Anda di halaman 1dari 126

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE DALAM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (IPA) KELAS V SD NEGERI 177
BENGKULU UTARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri
Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Bidang Ilmu Tarbiyah

Oleh :

ARIF BUDIMAN
NIM.1416242737

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN, 2021 M/ 1442 H
MOTTO

‫ٰيٰٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْه ٰا َمىُ ْٰٓىا اِ َذا قِي َْل لَ ُك ْم تَفَ َّسح ُْىا فِى‬
‫ّللاُ لَ ُك ْمۚ َواِ َذا قِي َْل‬ّٰ ‫ح‬ ِٰ ‫س‬
َ ْ
‫ف‬ َ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫ُى‬
ْ ‫ح‬ ‫س‬
َ ْ
‫ف‬ ‫ا‬ َ ‫ف‬ ‫س‬
ِ ِ ‫ل‬ ٰ
‫ج‬ ‫م‬َ ْ
‫ال‬
ۚ‫ّللاُ الَّ ِذي َْه ٰا َمىُ ْىا ِم ْى ُك ْم‬
ّ ‫ا ْو ُش ُز ْوا فَا ْو ُش ُز ْوا يَزْ فَ ِع‬
ّ ٰ ‫َوالَّ ِذي َْه اُ ْوتُىا ْال ِع ْل َم َد َر ٰجتۚ َو‬
‫ّللاُ بِ َما تَ ْع َملُ ْى َن‬
‫َخبِيْز‬
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha
teliti apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadalah Ayat 11)

iv
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil’aalamiin

Hari ini setitik kebahagiaan telah kunikmati, sekeping cita-cita telah kuraih namun
perjuanganku masih panjang dan belum usai. Namun kebahagiaan ku hari ini, memberikan motivasi
untuk kelanjutan perjuangan untuk mencapai impian dan harapan menjadi kenyataan karena saya
yakin bahwa Allah SWT yang maha tahu dan mengatur segalanya.

Terimakasih ya Allah atas semua kebahagiaan yang telah Engkau berikan. Kebahagiaan ini
bukanlah milikku sendiri tetapi kebahagiaan milik bersama akanku persembahkan untuk yang
tersayang dan yang aku cintai:

1. Kedua orang tuaku Ayahanda Sutarman dan ibunda tercinta Sukinah, S.Pd, kasih sayangmu,
perhatiaanmu, jerih payahmu, dan ketulusanmu hanya mampu ku balas dengan sebuah karya
yang tak berharga dan akhirnya sebagai kata terucap “Terimakasih atas semua yang telah
diberikan dengan tulus.”
2. Kakakku Siti Nur Aisyah, S.Pd.i dan Adikku Puspita Dewi, yang selalu memberi motivasi dan
menjadikan hari-hariku menjadi bahagia, berwarna dan penuh canda tawa.
3. Dosen Pembimbing Akademik Dr. H. Mawardi Lubis, M.Pd
4. Dosen Pembimbing I dan II (pak Riswanto Ph.D dan Ibu Fatrica syafri, M.Pd.I)
5. Sahabat-sahabatku selokal, sekampus dan seorganisasiyang tak bisa dituliskan namanya satu
persatu.
6. Agama, Bangsa dan Negara serta Almamater.

v
ABSTRAK

Arif Budiman, NIM 1416242737, 2019 Penerapan Model Pembelajaran


Assure Dalam Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V Sekolah Dasar Negeri 177 Bengkulu
Utara

Kata Kunci: Model Pembelajaran Assure, Hasil Belajar IPA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model


pembelajaran Assure dalam upaya meningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kelas V SD N 177 Bengkulu Utara. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas (PTK), subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V
SD Negeri 177 Bengkulu Utara sebanyak 27 orang. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini terdiri dari observasi, tes dan dokumentasi. Berdasarkan hasil
penelitian, penerapan model pembelajaran assure sebagai strategi pembelajaran
IPA dapat meningkatkan ketuntasan belajar, yaitu sebelum penelitian dilakukan
peneliti mengadakan observasi awal yaitu pra siklus nilai rata-rata peserta didik
adalah 56,29 nilai terendah 20 dan nilai tertinggi adalah 80 , siswa yang mendapat
nilai dibawah 75 sebanyak 20 orang mengalami peningkatan setelah dilakukan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran assure yakni dengan nilai
rata-rata peserta didik adalah 75,92, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi adalah 80,
siswa yang mendapat nilai dibawah 75 sebanyak 9 orang, dan hal ini kembali
mengalami perbaikan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik adalah 81,11 nilai
terendah 70 dan nilai tertinggi adalah 90, siswa yang mendapat nilai dibawah 75
sebanyak 2 orang, jika dipersentasekan yaitu 92,59%. Berdasarkan hasil analisa
data diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran assure
dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 177 Bengkulu
Utara.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi penelitian ini.

Shalawat beriring salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

semoga kita selalu istiqomah dalam menjalankan syari’at-syari’at agama yang

telah beliau ajarkan.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat penyelesaikan tugas

akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut

Agama Islam Negeri Bengkulu. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Assure Dalam Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V Sekolah Dasar

Negeri 177 Bengkulu Utara“

Penyusunan menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Sirajuddin. M, M.Ag., MH selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bengkulu.

2. Dr. Zubaedi, M.Ag., M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

3. Nurlaili, M.Pd.I selaku ketua jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri

Bengkulu.

4. Dra. Aam Amaliyah, M,pd selaku kepala prodi PGMI Institut Agama Islam Negri

Bengkulu.
5. Riswanto, Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan

bimbingan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Fatrica Syafitri,M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan

masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SD Negeri 177 Bengkulu Utara yang telah banyak membantu

penulis dalam kegiatan penelitian

8. Seluruh Guru dan Staf SD Negeri 177 Bengkulu Utara yang juga telah banyak

membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian, terima kasih atas

bantuannya.

9. Segenap Civitas Akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bengkulu.

11. Bangsa, Agama yang tercinta.

12. Semua yang telah banyak membantu memberikan saran dan masukan kepada penulis

selama kegiatan penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga amal dan kebaikan yang telah banyak diberikan

kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata semoga

saran dan kritik yang sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini sangat penulis

harapkan dari berbagai pihak.

Bengkulu, Februari 2021


Penulis

Arif Budiman
NIM. 1416242737

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


NOTA PEMBIMBING ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
MOTTO ................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ x
DAFTAR GRAFIK .............................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................. 4
D. Rumusan Masalah ......................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ......................................................... 5
G. Sistematika Penulisan .................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran ....................................................... 7
B. Model Pembelajaran Assure ........................................... 10
C. Hasil Belajar…………………………………………….. 15
D. Ilmu Pengetahuan Alam……............................................ 24
E. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................... 29
F. Kerangka Berpikir .......................................................... 32
G. Hipotesis Penelitian ........................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
B. Jenis Penelitian ............................................................... 33
C. Setting Penelitian ............................................................ 34
D. Prosedur Penelitian ......................................................... 35
E. Sumber Data ................................................................... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 38
G. Teknik Analisis Data ...................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ......................................... 44
B. Hasil Penelitian ............................................................... 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................... 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 82
B. Saran ............................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam % …………42


2. Tabel 2 Data Kepala Sekolah SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan
Ulok Kupai Bengkulu Utara……………………………………………...45
3. Tabel 3 Fasilitas SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai
Bengkulu Utara…………………………………………………………..47
4. Tabel 4 Jumlah Siswa SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai
Bengkulu Utara…………………………………………………………..48
5. Tabel 5 Nama Personil Tenaga Pendidik dan Staf SDN 177 Bengkulu
Utara Kecamatan Ulok Kupai Bengkulu Utara………………………….49
6. Tabel 6 Hasil Belajar Pra Siklus ………………………………………...52
7. Tabel 7 Disrtribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus………………….53
8. Tabel 8 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus I………………..60
9. Tabel 9 Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus I…………………………61
10. Tabel 10 Hasil Tes Siswa Pada Siklus1…………………………………62
11. Tabel 11 Distribusi Frekuensi Siklus I…………………………………..63
12. Tabel 12 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus II……………..70
13. Tabel 13 Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus II………………………71
14. Tabel 14 Hasil Tes Siswa Siklus II……………………………………...73
15. Tabel 15 Hasil Distribusi Frekuensi Siklus II…………………………..74
16. Tabel 16 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I dan II…………78
17. Tabel 17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan II………...78
18. Tabel 18 Persentase Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pra siklus,
siklus I dan Siklus II………………………………………………….....79

x
DAFTAR GRAFIK

1. Grafik I Hasil Observasi Guru dan siswa pada siklus I dan II ...... 78
2. Grafik II Hasil Analisis Data Pengamatan Seluruh Siklus dari
Prasiklus Siklus I dan II ................................................................ 79

DAFTAR GAMBAR
1. DAFTAR GAMBAR 1…………………………………………… 32

xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 1 ayat 1 UU RI No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta, keterampilan, yang di perlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.1

Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju

kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral.

Oleh karena itu, maka proses pendidikan bukan hanya mengembangkan

intelektual saja, akan tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik.

Dengan demikian, pendidikan pada dasarnya memberikan pengalaman belajar

untuk dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, melalui

proses interaksi baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa

dengan lingkungan.2

Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan

pendidikan, yakni kompetensi yang harus dicapai dalam ikhtiar pendidikan.

Bagaimanapun bagus dan idealnya suatu rumusan kompetensi, pada akhirnya

1
Dirman dan Cicih Juarsih, Pengembangan Potensi Peserta didik (Dalam Rangka Implementasi
Standar Proses Pendidikan Siswa) (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hlm. 117
2
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: kencana, 2008), hlm.178

1
2

keberhasilannya sangat tergantung kepada pelaksaanaan proses pembelajaran

yang di lakukan oleh guru.3

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru

mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada

peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses

pembelajaran.

Pada dasarnya setiap guru menginginkan agar materi pelajaran yang di

sampaikan kepada anak didik dapat di pahami secara tuntas. Sementara setiap

guru juga menyadari bahwa untuk dapat memenuhi harapan tersebut bukanlah

sesuatu yang di anggap mudah, karena setiap siswa memiliki karakteristik yang

berbeda baik dari segi minat, kecerdasan, dan usaha siswa itu sendiri.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong

tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan

bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa

mencapai hasil belajar yang lebih baik.4

Berdasarkan hasil observasi awal dengan pendidik Wali kelas V di

SDN 177 Bengkulu Utara, diketahui bahwa proses pembelajaran pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kebanyakan masih menggunakan

paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa

3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana, 2011), hlm. 5-6
4
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 140-143
3

secara pasif. Guru mengajar dengan model konvensional yaitu model

pembelajaran yang terpusat pada guru, yang bersifat ceramah sehingga

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi monoton dan kurang menarik

perhatian siswa. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan

siswa dalam memahami mata pelajaran IPA.

Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang

diharapkan yang berarti masih rendah atau kurang memuaskan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan wali kelas V diketahui bahwa:

“pada dasarnya kemampuan siswa dalam memahami konsep

pembelajaran itu masih banyak yang kurang, dan tentunya hal ini

berakibat pada hasil belajarnya”5

Dengan demikian diketahui bahwa rendahnya tingkat pemahaman

konsep siswa ditandai dengan rendahnya nilai akhir siswa khususnya pada

mata pelajaran IPA, seperti yang terjadi pada SD Negeri 177 Bengkulu Utara

khususnya pada kelas V.

Untuk mengatasi permasalahan di atas maka perlu adanya tindakan

yang dapat mengubah pola pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam

memahami materi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

assure sebagai strategi pembelajaran baik dalam menjelaskan atau

memberikan pembelajaran pada peserta didiknya. Selain memudahkan peserta

didik dalam memahami suatu konsep, penggunaan model pembelajaran assure

5
Wawancara, Ibu Sukinah, 21 Januari 2018
4

itu sendiri dapat memudahkan pengajar atau guru untuk menyampaikan materi

pembelajaran serta dapat digunakan sebagai alat evaluasi.

Beranjak dari permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dalam pelajaran IPA yang sulit dipahami

siswa yaitu dalam memahami materi pembelajaran maka peneliti mengangkat

judul skripsi: “Penerapan Model Pembelajaran assure Dalam Upaya

Meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V Sekolah Dasar Negeri 177 Bengkulu

Utara”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini yakni:

1. Siswa mengalami kesulitan memahami materi yang diajarkan.

2. Cara mengajar yang dilakukan guru kurang bervariasi.

3. Guru cenderung menggunakan model ceramah tanpa menggunakan model

pembelajaran yang tepat.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dalam menjawab rumusan masalah yang

ada, maka perlu dibatasi rumusan masalah di atas maka penelitian ini hanya

akan melihat Penerapan Model Pembelajaran assure Pada Mata Pelajaran IPA

Kelas V Sekolah Dasar Negeri 177 Bengkulu Utara.


5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang dapat di rumuskan

adalah: Bagaimana penerapan model pembelajaran assure dalam upaya

meningkatan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran IPA Kelas V Sekolah

Dasar Negeri 177 Bengkulu Utara?

E. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Assure dalam upaya

meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD N 177

Bengkulu Utara.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

a. Dapat memberikan masukan berupa konsep-konsep, sebagai upaya

meningkatkan dan mengembangkan ilmu dalam bidang pendidikan.

b. Dapat menjadi bahan pembelajaran untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi jajaran dinas pendidikan atau lembaga terkait, hasil penelitian

dapat di pertimbangkan untuk menentukan kebijakan di bidang

pendidikan terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah.
6

b. Bagi kepala sekolah dan pengawas, hasil penelitian dapat membantu

meningkatkan pembinaan profesional kepada guru agar lebih efektif

dan efisien.

c. Bagi para guru, hasil penelitian dapat menjadi tolok ukur dan bahan

pertimbangan guna melakukan pembenahan dan koreksi diri untuk

pengembangan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya.

d. Bagi siswa sebagai subjek penelitian, hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan evaluasi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi

proses pembelajaran sehingga tercapai hasil belajar yang baik.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, sistematika pembahasannya dibagi menjadi

lima bab, kelima bab tersebut adalah sebagai berikut :

Bab I adalah Pendahuluan. Berisikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II adalah Landasan Teori yang berisikan model pembelajaran,

Model Pembelajaran Assure, dan Pembelajaran IPA.

Bab III adalah Metodologi Penelitian yang berisikan jenis penelitian,

setting penelitian, prosedur penelitian, sumber data,tehnik pengumpulan data,

tehnik analisis data

Bab IV adalah Penyajian dan Pembahasan Data Hasil Penelitian yang

berisikan deskripsi wilayah penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil

penelitian

Bab V adalah Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.


