INTRODUKSI
1. Pengertian Psikologi
Istilah Psikologi dan Ilmu Jiwa
Istilah Psikologi berasal dari kata Psyche dan kata Logos. Psyche berarti jiwa dan
Logos berarti ilmu pengetahuan. Secara harafiah Psikologi berarti ilmu tentang jiwa,
ilmu jiwa.
Akan tetapi istilah ilmu jiwa memiliki arti yang lebih luas dari Psikologi. Ilmu
jiwa itu meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, tapi juga khayalan dan
spekulasi mengenai “jiwa” itu. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang
diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah. Jadi istilah “ilmu jiwa”
menunjukkan ilmu jiwa pada umumnya sedangkan ilmu psikologi menunjukkan ilmu
jiwa yang ilmiah menurut norma-norma modern. Jelaslah bahwa Psikologi adalah ilmu
tentang jiwa, tetapi ilmu jiwa itu belum tentu Psikologi (Gerungen 1991, hal 2).
Kita misalnya terkadang mendapat kesan-kesan tertentu mengenai sifat-sifat
seseorang. Ini berarti kita sudah bergerak dalam kegiatan ilmu jiwa. Tapi kesan-kesan
tentang sifat-sifat kepribadian seseorang itu baru dapat disebut Psikolgi, apabila cara
mengumpulkan keterangan mengenai sifat-sifat orang tadi dilengkapi dengan metode-
metode yang obyektif. misalnya dengan tes-tes, wawancara atau observasi yang teratur.
Dengan menunjukkan perbedaan ini tak berarti Psikologi lebih unggul, atau lebih
baik dan efektif dari ilmu jiwa. Perbedaan itu hanya mau menunjukkan bahwa meskipun
obyek keduanya mengenai jiwa tapi obyek itu tak tepat sama dan identik.
Definisi Psikologi
Ada banyak definisi tentang Psikologi yang diberikan oleh para ahli. Beberapa
definisi dapat diberikan sebagai berikut :
Psikologi adalah: “Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan,
baik yang normal maupun yang abnormal baik yang bersifat individual maupun social.”
(Knight and Knight).
Psikologi adalah: “Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dan tingkah
laku hewan.” (Hilgert).
Psikologi adalah: “Ilmu pengetahuan yang secara sistematis mempelajari tingkah laku
dan proses-proses mental.” (L.T. Benyamin, dkk. 1987).
Dalam bahasan ini kita menggunakan dan mengikuti definisi yang terakhir ini, karena
lebih singkat dan lebih jelas.
1
Psikologi adalah Ilmu Pengetahuan
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan Ilmu sebagai pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara teratur menurut metode-metode tertentu yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan itu).Sebagai
ilmu pengetahuan, Psikologi sama seperti ilmu pengetahuan lainnya, memiliki obyek,
metode serta sistematika tertentu. Obyek material Psikologi adalah manusia dan obyek
formalnya adalah kegiatan-kegiatan psikis manusia yakni kegiatan yang ada
hubungannya dengan lingkungannya.Kegiatan manusia itu dapat digolongkan atas tiga
macam, yakni kegiatan yang bersifat individual, kegiatan yang bersifat social dan
kegiatan yang bersifat berketuhanan (Gerungen, 1991).
Sebagai makhluk individual manusia memiliki kepribadian sendiri, karena setiap
manusia itu unik. Perbedaan antara individu ini dibicarakan oleh Psikologi diferensial.
Sebagai makhluk social manusia tak dapat hidup sendirian. Inilah unsur hakiki yang
membedakan manusia dengan hewan. Aspek ketuhanan pada manusia ini dipelajari oleh
Psikologi Agama.
Ilmu juga memilih metode tertentu. Psikologi modern banyak menggunakan
metode eksperimental dalam penelitiannya. Apa yang diselidiki itu dapat dikuantifisir,
artinya ada jumlah responden tertentu. Hasil penelitian dapat dikomunikasikan kepada
orang lain sehingga dapat diikuti.Dengan demikian ada unsur obyektivitasnya.
Ilmu itu memiliki sistematika tertentu, artinya hasil penelitian itu harus disusun
secara teratur, sehingga mempunyai hubungan satu sama lain, dan bukanlah terdiri dari
bahan-bahan lepas. Hasil penelitian itu harus diklasifisir dan diferifikasi artinya ditelaah
(hasilnya) dan dikupas sehingga tercapai satu kesatuan hasil. Dan akhirnya hasil
penelitian itu dapat digeneralisir, maksudnya hasil penelitian itu dapat dikenakan pada
situasi yang serupa dengan situasi penelitian yang pertama.
3
melankolis (murung), oleh sumsum hitam, tipe kolerik ( cepat bereaksi) oleh sumsum
kuning, dan flegmatis (lamban), oleh lender.
Akhirnya muncul tiga serangkai yang dikenal sebagai Trio-SPA, Sokrates, Plato
dan Aristoteles, yang pendapat-pendapatnya memengaruhi perkembangan psikologi
selama ratusan tahun ke depan. Sokrates (469-399 SM) memperkenalkan tekhnik
maeutics yakni tehnik wawancara untuk memancing keluar pikiran-pikiran dari
seseorang.Pikiran-pikiran itu mencerminkan keberadaan jiwa di balik tubuh manusia.
Plato (427-347 SM), murid Sokrates, menyatakan bahwa jiwa manusia masuk ke dalam
tubuh, sejak ia dikandung.Jiwa ini memiliki tiga fungsi, logistikon (akal) yang berpusat di
kepala, thumetikon (rasa) yang berpusat di dada, dan abdomen ( kehendak) yang berpusat
di perut. Aristoteles (384-322 SM), murid Plato, menyatakan bahwa ada tiga jenis jiwa,
anima vegetativa (tumbuhan), anima sensitiva (hewan) dan anima intelectiva ( manusia).
2.2. Zaman Renesans (Zaman revolusi ilmu pengetahuan)
Pada zaman ini muncul Rene Descartes ( 1595-1650), seorang filsuf Perancis
dengan pendapatnya yang sangat terkenal: .cogito ergo, sum.Menurutnya, psikologi
adalah ilmu tentang kesadaran manusia. Pendapat ini ditantang oleh George Berkeley
( 2685-1753), yang mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang penginderaan.
Kemudian Sir Charles Bell ( 1774-1842) dari Inggeris dan Francois Megendie ( 1784-
1855) menemukan saraf-saraf sensorik dan saraf-saraf motorik. Menurut mereka saraf-
saraf ini memengaruhi gerak dan kelenjar-kelenjar. Sementara itu Paul Broca (1824-
1880) dari Perancis menemukan pusat bicara di otak kiri. Semua penemuan ini
memengaruhi perkembangan psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
2.3.Aliran-aliran Psikologi
Sebelum munculnya Psikologi eksperimental yang dipelopori oleh Wundt, ada
dua teori yang mengarahkan psikologi sebagai ilmu yakni Psikologi Nativistik/Psikologi
Pembawaan dan Psikologi Asosiasi/empirik (Sarlito W. Wirawan, 2009,
hal.24)..Psikologi Pembawaan menyatakan bahwa ada sejumlah factor yang dibawa sejak
lahir yang disebut pembawaan atau bakat. Tiga pembawaan yang terpenting adalah
pikiran, kehendak dan perasaan.Tokoh terkenal adalah Frans Joseph Gall yang coba
menemukan pembawaan itu di otak. Namun pandangan ini tak diterima lagi. Sedang
menurut aliran Asosisasi, jiwa berisi ide-ide yang didapatkan lewat pancaindera, diingat
dan saling diasosiasikan satu sama lain, melalui prinsip kesamaan, pertentangan dan
sebab akibat.
Strukturalisme
Sebagaimana diketahui, ilmu yang tertua adalah Filsafat. Ilmu-ilmu lain bergabung pada
filsafat, termasuk Psikologi. Lama kelamaan hal-hal yang berhubungan dengan
kebutuhan manusia, tak dapat diselesaikan hanya dengan Filsafat saja. Oleh karena itu
banyak ilmu mulai memisahkan diri dari filsafat, seperti Ilmu Pengetahuan Alam. Begitu
pun Psikologi mulai berdiri sendiri sebagai ilmu.
Perkembangan psikologi sebagai ilmu sendiri terutama merupakan jasa dari W.
Wundt (1832-1920) yang pada tahun 1879 mendirikan laboratorium Psikologi di Leipzig,
Jerman, untuk meneliti peristiwa-peristiwa kejiwaan secara eksperimental. Ini tak berarti
bahwa baru pada zaman Wundtlah dimulai eksperimen. Sebab jauh sebelumnya telah ada
ahli yang mengadakan eksperimen, antara lain Fechner, dll. Namun pada atau mulai
dengan Wundtlah, eksperimen dalam laboratorium diadakan secara sistematis dan
intensip. Dengan perkembangan ini Psikologi yang dulunya bersifat filosofis berubah
menjadi Psikologi yang bersifat ekperimental.
4
Aliran Psikologi Wundt dan pengikut-pengikutnya dinamakan strukturalisme/
(strukturalist). Karena mereka berpendapat bahwa pengalaman-pengalaman mental yang
kompleks itu adalah sebenarnya struktur yang terdiri dari keadaan mental yang
sederhana. Tujuan Psikologi menurut mereka adalah menyelidiki struktur kesadaran
manusia dengan metode analisa instrospektip dan teknik observasi dimana seseorang
yang telah mengalami sesuatu, mencoba melukiskan pengalaman itu sejujur mungkin.
Banyak penelitian berkisar pada persepsi dan sensasi. Dalam hal ini orang bertolak dari
apa yang diinderai dan mencari apa yang dipikirkan tentang itu. Melihat apel misalnya,
lalu orang menganalisa apa yang muncul dalam pikiran atau kesadaran.Cabang Psikologi
ini disebut juga Elementalisme..
Fungsionalisme
Tokoh aliran ini adalah W. James dan John Dewey (1990). Dalam aliran baru ini
orang berbalik dari struktur kesadaran menuju fungsi kesadaran. Bagaimana kesadaran
membantu organisme. Dengan demikian tujuan Psikologi adalah mempelajari peranan
yang dimainkan oleh kesadaran dalam membantu organisme untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Yang menjadi topik adalah fungsi kesadaran atau tingkah laku
manusia itu. Pelopor cabang Psikologis ini adalah W. James (1842 – 1910). Baginya
Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku manusia khususnya tingkah laku belajarnya.
Metode yang dipakai adalah introspeksi dan obsevasi.
Aliran Psikonalisa
Aliran ini dipelopori oleh S. Freud dan menekankan proses mental yang tak sadar,
pengalaman lalu yang tak disadari yang mempengaruhi manusia. Teknik yang digunakan
adalah free association dan analisa mimpi. Dalam hal ini arus pikiran dihubungkan
dengan sesuatu. Teknik hipnose juga digunakan terutama untuk memeriksa mereka yang
ditimpa persoalan emosional. Pengaruhnya terhadap Behaviorisme; tingkah laku dalam
pengertian Behaviorisme diperluas tidak hanya tingkah laku yang dapat diobservasi tapi
juga motivasi yang tak disadari.
Psikologi Gestalt
Cabang psikologi lain yang menantang Psikologi Wundt adalah aliran Gestalt di
Jerman. Aliran ini dipelopori oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) dan teman-temannya
seperti Kofka dan Kohler. Pendapat mereka ialah bahwa kesadaran tidak dapat
diterangkan hanya dengan menganalisa bagiannya. Alasannya ialah keseluruhan berbeda
dengan jumlah unsur-unsurnya dan keseluruhannya lebih berarti dari pada bagian-
bagiannya. Ada aspek kualitatip pada kesadaran yang melampaui kombinasi komponen-
komponennya.
Behaviorisme
Aliran ini dipelopori oleh J. B. Watson (1878 – 1938). Aliran ini berpendapat
bahwa Psikologi harus menjadi studi tentang tingkah laku manusia, bukan tentang
kesadaran. Karena yang terakhir ini sulit untuk diselidiki dan diukur, sedang tingkah laku
dipengaruhi oleh pengalaman dalam lingkungan. Jasa-jasa aliran ini antara lain : respon-
respon bersyarat.
Psikologi Kognitip/Pikir
Aliran ini merupakan reaksi terhadap Behaviorisme. Menurut aliran ini,
mempelajari tingkah laku manusia saja tidak cukup, karena manusia dapat menalar,
merencanakan dan membuat keputusan. Semuanya ini merupakan kegiatan mental
manusia yang tidak boleh diabaikan begitu saja.Termasuk dalam aliran ini adalah aliran
Wurzburg, aliran Keulen, aliran Manheim dan aliran Amsterdam ( H.Abu Ahmadi, 2003,
hal 49).
5
Psikologi Humanistik
Psikologi Humanistik adalah paham yang mengutamakan manusia sebagai
mahluk keseluruhan. Dengan demikian paham ini menolak pendekatan terhadap manusia
yang bersifat fragmentaris. Manusis harus dilihat sebagai totalitas yang unik, yang
mengandung potensi-potensi dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi dirinya
sendiri. Dua tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah Carl Rogers dan Abraham
Maslow.
Alran-aliran Psikologi lain yang tengah dikembangkan antara lain, Psikologi
Kognitif Piaget dan Vygotsky serta Psikologi Biologi ( Jarvis Matt 2000: 139 dan 206)
3.Pembagian Psikologi
Psikologi dapat dibagi dari segi metodanya, segi kegunaan atau tujuannya dan
dari segi obyeknya. Dari segi metodanya terbagai atas Psi. eksperimental dan Psi.
spekulatip. Psikologi Spekulatip adalah tingkahlaku manusia, berdasarkan suatu
pemikiran spekulatip, melihat tingkah laku manusia, lalu orang menyusun suatu teori atau
pengetahuan serta pemikirannya. Sedangkan dalam Psikologi eksperimental, orang
menggunakan metoda eksperimen, untuk sampai pada suatu pengetahuan tentang tingkah
laku manusia serta proses-proses mentalnya. Hal ini disebabkan pengaruh empirisme
yang menitikberatkan pengetahuan manusia pada pengalaman, pada apa yang
diobservasi/dianalisa.
Berdasarkan kegunaan atau tujuannya, Psikologi dibagi atas psikologi teoritis dan
psikologi aplikasi/terpakai/praktis. Dalam psikologi teroritis yang mau dicapai adalah
pengetahuan demi pengetahuan tentang tingkahlaku manusia. Orang menekuni tingkah
laku manusia dalam eksperimen dan laboratorium, agar dengan itu orang dapat sampai
pada suatu pengetahuan atau hukum-hukum umum tentang manusia dan sifat-sifatnya.
Psikologi teroritis ini masih terbagi lagi atas Psikologi Umum dan Psikologi Khusus.
Psikologi Umum meneliti tingkahlaku budaya manusia yang normal dan dewasa.
Sedangkan Psikologi Khusus menitikberatkan perhatiannya pada kelompok khusus atau
segi-segi khusus kegiatan psikis manusia. Misalnya Psikologi Abnormal, Psikologi
watak, Psikologi Perkembangan dll.Sedang Psikologi Aplikasi adalah pemakaian ilmu
pengetahuan psikologi dalam kehidupan praktis manusia.Termasuk di sini adalah
Psikologi Pendidikan, Psikologi Pastoral, Psikologi Perindustrian dll.
Menurut macamnya obyek, Psikologi terbagai atas Psikologi yang mempelajari
tingkah laku hewan dan Psikologi yang mempelajari dan menyelidiki manusia. Dalam
bahasan kita, Psikologi hewan ini cuma disinggung saja, sejauh ada hubungannya dengan
bahasan kita.
6
4. Hubungan Psikologi Dan Ilmu-Ilmu Lain
Psikologi dan Biologi. Baik Psikologi dan Biologi mempelajari manusia sebagai
makluk hidup, Cuma tinjauannya berbeda-beda. Biologi meninjau kehidupan biologis
manusia, misalnya tentang kehidupan turun temurun dari generasi yang satu ke yang lain
(hukum Mendel) sedang Psikologi meneliti sifat-sifat, inteligensi dan bakat-bakat yang
diwariskan. Oleh karena itu biologi perlu dipelajari, ia sangat membantu kita dalam
mempelajari Psikologi.
Psikologi dan Sosiologi. Sosiologi mempelajari manusia dalam kehidupan dalam
masyarakat. Oleh karena itu baik Sosiologi maupun Psikologi sama-sama mempelajari
manusia khususnya tingkah laku manusia. Namun tinjauan sosiologi lebih ditujukan pada
hidup masyarakat sedangkan tinjauan Psikologi lebih pada tingkah laku manusia sebagai
manifestasi dari kehidupan psikisnya. Melihat hubungan keduanya yang begitu erat,
maka timbul bagian Psikologi yang secara khusus mempelajari tingkah laku social
manusia dalam hubungan dengan situasi-situasi social.
Psikologi dan Filsafat. Filsafat antara lain mempelajari hakekat kodrat manusia.
Tujuan hidupnya, keputusan moralnya dll. Psikologi meskipun telah memisahkan dirinya
dari filsafat karena metodanya berbeda, tapi masih punya hubungan dengan filsafat antara
lain dalam membicarakan sifat, hakekat dan tujuan ilmu pengetahuan.
Psikologi dan ilmu pengetahuan alam: Obyek pengetahuan alam adalah benda-
benda mati sedangkan obyek psikologi adalah benda/makhluk hidup. Kesamaan
keduanya/hubungan keduanya ialah dalam metodanya. Metoda eksperimental yang
digunakan oleh psikologi dpengaruhi oleh metoda ilmu pengetahuan alam, meskipun
bukan semua.
Demikian beberapa ilmu yang ada hubungannya dengan psikologi.
5. Metode-Metode Psikologi
Metode penelitian Psikologi dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yakni
metode filosofis dan metode yang bersifat empiris ( H.Abu Ahmadi, 2003, hal.10-12;
Bimo Walgito, 1980, hal.22-31).Yang termasuk metode filosofis adalah metode intuitip,
metode kontemplatip dan metode filosofis religius.Dalam metode intuitip, kita
mengadakan penilaian terhadap sesama kita, lewat kesan-kesan yang kita peroleh
terhadap orang bersangkutan.Tokh metode ini kurang obyektip. Dalam metode
kontemplatif, kita menggunakan kemampuan berpikir kita, untuk merenungkan
obyek/orang lain untuk mendapat suatu pengetahuan tentang orang tersebut. Namun
metode ini sangat spekulatif. Dalam metode filosofis religius, orang menggunakan
materi-materi agama, untuk meneliti pribadi manusia. Pribadi manusia dinilai
berdasarkan patokan-patokan dan norma-norma agama.
Metode empiris terdiri dari metode observasi, metode pengumpulan data, metode
eksperimen dan metode klinis (H.Abu Ahmadi, 2003, hal.11).
Metode observasi atau pengamatan adalah metode untuk mempelajari kejiwaan
seseorang/kelompok orang, di mana peneliti dengan sengaja mengamati secara langsung,
teliti dan sistimatis. Observasi itu dapat berbentuk observasi naturalistik, observasi
laboratorium, studi kasus dan introspeksi, instropeksi eksperimen dan ekstrospeksi.,
Dalam observasi naturalistik, perilaku subyek diamati dalam lingkungan
kehidupan secara natural dalam ligkungan hidup sehari-hari. Dan ini dapat bersifat
partisipatif dan non-partisipatif. Bentuk pastisipatip artinya peneliti dapat ikut terlibat
dalam kegiatan orang yang diteliti sambil mengadakan pengamatan, sehingga ia dapat
mendapatkan data-data yang lebih akurat. Sedang dalam bentuk non-partisipatip, peneliti
7
tidak terlibat dalam kegiatan orang yang diteliti. Dalam dua bentuk ini metode ini, dua
indera yang paling berperanan adalah mata dan telinga.
Obervasi yang lain adalah studi kasus di mana hidup subyek didalami selama
kurun waktu tertentu. Observasi itu juga bisa dibuat dalam jangka yang panjang, yang
sering dikenal sebagai metode longitudional. Metode Longitudinal adalah metode
penyelidikan yang membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai hasil
penyelidikannya. Misalnya orang diselidiki dari lahir sampai mati. Tujuannya untuk
meneliti perkembangan aspek tingkah laku satu dua orang yang sama dalam beberapa
tahun, sehingga bisa didapatkan suatu gambaran yang menyeluruh. Keuntungan metode
ini ialah perkembangan dapat diikuti secara teliti, tapi kerugiannya ialah respondennya
tak tetap, sebab ada yang pindah atau meninggal sementara penelitian berlangsung.
Metode introspeksi adalah metode observasi yang dilaksanakan dengan meminta
pada responden untuk melahirkan segala peristiwa kejiwaannya, setelah ia mengalami
sesuatu. Misalnya responden marah, lalu diminta kepadanya untuk melukiskan
pengalamannya waktu ia ditimpa rasa marah tersebut.
Metode Introspeksi Eksperimental ialah : Mengadakan eksperimen/percobaan yang
disengaja. Tujuannya mengetahui gejala jiwa, misalnya kita mau mengetahui apa yang
dipikirkan orang. Dalam hal ini responden diberi perangsang, sesudah ia ditanyakan lagi
tentang apa yang dipikirkannya ketika ia menerima perangsang. Misalnya ia diberi
perangsang kata “rumah” kemudian sesudahnya ia ditanyai apa yang dipikirkannya pada
saat menerima/mendapat perangsang demikian.
Metode Ekstrospeksi ialah : Mengamati dan mencatat tingkah laku dan gerak
gerik seseorang, setelah ia diberi suatu perangsang. Misalnya membuat film dari anak-
anak yang sedang bermain, sesudah itu diteliti bagaimana anak-anak dalam permainan itu
saling berinteraksi.
Metode korelasi mengacu pada upaya untuk menghubungkan satu variable dengan
variable yang lain.Tujuannya untuk melihat dampak/efek variabel yang satu terhadap
yang lain.
Metode Pengumpulan Data.
Yang termasuk metode ini ialah metode angket/kuesioner atau survey, metode
riwayat hidup/biografi, metode analisa karya, metode interview.
Dalam metode angket digunakan sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Ditinjau dari isinya, angket terdiri dari dua bagian yang mengandung identitas
responden dan bagian yang mengandung pertanyaan untuk dijawab. Isi pertanyaan itu
menyangkut opini atau fakta dari responden. Pertanyaan-pertanyaan biasa diberikan
dalam tiga bentuk yakni pertanyaan tertutup, dimana responden tinggal memilih
jawabannya, angket dengan pertanyaan terbuka dimana responden masih diberi
kesempatan untuk memberikan jawaban seluas-luasnya dan bentuk yang ketiga
merupakan gabungan dari bentuk pertama dan kedua, jadi pertanyaan tertutup dan
terbuka digabungkan.
Ditinjau dari caranya memberikan pertanyaan, maka dapat dibedakan angket
langsung dan angket tak langsung. Angket langsung yaitu angket yang langsung
diberikan kepada responden tanpa perantara sedangkan angket tak langsung adalah
angket yang menggunakan perantara dalam menjawab. Jawabannya lewat perantara.
Misalnya diselidiki tingkah laku anak, serahkan angket pada orang yang tua. Keuntungan
metode angket ini adalah : praktis tak usah langsung ke tempat, dalam waktu singkat
dapat dikumpulkan data yang relatif banyak, pertanyaan dapat dijawab leluasa oleh
responden. Sedangkan kelemahannya ialah : keterangan kebih lanjut mengenai angket
8
sulit didapat, karena peneliti tak ada di tempat. Pertanyaan tak dapat dirubah sesuai
situasi, tak semua angket dikembalikan, kesalahan dalam pelaksanaan. Bagaimana pun
metode ini banyak dipakai.
Metode riwayat hidup : Di sini orang menyelidiki tulisan-tulisan mengenai
kehidupan seseorang. Karena tulisan-tulisan itu terdapat pikiran, sikap serta sifat malah
pandangan pemilik biografi itu.Caranya: wawancara dengan orang yang bersangkutan
atau wawancara dengan orang-orang yang mengenal orang yang diteliti. Kelemahannya :
bahan ditulis sesuai pandangan penulis/pembuat biografi. Untuk itu supaya banyak
penulis/pembuat biografi diikuti/gunakan macam-macam penulis, agar bisa didapat suatu
gambaran yang obyektif. Nama lain untuk metode ini adalah metode biografi/sejarah
kehidupan. Kalau orang menulis tentang riwayat kehidupannya sendiri maka disebut
otobiografi.Erat kaitan dengan ini adalah metode karya. Dalam hal ini penyelidik
menganalisa karya/hasil karya atau gambar-gambar yang dibuat. Begitu juga buku harian.
Cetusan jiwa seseorang dapat diketahui dari hasil karya ini. Metode ini juga dinamakan
metode pengumpulan bahan.
Metode Interview/wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara sipeneliti dan orang yang diteliti/responden
dan peneliti.Dalam metode ini pewawancara menggunakan sejumlah pertanyaan yang
diberikan kepada yang diinterview secara lisan, dengan tujuan untuk mendapatkan
pandangan dan isi hatinya. Keuntungan metode ini ialah apa yang kurang jelas bisa
diperjelas, ada hubungan langsung dengan responden. Kelemahannya, metode ini akan
memakan waktu dan tenaga. Selain itu kalau ada prasangka, maka interview bisa
dipengaruhi.
Metode Eksperimental
Eksperimen artinya percobaan. Metode eksperimen merupakan penelitian yang
diadakan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi yang dilakukan terhadap perilaku subyek yang diamati. Ada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak
mengalami perlakuan khusus. Kelompok lain adalah kelompok yang mengalami
perlakuan khusus yang disebut kelompok eksperimen.
. Dalam hal ini orang melakukan observasi sistematis terhadap suatu peristiwa
praktis dalam ruangan khusus. Biasanya percobaan ini dilakukan berulang-ulang, agar
hasilnya dapat dipercayai. Keuntungannya ialah situasi dalam laboratorium adalah situasi
yang kurang wajar/artifiasil dan ini akan mempengarui tingkah laku yang dicobai. Oleh
karena itu selain diadakan eksperimen dalam laboratorium, dibuat juga eksperimen
lapangan. Namun kelemahan yang muncul ialah situasi dapat mempengaruhi jalannya
percobaan. Oleh karena itu dua cara ini ditempuh, agar hasilnya yang baik bisa dicapai.
Caranya ialah dengan memberikan perangsang lalu ditanyakan kepada op apakah
perangsang sudah dirasai. Atau dengan cara ekspresi/pernyataan, di mana perangsang
diberikan lalu diamati reaksi op terhadap perangsang yang telah diberikan itu.Dalam
kaitan ini sering satu variable dihubungkan dengan variable lain. Inilah metode
korelasi.Metode korelasi mengacu pada upaya untuk menghubungkan satu variable
dengan variable yang lain.Tujuannya untuk melihat dampak/efek variabel yang satu
terhadap yang lain.
Metode testing/pemeriksaan psikologis.
Dalam metode ini responden menjalankan tugas tertentu agar bisa diketahui
kemampuan responden. Ada bermacam-macam tes. Ditilik dari macamnya tes/gejala jiwa
9
yang dites, ada tes pengamatan, tes ingatan, tes intelegensi, tes fantasi dll. Dilihat dari
banyak orang yang dites, ada tes perorangan dan ada tes kelompok atau rombongan.
Ditinjau dari cara menjawab tes, maka dikenal tes bahasa, tes peraga/perbuatan, misalnya
orang disuruh untuk menyusun gambar dengan menggunakan potongan gambar yang
telah tersedia.
Metode Klinis. Klinik tidak lain dari pada lembaga untuk meneliti dan
menyembuhkan penyakit.Metode Klinis dalam Psikologi adalah gabungan bantuan klinis
dan metode pendidikan. Bantuan klinis tidak lain dari nasehat dan bantuan kepada pasien
oleh ahli kedokteran. Jalannya : Observasi dilakukan terhadap tingkah laku pasien.
Kemudian ditanyakan bermacam-macam hal yang ada kaitannya dengan sakit atau
gangguan mentalnya. Lalu dibuat prognosa/penentuan/ramalan tentang proses penyakit-
diagnosa/analisa dan pemastian gejala penyakit dan terapi/penyembuhan. Metode ini
dibuat oleh Freud dan pengikut-pengikutnya. Jadi metode ini satu gabungan antara
metode observasi, eksperimen dan medis.
Lingkungan harus diartikan secara luas. Ada lingkungan fisik yakni alam benda-
benda konkrit, ada lingkungan psikis yakni jiwa orang-orang yang berada dalam
lingkungan tertentu, serta ada lingkungan rohaniah yakni ide-ide, pandangan-pandangan,
filsafat serta keyakinan-keyakinan yang terdapat dalam lingkungan individu itu baik yang
terkandung oleh orang-orang dan lingkungan itu maupun dalam buku-buku serta hasil
kebudayaan lainnya. Individu manusia dalam hidupnya selalu menyesuaikan diri dengan
tiga macam lingkungan ini (Gerungan, 1991, hal. 55). Atau dengan kata lain lingkungan
itu memberikan pengaruh yang berbeda-beda kepada individu.
Dalam lingkungan psikis atau dinamakan juga lingkungan sosial terdapatlah
interaksi antara individu. Ada dua macam lingkungan social ini yakni lingkungan social
primer dan lingkungan social sekunder. Dalam lingkungan social primer, terdapat
hubungan erat antara sesama anggotanya. Anggotanya saling mengenal dengan baik.
Karena hubungan erat ini, maka pengaruh sosialnya akan lebih mendalam. Lingkungan
ini adalah keluarga termasuk sahabat. Dalam lingkungan sosial sekunder, hubungan
antara para anggotanya agak longgar. Para anggotanya kurang mengenal satu sama lain,
karenanya pengaruh sosialnya kurang mendalam.
Sifat hubungan antara individu dan lingkungannya, adalah timbal-balik, saling
mempengaruhi, lingkungan mempengaruhi individu dan sebaliknya. Dengan kata lain
individu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ini berarti individu mengubah diri sesuai
dengan lingkungan dan mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan individu.
Penyesuaian diri dalam arti yang pertama disebut penyesuaian diri yang autoplatis (auto =
sendiri) sedangkan penyesuaian diri dalam artian yang kedua adalah penyesuaian diri
yang aloplastis (alius = lain). Jadi ada penyesuaian diri yang bersifat “pasip” dimana
kegiatan kita ditentukan oleh lingkungan dan yang bersifat “aktip” dimana kita
mempengaruhi lingakungan. Misalnya karena manusia selalu mengalami banjir yang
hebat tiap tahun, maka ia membuat tanggul/menanam hutan untuk mencegah banjir (aktip
– autoplastis). Atau bisa terjadi bahwa individu menyesuaikan diri dengan keadaan
setempat, cara berpakaian dan cara berbicara (“pasip” dan autoplastis). Demikian
hubungan antara individu dan lingkungan baik yang bersifat pasip maupun aktip. Dua
sifat hubungan ini kerap dialami manusia dalam hidupnya.
10
Pokok Bahasan II
Banyak aspek tingkah laku dan fungsi-fungsi mental manusia, tak dapat
dimengerti, tanpa pengetahuan tentang proses-proses biologiknya. Kegiatan saraf, alat-
alat indera serta kelenjar-kelenjar memungkinkan manusia untuk menyadari dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Persepsi kita terhadap kejadian-kejadian
dalam hidup, tergantung dari bagaimana alat-alat indera kita mendeteksi rangsangan-
rangsangan dan bagaimana otak kita menginterpretasikan informasi-informasi yang
datang dari alat-alat indera kita. Begitu pun kemampuan kita menggunakan bahasa untuk
berpikir dan menyelesaikan persoalan-persoalan, sangat tergantung pada struktur dan
kerja otak. Berikut ini akan dilihat secara singkat susunan serta fungsi sistim saraf kita
serta beberapa kelenjar penting.
