Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM ENERGI TERBARUKAN

Dosen Pembimbing : Ir. Siswandi, M.T.

Oleh :

Kelompok 5

3LG

1. Putri Elisia (061830311312)


2. Rara Atma Pratiwi (061830311313)
3. Rash Hanna P. Damanik (061830311314)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
NOVEMBER 2019
SOLAR RADIATION
PERCOBAAN MENGKONVERSI ENERGI CAHAYA
MENJADI ENERGI LISTRIK

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Dapat menentukan lux cahaya berdasarkan sudut dari sisi timur, barat, selatan
dan utara.
2. Dapat menentukan arus yang terpasang berdasarkan sudut yang diatur.

II. Dasar Teori

Matahari merupakan sumber energy utama dan dapat dimanfaatkan sebagai


energy listrik dengan menggunakan sebuah sel surya dengan menerapkan system
teknologi photovoltaic. Ketika sinar matahari menyinari sel maka electron-elektron
dilepaskan dan mengalir ke seluruh lapisan-lapisan kimia yang ada dipermukaan sel
sehingga menghasilkan arus listrik yang kecil yang dihimpun didalam konduktor
logam. Sel surya ini sangat bermanfaat yaitu dapat digunakan untuk menghidupkan
listrik. Oleh karena itu dilakukan percobaan ini untuk mempelajari
fenomena photovoltaic pada sel surya.

Pada photovoltaic terjadi efek fotolistrik. Suatu energi dari elektron-elektron


bebas oleh cahaya pada frekuensi dari suatu cahaya. Ketika peristiwa itu terjadi
diketahui bahwa penyebab dari semua itu adalah elektron-elektron yang
memancarkan pada saat frekuensi cahaya pada keadaan tinggi.

Suatu contoh yaitu pada percobaan fotolistrik ialah, ketika permukaan sebuah
logam disinari oleh seberkas cahaya dan sejumlah elektron terpancar dari
permukaannya, susunan dari percobaan ini dapat diperlihatkan pada gambar yang
ada pada berikut ini :
Gambar 1 Alat untuk mengamati fotolistrik

Fenomena yang terjadi pada fotolistrik ini hampir sama dengan sistem kerja
dari filter. Dimana jika ada sejumlah electron (foton) yang terpancar dari suatu
sumber cahaya, maka filter akan menyerap cahaya foton-foton tersebut dan kemudian
akan diteruskan. Kenyataan lain bahwa cahaya membawa energi teleh lebih jelas bagi
orang-orang yang pernah memfokuskan sinar matahari pada sepotong kertas dan
membakar lubang kertas tersebut dapat dikatakan bahwa energi yang dibawa oleh
cahaya akan dapat merambat seperti pada gelombang. Karena cahaya disini dapat
bersifat sebagai partikel dan juga gelombang.
Cahaya banyak sekali manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Cahaya dapat
dijadikan sebagai sumber energi bagi makhluk hidup. dimana energi dialam ini
banyak sekali bentuknya. Ada energi terbarukan dan energi tak terbarukan. Energi
yang tak terbarukan apabila digunakan terus menerus maka akan cepat habis. Untuk
itu diperlukan sumber energi alternatif lain. Salah satunya yaitu energi listrik yang
dibangkitkan oleh energi cahaya dengan menggunakan bantuan dari solar cell.
Solar cell merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversikan
energi cahaya menjadi energi listrik. Energi matahari sesungguhnya merupakan
sumber energi yang paling menjanjikan mengingat sifatnya yang berkelanjutan serta
jumlahnya yang sangat besar. Solar cell tersusun dari unit terkecil yaitu sel, lalu
kumpulan sel membentuk modul, dan kumpulan modul membentuk area. Solar cell
juga memakai bahan semikonduktor sebagai bagian dari penyusunnya.
Solar cell terbuat dari bahan semikonduktor yang terdiri dari tipe p dan tipe n
yang ditunjukkan pada gambar 3. Dimana proses photoelectric dikenal sebagai
photovoltaic. Photovoltaic adalah teknologi yang menghasilkan daya lisrik (DC)
diukur dalam (Watt) dari semikonduktor ketika diterangi foton. Selama cahaya
menyinari solar cell yang merupakan sel pada elemen photovoltaic, itu menghasilkan
tenaga listrik. Ketika cahaya berhenti menyinari, tenaga listrikpun ikut berhenti. Solar
cell tidak perlu diiisi ulang seperti pada baterai. Berikut adalah gambar solar cell.

