Anda di halaman 1dari 75

GEOGRAFI REGIONAL

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Geografi Regional”

Dosen Pengampu: Andri Noor Ardiansyah, M.Si

Disusun Oleh :

Dwi Puspa Meilani (11140150000023)

Muhammad Rifki S (11140150000047)

Niken Kesuma Wardani (11140150000032)

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyusun dan menyelesaikan tugas pembuatan makalah dari mata kuliah Geografi Regional
Indonesia dengan judul “Geografi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur”

Kami banyak mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andri Noor Ardiansyah M.Si. selaku
pembimbing kami, yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam pembuatan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna, karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan makalah berikutnya.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 16 November 2015

Pemakalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii

2
BAB 1 PEMBAHASAN

A. Sejarah Nusa Tenggara Timur ....................................................................................... 1

B. Arti lambang Nusa Tenggara Timur .............................................................................. 2

C. Lokasi dan Luas Wilayah .............................................................................................. 3

D. Kondisi Fisik .......................................................................................................8


E. Kondisi Manusia .................................................................................................31

BAB II

PENUTUP

A. Analisis Potensi Sumber Daya Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur ............................ 68
B. Kesimpulan dan Saran ......................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 71

3
A. SEJARAH NUSA TENGGARA TIMUR

Nusa Tenggara Timur sebelum 20 - 12 -1958

Nama Daerah Nusa Tenggara semula adalah nama pulau-pulau Sunda Kecil ( Kleine
Sunda Eilanden) yang meliputi pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor dan
pulau-pulau lainnya termasuk Rote, Sawu dan Alor. Pada tahun 1954 dengan UU Darurat
No. 9 Tahun 1954 nama Sunda Kecil diganti dengan nama Nusa Tenggara. Nama ini
diberikan oleh Menteri P dan K RI Prof. Mr. Moh Yamin (alm). Nama ini untuk pertama
kali dicetuskan di Kupang Tahun 1953.

Nusa Tenggara Timur pada masa Pemerintahan Hindia Belanda 1904 - 1945

Untuk melaksanakan Pemerintahan di Nusa Tenggara Timur Belanda berpegang pada


Self Bestuur Regelen tahun 1903, 1919, 1927, dan 1938 yang tercantum dalam Indische
Staatsblad 1916 No. 372 menetapkan terbentuknya wilayah pemerintahan "Keresidenan
Timor dan teluknya" (Residentie Timor en onder Hoorig heden) dengan pusatnya di
Kupang. Residentie Tomor terdiri dari 3 Afdeling (Timur ibukota Kupang, Flores ibukota
Ende, Sumba ibukota Bima) dan 15 Order Afdeling

Nusa Tenggara Timur dan Negara Indonesia Timur

Tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan,


semua wilayah jajahan Hindia Belanda dinyatakan bebas, namun pada saat itu bangsa
Hindia Belanda terus berupaya untuk menguasai NTT. Berbagai perjuangan terus
dilakukan oleh para pejuang kita untuk mempertahankan NTT dan mereka melibatkan
diri melalui organisasi Partai Perserikatan Kebangsaan Timor, yang kemudian merubah
namanya menjadi Partai Demokrasi Indonesia di Timor. Para tokoh-tokoh dalam partai
PDI Timor terus berjuang ditingkat Nasional di NTT pada awal kemerdekaan sampai
berdirinya Pemerintah Negara Indonesia Timor, Pemerintah Otonom NTT.
Pada tahun 1946 terlaksananya Konferensi Malino, dimana para pejuang dari NTT
menghadiri Konferensi tersebut dengan membawa tekad yang bulat yaitu "menuntut hak
untuk menentukan nasib sendiri sekarang juga". Para pejuang kita mengikuti kegiatan
dimaksud adalah A.H Koroh, I.H Doko dan Th Oematan. Konferensi yang kedua
dilaksanakan di Denpasar pada tanggal 20 Desember 1946 yang dihadiri oleh : I.H Doko,
pastor Gabriel Manek dan Drs. A.Roti Dengan berpegang pada persetujuan Linggar Jati
dan disetujui oleh Presiden RI dan Pemerintah RI, maka utusan-utusan dari Timor ikut
membentuk Negara Indonesia Timor sebagai sarana untuk meletakan dasar pemerintahan
yang berkedaulatan yang meliputi seluruh Indonesia kelak. Ketiga utusan tersebut juga
dilantik menjadi Anggota Parlemen asal NTT yaitu I H Doko, G. Manek, Y.S Amalo dan
B. Sahetapy - Angel, Tuga Sutama dari Anggota Parlemen adalah menyadarkan
masyarakat tentang pentingnya kebebasan. Pada tahun 1949 atas nama menteri dalam
Negeri NIT, I,H. Doko datang ke Kupang dan melantik daerah Timor dan badan
pemerintahan yang terdiri Dewan Raja-Raja dan DPR dengan anggotanya sebanyak 30
orang.

4
Lahirnya Propinsi Nusa Tenggara Timur

Dalam kekuasaan hukum HIT dengan Undang-Undang No. 44 tahun 1950, ketiga
pulau besar yaitu Flores, Sumba, dan Timor dan pulau-pulaunya masing-masing
merupakan daerah otonom. Pada Tahun 1950 berdasarkan peraturan pemerintah No.
21 tahun 1950 maka daerah-daerah Flores, Sumba, Timor, Sumbawa, Lombok dan
Bali merupakan satu Propinsi Administratif dengan nama propinsi Sunda kecil. Nama
Sunda kecil kemudian diganti dengan nama Nusa Tenggara. Pada tahun 1957 setelah
berlakunya UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan
dengan UU No. 64 tahun 1958 Propinsi Nusa Tenggara dibagi menjadi tiga daerah
Swantantra Tingkat 1, yaiutu masing-masing Swantantra Tingkat 1 Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Daerah tingkat 1 Nusa Tenggara Timur
meliputi bekas daerah pulau Flores, Sumba dan Timor dan Kepulauannya. Hasil
terakhir diketahui bahwa Nusa Tenggara Timur hingga saat ini memiliki 566 buah
pulau yang tersebar diantara 3 (tiga) buah pulau besar yaitu Flores, Sumba dan Timor
yang biasa disapa "Flobamor" Demikian sejarahnya singkat terbentuknya Propinsi
Nusa TenggaraTimur.

B. ARTI LAMBANG NUSA TENGGARA TIMUR

Lambang Propinsi Nusa Tenggara Timur dapat mempunyai arti sebagai berikut

1. Bintang dilambangkan sebagai ke Tuhanan yang Maha Esa.


2. Komodo dilambangkan sebagai kekayaan Alam khas Nusa Tenggara Timur.
3. Padi dan kapas dilambangkan sebagai kemakmuran yang dimiliki oleh Propinsi Nusa
Tenggara Timur
4. Tombak dilambangkan sebagai Keagungan dan Kejayaan.
5. Pohon beringin dilambangkan sebagai Persatuan dan Kesatuan.

5
C. LOKASI DAN LUAS WILAYAH
1. Lokasi

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi 80° –
12° Lintang Selatan dan 118° – 125° Bujur Timur
Batas Wilayah :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Flores
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudera Hindia
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara
Barat
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan negara Timor Leste,
Provinsi Maluku dan Laut Banda
Berdasarkan letak geografisnya, Kepulauan NTT berada diantara Benua Asia dan Benua
Australia, serta diantara Samudera Indonesia dan Laut Flores. Provinsi NTT merupakan
wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau, 432 pulau diantaranya sudah
mempunyai nama dan sisanya sampai saat ini belum mempunyai nama. 42 pulau dihuni
dan 1.150 pulau tidak dihuni.
Diantara 432 pulau yang sudah bernama terdapat 4 pulau besar, yaitu :
 Flores
 Sumba
 Timor, dan
 Alor
Dan pulau-pulau kecil antara lain:

 Adonara  Babi  Lomblen  Pura


 Pamana Besar  Panga Batang  Parmahan  Rusa
 Rusah  Samhila  Solor  Trweng
 Pulau Batang  Kisu  Lapang  Pulau dana
 Doo  Landu  Manuk  Pamana
Manifon
 Rajina  Rote  Sarvu  Semau
 Pulau Loren  Komodo  Rinca  Sebabi
 Sebayur kecil  Sebayur besar  Serayu besar  Untelue

6
2. Luas Wilayah (luas darat dan laut, jumlah pulau) :
Luas wilayah daratan Provinsi Nusa Tenggara Timur ± 47.349,90 km2 atau 2,49% luas
Indonesia dan luas wilayah perairan ± 200.000 km2 diluar perairan Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI).

 Luas wilayah berdasarkan Kabupaten/Kota

No Kabupaten/Kota Luas Daerah Presentase


1 Sumba Barat 737,42 1,56
2 Sumba Timur 7.000,50 14,78
3 Kupang 5.898,26 12,46
4 Timor Tengah Selatan 3.947,00 8,34
5 Timor Tengah Utara 2.669,66 5,64
6 Belu 2.445,57 5,16
7 Alor 2.864,60 6,05
8 Lembata 1.266,38 2,67
9 Flores Timur 1.812,85 3,83
10 Sikka 1.731,92 3,66
11 Ende 2.046,62 4,32
12 Ngada 1.620,92 3,42
13 Manggarai 4.188,90 8,85
14 Rote Ndao 1.280,00 2,70
15 Manggarai Barat 2.947,50 6,22
16 Sumba Barat Daya 1.445,32 3,05
17 Sumba Tengah 1.869,18 3,95
18 Nagekeo 1.416,96 2,99
19 Manggarai Timur 2.502,24 5,28
20 Kota Kupang 160,34 0,34
Jumlah 47.349,90 100,00

Sumber : Buku NUSA TENGGARA TIMUR DALAM ANGKA 2009


Sumber : Brosur No. 30 Tahun 1979 – Dit. Agraria Prop. Dati I NTT

7
 Luas wilayah berdasarkan pulau

No. Pulau Luas Daerah Presentase


1 Sumba 11.040,00 23,30
2 Sabu 421,70 0,90
3 Rote 1.214,30 2,60
4 Semau 261,00 0,60
5 Timor 14.394,90 30,40
6 Alor 2.073,40 3,40
7 Pantar 711,80 1,50
8 Lomblen 1.266,00 2,70
9 Adonara 518,80 1,10
10 Solor 226,20 0,50
11 Flores 14.231,00 30,00
12 Rinca 212,50 0,40
13 Komodo 332,40 0,70
14 Lain-lainnya 445,90 0,90
Jumlah 47.349,90 100,00
Sumber : Brosur No. 30 Tahun 1979, Dit. Agraria Provinsi Dati I NTT
Buku : NUSA TENGGARA TIMUR DALAM ANGKA 2009

3. Peta Administrasi wilayah

Gambar 1.1 peta Provinsi Nusa Tenggara Timur

8
Gambar 1.2 Nusa Tenggara Timur dilihat melalui Google Maps

9
4. Pembagian Kabupaten/Kota di dalam Provinsi

No. Kabupaten/kota Kecamatan Kelurahan Desa


1 Kupang 30 22 218
2 Timor Tengah Selatan 32 12 228
3 Timor Tengah Utara 9 34 140
4 Belu 24 12 196
5 Alor 17 17 158
6 Flores Timur 18 17 209
7 Sikka 21 13 147
8 Ende 20 23 191
9 Ngada 9 16 78
10 Manggarai 9 17 132
11 Sumba Timur 22 16 140
12 Sumba Barat 6 8 45
13 Lembata 9 7 137
14 Rote Ndao 8 7 73
15 Manggarai Barat 7 5 116
16 Nagekeo 7 16 84
17 Sumba Tengah 4 - 43
18 Sumba Barat 8 2 94
19 Manggarai Timur 6 10 104
20 Kota Kupang 4 49 -
Jumlah 270 303 2533

10
5. Posisi Strategis Wilayah

 Provinsi Kepulauan yang wilayahnya disatukan Laut Sawu dan Selat Sumba.
 Wilayah terdepan di Selatan Indonesia yang berbatasan darat dengan Timor Leste
dan berbatasan Laut dengan Australia.
 Memiliki 5 Pulau terdepan : Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana, dan
Mengkudu. d. Mengelilingi Wilayah “Enclave“ Distrik Oekusi,
Negara Timor Leste”.
 Garis pantai mencapai 5.700 Km.
 Penduduk 4.683.827 jiwa (Terbesar kedua di Wilayah KTI setelah Provinsi
Sulawesi Selatan).
 Secara geneologis unik, terdiri dari puluhan suku dan bahasa daerah

D. KONDISI FISIK

Wilayah Nusa Tenggara Timur beriklim kering yang dipengaruhi oleh angin musim. Periode
musim kemarau lebih panjang, yaitu 7 bulan (Mei sampai dengan Nopember) sedangkan
musim hujan hanya 5 bulan (Desember sampai dengan April). Suhu udara rata-rata 27,6° C,
suhu maksimum rata-rata 29° C, dan suhu minimum rata-rata 26,1° C.

