Anda di halaman 1dari 27

KOPERASI

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul “Perkoperasian”. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan
kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliah
menuju alam yang berilmu seperti sekarang.
Dalam penyusunan karya tulis ini kami telah mendapat bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penyusunan karya tulis ini. Mudah-mudahan segala bantuan, bimbingan,
motivasi, dan doa restunya baik berupa moril maupun materiil, semoga diterima
oleh Allah SWT, sebagai amal ibadah.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini baik
sistematika penulisan maupun materinya. Oleh karena itu, sangat kami harapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap karya tulis ini, karena dengan
adanya hal tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami berharap
karya tulis ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi ................................................................................ 4
B. Sejarah Koperasi di Indonesia ................................................................. 4
C. Jenis-jenis Koperasi ................................................................................ 7
D. Landasan Koperasi .................................................................................. 11
E. Fungsi dan Peranan Koperasi .................................................................. 11
F. Ciri-ciri Koperasi .................................................................................... 12
G. Unsur-unsur Koperasi ............................................................................. 13
H. Prinsip-prinsip Koperasi ......................................................................... 13
I. Asas Koperasi.......................................................................................... 14
J. Tujuan Koperasi ...................................................................................... 14
K. Lambang Koperasi .................................................................................. 15
L. Cara Mendirikan Koperasi ...................................................................... 18
M. Modal Koperasi ....................................................................................... 20
N. Kelebihan dan Kekurangan Koperasi...................................................... 22
O. Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia ................................. 22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapa
pentingnya peran koperasi sebagai salah satu sektor usaha perekonomian
Indonesia. Mungkin masih banyak orang yang menganggap koperasi hanyalah
lembaga keuangan biasa. Namun kenyataannya koperasi merupakan salah satu
dari tiga sektor usaha formal dalam perekonomian Indonesia. Dalam
kegiatannya, selain menekankan pada kepentingan sosial dan ekonomi,
kegiatan ekonomi juga menekankan pada kepentingan moral.
Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena
Koperasi di dalam sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di
Indonesia belum memiliki kemampuan untuk menjalankan peranannya secara
efektif dan kuat. Hal ini disebabkan Koperasi masih menghadapi hambatan
struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya permodalan. Dengan
demikian masih perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh pemerintah agar
keberadaan Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-benar sebagai soko guru
perekonomian Indonesia yang merupakan sistem perekonomian yang yang
dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekelompok orang yang
mempunyai kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Koperasi di Indonesia saat ini telah berkembang dengan
pesat karena para anggota-anggotanya yang terdiri dari masyarakat umum telah
mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut, yang dapat membantu
perekonomian dan mengembangkan kreativitas masing-masing anggota. Upaya
dari pendirian koperasi ini sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk lebih
memahami koperasi. Ciri utama dari koperasi yang membedakannya dengan
badan usaha lainnya (non koperasi) adalah posisi anggota. Dalam UU No. 25
tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa, anggota koperasi adalah
pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.

1
2

Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha bukan semata-


semata hanya pada orientasi laba, melainkan juga pada orientasi manfaat .
Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar
keuntungan sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan
pelayanan. Untuk koperasi diindonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai
aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat anggota tahunan.
Koperasi juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan
produk nasional, peningkatan ekspor, perluasan lapangan kerja dan usaha, serta
peningkatan dan pemerataan pendapatan.
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki
kepentingan relatif homogen, berhimpun untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh
nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi
yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi,
seperti menolong diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self reliance),
dan kebersamaan (cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan
menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu
bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian
mendudukkan koperasi sebagai badan usah yang cukup strategis bagi
anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya
berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era Orde Baru (Orba),
pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan
para karyawan bank Bjb yang tergabung dalam Koperasi Karyawan bank BJB
(Ziebar).
Sebuah Koperasi dikatakan berhasil atau sukses jika mampu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi dapat menyejahterakan
anggotanya, karena ia menciptakan nilai tambah dari usaha mereka. Dalam hal
ini, semakin baik kinerja Koperasi, maka semakin besar kemampuan Koperasi
menyejahterakan anggotanya. Semakin besar peran Koperasi memperbaiki
kesejahteraan anggotanya, semakin tinggi partisipasi mereka dalam kegiatan
3

