Anda di halaman 1dari 6

DIODA PENYEARAH SATU-PHASA

I. TUJUAN
I.1 Membangun rangkaian penyearah setengah-gelombang, satu-
gelombang, dan penyearah jembatan.
I.2 Menggambar bentuk tegangan keluaran penyearah, dengan dan tanpa
pemasangan kapasitor tapis.
I.3 Menjelaskan hubungan antara tegangan keluaran dc dan tegangan
masukan ac pada rangkaian penyearah tanpa kapasitor tapis.
I.4 Menjelaskan hubungan antara tegangan ripel dengan arus beban dan
kapasitansi tapis.
I.5 Menjelaskan perbedaan antara penyearah setengah-gelombang, satu-
gelombang dan jembatan.

II. PENDAHULUAN
Arus searah selain dihasilkan oleh sumber dc batere, dapat juga diperoleh
dengan penyearahan sumber ac. Penyearahan sumber ac ke dc dapat
dilakukan dengan beberapa sistem yaitu penyearahan setengah-gelombang
(half-wave), satu-gelombang (full-wave) dan jembatan (bridge).
Untuk mendapatkan arus searah yang rata, pada rangkaian dapat
ditambahkan tapis (filter).

III. BAHAN DAN PERALATAN


4 Diode silikon 1N4007
1 Resistor 470 Ω
1 Potensiometer 1 k Ω
1 Kapasitor elektrolit 10µF, 47µF, 100µF, 470µF
2 Multimeter
1 Osiloskop dua-saluran
1 Transformator 220v/24v (CT)

IV. DIAGRAM RANGKAIAN


4.1
4.2

4.3

V. LANGKAH KERJA
Penyearah setengah-gelombang
V.1 Membuat rangkaian seperti diagram 4.1 ( tanpa kapasitor tapis. C dan
beban RL ).
V.2 Mengukur tegangan masukan V1 (rms) dan tegangan keluaran V2 (dc).
Bandingkan !
V.3 Memasang beban RL = 470 Ω. Tampilkan bentuk tegangan V1 dan V2
pada osiloskop, tanpa dan dengan pemasangan C = 10µF. Gambarlah
bentuk gelombangnya.
Ulangi percobaan untuk C = 470µF.
V.4 Ukur periode ripel dan hitung frekuensinya.
V.5 Ukur tegangan ripel Vr (p-p) dengan osiloskop untuk C = 10µF, 47µF,
100µF dan 470µF pada arus beban IL = 10 mA (dijaga konstan dengan
mengatur potensiometer) .
V.6 Ukur Vr (p-p) untuk C = 470µF pada IL = 10 mA, 20 mA, dan 30 mA.

Penyearah satu-gelombang
V.7 Buatlah rangkaian seperti diagram 4.2. ( tanpa C dan RL ).
V.8 S.d. 5.10 : Seperti langkah 5.2. s.d. 5.4.
5.11 Ukur Vr (p-p) untuk C = 470 F.

Penyearah jembatan
5.12 Buatlah rangkaian seperti diagram 4.3. ( tanpa C dan RL ).
5.13 S.d. 5.16. : Seperti langkah 5.2 s.d. 5.4.
5.17 Seperti langkah 5.11.

VI. TABEL HASIL PERCOBAAN


6.1 Tabel Rangkaian 1

Kapasitor Tegangan AC Tegangan DC Bentuk Gelombang


470 μF 12 V 14,39 V
100 μF 12 V 13,86 V
10 μF 12 V 9,32 V
47 μF 12 V 10,25 V

6.2 Tabel Rangkaian 2

Kapasitor Tegangan AC Tegangan DC Bentuk Gelombang


470 μF 12 V 11,12 V
100 μF 12 V 10,17 V
10 μF 12 V 9,29 V
47 μF 12 V 9,11 V

6.3 Tabel Rangkaian 2

Kapasitor Tegangan AC Tegangan DC Bentuk Gelombang


470 μF 12 V 10,88 V
100 μF 12 V 10,68 V
10 μF 12 V 10,93 V
47 μF 12 V 10,42 V

VII. ANALISA HASIL

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh data sebagai berikut. Pada


percobaan pertama untuk membutktikan bentuk dari penyearah gelombang
setengah dengan menggunakan kapasitor tapis dan beban (RL). Kapasitor
yang digunakan sebesar 470 μF, 100 μF, 10 μF, 47 μF, beban (R L) sebesar
470 Ω, dan arus beban yang dijaga konstan sebesar 10 mA menggunakan
potensiometer sesuai dengan gambar rangkaian penyearah gelombang
setengah.