Presentase Penyinaran Matahari


di Kota Kupang Menurut Bulan

No Nama Bulan 2009 2005 2006 2007 2008

1 Januari 53 64 40 59 65

2 Februari 43 84 66 57 37

3 Maret 75 69 54 53 65

4 April 96 77 70 75 89

5 Mei 85 94 88 97 99

6 Juni 98 96 82 82 90

7 Juli 94 89 89 98 97

8 Agustus 96 95 99 97 98

9 Septeber 98 92 100 99 96

10 Oktober 98 86 99 95 92

11
11 November 83 70 98 84 80

12 Desember 60 54 72 58 41

Sumber : Buku NUSA TENGGARA TIMUR DALAM ANGKA 2010

Rata-rata Kelembaban Udara, Arah / Kecepatan Angin,


Dan Rata-rata Tekanan Udara
di Kota Kupang
Menurut Bulan, 2008

No Nama Bulan Kelembaban Arah/Kecepatan Tekanan


Angin

1 Januari 88 6 / NW 1006,8

2 Februari 88 6 / NW 1006,0

3 Maret 86 4/Calm / NW 1007,7

4 April 78 6 / SE 1008,7

5 Mei 74 8 / SE 1010,5

6 Juni 70 8 / SE 1011,4

7 Juli 68 10 /SE 1011,9

8 Agustus 65 11 / SE 1011,8

9 September 67 9 / SE 1010,8

10 Oktober 63 10 / SE /NW 1009,9

11 November 72 7 / NW 1007,8

12 Desember 85 8 / NW 1006,9

Rata-Rata 75,33 7,75 1009,2

12
Sumber : Buku NUSA TENGGARA TIMUR DALAM ANGKA 2010
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika. Stasiun Klimatologi Kupang
Keterangan : Utara (N=North); Timur Laut (NE=North East);Timur
(E=East); Tenggara (SE=South East); Selatan(S=South); Barat
Daya(South West); Barat (W=West); Barat Laut(North West).

Jumlah Curah Hujan di Nusa Tenggara Timur


Menurut Kabupaten dan Bulan
2009

Nama Bulan Jml


Kabupaten Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Sumba 268 151 160 399 193 – – – x x x X 1171
Barat
Sumba 131 163 196 0 115 0 3 0 11 2 5 122 748
Timur
Kupang 897 1253 514 10 304 – – – – – 391 1019 4388
Timor 180 215 172 301 154 – – 10 2 – 220 343 1597
Tengah
Selatan
Timor 90 230 38 41 – – – – – – 12 134 545
Tengah
Utara
Belu 268 346 227 17 77 9 – – – – 204 2091 1439
Alor x x x 38 67 – – – 32 0 104 244 488
Lembata 120 162 167 X x x x x x x x x 469
Flores 317 439 135 26 88 – – – – 5 22 x 1032
Timur
Sikka 185 186 38 142 41 – 1 – – 16 – 8 707
Ende 126 143 116 53 133 – 13 11 131 – 229 38 1093

13
Ngada 1124 443 382 38 167 – – 1 – – 129 212 2496
Mangarai 247 462 439 299 351 26 6 11 291 180 263 421 2996
Rote Ndao 251 319 158 19 117 – – – 20 – 50 307 1241
Manggarai 164 150 118 14 40 23 2 9 35 46 44 37 712
Barat
Sumba x x x x x x x x – x x x x
Barat
Daya
Sumba x x x x x x x x – x x x x
Tengah
Nagekeo x x x x x x x x – x x x x
Manggarai 183 115 x 20 141 38 – 55 66 72 1 6 697
Timur
Sabu 165 326 356 7 4 – 9 – 12 – 72 223 1174
Raijua
Kota 554 454 105 3 40 – 2 – – – 205 556 1919
Kupang
Sumber : Badan Meteorologi Dan Geofisika. Stasiun Klimatologi Kupang Sumber : Buku
NUSA TENGGARA TIMUR DALAM ANGKA 2010

1. Kondisi Geologi Nusa Tenggara Timur

Bagian timur Nusa Tenggara mulai dari Alor-Kambing-Wetar-Romang, disebut orogene


timor dengan pusat undasi di L. Flores. Evolusi orogenik daerah Nusa Tenggara bagian timur
ini agak kompleks karena pada masa Mesozoikum muda terjadi penggelombangan yang
termasuk sirkum Australia menghasilkan busur dalam dari P. Sumba kearah timur laut dan
busur luar melalui P. Sawu ke timur laut, Namun memasuki periode tertier daerah ini
mengalami penggelombangan dengan pusat undasi di Laut Flores sebagai bagian dari sitem
Pegunungan Sunda. Keganjilan-keganjilan yang nampak seperti posisi pulau sumba di
interdeep, garis arah busur luar Rote-Timor ke arah timur laut nndan sebagiannya, menurut
Van Bemmelen adalah warisan dari evolusi Geologis terdahulu yang tidak dapat dikaitkan
dengan sistem penggelombangan masa tertier dari pegunungan Sunda.

14
Adapun daerah undasi di Orogene Timor sebagai berikut:

ü Busur dalam: Alor-Kambing-Wetar-Romang, tidak memperlihatkan tanda-tanda vulkanis.

ü Palung Antara: Pulau Sumba-L. Sawu

ü Busur Luar: Dana-Raijua-Sawu-Rote-Semau-Timor.

ü Backdeep: Punggungan Batutaza

Brouwer (1917) mengemukakan absenya aktivitas vulakanisme didaerah ini karena jalan
keluarnya magma tersubat sebagai akibat dari pergeseran lempeng Australia ke utara.
Pendapat Brouwer ini mendapat tantangan dari para ahli belakangan ini termasuk Van
Bemmelen karena tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya pergeseran secara lateral
ke utara disekitar P. Bantar-P. Alor, tempat mulai absenya aktivitas vulkanisme kearah timur.
Juga tidak ada perubahan arah struktural pada busur luar yang menandakan pengaruh tekanan
blok Australia, padahal busur luar inilah yang akan terlebih dahulu tenderita tekanan tersebut.
Lebih jauh, Van Bemmelen mengemukakan alasannya bahwa bila ditelusuri terus ke timur
maka deretan busur dalam yang tidak vulkanis ini tidak bersambung dengan deretan busur
dalam Damar-Banda yang vulkanis, tetapi dengan zona Ambon yang tidak vulkanis.

Menurut Van Bemmelen absennya aktivitas vulkanisme dari alor ke timur dan juga zona
Ambon terjadi karena berbatasan dengan dangkalan sahul.
Faktor lokal lainnya yang mungkin berpengaruh adalah:

1. Gaya endogen dari lapisan tektonosfer telah habis


2. Puncak asthenolithnya mungkin mengalami pembekuan sehingga saluran magma
yang keluar tersumbat.

Sumbu geantiklin di Nusa Tenggara makin ke timur makin tenggelam. Hal ini dapat dilihat
dari selat-selat antar pulau yang makin ke timur makin dalam (di sebelah barat pulau Tampar
rata-rata kurang dari 200 meter, sedang sebelah timurnya makin dalam yaitu antara Pantar-
Alor= 1140m, Alor-Kambing=1260m, Kambing=1040 m, Wetar-Roman=lebih 2000 m,
sebelah timur Roman kira-kira 4000 m).

15
 P. Rote, tersusun dari sedimen-sedimen yang telah mengalami pelipatan kuat, tertutup
dengan karang kuarter sampai ketinggian 430 m.
 P. Sawu, terdiri dari batuan praterrier, dikelilingi oleh karang koral setinggi 300 m.
 P. Timur, puncak genatiklinalnya mengalami depresi memanjang mulai dari teluk
Kupang sampai dengan sungai Lois. Brouwer (1935) mengemukakan bahwa menurut
cerita penduduk asli Timor, dahulu hampir seluruh pulau merupakan laut. G. Lakaan
1525 m dahulu merupakan pulau saja. Ini berarti pengangkatan P. Timor telah terjadi
Belum lama ini. Adanya pengangkatan tersebut didukung oleh bukti-bukti
ditemukannya sisa-sisa karang pada ketinggian 1000 m lebih. Pulau ini banyak
mengalami over thrust, batuan intrusi banyak yang tersingkap di permukaan bumi.
Bahan galian seperti emas, tembaga, chromium, dan uranium ditemukan di sana
namun dalam jumlah yang tidak ekonomis.
Sebaran struktur batuan geologi yang ada di wilayah propinsi ini, adalah :

1. Batuan Silicic (acid) Rock (batuan berasam kersi asam), terdapat di Kabupaten Alor,
Kabupaten Lembata, sebagian besar Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka,
Kabupaten Ende, sebagian besar Kabupaten Ngada, sebagian Kabupaten Manggarai,
sebagian besar Manggarai Barat dan sebagian kecil Kabupaten Kupang;
2. Batuan Matic Basic Rocks (batuan basa);
3. Batuan Intermediate Basic (basa menengah);
4. Batuan Pre Tertiare Undivideo (pra tersier tak dibedakan);
5. Batuan Paleagene (pleogen);
6. Alluvial Terrace Deposit and Coral Reets (alluvium undak dan berumba koral);
7. Batuan Neogene (neogen);
8. Batuan Kekneno Series (deret kekneno);
9. Batuan Sonebait Series (deret sonebait);
10. Batuan Sonebait and Ofu Series Terefolde (deret sonebait dan deret terlipat bersama);
11. Batuan Ofu Series (deret ofu);
12. Batuan Silicic Efusives (efusiva berasam kersik);
13. Batuan Triassic (trias);
14. Batuan Crystalline Shist (sekis hablur

16
2. Proses Pembentukan Tektonik Nusa Tenggara Timur

Proses pembentukan Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari proses pembentukan tektonik
indonesia secara keseluruhan. Pada 40 juta tahun yang lalu, Sulawesi, Halmahera, dan pulau
pulau lainya di indonesia bagian timur belum terlihat bentuknya, juga bagian utara dari
Kalimantan belum muncul.

Pada 30 juta tahun yang lalu, lengan utara sulawesi ulai terbentuk bersamaan dengan jalur
oviolit jamboles. Sedangkan jalur ofiolit sulawesi timur masih berada dibelahan bumi selatan.

Pada 20 juta tahun yang lalu kontinen-kontien mikro bertumbukan dengan jalur ofiolit
sulawesi timur, dan laut maluku membentuk sebagai bagian dari laut filipina. Laut cina
selatan mulai membuka dan jalur tunjaman di utara serawak-sabah mulai aktif. Selnjutnya
Australia dan papua bergerak mendorong ke arah utara sehingga kalimantan dan pulau-pulau
di indonesia timur berotasi berlawanan arah dengan gerak jarum jam.

Pada 10 juta tahun yang lalu, benua mikro ukang besi – Buton bertumbukan dengan jalur
ofiolit sulawesi tenggara, tunjaman ganda terjadi dikawasan laut maluku, dan laut serawak
terbentuk di utara kalimantan. Sulawesi terbentuk yang merupakan gabungan dari setidaknya
tiga unsur dari lokasi berbeda. Kemudian di ikuti dengan terbentuknya pulau-pulau di daerah
laut banda dan halmahera. Kalimantan menjadi utuh dengan menyatunya bagian utara yang
berasal dari unsur di utaranya. Demikian juga papua posisinya sudah lebih dekat ke
indonesia.

Pada 5 juta tahun yang lalu, benua mikro banggai-sula bertumbukan dengan jaalur ofiolit
sulawesi timur, dan mulai aktif tunjangan miring di antara papua nugini. Sulawesi yang
merupakan pulau besar termuda di indonesia, ternentuk menjadi sempurna seperti sekarang
sejak lima juta tahun yang lalu.

Kepulauan Nusatenggara terletak pada dua jalur geantiklin yang merupakan sambungan dari
bagian barat Busur Sunda-Banda. Busur terdiridari pulau-pulau : Romang, Wetar, Kambing,
Alor, Pantar, Lomblen, Solor,Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali.
Sedangkan Busur geantiklin dimulai dari timur ke barat sebelah selatan terdiri dari :Timor,
Semau Roti, Sawu, Raijua dan Dana.Pematang Geantiklin tersebut bercabang dua di daerah
Sawu, satu cabang masuk kearah barat menyeberangi P.Raijua dan P. Dana terus ke

17
Pematang submarin pada palung Jawa Selatan, cabang lainnya bersambung dengan busur
Sunda-Banda melalui P. Sumba. Pada umumnya struktur didaerah penyelidikan sesar
mendatar yang berarahbarat–timur, meskipun ada yang berarah timurlaut-baratdaya.

“Proses geodinamika global (More et al, 1980), selanjutnya berperan dalam membentuk
tatanan tepian pulau-pulau Nusantara tipe konvergen aktif (Indonesia maritime continental
active margin), di mana bagian luar Nusantara merupakan perwujudan dari zona penunjaman
(subduksi) dan atau tumbukan (kolisi) terhadap bagian dalam Nusantara, yang akhirnya
membentuk fisiografi perairan Indonesia.

3. Patahan dan Sesar Nusa Tenggara Timur

Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara timur dan sekitarnya merupakan bagian dari kerangka
sistem tektonik Indonesia. Daerah ini termasuk dalam jalur pegunungan Mediteranian dan
berada pada zona pertemuan lempeng. Pertemuan kedua lempeng ini bersifat konvergen, di
mana keduanya bertumbukan dan salah satunya, yaitu lempeng Indo-Australia, menyusup ke
bawah lempeng Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini ditandai dengan adanya palung lautan
(oceanic trough), terbukti dengan ditemukannya palung di sebelah selatan Pulau Timor yang
dikenal sebagai Timor through.

Pergerakan lempeng Indo- Australia terhadap lempeng Eurasia mengakibatkan daerah


Kepulauan Alor sebagai salah satu daerah yang memiliki tingkat kegempaan yang cukup
tinggi di Indonesia berkaitan dengan aktivitas benturan lempeng (plate collision). Pergerakan
lempeng ini menimbulkan struktur-struktur tektonik yang merupakan ciri-ciri sistem
subduksi, yaitu Benioff Zone, palung laut, punggung busur luar (outer arc ridge), cekungan
busur luar (outer arc basin), dan busur pegunungan (volcanic arc).

Selain kerawanan seismik akibat aktivitas benturan lempeng, kawasan Alor juga sangat
rawan karena adanya sebuah struktur tektonik sesar naik belakang busur kepulauan yang
populer dikenal sebagai back arc thrust. Struktur ini terbentuk akibat tunjaman balik lempeng
Eurasia terhadap lempeng Samudra Indo-Australia. Fenomena tumbukan busur benua (arc-
continent collision) diduga sebagai pengendali mekanisme deformasi sesar naik ini.

Back arc thrust membujur di Laut Flores sejajar dengan busur Kepulauan Bali dan Nusa
Tenggara dalam bentuk segmen-segmen, terdapat segmen utama maupun segmen minor.

18
Fenomena sesar naik belakang busur kepulauan ini sangat menarik untuk diteliti dan dikaji
mengingat sangat aktifnya dalam membangkitkan gempa- gempa tektonik di kawasan
tersebut.

Sesar ini sudah terbukti nyata beberapa kali menjadi penyebab gempa mematikan karena ciri
gempanya yang dangkal dengan magnitude besar. Berdasarkan data, sebagian besar gempa
terasa hingga gempa merusak yang mengguncang Bali, Nusa Tenggara Barat, dan NTT
disebabkan oleh aktivitas back arc thrust ini, dan hanya sebagian kecil saja disebabkan oleh
aktivitas penyusupan lempeng.

Sesar segmen barat dikenal sebagai Sesar Naik Flores (Flores Thrust) yang membujur dari
timur laut Bali sampai dengan utara Flores. Flores Thrust dikenal sebagai generator gempa-
gempa merusak yang akan terus-menerus mengancam untuk mengguncang busur kepulauan.

Sesar ini menjadi sangat populer ketika pada tanggal 12 Desember 1992 menyebabkan gempa
Flores yang diikuti gelombang pasang tsunami yang menewaskan 2.100 orang. Sesar ini juga
diduga sebagai biang terjadinya gempa besar di Bali yang menewaskan 1.500 orang pada
tanggal 21 Januari 1917.

Sesar segmentasi timur dikenal sebagai Sesar Naik Wetar (Wetar Thrust) yang membujur dari
utara Pulau Alor hingga Pulau Romang (Gambar 2). Struktur ini pun tak kalah berbahaya dari
Flores Thrust dalam “memproduksi” gempa- gempa besar dan merusak di kawasan NTT,
khususnya Alor. Sebagai contoh bencana gempa bumi produk Wetar Thrust adalah gempa
Alor yang terjadi 18 April 1898 dan gempa Alor, 4 Juli 1991, yang menewaskan ratusan
orang.

Berdasarkan tinjauan aspek seismisitas dan tektonik tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tingginya aktivitas seismik daerah Kepulauan Alor disebabkan kawasan kepulauan ini diapit
oleh dua generator sumber gempa, yaitu dari arah selatan Alor, berupa desakan lempeng
Indo-Australia, dan di sebelah utara Alor, terdapat sesar aktif busur belakang (Wetar Thrust).

Adapun gempa Alor yang terjadi 12 November 2004 besar kemungkinan disebabkan oleh
aktivitas Wetar Thrust. Di samping karena episenternya yang memang berdekatan dengan
Wetar Thrust, gempa tersebut juga memiliki kedalaman normal (dangkal).

19
Gempa dangkal adalah salah satu ciri utama gempa akibat aktivitas sesar aktif. Faktor
pendukung lain adalah hasil analisis solusi bidang sesar yang menunjukkan sesar naik (thrust
fault), yang juga merupakan ciri mekanisme gempa back arc thrust. Gambaran seismisitas
dan kerangka tektonik di atas kiranya cukup memberikan gambaran yang menyeluruh bahwa
Kepulauan Alor dan sekitarnya sangat rawan terhadap bencana kebumian, seperti gempa
bumi dan tsunami.

Bagi masyarakat Alor, kondisi alam yang kurang “bersahabat” ini adalah sesuatu yang harus
diterima sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, semua itu adalah risiko yang harus
dihadapi sebagai penduduk yang tinggal dan menumpang di batas pertemuan lempeng
tektonik.

4. Gunung - Gunung yang berada pada Nusa Tenggara Timur

Salah satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan
lempengan-lempengan bumi, yang saling menekan saat saling mendekat, dan gunung ini
“mengikat” lempengan-lempengan tersebut.Dengan sifat tersebut,pegunungan dapat
disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak
bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai
permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.

NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri atas tiga pulau besar yakni Flores, Sumba
dan sebagian Pulau Timor serta pulau-pulau lain yang lebih kecil seperti Komodo, Kepulauan
Alor dan Solor, Roti, Sabu, dll. Wilayah ini merupakan wilayah vulkanis memiliki alam yang
berbukit- bukit dengan iklimnya yang kering.

Nama-Nama Gunung
di Provinsi Nusa Tenggara Timur

No Nama Gunung Berapi Tinggi Daerah DAerah Tahun


Diatas Bahaya Waspada Letusan
Permukaan (Km2) (Km2) Terakhir
Laut
1 Ine Like 1.559 51,2 85,8
2 Ebu Lobo 2.149 125,2 97,8

20
3 Iya 637 27,5 127,5
4 Kelimutu 1.640 78,9 41,8
5 Roka Tenda 875 28,3 50,8
6 Lewo Tobi (Laki–laki) 1.584 69,2 150,6
7 Lewo Tobi (Perempuan) 1.703 68,0 136,1
8 Lera Boleng 1.117 32,7 45,7
9 Ile Boleng 1.659 87,8 71,7
10 Ile Lewotolo 1.319 85,0 108,2
11 Ile Werung 1.018 112,6 132,2
Sumber : Buku Prov. NTT Dalam Angka, Tahun 2007 BPS Prov.
NTT.

5.Tanah

Keadaan formasi tanah di Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur secara garis besar adalah
sebagai berikut:

a. Pulau Flores dan sekitarnya

Tanah di Pulau Flores terdiri dari jenis tanah mediteran dengan bentuk wilayah
Volkan, tanah Kompleks dengan bentuk wilayah pegunungan, kompleks Latosol
dengan bentuk wilayah Volkan, Alluvial dengan bentuk wilayah dataran. Tanah-tanah
Mediteran dengan bentuk wilayah Volkan mempunyai penyebaran yang paling luas.
Pulau Lembata Adonara dan Solor mempunyai tanah jenis Mediteran dengan bentuk
Volkan.

b. Pulau Sumba

Tanah di Pulau Sumba terdiri dari jenis mediteran dengan bentuk wilayah
pengunungan lipatan dan datar serta bentuk wilayah volkan. Latosol dan Grumusol
dengan bentuk wilayah pelembahan.

Tanah Mediteran dengan bentuk wilayah pengunungan lipatan adalah merupakan


jenis tanah yang paling luas penyebarannya.

c. Pulau Timor dan sekitarnya

21
Jenis tanah di Pulau Timor adalah tanah-tanah kompleks dengan bentuk wilayah
pengunungan kompleks, mediteran dengan bentuk wilayah lipatan, Grumusol dengan
bentuk wilayah dataran, Latosol dengan bentuk wilayah plato/Volkan. Tanah-tanah
kompleks dengan bentuk wilayah pengunungan kompleks merupakan jenis tanah
yang paling luas penyebarannya. Pulau Alor dan Pantar mempunyai jenis tanah
Mediteran bentuk tanah Volkan.

Berdasarkan penyebarannya, maka prosentasi jenis-jenis tanah di wilayah Nusa


Tenggara Timur antara lain terdiri dari tanah Mediteran 51%; tanah-tanah kompleks
32,25%; Latosol 9,72%; Grumusol 3,25%; Andosol 1,93%; Regosol 0,19% dan
jenis tanah Aluvial 1,66% (Sumber Rencana Umum Kehutanan Propinsi Dati I Nusa
Tenggara Timur tahun 1987).

6. Morfologi
 Sistem Pegunungan Nusa Tenggara

Pulau-pulau Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal yang merupakan perluasan
dari bagian barat dari busur Banda :
1. Geantiklinal dalam bagian utara membujur dari timur sampai ke Pulau Roma, Wetar,
Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa,
Lombok, dan Bali.
2. Busur luar dibagian selatan terdiri dari Pulau Timor, Seram, Roti, Sawu, Raijua dan Dana
Punggung geantiklinal itu bercabang dua di daerah Sawu, yaitu :
a. Membentuk sebuah ambacang yang menurun ke arah laut melintasi Raijua, dan
Dana berakhir ke arah punggungan bawah laut pada palung di sebelah selatan Jawa.
b. Merupakan rantai penghubung dengan jalur dalam yang melintasi pulau Sumbawa.

 Palung Belakang

Di sebelah timur Flores, palung belakang dari kepulauan Nusa Tenggara dibentuk oleh
bagian barat dari Basin Banda Selatan. Di sebelah utara Flores dan Sumbawa terbentang Laut
Flores terdiri dari 3 bagian :

22
1. Laut Flores Barat Laut adalah sebuah dataran yang luas dan dangkal, menghubungkan
Lengan Selatan Sulawesi dengan Dangkalan Sunda.
2. Basin Flores Tengah berbentuk segitiga dengan puncaknya terletak di selatan vulkan
Lompobatang yang diduga ada hubungan dengan depresi Walanesia dari lengan
Selatan Sulawesi.
3. Sebelah timur Flores terdiri dari punggungan dan palung diantaranya Selayar yang
menghubungkan Lengan selatan Sulawesi dengan punggungan bawah laut Batu Tara.

 Palung Depan

Diantara Pulau Christmas dan punggungan bawah laut di sebelah selatan pulau Jawa terdapat
parit dalam yang utama, membujur dari timur ke barat dalamnya 7450 m.
Palung depan bagian Jawa, dari sistem punggungan Sunda itu membentang ke arah timur
sebuah palung yang sempit dalamnya 6000-7000 m, sampai di Sumba kedalamannya
berkurang dan di sebelah selatan Sawu melengkung ke arah timur laut sejajar dengan pulau
Timor. Sampai di Pulau Roti sebuah punggungan (1940) memisahkan bagian barat ini dari
palung Timor (-3310 m). Palung di selatan Jawa itu di bagian selatan dibatasi oleh sebuah
pengangkatan dasar laut yang tidak jelas batasnya, melewati Pulau Christmas menuju dasar
laut yang dalamnya ±3000-4000 m di antara 108,5º dan 114,5º BT laut dangkal yang terpisah
pada 110º 40’ BT dan 12º 30’ LS. Bagian timur dari palung depan Timor itu dibatasi oleh
dangkalan Australia atau dangkalan Sahul (Laut Arafura).

 Busur Dalam (Inner Arc)

Busur dalam dari Nusa Tenggara menghubungkan Pulau Jawa dengan Busur Dalam Banda,
sehingga membentuk sebuah jalur panjang dari pulau-pulau vulkanis yang subur. Busur
dalam Nusa Tenggara terletak pada punggungan geantiklinal yang lebarnya ±100 km pada
ujung barat, berangsur-angsur makin ke timur makin berkurang sehingga sebelah timur Flores
menjadi ±40 km. Selat antara pulau-pulau barat dangkal, makin ke timur makin dalam.

23
 Busur Luar (Outer Arc)
Kepulauan Nusa Tenggara yang termasuk busur luar ialah Pulau Dana, Raijua, Sawu, Roti
Semau, dan Timor. Punggung bawah luat dari selatan Jawa muncul sampai 1200 m di bawah
permukaan laut, selanjutnya menurun ke arah timur sampai kedalaman 4000 m, kemudian
sumbu geantiklianal naik lagi sampai ke Pulau Sawu, Dana, dan Raijua.

 Morfologi Pulau Flores

Flores dipisahkan dari Sumbawa oleh Selat Sape yaitu sebuah parit sempit yang dalamnya
lebih dari 200 m. Pulau Komodo dan Rinca termasuk puncak geantiklinal dari Flores Barat
sampai Flores Tengah yang terdiri dari batuan Vulkanis Tertier dan intrusi magmatis yang
dapat dibandingkan dengan Pegunungan Selatan Jawa. Vulkan yang lebih muda muncul di
sepanjang pantai selatan Flores Barat yang dikenal dengan vulkan Paluweh.
Di Flores Timur geantiklinal tenggelam kemudian tersambung dengan Solor, Adonara,
Loblem, dan Pantar yang terdiri dari vulkan muda yang aktif, kemudan melintasi Alor,
Kambing, Wetar dan Rembang, merupakan vulkan yang tidak aktif lagi. Pulau-pulau itu
terdiri dari endapan vulkanis dari zaman Tertier Akhir yang sebagian terdapat di bawah
permukaan air laut.

 Morfologi Pulau Sumba

Pulau Sumba adalah mata rantai geologis yang terpenting antara busur dalam dan busur luar
dari sistem pegunungan Sunda. Vulkan muda tidak ada, tanah tertutup oleh Deposit Marine
Neogen Quarter yang tersebar secara luas merupakan “bad land” (tipe perhiasan).

Morfologi Pulau Sawu


Sawu mempunyai koral yang tingginya 300 m di atas permukaan laut dan mengelilingi
pulau-pulau ini yang terdiri dari batuan Pre-Tertier. Punggungan Dana ,Raijua, dan Sawu
mempunyai kedudukan terpisah dari punggungan Roti Timor dan dipisahkan oleh Selat Dao
dalamnya ±1000 m.

24
 Morfologi Pulau Rote

Pulau Roei terdiri dari sedimen-sedimen yang terlipat dengan kuat dan tertutup oleh batu
karang Kwarter yang tingginya 430 m di atas permukaan laut.

 Morfologi Pulau Timor

Pulau Timor terjadi karena pengangkatan geantiklinal yang lebar serta pulau-pulau lain yang
tersebar di Indonesia. Di pulau Timor terdapat depresi memanjang pada bagian puncak
geantiklinal yang dapat diikuti dari Teluk Kupang sampai pada Muara Sungai Lois.
Berdasarkan keterangan penduduk asli pulau Timor hampir seluruhnya tergenang oleh air
laut dan punggungan yang tertinggi adalah Lakoan (1525).

 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Daerah Aliran Sungai) di wilayah Propinsi Nusa
Tenggara Timur berdasarkan pada satuan Wilayah Daerah Aliran Sungai (SWP DAS). SWP
Daerah Aliran Sungai di Provinsi Propinsi Nusa Tenggara Timur berjumlah 31
buah. Adapun rincian letak dan luas Das dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel : Das per kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur

No. Kabupaten/Kota Nama DAS

1. Kota Kupang Oesao

2. Kupang 1. Oesao

2. Tramanu

3. Noelmina

3. Rote Ndao P. Roti

4. Timor Tengah Selatan 1. Noelmina

2. Muke

3. Benenain

25
5. Timor Tengah Utara 1. Besi Erat

2. Benenain

6. Belu 1. Benenain

2. Laumea

3. Lois

7. Sumba Timur 1. Mangili-


Rendi

2. Kambaniru

3. Kalada

4. Wonokaka

8. Sumba Barat 1. Kalada

2. Wonokaka

3. Bondokodi

9. Alor 1. P. Alor

2. P. Pantar

10. Lembata P. Lomblen

11. Flores Timur 1. P. Adonara

2. P. Solor

3. Waeruni

4. Nebe

12. Sikka 1. Waeruni

2. Nebe

3. Magepanda

4. Loworea

26
13. Ende 1. Magepanda

2. Loworea

14. Ngada 1. Magepanda

2. Loworea

3. Aisesa

4. Wera Buntal

5. Moke

15. Manggarai 1. Wera Buntal

2. Moke

3. Waeterang

4. Jamal Lembor

16 Manggarai Barat 1. Waeterang

2. Jamal Lembor

3. Anganae

4. P. Komodo

5. P. Rinca

Dari 31 DAS tersebut ada beberapa yang sudah dibagi menjadi sub DAS - sub DAS terutama
pada daerah-daerah yang dianggap strategis untuk mendukung pembangunan.di sekitarnya
baik berupa cek dam, bendungan dll

27
Beberapa Sub DAS yang telah dibuat RTL-RLKT diantaranya, antara lain :

 DAS Oesao (Sub DAS Oesao, Noelbeno, Nunkurus, Pulukayu, Oebelo, Manikin,
Oesapa Besar) terletak di Kotamadya Kupang dan kabupaten Kupang.

 DAS Noelmina (Sub DAS Bokong, Lake, Besiam, Meto) terletak di Kabupaten
Kupang, Timor Tengah Selatan.

 DAS Benenain (Sub DAS Noni, Lakoe, Maubesi, Baen-Tobino, Kotoen, Bikomi) di
Kabupaten Timor Tengah Selatan Timor Tengah Utara dan Belu,

 DAS Aisesa (Sub DAS Aisesa, Posolik, Waru) di Kabupaten Ngada

 DAS Kalada dan DAS Wonokaka (Sub DAS Karendi) di Kabupaten Sumba Barat.

7. Penggunaan Lahan

Pemanfaatan lahan di Provinsi Nusa Tenggara Timur berbeda antara masing-masing


kabupaten. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi fisik lahan yang bervariasi
dalam hal topografl, kelerengan, kesuburan tanah dan pasang surut air sungai. Wilayah Nusa
Tenggara Timur dengan luas 4.734.980 ha, sebagian besar merupakan kawasan hutan
1.808.900 ha (Penunjukan Menhut SK.423/Kpts-II/1999) dan 2.926.080 Ha kawasan yang
berada diluar kawasan hutan berupa lahan pertanian (sawah dan ladang/tegalan), perkebunan
, kebun dan areal penggunaan lain . Dan keterangan tersebut diketahui bahwa sektor
kehutanan menjadi salah satu andalan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu sektor
andalan lainnya adalah sektor pertanian, dalam hal ini lahan sawah sebagian besar terdapat di
daerah pesisir pantai utara dan pesisir sungai yang merupakan sawah tadah hujan dan sawah
pasang surut. Pertanian lahan kering meliputi dataran rendah dan daerah lereng di kaki
gunung.

Dikaitkan dengan mata pencaharian, hampir 80 % penduduk Nusa Tenggara Timur


menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Usaha tani sawah tadah hujan dan
pertanian lahan kering merupakan sistem yang paling banyak dilakukan. Selain pertanian
menetap, pedadangan berpindah dengan sistem tebas bakar merupakan cara yang biasa
dilakukan. Jenis tanaman yang dikembangkan oleh petani di lahan kering antara lain padi
gogo, jagung, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan (mangga, nangka,
cempedak, dan lain-lain). Jenis-ienis tersebut ditanam bercampur dengan cara tradisional,
tanpa penggunaan pupuk dan obat-obatan untuk peningkatan produksinya. Pola usaha tani

28
sistem perladangan tersebut cenderung menimbulkan masalah-masalah erosi, kemunduran
produksi dan degradasi lahan.

Persentase Penggunaan Lahan


di Provinsi NTT
Kawasan
Hutan
38%

Kawasan di
luar kawasan
Hutan
(sawah,ladan
g,tegalan,per
kebunan,ke…

8. Flora

Jenis tumbuhan (flora) yang telah dibudidayakan oleh penduduk, seperti tanaman padi,
jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan, sayur-mayur, buah-buahan, kelapa, cengkeh , vanili,
jambu mente, kapas, kapuk, kemiri, asam, dll juga terdapat jenis tumbuhan di kawasan hutan
seperti kayu akasia, kayu putih, kayu cendana, kayu lontar, kayu gaharu, dll. Dari sekian
banyak jenis tumbuhan kayu ini yang paling terkenal adalah kayu cendana yang memiliki
kualitas yang lebih baik dibanding kayu cendana yang ada di wilayah lainnya di Indonesia.

Pohon Cendana

29
Pohon Gaharu

Pohon Kemiri

Pohon Lontar

30
9. F a u n a

Jenis fauna yang ada di wilayah ini dan sudah diternakkan, antara lain kuda, sapi, kerbau,
kambing, berbagai jenis unggas, disamping itu terdapat binatang liar yang hidup di kawasan
hutan seperti rusa, babi hutan, kerbau liar, kuda liar. Satu jenis binatang purba yang hanya
ada di wilayah ini dan tidak terdapat di daerah lain di dunia adalah Komodo.

Komodo Flores

Biawak NTT

31
Kus-Kus NTT

Burung Timor

Ular Timor

32
Babi Hutan

Timor Predator

Ayam Hutan

33
Kuda Sumba

E. Kondisi Manusia

1. Informasi Kependudukan

Berdasarkan data Biro Pemerintahan Setda Provinsi NTT tahun 2009 jumlah penduduk adalah
sebanyak 4.986.045 jiwa yang tersebar di 20 kabupaten/kota. Sementara itu kabupaten/Kota
pada tahun 2009 yang memiliki jumlah penduduk yang tertinggi adalah kabupaten Timor
Tengah Selatan sebesar 459.972 jiwa dan terendah di kabupaten Sumba tengah sebanyak
82.678 jiwa.

2. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Penduduk dari Tahun 2009-2020


6

4
Million

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun

34
Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa pertumbuhan penduduk di Provinsi Nusa
Tenggara Timur pada tahun 2009 adalah 4,5 juta orang, pada tahun 2010 ialah 4,6 juta jiwa,
sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 4,7 juta jiwa. Seiring bertambahnya waktu
penduduk Provinsi NTT semakin banyak terlihat pada diagram batang di atass pada tahun
2012 penduduk NTT bertambah menjadi 4,8 juta jiwa. Dan di tahun selanjutnya yaitu pada
tahun 2013 bertambah kembali menjadi 4,9 juta jiwa. Pada tahun-tahun selanjutnya penduduk
yang ada dan tinggal di NTT semakin bertambah yaitu 5 juta jiwa. Perkiraan pada tahun-
tahun selanjutnya sampai tahun 2020 jumlah penduduk mencapai 5,5 juta jiwa.

3. Kepadatan penduduk

Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM2)


104

102

100

98 Kepadatan Penduduk
(Jiwa/KM2)
96

94

92
2008 2009 2010 2011 2012

Berdasarkan diagram batang diatas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa kepadatan
penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2008 adalah 103 jiwa/km2. Pada tahun
2009 Kepadatan penduduk NTT menurun mencapai 101 jiwa/km2. Pada tahun selanjutnya
yaitu 2010 sebesar 99 jiwa/km2. Tahun 2011 kepadatan penduduk menurun menjadi 98
jiwa/km2. Dan pada tahun 2012 menurun kembali menjadi 96 jiwa/km2.