Otak manusia terdiri dari kurang lebih 10 miliard sampai I trilion sel saraf atau
neuron (Rita dkk, hal.67). Saraf tidak lain dari kumpulan akson yang keluar dari ribuan
neuron. Lewat neuron ini impuls-impuls/informasi berjalan dari organ-organ indera
menuju otak dan dari otak menuju otot. Signal-signal ini dikirim dalam bentuk proses
elektrokimiawi artinya bahan-bahan kimiawi yang biasanya dalam tubuh berada sebagai
ion yakni molekul-molekul atau atom-atom yang bermuatan listrik.Selain neuron, sistim
saraf memiliki sejumlah sel non-neural ( sel glia) yang berada di sekeliling neuron.
Fungsinya, mempertahankan neuron pada tempatnya. Sel-sel ini mengontrol jalannya
neuron, agar melakukan fungsinya dengan baik.
Neuron-neuron ini memiliki tiga bagian penting, yakni badan sel, deindrit dan
akson. Badan sel mengandung komponen-komponen penting sel seperti inti sel yang
mengandung (DNA), reticulum endoplasmic dan ribosomes untuk membangun protein
dan mitokondria untuk menghasilkan energi.(lihat diagramnya di bawah). Jadi ia
menyiapkan energi bagi kegiatan neuron. Bagian kedua adalah deindrit yakni serabut-
serabut pendek yang muncul dari badan sel untuk berhubungan dengan neuron
11
lain.Sedangkan akson adalah serabut panjang yang muncul dari badan sel dan
berhubungan dengan deindrit lain dari neuron lain. Jadi deindrit adalah ujung yang
menerima neuron sedangkan akson adalah ujung yang mengirim informasi.Informasi
berjalan lewat akson sebuah neuron, jika hanya ketika deindritnya telah terangsang.
Ada bermacam-macam struktur neuron atau fungsi neuron, tapi pada dasarnya ada
tiga macam struktur/fungsi neuron yang utama yakni neuron sensorik (afferent) yang
membawa informasi/impuls/signal dari reseptor ke otak. Neuron motor (afferent) yang
membawa informasi dari otak ke otot dan neuron konektor (asosiasi) yang
menghubungkan neuron motor dan neuron sensor.
Neuron dalam perjalanannya mengalami peletupan (yang berupih) sepanjang
akson. Kecepatan impuls pada neuron yang berdiameter besar adalah 120 m per detik,
atau 1 m per detik bagi neuron yang tak berupih (berdiameter kecil). Rangsangan yang
kuat akan menghasilkan ledakan impuls yang lebih cepat pada sebuah neuron. Semua
pesan dibawa dalam bentuk elektrokimiawi, tapi diinterpretasikan oleh otak secara
berbeda-beda sesuai dengan fungsi bagian otak tertentu: misalnya cahaya, suara dll.
Neuron tak berhubungan langsung satu sama lain tapi ada celah diantaranya.
Celah ini berikut daerah sekitarnya disebut celah sinapsis yang menjadi tempat lewatnya
impuls saraf. Pada saat impuls saraf mencapai celah ini, ia melepaskan unsur kimiawi
yang disebut bahan pemancar (neurotransmitter) yang merangsang neuron berikutnya.
Bahan pemancar ini dihasilkan oleh tubuh sel dan disimpan dalam kantung di ujung
akson. Bahan-bahan kimiawi ini mengisi sinapsis dan memindahkan impuls ke neuron
berikutnya. Sinapsis yang lain disebut sinapsis penghambat (neurorespons) yang
berfungsi sebagai pencegah peletupan sel berikutnya. Fungsi penghambatan ialah
mengendalikan penyebaran perangsang pada sistim saraf. Jadi fungsi sinapsis ialah
mengendalikan perangsangan dan menjaga agar aktifitas perangsangan tersalur pada
jaringan yang tepat.
12
Diagram neuron
Diagram neuron ini memperlihatkan axon, deindrit, synapsis, neuron pemancar dan
neuron reseptor, celah antar neuron yang satu dengan yang lain (synapsis).
13
2.2. Sistim Saraf Pusat
Diagram otak
Sistim saraf terbagi atas sistim saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang serta sistim saraf periferi/tepi yakni sistim saraf somatik dan sistim saraf
autonomik. Otak terdiri dari otak besar (Serebrum) dan otak kecil (Serebelum), batang
otak, thalamus (hypothalamus) serta medulla.(lihat gambar otak di atas)
Sumsum tulang belakang merupakan perpanjangan dari batang otak yang
berfungsi untuk mengantar rangsangan dari seluruh tubuh ke otak atau dari otak ke
seluruh bagian tubuh. Selain itu batang otak juga berfungsi untuk mengatur semua fungsi
indera, mengatur gerakan refleks, pernapasan, denyutan jantung, tekanan darah serta suhu
badan, semuanya demi kepentingan hidup organisme.
Medula merupakan sambungan dari tulang belakang. Fungsinya : mengontrol air
liur, mengunyah, gearkan makan dan minum serta memainkan peranan penting dalam
kegiatan otomatis seperti bernapas, sirkulasi darah dll.
Otak kecil atau cerebellum berfungsi pertama-tama untuk gerakan-gerakan yang
disadari, mengatur postur dan keseimbangan fisik, mengkoordinir gerakan tubuh seperti
berdiri, berjalan, dll. Ia juga mengatur gerakan otot dan urat misalnya waktu main musik
atau naik sepeda. Bila otak kecil ini mengalami kerusakan atau gangguan, maka orang
akan kehilangan kendali otot.Orang kehilangan keseimbangan, ditimpa tremor, termasuk
gerakan sederhana tak dapat dikontrolnya misalnya mau jabat tangan tapi raba perut
orang.
Bagaimana otak kecil bekerja?Caranya dengan memonitor informasi yang masuk
dan keluar. Sebelum mengirim informasi dari otak ke otot-otot, otak kecil merespons
14
informasi. Informasi ini lalu dibandingkan dengan arus informasi yang terus diterimanya
berkenaan dengan ketegangan otot dan posisi tubuh, mendamaikan informasi-informasi
itu, lalu mengirim informasi sedemikian rupa, sehingga respon-respon motor berjalan
seimbang.
Thalamus terdiri dari dua bagian, satu bagian berfungsi sebagai stasiun rilei
(pemancar) dan membawa semua informasi atau impuls yang masuk dari indera menuju
otak seperti penglihatan, pendengaran dan sentuhan.Ia lalu mensortir informasi-informasi
dari organ-organ indrawi ini dan mengirimnya ke tempat yang tepat di otak. Selanjutnya
ia memproses informasi dari berbagai belahan otak, menghubung-hubungkannya sebelum
mengirimnya ke otak kecil dan medulla. Sedang bagian yang lain berfungsi mengontrol
tidur dan terjaganya/bangunnya manusia (kegiatan tidur bangun).
Hipothalamus (di bawah thalamus) berfungsi mengatur makan minum, mengatur
tingkah laku seksual, mengontrol kegiatan endoktrin yakni memengaruhi kelenjar induk
untuk memprodusir hormon-hormon yang nantinya memengaruhi kelenjar-kelenjar lain
untuk memprodusir hormon-hormonnya, demi kepentingan manusia, mempertahankan
homeostasis artinya keseimbangan organisme, misalnya suhu tubuh yang normal. Terlalu
panas maka akan timbul keringat, terlalu dingin orang menggigil. Ia pendeknya
mendeteksi perubahan-perubahan sistim tubuh dengan menjaga keseimbangan dan
akhirnya ia memainkan peranan yang penting dalam emosi. Satu rangsangan listrik pada
bagian ini misalnya, akan menimbulkan rasa gembira, dan bila bagian lain dirangsang
dengan arus listrik, maka akan timbul rasa sakit.
Jaringan sistim rekticular Sistim ini berfungsi mengontrol keadaan sadar kita (ini
juga merupakan tugas thalamus). Selain itu juga berfungsi untuk mengatur kemampuan
kita dalam berkonsentrasi. Dalam hal ini ia berfungsi sebagai filter yakni mengirim
informasi-informasi ke otak sedangkan informasi yang lain ditahan/didiamkan. Dengan
demikian manusia dapat memusatkan perhatiannya dan tak menjadi pusing karena
keributan.
Sistim limbik (penghubung thalamus dan hypothalamus). Sistim limbik ini
berfungsi untuk mengatur tingkah laku emosional., ingatan dan motivasi serta gerakan
visceral dalam tubuh seperti pencernaan, sehingga organisme lebih responsif. Kerusakan
pada organ ini menyebabkan daya ingat orang menurun.
Serebrum (otak besar) dan korteks. Korteks ini terbagi atas dua bagian yakni
belahan bagian kiri dan belahan bagian kanan. Ini dinamakan hemesfir. Kegiatan di
bagian kanan tubuh dikontrol oleh belahan korteks bagian kiri sedangkan kegiatan bagian
kiri tubuh dikontrol oleh bagian kanan korteks. Korteks ini tidak lain dari pada lapisan sel
teratas otak/kulit otak yang berwarna kelabu. Bagian dasar korteks ini dinamakan
paleokorteks (yang berada lebih dahulu) dan bagian yang lebih keluar disebut neukorteks
– bagian yang mengalami perkembangan kemudian. Pada korteks ini terdapat kendali
utama perilaku kesadaran yakni persepsi, belajar, ingatan, pengendalian fungsi-fungsi
motorik serta pengaturan bahasa. Dengan demikian dalam korteks ini terdapat kesadaran
dan semua kegiatan mental yang kompleks terjadi di sini, kegiatan-kegiatan mental ini
memiliki tempat masing-masing dalam korteks.Tiap hemesfir dibagi menjadi empat
lobus.
Daerah motor/gerak dalam korteks (lobus frontalis). Daerah ini berfungsi mengontrol
semua gerak tubuh, termasuk pembicaraan dan fungsi kognitif.Bila bagian ini mengalami
kerusakan maka gerakan tubuh terganggu.,Orang kelihatan sempoyongan. Bagian kiri
daerah ini disebut daerah Broca, yang memroses bahasa dan mengontrol otot yang
berhubungan dengan bunyi, seperti mulut dan bibir. Bila bagian ini mengalami
15
kerusakan, maka pasien mengalami afasia motor, orang tahu bahasa tapi tak mampu
memprodusir bunyi. Bagian lain mengontrol proses-proses asosiatif (berpikir, belajar dan
mengingat.( lihat daerah asosiasi)
Lobus parietalis. Lobus ini menerima dan memroses semua masukan somatosensoris
dari tubuh.Inilah daerah somatosensorik yakni alat penginderaan tubuh yang berfungsi
memprodusir pengalaman-pengalaman inderawi seperti perasaan panas, dingin, sentuhan,
sakit dan perasaan akan gerakan tubuh. Semua terwakili di daerah ini. Satu bagiannya
disebut daerah Wernicke, yang penting bagi pemahaman informasi sensoris ( penglihatan
dan pendengaran ) yang berhubungan dengan bahasa. Bila bagian ini rusak, maka orang
mengalami afasia sensoris artinya orang tak tahu bahasa, tapi mampu memprodusir
bunyi.
Daerah visual (korteks visual) atau lobus oksipitalis. Ini penting untuk penglihatan
manusia. Bagian ini menerima dan memroses informasi visual dari mata dan
menghubungkan informasi ini ke lobus parietalis. Kerusakan pada bagian ini
mengakibatkan orang tak memiliki kemampuan untuk mencapai keseluruhan penglihatan
(agnesia).
Daerah pendengaran (lobus temporalis) . Ini penting untuk pendengaran. Daerah ini
memproses informasi menyangkut pendengaran dari telinga dan menghubungkannya ke
daerah Wernicke dari lobus parietalis dan ke korteks motor dari lobur frontalis. Begitu
pun dalam lobus ini terdapat hippocampus yang berfungsi untuk menyimpan ingatan
jangka pendek. Terdapat juga amygdale, yang mengontrol perilaku sosial dan seksual dan
emosi-emosi yang lain.
Daerah-daerah asosiasi/lekukan. Ini merupakan bagian terbesar otak. Lekukan-
lekukan ini mengintegrasikan masukan-masukan lebih dari satu saluran indera serta
mengatur proses belajar, mengingat dan berpikir. Bila bagian ini terluka atau rusak maka
kemampuan orang untuk menyelesaikan persoalan, dimusnahkan. Proposi pada bagian ini
(asosiasi) pada manusia lebih besar dari pada yang ada pada hewan, oleh karena itu
manusia memiliki kecerdasan yang jauh lebih tinggi dari pada hewan.
Bahasa : Kerja Sama Area Broca, Area Wernicke dan Girus Angular
Sudah dikatakan bahwa otak besar memiliki dua belahan : kiri dan kanan.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa hampir selalu hemesfir kiri lebih besar dari
pada hemesfir kanan. Perbedaan ini ada kaitannya dengan fungsi keduanya. Hemesfir
belahan kiri dikhususkan untuk penggunaan bahasa, sedangkan belahan kanan untuk
untuk emosi, kreativitas serta intuisi. Paul Broca (Perancis) pada 1861 menemukan
bahwa pasien yang kehilangan kemampuan untuk berbicara ternyata pada daerah belahan
kiri ini terdapat kerusakan. Daerah ini kemudian dinamakan daerah Broca (daerah bicara)
sesuai dengan nama penemunya.
Dalam daerah ini disiapkan kata-kata untuk diucapkan, tapi tak untuk dipahami,
karena pasien dapat memahami kata-kata. Seperti sudah dikatakan di atas, kehilangan
kemampuan untuk berbicara ini dinamakan afasia Broca/afasia motorik. Tapi pasien
masih menggerakan lidah, rahang serta pita suara, walaupun bicaranya sangat pelan dan
tak jelas, serta kalimat-kalimatnya tak lengkap. Belahan kanan otak, bila mengalami
kerusakan atau luka, tak ditemukan gangguan bicara. Dengan demikian belahan kiri otak
ini mengenai kemampuan kita untuk mengungkapkan diri dalam bahasa, terdapat pusat
pengertian bahasa, serta pusat kemampuan untuk menulis dan mengerti kata tulisan.
Hampir 60% orang memiliki fungsi bahasa (dominan) pada belahan otak bagian kiri ini.
16
Pada orang normal, otak berfungsi sebagai satu kesatuan, informasi dari belahan yang
satu dioperkan pada belahan yang lain, lewat jembatan penghubung yang dinamakan
corpus callosum.
Selain afasia Broca terdapat afasia global, afasia Wernicke/sensorik, afasia
konduksi, afasia anomik (Kompas 7/8/2002).Afasia global berarti semua modalitas
bahasa, kelancaran berbicara, pengertian bahasa lisan, penamaan, membaca dan menulis,
terganggu berat.Penderita tidak ada suara sama sekali, dan tidak mengerti apa yang
dikatakan lawan bicara, tak bisa membaca dan menulis.
Afasia Wernicke merupakan ketidakmampuan memahami lawan bicara.Jadi ia
kehilangan pemahaman baik menyangkut pembicaraan maupun penulisan. Penderita
hanya lancar mengeluarkan isi pikiran, tapi tidak mengerti pembicaraan orang lain. Ia
hanya mengerti, bila dilakukan dengan gerakan, karena pengertian ini diterima otak
melalui penglihatan. Afasia konduksi merupakan ketidakmampuan mengulangi kalimat
atau kata lawan bicara. Namun penderita masih mampu mengeluarkan isi pikiran dan
menjawab kalimat lawan bicara. Afasia anomik membuat penderita tidak mampu
menyebut nama benda yang dilihat, angka, huruf, bentuk benda. Ia juga tidak bisa
menyebut nama binatang yang didengar suaranya atau benda yang diraba.
Daerah Girus Angularis
Di daerah ini terdapat tempat perubahan pola-pola penglihatan dari kata-kata yang
tertulis menjadi pola-pola pendengaran. Jika kata tertulis dipresentasikan, maka kata-kata
ini harus diregister di area visual, dan kemudian dilanjutkan ke Girus angularis, yang
mengasosasikan bentuk visual kata dengan kode auditoriknya di area Wernicke. Lalu
kata-kata ini lewat daerah Wernicke dipahami. Jadi makna kata disimpan di area
Wernicke bersama kode akustiknya. Area Broca menyimpan kode artikulasi/pengucapan
dan Girus angularis mencocokkan bentuk kata tertulis dengan kode auditoriknya. Tapi
dua area ini tidak menyimpan makna kata, karena makna kata disimpan di area Wernicke.
Secara praktis dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam mengucapkan kata yang tertulis, sebuah kata dihadirkan dan individu
mengucapkan kata tertulis itu. Sebelumnya terdapat aktivitas pada korteks penglihatan
dan kemudian dilanjutkan ke Girus Angular yang mengasosiasikan bentuk visual dari
kata dengan kode akustiknya di area Wernicke. Jika makna kata dipahami selanjutnya
tugas area Broca untuk mengucapkannya. Lalu daerah motor bertugas untuk
menggerakkan otot, mulut dan lidah untuk berbicara/mengucapkan. Dan akhirnya korteks
pendengaran memungkinkan kata-kata yang diucapkan, dapat didengar.
Mengucapkan kata yang terdengar: Jika sebuah kata dipresentasikan, maka
individu mengulang kata dalam bentuk lisan. Impuls saraf dari telinga dikirim ke area
pendengaran, tapi kata itu tak dapat dipahami, sampai signal itu harus dikirim ke area
Wernicke. Di daerah Wernicke, kode autistik kata diambil dan dilanjutkan ke area Broca.
Di area Broca, kode artikulasi untuk kata diaktifkan, selanjutya adalah tugas area motor,
untuk menggerakkan bibir, lidah untuk menghasilkan kata lisan.
Sumsum ini merupakan penghubung otak dan batang otak. Fungsi sumsum ialah
membawa semua informasi baik dari bagian-bagian tubuh ke otak maupun membawa
informasi dari otak ke bagian-bagian tubuh. Ia juga merupakan organ dari gerakan-
gerakan refleks. Selain itu, urat saraf dari seluruh tubuh ke otak dan dari otak ke seluruh
tubuh, tergantung pada sumsum tulang belakang ini.
17
2.3. Sistim Saraf Periferi
Sistim saraf ini terdiri dari sistim saraf somatik dan sistim saraf autonomik. Sistim
saraf somatik berfungsi mengontrol kegiatan-kegiatan yang disadari, ia menerima
informasi dari kulit, dan berbagai alat penerima, jadi melayani organ-organ indera dan
otot-otot rangka dan lengan. Sedangkan sistim saraf autonomik mengontrol kegiatan-
kegiatan autonomik seperti pencernaan, peredaran darah yang terus menerus berfungsi
bila orang tidur, denyut jantung, tekanan darah serta mengatur kelenjar-kelenjar dan
organ dalam. Semua adalah kegiatan yang tak disadari. Sistim saraf autonomik ini terbagi
atas dua yakni sisim saraf simpatetik yang berfungsi untuk menyiapkan organisme untuk
bertindak menghadapai keadaan darurat, dan sistim saraf parasimpatetik yang berfungsi
untuk memulihkan sumber-sumber energi tubuh. Jadi fungsinya berlawanan demi
kelangsungan hidup organisme, meski tidak kaku.Misalnya dorongan seksual adalah
tugas saraf parasimpatetik tapi orgasme seksual menjadi tugas bagian simpatetik. Rasa
cemas menjadi kerjanya saraf simpatetik dengan menaikkan tekanan darah dan denyutan
jantung tapi para simpatetik memberikan reaksi berupa diarhei dan urinasi.
3. Keleniar-keleniar/sistim Endokrin.
19
BAB III
Tujuan umum pokok bahasan ini: memahami penginderaan dan persepsi atau
pengamatan manusia.
Tujuan khusus: Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan cara-cara menentukan ambang perbedaan
2. Memahami stimulus dan reseptor untuk tiap indera.
3. Menjelaskan sistim kerja tiap indera
4. Menjelaskan hukum-hukum gestalt.
Manusia selalu berkontak dengan dunia luar dengan perantara alat inderanya atau
alat dria atau reseptor. Alat dria ini dipandang sebagai stasiun penerima stimulus baik
yang datang dari luar maupun dari dalam manusia itu sendiri. Pada bentuk-bentuk
kehidupan yang sangat sederhana seperti amuba bersel satu, tak ada diferensiasi alat
indera karena seluruh badan peka terhadap rangsangan entah berupa panas, dingin,
dll.Alat dria ini terbagi atas alat dria kemoreseptor, yang bertugas untuk mendeteksi zat
kimiawi seperti lidah/pengecapan, alat dria yang berfungsi untuk menerima tekanan, gaya
berat dan tegangan yakni telinga dan perabaan serta alat dria photoreceptor yang
berfungsi untuk menerima cahaya dalam hal ini penglihatan.
Stimulus yang diterima indera ini, selanjutnya diproses untuk disadari organisme.
Dan supaya individu mengalami sesuatu, perlu adanya objek yang mengenal alat indera,
perlu adanya saraf sensoris yang cukup baik sebagai alat untuk meneruskan stimulus itu
ke pusat susunan saraf yakni otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai respon terhadap
rangsangan itu dibutuhkan saraf motor. Dan unsur yang ke tiga adalah perhatian, tanpa
perhatian tak ada pengamatan. Jadi untuk mengadakan pengamatan ada syaraf yang
bersifat fisik yakni jenis dan kekuatan perangsang, pengenalan alat indera oleh obyek,
penerusan signal ke otak (proses fisiologi) dan proses yang terdapat dalam otak yakni
proses psikologik yang tidak lain dari pada pemberian arti pada stimulus itu.
Sensasi atau penginderaan adalah proses dimana stimulus mengenal alat indera.
Atau proses dimana alat indera distimulir yakni “suatu bagian sistim saraf secara
langsung dipengaruhi dan dikenal stimulus (T. F Pettijohn, hal. 149).
Alat dria adalah bagian tertentu dari badan yang sangat peka terhadap stimulus di
sekitarnya. (Dimyati, 1990, hal.19).Alat indera ini lebih dari lima seperti lazimnya
dikenal. Sedangkan stimulus atau rangsangan adalah perubahan apa saja yang bersifat
mekanis, fisik atau kimiawi yang mengenai alat indera. Unsur yang penting di sini adalah
perubahannya. Karena perubahan inilah yang menarik perhatian. Sedangkan reaksi yang
ditimbulkan oleh organisme adalah respon.
Stimulus. Individu suatu ketika menerima bermacam-macam stimulus. Supaya
stimulus itu dapat disadari, maka rangsangan tersebut haruslah cukup kuat. Bila stimulus
tak cukup kuat, bagaimanapun perhatian individu, stimulus tersebut tak akan
20
menimbulkan kesadaran. Dengan kata lain perangsang haruslah memiliki intensitas
tertentu, agar dapat diamati. Begitupun perbedaan antara dua perangsang harus mencapai
minimum tertentu agar dapat diamati.
Metode Konstansi
Di sini dipakai satu perangsang standard dan sejumlah perangsang lain yang satu
persatu harus dibandingkan dengan perangsang yang pertama. Op harus menyatakan
apakah perangsang yang dibandingkan itu sama atau lebih kuat dari perangsang standar.
Misalnya membandingkan batu timbangan sebagai perangsang standar yang beratnya 60,
60…120 gram dst. Kalau perbedaan besar maka pertimbangan op benar, tapi kalau kecil
perbedaannya, maka banyak kesalahan dibuat oleh op. ambang perbedaan ditentukan
berdasarkan frekwensi kesalahan yang dibuat oleh op.
Dimensi-dimensi Penginderaan
Faktor Individu.
Faktor Social
Perhatian dapat diarahkan oleh orang terhadap sesuatu misalnya : guru dapat
mengarahkan perhatian murid pada suatu pelajaran. Atau orang tua dapat mengarah
perhatian anak pada nasihatnya. Di sini peran sosial atau orang lain penting dalam
mengarahkan orang lain pada sesuatu. Dalam contoh di atas pelajaran dan nasihat adalah
obyek perhatian anak. Tugas orang tua atau guru adalah memberi pengarahan.
Adaptasi Sensoris
II. Perhatian
Akan dilihat di sini apa itu perhatian, factor-faktor yang mempengaruhi perhatian
dan macam perhatian.
Ada begitu banyak perangsang yang mengenai alat indera kita. Namun tak semua
diberi pengamatan yang sama. Karena itu kita hanya memfokuskan diri pada obyek atau
aspek tertentu, sambil mengabaikan yang lain. Peristiwa mengarahkan diri pada titik
senral tertentu/atau pada obyek tertentu disebut perhatian.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perhatian kita, factor itu adalah factor
stimulus itu sendiri dengan segala sifatnya, factor individu itu sendiri dengan segala
komponen yang permanent maupun yang temporer, dan akhirnya factor social, keaktifan
orang lain untuk menggerakan perhatian kita ( bdk. Faktor yang mempengaruhi
diperhatikan tidaknya suatu stimulus).
Macam-macam Perhatian
Macam-macam Penginderaan
24
Indera Penglihatan
Diagram mata.
25
mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil.Iris berfungsi sebagai
diafragma dan terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.
Retina (selaput jala) adalah lapisan saraf yang terdapat pada bagian belakang mata
yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut berupa sel bipolar, sel ganglion, sel batang dan
sel kerucut. Inilah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya khususnya bagian
retina yang disebut bintik kuning (Fovea).Sel batang berjumlah puluhan juta sel, peka ter-
hadap cahaya rendah, sehingga memungkinkan manusia untuk melihat di malam hari Sel
kerucut adalah sel yang bertanggunjawab untuk penglihatan di siang hari, dan membuat
kita mampu membedakan warna.Jumlahnya jutaan sel.Kedua sel ini merupakan reseptor
cahaya.
Dari retina, cahaya diteruskan ke saraf optic. Saraf optic ini adalah akson sel
ganglion. Dan fovea adalah daerah kecil yang terdapat dalam retina atau selaput jala yang
berisi gambaran yang paling rinci. Bintik buta, artinya titik dalam retina dimana tak ada
stimulus cahaya.Makula adalah darah yang terpusat di selaput jala/retina
Bagaimana Melihat.
Bagi mata cahaya merupakan stimulus. Gelombang cahaya masuk lewat korea
mata dan lensa mata dan lalu memusat pada retina mata. Ini merupakan piring belakang
fotografis dari mata atau reseptor bagi rangsang visual. Saraf optic melekat pada retina
dan bertindak sebagai perantara untuk membawa impuls visual ke sistim saraf.
Retina memiliki dua macam sel penerima yakni sel-sel batang dan sel-sel kerucut
yang sangat peka terhadap cahaya. Sel-sel batang terletak di tepi retina sedangkan sel-sel
kerucut di pusat retina. Di tengah-tengah retina terdapat fovea, yakni tempat terpusatnya
sel-sel kerucut, dan karenanya merupakan daerah penglihatan yang paling tajam di siang
26
hari. Sel-sel batang berfungsi untuk melihat di malam hari/senja hari/ cahaya yang kurang
terang. Dan ini memungkinkan kita untuk membedakan obyek-obyek tak berwarna
(hitam-putih). Sel-sel kerucut untuk melihat cahaya di siang hari dan obyek-obyek yang
berwarna (letaknya di fovea). Ini berarti kita tak dapat melihat warna dengan retina
bagian luar.Sel batang dan kerucut mengandung zat kimia yang disebut fotoreseptor yang
menyerap cahaya. Penyerapan ini menghasilkan impuls saraf/listrik dan selanjutnya
dikirim ke saraf optic lewat sel penghubung sel bipolar dan sel ganglion, untuk
seterusnya diarahkan ke bagian otak yang bertanggungjawab untuk penglihatan, yakni
area visual.
.
Sinar yang mengenai mata berbeda-beda, baik dalam cahaya gelombang maupun
dalam intensitas. Perbedaan panjang pendeknya gelombang mengakibatkan perbedaan
dalam warna yang dilihat, sedangkan perbedaan intensitas mengakibatkan terang
tidaknya cahaya dilihat. Cahaya dapat dilukiskan dari tiga dimensi yakni kecerahan
berkaitan dengan intensitas cahaya, corak; warna warni (Hue) dikenal sebagai nama
warna (merah atau kuning kehijauan) dan saturation, kemurnian cahaya yang tampak tak
mengandung putih. Dari 150 warna yang dapat kita bedakan itu, dapat kita kenal sekitar
tujuh juta warna, karena warna-warna itu masih memiliki tingkat kecerahan dan nilai
saturasi.
Medan Penglihatan
Pembagian Warna
Ada dua macam warna yakni warna netral (akromatis) dan warna kromatis.
Warna netral tak mempunyai nada/warna/nuansa.Warna-warna ini hanya saling berbeda
dalam kejernihannya dan membentuk suatu deretan kontinu dari putih, kelabu, makin tua
sampai hitam. Jadi warna-warna ini membentuk sistim berdiamensi satu.
Pembagian warna kromatis lebih kompleks lagi. Warna-warna itu ada yang
sederhana yang lain nampak sebagai pengalihan antara dua macam warna hijau biru;
Menurut Hering ada empat macam warna primer/pokok/kromatis yakni merah, kuning,
hijau dan biru. Menurut teori Thomas Young yang kemudian diperkuat oleh Von
Helmholta ada tiga warna pokok yang netral yakni hitam, hijau biru. Selain itu ada lagi
dua warna pokok yang netral yakni hitam dan putih. Warna-warna kromatis dapat
disusun dalam suatu lingkaran atau menurut bujur sangkar. Warna kromatis juga dapat
dibedakan menurut kejernihannya misalnya antara merah tua dan merah muda. Kuning
umumnya lebih jernih dari biru.
Buta Warna
27
Dalam mata kita seakan-akan terdapat tiga macam sistim yang masing-masing
memungkinkan kita membedakan sepasang warna komplementer yakni sistim terang
gelap, sistim kuning biru, dan sistim merah hijau. Semua warna yang lain dapat dilihat
karena kerjasama tiga sistim ini. Orang-orang yang dapat melihat dengan normal berarti
orang memiliki ketiga sistim. Ini disebut Trikromat. Tapi ada orang dimana ketiga sistim
ini tak semua berfungsi. Orang yang tak semua sistim berfungsi disebut buta warna. Jadi
buta warna adalah orang yang tak mampu membedakan warna yang satu dari yang lain.
Jadi buka buta. Ini adalah suatu kelainan, bukan penyakit karenanya tak dapat
disembuhkan. Alasannya ialah dalam retina kurang terdapat sel-sel kerucut, sel-sel yang
bertanggung jawab untuk pembedaan warna.
Ada dua macam buta warna yakni buta warna sebagian/dikromat dan buta warna
total/monokromat. Dalam buta warna sebagian, orang cuma tak membedakan warna
tertentu saja. Dan ini ada dua macam yakni buta warna merah hijau dalam hal ini orang
kurang membedakandua warna ini. Yang lain adalah buta warna biru kuning, orang tak
bedakan dua warna ini. Buta warna merah hijau jarang terjadi sedangkan yang banyak
adalah buta warna biru kuning.
Orang yang monokromat adalah orang-orang yang tak mampu membedakan
warna. Semua lihat sebagai kelabu, hitam atau putih. Alasannya ialah karena yang ada
dalam retina cuma sel-sel batang yang berfungsi untuk membedakan terang dan gelap.
Selain buta warna ada buta malam hari, ada titik buta. Buta malam hari berarti
orang tak mampu melihat dengan baik pada malam hari. Alasannya sel-sel batang
mengalami cacat. Orang kekurangan zat vitamin “Vision Purple” yakni persenyawaan
kimiwi yang mengurangi diri/ memperkecil diri bila ada terang dan bersenyawa kalau
gelap (orang kekurangan vitamin A).
Titik buta. Ini adalah daerah/tempat tertentu pada retina yang peka cahaya karena
tak ada sel batang dan sel kerucut .
After Image. (bayangan pengiring). After Image adalah pengalaman visual yang
berlangsung setelah stimulusnya lewat. Kita melihat benda yang bercahaya, tapi tiba-tiba
benda tersebut lenyap, tapi bayangan benda itu masih terus terlihat. Contoh : melihat
matahari dan setelah kita tak melihatnya lagi, seakan-akan masih terlihat dalam bayangan
kita benda yang berwarna kuning.
Beberapa gangguan mata. Sering orang mengalami gangguan mata. Ada
gangguan mata myopi dan hiperopia. Myopi adalah gangguan dimana orang hanya
melihat dekat, sedangkan hipermetropi orang yang hanya melihat jauh.Tak bisa melihat
benda yang berjarak dekat dari mata. Presbiopi orang yang tidak dapat melihat benda
yang berjarak dekat maupun yang berjarak jauh ( lansia).Kebutaan berarti orang tidak
melihat apa pun. Rabun orang hanya melihat dengan samar-samar saja.Katarak adalah
suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram, biasanya terjadi pada
lansia.Selain itu ada strabismus dan exoforia. Strabismus adalah kurangnya focus pada
obyek tertentu dan exoforia adalah orang yang memiliki mata besar.
Nilai Afektif./Arti Psikologis Warna.
Warna memiliki nilai kognitif maksudnya dengan adanya warna kita dapat
mengenal dan membedakan benda-benda disekitar kita. Selain itu juga warna memiliki
arti psikologis. Kerap toko-toko menggunakan warna pembungkus barang/kado yang
bermacam-macam agar lebih menarik perhatian orang/menarik pengunjung/pelanggan.
Warna juga memiliki/mengungkapkan kegembiraan. Ruangan pesta misalnya dihiasi
dengan bermacam-macam warna untuk mengungkapkan kegembiraan. Dalam reklame
digunakan cahaya lampu berwarna-warni untuk menarik perhatian. Warna tertentu
28
memiliki arti psikologik berbeda-beda bagi tiap bangsa dan kebudayaan, warna putih
melambangkan kemurnian dan kebaikan, warna merah mengungkapkan keberanian,
selain itu warna ini warna yang menyolok mata merangsang. Warna hijau melambangkan
harapan, biru ketenangan, hitam serem dan serium, ungu tobat.
Ringkasan nilai afektif warna penting dalam dunia estetis, dalam warna simbolis,
dalam duania reklame, dalam lalu lintas untuk menarik perhatian (warna merah) dan
dalam ruang kelas. Dalam ruang kelas biasanya dipakai warna hijau putih bukan warna
merah.
Bagaimanapun nilai afektif warna bergantung pada pilihan pribadi, pada situasi
tertentu akhirnya pada latar belakang budaya tertentu. Bagi orang Cina warna putih
adalah warna kedukaan bukan warna hitam.
Indera Pendengaran.
29
Struktur Telinga dan Anatomi Telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian, telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan
telinga bagian dalam. Telinga bagian luar meliputi daun telinga ( pinna), liang telinga,
dan gendang telinga.Daun telinga membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga
dan akhirnya menuju gendang telinga. Suara ini diteruskan oleh terusan pendengaran
(ear canal) dalam telinga luar ke dalam gendang telinga yang memisahkan telinga luar
dan telinga dalam. Di belakang telinga bagian luar, terdapat telinga tengah yang berisi
tiga buah tulang kecil yakni tulang landasan, tulang sanggurdi dan tulang martil atau
hamer. Ketiganya dinamakan : osikel. Hamer melekat pada gendang telinga, sehingga
bila gendang telinga bergetar, hamer juga ikut bergetar. Hamer ini berfungsi sebagai
penghantar bunyi.Di sini juga terdapat pipa eustachius.
Lalu bunyi dilanjutkan ke tulang landasan dan sanggurdi, selanjutnya getaran
sanggurdi ini diteruskan ke kohlea (rumah siput) di bagian telinga dalam, lewat jendela
oval (oval window)). Kohlea ini berisi cairan, sehingga ketika jendela oval bergetar,
cairan itu juga ikut bergetar, dan sekaligus cairan itu juga berfungsi sebagai penghantar
gelombang suara. Dalam kohlea itu juga, terdapat organon corti yang berisi sel-sel
30
rambut yang sangat peka terhadap gelombang suara. Sel-sel rambut ini adalah reseptor
pendengaran. Perubahan tekanan dalam cairan kohlea, menyebabkan selaput basilar –
penopang organon corti- bergetar, sehingga sel-sel rambut yang melekat pada selaput
basilar itu ikut bergetar atau meletup. Kemudian saraf pendengaran yang mengelilingi
sel-sel rambut itu merobah energi suara ke dalam impul-impuls listrik dalam telinga.
Impuls-impuls ini selanjutnya dikirim lewat saraf pendengaran ke bagian korteks
pendengaran di otak, lalu diinterpretasi oleh otak sebagai suara atau bunyi.
Sifat-sifat suara
Menurut sifatnya bunyi dibagi sebagai berikut : Tinggi nada, yang diukur dengan
banyaknya getaran per detik.Jumlah getaran per detik disebut frekwensi. Frekwensi dan
tinggi nada ada hubungan.Frekwensi menentukan tinggi nada.Semakin banyak getaran,
semakin tinggi nada.Perbedaan tinggi nada disebabkan oleh perbedaan frekwensi.
Frekwensi yang terlalu rendah dan terlalu tinggi, tak dapat didengar oleh
manusia.Frekwensi terendah yang masih bisa didengar adalah 20 Hertz dan frekwnsi
tertinggi adalah 20.000 Hertz.Hertz (HZ) adalah satu putaran setiap detik.
Frekwensi berhubungan dengan tinggi nada, amplitudo berhubungan dengan
intensitas bunyi ( kuat lemahnya).Semakin besar amplitudo, semakin keras suatu
bunyi.Karena besar amplitudo, berhubungan dengan besar energi getaran.Semakin
energik getaran, semakin besar amplitudo.Intensitas nada. Ini timbul karena amplitudo
artinya lebarnya getaran bolak-balik. Keras tidaknya nada, bergantung pada amplitudo
getaran, semakin besar amplitudo, semakin keras nada. Dua buah nada dapat sama
frekwensinya, da berbeda energi getaraannya/berbeda amplitudonya.
Perbedaan intensitas bunyi dinyatakan dalam decibel.Desibel merupakan
perbandingan antara dua intensitas bunyi. Istilah decibel berasal dari Aleksander Graham
Bell, orang yang menemukan telepon. Satu decibel adalah 10 kali intensitas
ambang.Kalau dua bunyi intensitas berbeda 10 desibel berarti bahwa intensitas
perangsang yang menimbulkan kedua bunyi tersebut berbanding 10:1. 20 desibel berarti
2 bel =10 x 10 =100. Misalnya intensitas suatu nada 30 desibel berarti intensitas nada
adalah 10 x10 x10 = 1000 kali lebih besar dari intensitas standar.Nada-nada antara 800
dan 6000 Hz ambang intensitas terletak di bawah 10 desibel. Tapi nada di bawah 100 Hz
atau di atas 15000 Hz dibutuhkan 40 atau lebih decibel.Jadi pendengaran kita berkurang
kepekaannya terhadap nada-nada yang sangat tinggi dan yang sangat rendah.
Selain itu, ada timbre nada/warna suara. Timbre ini yang memungkinkan kita
membedakan macam-macam sumber bunyi. Hal ini tergantung pada kombinasi macam-
macam frekwensi. Bunyi guitar dapat kita bedakan dari bunyi suling karena adanya
timbre ini.
Masking adalah tersembunyinya nada tertentu, karena tertutup oleh nada-nada
lain,.kalau beberapa nada berbunyi bersama-sama.Umumnya nada-nada yang lebih
rendah lebih banyak menyembunyikan nada-nada yang lebih tinggi, sebaliknya tak
banyak.
Suara memberikan arti tertentu bagi kita.Yang didengar dalam lagu misalnya,
bukanlah bunyi-bunyian saja, tapi arti suara itu bagi kita, atau apa yang dikatakan lagu
atau musik itu bagi kita.Arti suara itu bermacam-macam, mulai dari yang bernada positip
31
sampai yang bernada negatif, mulai dari yang bernada menggembirakan sampai yang
bernada menyedihkan.
Gangguan Pendengaran
Ada dua macam ketulian yakni tuli konduksi dan tuli perseptip atau tuli saraf. Tuli
konduksi terjadi bila alat-alat dalam telinga yang mengantar suara terganggu atau rusak.
Seperti kerusakan terusan telinga, karena kotoran telinga terlalu banyak, atau kerusakan
genderang telinga, kerusakan pada osikel sehingga tak dapat berfungsi.
Tuli saraf/perseptip terjadi bila ada kerusakan sel-sel rambut saraf pendengaran,
atau kerusakan pada korteks pendengaran sendiri, dimana orang kehilangan pendengaran
atas suara-suara yang berfrekwensi tinggi. Sebabnya antara lain : tumor, kerusakan
rahang kepala akibat racun, atau bunyi kencang dan kuat seperti bunyi musik rok atau
bunyi mesin-mesin pabrik. Terkenal tuli presbiakuasia yakni tuli pada orang-orang tua.
Usaha penyembuhan : obat-obatan atau operasi. Untuk tuli konduksi : bantuan alat
pendengaran yang dipasang pada telinga.
Ada dua indera berhubung dengan substansi kimiawi, yakni pengecapan dan
penciuman. Keduanya disebut kemoreseptor.Pengecapan lebih dirasakan kalau ada
kontak langsung secara fisik dengan lidah atau mulut sedang penciuman masih memiliki
jarak dengan obyek penciuman. Kedua alat ini sangat erat berkaitan dan bekerja sama,
bila kita makan. Dibicarakan pertama indera pengecapan.
Perangsang bagi indera pengecapan adalah zat yang larut dalam cairan/saliva. Jadi
pengecapan memerlkan cairan untuk mrangsangnya. Mulut mengandung ribuan berkas
sel pengecapan yang merupakan reseptor pengecapan. Reseptor-reseptor pengecapan
berupa sel-sel rambut ini sangat sensitif terhadap empat macam rasa yakni rasa pahit,
manis, asam dan asin. Reseptor-reseptor pengecapan ini terdapat di lidah, paling banyak
pada ujung lidah , pangkal lidah serta pada langit-langit. Substansi yang dikecap ini
haruslah dapat larut, sehingga dapat menembusi pori-pori pengecapan, untuk selanjutnya
menuju sel-sel pengecap di bawah permukaan lidah.
Di atas permukaan lidah ini, terdapat tonjol-tonjol kecil yang disebut papillae,
yang berfungsi sebagai kuncup pengecapan. Banyak mikroorganisme berhimpun di
permukaan lidah terutama lidah bagian belakang, dengan jumlah yang banyak.Ada
bakteri anaerobic yang menghasikan senyawa kimia yang disebut sulfur. Lapisan di
permukaan mulut yang mengandung sel mati, sisa makanan dan bakteri penghasil sulfur,
menjadi salah satu sumber utama bau yang tidak sedap di mulut.Oleh karena itu harus
mulut selalu disikat bukannya hanya gigi saja.(lihat gambar)
32
Anatomi lidah dan bagian-bagiannya:
Circulvallate: belakang lidah bagian yang menonjol
Fungiform: berbentuk seperti jamur, sebagian besar di bagian depan lidah.
Foliate: berisi kuncup-kuncup selera mirip daun, berada sepanjang tepi dan
belakang lidah
Filiform: bentuknya kecil, tersebar luas dan jumlah banyak sekali.
Palate tonsil: kelenjar yang ada di kiri kanan tekak
Lingual tonsil: pangkal lidah
33
Inderan Penciuman
Macam-macam bau
Menurut Hening, ada enam macam bau dasar yakni bau harum (bunga), bau
busuk, bau sedap (bau akar-akaran), bau buah, bau damar dan bau angus (benda-benda
yang terbakar).
34
Indera Peraba
Selain indera perasa pada kulit, ada indera-indera untuk rasa sakit/nyeri, rasa
panas, dingin (temperatur) serta sentuhan atau tekanan. Setiap indera perasa ini memiliki
ujung-ujung saraf khusus untuk merespons stimulus tertentu. Jadi tiap indera memiliki
reseptor tersendiri dan menyebabkan pengalaman yang berbeda.
Bagian-Bagian kulit: epidermis: lapisan paling luar kulit, tersusun dari kulit induk
( korneum) kulit mati yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru.Capilaries:
pembulh darah halus.Kelenjar keringat ( sweat gland)
Dermis: kulit di bawah kulit luar ( kulit ari). Dermis ini mengandung pembuluh
darah akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat dan kelenjar minyak.Kelenjar-kelenjar
ini dapat menghasilkan keringat yang dapat mencapai 2.000 ml per hari. Keringat
mengandung air, cairan, dan urea. Fungsinya sebagai alat pelindung terhadap kerusakan
tubuh, pernapasan dan pengaturan suhu tubuh. Bila suhu panas, maka kelenjar keringat
menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar.Melebarnya pembuluh kapiler
memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme.Dengan demikian kelenjar
keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit, dengan cara penguapan
yang menyebabkan suhu di permukaan kulit menurun, sehingga panas tak dirasakan lagi.
Bila suhu rendah, kelenjar keringat tak aktif, dan pembuluh kapiler menyempit.Dalam
keadaan ini, darah tidak mendorong sisa metabolisme dan air, sehingga penguapan sangat
kurang.Dengan demikian suhu tubuh tetap dan kedinginan tak dirasakan. Kelenjar
keringat dikontrol oleh hipotalamus.
Reseptor untuk suhu ini berupa neuron dengan ujung saraf bebas terletak tepat di
bawah kulit.Jika terjadi penurunan suhu, maka reseptor dingin aktif, tapi bila ada
kenaikan suhu, maka yang aktif adalah reseptor panas.Tapi ada kecualian. Reseptor
35
dingin dapat merespons terhadap suhu yang sangat tinggi, di atas 45 derajat Celsius.
Stimulus yang sangat panas, akan menggiatkan reseptor yang hangat dan dingin.
Sensasi yang bertentangan dengan rangsangan tersebut “paradoxial cold and
paradoxical warmth”.
Fungsi kulit: sebagai alat peraba, pelindung organ di bawah kulit, tempat
dibuatnya vitamin dengan bantuan sinar matahari, pengaturan suhu tubuh dan sebagai
tempat menimbun lemak.
36
Rasa sakit dan arti pengalaman
Arti yang kita berikan pada pengalaman tertentu mempengaruhi bagaimana kita
merasa sakit. Serdadu- serdadu yang dilukai waktu perang kurang merasakan itu sebagai
rasa sakit/sesuatu yang menyakitkan, tapi sebagai suatu kesempatan dirawat,
diselamatkan atau untuk kembali ke rumah. Sebaliknya orang biasa yang mengalami luka
yang sama, memandangnya sebagai suatu bencana yang menimpanya, karena bisa
mengakhiri hidupnya.
Sebab dan tujuan rasa sakit
Stimulus yang terus-menerus terhadap alat-alat indera lain mendatangkan rasa
sakit. Mata sakit, misalnya karena mata dipaksa/digunakan dalam cahaya yang tak
terang. Kepala sakit, telinga sakit karena antara lain adanya suara gaduh terus menerus.
Rasa sakit ini bertujuan/bersifat protektif artinya tanda bahwa ada tekanan yang kelewat
batas. Atau tanda bahwa ada penyakit-penyakit internal atau infeksi.
Indera Viseral/organis/vital
Indera ini berpautan dengan respons-respons sensoris yang dipikirkan berasal dari
organ-organ internal seperti perut, pencernaan, jantung, kandung kencing, dll. (Jadi organ
tubuh yang terdapat dalam rongga dada dan rongga perut). Organ ini benar-benar
merespons terhadap rasa panas dan dingin. Sensasi-sensasi yang berasal dari organ-organ
dalam, tak terlokalisir secara pasti. Bagaimana pun vicera ini merespons terhadap
rangsangan tertentu. Misalnya keringnya tenggorokan menghasilkan sensasi lapar,
tekanan isi perut pada dinding perut besar, menandakan panggilan untuk buang air besar.
Tak semua orang memiliki penginderaan yang sama dengan alat-alat inderanya.
Ada yang tipe visual artinya orang mepunyai ingatan yang baik tentang apa yang
dilihatnya, tipe auditip, mengingat dengan baik sekali apa yang didengarnya, tipe
motorik, mengingat dengan baik apa yang dirasakan geraknya, tipe taktil, memiliki
ingatan yang baik tentang apa yang dirasakannya, dan lagi ada yang memiliki tipe
campuran, mengingat baik sekali apa yang diinderanya. Oleh karena itu dalam kegiatan
belajar mengajar misalnya, apa yang disampaikan kiranya dirasakan sehingga semua
indera anak/peserta didik dapat digunakan. Belajar yang baik ialah belajar dengan
mengalami sendiri.
Anak yang rabun dekat, perlu didudukan di belakang kelas sebaliknya anak yang
rabun jauh , perlu didudukan di muka, sehingga ia dapat melihat apa yang ditulis di
papan.
38
PENGAMATAN / PERSEPSI
Otak membutuhkan suplai informasi dari dunia luar serta dari bagian tubuh
lainnya. Informasi ini didapat dari organ-organ inderawi, yang memiliki kemampuan
untuk secara selektif bereaksi terhadap bentuk-bentuk energi seperti gelombang, cahaya,
bunyi, dll. Informasi-informasi tersebut dikirim oleh saraf-saraf indera menuju otak dan
di sana informasi tersebut diproses dan dapat dibentuk suatu presepsi terhadap dunia. Bila
presepsi ini menuntut suatu tindakan, maka alat-alat motorik atau afektor, digiatkan.
Dalam bagian ini akan dibicarakan tentang presepsi, apa itu presepsi, manakah
sifat-sifat dunia pengamatan, macam-macam konstansi, prinsip-prinsip dasar dunia atau
hokum Gestalt, presepsi kedalaman/jarak atau jauh dekatnya obyek, presepsi gerakan dan
ilusi.
Pengamatan atau presepsi adalah menafsirkan stimulus yang ada dalam otak
(Dimyati, 1990, hal.41).Atau persepsi adalah proses dimana manusia mengenal dunia luar
dengan menggunakan alat indera.
39
Macam-macam konstansi.
Ada beberapa macam konstansi yakni konstansi warna, konstansi besar (ukuran),
konstansi bentuk dan konstansi tempat. Konstansi warna adalah tendensi untuk melihat
obyek-obyek sebagai memiliki warna yang tetap dan sama. Apel yang masak dan
berwarna merah, akan tetap memiliki warna yang sama ini, meski dilihat dalam terang
sinar matahari atau dalam ruangan yang tanpa sinar. Padahal perangsang yang diterima
berbeda-beda. Dalam sinar matahari apel tersebut kelihatan putih mengkilat, karena
memang dikenai cahaya matahari. Atau kertas putih yang dikenai sinar matahari akan
kelihatan berkilauan disiang hari, tapi kertas yang sama akan kelihatan putih biasa di sore
hari/malam hari.
Konstansi besar adalah tendensi untuk menangkap obyek-obyek sebagai memiliki
ukuran dan besar yang sama, meski ada perbedaan jarak. Pengalaman kita menunjukkan
bahwa jarak tak merobah besarnya atau ukuran suatu obyek yang riil. Manusia yang
dilihat dalam jarak 4 km akan kecil ukurannya dibandingkan dengan manusia yang sama
yang dilihat dari jarak 10 m. Pengalaman kita menunjukkan bahwa besarnya manusia itu
rata-rata tetap sama. Perangsangnya memang berbeda. Obyek yang kelihatan kecil
memberi kesan bahwa obyek itu terletak jauh, sedangkan obyek yang kelihatan besar,
memberi kesan bahwa obyek itu dekat. Besar atau ukuran obyek itu sama, hanya
mata/pengamatan kita memberi kesan demikian.
Konstansi bentuk adalah tendensi untuk melihat obyek sebagai memiliki bentuk
yang sama, meski kita melihat obyek tersebut dari sisi yang berbeda-beda. Koin yang
diputar akan menampilkan berbagai bentuk, mulai dari bentuk bulat sampai dengan
bentuk elips. Tapi itu kesan yang kita terima. Yang benar dan pasti bahwa koin itu
berbentuk bulat dan sama.
Konstansi tempat adalah perubahan relasi ruang antara obyek-obyek dalam medan
penglihatan kita, sebagai perubahan posisi kita, meski obyek-obyek itu tetap
mempertahankan posisi, jarak dan tempatnya masing-masing. Hal ini jelas, bila kita
menggerakan kepala kita. Kita akan melihat bahwa jarak atau ruang antara obyek-obyek
yang diamati berubah-ubah, sesuai dengan perubahan posisi keepala kita. Semua macam
konstasi itu terjadi, sehubungan dengan benda-benda atau obyek yang kita kenal, atau
karena pengalaman kita menunjukkan demikian.
40
Figure Ground Relationship (fgr).
Figure Ground Relationship berarti kita mengidentifisir bagian dari obyek pengamatan
kita sebagai focus atau target pengamatan dalam kaitannya dengan latar belakang
tertentu. Target stimulus itu (figure) atau gambar sedangkan stimulus sekitar dipandang
sebagai latar belakang (groundnya). Contoh : Lihat gambar vas, piala atau pot bunga. Bila
kita fokuskan perhatian kita pada vas, sedangkan sekitarnya merupakan latar belakang,
maka akan dilihat adalah vas, sedangkan bila kita fokuskan perhatian kita pada gambar
dua muka, maka yang dilihat adalah gambar dua muka manusia yang berhadapan. Inilah
yang dinamakan fluktuasi presepsi artinya gejala berubah-ubahnya presepsi kita karena
perhatian kita berubah-ubah (lihat gambar di bawah). Gambar a bisa dua muka manusia
atau vas. Sedang gambar b adalah tangga yang berubah-ubah.
Gambar a.
Gambar b
Prinsip ini juga berlaku bagi indera-indera lain. Misalnya indera pendengaran.
Dalam suatu pesta atau perkumpulan misalnya, di mana ada keributan sangat, maka suara
teman bicara kita adalah focus (figure) sedangkan suara-suara lain adalah latar belakang
(ground). Begitu pun menyangkut indera penciuman.Dalam satu koor misalnya ada satu
suara yang menjadi focus perhatian/mendominir suara lain sedangkan suara-suara lain
adalah latar belakang (groundnya). Atau bila kita mengunjungi pasien dalam rumah sakit.
Kita memusatkan focus penciuman kita pada keharuman bunga mawar, (bunga mawar
lebih dicium) sedangkan bau-bau yang lain merupakan latar belakang. Juga menyangkut
indera pengecapan. Dalam aktivitas makan misalnya, ada unsur-unsur tertentu yang lebih
dirasakan sedang unsur-unsur lain menjadi latar belakang.
41
karena unsur tertentu memberikan suatu kontinuitas pada persepsi. Ada beberapa prinsip
atau hukum Gestalt :
42
Semua ini merupakan pandangan Gestalt yakni keseluruhan berbeda dengan bagiannya.
43
Tebing Visual
Kita menanggapi jauh dekatnya obyek dengan beberapa cara yakni dengan cara
monokuler = yakni satu mata-satu pandangan/memusat dan dengan cara binokuler = dua
mata.
45
Persepsi Gerakan
Kalau kita melihat suatu benda yang bergerak, maka benda tersebut bergerak
terhadap sesuatu yang tetap, terhadap sesuatu patokan yang tak berubah tempat. Ini
menunjukkan bahwa benda yang sedang kita amati itu sedang bergerak. Jadi apa yang
sementara bergerak itu, bergerak terhadap sesuatu sistim yang menjadi latar belakang
atau kadar referensi dari benda yang bergerak itu. Misalnya yang bergerak itu bukan
awan tapi bulan. Atau misalnya kita duduk dalam mobil kita yang sementara diparkir,
dan melihat mobil yang mulai jalan, kita mendapat kesan bahwa mobil lain itu yang
berhenti/diparkir, sedang mobil kita yang jalan /bergerak.
Kemampuan untuk mendeteksi gerakan penting bagi organisme demi
kelangsungan hidupnya. Pada manusia, tanggapan terhadap gerakkan obyek nampaknya
merupakan suatu proses yang kompleks, karena bergantung pada banyak factor antara
lain sifat obyek itu sendiri, seperti kecepatan dan ukuran obyek, hakekat latar belakang,
jangka waktu penghadiran stimulus, pola stimulasi yang mengaktivisir sel-sel dalam
korteks, serta sifat pengamat sendiri. Tendensi untuk melihat suatu focus yang bergerak
dalam suatu latar belakang begitu kuat bagi kita, sehingga kadang-kadang kita salah
menginterpretasi apa yang terjadi. Misalnya awam yang bergerak atau bulan. Mobil kita
yang bergerak mobil orang lain (ingat contoh di atas). Gerakan ini disebut : “induced
movement gerakan semu/nampaknya bergerak.
Ada dua persepsi gerakan yakni gerakan riil dan persepsi terhadap obyek yang
nampaknya bergerak (apparent movement, induced movemenet atau ilusi). Beberapa
contoh gerakan ilusi ini dapat ditunnjuk sebagai berikut :
Pertama, efek autokinetik. Dalam ruangan yang gelap dan ada cahaya kecil., Cahaya ini
kelihatan bergerak, karena tak ada latar belakang penglihatan. Bila ruangan
diterangi sehingga kelihatan tembok/dinding sebagai latar belakang, maka
efek ini dapat hilang. Pilot-pilot yang terbang malam dicegah dari efek ini,
dengan adanya pemasangan lampu yang berderet-deret di landasan, sehingga
bisa ditimbulkan latar belakang.
Kedua, gerakan stroboskopik. Yang terkenal adalah Phi phenomena/gejala phi. Dua
bola lampu yang dalam jarak berdekatan secara bergantian menyala dalam
kecepatan yang tinggi, maka kita mendapat kesan bahwa lampu yang satu
bergerak dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Pada hal tak ada gerakan.
Alasannya ialah gerakan begitu cepat, sehingga mata kita tak dapat
menangkap perangsang. Atau timbul apa yang dinamakan after image =
gerakan penggiring, dimana gambaran obyek masih dalam mata dan otak dan
seketika itu juga muncul lagi gambar berikutnya. Efek ini banyak digunakan
dalam dunia reklame untuk menarik perhatian para pelanggan/pengunjung.
Contoh lain adalah film. Dalam film sebenarnya tidak ada gerakan riil.
Rangkaian foto dipancarakan ke layar dalam kecepatan yang tinggi, dan itu
diterima/ memberikan kesan sedang bergerak, pada hal tidak. Gerakan itu
sebenarnya kesan/tanggapan kita saja. Closure (Gestalt) berfungsi untuk
mengisi bagian-bagian gambar yang belum/tidak lengkap, sehingga ditanggapi
sebagai satu keseluruhan gambar.
Gerakan Riil
(Gerakan semu yang menunjukkan kepada kita bahwa persepsi kita tentang
gerakan tak semata-mata tergantung pada gerakan fisis obyek). Gerakan riil ini kerap
lebih kompleks. Gerakan ini bergantung pada hubungan antara obyek-obyek dalam
46
medan penglihatan kita, dan pada interpretasi yang kita berikan pada hubungan ini.
Eksperimen-eksperimen menunjukkan bahwa bila gerakan itu menyangkut dunia
penglihatan, maka kita cenderung untuk menerima bahwa obyek-obyek yang lebih besar
dan luas lebih menetap dan obyek-obyek yang lebih kecil lebih bergerak. Contohnya,
bulan yang kelihatan bergerak dengan awan sebagai latar belakang. Awan nampaknya
lebih menetap karena lebih besar dan luas dibandingkan dengan bulan.
Kerap juga kita tidak dapat bedakan apakah kendaraan kita yang bergerak atau
kendaraan orang lain yang bergerak, kita mendapat kesan bahwa kendaraan kita bergerak
berlawanan arah dengan kendaraan orang lain. Pada hal sebenarnya kendaraan kita tetap
di tempat. Alasannya bahwa kita cuma melihat kendaraan kita, tanpa suatu latar
belakang. Dalam bagian berikut kita akan melihat proses belajar perceptual dan faktor-
faktor yang mempengaruhi persepsi. Kemudian akan dibicarakan ilusi, sebab-sebabnya
adalah adanya ilusi dan macam-macam ilusi.
Perbedaan persepsi.
Perbedaan persepsi disebabkan oleh perbedaan perhatian, mental set, kebutuhan
sistim nilai serta tipe kepribadian. Ada ratusan rangsangan yang tiap hari mengenai
indera kita. Ada rangsangan yang diperhatikan, ada yang tidak, bergantung pada
kepribadian orang. Karena itu ada perbedaan persepsi karena perhatian yang berbeda-
beda. Kebutuhan dan sistim nilai tiap orang juga berbeda, oleh karena itu persepsi orang
terhadap sesuatu berbeda-beda.
Ilusi
Sudah disinggung di atas bahwa banyak stimulus yang mengenal indera kita.
Namun stimulus-stimulus tersebut tidak selamanya ditanggapi secara benar. Terkadang
ada kesalahan dalam memberikan arti terhadap stimulus yang diterima. Kesalahan
individu dalam memberikan arti dan interpretasi pada stimulus ini disebut ilusi. Jadi ilusi
sebenarnya bertentangan dengan apa yang kita persepsi dengan kenyataan yang
47
sebenarnya. Bayangan tongkat dalam air kelihatan bengkok tapi tongkat itu sendiri lurus.
Tipuan ini juga menyangkut indera-indera lain juga, namun ilusi visuallah yang paling
banyak mendapat perhatian.
Ilusi bukan kelainan jiwa atau berlainan dengan halusinasi. Halusinasi atau tipuan
mata adalah pengamatan tanpa obyektivitas penginderaan dan tanpa perangsang fisik
yang adikuat. Orang melihat atau mendengar sesuatu, tapi perangsang fisiknya tidak ada
sama sekali. Misalnya, orang sakit berat, kena racun, mabuk, dll. Ada gejala lain seperti :
osilasi/ayunan, ilusi optic, dan sisnestesi. Gejala osilasi adalah penglihatan obyek yang
tampaknya berubah bentuknya. Perubahan ini disebabkan oleh pengamatan kita, letaknya
pengamatan kita pada bagian obyek/gambar tertentu, menyebabkan munculnya kesan
yang berbeda-beda (Kartini K. hal. 61). Alasan lain adalah cara kita melihat gambar dan
perubahannya perhatian kita. Contoh figure ground relationship.
Ilusi optic adalah penglihatan yang keliru. Peristiwa obyek yang diterima mata
ternyata ditangkap secara salah. Perangsangnya semu sehingga subyek
menginterpretasikannya secara keliru. Atau peristiwa terjadinya kesadaraan akan sesuatu
yang berlainan dengan perangsang yang datang. Misalnya waktu malam melihat kali
seperti jalan raya atau melihat pohon seperti gunung. Sinestasi adalah peristiwa adanya
kesadaran akan sesuatu yang tak lewat indera sebenarnya. Misalnya kromatisme : orang
melihat warna bila melihat angka. Atau auditor colore lihat warna bila mendengar sesuatu
atau sebaliknya.
Sebab-sebab ilusi
Ada tiga factor yang menyebabkan ilusi yakni factor kealaman, factor stimulus
dan factor individu. Ilusi yang terjadi karena factor alam misalnya ilusi echo atau ilusi
kaca. Sedangkan factor stimulus adalah stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu
ambiguitas stimulus (gejala osilasi). Contohnya tangga schroder. Factor individu karena
adanya kebiasaan, juga karena kesiapan psikologi (mental set). Contoh pertama
mendengar klakson tertentu, lalu menafsirkan sebagai mobil tertentu, karena sudah biasa
mendengar klakson itu. Sebab mental set (kedua) adalah factor pengharapan. Melihat
ukang pos membawa surat, lalu memberi interpretasi bahwa “saya dapat surat”, pada hal
tidak dapat. Ini karena adanya pengharapan tadi (Walgito 87).
2. Ilusi ruang :
Ilusi Hering
48
:
3. Ilusi arah menurut Zoliner. (lihat gambar). Garis-garis itu kelihatannya bengkok
dan tak lurus, namun sebenarnya lurus dan sejajar.
4. Ilustrasi peggendorf : contohnya tongkat dalam air atau dalam gelas. Bayangan
tongkat dalam air kelihatannya bengkok tapi tongkat itu sendiri tidak
benkok/lurus. Atau dua garis horizontal yang dipotong oleh garis vertical.
Kelihatannya garis-garis itu tak sejajar padahal sebenarnya sejajar dan lurus.
5. Ilusi ponzo (lihat gambar). Garis horizontal atas lebih panjang, karena dipotong
oleh dua garis vertical sehingga kelihatannya jauh.
NB. Untuk macam-macam ilusi lihat Pettijohn hal 177 dst. Higard dkk hal. 135 dst dan
Dimyati hal 41 – 51.
49
Indera dapat saling menggantikan. Kalau suatu indera tak berfungsi, maka indera
lain dapat mengambil alih fungsinya. Dalam ruang gelap misalnya alat peraba dan
pendengaran lebih berfungsi lebih halus dan tajam.
50
POKOK BAHASAN IV
TANGGAPAN DAN ASOSIASI
51
akan terus-menerus berubah. Selain perbedaan antara keduanya, keduanya memiliki
kesamaan, baik pengamatan maupun tanggapan berlangsung, selama masih ada perhatian.
Pembagian tanggapan
Ditinjau dari sadar tidaknya manusia akan tanggapan, tanggapan terbagi atas
tanggapan latent/tanggapan yang tidak disadari dan tanggapan actual. Tanggapan latent
atau bersembunyi adalah tanggapan yang belum terungkap, yang masih berada dalam
bawah sadar (tanggapan yang tak disadari). Sedangkan tanggapan aktual adalah
tanggapan yang disadari.
Ditinjau dari fungsinya, maka tanggapan memiliki fungsi primer dan fungsi
sekunder. Fungsi primer bila tanggapan tersebut langsung berpengaruh pada kehidupan
manusia, tata pikir, perasaannya, dll, sedangkan tanggapan sekunder adalah tanggapan
yang tak langsung mempengaruhi kehidupan manusia. Tanggapan yang sekunder ini
sebenarnya adalah tanggapan yang tak disadari dan berada dalam alam bawah sadar ktia,
dan ini banyak menyangkut masa lalu.
52
Faktor-faktor yang mempengaruhi asosiasi
Keadaan fisik/jasmani : kelelahan misalnya akan menyebabkan asosiasi menjadi
lemah. Keadaan emosional : rasa malu, minder, semua ini menghambat proses asosiasi
dan reproduksi. Begitu pun kepekaan bereaksi, akan sangat mempengaruhi munculnya
asosiasi. Penggunaan alcohol dan bahan-bahan narkotika, akan mengakibatkan asosiasi
menjadi lemah, dangkal, malah menjadi kurang logis.
53
POKOK BAHASAN V
INGATAN
2. Fase Ingatan
Ada tiga fase ingatan : penerimaan kesan, encoding, pencaman kesan/fiksasi. Fase
kedua adalah penyimpanan kesan tanpa disadari, storage (fase retensi) dan fase ketiga
adalah penyadaran kembali/pemunculan kembali kesan/Evokasi, retrieval.
2.1.Fase Fiksasi
Penerimaan kesan merupakan satu aktivitas yang disadari yang terjadi dengan
spontan dan disadari. Banyak kesan dicamkan tanpa sengaja. Tapi kita juga dapat
membuatnya secara sengaja misalnya belajar sesuatu. Fiksasi bukanlah satu duplikat, tapi
bahan yang telah dicamkan itu disesuaikan dengan pengalaman yang telah ada. Artinya
ada asosiasi dengan tanggapan-tanggapan. Bahan dapat diberi bentuk yang sesuai agar
dapat diingat.
Apa yang dicamkan?
Yang dicamkan adalah pengetahuan sehari-hari, fakta dan angka serta
pengetahuan tentang ketrampilan-ketrampilan kita Singkatnya ada dua informasi yang
disimpan dalam otak yakni pengetahuan-pengetahuan procedural dan pengetahuan-
pengetahuan deklaratif.
54
Caranya Penyimpanan
Pertama, merekam sesuatu menurut arti/makannya. Misalnya: dua kalimat
memiliki arti yang sama yang diingat adalah arti kalimat tersebut bukan kata-katanya
yang sama. Dan supaya bertahan, maka informasi tersebut diatur dalam susunan yang
berarti. Nama pegawai disusun atas dasar tertentu, misalnya menurut umur atau jenis
kelamin dll. Cara yang kedua yakni dengan menggunakan memo/kode. Artinya
menghubungkan informasi yang mau diingat dengan sesuatu yang dikenal baik agar
mudah diingat. Ada tiga cara memo ini yakni dengan menggunakan kata-kata kunci
(metode kata kunci), metode tempat misalnya mengingat nama-nama teman kita sewaktu
di SD, dengan secara mental kembali ke ruang kelas, dan mengingat nama-nama mereka
dalam hubungan dengan tempat duduk mereka dalam kelas. Cara yang ketiga ialah
dengan menggunakan gambaran visual, yakni membuat asosiasi, mengingat kata-kata
dengan menghubungkan dengan gambar visual. Ingat kata “roti” dengan membayangkan
tempat roti atau oven dll.Atau mengingat sesuatu berdasarkan kemiripan bunyi.Misalnya
angka tiga dalam bahasa Inggersi “three”dihubungkan dengan kata pohon “tree”. 4 is a
door.
Faktor-Faktor yang memengaruhi fiksasi
Ada tiga faktor yang mempengaruhi fiksasi yakni factor subyektif, faktor bahan
dan faktor metode belajar. Faktor subyektif ini antara lain usia, inteligensi, minat, dll.
Orang harus mengetahui pada atau dalam keadaan mana, paling menguntungkan untuk
belajar. Faktor bahan. Ada tiga hal menyangkut factor bahan ini yakni luas bahan, jenis
bahan dan tempat bagian dalam keseluruhan. Luas bahan maksudnya kuantitas terbesar
dari bahan yang masih dapat diproduksikan setelah disajikan satu kali. Misalnya deretan
angka. Semakin banyak deretan angka yang dikuasai semakin banyak waktu yang
digunakan.
Jenis bahan : bahan yang berarti dan lebih dikenal, lebih mudah untuk dipelajari
dari pada bahan yang sama sekali tanpa arti. Misalnya sanjak yang terdiri dari 200 kata
lebih mudah dihafal dalam tempo 24 menit, karena sanjak ini berarti untuk subyek
tertentu.
Tempat bagian/posisi bagian dalam keseluruhan juga penting. Tak semua bagian
bahan yang dipelajari, begitu juga bagian akhir, tapi sering bagian tengah sulit untuk
dipelajari.
Faktor yang ketiga adalah metode belajar. Hasil belajar bergantung juga pada cara
belajar. Ada beberapa cara yakni :
Pembagian bahan. Dalam hal ini ada tiga kemungkinan yakni keseluruhan/K/S,
metode bagian/B dan metode campuran SB. Dalam metode S, bahan dibaca dari awal
sampai akhir, lalu diulang-ulang, sampai dikuasai. Dalam metode B, bagian demi bagian
dipelajari dan dikuasai, bagian pertama, lalu seterusnya. Dalam metode SB ada
penggabungan, yakni mulai dengan keseluruhan lalu kemudian mempelajari lagi bagian-
bagian yang sulit.
Metode S umumnya lebih efisien, dari pada metode B. sering bagian-bagian sukar
diulangi. Dalam metode B ada usaha penggabungan bagian-bagian. Namun hubungan
sering putus dan arti bagian tak selalu ditangkap dengan lebih baik.
Pembagian waktu belajar. Membagi waktu atas beberapa periode berselingan,
lebih efisien dari pada belajar seluruhnya satu kali. Interval juga jangan terlalu lama
untuk bahan-bahan yang tak berarti.
55
Kecepatan belajar. Tempo belajar berbeda-beda dari orang ke orang. Apa yang
dipelajari terlalu cepat mudah dilupakan, tak meresap. Tambahan lagi belajar terlalu
cepat melelahkan.
Over learning. Ulangan. Orang harus terus belajar, setelah bahan sudah dapat
diproduksikan. Belajar terus-menerus, agar bahannya tetap diingat. Jadi jangan berhenti
belajar, kalau bahan baru saja diprodusir. Kalau dalam tempo satu jam orang baru saja
memproduksi bahan, maka selanjutnya sebaiknya orang melanjutkan belajarnya untuk
setengah jam lagi, sehingga total waktunya adalah 1½ jam.
Resitasi/mengucapkan kembali. Belajar efektip, bila sementara belajar orang
mulai memproduksikannya. Reproduksi sementara belajar, disebut resitasi. Penelitian-
penelitian membuktikan bahwa hasil belajar paling baik, bila sebagian waktu dipakai
untuk resitasi. Alasannya adalah, resitasi adalah satu bentuk belajar yang aktip yang
merangsang perhatian dan motivasi, dan juga orang dapat menilai diri sendiri, tentang apa
yang sudah/belum dikuasai. Sebagai tambahan dapat dikatakan belajar efisien meliputi
beberapa fase yakni : eksplorasi, baca bahan untuk berkenalan dengannya, resitasi
tentatip, dan akhirnya akan timbul otomatisme berkat adanya over learning.
Organisasi Bahan. Orang belajar mudah kalau bahan merupakan satu keseluruhan
organisasi. Artinya bagian-bagian harus dihubungkan sehingga terbentuk satu
keseluruhan. Selain itu orang dapat menggunakan metode kata kunci/memo teknik, dan
mengetahui hubungan bahan secara keseluruhan. Untuk itu perlu dibaca daftar isi.
Akhirnya ringkasan dibuat setelah bahan dibaca dan dimengerti.
Metode menghafal. Ada tiga metode menghafal yakni : secara masimal, yakni
hafal tanpa pengertian. Secara laju, menggunakan pengertian dan secara memo teknik. Ini
cara yang spesifik bagi si penghafal tapi ini juga dapat diajarkan.
Metode belajar yang lain adalah metode SQ3R : Survey, Question, Read, Recite
and Review. Metode ini dirancang oleh P.Robinson ( Soedarso, 1991, hal.55-67).Salah
satu metode belajar yang penting juga adalah Quatum Learning, yang dikembangkan oleh
Bobbi dePotter yakni pemberian sugesti yang positip kepada anak, agar ia mencapai
pretasi belajar yang baik.(Bdk. Quantum Learning, edisi Bahasa Indonesia, 1999).
56
Informasi yang disimpan : Apa yang disimpan :
Ada dua informasi yang tersimpan dalam otak yakni pengetahuan-pengetahuan
procedural dan pengetahuan deklaratip. Pengetahuan procedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana membuat sesuatu yakni tentang ketrampilan-ketrampilan kita. Berarti
ingatan tentang kegiatan-kegiatan kita yang dipelajari dengan latihan. Kegiatan ini tak
dapat diingat secara persis, kecuali secara aktual didemonstrasikan.Misalnya, melukiskan
bagaimana berenang lebih sulit dari pada mendemonstrasikannya.
Sebaliknya pengetahuan deklaratip adalah ingatan-ingatan tentang fakta eksplisit.
Fakta ini diingat dengan usaha yang sadar, sejalan dengan konteks dimana fakta-fakta itu
dipelajari/dikenal. Ada banyak fakta yang terekam dalam otak tapi banyak yang tak
diingat lagi. Dalam ingatan deklaratip ini, tersimpan dua macam ingatan yakni, ingatan
episodik dan ingatan semantik. Ingatan episodik menyimpan informasi-informasi
menyangkut kehidupan pribadi/otobiografi/informasi yang punya arti personal, yakni
pengalaman-pengalaman pribadi disertai dengan dimana terjadinya dan bagaimana
konteks peristiwa tersebut. Misalnya perayaan HUT ingatan yang tersimpan dalam model
ingatan yang pertama ini. Juga konsep-konsep, serta formula-formula dan konteks yang
bersifat personal. Dalam menjawab pertanyaan tertentu dalam ujian, anda mengingat
konteks seperti dimana pernah mendengarnya, dari siapa mempelajarinya dll.
Ingatan semantik menyimpan arti dasar dan konsep-konsep tanpa
menghubungkan dengan tempat dan waktu, dalam pengalaman kita. Ingatan semantik ini
bagaikan ensiklopedi. Ia menyimpan pengetahuan-penyetahuan tentang hidup harian,
angka, bahasa dan kata. Jadi ingatan ini termasuk grammar, komposisi, musik serta
prinsip ilmu pengetahuan.
Hal yang diingat dikonstruksikan menurut nilai-nilai, kepercayaan, serta keadaan
emosi kita. Karena itu satu kejadian yang sama yang dilihat dua orang misalnya, akan
dilukiskan secara bebeda-beda, sesuai dengan kepribadian dan nilai-nilainya.Ini yang
disebut distorsi proses. Artinya kita mengubah informasi itu untuk disesuaikan dengan
pengetahuan yang kita miliki. Ada tiga macam distorsi yakni, penyederhanaan
cerita/meremehkan, melebih-lebihkan, atau membuat asimilasi, merobah detil ceritera
untuk disesuaikan dengan latar belakang si subyek (Th. Verbeek, 1978, hal 33-34).
Sifat-sifat retensi yang baik.
Retensi disebut baik, bila mempunyai sifat-sifat berikut : yakni keluasan yaitu
dapat menyimpan banyak hal, keawetan artinya dapat menyimpan dalam waktu yang
lama, kesetiaan/keteguhan yakni bahan yang disimpan itu tidak berubah.Ingatan cepat
dan mudah atau lambat, artinya seseorang dapat dengan mudah atau lambat mengingat
apa yang dulu dicamkan.
Proses Penyimpanan Informasi
Proses penyimpanan informasi itu berjalan menurut satu rangkaian subproses.
Kerja subproses itu mengandaikan beberapa satuan structural. Satuan-satuan structural
tersebut adalah : pertama, penerimaan stimulus oleh alat-alat indera. Kedua, masukan
rangsangan oleh alat indera itu ditampung dalam pusat penampungan kesan-kesan
sensoris.Inilah yang dinamakan ingatan sensori, sensory store (tempat penyimpanan
memori). Memori/ingatan untuk informasi visual disebut iconic memory, untuk informasi
auditori disebut echoic memory. Informasi tinggal di sana buat beberapa saat, kurang dari
satu detik. Ini merupakan gudang penampungan pertama informasi, buat diproses lebih
lanjut. Alasannya memberi waktu pada organisme untuk melihat sumber informasi dan
membuat satu seleksi atas bagian-bagian kunci untuk selanjutnya dikirim ke struktur
57
berikut yakni Short Term Memory (STM) atau primary memory/short term store.(J.K
Foster, 2009, hal.50)
Pola-pola perspektif tadi memasuki ingatan jangka pendek (STM) dan tinggal di
sana buat satu detik untuk stimuli visual dan kurang dari empat detik untuk informasi
auditif. Kecuali informasi itu diberi perhatian, diulang, di mana informasi itu diberi
susunan yang punya arti tertentu. Daya STM terbatas, baik dalam bahan yang ditampung
maupun dalam segi waktu yang tersedia untuk mengolah informasi.
Kemampuan STM itu berubah-ubah, tergantung dari bagaimana informasi itu
disimpan, bila kesan itu bersifat akoustik ( bunyi), maka banyaknya 4 - 7 item (ingat
telepon terdiri dari 7 angka). Bila informasi tersimpan menurut bagaimana kelihatan, dan
bagaimana artinya, maka kemampuan STM sekitar 3 item.Informasi itu diberi arti
tertentu sehingga diingat. Atau diulang atau dibuat latihan.
Selanjutnya informasi itu dikirim ke ingatan yang berjangka panjang, Long Term
Memory atau secondary memory. Informasi yang tersimpan terutama dalam bentuk
pemaknaan sependek menit sampai tahunan. Ini merupakan keseluruhan pengetahuan
seseorang tentang dunia. Ia bagaikan gudang, tempat menyimpan semua kejadian,
informasi, emosi, ketrampilan, kata-kata serta hal-hal lain yang dialami. Semua ini
membuat kita antara lain menyelesaikan rupa-rupa persoalan dan untuk berpikir.(lihat
proses penyimpanan informasi dalam diagram di bawah).
Proses Memori
2.3.Fase Evokasi.(Retrieval)
Evokasi berarti pengetahuan yang disimpan disadarkan kembali, sering disebut
reproduksi, tapi lebih baik reproduksi, dipakai untuk beberapa bentuk evokasi tertentu
saja. Mengenal kembali misalnya semacam evokasi, tapi bukan reproduksi. Mengenai
isinya, reproduksi ini bisa menyangkut reproduksi pengetahuan (apa yang dulu diketahui
direproduksi kembali), dan reproduksi tentang ingatan pada kejadian masa lampau.
Ada dua bentuk evokasi yakni reproduksi atau recall/mengingat kembali dan
rekognisi : mengenal kembali. Dalam recall kesan-kesan masa lalu diprodusir tanpa
58
kehadiran obyek, sedangkan dalam rekognisi (mengenal kembali) ada kehadiran obyek
bersangkutan.
Reproduksi : ditinjau dari terjadinya/timbulnya reproduksi terbagi atas reproduksi
asosiatip/bersebab, reproduksi tak bersebab dan reproduksi yang disengaja. Dalam
reproduksi asosiatif, kesadaran tentang sesuatu obyek menimbulkan reproduksi obyek
lain.Misalnya melihat mobil, teringatlah saya akan kecelakaan mobil yang telah saya
alami. Dalam reproduksi yang tak bersebab/spontan, reproduksi itu timbul dengan
sendirinya. Dan akhirnya dalam reproduksi yang disengaja, dengan sengaja orang
berusaha menimbulkan suatu dalam kesadarannya. Pada reproduksi yang disengaja ini,
terkadang terjadi rekonstruksi artinya bagian-bagian dari suatu bahan yang dilupakan
diisi atau ditambah sendiri, sehingga terdapat suatu keseluruhan yang penuh arti. Dalam
banyak hal, penambahan ini cuma satu tipuan belaka.
Sifat suatu reproduksi yang penting adalah mudahnya repro. karena penyadaran
kembali suatu kesan dapat berlangsung dengan mudah atau sulit. Semakin lama waktu
yang berlangsung antara fiksasi dan evokasi, pada umumnya semakin sulit juga evokasi.
Namun mudahnya evokasi tak berarti penyimpanannya juga berlangsung dengan baik.
Sama halnya sulitnya evokasi tak berarti penyimpanan berlangsung tidak baik.
Gangguan terhadap evokasi : gangguan emosional yakni karena terpengaruh oleh
perasaan tertentu yang kuat. Subyek tak dapat menyadarkan kembali kesan-kesan yang
telah dicamkan.
Rekognisi : Pada umumnya rekognisi lebih mudah dari pada repro. Rekognisi
terjadi, bila ketika berkontak dengan suatu obyek, kita lantas menyadari bahwa obyek
tersebut dulu pernah kita jumpai/lihat. Jadi ada kehadiran kembali obyek. Tapi kalau ada
kemiripan obyek (dua), maka rekognisi sulit. Sebaliknya kalau ada perbedaan besar
antara dua obyek maka rekognisi berlangsung dengan mudah.
Bentuk dua evokasi ini kerap dipakai polisi untuk mengidentifisir pelaku sesuatu
kejahatan. Misalnya meperlihatkan foto-foto pelaku kejahatan atau menghadirkan pelaku
kejahatan/tersangka untuk diidentifisir oleh saksi mata.
3.Bentuk-bentuk ingatan.
Ada beberapa bentuk ingatan :
Pertama, ingatan langsung, artinya penghayatan suatu kesan masih berlangsung terus,
untuk beberapa lama, biarpun pengamatan sendiri telah berlalu. Kesan dan pengaruhnya
tak terpisahkan.
Kedua, ingatan terikat. Ini terjadi pada mengenal kembali. Dalam hal ini penyadaran kita
terikat/bergantung pada kehadiran obyek langsung. Maksudnya kehadiran obyek
merupakan adanya pengenalan kembali.
Ketiga, ingatan bebas/ingatan representatip. Di sini kesan masa lalu diprodusir dalam
bentuk pikiran/tanggapan, tanpa kehadiran kembali obyek. Ingatan ini tak terikat pada
kehadiran obyek. Obyek diwakili/dipresentasi oleh tanggapan/pikiran.
Ada dua macam ingatan representatip yakni reproduksi pengetahuan, dan ingatan
kembali akan kejadian di masa lalu. Dalam bentuk pertama, pengetahuan yang ada
direproduksikan lagi entah dalam ujian yakni apa yang diketahui, direproduksi sama
seperti yang dulu dipelajari. Di sini tersirat juga masa lampau, karena yang direproduksi
sama seperti apa yang disimpan pada masa lampau. Dalam bentuk yang kedua, orang
mengarahkan diri pada masa lampau.Penting di sini apa yang dahulu terjadi.
59
4.Teknik penyelidikan ingatan
4.1.Penelitian tentang pretasi ingatan secara kuantitatip : Tujuan penyelidikan ini untuk
menentukan pretasi ingatan secara kwantitatip. Artinya mau mengetahui sejauh mana
waktu yang dibutuhkan individu untuk mempelajari sesuatu. Ada beberapa metode
yakni : Pertama, Metode mencamkan/The Learning Methode : Op disuruh menghafal
sesuatu sampai dikuasainya dan lalu direproduksi, tanpa salah. Seluruh waktu yang
digunakan untuk pencaman diukur, berapa banyak waktu yang digunakan untuk
mempelajari bahan, merupakan ukuran prestasi ingatan. Gunanya : selidiki pengaruh
banyaknya dan jenis bahan pada waktu belajar.
Kedua, Metode penghematan : pengluasan metode pertama.OP. disuruh menghafal
bahan. Waktu yang digunakan diukur. Setelah beberapa waktu setengah bahan telah
dilupakan. OP. disuruh mempelajari bahan itu lagi, sampai dikuasainya, tapi dalam waktu
yang lebih kurang, ketimbang pertama. Di sini sudah ada penghematan waktu, karena
bahan yang dipelajari pertama kali belum hilang, meski tak dapat direprodusir lagi.
Ketiga, Metode bagian yang diingat : bahan dibagi dalam satuan-satuan yang kurang
lebih ekuivalen. Skor dipakai satuan-satuan yang direproduksi, karena OP tak dapat
menguasai seluruhnya. Digunakan dalam bahan yang berarti = ceritera.
Keempat, Metode menolong : bahan yang dibaca pada OP lalu OP memproduksikannya.
Bila gagal OP dibantu. Lalu jumlah bantuan pembantu dihitung. Ini digunakan untuk
mengetahui kecepatan belajar dan bagian-bagian mana yang sukar dari suatu bahan.
Kelima, Metode pasangan assosiasi : pasangan kata dipelajari oleh OP lalu bagian
pertama pasangan kita diperlihatkan kepada OP, dan ia disuruh menyebutkan bagian
lain. Skor yang dihitung adalah jumlah reproduksi yang benar.
Keenam, Metode mengenal kembali : Foto sekitar 20 lembar diperlihatkan kepada OP.
lalu jumlah itu dicampuradukan dengan 20 lembar lain. Kemudian OP disuruh untuk
menentukan foto mana yang sudah dilihatnya pertama kali, dan mana yang belum.
Ketujuh, Metode rekonstruksi : susunan obyek tertentu dibongkar, lalu OP disuruh
menyusun ulang. Ketepatan penyusunan kembali dipakai sebagai pengukuran prestasi
ingatan.
5.Lupa
Materi yang terhafal baik. Sering kali hilang bersama waktu, atau dilupakan.
Peristiwa tak diingatnya informasi yang telah tersimpan dalam otak, pada hal ingatan kita
sehat disebut lupa. Ada empat teori yang diberikan para ahli mengenai lupa ini yakni
teori atropi, yakni teori pelunturan bekas ingatan karena tak terpakai, teori gestalt yakni
perubahan bekas ingatan, interferensi dan lupa yang bermotip.
Pertama, teori pelunturan karena ingatan tidak terpakai. Teori ini antara lain
dianut oleh E.L Thorndike. Menurut teori ini, kesan-kesan yang diterima menyebabkan
perubahan dalam susunan saraf, jadi suatu bekas. Kalau bekas ini tak dipakai lagi atau tak
diperbaharui lagi, maka bekas tersebut lambat laun menjadi lemah atau aus, akhirnya
lenyap sama sekali.Pada waktu fiksasi, kesan-kesan ingatan ditanamkan dalam struktur
sel-sel otak, namun dalam sel-sel ini terus menerus terdapat proses pertukaran zat. Oleh
karena itu kalau ingatan tidak diperbaharui, maka ingatan akan menjadi aus dan akhirnya
terhapus sama sekali. Sejauh mana pengetahuan ini menghilang, sukar ditentukan.
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak hal yang dilupakan, tapi dapat diingat lagi.
Kedua, Teori perubahan bekas ingatan.
Menurut Gestalt, lupa tak hanya ditampakkan dalam berkurangnya jumlah kesan yang
dapat diproduksikan, tapi juga dalam perubahan bentuk antara reproduksi dan kesan
semula. Sementara ahli psikologi Gestalt mengatakan bahwa perbedaan itu disebabkan
karena bekas-bekas ingatan itu, mengalami perubahan bentuk sistimatis. Namun teori ini
pun belum dibuktikan.
Ketiga, interferensi atau inhibisi proaktip atau inhibisi retroaktip.
Lupa menurut teori ini terjadi karena bahan-bahan lama yang telah dipelajari
menghalangi kita untuk mengingat bahan yang baru. Atau sebaliknya bahan baru
menghalangi kita untuk mengingat bahan lama. Dua macam inhibisi ini semakin sulit,
bila dua bahan itu memiliki kemiripan.
Keempat, Lupa yang bermotip.
. Dalam hal ini bahan-bahan yang dicamkan dalam otak tak dapat dimunculkan
karena alasan-alasan pribadi. Misalnya lupa akan nama orang yang tak kita suka. Istilah
Freud adalah represi, dimana seseorang tak mau mengingat hal yang menekan. Orang lalu
melindungi dirinya sendiri dengan menekan perasaan yang tak enak itu ke bawah sadar.
Lupa yang lain yang terkait dengan proses fisiologi pada otak, antara lain adalah
dementia senelis artinya proses penuaan, kemunduran karena tua.Kemunduran ini mulai
dari yang ringan hingga yang berat. Yang ringan misalnya lupa akan nama orang. Sedang
yang lebih berat misalnya tidak mengenal siapa-siapa lagi, atau hanya bisa berbicara
dalam bahasa ibu.
Amnesi : peristiwa tak dapat memprodusir ingatan/tanggapan karena ingatan kita tak
sehat misalnya gegar otak.
61
Paramnesi : Informasi yang masih bisa diingat, artinya ingatan yang masih berada di
samping ingatan kita, kita masih ingat.
Autogradeamnesi: Peristiwa tak diingatnya hal-hal yang terjadi sesudah peristiwa
kecelakaan. Amnesi bisa berlangsung sesewaktu/pendek atau secara definitip/tetap. Bisa
bersifat parsial, sebagian saja yang hilang, bisa total, artinya seluruh kesadaran tentang
masa lalu, hilang. Atau berlangsung secara periodic.
Retrograde Amnesi : peristiwa hilangnya ingatan mengenai kejadian dan segenap hal
ikhwal yang mendahului suatu kecelakaan. Jadi semua kesan masa lalu hilang dan
biasanya berlangsung dalam waktu pendek. Pengenalan tipuan (de ya vu) : peristiwa
dimana seakan kita mengenal sesuatu pada hal belum. Alzheimer Syndrome : Orang
kehilangan seluruh ingatannya, karena kuranngya atau karena kemunduran neuron-
neuron pemancar dalam otak.
Lupa tipuan (Jamias vu) : Peristiwa di mana kita belum pernah mengenal sesuatu pada
hal sudah dikenal.
Derealis : Peristiwa dimana orang merasa asing dalam alam yang sebenarnya riil dan
benar. (naik kapal).
Gangguan-gangguan fisik : lelah, umur tua, motivasi serta kurangnya minat, dapat
mengganggu ingatan.
Selain gangguan ingatan, terdapat juga tujuh kelemahan memori ( J.K. Foster,
2009, 145). Kelemahan-kelemahan itu adalah absent-mindedness, transience, blocking,
misattribution, suggestibility, bias, dan persistence .Absent-mindedness, berarti linglung,
perhatian kita terbagi, sehingga kita tidak mencamkan infromasi itu dalam ingatan kita.
Transience, kesementaraan, artinya melemahnya ingatan dari waktu ke waktu, dengan
demikian dalam beberapa bulan informasi itu kita lupa. Blocking artinya, ada
pemblokiran terhadap informasi yang kita cari, karena ada bahan lama yang menghalangi
kita, untuk mengingat bahan baru atau sebaliknya.
Misattribution adalah menetapkan infromasi ke sumber yang salah (informasi
didapat dari TV tapi lalu dibilang didapat dari teman).Suggestibility, artinya bisa
disugesti. Informasi yang dicamkan merupakan akibat dari pertanyaan atau saran dan
komentar yang menggiring.Bias adalah pengaruh kuat dari pengetahuan dan keyakinan
kita saat ini, tentang bagaimana kita mengingat masa lalu. Persistence pengingatan
berulang-ulang akan informasi yang mengganggu kita, yang ingin kita buang atau
kesampingkan dari pikiran kita.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan memori kita. (Foster, 2009, hal 203)
Pertama, adalah upaya pembelajaran dengan menggunakan waktu yang berkelanjutan
dan bentang waktu yang panjang, dari pada menggunakan waktu yang sedikit. Belajar
kebut semalam tak akan membuat informasi itu bertahan lama.Kedua, menfokuskan
perhatian kita pada apa yang sedang dipelajari.Ketiga, pemaknaan informasi. Bila
informasi itu dimaknai, maka ia akan bertahan lama. Berusaha untuk memahami
informasi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan keadaan kita, sehingga ia tetap
diingat. Tapi bila informasi itu dipelajari secara pasif saja, maka ia tak akan bertahan
lama.Keempat, motivasi untuk mempelajari sesuatu merupakan faktor yang penting. Hal
62
ini akan memengaruhi jumlah waktu yang digunakan untuk belajar. Semakin tinggi
motivasi semakin banyak waktu yang digunakan untuk belajar.
