Anda di halaman 1dari 189

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF

TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


MATEMATIK SISWA
(Penelitian Quasi Eksperimen di MTs.N 8 Jakarta)

Skripsi
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata-1
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
DESI RATNASARI
108017000010

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M./1433 H.
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap


Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa” disusun oleh Desi
Ratnasari, NIM. 108017000010, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak
untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
fakultas.

Jakarta, November 2013

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Firdausi, S.Si, M.Pd Gusni Satriawati, M.Pd

NIP. 19690629 200501 1 003 NIP. 19780809 200801 2 032


SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : DESI RATNASARI
NIM : 108017000010
Jurusan : Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun : 2008
Alamat : JL. H. Sarimun Rt.08 Rw.001 Kelurahan: Kembangan
Selatan, Kecamatan : Kembangan, Jakarta Barat.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA


Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Generatif
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa adalah benar
hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama : Firdausi, S.Si, M.Pd
NIP : 19690629 200501 1 003
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
2. Nama : Gusni Satriawati, M.Pd
NIP : 19780809 200801 2 032
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakarta, November 2013


Yang Menyatakan,

Desi Ratnasari
NIM 108017000010
ABSTRAK

DESI RATNASARI (108017000010). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif


Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa. Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran


generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Penelitian ini
dilaksanakan di MTs.N 8, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan randomized
subject posttest only control group design. Sampel penelitian sebanyak 56 siswa.
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling
yaitu memilih dua kelas secara acak dari 5 kelas. Sampel penelitian pada kelas
eksperimen berjumlah 26 siswa yaitu pada kelas VIII 1 dengan menggunakan Model
Pembelajaran Generatif. Sampel pada kelas kontrol berjumlah 30 siswa yaitu pada
kelas VIII 3 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan
analisis dengan uji t, diperoleh nilai thitung yaitu sebesar 2,98 lebih besar
dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = 54 dan taraf
signifikansi (α) = 0,05 yaitu sebesar 2.01 (2,98 > 2,01), maka ditolak dan
diterima, yang artinya rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran generatif lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan
demikian, penerapan model pembelajaran generatif berpengaruh positif terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

Kata kunci: Model Pembelajaran Generatif, Kemampuan Pemecahan Masalah.

i
ABSTRACT
DESI RATNASARI (108017000010). The Effect of Using Generative Learning Model
To Mathematical Problem Solving Ability Of Student. Majors of Mathematic
Education, Faculty Science Tarbiyah and Teachership, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2013.

The objective of this research was to know the effect of using generative learning model
to mathematical problem solving ability of student. This study was conducted in MTs.
8, west Jakarta in academic year 2012/2013. The research method used was
experimental with subject posttest only control group design. The sample used in this
research was 56 student’s. Samples were taken by using the technique cluster random
sampling that is randomly selecting two classes from 5 classes. The research sample
in the experimental class numbered 26 students that is in class VIII 1 using the
generative learning model. The sample in control classes totaling 30 students that is in
the class VIII 3 using conventional learning model. Based on the analysis by t test, t
value obtained is equal to 2.98 greater than the value of t tables with degrees of
freedom (df) = 54 and a significance level (α) = 0.05 is equal to 2.01 (2.98 > 2.01), it
H_0 H_1 rejected and accepted, which means an average of mathematical problem-
solving abilities of students taught using generative learning model to teaching
higher than the average of students' mathematical problem-solving skills are taught
using conventional learning model. Thus, the implementation of generative learning
model to learning a positive effect on students' mathematical problem solving ability.

Key word:Generative Learning Model, Problem Solving Ability.

ii
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ‬

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang


senantiasa mencurahkan rahmat, hidayat dan hikmah sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam senantiasa dicurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para
pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, kesungguhan hati,
perjuangan, doa, dan semangat dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini,
semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, M.A.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga selaku
selaku Dosen Penasihat Akademik.
3. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Firdausi, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini.
5. Gusni Satriawati, M.Pd, selaku selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

iii
7. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang
dibutuhkan.
8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan
dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.
9. Kepala Sekolah MTsN 8 Jakarta, Bapak Drs. H. A. Mawardi, MM yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh dewan guru MTsN 8 Jakarta , khususnya Ibu Nur Afnidar, S.Pd,
selaku guru matematika yang telah membantu penulis melaksanakan
penelitian ini. Serta siswa dan siswi MTsN 8 Jakarta, khususnya kelas VIII.
11. Teristimewa untuk orangtuaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang
yang tiada terkira, bapak Damiri dan Ibu Jaenah yang tak henti-hentinya
mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan
materil kepada penulis. Untuk Abangku dan Adikku tersayang, yang telah
memberikan do’a dan semangat, serta seluruh keluarga yang menjadi kekuatan
bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.
12. Sahabat-sahabatku tercinta Nufa, Tari yang telah setia membagi kebersamaan
dalam suka dan duka, terimakasih atas ketersediannya dalam memberikan
dukungan, kasih sayang serta perhatian kepada penulis. Dan juga untuk
Latifah yang sering kali memberikan tebengan ke kampus .
13. Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2008 terutama PMTK
2008 A yaitu, Ami, Pusti, Santi, Diah, Eva, Selly, Wini, Warsih, Dini, Mita,
Pa Aji, Ulfah, Wardah, Eka, Nunu, Titin, Tsana, , Bela, Euis, Ocit, Icha, Tita,
Ita, , Ridha, dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas kebersamaannya selama di bangku perkuliahan, serta dukungan
semangat dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan semua bantuan,

iv
semangat, dukungan, bimbingan, masukan, dan doa yang telah diberikan kepada
penulis menjadi berkah dan rahmat dari Allah SWT. Amin yaa robbal’alamin.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Jakarta, November 2013

Penulis
Desi Ratnasari

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 6
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 7
BAB II: DESKRIPSI TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoretik
1. Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran
Matematik ........................................................................... 8
a. Pengertian Masalah Matematika ..................................... 8
b. Jenis-jenis Masalah Matematika ..................................... 9
c. Pengertian Pemecahan Masalah Matematik ................... 11
d. Langkah-langkah Pemecahan Masalah .......................... 13
e. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
......................................................................................... 14
2. Model Pembelajaran Generatif ............................................ 15
a. Pengertian Model Pembeljaran ........................................ 15
b. Model Pembelajaran Generatif ....................................... 16
c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Generatif .......... 18

vi
d. Penerapan Model Pembelajaran Generatif ...................... 19
e. Model pembelajaran konvensional .................................. 21
f. Penelitian yang Relevan .................................................. 23
B. Kerangka Berpikir .................................................................... 24
C. Hipotesis Penelitian .................................................................. 26
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 27
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................... 27
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 29
D. Instrumen Penelitian .................................................................. 29
1. Validitas ............................................................................. 32
2. Reliabilitas ......................................................................... 33
3. Daya Beda .......................................................................... 34
4. Taraf Kesukaran ................................................................. 35
E. Analisis Data.............................................................................. 35
1. Uji Normalitas .................................................................... 36
2. Uji Homogenitas ................................................................ 37
3. Uji Hipotesis ...................................................................... 38
F. Hipotesis Statistik ................................................................... 40
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................. 41
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Kelompok Eksperimen ........................................................ 41
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Kelompok Kontrol ............................................................... 44
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..................................... 47
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas ....................................................................... 49
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ..................................... 50
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol ........................................... 50

vii
2. Uji Homogenitas .................................................................... 50
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis................................................................. 51
2. Pembahasan ............................................................................. 53
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 59

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................................................................. 61
B. Saran............................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63
LAMPIRAN ......................................................................................................... 66

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran


Generatif dalam Kelas ................................................................. 20
Tabel 3.1 Desain Penelitian......................................................................... 27
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ....... 30
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik siswa ......................................................................... 31
Tabel 3.4 Klasifikasi Inseks Reliabilitas Soal ............................................. 33
Tabel 3.5 Indeks Daya Pembeda ................................................................. 34
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Kelompok Eksperimen ............................................. 41
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Kelompok Eksperimen ............................................. 43
Tabel 4.3 Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelompok Eksperimen ................................................................ 44
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Kelompok Kontrol .................................................... 44
Tabel 4.5 Hasil Statistik Deskriptif Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Kelompok Kontrol .................................................... 46
Tabel 4.6 Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelompok Kontrol ...................................................................... 46
Tabel 4.7 Data Statistik Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelompok Ekperimen dan Kontrol ................ 47
Tabel 4.8 Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelompok Ekperimen dan Kontrol ................ 48
Tabel 4.9 Uji Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelompok Ekperimen dan Kontrol ................ 50
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 51
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji-t ............................................................... 52
Tabel 4.12 Nilai Rata-Rata Indikator ............................................................ 53

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan dalam Model Pembelajaran Generatif ................. 18


Gambar 4.1 Histogram dan Poligon Frekuensi Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Eksperimen... 42
Gambar 4.2 Histogram dan Poligon Frekuensi Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Kontrol.......... 45
Gambar 4.3 Skor Rata-Rata Persentese Kemempuan Pemecahan
Masalah Matematik Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol .................................................................. 49
Gambar 4.4 Kurva Uji Perbedaaan Data pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..................................... 52

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ................. 66


Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ....................... 70
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................ 73
Lampiran 4 Kisi-kisi instrumen tes kemampuan pemecahan
masalah matematik ( uji coba ) ...................................................... 109
Lampiran 5 Instrumen Test Uji Coba Kemampuan Pemecahan Matematik ..... 110
Lampiran 6 Kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah matematik ............ 113
Lampiran 7 Instrumen Test Kemampuan Pemecahan Matematik..................... 114
Lampiran 8 Jawaban Instrumen soal ................................................................. 118
Lampiran 9 Validitas Instrumen Soal ................................................................ 123
Lampiran 9 Langkah-Langkah Perhitungan Uji Validitas ................................ 125
Lampiran 10 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas .................................................. 127
Lampiran 11 Langkah-Langkah perhitungan Uji Reliabilitas ........................... 129
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Uji taraf Kesukaran ........................................... 130
Lampiran 13 Langkah-Langkah Perhitungan Uji Taraf Kesukaran ..................... 132
Lampiran 14 Hasil Perhitungan Daya Pembeda .................................................. 133
Lampiran 15 Langkah-langkah Perhitungan Daya Beda Soal ........................... 135
Lampiran 17 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Kelompok Eksperimen ................................................................. 136
Lampiran 18 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Kelompok Kontrol ........................................................................ 138
Lampiran 19 Nilai Post Test .............................................................................. 140
Lampiran 20 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok
Eksperimen .................................................................................. 141
Lampiran 21 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 145
Lampiran 22 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ......................................... 149

xi
Lampiran 23 Uji Normalitas Kelompok Kontrol ................................................ 151
Lampiran 24 Uji Homogenitas ............................................................................ 153
Lampiran 25 Uji Hipotesis ................................................................................... 154
Lampiran 26 Wawancara .................................................................................... 156
Lampiran 27 Tabel............................................................................................... 158
Lampiran 28 Uji Referensi .................................................................................. 165
Lampiran 29 Surat Izin Penelitian ....................................................................... 172
Lampiran 30 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 173

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai Negara berkembang, Indonesia berupaya meningkatkan kualitas
pendidikan agar memiliki sumber daya manusia yang potensial untuk dapat
berdaya saing yang tinggi. Mengenai kualitas sumber daya manusia, tentunya
tidak lepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Karena keunggulan di bidang
sumber daya manusia dapat dicapai apabila terdapat keunggulan dalam bidang
pendidikannya. Oleh karena itu kualitas pendidikan menjadi sangat penting dan
perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Salah satu upaya pendidikan agar dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan matematika. Matematika
merupakan ilmu yang universal. Artinya sebagian besar disiplin ilmu yang ada
diluar matematika, secara langsung maupun tidak langsung memanfaatkan konsep
matematika. Sebagaimana juga tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), bahwa matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam
berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat
yang terjadi dibidang teknologi belakangan ini tidak dapat dipungkiri pada
dasarnya dilandasi oleh perkembangan dibidang ilmu matematika. Oleh sebab itu,
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik, mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai perguruan tinggi agar mereka memiliki kemampuan berpikir
logis, analisis, kritis dan kreatif untuk menghadapi perkembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan.
Salah satu hal terpenting dalam belajar matematika agar cara berpikir
logis, analisis, kritis dan kreatif dapat tercapai adalah dengan mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah matematik. Namun kenyataannya dari fakta yang
ada sangat disayangkan bahwa kemempuan pemecahan masalah matematik siswa
di Indonesia masih sangat kurang. Hal ini bisa dilihat dari hasil survei yang
dilakukan oleh TIMMS dan PISA, dimana pada dasarnya dimensi penilaian

1
2

TIMSS untuk siswa SMP terbagi atas dua dimensi, yaitu dimensi konten dan
dimensi kognitif. Dimensi konten terdiri atas empat domain, yaitu: bilangan,
aljabar, geometri, data dan peluang. Sedangkan dimensi kognitif terdiri atas tiga
domain yaitu mengetahui fakta dan prosedur (pengetahuan), menggunakan konsep
dan memecahkan masalah rutin (penerapan) dan memecahkan masalah nonrutin
(penalaran). Dalam dimensi kognitif, pemecahan masalah merupakan fokus utama
yang muncul dalam soal-soal tes terkait dengan hampir semua topik dalam tiap
domain konten.1 Hasil survei empat tahunan TIMSS yang dilakukan untuk anak
SMP kelas VIII pada keikutsertaan pertamakali tahun 1999 Indonesia berada pada
peringkat 34 dari 38 negara. Pada tahun 2003 Indonesia berada pada peringkat 34
dari 46 negara. Pada tahun 2007 turun menjadi peringkat 36 dari 48 negara. Dan
yang terakhir pada tahun 2011 Indonesia berada di peringkat 38 dengan rata-rata
skor 386, sementara rata-rata skor internasional adalah 500. Jauh tertinggal oleh
Korea yang berada di peringkat pertama dengan rata-rata skor 613.2
Sama halnya dengan survei yang dilakukan oleh PISA tahun 2000, 2003, 2006,
2009 dengan hasil yang tidak menunjukkan banyak perubahan pada setiap
keikutsertaannya. Pada PISA tahun 2009 Indonesia hanya menduduki peringkat
61 dari 65 peserta dengan rata-rata skor 371, sementara rata-rata skor
internasional adalah 496.3 Adapun kemampuan matematis yang digunakan dalam
penilaian proses matematika dalam PISA adalah Komunikasi (communication),
Matematisasi (mathematising), Representasi (representation), Penalaran dan
argumen (reasoning and argument), Merumuskan strategi untuk memecahkan
masalah (devising strategies for solving problems), Menggunakan bahasa
simbolik, formal, dan teknik, serta operasi (using symbolic, formal, and technical
language, and operations), Menggunakan alat-alat matematika (using
mathematical tools). Soal-soal matematika dalam studi PISA lebih banyak
mengukur kemampuan menalar, pemecahan masalah, berargumentasi dan

1
Sri Wardhani, Rumiati, Instrumen Penilaian Hasil Belejar Matemetika SMP: Belajar
dari PISA dan TIMMS, (Yogyakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), h. 24.
2
Ina V.S. Mullis, dkk., TIMMS 2011 International Results in Mathematics, (Baston
College: TIMMS & PIRLIS, International Study center), h. 42
3
Wardhani, op.cit., h. 1
3

pemecahan masalah daripada soal-soal yang mengukur kemampuan teknis baku


yang berkaitan dengan ingatan dan perhitungan semata.4 Dengan peringkat
Indonesia dalam PISA yang berada pada urutan ke-61, maka dapat dikatakan
bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik siswa Indonesia masih
tergolong rendah. Penelitian lain yang menunjukan kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa rendah yaitu hasil penelitian yang dilakukan Murni
(2010) menemukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
masih rendah. Kelemahan yang terlihat pada hasil kerja siswa dalam hal:
menentukan model matematika, memilih yang tepat dan strategi yang sistematis,
menggunakan konsep atau prinsip, dan kesalahan komputasi.5
Disalah satu sekolah di daerah Jakarta Barat, juga menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa masih tergolong rendah. Siswa
kesulitan ketika diberikan soal-soal terapan atau aplikasi yang berkaitan dengan
soal-soal kemampuan pemecahan masalah dan soal-soal ulangan yang biasanya
menggunakan soal-soal non rutin, tetapi mereka tidak merasa kesulitan ketika
harus mengerjakan tugas-tugas harian.
Dari fakta yang ada dapat diketahui bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa masih tergolong rendah. Padahal kemampuan
pemecahan masalah matematik merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
setiap siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika yang
tercantum dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan Memahami konsep
matematika, Menggunakan penalaran, Memecahkan masalah, Mengomunikasikan
gagasan, Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.6
Dari tujuan pembelajaran matematika, dapat dilihat bahwa standar
kompetensi dalam pembelajaran matamatika salah satunya adalah memecahkan

4
Ibid., h. 18.
5
Atma Murni, dkk, “The Enhacement Of Junior High School Students’ Abilities In
Mathematical Problem Solving Using Soft Skill-Based Metakognitive Learning”, h.195, tersedia
di (http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jme/article/download/554/153), diakses pada 10 April
2014.
6
Fadjar Shadik, Model Model Pembelajaran Matematika SMP,(Seleman: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 1
4

masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model


matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Selain
itu, dalam National Council of Teacher Mathematich (NCTM), juga menyiratkan
bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika salah satunya
adalah kemempuam pemecahan masalah matamatik. Itulah sebabnya kemempuan
pemecahan masalah merupakan salah satu fokus dalam pembelajaram
matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematik merupakan kemampuan
siswa menggunakan informasi dan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk
mencari jalan keluar atau solusi dari suatu permasalahan matematika.
Proses pembelajaran matematika saat ini masih cenderung menerapkan
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Hal tersebut terbukti
dari hasil penelitian Video Study pembelajaran matematika oleh tim Video Study
PMPTK tahun 2007 menunjukkan bahwa ceramah merupakan metode yang paling
banyak digunakan selama mengajar matematika, waktu yang digunakan siswa
untuk problem solving 32% dari seluruh waktu di kelas, guru lebih banyak
berbicara dibandingkan dengan siswa, hampir semua guru memberikan soal rutin
dan kurang menantang.7 Untuk itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan dan agar guru tidak terjebak dalam pembelajaran yang hanya sekedar
mentransfer pengetahuan, guru dapat menggunakan strategi atau model
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran. Salah satu model pembelajaran
yang dapat di terapkan dalam pembelajaran matematika adalah model
pembelajaran generatif. Model pembelajaran generatif ini adalah model
pembelajaran yang berdasarkan teori belajar konstruktivisme. Siswa di fasilitasi
untuk membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan apa yang telah dipahami
dengan mengkomunikasikan idea yang dimiliki.
Model pembelajaran generatif terdiri dari 4 tahap yakni tahap eksplorasi,
tahap pemfokusan, tahap tantangan atau pengenalan konsep, dan tahap penerapan.
Tahapan-tahapan yang terdapat dalam model pembelajaran generatif

7
Fajar Shadiq, Laporan Hasil Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika
(Yogyakarta, 2007), h.2, tersedia di (http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2008/06/07-
lapsemlok_limas_.pdf), diakses pada 10 April 2014.
5

memungkinkan siswa mendapat kebebasan dalam mengajukan ide-ide,


pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah sehingga belajar matematika lebih
efektif dan bermakna. Selain itu tahapan-tahapan yang terdapat dalam model
pembelajaran generatif juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa
merespon dan menyelesaikan masalah secara bebas dan kreatif. Dalam salah satu
tahapan, yaitu tahap penerapan siswa di ajak untuk dapat memecahkan masalah
dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar yang berkaitan dengan
hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini siswa mengaplikasikan
konsep-konsep yang telah diperoleh dari hasil diskusi untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui latihan-latihan
soal pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas, agar kemampuan kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa dapat dikembangkan dengan baik, maka proses
pembelajaran yang dilaksanakan harus melibatkan siswa secara aktif membangun
pengetahuannya sendiri. Salah satu pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif dan memberikan kesempatan kepada siswa merespon dan menyelesaikan
masalah secara bebas dan kreatif ialah dengan menggunakan model pembelajaran
generatif. Dari latar belakang diatas, maka penulis ingin meneliti mengenai
“Pengaruh Model Pembelajaran Generatif terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik Siswa”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Siswa mendapat kesulitan ketika dihadapkan pada soal-soal matematika yang
berbentuk tes kemampuan pemecahan masalah.
2. Pembelajaran matematika masih berpusat pada guru.
3. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.
6

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan, maka dalam
peneltian ini perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah dan
mengingat permasalahan yang cukup luas, maka perlu dilakukan pembatasan
masalah. Masalah akan dibatasi pada:
1. Objek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII MTs.N 8 Jakarta Barat.
2. Kemampuan pemecahan masalah dibatasi pada: mampu memahami masalah,
mampu membuat rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana
pemecahan masalah, dan mampu menafsirkan hasil pemecahan masalah.
3. Materi pembelajaran dibatasi hanya pada materi bangun ruang dengan SK5
yaitu memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-
bagiannya, serta menentukan ukurannya dan KD 5.3 yaitu menghitung luas
permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

D. Perumusan Masalah Penelitian


Agar penelitian ini lebih terarah, baik dalam perumusan tujuan penellitian
maaupun dalam penarikan kesimpulannya, maka penulis terlebih dahulu akan
merumuskan masalah penelitiannya, yaitu:
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
generatif?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapat
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional dengan metode ekspositori?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran generatifpada
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
7

1. Mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik siswa


yang mendapat pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran generatif.
2. Mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
yang mendapat pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori.
3. Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran generatif pada
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, terutama bagi:
1. Bagi Peneliti, dapat menambah pengetahuan dan melihat pengaruh
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa setelah pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran generatif.
2. Memberikan alternatif bagi guru dalam pembelajaran matematika melalui
model pembelajaran generatif.
3. Membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
matematik.
4. Bagi Peneliti Lanjutan, Dapat menjadi rekomendasi agar penelitian
terhadap penerapan model pembelajaran generatif dalam pembelajaran
matematika dilakukan terhadap kemampuan matematika atau pokok
bahasan lain.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritik
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
a. Pengertian Masalah Matematika
Pada dasarnya masalah atau problem adalah situasi yang mengandung
kesulitan bagi seseorang dan mendorongnya untuk mencari solusi dari masalah
tersebut. Tidak semua suatu pernyataan dapat dikatakan sebagai suatu masalah.
Suatu pertanyaan dapat dianggap sebagai suatu masalah oleh seorang tetapi
mungkin saja pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang rutin bagi orang
lain. Menurut Cooney,et al: “….for a question to be a problem, it must present a
challenge that cannot be resolved by some routine procedure known to the
student”.1 Maknanya adalah suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika
pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan
oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui si pelaku atau siswa. Karenanya,
dapat terjadi dimana suatu masalah bagi seseorang siswa akan menjadi pertanyaan
bagi siswa lainnya karena ia sudah mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya.
Senada dengan itu Lenchner dalam Sri Wardani pada intinya menyatakan
hal-hal berikut ini:
Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu
menunjukkan adanya tantangan yang tidak dapat dipecahkan dengan suatu
prosedur rutin yang sudah diketahui oleh penjawab pertanyaan dan suatu
masalah bagi Si A belum tentu menjadi masalah bagi Si B jika Si B sudah
mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya, sementara Si A belum
pernah mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya.2

1
Fajar Shadiq, PemecahanMasalah,Penalarandan Komunikasi.Makalah Disajikan Dalam
Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar. (Yogyakarta: PPPG Matematika,
2004). h. 10.
2
Sri Wardani, Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SMP,
(Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2010) , h. 15.

