Suprastruktur Politik
Suprastruktur Politik
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya
lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “SUPRASTTRUKTUR POLITIK” yang
penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran. Tak lupa shalawat dan
salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga,
para sahabat dan seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian guru. dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di
ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kalianda, 12 Oktober 2019
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Suprastruktur Politik
Istilah suprastruktur politik berasal dari gabungan kata supra artinya atas,
struktur artinya bangunan atau tata hubungan. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia,
struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain atau
bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi setiap sistem.
Menurut Prof. Benny H. Hoed, struktur adalah bangun (teoritis) yang terdiri atas unsur-
unsur yang berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan. Menurut Kantaprawira
(1983:44) struktur adalah pelembagaan hubungan organisasi antara komponen yang
membentuk bangunan itu.
4
Politik adalah lembaga Negara formal yang keberadaannya diatur oleh
konstitusi atau UUD 1945. Suprastruktur Politik Indonesia menurut UUD 1945 hasil
amandemen terdiri dari:
1) Lembaga legislatif, yaitu DPR, DPD, MPR dan Presiden.
2) Lembaga eksekutif, yaitu Presiden dan kabinet.
3) Lembaga yudikatif, yaitu Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komsisi
Yudisial.
4) Lembaga inspektif, yaitu BPK
5
7. memilih dan melantik Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatanya
selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari;
8. memilih dan melantik Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya
berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon
Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang paket calon Presiden dan Wakil Presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya sampai habis masajabatanya.
6
5. melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah.
7
Undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama dalam awal
pembicaraan tingkat I
6. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bersama Presiden
dengan memperhatikan pertimbangan DPD
7. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh
DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pajak, pendidikan, dan agama
8. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
9. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan
10. Mengajukan, memberikan persetujuan, pertimbangan/konsultasi, dan
pendapat
11. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat
12. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
undang-undang.
8
6. Imunitas
7. Protokoler
8. Keuangan dan administrative
1. Legislasi
Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegang
kekuasaan membentuk undang-undang.
9
2. Anggaran
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan
persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan undang-undang
tentang APBN yang diajukan oleh Presiden.
3. Pengawasan
Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang dan APBN.
10
Wewenang Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )
1. Dapat mengajukan ke DPR RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemerkaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan
keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut membahas RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan
pusat dan daerah.
3. Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU PABN dan RUU yang terkait dengan
pajak, pendidikan dan agama.
4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU yang terkait otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya dan pertimbangan
keuangan pusat dan daerah serta menyampaikan hasil pengawasan kepada DPR.
5. Menerima hasil pemeriksaan keuangan dari BPK.
6. Memberikan pertimbangan kepada DPR mengenai pemilihan anggota BPK.
1. Mengamalkan Pancasila
2. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dam menaati segala peraturan perundang-undangan
11
3. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
4. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
5. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
6. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat dan daerah
7. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok
dan golongan
8. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih
dan daerah pemilihannya
9. Menaati kode etik dan peraturan tata tertib DPD, dan
10. Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya
PRESIDEN
Calon Presiden dan wakilnya harus seorang WNI sejak kelahirannya dan tidak
pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah
menghianati Negara serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban Negara sebagai Presiden dan wakilnya.
12
7. Menetapkan Peraturan Pemerintah
8. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
9. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR
10. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
11. Menyatakan keadaan bahaya
12. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden
memperhatikan pertimbangan DPR
13. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR.
14. Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung
15. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
16. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan
UU
17. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )
18. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi
Yudisial dan disetujui DPR
19. Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan
Mahkamah Agung
20. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.
13
2. Membangun sebuah suksesi dengan terus menjaga kontinuitas kekuasaan
partai berkuasa, dengan memperhatikan konstitusi maupun landasan
ideology pancasila, kedaulatan rakyat dan pemanusiawiannya di nomor
satukan.
14
11. Membahas Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan persetujuan
bersama DPR.
12. Mengkonfirmasi Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama
DPR untuk menjadi UU.
13. Dalam hal lkhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan
Peraturan Pemerintah sebagai pengganti UU.
14. Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD.
15. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah dipilih oleh
DPR atas dasar pertimbangan DPD.
16. Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi Yudisial dan telah
mendapat persetujuan DPR untuk menjadi Hakim Agung.
17. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR.
18. Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
15
8. Menyatakan perang dengan negara lain, damai dengan negara lain dan
perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR.
9. Membuat perjanjian yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
mempengaruhi beban keuangan negara dan atau mengharuskan adanya
perubahan / pembentukan Undang-Undang harus dengan persetujuan DPR.
10. Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan sebagainya yang diatur
oleh UU.
11. Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY / Komisi Yudisial
dengan persetujuan DPR.
16
11. Memberi grasi dan rehabilitas dengan memperhatikan pertimbangan MA (
Pasal 14 ayat 1 )
12. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (
Pasal 14 ayat 2 )
13. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dalam
UU ( pasal 15 )
14. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat
dan pertimbangan kepada presiden ( Pasal 16 )
15. Pengangkatan & pemberhentian menteri-menteri ( pasal 17 ayat 2 )
MAHKAMAH AGUNG
MAHKAMAH KONSTITUSI
17
KOMISI YUDISIAL
Hasil amandemen UUD 1945 oleh MPR RI melahirkan lembaga baru, yakni
Komisi Yudisial. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
dengan persetujuan DPR. Menurut pasal 24B UUD1945, Komisi Yudisial adalah lembaga
yang bersifat mandiri dengan kewenangan ;
(a) Mengusulkan pengangkatan hakim agung
(b) Wewenang lainnya dalam ranngka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran, martabat serta prilaku hakim.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga dengan yang tertulis ini dapat membuat kita lebih sadar akan struktur
perpolitikan yang sampai saat ini berjalan di negri kita. Naman satuhal yang kita semua
19
harus perhatikan ketika keadaan perpolitikan kita seperti ini terus, maka susah untuk kita
melihat kemajuan di negri kita ini. Mengapa demikian, karena ada sesuatu yang mungkin
kita telah ketahui tapi tidak sampai hati untuk merubahnya. Dengan keadaan kekuasaan
yang terbagi-bagi maka dapat berpotensi adanya kepentingan diandara para badan
kekuasaan.
Saran saya sadarila dan pahamilah keadaan dunia perpolitikan terlebilagi struktur
perpolitikan yang diterapkan saat ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
21