POKOK BAHASAN VI
FANTASI
2. Jenis-jenis fantasi.
Menurut terjadinya, fantasi terbagi atas fantasi yang tak disadari, fantasi yang
disadari pasif, dan fantasi yang disadari aktip. Fantasi yang tak disadari adalah fantasi
yang terjadi tanpa kita ketahui bahwa kita berfantasi. Misalnya : bayangkan main bola
dan serentak terjadi gerakan kaki. Sebaliknya fantasi yang disadari adalah fantasi yang
terjadi dengan kemauan kita. Ini terbagi atas dua yakni fantasi yang disadari pasif
maksudnya fantasi yang disadari yang tak dipimpin oleh akal dan kemauan kita,
melamun, contohnya. Fantasi disadari aktif adalah fantasi yang kita sadari dan dibimbing
oleh kemauan dan akal.
Menurut jenisnya, maka fantasi terbagi atas fantasi mencipta (bebas) dan fantasi
terpimpin (fantasi tuntunan) dan fantasi melaksanakan. Fantasi mencipta/bebas/kreatip
adalah fantasi yang menghasilkan sesuatu yang sungguh-sungguh baru. Misalnya, dengan
fantasi orang menghasilkan lukisan-lukisan, lagu-lagu, ukiran-ukiran, dll. Ini banyak
dimiliki seniman-seniman, pengubah lagu, dan ilmuan.
Fantasi terpimpin adalah fantasi yang berdasarkan hasil karya orang lain, karena
perangsang dari luar. Mendengar lagu, membaca buku, nonton film. Dalam hal ini orang
diajak kedunia imaginer yang telah diciptakan oleh orang lain. Sedangkan fantasi
melaksanakan adalah fantasi yang berada antara kedua fantasi di atas.
Menurut sifatnya fantasi terbagi atas fantasi aktif dan fantasi pasif. Tapi keduanya
memiliki sifat yang sama yakni keduanya dapat berbentuk mengabstraksi,
menentukan/determinatip dan mengkombinasi (menghubungkan).Fantasi mengabstraksi
adalah mengadakan reduksi terhadap beberapa bagian sehingga ada bagian-bagian yang
ditinggalkan. Misalnya : berfantasi memiliki rumah kecil lengkap dengan segala.Atau
menjelaskan kepada anak tentang gurun pasir dengan menggunakan bahan perbandingan
lapangan.
Fantasi menentukan adalah fantasi dengan mendeterminir lebih dahulu.Misalnya
menjelaskan kepada anak tentang harimau dengan mengunakan kucing. Dalam bayangan
anak, harimau itu seperti kucing, cuma bentuknya besar. Akhirnya fantasi yang
mengkombinasi/menghubungkan (orang mengkombinasi bayangan-bayangan dalam
individu), misalnya, kita berfantasi bahwa ada makhluk yang berkepala wanita, berbadan
singa, dan makhluk ini belum pernah ada (spink).Atau berfantasi tentang ikan duyung,
yang kepalanya seorang wanita, tapi badannya ikan.Jadi ada kombinasi kepala damansuia
dan badan ikan.
3. Obyek Fantasi.
Dari segi waktu, bahan fantasi dapat diambil dari waktu lampau, sekarang dan
masa yang akan datang. Bila itu menyangkut masa yang akan datang maka biasanya
berisi harapan-harapan dan keinginan-keinginan, kekhawatiran dan bayangan positif
maupun negative tentang masa yang akan datang. Menyangkut masa lampau, orang dapat
membayangkan masa lalunya dengan rasa bangga, atau kekecewaan, sedangkan
menyangkut masa sekarang fantasi merupakan penyimpangan dari medan riil dan medan
64
imaginer. Dengan itu hambatan dan kesulitan di medan riil diatasi dalam alam fantasi,
sehingga orang mencapai suatu kepuasan tapi satu kepuasan semu.
Dari segi isi fantasi, apa yang dibayangkan. Biasanya melamun/berfantasi
menyangkut saat-saat keprihatinan praktis yang sekarang dirasakan terutama tingkah laku
interpersonal di masa datang, dan bukanlah suatu spekulasi tanpa tujuan. Antara lain;
kepuasan seksual, hubungan-hubungan social, nasib untung, dll.
4. Fungsi Fantasi.
Fantasi memiliki beberapa fungsi :
Pertama, Fantasi kreatif : dengan fantasi manusia menciptakan sesuatu yang baru. Karena
ada banyak kemungkinan yang belum terwujud.
Kedua, fungsi asimilasi, dengan fantasi kita dapat membayangkan masa depan, sehingga
kita dapat menyiapkan diri secara lebih baik.
Ketiga, fungsi rekreatif, dengan fantasi manusia sedikit melepaskan diri dari persoalan-
persoalan hidup yang menekan, karena orang buat sementara masuk dalam alam yang
indah tapi bersifat imaginer.
Keempat, fungsi social, fantasi memungkinkan terciptanya hubungan antar manusia,
manusia yang satu dapat membayangkan situasi hidup manusia yang lain, meski jarak
jauh. Dan juga dapat mengikuti perjalanan sejarah, meski telah terjadi di zaman dahulu.
Bahayanya ialah :
Pertama, orang dapat ditimpa kekecewaan dan putus asa, karena keindahan yang
dirasakan dalam dunia fantasi tak dapat dikonfrontir dengan kesulitan hidup di alam
nyata.
Kedua, dengan fantasi orang mudah berdusta, karena orang dikuasai fantasinya, lebih-
lebih pada anak-anak.
Ketiga, dalam menantang masa depan, orang merencanakan suatu yang berlebih-lebihan
yang tak sesuai dengan kemampuan.
Keempat, fantasi tanpa bimbingan akan menjuruskan orang dalam fantasi liar dan jadinya
orang lebih suka berfantasi.
65
- Dengan fantasi dapat diajarkan kepada anak, apa yang secara tak langsung
diamati anak. Dongeng-dongeng, ceritera kepahlawanan semua ini dapat
membentuk watak anak.
- Tak segera menghukum anak karena berdusta. Karena bisa jadi apa yang oleh
pendidik dipandang sebagai dusta, sebenarnya satu tindakan yang tak disengaja,
karena bagian dari perkembangan.
- Alat-alat peraga dan permainan di TK dimaskudkan untuk mengembangkan daya
fantasi anak secara baik. Oleh karena itu alat-alat itu hendaknya dipergunakan
sebaik-baiknya.
Menurut ilmu jiwa Asosiasi, berpikir itu berlangsung secara otomatis. Tanggapan-
tanggapan yang sejenis tarik-menarik, sedangkan tanggapan yang tak sejenis tolak-
menolak. Kemudian tanggapan sejenis itulah pikiran kita.
Pandangan ini ditolak oleh ilmu jiwa berpikir. Aliran Psikologi pikir ini
mengatakan bahwa berpikir itu bersifat teleologis, didorong dan diarahkan oleh suatu
tugas atau persoalan. Dengan demikian berpikir menurut aliran ini bersifat abstrak dan
arahnya ditentukan oleh masalah yang dihadapi. Karenanya berpikir tak dapat diganti
oleh gambaran yang berwujud seperti dikemukakan oleh aliran ilmu jiwa asosiasi tadi.
2. Macam-macam berpikir.
Menurut tingkatnya, maka (Madzab Koln) berpikir terbagi atas tiga macam yakni
berpikir yang berwujud/berperaga yakni kegiatan berpikir yang timbul langsung dari
pengamatan ke indera/berwujud konkrit. Tingkat kedua adalah tingkat skematis/bagan.
Disini terdapat kesadaran yang kurang berwujud/berperaga, tanggapan umum yang diatur
dalam satu skema dengan relasi-relasinya. Ketiga tanggapan atau pengertian abstrak atau
kategorial. Maksudnya berpikir berdasarkan kategori-kategori, relasi-relasi serta sebab
akibat dan persamaan.Ketiga macam tingkat berpikir ini, digunakan bergantian dalam
kesadaran manusia.
Menurut bentuknya berpikir terbagi atas :
Berpikir realistik dan berpikir autuistik (mengawan). Berpikir realistik, bila apa
yang dipikirkan itu sesuai dengan kenyataan, sesuai dengan apa adanya. Ini sering disebut
sebagai reasoning.Menurut A. Sobur ( hal.214-215) ada berpikir deduktip, berpikir
induktip dan berpikir evaluatip. Berpikir deduktip adalah proses berpikir dengan bertolak
dari hal-hal umum menuju hal-hal yang khusus.Berpikir induktip adalah proses berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus dan individual menuju hal-hal yang umum.Berpikir
evaluatip adalah berpikir kritis di mana orang menilai benar tidaknya suatu gagasan,
berdasarkan kriteria tertentu.Sedangkan berpikir autuistik adalah berpikir tak sesuai
dengan kenyataan. Disini fantasi disamakan dengan kenyataan/dicampur adukan dengan
kenyataan. Misalnya orang berkomunikasi dengan roh-roh. Inilah bahaya dari cara
berpikir yang kedua ini.
Delusi : Delusi adalah pendapat/keyakinan yang tak dapat digoyahkan dengan
alasan apa pun biar pun pendapat itu salah. (delusi gila).Ada dua macam delusi yakni :
delusi persekusi. Ini adalah kecenderungan ke arah gangguan jiwa di mana yang
bersangkutan percaya bahwa orang lain bersekongkol untuk melawan dia. Delusi yang
lain delusi grandeur dimana orang membayangkan bahwa dia orang yang luar biasa,
karena memiliki kemampuan/jasa yang khusus. Orang bisa berdelusi bahwa dia adalah
68
Napoleon/Yesus Kristus.Argumen-argumen yang disodorkan kepadanya, malah
memperkuat delusinya itu. Delusi kedua ini kurang berbahaya. Yang berbahaya adalah
delusi yang pertama karena orang bisa berhadapan secara fisik dengan orang yang dilihat
sebagai penganiaya.
Berpikir kongkrit –berpikir abstrak.
Berpikir kongkrit, bila obyek pikiran itu sesuatu yang konkrit yang dapat
diinderai. Sedangkan bila apa yang dipikirkan itu, sesuatu yang tak dapat diinderai,. maka
disebut berpikir abstrak. Ini menyangkut konsep-konsep, kategori-kategori dan sistim-
sistim.
Berpikir kreatif – berpikir kritis.
Berpikir yang kreatif, bila dengan berpikir orang menghasilkan sesuatu yang
baru/ide-ide yang baru.Proses berpikir ini disebut juga berpikir asosiatif, atau berpikir
divergen.,Termasuk dalam jenis berpikir ini adalah asosiasi bebas, asosiasi terkontrol,
melamun dan berpikir artistik. Dalam asosiasi bebas, satu ide menimbulkan munculnya
ide lain secara tak terbatas. Asosiasi terkontrol artinya satu ide menimbulkan munculnya
ide lain dalam batas-batas tertentu saja.Melamun adalah mengkhayal bebas, juga tentang
hal-hal yang tidak realistis.Berpikir artistik adalah proses berpikir yang sangat subyektip,
seperti pada seniman.Lawan dari proses berpikir asosiatif ini adalah proses berpikir
konvergen (memusat) atau cara berpikir terarah.Artinya proses berpikir yang sudah
ditentukan sebelumnya dan biasanya diarahkan pada sesuatu, misalnya pada pemecahan
suatu persoalan..Sedangkan berpikir kritis adalah menguji sesuatu ide, entah ide itu baik
atau memiliki kekurangan-kekurangan. Keduanya diperlukan dalam suatu pemecahan
masalah..
Hambatan untuk berpikir kreatif.
Pertama, konformitas : Tendensi untuk menjadi seperti orang lain. Orang takut
mengungkapkan pikiran baru, karena takut ditertawakan atau dikecam.
Kedua, ketakutan akan sensor baik bersifat ekstern maupun intern. Misalnya : takut akan
pikiran sendiri.Ketiga, pendidikan yang kaku. Cara pendidikan sering menghalangi
kegiatan berpikir kreatif. Seperti menghafal, memorisasi dan dresur. Sering keadaan
sebaliknya dituruti yakni radikalisme. Oleh karena itu pemikiran radikal perlu diimbangi
dengan pikiran kreatif.Keempat, keinginan untuk mendapat hasil/jawaban secepat
mungkin. Ini memungkinan penyelesaian soal yang tak tuntas.
Hambatan-hambatan untuk berpikir kritis.
- Ketakutan. Sejak kecil banyak orang belajar untuk tak bersifat kritis, karena tak
boleh berbeda dengan apa yang dikatakan orang lain.
- Takut balas dendam, bila dikritik maka kita akan dikritik.
- Penilaian yang berlebihan atas ide sendiri. Kita menyadari apa yang diciptakan,
dan sering kita enggan untuk membiarkan orang lain mengambil bagian atau
mengetahui hasil ciptaan kita.
Ciri-ciri orang yang kreatif adalah fleksibel, inisiatip, perseptip, tak konsensional, dll.
69
Ada tiga teori tentang bahasa/perkembangan bahasa yakni bahasa diperoleh
dengan meniru (imitasi) bahasa adalah suatu pembawaan, sejak lahir, dan bahasa
bergantung pada kognisi.
Teori pertama, berasumsi bahwa anak-anak belajar bahasa dengan meniru orang
tua. Dua faktor yang memainkan peranan yakni pengukuhan dan meniru. Orang tua bisa
berbicara kepada anaknya dalam kalimat yang pendek-pendek. Cara semacam ini
memungkinkan anak untuk belajar bahasa ibu, lebih efektif dan mudah.
Teori kedua menyatakan bahwa, bahasa adalah suatu bawaan sejak lahir.
Terkenal teori psikolinguistik biologik yang mengatakan bahwa anak-anak secara
biologik mempelajari dan memperoleh pengetahuan bahasa. Argumen yang mendukung
pandangan mereka ialah anak-anak mengalami perkembangan pesat dalam bahasa,
selama umur lima tahun pertama, tanpa suatu pelajaran formal tentang bahasa.
Sebagai kritik terhadap teori kedua ini: pengetahuan anak tentang bahasa ini bisa
diakibatkan oleh sifat meniru pada anak. Dan belum tentu ada sesuatu yang
diprogramkan secara biologic. Demikian kritik terhadap teori Chomsky ini.
Teori ketiga menyatakan bahwa bahasa bergantung pada kognisi/pengertian.
(Teori Piaget). Teori ini berpandangan bahwa ada suatu dasar kognitif yang penting
untuk perkembangan bahasa. Bahasa menurut Piaget, bergantung pada pikiran. Berarti
ada kata-kata/ungkapan-ungkapan yang muncul dalam perbendaharaan kata anak, hanya
sesudah anak menguasai prinsip kognitif yang bersangkutan. Contoh : anak dapat
berbicara tentang obyek yang tak secara langsung hadir, sesudah anak mengembangkan
kemampuan untuk menemukan obyek yang tersembunyi dalam pandangan mata. Dengan
kata lain, anak harus memiliki pengertian bahwa benda yang tersembunyi tetap ada,
sebelum dapat menggunakan bahasa untuk dapat berbicara tentang benda yang hilang itu
(Permanensi Obyek).
Tak ada satu teori yang mengklaim kebenaran. Ketiganya menyajikan aspek-aspek
tertentu dalam menerapkan perkembangan bahasa yakni imitasi, reinforcement
(pengukuhan) dan perkembangan pengertian anak mengenai konsep tertentu (permanensi
obyek). Studi Piaget mengenai perkembangan kognisi dan bahasa terhadap ketiga
anaknya, mendukung pernyataan terakhir. Studi ini menemukan bahwa anak-anak
berbicara tentang obyek yang hilang, hanya sesudah mereka telah mencapai kemampuan
(kognitif) untuk menemukan obyek-obyek yang di luar pandangan mata. Dengan
demikian teori ketiga mengatakan bahwa bahasa anak mencerminkan pengetahuan
tentang sekitarnya dan bahasa secara aktual, bergantung pada kemampuan perceptual dan
kognitip. Jadi ada factor biologik tapi juga ada faktor lingkungan dan ada kerja sama
antara keduanya.
1. Pengertian.
Intelligensi atau kecerdasan berasal dari kata latin “Intelligere” yang berarti
memahami, menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Ada beberapa definisi
yang diberikan oleh para ahli (Bdk A.Sobur, 2003 hal.157-158).
- W.Stern : Intelligensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi-
situasi baru.
- Terman : Intelligensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak.
- Bischof : Intelligensi kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.
- Wechsler : Intelligensi adalah kecakapan individu yang global dan tersusun untuk
dapat bertindak terarah, berpikir yang bermakna dan bergaul dengan lingkungan
secara efisien.
- Super:Intelligensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan, belajar dan pengalaman.
Ada beberapa ciri pokok yang terkandung dalam definisi-definisi di atas, yakni
kemampuan yang dimiliki individu yang memungkinkan dia untuk berpikir abstrak,
membuat generalisasi, membandingkan dan menalar. Seorang bertindak intelligent bila ia
mudah menemukan penyelesaian bagi suatu masalah dan secara efektif menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru. Ciri-ciri orang yang bertindak berdasarkan intelligensinya
yakni :
- Tingkah lakunya memiliki tujuan, terarah pada tujuan.
- Tingkah laku terorganisir baik, bertindak intelligent merupakan koordinasi
kekuatan-kekuatan pribadi dan lingkungan untuk menyelesaikan persoalan.
- Perilaku yang disesuaikan/berubah. Tingkah laku berpikir bukanlah barang mati,
tapi terbuka terhadap perubahan sesuai dengan kondisi baru.
- Perilaku yang berorientasi pada sukses, harapan dan keberhasilan.
72
- Perilaku yang memiliki motif yang jelas yakni berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
pribadi dan berfungsi demi kepentingan diri dan orang lain.
-
2. Teori-teori tentang intelligensi (Hendyat Soetopo 1983, hal. 27-47)
1. Teori Unifaktor Wiliam Stern (1911).
Teori ini dikenal sebagai teori kapasitas umum/kecakapan umum. Berarti intelligensi
merupakan satu kapasitas umum, sehingga cara kerjanya juga bersifat umum, kodenya G.
kapasitas umum ini timbul bisa karena pertumbuhan fisiologik atau karena akibat belajar.
Oleh karena itu orang memiliki jumlah G yang tak sama, karena factor belajar dan
lingkungan.
2. Teori dua factor Spearman (1904).
Two kinds of factors theory. Teori ini didasarkan pada faktor mental umum, diberi
kode G dan factor Spesifik = S. Faktor G memiliki kegiatan mental umum yang berlaku
dalam setiap tindakan individu. Dua orang tak pernah memiliki factor umum dan factor
khusus. Spearman tak memberi nama pada dua factor ini. Factor G adalah energi mental
umum individu sedangkan factor S adalah mesin yang bekerja lewat factor G. Orang
memiliki factor G memiliki berbagai kapasitas untuk bekerja dan belajar berbagai ilmu
pengetahuan. Luasnya factor S tergantung pada kerja khusus factor S dan ini lebih
bergantung pada organisasi neurologik. Dalam pembahasan selanjutnya Spearman
memberi nama kepada kemampuan khusus itu yakni lima kemampuan yakni :
Kemampuan Verbal, Numerikal, Mekanikal, Perhatian dan Imaginasi.
73
Menurut teori ini intelligensi merupakan berbagai kemampuan sample. Ada
berbagai bidang pengetahuan, tapi semuanya itu dikuasai manusia sebagian-sebagian
saja.
4. Pengukuran Intelligensi :
1. Test Binet Simon. Tes ini diperbaiki oleh : Boberstag (5 – 15 tahun ) (a) Lalu oleh
Terman dan merril (b) kemudian lagi oleh W. Stern (c). Terman
mengklasifikasikan IQ dalam beberapa kategori (A.Sobur, 2003, hal.170).;
Penggolongan intelligensi berdasarkan test Binet Simon ini sbb :
180 ---------------- keatas : Genius (luar biasa)
140 ---------------- 179 : Cerdas sekali (gifted)
130 ---------------- 139 : Cerdas (sangat superior)
120 ---------------- 129 : Superior.
110 ---------------- 119 : Pandai
90 ---------------- 109 : Normal
80 ---------------- 89 : Bodoh
70--------------------- 79 : Inferior
50 ---------------- 69 : Moron
76
20 ---------------- 49 : Imbesil
0 ----------------- 19 : Idiot
Untuk mendapat IQ anak, maka umur kronologis anak dibagi dengan umur
mental/intelligensi anak dan dikalikan dengan 100. Contoh umur mental anak = 8 dan
umur kronologis anak = 7 maka IQ anak ini adalah : 8/7 x 100 = 114. jadi anak ini cerdas,
di atas normal.
Anak-anak yang berbakat atau cerdas adalah anak-anak yang umumnya belajar di
PT. sedang anak genius dapat diberikan ciri-cirinya sbb : pada umur dua tahun sudah
dapat belajar membaca, umur empat tahun sudah dapat belajar bahasa asing.
Anak-anak genius ini sering mengalami kesulitan dalam sosialisasi karena mereka
menganggap diri melebihi yang lain sehingga tidak mau bergaul dengan orang lain.
Sebaliknya mereka juga sering dihindari oleh yang lain, karena disegani. Oleh karena itu
anak-anak genius ini kerap dididik secara khusus (di Amerika Serikat misalnya). Anak-
anak yang IQnya dibawah 70 adalah anak yang cacat mental. Cacat mental adalah suatu
keadaan dimana tidak terdapat perkembangan mental yang wajar, biasa dan normal
sehingga sebagai akibatnya terdapat ketidakmampuan dalam aspek intelek, kemauan, rasa
serta penyesuaian sosialnya.
Brighness test.
Definite test = responden disuruh mendefinisikan sesuatu.
Medailon test = orang disuruh untuk menyelesaikan gambar yang baru selesai
sebagiannya.
Kekurangan test :
- Terlalu bersifat verbal, karenanya sulit bagi yang di test.
- Terlalu bersifat ujian, karenanya kurang teliti.
77
-Test adalah satu start, bukan final. Sesudah mengetahui hasilnya, maka pembinaan harus
dilanjutkan bukan dibiarkan.
-Tiap anak memiliki saat kemasakan sendiri-sendiri, sehingga kerap test tak dapat
memberikan gambaran yang menyeluruh.
BAKAT
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. ( A.Sobur, 2003. hal.180).Sedang
kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan
dan latihan.Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan yang dapat dilaksanakan
sekarang, sedang bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan, dapat
dilakukan di masa yang akan datang.Dengan demikian bakat adalah kemampuan alamiah
untuk memperolah pengetahuan atau ketrampilan yang relatif bersifat umum atau khusus
( bakat akdemis khusus).Bakat khusus ini disebut juga talent.
Mengutip sejumlah sumber, A. Sobur ( hal. 186), memberikan ciri-ciri anak
berbakat sebagai berikut: membaca pada umur yang relatif muda, membaca lebih cepat
dan lebih banyak, memiliki perbendaharaan kata yang luas, memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, memiliki minat yang luas, memiliki inisiatip dan dapat bekerja sendiri, memberi
berbagai jawaban yang baik, luwes dalam berpikir, memiliki pengamatan yang tajam,
berpikir kritis juga terhadap diri sendiri, senang mencoba hal-hal baru, memiliki daya
abstraksi dan sintesis yang tinggi, senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan
masalah serta memiliki daya imaginasi yang tinggi.
Jenis-Jenis bakat.
Ada bakat yang berdasarkan psikofisik, misalnya ketajaman penginderaan,
ketangkasan pancaindera, kemampuan motorik, kelincahan jasmani dan ketrampilan jari
jemari.Ada bakat kejiwaan yang bersifat umum seperti daya ingat dan daya khayal yang
tinggi.Begitu un ada bakat dalam pengertian sempit yakni bakat yang sejak awal sudah
ada dan terarah pada bidang tertentu misalnya bakat bahasa, musik, melukis, bakat seni
dll.Dan akhirnya ada bakat yang berdasarkan alam perasaan dan kemauan seperti bakat
reproduktif , bakat produktif, bakat aplikatif dan bakat interpretatif.
Intuisi
Intuisi adalah satu bentuk berpikir yang prosesnya setengah disadari. Timbulnya
secara spontan dan mengandung kebenaran. Sering dekat sekali dengan ilham sehingga
cukup irrasional. Intuisi ini menuntun pada suatu keyakinan.Prosesnya sebagai berikut:
mula-mula gambarannya masih samar-samar, kemudian orang mampu menanggapi
dengan cepat dan akhirnya muncul suatu keyakinan. Segala sesuatu yang dicapai dengan
intuisi ini, harus dicek kebenarannya.Sebagian besar keputusan kita, kita dasarkan pada
intuisi. Namun tidak jarang muncul bahaya, yakni orang bertindak spontan dan impulsif,
sehingga orang membuat kesalahan besar yang tidak bisa diampuni.Pada umumnya kaum
wanita lebih intuitif dari kaum pria, karena umumnya mereka lebih banyak hidup dalam
alam perasaan ( Abu Ahmadi, 2003, hal.96)
78
Pokok Bahasan VIII
PERASAAN DAN EMOSI
Perbedaan antara perasaan dan emosi pada umumnya (Patty, 1982, hal.117):
- Emosi berlangsung tidak lama, sedangkan perasaan dapat berlangsung untuk
waktu yang lama.
- Emosi adalah reaksi terhadap kejadian-kejadian di luar diri kita dan ini tak
berlaku untuk semua perasaan.
- Emosi menguasai kita, perasaan tidak. Rasa tertekan misalnya lebih memengaruhi
kita dibandingkan dengan perasaan sedih
- Emosi adalah reaksi terhadap kejadian-kejadian yang vital bagi hidup kita,
perasaan kita.
- Perasaan bersifat tidak mendalam/dangkal, emosi bersifat lebih mendalam
Sudah dikatakan bahwa perasaan adalah keadaan jiwa sebagai akibat dari stimulus
yang mengenai individu. Kalau keadaan begitu melampaui batas sehingga hubungan
80
orang dengan sekitar mungkin terganggu, maka timbul apa yang dinamakan emosi.
Emosi berasal dari kata Latin emovere ( exmovere) yang artinya bergerak keluar, sesuatu
yang mendorong terhadap sesuatu, menggucangkan dan terganggu. Berarti orang berada
pada suatu keadaan yang bergejolak, dimana terdapat satu gangguan terhadap
keseimbangan individu sehingga individu tak lagi menguasai diri (panik, mata gelap).
Keadaan ini adalah suatu penyimpangan dari keadaan yang normal.Keadaan normal
adalah keadaan tenang yang ditandai dengan keseimbangan fisik, psikis dan social.
Dengan demikian kita sampai pada definisi emosi.
“Emosi adalah suatu keadaan perasaan kompleks yang menyangkut perubahan
fisiologik dan perasaan subyektip (pengalaman subyektip) dengan penilaian kognitip
sebagai reaksi terhadap stimulus” Pettijohn hal. 221).
Earnest Tan mengutip definisi emosi yang diberikan oleh oleh Benyamin Carlos
sebagai berikut:“Emotions are spontaneous reactions and movement either toward an
appraised pleasurable object or stimulus ( which we call positive emotions) or
spontaneous reactions and movement away from an appraised unpleasurable object or
stimulus (which we call negative emotions) with its corresponding physiological and
motor reactions.”( E. Tan, 2006, hal.26)
(Emosi itu adalah reaksi-reaksi spontan terhadap stimulus atau obyek yang
menyenangkan (yang disebut sebagai emosi positip), atau suatu reaksi atau gerakan
spontan yang menjauh dari obyek atau stimulus yang dinilai tidak menyenangkan (yang
disebut emosi negatip), disertai dengan gerakan dan reaksi fisiologis yang sesuai).
Emosi adalah reaksi penilaian yang kompleks dari sistim syaraf seseorang
terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam diri sendiri ( Wirawan, 2009, hal.124).
Prosesnya sebagai berikut:
Persepsi- memori/Ingatan akan (fakta eksplisit, afektif dan perilaku) Penilaian
spontan (baik atau buruk)-emosi (positif atau negatip- perubahan perilaku.Semua ini
berlangsung di bawah kesadaran yang bisa saja kemudian muncul dalam kesadaran.Ada
orang yang menekan perasaan/emosinya, sehingga perasaanya tidak mencapai kesadaran.
Ada orang yang cukup perasa, karena mereka secara langsung menyadari perubahan-
perubahan pada tubuh mereka.
Tindakan dapat saja muncul langsung dari dorongan emosi.Ini disebut sikap
impulsif..Atau tindakan bisa diproses lewat penilaian refleksif.Prosesnya dapat
digambarkan sebgai berikut:
Emosi--- Kesadaran--- Refleksi--- Keputusan--- tindakan
--- Tindakan
2.2. Komponen Emosi
Dari beberapa definisi tersebut, dapat dilihat bahwa ada sejumlah komponen
dalam proses terjadinya emosi. Komponen pertama adalah reaksi atau persepsi individu
terhadap suatu rangsangan atau stimulus entah berasal dari dalam diri individu sendiri
atau pun dari luar. Komponen kedua adalah penilaian intuitip subyek terhadap rangsang
itu yang bisa bersifat positip atau negatip, menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Penilaian itu dipengaruhi oleh ingatan masa lalu, baik ingatan menyangkut fakta-fakta,
afeksi maupun tingkah laku yang telah dibatinkan. Komponen ketiga adalah munculnya
emosi, seperti sedih, gembira atau takut. Perasaan-perasaan yang selalu dibarengi dengan
perubahan fisiologis, misalnya, kalau kita marah muka kita merah, terkejut dan takut,
jantung kita berdenyut kencang. Bagaimana terjadinya akan dijelaskan.
Keempat, tiap emosi selalu mendorong kita untuk mengambil tindakan, atau kita
mengelak/menghindar atau kita menantang dan melawan obyek tersebut. Dorongan itu
81
disebut impulsi, yang diungkapkan keluar dalam tindakan (ex-motion). Bila diungkapkan
keluar, baru terkena penilaian moral.
Kalau obyek itu dinilai sebagai menyenangkan, maka subyek akan mendekatinya,
tapi kalau obyek itu dinilai membahayakan, maka subyek akan menjauhkan diri dari
obyek tersebut. Dua kemunginan bisa terjadi di sini: menantang atau menghindar dari
stimulus yang dihadapinya, fight or flight.
Kelima, emosi itu merupakan suatu pengalaman subyektip.Ini terungkap dalam
nama yang kita berikan pada emosi kita misalnya : marah, takut, dll. Pengalaman
subyektif ini sulit untuk dipelajari. Perubahan fisiologik dan perilaku lahir dapat
diobservasi dengan alat-alat elektronik, tapi pengalaman subyektif sangat sulit. Studi
terhadap aspek subyektif emosional ini terkadang dijalankan dengan laporan verbal,
dalam hal ini subyek diminta untuk melukiskan perasaannya entah dengan cara
introspeksi atau retrospeksi. (sementara mengalami atau sesudah mengalami suatu
perasaan).
Misalnya sementara menonton film testee disuruh untuk melukiskan perasaannya
dengan mengisi kuesioner. Dalam film tersebut, ada adegan-adegan yang memberi
pengaruh tertentu pada testle. Perasaan yang dialami testee inilah yang mau diketahui.
Ternyata peserta mendapat pengaruh yang berbeda-beda. Ada yang denyut jantungnya
semakin cepat, ada yang kehilangan ingatan, mulut kering. Tapi ada yang tak mengalami
semuanya. (tak ada pengaruh). Perbedaan pengaruh ini dapat dihubungkan dengan
pengalaman pada masa lalu, minat perbedaan kepribadian atau pengamatan. Dengan
demikian sangat sulit untuk meneliti perasaan subyektip. Dalam hubungan ini keadaan
emosional yang satu dapat mempertinggi pengalaman emosional yang lain. Film horror
lebih mengejutkan setelah membaca komik, atau komedi lebih lucu, setelah menonton
film horror.
Perubahan Fisiologik.
Perubahan fisiologik yang menyertai emosi diakibatkan oleh kerja sistim saraf
automik. Telah diketahui bahwa sistim saraf kita terdiri dari sistim saraf sentral (otak dan
sumsum tulang belakang) dan sistim saraf periferi, (diluar sistim saraf sentral). Sistim
saraf periferi ini terbagi atas dua macam yakni SS Somatik dan SS Autonomik. Yang
berakhir ini berfungsi untuk mengontrol organ-organ Visceral : hati, perut, usus, kelenjar
keringat dan perubahan-perubahan fisiologik yang menyertai perasaan (emosi).
Sistim saraf Autonomik mepunyai dua bagian yakni SS Simpatetik dan SS
Parasimpatetik. Keduanya bekerja berlawanan. Dalam keadaan yang membayakan
organisme (marah, terkejut, misalnya), bagian simpatetik bertugas memperbesar dan
mempertinggi, perubahan fisiologik : bola mata melebar, tekanan darah dipertinggi,
denyut jantung dipercepat agar darah semakin banyak dialirkan kebagian urat-urat nadi,
pernapasan dipercepat sehingga oxygen diperbanyak, gula dalam darah dipertinggi untuk
memberikan energi pada organisme. Semua bertujuan menyiapkan organisme untuk aksi
selanjutnya Fight or Flight.
Bila keadaan sudah tenang maka perubahan-perubahan fisiologik diatas
diperkurang/diperkecil. Atau dengan kata lain organisme kembali lagi pada keadaan yang
normal/keseimbangan organisme.Mengecilnyakegiatan-kegiatan/perubahan fisiologik ini
merupakan hasil kerja Sistim syaraf Parasimpatetik. Jadi SS parasimpatetik bertugas
mengurangkan ketegangan fisiologik dan mengembalikan keseimbangan dalam
organisme. Menurut Ekman(1983) analisa terhadap kegiatan sistim saraf Autonomik ini
menyebabkan kita membedakan paling kurang dua macam perasaan umum yakni :
82
perasaan yang menyenangkan dan tak menyenangkan. Namun adalah suatu proses yang
sulit, bila mau membedakan pelbagai perasaan spesifik antara dua kategori ini. Alasannya
ialah ada satu perubahan fisiologik umum untuk tiap emosi (takut, terkejut, marah
menyebabkan denyut jantung semakin cepat). Selain itu juga terdapat perbedaan-
perbedaan individu yang substansial untuk emosi yang sama.
Sudah dikatakan bahwa pengalaman emosional disertai dengan perubahan
fisiologik dan tingkah laku ekspresif seperti ekspresi wajah. Dipercayai bahwa orang
boleh merubah ekspresi wajahnya, tapi perubahan fisiologik tak dapat dirubah, karena
memang badan tak menipu. Kepercayaan ini mengakibatkan terciptanya poligraf : Alat
elektronik untuk mengukur perubahan-perubahan fisiologik tersebut (denyut jantung dll).
Begitu juga muncul “Lie Detector”. Namun pemakaian alat-alat ini membawakan
kesulitan, karena perasaan/emosi yang berbeda-beda, bisa memberikan perubahan
fisiologik yang sama (takut, marah misalnya) dua-duanya menyebabkan denyut jantung
semakin cepat. Karenanya alat-alat elektronik ini tak membawa hasil yang pasti 100%,
mengenai perasaan mana yang sedang dialami individu.
2.3. Ekspresi Emosional
Ada tiga macam ekspresi emosional yakni reaksi terkejut, espresi wajah dan suara
serta sikap dan gerak tubuh.Reaksi ini ada pada tiap orang dan diperoleh sejak
lahir.Keadaan emosional seseorang dapat diekspresikan lewat wajah dan suara.Perubahan
wajah dan suara orang menandakan bahwa orang tersebut berada alam emosi tertentu.
Hal ini dapat dimengerti karena wahana pikiran rasional adalah kata-kata sedang wahana
pikiran emosional adalah bahasa non-verbal. Nada suara seseorang, menentukan maksud
seseorang.Karena kebenaran sering terletak dalam bagaimana mengatakan sesuatu, bukan
pada apa yang dikatakan.Kenyataan menunjukkan bahwa 90% pesan emosional bersifat
non-verbal ( D. Coleman, hal.137) Begitu pun sikap dan gerak juga merupakan ekspresi
dari emosi.Ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan seseorang. Misalnya
ada orang yang marah dengan mengepalkan tangannya, memukul meja dll.
Selain itu ada tiga jenis tampilan emosi. Orang bisa meminimalkan atau
menyembunyikan perasaannya, melebih-lebih ungkapan perasaannya atau mengganti
perasaaan yang satu dengan yang lain. Ini banyak terdapat pada budaya Asia.
Ekspresi wajah sebagai tingkah laku ekspresif.
Apakah ekspresi wajah suatu yang dipelajari atau bawaan? Dan apakah kita dapat
menentukan perasaan orang dengan mengamati ekspresi wajahnya? Terhadap pertanyaan
I, pandangan relativitas menyatakan bahwa ekspresi wajah adalah sesuatu yang dipelajari.
Tapi ekspresi tersebut ditentukan secara structural. Sedangkan mereka yang
berpandangan universalitas menyatakan bahwa ekspresi wajah adalah sesuatu yang
ditentukan sejak lahir. Penelitian P. Ekman (1972) diberbagai bangsa dan kebudayaan
mendukung pandangan yang kedua ini paling kurang menyangkut perasaan-perasaan
berikut : kebahagiaan, kesedihan, ketakuta, kekaguman, kemuakan dan kemarahan.
Perasaan-perasaan ini menghasilkan ekspresi muka yang karaktetistik sama pada tiap
kebudayaan.
Dengan demikian ekspresi wajah merupakan suatu bawaan paling kurang
menyangkut beberapa perasaan seperti tersebut diatas. Bukti lain : anak yang buta tuli
dapat menunjukkan perasaan senang dan tidak senang. Menurut Ekman, orang yang
merasa sedih terlihat dengan jelas dalam ekspresi wajahnya secara fisiolologik. Namun
tiap orang dapat merubah ekspresi wajah ini dengan sengaja karena berbagai alasan :
malu, tak mau menyinggung perasaan orang laindll. Dan ini biasanya dipelajari selama
individu berkembang (dewasa). Karenanya Ekman berpendapat bahwa ada dua macam
83
ekspresi wajah; yang pertama ekspresi wajah yang telah diprogramkan dan ini berlaku
untuk setiap kebudayaan, yang kedua ekspresi wajah yang telah dirubah sesuai dengan
tuntutan kebudayaan bersangkutan.
Terhadap pertanyaan kedua, Ekman berpendapat bahwa orang mengidentifisir
perasaan orang lain secara tepat, dengan melihat ekspresi wajahnya kalau memang orang
sudah cukup terlatih untuk membaca cirri-ciri wajah yang mengungkapkan perasaan
tersebut.
Menurut teori ini terbanyak emosi dibawah sejak lahir meskipun tak disangka
bahwa ada juga yang dipelajari selama maunsia hidup. Emosi memiliki arti yang penteing
sekali bagi organisme (manusia dan binatang) terutama ekspresi wajah dan postur tubuh
sangat penting bagi komunikasi antara individu. Dan ini tak saja menyangkut saat
sekarang tapi juga apa yang akan terjadi, suatu kenyataan yang memungkinkan
kelangsungan hidup organisme.
Darwin juga mengatakan bahwa kesamaan emosi manusia dan binatang dalam
banyak hal memperkuat teorinya bahwa manusia berasal dari species yang primitive.
3.3. Teori Cannon – Bard (1972). Teori ini diberikan oleh W. Cannon dan Phillip
Bard. Ada dua asumsi yang diberikan dalam teori James – Lange.
Pertama : Tiap emosi disertai dengan pola perubahan fisik yang khusus.
Kedua : Kita mengenal emosi kita, sesudah mengenal perubahan fisiologik yang terjadi.
Bard dan Cannon menentang teori ini. Mereka menyatakan bahwa perubahan fisiologi tak
berbeda dari keadaan emosi yang satu ke yang lain, meski kita tak dapat membedakan
emosi macam apa yang ktia rasakan/alami. Dengan kata lain, perubahan fisiologik sama
pada semua perasaan.
Menurut Cannon, Thalamus (karenanya teori ini dinamakan juga teori Thalamik
Cannon) bereaksi terhadap stimulus dengan mengirimkan kesan-kesan serentak ke
85
korteks dan bagian-bagian tubuh lainnya. Karenanya perubahan fisiologik adalah
akibat/hasil perubahan korteks dan sistim saraf simpatetik. Sehingga dengan demikian
Cuma ada perubahan satu fisiologik yang umum bagi tiap perasaan. Sebagai akibatnya
maka perubahan fisiologik dan pengalaman (subyektip) emosional berjalan serentak
(menurut James – Lange : orang kenal emosi misalnya, sesudah mengenal perubahan
fisiologik).Jadi menurut teori ini :
Pertama, perubahan fisiologik sama pada semua emosi. Bantahan terhadap teori pertama
James- Lange.Kedua, perubahan dan pengalaman emosional berjalan serentak (bantahan
terhadap assumsi II).
Sebagai kritik :
Adalah sangat sulit untuk menguji secara akurat apakah perasaan kita terjadi
bersamaan dengan perubahan fisiologik atau sesudah perubahan fisiologik. Karena
peranan kognisi sangat penting dalam menimbulkan perasaan.
Teori ini dipelori oleh Richard Solomon (1980). Ia berpendapat bahwa otak
bertanggung jawab dalam mengembalikan keseimbangan pada individu. Daerah-daerah
dalam otak berfungsi untuk menangkis keadaan emosional yang timbul, entah itu
menyenangkan atau tidak, agar individu dapat kembali pada yang normal/level garis
dasar.
Menurut teori ini keadaan emosi awal (keadaan A) membawa serta keadaan emosi
yang lain entah menyenangkan atau tidak. Bila perasaan timbul, otak mulai mengaktivisir
keadaan yang berlawanan (keadaan B). keadaan B ini berfungsi bersama dengan
timbulnya keadaan A, meski ia lebih berfungsi secara maksimal sesudah keadaan A
berakhir. Melemahnya keadaan A akan meningkatkan keadaan B.
Contoh : kita merasa takut ketika motor kita terselEp (k. A) sementara itu, kita berusaha
untuk mengontrol keadaan. Dan ketika itu otak memprodusir keadaan yang berlawanan
yang dinamakan relief (B), sehingga keadaan A, (takut) dapat diperkurang intensitasnya.
Ketika kita di atas motor telah tervapai, maka keadaan B (relief) bertambah intensitasnya,
sampai akhirnya individu kembali kekeadaan normal. Begitu seterusnya, bila terselep lagi
akan timbul hal yang sama, yakni adanya perasaan yang berlawanan.
87
Teori ini cukup banyak mendapat dukungan, Aplikasinya terlihat dalam usaha
penangan terhadap pecandu obat bius (narkotik). Kenikmatan akan candu (state A)
dilawan dengan usaha pengurangan secara bertahap (B), sehingga akhirnya state A
(kenikmatan) hilang sama sekali, dan akhirnya orang mendapat kembali keseimbangnya.
3.7. Teori Fungsional Plutchik.
Teori ini berpandangan bahwa perasaan adalah suatu rangkaian pengaruh. Yakni
stimulus, kognisi, perasaan dan perilaku. Misalnya kita didekati orang yang tak dikenal
waktu malam hari dimana kita sendirian (stimulus), lalu kita berpikir tentang orang
tersebut apakah dia membahayakan atau tidak (kognisi) lalu muncul perasaan (takut), dan
aktivitas terakhir ialah lari atau adu kekuatan (aspek perilaku). Bagaimana pun penelitian
masih perlu dilakukan untuk menguji teori ini.
Penilaian Kita
Ada begitu banyak teori tentang emosi ini. Teori-teori ini berbeda-beda, tak ada
kesepakatan. Hal ini disebabkan beberapa hal :
Pertama, banyak teori itu masih baru, yang masih harus diuji kebenarannya.
Kedua, Hakekat perasaan merupakan pengalaman subyektif, karenanya sulit untuk
diadakan suatu penelitian yang akurat.
Namun ada beberapa kenyataan yang memang telah terbukti lewat penelitian-
penelitian yakni :
- Perubahan fisiologik adalah suatu komponen emosi, dimana intensitasnya dapat
dibedakan dengan alat elektronik.
- Penelitian kognitif sangat menentukan timbulnya suatu emosi. Kita menginterpretasi
dan mengintegrasikan perubahan fisiologik, pengalaman masa lalu dan stimulus yang
tengah berlangsung.
- Tak ada perubahan fisiologik yang khusus untuk tiap perasaan. Perubahan fisologik
itu sendiri dapat dibedakan atas perubahan fisiologik untuk perasaan yang
menyenangkan dan tak menyenangkan.
4. Terjadinya/Munculnya Emosi
Bagaimana emosi itu timbul dalam diri kita? Ada sejumlah faktor yang
menimbulkannya.
4.1.Emosi suatu bawaan sejak lahir dan hasil proses belajar
J.B. Watson mengatakan bahwa anak dilahirkan dengan tiga perasaan dasar yakni :
takut, marah dan cinta. Anak-anak menarik diri dari rasa sakit, suara keras dan
kehilangan bantuan. Penelithan modern memperlihatkan sejak lahir, manusia memiliki
dua perasaan yang sangat umum, yakni perasaan yang menyenangkan dan tak
menyenangkan. Dalam perkembangan anak selanjutnya kedua macam perasaan ini
mengalami bentuk diferensiasi. Bentuk-bentuk diferensial seperti marah, takut, benci dan
cemburu. Sedangkan bentuk-bentuk diferensiasi dari perasaan menyenangkan : mula-
mula adalah rasa bangga bahagia lalu gembira.
Namun factor belajar social memegang peranan yang penting juga dalam
perkembangan perasaan-perasaan tersebut. Kemampuan untuk bersimpati adalah suatu
pengalaman social yang dipelajari. Begitupun kebutuhan untuk diterima dan diakui oleh
orang lain, adalah kebutuhan-kebutuhan yang dipelajari selama menuju kedewasaan.
4.2. Faktor Kognitip.
Seperti telah dijelaskan dimuka, factor kognitip dan interpretasi kita terhadap suatu
stimulus membangkitkan emosi kita. Inilah penilaian refleksif kita atas suatu
88
stimulus.Arti personal yang kita berikan pada satu stimulus mempengaruhi emosi kita.
Dengan kata lain kognisi menciptakan dan mendahului emosi kita. Penilaian terhadap
stimulus tersebut berbeda-beda dari orang ke orang, sehingga apa yang membosonkan
bagi yang satu menyenangkan bagi yang lain. Akan tetapi reaksi emosional kita tak harus
berasal dari atau akibat penilaian kita terhadap stimulus. Reaksi tersebut bisa merupakan
suatu reaksi langsung terhadap stimulus tersebut. (manis dan harumnya buah nangka
membangkitkan keinginan orang untuk membelinya, tanpa suatu penilaian terhadap buah
tersebut.
4.3.Faktor-Faktor lain.
Pertama, imaginasi kita terhadap sesuatu, dapat menimbulkan emosi.Kita dapat
membayang-bayangkan sesuatu, entah membahayakan atau menyenangkan, dan seketika
itu juga emosi/perasaan timbul dalam diri kita entah menyenangkan atau menyakitkan.
Kedua, kita juga dapat beremosi, kalau kita mengingat pengalaman masa lalu kita,
entah menyenangkan atau menyedihkan.Tidak hanya ingatan akan masa lalu membuat
kita emosi, tapi juga berbicara atau membicarakan pengalaman masa lalu kita, dapat
menimbulkan emosi. Kita marah, misalnya ketika kita membicarakan perlakuan orang
yang tidak adil terhadap kita.
Ketiga, kita dapat beremosi, karena melihat dan menyaksikan orang lain
beremosi.Kita berempati dengan orang, entah dalam bacaan atau tontonan /tayangan. Kita
merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Keempat, kita beremosi, kalau ada orang yang melanggar norma-norma sosial atau
moral dalam lingkungan kita.Dan akhirnya anak dapat belajar dari bagaimana orang tua
memperlihatkan emosinya.Kita diberitahu tentang apa saja yang harus kita takuti, atau
marahi.Kita dapat mengadopsi apa yang dirasakan orang lain dan menjadikannya sebagai
emosi kita sendiri, meski variasinya adalah miliki kita sendiri.Ingat faktor belajar di atas.
4. Macam-macam Perasaan/emosi.
Tak ada kesatuan pendapat di kalangan para ahli mengenai pembagian perasaan
ini. Robert Plutchik (1980) misalnya, mengatakan bahwa ada delapan emosi yang dibawa
sejak lahir yang dikembangkan dari empat perasaan dasar yang saling berlawanan yakni
gembira, sedih, takut dan marah, kagum dan antisipasi, rasa diterima dan rasa ditolak.
Menurut ahli ini semua perasaan adalah variasi dari delapan perasaan ini. Dan pembagian
perasaan ini merupakan salah satu pembagian yang paling lengkap.
Lain lagi Frans Ferer. Ia membagi emosi atas delapan macam juga. Kegembiraan,
penerimaan, takut, kejutan, kesedihan, kejijikan, kemarahan dan berharap. Emosi-emosi
lain merupakan campuran dari kedelapan emosi itu.(Bdk Sarwono, 2009, hal.125 dan
127). Paul Ekman membagi emosi atas tujuh macam yang berlaku secara universal yakni
kesedihan, kemarahan, kekaguman, ketakutan, kemuakan, kebahagiaan dan kejutan.
( P.Ekman, 2007, hal.58)
Selain pembagian menurut macam-macam perasaan yang spesifik ini, ada
pembagian menurut nada perasaan, menurut intensitas/tempo perasaan, dan menurut sifat
perasaan.
Perasaan Diri.
Perasaan diri adalah perasaan akan tingginya/adanya harga diri/tak berharganya
diri. Ada dua macam : yang positif dan negatif. Perasaan diri yang positif adalah perasaan
yang timbul bila kita dapat berbuat sama dengan atau lebih dari orang lain. Berbuat sama
dengan atau melebihi/mendekati orang lain.
Menurut Adler, ada dua macam perasaan diri ini yakni perasaan lebih/superior
dan perasaan kurang (inferior). Perasaan lebih positif antara lain : kuat, mampu, bangga,
dll. Dan perasaan lebih negative adalah sombong, payah, dll. Perasaan rendah diri antara
lain : lemah, takut dan malu. Bila individu gagal mencapai cita-citanya, maka dia akan
ditimpa perasaan rendah diri. Dan hal ini dapat membawa orang pada suatu usaha untuk
mencari konpensasi, kepuasan,pengganti yang seringkali merugikan.
Perasaan Religius/Ketuhanan. Perasaan yang timbul dalam mengetahui adanya
Allah. Dan perasaan ini membawakan dua akibat yakni orang merasa bahagia, karena
percaya bahwa Tuhan selalu melindungi dan merasa cemas, kalau orang hidup tak sesuai
dengan ajarannya.
Perasaan Sosial. Perasaan yang timbul karena melihat keadaan masyarakat
dimana ada yang peka terhadap keadaan masyarakat, tapi banyak yang acuh saja.
Perasaan mengenai suka duka orang lain, dan ikut merasakan khidupan orang lain,
simpati – antipati, dll.
Perasaan Simpatik. Perasaan yang timbul karena mengetahui orang lain
mengalami rasa senang/tidak senang. Semakin jelas suatu peristiwa menyinggung
perasaan orang lain, maka perasaan simpatik makin kuat. Bila perasaan orang tidak
menyinggung/disentuh, maka simpatik orang makin kurang.Selain itu ada empati. Empati
adalah kemampuan kita untuk mengenali dan merasakan perasaan dan pikiran orang lain.
5. Fungsi Perasaan/emosi
6. Mengelola Emosi
Bagaimana kita dapat mengelola emosi kita. Ada empat langkah bagaimana kita
bisa mengelola emosi kita (E.Tan, 2006). Pertama, menyadari emosi kita ( penyadaran).
Ada tujuh sub-tahap, yakni mengenal sumber emosi kita, konteks emosi itu dalam itu
dalam kaitan dengan keadaan kita, dialog batin, penilaian kita, munculnya perasaan-
perasaan, reaksi tubuh kita dan perilaku selanjutnya. Apa yang kita lakukan berkaitan
dengan pengalaman kita.
Langkah kedua, memberi nama pada perasaan/emosi kita artinya mengenal macamnya
emosi yang sedang berkecamuk dan pesan apa yang disampiakan emosi itu kepada
kita..Ketiga, menerima emosi kita termasuk yang negatif. Keempat, keputusan untuk
bertindak atau melakukan sesuatu berkenaan dengan emosi kita itu.
- Perasaan dapat membawa orang kearah yang baik atau kearah yang buruk. Oleh
karena itu, anak didik harus dididik, agar mereka bisa dipengaruhi kearah yang
baik.
- Di kalangan kanak-kanak, hendaklah berceritera tentang hal-hal yang
menyenangkan dan bukanlah tentang hal-hal yang menakutkan.
- Hindarkan segalanya yang dapat menimbulkan anak merasa rendah diri atau jahat.
Sebaliknya berilah rasa positif dalam diri anak (rasa harga diri anak).
- Di sekolah hendaklah ditumbuhkan perasaan intelektual untuk menggugah
kesenangan studi. Termasuk di sini rasa respek/hormat terhadap karya-karya seni,
dan rasa takjub terhadap kemahakuasaan Tuhan.
- Perasaan etis, religius harus dibina dan ditanamkan pada anak-anak sejak
lahir/kecil.
Ada dua metode penyelidikan perasaan yakni metode reaksi dan introspeksi.
Dalam metode pertama orang percobaan diberi suatu perangsang, lalu diukur reaksinya
dengan kimograf. Dasarnya ialah ada hubungan erat antara jiwa dan raga. Misalnya orang
sedang marah mukanya merah, jantungnya cepat berdebar, dll. Sedang dalam metode
kedua, seseorang sesudah mengalami perasaan tertentu misalnya, sesudah marah, ia
disuruh untuk melukiskan perasaannya itu sejujur mungkin. Metode ini memang cukup
sulit, karenanya membutuhkan penguasaan yang baik.
92
Pokok Bahasan IX
MOTIVASI
Tujuan Pokok Bahasan
Mahasiswa mampu:
Menjelaskan teori-teori serta jenis-jenis motivasi
Menjelaskan bagaimana menumbuhkan, mengembangkan dan mengukur motivasi.
Menjelaskan hubungan antara nilai, kebutuhan dan sikap.
Memahami hubungan antara konflik dan fustrasi
Hubungan antara emosi dan motivasi merupakan salah satu persoalan dalam
psikologi yang sampai sekarang belum terselesaikan secara memuaskan. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa emosi sama sekali berbeda dengan motivasi, sebaliknya ada
pendapat yang mengatakan bahwa tak ada perbedaan antara emosi dan motivasi. Emosi
adalah salah satu kelompok motif.
Pendapat terakhir ini didukung oleh beberapa kenyataan. Misalnya, harumnya
makanan yang enak, dapat menimbulkan rasa lapar, tanpa ada gejala-gejala lapar dalam
tubuh. Atau emosi dapat mengaktivisir dan mengarahkan perilaku sama seperti motif-
motif biologic dan psikologik mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut seperti makan minum atau kebutuhan untuk diterima dan diakui.
Begitun pun kebutuhan akan seks, tak hanya satu motip yang berpengaruh dalam
hidup manusia, tapi juga suatu sumber kegembiraan. Dengan demikian dalam beberapa
perilaku, emosi dapat berfungsi sebagai pendorong sama halnya dengan fungsi suatu
motivasi. Tidak hanya itu. Emosi juga dapat menjadi tujuan kegiatan. Orang berolah raga
misalnya, untuk mendapatkan suatu kepuasan (meski tak selalu).
Bagaimana pun antara emosi dan motivasi ada perbedaan. Merasa marah, takut
dan gembira digolongkan sebagai emosi tapi merasa lapar dan haus dikategorikan sebagai
keadaan organisme yang menimbulkan motif. Dasar yang paling umum untuk
membedakan emosi dan motivasi adalah bahwa emosi biasanya ditimbulkan oleh
93
rangsang-rangsang dari luar dan pernyataan emosi ditujukan pada stimuli yang
membangkitkan emosi tersebut sedangkan motip kerap kali ditimbulkan oleh stimuli
dalam diri individu sendiri.
Dengan demikian bila berbicara tentang motivasi, biasanya kita khususkan pada
kegiatan-kegiatan yang memiliki tujuan tertentu, dan bila kita berbicara tentang emosi,
perhatian kita diarahkan pada pengalaman subyektif yang menyertai perilaku. Dan kita
agaknya lebih menyadari emosi kita, bila kita berhasil atau gagal dalam mengejar suatu
tujuan. Bila kita sukses maka kita akan merasa gembira, sebaliknya bila kita gagal kita
akan merasa kecewa dan dongkol.
Hubungan antara emosi dan motivasi dapat diberikan sebagai berikut
Hubungan Antara Motivasi dan Emosi.
- Emosi dapat memperlemah atau memperkuat tindakan seseorang.
- Emosi turut menentukan intensitas dan bentuk tingkah laku yang diambil.
- Emosi mengarahkan tingkah laku seseorang.
- Emosi menyertai tingkah laku seseorang.
- Emosi menjadi tujuan tingkah laku yang bermotivasi.
96
Teori kebutuhan Maslow berdasarkan suatu hirarki kebutuhan : yang paling dasar
adalah kebutuhan biologik. Bila kebutuhan ini tercapai, maka orang berlangkah menuju
kebutuhan akan rasa aman, baik aman jiwa maupun aman harta. Kemudian meningkat
kebutuhan akan cinta dan memiliki-dimiliki, artinya keadaan untuk dimengerti secara
mendalam dan diterima sepenuh hati.Kebutuhan keempat adalah kebutuhan akan
penghargaan.Ada dua jenis penghargaan ini yakni penghargaan atas kemampuan dan
kemandirian kita sendiri dan penghargaan terhadap penilaian orang lain..Kebutuhan
kedua ini dapat terlihat dalam upaya untuk mempertahankan status dan mengapresiasi
diri.Kebutuhan kelima adalah kebutuhan akan aktualisasi diri, artinya kebutuhan untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin.Aktualisasi diri ini merupakan suatu tujuan
yang tidak bisa dicapai sepenuhnya dalam hidup ini.
Dalam perkembangan selanjutnya, Maslow menambahkan kebutuhan lain yakni
kebutuhan untuk mengetahui/mengerti, kebutuhan estetik dan kebutuhan akan
Transendensi diri, di mana individu ingin berkontak dengan sesuatu di luar dirinya.
Kebutuhan yang lebih rendah disebut motip karena defisiensi. Semua distimulir
karena suatu kekurangan/deficit yakni orang berjuang untuk mendapat suatu yang
dirasakannya hilang sedangkan aktualisasi diri dipandang sebagai motip perkembangan
(metamotives/growth motivation/being motives). Orang mau berkembang semaksimal
mungkin sebagai manusia. Maslow membagikan kebutuhan manusia atas dua bagian
yakni kebutuhan-kebutuhan dasar kebanyakannya adalah kebutuhan-kebutuhan
psikologis dan kebutuhan-kebutuhan yang melampaui kebutuhan dasar ini yang
disebutnya Metaneeds yakni kebutuhan akan hal-hal yang spiritual : keadilan, keindahan,
dll. Kebutuhan-kebutuhan dasar adalah kebutuhan karena suatu deficit, sedangkan
metaneeds adalah kebutuhan akan perkembangan/pertumbuhan.
97
Sebagai kritik terhadap Maslow :
Maslow mengadakan studi terhadap orang-orang yang dipandangnya telah
mengaktualisasikan diri namun orang-orang ini sebenarnya banyak yang tidak
mengaktualisasikan diri. Nyonya Roosevelt tak mencintai suami dan anak-anaknya.
Begitu pun Presiden Abraham Lincoln banyak represi.
- Banyak ciri-ciri orang yang telah mengaktualisasikan diri tak mudah untuk diberi
definisi operasional karenanya sulit untuk dibuat eksperimen. Karenanya ia
kekurangan kenyataan empiris serta penelitian yang obyektif. Jadi pandangannya
harus diterima secara kritis. Dengan demikian pandangan Maslow kurang
didukung oleh kenyataan experimental.
- Konsep-konsepnya kabur dan tak dapat didefinisikan.
- Ada banyak kekerasan di dunia ini sehingga kebaikan yang diharapkan sulit untuk
dilaksanakan.
2.6. Teori Kebutuhan Henry A Murray.Tahun 1938 Murray memberikan sekitar 20-an
kebutuhan manusia. Di antaranya kebutuhan akan otonomi, agresi, ingin tahu, menguasai,
ekshibisi dll. (bdk Mady Prasetya, SJ, Psiskologi Rohani I, 1983, hal.179-188).
2.7. Teori kebutuhan McCleland (needs for Achievement n-Ach, needs for power dan
needs for affiliation)
Kebutuhann akan berprestasi adalah suatu daya dalam diri manusia untuk melakukan
suatu kegiatan yang lebih baik, lebih efektip dan efisien dari pada kegiatan yang
dilaksanakan sebelumnya.Kebutuhan akan kuasa, adalah kebutuhan untuk menguasai dan
mengontrol orang lain sedang kebutuhan akan teman adalah kebutuhan akan rasa cinta
dan rasa memiliki.
2.8. Pendekatan Kognitip – Faktor Penilaian.
Pendekatan ini memandang pengertian dan evaluasi sebagai dasar tingkah laku
manusia. Menurut pendekatan ini motivasi tak datang dari realitas obyektip tapi dari
interpretasi dan evaluasi kita terhadap realitas obyektip. Di sini factor kehendak dan
evaluasi memegang peranan yang sangat penting dalam menghasilkan tingkah laku. Apa
yang kita buat sekarang, sering dikontrol oleh apa yang kita pikirkan membuat kita
sukses.
2.9. Teori Harapan dan Atribusi
Begitu pun peranan harapan dalam suatu tindakan tak boleh diabaikan. Inilah teori
harapan Vroom.Orang terlihat terlibat dalam suatu tugas/tindakan, untuk sebagian
ditentukan oleh harapannya, oleh cita-citanya untuk mencapai sesuatu, misalnya untuk
memperoleh nilai baik.(outcome expectancy) Dan tujuan tersebut memiliki nilai pribadi
bagi yang bersangkutan.(valency).Harapan ini mendorong orang untuk berusaha ( effort
expectancy). Semua ini turut mengembangkan apa yang disebut sebagai orientasi control
internal, atau suatu kepercayaan bahwa hasil tindakan kita berada dalam kontrol kita, dan
bukan suatu di luar diri kita yang menghasilkannya.
