A. Pengertian Strategi, Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain strategi adalah a plan of operation achieving something; sedangkan metode adalah a way in achieving something. Suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada strategi yang digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree (1974) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan individual atau groups-individual learning. C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan: a. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah: Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif atau psikomotor? Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan ketrampilan akademis? b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah: Apakah materi pembelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu? Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu? c. Pertimbangan dari sudut siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah: Apakah strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa? Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa? d. Pertimbangan-pertimbangan lainnya Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah: Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja? Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan? D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Killen (1998): “No teaching strategy is better than others in all circumtances, so you have to be able to use a variety of teaching strategies, and make rational desicions about when each of the teaching strategies is likely to most effective.” Apa yang dikemukakan Killen itu jelas bahwa guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu guru perlu memahami prinsip- prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut: 1. Berorientasi pada Tujuan Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. 2. Aktivitas Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. 3. Individualitas Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. 4. Integritas Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Disamping itu Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara Interaktif, Inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologi peserta didik.
E. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa(PBAS)
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS). Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada siswa: Asumsi filosofis tentang pendidikan. Proses Pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki setiap siswa. Dengan demikian hakikat pendidikan pada dasarnya adalah: (a) interaksi manusia; (b) pembinaan dan pengembangan potensi manusia; (c) berlangsung sepanjang hayat; (d) kesesuaian dengan kemampuan tingkat perkembangan siswa; (e) keseimbangan antara kebebasan subjek didik dan kewibawaan guru; dan (f) peningkatan kualitas hidup manusia. Asusmsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu: (a) siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap perkembangan; (b) setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda; (c) anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya; (d) anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Asumsi tentang guru adalah: (a) guru bertanggungjawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik; (b) guru memiliki kemampuan profesional dalam mengajar; (c) guru mempunyai kode etik keguruan; (d) guru mrmiliki peran sebagai sumber belajar. Asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah: (a) bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem; (b) peristiwa belajar akan terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru; (c) proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdayaguna. 1. Konsep dan Tujuan PBAS PBAS dapat dipandang sebagai suau pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. 2. Peran Guru dalam Implementasi PBAS Dalam implementasi PBAS guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. 3. Penerapan PBAS dalam proses Pembelajaran Kriteria penerapan PBAS dalam proses pembelajaran menggambarkan sejauhmana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. 4. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan PBAS a. Guru 1) Kemampuan Guru Guru yang mempunyai kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif dan inofatif. 2) Sikap profesional guru Guru yang profesional selamanya akan berusaha untuk mencapai hasil yang optimal. 3) Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru Dengan latar belakang pendidikan yang tinggi, memungkinkan guru memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap variael-variabel pembelajaran. b. Sarana belajar 1) Ruang kelas Kondisi ruang kelas merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penerapan PBAS. 2) Media dan sumber belajar PBAS merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan multimetode dan multimedia. Artinya, melalui PBAS siswa memungkinkan untuk belajar dari berbagai sumber informasi secara mandiri, baik dari media grafis seperti buku, majalah, surat kabar, buletin, dll.