Koperasi. Jadi, hubungan antara kinerja Koperasi, partisipasi anggota dan


kesejahteraan anggota adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Anggota
Koperasi mempunyai makna yang sangat strategis bagi pengembangan
Koperasi, anggota dapat berfungsi sebagai pemilik dan sekaligus sebagai
pengguna jasa sebagai karakteristik utama Koperasi yang tidak dimiliki oleh
bentuk perusahaan lain. Sebagai pemilik harus berpartisipasi dalam penyetoran
modal, pengawasan, dan pengambilan keputusan, dengan harapan akan
memperoleh pembagian SHU yang memadai, kesuksesan koperasi juga dapat
dilihat dari kemampuan dalam mempromosikan ekonomi anggotanya. Oleh
karna itu dapat dikatakan bahwa peranan koperasi sangat besar bagi
anggotanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apakah pengertian koperasi?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan koperasi di Indonesia?
3. Apa saja jenis-jenis koperasi?
4. Apa landasan koperasi?
5. Bagaimana fungsi dan peran koperasi?
6. Bagaimana ciri-ciri koperasi?
7. Apa saja unsur-unsur koperasi?
8. Bagaimana prinsip koperasi?
9. Apa asas koperasi?
10. Apa tujuan koperasi?
11. Apa makna lambang koperasi?
12. Bagaimana cara mendirikan koperasi?
13. Dari mana asal modal koperasi?
14. Apa saja kelebihan dan kelemahan koperasi?
15. Bagaimana peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Koperasi
Secara bahasa, koperasi berasal dari dua suku kata bahasa inggris, yaitu
co dan operation. Co berarti bersama, dan operation berarti bekerja. Sehingga
dapat diartikan co-operation (koperasi) adalah melakukan pekerjaan secara
bersama (gotong-royong).
Secara istilah, pengertian koperasi adalah badan usaha yang memiliki
anggota orang atau badan hukum yang didirikan dengan berlandaskan asas
kekeluargaan serta demokrasi ekonomi. Koperasi merupakan produk ekonomi
yang kegiatannya menjadi gerakan ekonomi kerakyatan, dan berjalan dengan
prinsip gotong-royong.
Menurut UU No. 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian,
adalah sebagai berikut: “Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat
yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, atau badan-badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.

B. Sejarah Koperasi di Indonesia


Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada
umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan
oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat,
ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh
sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya
sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan
dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk
menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.
Dalam keadaan hidup demikian, pihak kolonial terus-menerus
mengintimidasi penduduk pribumi sehingga kondisi sebagian besar rakyat
sangat memprihatinkan. Di samping itu para rentenir, pengijon dan lintah darat
turut pula memperkeruh suasana. Mereka berlomba mencari keuntungan yang

4
5

besar dan para petani yang sedang menghadapi kesulitan hidup, sehingga tidak
jarang terpaksa melepaskan tanah miliknya sehubungan dengan
ketidakmampuan mereka mengembalikan hutang-hutangnya yang
membengkak akibat sistem bunga yang diterapkan pengijon.
Di Indonesia, ide-ide perkoperasian diperkenalkan pertama kali oleh Patih
di Purwokerto, Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896
mendirikan sebuah Bank untuk Pegawai Negeri. Cita-cita semangat tersebut
selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.
Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:
1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang
memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi;
2. Belum ada undang-undang yang mengatur kehidupan koperasi;
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena
pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum
politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo
memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan
rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve
Vereeniging. Dengan Undang-undang Koperasi tahun 1915, rakyat tidak
mungkin dapat mendirikan koperasi, karena:
1. Harus mendapat izin dari Gubernur Jenderal;
2. Harus dibuat dengan akta notaris dalam bahasa belanda;
3. Membayar bea materai sebesar 50 gulden;
4. Hak tanah harus menurut hukum Eropa;
5. Harus diumumkan di Javasche Courant, yang biayanya cukup tinggi.
Pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve merevisi Undang-
Undang Koperasi. Isi Undang-Undang Koperasi Tahun 1927 tersebut antara
lain:
1. Akta pendirian tidak perlu nota riil, cukup didaftarkan pada penasihat
urusan kredit rakyat dan koperasi, dan dapat ditulis dalam bahasa daerah;
2. Bea meterainya cukup 3 gulden;
3. Dapat memiliki hak tanah menurut hukum adat;
6

4. Hanya berlaku bagi golongan bumi putera.


Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusaha-pengusaha pribumi.
Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang
memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.
Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga
mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang
menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi “KUMIAI”. Awalnya
koperasi ini berjalan mulus, namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat
jepang untuk mengeruk keuntungan dan menyengsarakan rakyat Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan
koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di
Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.
Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta pernah berkata: “Bukan
Koperasi namanya manakala di dalamnya tidak ada pendidikan tentang
Koperasi”.
Kongres Koperasi I menghasilkan beberapa keputusan penting, antara
lain:
1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI);
2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi;
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi.
Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputusan
Kongres Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun,
pada tanggal 12 Juli 1953, diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang
antara lain mengambil putusan sebagai berikut:
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai pengganti
SOKRI;
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah;
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia;
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru.
7

Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan


oleh hal-hal berikut:
1. Kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah;
2. Pengalaman masa lampau mengakibatkan masyarakat tetap merasa curiga
terhadap koperasi;
3. Pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah.
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan
kebijakan antara lain:
1. Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama
koperasi;
2. Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi;
3. Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri
maupun pertanian yang bermodal kecil.
Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu
diperbaiki. Para pengusaha dan petani ekonomi lemah sering kali menjadi
isapan kaum tengkulak dan lintah darat. Cara membantu mereka adalah
mendirikan koperasi di kalangan mereka. Dengan demikian pemerintah dapat
menyalurkan bantuan berupa kredit melalui koperasi tersebut. Untuk
menanamkan pengertian dan fungsi koperasi di kalangan masyarakat diadakan
penerangan dan pendidikan kader-kader koperasi.

C. Jenis-jenis Koperasi
1. Jenis koperasi berdasarkan fungsinya
a. Koperasi konsumsi
Didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para
anggotanya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau
konsumen bagi koperasinya. Yang pasti barang kebutuhan yang dijual
di koperasi harus lebih murah dibandingkan di tempat lain, karena
koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Contoh-contoh
koperasi konsumen adalah Kopkar/Kopeg, Koperasi Pegawai Indosat
(Kopindosat), KPRI adalah Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).
8

b. Koperasi produksi
Koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi. Bidang usahanya adalah
membantu penyediaan bahan baku, penyediaan peralatan produksi,
membantu memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual
dan memasarkannya hasil produksi tersebut. Misalnya Koperasi
Produksi Kerja, misalnya dapat berupa kajian rumah tangga, pertanian,
dan sebagainya. Anggota sebagai pekerja dan sekaligus pemilik.
Koperasi Produksi Pengusaha (Produsen), Contohnya koperasi
produsen tahu dan tempe (Kopti), koperasi produksi kerajinan
(Koprinka).
c. Koperasi jasa
Koperasi Jasa memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman
kepada para anggotanya. Misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan,
dan sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna
layanan jasa koperasi. Contoh koperasi jasa angkutan yang anggotanya
para pemilik angkutan, yaitu Koperasi Wahana Kalpika (KWK),
Kowanbisata, Kopaja (di Jakarta), Koperasi Angkutan Bekasi (Koasi);
koperasi perumahan yang memberi jasa sewa rumah; koperasi
pelistrikan yang memberi jasa aliran listrik kepada anggotanya; koperasi
asuransi yang memberi jasa jaminan kepada anggotanya yaitu asuransi
jiwa, pinjaman dan kebakaran.
d. Koperasi penjualan/pemasaran
Koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau
jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen.
Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa
kepada koperasinya.
2. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
a. Koperasi primer
Koperasi primer adalah koperasi yang minimal memiliki anggota
sebanyak 20 orang perseorangan. Contoh Koperasi Pasar Agung dan
Koperasi Pasar Kemiri
9

b. Koperasi sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan
badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas
dibandingkan dengan koperasi primer. Contoh gabungan dari koperasi
Pasar Agung, Pasar Kemiri, dan koperasi pasar yang ada di kota Depok.
3. Jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya
a. Koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang memiliki
usaha tunggal yaitu menampung simpanan anggota dan melayani
peminjaman. Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan
imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi
penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah,
kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk
anggota.” Contoh Kospin Jasa Pekalongan, KSP Kodanua, KSP Kowika
Jaya, Jakarta dan KSP Arta Prima di Ambarawa, Magelang.
b. Koperasi serba usaha
Koperasi serba usaha (KSU) adalah koperasi yang bidang
usahanya bermacam-macam. Anggota KSU adalah orang-orang yang
bertempat tinggal diwilayah itu. Misalnya, unit usaha simpan pinjam,
unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga
masyarakat, unit produksi, unit wartel. Contohnya KUD.
c. Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya
menyediakan kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud
misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian, dan perabot rumah
tangga. Contoh Kopkar dan Koperasi Pegawai (KPRI), serta KSU dan
KUD.
d. Koperasi produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya
membuat barang (memproduksi) dan menjual secara bersama-sama.
Anggota koperasi ini pada umumnya sudah memiliki usaha dan melalui
10

koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan pemasaran.


Contoh Koperasi Pengrajin Susu Bandung Selatan (KPBS).
4. Jenis koperasi berdasarkan keanggotaannya
a. Koperasi unit desa
Koperasi unit desa (KUD) adalah koperasi yang beranggotakan
masyarakat pedesaan. Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi
pedesaan, terutama pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD
antara lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman,
benih, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian. Contoh
Puskud Mina Lestari Jatim.
b. Koperasi pegawai Republik Indonesia
Koperasi pegawai Republik Indonesia (KPRI), koperasi ini
beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini
bernama koperasi pegawai negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama
meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat
didirikan di lingkup departemen atau instansi.
c. Koperasi pasar
Koperasi pasar (Koppas), koperasi ini beranggotakan para
pedagang pasar. Pada umumnya pedagang di setiap pasar mendirikan
koperasi untuk melayani kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan
para pedagang. Misalnya modal dan penyediaan barang dagangan. Di
tingkat kabupaten atau provinsi terdapat pusat koperasi pasar
(Puskoppas) yang bertujuan memberikan bimbingan kepada koperasi
pasar yang ada di wilayah binaannya.
d. Koperasi sekolah
Koperasi sekolah, memiliki anggota dari warga sekolah, yaitu
guru, karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha
menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti buku pelajaran, alat
tulis, makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan
semata-mata sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media
pendidikan bagi siswa antara lain berorganisasi, kepemimpinan,
tanggung jawab, dan kejujuran.
11

D. Landasan Koperasi
Sebagai tulang punggung perekonomian rakyat, koperasi dianggap perlu
(urgent) untuk dibentuk. Maka muncullah landasan-landasan yang patut
dipertimbangkan untuk membuat koperasi. Ada banyak landasan yang menjadi
pijakan untuk pendirian koperasi. Dan di bawah ini ada beberapa landasan
koperasi, di antaranya:
1. Landasan Idiil Pancasila
Sebagai sarana untuk mencapai masyarakat, adil, makmur, dan
sejahtera, koperasi membutuhkan topangan dari landasan hukum. Dan
landasan hukum untuk koperasi Indonesia dapat berpijak adalah Pancasila.
2. Landasan UUD 1945
Dalam Undang-undang Dasar 1945, koperasi diposisikan sebagai
Soko Guru perekonomian nasional. Atas kedudukan koperasi tersebut,
maka koperasi dianggap perlu memiliki departemen / kementerian khusus
dalam kabinet. Departemen ini berfungsi membawahi urusan-urusan
koperasi nasional, seperti pengembangan, penyuluhan, workshop,
pembekalan, pembiayaan, sampai dengan penanganan-penanganan hukum
apabila terjadi sesuatu.
3. Landasan sosial (mental gotong-royong dan setia kawan)
Dalam prosesnya, koperasi merupakan organisasi yang membutuhkan
banyak peran masyarakat. Seperti dalam pengertian koperasi, koperasi
adalah organisasi demokrasi ekonomi, mandiri dan berotonomi. Setiap
anggotanya bahu membahu membantu, berbagi, berpendapat, dan
berdiskusi. Mulai dari mendiskusikan organisasi, manajerial, pemasaran,
dan membangun usaha anggotanya.