Gambar 2. Solar Cell

Bahan semikonduktor sendiri merupakan bahan dengan konduktivitas listrik


yang berada di antara insulator (isolator) dan konduktor. ada dua macam jenis
semikonduktor, yakni semikonduktor intrinsik (murni) dan jenis semikonduktor
ekstrinsik (tak murni). Contoh dari semikonduktor murni adalah silikon dan
germanium, silikon dan germanium merupakan 2 jenis semikonduktor yang sangat
penting dalam elektronika, keduanya terletak pada kolom ke empat dalam tabel
periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Jika sebuah ikatan kovalen terputus,
maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole) pada daerah dimana terjadi
kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif dan daerah yang ditempati
elektron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif. Kedua muatan inilah yang
nantinya dapat menimbulkan adanya aliran listrik dalam semikonduktor murni.
Selain semikonduktor murni terdapat pula semikonduktor tidak murni,
semikonduktor tidak murni ini merupakan semikonduktor yang telah tercampur
dengan bahan pengotor yang berupa atom-atom lain yang kecil. Ada dua jenis dari
semikonduktor tidak murni ini, pertama semikonduktor tipe-n yang kedua
semikonduktor tipe-p. Semikonduktor tipe-n merupakan semikonduktor tidak murni
karena ini dibuat dengan menambahkan sejumlah atom pengotor pentravalen
(antinony, phorporus, atau arsenic) pada silikon murni. Tipe semikonduktor ini
memiliki elektron bebas yang dapat digunakan sebagai penghantar listrik, dan dia
menghasilakan muatan negatif dari kristal yang netral. Sedangkan untuk membuat
semikonduktor tipe-p dibuat dengan menambahkan sejumlah atom kecil pengotor
trivalen (almunium, boron, galium, atau indium) pada semikonduktor murni.
Sedangkan tipe semikonduktor ini kelebihan muatan positif. Adapun dalam solar sell
sendiri terdapat semikonduktor tipe-n dan juga tipe-p. Dimana kedua jenis
semikonduktor, tipe-n dan tipe-p disambungkan (lihat Gambar 3) karena tipe-n
banyak muatan negatif dan tipe-p banyak muatan positif, dari muatan yang dihasilkan
keduanya inilah yang nantinya akan menghasilkan aliran listrik.

Gambar 3. Skema pengoperasian Photovoltaic


Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya
lampu pijar terhadap output solar sell, mengetahui pengaruh lebar solar cell terhadap
daya output solar cell, mengetahui pengaruh panjang gelombang cahaya terhadap
output daya solar cell. Selain itu juga bertujuan agar praktikan mampu menjelaskan
fenomena photovoltaic pada solar cell. Dimana untuk menghitung daya sendiri
digunakan persamaan sebagai berikut :
P = V. I .................................................................(1)
dengan P adalah daya (Watt) , V adalah tegangan (Volt) dan I adalah
arus dengan satuan (Ampere).

III. Peralatan yang Digunakan


1. SO4203-2A (Antarmuka Uni-Train)
2. SO4203-4K (Papan Fotovoltaik)
3. SO4203-2J (Aksesoris Pendukung)
IV. Gambar Rangkaian
Rangkaian 1

Rangkaian 2

V. Langkah Kerja
1. Menyiapkan peralatan yang tersedia
2. Mencari tahu nama peralatan yang ada didalam kotak pealatan
3. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian 1
4. Mengukur lumen pada posisi cahaya 15°, 75°, 150°
5. Pada pengukuran tersebut diukur lumen pada sisi utara, selatan, barat, dan timur
6. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian 2 (Gate 1 dan Gate 4)
7. Mengukur arus pada masing-masing gate dengan menggunakan multimeter yang
tersedia pada aplikasi tersebut dengan posisi cahaya 90°
8. Merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian 2 (Gate 2 dan Gate 3)
9. Mengukur arus pada masing-masing gate dengan menggunakan multimeter yang
tersedia pada aplikasi tersebut dengan posisi cahaya 90°

VI. Data Percobaan


Sudut Lux
15 % Utara : 915
Selatan : 3808
Barat : 2923
Timur : 3466
75 % Utara : 496
Selatan : 1993
Barat : 1806
Timur : 1533
150% Utara : 1830
Selatan : 690
Barat : 1923
Timur : 1779

