Anda di halaman 1dari 4

6.

alur diagnosis :

ANAMNESIS

1. RPS
a. Alokasi keluhan = muntah - muntah
b. Kualitas. = -
c. Kuantitas = -
d. Waktu (onset, durasi, frekuensi, dan kronologi) = sejak 2 jam yang lalu, setelah mengkonsumsi kerang dan udang
e. Faktor yang memperberat = -
f. Faktor yang memperingan = -
g. Keluhan yang menyertai = merasa pusing dan lemas, kemudian Timbul kemerahan dan bentol di wajah dan badan
2. RPD
a. Riwayat sakit serupa = -
b. Riwayat alergi = -
3. RPK
a. Riwayat sakit serupa = -
b. Riwayat alergi = -

PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital :
a. Kesadaran = tampak gelisah, teragitasi
b. Tekanan darah = 90/70mmHg
c. HR = 130x/menit
d. RR = 36x/menit
e. Suhu = 37,5C
2. Inspeksi
a. Kepala dan wajah : mesosefal, pembengkakan jaringan di sekitar kelopak mata dan bibir
b. erupsi kulit berbatas tegas , kemerahan
3. Palpasi
a. Abdomen : supel
b. tidak teraba massa, turgor kembali lambat
c. Akral dingin
4. Perkusi
5. Auskultasi
a. Thorax : jantung : bunyi jantung I-II normal, bising (-) , gallop (-)
b. Paru : vesikuler , ronkhi (-) , mengi (-).
c. Abdomen : bising usus meningkat,

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Jumlah leukosit
Pada alergi, jumlah leukosit normal kecuali bila disertai dengan infeksi. Eosinofilia sering dijumpai tetapi tidak spesifik.
2. Serum IgE total
Dapat memperkuat adanya alergi, tetapi hanya didapatkan pada 60-80% pasien.
3. IgE spesifik
Pengukuran IgE spesifik dilakukan untuk mengukur IgE terhadap alergen tertentu secara in vitro dengan cara RAST (Radio Alergo Sorbent
Test) atau ELISA(Enzim Linked Imunnosorbent Assay). Tes ini dapat dipertimbangkan apabila tes kulit tidak dapat dilakukan.
4. Serum tryptase
Pemeriksaan serum triptase dapat digunakan untuk mengidentifikasi reaksi anafilaksis yang baru terjadi atau reaksi lain karena aktivasi
sel mast. Triptase merupakan protease yang berasal dari sel mast.
5. Tes kulit
Tes kulit bertujuan untuk menentukan antibodi spesifik IgE spesifik dalam kulit pasien yang secara tidak langsung menunjukkan antibodi
yang serupa pada organ yang sakit. Tes kulit dapat dilakukan dengan tes tusuk (prick test), scratch test, friction test, tes tempel (patch
test), intradermal test. Tes tusuk dilakukan dengan meneteskan alergen dan kontrol pada tempat yang disediakan kemudian dengan
jarum 26 G dilakukan tusukan dangkal melalui ekstrak yang telah diteteskan. Pembacaan dilakukan 15-20 menit dengan mengukur
diameter urtika dan eritema yang muncul. Tes tempel dilakukan dengan cara menempelkan pada kulit bahan yang dicurigai sebagai
alergen. Pembacaan dilakukan setelah 48 jam dan 96 jam.1
6. Tes provokasi
Tes provokasi adalah tes alergi dengan cara memberikan alergen langsung kepada pasien sehingga timbul gejala.1
DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding reaksi anafilaksis adalah asma episode berat, sinkop, panic attacks, hipoglikemia. Asma episode berat saat serangan dapat
menunjukkan gejala batuk, sulit bernafas, terdengar wheezing sehingga menyerupai reaksi anafilaksis pada sistem respirasi. Namun, gatal,
urtikaria, angioedema, nyeri abdomen jarang ditemukan pada asma. Panic attacks menimbulkan gejala seperti kesulitan bernafas, kemerahan,
takikardia, dan gangguan gastrointestinal. Namun, adanya urtikaria, angioedema, hipotensi jarang pada panic attacks. Hipotensi dapat terjadi
pada sinkop dan anafilaksis, tetapi pucat dan berkeringat tampak pada sinkop.2,4

Gejala dari reaksi anafilaksis dapat mencakup beberapa organ, dimana gejala- gejalanya antara lain

a. Kulit : Urtikaria, Angioedema, Eritema , Pruritus


b. Gastrointestinal :Mual, Muntah, Nyeri perut, Diare
c. Saluran Napas Bagian Atas : Kongesti, Suara serak, Bersin, Batuk, Orofaringeal atau laringeal edema
d. Saluran Napas Bagian Bawah ; Spasme bronkus, Mengi, Dada terasa terikat,
e. Neurologi ; Kepala terasa ringan, Pusing, Bingung,
f. Oral ;Gatal atau bengkak pada bibir, lidah, atau palatum
g. Kardiovaskuler ; Hipotensi, Pusing, Sinkop, Takikardia

Diagnosis anafilaksis dapat ditegakkan berdasarkan pada tanda klinis dan gejala yang timbul dimana kriteria Sampson

Apabila terdapat minimal satu dari tiga kriteria di bawah ini, sangat mendukung diagnose anafilaksis

1. Serangan yang bersifat akut (menit-beberapa jam) dengan adanya keterlibatan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya (seperti urtikaria
generalis, pruritus atau kemerahan, bengkak pada bibir- lidah-uvula)
Ditambah dengan minimal satu dari:
 Gangguan pernapasan (dispneu, mengi atau spasme bronkus, stridor, penurunan PEF*, hypoxemia)
 Penurunan tekanan darah atau gejala yang berkaitan dengan kerusakan organ (hipotonia, sinkop, inkontinensia)
2. Minimal dua dari gejala di bawah ini yang muncul segera setelah paparan alergen yang dicurigai (menit-beberapa jam)
 Keterlibatan kulit-jaringan mukosa (urtikaria generalis, gatal dan kemerahan, bengkak pada bibir-lidah-uvula)
 Gangguan pernapasan (dispneu, mengi atau spasme bronkus, stridor, penurunan PEF*, hypoxemia)
 Penurunan tekanan darah atau gejala yang berkaitan dengan kerusakan organ (hipotonia, sinkop, inkontinensia)
 Gejala gastrointestinal yang persisten (kram, nyeri perut, dan muntah)
3. Penurunan tekanan darah setelah paparan alergen yang telah diketahui sebelumnya
 Balita dan anak-anak : sistolik rendah (spesifik menurut usia) atau sistolik menurun >30%**
 Dewasa: sistolik <90mmHg atau penurunan sistolik >30% dari baseline

*PEF : Peak Expiratory Flow


**Definisi tekanan darah sistolik yang rendah untuk anak-anak

 1 bulan-<1tahun : <70mmHg
 1-10 tahun: kurang dari (70mmHg + [2 x usia])
 11-17 tahun : <90mmHg

Anamnesis yang cermat perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari anafilaksis. Informasi mengenai manifestasi klinis seperti urtikaria,
angioedema, obstruksi jalan nafas, dan juga paparan alergen sebelum gejala seperti makanan,obat, ataupun gigitan serangga perlu diperoleh
melalui anamnesis. Tidak adanya manifestasi pada kulit menimbulkan keraguan dalam diagnosis anafilaksis, namun tidak adanya manifestasi
tersebut tidak dapat secara langsung menyingkirkan diagnosa anafilaksis.

Penyebab dari munculnya suatu anafilaksis dapat diketahui dengan pemeriksaan IgE in vitro atau skin test. Diagnosis klinis dari reaksi ini dapat
didukung dengan adanya peningkatan konsentrasi sel mast dan juga mediator basofil seperti histamin pada plasma atau tryptase total baik
dalam serum atau plasma.

Anda mungkin juga menyukai