-Debit Menggunakan Model HEC-HMS di DAS Sampean
Baru. Jurusan Teknik Sipil- FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya.
Choudhari, Kishor. 2014. Simulation of rainfall-runoff process using HEC-HMS model for Balijore Nala
watershed, Odisha, India. Departement of Soil and Conservation Engineering, Orissa University
of Agriculture and Technology, Bhubaneswar, Odisha, India.
Dotson, Harry W. 2001. Watershed Modeling With HEC-HMS (Hydrologic Engineering Centers-
Hydrologic Modeling System) Using Spatially Distributed Rainfall. Hydrologic Engineering
Center. U.S. Army Corps of Engineers Davis, California USA.
Halwatura D, Najim MMM. 2013. Application of the HEC-HMS model for runoff simulation in a tropical
catchment, Environmental Conservation and Management Degree Programme, Departement of
Zoology, Faculty of Science, University of Kelaniya, Sri Lanka.
James OO, Zhi-jia LI 2010. Application of HEC-HMS for flood forecasting in Misai and Wan’an
catchments in China. College of Hydrology and Water Resources, Hohai University, Nanjing
210098, P.R. China.
Joo, Jaewon. 2013. A Comparison of Two Event-based Flood Models (ReFH-rainfall Runoff Model and
HEC-HMS) at Two Korean Catchments, Bukil and Jeungpyeong. School of Civil Engineering,
Chungbuk National University, Cheongju 361-763, Korea.
M. K., Yener. 2006. Modeling Studies with HEC-HMS and Runoff Scenarios in Yuvacik Basin, Turkiye.
Department of Civil Engineering, Middle East Technical University, 06531 Ankara/Türkiye.
Majidi, A. 2012. Simulation of Rainfall-Runoff Process Using Green-Ampt Method and HEC-HMS Model
(Case Study: Abnama Watershed, Iran). Natural Resources Faculty, Hormozgan University,
Iran.
Marhendi, Teguh. 2014. Analisis Low Flow Menggunakan Model HEC-HMS 3.1 Untuk Kasus Sub DAS
Kranggan. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Munajad, Rifai. 2014. Kajian Hujan-Aliran Menggunakan Mpdel HEC-HMS di Sub Daerah Aliran Sungai
Wuryantoro Wonogiri, Jawa Tengah. Jawa Tengah.
Nivitha, Mutya. 2018. Analisis Hidrologi unutk Penentuan Debit Banjir Rancangan di Bendungan Way
Besai. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
Nurdiyanto. 2016. Analisis hujan dan tata guna lahan terhadap limpasan permukaan di Sub DAS Pekalen
Kabupaten Probolinggo. Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Malang.
Putiamini, Sepanie. Et al. 2017. Pemodelan kejadian banjir daerah aliran sungai Ciliwung hulu dengan
menggunakan data radar. Departement Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu PEngetahuan
Alam, Universitas Indonesia. Jakarta.

xx
Seminar Nasional Hasil Penelitian Sains, Teknik, dan Aplikasi Industri 2019
Riset PT-Eksplorasi Hulu Demi Hilirisasi Produk
Bandar Lampung, 19 Oktober 2018
ISBN: XXXX-XXX-XX

Scharffenberg, William. 2010. Hydrologic Modeling System (HEC_HMS) : Physically-Based Simulation


Components. Institute For Water Resources, Hydrologic Engineering Center, 609 Second
Street, Davis.
Shinnasardoii, Rafiei Elham.2012, Calibration of loss estimation method in HEC-HMS for simulation of
surface runoff(Case Study: Amirkabir Dam Watershed, Iran), Advances in Environmental
Biology, Faculty of Engineering, University of Tehran, Iran.
Sitanggang, Gufrion Elmart. 2002. Permodelan Hujan-Debit pada Sub Daerah Aliran Sungai Menggunakan
Program Bantu HEC-HMS (Studi Kasus pada Kanal Duri). Jurusan Teknik Sipil – FT UR,
Kampus Bina Widya.
Song, Xiao-meng. 2011. Application of Muskingum routing method with variable parameters in ungauged
basin. School of Resource and Earth Science, China University of Mining and Technology,
Xuzhou 221116, P. R. China.
Tunas, Gede. 2005. Kalibrasi Parameter Model HEC-HMS untuk Menghitung Aliran Banjir DAS
Bengkulu. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu.
Ulfah, Marfirah. 2019. Analisis Metode Routing terhadap Hidrograf Banjir Sungai Way Sekampung di
Way Kunyir Menggunakan HEC-HMS, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Lampung.
Walega, Andrzej. 2013. Application of HEC-HMS programme for the reconstruction of a flood event in an
uncontrolled basin. University of Agriculture in Cracow, Department of Sanitary Engineering
and Water Management, al. Mickiewicza 24/28, 30-059 Kraków, Poland.

xx

Anda mungkin juga menyukai