E. Fungsi dan Peranan Koperasi


Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi
dan peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini:
1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Potensi dan kemampuan
12

ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif kecil. Melalui


koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai
satu kesatuan, sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih besar.
Dengan demikian koperasi akan memiliki peluang yang lebih besar dalam
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial anggota koperasi pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya;
2. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa
dicapai koperasi jika ia dapat mengembangkan kemampuannya dalam
membangun dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya
serta masyarakat di sekitarnya;
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional. Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan
yang dikelola secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi
diharapkan dapat memainkan peranannya dalam menggalang dan
memperkokoh perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus
berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan
efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan
perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional;
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi. Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem
perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama dengan pelaku-
pelaku ekonomi lainnya. Dengan demikian koperasi harus mempunyai
kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat dan tangguh, sehingga
dengan cara tersebut koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.

F. Ciri-ciri Koperasi
1. Terdiri dari perkumpulan orang;
2. Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa; Jasa modal dibatasi;
13

3. Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki


kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya;
4. Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota;
5. Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi
keanggotaan pribadi dengan prinsip kebersamaan.

G. Unsur-unsur Koperasi
1. Mengusahakan keutuhan barang dan jasa untuk perbaikan kehidupan
anggotanya;
2. Berasaskan kekeluargaan;
3. Bertujuan menyejahterakan anggotanya khususnya dan masyarakat pada
umumnya;
4. Keanggotaannya bersifat sukarela;
5. Pembagian SHU secara adil dan besarnya sesuai dengan usahanya masing-
masing;
6. Kekuasaan tertinggi di tangan rapat anggota;
7. Berusaha mendidik dan menumbuhkan kesadaran berkoperasi anggota.

H. Prinsip-prinsip Koperasi
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan
petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip
koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance
(Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah:
1. Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela;
2. Pengelolaan yang demokratis;
3. Partisipasi anggota dalam ekonomi;
4. Kebebasan dan otonomi;
5. Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.
Di Indonesia sendiri telah dibuat UU No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 adalah:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi;
14

3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-
masing anggota;
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
5. Kemandirian;
6. Pendidikan perkoperasian;
7. Kerja sama antar koperasi.

I. Asas Koperasi
Koperasi mempunyai asas-asas yang berasal dari Negara Indonesia karena
badan usaha ini bersumber dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Asas-asas
tersebut antara lain:
1. Asas kekeluargaan
Asas ini mengandung makna adanya kesadaran dari hati nurani setiap
anggota koperasi untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi yang
berguna untuk semua anggota dan dari semua anggota koperasi itu. Jadi,
bukan untuk diri sendiri maupun beberapa anggota saja dan juga bukan dari
satu anggota melainkan mencakup semuanya. Dengan asas yang bersifat
seperti ini maka semua anggota akan mempunyai hak dan kewajiban yang
sama.
2. Asas kegotongroyongan
Asas ini mengandung arti bahwa dalam berkoperasi harus memiliki
toleransi, sifat mau bekerja sama, dan sifat-sifat lainnya yang mengandung
unsur kerja sama, bukan orang perorangan.