G1 dan G4
Ammeter A Ammeter B
Range : 100 mA Range : 100 mA
Mode : DC, AV Mode : DC, AV
Shunt : 1 ohm Shunt : 1 ohm
Sudut Arus (mA)
G1 G4
15° 1 23
75° 2 61
90° 2 63
150° 2 45

G2 dan G3
Ammeter A Ammeter B
Range : 100 mA Range : 100 mA
Mode : DC, AV Mode : DC, AV
Shunt : 1 ohm Shunt : 1 ohm
Sudut Arus (mA)
G2 G3
15° 28 24
75° 60 53
90° 62 54
150° 31 35

VII. Analisa Data

Dari praktikum yang telah kami lakukan mengenai mengubah cahaya


menjadi listrik dengan melakukan tiga kali percobaan dengan menggunakan dua
rangkaian yang dimana pada rangkaian pertama kami melakukan satu kali
percobaan dan pada rangkaian kedua kami melakukan dua kali percobaan.

Pada percobaan pertama kami merangkai rangkaiannya sesuai dengan


gambar yang telah diberikan untuk mencari nilai lux cahaya dari masing-masing
sudut ditentukan yaitu menggunakan sudut 15°, 75° dan 150° pada sisi selatan,
utara, barat dan timur. Pada sudut 15° di bagian utara didapatkan nilai lux nya
sebesar 915, pada bagian selatan didapatkan nilai lux nya sebesar 3808, pada
bagian barat didapatkan nilai lux nya sebesar 2923 dan pada bagian timur
didapatkan nilai lux nya sebesar 3466. Pada sudut 75° dibagian utara didapatkan
nilai lux nya sebesar 496, pada bagian selatan didapatkan nilai lux nya sebesar
1993, pada bagian barat didapatkan nilai lux nya sebesar 1806 dan pada bagian
timur didapatkan nilai lux nya sebesar 1533. Dan yang terakhir pada sudut 150° di
bagian utara didapatkan nilai lux nya sebesar 1830, pada bagian selatan
didapatkan nilai lux nya sebesar 690, pada bagian barat didapatkan nilai lux nya
sebesar 1923 dan pada bagian timur didapatkan nilai lux nya sebesar 1779.

Pada percobaan selanjutnya kami merangkai rangkaiannya sesuai dengan


gambar yang telah diberikan untuk mencari nilai arusnya yang berdasarkan
sudutnya yaitu menggunakan sudut 15°, 75°, 90° dan 150° yang dilakukan dua
kali percobaan yang dimana pada gate-1 dan juga gate-4 dan gate-2 dan gate-3
dan juga menggunakan alat ukur ammeter pada range 100 mA, mode DC, AV dan
shunt 1 ohm. Yang pertama yaitu pada gate-1 dan gate-4, pada gate-1 didapatkan
nilai arusnya pada sudut 15° sebesar 1 mA,pada sudut 75° didapatkan nilai
arusnya sebesar 2 mA, pada sudut 90° didapatkan nilai arusnya sebesar 2 mA, dan
pada sudut 150° didapatkan nilai arusnya sebesar 2mA. Pada gate-4 didapatkan
nilai arusnya pada sudut 15° sebesar 23 mA, pada sudut 75° didapatkan nilai
arusnya sebesar 61 mA, pada sudut 90° didapatkan nilai arusnya sebesar 63 mA,
dan pada sudut 150° didapatkan nilai arusnya sebesar 45 mA.

Selanjutnya, pada gate-2 dan gate-3, pada gate-2 didapatkan nilai arusnya
pada sudut 15° sebesar 28 mA, pada sudut 75° didapatkan nilai arusnya sebesar 60
mA, pada sudut 90° didapatkan nilai arusnya sebesar 62 mA, dan pada sudut 150°
didapatkan nilai arusnya sebesar 31 mA, dan pada gate-3 didapatkan arusnya pada
sudut 15° sebesar 24 mA, pada sudut 75° didapatkan nilai arusnya sebesar 53 mA,
pada sudut 90° didapatkan nilai arusnya sebesar 54 mA, dan pada sudut 150°
didapatkan nilai arusnya sebesar 35 mA.

VIII. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai