Anda di halaman 1dari 5

Strategi PPAI

Wachid, Hal. 125-145

6
Strategi Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa

A. Pengertian Strategi, Metode dan Pendekatan Pembelajaran


Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Jadi
dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah
suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan
strategi. Dengan kata lain strategi adalah a plan of operation achieving something;
sedangkan metode adalah a way in achieving something.
Suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada strategi yang
digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai
metode pembelajaran.
B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree (1974)
mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery
learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan individual atau groups-individual
learning.
C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan:
a. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
 Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan
aspek kognitif, afektif atau psikomotor?
 Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan ketrampilan akademis?
b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
 Apakah materi pembelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau
teori tertentu?
 Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu?
c. Pertimbangan dari sudut siswa.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
 Apakah strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kematangan
siswa?
 Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan
kondisi siswa?
d. Pertimbangan-pertimbangan lainnya
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
 Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja?
 Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang
dapat digunakan?
D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses
Pendidikan
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri, hal ini seperti yang dikemukakan
oleh Killen (1998): “No teaching strategy is better than others in all circumtances, so
you have to be able to use a variety of teaching strategies, and make rational desicions
about when each of the teaching strategies is likely to most effective.”
Apa yang dikemukakan Killen itu jelas bahwa guru harus mampu memilih strategi
yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu guru perlu memahami prinsip-
prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
1. Berorientasi pada Tujuan
Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan
guru.
2. Aktivitas
Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
3. Individualitas
Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa namun pada hakikatnya yang
ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi
siswa.
Disamping itu Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara Interaktif,
Inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologi peserta didik.

E. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa(PBAS)


Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa.
Artinya sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata
lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada siswa:
 Asumsi filosofis tentang pendidikan. Proses Pendidikan bukan hanya
mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang
dimiliki setiap siswa. Dengan demikian hakikat pendidikan pada dasarnya
adalah: (a) interaksi manusia; (b) pembinaan dan pengembangan potensi
manusia; (c) berlangsung sepanjang hayat; (d) kesesuaian dengan kemampuan
tingkat perkembangan siswa; (e) keseimbangan antara kebebasan subjek didik
dan kewibawaan guru; dan (f) peningkatan kualitas hidup manusia.
 Asusmsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu: (a) siswa bukanlah
manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap
perkembangan; (b) setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda; (c)
anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam
menghadapi lingkungannya; (d) anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi
kebutuhannya.
 Asumsi tentang guru adalah: (a) guru bertanggungjawab atas tercapainya hasil
belajar peserta didik; (b) guru memiliki kemampuan profesional dalam
mengajar; (c) guru mempunyai kode etik keguruan; (d) guru mrmiliki peran
sebagai sumber belajar.
 Asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah: (a) bahwa proses
pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem; (b) peristiwa
belajar akan terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang
diatur oleh guru; (c) proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan
metode dan teknik yang tepat dan berdayaguna.
1. Konsep dan Tujuan PBAS
PBAS dapat dipandang sebagai suau pendekatan dalam pembelajaran yang
menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil
belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang.
2. Peran Guru dalam Implementasi PBAS
Dalam implementasi PBAS guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber
belajar, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar
siswa belajar.
3. Penerapan PBAS dalam proses Pembelajaran
Kriteria penerapan PBAS dalam proses pembelajaran menggambarkan
sejauhmana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan
pembelajaran, proses pembelajaran, maupun dalam mengevaluasi hasil
pembelajaran.
4. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan PBAS
a. Guru
1) Kemampuan Guru
Guru yang mempunyai kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif dan
inofatif.
2) Sikap profesional guru
Guru yang profesional selamanya akan berusaha untuk mencapai hasil
yang optimal.
3) Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru
Dengan latar belakang pendidikan yang tinggi, memungkinkan guru
memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap variael-variabel
pembelajaran.
b. Sarana belajar
1) Ruang kelas
Kondisi ruang kelas merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
penerapan PBAS.
2) Media dan sumber belajar
PBAS merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan
multimetode dan multimedia. Artinya, melalui PBAS siswa
memungkinkan untuk belajar dari berbagai sumber informasi secara
mandiri, baik dari media grafis seperti buku, majalah, surat kabar, buletin,
dll.

Anda mungkin juga menyukai