Anda di halaman 1dari 6

http://nilukumaladewi.blogspot.com/2015/01/makalah-autoklaf.

html

Pengertian Autoklaf

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam
mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Autoklaf juga disebut dengan sterilisasi basah.
Peralatan yang diguanakan perlu disterilisasi agar pada saat kontak dengan produk, tidak
menyebabkan kontaminasi. Sebelum digunakan otoklaf terlebih dahulu divalidasi untuk
membuktikan bahwa otoklaf berfungsi dengan baik dan mampu menghasilkan material yang steril.
Tekanan yang digunakan adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm dangan suhu 121 °C (250 F) dalam waktu
15 menit.Jadi tekanan yang bekerja pada permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi.

Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan
meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme.
Autoklaf ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel
ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Jika objek yang disterilisasi tebal atau
cukup banyak, transfer panas pada bagian autoklaf akan melambat sehingga terjadi perpanjangan
waktu total.

2.2. Prinsip Kerja Autoklaf

Autoklaf menghasilkan uap panas yang bersumber dari panas yang dihasilkan oleh api.
Autoklaf dapat dioperasionalkan pada suhu 115-1500˚C. Bila sterilisasi efektif dilakukan pada
lamanya waktu, misalnya pada media nutrisi yang volumenya 25-50 ml disterilisasikan di autoklaf
dengan suhu 121˚C selama 15-20 menit pada tekanan 1.5kg/cm2.

Autoklaf ditujukan untuk membunuh sel resisten (endospora) yang diproduksi oleh bakteri.
Endospora adalah sel yang tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Endospora dapat
dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Endospora
dapat dibunuh pada suhu 121°C, dengan waktu 4-5 menit. Pada suhu 65 °C sel vegetatif bakteri
dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik.

Ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C, perhitunga waktu sterilisasin autoklaf dimulai.
Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan
melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua
objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf
dibutuhkan perpanjangan waktu, dibutuhkan waktu yang lama untuk volume yang besar sengga
mencapai suhu sterilisasi.

2.3. Jenis-Jenis Autoklaf

Autoklaf tertdapat tiga jenis, yang dibagi berdasarkan perbedaan bagaimana udara dihilangkan dari
autoklaf selama proses sterilisasi.

1. Gravity Displacement Autoclave

Di dalam ruang autoklaf terdapat udara yang dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya
adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di
bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga
udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara
semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan
terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan cakupan suhu antara 121-134 °C dengan waktu
10-30 menit.

2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Autoklaf ini adalah jenis autoklaf yang dilengkapi pompa, yang mengevakuasi hampir semua udara
dari dalam autoklaf. Cara kerjan autoklaf ini dimulai dengan pengeluaran udara. Waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap
dimasukkan ke dalam autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh
permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung.
Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit.

3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave adalah jenis autoklaf yang menggunakan aliran uap dan
dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang. Waktu siklus yang ada pada
autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi.

Cara Penggunaan Autoklaf

Cara penggunaan autoklaf sederhana yang biasanya dipake di Laboratorium, untuk mensterilkan
alat adalah sebagai berikut :

1. Sebelum kita menggunakan autoklaf, terlebih dahulu kita harus memahami bagian-bagian yang
ada pada autoklaf beserta fungsi -fungsinya.

2. Bahan yang akan disterilkan diletakan pada wadah alumunium, disusunan dengan rapi, dan
diantara wadah-wadah tersebut diberi rongga untuk pergerakan uap air dan udara.

3. Autoklaf diisi dengan akuades sampai elemen pemanas terendam air.

4. tubuh sterilisator telah cocok dengan tempatnya, yang terletak pada tutup.

5. Tutup autoklaf dengan rapat, pastikan baut-baut yang ada dibagian atas tutup sudah terpasang.

6. Putar serentak secara bersama-sama baut-baut yang berlawanan letaknya, agar tutup autoklaf
ini berada pada posisi yang tepat.

7. Pengatur katup pengaman dibuka, agar udara yang ada di dalam autoklaf keluar.

8. Setelah itu, pasanglah sumber pemanas.

9. Nyalakan autoklaf (tombol autoklaf dibawah dinaikkan ke atas tuasnya), diatur timer dengan
waktu minimal 15 menit pada suhu 121 oC (suhu optimal dimana mikroba akan terdenaturasi).

10. Setelah itu, katup ditutup apabila uap air sudah keluar cukup banyak akan terdengar bunyi desis
dari katup pengaman. Suhu dan tekanan autoklaf akan naik.

11. Skala suhu dan tekanan dibaca sampai mencapai suhu 121 oC dengan tekanan 15 Psi atau
sekitar 2 atm. Suhu distabilkan selama 15 menit dengan cara mengatur sumber panas.
12. Matikan autoklaf, tunggu hingga tekanan dan suhunya turun hingga mencapai nol. Autoklaf
tidak boleh dibuka sebelum tekanan menjadi nol.

13. Katup pengaman dibuka setelah tekanan autoklaf mencapai nol, katup pengaman dibuka
dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap air yang masih ada dalam autoklaf.

14. Buka tutup autoklaf dengan cara kendurkan terdahulu bautnya, kemudian tutup autoklaf
diputar kemudian diangkat.

15. Jika suhu dan tekananya sudah nol, dan tutupnya sudah dibuka, keluarkan bahan yang telah
diserilkan, kemudian didinginkan.

Cara Perawatan autoklaf

Cara perawatan autoklaf adalah sebagai berikut:

1. Gunakan autoklaf sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kerusakan.

2. Apabila autoklaf telah selesai digunakan, colokanya dicabut dari tempat colok, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi.

3. Air aquadest yang ada di dalam autoklaf sebaiknya dibersihkan atau dikuras bagian dalamnya
menggunakan lap kering, jika selesai digunakan.

4. Pastikan dibagian dalam autoklaf benar-benar bersih, jika masih belum bersih, masukan lagi air
kedalam autoklah dan dikuras lagi denga lab, lakukan kegiatan ini berulang-ulang sampai bagian
dalam autoklaf tersebut benar-benar bersih.

5. Simpan autoklaf pada tempat yang kering dan bersih.

https://news.labsatu.com/bagian-bagian-autoclave-dan-fungsinya/

Bagian-Bagian Autoclave dan Fungsinya


Pada dasarnya, bagian-bagian autoclave berbeda-beda berdasarkan jenis atau tipe autoclavenya. Kita akan
membahas bagian-bagian autoclave dan fungsinya secara umum.
Jenis Autoclave

1. Tombol pengatur waktu (timer)


Autoclave tertentu dilengkapi dengan timer yang berfungsi untuk mengatur waktu lama atau sebentarnya
proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang dibutuhkan. Berbeda
dengan autoclave sederhana yang masih menggunakan bantuan pemanasan air dengan kompor bukan
listrik. Autoclave sederhana tersebut tidak dilengkapi dengan timer.

2. Katup uap

Meskipun termasuk bagian kecil dari keseluruhan bagian autoclave, namun katup uap merupakan salah
satu komponen yang penting dan berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air.

3. Pengukur tekanan

Jika ingin mengetahui nilai tekanan uap yang berada dalam autoclave, Anda dapat melihat pada bagian ini.
Pengukur tekanan berfungsi untuk mengetahui besar tekanan uap yang ada dalam autoclave saat proses
sterilisasi tengah berlangsung.

4. Katup pengamanan

Katup pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci penutup autoclave.


Baca : Ini Dia, Jenis Laboratorium Yang Wajib Anda Ketahui
Bagan Autoclave

5. Tombol on/off
Jika Anda menggunakan autoclave yang menggunakan sumber energi listrik, maka keberadaan tombol ini
sangat berandil besar. Karena tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin autoclave.
6. Termometer
Biasanya, pada proses sterilisasi membutuhkan suhu yang berbeda bergantung pada bahan atau alat yang
Anda sterilkan. Termometer merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui dan mengamati suhu
yang dibutuhkan. Apakah sudah sesuai dengan suhu yang Anda butuhkan atau belum.

7. Lempeng sumber panas

Bagian ini adalah komponen yang akan membantu perubahan energi listrik menjadi energi kalor. Lempeng
sumber panas atau heater ini terbuat dari kumparan/lilitan kawat tembaga yang jika dialiri arus listrik akan
menghasilkan energi panas.
8. Skrup pengamanan

Skrup pengaman sangat dibutuhkan untuk menjaga besaran dan tekanan uap yang ada dalam autoclave.
Pastikan skrup pengaman ini terpasang dengan baik dan rapat.

9. Angsa

Pada autoclave yang menggunakan energi listrik, Anda akan menemukan angsa yang berfungsi sebagai
batas penambahan air. Sedangkan pada autoclave yang menggunakan energi panas dari kompor atau
pemanas konvensional lainnya, Anda akan menemukan almunium container yang berfungsi untuk
meletakan berbagai bahan atau alat yang hendak Anda sterilisasikan.
Selain keterangan komponen di atas, autoclave juga memiliki komponen lain seperti pompa vacum yang
berfungsi untuk menghisap udara atau uap campuran dari ruang sterilisasi (chamber) autoclave.

Anda mungkin juga menyukai