J. Tujuan Koperasi
Setiap organisasi didirikan dengan tujuan tertentu. Begitu pun halnya
dengan koperasi. Pada dasarnya, tujuan utama dibentuknya koperasi adalah
untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, dan mandiri atas
dasar Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan koperasi tertuang dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang
kekoperasian, pada BAB II Pasal 3 menyatakan bahwa tujuan koperasi adalah
“memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
15

umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka


mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila
dan Undang-undang Dasar 1945”.
Menurut Bapak Koperasi Nasional, Bang Hatta, koperasi tidak bertujuan
mencari laba dengan sebesar-besarnya, menurut beliau tujuan koperasi tidak
lain adalah melayani dan mencukupi kebutuhan bersama, serta sebagai wadah
partisipasi untuk pelaku ekonomi skala kecil dan menengah.

K. Lambang Koperasi
1. Arti lambang koperasi lama
a. Gerigi roda/ gigi roda
Upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya orang yang
pekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota dengan memenuhi
beberapa persyaratannya.
b. Rantai (di sebelah kiri)
Ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang kokoh.
Bahwa anggota sebuah Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut,
maka semua Anggota menjadi bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan,
dan yang mengikat sesama anggota adalah hukum yang dirancang
sebagai Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART)
Koperasi. Dengan bersama-sama bersepakat menaati AD/ART, maka
Padi dan Kapas akan mudah diperoleh.
c. Kapas dan Padi (di sebelah kanan)
Kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan rakyat secara
umum yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar
sandang (pakaian), dan Padi sebagai bahan dasar pangan (makanan).
Mayoritas sudah disebut makmur-sejahtera jika cukup sandang dan
pangan.
d. Timbangan
Keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya menjadi
simbol hukum. Semua Anggota koperasi harus adil dan seimbang antara
16

"Rantai" dan "Padi-Kapas", antara "Kewajiban" dan "Hak". Dan yang


menyeimbangkan itu adalah Bintang dalam Perisai.
e. Bintang dalam perisai
Dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan landasan
idiil koperasi. Bahwa Anggota Koperasi yang baik adalah yang
mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan kepercayaan, yang
mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa berarti "tubuh", dan Bintang
bisa diartikan "Hati".
f. Pohon Beringin
Simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan wayang
yang dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon disebut kayu (dari
bahasa Arab "Hayyu"/kehidupan). Timbangan dan Bintang dalam
Perisai menjadi nilai hidup yang harus dijunjung tinggi.
g. Koperasi Indonesia
Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia, bukan
Koperasi negara lain. Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di luar
negeri juga baik, namun sebagai Bangsa Indonesia harus punya tata-
nilai sendiri.
h. Warna Merah Putih
Warna merah dan putih yang menjadi background logo
menggambarkan sifat nasional Indonesia.
2. Arti lambang koperasi baru
a. Lambang Koperasi Indonesia terkini dalam bentuk gambar bunga yang
memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap
perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi
Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif,
inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan
berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
b. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut
pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud
Koperasi Indonesia:
1) Sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
17

2) Sebagai dasar perekonomian nasional yang bersifat kerakyatan;


3) Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian,
keadilan dan demokrasi;
4) Selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
c. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia
memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus
berkembang serta mengikuti kemajuan zaman yang bercermin pada
perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang
berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang
kuat, baik di dalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun
antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
d. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan
kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada
sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu
keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai
kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga
dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
e. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor,
pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal
pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan
administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
f. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup
berkoperasi yang memuat :
1) Tulisan Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang;
2) Gambar 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan
bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan
kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan
saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara
harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia;
3) Tata Warna:
a) Warna hijau muda dengan kode warna C:10,M:3,Y:22,K:9;
b) Warna hijau tua dengan kode warna C:20,M:0,Y:30,K:25;
18

c) Warna merah tua dengan kode warna C:5,M:56,Y:76,K:21;


d) Perbandingan skala 1 : 20.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (Permen KUKM) Nomor: 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tentang
Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia, maka mulai tanggal 12 April
2012 telah terjadi penggantian lambang koperasi.
Pada Pasal 2 tertulis bahwa "Bagi Gerakan Koperasi di seluruh
Indonesia agar segera menyesuaikan penggunaan lambang koperasi
Indonesia, sebagaimana pada Lampiran Peraturan Menteri ini."
Pada Pasal 3 tertulis bahwa "Bagi koperasi yang masih memiliki kop
surat dan tatalaksana administrasi lainnya dengan menggunakan lambang
koperasi Indonesia yang lama, diberi kesempatan selambat-lambatnya pada
tanggal 12 Juli 2012 telah menyesuaikan dengan lambang koperasi
Indonesia yang baru." Dan pada pasal 6 tertulis bahwa "Dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri ini maka Lambang Koperasi yang lama
dinyatakan tidak berlaku."

L. Cara Mendirikan Koperasi


1. Syarat pendirian koperasi
a. Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
orang;
b. Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga)
Koperasi;
c. Dibuat dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar;
d. Berkedudukan di wilayah Indonesia.
2. Persiapan mendirikan koperasi
a. Anggota masyarakat yang akan mendirikan koperasi harus mengerti
maksud dan tujuan berkoperasi serta kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan oleh koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan
manfaat sebesar-besarnya bagi anggota. Pada dasarnya koperasi
dibentuk dan didirikan berdasarkan kesamaan kepentingan koperasi;
19

b. Agar orang-orang yang akan mendirikan koperasi memperoleh


pengertian, maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-
prinsip koperasi dan prospek pengembangan koperasinya, maka mereka
dapat meminta penyuluhan dan pendidikan serta latihan dari Kantor
Departemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Setempat.
3. Rapat pendirian
Proses pendirian sebuah koperasi diawali dengan penyelenggaraan
Rapat Pendirian Koperasi oleh anggota masyarakat yang menjadi
pendirinya. Hal-hal yang dibicarakan dalam rapat:
a. Tujuan mendirikan koperasi;
b. Kegiatan usaha yang hendak dijalankan;
c. Menetapkan modal yang akan disetor kepada koperasi di antaranya dari
simpanan pokok dan simpanan wajib;
d. Memilih nama-nama pengurus dan pengawas koperasi;
e. Menyusun anggaran dasar.
4. Prosedur permohonan pengesahan
a. Adanya permohonan tertulis dari para pendiri dengan dilampiri akta
pendirian;
b. Bila permintaan pengesahan ditolak, alasan penolakan diberitahukan
kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah diterimanya permintaan;
c. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat
mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan
sejak diterimanya penolakan;
d. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan
permintaan ulang;
e. Setelah pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
20

M. Modal Koperasi
1. Modal Sendiri
a. Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan
oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
Simpanan pokok tidak boleh diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota.
b. Simpanan wajib
Simpanan wajib adalah simpanan yang wajib dibayar oleh anggota
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib
juga tidak boleh diambil jika bersangkutan masih menjadi anggota
koperasi. Dengan simpanan wajib modal koperasi terus bertambah dan
berkembang.
c. Simpanan sukarela
Modal koperasi semacam ini adalah simpanan dari anggota-
anggota koperasi yang bersifat sukarela, dalam artian tidak ada paksaan
untuk melakukan simpanan ini tetapi dilakukan atas kemauan sendiri.
d. Dana cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha. Dana yang terkumpul dalam bentuk
cadangan selama tidak terjadi kerugian dapat dimanfaatkan sebagai
modal.
e. Hibah
Hibah adalah pemberian berupa uang atau barang yang diterima
oleh koperasi tetapi bukan dari anggotanya melainkan dari pihak lain.
Contohnya koperasi menerima hibah dari pemerintah atau perusahaan
tertentu.
2. Modal pinjaman
a. Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan
dengan simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela,
maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan
21

anggota. Sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai uang


atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.
b. Koperasi lainnya dan atau anggotanya
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh
sesama badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang
kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa
dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit tergantung dari
kebutuhan modal yang diperlukan.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha
koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut
diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen pemerintah
dari negara-negara yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan
ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau
surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari
masyarakat umum dil uar anggota koperasi. Mengenai persyaratan
untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam ketentuan
otoritas pasar modal yang ada.
e. Sumber lain yang sah
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal
dari dana yang tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
f. Modal penyertaan (diatur dengan PP)
Modal penyertaan adalah modal yang berasal dari penanaman
modal (investasi) pemerintah atau swasta bukan anggota (seperti
perorangan, badan usaha swasta, dan BUMN). Modal ini dilakukan
dalam upaya memperkuat kegiatan usaha koperasi. Dalam koperasi,
modal penyertaan juga menanggung risiko. Pemilik modal ini tidak
memiliki suara dalam rapat anggota. Akan tetapi, pemilik dapat
diikutsertakan dalam pengawasan usaha investasi dari modal tersebut
sesuai dengan kesepakatan.
22

N. Kelebihan dan Kekurangan Koperasi


1. Kelebihan koperasi
a. Anggota koperasi berperan sebagai konsumen dan produsen;
b. Dasar sukarela, orang terhimpun dalam koperasi atau masuk menjadi
anggota dengan dasar sukarela;
c. Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya saja,
tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya;
d. Koperasi dapat melakukan berbagai usaha di berbagai bidang kehidupan
ekonomi rakyat;
e. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dihasilkan koperasi dibagikan kepada
anggota sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota.
2. Kekurangan koperasi
a. Koperasi sulit berkembang karena keterbatasan dibidang permodalan;
b. Kemampuan tenaga profesional dalam pengelolaan koperasi;
c. Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya;
d. Tidak semua anggota koperasi berperan aktif dalam pengembangan
koperasi;
e. Koperasi identik dengan usaha kecil sehingga sulit untuk bersaing
dengan badan usaha lain.

O. Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia


Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dibedakan
menjadi peranan segi ekonomi sebagai berikut:
1. Membantu anggota meningkatkan penghasilan sehingga secara tidak
langsung ikut serta meningkatkan taraf hidup rakyat;
2. Meningkatkan pendapatan secara adil dan merata;
3. Ikut mengembangkan daya cipta, daya usaha orang-orang secara individu
maupun sebagai kelompok;
4. Memperluas lapangan kerja dan meningkatkan produksi masyarakat;
5. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan anggota;
6. Membantu membentuk masyarakat yang bertanggung jawab yang mampu
menyelesaikan masalah sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan
asas kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama di
antara anggota dan para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
anggota dan masyarakat serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi bukan hanya milik orang kaya
melainkan juga milik oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas
kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota
ikut, secara aktif memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat
melalui karya dan jasa yang disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan
lebih menekankan pada pelayanan terhadap kepentingan anggota, baik sebagai
produsen maupun konsumen
Koperasi juga merupakan bentuk organisasi yang tujuan utamanya bukan
mencari keuntungan tetapi mencari kesejahteraan anggotanya dan
meningkatkan perekonomian rakyat. Koperasi menyediakan kebutuhan setiap
anggotanya dengan harga terjangkau. Masyarakat ikut serta menjadi anggota
koperasi di dalamnya. Modal koperasi di dapatkan dari modal sendiri maupun
modal pinjaman. Oleh karena itu, dengan adanya koperasi, kesejahteraan rakyat
akan meningkat.

B. Saran
Kita harus menjadikan koperasi yang ada Indonesia ini sebagai koperasi
yang baik dan marilah kita memberi perubahan yang ada untuk lebih
menyejahterakan koperasi Indonesia agar menjadi lebih baik lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bambang. (1997). Manajemen Koperasi. Yogyakarta: Penerbit BPFE-UGM.

Chaniago. (1998). Koperasi di Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia. (1999). Prinsip Koperasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia.

Rizal, Ahmad. (1992). Koperasi. Jakarta: Penerbit Barindo.

Sinungan, Muchdarsyah. (1991). Perkoperasian. Jakarta: Bina Aksara.

Siwidjatmo, Djarot. (1992). Koperasi di Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai