Mahmud Ahmad
t ika pabundu
PANDUAN HEC-HMS
pra bowo
PENDUGAAN DEBIT BANJIR BERDASARKAN CURAH HUJAN DI SUBDAS CILUT UNG -CIMANUK JAWA BAR…
Segel Gint ing
LAPORAN APLIKASI HEC HMS
MODEL UNTUK SIMULASI
RUNOFF PADA DAS SEPINGGAN
Introduction
Hujan yang turun di daratan akan menjadi limpasan dan sebagian akan
masuk ke dalam permukaan tanah (infiltrasi) menjadi air tanah.
Daratan/kawasan yang menerima dan menampung air hujan ini disebut
dengan Daerah Aliran Sungai (DAS). Proses hidrologi DAS merupakan
hubungan antara masukan/inflow berupa hujan, proses, dan keluaran
berupa aliran. Proses alih ragam hujan menjadi aliran sungai
merupakan proses alamiah yang sangat kompleks. Dalam
menyederhanakan proses yang kompleks tersebut diperlukan
pendekatan model hujan-aliran.
2.1 Banjir
Berdasarkan SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, bahwa
banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur
sungai atau saluran.
Kerawanan banjir adalah keadaan yang menggambarkan mudah atau
tidaknya suatu daerah, terkena banjir dengan didasarkan pada faktor-
faktor alam yang mempengaruhi banjir antara lain faktor meteorologi
(intensitas curah hujan, distribusi curah hujan, frekuensi dan lamanya
hujan berlangsung) dan karakteristik daerah aliran sungai (kemiringan
lahan/kelerengan, ketinggian lahan, testur tanah dan penggunaan lahan)
(Suherlan, 2001).
Istilah banjir terkadang bagi sebagian orang disamakan dengan
genangan, sehingga penyampaian informasi terhadap bencana banjir di
suatu wilayah menjadi kurang akurat. Genangan adalah luapan air yang
hanya terjadi dalam hitungan jam setelah hujan mulai turun. Genangan
terjadi akibat meluapnya air hujan pada saluran pembuangan sehingga
menyebabkan air terkumpul dan tertahan pada suatu wilayah dengan tinggi
muka air 5 hingga >20 cm. Sedangkan banjir adalah meluapnya air hujan
dengan debit besar yang tertahan pada suatu wilayah yang rendah dengan
tinggi muka air 30 hingga > 200 cm.
Menurut M. Syahril (2009), Kategori atau jenis banjir terbagi
berdasarkan lokasi sumber aliran permukaan dan berdasarkan mekanisme
terjadinya banjir.Berdasarkan lokasi sumber aliran permukaannya :
1. Banjir Kiriman (banjir bandang) : Banjir yang diakibatkan oleh
tingginya curah hujan didaerah hulu sungai.
2. Banjir lokal : banjir yang terjadi karena volume hujan setempat
yang melebihi kapasitas pembuangan disuatu wilayah.
4. Pencemaran tanah dan air karena arus air membawa lumpur, minyak
dan bahan-bahan lainnya.
Hujan (Prespitasi)
Presipitasi (hujan) merupakan salah satu komponen hidrologi yang
paling penting. Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer
ke permukaan bumi. Hujan merupakan salah satu komponen dalam suatu
proses yang akan terjadi dalam suatu kawasan dalam kerangka satu sistem
hidrologi dan mempengaruhi proses yang terjadi didalamnya. Presipitasi
adalah peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau beku) dari
atmosphere ke permukaan bumi. Presipitasi cair dapat berupa hujan dan
embun dan presipitasi beku dapat berupa salju dan hujan es. Dalam uraian
selanjutnya yang dimaksud dengan presipitasi adalah hanya berupa hujan.
Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan yang
terjadi hanya pada satu tempat atau titik saja (point rainfall). Mengingat
hujan sangat bervariasi terhadap tempat (space), maka untuk kawasan yang
luas, satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan wilayah
tersebut. Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari harga
rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada di dalam
dan/atau di sekitar kawasan tersebut (Suripin, 2004).
Ada tiga macam cara yang umum dipakai dalam menghitung hujan rata-
rata kawasan, yaitu rata-rata aljabar, polygon Thiessen, dan isohyet
(Suripin,2004)
1. Metode rata-rata aritmatik (aljabar)
Metode ini paling sederhana, pengukuran yang dilakukan di
beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan dijumlahkan dan
kemudian dibagi jumlah stasiun. Stasiun hujan yang digunakan
dalam hitungan adalah yang berada dalam DAS, tetapi stasiun di
luar DAS tangkapan yang masih berdekatan juga bisa
diperhitungkan.
……………………………..……………(II.2)
dengan :
P = Curah hujan daerah (mm)
n = Jumlah titik-titik (stasiun-stasiun) pengamat hujan
P1, P2,…, Pn = Curah hujan di tiap titik pengamatan
Cara kerja:
2. Metode Thiessen
Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun
yang mewakili luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS
dianggap bahwa hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun
yang terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada suatu stasiun
mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan apabila penyebaran
stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata, pada metode ini
stasium hujan minimal yang digunakan untuk perhitungan adalah
tiga stasiun hujan. Hitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan
memperhitungkan daerah pengaruh dari tiap stasiun.