Dalam hubungan ini, muncul pandangan yang disebut atribusi, artinya apakah kita
kaitkan sesuatu hasil dengan suatu disposisi dalam batin kita atau dengan kekuatan-
kekuatan situasional. Seperti beranggapan bahwa tak lulus ujian karena pemeriksaan
penguji tak adil. Sikap semacam ini akan mempengaruhi tindakan kita selanjutnya.
Dalam hal ini, kita akan menyerah bila kita melihat bahwa kegagalan kita disebabkan
oleh suatu ketidak-adilan yang berada diluar kontrol diri kita. Sebaliknya kita akan
berusaha mati-matian, bila kita menerima bahwa kegagalan itu merupakan kesalahan kita.
Dengan demikian menurut pandangan ini, banyak motivasi kita ditentukan oleh
interpretasi/evaluasi atau harapan kita.
98
Pandangan ini banyak diterima. Ada banyak teori tentang motivasi ini. Tiap teori
memiliki kebenarannya. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa motivasi kita
memiliki aspek biologik/instingnya, aspek kognitip dan aspek social serta aspek
teologiknya. Keinginan manusia untuk diakui, untuk berkuasa merupakan aspek social
dari motivasi ini. Begitupun hasrat untuk memuji Tuhan merupakan aspek teologik dari
motivasi kita. Kebutuhan-kebutuhan biologic manusia jelas terlihat dalam kehidupan
manusia sejak bayi : kebutuhan makan minum, dll. Factor kognitip seperti evaluasi dan
pengertian mendorong kita untuk melaksanakan suatu tindakan.
Dengan demikian sumber motivasi kita dapat digolongkan atas sumber-sumber
ekstrinsik, intrinsik atau transpersonal/spiritual.
3. Penggolongan Motivasi
10
intrinsik : motip ingin tahu, manipulasi, bergerak, dll. Contoh untuk motip ekstrinsik :
bekerja demi pujian, upah tinggi, dapat piagam, dll.
Ada tiga cara untuk mengukur tingkah laku yakni mengukur faktor-faktor luar
yang menimbulkan dorongan dalam diri, mengamati obyek-obyek yang menjadi pusat
perhatian orang dan mengukur aspek tingkah laku tertentu yang menjadi ekspresi motip
seseorang.
Cara pertama umumnya digunakan oleh laboratorium yakni menciptakan kondisi
tertentu yang menimbulkan dorongan/kebutuhan pada individu. Ada dua bentuk yakni:
Pertama, memperpanjang waktu pemberian makan, sehingga menimbulkan rasa lapar,
dan semakin lapar semakin kuat motip orang untuk mencapai makan.
Kedua, cara pemberian stimulasi dalam bentuk insentip atau hadiah. Bila insentip makin
besar maka motip untuk mencapainya makin besar, sebaliknya semakin kecil insentif,
maka akan semakin kurang motif. Insentip juga bisa dalam bentuk verbal dan
pengarahan. Insentif adalah kondisi di luar individu yang dapat mendorong (insentif
positif) atau menghambat motif seseorang insentif negatif).Cara ini sering sulit, karena
tak setiap kondisi yang diciptakan mengakibatkan dorongan.
Cara kedua : mengamati obyek-obyek yang menjadi pusat perhatian orang. Obyek yang
dicari atau dikejar itulah cermin yang menguasai motipnya.
Cara yang ketiga : memperhatikan tingkah laku seseorang yakni cepatnya, reaksinya,
tenaga yang dikeluarkan, tema pembicaraannya, fantasi dan impiannya.
Ini memang tak mudah karena tingkah laku tak semata-mata ditentukan motivasinya, tapi
juga oleh masa lampaunya, cita-citanya, situasi sesaat, lebih-lebih lagi orang bisa
berpura-pura.
Frustrasi adalah keadaan emosi yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan
atau suatu tujuan, akibat adanya hambatan dalam usaha mencapai tujuan tersebut
( Sarwono, 2009, hal.141).Ada istilah lain deprivasi relatif yang tidak lain dari sejenis
frustrasi yang disebabkan oleh kesenjangn antara kenyataan dan harapan yang makin
lama makin besar, yang pada suatu titik akan menimbulkan kemarahan yang sangat kuat.
Ada beberapa sumber frustrasi yakni frustrasi lingkungan, frustrasi pribadi,
frustrasi konflik, ( Sarwono, 2009, hal.142).Frustrasi lingkungan disebabkan oleh
halangan yang terdapat dalam lingkungan.Misalnya ingin pulang rumah tapi tidak ada
transportasi.Frustsrasi pribadi frustrasi yang disebabkan oleh ketidakmampuan orang
sendiri untuk mencapai tujuannya.Ingin juara lari tapi cacat fisik.Frustrasi konflik
frustrasi yang disebabkan oleh konflik berbagai motif dalam diri.Pemuasan dari satu
motif, dapat menimbulkan frustrasi bagi yang lain.
Ada tiga macam konflik. Konflik mendekat-mendekat : dalam hal ini konflik
terjadi, bila terjadi dua motip yang sama-sama positip. Orang bimbang, mana yang
dipilih, memilih yang satu berarti yang lain dikorbankan. Konflik mendekat menjauh :
Konflik terjadi bila ada waktu yang bersamaan, muncul dua motip yang berlawanan, satu
positip yang lain negatip. Timbul keinginan mendekati obyek atau menjauhinya. Konflik
menjauh-menjauh : dua motip negatip timbul bersamaan. Orang bimbang dan harus
menjauhi dua-duanya
Cara mengatasi frustrasi: bertindak eksplosif, melakukan kompensasi, cara
introversi, sublimasi, reaksi psikopatis dan simbolisasi.Dalam tindakan eksplosif, semua
energi dalam diri diledakkan dengan jalan melakukan perbuatan atau ucapan yang
bersifat eksplosif/ meledak. Sesudahnya orang mengalami suatu pelepasan dari
ketegangan.Dalam cara kompensasi, orang berusaha untuk menutupi kekurangannya
dengan suatu tindakan yang positip.Dalam cara introversi, individu mnenarik diri dan
masuk dalam dunia khayalan, bila dia gagal mencapai tujuannya.Orang bisa saja ditimpa
delusi dan halusinasi.
Sublimasi individu mengalihkan tujuannya pada tujuan alternatif, yang memiliki
sifat-sifat yang kurang lebih sama, dengan tujuan awal.Reaksi psikopatis adalah reaksi
orang-orang yang ingin mengatasi rasa frustrasinya, dengan melanggar norma-norma dan
aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. Simbolisasi adalah keadaan di mana
individu gagal dalam mengatasi suatu rintangan dan bertindak seolah-olah ia telah
mencapai tujuannya..Misalnya ganti merokok dengan mengisap manisan.
10
Kebutuhan Psikologik dan Nilai
Kebutuhan psikologik diartikan sebagai kecenderungan bawaan manusia untuk
bertindak, yang disebabkan oleh suatu defisit dalam diri, atau oleh potensi-potensi dalam
diri yang ingin dikembangkan.Ada banyak kebutuhan psikologik manusia ini. Psikologi
moderen merumuskan sekitar 25 macam kebutuhan.(Cencini dan Manenti, 74-76)
Kebutuhan-kebutuhan ini antara lain kebutuhan untuk mencapai hasil, kebutuhan akan
otonomi, kebutuhan akan rasa ingin tahu, kebutuhan akan keakraban, kebutuhan untuk
menyayangi dan merawat, kebutuhan akan agresi, kebutuhan untuk menghindari rasa
sakit, kebutuhan untuk diperhatikan, kebutuhan untuk memamerkan diri dan kebutuhan
akan kepuasan seksual.
Dorongan untuk mencari apa yang penting dalam dirinya sendiri akhirnya
mencapai tujuannya dalam pemenuhan nilai. Nilai di sini diartikan sebagai
kecenderungan bawaan untuk menjawabi obyek sebagai penting pada dirinya sendiri.
Nilai-nilai ini dapat dibedakan atas nilai transedensi diri dan nilai kodrati.(Mardy, 1995.
hal.109) Yang pertama terdiri dari nilai-nilai kerohanian dan nilai moral.Nilai kerohanian
itu dibedakan lagi atas nilai yang menyangkut tujuan akhir manusia yakni kesatuan
dengan Tuhan dan nilai-nilai untuk mencapai tujuan akhir seperti mencontohi Kristus
dalam hidupnya yang miskin, murni dan taat. Inilah nilai-nilai hidup panggilan.
Nilai-nilai kodrati terdiri dari nilai biologis dan nilai inframoral.Nilai biologis
adalah nilai-nilai yang berlaku baik untuk manusia maupun binatang, seperti kesehatan,
lapar, kenikmatan dan sakit. Dan nilai-nilai inframoral adalah nilai-nilai yang
membedakan manusia dari binatang tapi tidak mempengaruhi apa yang khas manusia
karena tidak menyertakan kebebasan manusia dan tanggung jawabnya. Nilai berfungsi
sebagai patokan dan penggerak tindakan manusia. Sebagai patokan, nilai membantu kita
untuk membuat keputusan dan untuk mengambil sikap terhadap persoalan yang kita
hadapi. Sedang sebagai penggerak, nilai berfungsi untuk mendorong manusia kepada
tujuan hidupnya.
Sikap hidup.
.Ada sekitar 50 definisi tentang sikap.Sikap adalah kesediaan seseorang untuk
bereaksi terhadap sesuatu hal at au obyek.Atau sikap adalah sekelompok keyakinan dan
perasaan yang melekat pada obyek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap
obyek tersebut dengan cara tertentu ( Sobur, 2003, hal. 359) Sikap ini memiliki tiga
komponen yakni komponen kognitif, komponen afektif dan komponen
perilaku.Komponen kognitif adalah kepercayaan atau pandangan orang terhadap obyek
sikap.Komponen afektip mengandung perasaan orang terhadap obyek entah yang
menyenangkan atau tidak.Komponen inilah yang paling bertahan.Komponen perilaku
adalah kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki.Sikap ini
belum perilaku tapi satu kecenderungan untuk bertindak, berpikir dan berpersepsi dan
merasa dalam menghadapi obyek.
Pembentukan Sikap
Ada beberapa hal yang berperanan dalam pembentukan sikap. Pertama adalah
adopsi. Kejadian atau pengalaman yang terus menerus terjadi, lama kelamaan diserap
dalam diri seseorang dan memengaruhi satu sikap.Misalnya tinggal di lingkungan
religius, akan ikut membentuk orang juga untuk memiliki sikap religius.Kedua,
diferensiasi. Oleh bertambahnya inteligensi dan pengalaman, maka hal-hal yang
dipandangn sejenis, mulai dipandang terlepas dari jenisnya.Anak misalnya awalnya
melihat semua wanita sebagai ibunya, tapi oleh perkembangan ia lalu membedakan dan
melekat pada ibuya saja.Ketiga, factor integrasi.Dalam hal ini pengalaman-pengalaman
10
baru mulai diserap dalam diri, dan semua lalu diintegrasikan dengan pengalaman lama
dan akhirnya terbentuk sikap pada obyek tertentu Faktor keempat adalah pengalaman
buruk atau trauma yang dialami. Orang yang mengalami bagaimana jahatnya perang akan
memberikan sikap berbeda pada perang dibandingkan dengan orang yang belum pernah
mengalami perang.Orang pertama akan akan bersikap menolak perang.
Dari semua yang dikatakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap
terbentuk oleh pengaruh factor luar dan factor dalam diri subyek sendiri. Faktor luar itu
seperti sifat obyek, sikap kelompok dan media komunikasi.Sedang faktor dalam seperti
selektivitas subyek terhadap obyek sikap.
Ciri-ciri dan perubahan sikap
Sikap tak dibawa sejak lahir tapi dipelajari, sikap berhubungan dengan obyek
sikap, entah satu atau beberapa obyek, sikap itu dapat berlangsung lama atau
sebentar..Sikap itu dapat berubah.Pertama, sikap itu berubah karena adanya suatu
kekuatan luar yang merobah sikap. Misalnya untuk membina kebersamaan antara etnis,
maka orang dari berbagai etnis di Indonesia itu berkumpul di satu tempat, karena adanya
transmigrasi.kekuatan ini bisa bersifat ekonomis atau politik..
Kedua, berubahnya norma kelompok.Dulu orang membuang air besar di
sembarangan tempat, sekarang dengan adanya WC, orang didorong untuk
mempraktekkan norma-norma baru seperti kesehatan dan kesopanan.
Ketiga, berubahnya membership group.Masuknya orang atau kelompok ke
kelompok baru, akan merobah sikap orang yang masuk dalam kelompok itu.
Keempat, berubahnya reference group. Karena adanya informasi baru entah dari
media massa atau dari suatu kelompok, maka informasi itu diterima oleh orang dari
kelompok lain, meski yang menerima itu tetap pada kelompoknya.Secara riil ia ada pada
kelompoknya tapi secara ideal, ia itu berada dalam kelompok lain.
Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Misalnya
dengan wawancara atau observasi kita bisa mengenal sikap seseorang. Ini merupakan
cara pengukuran sikap langsung yang sederhana.Sedang cara pengukuran sikap langsung
yang berstruktur dilakukan dengan alat-alat tes.Yang terkenal adala alat tes Bogardus,
skala Likert dan Thurstone.
Bogardus menyatakan bahwa ada suatu tingkatan hubungan intensitas antara
kelompok.Bogardus menyusun tujuh buah pernyataan sedemikian rupa, sehingga tedapat
suatu tingkatan penerimaan atau penolakan terhadap pernyataan-pernyataan itu. Contoh
kesediaan untuk kawin (1), kesediaannya untuk memjadi teman dekat dalam satu klub
(2), kesediaannya untuk menerima sebagai tetangga (3), kesediaannya untuk menerima
sebagai teman sejabatan (4), keediaannya untuk menerima sebagai warga Negara (5),
kesediaannya untuk menerima hanya sebagai tamu saja dalam negerinya (6) tidak
bersedia menerima dalam negaranya(7).
S.Likert membagi skalanya sampai lima kelas, mulai dari sangat tidak setuju
sampai dengan sangat setuju mengenai sikap subyek terhadap suatu obyek atau
pernyataan, sedangkan Thurstone membagi skala sikapnya sampai 11 tingkatan.
Fungsi Sikap
Seperti sudah dikatakan di atas, ada empat fungsi sikap yakni fungsi manfaat,
fungsi untuk mempertahankan diri, fungsi pengetahuan dan fungsi pengungkap nilai.
( Mardy Prasetya, hal.112-115). Dalam fungsi manfaat, sikap digunakan sebagai sarana
untuk mencapai tujuan tertentu. Bila obyek sikap membantu pribadi untuk mencapai
tujuannya,. maka ia akan bersikap positip terhadap obyek sikap itu. Misalnya seorang
10
calon imam selalu menunjukkan sikap penuh hormat dan sopan dalam berdoa, dengan
maksud agar ia dinilai baik.
Dalam fungsi mempertahankan diri, sikap digunakan untuk membela diri karena
pribadi merasa dirinya terancam. Dalam fungsi pengetahuan, sikap digunakan untuk
memenuhi rasa ingin tahu. Misalnya saya tiap kali mengamati cara hidup teman saya
apakah ia biasanya berdoa atau tidak.Dan akhirnya dalam fungsi pengungkap nilai, sikap-
sikap hidup merupakan jalan bagi seseorang untuk mengungkapkan nilai-nilai yang
dipeluknya.
Perilaku
Yang dimaksudkan dengan perilaku adalah perilaku yang kasat mata, yang dapat
diobservasi. Tapi ada perilaku yang tak dapat secara langsung diobservasi atau yang tidak
menampak.Perilaku itu terjadi, karena adanya stimukus eksternal dan internal.
Sebenarnya perilaku, lingkungan dan individu saling berinteraksi.
Ada dua jenis perilaku yakni perilaku bawaan dan perilaku operan.Perilaku
bawaan atau alami adalah perilaku yang dibawa sejak lahir seperti gerakan gerakan
refleks dan insting-insting. Sedangkan perilaku operan adalah perilaku yang dipelajari
selama manusia hidup.Pembentukan perilaku ini dilakukan lewat kebiasaan, lewat
pengertian dan lewat model atau contoh.Yang terakhir ini dikenal sebagai belajar dengan
cara observasi.
Kita sudah berbicara mengenai nilai, kebutuhan, sikap dan perilaku. Bagaimana
hubungan antara nilai, kebutuhan, sikap dan perilaku.Hubungan dapat dilihat dari
diagram berikut:
i-----------ideal ------- Values i
Self i i Attitudes ----- Behavior
i-----------actual------ Needs i
Pokok Bahasan X
Pembagian Kehendak
Ada tiga tingkat/aspek dalam manusia yakni tingkat vegetatip/tingkat animal (psikologi
rendah) dan tingkat human dan spiritual. Kehendak menyangkut tiga tingkat/aspek ini
yakni ada dorongan-dorongan social seperti dorongan/keinginan untuk diterima oleh
10
orang lain, dan ada dorongan rohaniah/spiritual yakni dorongan untuk mencapai nilai-
nilai rohani yang bersifat transenden/abadi. Meskipun dorongan-dorongan tersebut dapat
dibeda-bedakan secara konseptual, dalam kenyataannya tak ada satu dorongan yang
murni biologic, atau murni rohaniah, karena manusia merupakan satu kesatuan utuh.
Dorongan seksual, misalnya tak saja satu dorongan biologic tapi juga dorongan
psikologik.
Kemauan
Sudah dikatakan bahwa hendak adalah aktivitas psikis yang diarahkan pada
pemenuhan suatu kebutuhan. Oleh karena itu kemauann dapat diartikan sebagai
“dorongan kehendak yang terarah pada tujuan hidup tertentu dan dikendalikan oleh
pertimbangan akal budi”. (K. Kartono hal. 132).
Ada dua pandangan tentang kemauan ini, yakni pandangan yang berdasarkan teori
bilogis dan yang berdasarkan Psikologi kesadaran.pan.Teori biologis memandang
kemauan sebagai akibat napsu dan atau insting. Menurut Menicke, napsu adalah
dorongan hidup yakni dorongan untuk mempertahankan hidup baik hidup, maupun hidup
jenis. Dorongan untuk mempertahankan diri al, makan minum, istirahat, dorongan untuk
mempertahankan jenis al, dorongan mencari lawan jenis/partner. Namun napsu ini cuma
dorongan saja. Cara organisme memenuhi napsunya disebut Menicke sebagai insting.
Oleh karena itu napsu tak ada bila tak ada instingnya. Napsu mendorong organisme
untuk makan, tapi oleh instingnya organisme tahu apa yang dapat dimakan, dimana
dimakannya, dan bagaimana memperolehnya. Jadi sifat insting adalah : Ditujukan pada
suatu tujuan yang berarti untuk hidup, tak bersifat individual tapi bersifat jenis, dan
bersifat pembawaan, tak dipelajari. Namun pandangan biologic ini menolak kemauan
yang berlangsung secara sadar.
Pandangan kedua adalah pandangan yang berdasarkan Psikologi Kesadaran.
Pandangan ini melihat kemauan sebagai suatu proses yang sadar, dimana individu
mempertimbangkan segala kemugkinan dan mengambil suatu keputusan untuk mencapai
tujuannya. Pandangan inilah yang diterima. Menurut pandangan ini ada tiga ciri hakiki
kehendak manusia yakni dapat terlihat dengan jelas dalam perbuatan manusia. Suatu
perbuatan manusia yang sadar selalu diarahkan pada tercapainya suatu tujuan yang
dikehendakinya yang kita sebut kebutuhan. Ada pelbagai kebutuhan manusia, tapi
biasanya kebutuhan itu terbagi atas tiga macam yakni kebutuhan individual (kebutuhan
primer) kebutuhan social (sekunder) dan kebutuhan teologik yakni kebutuhan dalam
hubungan dengan Tuhan.
Tiga ciri perbuatan manusia itu adalah pertama, adanya kebebasan untuk memilih.
Manusia memilih dan menentukan sendiri perbuatannya. Karena ada begitu banyak
kemungkinan yang disodorkan kepadanya, dan ia cuma memilih satu dari berbagai
kemungkinan itu. Ciri kedua adalah rasionalitas. Pilihan tadi dibuat sesudah manusia
mempertimbangkan baik buruknya kemungkinan tersebut. Jadi ada dasar rasional,
karenanya manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya/pilihannya. Ciri
ketiga adalah keputusan. Dengan keputusan dimaksudkan manusia menetapkan satu
kemungkinan/motip sebagai pendorong. Dalam hal ini manusia memutuskan untuk
menerima kemungkinan tersebut, menolak kemungkinan tersebut, menangguhkan
keputusannya atau ia masih ragu untuk mengambil keputusan. Melihat ciri-ciri dalam
suatu perbuatan manusia ini, maka disimpulkan bahwa kemauan adalah kehendak yang
dipimpin oleh penentuan diri sendiri yang bebas dan rasional.
11
Kebebasan kemauan
Apakah manusia itu bebas?Dalam hal ini pandangan determinisme menyatakan
bahwa semua kejadian, termasuk kemauan manusia sudah ditentukan. Sedang pandangan
indertemisme mengatakan bahwa manusia itu memiliki kebebasan, dan tidak hidup
berdasarkan hukum-hukum sebab akibat.Namun kebebasan manusia itu tidak mutlak, ada
batas-batasnya. Karena ada faktor yang memengaruhi manusia seperti keadaan fisik,
psikis dan milieu seseorang.
11
Pokok Bahasan XI
Selain gejala-gejala jiwa seperti yang telah dibicarakan, ada gejala jiwa lain yang
diberi nama gejala jiwa campuran. Dinamakan demikian karena gejala-gejala jiwa ini tak
termasuk dalam tiga gejala yang telah dibicarakan yakni aspek kognitip, aspek afektip
dan aspek volutip. Ada dua gejala jiwa campuran yang dibicarakan disini yakni
Perhatian/minat dan kelelahan. Untuk pembicaraan ini lihat (Agus Sujanto hal. 89 – 101
dan K. Kartono hal. 141 – 149).
Perhatian
Sudah dibicarakan dalam Bab III bahwa perhatian adalah aktivitas jiwa kita
terhadap pengamatan, pengertian dan lain-lain dengan mengesampingkan yang lain dari
pada itu (A. Sujanto hal 39).
Macam-macam perhatian (Bdk. Bab III).
Menurut tujuannya perhatian terbagi atas perhatian keinderaan dan perhatian
kerohanian. Perhatian keinderaan adalah perhatian yang ditujukan oleh indera kepada
sekuruh obyek penginderaan. Sedang perhatian kerohanian adalah perhatian yang
diarahkan oleh jiwa kita kepada suatu pernyataan psikis. Misalnya kita memusatkan
perhatian atau perasaan pada salah satu obyek.
Menurut asalnya/timbulnya perhatian dibagi atas perhatian yang disengaja/tak
langsung/bersyarat dan perhatian yang tak sengaja/spontan/direk. Perhatian yang dengan
sengaja adalah perhatian yang timbul tanpa kemauan kita/perasaan kita dari dalam, tak
karena suatu dari luar.
Menurut sifatnya perhatian terbagi atas perhatian statis dan dinamis, perhatian
kosnentratip, perhatian sempit dan luas. Perhatian statis adalah perhatian yang diarahkan
pada satu obyek terus menerus dan tak semakin lemah, sedangkan perhatian dinamis
adalah perhatian yang memerlukan tambahan perangsang, agar ia tak kendor/melemah.
Perhatian konsentratip adalah perhatian dimana pikiran, perasaan dan kemauan
dipusatkan pada satu obyek saja. Sedangkan perhatian distributip adalah membagikan
11
pikiran, perasaan dan kemauan pada beberapa obyek. Perhatian konsentratip misalnya;
belajar matematika, perhatian distributip misalnya perhatian guru terhadap murid di
kelas. Perhatian terakhir ini menguntungkan karena perhatian ini dapat dirubah sesuai
dengan situasi. Perhatian sempit : melekatnya perhatian pada satu obyek saja, perhatian
luas, perhatian yang ditujukan pada bayak obyek secara berganti-ganti.
Obyek Perhatian :
Ada banyak hal yang menarik perhatian kita. Misalnya obyek-obyek yang sudah
dikenal, atau menyolok, atau hal-hal yang sesuai dengan minat dan tingkat perkembangan
jiwa seseorang. Minat misalnya sangat menentukan obyek perhatian ini. Contoh seorang
Arkeolog dan seorang Biolog. Perhatian mereka akan sangat berbeda-beda, bila keduanya
berada dihutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian
Perhatian kita akan sangat dipengaruhi oleh keadaan jasmani/fisik kita seperti
lapar, oleh keadaan rohani kita misalnya : lelah atau bimbang, oleh lingkungan kita
misalnya bau tertentu, oleh bakat misalnya seorang musikus perhatiannya akan sangat
ditentukan oleh bakatnya.
Pentipean Perhatian :
Ada orang yang memiliki tipe perhatian memusat yakni perhatian yang diarahkan
pada satu obyek pada waktu yang lama. Ada orang yang memiliki perhatian memancar
(menyebar) yakni perhatian pada banyak obyek pada waktu yang sama atau perhatian
yang berpindah-pindah.
Minat
Dalam pengertian sempit minat adalah “pemusatan perhatian yang tak disengaja,
yang terlahir dengan penuh kemauannya, dan tergantung dari bakat dan lingkungan”.
(Sujanto hal. 92) minat selalu mengandung unsure kognitip, afektip dan kemauan. Jadi ia
berkaitan erat dengan kepribadian.
Tes Perhatian
Ada tes Bordon. Dalam hal ini sederetan angka diberikan kepada responden untuk
dicoret misalnya harus dicoret angka-angka 4, 6 dan 9. kemudian hasilnya dikumpulkan
dan diperiksa entah ada yang salah. Dari hasil ini dapat diketahui apakah responden
cermat atau tidak dalam menjawabi soal.
11
Kelelahan
Kelelahan adalah semacam peringatan dari jiwa kita kepada jiwa dan raga kita,
bahwa jiwa dan raga kita telah menggunakan kekuatan yang maksimal. Tujuannya :
bersifat regulatip yakni mengatur kondisi tubuh kita. Karena kelelahan adalah salah satu
isyarat bagi tubuh kita, sebab energi kita semaki berkurang, sebagai akibat dari
pemakaiannya untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Olehnya timbullah ketegangan-
ketegangan dengan demikian pekerjaan harus dihentikan atau kegiatan harus diganti atau
istirahat.
Pembagian kelelahan.
Ada dua macam kelelahan yakni kelelahan fisik, sebabnya ialah karena kerja
jasmani. Ini dibedakan atas kelelahan fisik parsial dan total. Kelelahan lain adalah
kelelahan psikis, kelelahan yang disebabkan oleh kerja rohani. Misalnya lelah berpikir,
berfantasi, mengingat, bosan, lelah memperhatikan, dll.
Factor yang mempengaruhi kelelahan : ada factor lingkungan misalnya panas,
pengap dll, factor bakat dan vitalitas fisik : factor-faktor ini juga mempengaruhi
kelelahan fisik.
Pengukuran kelelahan :
Pengukuran kelelahan dapat dibedakan secara langsung dan tidak langsung.
Secara tak langsung: Pertama dengan dynamometer. Dalam hal ini mengukur kelelahan
psikis dengan mengukur tenaga urat daging yang menggenggam lingkaran batang
dynamometer. Kedua, dengan alat aesthesiometer yakni mengukur kelelahan psikis
dengan mengukur keadaan perasa kulit yang ditusuk dengan dua jarum dari alat tersebut.
Dari sini diketahui bahwa makin letih seseorang, maka makin lemah perasaan kulitnya.
Hal ini terlihat dari makin lebarnya jarak kedua jarum tersebut. Alat ketiga adalah
Ergograf yang digunakan untuk mengukur kelelahan tubuh yang berpengaruh pada
kelelahan psikis.
Pengukuran secara langsung misalnya dengan meyuruh orang mencoret kata-kata
yang salah dalam bacaan, atau mendikte seseorang baik sebelum maupun sesudah kerja.
11
Pengenaan Dalam Hidup Praktis./Kegiatan Belajar Mengajar.
- Diusahakan agar selalu ada pergantian pengajaran lisan dan tulisan.
- Pelajaran berat diberikan pagi hari dan yang ringan pada siang hari.
- Sikap guru hendaknya menggembirakan sehingga anak tak akan merasa lelah.
- Siapkan waktu istirahat dan liburan yang cukup sepanjang tahun.
- Perlu adanya ventilasi dan penerangan yang cukup baik dan fasilitas yang
memadai (bangku, buku, dll).
11
Pokok Bahasan XII
Interaksi Sosial
Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu selalu ada hubungan antara
manusia yang satu dengan yang lain.Hubungan itu dilakukan dalam berbagai bentuk dan
cara serta media.
Tujuan Pokok Bahasan: memahami faktor-faktor penting yang berperanan dalam
interaksi antara manusia yakni: kelompok, imitasi, sugesti dan identifikasi,
kepemimpinan, sikap hidup dan perilaku serta prasangka.
Kelompok
11
Norma kelompok/Sosial
Yang dimaksudkan dengan norma kelompok adalah pedoman-pedoman yang
mengatur tingkah laku kelompok Ada berbagai sikap para anggota kelompok terhadap
norma kelompok itu. Pada umumnya ada dua sikap, yakni sikap taat dan tunduk pada
norma kelompok karena terpaksa, dan ada sikap taat dan tunduk pada norma kelompok
karena adanya pengertian dan kesadaran. Sikap yang kedua inilah yang membuat anggota
kelompok membatinkan nilai-nilai kelompok menjadi nilai-nilai sendiri.Dan karenanya ia
akan taat pada norma-norma kelompok. Namun mereka yang tunduk pada norma
kelompok karena terpaksa, kemungkinan besar akan melanggar norma kelompok, karena
norma kelompok belum menjadi normanya sendiri.Sering juga terjadi bahwa ada tekanan
kelompok, sehingga meski orang memiliki normanya sendiri, tapi karena tekanan
kelompok begitu kuat, maka ia akan mengikuti norma kelompok.
Pengaruh norma social terhadap kepribadian
Norma sosial itu merupakan faktor yang mendorong motivasi manusia.Manusia
didorong untuk selalu menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan norma sosial.Norma
social juga menimbulkan tekanan psikis. Ada banyak nilai yang ditawarkan kepada
manusia, memilih yang satu berarti mengesampingkan yang lain. Orang sering terombang
ambing, bimbang dan tidak yakin diri, untuk memilih norma yang mana, karena banyak
dari norma-norma itu berubah karena perubahan jaman.Dalam keadaan semacam ini,
orang ditimpa tekanan dan stress.Dalam masyarakat yang belum berkembang, di mana
keterikatan pada tradisi dan adat istiadat masih sangat kuat, orang juga ditimpa tekanan,
karena tidak bisa menyalurkan perasaan yang dialaminya, karena dinilai bertentangan
dengan kebiasaan yang berlaku.Ada masyarakat yang mengungkapkan rasa marahnya
dengan memukul boneka atau benda lain, karena memarahi atau memukul orang yang
bersalah, tidak diperbolehkan.
Norma-norma yang saling bertentangan itu, sering menimbulkan kesulitan.
Karena itu sering kali masyarakat memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada
warganya. Atau ada rasionalisasi kebudayaan di mana diberi pendasaran atau
pembenaran pada tindakan tertentu. Misalnya korupsi itu buruk dan jahat, tapi sering kali
dikatakan bahwa itu bukan korupsi tapi wang administrasi.
