MATA KULIAH
DINAMIKA TANAH
JUDUL PAPER :
GEMPA DAN LIQUEFACTION
OLEH
TRY ATMOJO
D11115526
Pencairan tanah akibat gempa atau yang banyak dikenal dengan liquefaction
adalah kejadian yang sangat penting, menarik dan kompleks pada pembicaraan
gempa dan geoteknik. Liquefaction ini mulai dibahas oleh para ahli geoteknik sejak
tahun 1964 dimana terjadi gempa besar di Alaska dengan besaran gempa 9,2 dan
diikuti oleh gempa Naigata, Jepang tiga bula kemudian dengan magnitude 7,5.
Kedua gempa besar tersebut menunjukkan kerusakan infrastruktur yang luar biasa
Sejak terjadinya kedua gempa tersebut, liquefaction diteliti dengan intensif oleh
ratusan peneliti gempa dan geoteknik, berbagai pendekatan dan asumsi telah
rekahan tanah. Dalam bentuk yang lebih dramatis sering ditunjukkan oleh
tenggelamnya struktur bangunan dari permukaan tanah serta turunnya tanah yang
cukup besar. Bangunan yang tenggelam tersebut akan miris, amblas, atau bergerak
kesamping yang pada akhirnya bangunan tersebut akan runtuh bersama hilangnya
1.3 Tujuan
1. Gempa.
DASAR TEORI
2.1 Gempa
sederetan gerakan tiba-tiba dari tanah dan batuan yang bersifat transient dan berasal
dari suatu daerah terbatas yang kemungkinan menyebar ke segala arah karena
dirambatkan oleh medium yang ada. Menurut katilli, gempa bumi didefinisikan
sebagai suatu sentakan asli yang terjadi di bumi, bersumber dari dalm bumi yang
Kedua definisi diatas memberikan beberapa hal pokok, yang pada dasarnya
bahwa didalam peristiwa gempa. Getaran terjadi dengan tiba-tiba; ada sumbernya;
dapat dibuat suatu hubungan antara besaran gempa dengan jarak kritis suatu daerah
Salah satu hubungan tersebut dibuat oleh U.S. Beraue of Reclamation dan
Ambraseys (1998).
Jika pertanyaan (1) jawabannya adalah tidak, maka tidak perlu adanya studi
liquefaction karena liquefaction tidak terjadi. Jika jawabannya ya, pertanyaan (2)
harus diperhatikan. Sebaiknya kedua pertanyaan diatas dibalik, sehingga jika terjadi
tersebut. Atau jika jawaban kedua pertamyaam diatas adalah ya, maka ada
Tidak semua jenis tanah rentan terhadap liquefaction. Oleh sebab itu
kerentanan tanah akibat liquefaction, sebagai contoh : Lempung, lanau, cadas, maka
bahaya liquefaction tidak terjadi dan tidak perlu studi lebih jauh tentang
liquefaction. Namun demikian jika tanah rentan terhadap liquefaction, studi tentang
dimana kerentanan tanah akan bahay liquefaction dapat dipastikan, dan tentu saja
dibedakan antara flow liquefaction dan molitas siklik. Kriteria tersebut adalah :
Kriteria Historis
terjadi pada lokasi yang sama ketika tanah dan permukaan air tanah tidak berubah.
Oleh sebab itu sejarah tentang gempa dan liquefaction sebelumnya dapat digunakan
untuk mengidentifikasi lokasi tertentu, atau loaksi yang lebih luas kemungkinan
terjadi liquefaction pada gempa yang akan terjadi di kemudian hari. Peta gempa
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/.
Kriteria Geologis
Deposit tanah yang rentan terhadap liquefaction terbentuk pada rentan yang
relative kecil dari lingkungan geologis. Lingkungan deposit dan hidrologi dan juga
liquefaction. Proses geologi yang menghasilkan tanah berbutir seragam, dan dalam
keadaan lepas sangat riskan terhadp liquefaction. Oleh sebab itu deposit-deposit
alluvial, fluvial, dan collovial dalam keadaan jenuh rentan terhadap liquefaction.