Rumus:
……………………………………………(II.3)
dengan :
Cara Kerja:
( ) ( ) ( )
Rumus: ………………..(II.4)
dengan :
P = Rata rata curah hujan wilayah (mm)
P1,2,3,…n = Curah hujan masing masing isohyet(mm)
A1,2,3…n = Luas wilayah antara 2 isohyet (km2)
Cara Isohyet
2.5 Kelerengan
Kelerengan adalah kenampakan permukaan alam yang memiliki beda
tinggi. Apabila dua tempat yang memiliki beda tinggi dibandingkan dengan
jarak lurus mendatar, maka akan diperoleh besarnya kelerengan.
Wentworth mengemukakan pembuatan peta kelas kelerengan diperoleh
melalui interpretasi peta rupa bumi Indonesia (RBI) dengan rumus sebagai
berikut:
(n - 1) x ki
x 100%
a x penyebutan skala peta
keterangan:
S adalah besar sudut lereng
n adalah Jumlah kontur interval
ki adalah kontur interval
a adalah panjang diagonal jaring dengan panjang rusuk 1 cm
Tabel II.4 Kelas Lereng
Kemiringan (%) Klasifikasi Kelas Untuk Indeks Banjir
0-8 Datar 5
8 - 15 Agak Miring 4
15 -25 Miring 3
25 - 45 Agak Curam 2
>45 Curam 1
Sumber : Hamdani, 2014
Menurut Ward (1967), limpasan terdiri dari air yang berasal dari tiga
sumber yaitu :
1. Presipitasi langsung, merupakan hujan yang langsung masuk ke
dalam saluran memiliki presentase yang kecil dari seluruh volume
air yang mengalir. Walaupun daerah luas, tapi akan terevaporasi
pula sehingga sulit untuk diperkirakan besanya. Oleh karena itu,
biasanya diabaikan dalam perhitungan.
2. Limpasan permukaan, merupakan air yang mengalir di atas
permukaan tanah baik sebagai aliran tipis di permukaan tanah
atau sebagai aliran di saluran.
3. Aliran antara, merupakan sebagian air hujan yang terinfiltrasi ke
dalam tanah yang akan menyebar dan mengalir secara lateral.
Kontribusi aliran antaar terhadap total limpasan permukaan
tergantung dari karakteristik tanah daerah tangkapan.
…… ( II.6 )
dengan :
: parameter retensi
: curve number
b. Persamaan untuk curve number (CN) sebagai berikut (Technical
Reference Manual HEC-HMS 2000):
∑
………. ( II-7 )
dengan :
: luas area tiap jenis tata guna lahan
: curve number
c. Persamaan untuk lag time (Tlag) sebagai berikut (Mays,2011):
……. ( II.8 )
…… ( II.9 )
dengan :
: waktu konsentrasi
: panjang sungai utama (ft)
: curve number
Flow Chart
Mulai
Hasil
Selesai
2) Meteorologic models
Pilih components > meteorologic model manager > new > create,
kemudian akan muncul seperti pada gambar berikut :
Gamb
ar 3.6
Time Series Data
Melalui Time-Series Data Manager ada beberapa tipe data yang akan
digunakan dalam aplikasi model HEC-HMS. Namun dalam laporan ini
hanya menggunakan data hujan (precipitation) karena tujuannya untuk
memprediksi debit harian DAS Sepinggan.
d. Running model
Running model merupakan proses untuk menejalankan program HEC-HMS
sehingga dapat dilihat hasilnya baik dalam bentuk tabel maupun grafik.
e. Hasil atau Output Model
Output dari running model berupa grafik, tabel prediksi debit, dan nilai
parameter. Grafik menggambarkan hubungan antara hujan, debit model,
dan menunjukkan adanya hujan yang terinfiltrasi ataupun tersimpan dalam
DAS sehingga dapat dilihat apakah hujan di DAS langsung menjadi
limpasan atau tidak.
Setiap bagian tata guna lahan memiliki respon yang berbeda terhadap curah
hujan yang jatuh diatasnya. Dalam hubungannya dengan limpasan, respon
tata guna lahan didefinisikan sebagai nilai CN. Adapun nilai CN setiap jenis
tata guna lahan yang diinterpretasikan berdasarkan Technical Reference
Manual HEC-HMS seperti ditunjukkan pada tabel berikut :
Tc 0.012737046 212.2841046
Lagtime 0.007642228 127.3704628
Summary Table
Kesimpulan
Bahwa Peak Discharge yang dihasilkan dari pemodelan HEC HMS adalah 38.4 m3/s Volumen
adalah 189.02 mm dan tanggal dari debit puncak adalah 20 Juni 2008, 02: 00