35
4. Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Provinsi NTT tahun 2012 berjumlah 4.899.260 jiwa terdiri dari 2.428.626
laki-laki dan 4.470.634 perempuan, dimana ± 85,9% nya berada di pedesaan.

Mata pencaharian penduduk Nusa Tenggara Timur pada umumnya adalah di bidang
Pertanian Lahan Kering. Karena Musim Hujan berlangsung relative singkat, hanya 3-4 bulan
setiap tahunnya

5. Rasio Jenis kelamin

Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari
penduduk berjenis kelamin perempuan, yakni laki-laki berjumlah 2.502.576 jiwa sedangkan
perempuan berjumlah 4.986.045 jiwa.

Secara rinci jumlah penduduk per kabupaten/kota tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut:

Kode Kabupaten/ Laki-laki Perempuan Jumlah Kecamata Desa/


No.
Wilayah Kota (jiwa) (jiwa) Jiwa n Kelurahan

1 5301 Kupang 201.891 193.366 395.257 24 177


Timor
2 5302 Tengah 228.916 231.056 459.972 32 278
Selatan
Timor
3 5303 125.063 122.753 247.816 24 174
Tengah Utara
4 5304 Belu 110.147 107.809 217.956 12 81
5 5305 Alor 102.896 104.530 207.426 17 175
6 5306 Flores Timur 134.879 141.972 276.851 19 253
7 5307 Sikka 150.587 161.057 311.644 21 160
8 5308 Ende 131.146 135.622 266.768 21 278
9 5309 Ngada 80.158 82.437 162.595 12 152
10 5310 Manggarai 156.830 158.884 315,714 11 162
11 5311 Sumba Timur 119.995 113.119 233.144 22 156
12 5312 Sumba Barat 73.630 69.149 142.779 6 74

36
13 5313 Lembata 62.263 68.839 131.102 9 144
14 5314 Rote Ndao 69.863 68.792 138.655 10 89
Manggarai
15 5315 127.516 125.980 253.496 10 121
Barat
16 5316 Nagekeo 77.909 79.889 157.798 7 113
Sumba
17 5317 42.580 40.098 82.678 5 66
Tengah
Sumba Barat
18 5318 156.744 144.018 300.762 11 131
Daya
Manggarai
19 5319 125.759 123.628 249.347 9 176
Timur
22 5371 Kota Kupang 223.804 210.471 434.275 6 51
TOTAL 2.502.576 2.483.469 4.986.045 288 3.010

Sumber data tabel : BPS-NTT Dalam angka 2009

6. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Nusa Tenggara Timur pada umumnya adalah di bidang
Pertanian Lahan Kering. Karena Musim Hujan berlangsung relative singkat, hanya 3-4 bulan
setiap tahunnya.

7. Budaya Khas

 Rumah Adat
Nusa Tenggara Timur adalah provinsi Indonesia yang berada di tenggara Indonesia. Provinsi
ini memiliki beberapa pulau, yaitu pulau Flores, pulau Sumba, pulau Timor, pulau Alor,
pulau Lembata, pulau Rote, pulau Sabu, pulau Adonara, pulau Solor, pulau Komodo dan
pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, Timor Barat. Nusa Tenggara Timur (NTT)
memiliki 2 rumah adat yang unik dan menarik yaitu Mbaru Niang dan Sao Ria Tenda Bewa
Moni Koanara.

37
Mbaru Niang
Mbaru Niang adalah rumah adat yang berada di Wae Rebo, yaitu sebuah desa yang letaknya
berada di pedalaman dan diarungi oleh pegunungan dan panorama hutan tropis lebat di Desa
Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa
Tenggara Timur.

Rumah adat Mbaru Niang bentuknya seperti cone yang dibalik, yaitu kerucut menjulur ke
bawah dan hampir menyentuh tanah. Strukturnya setinggi 5 lantai dengan tinggi sekitar 15
meter. Atap rumah adat Nusa Tenggara Timur ini diisi oleh daun lontar yang ditutupi ijuk
atau ilalang dan kerangka atap terbuat dari bambu sedangkan pilar rumah menggunakan kayu
worok yang besar dan kuat.
Hebatnya rumah adat ini tidak memakai paku tetapi menggunakan tali rotan untuk mengikat
konstruksi bangunan. Meski bangunannya tidak terlalu besar, setiap mbaru niang bisa diisi
oleh enam sampai delapan keluarga.

38
Setiap lantai rumah Mbaru Niang memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda beda. Secara
berurutan tersusun dari lutur, lobo, lentar, lempa rae, dan terakhir hekang kode. Tingkat
pertama disebut lutur atau tenda, biasa digunakan sebagai tempat hunian dan berkumpul
dengan keluarga. Tingkat kedua adalah lobo atau loteng yang berfungsi untuk menaruh bahan
makanan dan barang sehari-hari. Tingkat ketiga disebut lentar untuk menaruh benih-benih
tanaman pangan yang digunakan untuk bercocok tanam, seperti benih jagung, padi, dan
kacang-kacangan. Tingkat keempat disebut lempa rae yaitu ruangan untuk stok pangan
apabila terjadi gagal panen atau hasil panen kurang berhasil akibat kekeringan, dan tingkat
kelima disebut hekang kode untuk tempat menaruh sesajian persembahan kepada leluhur.

Mbaru niang di Wae Rebo merupakan rumah adat warisan nenek moyang ratusan tahun yang
lalu yang diturunkan terus menerus kepada keturunannya. Banyak Mbaru Niang yang
mengalami kerusakan karena untuk memperbaikinya membutuhkan biaya yang banyak.
Sampai akhirnya seorang arsitek dari Jakarta, yaitu Yoris Antar, dan kawan – kawannya yang
sangat mengagumi rumah adat ini mengadakan gerakan untuk mengumpulkan dana bagi

39
pelestarian dan perbaikan kembali rumah adat ini sehingga kini sudah berdiri 7 rumah
kerucut mbaru niang yang nyaman untuk ditinggali dan bagus untuk dijadikan wisata.

Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara

Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara merupakan rumah adat yang berada di Desa Koanara,
Kelimutu, Nusa Tenggara Timur. Seperti Mbaru Niang, Rumah adat ini juga memiliki
karakteristik dan bentuk yang unik dan juga menarik karena desain atap yang khas yang
terbuat dari ilalang dan hampir menyentuh tanah.

40
Ada tiga jenis rumah Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara, yaitu rumah baku, rumah tinggal
dan lumbung padi. Rumah baku digunakan untuk menyimpan dan melestarikan tulang
tengkorak milik leluhur dan sudah ada 13 keturunan yang tulang tengkoraknya dilestarikan di
simpan di rumah ini. Kemudian rumah baku dengan atap yang seluruhnya menyentuh tanah
berfungsi sebagai rumah penyimpanan hasil panen sawah. Sedangkan rumah dengan kepala
kerbau yang disangkutkan di depan pintu rumah merupakan rumah hunian.

Sao Ria Tenda Bewa Moni Koanara yang berfungsi sebagai lumbung padi berbentuk
panggung dan persegi empat. Pada bagian dasar rumah terdapat jejeran tumpukan batu yang
membuat rumah lebih tinggi dari tanah. Dari jauh, rumah ini seperti tidak memiliki pintu
masuk.

41
 Bahasa Daerah

Bahasa yang bisa didapati di NTT adalah:


1. Bahasa Sasak
2. Bahasa Sumbawa
3. Bahasa Sumba
4. Bahasa Timor
5. Bahasa Tetun
6. Bahasa Rote
7. BahasA Solor
8. Bahasa Belu

 Tarian Daerah

Tarian Caci-caci

42
Adalah ritual Penti Manggarai. Upacara adat merayakan syukuran atas hasil panen yang satu ini dirayakan
bersama-sama oleh seluruh warga desa. Bahkan ajang prosesi serupa juga dijadikan momentum reuni
keluarga yang berasal dari suku Manggarai.
Ritus penti dimulai dengan acara berjalan kaki dari rumah adat menuju pusat kebun atau
Lingko, yang ditandai dengan sebuah kayu Teno . Di sini, akan dilakukan upacara
Barong Lodok, yaitu mengundang roh penjaga kebun di pusat Lingko, supaya mau hadir
mengikuti perayaan Penti. Lantas kepala adat mengawali rangkaian ritual dengan melakukan
Cepa atau makan sirih, pinang, dan kapur. Tahapan selanjutnya adalah melakukan Pau Tuak
alias menyiram minuman tuak yang disimpan dalam bambu ke tanah. Urutan prosesi tiba
pada acara menyembelih seekor babi untuk dipersembahkan kepada roh para leluhur.
Tujuannya, supaya mereka memberkahi tanah, memberikan penghasilan, dan menjauhkan
dari malapetaka. Para peserta pun mulai melantunkan lagu pujian yang diulangi sebanyak
lima kali. Lagu itu disebut Sanda Lima. Usai itu, rombongan kembali ke rumah adat sambil
menyanyikan lagu yang syairnya menceritakan kegembiraan dan penghormatan terhadap padi
yang telah memberikan kehidupan. Ritual Barong Lodok yang pertama ini dilakukan
keluarga besar yang berasal dari rumah adat Gendang . Upacara serupa juga dilakukan
keluarga besar dari rumah adat Tambor . Keduanya dipercaya sebagai cikal bakal suku
Manggarai. Sebenarnya, ritual Barong Lodok juga disimbolkan untuk membagi tanah ulayat
kepada seluruh anggota keluarga. Tanah yang bakal dibagikan itu mempunyai beragam
perbedaan luas, tergantung status sosial. Pembagiannya disimbolkan dengan Moso, yakni
sektor dalam Lingko yang diukur dengan jari tangan. Tanah tersebut dibagi berdasarkan garis
yang mirip dengan jaring laba-laba.Tua Teno adalah satu-satunya orang yang memiliki
otoritas membagi tanah tersebut Pasola, Tragedi Asmara di Padang Savana
Membedah pulau Sumba terbersit pesan Sumba adalah pulaunya para arwah. Di setiap sudut
kota dan kampungnya tersimpan persembahan dan pujian para abdi. Nama Sumba atau
Humba berasal dari nama ibu model Rambu Humba, istri kekasih hati Umbu Mandoku, salah
satu peletak landasan suku-suku atas kabisu-kabisu Sumba. Dua pertiga penduduknya adalah
pemeluk yang khusuk berbakti kepada arwah para leluhurnya, khususnya kepada bapak besar
bersama, sang pengasal semua suku. Marapu menurut petunjuk dan perhitungan para Rato,
Pemimpin Suku dan Imam agung para Merapu. Altar megalik dan batu kuburan keramat yang
menghias setiap jantung kampung dan dusun (paraingu) adalah bukti pasti akan kepercayaan
animisme itu. Sumba, pulau padang savana yang dipergagah kuda-kuda liar yang kuat yang
tak kenal lelah menjelajah lorong, lembah dan pulau berbatu warisan leluhur. Binatang

43
unggulan tingkatan mondial itu semakin merambah maraknya perang akbar pasola, perang
melempar lembing kayu sambil memacu kuda, untuk menyambut putri nyale, si putri cantik
yang menjelma diri dalam ujud cacing laut yang nikmat gurih.

Tarian Tradisional Dodakado


Banyak terbentuk dalam pengaruh suasana dan kejadian yang terjadi di daerah asal tarian
tersebut. hal inilah yang mengakibatkan adanya tarian perang, tarian dalam prosesi pengucapan
syukur atau dalam prosesi jelang pernikahan. selain varian yang tadi sudah disebutkan, ada
juga tarian yang menggambarkan sebuah kegembiraan, yah tarian muda-mudi. di kabupaten
alor, dalam ritual-ritual upacara pesta adat dalam masyarakat adat setempat, kerap kita jumpai
suasana ceria yang tergambar dalam bentuk permainan

muda-mudi yang begitu riang bercengkrama dengan lompatan-lompatan kecil Diantara


Jepitan-Jepitan Bilah Bambu Yang Senantiasa Digerakan. Bonet dipercaya sebagai salah satu
khazanah budaya sastra lisan Suku Dawan, selain heta, tonis dan nu’u. Suku Dawan sendiri
merupakan suku besar yang penduduknya tersebar Pulau Timor bagian barat, terutama di
wilayah administrasi Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Timor Tengah Utara.
Seperti pada umumnya tarian daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur semacam lego-lego di
Alor atau Tari Gawi di Ende Pulau Flores, bonet juga ditarikan dengan membentuk lingkaran,
dimana satu dengan lainnya saling bergandengan tangan dan berputar sambil melantunkan
pantun dengan syair syair yang biasanya memiliki rima mengulang. Bentuk lingkaran dengan

44
bergandengan tangan dipercaya oleh masyarakat Suku Dawan melambangkan persatuan dan
kesatuan antara sub-suku Dawan, yaitu Amanatun, Amanuban, dan Mollo

Tarian Tradisional Likurai


Ketika Kita Membuka Lembaran Sejarah Yang Tercatat Tentang Sebuah Kaum Atau
Wilayah, Tidak Jarang Yang Mendominasinya Adalah Warna Peperangan. Perang Sering
Sekali Menjadi Sebuah Jalan Keluar Penyelesaian Dari Sebuah Persoalan Atau Keinginan.
Tidak Jarang Kita Mendapatkan Catatan Yang Menceriterakan Riwayat Sebuah Perang Yang
Disebabkan Gagalnya Sebuah Proses Perkawinan Atau Hanya Sekedar Upaya Perluasan
Wilayah.

Tari Likurai ini berasal dari Kabupaten Belu. Tarian Likurai dahulunya merupakan tarian
perang, yaitu tarian yang ditarikan ketika menyambut atau menyongsong para pahlawan yang
pulang dari medan perang. Konon ketika para pahlawan yang pulang dari medan perang
dengan membawa kepala musuh yang telah dipenggal (sebagai bukti keperkasaan). Maka
para feto (wanita) cantik atau gadis-gadis cantik terutama mereka yang berdarah bangsawan
menjemput para Meo (pahlawan) dengan membawakan tarian Likurai dan didampingi
beberapa mane (laki-laki) sambil menari (haksoke) membawa pedang. Likurai itu sendiri dari
bahasa Tetun (suku yang ada di Belu) mempunyai arti menguasai bumi. Liku artinya

45
“menguasai” dan Rai artinya “tanah dan bumi”. Lambang tarian ini adalah wujud
penghormatan kepada para pahlawan yang telah menguasai atau menaklukan bumi, tanah air
tercinta. Tarian adat ini ditarikan oleh feto-feto kebas (wanita-wanita cantik) dengan
menggunakan gendang-gendang kecil yang berbentuk lonjong terbuka dan salah satu sisinya
dan dijepit dibawah ketiak sambil pukul dengan irama gembira dan berlenggak lenggok
diikuti dengan derap kaki yang cepat sesuai irama pukulan. Beberapa pria menari (haksoke)
dengan membawa pedang yang berhiaskan perak sambil mengancungkan pedang atau
perang sebagai ekspresi kegembiraan dan kebanggaan sambil berteriak memberikan
keberanian menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang dengan membawa
kepala musuh sebagai lambing kemenangan. Kepala musuh yang dipenggal itu dibuang
ditanah dan ditendang sebagai tanda penghinaan dan kemudian diletakkan di atas altar
persembahan terbuat dari susunan batu yang disebut Ksadan dengan upacara adat (mantra).
Sekarang tarian Likurai digunakan untuk menjemput para pejabat/tamu atau acara-acara
hiburan lainnya dan menjadi tarian yang paling terkenal dari Kabupaten Belu.

 Senjata Tradisional

Sundu

46
Senjata tradisional menyerupai Keris, berbentuk lurus dan pegangannya menyerupai bentuk
sayap burung. Ada pula motif horizontal melingkar pada sarung Sundu.

Senjata yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu, semacam keris.
Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang keramat.

Kabeala (Parang Pinggang)

Kabeala (https://storyaboutsumba.wordpress.com)

Senjata sejenis parang berasal dari pulau Sumba dengan variasi ukuran panjang 48, 50,5; 53
dan 58,5 Cm.Parang yang selalu di pinggang pria dewasa menjadi pemandangan luas di
Sumba yang kini merupakan wilayah empat kabupaten, yakni Sumba Timur, Sumba Tengah,
Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. Pemandangan seperti itu dijumpai mulai dari pedesaan
hingga kota. Membawa parang belum tentu berhubungan dengan kebutuhan kerja.

47
Kelengkapan busana adat Sumba
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
Jawa. Kalau di Jawa busana adatnya
dengan keris yang diselipkan di pinggang
bagian belakang. Sementara di Sumba,
busana adatnya dengan parang yang
diselipkan di pinggang bagian samping.

Di Sumba, fungsi parang bisa diketahui


melalui gagangnya. Kalau gagangnya dari
kayu, hampir dipastikan sebagai parang
kerja. Jika parangnya bergagang tanduk
hewan, apalagi dari gading, dipastikan
sebagai aksesori atau pelengkap busana
adat pria Sumba. Di lingkungan orang
Sumba, kelompok parang terakhir itu
lazim disebut sebagai parang pinggang.

48
 Alat Musik Tradisional

Jenis alat musik tradisional kerakyatan Nusa Tenggara Timur dapat dijumpai di wilayah
Kabupaten Flores, Kabupaten Sumba, Kabupaten Rote, Kabupaten Sabu, Kabupaten Ngada,
Kabupaten Alor, Kabupaten Sikka, Kabupaten TTS (timur tengah selatan) maupun TTU
(timur tengah utara). Masing-masing jenis kesenian alat musik tradisional tersebut memiliki
kekhususan, keunikan dan karakteritas tersendiri, yang mencerminkan kehidupan dan
kepribadian masyarakatnya tersendiri.

Sasando

Sasando (https://stresseffect.wordpress.com)

Merupakan alat musik tradisional khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Di Pulau Rote,
istilah sasando sering disebut sasandu yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi,
sedangkan di Kupang disebut Sasando. Cara memainkan alat musik ini dengan dipetik,
hampir sama dengan kecapi dan gitar. Bahan pembuat sasando secara keseluruhan terbuat
dari pohon daun lontar, yang dilengkungkan setengah lingkaran yang berfungsi sebagai
resonansi.

49
Sasando Elektrik (http://www.kaskus.co.id)

Dari ujung ke ujung daun tersebut terlentang potongan bambu yang terlihat sebagai garis
tengah bundaran, yang di letakan ganjalan di tengahnya untuk mengikat atau meletakan
dawai atau senar, nada yang dihasilkan akan berbeda yang dipengaruhi oleh ganjalan. Meski
sesando hampir sama dengan alat musik petik lainnya, namun sesando memiliki keunikan
sendiri dengan musik atau nada yang bervariasi, sebab sesando memiliki senar yang banyak,
mulai dari 28, 56 dan 84 dawai atau senar

Pitung Ong

Pitung Ong (http://www.indonesiaheritage.org)


Alat Musik ini berasal dari Alor, terbuat dari kayu dan bambu. Alat musik ini secara lengkap
mewakili bagian dari gong asli (perunggu). Pitung ong biasanya dimainkan di ladang sebagai
ungkapan rasa bahagia setelah menyelesaikan kegiatan berkebun secara gotong royong,
misalnya sehabis tanam dan selesai panen. permainan alat musik ini juga sering diselingi
dengan tarian untuk membuat semarak suasana.

50
Edang / Ti / Harabili

Edang / Ti / Harabili (http://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu, dengan panjang 20,5 cm dan lebar 2 cm. Alat musik jenis harpa
mulut, terbuat dari belahan bambu yang tipis. Bagian tengah belahan terdapat lidah sebagai
sumber bunyi. Pangkal lidah dipasang tali yang berfungsi untuk menggetarkan bagian lidah
apabila ditarik ke arah kanan. Edang biasa dimainkan oleh para petani saat waktu senggang ketika
di sawah.

Kediding (Adiding)

Kediding (Adiding) - (http://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini berasal dari Alor, terbuat dari bambu. kediding termasuk dalam kelompok alat
musik petik. Di sebelah kanan dan kiri lubang resonansi terdapat masing-masing 3 buah dawai.
Alat musik ini sangat populer bagi masyarakat Kabupaten Alor yang berprofesi sebagai petani
ladang. Mereka memainkan kediding saat menjaga ladang pada malam hari dan untuk
menghilangkan rasa sepi.

Tambur Terompet (Bi)

51
Alat musik ini terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang. Tambur terompet dibuat dari kayu lai
(sejenis kurma hutan) dan kulit rusa. Alat musik ini dimainkan saat berlangsung upacara adat dan
untuk mengiringi lego-legi (tari tradisional) bagi kalangan bangsawan. Konon, tambur seperti ini
pertama kali ditemukan oleh Agustinus. benda aslinya sekarang tersimpan di suku bangsa Alalu,
Desa Aramaba, Kecamaan Pantar Tengah.

Mendut

Alat musik dari bamboo, petik atau dipukul dengan menggunakan sepotong kayu yang berukuran
kecil, berasal dari Manggarai. Seruas bambu betung yang berumur 1,5 tahun, panjangnya kira-
kira 40m. Kedua ujung bambu dibiarkan, namun salah satunya dilubangi.

Cara pembuatannya, di tengah bambu dilubangi persegi empat dengan ukuran 5 x 4 m. Disamping
kiri kanan lubang masing-masing dicungkil satu kulit bambu yang kemudian diganjal dengan
batangan kayu hingga berfungsi sebagai dawai. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan
dipetik atau dipukul-pukul dengan kayu kecil.

 Makanan Khas

Kolo

NUSA Tenggara Timur memiliki aneka kebudayaan dari setiap kabupaten atau daerah. Dan setiap
kebudayaan memiliki ciri khas tersendiri. Salah satunya adalah daerah Manggarai, Nusa Tenggara

52
Timur. Warga di daerah ini memiliki makanan khas tradisional yang bercita rasa alami. Kolo atau
nasi bakar demikian sebutan untuk makanan khas yang dimasak menggunakan bambu. Gregorius
Karni dan Borgias Asa asal Manggarai mengatakan, untuk bisa menghasilkan nasi bakar atau nasi
bambu ini dibutuhkan bahan berupa bambu muda dengan panjang 30 sentimeter, beras dan
bumbu masakan. Cara memasaknya, beras, air dan bumbu masakan dimasukkan kedalam
bamboo. Setelah itu, pada bagian ujung atau mulut ditutup dengan daun pisang. Lalu, dibakar
sampai matang berkisar setengah jam lamanya.

Nasi Bambu atau Kolo ini menurut dua mahasiswa ini, biasanya digunakan untuk makan bersama
saat pesta adat penti atau syukuran panen. Selain itu juga penti biasanya menjadi menu utama
pada acara syukuran di setiap awal pergantian tahun. Upacara Penti merupakan ritual sebagai
ungkapan rasa syukur atas panen, serta kehidupan, yang telah dilalui selama satu tahun terakhir.
Upacara ini juga sebagai ungkapan mohon perlindungan serta keharmonisan untuk kehidupan
yang akan datang. Upacara Penti biasanya dilakukan saat dimulainya kegiatan bercocok tanam
atau berladang. Kegiatan ini adalah kewajiban turun-temurun, yang haru dijalankan sebagai
wahana rasa syukur, berkumpulnya keluarga besar, serta pemberkatan terhadap kelestarian alam
sekitar. Upacara Penti dilaksanakan setiap bulan Oktober atau November. Biasanya upacara ini
jatuh pada pertengahan bulan tersebut dan diisi dengan upacara adat, pemberkatan, serta atraksi
budaya yang sangat unik.

Moke

Moke adalah minuman khas orang Flores. Ada moke putih dan hitam. Moke putih adalah nira
hasil sadapan dari pohon lontar atau pohon enau. Moke putih akan manis rasanya bila wadah
tampungan bersih. Biasanya bambu berukuran seruas dicuci bersih dan dikeringkan kemudian

53
digantungkan pada ujung mayang yang telah dijepit atau dipukul-pukul kemudian dipotong
ujungnya. Akan kelihatan ada cairan bening menetes dari ujung mayang. Itulah moke putih. Moke
putih yang manis dapat dimasak dan dijadikan gula merah. Sedangkan moke putih yang diminum
sebagai teman makan adalah moke yang ditampung dengan wadah bambu yang tidak bersih
sehingga terjadi peragian. Dan rasa minuman agak pahit. Moke putih sejenis ini ada yang
langsung diminum, tetapi lebih banyak digunakan untuk dimasak atau disuling dan menghasilkan
moke hitam atau arak. Moke hitam sesungguhnya tidak hitam. Warnanya seperti air putih dan
agak kuning. Ini adalah hasil sulingan dari moke putih. Moke putih disuling di Kuwu tua (saung
penyulingan tuak dalam bahasa Nagekeo). Orang Flores selalu menikmati moke bila ada pesta.
Tidak ada pesta tanpa tuak/moke. Tuak sudah menyatu dengan pesta. Makan daging tanpa tuak
terasa hambar dan kurang.

Jagung Caternang

Catemak jagung adalah makanan khas Nusa Tenggara Timur. Catemak jagung adalah makanan
penutup yang terbuat dari jagung, labu lilin, dan kacang hijau yang dimasak dengan bumbu masak
penyedap rasa. Tidak seperti warnanya yang manis seperti kolak, catemak rasanya asin. Sambal
Ikan Teri: Di daerah Ntt ikan teri cukup populer sehingga dijadikan makanan yang cukup
familiar. Cara membuat makanan yang satu ini juga tidaklah susah. Pertama tama panaskan
minyak lalu masukkan lengkuas dan daun jeruk kamudian masukkan ikan teri tambahkan garam
lalu aduk hingga kering. Sebenarnya resep paten untuk membuat makanan ini tidak ada karena
cara membuatnya bisa dikreasikan dan disesuaikan dengan selera masing masing.

Jagung Bose

Jika berkunjung ke NTT, kurang lengkap rasanya kalau belum mencicipi bubur jagung khas
Timor. Masakan tradisional yang dikenal dengan jagung bose ini menjadi makanan pokok
pengganti nasi. Menurut tradisi warga Timor, jagung bose hanya dibuat dari jagung putih.

54
Sebetulnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara jagung putih atau kuning. Hanya saja,
jagung putih biasanya terasa lebih manis. Sesuai dengan namanya, jagung bose berarti jagung
yang di-bose-kan atau dilunakkan. Untuk mengeluarkan kulit luar jagung, jagung akan ditumbuk
dengan lesung. Kemudian diayak untuk mengeluarkan sisa kulit jagung yang terkelupas. Setelah
bersih, jagung bose dimasak dengan kacang merah agar tambah nikmat. Proses memasaknya
membutuhkan waktu cukup lama. Namun. lebih lezat jika jagung dimasak dengan menggunakan
kayu bakar. Terakhir, tambahkan sedikit garam dan santan untuk menambah cita rasa jagung
bose. Masakan tradisional khas Timor ini tentu tidak disajikan sendirian. Jagung bose biasanya
dimakan bersama daging se’i, karmanaci, dan lawar ikan. Lawar ikan dibuat dari teri segar yang
direndam dengan cuka selama 10 menit, yang kemudian dibumbui dengan bawang merah, garam,
dan perasan jeruk nipis.

Se’i, daging asap khas Nusa Tenggara Timur

Jika berkunjung ke Kupang, kurang lengkap rasanya kalau belum mencicipi kuliner khas ibu kota
Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut. Selain dikenal memiliki lansekap-lansekap yang indah,
kota di pesisir Teluk Kupang ini juga dikenal dengan keragaman kuliner yang sayang untuk
dilewatkan. Sebut saja daging se’i. Daging se’i adalah daging (sapi atau babi) yang dibumbui dan
diasap agar dapat disimpan lebih lama. Kata se’i berasal dari bahasa Pulau Rote yang berarti
daging tipis yang diiris memanjang. Sebelum disajikan, daging se’i dapat diolah kembali sesuai
dengan selera.

Daging se’i sepintas memang mirip daging asap ala barat, seperti ham, namun dengan cita rasa
yang berbeda. Proses pembuatan se’i terbilang sangat tradisional karena masih menggunakan bara
api yang berasal dari arang dan daun kesambi.

55
Kesambi atau kosambi adalah pohon yang bisa tumbuh di daerah kering dan termasuk kerabat
dekat rambutan karena tergolong suku Sapindaceae. Proses pengasapan diawali dengan mengiris
daging memanjang dan melumurinya dengan garam. Kemudian digantung untuk mengeringkan
kandungan air atau darah di dalam daging selama beberapa jam. Sementara itu, daun kesambi
digunakan sebagai penyaring panas dan asap yang berlebihan. Inilah yang membuat aroma dan
warna daging tetap terjaga.

 Pakaian Tradisional

Penduduk di NTT merupakan masyarakat yang heterogen, selain terlihat dari perbedaan ciri-ciri
fisik juga menunjukan bermacam suku-bangsa dengan latar belakang sejarah, bahasa dan tata
kehidupan adat yang berbeda pula. Di Pulau Timor misalnya didiami oleh suku bangsa : Atoni
atau Dawan, Tetun (Belu), Buna, dan Kemak. Suku bangsa Kisar di Pulau Kisar, suku bangsa
Alor di Pulau Alor dan suku bangsa solor di Pulau Sokor. Selain itu terdapat suku bangsa Helong
di Pulau Semau, suku Sabu di pulau Sabu, suku Sumba di Pulau Sumba, suku Rote di Pulau Rote,
serta suku bangsa Manggarai, Ngada, Ende, Lio, Sikka, dan Larantuka di Pulau Flores.
Pakaian Adat

Pria Rote

56
Ti’i langga, yaitu penutup kepala yang berbentuk mirip dengan topi sombrero dari Meksiko. Ti’i
langga terbuat dari daun lontar yang dikeringkan. Karena sifat alami daun lontar yang makin lama
makin kering, maka ti’i langga pun akan berubah warna dari kekuningan menjadi makin cokelat.
Bagian yang meruncing pada topi tersebut makin lama tidak akan tegak, tetapi cenderung miring
dan sulit untuk ditegakkan kembali. Konon hal tersebut melambangkan sifat asli orang Rote yang
cenderung keras. Selain itu, ti’i langga juga merupakan simbol kepercayaan diri dan wibawa
pemakainya.
Ti’langga merupakan aksesoris dari pakaian tradisional untuk pria Rote. Tetapi pada saat-saat
tertentu, misalnya pada saat menarikan tarian tradisonal foti, perempuan menggunakan penutup
kapala ini.

Baju

Baju adat rote berupa kemeja berlengan panjang berwarna putih polos. Tubuh bagian bawah
ditutupi oleh sarung tenun berwarna gelap, kain ini menjuntai hingga menutupi setengah betis.
Motif dari kain ini bermacam-macam, bisa berupa binatang, tumbuhan yang ada tersebar di di
kawasan Nusa Tenggara Timur. Dari motif yang nampak dari kain tenun tersebut dapat dilihat
daerah asal pembuatan kain tenun tersebut.

57
Accesories

Sebagai aksesoris sehelai kain tenun berukuran kecil diselempangkan di bagian bahu. Motifnya
serasi dengan kain tenun pada sarungnya. Selain itu, sebilah golok juga diselipkan di pinggang
depan.
Sehelai selendang menempel pada bahunya. Rambut disanggul dan memakai hiasan berbentuk
bulan sabit dengan tiga buah bintang. Hiasan tersebut disebut bulak molik. Bulan molik artinya
bulan baru. Hiasan ini terbuat biasanya terbuat dari emas, perak, kuningan, atau perunggu yang
ditempa dan dipipihkan, kemudian dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai bulan sabit.

Selain itu, Aksesoris lainnya adalah gelang, anting, kalung susun (habas), dan pending. Kalung
susun atau habas terbuat dari emas atau perak yang merupakan warisan turun-temurun dari sebuah
keluarga suku Rote. Terkadang, ada yang menanggap bahwa habas merupakan benda keramat
yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

Selain habas, aksesoris lainnya adalah pending. Pending merupakan perhiasan yang terbuat dari
kuningan, tembaga, perak dan emas dan biasa dipakai di bagian pinggang. Motif yang sering
muncul sebagai hiasan pending adalah motif bunga atau hewan unggas.

58
Pakaian Adat Wanita Rote

Biasanya mengenakan baju kebaya pendek dan bagian bawahnya mengenakan kain tenun. Salah
satu motif yang sering digunakan untuk menghiasi pakaian adat ini adalah motif pohon tengkorak.

Pakaian Adat Pria Sabu

Baju adat Pria Sabu berupa ikat kepala, kemeja berlengan panjang berwarna putih polos. Tubuh
bagian bawah ditutupi oleh sarung tenun dan sehelai kain tenun berukuran kecil diselempangkan
di bagian bahu.
59
Pakaian Adat Wanita Sabu

Biasanya mengenakan baju kebaya pendek dan bagian bawahnya mengenakan kain tenun dua kali
lilitan dan tanpa asesories.

Pakaian Pengantin Sabu

Pakaian Pengantin Pria

60
 Selendang yang digunakan pada bahu pria
 Destar pengikat kepala sebagai lambang kebesaran/kehormatan disertai dengan mahkota
kepala pria yang terdiri dari tiga tiang terbuat dari emas.
 Kalung mutisalak yaitu sebagai mas kawin dengan liontin gong.
 Sepasang gelang emas
 Ikat pinggang/sabuk yang memiliki 2 kantong pengganti dompet/tas
 Habas/perhiasan leher terbuat dari emas

Pakaian Pengantin Wanita

 Sarung wanita yang diikat bersusun dua pada pinggul dan sedada
 Pending (ikat pinggang terbuat dari emas).Gelang emas dan gading yang dipakai pada
upacara adat/perkawinan
 Muti salak/kalung dan liontin dari emas
 Mahkota kepala wanita dan tusuk konde berbentuk uang koin/sovren/ uang emas pada
zaman dahulu
 Anting/giwang emas bermata putih/berlian
 Sanggul wanita berbentuk bulat diatas/puncak kepala wanita

Pakaian Adat Suku Helong

61
Helong atau Halong sebuah suku yang mendiami pulau Semau atau pulau Timau. Suku Helong
berasal dari Pulau Ambon. Helong sebenarnya berasal dari kata Halong, yang oleh orang yang
tinggal disana susah untuk menyebutkan kata Halong dan lebih senang menyebutkannya menjadi
Helong. Helong atau Halong adalah sebuah pulau di Ambon (Maluku) tempat dimana Suku
Helong berasal.

Pakaian Adat Pria Helong

 Selimut Helong besar diikat pada pinggang ditambah dengan selimut kecil
 Kemeja pria (baju bodo)
 Destar pengikat kepala
 Muti leher atau habas

Pakaian Adat Wanita Helong

 Sarung diikat pada pinggang ditutup dengan selendang penutup


 Pending/ikat pinggang emas
 Kebaya Wanita
 Muti salak/muti leher dengan mainan berbentuk bulan

62
 Perhiasan kepala bulan sabit/bula molik
 Giwang (karabu)

Pakaian Adat Suku Amarasi

Pakaian Adat Pria Amarasi

 Selimut besar pria diikat pada pinggang ditambah dengan selimut penutup dan selendang
 Ikat pinggang pria
 Kemeja pria (baju bodo)
 Kalung habas emas berbandul gong
 Muti salak
 Ikat kepala atau destar dikombinasi dengan hiasan tiara
 Gelang Timor 2 buah

Pakaian Adat Wanita Amarasi

63
 Sarung diikat pada pinggang
 Selendang penutup dan pending
 Kebaya wanita
 Kalung muti salak, habas dan gong (liontin)
 Hiasan kepala bulan sabit
 Tusuk konde koin 3 buah dan sisir emas
 Giwang (karabu)
 Gelang kepala ular 2 buah (sepasang)
 Upacara Adat

Upacara Adat Reba diselenggarakan khususnya di beberapa daerah di Kabupaten Ngada,


NTT . Reba merupakan upacara adat yang bertujuan untuk melakukan penghormatan dan
ucapan rasa terima kasih terhadap jasa para leluhur.

Upacara ini diadakan setiap tahun baru tepatnya di bulan Januari atau Februari dengan hidangan
utama berupa ubi. Bagi warga Ngada ubi diagungkan sebagai sumber makanan yang tidak
pernah habis disediakan oleh bumi.

Upacara adat ini melibatkan beberapa kecamatan, yaitu Aimere, Bajawa, Mataloko, Jerebu`u
dan So`a. Masing-masing kecamatan akan bergiliran menjadi tuan rumah setiap tahunnya.