Pada saat menggunakan kapasitor 470 μF dan tegangan AC sebesar 12


V diperoleh tegangan DC sebesar 14,39 V dan diperoleh bentuk gelombang
dengan osiloskop. Pada kapasitor 100 μF dan tegangan AC sebesar 12 V
diperoleh tegangan DC sebesar 13,86 V dan diperoleh bentuk gelombang
dengan osiloskop. Pada kapasitor 47 μF dan tegangan AC sebesar 12 V
diperoleh tegangan DC sebesar 10,25 V dan diperoleh bentuk gelombang
dengan osiloskop. Pada kapasitor 10 μF dan tegangan AC sebesar 12 V
diperoleh tegangan DC sebesar 9,32 V dan diperoleh bentuk gelombang
dengan osiloskop.

Pada percobaan pertama untuk membutktikan bentuk dari penyearah


gelombang penuh dengan menggunakan kapasitor tapis dan beban (RL).
Kapasitor yang digunakan sebesar 470 μF, 100 μF, 10 μF, 47 μF, beban (R L)
sebesar 470 Ω, dan arus beban yang dijaga konstan sebesar 10 mA
menggunakan potensiometer sesuai dengan gambar rangkaian penyearah
gelombang setengah.

Pada saat menggunakan kapasitor 470 μF dan tegangan AC sebesar 12


V diperoleh tegangan DC sebesar 11,12 V dan diperoleh bentuk gelombang
dengan osiloskop. Pada kapasitor 100 μF dan tegangan AC sebesar 12 V
diperoleh tegangan DC sebesar 10,17 V dan diperoleh bentuk gelombang
dengan osiloskop. Pada kapasitor 47 μF dan tegangan AC sebesar 12 V
diperoleh tegangan DC sebesar 9,29 V dan diperoleh bentuk gelombang
dengan osiloskop. Pada kapasitor 10 μF dan tegangan AC sebesar 12 V
diperoleh tegangan DC sebesar 9,11 V dan diperoleh bentuk gelombang
dengan osiloskop.

Pada percobaan penyearah gelombang setengah dan penuh adalah


sistem penyearah yang menggunakan dioda untuk mengubah tegangan
dengan arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan dengan arus searah (DC).
Pada gelombang setengah, tegangan input dengan arus bolak-balik memiliki
gelombang sinusoidal melewati satu dioda penyearah kemudian pada
outputnya mrupakan gelombang sinus yang hanya terdiri dari puncak
gelombang tampak. Sedangkan pada gelombang penuh transformator CT
adalah menghasilkan dua buah sinyal sinus dengan fase yang berkebalikan.
Satu lilitan menghasilkan fase yang sama dengan input dan satu lilitan yang
lain menghasilkan fase yang berkebalikan dari sinyal input.

Dengan dua sinyal AC yang saling berbeda fase ini maka kedua dioda
yang masing-masing berfungsi sebagai penyearah setengah gelombang
dapat bekerja secara bergantian.

Output dari penyearah gelombang penuh yang lebih rapat dari


penyearah setengah gelombang menyebabkan riak (ripple) yang ada pada
output tegangan DC menjadi lebih kecil. Akibatnya output dari penyearah
sistem gelombang penuh menjadi lebih halus dan lebih stabil dari penyearah
setengah gelombang. Hal ini mengakibatkan keluaran dari penyearah jenis
ini memiliki banyak riak (riple) dan membutuhkan kapasitor untuk
menghaluskannya.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan,
1. penyearah yang menggunakan dioda untuk mengubah tegangan dengan
arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan dengan arus searah (DC).
2. Pada gelombang setengah, tegangan input dengan arus bolak-balik
memiliki gelombang sinusoidal melewati satu dioda penyearah
kemudian pada outputnya mrupakan gelombang sinus yang hanya terdiri
dari puncak gelombang tampak
3. Sedangkan pada gelombang penuh transformator CT adalah
menghasilkan dua buah sinyal sinus dengan fase yang berkebalikan
4. Tegangan DC yang dihasilkan gelombang setengah lebih besar dari
tegangan DC yang dihasilkan gelombang penuh
5. Riak atau ripple dari gelombang penuh lebih kecil dan lebih halus
dibandingkan dengan gelombang setengah

Anda mungkin juga menyukai