8
9

Menurut Holmes, terdapat dua macam masalah dalam pembelajaran


matematika SMP, yaitu masalah rutin dan nonrutin, tetapi apapun masalahnya,
rutin atau nonrutin, tetap bergantung pada pengalaman si pemecah masalah.3
Masalah nonrutin merupakan masalah yang belum diketahui prosedur
penyelesaiannya. Untuk mencari pemecahannya diperlukan keterampilan yang
lebih tinggi, yang dapat diperoleh siswa setelah mereka memiliki pemahaman
konsep dah keterampilan dasar matematika, serta keterampilan memecahkan
masalah-masalah rutin.
Dari berbagai pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa masalah adalah
suatu persoalan yang memerlukan penyelesaian dan masalah bersifat relatif,
sebab suatu soal dapat dikatakan menjadi suatu masalah atau hanya soal latihan
biasa adalah sesuai dengan kemampuan setiap individu tersebut dalam
menghadapi suatu persoalan yang sedang dihadapinya.

b. Jenis-jenis Masalah Matematika


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan kepada masalah-
masalah yang menuntut kita untuk menyelesaikannya. Meskipun definisi suatu
masalah secara relatif cukup familiar dengan kita, kata masalah mengandung arti
yang komprehensif. Banyak berbagai tanggapan yang berbeda dalam menghadapi
masalah tertentu. Secara umum, masalah dalam matematika merupakan soal-soal
yang belum diketahui prosedur pemecahannya oleh siswa. Permasalahan yang di
hadapi dapat dibedakan menjadi masalah yang berhubungan dengan masalah
translasi, masalah aplikasi, masalah proses, masalah teka-teki.4
1) Masalah translasi
Merupakan masalah biasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang
untuk menyelesaikannya diperlukan translasi (perpindahan) dari bentuk verbal ke
dalam bentuk matematika atau model matematika.

3
Sri Wardani, op. cit., h. 21.
4
Maulana, Nahrowi Adjie, Pemecahan Masalah Matematika,(Bandung: UPI Press,2007),
hal.7-9
10

Contohnya : Joni memiliki kelereng sebanyak 20 buah. Ketika sedang sekolah


ternyata adik Joni mengambil kelereng Joni sebanyak 7 buah. Berapakah kelereng
yang Joni punya sekarang?
Kata “diambil” di artikan sebagai pengurangan, sehingga apabila diubah kedalam
model matematika menjadi: 20 – 7 = ...
2) Masalah aplikasi
Suatu permasalahan yang sengaja dibuat untuk menguji dan memberikan
kesempatan kepada si pemecah masalah untuk menyelesaikan masalah dengan
bermacam-macam keterampilan dan prosedur matematika. Dengan
menyelesaikam masalah seperti itu siswa dapat menyadari kegunaan matematika
dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya : Ayah Joni ingin membuat kotak tempat menaruh mainan Joni
berbentuk balok dengan ukuran tiap rusuknya 1 meter. Kotak mainan yang akan
dibuat oleh ayah Joni terbuat dari triplek yang dibeli di toko dekat rumah Joni.
Jika harga triplek permeter adalan15000. Berapa banyak triplek yang dibutuhkan
ayah Joni dan uang yang diperlukan untuk membeli triplek?
3) Masalah Proses
Masalah ini ada dalam penyusunan langkah-langkah perumusan pola dan
strategi khusus dalam menyelesaikan masalah. Masalah semacam ini memberikan
kesempatan kepada si pemecah masalah untuk mengasah kemampuannya.
Sehingga dalam diri si pemecah masalah terbentuk keterampilan menyelesaikan
masalah sehingga dapat membantu si pemecah masalah menjadi terbiasa
menyeleksi masalah dalam berbagai situasi masalah yang kemudian dapat
memberikan suatu solusi dengan tepat.
Contohnya : Bu Yani meminjam uang di bank sebesar Rp. 8.500.000,-. Aturan
bunga yang diterapkan oleh bank adalah bunga berjalansebesar 8% pertahun. Bu
Yani akan mengembalikan pinjamannya selama 3 tahun secara di cicil. Berapakah
besaran bunga yang diberikan Bu Yani kepada bank?
Permasalahan diatas di tuntut untuk mengetahui rumus yang dipakai, untuk dapat
menentukan rumus harus dicari dulu suku pertama,suku kedua, dan bedanya.dari
11

hal tersebut terlihat bahwa masalah diatas memiliki proses yang agak rumit untuk
menyelesaikannya.
4) Masalah teka-teki
Masalah ini dikemas dalam bentuk permainan yang bertujuan untuk
rekreasi dan kesenangan serta sebagai alat yang bermanfaat untuk mencapai
tujuan yang efektif dalam pengajaran matematika. Sehingga diharapkan nantinya
si pemecah masalah dapat merasakan kondisi bermain dalam memecahkan
masalah matematik.
Contohnya : Gambarlah empat ruas garis melalui sembilan titik pada gambar
berikut tanpa mengangkat alat tulis ada tidak ada garis yang terlewati dua kali.

c. Pengertian Pemecahan Masalah Matematik


Menurut Robert L. Solso, pemecahan masalah adalah suatu pemikiran
yang terarah secara langsung untuk menemukan solusi atau jalan keluar untuk
suatu masalah yang spesifik.5 Sri Wardhani menyatakan bahwa, pemecahan
masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya
ke dalam situasi baru yang belum dikenal.6 Tatag Yull Eko Siwono berpendapat
bahwa, pemecahan masalah adalah suatu proses atau upaya individu untuk
merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu jawaban atau metode
jawaban blum tampak jelas.7 Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau
penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi

5
Robert L. Solso, Otto H. Maclin dan M. Kimberly Maclin., Pisikologi Kognitif, (Jakarta:
Erlangga, 2008), h. 434.
6
Sri Wardhani, Analisis SI dan SKLMata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika,(Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h. 18.
7
Tatag Yull Eko Siwono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (….. ; Unesa university
Press, 2008), h.35.
12

tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan
prosedur rutin yangsudah diketahui penjawab.
Sedangkan Robert Harris, menyatakakan bahwa memecahkan masalah
adalah “the management of a problem in a way that successfully meets the goals
established for treating it”.8 Ini bermakna bahwa memecahkan masalah adalah
proses pengelolaan suatu masalah sehingga dapat tecapai tujuan yang telah
ditetapkan untuk melakukannya.
Senada dengan hal tersebut,menurut NCTM, “Problem solving is a
hallmark of mathematical activity and a major means of developing mathematical
knowledge”.9 Yang dapat diartikan bahwa pemecahan masalah adalah aktifitas
dengan sungguh-sungguh dalam tujuan mengembangkan pengetahuan
matematika.
Dalam NCTM mengungkapkan tujuan pengajaran pemecahan masalah
dari sebelum taman kanak-kanak hingga kelas XII sebagai berikut:10
1. build new mathematical knowledge through problem solving,
2. solve problems that arise in mathematics and in other contexts,
3. apply and adapt a variety of appropriate strategies to solve problems,
4. monitor and reflect on the process of mathematical problem solving.
Tujuan pengajaran pemecahan masalah secara umum adalah untuk: 1)
membangun pengetahuan matematika baru melalui pemecahan masalah, 2)
memecahkan masalah yang muncul dalam matematika dan di dalam konteks-
konteks lainnya, 3) menerapkan dan menyesuaikan bermacam strategi yang sesuai
untuk memecahkan permasalahan, dan 4) memantau dan merefleksikan proses
dari pemecahan masalah matematika.
Memecahkan masalah menurut Gagne dan Nasution dapat dipandang
sebagai suatu proses dimana siswa menemukan kombinasi aturan-aturan yang
telah dipelajarinya lebih dahulu yang digunakannya untuk memecahkan masalah
yang baru yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.11 Dengan demikian,

8
Sri Wardani. loc. cit.
9
NCTM, “Priciples and Standards for School Mathematics”, (Reston VA, 2000), p.116.
10
Ibid., h. 52 dan 334.
11
Janulis P. Purba, Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan
Masalah.h.2.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/19471025198
0021-JANULIS_P_PURBA/Makalah_Seminar/Artikel_P.J.Purba.pdf (akses 15maret 2012)
13

pemecahan masalah adalah proses berpikir untuk menentukan apa yang harus
dilakukan ketika siswa tidak tahu.
Becker & Shimada (dalam McIntosh, R. & Jarret, D.) menegaskan hal ini
sebagai berikut: “Genune problem solving requires a problem that is beyond the
student’s skill level so that she will not automatically know which solution method
to use. The problem should be nonroutine, in that student perceives the problem
as challenging and unfamiliar, yet not insurmountable”.12 Dapat diartikan bahwa
sebuah masalah matematik adalah suatu masalah yang melebihi tingkat
kemampuan siswa, sehingga mereka tidak dapat langsung mengetahui metode
untuk mencari solusinya. Suatu masalah haruslah latihan yang tidak rutin yang
menjadikan siswa merasa adalah suatu tantangan dan latihan tak biasa yang belum
bisa diatasi.
Dapat disimpulkan bahwa memecahkan masalah adalah upaya yang
dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah matematikadengan menggunakan
metode sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan atau yang
diinginkan.

d. Langkah-langkah Pemecahan Masalah


Untuk memecahkan masalah matematika di perlukan langkah-langkah
kongkrit yang tepat sehingga diperoleh jawaban yang benar. Beberapa pandangan
dari langkah-langkah pemecahan masalah di ajukan oleh para ahli secara
terstruktur sehingga memungkinkan kita untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan benar. Polya menguraikan empat langkah rencana dalam proses
pemecahan masalah matematik, yaitu:13 1) memahami masalah, 2) membuat
rencana pemecahan masalah, 3) melaksanakan rencana pemecahan masalah, 4)
membuat review atas pelaksanaan rencana pemecahan masalah.

12
Sumardyono, pengertian dasar problem solving.
h.1.http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TahapanMemecahkanMasalah.pdf (akses 15
maret 2012)
13
Erna Suangsih & Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI PRESS,
2006), h….
14

Sebagaimana Polya, Dewey pun menguraikan proses yang dapat dilakukan


pada setiap langkah pemecahan masalah. Proses tersebut terangkum dalam lima
langkah utama yaitu:14 1) mengenali/menyajikan masalah: tidak diperlukan
strategi pemecahan masalah jika bukan merupakan masalah; 2) mendefinisikan
masalah: strategi pemecahan masalah menekan-kan pentingnya definisi masalah
guna menentukan banyaknya kemungkinan penyelesian; 3) mengembangkan
beberapa hipotesis: hipotesis adalah alternatif penyelesaian dari pemecahan
masalah; 4) menguji beberapa hipotesis: mengevaluasi kelemahan dan kelebihan
hipotesis; 5) memilih hipotesis yang terbaik.
Sedangkan Fadjar Shadiq mengungkapkan bahwa ada empat langkah
penting dalam poses pemecahan masalah, yaitu: memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang di
peroleh.15 Hal ini sejalan dengan standar isi kurikulum pendidikan matematika,
yang mengungkapkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan
matematika salah satunya adalah agar siswa memiliki kemampuan pemecahan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

e. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik


Menurut Holmes dalam Sri Wardani, alasan seseorang perlu belajar
memecahkan masalah matematika adalah adanya fakta dalam abad dua puluh satu
16
ini bahwa orang yang mampu memecahkan masalah hidup dengan produktif.
Menurut Holmes, orang yang terampil memecahkan masalah akan mampu
berpacu dengan kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih produktif, dan
memahami isu-isu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat global.17 Oleh

14
Ahmad Firdaus, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika,(tersedia di:
http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/. akses
03 maret 2013)
15
Fadjar Shaddiq, Kemahiran Matematika, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2009), h. 5.
16
Sri Wardani, Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SD,
(Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2010) , h. 7.
17
Ibid.
15

karena itu, kemampuan pemecahan masalah dapat membantu seseorang dalam


kehidupannya.
Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dimiliki oleh siswa
karena dengan memecahkan masalah, siswa mampu berfikir secara logis, analisis,
sistematis, kritis dan kreatif untuk dapat menghadapi perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan yang semakin modern di zaman sekarang ini . Pola pikir
seperti itu dibina dan dikembangkan dalam belajar matematika.
Menurut Sintha Sih Dewanti, Kemampuan pemecahan masalah merupakan
keterampilan yang diperoleh siswa dari belajar matematika, sehingga latihan
merupakan hal yang penting agar siswa semakin terampil. Semakin siswa
berpengalaman dalam memecahkan beragam masalah, semakin baik pula
kemampuan pemecahan masalahnya.18
Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik siswa,
diperlukan indikator sebagai acuan penilaiannya. Oleh karena itu, indikator yang
digunakan pada penelitian ini sesuai dengan indikator yang dikemukakan oleh
standar isi kurikulum pendidikan matematika.
Secara operasional yang dimaksud dengan kemampuan pemecahan
masalah matematik dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh melalui
instrumen tes. Dengan indikator-indikator yang meliputi:
1) Mampu memahami masalah
2) Mampu membuat rencana model pemecahan masalah
3) Mampu menyelesaikan rencana model pemecahan masalah
4) Mampu menafsirkan solusi yang di peroleh.

2. Model Pembelajaran Generatif


a. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran berbeda dengan strategi pembelajaran, metode
pembelajaran dan prinsip pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu
model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Joyce dan Weil mengemukakan

18
Sintha Sih Dewanti,Psikologi Belajar MatematikaDiktat,h.149(tersedia di:
http://www.scribd.com/doc/42091446/Psikologi-Belajar-Matematika-Diktat, akses 03 maret 2013)
16

bahwa setiap model belajar mengajar atau model pembelajaran harus memiliki
empat unsur berikut.19
1. Sintak, yang merupakan fase-fase dari model yang menjelaskan model
tersebut dalam pelaksanaannya secara nyata.
2. Sistem social, yang menunjukkan peran dan hubungan guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
3. Prinsip reaksi, yang menunjukkan bagaimana guru memperlakukan
siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dilakukan
siswanya.
4. Sistem pendukung, yang menunjukkan segala sarana, bahan dan alat
yang dapat digunakan untuk mendukung model tersebut.
Berdasarkan unsur-unsur di atas Toeti Soekamto dan Winataputra
mendefinisikan „model pembelajaran‟ sebagai kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.20

b. Model Pembelajaran Generatif


Pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan
menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan
baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab suatu
persoalan yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab
permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam
memori jangka panjang. Menurut Hassard “The generative learning model is a
teaching sequence based on the view that knowledge is contructed by the

19
Fadjar Shadik, Model Model Pembelajaran Matematika SMP,(Seleman: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), hal. 7
20
Ibid.
17

learner”21. Maksud dari kalimat tersebut adalah model pembelajaran generatif


merupakan suatu prosedur pembelajaran yang didasarkan pada suatu pandangan
bahwa pengetahuan itu dikonstruksi oleh siswa itu sendiri.
Pembelajaran generatif memiliki landasan teoritik yang berakar pada teori-
teori belajar konstruktivisme. Konstruktivisme dianggap pandangan baru dalam
dunia pendidikan. Belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah sekedar
menghafal akan tetapi, proses mengkonstruk pengetahuan melalui pengalaman.
Pengetahuan bukanlah hasil pemberian dari guru, akan tetapi hasil dari proses
mengkonstruksi pengetahuan yang dilakukan setiap individu.
Menurut Rustaman dkk. Keutamaan pembelajaran berdasarkan
konstruktivisme dapat dijelaskan sebagai berikut:22
1. Memberikan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit
dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan
temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang
gagasannya.
2. Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimilki oleh siswa.
3. Memberi kesempatan siswa untuk berpikir tentang pengalamannya agar
siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang teori dan
model, mengenalkan gagasan-gagasan sains pada saat yang tepat.
4. Memberikan kesempatan siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa
terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dan memotivasi siswa
untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
5. Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan
6. Memberikan lingkungan belajar yang mendukung siswa mengungkapkan
gagasan, saling menyimak dan menghindari kesan selalu ada satu
“jawaban yang benar”.

21
Lusiana, Yusuf Hartato, dan Trimurti Saleh.,Penerapan Model Pembelajaran Generatif
(MPG) untuk Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 8 Palembang, Jurnal Pendidikan
Matematika Volume 3 No.2, 2009, h.30
22
Ahmad Fauzi Ridho, Aan Fadia Annur, Buchori Muslim., Model-Model Pembelajaran
Inovatif, (tt.p.: t.p. 2011), h. 132-134.
18

c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Generatif


Dalam pembelajaran generatif terdiri atas empat tahap, yaitu pendahuluan
atau disebut tahap eksplorasi, pemfokusan, tantangan atau tahap pengenalan
konsep dan penerapan konsep.23

Eksplorasi Pemfokusan Tantangan / Penerapan


pengenalan Konsep
konsep

Gambar 2.1. Tahapan dalam Model Pembelajaran Generatif


Tahap pertama yaitu tahap eksplorasi, pada tahap ini guru membimbing
siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide atau konseptual awal
yang diperoleh dari pengalaman sehari-harinya atau diperoleh dari pembelajaran
pada tingkat kelas sebelumnya.24 Untuk mendorong siswa agar mampu melakukan
eksplorasi, guru dapat memberikan stimulus berupa aktivitas atau tugas-tugas
seperti melakukan penelusuran terhadap suatu permasalahan yang dapat
menunjukkan data dan fakta yang terkait dengan konsepsi yang akan
dipelajari.Pada proses pembelajaran ini guru berperan memberikan dorongan,
bimbingan, memotivasi dan memberikan arahan agar siswa mau dan dapat
mengungkapkan idenya. Ide siswa mungkin ada yang benar dan mungkin pula
ada pula yang salah. Apabila konsepsi siswa ini salah maka dikatakan terjadi salah
konsep (misconception).Namun demikian, guru pada saat itu sebaiknya tidak
memberikan makna, menyalahkan atau membenarkan konsepsi siswa artinya
biarkan siswa melakukan proses eksperimen atau penelusuran terlebih dahulu,
kemudian baru menyimpulkan.
Tahap kedua yaitu tahap pemfokusan atau pengenalan konsep. Pada tahap
guru mengarahkan siswa memfokuskan konsep dalam matematika yang akan
dipelajari dengan mengaitkan konsep yang telah dimilikinya. Untuk itu, guru
23
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi Aksara,2010),
h.177
24
Ibid, h.178.
19

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi memberikan pengarahan dan


menggali informasi (ide) yang dibutuhkan agar siswa dapat memfokuskan
terhadap konsep materi.Tugas-tugas yang dibuat guru hendaknya tidak seratus
persen merupakan petunjuk atau langkah-langkah kerja, tetapi harus memberikan
kemungkinan siswa untuk menyelesaikannya dengan cara mereka sendiri atau
cara yang diinginkan.25 Tugas akan dikerjakan secara berkelompok sehingga guru
membagi siswa dalam kelompok-kelompok dengan tujuan agar siswa dapat
berlatih untuk meningkatkan sikap teman sejawat, membantu dalam kerja
kelompok, menghargai pendapat teman, bertukar pengalaman (sharring idea) dan
keberanian bertanya.
Tahap ketiga yaitu tantangan atau pengenalan konsep. Pada tahap ini guru
berperan sebagai moderator dan fasilitator agar jalannya diskusi dapat
terarah.26Guru menghargai pendapat siswanya, bahkan siswa disarankan untuk
melekukan pemecahan masalah dengan jalan pikirannya sendiri dengan
bekerjasama dengan temannya melelui diskusi, presentasi dan adu argumen atas
ide-ide yang dimiliki berkaitan materi yang sedang di bahas.Pada tahap ini
sebaiknya guru memberikan pemantapan konsep, dimaksudkan agar siswa
memahami secara mantap konsep tersebut. Di samping itu guru juga memberikan
latihan soal agar siswa memahami secara mantap konsep tersebut.
Tahap ke empat penerapan konsep. Pada tahap ini, siswa diajak untuk
memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar
dalam situasi yang baru yang berkaitan dengan hal-hal yang praktis dalam
kehidupan sehari-hari.27Siswa perlu diberi banyak latihan-latihan soal. Dengan
adanyalatihan soal, siswa akan semakin memahami konsep (isi pembelajaran)
secara lebih mendalam dan bermakna.

d. Penerapan Model Pembelajaran Generatif


Kegiatan siswa selama proses pembelajaran matematika menggunakan
model pembelajaran generatif.
25
Ibid, h.179.
26
Ibid.
27
Ibid, h.180.
20

Tabel 2.1
Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Generatif dalam Kelas
No Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
1 Eksplorasi  Mengetahuiidea  Mengeksplorasi pengetahuan, ide atau
siswa. konsepsi awal yang di peroleh dari
pengalaman sehari-hari atau diperoleh
dari pembelajaran pada tingkat
sebelumnya.
Pada tahap ini siswa diberikan
permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan materi yang sedang
dipelajari untuk mengetahui konsep awal
siswa.
2 Pemfokusan  Memberikan  Melibatkan diri pada kegiatan yang
motivasi melalui diberikan guru yaitu mengetahui
pengalaman sehari- pengalaman sehari-hari yang berkaitan
hari. dengan konsep yang akan dipelajari.
 Memberikan  Memberi pertanyaan mengenai masalah
pertanyaan yang atau pun kegiatan yang diberikan.
bersifat open  Memberikan pendapatnya yang mereka
ended. ketahui mengenai masalah tersebut.
 Menafsirkan idea  Menjelaskan konsep yang mereka
siswa. miliki.
 Menafsirkan dan  Mempresentasikan idea mereka dalam
menerangkan diskusi kelompok dan di depan kelas.
pandangan siswa.
3 Tantangan  Mengarahkan dan  Berdiskusi kelompok.
memfasilitasi siswa  Mempertimbangkan idea siswa lain
agar terjadi baik dalam kelompok masing-masing
pertukaran ide maupun diskusi kelas.
antar siswa.  Membandingkan pandangan para ahli
 Menjamin ide dengan pandangan kelas terhadap
siswa semua di suatu konsep.
pertimbangkan.
 Membuka diskusi.
 Mengusulkam
melakukan
demonstrasi jika
diperlukan.
4. Penerapan  Membuat masalah  Menyelesaikan masalah berdasarkan
atau kegiatan yang pengetahuan konsep yang baru.
dapat dipecahkan  Menjelaskan penyelesaian yang
oleh pengetahuan dibuatnya kepada siswa lainnya.
konsep siswa yang  Berdiskusi mengenai penyelesaian
baru. yang tepat dan efektif.
 Membantu siswa
untuk memahami
pengetahuan baru
atau idea yang
baru
21

Melalui tahapan pembelajaran generatif di atas, siswa diharapkan


memiliki pengetahuan, kemampuan serta keterampilan untuk mengkonstruksi atau
membangun pengetahuan secara mandiri. Menurut Sutarman dan Swasono, secara
garis besar ada tiga langkah yang dikerjakan guru dalam pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:28
1. Guru perlu melakukan identifikasi pendapat tentang siswa pelajaran
yang dipelajari
2. Siswa perlu mengeskplorasi konsep dari pengalaman dan situasi
kehidupan sehari-hari dan kemudian menguji pendapatnya.
3. Lingkungan kelas harus nyaman dan kondusif sehingga siswa dapat
mengutarakan pendapatnya tanpa rasa takut dari ejekan dan kritikan
dari temannya. Guru perlu menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan.

e. Model pembelajaran konvensional


Model pembelajaran konvensional disini adalah model pembelajaran yang
biasanya sering digunakan oleh para guru. Dalam model pembelajaran
konvensional, metode mengajar yang lebih banyak digunakan oleh guru adalah
metode ekspositori. Metode ekspositori ini, merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru, sebab dalam metode ini guru
memegang peran yang sangat dominan29. Guru menyampaikan materi secara
terstruktur dengan harapan materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai
siswa dengan baik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam model
pembelajaran ini adalah guru menjelaskan atau menerangkan suatu konsep atau
materi, kemudian guru memeriksa (mengecek) apakah siswa sudah mengerti atau
belum. Kegiatan selanjutnya guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya,
kemudian memberikan soal-soal latihan, dan siswa disuruh mengerjakannya. Jadi
kegiatan guru yang utama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan atau
mencatat apa yang disampaikan guru.
28
Ibid., h.183.
29
Wina sanjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta
: Kencana, 2010), h.179
22

Metode ekspositori memberikan siswa konsep yang telah dipersiapkan


secara rapi, matematis dan lengkap sehingga anak didk tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur. Ada beberapa langkah dalam
penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori, yaitu :30
1. Persiapan
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:
1. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
2. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
3. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa
4. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka
2. Penyajian
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajara sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan.Yang harus dipikirkan oleh setiap
guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat
dengan mudah ditangkap dan dipahami siswa.
3. Menghubungkan
Pada langkah ini adalah menghubungkan materi pelajaran dan pengalaman
siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
menangkap keterkaitan dalam struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya. Langkah ini dilakukan tiada lain untuk memperbaiki makna
terhadap materi pelajaran.
4. Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahamiinti dari materi pelajaran
yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah sangat
penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan
dapat mengambil intisari dari proses penyampaian.
5. Penerapan
Langkah aplikasi (penerapan) adalah langkah untuk kemampuan siswa
setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan

30
Ibid., h. 185
23

langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab


melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang
penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran


konvensional adalah model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran dikelas dengan menggunakan metode
ekspositori, dimana dalam metode ekspositori ini guru lebih berpan dominan
dalam pembelajaran.

f. Penelitian yang Relevan


Ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran
generatif, diantaranya:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Lusiana, dkk (2009) dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Generatif (MPG) untuk Pelajaran
Matematika di Kelas X SMA Negeri 8 Palembang”. Dalam
penelitiannya Lusiana, dkk memperoleh kesimpulan bahwa keefektifan
penerapan model pembelajaran generatif untuk pelajaran matematika
dikelas X SMA Negeri 8 Palembang masuk dalam katagori efektif,
dengan rincian keaktifan siswa selama diterapkan model pembelajaran
generatif tergolong sangat tinggi dan ketuntasan belajar siswa secara
klasikal mencapai 76.32%, serta Sikap siswa terhadap penerapan model
pembelajaran generatif tergolong positif .31
b. Penelitian yang dilakukan oleh Mimin Minarni Amelia (2011) yang
berjudul “Pengarun Model Pembelajaran Generatif terhadap
Kemampuan Koneksi Matematika siswa”. Dalam penelitiannya Mimin
memperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
generative terhadap kemampuan koneksi matematika siswa dengan

31
Lusiana, dkk., Penerapan Model Pembelajaran Generatif …., (tersedia di:
http://eprints.unsri.ac.id/821/1/3_Lusiana_29-47.pdfdiakses 9 juli 2012)
24

rata-rata kemampuan koneksi untuk kelompok eksperimen 48.94


sedangkan untuk kelompok kontrol 33.59 .32
c. Penelitian yang dilakukan oleh Hulukati (2005) dalam disertasinya
yang berjudul “Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematik
Siswa dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui
Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Generatif” memperoleh
kesimpulan bahwa model pembelajaran generatif dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa pada sekolah level rendah
tetapi tidak untuk sekolah level tinggi. Untuk kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa baik di sekolah level rendah maupun sekolah
level tinggi yang memperoleh pembelajaran model generatif lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaraan model
konvensional.33

B. Kerangka Berpikir
Pemecahan masalah merupakan seni dari matematika atau jantungnya
matematika.Dalam hal ini, matematika merupakan pemecahan masalah itu
sendiri.Pembelajaran matematika dimulai dari pemecahan masalah sebagai
konteks untuk memperkenalkan atau memahami suatu konsep atau prinsip
matematika, kemudian konsep atau prinsip yang telah berhasil dipahami tersebut
diterapkan dalam soal-soal pemecahan masalah untuk melatih keterampilan siswa.
Pemecahan masalah merupakansuatu usaha mencari jalankeluar dari suatu
kesulitan guna mencapai suatu tujuan. Secara garis besar tahap-tahap pemecahan
masalah menurut standar isi kurikulum adalah pemehaman soal, pemikiran suatu
rencana, pelaksanaan suatu rencana, dan peninjauan kembali.
Kemempuan pemecahan masalah merupakam salah satu fokus utama
dalam pembelajaram matematika. Namun kenyataannya dari fakta yang ada

32
Mimin Minarni Amelia, “Pengarun Model Pembelajaran Generatif terhadap
Kemampuan Koneksi Matematika siswa”, skripsi UIN Jakarta , Jakarta, tidak dipublikasikan
33
Hulukati, “Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Generatif”,
disertasi UPI Bandung, Bandung, tidak dipublikasikan
25

sangat disayangkan bahwa kemempuan pemecahan masalah matematik siswa di


Indonesia masih sangat kurang. Banyak siswa yang menganggap bahwa
matematika merupakan mata pelajaran yang sulit atau sukar dibandingkan dengan
mata pelajaran yang lain. Kesulitan siswa dalam memahami matematika, tentunya
akan mempengaruhi kemempuan pemecahan masalah matematik siswa.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan dan agar guru tidak
terjebak dalam pembelajaran yang hanya sekedar mentransfer pengetahuan, guru
dapat menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat di terapkan dalam pembelajaran
matematika adalah model pembelajaran generatif.
Pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan
menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan
baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau
gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan
yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka
panjang.
Pembelajaran generatif memiliki landasan teoritik yang berakar pada teori
belajar konstruktivisme. Pada teori konstruktivisme ini siswa didorong untuk
belajar aktif dan kreatif sehingga siswa mampu mengkonstruk sendiri suatu
pengetahuan atau suatu konsep, melalui pengintegrasian secara aktif pengetahuan
baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
Model pembelajaran generatif terdiri dari 4 tahap yakni tahap eksplorasi,
tahap pemfokusan, tahap tantangan atau pengenalan konsep, dan tahap penerapan.
Tahapan-tahapan yang terdapat dalam model pembelajaran generatif
memungkinkan siswa mendapat kebebasan dalam mengajukan ide-ide,
pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah sehingga belajar matematika lebih
efektif dan bermakna. Selain itu tahapan-tahapan yang terdapat dalam model
pembelajaran generatif juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa
merespon dan menyelesaikan masalah secara bebas dan kreatif. Pada tahapan-
tahapan tersebut siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi kepada teman didalam
26

kelompok maupun didalam kelas. Setiap siswa bebas untuk mengemukakan


pendapat, ide, gagasan, atau kritikan,sehingga suatu konsep yang dibentuk lebih
bermakna.Hal ini sejalan dengan pendapat Bruner (Mela, 2013) yang mengatakan
“ Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Selain itu juga
siswa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang
menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna”.34

Dalam salah satu tahapan khususnya, yaitu tahap penerapan siswa di ajak
untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau
konsep benar yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tahap ini siswa mengaplikasikan konsep-konsep yang telah diperoleh dari
hasil diskusi untuk memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui latihan-latihan soal pemecahan masalah.
Melihat hal tersebut, peneliti beranggapan bahwa model pembelajaran
generatif dapat meningkatkan kemempuan pemecahan masalah matematik siswa.

C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: kemampuan pemecahan masalah matematik
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
generatif lebih tinggi daripada kemempuan pemecahan masalah matematik siswa
yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvansional.

34
Mela Asihandani, Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Peserta
Didik Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah, (tersedia di:
http://journal.unsil.ac.id/download.php?id=1586, akses 27 agustus 2013)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Negeri 8 yang terletak di Jl. KPR BTN
Kresek Duri Kosambi Cengkareng, Jakarta Barat, Indonesia 11750. Penelitian
dilakukan pada siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2012/2013.

B. Metode dan Desain Penelitian


Dalam penelitian ini, penerapan Model Pembelajara Generatif merupakan
variabel bebas dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa merupakan
variabel terikat. Karena terdapat hubungan sebab akibat antara perlakuan yang
dilakukan pada variabel bebas, dan hasil yang ditunjukkan pada variabel terikat,
maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperimen yaitu
metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh
terhadap variabel kondisi eksperimen. Dalam metode penelitian ini, peneliti ikut
serta dalam penelitian yaitu dengan mengajar matematika di sekolah tersebut
dengan menerapkan model pembalajaran generatif.
Sampel penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan model
pembelajaran generatif, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional.
Desain penelitian yang digunakan adalah randomized posttest only control
group design. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut1
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan (VariabelTerikat) Posttest

Acak A (KE) X1 Y
Acak B (KK) X2 Y

1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 206

27
28

Keterangan :
X1 : Treatment dengan model pembelajaran generatif.
X2 : Treatment dengan model pembelajaran konvensional
Y : Pemberian post test kemampuan pemecahan masalah matematik dengan
materi bangun ruang sisi datar.
Berkaitan dengan desain penelitian, penulis menggambarkan langkah-
langkah pada penelitian ini dengan menggunakan diagram alur, sebagai berikut:
Identifikasi masalah dan
tujuan penelitian

Penyusunan Instrumen dan Bahan ajar

Pembuatan Butir Soal Tes Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematik

Uji Coba Instrumen Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Perbaikan Instrumen Penentuan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Perlakuan Pada Kelas Kontrol Perlakuan Pada Kelas Eksperimen


(Pembelajaran dengan ModelEkspositori) (Pembelajaran dengan Model Generatif)

Postest pada kelas eksperimen dan


kelas kontrol

(Tes Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematik)
Analisis Data

Kesimpulan

Bagan 3.1
Diagram Alur Penelitian
29

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Negeri
8 Jakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Jumlah kelas VIII MTs.
Negeri 8 Jakarta sebanyak 5 kelas paralel. Penempatan siswa MTs. Negeri 8
Jakarta dilakukan secara merata dalam hal kemampuan, artinya tidak ada kelas
unggulan serta kurikulum yang diberikan juga sama, maka karakteristik antar
kelas dapat dikatakan homogen, sedangkan karakteristik dalam kelas cukup
heterogen, artinya ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan, maka pemilihan sampel
dilakukan dengan teknik sampel acak klaster (Cluster Random Sampling), dengan
mengambil dua kelas secara acak dari 5 kelas yang memilki karakteristik yang
sama. Hasil random diperoleh kelas eksperimen yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran generatif berasal dari kelas VIII.1 dan yang
menjadi kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
konvensional berasal dari kelas VIII.3.

D. Instrument Penelitian
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.2 Posttest digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa. Posttest ini diberikan setelah proses pembelajaran. Soal yang
digunakan untuk posttest adalah soal yang berbentuk uraian sebanyak 8 soal.
Tes kemampuan pemecahan masalah matematik diberikan kepada siswa
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal
kemempuan pemecahan masalah matematik.
Adapun indikator yang akan diukur melalui tes uraian akan dijelaskan
sebagaimana terdapat pada Table 3.2 di bawah ini:

2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evalulasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Askara,
2009), h. 53
30

Tabel 3.2
KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

No. Standar Kompetensi Kelas / Materi Indikator Soal No.


Kompetensi Dasar Semester Soa
l
5 Memahami 5.3 VIII/2 Bangun Mengidentifikasikan
sifat-sifat Menghitung Ruang masalah yang 1,4
kubus, luas berhubungan dengan luas
balok, permukaan permukaan dan volume
prisma, dan volume balok, merancang
limas, dan kubus, penyelesaian masalah,
bagian- balok, menyelesaikan masalah
bagiannya, prismadan sesuai rencana, dan
serta limas. menafsirkan hasil
menentukan penyelesaian masalah
ukurannya tersebut
Mengidentifikasikan 2,3
masalah yang
berhubungan dengan luas
permukaan dan volume
kubus, merancang
penyelesaian masalah,
menyelesaikan masalah
sesuai rencana, dan
menafsirkan hasil
penyelesaian masalah
tersebut
Mengidentifikasikan 6,8
masalah yang
berhubungan dengan luas
permukaan dan volume
limas, merancang
penyelesaian masalah,
menyelesaikan masalah
sesuai rencana, dan
menafsirkan hasil
penyelesaian masalah
tersebut.
Mengidentifikasikan 5,7
masalah yang
berhubungan dengan luas
permukaan dan volume
prisma, merancang
penyelesaian masalah,
menyelesaikan masalah
sesuai rencana, dan
menafsirkan hasil
penyelesaian masalah
tersebut.
31

Untuk mengukur kemampuan siswa dalam penyelesaian masalah


digunakan aturan penskoran yang diadaptasi dari Novita Yuanasari.3
Tabel 3.3
Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
No Aspek yang diukur Skor Keterangan

1 Kemampuan 0 Jika salah menuliskan apa yang diketahui dan


mengidentifikasi ditanyakan dar I soal.
masalah. (menuliskan Jika tidak menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan
yang diketahui dan dari soal, dan tidak menuliskan sketsa penyelesaian
ditanyakan dari soal soal.
matematika) 1 Jika menuliskan salah satu saja apa yang diketahui atau
ditanyakan dari soal.
2 Jika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan
dari soal tetapi salah satunya salah.
3 Jika benar menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal.
Atau tidak menuliskan apa yang
Diketahui dan ditanyakan dari soal tetapi langsung
menuliskan sketsa penyelesaian soal.
2 Kemampuan 0 Jika tidak menuliskan sketsa/gambar /model/rumus/
merencanakan algoritma.
penyelesaian 1 Jika salah menuliskan sketsa/gambar /model/rumus/
masalah.(Menuliska algoritma
n sketsa/gambar/ 2 Jika kurang tepat menuliskan sketsa/ gambar
model/rumus/ /model/rumus/algoritma.
algoritmauntuk 3 Jika hanya sebagian yang benar dalam menuliskan
memecahkan sketsa/gambar/model/rumus/algoritma
masalah 4 Jika benar menuliskan sketsa/ gambar /model/
rumus/algoritma
3 Kemampuan 0 Jika tidak menuliskan penyelesaikan masalah dari soal.
menyelesaikan 1 Jika salah menuliskan penyelesaian masalah dari soal.
masalah sesuai 2 Jika sistematis dalam menuliskan penyelesaian masalah
rencana. dari soal tetapi benar solusinya.
(Menyelesaikan 3 Jika benar menuliskan penyelesaian soal tetapi tidak
Masalah dari soal lengkap/ sistematis.
Matematika dengan 4 Jika benar, lengkap, dan sistematis menuliskan
benar, lengkap, penyelesaian masalah dari soal.
sistematis)

4. Kemampuan 0 Jika tidak menjawab apa yang ditanyakan atau tidak


menafsirkan menuliskan kesimpulan
solusinya 1 Jika salah menjawab apa yang ditanyakan atau tidak
menuliskan kesimpulan.
2 Jika kurang tepat menjawab apa yang ditanyakan atau
tidak menuliskan kesimpulan.
3 Jika benar dan tepat menjawab apa yang ditanyakan .

3
Novita, Penerapan Strategi TTW (Think Talk Write) sebagai Upaya Meningkatkan
Kemempuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis, UNY: skripsi 2011. Tidak diterbitkan,
h.53-54.
32

Tes yang diberikan dalam bentuk uraian karena dengan tes uraian maka
proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan jawaban dapat dilihat melalui
langkah-langkah penyelesaian soal. Tes uji coba tersebut, terlebih dahulu
diberikan kepada 40 siswa kelas IX MTs.N 8 Jakarta. Tes uji coba ini dilakukan
untuk mengetahui apakah tes tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik yakni
dengan menguji validitas, realibilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Dalam
instrumen pengambilan data, peneliti akan melakukan perhitungan validitas,
perhitungan reliabilitas, perhitungan daya pembeda soal dan perhitungan tingkat
kesukaran sebagai berikut:

1. Validitas
Menurut Anastasi dalam Sumarna Surapranata, validitas adalah suatu
tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang
diukur4. Perhitungan untuk skor essay dilakukan dengan rumus product moment:5

( ) ( )( )
r hitung =
√* ( ) +* ( ) +

keterangan:
r hitung =koefisien korelasi
= jumlah skor item
= jumlah skor total
jumlah responden

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil


perhitungan di atas dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan ketentuan jika
rhitung> rtabel berarti butir soal valid, sedangkan jika rhitung< rtabel berarti butir soal
tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen, dari 14 soal
yang diujicobakan diperoleh 8 butir soal yang valid. Hasil perhitungan uji
validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran.

4
SumarnaSurapranata,Analisis, Validitas, ReliabilitasdanInterprestasiHasilTes,(Bandung:
PT. RemajaRosdakarya, 2006), cet ke-3, h.50.
5
Ibid.,h.58.
33

2. Reliabilitas
Reliabilitas instrument adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur
atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu6. Suatu instrument dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika telah diuji
reabilitasnya. Untuk mengukur reliabilitas instrument tes kemampuan pemecahan
masalah matematik digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :7

* +[ ]

Keterangan
: reliabilitas yang dicari
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total

Tabel 3.4
Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal8
Kisaran Koefisien Reliabilitas Tafsiran
Reliabilitas tak berkorelasi
0,20 Reliabilitas rendah sekali
Reliabilitas rendah
0,40 0,60 Reliabilitas sedang
Reliabilitas tinggi
Reliabilitas sangat tinggi
Reliabilitas sempurna

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas instrumen, diperoleh nilai


0,615 maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria
koefisien reliabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang
memiliki ketetapan jika digunakan. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen
dapat dilihat pada lampiran.

6
Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya,
(Bandung: Tersito,2010), h.158.
7
Suharsimi Arikunto, op.cit.,h. 109.
8
Ruseffendi, op.cit.,h.160.
34

3. Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan butir soal tersebut mempu membedakan antara testi yang mengetahui
jawabannya dengan benar dan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut.
Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam
membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Rumus yang digunakan adalah :9

Keterangan :
J = jumlah peserta tes
= skor maksimal kelompok atas
= skor maksimal kelompok bawah
= skor peserta kelompok atas
= skor peserta kelompok bawah
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab salah

Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :10

Tabel 3.5
Indeks Daya Pembeda
Dayabedasoal Keterangan
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baiksekali

Jika daya beda bernilai negatif, semuanya tidak baik, jika semua butir soal
yang mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang. Dari hasil perhitungan daya
pembeda soal, ditemukan bahwa 14 soal yang diujikan, 5 soal memiliki daya
9
Suharsimi Arikunto, op.cit.,h. 213
10
Ibid.,h. 218
35

pembeda “cukup”, 3 soal memiliki daya beda yang “baik”, 3 soal memiliki daya
pembeda “jelek” dan 3 soal memiliki daya pembeda” sangat jelek”.Hasil
perhitungan daya beda dapat dilihat pada lampiran.

4. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui taraf soal dikatakan sukar, sedang, atau mudah maka
soal-soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih dahulu. Untuk mengukur
taraf kesukaran digunakan rumus sebagai berikut :11

Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = skor siswa
JS = skor maksimal siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut12 :

a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar


b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
c. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen,
dari 14 soal yang diujikan diperoleh 2 soal dengan tingkat kesulitan “sukar”, 11
soal dengan tingkat kesulitan “sedang”, 1 soal dengan tingkat kesulitan “mudah”.
Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran instrumen dapat dilihat pada lampiran.

E. Analisis Data
Untuk menganalisis data, dipakai kesamaan dua rata-rata dan uji statistik
yang digunakan adalah uji-t. namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya
analisis data.

11
Ibid., h. 208
12
Ibid., h. 210
36

1. Uji normalitas
Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang
diambil adalah data yang terdistribusi normal. Maksud dari data terdistribusi
normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana
datanya memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji ini sering dilakukan untuk
analisis statistik parametrik. Uji dapat dilakukan setelah menentukan tipe data dari
data penelitian yang diambil. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas
menggunakan uji lilliefors. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai
berikut:13
a. Menentukan Hipotesis
Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
b. Pengamatan x1 , x2 , x3 , ….., xn dijadikan bilangan baku dimana ,
̅
, , …., dengan menggunakan rumus: , dimana ̅ dan s

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.


c. Untuk tiap bilangan baku ini, dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang : F (zi ) = P(Z <zi ).
d. Selanjutnya diihitung proporsi , , , …., yang lebih kecil atau
sama dengan zi . Jika proporsi dinyatakan oleh S (zi ), maka :

S( )=

g. Hitunglah selisih F(zi ) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.


h. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L0
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan L0 ini
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar berikut untuk taraf nyata α (0,05)
yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi
normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar.

13
Kadir,op. cit.. hal 107-108
37

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau
lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang
sama. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher (F).
Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :14
a. Menetukan Hipotesis

Ho : σ12 = σ22
kedua kelompok mempunyai varians yang sama
Ha : σ12  σ22
kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama

b. Cari dengan rumus : F =

atau
2
Sb
F 2
Sk

( )
Dimana : S 2= ( )

Keterangan:
F = Uji Fisher
2
Sb
= varians terbesar
2
S k = varians terkecil

c. Tetapkan taraf signifikansi ( )


d. Hitung dengan rumus :

( )

e. Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu :


Jika , maka H0 diterima dan H1ditolak
Jika , maka H0 ditolak dan H1diterima

14
Ibid.,. h. 118
38

3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data dengan menggunakan
uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.
Pengujian hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan antara
kemampuan pemecahan matematik siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran generatif dengan siswa yang tidak diajarkan dengan model
pembelajaran generatif.
Hipotesis statistik uji dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikan
, dengan rumus yang digunakan untuk menguji kebenaran dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen, maka
dilakukan uji hipotesis dengan uji-t15
̅ ̅

Dengan ̅ dan ̅

( ) ( )
Sedangkan √

Keterangan :
: harga t hitung
̅ : nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen

̅ : nilai rata-rata hitung data kelompok control


: varians data kelompok eksperimen
: varians data kelompok kontrol
: simpangan baku kedua kelompok
: jumlah siswa pada kelompok eksprimen
: jumlah siswa pada kelompok kontrol

15
Ibid.,. h. 195.
39

Setelah harga t hitung diproleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua


hipotesis dengan membandingkan besarnya dengan , dengan
terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya,
dengan rumus:
( )
Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga pada taraf
kepercayaan 95% atau taraf signifikansi ( ) 5%. Kriteria pengujiannya adalah
sebagai berikut :
Jika maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika maka H1 diterima dan H0 ditolak

b. Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi tidak homogen,
maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t16
̅ ̅
1) Mencari nilai t dengan rumus : t =

2) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus :

( )

( ) ( )

3) Mencari dengan taraf signifikansi ( ) 5%.


4) Kriteria pengujian hipotesisnya :
Jika maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika maka H0 ditolak dan H1 diterima

c. Apabila data populasi tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji hipotesis
dengan uji Mann-Whitney:17

16
Ibid.., h. 201.
17
Ibid.,. h. 275
40

√ ( )

Keterangan:

Z : Statistik uji z yang berdistribusi normal N(0,1).


U : Statistik uji Mann Whitney
n1 : Ukuran sampel pada kelompok eksperimen
n2 : Ukuran sampel pada kelompok kontrol

F. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut :
H0 :
H1 :

Keterangan :
: rata–rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelompok
eksperimen
: rata–rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelompok
kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran


generatif terhadap kemampuan pemecahan matematik siswa. Penelitian ini
dilakukan di MTs. Negeri 8 Jakarta di kelas VIII, yaitu kelas VIII.1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol. Sampel yang digunakan
sebanyak 56 siswa, 26 siswa di kelas eksperimen dan 30 siswa di kelas kontrol.
Kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen melakukan pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran generatif dan kelas VIII. 3 sebagai kelas kontrol
melakukan pembelajaran matematika dengan model konvensional. Materi
matematika yang diajarkan adalah luas permukaan dan volume bangun ruang.
Berikut ini akan disajikan data penelitian berupa perhitungan hasil akhir.
Data pada penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes kemampuan
pemecahan masalah matematik yang diberikan kepada siswa kelas VIII sesudah
pembelajaran.
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Eksperimen

Data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik kelompok


eksperimen yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Kelompok Eksperimen
Interval fi % fi fk A % fkA fk B % fk B
32-42 4 15.4% 4 15.4% 26 100%
43-53 4 15.4% 8 30.8% 22 84.6%
54-64 2 7.7% 10 38.5% 18 69.2%
65-75 5 19.2% 15 57.7% 16 61.5%
76-86 3 11.5% 18 69.2% 11 42.3%
87-97 8 30.8% 26 100% 8 30.8%
Jumlah 26 100%

41
42

Hasil tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen yang menggunakan


model pembelajaran generatif nilai terendah adalah 32, nilai tertinggi adalah 96
dan nilai rata-rata kelas tersebut adalah 68.7. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 11.
Dengan melihat frekuensi kumulatif tampak bahwa siswa yang berada dibawah
rata-rata sekitar 38.5% atau 10 siswa, siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata
sekitar 42.3% atau 11 siswa, dan siswa yang berada diinterval nilai rata-rata
sekitar 19.2% atau 5 siswa.

Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik


kelompok eksperimen dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan
poligon berikut ini:

6
32 - 42
frekuensi

5 43 - 53
54 - 64
4
65 - 75
3 76 - 86
87 - 97
2

0
Skor

Gambar 4.1
Histogram dan Poligon Frekuensi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Eksperimen
43

Untuk median dan modus pada kelompok eksperimen, yaitu median 71.1,
dan modus 71.1. Sedangkan sebaran dari hasil tes kemampuan pemecahan
masalah matematik pada kelompok eksperimen ditunjukan dengan skor varians
adalah 429.08, skor simpangan baku adalah 20.71, kemiringan sebesar - 0,114
(kurva model negatif atau kurva menceng ke kiri yaitu ekor kiri lebih panjang dari
ekor kanan), dan ketajaman atau kurtosis sebesar 0,354 (distribusi leptokurtis atau
bentuk kurvanya runcing), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut
ini.

Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Eksperimen

STATISTIKA NILAI

Jumlah Siswa (N) 26

Maksimum (Xmak) 96

Minimum (Xmin) 32

Rata-rata ( ) 68.7

Median (Me) 71.1

Modus (Mo) 71.1

Varians (S2) 429.08

Simpangan Baku (S) 20.71

Kemiringan (α3) -0.114

Katajaman (α4) 0,354

Untuk mengetahui pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematik


siswa kelas eksperimen atau kelas yang menggunakan model pembelajaran
generatif pada tiap ketegori kemampuan pemecahan masalah, berikut ini disajikan
deskripsi data kemampuan pemecahan masalah tiap kategori. Data ini diperoleh
berdasarkan analisis terhadap data skor tes siswa yang dicapai siswa terhadap
soal-soal tes kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari 8 butir soal.
44

Tabel 4.3
Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok
Eksperimen
No Indikator Nilai

1. memahami masalah 86.22


membuat rencana model
2. 69.35
pemecahan masalah
menyelesaikan rencana model
3. 64.18
pemecahan masalah
menafsirkan solusi yang di
4. 60.26
peroleh.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Kontrol

Data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik kelompok


kontrol yang diperoleh, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Kelompok Kontrol
Interval fi % fi fk A % fkA fk B % fk B
31-41 8 26.7% 8 26.7% 30 100%
42-52 9 30.0% 17 56.7% 22 73.3%
53-63 4 13.3% 21 70.0% 13 43.3%
64-74 6 20.0% 27 90.0% 9 30.0%
75-85 1 3.3% 28 93.3% 3 10.0%
86-96 2 6.7% 30 100% 2 6.7%
Jumlah 30 100%
Hasil tes yang diberikan kepada kelompok kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional nilai terendah adalah 32, nilai tertinggi adalah
95 dan nilai rata-rata kelas tersebut adalah 53.97. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa
banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 11.
Dengan melihat frekuensi kumulatif tampak bahwa siswa yang berada di atas rata-
rata sekitar 30% atau 9 siswa, siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata
sekitar 56.7 7% atau 17 siswa dan siswa yang berada diinterval nilai rata-rata
sekitar 13.3% atau 4 siswa.
45

Distribusi frekuensi hasil tes akhir kelompok kontrol diatas dapat


digambarkan dalam bentuk grafik histogram dan poligon berikut ini:

10

31 - 41
6
frekuensi

42 - 52
5 53 - 63

4 64 - 74
75 - 85
3
86 - 96
2

0
Skor

Gambar 4.2
Histogram dan Poligon Frekuensi
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Kontrol

Untuk median dan modus pada kelompok kontrol, yaitu median 50.06 dan
modus 43.33. Sedangkan sebaran dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah
matematik pada kelas kontrol ditunjukan dengan skor varians adalah ,
skor simpangan baku adalah 16.45, kemiringan sebesar 0.65 (kurva model positif
atau kurva menceng ke kanan yaitu ekor kanan lebih panjang dari ekor kiri), dan
ketajaman atau kurtosis sebesar (distribusi leptokurtis atau bentuk kurvanya
runcing), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel 4.5 berikut:
46

Tabel 4.5
Hasil Statistik Deskriptif
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Kontrol
STATISTIKA NILAI

Jumlah Siswa (N) 30

Maksimum (Xmak) 95

Minimum (Xmin) 32

Rata-rata ( ) 53.97
Median (Me) 50.06
Modus (Mo) 43.33
2
Varians (S )
Simpangan Baku (S) 16.45
Kemiringan (α3) 0.65
Katajaman (α4) 0,32

Untuk mengetahui pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematik


siswa kelas kontrol pada tiap ketegori kemampuan pemecahan masalah, berikut
ini disajikan deskripsi data kemampuan pemecahan masalah tiap kategori. Data ini
diperoleh berdasarkan analisis terhadap data skor tes siswa yang dicapai siswa
terhadap soal-soal tes kemampuan pemecahan masalah, yang terdiri dari 8 butir
soal.
Tabel 4.6
Deskripsi Data
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Kontrol

No Indikator Nilai

1. memahami masalah 80.28


membuat rencana
2. model pemecahan 61.56
masalah
menyelesaikan
3. rencana model 50.31
pemecahan masalah
menafsirkan solusi
4. 27.36
yang di peroleh.
47

3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelompok


Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan uraian mengenai hasil kemampuan pemecahan masalah


matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, ditemukan
adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Data Statistik Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Banyak sampel
26 30
Nilai terendah
32 32
Nilai tertinggi
96 95
Mean
68.7 53.97
Median
71.1 50.06
Modus
71.1 43.33
Varians
429.08
Simpangan Baku
20.71 16.45
Kemiringan -0.114 0.65
Ketajaman/Kurtosis 0,354 0,32

Tabel 4.7 menunjukkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah


matematik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari tabel dapat
dilihat nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
rata-rata kelompok kontrol dengan selisih 14.73. Begitu juga dengan median,
modus, dan nilai tertinggi pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada
kelompok kontrol, tetapi untuk nilai terendah baik kelompok eksperimen maupun
kantrol memiliki nilai yang sama yaitu 32.
48

Untuk kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelompok


eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan indikatornya juga terlihat adanya
perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan pemecahan masalah matematik
berdasarkan indikatornya antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol,
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8
Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Eksperimen Kontrol
Skor
No. Indikator Skor Skor
Ideal ̅ Nilai ̅ Nilai
Siswa Siswa

1. memahami
3 538 20.69 86.22 578 19.27 80.28
masalah
membuat
2. rencana model
4 577 22.19 69.35 591 19.70 61.56
pemecahan
masalah
menyelesaikan
3. rencana model
4 534 20.54 64.18 483 16.10 50.31
pemecahan
masalah
menafsirkan
4.
solusi yang di 3 376 14.46 60.26 197 6.57 27.36
peroleh.
Rata-Rata
19.47 70.00 15.41 54.88

Tabel 4.8 menunjukkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah


matematik perindikator pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari
tabel dapat dilihat nilai rata-rata secara keseluruhan untuk kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelompok kontrol. Artinya skor jawaban siswa
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan kemampuan
pemecahan masalah matematik kelompok eksperimen lebih baik daripada
kelompok kontrol.
Secara visual skor presentase tahapan pemecahan masalah matematika
siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam diagram
berikut ini.
49

100

90

80

70
Skor Rata-Rata Persentase

60
Keterangan:
50 Eksperimen

Kontrol
40
1. Memahami
masalah
30 2. Membuat
rencana model
pemecahan
20 masalah
3.Menyelesaik
an rencana
10 model
pemecahan
masalah
0 4. Menafsirkan
1 2 3 4 solusi yang di
Indikator Kemampuan Pemecahan Matematik peroleh.

Gambar 4.3
Skor Rata-Rata Persentase
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria Lhitung <Ltabel (L0 <
Ltabel) diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
50

a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok eksperimen,


diperoleh harga Lhitung = 0.1405, sedangkan dari tabel nilai kritis uji
Liliefors diperoleh Ltabel untuk jumlah sampel 26 pada taraf signifikansi α
= 5% adalah 0.173. Karena Lhitung kurang dari Ltabel (0.1405<0.173),
maka H0 diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol diperoleh


harga Lhitung = 0.1457 , sedangkan dari tabel nilai kritis liliefors diperoleh
Ltabel untuk jumlah sampel 30 pada taraf signifikansi α = 5% adalah
0.161. Karena Lhitung kurang dari Ltabel (0.1457<0.161), maka H0 diterima,
artinya data yang terdapatpada kelompok kontrol berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.

Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara


kelompok eksperimen (kelompok yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran generatif) dengan kelompok kontrol (kelompok
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional)
dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9
Uji Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Taraf
Kelompok N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Signifikan
Berdistribusi
Eksperimen 26 0,05 0.1405 0.173
normal
Berdistibusi
Kontrol 30 0,05 0.1457 0.161
normal

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelompok pada penelitian ini dinyatakan berasal dari


populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas
51

varians kedua populasi tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas
ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Hasil
perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,58 dan F tabel = 1,91 pada taraf signifikansi
  0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 25 dan derajat kebebasan penyebut
29. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Homogenitas
F
Jumlah Varians
Kelas Tabel Kesimpulan
Sampel (s2) Hitung
  0,05

Eksperimen 26 429.08
1,58 1,91 Terima H0
Kontrol 30 271.068

Karena F hitung kurang dari sama dengan F tabel (1,58 1,91) maka H0
diterima, artinya kedua varians populasi homogen.

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, selanjutnya dilakukan pengujian


hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa pada kelompok eksperimen yang dalam
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran generatif lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada
kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional, untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai
berikut:

H0 :
H1 :
Keterangan :
H0 : Hipotesis nol
52

H1: Hipotesis alternatif


= Nilai rata-rata siswa pada kelompok eksperimen
= Nilai rata-rata siswa pada kelompok kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh thitung = 2.98, sedangkan dengan
menggunakan t tabel pada taraf signifikan   0,05 dan derajat kebebasan (dk) =
54 diperoleh ttabel= 2,01. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil uji hipotesis dengan
menggunakan uji-t pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
Tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji-t

dk t hitung t tabel(α = 0,05) Kesimpulan

54 2.98 2.01 Tolak H0

Tabel 4.11 menunjukan bahwa thitung> ttabel (2.98 > 2,01), maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, dengan taraf signifikansi
  0,05 .

2.01 2.98
Gambar 4.4
Kurva Uji Perbedaan Data Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa nilai thitung= 2.98 lebih besar dari ttabel =
2.01, yaitu nilai thitung berada pada daerah penolakan H0 (daerah kritis). Hal ini
berarti bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran generatif berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa.
53

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa H1


diterima dan Ho ditolak atau dengan kata lain rata-rata kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa pada kelompok eksperimen yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran generatif lebih baik daripada rata-rata
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelompok kontrol yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

2. Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pada


taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 54, diperoleh nilai thitung
sebesar 2,98. Sedangkan dari hasil perhitungan didapat nilai ttabel = 2,01. Dari hasil
pengujian tersebut diperoleh bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran generatif lebih tinggi
daripada kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran generatif terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa.
Dari hasil posttest kemampuan pemecahan masalah matematik yang
dilakukan setelah proses pembelajaran selesai diperoleh nilai per-indikator setiap
kelompok. Seperti yang disajikan dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12
Nilai Per-Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Eksperimen Kontrol Selisih
No. Indikator
Nilai Nilai

1.
memahami masalah 86.22 80.28 5.94
2. membuat rencana model pemecahan
69.35 61.56 7.79
masalah
3. menyelesaikan rencana model pemecahan
64.18 50.31 13.87
masalah
4.
menafsirkan solusi yang di peroleh. 60.26 27.36 32.9

Dari tabel 4.12 menunjukkan nilai kemampuan pemecahan masalah


matematik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari tabel dapat
54

dilihat perolehan nilai rata-rata secara keseluruhan untuk kelompok eksperimen


lebih tinggi dari nilai rata-rata kelompok kontrol dengan selisih 15.12. Artinya
skor jawaban siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol
dan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelompok eksperimen
lebih baik daripada kelompok kontrol.
Pertama indikator memahami masalah, pada indikator ini kegiatan siswa
yang dilakukan adalah memahami masalah atau soal dengan cara menuliskan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, selain itu siswa juga harus
dapat membuat model matematika yang tepat dan sesuai dengan masalah atau soal
yang ditanyakan.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada indikator memahami
masalah untuk kelompok eksperimen mendapatkan nilai 86.22, sedangkan untuk
kelompok kontrol mendapatkan nilai 80.28. Dari nilai yang diperoleh dapat
dilihat, kemampuan memahami masalah antara kelompok eksperimen lebih baik
daripada kelompok kontrol dengan selisi 5.94. Hal ini karena siswa pada
kelompok eksperimen lebih mampu memahami masalah yang disajikan.
Sedangkan pada kelompok kontrol, siswa kurang memahami soal dengan baik
sehingga tidak dapat membuat model matematika yang tepat dan sesuai dengan
masalah atau soal yang ditanyakan, selain itu kurangnya ketelitian siswa dalam
membaca soal juga menyebabkan data yang diketahui dan ditanyakan tidak
dituliskan secara lengkap.
Kedua indikator membuat rencana model pemecahan masalah, pada
indikator ini kegiatan siswa yang dilakukan adalah merencanakan penyelesaian
dengan cara menuliskan dalil atau rumus yang akan digunakan dalam
menyelesaikan masalah atau soal.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada indikator membuat rencana


model pemecahan masalah untuk kelompok mendapatkan nilai 69.35, sedangkan
untuk kelompok kontrol pada indicator merencanaka penyelesaian permasalahan
mendapatkan nilai 61.56. Dari nilai yang diperoleh dapat dilihat, kemampuan
membuat rencana model pemecahan masalah kelompok eksperimen lebih baik
daripada kelompok kontrol dengan selisi 7.79. Hal ini disebabkan pada kelompok
55

kontrol, siswa tidak dapat menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya


sehingga tidak mengetahui rumus mana yang harus digunakan untuk
merencanakan peyelesaian masalah. Berbeda dengan kelompok eksperimen yang
terbiasa dengan mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga konsep yang
telah dipelajari lebih dikuasainya yang memudahkan siswa dalam merencanakan
penyelesaian masalah.
Ketiga indikator menyelesaikan rencana model pemecahan masalah pada
indikator ini kegiatan siswa yang dilakukan adalah melakukan perhitungan secara
benar dan bertahap berdasarkan rencana penyelesaian yang telah dibuat pada
indikator kedua.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada indikator menyelesaikan
rencana model pemecahan masalah untuk kelompok eksperimen mendapatkan
nilai 64.18, sedangkan untuk kelompok kontrol pada indikator menyelesaikan
rencana model pemecahan masalah mendapatkan nilai 50.31. Dari nilai yang
diperoleh dapat dilihat, kemampuan menyelesaikan rencana model pemecahan
masalah kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol dengan
selisi 13.87. Hal ini disebabkan pada kelompok kontrol, banyak diantara mereka
marasa kesulitan menentukan rencana penyelesaian pada indikator kedua. Selain
itu sebagian besar siswa kurang teliti dan tidak mampu melaksanakan proses
perhitungan secara benar dan bartahap sehingga terjadi kesalahan dan kekeliruan
dalam melakukan perhitungan.
Keempat indikator menafsirkan solusi yang di peroleh pada indikator ini
kegiatan siswa yang dilakukan adalah memberikan kesimpulan terhadap apa yang
ditanyakan dalam permasalahan atau soal yang diberikan.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada indikator menafsirkan


solusi yang diperoleh untuk kelompok eksperimen mendapatkan nilai 60.26,
sedangkan untuk kelompok kontrol pada indikator menafsirkan solusi
mendapatkan nilai 27.36. Dari nilai yang diperoleh dapat dilihat, kemampuan
menafsirkan solusi yang diperoleh kelompok eksperimen lebih baik daripada
kelompok kontrol dengan selisi 32.9.
56

Untuk kelompok kontrol berdasarkan perhitungan dapat dilihat bahwa


lebih dari setengahnya atau sebagian besar siswa tidak menafsirkan solusi yang
diperoleh. Hal ini disebabkan keterbiasaan mereka yang tidak memberikan
penafsiran atau kesimpulan disetiap selesai melakukan penyelesaian permasalahan
atau soal yang diberikan.Sedangkan untuk kelompok eksperimen mereka telah
terbiasa dalam hal menafsirkan, seperti pada tahap tantangan dimana siswa
menyimpulkan inti permasalahan dari hasil diskusi mereka, siswa menuliskan
konsep-konsep materi yang didapat dari proses diskusi yang dilakukan.
Proses pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran generatif, setiap pertemuan masing-masing kelompok siswa
diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dapat membantu dan mengarahkan
setiap anggota kelompok untuk memahami, menafsirkan dan menyelesaikan
permasalahan-permasalahan mengenai luas permukaan dan volume bangun ruang.
Setiap pertanyaan dalam LKS dibuat dalam bentuk permasalahan-permasalahan
yang mewakili tahapan-tahapan model pembelajaran generatif. Pembelajaran
generatif memiliki landasan teoritik yang berakar pada teori belajar
konstruktivisme. Pada teori konstruktivisme ini siswa didorong untuk belajar aktif
dan kreatif sehingga siswa mampu mengkonstruk sendiri suatu pengetahuan atau
suatu konsep, melalui pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan
menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
Pada pertemuan awal proses pembelajaran, kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa belum mencapai hasil yang optimal. Siswa masih
bingung dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan karena
mereka belum terbiasa dengan tahapan-tahapan yang ada di dalam model
pembelajaran generatif, seperti pada tahap eksplorasi siswa masih banyak yang
lupa akan apa yang pernah mereka pelajari sebelumnya mengenai luas permukaan
dan volume bangun ruang, mereka belum terbiasa mengkonstruk sendiri
pengetahuannya. Pada tahap eksplorasi, guru menggali pengetahuan awal yang
telah dimiliki siswa dengan memberikan permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan materi yang dipelajari. Pada tahap ini siswa diberikan kebebasan
untuk mengungkapkan gagasan/ide-ide dalam menjawab permasalahan-
57

permasalahan yang terdapat pada LKS. Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya,


siswa mulai terbiasa dengan tahapan eksplorasi. Mereka sudah dapat
mengkonstruk pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Tahap kedua adalah tahap pemfokusan, guru mengarahkan siswa
memfokuskan konsep dalam matematika yang akan dipelajari dengan mengaitkan
konsep yang telah dimilikinya. Ditahap ini siswa berdiskusi dalam kelompok
kecil, saling bertukar ide dan pendapat dalam mengerjakan LKS untuk
mengkonstruk dan menggali konsep tentang materi yang sedang dipelajari. Tugas
guru pada tahap ini adalah sebagai fasilitator dan membimbing jalannya diskusi,
membantu siswa yang kurang paham dengan permasalahan-permasalahan yang
terdapat dalam LKS. Baik tahap eksplorasi maupun tahap pemfokusan yang ada
dalam model pembelajaran generatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menggali potensi kemampuan memecahkan masalah dengan mengemukakan ide-
ide dan gagasan yang membantu mereka dalam memahami, menentukan strategi
serta menemukan solusi pemecahan masalah matematika yang dihadapi.
Selanjutnya adalah tahap tantangan. Pada tahap tantangan siswa
menyimpulkan inti permasalahan dari hasil diskusi mereka, siswa menuliskan
konsep-konsep materi yang didapat dari proses diskusi yang dilakukan. Kemudian
guru menunjuk salah satu kelompok dan meminta perwakilan anggota
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kepada teman-teman di
kelompok lain. Salah satu siswa menjelaskan hasil dari kelompoknya, sedangkan
anggota kelompok yang lain memperhatikan dan diberikan kesempatan
mengajukan pertanyaan apabila ada penjelasan yang tidak dimengerti atau ada
perbedaan terhadap hasil yang diperoleh. Ditahap ini siswa memperoleh
kesempatan untuk membandingkan pendapatnya dengan pendapat kelompok lain.
Pada pertemuan pertama pada saat siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas, siswa masih terlihat malu-malu dan sulit untuk
menyampaikan hasil diskusinya kepada siswa lain, sehingga sedikit siswa yang
menanggapi presentasi temannya. Hal ini disebabkan oleh faktor kebiasaan siswa
pada pembelajaran sebelumnya yang bersifat pasif, siswa hanya mendengarkan
dan mencatat apa yang ditulis guru di depan kelas. Tetapi dipertemuan-pertemuan
58

selanjutnya siswa sudah mulai aktif dalam mempresentasikan maupun memberi


tanggapan dari hasil persentasi yang sedang dilakukan.
Tahap terakhir adalah tahap aplikasi, guru memberikan soal/permasalahan
untuk diselesaikan secara individu.Pada tahap ini, siswa diajak untuk
memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar
dalam situasi yang baru yang berkaitan dengan hal-hal yang praktis dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi guru tahap aplikasi dalam model pembelajaran
generatif dapat digunakan sebagai evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan,
dari tahap ini dapat dilihat apakah siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran atau
belum. Soal-soal yang diberikan pada tahap evaluasi mengacu kepada indikator
kemampuan pemecahan masalah matematik, sehingga kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa akan lebih berkembang lagi. Setelah siswa
mengerjakan soal individu, guru bersama siswa membahas soal tersebut kemudian
guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Dengan proses pembelajaran yang demikian, dimana siswa didorong untuk
belajar aktif dan kreatif sehingga siswa mampu mengkonstruk sendiri suatu
pengetahuan atau suatu konsep, melalui pengintegrasian secara aktif pengetahuan
baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
Secarabertahap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada kelas
eksperimen mengalami perkembangan yang baik dibandingkan dengan siswa
yang memperoleh pembelajaran dengan model konvensional yang
pembelajarannya lebih berpusat pada guru. Hal ini sejalan dengan pendapat
Bruner (Mela, 2013) yang mengatakan “ Belajar penemuan sesuai dengan
pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi
hasil yang paling baik. Selain itu juga siswa berusaha sendiri untuk mencari
pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan
pengetahuan yang benar-benar bermakna”.Hal ini juga sejalan dengan pendapat
Hulukati yang mengatakan “… pemecahan masalah matematika dapat
dikembangkan melalui setting belajar yang berbasis pada kontruktivisme seperti
yang dimiliki oleh ciri pembelajaran generatif”.
59

Berbeda dengan kelompok eksperimen, pada kelompok kontrol diajarkan


pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional dimana pembelajaran
yang dilakukan masih berpusat pada guru.Kegiatan siswa hanya mendengarkan
dan mencatat hal-hal yang diuraikan oleh guru. Siswa kurang mampu
mengemukakan pendapat dan mengaplikasikan ide-ide matematika kedalam
kehidupan sehari-hari. Pada saat guru melemparkan soal-soal pada siswa, maka
siswa yang mampu menjawab atau mengerjakan soal hanya siswa-siswa yang
pandai saja. Dalam hal ini, pada saat menyelesaikan soal-soal matematika
sebagian besar siswa hanya mengikuti cara yang diajarkan oleh guru tanpa paham
akan apa yang dituliskan. Sehingga jika siswa diberikan soal yang sedikit berbeda,
siswa mengalami kesulitan dan bahkan tidak mampu untuk menyelesaikannya.
Hal ini disebabkan oleh salah satu faktor dalam diri siswa yaitu faktor
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang belum berkembang
dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa model pembelajaran generative
yang diterapkan dalam proses pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang
baik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Siswa yang
diajar dengan model pembelajaran generative memiliki kemampuan kemempuan
pemecahan masalah matematik yang lebih baik dibandingkan siswa yang diajar
dengan model pembelajaran konvensional.

D. Keterbatasan Penelitian

Dari berbagai upaya yang dilakukan masih terdapat beberapa hal yang
belum dapat dicapai dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada mata pelajaram matematika khususnya
pada pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang, sehingga
belum dapat dilihat hasilnya pada pokok bahasan matematika lainnya.
2. Penelitian dilakukan hanya 8x pertemuan, sehingga pengaruh model
pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa menjadi kurang maksimal.
60

3. Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel


model pembelajaran generatif, kemampuan pemecahan masalah
matematik, dan hasil belajar matematika siswa. Variabel lain seperti minat,
motivasi, inteligensi, lingkungan belajar, dan lain-lain tidak terkontrol.
Karena hasil penelitian dapat saja dipengaruhi variabel lain di luar variabel
yang ditetapkan dalam penelitian ini.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dalam penelitian


dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang


pembelajarannya diterapkan model pembelajaran generatif memiliki nilai
rata-rata 68,7. Tingkat indikator kemampuan pemecahan masalah
matematik dari yang paling baik adalah kemampuan memahami masalah
dengan nilai 86.22, kemampuan membuat rencana model pemecahan
masalah dengan nilai 69.35, kemampuan menyelesaikan rencana model
pemecahan masalah dengan nilai 64.18, dan yang paling rendah adalah
kemampuan menafsirkan solusi yang di peroleh dengan nilai 60.26.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang


pembelajarannya diterapkan model pembelajaran konvensional yaitu
model pembelajaran ekspositori memiliki nilai rata-rata 53,97. Tingkat
indikator kemampuan pemecahan masalah matematik dari yang paling
baik adalah kemampuan memahami masalah dengan nilai 80.28,
kemampuan membuat rencana model pemecahan masalah dengan nilai
61.56, kemampuan menyelesaikan rencana model pemecahan masalah
dengan nilai 50.31, dan yang paling rendah adalah kemampuan
menafsirkan solusi yang di peroleh dengan nilai 27.36.

3. Berdasarkan analisis dengan uji-t, maka diperoleh hasil t-hitung 2.98 dan
t-tabel pada signifikansi 5% sebesar 2.01, yang berarti ditolak artinya
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran generatif lebih tinggi dibandingkan
dengan kemampuan pemecahan masalah matematik yang diajar dengan

61
62

menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini berarti terdapat


pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran generatif
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat


memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi sekolah dan pihak guru khususnya guru matematika, hendaknya


menggunakan model pembelajaran generatifsebagai alternatif dalam
proses pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa.

2. Penelitian ini hanya ditunjukkan pada mata pelajaran matematika pada


sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang, oleh
karena itu sebaiknya penelitian juga dilakukan pada pokok bahasan
matematika lainnya.

3. Sebaiknya proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran


generatif lebih sering diterapkan, sehingga kemampuan pemecahan
masalah matematik siswa meningkat karena siswa memperoleh suasana
belajar yang lain dari biasanya dan dapat berinteraksi langsung dengan
teman dan guru.

4. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada aspek
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa saja, sedangkan aspek
lain tidak dikontrol. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melihat
pengaruh penggunaan model pembelajaran generatif terhadap aspek
matematika lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evalulasi Pendidikan. Jakarta: PT.


BumiAskara, 2009.
Asihandani, Mela. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Peserta Didik Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah, tersedia di:
http://journal.unsil.ac.id/download.php?id=1586, akses 27 agustus 2013.
Atma, Murni, dkk, “The Enhacement Of Junior High School Students’ Abilities
In Mathematical Problem Solving Using Soft Skill-Based Metakognitive
Learning”, tersedia di
(http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jme/article/download/554/153),
diakses pada 10 April 2014.
Dewanti,Sintha Sih. “Psikologi Belajar Matematika Diktat,” ,
http://www.scribd.com/doc/42091446/Psikologi-Belajar-Matematika
Diktat, akses 03 maret 2013
Fauzi Ridho, Ahmad, dkk. Model-Model Pembelajaran Inovatif. tt.p.: t.p. 2011
Firdaus, Ahmad. “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika”.tersedia di:
http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-
masalah-matematika/. akses 03 maret 2013.
Hulukati, “Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pembelajaran
dengan Model Pembelajaran Generatif”, disertasi UPI Bandung, tidak
dipublikasikan.
Kadir. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna,
2010.
Lusiana, Yusuf Hartato, dan Trimurti Saleh., Penerapan Model Pembelajaran
Generatif (MPG) untuk Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri
8 Palembang, Jurnal Pendidikan Matematika Volume 3 No.2, 2009.
Maulanadan Adjie, Nahrowi. Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI
Press,2007.

Mimin, “Pengarun Model Pembelajaran Generatif terhadap Kemampuan Koneksi


Matematika siswa”, skripsi UIN Jakarta , Jakarta, tidak dipublikasikan
Mullis, Ina V.S., dkk., TIMMS 2011 International Results in Mathematics.
Baston College: TIMMS & PIRLIS, International Study center.
NCTM.“Priciples and Standards for School Mathematics”. Reston VA, 2000.

63
64

Novita, “Penerapan Strategi TTW (Think Talk Write) sebagai Upaya


Meningkatkan Kemempuan Pemecahan Masalah dan Disposisi
Matematis”.UNY: skripsi 2011. Tidak diterbitkan
P. Purba, Janulis. ”Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan
Masalah.”.
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/19
4710251980021-
JANULIS_P_PURBA/Makalah_Seminar/Artikel_P.J.Purba.pdfakses15ma
ret 2012.
Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya.
Bandung: Tersito, 2010.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta : Kencana, 2010.
Shadik, Fadjar. Model Model Pembelajaran Matematika SMP. Seleman:
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
________________________.“Pemecahan Masalah, Penalarandan
Komunikasi.”.Makalah Disajikan Dalam Diklat Instruktur/Pengembang
Matematika SMA Jenjang Dasar. Yogyakarta: PPPG Matematika, 2004.
________________________. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
________________________. Laporan Hasil Seminar dan Lokakarya
Pembelajaran Matematika (Yogyakarta, 2007), tersedia di
(http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2008/06/07-lapsemlok_limas_.pdf),
diakses pada 10 April 2014.
Solso, Robert L, dkk.Pisikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga, 2008
Suangsih, Erna, dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI
PRESS, 2006
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2010.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011.
Sumardyono. “Pengertian Dasar Problem Solving”.
http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TahapanMemecahkanMasa
lah.pdf akses15 maret 2012.
Surapranata, Sumarna. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil
Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet ke-3, 2006.
65

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi


Aksara,2010
Wardhani, Sri, dan Rumiati. Instrumen Penilaian Hasil Belejar Matemetika SMP:
Belajar dari PISA dan TIMMS. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional, 2011
Wardhani, Sri. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di
SD, Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2010.
________________________.Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika di SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2010.
Yull, Tatag. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif.….. ; Unesa university Press, 2008.
66
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : MTs.N 8 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 2 (Dua)

Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran


5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya,serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar :
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas.
Indikator :
 Menemukan rumus permukaan kubus.
 Menghitung luas permukaan kubus.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan
dengan luas permukaan kubus.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( Pertemuan pertama )

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus permukaan kubus.
 Menghitung luas permukaan kubus.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus.

B. Materi Ajar
Kubus (Luas Permukaan Kubus)

C. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Model : Model Pembelajaran Generatif
Metode : Diskusi, tanya jawab, dan penugasan
67
Lampiran 1

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu


1. Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan: 10’
 Guru mengucapkan salam kepada
seluruh siswa.
 Guru mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
(keingintahuan)
 Guru memberikan motivasi dan
menjelaskan kegunaan dari
mempelajari luas permukaan kubus
sehingga dapat digunakan dalam
menyelesaikan berbagai masalah
dikehidupan sehari-hari.
 Guru memberikan penjelasan singkat
tentang tahapan-tahapan yang akan
mereka lalui dalam pembelajaran
generative.
 Guru menginformasikan bahwa
dalam setiap pembelajaran akan
menggunakan lembar kerja siswa.
 Siswa diminta membentuk kelompok
beranggotakan 4 orang.

2. Kegiatan Inti Tahap Eksplorasi 60’


 Guru memberikan sebuah
permasalahan yang berkaitan dengan
luas permukaan kubus (lks 1 ,
kegiatan 1), untuk menggali konsep
awal siswa.
 Siswa menyelesaikan permasalahan
yang diberikan oleh guru dengan
menggunakan konsep awal yang
mereka miliki.
Tahap pemfokusan
 Guru menggali lebih terarah melalui
lembar kerja siswa (kegiatan 2) yang
tujuannya untuk memfokuskan
konsep yang ingin di pelajari, yaitu
mengenai luas permukaan kubus.
(kemandirian, kedisiplinan,
tanggung jawab, bekerja sama)
 Siswa menyelesaikan lembar kerja
yang diberikan oleh guru secara
68
Lampiran 1

berdiskusi dalam kelompoknya.


(bertanggung jawab, bekerjasama,
saling menghargai)
Tahap Tantangan
 Siswa menyimpulkan dan menulis
dalam lembar kerja.
(Tanggung Jawab).
 Salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya
dengan menuliskan dipapan tulis dan
kelompok lain menanggapi. Hasil
diskusi yang disampaikan tidak
terpaku pada kesimpulan bersama ,
masing-masing siswa berhak
mengajukan pendapatnya sendiri.
(tanggung jawab, saling
menghargai)
 Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan
sharing idea antar siswa atau antar
kelompok siswa sehingga siswa
dapat membandingkan gagasannya
dengan siswa lain.
(bekerjasama, saling menghargai)
 Siswa mengembangkan
pengetahuannya melalui Tanya
jawab interaktif agar lebih
memahami konsep yang baru saja
dipelajari dibawah bimbingan guru.
(kemandirian)
 Guru memberikan koreksi, tambahan
atau penguatan untuk meluruskan
pemahaman siswa.
(bekerja sama)
Tahap Penerapan Konsep
 Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menggunakan
pemahaman konsep yang baru
diperolehnya kedalam konteks lain.
(kemandirian, percaya diri)
 Guru memberikan lembar tugas yang
berfungsi sebagai evaluasi dari
proses pembelajaran yang telah
dilakukan dan dikerjakan secara
individu.
(tanggung jawab, disiplin)
69
Lampiran 1

 Siswa mengerjakan soal dan guru


membantu siswa memecahkan
masalah yang suliat.
(kedisiplinan)
 Siswa menyajikan solusi masalah
kepada teman sejawatnya di kelas.

3. Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 10’


 Guru bersama dengan siswa
melakukan refleksi terhadap materi
yang telah disampaikan.
(saling menghargai)
 Guru memberikan informasi materi
pembelajaran. (keingintahuan)
 Mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi berikutnya.

E. Sumber dan alat Belajar.


Buku paket yaitu buku Matematika Kelas VIII, LKS, dan buku referensi
lainnya

F. Penilaian Hasil Belajar


a. Teknik Penilaian : Penugasan
b. Bentuk Instrumen : LKS
c. Instrumen Penilaian : Terlampir

Mengetahui, Maret 2013


Guru Mapel Matematika. Peneliti

( ........................................................) ( Desi Ratnasari )


NIP/NIK …………..………………. NIM: 108017000010
70
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : MTs.N 8 Jakarta


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 2 (Dua)

Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran


5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan
bagian-bagiannya,serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas.
Indikator :
 Menemukan rumus luas permukaan kubus.
 Menghitung luas permukaan kubus.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan
dengan luas permukaan kubus.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( Pertemuan pertama )

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus luas permukaan kubus.
 Menghitung luas permukaan kubus.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus.
B. Materi Ajar
Kubus (Luas Permukaan Kubus)

C. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


71
Lampiran 2

Model : Konvensional
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan penugasan
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No. Kegiatan Pembelajaran Waktu


1. Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan: 10’
 Menyampaikan judul materi pelajaran
 Menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi pembelajaran.
 Mengingatkan kembali kepada siswa
tentang materi sebelumnya.
 Menjelaskan manfaat setelah
mempelajari luas permukaan kubus.
2. Kegiatan Inti  Memberikan stimulus kepada peserta 60’
didik berupa pemberian materi
mengenai luas permukaan kubus.
 Memberikan contoh bagainama
mencari luas permukaan kubus.
 Memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian soal luas permukan kubus
kemudian bersama-sama dengan
peserta didik membahas beberapa
jawaban soal tersebut.
 Melakukan Tanya jawab dan berfungsi
sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan siswa
yang menghadapi kesulitan.
3. Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 10’
 Guru bersama dengan siswa
melakukan refleksi terhadap materi
yang telah disampaikan.
 Guru memberikan informasi materi
pembelajaran.
 Siswa diingatkan untuk belajar
dirumah.

E. Sumber dan alat Belajar.


Buku paket yaitu buku Matematika Kelas VIII, LKS, dan buku referensi
lainnya
F. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian : Penugasan dan tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
72
Lampiran 2

c. Instrumen Penilaian :
Indikator Soal Bentuk Soal Contoh Soal
1. Menemukan rumus Pertanyaan 1. Apa rumus luas permukaan kubus
luas permukaan kubus. Langsung jika rusuknya x cm.

2. Menghitung luas uraian 2. Sebuah kubus panjang setiap


permukan kubus. rusuknya 8 cm. Tentukan luas
permukaan kubus tersebut

3. Menyelesaikan uraian 3. Di rumah Yahya terdapat satu


masalah matematika kamar yang sangat lembab karena
yang berkaitan dengan tidak memiliki jendela, sehingga
luas permukaan kubus. membuat cat tembok kamar tersebut
selalu mengelupas. Kamar tersebut
terdapat di belakang rumah dengan
ukuran kamar 3m x3m x 3m dan
ukutan pintu berukuran 2m × 1m.
Ayah Yahya berencana melapisi
dinding dengan keramik sekaligus
mengganti keramik pada lantai
kamar. Ayah Adi memilih keramik
berbentuk persegi berukuran 20
berwarna hijau muda. Keramik
tersebut dijual lima keramik per-set.
Kemudian Adi diminta menghitung
luas permukaan yang akan dilapisi
keramik untuk bisa menentukan
banyaknya keramik yang
dibutuhkan. Bantulah Adi untuk
menentukan banyaknya set keramik
yang harus ia beli agar tidak kurang.

Mengetahui, Maret 2013


Guru Mapel Matematika. Peneliti

( )
NIP/NIK :…………..……… ( Desi Ratnasari )
NIM: 108017000010
73
Lampiran 3

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus permukaan kubus.
 Menghitung luas permukaan kubus.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus.

Petunjuk :
 Dibawah ini akan ada masalah yang
KEGIATAN 1 berkaitan dengan kubus, selesaikan
masalah-masalah tersebut.
 Buatlah sketsa gambar jika diperlukan
untuk mempermudah kalian.

Tahap eksplorasi
Masalah 1
Rudi akan memberi hadiah berupa televisi kepada adiknya. Televisi
tersebut diletakkan pada suatu kardus yang berbentuk kubus dengan
panjang rusuk kardus adalah 0,5 meter. Kardus tersebut akan dibungkus
menggunakan kertas kado. Berapa luas kertas kado minimal yang
diperlukan untuk membungkus kardus yang berisi televisi dengan rapi
dan tanpa lipatan ?

Penyelesaian
74
Lampiran 3

KEGIATAN 2 Tahap Pemfokusan

Berdasarkan Masalah 1

Apa yang kamu cari pada Masalah 1?


Apakah luas yang kamu cari pada Masalah 1 merupakan luas jaring-jaring
kubus?

Pikirkan. Menurutmu, apa yang dimaksud dengan luas permukaan kubus?


..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

Dapatkah kamu menentukan luas permukaan kubus dengan panjang rusuk


r? H G

H G 1

E F H D C G H
2 3 4 5
D C Salah satu
jaring2-nya
A B E A B F E
6

E F

Perhatikan jaring-jaring kubus di atas!

Bukankah kubus memiliki enam sisi?

Bukankah persegi1, persegi 2, persegi 3, persegi 4, persegi 5 dan persegi 6


memiliki luas yang sama?

Jika rusuk kubus tersebut adalah r, maka luas permukaan kubusnya


adalah.........
Jadi, rumus luas permukaan kubus adalah = ..........
75
Lampiran 3

Tolong bantu
!!!...
KEGIATAN 3
Tahap Aplikasi

Tania akan membuat sebuat kotak tanpa tutup berbentuk


kubus untuk tempatmainannya. Kubus yang akan dibuat
Tania mempunyai panjang rusuk 30 cm.
Kotak tersebut akan dibuat dari kertas karton. Tania
membeli karton berukuran 1 m × 1 m. Jika Tania akan
menggunakan sisa karton untuk
keperluan lain, maka berapakah luas maksimal sisa karton?

Penyelesaian
76
Lampiran 3

Pak Jakali adalah petugas kebersihan propinsi DKI. Dari atasannya ia


diperintahkan untuk membuat tempat sampah tanpa tutup seperti gambar.

Tempat sampah tersebut


tersusun atas tiga kubus
sama besar yang mempunyai
panjang rusuk 25 cm. Jika
bagian permukaan luar
kotak tersebut akan dicat
orange, maka berapakah
luas kotak yang dicat
orange?
Penyelesaian
77
Lampiran 3

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus permukaan balok.
 Menghitung luas permukaan balok.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas
permukaan balok.

Petunjuk :
 Dibawah ini akan ada masalah yang
KEGIATAN 1 berkaitan dengan balok, selesaikan
masalah-masalah tersebut.
 Buatlah sketsa gambar jika diperlukan
untuk mempermudah kalian.

Tahap eksplorasi
Masalah 1
Tomi akan memberikan hadiah berupa buku untuk ibunya. Sebelum
memberikan kado tersebut kepada ibunya, Tomi membungkus buku
dengan kotak yang berukuran sama dengan buku tersebut kemudian
melapisi kotak dengan kertas kado. Jika ukuran buku adalah 37 cm x 30
cm dengan tebal buku adalah 7 cm, berapa luas kertas kado yang Tomi
perlukan untuk membungkus buku tersebut dengan rapih tanpa sisa
lipatan yang melebihi buku ?
Penyelesaian
78
Lampiran 3

KEGIATAN 2 Tahap Pemfokusan

Berdasarkan Masalah 1
Apa yang kamu cari pada Masalah 1?
Apakah luas yang kamu cari pada Masalah 1 merupakan luas jaring-jaring
kubus?

Pikirkan. Menurutmu, apa yang dimaksud dengan luas permukaan kubus?


..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
............................................................................................................................
........................................................................................................................

Dapatkah kamu menentukan luas permukaan balok dengan panjang p, lebar


l dan tinggi t?

Perhatikan jaring-jaring balok di atas! Isilah titik-titik di bawah!


Luas persegi panjang 1= .... x .... = luas persegi panjang ....
Luas persegi panjang 2= .... x .... = luas persegi panjang ....
Luas persegi panjang 3= .... x .... = luas persegi panjang ....
Jadi, balok dengan panjag p, lebar l dan tinggi t memiliki Luas permukaan=
............................................................................................................................
............................................................................................................................

Perhatikan jaring-jaring kubus di atas!

Bukankah kubus memiliki enam sisi?


79
Lampiran 3

Toling bantu !!!...

KEGIATAN 3
Tahap Aplikasi

Sebuah pabrik minuman akan mengirimkan 1200 kotak minuman


berbentuk balok berukuran panjang, lebar dan tingginya berturut-
turut adalah 15 cm x 6 cm dan 4 cm. Kotak minuman itu akan
dikemas ke kotak yang lebih besar dan tiap kotak dapat
menampung 24 kotak minuman. Karena kotak-kotak besar itu akan
dikirim, maka semua kotak besar itu akan dilapisi dengan kertas.
Bantulah pegawai pabrik tersebut untuk menentukan berapa luas
permukaan kertas yang digunakan untuk melapisi kotak-kotak
besar tersebut.

Penyelesaian
80
Lampiran 3

Ayah ingin membuat sebuah etalase toko yang berbentuk


balok yang berukuran (150 x 40 x 70) . Rangka etalase
dibuat dari batang aluminium dan permukaannya ditutup
kaca. Harga kaca Rp 35.500,00 per meter persegi. Ayah
mempunyai uang Rp 198.000,00. Apakah uang ayah
mempunyai sisa untuk membeli kaca yang dibutuhkan
membuat etalase toko ? Jika ada sisa uang, berapa sisa
uang dari membeli kaca tersebut ? ataukah sebaliknya?

Penyelesaian
81
Lampiran 3

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus luas permukaan prisma.
 Menghitung luas permukaan prisma.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas
permukaan prisma.

Petunjuk :
 Dibawah ini akan ada masalah yang
KEGIATAN 1 berkaitan dengan prisma, selesaikan
masalah-masalah tersebut.
 Buatlah sketsa gambar jika diperlukan
untuk mempermudah kalian.

Masalah 1
Rere akan membuat name table untuk pembicara pada acara MOS di
sekolahnya. Name table berbentuk prisma segitiga berukuran seperti
gambar di bawah. 20 cm

PEMBICARA 8cm
6cm

Penyelesaian
82
Lampiran 3

Masalah 2

Pada ulang tahun Ayahnya yang ke-37, Ega ingin memberi


hadiah sebuah jam dinding untuk ayahnya. Jam dinding itu
akan Ega kemas dalam kotak yang berbentuk prisma
segilima. Alas dan selimut kotak tersebut terbuat dari
karton, sedangkan tutupnya terbuat dari mika bening. Ega
membuat tutup berbentuk segilima beraturan dengan
panjang rusuknya 7 cm dan luasnya adalah 350 cm2 . Jika
tinggi kotak itu adalah 13 cm, berapa luas karton yang Ega
butuhkan untuk membuat alas dan selimut kotak?

Penyelesaian
83
Lampiran 3

KEGIATAN 2

Berdasarkan Masalah 1 , Masalah 2


Apakah luas yang kamu cari pada Masalah 1 dan
Masalah 2 merupakan luas jaring-jaring prisma segitiga dan luas jaring-
jaring prisma segilima?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Pikirkan. Menurutmu, apa yang dimaksud dengan luas permukaan prisma?


..........................................................................................................................................
.............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................

Jika luas alas prisma dan selimut prisma telah diketahui, dapatkah kamu
mencari luas permukaan prisma itu?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Perhatikan!
Bukankah alas dan tutup prisma memiliki luas yang sama?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

Jika luas alas prisma dan selimut prisma telah diketahui, maka luas
permukaan prismanya adalah
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
84
Lampiran 3

Tolong bantu
!!!...
KEGIATAN 3

Bulan depan merupakan ulang tahun Rina yang ke-14. Rina


berencana akan mengundang teman-teman sekelasnya yang
berjumlah 40 orang merayakan ulang tahunnya dan memberikan
kenang-kenangan pada mereka. Kenang-kenangan yang
ingin Rina berikan adalah tempat pensil berbentuk prisma
segitiga tanpa tutup yang dilapisi kertas kado. Tempat pensil
memiliki tinggi 16 cm dan alasnya berupa segitiga sama kaki.
Alasnya memiliki ukuran panjang rusuk yang sama adalah 5 cm
dan panjang rusuk lainnya adalah 6 cm. Rina akan membeli kertas
kado yang masing-masing kertas berukuran 32cm x 60cm.
Bantulah Rina untuk menentukan berapa banyak kertas kado yang
harus dibeli olehnya .
Penyelesaian
85
Lampiran 3

Azra memiliki kotak kado yang berbentuk


Seperti gambar di samping.
Jika kotak kado dianggap sebagai
prisma segienam, panjang rusuk
alas prisma segienam tersebut
adalah 16 cm. Agar terlihat lebih
menarik, Azra berniat akan melapisi
selimut kotak kado tersebut dengan
kertas berwarna.
Jika tinggi kotak kado tersebut adalah 20cm,
berapa luas kertas berwarna yang Azra butuhkan?

Penyelesaian
86
Lampiran 3

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus permukaan limas.
 Menghitung luas permukaan limas.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan luas
permukaan limas.

Petunjuk :
 Dibawah ini akan ada masalah yang
KEGIATAN 1 berkaitan dengan limas, selesaikan
masalah-masalah tersebut.
 Buatlah sketsa gambar jika diperlukan
untuk mempermudah kalian.

Masalah 1
Linda mendapat tugas dari guru matematika untuk membuat alat peraga
bangun limas segitiga beraturan dengan panjang rusuknya adalah 24 cm.
Jika alat peraga itu akan dibuat dari karton tebal, berapa karton tebal
yang Linda butuhkan?

Penyelesaian
87
Lampiran 3

Masalah 2

Sultan souvenir mendapat pesanan


untuk membuat souvenir berbentuk
piramida dengan alas persegi
yang terbuat dari kayu
sebanyak 400 buah.
Jika pemesan meminta alas
piramida tersebut memiliki
keliling 72 cm dan tingginya adalah
12 cm.Tentukan berapa luas kayu
yang dibutuhkan Sultansovenir untuk
membuat satu reflika piramida tersebut

Penyelesaian
88
Lampiran 3

KEGIATAN 2

Berdasarkan Masalah 1 dan Masalah 2

Apakah luas yang kamu cari pada Masalah 1 dan Masalah 2


merupakan luas jaring-jaring limas segitiga dan luas
jaring-jaring limas segiempat?
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................

Pikirkan.
Menurutmu, apa yang dimaksud dengan luas permukaan limas?
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................

Jika luas alas limas dan selimut limas telah diketahui, maka luas
permukaan prismanya adalah
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
89
Lampiran 3

Tolong bantu
!!!...
KEGIATAN 3

Ibu akan membuat tudung saji berbentuk limas


segi-enam. Alas tudung saji berbentuk segi-enam
beraturan dengan panjang rusuk 10 cm,
sedangkan tinggi tudung saji rencananya akan
dibuat 15 cm. Jika ibu membuat tudung saji
dengan mika tebal berapakah luas mika tebal
yang diperlukan ibu untuk membuat tudung saji
dan berapa Luas permukaan meja yang dapat
ditutupi oleh tudung saji yang ibu buat!
Penyelesaian
90
Lampiran 3

Tora bekerja di perusahaan arsitek ternama di kotanya. Ia


mendapat proyek sebuah bangunan berbentuk limas segi
empat. Seluruh bangunan tersebut terbuat dari kaca dengan
baralaskan keramik. Dari pemesan menginginkan tinggi
bangunan tersebut adalah 36 meter sedangkan lantainya
memiliki ukuran panjang rusuk 80 meter. Rencananya lantai
bangunan tersebut akan di keramik dengan keramik persegi
berukuran rusuk 0,5 meter.
Jika harga kaca tebal adalah
Rp. 130.000,-/ dan harga keramik
Rp. 58.000,-/8 buah. Bantulah Tora
menentukan biaya yang dibutuhkan
untuk membeli kaca tebal dan
keramik...

Penyelesaian
91
Lampiran 3

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus volume kubus.
 Menghitung volume kubus.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan
volume kubus.

Petunjuk :
 Dibawah ini akan ada masalah yang
KEGIATAN 1 berkaitan dengan kubus, selesaikan
masalah-masalah tersebut.
 Buatlah sketsa gambar jika diperlukan
untuk mempermudah kalian.

Masalah 1

Rifka akan mengemas kubus-kubus kecil


berukuran rusuk 1 cm ke dalam kubus
besar berukuran rusuk 5 cm. Hitunglah :
a. Berapa banyak kubus pada baris
pertama (gambar a)?
b. Berapa banyak kubu jika kubus besar terisi
sampai penuh
(gambar b)?

Penyelesaian
92
Lampiran 3

Petunjuk :
KEGIATAN 2
 Diskusikan dengan teman
sekelompok kamu.
Berdasarkan Masalah 2  Setelah selesai, presentasikan
hasil diskusi kamu di depan kelas.
Isilah tabel berikut:
KEGIATAN 2
(petunjuk: kubus kecil berukuran rusuk 1 cm)

Jadi, rumus volume kubus dengan panjang rusuk r adalah V= .........


93
Lampiran 3

Tolong bantu
!!!...
KEGIATAN 3

Dinas pendidikan sebuah kabupaten akan membuat sekolah baru di


daerah yang terpencil dalam kabupaten tersebut. Dinas pendidikan
mempunyai target yaitu sekolah memiliki 25 siswa perkelas. Mereka
akan membangun sekolah berbentuk kubus untuk setiap ruangan
kelasnya, sedangkan seorang siswa idealnya memerlukan 5 udara
dalam ruangan. Bantulah mereka untuk menentukan ukuran tinggi
ruang-ruang kelas yang akan dibangun agar siswa-siswa dapat
belajar dengan nyaman.

Penyelesaian
94
Lampiran 3

Paman ingin memperbesar bak mandi yang berbentuk kubus agar


menampung air lebih banyak. Bak mandi semula menampung 1728
liter air. Paman memperbesar masing-masing
ukuran bagian dalam bak mandi menjadi 1 kali dari ukuran
semula. Berapa volume air jika bak mandi yang baru terisi

Penyelesaian
95
Lampiran 3

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus volume balok.
 Menghitung volume balok.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan
volume balok.

Petunjuk :
 Dibawah ini akan ada masalah yang
berkaitan dengan kubus, selesaikan
masalah-masalah tersebut.
KEGIATAN 1  Buatlah sketsa gambar jika diperlukan
untuk mempermudah kalian.

Masalah 1

Virdia akan menyatukan kubus-kubus kecil berukuran rusuk 1 cm


menjadi balok seperti pada gambar. Hitunglah berapa banyak kubus
kecil!

Penyelesaian
96
Lampiran 3

Petunjuk :
KEGIATAN 2
 Diskusikan dengan teman
sekelompok kamu.
 Setelah selesai, presentasikan
Berdasarkan Masalah 1 hasil diskusi kamu di depan kelas.
KEGIATAN 2
Isilah tabel berikut:
(petunjuk: kubus kecil berukuran rusuk 1 cm)

Jadi, rumus volume balok dengan panjang p, lebar l dan tinggi t


adalah V= ....
97
Lampiran 3

Tolong bantu
!!!...
KEGIATAN 3

Hari ini di kota tempat Andre tinggal akan ada pemadaman listrik
secara bergilir. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Andre telah
membeli lilin berbentuk balok yang tingginya adalah 10 cm, bagian
bawah lilin tersebut berbentuk persegi dengan ukuran 2 cm dan
lilin tersebut akan terbakar habis 1 tiap 2 menit. Jika
pemadaman itu berlangsung selama 6 jam, bantulah Andre untuk
menentukan berapa banyak lilin yang Andre butuhkan sampai listrik
menyala lagi.

Penyelesaian
98
Lampiran 3

Sebuah produsen minuman mengemas


produknya dalam kotak berbentuk
balok dengan ukuran 4 cm × 6 cm × 8
cm. Produsen tersebut mengubah
kemasan kotak menjadi 6 cm × 6 cm ×
4 cm agar terlihat lebih menarik.
Harga jual minunam dengan ukuran
berbeda itu adalah sama.
Pertanyaannya :
Apakah volume minuman dalam kedua
kemasan itu sama ?Jika tidak, berapa
perbedaannya?

Penyelesaian
99
Lampiran 3

Silvia memiliki aquarium berbentuk balok dengan ukuran panjang 6


dm, lebar 4 dm, dan tinggi 8 dm. dari aquarium itu berisi air.
berapakah tinggi air dalam aquarium tersebut ?

Penyelesaian
100
Lampiran 3

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus volume prisma.
 Menghitung volume prisma.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan
volume prisma.

Petunjuk :
 Dibawah ini akan ada masalah yang
berkaitan dengan kubus, selesaikan
KEGIATAN 1
masalah-masalah tersebut.
 Buatlah sketsa gambar jika diperlukan
untuk mempermudah kalian.

Masalah 1

Ibu memiliki kue berbentuk balok. Jika puding dianggap sebagai


prisma segiempat (balok) dan ibu akan memotong tegak balok
sepanjang salah satu bidang diagonalnya (gambar a), maka akan
terbentuk dua kue yang berbentuk prisma segitiga (gambar b).
Kemudian kedua kue itu akan dibentuk menjadi seperti gambar c.

a. Berbentuk apakah puding yang baru?


b. Apakah luas alas puding pada gambar c sama dengan luas
puding pada gambar a? Bagaimana dengan tingginya?
101
Lampiran 3
Penyelesaian

Masalah 2

Adik memiliki mainan berbentuk prisma segi-enam beraturan (gambar


a) mainan milik adik tersebut dapat di bagi menjadi enam bagian
seperti gambar b.
a. Berbentuk apakah bagian-
bagian mainan adik?
b. Apakah jumlah luas keenam
alas bagian-bagian pada
gambar b itu sama luas
dengan luas alas mainan adik
sebelum di bagi?
c. Apakah tinggi masing-masing bagian pada gambar b itu sama tinggi
dengan mainan adik sebelum di bagi?

Penyelesaian
102
Lampiran 3

Petunjuk :
 Diskusikan dengan teman
KEGIATAN 2 sekelompok kamu.
 Setelah selesai, presentasikan
hasil diskusi kamu di depan kelas.
Berdasarkan Masalah 1
Pikirkan.ApakahKEGIATAN dapat dikatakan 2 bahwa volume prisma segitiga pada
gambar c sama dengan volume balok pada gambar (a)? Jelaskan!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Dapatkah kamu mencari rumus volume prisma segitiga?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Jadi, Volume prisma segitiga adalah V= ..................................................

Berdasarkan Masalah 2
Pikirkan.
Jika jumlah luas alas keenam prisma segitiga pada gambar b sama
dengan luas alas prisma segienam pada gambar a dan tinggi masing-
masing bangun pun sama, apakah dapat dikatakan bahwa volume
keenam prisma segitiga dan volume prisma segienamsama? Jelaskan!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Dapatkah kamu mencari rumus volume prisma segienam?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Jadi, Volume prisma segienam adalah V= ............................................

Untuk menentukan alas prisma yang alasnya bukan berbentuk


segitiga dapat dilakukan dengan cara membagi prisma tersebut
menjadi beberapa prisma segitiga dan/atau prisma segiempat
(balok/kubus) seperti pada penyelesaian seperti cara di atas. Oleh
karena setiap prisma dapat dibagi menjadi beberapa prisma segitiga
dan/atau prisma segiempat (balok/kubus), maka dapat disimpulkan
bahwa untuk setiap prisma berlaku :
Volume prisma = .....................................................
103
Lampiran 3

Tolong bantu
!!!...
KEGIATAN 3

Ibu akan mengirim paket yang telah dibungkusnya dengan kertas


kado ke daerah jawa tengah untuk anak saudaranya yang sedang
berulang tahun. Jika paket tersebut berbentuk seperti gambar,
bantulah petugas jasa pengirinam paket untuk menghitung volume
paket yang ibu akan kirim!

Penyelesaian
104
Lampiran 3

Sebuah tangki berbentuk prisma tegak dengan alas berupa belah


ketupat yang diagonal alasnya berturut-turut 40 cm dan 50 cm.
Tinggi tangki tersebut 100 cm. Tangki akan diisi penuh dengan
bensin yang harga per liternya Rp 4.500,00. Tentukan biaya yang
diperlukan untuk memenuhi tangki tersebut dengan bensin!

Penyelesaian
105
Lampiran 3

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
 Menemukan rumus volume limas.
 Menghitung volume limas.
 Menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan
volume limas.
Petunjuk :
 Dibawah ini akan ada masalah yang
KEGIATAN 1 berkaitan dengan kubus, selesaikan
masalah-masalah tersebut.
 Buatlah sketsa gambar jika diperlukan
untuk mempermudah kalian.

Masalah 1
Sandi akan membagi kubus menjadi 6 bagian yang kongruen (gambar a).
Setiap bagian akan membentuk limas segiempat seperti gambar b.

a) Apakah luas alas limas pada gambar b sama dengan luas alas kubus
(gambar a)?
b) Berapa tinggi limas jika dinyatakan dalam a ?
Penyelesaian
106
Lampiran 3

KEGIATAN 2

Berdasarkan Masalah 1
KEGIATAN 2

Pikirkan. Apakah volume enam limas pada gambar b sama dengan


volume kubus?
Jelaskan!
.............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Dapatkah kamu mencari rumus volume limas?


.............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Jadi, Volume limas adalah V =
.............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
107
Lampiran 3

Tolong bantu
!!!...
KEGIATAN 3

Pak Yadih memiliki bak penampungan air berbentuk limas tegak


dengan alas berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal
alas 30 cm dan 35 cm, sedangkan tinggi limas 40 cm. Limas
tersebut diisi air sebanyak 2,5 liter. Tentukan berapa liter air
yang perlu ditambahkan agar limas
tersebut penuh!

Penyelesaian
108
Lampiran 3

Sebuah benda padat dibuat dari dua buah


limas segienam yang alasnya direkatkan.
tinggi AB 10 cm dan
luas segienam 72 .
Jika setiap 1 bahan untuk membuat benda
tersebut beratnya 7 gram, tentukan berat
total benda tersebut! (ubah kedalam kilogram)

Penyelesaian
109
Lampiran 4

Kisi-Kisi Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran


5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus, Balok, Prisma dan Limas.
Kelas/ Semester : VIII / 2.
Bentuk Soal : Uraian.

Kompetensi Indikator Soal No. Butir Jumlah


Dasar Soal Butir Soal

Mengidentifikasikan masalah
yang berhubungan dengan luas
permukaan dan volume kubus, 2, 4, 7, 6
merancang penyelesaian masalah, 4
menyelesaikan masalah sesuai
rencana, dan menafsirkan hasil
penyelesaian masalah tersebut.
Mengidentifikasikan masalah
yang berhubungan dengan luas
permukaan dan volume balok,
merancang penyelesaian masalah, 1, 3, 5, 8 4
5.3 Menghitung menyelesaikan masalah sesuai
luas permukaan rencana, dan menafsirkan hasil
dan volume penyelesaian masalah tersebut.
kubus, balok,
prisma dan limas. Mengidentifikasikan masalah
yang berhubungan dengan luas
permukaan dan volume limas,
merancang penyelesaian masalah, 12, 13, 14 3
menyelesaikan masalah sesuai
rencana, dan menafsirkan hasil
penyelesaian masalah tersebut.

Mengidentifikasikan masalah
yang berhubungan dengan luas
permukaan dan volume prisma,
merancang penyelesaian masalah, 9, 10, 11 3
menyelesaikan masalah sesuai
rencana, dan menafsirkan hasil
penyelesaian masalah tersebut.
110
Lampiran 5

Nama : ____________________________

Kelas/No. Absen : ____________________________

Pokok Bahasan : Bangun ruang (kubus, balok, prisma dan limas)

Selesaikanlah Soal-Soal Di Bawah Ini Dengan Jelas dan Tepat, Serta Kerjakan Soal Yang
Dianggap Mudah Terlebih Dahulu

1. Ilham membuat kotak dengan perbandingan panjang, lebar, tinggi pada kotak
tersebuat adalah 3 : 2 : 1. dan volume kotak tersebut adalah 162 𝑑𝑚3. Berapakah
luas permukaan kotak yang ilham buat?
2. Pak Saka membuat dua buah tempat perhiasan berbentuk kubus dengan
perbandingan panjang rusuknya adalah 2 : 3. Jika jumlah luas permukaan kedua
tempat perhiasan tersebut adalah 312 𝑐𝑚3. Berapakah volume tempat perhiasan
terbesar pak Saka?
3. Produsen susu kotak mengemas produknya dalam kotak berbentuk balok dengan
ukutan 6cm x 3cm x 12cm. Untuk meningkatkan penjualan, produsen melakukan
promo ekstra isi sebesar 30%. Berapakah tinggi kemasan susu kotak dan volume
susu kotak semasa promo berlangsung?
4. Sebuah rumah sakit di jakarta selatan ingin membuat lambang seperti gambar di
bawah. Lambang tersebut rencananya akan dibuat dari lima buah susunan kubus
sama besar yang memiliki panjang rusuk 25cm. Jika luar permukaan lambang
tersebut dilapisi almuniun, berapakah almunium yang diperlukan agar semua luar
pemukaan lambang tersebut tertutup?

5. Pak Heru memiliki kolam ikan dengan ukuran (x + 1)m x (x)m x 2m. Jika diagonal sisi
kolam tersebut adalah (x + 2)m, berapakah volume kolam yang dimiliki pak Heru?
6. Sebuah lapangan berbentuk persegi dengan ukuran 7m x 7m. Lapangan tersebut
digenangi air setinggi 30 cm. Berapa liter air yang menggenangi lapangan itu?
7. Santi memiliki dua buah penampung air berbentuk kubus. Penampung air pertama memiliki
panjang rusuk 18cm. Jika Perbandingan volume penampung air pertama dengan penampung
air kedua adalah 6 : 42. Berapakah volume penampung air yang kedua yang dimilik oleh
Santi?
111
Lampiran 5

8. Petugas kebun binatang ingin membuat kandang ular berbentuk balok yang terbuat
dari kaca transparan dengan ukuran panjang 11 m, lebar 5m dan tinggi ( 3 + x )m.
Jika volume kandang tersebut adalah 385 𝑚3, tentukan
Luas permukaan kandang tersebut.
9. Sketsa gambar dibawah adalah sebuah tenda penampungan pengungsi berbentuk
prisma. Jika tenda tersebut dapat menampung 15 orang untuk tidur dengan setiap
orang perlu 2,5 𝑚2, tinggi tenda 4 m, maka volume ruang dalam tenda tersebut
adalah

10. Ayah akan membuat alat pengumpul sampah dari lempeng logam. Hitunglah
lempeng logam yang ayah perlukan untuk membuat alat tersebut (tanpa
pegangannya)!

11. Gambar dibawah merupakan sketsa kolam renang berbentuk prisma yang akan
dibuat oleh keluara pak Soleh. Rencananya bagian dalam kolam tersebut akan
dipasang keramik yang berukuran 20cm x 20cm. Jika harga keramik permeter
adalah Rp. 45.000, tentukan banyaknya keramik yang dibutuhkan untuk kolam
tersebut dan volume air yang di perlukan!

12. Ali ingin membuat sangkar burung dengan rancangan seperti gambar. Sangkar
burung yang ali buat rencananya akan di cat dengan warna coklat muda kecuali
pintunya. Jika setiap 0,5 𝑚 menghabiskan satu kaleng cat kecil. Berapa kaleng
cat yang dibutuhkan untuk mengecat sangkar burung tersebut?
112
Lampiran 5

13. Gambar di bawah merupakan kerangka pos satpam yang akan dibangun pada
kompleks perumahan Puri Indah. Ukuran lantai 5 m x 4 m. Tinggi tembok 3 m dan
tinggi seluruhnya 4m. Hitunglah volume udara yang beredar dalam pos tersebut!

14. Sebuah bak penampungan air hujan berbentuk limas tegak persegi panjang
dengan ukuran bagian dalam bak tampak seperti gambar di bawah. Bak tersebut
terisi penuh oleh air dan akan dikosongkan dengan menggunakan pompa yang mampu
menyedot air 15 liter per detik. Berapa waktu yang diperlukan untuk mengosongkan
bak tersebut?
113
Lampiran 6

Kisi-Kisi Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran


5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus, Balok, Prisma dan Limas.
Kelas/ Semester : VIII / 2.
Bentuk Soal : Uraian.

Kompetensi Indikator Soal No. Butir Jumlah


Dasar Soal Butir Soal

Mengidentifikasikan masalah
yang berhubungan dengan luas
permukaan dan volume kubus, 1, 4
merancang penyelesaian masalah, 2
menyelesaikan masalah sesuai
rencana, dan menafsirkan hasil
penyelesaian masalah tersebut.
Mengidentifikasikan masalah
yang berhubungan dengan luas
permukaan dan volume balok,
merancang penyelesaian masalah, 2, 3 2
5.3 Menghitung menyelesaikan masalah sesuai
luas permukaan rencana, dan menafsirkan hasil
dan volume penyelesaian masalah tersebut.
kubus, balok,
prisma dan limas. Mengidentifikasikan masalah
yang berhubungan dengan luas
permukaan dan volume limas,
merancang penyelesaian masalah, 6, 8 2
menyelesaikan masalah sesuai
rencana, dan menafsirkan hasil
penyelesaian masalah tersebut.

Mengidentifikasikan masalah
yang berhubungan dengan luas
permukaan dan volume prisma,
merancang penyelesaian masalah, 5, 7 2
menyelesaikan masalah sesuai
rencana, dan menafsirkan hasil
penyelesaian masalah tersebut.
114
Lampiran 7
Nama : ____________________________
Kelas/No. Absen : ____________________________
Pokok Bahasan : Bangun ruang (kubus, balok, prisma dan limas)

Selesaikanlah Soal-Soal Di Bawah Ini Dengan Jelas dan Tepat, Serta Kerjakan Soal Yang
Dianggap Mudah Terlebih Dahulu

1. Produsen susu kotak mengemas produknya dalam kotak berbentuk balok dengan
ukutan 6cm x 3cm x 12cm. Untuk meningkatkan penjualan, produsen melakukan
promo ekstra isi sebesar 30%. Berapakah tinggi kemasan susu kotak dan volume
susu kotak semasa promo berlangsung?
JAWAB:
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

2. Sebuah rumah sakit di jakarta selatan ingin membuat lambang seperti gambar di
bawah. Lambang tersebut rencananya akan dibuat dari lima buah susunan kubus
sama besar yang memiliki panjang rusuk 25cm. Jika luar permukaan lambang
tersebut dilapisi almuniun, berapakah almunium yang diperlukan agar semua luar
pemukaan lambang tersebut tertutup?

JAWAB:
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
115
Lampiran 7

3. Santi memiliki dua buah penampung air berbentuk kubus. Penampung air pertama
memiliki panjang rusuk 18cm. Jika Perbandingan volume penampung air pertama
dengan penampung air kedua adalah 6 : 42. Berapakah volume penampung air yang
kedua yang dimilik oleh Santi? (ubah kedalam liter)
JAWAB:
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

4. Petugas kebun binatang ingin membuat kandang ular berbentuk balok yang terbuat
dari kaca transparan dengan ukuran panjang 11 m, lebar 5m dan tinggi ( 3 + x )m.
Jika volume kandang tersebut adalah 385 , tentukan
Luas permukaan kandang tersebut.
JAWAB:
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................

5. Sketsa gambar dibawah adalah sebuah tenda penampungan pengungsi berbentuk


prisma. Jika tenda tersebut dapat menampung 15 orang untuk tidur dengan setiap
orang perlu 2,5 , tinggi tenda 4 m, maka volume ruang dalam tenda tersebut
adalah

JAWAB:
..........................................................................................................................................................
116
Lampiran 7
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

6. Ali ingin membuat sangkar burung dengan rancangan seperti gambar. Sangkar
burung yang ali buat rencananya akan di cat dengan warna coklat muda kecuali
pintunya. Jika setiap 0,5 menghabiskan satu kaleng cat kecil. Berapa kaleng
cat yang dibutuhkan untuk mengecat sangkar burung tersebut?

JAWAB:
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

7. Ayah akan membuat alat pengumpul sampah dari lempeng logam. Hitunglah lempeng
logam yang ayah perlukan untuk membuat alat tersebut (tanpa pegangannya)!
117
Lampiran 7
JAWAB:
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................

8. Sebuah bak penampungan air hujan berbentuk limas tegak persegi panjang dengan ukuran
bagian dalam bak tampak seperti gambar di bawah. Bak tersebut terisi penuh oleh air dan
akan dikosongkan dengan menggunakan pompa yang mampu menyedot air 15 liter per
detik. Berapa waktu yang diperlukan untuk mengosongkan bak tersebut?

JAWAB:
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
118
Lampiran 8

JAWABAN

1. Diketahui : panjang (p) = 6 cm


Lebar (l) = 3 cm
Tinggi (t) = 12 cm
Ekstra isi = 30%
Ditanya : a. volume semasa promo
b. tinggi masa promo
jawab :
a. Volume sebelum masa promo = p x l x t
= 6 cm x 3 cm x 12 cm
= 216
Volume ekstra isi = 30% x Volume sebelum masa promo
= x 216

= 64.8
= Volume sebelum masa promo + Volume ekstra isi
= 216 64.8
= 280.8

b. Tinggi kemasan pada masa promo =

= 15.6 cm
Jadi volume kotak susu semasa promo berlangsung adalah 280.8 dan
tinggi kemasan semasa promo berlangsung adalah 15.6 cm
2. Diketahui : panjang rusuk (s) = 25 cm
banyaknya persegi yang akan ditutupi almunium = 22 buah
Ditanya : banyaknya almunium yang diperlukan / luas permukaan?
Jawab :
Luas permukaan = banyaknya persegi yang akan ditutupi almunium x
= 22 x 25 cm x 25 cm
= 13750
119
Lampiran 8

Jadi luas almunium yang diperlukan untuk menutupi luar permukaan lambang
adalah 13750
3. Diketahui : panjang rusuk satu ( ) = 18 cm
Perbandinga volume satu dan volume dua = 6 : 42
Ditanya : volume penampung air yang kedua?
Jawab :
volume penampung air yang kesatu =
=
=
:

6 x volume penampung air yang kedua = x 42

volume penampung air yang kedua =

= 40824

Jadi volume penampung air yang kedua yang dimiliki santi adalah 40824

4. Diketahui : panjang (p) = 11m


Lebar (l) =5m
Tinggi (t) = (3 + x ) m
Volume =
Ditanya : luas permukaan kandang
jawab :
Volume =pxlxt luas permukaan = 2 (pl + pt + lt )
= 11 m x 5 m x (3 + x )m = 2(11x5+11x7+5x7)
(3 + x )m = = 2 (167)
(3 + x )m = 7 m
= 334
X =7m–3m
Jadi nilai x adalah 4m dan luas
=4m
permukaan kandang tersebut adalah
Tinggi = (3 + x )m = ( 3 + 4 )m = 7 m 334
120
Lampiran 8

5. Diketahui : banyak orang = 15 orang


Luas alas / orang = 2,5
Tinggi tenda = 4m
Ditanya : volume ruangan dalam tenda
Jawab :
Volume = luas alas x tinggi
= ( banyak orang x luas alas/orang) x tinggi
= ( 15 x 2.5 x 4m
= 150
Jadi volume ruang dalam tenda tersebut adalah 150

6. Diketahui : panjang prisma( = 80 cm panjang limas ( ) = 80 cm


Lebar prisma ( = 80 cm Lebar limas ( = 80 cm
Tinggi prisma ( ) = 50 cm Tinggi limas ( ) = 40 cm
Panjang sisi pintu = 20 cm
Panjang limas=lebar limas=80 m
panjang prisma = Lebar prisma = 80 cm
0,5 menghabiskan satu kaleng cat
Ditanya : berapa kaleng cat yang diperlukan untuk mengecat sangkar
burung?
Jawab
Luas permukaan prisma = 4 x luas sisi tegak
=4(pxt)
= 4 ( 80 cm x 50 cm)
= 16000
Luas permukaan limas =4xluas sisi tegak

=4(

=4(

= 6400
Luas pintu = sisi x sisi
121
Lampiran 8

= 20cm x 20cm = 400


Jadi luas permukaan kandang yang di cat adalah luas permukaan prisma + luas
permukaan limas – luas pintu = 16000

= 22000

Mengubah dari cm ke m = 22000 = 2,2

Banyaknya cat = = 4,4 kaleng cat

Jadi kaleng cat yang dibutuhkan sebanyak 4,4 kaleng cat

7. Diketahui : panjang (p) = 15cm


Lebar (l) = 24 cm
Tinggi (t) = 6cm
Ditanya : luas lempengan logam yang dibutuhkan
Jawab

Luas setengah prisma segiempat tanpa tutup = luas alas x


(
= (p x l ) x
(
= (15cmx24cm) x

= 394
Jadi luas lempengan logam yang diperlukan adalah 394
8. Diketahui : panjang limas (p) = 6m
Lebar limas (l) = 4m
Tinggi limas (t) = 3m
Kemampuan pompa menyedot air 15 liter per detik
Ditanya : waktu yang diperlukan untuk mengosongkan bak yang berbentuk
limas?
Jawab :
Volume bak =pxlxt
= 6m x 4m x 3m
122
Lampiran 8

= 24
Mengubah = 1 = 1000 liter maka = 24 x 1000= 24000
liter

Waktu yang diperlukan untuk mengosongkan bak = =

= 1600 detik

Jadi waktu yang diperlukan untuk mengosongkan bak tersebut adalah 1600
detik
123
Lampiran 9
VALIDITAS
INSTRUMEN PENELITIAN

Nomor Soal Skor


N0. Kode Siswa Y2
(Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 UC - 01 14 9 14 14 0 11 0 14 14 0 0 3 0 11 104 10816
2 UC - 02 11 7 3 7 0 11 0 0 0 0 0 0 14 9 62 3844
3 UC - 03 11 3 2 11 3 12 3 3 11 11 0 5 0 11 86 7396
4 UC - 04 5 5 5 5 3 11 5 11 5 7 7 7 8 11 95 9025
5 UC - 05 5 5 11 5 0 11 5 7 5 5 5 5 0 9 78 6084
6 UC - 06 7 5 11 5 0 11 5 7 5 5 5 0 7 11 84 7056
7 UC - 07 7 6 7 7 3 11 5 7 5 4 3 3 7 3 78 6084
8 UC - 08 11 8 3 7 0 11 0 0 0 0 0 3 11 8 62 3844
9 UC - 09 11 8 3 7 3 8 0 0 0 0 0 3 11 8 62 3844
10 UC - 10 11 6 9 7 0 11 7 11 11 9 0 0 0 11 93 8649
11 UC - 11 7 5 7 6 0 11 6 11 6 7 0 4 7 3 80 6400
12 UC - 12 11 7 11 10 3 11 7 0 0 0 5 5 9 0 79 6241
13 UC - 13 7 3 7 7 3 11 3 11 5 8 7 3 11 11 97 9409
14 UC - 14 7 5 6 6 3 11 5 11 8 12 4 3 11 8 100 10000
15 UC - 15 7 3 6 6 3 9 3 11 5 10 8 0 7 11 89 7921
16 UC - 16 14 9 14 14 0 9 9 0 0 10 0 11 0 11 101 10201
17 UC - 17 12 7 11 8 3 11 7 11 10 11 0 7 6 11 115 13225
18 UC - 18 11 5 11 5 0 11 6 11 11 11 0 0 0 11 93 8649
19 UC - 19 14 7 14 14 0 9 0 0 14 0 0 11 0 11 94 8836
20 UC - 20 10 8 14 14 0 11 7 11 10 11 0 8 0 0 104 10816
21 UC - 21 7 5 11 6 0 11 4 11 6 4 1 3 2 11 82 6724
22 UC - 22 11 8 11 7 0 11 7 11 11 14 3 3 0 14 111 12321
23 UC - 23 11 9 14 14 0 11 10 11 0 12 0 0 0 14 106 11236
24 UC - 24 11 7 11 6 0 11 6 11 0 8 3 3 0 0 77 5929
25 UC - 25 5 5 7 7 0 11 5 11 5 7 8 0 7 11 89 7921
26 UC - 26 11 7 11 10 0 11 3 0 0 0 7 5 11 0 76 5776
124
Lampiran 9
27 UC - 27 11 7 14 14 0 7 0 0 0 14 0 0 0 12 79 6241
28 UC - 28 7 5 5 5 3 11 5 11 5 11 4 3 3 11 89 7921
29 UC - 29 5 0 7 6 0 10 4 11 5 7 7 5 11 11 89 7921
30 UC - 30 11 7 3 6 3 11 0 0 0 0 0 0 11 9 61 3721
31 UC - 31 7 3 7 7 3 8 6 11 5 7 3 3 7 11 88 7744
32 UC - 32 11 7 11 7 0 11 6 11 0 9 0 8 0 7 88 7744
33 UC - 33 11 7 11 10 0 11 7 0 0 0 7 9 11 0 84 7056
34 UC - 34 11 9 14 14 0 10 8 0 0 10 0 11 0 14 101 10201
35 UC - 35 14 9 14 14 0 9 9 0 14 14 0 8 0 14 119 14161
36 UC - 36 7 6 10 6 3 11 6 11 5 10 3 7 11 3 99 9801
37 UC - 37 11 7 14 11 0 11 7 11 0 10 0 5 0 14 101 10201
38 CU - 38 11 9 14 11 0 10 0 0 14 9 0 9 0 0 87 7569
39 UC - 39 11 8 11 6 0 11 7 0 0 0 5 0 6 0 65 4225
40 UC - 40 11 9 14 14 0 9 0 0 11 11 0 9 0 14 102 10404

∑X 388 255 383 346 39 418 183 258 206 278 95 172 189 339 3549 323157
∑X2 4038 1795 4245 3430 117 4414 1177 2772 2000 2800 551 1210 1809 3767
∑XY
Validitas

34654 22774 35165 31521 3414 37072 17055 24129 19828 26528 8238 16079 15436 31264
- - - -
rXY 0,151799208 0,1259857 0,5412776 0,4323705 0,4881188 0,4089293 0,5563566 0,6950966 0,4148339 0,4362142
0,0572528 0,0244245 0,1163462 0,4842748
rtab 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Kriteria Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid Valid Valid Valid
125
Lampiran 9

Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas Tes Isian (Essay)


Contoh tabel validitas nomor 1:

N0. Kode
Siswa x y xy
1 UC - 01 14 196 104 10816 1456
2 UC - 02 11 121 62 3844 682
3 UC - 03 11 121 86 7396 946
4 UC - 04 5 25 95 9025 475
5 UC - 05 5 25 78 6084 390
6 UC - 06 7 49 84 7056 588
7 UC - 07 7 49 78 6084 546
8 UC - 08 11 121 62 3844 682
9 UC - 09 11 121 62 3844 682
10 UC - 10 11 121 93 8649 1023
11 UC - 11 7 49 80 6400 560
12 UC - 12 11 121 79 6241 869
13 UC - 13 7 49 97 9409 679
14 UC - 14 7 49 100 10000 700
15 UC - 15 7 49 89 7921 623
16 UC - 16 14 196 101 10201 1414
17 UC - 17 12 144 115 13225 1380
18 UC - 18 11 121 93 8649 1023
19 UC - 19 14 196 94 8836 1316
20 UC - 20 10 100 104 10816 1040
21 UC - 21 7 49 82 6724 574
22 UC - 22 11 121 111 12321 1221
23 UC - 23 11 121 106 11236 1166
24 UC - 24 11 121 77 5929 847
25 UC - 25 5 25 89 7921 445
26 UC - 26 11 121 76 5776 836
27 UC - 27 11 121 79 6241 869
28 UC - 28 7 49 89 7921 623
29 UC - 29 5 25 89 7921 445
30 UC - 30 11 121 61 3721 671
31 UC - 31 7 49 88 7744 616
32 UC - 32 11 121 88 7744 968
33 UC - 33 11 121 84 7056 924
34 UC - 34 11 121 101 10201 1111
35 UC - 35 14 196 119 14161 1666
36 UC - 36 7 49 99 9801 693
37 UC - 37 11 121 101 10201 1111
38 CU - 38 11 121 87 7569 957
39 UC - 39 11 121 65 4225 715
40 UC - 40 11 121 102 10404 1122
126

Contoh mencari validasi nomor 1

 Menentukan nilai X = Jumlah skor soal no.1

= 388

 Menentukan nilai Y = Jumlah skor total

= 3549

 Menentukan nilai X 2
= Jumlah kuadrat skor no.1

= 4038

 Menentukan nilai Y 2
= Jumlah kuadrat skor total

= 323157

 Menentukan nilai  XY = Jumlah hasil kali skor no.1 dengan skor total

= 34654

N ( XY )  ( X )( Y )
 Menentukan nilai rxy 
N  X 2

 ( X ) 2 . N  Y 2  ( Y ) 2 
40(34654)  388(3549)
rxy   0,151
 
. 40(4038)  388 40(323157)  (3549)
2 2

 Mencari nilai rtabel, dengan dk = n – 2 = 40 – 2 = 38 dan tingkat signifikansi sebesar 0,05
diperoleh nilai rtabel = 0,312
 Setelah diperoleh nilai rxy = 0,151, lalu dikonsultasikan dengan nilai rtabel = 0,312. Karena
rxy > rtabel (0,151 > 0,312), maka soal No.1 tidak valid
 Untuk soal selanjutnya menggunakan langkah seperti soal no.1
127
Lampiran 10

HASIL PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS

Nomor Soal
N0. Kode Siswa Skor (Y) Y2
3 4 7 8 9 10 12 14
1 UC - 01 14 14 0 14 14 0 3 11 70 4900
2 UC - 02 3 7 0 0 0 0 0 9 19 361
3 UC - 03 2 11 3 3 11 11 5 11 57 3249
4 UC - 04 5 5 5 11 5 7 7 11 56 3136
5 UC - 05 11 5 5 7 5 5 5 9 52 2704
6 UC - 06 11 5 5 7 5 5 0 11 49 2401
7 UC - 07 7 7 5 7 5 4 3 3 41 1681
8 UC - 08 3 7 0 0 0 0 3 8 21 441
9 UC - 09 3 7 0 0 0 0 3 8 21 441
10 UC - 10 9 7 7 11 11 9 0 11 65 4225
11 UC - 11 7 6 6 11 6 7 4 3 50 2500
12 UC - 12 11 10 7 0 0 0 5 0 33 1089
13 UC - 13 7 7 3 11 5 8 3 11 55 3025
14 UC - 14 6 6 5 11 8 12 3 8 59 3481
15 UC - 15 6 6 3 11 5 10 0 11 52 2704
16 UC - 16 14 14 9 0 0 10 11 11 69 4761
17 UC - 17 11 8 7 11 10 11 7 11 76 5776
18 UC - 18 11 5 6 11 11 11 0 11 66 4356
19 UC - 19 14 14 0 0 14 0 11 11 64 4096
20 UC - 20 14 14 7 11 10 11 8 0 75 5625
21 UC - 21 11 6 4 11 6 4 3 11 56 3136
22 UC - 22 11 7 7 11 11 14 3 14 78 6084
23 UC - 23 14 14 10 11 0 12 0 14 75 5625
128
Lampiran 10
24 UC - 24 11 6 6 11 0 8 3 0 45 2025
25 UC - 25 7 7 5 11 5 7 0 11 53 2809
26 UC - 26 11 10 3 0 0 0 5 0 29 841
27 UC - 27 14 14 0 0 0 14 0 12 54 2916
28 UC - 28 5 5 5 11 5 11 3 11 56 3136
29 UC - 29 7 6 4 11 5 7 5 11 56 3136
30 UC - 30 3 6 0 0 0 0 0 9 18 324
31 UC - 31 7 7 6 11 5 7 3 11 57 3249
32 UC - 32 11 7 6 11 0 9 8 7 59 3481
33 UC - 33 11 10 7 0 0 0 9 0 37 1369
34 UC - 34 14 14 8 0 0 10 11 14 71 5041
35 UC - 35 14 14 9 0 14 14 8 14 87 7569
36 UC - 36 10 6 6 11 5 10 7 3 58 3364
37 UC - 37 14 11 7 11 0 10 5 14 72 5184
38 CU - 38 14 11 0 0 14 9 9 0 57 3249
39 UC - 39 11 6 7 0 0 0 0 0 24 576
40 UC - 40 14 14 0 0 11 11 9 14 73 5329

∑X 383 346 183 258 206 278 172 339 2165 129395
∑X2 4245 3430 1177 2772 2000 2800 1210 3767
σi² 14,444375 10,9275 8,494375 27,6975 23,4775 21,6975 11,76 22,349375
Reliabilitas

Sσt² 305,359375
r hitung 0,615710119
r tabel 0,312
Kriteria tinggi
129
Lampiran 11

Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Essay

Untuk mengukur reliabilitas instrument tes kemampuan pemecahan masalah


matematik digunakan rumus:

[ ][ ]

Di mana:
k=8


[ ][ ]

[ ][ ]

= 0,6157
Karena berada dalam interval , maka termasuk dalam
kategori reliabilitas tinggi.
130
Lampiran 12

HASIL PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN

Nomor Soal
N0. Kode Siswa Skor (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 UC - 01 14 9 14 14 0 11 0 14 14 0 0 3 0 11 104
2 UC - 02 11 7 3 7 0 11 0 0 0 0 0 0 14 9 62
3 UC - 03 11 3 2 11 3 12 3 3 11 11 0 5 0 11 86
4 UC - 04 5 5 5 5 3 11 5 11 5 7 7 7 8 11 95
5 UC - 05 5 5 11 5 0 11 5 7 5 5 5 5 0 9 78
6 UC - 06 7 5 11 5 0 11 5 7 5 5 5 0 7 11 84
7 UC - 07 7 6 7 7 3 11 5 7 5 4 3 3 7 3 78
8 UC - 08 11 8 3 7 0 11 0 0 0 0 0 3 11 8 62
9 UC - 09 11 8 3 7 3 8 0 0 0 0 0 3 11 8 62
10 UC - 10 11 6 9 7 0 11 7 11 11 9 0 0 0 11 93
11 UC - 11 7 5 7 6 0 11 6 11 6 7 0 4 7 3 80
12 UC - 12 11 7 11 10 3 11 7 0 0 0 5 5 9 0 79
13 UC - 13 7 3 7 7 3 11 3 11 5 8 7 3 11 11 97
14 UC - 14 7 5 6 6 3 11 5 11 8 12 4 3 11 8 100
15 UC - 15 7 3 6 6 3 9 3 11 5 10 8 0 7 11 89
16 UC - 16 14 9 14 14 0 9 9 0 0 10 0 11 0 11 101
17 UC - 17 12 7 11 8 3 11 7 11 10 11 0 7 6 11 115
18 UC - 18 11 5 11 5 0 11 6 11 11 11 0 0 0 11 93
19 UC - 19 14 7 14 14 0 9 0 0 14 0 0 11 0 11 94
20 UC - 20 10 8 14 14 0 11 7 11 10 11 0 8 0 0 104
21 UC - 21 7 5 11 6 0 11 4 11 6 4 1 3 2 11 82
22 UC - 22 11 8 11 7 0 11 7 11 11 14 3 3 0 14 111
23 UC - 23 11 9 14 14 0 11 10 11 0 12 0 0 0 14 106
131
Lampiran 12
24 UC - 24 11 7 11 6 0 11 6 11 0 8 3 3 0 0 77
25 UC - 25 5 5 7 7 0 11 5 11 5 7 8 0 7 11 89
26 UC - 26 11 7 11 10 0 11 3 0 0 0 7 5 11 0 76
27 UC - 27 11 7 14 14 0 7 0 0 0 14 0 0 0 12 79
28 UC - 28 7 5 5 5 3 11 5 11 5 11 4 3 3 11 89
29 UC - 29 5 0 7 6 0 10 4 11 5 7 7 5 11 11 89
30 UC - 30 11 7 3 6 3 11 0 0 0 0 0 0 11 9 61
31 UC - 31 7 3 7 7 3 8 6 11 5 7 3 3 7 11 88
32 UC - 32 11 7 11 7 0 11 6 11 0 9 0 8 0 7 88
33 UC - 33 11 7 11 10 0 11 7 0 0 0 7 9 11 0 84
34 UC - 34 11 9 14 14 0 10 8 0 0 10 0 11 0 14 101
35 UC - 35 14 9 14 14 0 9 9 0 14 14 0 8 0 14 119
36 UC - 36 7 6 10 6 3 11 6 11 5 10 3 7 11 3 99
37 UC - 37 11 7 14 11 0 11 7 11 0 10 0 5 0 14 101
38 CU - 38 11 9 14 11 0 10 0 0 14 9 0 9 0 0 87
39 UC - 39 11 8 11 6 0 11 7 0 0 0 5 0 6 0 65
40 UC - 40 11 9 14 14 0 9 0 0 11 11 0 9 0 14 102
Jumlah
388 255 383 346 39 418 183 258 206 278 95 172 189 339

D 0,692857143 0,455357 0,683929 0,617857 0,069643 0,746429 0,326786 0,460714 0,367857 0,496429 0,169643 0,307143 0,3375 0,605357
TK
Kriteria sedang sedang sedang sedang sukar mudah sedang sedang sedang sedang sukar sedang sedang sedang
132
Lampiran 13

Langkah – langkah Perhitungan Uji Taraf Kesukaran

 Untuk soal nomor 1


B = 388

560

Karena nilai P berada dalam interval 0,30 P 0,70, maka soal nomor 1
termasuk dalam kategori sedang.

 Untuk soal nomor 2 dan seterusnya diuji taraf kesukarannya dengan cara yang
sama.

Dari 14 butir soal yang telah diuji taraf kesukarannya, didapat 1 butir soal dengan
kriteria mudah, 11 butir soal dengan kriteria sedang, dan 2 butir soal dengan
kriteria sukar.
133
Lampiran 14

HASIL PERHITUNGAN UJI DAYA PEMBEDA

Nomor Soal Skor


N0. Kelompok Kode Siswa
(Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 UC - 35 14 9 14 14 0 9 9 0 14 14 0 8 0 14 119
2 UC - 17 12 7 11 8 3 11 7 11 10 11 0 7 6 11 115
3 UC - 22 11 8 11 7 0 11 7 11 11 14 3 3 0 14 111
4 UC - 23 11 9 14 14 0 11 10 11 0 12 0 0 0 14 106
Kelompok Atas

5 UC - 20 10 8 14 14 0 11 7 11 10 11 0 8 0 0 104
6 UC - 01 14 9 14 14 0 11 0 14 14 0 0 3 0 11 104
7 UC - 40 11 9 14 14 0 9 0 0 11 11 0 9 0 14 102
8 UC - 34 11 9 14 14 0 10 8 0 0 10 0 11 0 14 101
9 UC - 16 14 9 14 14 0 9 9 0 0 10 0 11 0 11 101
10 UC - 37 11 7 14 11 0 11 7 11 0 10 0 5 0 14 101
11 UC - 14 7 5 6 6 3 11 5 11 8 12 4 3 11 8 100
jumlah 126 89 140 130 6 114 69 80 78 115 7 68 17 125

1 UC - 12 11 7 11 10 3 11 7 0 0 0 5 5 9 0 79
2 UC - 27 11 7 14 14 0 7 0 0 0 14 0 0 0 12 79
Kelompok Bawah

3 UC - 05 5 5 11 5 0 11 5 7 5 5 5 5 0 9 78
4 UC - 07 7 6 7 7 3 11 5 7 5 4 3 3 7 3 78
5 UC - 24 11 7 11 6 0 11 6 11 0 8 3 3 0 0 77
6 UC - 26 11 7 11 10 0 11 3 0 0 0 7 5 11 0 76
7 UC - 39 11 8 11 6 0 11 7 0 0 0 5 0 6 0 65
8 UC - 08 11 8 3 7 0 11 0 0 0 0 0 3 11 8 62
134
Lampiran 14
9 UC - 09 11 8 3 7 3 8 0 0 0 0 0 3 11 8 62
10 UC - 02 11 7 3 7 0 11 0 0 0 0 0 0 14 9 62
11 UC - 30 11 7 3 6 3 11 0 0 0 0 0 0 11 9 61
jumlah 111 77 88 85 12 114 33 25 10 31 28 27 80 58

- - -
DAYA BEDA 0,097403 0,077922 0,337662 0,292208 0,03896 0 0,233766 0,357143 0,441558 0,545455 0,13636 0,266234 0,40909 0,435065
Kriteria jelek jelek cukup cukup s. Jelek jelek cukup cukup baik baik s. Jelek cukup s. Jelek baik
135
Lampiran 15

Langkah – langkah Perhitungan Daya Beda Soal

Menentukan jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara:


Jumlah kelompok = 27% x Jumlah siswa
= 27% x 40
= 10,8 ≈ 11
Nilai siswa diurutkan dari yang terbesar, sehingga 11 siswa dengan nilai tertinggi
menempati kelompok A dan 11 siswa dengan nilai terendah menempati kelompok
B
Menentukan Daya Pembeda

 Untuk soal nomor 1

126 111
D 
154 154

= 0,097
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D = 0,097 berada diantara kisaran
nilai 0,00 < D < 0,20, maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda jelek.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama dengan
perhitungan daya pembeda soal nomor 1.
136
Lampiran 17

SKOR KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA


KELOMPOK EKSPERIMEN
Butir Soal
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Nilai
a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d
1 E1 3 4 4 3 3 0 4 0 3 4 2 0 3 4 1 2 3 4 4 3 3 0 0 0 3 4 4 3 0 0 0 0 71 63
2 E2 3 4 4 3 2 1 1 0 3 4 4 3 3 4 4 0 3 3 4 3 2 2 1 0 1 4 1 1 3 4 4 3 82 73
3 E3 2 3 1 1 3 0 0 0 3 3 1 1 3 3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 3 1 1 36 32
4 E4 3 4 4 3 2 0 0 0 2 2 1 0 3 4 4 3 1 0 0 0 1 0 0 0 1 2 4 3 3 3 1 1 55 49
5 E5 3 4 4 3 3 0 0 0 3 4 4 3 3 0 0 0 3 4 4 3 2 0 0 0 1 4 4 3 3 3 1 0 69 62
6 E6 3 4 4 3 3 0 0 0 3 4 4 3 3 3 1 0 3 4 4 3 3 1 0 0 3 4 1 1 3 4 4 3 79 71
7 E7 3 4 3 1 3 0 0 0 2 3 1 1 3 4 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 4 3 3 4 1 1 53 47
8 E8 2 3 4 3 3 4 4 3 3 1 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 1 1 0 3 1 1 1 3 4 1 1 82 73
9 E9 2 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 3 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1 79 71
10 E10 3 4 4 3 3 0 0 0 3 2 1 1 3 3 1 1 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 4 1 1 50 45
11 E11 2 2 2 2 3 0 0 0 3 2 1 1 3 4 2 1 0 0 0 0 3 0 0 0 1 3 4 3 3 4 3 0 52 46
12 E12 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 108 96
13 E13 3 4 4 3 3 4 4 3 3 1 4 3 3 3 1 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 101 90
14 E14 2 3 1 1 3 0 0 0 3 3 1 0 3 3 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 1 3 4 3 3 3 1 0 46 41
15 E15 2 3 1 1 0 0 0 0 3 3 1 1 3 4 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 4 3 3 3 1 1 44 39
16 E16 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 1 1 3 4 4 3 106 95
17 E17 3 4 4 3 3 3 1 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 1 1 2 2 4 3 3 4 4 3 96 86
18 E18 3 3 4 3 3 4 4 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 1 1 1 3 1 1 3 4 4 3 91 81
19 E19 3 4 4 3 3 3 1 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 105 94
20 E20 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 1 3 4 4 3 3 3 1 1 3 3 3 0 3 4 3 2 3 4 4 3 97 87
137
Lampiran 17

21 E21 3 4 4 3 3 2 1 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 4 4 3 3 4 4 3 100 89
22 E22 3 4 4 3 3 4 4 3 3 0 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 106 95
23 E23 2 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 0 3 4 4 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 3 2 3 2 0 39 35
24 E24 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 1 0 0 0 2 4 4 3 3 4 4 3 93 83
25 E25 3 4 4 3 3 4 3 0 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 0 3 4 4 3 3 4 4 3 102 91
26 E26 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 83 74

*Nilai diperoleh dengan cara:

Nilai =

Skor Maximal = 112


138
Lampiran 18

SKOR KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA


KELOMPOK KONTROL
Butir Soal
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Nilai
a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d
1 E1 3 2 1 0 3 4 4 3 3 3 1 1 3 4 4 0 3 4 4 0 3 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58 52
2 E2 3 3 1 0 3 4 4 0 0 0 1 0 2 4 4 0 2 0 4 0 3 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 44 39
3 E3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 1 0 3 4 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3 4 4 3 61 54
4 E4 3 3 1 0 3 4 4 0 2 0 0 0 3 4 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 3 2 1 0 3 0 0 0 39 35
5 E5 3 4 4 0 3 2 1 0 3 3 1 0 3 4 4 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 0 0 0 0 0 45 40
6 E6 3 4 4 0 3 2 1 0 2 1 1 0 3 4 4 0 2 3 4 0 0 0 0 0 3 4 4 0 0 0 1 0 53 47
7 E7 3 4 4 0 3 2 1 0 3 0 2 0 3 4 4 0 2 4 4 0 2 2 2 2 3 4 4 3 3 1 1 0 70 63
8 E8 3 4 4 3 3 2 1 0 3 3 1 0 2 4 4 0 3 4 4 3 2 0 0 0 3 2 1 1 3 4 4 3 74 66
9 E9 3 0 0 0 3 3 1 1 3 3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 3 1 1 3 4 4 0 40 36
10 E10 2 0 0 0 2 2 1 0 3 4 4 3 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 4 3 3 3 1 1 3 4 2 0 51 46
11 E11 3 3 1 2 3 3 1 1 3 2 1 1 3 3 3 2 3 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 2 1 1 58 52
12 E12 2 3 1 1 0 0 0 0 3 3 1 1 3 4 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 4 3 3 3 1 1 44 39
13 E13 3 3 1 0 3 4 4 0 0 0 0 0 2 4 4 0 2 0 0 0 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 36 32
14 E14 3 4 4 3 3 0 4 3 3 0 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 102 91
15 E15 3 4 1 0 3 2 1 0 3 3 2 0 3 4 4 3 3 4 4 0 2 0 0 0 2 3 1 1 3 4 4 3 70 63
16 E16 3 4 4 3 3 2 1 1 3 3 1 1 3 3 1 0 3 4 4 3 3 1 1 0 3 3 2 1 3 4 4 3 78 70
17 E17 3 4 4 3 3 0 4 0 3 4 4 3 3 4 1 0 3 4 4 0 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 0 93 83
18 E18 3 3 1 0 2 4 4 0 1 1 1 0 3 4 4 0 0 2 1 0 0 2 1 0 0 2 1 0 2 3 1 0 46 41
19 E19 3 4 4 3 3 3 1 1 3 3 1 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 0 0 0 3 2 1 1 3 4 4 3 82 73
20 E20 3 4 4 3 3 3 1 2 3 3 3 1 3 4 4 3 3 4 4 0 1 0 0 0 3 1 1 1 3 4 4 3 79 71
139
Lampiran 18

21 E21 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 0 3 4 4 0 104 93
22 E22 2 3 1 0 3 1 1 0 3 3 1 0 3 4 4 0 3 4 3 0 3 2 0 0 2 3 1 0 3 3 1 0 57 51
23 E23 3 4 4 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 4 4 0 3 4 4 0 0 0 0 0 3 4 1 0 1 1 1 0 56 50
24 E24 3 3 2 1 3 4 4 3 3 0 0 0 3 4 4 0 3 4 4 0 3 3 2 0 3 2 1 1 3 4 4 3 77 69
25 E25 2 3 1 1 3 0 0 0 3 3 1 1 3 3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 3 1 0 35 31
26 E26 3 3 1 1 3 4 4 3 3 3 1 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 67 60
27 E27 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 1 0 3 4 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 50 45
28 E28 3 4 3 1 3 2 1 0 3 3 2 1 3 4 4 0 3 4 4 3 3 3 2 1 3 2 1 1 3 4 4 3 81 72
29 E29 3 4 4 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 4 4 0 3 4 4 0 0 0 0 0 3 3 1 0 3 1 1 0 57 51
30 E30 3 4 4 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 4 4 0 3 4 4 0 0 0 0 0 3 2 1 0 0 0 0 0 51 46

*Nilai diperoleh dengan cara:

Nilai =

Skor Maximal = 112


140
Lampiran 19

NILAI POSTTEST KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


MATEMATIK SISWA
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

No Nama Nilai No Nama Nilai


1 E1 63 1 K1 52
2 E2 73 2 K2 39
3 E3 32 3 K3 54
4 E4 49 4 K4 35
5 E5 62 5 K5 40
6 E6 71 6 K6 47
7 E7 47 7 K7 63
8 E8 73 8 K8 66
9 E9 71 9 K9 36
10 E10 45 10 K10 46
11 E11 46 11 K11 52
12 E12 96 12 K12 39
13 E13 90 13 K13 32
14 E14 41 14 K14 91
15 E15 39 15 K15 63
16 E16 95 16 K16 70
17 E17 86 17 K17 83
18 E18 81 18 K18 41
19 E19 94 19 K19 73
20 E20 87 20 K20 71
21 E21 89 21 K21 93
22 E22 95 22 K22 51
23 E23 35 23 K23 50
24 E24 83 24 K24 69
25 E25 91 25 K25 31
26 E26 74 26 K26 60
27 K27 45
28 K28 72
29 K29 51
30 K30 46
141
Lampiran 20

PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN,


MEDIAN, MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU,
KEMIRINGAN DAN KURTOSIS KELOMPOK EKSPERIMEN

A. Distribusi Frekuensi
1. Banyak Data (n) = 26
2. Perhitungan Rentang
R = Xmaks - Xmin
= 96 – 32
= 64
3. Perhitungan Banyak Kelas
K = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3( 1,41)
= 1 + 4,65
= 5,65
6
4. Perhitungan Panjang Kelas
P=
P=
P = 10,7
P 11

frekuensi
Nilai Bb Ba fi fk Xi Xi2 fiXi fiXi2
32-42 31.5 42.5 4 4 37 1369 148 5476
43-53 42.5 53.5 4 8 48 2304 192 9216
54-64 53.5 64.5 2 10 59 3481 118 6962
65-75 64.5 75.5 5 15 70 4900 350 24500
76-86 75.5 86.5 3 18 81 6561 243 19683
87-97 86.5 97.5 8 26 92 8464 736 67712
Jumlah 26 1787 133549
142
Lampiran 20

B. Perhitungan Mean
 f i X i 1787 = 68,7
X  
 fi 26

C. Perhitungan Median
( )

( )

D. Perhitungan Modus
( )

( )

E. Perhitungan Varians
∑ (∑ )
( )
( )( ) ( )
( )

F. Perhitungan Simpangan Baku


G. Perhitungan Kemiringan
̅
143
Lampiran 20

Karena Sk < 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kiri, kurva menceng
ke kiri, atau menceng negatif.

H. Perhitungan Kurtosis

{ }

{ } { }

{ } { }

{ }

{ } { }

{ } { }
144
Lampiran 20

( )

( )

Kriteria untuk koefisien α4 sebagai berikut:

1. Jika α4 > 0,263 maka model kurva runcing (leptokurtis)

2. Jika α4 = 0,263 maka model kurva normal (mesokurtis)

3. Jika α4 < 0,263 maka model kurva datar (platikurtis)

Karena α4 > 0,263 maka model kurva runcing (leptokurtis)


145
Lampiran 21

PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN,


MEDIAN, MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU,
KEMIRINGAN DAN KURTOSIS KELAS KONTROL

A. Distribusi Frekuensi
1. Banyak Data (n) = 30
2. Perhitungan Rentang
R = Xmaks - Xmin
= 93 – 31
= 62

3. Perhitungan Banyak Kelas


K = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3( 1,48)
= 1 + 4,88
= 5,88
6

4. Perhitungan Panjang Kelas


P=
P=
P = 10,3
P 11

frekuensi
Nilai Bb Ba fi fk Xi Xi2 fiXi fiXi2
31-41 30.5 40.5 8 8 36 1296 288 10368
42-52 41.5 51.5 9 17 47 2209 423 19881
53-63 52.5 62.5 4 21 58 3364 232 13456
64-74 63.5 73.5 6 27 69 4761 414 28566
75-85 74.5 84.5 1 28 80 6400 80 6400
86-96 85.5 95.5 2 30 91 8281 182 16562
Jumlah 30 1619 95233
146
Lampiran 21

B. Perhitungan Mean
 f i X i 1619 = 53.97
X  
 fi 30

C. Perhitungan Median
( )

( )

D. Perhitungan Modus
( )

( )

E. Perhitungan Varians
∑ (∑ )
( )
( )( ) ( )
( )

F. Perhitungan Simpangan Baku


G. Perhitungan Kemiringan
̅
147
Lampiran 21

Karena Sk > 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kanan, kurva


menceng ke kanan, atau menceng positif.

H. Perhitungan Kurtosis

{ }

{ } { }

{ } { }

{ }

{ } { }

{ } { }

( )

( )
148
Lampiran 21

Kriteria untuk koefisien α4 sebagai berikut:

1. Jika α4 > 0,263 maka model kurva runcing (leptokurtis)

2. Jika α4 = 0,263 maka model kurva normal (mesokurtis)

3. Jika α4 < 0,263 maka model kurva datar (platikurtis)

Karena α4 > 0,263 maka model kurva runcing (leptokurtis)


149
Lampiran 22

UJI NORMALITAS PADA KELOMPOK EKSPERIMEN

Hipotesis
H0 : data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : data sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Tabel perhitungan uji normalitas
Xi fi zi F(zi) S(zi) |F(zi)-S(zi)|
32 1 -1.76 0.0389 0.0385 0.0004
35 1 -1.62 0.0523 0.0769 0.0246
39 1 -1.44 0.0756 0.1154 0.0398
41 1 -1.34 0.0899 0.1538 0.0639
45 1 -1.15 0.1244 0.1923 0.0679
46 1 -1.11 0.1343 0.2308 0.0964
47 1 -1.06 0.1448 0.2692 0.1245
49 1 -0.97 0.1672 0.3077 0.1405
62 1 -0.35 0.3615 0.3462 0.0154
63 1 -0.31 0.3793 0.3846 0.0053
71 2 0.07 0.5273 0.4615 0.0658
73 2 0.16 0.5646 0.5385 0.0261
74 1 0.21 0.5830 0.5769 0.0061
81 1 0.54 0.7049 0.6154 0.0895
83 1 0.63 0.7365 0.6538 0.0826
86 1 0.77 0.7804 0.6923 0.0881
87 1 0.82 0.7940 0.7308 0.0633
89 1 0.91 0.8198 0.7692 0.0505
90 1 0.96 0.8318 0.8077 0.0241
91 1 1.01 0.8434 0.8462 0.0028
94 1 1.15 0.8748 0.8846 0.0098
95 2 1.20 0.8842 0.9615 0.0773
96 1 1.24 0.8931 1.0000 0.1069

∑ ∑ ∑
Keterangan: ̅ = ∑
,s=√

=√
150
Lampiran 22

̅
=√ = 21.28 , kolom ketiga diperoleh dengan menggunakan rumus: z = ,

misalnya , kolom 4 diperoleh dari daftar distribusi normal

untuk setiap nilai Zi (atau dari Microsoft excel dengan menekan NORMSDIST pada
fungsi statistical), kolom 5 diperoleh dari , misal .

Dari hasil analisis pada tabel diatas diperoleh L0 = 0.1405. sedangkan dari
tabel liliefors pada α = 0.05 (n=26) diperoleh L- tabel = 0.168. ini berarti L-hitung
(L0) lebih kecil dari L-tabel. Dengan demikian H0 diterima atau data sampel berasal
dari populasi berdistribusi normal.
151
Lampiran 23

ANALISIS UJI NORMALITAS PADA KELOMPOK KONTROL

Hipotesis
H0 : data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : data sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Tabel perhitungan uji normalitas
Xi fi zi F(zi) S(zi) |F(zi)-S(zi)|
31 1 -1.4418 0.0747 0.0333 0.0413
32 1 -1.3826 0.0834 0.0667 0.0167
35 1 -1.2053 0.1140 0.1000 0.0140
36 1 -1.1462 0.1259 0.1333 0.0075
39 2 -0.9686 0.1664 0.2000 0.0336
40 1 -0.9095 0.1816 0.2333 0.0518
41 1 -0.8503 0.1976 0.2667 0.0691
45 1 -0.6136 0.2697 0.3000 0.0303
46 2 -0.5544 0.2896 0.3667 0.0770
47 1 -0.4953 0.3102 0.4000 0.0898
50 1 -0.3178 0.3753 0.4333 0.0580
51 2 -0.2586 0.3980 0.5000 0.1020
52 2 -0.1994 0.4210 0.5667 0.1457
54 1 -0.0811 0.4677 0.6000 0.1323
60 1 0.2740 0.6079 0.6333 0.0254
63 2 0.4515 0.6742 0.7000 0.0258
66 1 0.6290 0.7353 0.7333 0.0020
69 1 0.8065 0.7900 0.7667 0.0234
70 1 0.8657 0.8067 0.8000 0.0067
71 1 0.9249 0.8225 0.8333 0.0109
72 1 0.9840 0.8374 0.8667 0.0292
73 1 1.0432 0.8516 0.9000 0.0484
83 1 1.6349 0.9490 0.9333 0.0156
91 1 2.1083 0.9825 0.9667 0.0158
93 1 2.2266 0.9870 1.0000 0.0130
Keterangan: ̅ = ,s=

Dari hasil analisis pada tabel diatas diperoleh L0 = 0.1457. sedangkan dari
tabel liliefors pada α = 0.05 (n=30) diperoleh L- tabel = 0.161. ini berarti L-hitung
152
Lampiran 23

(L0) lebih kecil dari L-tabel. Dengan demikian H0 diterima atau data sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal.
153
Lampiran 24

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DENGAN UJI FISHER

1. Hipotesis

H0 :

H1 :

2. Mencari Fhitung:

Cari dengan rumus:

varians kelompok eksperimen = 452.978

varians kelompok kontrol = 293.593

sehingga :

452.978
Fhitung 
293.593

Fhitung  1.54

3. Mencari Ftabel
  5% , dan db1  (n1  1) ; db2  (n2  1)
db1  (26  1)  25 ; db2  (30  1)  29
Sehingga Ftabel = F(0,05)(25;29)=1,91
Karena Fhitung Ftabel, maka H0 diterima. Jadi, kedua distribusi populasi adalah
mempunyai varians sama atau homogen
154
Lampiran 25

UJI HIPOTESIS DENGAN UJI-t

1. Hipotesis statistik:
H0 :
H1 :
2. Menetapkan
( )
( )

t0,05(54) = 2.01
3. Menentukan nilai statistik :
∑ ∑
̅ ̅

( ) ( )

( )( ) ( )( )

̅ ̅


155
Lampiran 25

4. Kesimpulan
Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Jadi, rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran generatif lebih besar dari pada hasil belajar
siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
156
Lampiran 26

Wawancara ini dilaksanakan di MTs N 8 Jakarta Barat

Responden : Nur Afnidar S.Pd

Tesk wawancara

1. Tanya : bu, untuk d MTsN 8 ini, untuk kelas VIII dibagi menjadi berapa
kelas? Dan apakah kelas-kelas tersebut homogen dari tinggkat
kemampuannya?
Jawab : untuk kelas VIII-nya disini ada 5 kelas dan mereka homogen
berdasarkan tingkat kemampuannya.
2. Tanya :Bagaimana kondisi siswa kelas VIII pada saat pembelajaran
matematika di kelas?

Jawab :Siswa kurang semangat dan motivasinya masih rendah. Hanya


beberapa siswa saja yang aktif dalam proses pembelajaran,
sedangkan siswa yang lainnya masih pasif dan kurang perhatian
terhadap yang disampaikan oleh guru.

3. Tanya : bagaimana kemampuan matematika siswa di kelas VIII?

Jawab : kemampuan matematika siswa kelas VIII masih rendah.

4. Tanya : Apakah siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan


pada saat pembelajaran matematika?
Jawab :Biasanya setelah saya selesai menyampaikan materi saya
memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. Ada beberapa
siswa yang aktif bertanya, tetapi yang bertanya hanya siswa itu-itu
saja.
5. Tanya : Metode apa saja yang bapak terapkan pada saat pembelajaran
matematika dan apakah ibu sering menggunakan media dalam
menyampaikan materi?
Jawab : Saya lebih sering menggunakan metode ceramah dan pemberian
tugas.
6. Tanya : Bagaimana kemampuan siswa pada saat menyelesaikan soal-soal
157
Lampiran 26

yang diberikan oleh guru?


Jawab :Kemampuan siswa tidak cukup baik dalam menyelesaikan soal.
Mereka hanya dapat mengerjakan soal-soal yang sama seperti
contoh yang diberikan oleh guru. Apabila dihadapkan dengan soal
yang berbeda, mereka merasa kebingungan. Sering kali mereka
bisa mengerjakan tugas-tugas yang saya berikan, tetapi mereka
sering merasa kesulitan untuk mengerjakan ulangan yang saya
berikan apabila berbeda sedikit sajja dari latihan yang mereka
kerjakan. sepertinya mereka kesulitan untuk mengaplikasikan
rumus dalam mengerjakan soal yang berbeda dengan contoh.
158
Lampiran 27
159
Lampiran 27

Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square)


160
Lampiran 27

Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Lanjutan)


161
Lampiran 27

NilaiKritisDistribusi F

f0,05(v1, v2)
162
Lampiran 27

Nilai Kritis Distribusi F (Lanjutan)


163
Lampiran 27

NilaiKritisDistribusi t
164
Lampiran 27

Anda mungkin juga menyukai