Anda di halaman 1dari 16

BAHASA INDONESIA

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

OLEH:

Kelompok 3

Nama Anggota Kelompok


Ni Nyoman Putri Utami (24)
Ni Ketut Sri Susanti (26)
Ni Gst Ayu Mirda Pramiandari (33)
Ni Kadek Satya Meirita (38)
Ni Putu Eka Septiani (49)

Kelas : 1 B

Kementerian Kemenkes RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
Teknologi Laboratorium Medik
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan paper dengan tepat waktu. Paper ini berjudul “Bahasa Indonesia
yang Baik dan Benar”. Paper ini berisikan tentang bagaimana penggunaan Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar.

Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan paper ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan paper ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa
melancarkan segala usaha kita.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar isi

Bab I. Pendahuluan …………………………………………………………………4

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………4


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….4
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..4
1.4 Manfaat………………………………………………………………………5
1.4.1 Manfaat praktis……………………………………………………………...5
1.4.2 Manfaat teoritis……………………………………………………………...5

Bab II. Pembahasan ………………………………………………………………..6

2.1 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar …………………………………..6


2.2 Bahasa Indonesia Baku ……………………………………………………7
2.3 Kesalahan umum penggunaan bahasa Indonesia …………………………9

Bab III. Penutup …………………………………………………………………15

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………..15

Daftar Pustaka

3
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa indonesia yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. Namun dalam penerapan masih
banyak orang yang jauh dari berbahasa indonesia yang baik dan benar dalam
komunikasi sehari-hari.
Kita sering mendengar ungkapan berbahasa indonesia dengan baik dan benar. Selain
itu juga anjuran pakailah bahasa indonesia yang baik dan benar. Pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa secara resmi juga menghimbau agar kita berbahasa indonesia
dengan baik dan benar. Akan tetapi apakah kita telah mengetahui atau memahami apa
yang dimaksud dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Oleh karena itu makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai
bagaimana berbahasa indonesia yang baik dan benar.

1.2 Rumusan masalah


a. Apakah pengertian bahasa indonesia yang baik dan benar?
b. Pengertian bahasa indonesia baku?
c. Apa saja ciri-ciri ragam bahasa baku?
d. Apa saja Fungsi bahasa baku?
e. Apa saja kesalahan umum penggunaan bahasa indonesia?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Untuk mengetahui bahasa Indonesia baku.
c. Untuk mengetahui ciri – ciri ragam bahasa baku.
d. Untuk mengetahui fungsi bahasa baku.

4
e. Untuk mengetahui kesalahan umum penggunaan bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Agar mahasiswa mengetahui bahasa Indonesia baku.
c. Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri ragam bahasa baku.
d. Agar mahasiswa mengetahui Fungsi bahasa baku.
e. Agar mahasiswa mengetahui kesalahan umum dalam penggunaan bahasa
Indonesia.
1.4.1 Manfaat Praktis
Secara praktis penulisan paper ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan mengenai bahasaIndonesia yang baik dan
benar.
b. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program
pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan pengetahuan mengenai
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Selain manfaat praktis, penulisan paper ini juga memiliki manfaat teoritis
yaitu untuk memberikan landasan bagi para penulis lain dalam melakukan
penyusunan lain yang sejenis dalam rangka meningkatkan pengetahuan
mengenai bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5
BAB II

Pembahasan

2.1 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

A. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Sesungguhnya dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar


terkandung dua pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama
berkaitan dengan ungkapan “bahasa Indonesia yang baik”. Sebutan baik atau tepat di
sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan
situasi pemakai. Pengertian kedua berkaitan dengan istilah “bahasa Indonesia yang
benar”. Sebutan benar atau betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan
kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa
indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah
kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa
yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat
pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada
pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.
Dengan penjelasan ini tampak bahwa bahasa yang kita gunakan, agar mengenai
sasarannya, tidak selalu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar dan di
warung, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keanehan,
keheranan, bahkan kecurigaan. Jadi pada asasnya, kita menggunakan bahasa yang
baik, artinya yang tepat tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, kita
mungkin berbahasa yang benar tetapi tidak baik penerapannya karena suasanya
mensyaratkan ragam bahasa yang lain.
Agar lebih jelas mengenai pengertian bahasa yang baik dan benar,sebagai berikut
ini contohnya :

6
Contoh 1:
Dalam tawar menawar di pasar, seorang pembeli akan cenderung menawar dengan
ucapan : “satu kilo berapa?”, “bisa ditawar?”daripada menggunakan kalimat yang
panjang seperti : “Berapakah harga satu kilo jeruk?”, “Bolehkah saya
menawarnya?.”(Bagaimanakah kira-kira reaksi penjual jeruk mendengar pertanyaan
dari seorang pembeli dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu?). Pemakaian ragam
bahasa baku (seperti kalimat yang kedua) akan menimbulkan kegelian, keheranan
atau kecurigaan. Kalimat tersebut sebagai contoh kalimat yang tidak baik tetapi
benar.
Contoh 2:
Dalam rapat kantor, seorang pejabat fakultas memulai rapat resmi dengan pemakaian
bahasa Indonesia seperti kalimat berikut. “Bapak-bapak dan saudara-saudara
sekalian, ayo deh, kite mulai aje rapat kali ini, ntar keburu ujan”. Okey you dah pada
siap kan?. (Apa jadinya apabila pejabat fakultas memulai acara rapat formal dengan
kalimat seperti itu?) tentu saja akan merubah suasana menjadi tidak formal dan
berwibawa. Kalimat di atas merupakan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik
dan benar. Karena kalimat yang digunakan tidak memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran.
Contoh 3:
Dalam rapat di kantor, seorang pjabat Universitas memulai rapat resmi dengan
pemakaian bahasa Indonesia seperti kalimat berikut ini. “Bapak-bapak dan ibu-ibu,
acara rapat senat siang ini marilah kita buka bersama-sama dengan membaca
basmalah. “Kalimat tersebut benar, karena kalimat yang digunakan memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran.

2.2 Bahasa Indonesia Baku


A. Pengertian

Bahasa Indonesia terdiri atas berbagai ragam, tiap-tiap ragam itu memiliki
kekhasan. Akan tetapi, dari berbagai ragam itu masih dapat dikenali dan dimengerti
sebagai bahasa Indonesia karena masing-masing memiliki ciri umum yang sama,

7
yang mengacu pada salah satu ragam yang dianggap sebagai patokannya. Ragam
yang dianggap sebagai patokan inilah yang dijadikan tolok bandingan bagi
pemakaian ragam yang lain. Dengan adanya tolok ini orang dapat mengetahui mana
pemakaian bahasa yang benar dan mana yang tidak benar. Ragam bahasa yang
mengemban fungsi sebagai tolok semacam itu disebut dengan bahasa
baku atau bahasa standar. Dengan demikian, bahasa Indonesia baku merupakan salah
satu ragam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai tolok bandingan bagi pemakaian
ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku disebut juga bahasa Indonesia yang
formal, yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.
Secara lebih rinci, ragam bahsa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa
sebagai berikut:

1. Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan, rapat-


rapat dinas, surat-menyurat resmi,dan sebagainya.
2. Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran
pekerjaan, karya ilmiah,dan sebagainya.
3. Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran
di sekolah,dan sebagainya.
4. Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat
pemerintahan, atasan, atau orang yang belum atau baru saja dikenal.

B. Ciri-ciri

Ragam bahasa baku atau standar memiliki tiga ciri yaitu :

1. Kemantapan dinamis

Bahwa bahasa baku haruslah memiliki kaidah dan aturan yang tetap. Baku
atau standar tidak dapat berubah setiao saat,jadi kaidah-kaidah haruslah
konsisten.