Kerentanan deposit tanah deposit tua biasanya lebih tahan terhadap liquefaction
Liquefaction akan terjadi pada deposit tanah dalam keadaan jenuh, maka
elavasi muka air tanah berpengaruh akan terjadinya liquefaction. Ketahanan tanah
terhadap liquefaction akan meningkat jika muka air tanah semakin rendah, atau
dimana muka air tanah berfluktuasi secara signifikan, bahaya liquefaction juga akan
mengalami fluktuasi. Deposit tanah yang dibuat oleh tanah juga harus diperhatikan
sebagai contoh deposit lepas dimana timbunan tidak dipadatkan dengan baik
sebagai berikut. Jika lapisan tanah pasir jenuh mengalami getaran, maka massa
Volume pori mengecil sedangkan tanah dalam keadaan jenuh, maka air tidak dapat
terdrainase, maka dengan sendirinya tekanan air pori menyamai tegangan total
didalam elemen tanah, maka tegangan efektifnya menjadi nol. Apabila tegangan
efektifnya nol, maka tegangan gesernya juga akan menjadi nol dan berperilaku
𝜏𝑝𝑠𝑟 = (𝜎 − 𝑢)𝑡𝑎𝑛𝜑
adalah peningkatan tekanan air pori berlebih (excess pore water pressure) akibat
tegangan bolak balik didalam getaran tanah akibat gempa. Tegangan bolak-balik
ini terjadi karena perambatan gelombang geser keatas yang berasal dari titik
pelepasan energy. Sehingga elemen tanah mengalami tegangan geser secara
dirimbulkan dari tegangan siklik tanah memadat dan volumenya mengecil, akan
tetapi peristiwa tersebut terjadi sangat cepat, air tidak sempat keluar dari pori-pori
tanah sehingga terjadi pengalihan tegangan tersebut kepada air pori yang
tegangan air pori tersebut mendekati tegangan total, maka elemen tanah akan
mengalami deformasi yang cukup besar tak terbatas sehinggga terjadi pengaliran
tanah pasir. Pada kondisi pasir lepas, peristiwa tersebut akan dengan cepat terjadi.
Peristiwan pencairan tanah pasir seperti yang dijelaskan diatas dapat terjadi
pda lapisan tanah pasir dengan kombinasi antaran kepadatan realtiv dengan
tegangan keliling tertentu. Jika kepadatan relative kecil dan tegangan keliling kecil,
maka peristiwa pencairan tanah akan dengan cepat terjadi. Zona pencairan tanah
pelapisan tanah pasir dan tentu saja tingkat getaran akibat gempa. Namun demikian,
Potensi pencairan tanah pasir akibat gempa pada suatu zona kedalaman tertentu,
pada dasarnya dapat ditentukan dari kombinasi sifat-sifat tanah, factor lingkungan
dan karakteristik gempa yang antara lain dapat disebutkan sebagai berikut;
Sifat-sifat tanah :
Sifatr redaman
Kepadatan relative
Faktor Lingkungan :
Riwayat geologis
Tegangan keliling
Karakteristik Gempa
Intensitas getaran
Lama getaran
Besar dana rah getaran
Beberapa factor diatas tidak dapat ditentukan secara langsung akan tetapi
tersebut, maka cara atau prosedur untuk evaluasi liquefaction dapat mngikuti pola
perencanaan dimana gaya luar (load action) dan ketahanan (resistance). Dalam hal
ini gaya luar adalah tegangan siklik akibat gempa (CSR), sedangkan ketahannya
KESIMPULAN
gempa.
2. Ternyata semua tanah tidak rentan terhadap liquefaction tetapi hanya tanah
pasir jenuh yang mengalami getaran yang membuat massa tanah tesebut akan