7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Model Pembelajaran

1. Pengertian Model

Joyce dan weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu

rencana atau pola yang dapat di gunakan untuk membentuk kurikulum

(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Model pembelajaran dapat di jadikan pola pilihan, artinya para guru boleh

memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai

tujuan pendidikannya.6

Model pembelajaran dapat di artikan sebagai kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model

pembelajaran juga dapat di maknai sebagai perangkat rencana atau pola

yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta

membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat lain yang

melaksanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran.7

6
Rusman, Model-model Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hal 132
7
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 146

7
8

2. Kelompok dan Jenis-jenis Model Pembelajaran

Berikut ini diuraikan beberapa diantara contoh kelompok model-

model pembelajaran yang dapat diterapkan guru secara sinergis melalui

aktivitas pembelajaran yang di kelolanya.

1. Kelompok model interaksi sosial (social interaction model)

Model interaksi sosial adalah suatu model pembelajaran yang

beranjak dari pandangan bahwa segala sesuatu tidak terlepas dari

realitas kehidupan, individu, tidak mungkin melepas interaksi dari

orang lain.

Kelompok model interaksi sosial ini meliputi sejumlah model, yaitu:

investigasi kelompok (group investigation), bermain peran (role

playing), penelitian yurisprodensial (yurisprodential inquiry), latihan

laboratories (laboratory training), penelitian ilmu sosial (social

science inquiry).

2. Kelompok model pengolahan informasi (information processing

model)

Kelompok model pengolahan informasi salah satu kelompok model

pembelajaran yang lebih menitik beratkan pada aktivitas-aktivitas yang

terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk

meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran.

Kelompok model ini yaitu : berpikir induktif (inductive thinking),


9

pencapain konsep (concept attainmen), memorisasi, advance

organizers, inquiry training.

3. Kelompok model personal (The Personal family Model)

Model personal pada dasarnya beranjak dari pandangan tentang

“kedirian” individu. Pendidikan dan pembelajaran merupakan kegiatan

yang sengaja yang sengaja dilakukan agar seseorang dapat memahami

diri sendiri secara mendalam, memikul tanggung jawab sehingga

memungkinkan mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Yang

termasuk model ini adalah model pembelajaran tanpa arahan(non

directive teaching), dan model-model yang terarah pada peningkatan

rasa percaya diri.

4. Kelompok-kelompok Model-model Sistem Prilaku

Secara teoritik kelompok model system prilaku ini berasal dari teori-

teori belajar sosial atau social learning theories. Model ini juga

dikenal pula sebagai model modifikasi perilaku atau behavioural

modification, terapi perilaku atau Behavioral Thearpy dan sibernetika

atau Cybernatic.8

3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran

sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan

dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus di

pertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu :

8
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 149-168
10

1. pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.

2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi

pembelajran.

3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa.

4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.9

B. Model Pembelajaran Assure

1. Pengertian Model Pembelajaran Assure

Model Assure merupakan langkah sistematis dalam perencanaan

pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas dengan memadukan penggunaan

teknologi dan media pembelajaran. Tahapan dalam membuat perencanaan

pembelajaran dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE ; A

yang berarti Analyze learners; S berarti State standard an Objectives; S

yang kedua berarti Select strategy, technology, media and materials; U

berarti Utilize technology, media and materials; R berarti Require learner

participation; E berarti Evaluated and revise.

Langkah pertama dalam merencanakan pemanfaatan media di ruang

kelas adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik siswa.

Hasil yang didapatkan dari proses identifikasi dan analisis ini akan menjadi

patokan dalam mengambil keputusan saat merancang kegiatan

pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan, di antaranya; (1) karakteristik

umum, (2) kompetensi dasar spesifik seperti pengetahuan, keterampilan,

sikap terhadap topic yang dipelajari, da (3) gaya belajar.

9
Rusman. Model-model Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hal 133
11

Langkah kedua adalah menyatakan standard dan tujuan

pembelajaran yang sespesifik mungkin. Tujuan yang dinyatakan dengan

baik akan memperjelas apa yang ingin dicapai, perilaku yang diharapkan,

kondisi dan kinerja yang akan diamati, dan tingkat pengetahuan atau

kemampuan baru yang akan dikuasai siswa.

Langkah ketiga setelah menentukan standard dan tujuan

pembelajaran adalah memilih strategi, teknologi, media dan materi dengan

terlebih dahulu menentukan titik awal dan titik akhir suatu pembelajaran.

Titik awal meliputi pengetahuan siswa, keterampilan, dan sikap sedangkan

titik akhir adalah tujuan dilaksanakannya pembelajaran. Langkah

selanjutnya adalah menjembatani kedua titik tersebut dengan memilih

strategi pembelajaran, teknologi dan media yang sesuai, kemudian

memutuskan materi yang akan diterapkan.

Langkah kelima, yaitu melibatkan partisipasi siswa dalam

memanfaatkan teknologi, startegi dan materi untuk mencapai tujuan belajar.

Agar efektif, pengajaran sebaiknya membuat siswa terlibat aktif secara

mental dengan mengadakan aktivitas yang memungkinkan siswa

mempraktikan pengetahuan atau keterampilan baru agar mendapatkan

umpan balik sebelum dilakukan penilaian secara formal.

Adapun langkah terakhir adalah mengevaluasi dan merevisi. Setelah

melaksanakan pembelajaran, penting untuk mengevaluasi dampak kegiatan

yang telah berlangsung terhadap siswa. Penilaian sebaiknya tidak hanya

mengukur ketercapaian tujuan belajar, tetapi juga memeriksa keseluruhan


12

proses pembelajaran dan dampak penggunaan teknologi dan media yang

telah digunakan.

2. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Assure

1) Analyze Learners (Analisis Siswa)

Langkah pertama dalam merencanakan penggunaan media di ruang

kelas adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

siswa yang disesuaikan dengan hasil belajar. Hasil identifikasi dan

analisis akan menjadi pemandu dalam mengambil keputusan saat

merancang kegiatan pembelajaran.

2) State standard and Objectives (Menyatakan standard dan tujuan

pembelajaran)

Langkah kedua adalah merumuskan standard dan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, diharapkan peserta

didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu dari

pembelajaran. Standar diambil dari standard kompetensi yang sudah

ditetapkan.

3) Select Strategy, Technology, Media , and Materials (Memilih Strategi,

Teknlogi, Media, Materi)

Langkah berikutnya agar pemanfaatan media di kelas dapat

efektif adalah memiliki strategi pembelajaran, teknologi, media dan

bahan secara sistematis.


13

4. Ultilize Technology, Media and Material (penggunaan Teknologi,

Media, dan Bahan).

Peran guru atau calon guru dalam perencanaan media untuk

pemanfaatan teknologi, media, dan materi, menurut smaldino, dkk,

dapat mengikuti proses “5Ps” sebagai berikut.

a) Preview The technology, Media, and Materials (Meninjau

Teknologi, Media, Dan Materi).

b) Prepare The Technlogy , Media, and Material (Mempersiapkan

Teknologi, Media, dan Materi)

c) Prepare The Environment (Mempersiapkan Lingkungan)

d) Prepare The Learners (Mempersiapkan Peserta Dikik)

e) Provide The Learning Experience (Menciptakan Pengalaman

Belajar)

5. Require Learner Participation (Memerlukan partisipasi peserta didik)

Partisipasi peserta didik yang dimaksutkan disini tidak hanya

sebagai pendengar pasif dari apa yang dijelaskan secara verbal oleh

guru, peran media yang telah dipilih pada langkah sebelumnya adalah

untuk memastikan bahwa siswa terlibat dalam aktivitas utama dalan

pembelajaran, yaitu praktik dan umpan balik (feedback).

6. Evaluated and Revise (Evaluasi dan Revisi)

Komponen terakhir dari ASSURE untuk pembelajar yang efektif

adalah evaluasi dan revisi. Evaluasi dan revisi adalah hal yang

mendasari pengembangan kualitas pembelajaran, meskipun sebelumnya


14

komponen dari desain pembelajaran ini sering diabaikan. Dua tujuan

utama dari tahap ini, yaitu untuk menilai prestasi peserta didik dan

mengevaluasinya serta merivisi strategi, teknologi, dan media yang

digunakan.10

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ASSURE

Model pembelajaran ASSURE memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan, menurut Berry Meranda (2011) dalam jurnal elektronik

mengatakan bahwa kelebihan model pembelajaran ASSURE yaitu:

a. Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi lain.

Komponen tersebut diantaranya analisis pembelajaran, rumusan tujuan

pembelajaran, strategi pembelajaran, system penyampaian, penilaian

proses belajar dan penilaian belajar.

b. Sering diadakan pengulangan kegiatan dengan tujuan Evaluate and

Review. Selain itu model ini mengedepankan pembelajar, ditinjau dari

proses belajar, tipe belajar, kemampuan prasyarat.

c. Turut mengutamakan partisipasi pembelajar dalam Poin Require

Learner Participation, sehingga diadakan pengelompokan-

pengelomokan kecil seperti pengelompokan pembelajar menjadi belajar

mandiri dan belajar tim dll. Serta penugasan yang bertujuan untuk

memicu keaktifan peserta didik.

d. Menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikan materi dan

mengelola kegiatan kelas.

10
Nunuk Suryani, Dkk., Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangnya (Bandung : Rosda,
2018), h.176-187
15

e. Pada poin Select Methods Media and Materials serta Utilize Media and

Materials membuat guru atau pendidik aktif untuk menemukan dan

memanfaatkan bahan dan media yang tepat dan memanfaatkan secara

optimal media yang telah ada.

f. Model ini dapat diterapkan sendiri oleh guru.

Adapun kekurangan dari model pembelajaran ASSURE yaitu:

a. Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu.

b. Walaupun komponen relative banyak, namun tidak semua komponen

desain pembelajaran termasuk didalamnya.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu. Disini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu

merupakan usaha usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya

mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunya sebelumnya.11

Belajar menurut teori behavioristik diartikan sebagai proses

perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut disebabkan oleh seringnya

interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori behavioristik, inti belajar

adalah melakukan respon terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

11
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), hlm.13
16

Belajar menurut pandangan teori kognitif diartikan proses untuk

membangun persepsi seseorang dari sebuah obyek yang di lihat. Belajar

nmenurut teori ini lebih mementingkan proses daripada hasil.

Adapun menurut pandangan teori konstruktivisme belajar adalah

upaya untuk membangun pemahaman atau persepsi atas dasar pengalaman

yang dialami siswa, oleh sebab itu belajar menurut pandangan teori ini

merupakan proses untuk memberikan pengalaman nyata bagi siswa.12

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua

situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagi proses

yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai

pengalaman. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu

guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah

belajar yang terkait dengan bahan pembelajaran yang mengarah pada

perubahan yang diinginkan tercapainya suatu tujuan.13

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan perubahan

dalam dirinya baik berupa perubahan pengetahuan, sikap maupun

keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-

pengalaman.

12
Zainal Aqib, Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Bandung: Yrama
Widya, 2013), hlm.66
13
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta :
Kencana, 2017), h. 84
17

a. Ciri-Ciri Belajar

Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks.

Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses

belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan

sekitar. Lingkungan yang dipelajari siswa berupa keadaan alam, benda-

benda, hewan, tumbuhan-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang di

jadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang sesuatu hal tersebut

tampak sebagi prilaku belajar yang tampak dari luar.14

Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada

perubahan tertentu yang dimaksudkan kedalam ciri-ciri belajar yaitu:

1. Perubahan secara sadar, berarti individu yang belajar akan menyadari

terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu tersebut

merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya. 2. Perubahan

dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai hasil belajar,

perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara

berkesinambungan dan tidak statis. 3. Perubahan dalam belajar bersifat

positif dan aktif, dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu

senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh yang lebih baik dari

sebelumnya. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, yaitu

perubahan yang bersifat menetap atau permanen berarti tingkah laku

yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5. Perubahan dalam

belajar bertujuan dan terarah, ini berarti bahwa perubahan yang terjadi

14
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.7
18

karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada

perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6. Perubahan

mencakup seluruh aspek tingkah laku, yaitu perubahan yang diperoleh

individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi keseluruhan

tingkah laku.15

b. Prinsip-Prisip Belajar

prinsip belajar dapat disusun sebagai berikut :

1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi

yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar secara

efektif

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya

2. Sesuai hakikat belajar

a. Belajar itu proses kontiyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan

discovery

15
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhiny (Jakarta : Rineka Cipta, 2015), h. 3-
8
19

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian

yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan

pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan

menimbulkan response yang diharapkan.

3. Sesuai dengan materi/bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki

struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapai

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat

belajar dengan tenang

b. Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.16

c. Aktivitas-Aktivitas Belajar

Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam

beberapa situasi.

Adapun beberapa aktivitas belajar yaitu: 1. Mendengarkan 2.

Memandang 3. Meraba, mencium dan mencicipi/mencecap 4. Menulis

atau mencatat 5. Membaca 6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan

menggarisbawahi 7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan

16
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhiny (Jakarta : Rineka Cipta, 2015),
h.27-28
20

bagan-bagan 8. Menyusun paper atau kertas kerja 9.

Mengingat/menghafal 10. Berfikir 11. Latihan atau praktek.17

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang

yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa

pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Hasil belajar harus

menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari

siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.18

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku atau perubahan kemampuan yang di alami

oleh seseorang setelah mengalami proses pembelajaran atau interaksi

dengan lingkungannya.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern

adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang bealajar,

sedangkan faktor ekstern adalah faktro yang ada di luar individu.

Faktor intern dibahas menjadi tiga kelompok, yaitu: faktor

jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

17
Wasty Soemanto, Psikologi pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,2006), hlm. 107-113
18
Sri Anitah, Strategi Pembelajaran di SD. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm.2.19
21

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat di

kelompokan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat.19

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar , yaitu: 1.

Faktor-faktor intern diantaranya adalah faktor jasmani (kesehatan, cacat

tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat,motif,

kematangan, kesiapan), faktor kelelahan. 2. Faktor-faktor ekstern

diantaranya adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor

masyarakat.20

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar antara lain faktor dari dalam diri siswa dan

dari luar diri siswa.

b. Analisis Hasil Belajar

Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil

belajar tiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar.

Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal

ulangan atau ujian. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang

berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya

berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar dan evaluasi. Bagi

siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar

lebih lanjut.

19
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhiny (Jakarta : Rineka Cipta, 2015),
h.54-60
20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhiny (Jakarta : Rineka Cipta, 2015),
h.54-69
22

Adapun langkah-langkah analisis hasil belajar yaitu: 1.

Merencanakan analisis sejak awal semester. 2. Merencanakan jenis-jenis

pekerjaan siswa yang dipandang sebagai hasil belajar. 3. Merencanakan

jenis-jenis ujian dan alat evaluasi. 4. Mengumpulkan hasil belajar siswa.

5. Melakukan analisis secara statistik tentang angka-angka perolehan

ujian. 6. Mempertimbangkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar

siswa. 7. Mempertimbangkan tingkat kesukaran bahan ajar bagi kelas. 8.

Memperhatikan kondisi-kondisi ekstern yang berpengaruh atau diduga

ada pengaruhnya dalam belajar. 9. Guru juga melancarkan suatu angket

evaluasi pembelajaran pada siswa menjelang akhir semester.21

c. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian input adalah penilaian yang dilakukan sebelum proses

belajar mengajar dilakukan. Penilaian input bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik terhadap materi atau kompetensi yang

akan dipelajari. Penilaian input biasanya dilakukan melalui pre tes.

Dengan demikian kompetensi awal peserta didik dapat dipetakan. Hasil

penilaian awal peserta didik dapat dijadikan acuan guru dalam proses

belajar mengajar sekaligus dapat dibandingkan dengan penilaian proses

dan hasil atau output. Perbandingan hasil penilaian awal (input) dengan

penilaian proses dan hasil atau output menunjukan tingkat keberhasilan

pencapaian kompetensi peserta didik dengan KKM sebagai acuan.

21
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm 256-257
23

Penilaian proses proses adalah penilaian yang dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses bertujuan untuk

mengecek tingkat pencapaian kompetensi peserta didik ketika proses

belajar mengajar berlangsung. Hasil penilaian proses biasa dilakukan

secara individu maupun kelompok. Tehnik penilaian bisa dilakukan

dengan memberikan soal latihan, pengamatan waktu diskusi kelompok,

pekerjaan rumah (PR), mengerjakan lembar (LKS) dan berbagai tehnik

lainnya yang relevan. Penilaian proses juga biasa dilakukan untuk

mengukur keaktivan dan perhatian peserta didik selama proses belajar

mengajar berlangsung. Dalam melakukan penilaian proses, guru perlu

membuat instrument, seperti lembar observasi atau pengamatan.

Penilaian output adalah penilaian yang dilaksanakan setelah

proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian output bertujuan untuk

mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dari peserta didik setelah

mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Hasil belajar atau penilaian

output dibandingkan dengan KKM yang telah ditentukan sebelumnya

dan dianalisis berapa peserta didik yang sudah tuntas (melampaui KKM)

serta berapa peserta didik yang belum tuntas (di bawah KKM). Penilaian

output ini bisa dilaksanakan dengan berbagai cara dengan menyesuaikan

dengan perkembangan peserta didik di sekolah selama proses

pembelajaran berlangsung. Bisa dilaksanakan dengan penilaian formatif,


24

UTS, UAS dan Ujian kenaikan kelas dengan melakukan penilaian berupa

tes.22

Dari segi alatnya, penilain hasil belajar dapat dibedakan menjadi

tes dan bukan tes (non tes). Tes ini ada yang di berikan secara lisan

(menuntut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menuntut jawaban

secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk

perbuatan). Soal-soal ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga

yang dalam bentuk essai atau uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat

penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, sosiometri,

studi kasus.23

D. Ilmu Pengetahuan Alam

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan

yang sistematis dan berlaku secara umum (universal) yang membahas

tentang sekumpulan data mengenai gejal a alam yang dihasilkan

berdasarkan hasil observasi, eksperimen, penyimpulan, dan penyusunan

teori.

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikenal juga dengan istilah

ilmu sains. Kata sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia, yang

secara harfiah berarti pengetahuan, namun dalam perkembangan

pengertiannya menja di khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains.

22
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013) (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), h. 42-43
23
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006),
hlm.5
25

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, melainkan juga merupakan

suatu proses penemuan.

Dengan demikian, pada hakikatnya IPA adalah ilmu untuk

mencari tahu, memahami alam semesta secara sistematik dan

mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala

alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum

yang teruji kebenarannya.

Akan tetapi IPA bukan hanya merupakan kumpulan

pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, melainkan juga suatu

proses penemuan dan pengembangan. Oleh karena itu untuk

mendapatkan pengetahuan harus melalui suatu rangkaian kegiatan

dalam metode ilmiah serta menuntut sikap ilmiah.24

2. Materi Ilmu pengetahuan Alam

Materi perubahan sifat benda merupakan salah satu materi

pembelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.

Berikut materi perubahan sifat benda :

a. Perubahan Sifat Benda

Perubahan sifat benda tentunya berbeda antara benda yang satu


dengan benda yang lain. Ada benda yang mengalami perubahan
warna dan ada pula yang mengalami perubahan bentuk. Selain

24
Darmawan Harefa dan Muniharti Sarumaha, Teori Pengenalan Ilmu Pengetahuan Alam Sejak
Dini (Jawa Tengah: publisher, 2020), hlm.4-5
26

perubahan bentuk dan warna, benda juga dapat mengalami perubahan


kelenturan dan bau. Benda dapat mengalami perubahan sifat karena
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah pemanasan,
pendinginan, pembakaran, pembusukan, dan perkaratan.

1. Pemanasan

Pemanasan mengakibatkan benda mengalami perubahan wujud.


Benda padat apabila dipanaskan akan berubah menjadi cair dan
benda cair apabila dipanaskan akan berubah menjadi uap air.

2. Pendinginan

Es krim atau es yang biasa kamu beli di sekolah atau warung


dekat rumahmu sebenarnya berasal dari bahan-bahan yang
berbentuk cairan. Apabila cairan tersebut didinginkan maka akan
berubah wujud menjadi padat, yaitu es. Mentega yang
dicairkan setelah dipanaskan akan kembali menjadi padat setelah
didinginkan. Jadi, pendinginan menyebabkan benda mengalami
perubahan wujud. Benda cair akan berubah wujudnya menjadi
benda padat.

3. Pembakaran

Dalam kegiatan yang kamu lakukan sebelumnya, kamu


membakar ketas yang besrwarna putih. Pada saat di bakar kertas
tersebut mengalami perubahan warna dan bentuk. Sebelum dibakar
kertas tersebut berwarna putih, namun setelah dibakar warna kertas
berubah menjadi hitam. Selain perubahan warna, kertas juga
mengalami perubahan bentuk dari berupa lembaran menjadi
abu. Jika kamu membakar karet maka selain bentuk dan warnanya
akan berubah, kelenturan dan baunya pun menjadi berubah. Oleh
karena itu, pembakaran dapat menyebabkan benda mengalami
perubahan bentuk, warna, kelenturan, dan bau.

4. Pembusukan

Apa yang akan terjadi jika kamu menyimpan buah di udara terbuka
dalam waktu beberapa hari? Tentunya buah itu akan menjadi
lembek, layu, dan warnanya pun berubah. Hal ini terjadi karena buah
yang dibiarkan di udara terbuka akan mengalami pembusukan. Jadi,
pembusukan juga mengakibatkan benda mengalami perubahan
bentuk, warna, dan bau.
27

5. Perkaratan

Kamu mungkin pernah melihat besi atau rantai sepedamu


berkarat. Logam seperti besi, dapat mengalami perkaratan apabila
terkena air atau uap air dan dibiarkan dalam waktu yang lama.
Perkaratan ini menyebabkan warna besi berubah dan besi menjadi
rapuh. Perkaratan dapat menyebabkan benda mengalami perubahan
warna dan kekuatan.

b. Perubahan Wujud Benda yang Dapat Balik dan Tidak


Dapat Balik

Benda dapat mengalami perubahan karena pemanasan,


pendinginan, pembakaran, pembusukan, dan perkaratan. Perubahan
benda tersebut meliputi perubahan, warna, bentuk, kelenturan,
kekuatan, dan bau. Perubahan wujud pada benda dikelompokkan
menjadi dua, yaitu perubahan wujud yang dapat dibalik
dan perubahan wujud yang tidak dapat dibalik.

1. Perubahan Wujud Benda yang Dapat Balik


Pada perubahan wujud yang dapat balik, benda yang
mengalami perubahan dapat kembali ke bentuk semula. Salah satu
contohnya adalah perubahan pada air. Air jika didinginkan akan
menjadi es. Es ini apabila dipanaskan akan kembali menjadi air.
Dalam hal ini perubahan air merupakan perubahan wujud yang
dapat balik.

2. Perubahan Wujud Benda yang Tidak Dapat Balik


Sebagian besar benda yang mengalami perubahan wujud tidak
dapat kembali ke bentuk atau wujud semula. Apabila kertas dibakar
maka kertas menjadi serpihan abu yang berwarna hitam. Serpihan
abu yang berwarna hitam ini tidak dapat kembali menjadi kertas.
Perubahan wujud kertas merupkan contoh perubahan wujud benda
yang tidak dapat balik.

Selain itu, perubahan beras menjadi nasi yang kita makan sehari-hari
juga merupakan peubahan wujud benda yang tidak dapat dibalik. Hal ini
disebabkan karena setelah beras di masak menjadi nasi, nasi tersebut tidak
dapat kembali menjadi beras dengan cara apapun juga.25

25
Sumber httpskultata169.wordpress.commateri-pelajaranbab-v-perubahan-sifat-benda Di akses
02-01-2021 pukul 01.33
28

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan sifat benda


bisa membantu kehidupan sehari-hari. seperti pembuatan es krim
(pendinginan), memasak air (pemanasan).

3. Tujuan Pembelajaran IPA


pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari
peristiwa-per istiwa yang terjadi di alam dengan melakukan
observasi, eksperimentasi , penyimpulan, penyusunan teori
agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep
yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh
dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara
lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-
gagasan.
Adapun tujuan Pembelajaran IPA di SD/Ml bertujuan
agar siswa:
1. Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap
positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.
2. Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan .
3. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan
pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan
pemahaman ke bidang pengajaran lain.
6. lkut serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai
macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini
untuk dipelajari.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pemberian pendidikan IPA di SD bertujuan
agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan
keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap
ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan
29

kekuasaan Pencipta-Nya.26

Sementara itu, menurut adiyanto, tujuan pendidikan


sains adalah mencakup pengembangan, ranah kognitif
(pengetahuan), psikomotor (ketrampilan), dan afektif
(sikap dan nilai), serta ranah instrokonektif (perpaduan
ketiga ranah ini), yang melahirkan suatu kreativitas
untuk dapat menggali sistem nilai dan moral yang di
kandung oleh setiap bahan ajarnya.27

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Dina Evanti. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Assure dalam upaya

peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di SMA Negeri

6 Bengkulu Selatan. Skripsi Sarjana Program Studi PKN FKIP Universitas

Muhammadiyah Bengkulu.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 6 Bengkulu selatan. Jenis

penelitian yang dilakukan adalah PTK yakni penelitian tindakan kelas. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas XI dan guru bidang studi PKn SMA Negeri 6

Bengkulu Selatan sebanyak 2 (dua) orang serta beberapa siswa yang dimintai

keterangan untuk mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, tes dan

dokumentasi.

Hasil penelitian penggunaan model pembeljaran Assure ternyata dapat

meningkatkan kemampuan guru merencanakan perencanaan pembelajaran

26
Nelly Wedyawati dan Yasinta Lisa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar (Yogyakarta:
deepublish,2019), hlm. 268-269
27
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2011) hlm. 293
30

yaitu siklus I Rata-rara skor 3,69% pada silus II Rata-rata 3,88. Jadi ada

peningkatan dari siklus 1 ke siklus II rata-3,88 jadi ada peningkatan dari siklus

I ke siklus II yaitu 0,19%. Hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran PKn

tentang perjuangan bangsa melawan penjajahan dapat ditingkatkan disiklus

rata” 46,50 sedangkan tindakan siklus II Rata-rata 89,50 jadi terdapat

peningkataan dari siklus I ke siklus II sebesar 43.00. Persamaan dengan

penelitian Ini yaitu sama-sama mengguanakan model pembeljaran Assure

perbedaannya adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

permasalahanya pada penggunaan model pembeljaran Assure.28

Listri Rahmayu, 2016 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis

melalui model pembelajaran Assure dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di

Kelas V SD Negeri 70 Kaur. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan siswa dalam menulis melalui model pembeljaran

Assure dalam pembelajaran bahasa indonesia kelas V SDN 70 Kaur. Jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).

Penelitian tindakan kelas atau PTK. Subjek penelitian ini adalah guru dan

siswa kelas V SD Negeri 70 Kaur dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, dan tes.

Data hasil penelitian dianalisis deskriptif. Teknik deskriptif yang dipergunakan

berupa persentase.

28
Oleh Hasnawati, ’’Meningkatkan belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 tatura palu sulawesi
tengah tentang peta melalui penerapan metode bermain peran dan diskusi , vol 4 No 10
(2016) . di “akses tanggal 27 april 2018 jam 19. 37 wib.
31

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

Penerapan model pembeljaran Assure sebagai strategi pembelajaran Bahasa

Indonesia pada sub pokok bahasan menulis dapat meningkatkan ketuntasan

belajar, yaitu pada Sebelum penelitian dilakukan peneliti mengadakan

observasi awal yaitu dengan nilai rata-rata 48,84. Nilai tersebut menunjukkan

bahwa hasil belajar rendah. Pada siklus I dengan menggunakan model

pembeljaran Assure sebagai strategi pengajaran diperoleh nilai rata-rata 55,38,

nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan,

nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan

dibandingkan dengan pra siklus yakni dengan ketuntasan secara klasikal

diketahui sebesar 42,85%, pada siklus II hasil belajar siswa juga mengalami

peningkatan yakni dengan nilai rata-rata 59,71, dengan ketuntasan secara

klasikal sebesar 61,90%, pada siklus III terjadi lagi peningkatan dengan nilai

rata-rata 73,84 dengan ketuntasan secara klasikal sebesar 95,23%. Berdasarkan

hasil analisa data diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran Assure sebagai strategi pengajaran dapat meningkatkan hasil

belajar khususnya pada kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 70 Kaur.

Penelitian-penelitian terdahulu tersebut menjadi inspirasi bagi penulis

agar melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Assure

terhadap peningkatan hasil belajar.


32

F. Kerangka Berpikir

Pembelajaran adalah suatu kegiatan proses belajar seseorang untuk

mencapai tujuan-tujuan yang yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan

tersebut, dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen penting,

yakni guru, media belajar, metode belajar, kurikulum/standar kompetensi dan

lingkungan belajar. Metode yang cocok yang akan mempengaruhi cara dalam

menyampaikan pelajaran sehingga hasil belajar menjadi meningkat. Penerapan

model pembelajaran ASSURE dengan memadukan teknologi dan media.

Dengan demikian akan timbul minat dari siswa kemudian dilanjut dengan

penyajian materi, melibatkan siswa dalam praktik umpan balik, menilai

pemahaman siswa, dan memberikan evaluasi. Tingginya minat belajar karena

penggunaan teknologi dan media inilah yang pada gilirannya akan

meningkatkan hasil belajar siswa. Secara visual, kerangka berpikir dalam PTK

ini dapat di cermati dalam gambar 1

Gambar 1 Kerangka Berpikir

Proses Model Tekn


Hasil
belajar pembelajaran ologi
Belajar
mengajar Assure Medi
a

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang ada, hipotesis tindakan dalam penelitian ini

yakni penerapan model pembelajaran Assure dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD N 177 Bengkulu Utara.


33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK)

tentang penggunaan model pembelajaran assure dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di SDN 177

Bengkulu utara Kabupaten Bengkulu Utara.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Classroom action research, yang

berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat

tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.29

PTK yang telah lama dikenal sebagai salah satu bentuk penelitian yang

di laksanakan oleh tenaga pendidikan (dosen/guru/instruktur), merupakan

jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada

dosen/guru/instruktur untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran

non pembelajaran di kelas secara cermat, sistematis, dan menggunakan

kaidah-kaidah yang keilmuan yang berlaku.30

Penelitian Tindakan Kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian

masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk

memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang

29
Trianto.. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori dan
Praktik. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011) h. 13
30
Iskandar Agung, Panduan penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru (Jakarta Timur: Bestari,2012),
hlm.63-64

33
34

terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari

perlakuan tersebut.31

Jadi penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

meningkat.

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian

ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam

melakukan interaksi. Adapun tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, peningkatan kualitas pembelajaran yaitu

peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi tempat, subjek dan waktu penelitian

sebagai berikut :

1. Tempat penelitiaan

Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD N 177 Bengkulu

Utara.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 177 Bengkulu

Utara. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I tahun ajaran

31
Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Kencana, 2010 ) hlm. 26
35

2019/2020 yang berjumlah 27 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki

dan 21 orang perempuan.

3. Waktu penelitian

Adapun waktu penelitian ini akan dilakukan dari tanggal 15 juli sampai

dengan 26 agustus 2019.

C. Prosedur Penelitian

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan

kelas dengan bagan yang berbeda, namun terdapat beberapa tahap yang lazim

dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan,

3) pengamatan, 4) refleksi. Adapun model penelitian untuk masing-masing

tahap adalah sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

? 32

32
Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h. 16
36

Berdasarkan langkah-langkah dalam gambar siklus tersebut, maka

peneliti akan melaksanakan minimal 2 siklus yang masing-masing siklus

terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Penjelasan dari masing-

masing tahapan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan

PTK (Penelitian Tindakan Kelas), rencana tindakan disusun untuk menguji

secara empiris, hipotesis tindakan yang ditentukan.

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario

proses belajar mengajar untuk setiap siklus dengan menggunakan model

pembelajaran assure yang meliputi langkah pembelajaran mulai dari

tahap pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

b. Mempersiapkan alat evaluasi (tes), yaitu berupa tes yang dilakukan

pada setiap akhir tindakan tiap siklus sesuai dengan ruang lingkup

permasalahan dalam pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru beserta kriteria

penilaian aktivitas siswa dan guru.

2. Pelaksanaan (acting)

Pelaksanaan tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan

dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan

prosedur tindakan yang akan diterapkan. Dalam melaksanakan tindakan


37

dari rencana yang telah disusun, maka proses pembelajaran berjalan seperti

biasa, namun dalam pembelajaran guru belum menggunakan model

pembelajaran. Pada pembelajaran selanjutnya guru menggunakan model

pembelajaran assure, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar hasil

belajar siswa dapat tercapai sebelumnya.

3. Pengamatan (observation)

Pengamatan merupakan prosedur perekaman data mengenai proses

dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Pengamatan

dilaksanakan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dengan

menekankan pada hasil belajar siswa. Pada tahap ini pengamatan

dilakukan oleh guru (obsever) untuk mengamati proses belajar dengan

berpedoman pada lembar observasi. Pengamatan dilakukan oleh peneliti

sendiri dibantu oleh guru kelas V yang bertindak sebagai observer diluar

proses pembelajaran.

4. Refleksi (reflection)

Refleksi adalah uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

pemantauan dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan

perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria atau rencana bagi tindakan

siklus berikutnya.33 Pada tahap ini dikumpulkan semua bentuk data yang

memberikan informasi mengenai perkembangan proses pembelajaran

dengan penerapan model assure kemudian dianalisis permasalahan dan

33
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012) h. 129-130
38

perkembangan yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi maka disusun

rencana berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus I untuk

dilanjutkan pada siklus selanjutnya begitu seterusnya pada setiap siklus

sehingga tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal.

D. Sumber Data

Untuk mendapat data yang akurat, maka peneliti melakukan observasi

langsung di lapangan. Dimana data yang digunakan adalah:

1. Data Primer

Yang dimaksud data primer adalah pustaka yang merupakan

penjelasan langsung dari seorang peneliti mengenai kegiatan penelitian

yang telah dilakukannya. 34 Data primer adalah data-data yang diperoleh

dari penelitian lapangan yang dilakukan dengan cara observasi dan tes.

2. Data Sekunder

Yang dimaksud data sekunder adalah data yang diperoleh dari

literatur dengan cara membaca dan menelaah buku-buku yang berhubungan

dengan objek penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data lapangan yang dibutuhkan, penulis

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan alat untuk mengadakan pengamatan terhadap

aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran. Observasi

34
Anggoro Toha,Metode Penelitian (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009) h. 2.11
39

digunakan untuk mengamati langsung peristiwa yang terjadi di dalam

penelitian, teknik pengamatan ini melihat dan mengamati sendiri, kemudian

mencatat kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.35

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian partisipatif, yakni peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang

berlangsung. Dengan metode ini, peneliti dapat mengobservasi tentang

peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam

dengan menggunakan model pembelajaran assure di SDN 177 Bengkulu

Utara Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara.

Lembar observasi terdiri dari a) lembar observasi guru pada saat

proses belajar mengajar, tujuannya untuk mengetahui atau melihat

bagaimana aktivitas guru dalam mengajar. b) lembar observasi siswa

dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, observasi

terhadap siswa ini bertujuan untuk mengetahui atau melihat bagaimana

aktivitas dan kegiatan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Tes

Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan

siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.36

Metode tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran pendidikan ilmu pengetahuan alam yang dilakukan

siswa setiap siklusnya. Tes diberikan kepada siswa pada setiap siklus di

35
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012) h. 143
36
Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Kencana, 2010 ) hlm. 99
40

akhir pembelajaran. Soal tes ini diambil dari buku ilmu pengetahuan alam

yang relevan. Oleh karena itu, soal tidak membutuhkan validitas dan

realibilitas soal.

Lembaran tes yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini berupa

hasil kerja siswa secara individu di akhir proses pembelajaran untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran assure.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, buku-buku, transkrip, surat kabar, majalah,

gambar, dan lain-lain. Dalam penelitian dokumentasi yang digunakan untuk

menggambil atau menggumpulkan data yang bersumber dari dokumen-

dokumen atau keterangan yang tercatat yang ada di sekolah yang

bersangkutan. Dokumen ini digunkan untuk mengambil foto-foto pada saat

proses kegiatan belajar mengajar berlangsung yang dilaksanakan oleh

peneliti.

F. Teknik Analisis Data

1. Data observasi

Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan

lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Data hasil observasi

dianalisis dengan mencari data kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dan data aktivitas siswa selama proses pembelajaran


41

berlangsung. Pengamatan terhadap kemampuan guru dan aktivitas siswa

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2. Data Tes

Tes dianalisa dengan menggunakan nilai individu, nilai rata-rata siswa,

dan kriteria ketuntasan belajar berdasarkan penilaian pada acuan dan

patokan.

Teknik analisis data ini menggunakan rumus statistik sederhana untuk

mencari nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar siswa setelah

proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, untuk

menganalisis tingkat keberhasilan aatau persentase ketuntasan belajar

mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.

Analisis seperti ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik sederhana

yaitu:

a. Untuk mencari nilai rata-rata siswa digunakan rumus sebagai berikut:

X=

Keterangan:

X : Nilai rata-rata siswa

∑X : Jumlah nilai siswa

∑N : Jumlah siswa yang di nilai


42

b. Untuk mencari persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:

P= X 100

Keterangan:

P : Persentase ketuntasan belajar yang dicari

∑T : Jumlah total siswa yang tuntas belajar

∑N : Jumlah total siswa yang ada

Ketuntasan belajar yang dijadikan patokan adalah adalah nilai 7,5

jadi, siswa yang memperoleh nilai ≥ dinyatakan tuntas begitu juga

sebaliknya siswa yang memperoleh nilai ≤ 7,5 dinyatakan belum tuntas

pembelajarannya. Sedangkan tingkat keberhasilan pembelajaran dilihat

dari persentase ketuntasan belajar yang diperoleh.37 Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel I

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam %

Tingkat keberhasilan (%) Arti


≥ 80% Sangat tinggi
60-79% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
≤ 20% Sangat rendah

37
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: CV Yramama widya, 2011) hlm. 40-41
43

Dengan menggunakan ketentuan di atas, peneliti dapat

mengetahui ketuntasan belajar siswa sebagai tolak ukur untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam di kelas V SD Negeri 177 Bengkulu Utara.


44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Sekolah Dasar Negeri (SDN) 177 Bengkulu Utara

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 177 Bengkulu Utara ini mulai berdiri

pada tahun 1975 dan tahun perubahan 2017. SDN 177 Bengkulu Utara

terletak di Jalan Keramat Raya Desa Tanjung Dalam Kecamatan Ulok

Kupai Kabupaten Bengkulu Utara. Dengan luas areal 75 m, panjang 100 m

dan merupakan daerah otonomi. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 177

Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai merupakan Sekolah Dasar Negeri

yang diperbaharui pada tahun 2017 dan terakreditasi B dengan nomor induk

10700352.

Adapun tanah berdirinya gedung merupakan tanah Desa Tanjung

Dalam Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara. SDN 177

Bengkulu Utara dari awal sampai sekarang kepemimpinannya telah berganti

sebanyak 5 kali. Adapun nama-nama kepala sekolah SDN 177 Bengkulu

Utara Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara adalah sebagai

berikut:

44
45

Tabel 2
Data Kepala Sekolah SDN 177 Bengkulu Utara
Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara

No Nama Masa Jabatan


1 Dain, S.Pd 1978-1998
2 Sumarno, S. Pd 1998-2006
3 Ratimin, S.Pd 2006-2008
4 Buhari Muslim, S. Pd 2008-2015
5 Sri Santoso, S.Pd 2015-Sekarang
Sumber: Data Dokumentasi SDN 177 Bengkulu Utara 2019

2. Letak lokasi SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten

Bengkulu Utara

SDN 177 Bengkulu Utara adalah salah satu sekolah yang berada di

Desa Tanjung Dalam jalan Keramat Raya No. 2 Kecamatan Ulok Kupai

Kabupaten Bengkulu Utara. Jarak tempuh dari pusat kecamatan ke SDN 177

Bengkulu Utara sekitar 500 m, jarak ke pusat otodak sekitar 80 km. SDN

177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara

berdiri di atas tanah seluas 75 meter panjang 100 meter dengan lokasi

wilayah yang datar ditengah desa serta lokasinya terletak pada lintasan desa

kecamatan dan kabupaten. Adapun batas-batas wilayah SDN 177 Bengkulu

Utara Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan perkebunan sawit warga.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya.

c. Sebelah timur berbatasan dengan rumah warga.

d. Sebelah barat berbatasan dengan rumah warga.

3. Visi dan Misi SDN 177 Bengkulu utara Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten

Bengkulu Utara
46

1) Visi

Visi dan misi penting, terutama lembaga agar jelas tujuan jangka

pendeknya. Adapun yang menjadi visi SDN 177 Bengkulu Utara

Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara adalah sebagai

berikut:

Unggul dalam prestasi berdasarkan Imtaq, cakap dan terampil

mengimplementasikan diri pada era globalisasi.

2) Misi

Misi SDN 177 Bengkulu Utara adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan hasil UN

b) Mengembangkan sikap taat dan disiplin

c) Meningkatkan kebersihan lingkungan

d) Meningkatkan kreativitas siswa/anak

e) Meningkatkan motivasi pendidikan

3) Fasilitas Sekolah Dasar Negeri (SDN) 177 Bengkulu Utara

Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan,

diperlukan sarana dan prasarana pelengkap, baik yang berbentuk fisik

maupun pelayanan yang difungsikan untuk memperlancar kegiatan

belajar mengajar di dalam proses pendidikan. Adapun kondisi fisik

bangunan SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai cukup

memadai dalam memudahkan pelaksanaan proses belajar mengajar serta

seluruh aktivitas pembelajaran.


47

Fasilitas di SDN 177 Bengkulu Utara saat ini telah memadai,

layaknya sekolah-sekolah yang lainnya. Fasilitas yang ada antaranya

adalah ruang belajar, ruang UKS, perpustakaan, lapangan bola, WC ,

ruang TU, ruang guru, ruang kepala sekolah, kantin. Selain itu, ada

sarana dan prasarana pendukung seperti lapangan yang digunakan untuk

proses belajar mengajar pada mata pelajaran olahraga dan juga sebagai

lapangan upacara. Sekolah Dasar Negeri 177 Bengkulu Utara juga

dilengkapi dengan perpustakaan, fasilitas dan peralatan praktik seperti

peralatan olahraga, seni musik dan seni tari. Fasilitas yang ada tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3
Fasilitas Sekolah Dasar Negeri (SDN) 177 Bengkulu Utara
Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara

No Fasilitas Jumlah Keterangan


1 Ruang Belajar 6 Baik
2 Ruang Guru dan Kepala sekolah 1 Baik
3 Ruang Gudang 1 Baik
5 Lapangan Upacara 1 Baik
6 Wc 1 Baik
7 Ruang Perpustakaan 1 Baik
8 Mushola 1 Baik

Sumber: Data Dokumentasi SDN 177 Bengkulu Utara 2019


48

4. Keadaan Peserta Didik

Keadaan peserta didik di SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok

Kupai Kabupaten Bengkulu Utara terdiri dari 6 kelas dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 4
Jumlah Siswa SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai
Kabupaten Bengkulu Utara Untuk Tahun Ajaran 2019/2020

No Kelas Jumlah Siswa Total

Laki-laki Perempuan

1 I 17 11 28
2 II 11 17 28
3 III 17 16 33
4 IV 15 14 29
5 V 6 21 27
6 VI 14 15 29
Jumlah 80 94 174
Sumber: Data Dokumentasi SDN 177 Bengkulu Utara 2019

5. Keadaan Guru dan Staf SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai

Kabupaten Bengkulu Utara

Untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar SDN 177

bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai memiliki 10 (Sepuluh) orang guru

termasuk kepala sekolah, 1 orang staf tata usaha, dan 1 orang penjaga

sekolah. Berikut ini jumlah tenaga pengajar dan staf pada SDN 177

Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara.


49

Tabel 5
Nama Personil Tenaga Pendidik dan Staf SDN 177
Bengkulu Utara Utara Tahun Pelajaran 2019/2020

No Nama Guru dan Staf Pendidikan Jabatan


1 Sri Santoso, S.Pd SI Kepala Sekolah
2 Nurhayati, S.Pd SI Guru Kelas
3 Sukinah, S.Pd.SD SI Guru Kelas
4 Rachmawati, S.Pd SI Guru Kelas
5 Dita Ayusta N, S.Pd S1 TU
6 Neti Hayati, S.Pd.SD S1 Guru Kelas
7 Esa Nurlisati, S.Pd.SD S1 Guru Kelas
8 Neli Kencana, S.Pd.SD S1 Guru Kelas
9 Santika Sastra SMA Guru Olahraga
10 Yulma Wati SD Penjaga Sekolah
Sumber: Data Dokumentasi SDN 177 Bengkulu Utara 2019

6. Struktur Organisasi SDN 177 Bengkulu Utara

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 177 Bengkulu Utara dikepalai oleh

seorang kepala sekolah dibantu guru dan staf tata usaha. Kepala sekolah

memiliki beberapa tugas diantaranya adalah sebagai manager, penyusunan

rencana, menentukan kebijakan, melaksanakan pengawasan, mengkoordinir

kegiatan, melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan dan mengatur hubungan

sekolah dengan masyarakat serta instansi lainnya.

Berikut ini struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing

bagian yang ada pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) 177 Bengkulu Utara.
50

Struktur Organisasi SDN 177 Bengkulu Utara


Tahun Ajaran 2019/2020

Kepala Sekolah Ketua Komite

Sri Santoso, S.Pd Zamhari Asjamal

Unit Perpustakaan Jabatan Tu

Dita Ayusta N, S.Pd

Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali
I II III IV V Kelas VI

Siswa

Masyarakat
51

7. Denah SDN 177 Bengkulu Utara Desa Tanjung Dalam Kecamatan Ulok

Kupai Kabupaten Bengkulu Utara.

Denah SDN 177 bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai

Kabupaten Bengkulu Utara adalah sebagai berikut:

WC
Kelas I Kelas II Kelas III

Kelas
IV

Kelas
V

Ruang Kelas
perpus LAPANGAN UPACARA VI

Ruang Guru dan


mushola kepala Sekolah
52

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi awal sebelum siklus (pra siklus)

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran assure dikelas V SDN 177 Bengkulu Utara. Penelitian ini

dilakukan karena siswa masih memiliki hasil belajar yang rendah. Dalam

hal ini diketahui terdapat indikasi rendahnya hasil belajar siswa, salah

satunya karena dalam proses pembelajaran guru sering menggunakan model

konvensional, tanya jawab, dan penugasan. Hal tersebut menyebabkan guru

lebih aktif dari siswa karena dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model tersebut berpusat kepada guru itu sendiri. Sehingga

siswa terlihat pasif dan merasa bosan dalam proses pembelajaran yang

mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang bahan ajar yang

disampaikan. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah

khususnya pada mata pelajaran IPA.

Pada tahap pra siklus ini hasil belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran IPA siswa kelas V SDN 177 Bengkulu Utara masih rendah. Hal

ini dapat dilihat dari tabel pada mata pelajaran IPA pra siklus dibawah ini :

Tabel 6
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No Nama siswa KKM Nilai Keterangan


1 Amelsi saputri 75 60 Belum Tuntas
2 Anggelia feronika 75 80 Tunas
3 Aurel meta pinensi 75 80 Tunas
4 Celsi wijayanti 75 40 Belum Tuntas
5 Chelsea komaeroh 75 40 Belum Tuntas
6 Chesya sintia bella 75 40 Belum Tuntas
53

7 Dewi puspita sari 75 40 Belum Tuntas


8 Dia rahmadani 75 20 Belum Tuntas
9 Evi safitri 75 80 Tunas
10 Haris sastra gunawan 75 60 Belum Tuntas
11 Jelsi dara airah 75 80 Tunas
12 Yeni wulandari 75 60 Belum Tuntas
13 Kanda wali 75 60 Belum Tuntas
14 Lionel kaka benzema 75 40 Belum Tuntas
15 Merliyes jaya putri 75 60 Belum Tuntas
16 Morenza early 75 60 Belum Tuntas
17 Muhammad gilang h 75 60 Belum Tuntas
18 Nurul asrafi 75 20 Belum Tuntas
19 Perdian anggara 75 40 Belum Tuntas
20 Ratu Helen agustia 75 60 Belum Tuntas
21 Raudatul marqilah m 75 60 Belum Tuntas
22 Senja dila oktavia 75 80 Tunas
23 Siska wati 75 80 Tunas
24 Siti nurhaliza 75 80 Tunas
25 Trinha ardiyanto 75 40 Belum Tuntas
26 Ulan 75 20 Belum Tuntas
27 Yeni lestari 75 60 Belum Tuntas
Jumlah T=7
BT = 20

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dibentuk tabel frekuensi hasil

tes pada kegiatan pra siklus sebagai berikut:

Tabel 7
Distribusi Frekuensi hasil belajar siswa pra siklus

Persentase
No X F XF Ketuntasan
(%)
1 80 7 560 25 % Tuntas
2 60 10 600 37 % Belum Tuntas
3 40 7 280 25 % Belum Tuntas
4 20 3 60 11 % Belum Tuntas
Jumlah 27 1500
54

X=∑

Keterangan:

X : Nilai rata-rata siswa

∑FX : Jumlah semua siswa X Frekuensi

∑N : Jumlah siswa

Jadi dapat dihitung sebagai berikut :

Diketahui:

FX = 1500

= 27

X = 55

Dari data di atas dapat dihitung tingkat ketuntasan siswa sebagai

berikut :

Keterangan :

P = Persentase ketuntasan belajar siswa

∑T = Jumlah siswa yang tuntas belajar

∑N = Jumlah siswa
55

Diketahui:

∑T = 7 Siswa

∑N = 27

P = 26 %

Dari hasil yang diperoleh tingkat ketuntasan pada tes kegiatan pra

siklus adalah kurang, belum mencapai kriteria ketuntasan baik dari hasil tes

evaluasi belajar siswa maupun keaktifan siswa dalam belajar. Persentase

ketuntasan masih dibawah 30%. Dari hasil belajar siswa yang rendah maka

peneliti melaksanakan siklus 1.

Penerapan model pembelajaran assure pada mata pelajaran ilmu pengetahuan


alam:

1. Analyze Learners (Analisis Siswa)


a. Karakteristik umum
Usia : 11-12 Tahun
Jenis kelamin : 6 laki-laki 21 perempuan
Etnis : Populasi etnis Pekal
Kebudayaan : Pekal
Sosial ekonomi : Menengah
b. Spesifikasi kemampuan awal
Berdasarkan tes pra siklus pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
yang di lakukan nilai siswa masih tidak sesuai dengan yang di harapkan
yang berarti rendah atau kurang memuaskan.
c. Gaya belajar
Kegiatan pembelajaran masih monoton sehingga siswa kurang tertarik
dalam kegiatan pembelajaran, dengan menerapkan model pembelajaran
assure maka siswa menjadi lebih tertarik dan lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
d. Motivasi
56

Dengan menggunakan media dan teknologi dalam kegiatan pembelajaran


berupa power point dan video pembelajaran sehingga dapat menarik
perhatian siswa.
e. Faktor psikologis
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas V SDN 177 Bengkulu Utara yaitu
ada 6 siswa laki-laki dan 21 perempuan, ada satu siswa laki-laki yang
kondisi kecerdasan atau kemampuan mentalnya berada di bawah rata-rata,
kondisi lingkungan masih kurang memadai di mana banyak kekurangan
dalam media untuk mengajar.
2. State Standar and Objectives (Menyatakan Standar dan Tujuan)
Standar kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
Tujuan pembelajaran
Siswa dapat Memahami penyebab perubahan pada benda
Siswa dapat Menyebutkan contoh perubahan yang dapat kembali
Siswa dapat Menyebutkan contoh perubahan yang tidak dapat kembali
3. Select Stategy, Technology, Media, and materials (Memilih Strategi,
Teknologi, Media, dan Materi)
a. Memilih Strategi
Strategi berpusat pada guru untuk meninjau penggunaan power point dalam
kegiatan pembelajaran.
Strategi berpusat pada siswa yaitu penggunaan power point agar siswa lebih
tertarik dalam kegiatan pembelajaran.
b. Memilih Teknologi, Media, dan Materi
Teknologi yang di gunakan yaitu infokus dan laptop
Media yang di gunakan yaitu media power point dan media video
pembelajaran
Materi ipa tentang perubahan sifat benda
4. Ultilize Technology, Media and Materials (Penggunaan Teknologi, Media, dan
Bahan)
a. Penggunaan teknologi, media dan materi
Penggunaan teknologi berupa infokus dan laptop yaitu untuk menjelaskan
materi pembelajaran ipa tentang perubahan sifat benda dengan
menggunakan media power point dan media video pembelajaran.
5. Require Learner Participation (Memerlukan Partisipasi Peserta Didik)
a. Latihan
Siswa di berikan soal latihan yang sudah di tampilkan pada power point lalu
beberapa siswa di minta untuk maju kedepan untuk menjawab soal latihan.
b. Umpan balik
57

Guru memberikan latihan yang di tampilkan pada power point.


6. Evaluated and Revise (Evaluasi dan Revisi)
Evaluasi dan revisi yaitu dengan menggunakan post test dan tabel
pengamatan aktivitas siswa dan tabel aktivitas pengamatan guru.

2. Siklus I

Kegiatan awal dari siklus ini dilaksanakan berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan pada orientasi yang menujukan beberapa kendala

yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan permasalahan-

permasalahan yang ada maka di rencanakan suatu tindakan yang menekankan

pada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran

assure dalam proses pembelajaran. Dari tindakan ini di harapkan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun persiapan yang akan dilakukan

melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap pembelajaran ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ilmu pengetahuan alam

dengan menggunakan model assure yang meliputi langkah

pembelajaran mulai dari tahap pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

2) Menyusun lembar observasi siswa dan observasi guru selama

pembelajaran ilmu pengetahuan alam.

3) mempersiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis yang berbentuk

objektif dan kunci jawabannya.

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model assure melalui media power point yang ditampilkan di


58

depan kelas. Media ini digunakan untuk mempermudah guru dalam

penyampaian materi pembelajaran kepada siswanya. Selain itu media ini

digunakan guru untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Pada pertemuan awal dengan pokok

bahasan tentang benda dan sifatnya, semua materi yang disampaikan

ditampilkan dengan menggunakan infokus yang telah disiapkan.

Penerapannya yaitu siswa di minta memperhatikan power point yang di

tampilkan oleh guru di depan kelas. Setelah proses pembelajaran selesai

guru memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui sudah faham apa

belum dengan apa yang telah disampaikan guru. Penggunaan model

pembelajaran assure berupa perpaduan teknologi dan media pembelajaran

dalam proses pembelajaran mempermudah siswa dalam memahami materi

pembelajaran yang disampaikan. Selain itu dengan menggunakan model

assure ini siswa tidak hanya duduk, mendengar, menulis apa yang

disampaikan guru, tetapi siswa dapat melihat langsung dan

mempraktikkannya. Penggunaan model assure ini membuat siswa lebih

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran daripada hanya menggunakan

metode ceramah. Dengan bantuan media power point, pembelajaran tidak

bersifat monoton dan siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak bersifat

pasif. Penggunaan model assure digunakan karena dengan ini siswa lebih

termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, menarik minat dan

perhatian siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


59

Untuk lebih jelasnya penggunaan model assure dijelaskan melalui siklus I

ini yang dilaksanakan dengan satu kali pertemuan yaitu pada tanggal 22

Juli 2019, dengan pokok bahasan perubahan sifat benda. Proses

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I ini dijabarkan sebagai

berikut:

Pertemuan I

Pertemuan pertama berlangsung 90 menit. Penelitian yang

dilakukan oleh peneliti pada pertemuan pertama membahas materi

perubahan sifat benda Dihadiri oleh 27 siswa. Dengan tindakan sebagai

berikut :

1) Tahap pendahuluan, pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan

diantaranya:

a) Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama, mengabsen siswa.

b) Apersepsi

- Guru memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa belajar

- Guru menanyakan dan mengulang pelajaran minggu lalu

c) Guru menuliskan judul pembahasan di papan tulis

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Tahap Inti, pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti

dalam proses pembelajaran adalah:

a) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang pengertian

perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses dengan

menggunakan media power point.


60

b) Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru

dengan menggunakan media power point.

c) Siswa diajak memahami contoh perubahan sifat benda dengan benar

d) Siswa diminta mencatat dan memperhatikan penjelasan guru

e) Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

dengan meminta beberapa siswa maju ke depan untuk menjawab

pertanyaan di papan tulis.

f) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami

oleh siswa

g) Guru mengulang materi dengan melakukan tanya jawab kepada

siswa Guru mengulang kembali materi sambil melakukan tanya

jawab

h) Guru memberikan tes tertulis berupa soal kepada siswa mengenai

materi yang disampaikan.

i) Guru menjelaskan soal pada siswa.

j) Siswa mengerjakan soal.

k) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil tes.

3) Tahap Penutup

a) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

jelas.

c) Guru memberi saran dan nasihat kepada siswa.

d) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan lafal hamdallah.


61

e) Guru dan siswa berdoa bersama-sama.

c. Tahap pengamatan (observasi)

Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan, diperoleh data

penelitian dari siklus I berupa data yang berasal dari hasil pengamatan.

Data yang berasal dari hasil pengamatan merupakan hasil analisis dari

pengamatan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

1) Hasil observasi aktivitas guru

Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan (observasi) yang

dilakukan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran maka

diperoleh hasil pengamatan pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 8
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus I

No Indikator Nilai
B K C BK BS

1 2 3 4 5

1 Penyampaian materi kepada siswa


2 Pengorganisasian siswa
3 Penciptaan suasana yang kondusif
4 Kemampuan mendemonstrasikan media
5 Bimbingan dan arahan guru terhadap siswa
6 Memberikan pertanyaan
7 Antusias guru dalam mengajar
8 Tanggung jawab guru terhadap tugas
9 Ketepatan waktu guru mengajar
10 Cara mengadakan evaluasi
Jumlah skor 15 20
Skor maksimal 50
62

Jadi, dapat dihitung nilai rata-rata skor dan tingkat persentase skor,

yaitu:

Rata-rata skor = = 3, 5

Persentase skor = x 100 % = 70 %

Berdasarkan data di atas, hasil pengamatan aktivitas terhadap

guru yaitu peneliti yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model assure dilakukan oleh guru pengamat diperoleh skor rata-rata 3,5

nilai ini masuk dalam kategori baik, artinya dalam proses pembelajaran

guru sudah berperan dengan baik.

2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berikut ini hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan diterapkannya model

pembelajaran assure.

Tabel 9
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Skor Penilaian


1 2 3 4 5

1 Keseriusan siswa dalam belajar


2 Keaktifan siswa dalam kelas
3 Kemampuan siswa dalam
memahami materi pelajaran
4 Keberanian siswa dalam
bertanya
5 Kemampuan siswa dalam
63

menjawab pertanyaan
6 Kemampuan siswa memahami
perintah guru
7 Terciptanya suasana yang
kondusif dan menyenangkan
8 Tanggung jawab terhadap tugas
9 Ketepatan siswa dalam
menyelesaikan tugas
10 Kemandirian siswa dalam
belajar
Jumlah skor 21 12
Skor maksimal 50

Rata-rata = = 3,3

Persentase = x 100 % = 66 %

Berdasarkan hasil pengamatan siswa dari observer pada siklus I,

beberapa aspek pengamatan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek

pengamatan meliputi: keseriusan siswa dalam belajar, keaktifan siswa dalam

kelas, kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran, keberanian

siswa dalam bertanya, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan,

kemampuan siswa memahami perintah guru, terciptanya suasana yang

kondusif dan menyenangkan, tanggung jawab terhadap tugas, ketepatan

siswa dalam menyelesaikan tugas dan kemandirian siswa dalam belajar.

Dari persentase yang diperoleh dari siklus I yaitu sebesar 66% dengan rata-

rata 3,3. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

assure dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA

untuk siklus I tergolong sedang.


64

d. Refleksi hasil tindakan siklus I

Refleksi ini adalah evaluasi yang dilakukan peneliti. Hasil tindakan

siklus I diakhiri dengan post test. Hasil post test siswa dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 10
Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama siswa KKM Nilai Keterangan


1 Amelsi saputri 75 80 Tuntas
2 Anggelia feronika 75 80 Tuntas
3 Aurel meta pinensi 75 80 Tuntas
4 Celsi wijayanti 75 80 Tuntas
5 Chelsea komaeroh 75 80 Tuntas
6 Chesya sintia bella 75 80 Tuntas
7 Dewi puspita sari 75 80 Tuntas
8 Dia rahmadani 75 80 Tuntas
9 Evi safitri 75 80 Tuntas
10 Haris sastra gunawan 75 70 Belum Tuntas
11 Jelsi dara airah 75 80 Tuntas
12 Yeni wulandari 75 70 Belum Tuntas
13 Kanda wali 75 80 Tuntas
14 Lionel kaka benzema 75 60 Belum Tuntas
15 Merliyes jaya putrid 75 80 Tuntas
16 Morenza eariy 75 70 Belum Tuntas
17 Muhammad gilang h 75 70 Belum Tuntas
18 Nurul asrafi 75 70 Belum Tuntas
19 Perdian anggara 75 60 Belum Tuntas
20 Ratu Helen agustia 75 80 Tuntas
21 Raudatul marqilah m 75 70 Belum Tuntas
22 Senja dila oktavia 75 80 Tuntas
23 Siska wati 75 80 Tuntas
24 Siti nurhaliza 75 80 Tuntas
25 Trinha ardiyanto 75 70 Belum Tuntas
26 Ulan 75 80 Tuntas
27 Yeni lestari 75 80 Tuntas
Jumlah T=18 S
BT=9 S
65

Tabel 11
Distribusi Frekuensi siswa siklus I

Persentase
No X F XF Ketuntasan
(%)
1 80 18 1440 66 % Tuntas
2 70 7 490 25% Belum Tuntas
3 60 2 120 7,4% Belum Tuntas
Jumlah 27 2050

X=∑

Keterangan:

X : Nilai rata-rata siswa

∑FX : Jumlah semua siswa X Frekuensi

∑N : Jumlah siswa

Jadi dapat dihitung sebagai berikut :

Diketahui:

FX = 2050

= 27

X = 76

Dari data di atas dapat dihitung tingkat ketuntasan siswa sebagai berikut :
66

Keterangan :

P = Persentase ketuntasan belajar siswa

∑T = Jumlah siswa yang tuntas belajar

∑N = Jumlah siswa

Diketahui:

∑T = 18 Siswa

∑N = 27

P = 66 %

Berdasarkan hasil belajar pada pelaksanaan siklus 1, nilai rata-rata

adalah 75 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80 diantaranya 9 siswa

mendapatkan nilai dibawah 75 dan 18 siswa mendapatkan nilai diatas 75.

Jika dihitung berdasarkan persentase ketuntasan belajar siswa maka hanya

66 % siswa yang tuntas. Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa pada siklus

1 dengan menerapkan model pembelajaran assure dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Namun masih perlu adanya perbaikan pada siklus

berikutnya agar siswa yang masuk dalam kategori belum tuntas dalam hasil

belajar dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Hal-hal yang perlu

peneliti perbaiki dalam siklus selanjutnya adalah:


67

1) Lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

2) Memotivasi siswa agar dapat mengemukakan pendapatnya.

3) Meningkatkan pemahaman siswa dalam menangkap materi yang

disampaikan guru.

4) Menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa termotivasi dalam

belajar.

3. Siklus II

Setelah dilaksanakan siklus I dengan penerapan model pembelajaran

assure sebagai usaha meningkatkan hasil belajar siswa masih belum

menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih

rendahnya hasil belajar siswa. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan-

perbaikan dari hasil refleksi pada siklus I untuk dilaksanakan pada siklus II.

a. Perencanaan (planning)

Setelah melihat hasil pengamatan siklus I, peneliti mengadakan

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang akan dilaksanakan

pada siklus II. Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan dari siklus II

ini berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I diantaranya adalah:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ilmu pengetahuan alam

dengan menggunakan model pembelajaran assure yang meliputi langkah

pembelajaran mulai dari tahap pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

2) Membuat lembar observasi siswa dan observasi guru selama

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


68

3) Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis yaitu tes yang dilakukan

pada setiap akhir tindakan setiap siklus sesuai dengan ruang lingkup

permasalahan dan pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Pelaksanaan tindakan siklus II tidak berbeda dengan siklus

sebelumnya. Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model assure melalui media power point yang

ditampilkan di depan kelas dan menampilkan video materi

pembelajaran. Media ini digunakan untuk mempermudah guru dalam

penyampaian materi pembelajaran kepada siswanya. Selain itu media ini

digunakan guru untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Pada pertemuan awal dengan pokok

bahasan tentang benda dan sifatnya, semua materi yang disampaikan

ditampilkan dengan menggunakan infokus yang telah disiapkan.

Penerapannya yaitu siswa di minta memperhatikan power point dan

video yang di tampilkan oleh guru di depan kelas. Serta memperhatikan

guru menjelaskan perubahan sifat benda yang dapat kembali dan tidak

dapat kembali dengan menggunakan beberapa media tambahan yaitu

kertas, korek, lilin, lalu guru meminta beberapa siswa untuk maju ke

depan untuk mempraktikan uji coba membakar kertas dengan korek.

Setelah proses pembelajaran selesai guru memberikan tes kepada siswa

untuk mengetahui sudah faham apa belum dengan apa yang telah

disampaikan guru. Penggunaan model pembelajaran assure berupa


69

perpaduan teknologi dan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran mempermudah siswa dalam memahami materi

pembelajaran yang disampaikan. Selain itu dengan menggunakan model

assure ini siswa tidak hanya duduk, mendengar, menulis apa yang

disampaikan guru, tetapi siswa dapat melihat langsung dan

mempraktikkannya. Penggunaan model assure ini membuat siswa lebih

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran daripada hanya

menggunakan metode ceramah. Dengan bantuan media power point,

pembelajaran tidak bersifat monoton dan siswa dalam mengikuti

pembelajaran tidak bersifat pasif. Penggunaan model assure digunakan

karena dengan ini siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran, menarik minat dan perhatian siswa dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk lebih jelasnya penggunaan model assure dijelaskan

melalui siklus II ini yang dilaksanakan dengan satu kali pertemuan yaitu

pada tanggal 05 Agustus 2019, dengan pokok bahasan perubahan wujud

benda yang dapat kembali dan tidak dapat kembali. Proses pembelajaran

yang dilaksanakan pada siklus II ini dijabarkan sebagai berikut:

Pertemuan I

Pertemuan pertama berlangsung 90 menit. Penelitian yang

dilakukan oleh peneliti pada pertemuan pertama membahas materi

memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusun dan


70

perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses dihadiri oleh 27 siswa.

Dengan tindakan sebagai berikut :

1) Tahap pendahuluan, pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan

diantaranya:

a) Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama, mengabsen siswa.

b) Apersepsi

- Guru memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa belajar

- Guru menanyakan dan mengulang pelajaran minggu lalu

c) Guru menuliskan judul pembahasan di papan tulis

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Tahap Inti, pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti

dalam proses pembelajaran adalah:

a) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang pengertian

perubahan wujud benda yang dapat kembali dan tidak dapat

kembali dengan menggunakan media power point.

b) Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru

dengan menggunakan media power point.

c) Siswa diajak memahami contoh perubahan sifat benda yang dapat

kembali dan tidak dapat kembali dengan benar.

d) Siswa diminta mencatat dan memperhatikan penjelasan guru

e) Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

dengan meminta beberapa siswa maju ke depan untuk menjawab

pertanyaan di papan tulis.


71

f) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami

oleh siswa

g) Guru mengulang materi dengan melakukan tanya jawab kepada

siswa Guru mengulang kembali materi sambil melakukan tanya

jawab

h) Guru memberikan tes tertulis berupa soal kepada siswa mengenai

materi yang disampaikan.

i) Guru menjelaskan soal pada siswa.

j) Siswa mengerjakan soal.

k) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil tes.

3) Tahap Penutup

a) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran

b) Guru memberi saran dan nasehat kepada siswa

c) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan lafal hamdallah

d) Guru dan siswa berdoa bersama-sama

e) Guru mengucapkan salam

c. Tahap pengamatan (Observasi)

Observasi dilakukan terhadap tindakan yang diberlakukan selama proses

pembelajaran pada siklus II diperoleh data yang berasal dari

pengamatan siklus I.

1) Hasil observasi aktivitas guru

Berdasarkan pengumpulan data dari pengamatan (observasi)

yang dilakukan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran


72

maka diperoleh hasil pengamatan pada siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 12
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus II

No Indikator Nilai
B K C BK BS

1 2 3 4 5

1 Penyampaian materi kepada siswa


2 Pengorganisasian siswa
3 Penciptaan suasana yang kondusif
4 Kemampuan mendemonstrasikan media
5 Bimbingan dan arahan guru terhadap siswa
6 Memberikan pertanyaan
7 Antusias guru dalam mengajar
8 Tanggung jawab guru terhadap tugas
9 Ketepatan waktu guru mengajar
10 Cara mengadakan evaluasi
Jumlah skor 32 10
Skor maksimal 50

Jadi, dapat dihitung nilai rata-rata skor dan tingkat

persentase skor, yaitu:

Rata-rata skor = = 4, 2

Persentase skor = x 100 % = 84 %

Berdasarkan data di atas, hasil pengamatan aktivitas terhadap

guru yaitu peneliti yang menggunakan media pembelajaran berupa

gambar yang dilaksanakan oleh guru pengamat diperoleh skor


73

84 % dengan rata-rata skor 4,2 nilai ini masuk dalam kategori baik

artinya dalam proses pembelajaran guru semakin berperan dengan

sangat baik.

2) Hasil observasi aktivitas siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada

pembelajaran pendidikan agama Islam dengan diterapkannya media

pembelajaran berupa gambar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II

No Aspek yang diamati Skor Penilaian


1 2 3 4 5

1 Keseriusan siswa dalam belajar


2 Keaktifan siswa dalam kelas
3 Kemampuan siswa dalam
memahami materi pelajaran
4 Keberanian siswa dalam bertanya
5 Kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan
6 Kemampuan siswa memahami
perintah guru
7 Terciptanya suasana yang kondusif
dan menyenangkan
8 Tanggung jawab terhadap tugas
9 Ketepatan siswa dalam
menyelesaikan tugas
10 Kemandirian siswa dalam belajar
Jumlah skor 36 5
Skor maksimal 50

Rata-rata = = 4, 1

Persentase = x 100 % = 82 %
74

Berdasarkan hasil pengamatan siswa dari observer pada siklus II,

beberapa aspek pengamatan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa

aspek pengamatan meliputi: keseriusan siswa dalam belajar, keaktifan

siswa dalam kelas, kemampuan siswa dalam memahami materi

pelajaran, keberanian siswa dalam bertanya, kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan, kemampuan siswa memahami perintah guru,

terciptanya suasana yang kondusif dan menyenangkan, tanggung jawab

terhadap tugas, ketepatan siswa dalam menyelesaikan tugas dan

kemandirian siswa dalam belajar. Dari persentase yang diperoleh dari

siklus II yaitu sebesar 82 % dengan rata-rata skor 4,1. Maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan model assure dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA untuk siklus II tergolong sangat

baik.

Refleksi ini adalah evaluasi yang dilakukan peneliti. Hasil

tindakan siklus II diakhiri dengan posttest. Nilai posttest siswa dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14
Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama siswa KKM Nilai Keterangan


1 Amelsi saputri 75 90 Tuntas
2 Anggelia feronika 75 80 Tuntas
3 Aurel meta pinensi 75 90 Tuntas
4 Celsi wijayanti 75 80 Tuntas
5 Chelsea komaeroh 75 80 Tuntas
6 Chesya sintia bella 75 80 Tuntas
7 Dewi puspita sari 75 80 Tuntas
8 Dia rahmadani 75 80 Tuntas
75

9 Evi safitri 75 80 Tuntas


10 Haris sastra gunawan 75 80 Tuntas
11 Jelsi dara airah 75 90 Tuntas
12 Yeni wulandari 75 80 Tuntas
13 Kanda wali 75 80 Tuntas
14 Lionel kaka benzema 75 70 Belum Tuntas
15 Merliye jaya putrid 75 90 Tuntas
16 Morenza eariy 75 80 Tuntas
17 Muhammad gilang h 75 80 Tuntas
18 Nurul asrafi 75 80 Tuntas
19 Perdian anggara 75 70 Belum Tuntas
20 Ratu Helen agustia 75 90 Tuntas
21 Raudatul marqilah m 75 80 Tuntas
22 Senja dila oktavia 75 80 Tuntas
23 Siska wati 75 90 Tuntas
24 Siti nurhaliza 75 80 Tuntas
25 Trinha ardiyanto 75 80 Tuntas
26 Ulan 75 80 Tuntas
27 Yeni lestari 75 80 Tuntas
Jumlah T=25 S
BT=2 S

Tabel 15
Distribusi Frekuensi Siklus II

Persentase
No X F XF Ketuntasan
(%)
1. 90 5 450 18% Tuntas

2. 80 20 1600 74% Tuntas


3. 70 2 140 7,4% Belum Tunas
Jumlah 27 2190

X=∑

Keterangan:

X : Nilai rata-rata siswa

∑FX : Jumlah semua siswa X Frekuensi


76

∑N : Jumlah siswa

Jadi dapat dihitung sebagai berikut :

Diketahui:

FX = 2190

= 27

X = 81

Dari data di atas dapat dihitung tingkat ketuntasan siswa sebagai berikut :

Keterangan :

P = Persentase ketuntasan belajar siswa

∑T = Jumlah siswa yang tuntas belajar

∑N = Jumlah siswa

Diketahui:

∑T = 25 Siswa

∑N = 27

P = 92 %
77

Dari data diatas dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran

assure dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II sudah

tergolong sangat tinggi dan sudah memenuhi target yang di inginkan, jika

dilakukan perbandingan antara hasil belajar ilmu pengetahuan alam pada

siklus I ke siklus II maka akan tampak adanya peningkatan hasil belajar siswa

kelas V SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai Bengkulu Utara

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Peningkatan hasil belajar mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada uji instrumen siklus I hanya mencapai

66% siswa yang dinyatakan tuntas sedangkan pada siklus II terjadi

peningkatan yaitu 92% siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Hal ini

menunjukkan hasil belajar siswa pada siklus II dengan menerapkan Model

pembelajaran Assure dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan

dengan siklus I.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dilakukannya berbagai kegiatan mulai dari pemberian tindakan pada

siklus I dan siklus II diperoleh data dari tes hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Alam dengan menerapkan model pembelajaran assure. Selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran

assure peneliti dan kolabolator mengamati jalannya kegiatan untuk melihat

apakah tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan,

sehingga hasil penelitian di bahas sebagai berikut:


78

1. Pembahasan Hasil Siklus I

Siklus I dilaksanakan dengan satu kali pertemuan. Data hasil yang

diperoleh telah peneliti tampilkan pada tabel siklus I, dari hasil analisis

data siklus I peneliti menghitung jumlah skor dan nilai rata-rata dari

lembar observasi dan lembar hasil belajar siswa, dari data yang didapat

maka pada siklus I didapat 35 skor dengan rata-rata 3,5 untuk kemampuan

dalam mengunakan model assure maka dapat disimpulkan kemampuan

guru dalam melaksanakan tindakan tergolong cukup. Sedangkan untuk

aktifitas siswa didapat 33 skor dengan nilai rata-rata 3,3 maka aktifitas

siswa dalam proses pembelajaran masih tergolong cukup.

Tes hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus persentase

ketuntasan belajar,dari data yang peneliti hitung maka hasil belajar pada

mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam pada siklus I didapat 66% siswa

yang dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata 76 hal ini menandakan

bahwa hasil belajar siswa masih cukup dan dianggap masih perlu untuk

diadakan tindakan lanjut ke siklus selanjutnya yaitu siklus II.

2. Pembahasan Hasil Siklus II

Pada siklus ini peneliti melakukan perbaikan-perbaikan pada

indikator-indikator yang masih kurang pada siklus I. Dari hasil analisis

data siklus II peneliti menghitung jumlah skor dari observasi dan tes hasil

belajar siswa. Pada siklus II didapat 42 skor dengan nilai rata-rata 4,2

untuk kemampuan guru dalam mengunakan model pembelajaran assure.

Dari skor tersebut maka dapat disimpulkan kemampuan guru dalam


79

melaksanakan tindakan sudah tergolong baik. Sedangkan untuk aktivitas

siswa didapat 41 skor dan nilai rata-rata 4,1 maka untuk aktivitas siswa

pada proses pembelajaran sudah tergolong baik.

Tes hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus persentase

ketuntasan belajar dari data yang peneliti hitung maka hasil belajar pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 177 Bengkulu Utara

Kecamatan Ulok Kupai Kabupaten Bengkulu Utara pada siklus II didapat

92% siswa yang dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata 81 hal ini

menandakan bahwa tindakan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan

perencanaan yang disusun sebelum dan setelah mencapai hasil belajar

yang diharapkan atas hasil yang dicapai pada siklus II maka tidak perlu

diadakan siklus selanjutnya.

3. Pembahasan Semua Siklus

Hasil yang diperoleh oleh peneliti selama penelitian berlangsung

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 16
Hasil observasi guru pada siklus I dan II

No Siklus Skor Rata-rata Kategori


1 I 35 3,5 Cukup
2 II 42 4,2 Baik

Tabel 17
Hasil observasi siswa pada siklus I dan II

No Siklus Skor Rata-rata Kategori


1 I 33 3,3 Cukup
2 II 41 4,1 Baik
80

Grafik I
Hasil Observasi Guru dan Siswa pada Siklus I dan Siklus II

5
4
3
guru
2
siswa
1
0
siklus I siklus II

Dari tabel dan grafik tersebut dapat dilihat peningkatan hasil rata-

rata lembar observasi guru dan lembar observasi siswa pada siklus I dan

siklus II. Nilai rata-rata lembar observasi guru pada siklus I adalah 3,5

dalam kategori cukup dan terjadi peningkatan pada siklus II adalah 4,2

tergolong dalam kategori baik. Sedangkan nilai rata-rata lembar observasi

siswa siklus I adalah 3,3 tergolong kedalam kategori cukup dan terjadi

peningkatan nilai rata-rata pada siklus II yaitu 4,1 tergolong dalam

kategori baik.

4. Persentase Hasil Belajar Pra siklus, siklus I, Siklus II

Hasil yang diperoleh oleh peneliti selama penelitian berlangsung

pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
81

Tabel 18
Persentase hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
pra siklus, siklus I, siklus II

No Siklus Nilai rata-rata Persentase Keterangan


Ketuntasan
Belajar
1 Pra Siklus 56 26% Sedang
2 Siklus I 76 66% Tinggi
3 Siklus II 81 92% Sangat tinggi

Grafik 2
Hasil analisis data pengamatan seluruh siklus dari pra siklus,
siklus I dan siklus II

Hasil Siklus
100%
92%
50% 66% Hasil Siklus
26%
0%
PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Dari grafik tersebut dapat dilihat pertimbangan nilai rata-rata dan

persentase ketuntasan belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dengan

nilai rata-rata pra siklus 55 dengan persentase 26% dan terjadi peningkatan

pada siklus I dengan nilai rata-rata yakni 76 dengan persentase 66%,

namun masih dibawah standar yang diharapkan untuk itu dilaksanakan

siklus II sehingga dicapai nilai rata-rata 81 dengan persentase 92% dan

dapat dinyatakan bahwa tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan apa

yang diharapkan.
82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran Assure sebagai strategi pembelajaran

IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam kelas V di SDN 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai

Kabupaten Bengkulu Utara, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil

belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II, setelah dilakukan proses

kegiatan belajar mengajar dan pemberian soal setelah melakukan kegiatan

belajar mengajar kepada siswa kelas V SDN 177 Bengkulu Utara.

Pada siklus dua terdapat dua siswa yang belom mencapai kkm, siswa

yang bernama lionel tidak mencapai kkm di karenakan siswa tersebut tidak

memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran, siswa yang bernama perdian

tidak mencapai kkm karena anak tersebut mengalami masalah perkembangan

mentalnya. Peneliti hanya melakukan penelitian sampai siklus dua karena pada

siklus dua berdasarkan presentase ketuntasan belajar sudah berhasil dan sudah

sesuai yang diharapkan maka tidak perlu diadakan siklus selanjutnya.

Adapun peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari

peningkatan pada tiap-tiap siklus. Pra siklus nilai rata-rata peserta didik yang

telah dicapai adalah 55 dengan presentase 26%, kemudian pada siklus I

meningkat mendapatkan nilai rata-rata 76 dan presentase 66% namun masih

82
83

dibawah standar dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-

rata 81 dan presentase 92%. Dapat dilihat juga dari hasil pengamatan aktivitas

guru dan siswa menunjukkan adanya peningkatan. Dapat dilihat dari rata-rata

aktivitas guru pada siklus I yaitu 3,5 dan pada siklus II meningkat menjadi 4,2

dan rata-rata hasil observasi siswa yaitu pada siklus I sebesar 3,3 dan pada

siklus II meningkat menjadi 4,1 dan berada pada kategori baik. Dengan adanya

peningkatan hasil belajar siswa tersebut maka penerapan model pembelajaran

Assure sebagai strategi pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di SDN 177 Bengkulu Utara

Kabupaten Bengkulu Utara.

B. Saran

Ada beberapa saran yang diajukan setelah dilakukan penelitian ini

diantaranya:

1. Kepala sekolah

Motivasi dari kepala sekolah sangat diharapkan supaya dapat memberi

inisiatif kepada guru-guru agar dapat menerapkan model pembelajaran

assure dengan baik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam

maupun pada mata pelajaran lain.

2. Guru

- Guru ilmu pengetahuan alam dapat menggunakan model

pembelajaran assure berdasarkan hasil penelitian mampu

meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.


84

- Guru pada saat proses pembelajaran hendaknya memberikan

motivasi kepada siswa agar lebih aktif selama mengikuti

pembelajaran.

3. Siswa

Siswa hendaknya mengikuti proses pembelajaran ilmu pengetahuan

alam dengan baik dan aktif sehingga hasil belajar siswa meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Iskandar. 2012. Panduan penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta Timur:
Bestari.

Anggoro, Toha. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anitah, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqib, Zainal, Dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yramama widya.

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

Dimyanti, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dirman, Cicih Juarsih. 2014. Pengembangan Potensi Peserta didik (dalam rangka
Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa). Jakarta: Rineka Cipta.

Harefa, Darmawan, Muniharti Sarumaha. 2020. Teori Pengenalan Ilmu Pengetahuan Alam
Sejak Dini. Jawa Tengah: Publisher.

Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: kencana.

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi pendidikan . Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Sumber httpskultata169.wordpress.commateri-pelajaranbab-v-perubahan-sifat-benda Di akses


02-01-2021 pukul 01.33

Suryani, Nunuk. Dkk. 2018. Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangnya. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wedyawati, Nelly , Yasinta Lisa. 2019. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar . Yogyakarta:
deepublish.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
RPP SIKLUS 1

Sekolah : SDN 177 Bengkulu Utara


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : V/ 1
Materi Pokok : Benda Dan Sifatnya
Waktu : 2 x 45 menit (1 X pertemuan)
Metode : Ceramah dan praktek

A. Standar Kompetensi :
4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat
benda sebagai hasil suatu proses

B. Kompetensi Dasar
4.1 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda

C. Indikator
o Mengumpulkan data tentang sifat benda, seperti bentuk, warna, kelenturan, kekerasan,
dan bau sebelum dan sesudah mengalami perubahan.
o Mendeskripsikan sifat benda sesudah mengalami perubahan sebagai hasil suatu
proses.
o Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perubahan pada benda.
D. Tujuan Pembelajaran**:
o Siswa dapat Memahami penyebab perubahan pada benda
- Pemanasan - Pencampura
- Pendinginan n dengan air
- Penyubliman - Pembusukan
- Pembakaran - Perkaratan
- Pembusukan pada sayuran dan buah
- Pemasakan nasi
- Pembuatan bubur
- Perkaratan pada besi

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan


perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) ,
Tanggung jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian
( carefulness)

E. Materi Essensial
o Perubahan Sifat benda.
Perubahan Sifat Benda
Kita dapat mengamati perubahan-perubahan pada benda dengan melihat
perubahan sifat benda tersebut. Perubahan sifat benda tentunya berbeda antara benda
yang satu dengan benda yang lain. Ada benda yang mengalami perubahan warna dan ada
pula yang mengalami perubahan bentuk. Selain perubahan bentuk dan warna, benda juga
dapat mengalami perubahan kelenturan dan bau.
Benda dapat mengalami perubahan sifat karena beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah pemanasan, pendinginan, pembakaran, pembusukan, dan
perkaratan.
1. Pemanasan
Pada saat kamu memakan es krim, lama-kelamaan es krim tersebut akan mencair.
Mencairnya es krim disebabkan karena suhu di luar lebih tinggi (panas) dari pada
suhu es krim tersebut. Selain es krim, mentega juga mengalami hal yang sama ketika
dipanaskan.
Bagaimana jika air dipanaskan? Pemanasan air akan mengakibatkan air berubah
wujud menjadi uap air (gas). Jadi pemanasan mengakibatkan benda mengalami
perubahan wujud. Benda padat apabila dipanaskan akan berubahmenjadi cair dan
benda cair apabila dipanaskan akan berubah menjadi uap air.

2. Pendingin
Es krim atau es yang biasa kamu beli di sekolah atau warung dekat rumahmu
sebenarnya berasal dari bahan-bahan yang berbentuk cairan. Apabila cairan tersebut
didinginkan maka akan berubah wujud menjadi padat, yaitu es. Mentega yang
dicairkan setelah dipanaskan akan kembali menjadi padat setelah didinginkan. Jadi,
pendinginan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud. Benda cair akan
berubah wujudnya menjadi benda padat.

F. Media Belajar
o Buku SAINS SD Relevan Kelas V,Laptop,Infokus
o Sebatang lilin, sehelai kertas, seember air.
G. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Pengendalian
Pegorganisasian
Langkah Kegiatan Diri
Kelas Waktu Penilaian
Pertemuan ke 1
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi : 10 Religius
 Menyampaikan Indikator Pencapaian menit
Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan
2. Kegiatan Inti
 jEksplorasi Kelompok
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Disiplin
 Siswa dapat Memahami peta konsep
tentang perubahan benda Kelompok
 Memahami penyebab perubahan pada
benda
- Pemanasan - Pencampuran
- Pendinginan dengan air
- Penyubliman - Pembusukan 45
- Pembakaran - Perkaratan menit
 Melibatkan peserta didik secara aktif Kreatif
dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan Kelompok Tertulis
 memfasilitasi peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan. Kelompok

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru: Gemar
 Melakukan tugas 25 membaca
 memfasilitasi peserta didik membuat Kelompok menit
laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual Tertulis Rasa ingin tahu
maupun kelompok; Kelompok
 memfasilitasi peserta didik untuk
 menyajikan hasil kerja individual Inovatif
maupun kelompok; Kelompok
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Kemitraan
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa Kelompok
 Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman, Kreatif
memberikan penguatan dan penyimpulan Kelompok
3. Kegiatan Penutup
 Memberikan kesimpulan bahwa perubahan sifat 10 Inovatif
pada benda dapat diamati menit
4. Pekerjaan Rumah kelompok
Membaca materi penyebab perubahan benda
Individu

H. Penilaian:
Tes Tertulis
A. BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C,D PADA JAWABAN
YANG BENAR!
1. Wujud cair berubah menjadi padat karena proses …………….
a. Pemanasan
b. Pendinginan
c. Pengembunan
d. Pembakaran

2. Benda yang dapat berkarat adalah……………….


a. Gergaji
b. Buku
c. kantong plastik
d. botol kaca

3. Contoh perubahan sifat sementara adalah …….


a. Pembakaran
b. Pembusukan
c. Perkaratan
d. Pembekuan

4. Perubahan sifat benda yang terjadi secara alami adalah …………….


a. Kebakaran hutan
b. Pembusukan buah
c. Pembakaran sampah
d. Kaca yang pecah

5. Peristiwa berikut yang merupakan proses pembusukan adalah…………..


a. Kertas berubah menjadi abu
b. Gula melarut dalam air
c. Warna besi berubah menjadi coklat
d. Warna buah jeruk berubah menjadi coklat

B. Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar.


1. Apa yang di maksud dengan perubahan benda yang tetap?
Jawaban:
2. Bagaimana keadaan besi yang mengalami perkaratan?
Jawaban:

3. Sebutkan beberapa hal yang menyebabkan perubahan pada benda?


Jawaban:

4. Mengapa kertas yang terbakar termasuk perubahan sifat benda yang tetap?
Jawaban:

5. Sebutkan beberapa jenis benda yang dapat mengalami pembusukan?


Jawaban:

Kunci jawaban soal

1. b. pendinginan
2. a. gergaji
3. d.pembekuan
4. b. pembusukan buah
5. d. warna buah jeruk berubah menjadi coklat

1. benda yang mengalami perubahan tidak dapat kembali ke bentuknya semula


2. menjadi rapuh dan mudah patah
3. pemanasan,pendinginan,penyubliman,pembakaran,perkaratan,pencampuran dengan
air,pembusukan.
4. Karena tidak dapat kembali ke bentuknya semula
5. Buah,daging,sayur
Bengkulu, Juli 2019
Guru Kelas Peneliti

Sukinah, S.Pd.SD Arif Budiman


Nip:196810252006042008 Nim: 1416242737

Kepala Sekolah

Sri Santoso, S.Pd


Nip. 197009271996061001
LEMBAR OBSERVASI GURU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE PADA MATA PELAJARAN IPA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Tanggal :

Sub Pokok Bahasan : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda

Siklus/Pertemuan : 1(Satu)

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5

1 Penyampaian materi kepada siswa

2 Pengorganisasian siswa

3 Penciptaan suasana yang kondusif

4 Kemampuan mendemonstrasikan media

pembelajaran

5 Bimbingan terhadap siswa

6 Memberikan pertanyaan

7 Antusias dalam mengajar

8 Tanggung jawab terhadap tugas

9 Ketepatan waktu mengajar

10 Cara mengadakan evaluasi

Keterangan:

1 = Buruk
2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Baik Sekali

Observer

Sukinah,S.Pd.SD
Nip.196810252006042008
LEMBAR OBSERVASI SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE PADA MATA PELAJARAN IPA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Tanggal :

Sub Pokok Bahasan : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda

Siklus/Pertemuan : 1(Satu)

No Aspek yang diamati Skor Penilaian

1 2 3 4 5

1 Keseriusan siswa dalam belajar

2 Keaktifan siswa dalam kelas

3 Kemampuan siswa dalam memahami

materi pelajaran

4 Keberanian siswa dalam bertanya

5 Kemampuan siswa dalam menjawab

pertanyaan

6 Kemampuan siswa memahami perintah

guru

7 Terciptanya suasana yang kondusif dan

menyenangkan

8 Tanggung jawab terhadap tugas

9 Ketepatan siswa dalam menyelesaikan

tugas

10 Kemandirian siswa dalam belajar

Keterangan:

1 = Buruk
2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Baik Sekali

Observer

Sukinah,S.Pd.SD
Nip.196810252006042008
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
RPP SIKLUS 2

Sekolah : SDN 177 Bengkulu Utara


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : V/ 1
Materi Pokok : Benda Dan Sifatnya
Waktu : 2 x 45 menit (1 X pertemuan)
Metode : Ceramah dan praktek

H. Standar Kompetensi :
4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat
benda sebagai hasil suatu proses

I. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara
maupun tetap

J. Indikator
o Mengidentifikasi benda yang dapat dan yang tidak dapat kembali ke wujud semula
setelah mengalami suatu proses.
o Mendeskripsikan kondisi benda setelah mengalami proses berdasarkan pengamatan.
Tujuan Pembelajaran**:
o Siswa dapat Menyebutkan contoh perubahan yang dapat kembali.
o Siswa dapat Memahami prosese pembuatan garam
o Siswa dapat Menyebutkan contoh perubahan yang tidak dapat kembali.
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan
perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) ,
Tanggung jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian
( carefulness)

K. Materi Essensial
o Perubahan wujud yang dapat kembali dan tidak dapat kembali

1. Perubahan Wujud Benda Yang bersifat sementara


Pada perubahan wujud yang dapat balik, benda yang mengalami perubahan dapat
kembali ke bentuk semula. Salah satu contohnya adalah perubahan pada air. Air jika
didinginkan akan menjadi es. Es ini apabila dipanaskan akan kembali menjadi air.
Dalam hal ini perubahan air merupakan perubahan wujud yang dapat balik. Perhatikan
diagram berikut ini!
2. Perubahan Wujud Benda yang bersifat tetap

Sebagian besar benda yang mengalami perubahan wujud tidak dapat kembali ke bentuk
atau wujud semula. Apabila kertas dibakar maka kertas menjadi serpihan abu yang
berwarna hitam. Serpihan abu yang berwarna hitam ini tidak dapat kembali menjadi
kertas. Perubahan wujud kertas merupkan contoh perubahan wujud benda yang tidak
dapat balik.

L. Media Belajar
o Buku SAINS SD Relevan Kelas V,Laptop,Infokus
o Sebatang lilin, sehelai kertas, seember air.

M. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Pegorganisasian Pengendalian Diri


Langkah Kegiatan
Kelas Waktu Penilaian
Pertemuan ke 1
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi : 10 Religius
 Menyampaikan Indikator Pencapaian menit
Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan
2. Kegiatan Inti
 jEksplorasi Kelompok
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Disiplin
 Siswa dapat Memahami peta konsep
tentang perubahan benda Kelompok
 Memahami penyebab perubahan pada
benda yang bersifat tetap dan bersifat
sementara.
 Melibatkan peserta didik secara aktif
dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 45
 memfasilitasi peserta didik melakukan menit
percobaan di laboratorium, studio, atau Kreatif
lapangan. Kelompok Tertulis
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru: Kelompok
 Melakukan tugas
 memfasilitasi peserta didik membuat
laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual Gemar membaca
maupun kelompok; 25
 memfasilitasi peserta didik untuk Kelompok menit
 menyajikan hasil kerja individual Rasa ingin tahu
maupun kelompok; Tertulis
 Konfirmasi Kelompok
Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Inovatif
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa Kelompok
 Guru bersama siswa bertanya jawab Kemitraan
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
penyimpulan Kelompok
3. Kegiatan Penutup Kreatif
 Memberikan kesimpulan bahwa perubahan
sifat pada benda ada yang bersifat tetap dan Kelompok
ada yang bersifat sementara. Inovatif
4. Pekerjaan Rumah 10
Membaca materi penyebab perubahan benda menit
bersifat tetap dan bersifat sementara. kelompok

Individu
H. Penilaian:
Tes Tertulis
A. BERILAH TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C,D PADA JAWABAN
YANG BENAR!

1. Pemanasan menyebabkan air mengalami perubahan……..


a. Wujud
b. Bau
c. Kelenturan
d. warna

2. air yang dipanaskan akan berubah menjadi………….


a. es
b. uap
c. embun
d. titik-titik air

3. Wujud cair berubah menjadi padat karena proses …………….


a. pemanasan
b. pendinginan
c. pengembunan
d. pembakaran

4. Benda yang dapat berkarat adalah……………….


a. gergaji
b. buku
c. kantong plastik
d. botol kaca

5. Wujud padat berubah menjadi gas karena proses…..


a. Pemanasan
b. Pendinginan
c. Penyubliman
d. pengembunan
B. Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar.
1. Sebutkan kegiatan yang dapat merubah sifat dan bentuk benda ?
2. Sebutkan contoh perubahan yang bersifat sementara dan tetap! Masing-masing 3?
3. Sebutkan macam-macam peristiwa perubahan benda?
4. Sebutkan faktor penyebab perubahan pada benda?
5. Bagaimana keadaan besi yang mengalami perkaratan?

Kunci jawaban soal


1. a. wujud
2. b. Uap
3. b. pendinginan
4. a. gergaji
5. c. penyubliman
1. kegiatan yang dapat merubah sifat benda adalah sebagai berikut
 pembakaran
 pendinginan
 pemanasan
 perkaratan
 pembusukan
2. contoh perubahan benda yang bersifat sementara dan tetap adalah sebagai berikut:
 contoh perubahan yang bersifat sementara :
1) es menjadi air
2) air menjadi es
3) kertas menjadi serbuk kertas
 contoh perubahan benda yang bersifat tetap :
1) kayu menjadi arang
2) tepung menjadi kue
3) serbuk semen menjadi beton
3. macam-macam peristiwa perubahan benda adalah sebagai berikut :
 membeku : peristiwa benda cair menjadi padat
 mencair : peristiwa benda padat menjadi cair
 menguap : peristiwa benda cair menjadi gas
 menyumblim : peristiwa benda padat menjadi gas
 mengembun : peristiwa benda gas menjadi cair
4. faktor penyebab perubahan pada adalah sebagai berikut :
 pembusukan
 perkaratan
 pemanasan
 pembakaran
 pendinginan

5. menjadi rapuh dan mudah patah


Bengkulu, Juli 2019
Guru Kelas Peneliti

Sukinah, S.Pd.SD Arif Budiman


Nip:196810252006042008 Nim: 1416242737

Kepala Sekolah

Sri Santoso, S.Pd


Nip. 197009271996061001
LEMBAR OBSERVASI GURU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE PADA MATA PELAJARAN IPA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Tanggal :

Sub Pokok Bahasan : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara maupun tetap

Siklus/Pertemuan : 2(Dua)

No Indikator Nilai

1 2 3 4 5

1 Penyampaian materi kepada siswa

2 Pengorganisasian siswa

3 Penciptaan suasana yang kondusif

4 Kemampuan mendemonstrasikan media

pembelajaran

5 Bimbingan terhadap siswa

6 Memberikan pertanyaan

7 Antusias dalam mengajar

8 Tanggung jawab terhadap tugas

9 Ketepatan waktu mengajar

10 Cara mengadakan evaluasi

Keterangan:

1 = Buruk

2 = Kurang
3 = Cukup

4 = Baik

5 = Baik Sekali

Observer

Sukinah,S.Pd.SD
Nip.196810252006042008
LEMBAR OBSERVASI SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE PADA MATA PELAJARAN IPA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Tanggal :

Sub Pokok Bahasan : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara maupun tetap

Siklus/Pertemuan : 2(Dua)

No Aspek yang diamati Skor Penilaian

1 2 3 4 5

1 Keseriusan siswa dalam belajar

2 Keaktifan siswa dalam kelas

3 Kemampuan siswa dalam memahami

materi pelajaran

4 Keberanian siswa dalam bertanya

5 Kemampuan siswa dalam menjawab

pertanyaan

6 Kemampuan siswa memahami perintah

guru

7 Terciptanya suasana yang kondusif dan

menyenangkan

8 Tanggung jawab terhadap tugas

9 Ketepatan siswa dalam menyelesaikan

tugas

10 Kemandirian siswa dalam belajar


Keterangan:

1 = Buruk

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Baik Sekali

Observer

Sukinah,S.Pd.SD
Nip.196810252006042008
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SD NEGERI 177 BENGKULU UTARA
Jln Keramat Raya No. 02 Desa Tanjung Dalam Kec. Ulok Kupai Kab. Bengkulu Utara

SURAT KETERANGAN
Nomor: / / / /2019

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Santoso S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah SDN 177 Bengkulu Utara

Menerangkan bahwa, saudara :

Nama : Arif Budiman

Nim : 14 16 24 27 37

Fak/Jur/Prodi : Tarbiyah dan Tadris/Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah

Nama tersebut adalah benar telah melaksanakan penelitian di SDN 177

Bengkulu Utara dari tanggal 15 Juli sampai 26 Agustus 2019 dalam rangka

penyelesaian skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Assure

Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SDN 177 Bengkulu Utara”

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bengkulu, Agustus 2019


Kepala Sekolah

Sri Santoso, S.Pd


Nip. 197009271996061001
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SD NEGERI 177 BENGKULU UTARA
Jln Keramat Raya No. 02 Desa Tanjung Dalam Kec. Ulok Kupai Kab. Bengkulu Utara

SURAT KETERANGAN
Nomor: / / / /2019
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Santoso, S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah SDN 177 Bengkulu Utara

Menerangkan bahwa, saudari :

Nama : Sukinah,S.Pd.SD

Jabatan : Guru Kelas V

Sebagai pengamat penelitian yang dilakukan oleh Arif Budiman di SDN

177 Bengkulu Utara dari tanggal 15 Juli sampai 26 Agustus 2019 dalam rangka

penyelesaian skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Assure

Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SDN 177 Bengkulu Utara”

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bengkulu, Agustus 2019


Kepala Sekolah

Sri santoso, S.Pd


Nip. 197009271996061001
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SD NEGERI 177 BENGKULU UTARA
Jln Keramat Raya No. 02 Desa Tanjung Dalam Kec. Ulok Kupai Kab. Bengkulu Utara

SURAT KETERANGAN
Nomor: / / / /2019

Yang bertanda tangan di bawah ini kepala sekolah dasar negeri 177 bengkulu

utara,

dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Arif Budiman

Nim : 14 16 24 27 37

Prodi : S1. PGMI

Fak/Jur/Prodi : Tarbiyah dan Tadris/Tarbiyah/Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah

Yang bersangkutan diatas benar-benar melakukan penelitian di SDN 177

Bengkulu Utara dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran

Assure Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SDN 177 Bengkulu

Utara”penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

dikelas V dengan nilai KKM 75 dan untuk nilai KKM Sekolah 75.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bengkulu, Agustus 2019


Kepala Sekolah

Sri Santoso, S.Pd


Nip. 197009271996061001
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SD NEGERI 177 BENGKULU UTARA
Jln Keramat Raya No. 02 Desa Tanjung Dalam Kec. Ulok Kupai Kab. Bengkulu Utara

SURAT KETERANGAN
Nomor: / / / /2019

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sukinah,S.Pd.SD

NIP : 196810252006042008

Jabatan : Wali Kelas V SDN 177 Bengkulu Utara

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi teman sejawat dalam pelaksanaan

kegiatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan

oleh

Nama : Arif Budiman

Nim :1416242737

Prodi : S1. PGMI

Tempat penelitian : SD Negeri 177 Bengkulu Utara

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Assure Dalam Upaya


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Kelas V SDN 177 Bengkulu Utara.
Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bengkulu, Agustus 2019


Guru Kelas

Sukinah,S.Pd.SD
Nip.196810252006042008
DOKUMENTASI

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 177 Bengkulu Utara Kecamatan Ulok Kupai
Kabupaten
Bengkulu Utara
Kegiatan belajar mengajar menggunakan model assure

Pemberian tes tertulis kepada siswa


Siswa dan siswi mengerjakan tes tertulis

Anda mungkin juga menyukai