Selama upacara diselenggarakan tarian dengan penari menggenggam pedang panjang (sau) dan
tongkat warna-warni yang di bagian ujungnya dihiasi bulu kambing warna putih (tuba). Sebagai
pengiring tarian adalah alat musik bergesek berdawai tunggal yang terbuat dari tempurung
kelapa atau labu hutan.

64
Upacara adat Reba biasanya diselenggarakan selama tiga sampai empat hari. Sebelum upacara
tari-tarian dan nyanyian diadakan misa inkulturasi di gereja yang dipimpin seorang pater atau
romo. Upacara ini memang memadukan unsur adat dengan agama.

Saat upacara, kita dapat melihat beberapa desa tradisional yang menampilkan bongkahan batu-
batu berdiri. Saat berada di sana, kita seakan berada di tengah-tengah masyarakat dari zaman
batu.

 Tempat Wisata
Pantai Lasiana

Pantai Lasiana

Pantai Lasiana adalah pantai unggulan di Kupang. Pantai ini mempunyai pasir putih dan
hanparan batu karang yang ada di tepi pantai. Di sekeliling Pantai Lasiana terdapat
pohon kelapa. Dapat dikatakan Pantai Laksana merupakan Brazilnya Indonesia. Pantai
Lasiana sangat cocok bagi anda yang ingin berlibur menghabiskan waktu luang bersama
keluarga.

Pantai Pasir Panjang

65
Pantai Pasir Panjang memliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Air pantai ini berwarna
biru cerah dan agak kehijauan. Pantai ini dikelilingi karang yang besar. Disebut Pasir
Panjang karena pasir di sekitar pantai ini panjang dan luas.

Pulau Komodo

Pulau Komodo

Pulau Komodo terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. di Pulau Komodo ini dikenal sebagai
habitat asli hewan komodo yang ada di daerah ini, danm merupakan ujung paling barat Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Selain itu pulau ini merupakan kawasan Taman Nasional Komodo . Pulau
Komodo berlokasi di sebelah barat Pulau Sumbawa, yang dipisahkan Selat Sape, Kec. Komodo,
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
66
Pantai Timor

Pantai Timor

Pantai Timor ini tak jauh dari Kampung Solor. Jika anda ingin menikmati pemandangan Pantai
Timor, anda cukup membayar Rp. 1000 sudah dapat menikmati keunikan lumut yang tumbuh
liar di batu karang dan memberikan kesan misterius. Pantai ini mempunyai pemandangan
matahari terbenam yang sangat indah.

Pantai Tablolong

Pantai Tablolong

Lokasi pantai Tablolong agak jauh dari kota Kupang. Pantai Tablolong mempunyai keunikan
tersendiri yaitu warna pasir pantainya yang berwarna merah jambu. Untuk biaya masuk, anda
cukup membayar Rp. 5000 fanda sudah bisa menikmati indahnya suasana pantai dan pepohonan
yang tumbuh di tas karang. Warna air di pantai ini juga unik, yaitu hijau dan biru.

67
Pantai Neam

Pantai Neam

Pantai Neam lebih cocok disebut pantai tanpa nama. Perlu banyak waktu untuk bisa menemukan
lokasi pantai ini, kurang lebih sekitar 3 jam dan cukup menguras banyak tenaga. Perjalanan
menuju pantai ini, anda harus melewati hutan belantara. Pasir di Pantai Neam mirip seperti pasir
gurun Sahara dengan versi pantai. Keindahan pantai ini terletak pada ombaknya dan panorama
sunset yang menutup gunung karang.

 Pulau Kera

Pulau Kera

Pulau Kera terletak di tengah laut luas dan dapat anda lihat dari tepi pantai Kupang. Anda harus
menggunakan perahu nelayan untuk sampai di Pulau ini, dengan lama waktu perjalanan sekitar 1
jam.
Di Pulau Kera terdapat pasir putih dengan campuran merah karang yang terpadu warna air laut
yang biru sedikit kehijauan dan keungunan.

 Pulau Semau

68
Pulau Semau

Pulau Semau memiliki pantai yang berpasir putih dan suasana yang cukup mistis. Di Pulau
Semau terdapat mata air yang berbentuk kolam dan dikelilingi oleh pepohonan. Anda bisa mandi
atau sekedar berendam di kolam mata air ini untuk merasakan kesegaran airnya.

 Pantai Kolbano

Pantai Kolbano

Pantai Kolbano dipenuhi bebatuan. Yang paling menarik dari pantai ini adalah tidak ada pasir
terhampar di pantai ini. Hanya ada bebatuan yang berwarna warni di sepanjang tepi pantai ini.
Untuk menuju lokasi pantai, anda harus menempuh perjalanan dengan lama waktu sekitar 4 jam
dari Kupang lalu melewati Timor Selatan.

 Air Terjun Oenesu

69
Air Terjun Oenesu

Air Terjun Oenesu ternyata juga mempuyai objek wisata air terjun yang sangat cantik. Air terjun
ini sangat unik karena memiliki batuan yang mirip singa dan mulut gorila. Suasana di lokasi air
terjun sangat sejuk karena dipenuhi banyak pepohonan.

 Air Terjun Oehala

Air Terjun Oehala

Air Terjun Oehala mempunyai bentuk yang unik seperti kasur. Banyak pepohonan di sekitar air
terjun ini sehingga menimbulkan suasana yang sejuk. Air di sana sangat segar, pastinya anda tak

70
mau ketinggalan menikmati keindahan air terjun ini dengan airnya yang sangatsegar.

 Danau Kelimutu

Danau Kelimutu adalah danau kawah yang berlokasi di puncak Gunung Kelimutu (gunung
berapi) yang ada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Gunung ini berlokasi di Desa Pemo,
Kelimutu, Kabupaten Ende. Danau ini dikenal dengan Danau Tiga Warna karena mempunyai 3
warna yang berbeda, yakni merah, biru, dan putih.

ANALISIS POTENSI

Sumber Daya Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Di daerah Nusa Tenggara Timur terdapat jenis tumbuhan di kawasan hutan seperti kayu
akasia, kayu putih, kayu cendana, kayu lontar, kayu gaharu, dll. Dari sekian banyak jenis
tumbuhan kayu ini yang paling terkenal adalah kayu cendana yang memiliki kualitas yang lebih
baik dibanding kayu cendana yang ada di wilayah lainnya di Indonesia. Dan bila kayu cendana
dibudidayakan dengan baik, Nusa Tenggara Timur akan menjadi pengahasil Kayu Cendana
terbesar. Dari segi Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki banyak destinasi wisata
yang sangat beragam dan belum banyak diketahui oleh para wisatawan lokal maupun
internasional. Contohnya Pantai Lasiana di Kupang dengan hamparan pasir putih yang
menawan,Pantai Timor yang tidak jauh dari Kampung Solor yang menyuguhkan lumut tumbuh
liar di batu karang dan memberikan kesan misterius. Selain itu di Nusa Tenggara Timur terdapat
pula Pulau Komodo yang merupakan habitat asli dari hewan purba yang sudah hamper punah ini.
Di pulau ini juga terdapat juga Taman Nasional Komodo.

71
Kebudayaan di Nusa Tenggara Timur masih di lestarikan oleh masyarakat di daerah tersebut.
Salah satu contohnya adalah kebiasaan masyarakat Kupang yang masih menjalankan tradisi
Manggarai, yaitu upacara adat merayakan syukuran atas hasil panen yang satu ini dirayakan
bersama-sama oleh seluruh warga desa. Bahkan ajang prosesi serupa dijadikan momentum reuni
kecil keluarga. Pernikahan di NTT juga masih sangat kental oleh adat istiadat daerah setempat.
Dan yang paling penting yang perlu di jaga dan dilestarikan dari kebudayaan Nusa Tenggara
Timur salah satunya adalah alat music Sasando, istilah sasando sering disebut sasandu yang
berarti alat yang bergetar atau berbunyi, sedangkan di Kupang disebut Sasando. Cara memainkan
alat musik ini dengan dipetik, hampir sama dengan kecapi dan gitar. Bahan pembuat sasando
secara keseluruhan terbuat dari pohon daun lontar, yang dilengkungkan setengah lingkaran yang
berfungsi sebagai resonansi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi
80° – 12° Lintang Selatan dan 118° – 125° Bujur Timur. Batas Wilayahnya sebelah Utara
berbatasan dengan Laut Flores, Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, Sebelah
Barat berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dan dari sebelah Timur
berbatasan dengan Negara Timor Leste. Berdasarkan letak geografisnya, Kepulauan NTT
berada diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta diantara Samudera Indonesia dan
Laut Flores. Provinsi NTT merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau.
Wilayah Nusa Tenggara Timur beriklim kering yang dipengaruhi oleh angin musim.
Periode musim kemarau lebih panjang, yaitu 7 bulan (Mei sampai dengan Nopember)
sedangkan musim hujan hanya 5 bulan (Desember sampai dengan April). Suhu udara
rata-rata 27,6° C, suhu maksimum rata-rata 29° C, dan suhu minimum rata-rata 26,1° C.
Keadaan formasi tanah di Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur secara garis besar
Pulau Flores dan sekitarnya mempunyai ntanah yang mediteran dengan bentuk wilayah
Volkan, Tanah di Pulau Sumba terdiri dari jenis mediteran dengan bentuk wilayah
pengunungan lipatan dan datar serta bentuk wilayah volkan. Latosol dan Grumusol
dengan bentuk wilayah pelembahan. Jenis tanah di Pulau Timor adalah tanah-tanah
kompleks dengan bentuk wilayah pengunungan kompleks.Penggunaan Lahan Kawasan

72
di Luar Kawasan Hutan seperti Kebun,Ladang,Sawah,dan Tegalan lebih banyak
persentasenya daripada Kawasan Hutan.

Kondisi Manusia di Provinsi Nusa Tenggara Timur bila di lihat dari Kepadatan
Penduduk persentasenya menurun, sedangkan bila di lihat dari Angka Pertumbuhan
Penduduk, persentasenya mengalami penaikan yang bertahap dan teratur.Mata
Pencaharian Penduduk Nusa Tenggara Timur masih di domasi oleh para Petani. Dan
Budaya Khas mereka seperti Tari Tradisional,Makanan Khas,Musik Tradisional,Bahasa
yang di gunakan sehari-hari, dan lainnya masih tetpa di jaga dan di lestarikan oleh
penduduk asli Nusa Tenggara Timur. Pembuktiannya bisa di lihat bahwa di Provinsi
Nusa Tenggara Timur masih banyak suku-suku terdalam dan terpencil yang masih
memegang kepercayaan adat dan istiadat Seuku dan daerah yang mereka diami.

Setelah membahas tentang NTT dari mulai letak wilayah sampai kebudayaan
masyarakatnya kami dapat menyimpulkan bahwa Daerah NTT yang masih sedikit
penduduknya ternyata banyak potensi alam maupun manusia yang perlu mendapatkan
perhatian dan di kembangkan lebih luas lagi. Dan sebaiknya potensi Budaya dan alam
yang ada di NTT ini dapat terus di lestarikan agar anak cucu kita bisa melihat betaapa
indahnya potensi yang dimiliki NTT ini. Saran kami pakailah Sumber Daya Alam
secukupnya tanpa mengeksploitasi kekayaan alam yang ada.

73
DAFTAR PUSTAKA

http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2015/06/senjata-tradisional-nusa-tenggara-timur.html
http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2015/02/alat-musik-tradisional-nusa-tenggara.html

http://www.suarawajarfm.com/2015/08/31/5925/makanan-khas-ntt.html

http://gpswisataindonesia.blogspot.co.id/2014/06/pakaian-adat-nusa-tenggara-timur.html

(http://www.kemendagri.go.id)
http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Nusa-Tenggara-
Timur/Seni-Budaya/Upacara-Adat-Nuansa-Rohani

http://masdonie.blogspot.co.id/2014/11/12-tempat-wisata-yang-terkenal-di-nusa-tenggara-
timur.html

(http://archive.kaskus.co.id)

http://m.inilah.com/news/detail/1799959/wow-jumlah-penduduk-ntt-kedua-terbesar-di-intim

http://m.inilah.com/news/detail/1799959/wow-jumlah-penduduk-ntt-kedua-terbesar-di-intim

http://akageo12.blogspot.co.id/2013/05/potensi-panas-bumi-propinsi-ntt.html

http://www.batukar.info/wiki/geografis-ntt

74
75

Anda mungkin juga menyukai