Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN

Dosen Pembimbing : Ir. Siswandi, M. T.

Oleh :
Kelompok 1

3LG

1. Achmad Rizki (061830311296)

2. Amelia Hani Oktarina (061830311297)

3. Andre Yozza (061830311298)

4. Aura Lita Septiani (061830311299)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2019
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN

Kelas : 3 LG

Kelompok : 1 ( Satu )

Nomor Praktikum : 4 ( Empat )

Judul Praktikum : Percobaan : Macam - Macam


Rangkaian pada Sel
Photovoltaic

Mata Kuliah : Praktikum Pembangkit Listrik


Energi Terbarukan

Semester / SKS : 3/2

Dosen Pengajar : Ir. Siswandi, M. T.


PERCOBAAN : MACAM-MACAM RANGKAIAN

PADA SEL PHOTOVOLTAIC

I. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui macam-macam rangkaian pada
empat Sel Photovoltaic (Solar Module) yang berbeda dan mengukur serta
mengetahui tegangan dan arus yang terukur pada ke-empat Sel Photovoltaic (Solar
Module) tersebut.

II. Pendahuluan
2.1 Sel Surya
Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang
dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan
menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek
Photovoltaic adalah suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena
adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem
padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya
atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel Photovoltaic (PV). Efek
Photovoltaic ini ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839.

Gambar 2.1 : Solar Cell


Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang
diterimanya berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan
semikonduktor tipe N dan tipe P untuk mengalir. Sama seperti Dioda Foto
(Photodiode), Sel Surya atau Solar Cell ini juga memiliki kaki Positif dan kaki
Negatif yang terhubung ke rangkaian atau perangkat yang memerlukan sumber
listrik.
Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang
memiliki permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut
menjadikan perangkat Sel Surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk
dan menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada
umumnya. Contohnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan
semikonduktor silikon mampu menghasilkan tegangan setinggi 0,5V dan Arus
setinggi 0,1A saat terkena (expose) cahaya matahari.
Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini ke
berbagai macam penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator,
Mainan, pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik dan bahkan sebagai
sumber listrik untuk menggerakan Satelit yang mengorbit bumi.

2.2 Prinsip Kerja Sel Surya


Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan
Foton. Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar
Matahari tersebut meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga
menimbulkan energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari
struktur atomnya. Elektron yang terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut
akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor.
Atom yang kehilangan Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada
strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan muatan
Positif (+).
Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan
bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan
Hole bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang
dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).
Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan
menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah
yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan
Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban
berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan
Negatif (PN Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

Gambar 2.2 : Prinsip Kerja Sel Surya

III. Alat – Alat dan Bahan


3.1 SO423-2A (Antarmuka Uni-Train)
3.2 SO4203-4K (Papan Fotovoltaik)
3.3 SO4203-2J (Aksesoris Pendukung berupa kabel penghubung dan colokan
penghubung)
IV. Gambar Rangkaian
4.1 Open Circuit Voltage : Module 1

4.2 Open Circuit Voltage : Module 2


4.3 Open Circuit Voltage : Module 3

4.4 Open Circuit Voltage : Module 4

4.5 Short Circuit Current : Module 1


4.6 Short Circuit Current : Module 2

4.7 Short Circuit Current : Module 3

4.8 Short Circuit Current : Module 4


V. Langkah Percobaan
5.1 Merangkai rangkaian pada sel pv sesuai dengan gambar rangkaian.
5.1.1 Open Circuit Voltage : Module 1
5.1.2 Open Circuit Voltage : Module 2
5.1.3 Open Circuit Voltage : Module 3
5.1.4 Open Circuit Voltage : Module 4
5.1.5 Short Circuit Current : Module 1
5.1.6 Short Circuit Current : Module 2
5.1.7 Short Circuit Current : Module 3
5.1.8 Short Circuit Current : Module 4
5.2 Mengatur Voltmeter A Virtual Instrument sesuai dengan tabel dibawah
ini :

5.3 Mengatur Ammeter B Virtual Instrument sesuai dengan tabel dibawah


ini :

5.4 Menghidupkan lampu radiator dan mengatur intensitas cahaya (tingkat


kecerahan) sampai batas maksimum pada sudut 90°.
5.5 Melihat dan mencatat nilai tegangan dan arus yang terukur pada setiap
sel pv yang dirangkai.
VI. Tabel Hasil Percobaan

Open Circuit Voltage Short Circuit Current


Solar Module Isc/mA
Voc/V

G1 3,37 51

G2 3,45 53

G3 3,39 45

G4 3,37 54

VII. Analisa Hasil


Pada praktikum “Percobaan : Macam-Macam Rangkaian pada Sel Photovoltaic”
telah dilakukan percobaan sebanyak delapan kali dimana empat kali percobaan pada saat
rangkaian Sel Photovoltaic dalam keadaan terbuka (Open Circuit) dan mengukur
tegangan yang dihasilkan dan empat kali percobaan pada saat rangkaian Sel Photovoltaic
dalam keadaan terhubung singkat (Short Circuit) dan mengukur arus yang dihasilkan.
Percobaan pertama, merangakai solar module G1 dalam keadaan terbuka (Open
Circuit). Setelah itu, lampu radiator dihidupkan sampai batas maksimumnya dan
menekan Voltmeter A Virtual Instrument untuk mengukur tegangannya. Tegangan yang
dihasilkan adalah sebesar 3,37 Volt.
Percobaan ke-dua, merangakai solar module G2 dalam keadaan terbuka (Open
Circuit). Setelah itu, lampu radiator dihidupkan sampai batas maksimumnya dan
menekan Voltmeter A Virtual Instrument untuk mengukur tegangannya. Tegangan yang
dihasilkan adalah sebesar 3,45 Volt.
Percobaan ke-tiga, merangakai solar module G3 dalam keadaan terbuka (Open
Circuit). Setelah itu, lampu radiator dihidupkan sampai batas maksimumnya dan
menekan Voltmeter A Virtual Instrument untuk mengukur tegangannya. Tegangan yang
dihasilkan adalah sebesar 3,39 Volt.
Percobaan ke-empat, merangakai solar module G4 dalam keadaan terbuka
(Open Circuit). Setelah itu, lampu radiator dihidupkan sampai batas maksimumnya dan
menekan Voltmeter A Virtual Instrument untuk mengukur tegangannya. Tegangan yang
dihasilkan adalah sebesar 3,37 Volt.
Percobaan ke-lima, merangakai solar module G1 dalam keadaan tertutup (Short
Circuit). Setelah itu, lampu radiator dihidupkan sampai batas maksimumnya dan
menekan Ammeter B Virtual Instrument untuk mengukur arusnya. Arus yang dihasilkan
adalah sebesar 51 mA.
Percobaan ke-enam, merangakai solar module G2 dalam keadaan tertutup (Short
Circuit). Setelah itu, lampu radiator dihidupkan sampai batas maksimumnya dan
menekan Ammeter B Virtual Instrument untuk mengukur arusnya. Arus yang dihasilkan
adalah sebesar 53 mA.
Percobaan ke-tujuh, merangakai solar module G3 dalam keadaan tertutup (Short
Circuit). Setelah itu, lampu radiator dihidupkan sampai batas maksimumnya dan
menekan Ammeter B Virtual Instrument untuk mengukur arusnya. Arus yang dihasilkan
adalah sebesar 45 mA.
Percobaan ke-delapan, merangakai solar module G4 dalam keadaan tertutup
(Short Circuit). Setelah itu, lampu radiator dihidupkan sampai batas maksimumnya dan
menekan Ammeter B Virtual Instrument untuk mengukur arusnya. Arus yang dihasilkan
adalah sebesar 54 mA.
Percobaan pertama sampai ke-empat dilakukan dengan merangkai solar module
dalam keadaan terbuka (Open Circuit) dan hanya diukur pada tegangannya saja. Ketika
diukur arusnya didapatkan nilai arus sebesar 7 mA baik dari solar module G1, G2, G3
ataupun G4. Sedangkan, percobaan ke-lima sampai ke-delapan dilakukan dengan
merangkai solar module dalam keadaan terhubng singkat (Short Circuit) dan hanya
diukur pada arusnya saja. Ketika diukur tegangannya didapatkan nilai tegangan sebesar
0,01 Volt baik dari solar module G1, G2, G3 ataupun G4.
VIII. Kesimpulan
Pada praktikum ini, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Rangkaian Sel Photovoltaic dalam keadaan terbuka (Open Circuit),
tegangan yang dihasilkan akan berbeda pada setiap solar module.
2. Rangkaian Sel Photovoltaic dalam keadaan terbuka (Open Circuit), arus
yang dihasilkan akan sama dan konstan pada setiap solar module.
3. Rangkaian Sel Photovoltaic dalam keadaan terhubung singkat (Short
Circuit), arus yang dihasilkan akan berbeda pada setiap solar module.
4. Rangkaian Sel Photovoltaic dalam keadaan terhubung singkat (Short
Circuit), tegangan yang dihasilkan akan sama dan konstan pada setiap
solar module.
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN

Kelas : 3 LG

Kelompok : 1 ( Satu )

Nomor Praktikum : 5 ( Lima )

Judul Praktikum : Percobaan : Bayangan

Mata Kuliah : Praktikum Pembangkit Listrik


Energi Terbarukan

Semester / SKS : 3/2

Dosen Pengajar : Ir. Siswandi, M. T.


PERCOBAAN : BAYANGAN

I. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh bayangan pada
solar sel yang terhubung secara seri baik dengan tidak menggunakan bypass diode
ataupun menggunakan bypass diode.

II. Pendahuluan
2.1 Dioda
Diode (dioda) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari
bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik
ke satu arah tetapi menghambat ars listrik dari arah sebaliknya. Saat ini diode
yang paling umum dibuar dari bahan semikonduktor seperti silikon atau
germanium.
Dioda pada umumnya mempunyai 2 elektroda (terminal) yaitu anoda (+)
dan katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi
pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p
(anoda) menuju ke sisi tipe-n (katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke
arah sebaliknya.

Gambar 2.1 : Simbol Dioda


2.2 Blocking Diode pada Instalasi Panel Surya
Pada instalasi panel surya dengan dioda penyearah, tegangan yang
dihasilkan saat matahari bersinar akan lebih besar dari tegangan baterai,
sehingga tegangan dari panel surya akan mengisi baterai.
Sebaliknya saat tidak ada matahari, tegangan baterai akan lebih besar
dibandingkan tegangan panel surya. Tegangan pada baterai ini memungkinkan
akan mengirimkan tegangannya kembali ke panel surya. Di sinilah fungsi
blocking diode untuk melindungi tegangan baterai habis.
Blocking diode berfungsi lebih baik untuk sistem panel surya yang
menggunakan baterai. Biasanya blocking dioda ini sudah terpasang pada
sistem panel surya.

2.3 Bypass Diode pada Instalasi Panel Surya


Sedangkan untuk bypass diode, akan membantu saat salah satu panel
surya pada rangkaian sistem panel surya terkena bayangan atau tidak berfungsi
optimal. Ketika salah satu panel terkena bayangan, maka akan mengurangi
produksi daya sistem secara keseluruhan dan lebih jauh dapat menghasilkan
resistensi yang cukup besar.
Ketika menggunakan bypass diode, arus yang dihasilkan oleh panel surya
yang tidak terkena bayangan akan mengalir melalui dioda untuk menghindari
resistensi dari panel surya yang tidak berfungsi optimal. Sehingga akan
memaksimalkan daya keluaran.
Bypass diode tidak dapat bekerja, kecuali koneksi seri yang
menghasilkan tegangan (Voltage) cukup tinggi. Sistem ini dapat maksimal
bekerja pada Solar Charger Controller tipe MPPT atau String Inverter yang
menggunakan rangkaian seri panel surya.
Sistem ini dapat digunakan dalam grup-grup rangkaian, sehingga akan
membantu produksi daya yang lebih stabil. Terutama untuk mengatasi
bayangan, yang disebabkan oleh bangunan, tanaman dan lain sebagainya.
Gambar 2.2 : Blocking diode dan Bypass diode

III. Alat – Alat dan Bahan


3.1 SO423-2A (Antarmuka Uni-Train)
3.2 SO4203-4K (Papan Fotovoltaik)
3.3 SO4203-2J (Aksesoris Pendukung berupa kabel penghubung dan colokan
penghubung)
IV. Gambar Rangkaian

V. Langkah Percobaan
5.1 Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian.
5.2 Mengatur Voltmeter A Virtual Instrument sesuai dengan tabel dibawah
ini :

5.3 Mengatur Ammeter B Virtual Instrument sesuai dengan tabel dibawah


ini :
5.4 Menghidupkan lampu radiator dan mengatur intensitas cahaya (tingkat
kecerahan) sampai batas maksimum.
5.5 Mengatur potensiometer untuk mendapatkan tegangan sekitar 3,3 V dan
arus sekitar 20 mA.

VI. Tabel Hasil Percobaan


6.1 Tanpa Bypass Diode

Tegangan (V) Arus (mA)

Tanpa Diberikan Tanpa Diberikan

Bayangan Bayangan Bayangan Bayangan

3,3 8 20 -10,3

6.2 Dengan Bypass Diode

Tegangan (V) Arus (mA)

Tanpa Diberikan Tanpa Diberikan

Bayangan Bayangan Bayangan Bayangan

3,3 -0,3 20 8

VII. Analisa Hasil


Pada praktikum “Percobaan : Bayangan” telah dilakukan percobaan sebanyak
dua kali dimana percobaan pertama dilakukan tanpa menggunakan Bypass Diode dan
percobaan kedua menggunakan Bypass Diode. Dari kedua percobaan tersebut diukur
tegangan dan arusnya.
Pada percobaan pertama, merangkai rangkaian sesuai dengan gambar
rangkaian, kemudian menghidupkan lampu radiator sampai batas maksimumnya.
Setelah itu mengatur potensiometer untuk mendapatkan tegangan sekitar 3,3 V dan arus
sekitar 20 mA. Terakhir, tutup solar module ke-tiga dengan tujuan memberikan
bayangan pada solar module tersebut. Kemudian, mengukur arus dan tegangannya. Arus
yang terukur adalah sebesar -10,3mA dan tegangan yang terukur adalah sebesar 8 Volt.
Pada percobaan kedua, merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian,
kemudian menghidupkan lampu radiator sampai batas maksimumnya. Setelah itu
mengatur potensiometer untuk mendapatkan tegangan sekitar 3,3 V dan arus sekitar 20
mA. Sambungkan Bypass Diode pada rangkaian dan kemudian menutup solar module
ke-tiga dengan tujuan memberikan bayangan pada solar module tersebut. Kemudian,
mengukur arus dan tegangannya. Arus yang terukur adalah sebesar 8 mA dan tegangan
yang terukur adalah sebesar -0,3 Volt.

VIII. Tugas dan Jawaban


8.1 Tugas
Apa yang terjadi ketika solar module ketiga diberikan bayangan?
a. Arusnya naik
b. Tegangan yang melintasi solar sel menjadi negatif
c. Arus dan tegangan tetap tidak berubah
d. Hampir tidak ada arus yang mengalir lagi

Catatan: Beberapa jawaban mungkin benar.

8.2 Jawaban
Jawabannya adalah b dan d.
b. Tegangan yang melintasi solar sel menjadi negatif
d. Hampir tidak ada arus yang mengalir lagi

IX. Kesimpulan
Pada praktikum ini, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Pada saat solar module diberikan bayangan, tegangan yang melintasi solar
sel akan menjadi negatif.
2. Pada saat solar module diberikan bayangan, hampir tidak ada arus yang
mengalir lagi.
3. Pada solar module yang ditutup dengan tujuan memberikan bayangan
tanpa menggunakan Bypass Diode, solar module tersebut tidak berfungsi
optimal dan mengurangi produksi daya sistem secara keseluruhan dan
lebih jauh dapat menghasilkan resistansi yang cukup besar.
4. Pada solar module yang yang ditutup dengan tujuan memberikan
bayangan dengan menggunakan Bypass Diode, arus yang dihasilkan oleh
panel surya yang tidak terkena bayangan akan mengalir melalui Bypass
Diode untuk menghindari resistensi dari panel surya yang tidak berfungsi
optimal. Sehingga akan memaksimalkan daya keluaran.
5. Bypass diode berfungsi untuk meningatkan kinerja sistem serta
memberikan keamanan yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai