PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menyiapkan dan memahami fungsi alat yang diperlukan untuk
melakukan fisioterapi dada
2. Mahasiswa mampu mengetahui lokasi penumpukan secret di rongga paru
3. Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan benar
4. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan dengan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
Fisio Terapi dada adalah pemeriksaan atau tindakan yang dilakukan untuk
mengeluarkan secret atau lendir yang menempel atau menumpuk pada dinding-
dinding dada.
D. KONTRA INDIKASI
Pasien shock
Pasien fraktur iga
Pasien dengan tekanan intrakanial meningkat
1. Postural dreinage
Pemberian posisi terapeutik pada pasien untuk mwmungkinkan sekresi
paru mengalir berdasarkan gravitasi kedalam bronkus mayor dan trakea.
Sekresi dari bronkiolus terkena – mengalir ke bronki dan trakea –
membuangnya dengan membatukkan/penghisapan
Tujuannya adalah untuk menghilangkan/mencegah obstruksi bronkial yang
disebabkan olh akumulasi sekresi.
Postural dreinage dilakukan 2-3 kali sehari waktu terbaik melakukan
postural dreinage adalah sebelum sarapan, sebelum makan siang, sebelum
tidur malam hari.
Hindari postural dreinage setelah pasien makan
Postural dreinage dilakukan selama 10-15 menit tiap posisi dan lihat
kondisi pasien
Perkusi dan vibrasi dilakukan selama pasien berada pada posisi postural
dreinage
Sebelum postural dreinage pasien dapat diberikan obat bronkodilator atau
nebulisasi
Latihannya dapat diarahkan pada semua sekmen paru
Postural dreinage dilakukan pada berbagai macam posisi tergantung
segmen-segmen pada paru, namun tidak semua posisi dibutuhkan untuk
semua pasien
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Anamnesa
Identitas Pasien
Terdiri dari nama, umur,suku bangsa, agama, pendidikan, dan perkerjaan.
1. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling utama dirasakan pasien. Biasanya
padapasien dengan efusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak napas, rasa berat
pada dada , nyeri pleuretik akibat iritasi pleura,yang bersifat tajam dan terlokasilir
terutama pada ssat batuk dan bernapas serta batuk non produktif, sedangkan
pneumothorak.
5. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya , bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana respon pasien terhadap tindakan pengobatan yang dilakukan terhadap
dirinya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Tahap Persiapan
Persiapan Alat
Persiapan Lingkungan
1. Atur pencahayaan
2. Tutup tirai untuk menjaga privasi klien
Persiapan Perawat
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau disiramkan
2. Perawat harus mengetahui prosedur kerja dari postural drainage
3. Menggunakan sarung tangan
Penatalaksanaan
1. Dilakukan sebelum makan untuk mencegah mual muntah dan menjelang tidur
malam untuk meningkatkan kenyamanan tidur
2. Dapat dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih
dari 40 -60 menit, tiap satu posisi 3-10 menit
3. Posisi drainase postural dilihat pada gambar Evaluasi
Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan di ata kepala pada posisi
tranbelendung, dengan kaki tempat tidurdi tinggikan 30 cm(12 inci). Letakkan
bantal di belakang punggung, dan gulingkan klien ¼ putaran ke atas bantal
Lingual
Minta klien berbaring miring kekiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30cm (12 inci).
Letakkan bantal dibelakang punggung dan gulingkan klien ¼ putaran ke atas bantal.
Midlle Lobe
Minta klien berbaring terlentang dengan posisi trandelenburg, dengan kaki tempat
tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm (18-20 inci). Lower lobes/anteriot basal segmen.
minta klien berbaring miring kekanan pada posisi trendelenburg dengan kaki ditempat
tidur ditinggikan 45-50 cm (18-20inci)
Minta klien berbaring tengkurap dalam posisi trendelenberg dengan kaki tempat tidur
ditinggikan
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur.
2. Cuci tangan.
3. Pakai masker.
4. Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pengkajian semua
bidang paru, data klinis dan gambaran foto dada.
5. Baringkan klien dalam posisi mendrainase area tersumbat.
6. Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit.
7. Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dada, vibrasi
dan/atau gerakkan iga di atas area yang didrainase.
8. Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung
sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang bersih. Bila klien tidak dapat batuk,
harus dilakukan pengisapan (suctioning).
9. Berikan tisu untuk membersihkan sputum.
10. Minta klien istirahat sebentar bila perlu.
11. Berikan minum.
12. Ulangi langkah 1-11 sampai semua area yang tersumbat telah terdrainase. Setiap
tindakan tidak lebih dari 30 sampai 60 menit.
13. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
14. Cuci tangan.
15. Dokumentasi (jam, hari, tanggal, respon pasien).
16. Jika sputum masih belum bisa keluar, maka prosedur dapat diulangi kembali
dengan memperhatikan kondisi pasien.
Dokumentasi
1. Nama pasien
2. Tanggal dilakukan tindakan
3. Tindakan yang dilakukan
4. Hasil evaluasi
5. Nama perawat
6. Paraf perawat