8
2. Kecendekiaan

Bahwa perwujudannya dalam kalimat, paragraph, dan satuan bahasa lain yang lebih
besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.

3. Keseragaman

Bahwa bahasa baku mempraanggapkan, adanya keseragaman kaidah.Akan tetapi,


perlu diingat bahwa yang terjadi adalah penyeragaman kaidah, bukan penyamaan
ragam bahasa, atau penyeragaman ragam/variasi bahasa.

C. Fungsi

Selain memiliki ciri-ciri, bahasa baku atau standar memiliki berbagai fungsi. Fungsi
yang dimaksud ada empat yaitu:

a. Fungsi pemersatu,
b. Fungsi pemberian kekhasan,
c. Fungsi pembawa kewibawaan, dan
d. Fungsi sebagai kerangka acuan.

2.3 Kesalahan Umum Penggunaan Bahasa Indonesia

Pembentukan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa baku selalu mengikuti
kaidah tata bahasa dari bahasa yang bersangkutan. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah
bahasa Indonesia yang mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia.Pemilihan kata dalam
rangka penyusunan kalimat baku dilakukan secara cermat agar informasi yang
hendak disampaikan dapat diterima secara baik oleh pembaca atau mantra bicara.

Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamran atau sejenis komunikasi lain,
seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan
tulisan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah

9
bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal,
salah pengertian, maupun salah tindakan. Untuk membuat atau menyusun kalimat
dengan baik dan benar tidaklah mudah. Dari sejumlah penelitian yang telah
dilakukan, ditemukan berbagai kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh para
pemakai bahasa Indonesia dalam penyusunan kalimat dengan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Kesalahan-kesalahan itu menurut Widjono (2005:153) dapat dirinci
sebagai berikut:

a. Kesalahan struktur
1. Kalimat aktif tanpa subjek.
Contoh:
Menurut ahli hokum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia
segera berakhir jika hukum ditegakkan. (salah)
Ahli hukum menyatakan bahwa krisis ekonomi di Indonesia segera
berahkhir jika hokum ditegakkan. (benar)
2. Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini
subjek berubah fungsi menjadi keterangan.
Contoh:
Di Pekalongan memiliki pusat perdagangan batik terbesar di
Indonesia. (salah)
Di Pekalongan terdapat pusat perdagangan batik terbesar di Indonesia.
(benar)
3. Tanpa unsur predikat menempatkan kata yang di depan predikat,
dengan kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.
Contoh:
Dokter yang bekerja di rumah sakit. (salah)
Dokter bekerja di rumah sakit. (benar)
4. Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja
transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan.

10
Contoh:
Mereka mendiskusikan tentang keselamatan di jalan. (salah)
Mereka mendiskusikan keselamatan di jalan. (benar)
5. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal
kalimat.
Contoh:
Ia rajin. Sehingga selalu mendapat juara kelas. (salah)
Ia rajin belajar sehingga selalu mendapat juara kelas. (benar)
6. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.
Contoh:
Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)
Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja karas. (benar)
7. Salah urutan.
Contoh:
Majalah itu saya baca. (salah)
Saya sudah membaca majalah itu. (benar)

b. Kesalahan diksi

1. Diksi kalimat salah jika :

a. Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa: agar- supaya,adalah -


merupakam, bagi- untuk, demi- untuk, naik- ke atas, turun- ke bawah, dan
lain-lain.Contoh:

Ia selalu minum obat agar supaya penyakit yang sedang diderita


sembuh. (salah)
Ia selalu minum obat supaya penyakit yang sedang diderita sembuh.
(benar)

11
b. Menggunakan kata Tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana, yang
mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.Contoh:

Desa di mana kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah
menjadi kota. (salah)
Desa tempat kami dilahirkan tiga puluh tahun yang lalu,kini telah
menjadi kota. (benar)

c. Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan: tidak hanya –


tetapi seharusnya tidak … tetapi atau tidak hanya – tetapi juga, bukan
hanya – tetapi juga seharusnya bukan hanya – melaikan juga.Contoh:

Ia tidak hanya cantik melainkan juga sopan santun. (salah)


Ia tidak hanya cantik tetapi juga sopan santun. (benar)

d. Menggunakan kata berpasangan (verba berpreposis) secara idiomatic yang


tidak sesuai. Misalnya:

Benar Salah

Bergantung kepada/pada Tergantung dari


Tergantung dari pada
Bergantung dari

Berbeda dengan Berbeda dari/ daripada

Disebabkan oleh Disebabkan karena

Hormat Hormat atas/sama


akan/kepada/terhadap

Berdasar pada/kepada Berdasarkan atas/pada


kepada (berdasarkan)

12
Terdiri atas (dari) terdiri

Sesuai dengan sesuai

Contoh:

Model pakaian itu sesuai bagi minat orang tersebut. (salah)


Model pakaian itu sesuai dengan minat orang tersebuat. (benar)

e. Penempatan numeralia distrubituf

Kata setiap, tiap-tiap, dan masing-masing termasuk numeralia distributif.


Kata setiap atau tiap-tiap memiliki arti yang sangat mirip dengan kata masing-
masing. Perbedaannya adalah kata masing-masing berdiri sendiri tanpa nomina,
sedangkan kata setiap dan tiap-tiap tidak bisa berdiri sendiri tanpa nomina.
Contoh:

Masing-masing mahasiswa dianjurkan memiliki buku ajar. (salah)


Setiap mahasiswa dianjurkanmemiliki buku ajar. (benar)
2. Diksi atau kalimat kurang baik (kurang santun)

a. Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya: aku dan saya.


b. Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif, misalnya: menurut
pendapat saya… sebaiknya menggunakan data menunjukkan bahwa…
penelitian membuktikan bahwa…, pengalaman membuktikan bahwa…
c. Menggunakan kata yang tidak jelas maknanya.
d. Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.
e. Penolakan dan pembuktian tanpa makna yang pasti (eksak).

13
c. Kesalahan ejaan

Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya memperkecil


kualitas kalimat melainkan juga dapat mengakibatkan kesalahan kalimat. Oleh karena
itu, penggunaan ejaan perlu diperhatikan dalam keseluruhan penulisan (lebih lanjut
lihat Buku Ejaan Yang Disempurnakan).
Jenis kesalahan ejaan:

1. Penggunaan huruf capital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal,


2. Pemenggalan kata,
3. Penulisan kata baku,
4. Penulisan unsure serapan
5. Penulisan kata asing tidak dicetak miring,
6. Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda
petik satu(‘…’), tanda penyngkatan (‘…), dan lain-lain
7. Penulisan kalimat atau paragarf: induk kalimat dan anak kalimat,kutipan
langsung, kutipan tidak langsung,
8. Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi
9. Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar,
majalah, jurnal,
10. Penulisan judul bab, subbab, bagian, subbagian,
11. Penulisan: daftar pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam urainan diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan
benar adalah bahasa Indonesia yang dalam penggunaan nya sesuai dengan kaidah tata
bahasa.Kaidah bahasa yaitu kaidah bahasa Indonesia baku atau yang danggap baku.
Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun
kehidupan sehari-hari.Namun masih minim nya pengetahuan tentang bagaiman bahsa
Indonesia yang baik dan benar,sehingga masih banyak yang tidak menggunakan nya
secara tidak tepat.

15
Daftar Pustaka
Ening,Herniti.2005.Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Pokja.Akademi UIN sauna
Kalijaga Yogyakarta. Diakses pada 25 Agustus 2019.
Kasanah,Kuswatum.2012.Makalah Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar.Http://bagongmendem.blogspot.com/2013/01/makalah-bahasa-
Indonesia-yang-baik-dan.htlm?m=1. Diakses pada 25 Agustus 2019.

16

Anda mungkin juga menyukai