Kohesi kelompok merupakan ikatan antara anggota kelompok, bagaimana mereka
saling tertarik, menyukai dan memengaruhi satu sama lain.Ada pendapat bahwa tingkat
kohesi kelompok ini akan sangat bergantung pada kesamaan nilai dan sikap yang dianut
oleh anggpta kelompok.Tapi pendapat yang lebih diterima ialah tingkat kohesi kelompok
lebih ditentukan oleh tujuan kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok
dibandingkan dengan adanya kesamaan nilai. Kohesi kelompok yang tinggi ditandai oleh
sikap saling percaya mempercayai antara anggota keleompok, orang merasa aman dalam
kelompok.
Macam-Macam kelompok ( Sarlito, 2009, hal.213)
Selain pembagian kelompok seperti di atas, kelompok juga dibagi atas tiga jenis,
kerumunan, massa dan public.Kerumunan ada, bila sekerumuan orang berada pada satu
tempat pada waktu tertentu. Mereka tidak saling mengenal tapi bila ada pemicu bersama,
maka mereka akan bereaksi secara bersama, karena adanya jiwa kelompok. Misalnya
orang-orang yang sementara menonton bioskop, atau di pasar. Massa adalah sejumlah
kelompok besar yang berada dalam suatu lingkungan besar yakni lingkungan yang lebih
besar dari lingkungan kerumunan.Dalam massa ini individu tidak saling berhubungan
secara interpersonal. Misalnya penduduk sebuah kota adalah massa.Kelompok yang
11
terakhir adalah publik Lingkungan publik ini lebih besar dari lingkungan massa dan tidak
ada hubungan interpersonal.Misalnya penonton Liga Inggeris adalah publik dan ini
bersifat lokal atau seluruh dunia ( global).
Dilihat dari jenis tingkah lakunya maka massa ini terbagi atas kerumunan biasa,
kerumunan ekspresif dan kerumunan aksi serta kerumunan ekspresif.Kerumunan biasa
adalah kumpulan orang yang terjadi dalam waktu yang singkat, dan mereka tidak saling
mengenal.Misalnya kumpulan orang yang berbelanja di mall.Kerumunan konvensisonal
adalah kerumunan yang aktivitasnya diatur oleh kebiasaan.Perilaku orang bersifat
spontan tak dibuat-buat namun pola tingkah laku tidak akan menyimpang dari ketentuan
yang sudah ada. Misalnya penonton pertandingan sepak bola.
Kerumunan aksi adalah adalah kerumunan yang perilakunya jelas menuju ke
suatu tujuan tertentu dan bisa bersifat agresif.Misalnya pengunjuk rasa yang damai
maupun yang rusuh.Kalau jumlah orang yang terlibat dalam kerumunan ini terbatas,
maka dinamakan mob.Inilah yang disebut massa aktif. Massa lain disebut masa pasif atau
audience Tapi massa aktif itu bisa berubah menjadi massa pasif dan begitu sebaliknya.
Penonton yang turun ke lapangan bola kaki dan memprotes wasit yang tidak jujur sambil
mengeroyok dia, adalah massa aktif, tapi ketika polisi anti huru hara menenangkan
mereka, keadaan berubah menjadi massa pasif.
Kerumunan ekspresif adalah kerumunan yang bertujuan untuk mengekspresikan
perasaan-perasaannya dengan jalan tertawa dan berteriak-teriak. Misalnya kumpulan
anak muda yang nongkrong di jalan sambil bernyanyi dan tertawa.
Tingkah laku kelompok
Mekanisme-mekanisme apa yang terjadi dalam kelompok sehingga kelompok itu
bertingkah laku. Ada empat macam teori tentang hal ini ( Sarlito, 2009, hal.208-
210).Teori pertama berasal dari tokoh-tokoh aliran-aliran psikologi klasik. Teori ini
menyatakan bahwa unit terkecil yang dipelajari dalam psikologi adalah
individu.Karenanya kelompok adalah sekumpulan individu dan tingkah laku kelompok
adalah gabungan-gabungan tingkah laku individu itu secara bersama-sama.
Teori kedua dipelopori oleh Gustave de Lebon, seorang psikolog Perancis, yang
mengatakan bahwa bila beberapa orang berkumpul, maka mereka akan menampilkan
tingkah laku yang sama sekali berbeda dengan ciri tingkah laku individu itu masing-
masing.Perbedaan itu disebabkan oleh adanya jiwa kelompok atau group or collective
mind yang tidak tunduk pada sifat individu itu masing-masing tapi pada jiwa kelompok
tadi. Karenanya kelompok betindak, merasa dan berpikir berbeda dari masing-masing
individu.Sebagai anggota kelompok orang bisa saja melakukan hal-hal yang luar biasa,
yang tidak pernah dilakukannya, kalau dia berada sendirian.Ia tidak bertindak menurut
kehendaknya sendiri, tapi menurut kehendak jiwa kelompok.Teori ini masuk akal namun
sulit untuk mengukur bagaimana jiwa kelompok itu, karena bersifat tidak kongkrit.
Begitu pun teori individual kurang diterima karena bagimana pun karena kelompok
bukanlah sekedar kumpulan orang yang berada pada suatu tempat.
Teori ketiga yang dipelopori pertama kali oleh Kurt Lewin ( 1890-1947) yang
disebut teori dinamika kelompok.Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku kelompok
merupakan fungsi kepribadian individu dan situasi sosial. Dalam hal ini kelompok tidak
mempunyai jiwa sendiri, karena perilaku kelompok tidak dapat dipisahkan dari perilaku
individu.Individu dalam kelompok mempunyai perasaan kebersamaan dengan orang-
orang lain dalam kelompok. Perasaan kebersamaan inilah yang memengaruhi individu
untuk bertindak.Saling memengaruhi antara anggota kelompok inilah yang disebut situasi
sosial.Individu yang sudah dipengaruhi oleh kelompok, akan merobah tingkah lakunya
12
sesuai dengan tingkah laku kelompok, tapi juga tingkah laku individualnya, akan
memengaruhi situasi social.
Teori keempat dijelaskan oleh Neil Smelser ( Sarlito 2009, hal.211).Menurut ahli
ini, perilaku kelompok dipengaruhi oleh oleh enam factor yang berurutan secara logis,
meski tak secara kronologis.Faktor pertama adalah situasi masyarakat yang tertekan, dan
tekanan tidak dapat diungkapkan keluar, tapi didorong ke bawah sadar.Faktor kedua
adalah keadaan kondusif bagi terjadinya perilaku massa.Misalnya ada rasa tidak saling
percaya antara kelompok masyarakat. Banyak terjadi desas desus dalam
masayarakat.Faktor ketiga ialah adanya kepercayaan masyarakat bahwa suatu hal sedang
dan akan terjadi. Misalnya akan ada kenaikan harga barang.Keempat ada sarana dan
prasarana untuk mengarahkan kelompok.Misalnya adanya HP, internet dll, semuanya
merupakan sarana untuk menyebarkan informasi kepada public.Kelima, kurangnya
kontrol sosial.Misalnya jumlah personil polisi kalah jauh dengan jumlah massa. Keenam,
adanya peristiwa pencetus. Misalnya konflik di Ambon dipicu oleh pertengkaran antara
seorang muslim yang kebetulan supir dan seorang tukang pungut liar yang kebetulan
Kristen. Kalau sudah ada lima factor di atas, kejadian apa saja bisa jadi pemicu.
Sifat-sifat massa
Pertama, massa itu memiliki daya untuk melarutkan individu, sehingga individu
seakan kehilangan kontrol diri dan akal sehat, dan karenanya bisa berbuat apa saja yang
merusak.Kedua impulsif, massa mudah memberikan respons terhadap stimulus yang
diterimanya Sugestibel). Ketiga, tidak rasional. Keempat adanya penguatan aktivitas,
artinya perbuatan individu dapat merangsang perbuatan anggota kelompok lainnya dalam
massa.Karenanya perlu dilakukan pencegahan antara lain dengan menghindarkan hal-hal
yang dapat meenimbulkan kekecewaan masyarakat, menampung pendapat-pendapat yang
dikemukakan, dan akhirnya pemimpin-pemimpin masyarakat, perlu memberikan contoh
yang baik, tidak hanya sekedar menguber janji tapi yang lebih penting adalah
melaksanakan janji-janji tersebut.
Kepemimpinan
Manusia hidup dalam kelompok dan supaya kelompok itu hidup baik dan teratur,
dan bisa mencapai tujuannya, dibutuhkan pemimpin. Oleh karena itu masalah
kepemimpinan mendapatkan perhatian, dari psikologi. Ada berbagai pengertian mengenai
kepemimpinan itu.Berdasarkan sejumlah sumber, Walgito memberikan pengertian
kepemimpinan antara lain sebagai berikut.(Walgito, 2001, hal.90).Leadership is the
process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement. Atau
leadership is the exercise of authority and the making of decision.Dari dua pengertian ini
jelas bahwa kepemimpinan itu memiliki variable berikut: adanya seorang pemimpin,
adanya kelompok yang dipimpin, adanya tujuan yang mau dicapai, adanya aktivitas,
adanya interaksi dan adanya otoritas.
Kepemimpinan itu merupakan suatu hal yang dapat dipelajari tapi juga suatu seni
dan bakat.Dalam perkembangan hidup manusia ada sejumlah teori tentang kepemimpinan
dan pemimpin (Walgito, 2001. hal.92-93; Sarlito, 2009, hal.220-223)
Pertama teori keseimbangan. Dalam teori ini dinyatakan bahwa dalam diri
seorang pemimpin terdapat berbagai kemampuan dan sifat yang saling
mengimbangi.Pemimpin itu harus keras tapi ia juga harus punya hati, mengerti perasaan
orang lain.
12
Kedua, teori pemusatan energi psikis.Menurut teori ini, seorang pemimpin adalah
orang biasa yang memiliki kelemahan dan tidak mempunyai bakat yang isitimewa.Tapi
orang ini bekerja keras dan memusatkan tenaga psikisnya pada bidang tertentu, sehingga
ia mengungguli orang lain.Dengan itu ia bisa dipilih menjadi pemimpin.
Ketiga teori bakat khusus.Teori ini menekankan pentingnya bakat
khusus.Kemampuan khusus yang telah dikembangkan ini, harus sesuai dengan keadaan
kelompok, sehingga kelompok menganggapnya sebagai seorang pemimpin.Beethoven
dan Einstein adalah orang yang berbakat dalam bidangnya masing-masing, dan
karenanya keduanya memiliki penggemar dan pengikutnya.Teori ini mirip teori great
man theory.
Keempat adalah teori pemahaman yang tiba-tiba.Menurut teori ini seorang
menjadi pemimpin, karena ia tiba-tiba melihat hubungan antara dua atau tiga hal dalam
masyarakat, yang tadinya tidak dilihat oleh orang lain.Dan hubungan itu penting sekali
untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh kelompok. Hal inilah yang
mendorong seseorang untuk berjuang menjadi pemimpin.Contoh Mahatir Muhammad,
PM Malaysia.
Teori kelima, teori kemampuan di antara ketidakmampuan.Teori ini menyatakan
bahwa suatu yang lemah akan dikompensasi atau diimbangi oleh suatu yang kuat.Di
antara kelompok yang yang tidak memiliki suatu kemampuan apa pun, muncullah
seorang yang memiliki kemampun untuk memimpin kelompok tersebut.Contah antara
lain Soekarno.
Keenam, teori konjungtur.Teori ini manyatakan bahwa kepemimpinan itu
dipengaruhi oleh berbagai factor. Konjungtur adalah gabungan beberapa factor.Faktor-
faktor ini adalah adanya bakat, adanya krisis yang dialami oleh kelompok, adanya
kesempatan bagi pemimpin untuk membuktikan kemampuannya.
Ketujuh teori Proses kelompok. Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan itu
semata-mata ditentukan oleh interaksi antara anggota dalam kelompok. Seorang
pemimpin akan muncul begitu saja oleh interaksi dalam kelompok.
Sifat-sifat pemimpin.
Seorang pemimpin itu harus memiliki stamina, pengikut, energi, kecakapan dan
kecerdasan, karakter, bersih dan jujur seta simpati. Stamina adalah kemampuan untuk
bertahan dan tidak mudah menyerah, bila menghadapi kesulitan.Yang penting ialah ada
suatu hal penting yag diperjuangkannya.Tak ada pemimpin tanpa kelompok.Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mengenal baik sifat-sifat kelompoknya, sehingga ia
dapat mengarahkan tingkah laku kelompoknya. Seorang pemimpin harus memiliki
kecakapan, ia harus melebihi pengikutnya dalam salah satu atau beberapa bidang. Begitu
pun ia harus cerdas agar ia mampu memahami, menganalisis dan memedahkan persoalan-
persoalan yang dihadapinya.Pemimpin harus memiliki karakter serta sifat-sifat yang baik,
kata-katanya dipercayai oleh kelompoknya. Ia juga harus mampu memahami perasaan
kelompoknya.
Dilihat dari cara serta sifat-sifat kepemimpinan itu, maka ada kepemimpinan
langsung dan tak langsung, ada kepemimpinan konservatif dan liberal, ada
kepemimpinan otokratis, serba boleh dan otoritatif, kepemimpinan partisan dan tidak
memihak. Kepemimpinan langsung adalah kepemimpinan di mana pemimpin hadir
secara fisik di tengah-tengah yang dipimpinnya untuk mengarahkan mereka. Inilah
kepemimpinan yang bersifat sosial.Kepemimpinan tak langsung, adalah kepemimpinan di
mana pemimpin tidak langsung hadir secara fisik, tapi memengaruhi kelompoknya
12
dengan karya-karyanya. Para nabi dan filsuf diikuti teladannya, karena karya-karyanya.
Bisa juga dikatakan kepemimpinan mental.
Kepemimpinan liberal adalah kepemimpinan yang lebih banyak memperjuangkan
hal-hal baru dan perubahan social. Sedangkan pemimpin konservatif adalah pemimpin
yang memperjuangkan hal-hal dari masa lalu. Pemimpin yang otokratis adalah pemimpin
yang bergaya ditaktor, mau mengikuti kehendaknya sendiri. Pemimpin yang serba boleh
adalah pemimpin yang membiarkan pengikutnya mengikuti kemauannya sendiri. Dan
akhirnya kepemimpinan autoritatif adalah kemimpinan di mana si pemimpin
mendengarkan pendapat dan masukan dari yang dipimpinannya, sebelum ia mengambil
suatu keputusan.Dalam kenyataan, tidak ada satu gaya kepemimpinan yang dipraktekkan,
secara murni, karena hal ini akan sangat bergantung pada situasi dan kondisi.
Kepemimpinan partisan adalah kepemimpinan yang pro atau kontra sesuatu,
misalnya aliran politik atau agama tertentu, demi kepentingan kelompoknya. Karenanya
sering pemimpin model ini suka berdebat dan ingin mempertahankan
pendapatnya.Pemimpin yang tidak memihak adalah pemimpin yang obyektif, di mana
apa yang diperjuangkannya adalah kebenaran, demi kepentingan orang banyak.
Peran dan status
Dalam kelompok ada peran dan status. Peran adalah fungsi social tertentu yang
disandang oleh seorang anggota kelompok.Selain itu ada status yang tidak lain dari posisi
tertentu yang diberikan kepada seseorang sesuai dengan peranan orang tersebut dalam
kelompok.Ada status yang dipastikan, yakni status yang diberikan kepada seseorang
karena factor usia, pangkat dan keturunan.Ada status yang diperkirakan, artinya status
yang dapat diterima atau dittolak oleh orang bersangkutan, sesuai dengan
keinginannya.Dan ada status yang diusahakan, artinya status yang diperoleh karena usaha
dan kerja keras seseorang, berdasarkan pengetahuan atau kemampaun yang bersangkutan.
Tugas-tugas pemimpin
Mengutip sejumlah sumber, Walgito memberikan fungsi-fungsi seorang
pemimpin sebagai berikut (Walgito, 2001, hal 94 -95)Pertama, seorang pemimpin
bertugas mengawasi dan menyalurkan perilaku kelompok. Ia juga bertugas sebagai juru
bicara kelompok. Kedua, selain itu seorang pemimpin adalah seorang eksekutif, seorang
perencana, seorang pembuat kebijakan, seroang ahli, seorang yang mewakili kelompok
keluar, seorang pengontol perilaku kelompok, seorang pemberi hadiah atau hukuman,
seorang pelerai/penengah, seorang panutan, seorang simbol dari kelompok, seorang
idealis dan seorang yang bisa menjadi kambing hitam.
Imitasi, simpati, identifikasi dan sugesti
Dalam interaksi social imitasi merupakan salah faktor yang penting.Imitasi adalah
dorongan untuk meniru orang lain. Anak misalnya belajar bahasa dengan meniru orang
tuanya berbicara.Imitasi ini tidak berjalan otomatis. Karena imitasi ini terjadi, kalau ada
sikap menerima dari pihak yang mengimitasi.
Faktor lain yang berperanan juga dalam interaksi social adalah identifikasi.
Identifikasi adalah proses di mana anak mengambil oper norma-norma, sikap-sikap dll
dari orang tuanya, dan menjadikannya sebagai norma dan sikap-sikapnya sendiri.Proses
identifiakasi ini dapat ditempuh dengan dua cara yakni anak menerima norma-norma
social, karena oang tuanya telah menanamkan dan mengajarkan norma-norma itu
kepadanya. Dan kedua, anak mengidentifikasikan diri dengan orang tuanya.Karenanya
peranan orang tua sangat penting sebagai tokoh identifikasi.Ketika anak mencapai masa
remaja, tokoh identifikasi mulai beralih pada orang-orang lain. Dan sering tokoh-tokoh
ini berbeda-beda, maka anak sering mengalami krisis identitas.
12
Ada dua jenis identifikasi ini yakni identifikasi tanpa pembatinan dan identifikasi
dengan pembatinan. Identifikasi pertama terjadi, ketika orang atau anak cuma meniru apa
yang lahir saja. Sedang identifikasi dalam arti yang kedua, nilai-nilai orang lain
dibatinkan dan dijadikan miliknya sendiri.
Simpati adalah perasaan tertarik seorang kepada orang lain.Dan ini terjadi dengan
sendirinya. Mengapa orang tertarik kepada orang lain, sulit untuk dijelaskan. Berlawanan
dengan ini adalah antipati artinya kecenderungan untuk menolak orang lain.Empati
adalah kemampauan untuk memahami pikiran dan merasakan perasaan orang lain seolah
semuanya adalah pikiran dan perasaan kita sendiri.
Sugesti.
Sugesti adalah “Pengaruh terhadap jiwa dan laku seseorang dengan maksud
tertentu sehingga pikiran, perasaan dan kemauan terpengaruh olehnya, dan orang
menuruti pengaruh tersebut tanpa pemikiran lebih dahulu” (Sujanto hal. 90). Orang yang
disugesti disebut sugestibel dan yang mensugesti disebut sugestif (orang yang memiliki
daya pengaruh).
Tujuan Sugesti :
Pertama, memiliki arti besar dalam pembuktian/pemastian fakta sosial. Individu
tersugesti oleh informasi, nasihat, tulisan-tulisan dalam surat kabar.
Kedua, memperingan pekerjaan yang sangat berat (sugesti positip).
Ketiga, membangkitkan tenaga dan kegairahan psikis dalam proses belajar mengajar. Dan
ini merupakan seni mengajar, seni membangkitkan gairah belajar sehingga minat dan
perhatian anak ditimbulkan.
Keempat, pendidikan kemauan. Sugesti diberi, bila/selama orang belum memiliki jalan
hidup sendiri, sehingga sugesti bertujuan memotifisir orang untuk memilih jalan hidup
sendiri. Lama kelamaan sugesti berkurang.
Cara mensugesti :
Ada beberapa cara sugesti yakni :
- dengan cara membujuk atau memuji. Anak yang malas dibujuk untuk menjadi
lebih rajin.
- Menakut-nakutkan anak. Anak kecil ditakut-takuti dengan ular.
- Menunjukkan kelemahan yang disugesti.
- Dengan alat-alat tertentu misalnya dengan pandangan mata : mata menyala.
- Suara/kata : halus kasarnya suara bisa mempengaruhi anak.
- Air Muka : Muka berseri, merah padam.
- Suri teladan.
- Dengan semboyan : sekali merdeka tetap merdeka, dll. Repetitio est meter
studiorum.
Macam Sugesti :
Dari sumbernya, maka sugesti dibagi atas sugesti dari diri sendiri/autosugesti dan
sugesti dari orang lain. Dari jumlah orang, sugesti dibedakan atas sugesti
kelompok/pribadi dan sugesti missal. Autosugesti adalah sugesti yang datang dari diri
sendiri dan ditujukan pada diri sendiri. Dan ini dapat bersifat positip: artinya mendorong
orang untuk maju, dan dapat bersifat negatip artinya menghambat kemajuan orang.
Misalnya seseorang mensugesti diri bahwa ia sakit. Dengan perasaan yang kuat dan
berlaku sebagai seorang yang sakit, akhirnya ia menjadi sakit. Sering berhasil.
12
Sugesti massal, sugesti yang diberikan kepada banyak orang pada tempat, waktu,
situasi dan perasaan yang sama. Akibatnya kesanggupan merasa, berkemauan, berpikir
hilang atau kurang berfungsi, terdesak oleh perasaan dan kemauan massa. Sehingga
tindakan orang tak terkendali lagi, orang tak kritis lagi, orang dikendalikan oleh
ketaksadarannya – asal maksud tercapai.
Bahaya Sugesti :
Sugesti bisa berbahaya karena beberapa alasan :
- membunuh yang disugesti.
- Tak tepat, karena orang bisa saja memberi perintah tapi sendiri tak melaksanakan
perintah tersebut.
- Autsugesti yang berlebih-lebihan menyebabkan orang lupa akan kemampuannya
sendiri dan ini bisa mengakibatkan keputus-asaan.
- Sugesti massa yang berlebih-lebihan membahayakan kepentingan umum dan
pribadi. Misalnya waktu demonstrasi.
Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seorang kepada orang lain.Ada
lima unsur dalam komunikasi ini yakni ada pengirim berita, ada penerima berita, ada
pesan atau berita, ada alat pengiriman berita serta sistim symbol.
Pengirim dan penerima berita. Pengirim berita ingin menyampaikan suatu pesan
kepada penerima berita, dan begitu sebaliknya penerima berita ingin mendapatkan brita
yang disampaikan kepadanya.Supaya ada komunikasi maka perlu adanya dua orang atau
lebih, adanya fokus pada pokok pembicaraan, searah dalam tujuan pembicaraan dan
adanya bahasa yang sama-sama dimengerti.
Berita yang dikirim bisa menyangkut fakta dan informasi, semua ini terkait
dengan rasio. Emosi, hanya ungkapan perasaan yang mau disampaikan kepada orang lain.
Paling banyak dalam kehidupan harian manusia adalah fakta dan emosi
bercampur.Dalam hal ini, ungkapan emosi, terutama yang negatip, diupayakan untuk
dihindari, karena bisa saja
terjadi, pesan yang disampaikan tidak obyektif lagi, karena dipengaruhi oleh emosi
kita. .Karena emosi yang negatip lebih-lebih menyangkut orang atau pihak lain, bisa
memancing emosi yang sama.
Media komunikasi yang biasa digunakan adalah suara/bunyi dalam hal ini bahasa
lisan atau tulisan/media cetak dan media elektronik, seperti HP dan Internet serta
TV.Unsur yang kelima adalah sistim symbol. Manusia sering menggunakan tanda-tanda
dalam berkomunikasi.Misalnya melambaikaan tangan untuk memanggil seseorang.Sering
manusia menggunakan symbol yang serupa dengan tanda tapi berbeda dengan tanda.
Karena symbol itu bersifat tak terbatas, dan lebih abstrak.Bahasa adalah satu sistim
symbol. Angka dan simbol-simbol lain juga digunakan dalam Ilmu pasti seperti symbol
< : lebih kecil atau : > lebih besar dari yang lain. Sedang tanda bersifat lebih terbatas dan
kongkrit.Artinya satu tanda mempunyai satu arti saja dan tidak berubah-ubah dalam
jangka waktu yang lamaMisalnya anjing melolong untuk memanggil kawannya.
Jenis komunikasi. Komunikasi itu bisa komunikasi searah atau komunikasi dua
arah.Komunikasi searah artinya komunikasi yang datang dari satu pihak saja sedang
yang lain cuma menjadi pihak penerima.Komunikasi dua arah, dua pihak terlibat dalam
komunikasi. Pihak yang satu menyampaikan berita kepada pihak lain, dan pihak yang
lain mendengarkan dan meresponsnya.Respon yang terus menerus akhirnya terjadi dialog
antara keduanya.
Kesulitan dalam komunikasi.
Ada berbagai kendala dalam komunikasi, antara lain kendala karena terbatasnya
dan perbendaharaan kata atau sistim symbol.Sering apa yang kita rasakan atau pikirkan
sulit untuk kita ungkapkan dalam kata-kata.Kesulitan yang lain adalah terbatasnya daya
12
ingat.Hal-hal yang kita ketahui, makin lama makin kabur dalam ingaan kita.Terakhir
adalah gangguan dalam media komunikasi misanya gangguan saluran telpon atau
gangguan pendengaran.
Prasangka
Prasangka adalah penilaian terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta dan informasi
yang tidak lengkap.Jadi prasangka adalah sikap apriori, suatu sikap yang tidak
menyenangkan yang dimiliki anggota suatu kelompok terhadap anggota kelompok
lain..Pada umumnya, bila kita bicara tentang prasangka maka yang diimaksudkan adalah
prasangka negatip. Salah satu cara untuk menyebarkan prasangka adalah dengan
perantaraan stereotip.Stereotip adalah suatu kecenderungan dari seseorang atau kelompok
orang untuk menampilkan gambaran keliru mengenai sekelompok orang lain.
Sumber prasangka. Prasangka bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, tapi
dipelajari.Lewat modeling, identifikasi dan sosialisasi, prasangaka bisa diperoleh.Sumber
utama prasangka adalah perbedaan antarkelompok, yakni perbedaan etnis, perbedaan
antara mayoritas dan minoritas, perbedaan agama, perbedaan ideologi serta kejadian
historis.Prasangka karena perbedaan ideologi misalnya prasangka Amerika terhadap
orang komunis.Prasangka karena kejadian historis adalah prasangka yang bertolak dari
masa lalu. Misalnya perlakuan suatu kelompok yang diskrikminatif masa lalu terhadap
kelompok lain, akan meninggalkan luka yang mendalam bagi kelompok yang
ditekan.Dan perasaan ini akan terus berpengaruh pada hubungan antara kedua kelompok
itu. Misalnya prasangka orang kulit putih di Amerika terhadap orang Negro berakar pada
sejarah perbudakan orang Negro oleh para pioneer Amerika ratusan tahun yang lalu.
Upaya penanggulangan prasangka ini antara lain lewat pendidikan anak-anak baik
di rumah, sekolah dan masyarakat.Cara lain lewat kontak dan dialog yang terus menerus
antara dua kelompok, agar bisa diperoleh jalan keluar.
Kepribadian
Pengertian kepribadian
Ada banyak pengertian kepribadian itu. Dalam bahasa Inggeris, kepribadian itu
adalah personality yang berasal dari kata Latin persona. Pada mulanya kata persona
menunjuk pada topeng yang digunakan oleh pemain drama pada jaman Romawi dalam
memainkan peranannya, sesuai dengan topeng yang dikenakannya.Kemudian kata
persona menjadi istlah yang mengacu pada gambaran sosial yang diberikan oleh
12
kelompok atau masyarakat kepada individu tertentu. Dan individu ini diharapkan
bertingkah laku sesuai dengan gambaran sosial tadi.
Definisi yang paling dikenal adalah definisi kerpibadian yang diberikan oleh
Allport.Ia mendefinisikan kepribadian sebagai “organisasi dinamis dalam diri individu
yang terdiri dari sistim-sistim psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang
unik dari individu tersebut terhadap lingkungannya.’ Dalam definisi ini ada sistim psikis
dan ada sistim fisik. Sistim psikofisik ini terorganisir secara dinamis, artinya terus
menerus berubah sehingga individu bersangkutan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dalam caranya yang unik.Kepribadian itu selalu berubah, karena ia harus
menyesuaikan diri dengan keadaan. Tapi masih ada segi-segi yang menetap seperti sifat-
sifat individu, gerak-geriknya dll. Aspek-aspek yang bisa berubah lewat latihan dan
pengalaman, misalnya disiplin, ketekunan, sikap kerja.
Penggolongan kepribadian
Tipe-tipe kepribadian
Hipokrates dan Galenus (S. M) menyatakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi
empat golongan: sangguinis,(periang) melancholicus,(pemurung dan pesimistis)
flagmeticus (lamban dan pemalas) dan cholericus( garang dan agresif)..Pembagain ini tak
diterima lagi, tapi masih ada yang memakainya.
Spranger membagi manusia atas manusia politik, manusia ekonomi, manusia
social, manusia seni, manusia agama dan manusia teori (Sobur, 2003, hal.315).
Selanjutnya C.Jung membagi kepribadian manusia atas tiga macam, tipe ekstrovert,
orang yang perhatiannya lebih diarahkan ke luar dirinya. Tipe introvert, orang yang
perhatiannya lebih mengarah kepada dirinya.Tipe ambivert, tipe kepribadian yang tidak
termasuk dalam dua tipe di atas.
Sheldon menggambarkan kepribadian manusia terdiri atas komponen
kejasmasnian, komponen temperemen, dan komponen psikiatris ( Sobur, 2003, hal.318-
319).
Kritik: penggolongan kepribadian kurang memperhatikan sifat khas individu.
Sifat dinamis manusia dan pengaruh kebudayaan atas pribadi manusia, juga kurang
diperhatikan.
Teori kepribadian menurut aliran-aliran psikologi.
Teori kepribadian Psikoanalisis. Freud membagi sistim psikis manusia atas id, ego
dan superego. Id adalah naluri manusia, prinsipnya adalah kenikmatan, ego adalah aspek
eksekutip diri di mana prinsip realitas menjadi tujuannya, dan superego (aspek
sosiologis ) di mana terdapat internalisasi nilai-nilai sosial.
Teori kepribadian Behaviorisme
.Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh tingkah lakunya
melalui belajar. Ada interaksi antara individu dan lingkungan.
Teori kepribadian menurut aliran psikologi Kognitif.Kepribadian adalah elemen-
elemen kesadaran yang saling terkait dalam lapangan kesadaran. Salah satu teori sifat
kepribadian adalah “the Big Five Theory (Lima dimensi Model kepribadian) yang
dikembangkan oleh Lewis Goldeberg berdasarkan teori Thurstone.Teori ini menyatakan
bahwa ada lima sifat inti dasar manusia yang menentukan kepribadian manusia.Kelima
dimensi itu adalah openness to experiences, conscientiosness, extraversion,
agreeableness, dan neuroticisme ( Sarlito, 2009, hal.172).
Pembentukan identitas diri dan Ekspresi kepribadian
12
Pembentukan kepribadian adalah proses integrasi pengalaman-pengalaman ke
dalam kepribadian yang makin lama makin menjadi dewasa. Ada pengalaman-
pengalaman yang umum, misalnya kebudayaan, meski pengaruhnya terhadap individu
tidak sama. Selain kebudayan ada pengalaman-pengalaman khusus yang dialami oleh tiap
individu.
Kepribadian dapat ditampilkan lewat penampilan fisik, temperamen, kecerdasan
dan kemampuan, arah minat, sikap social, kecenderungan dalam motivasi,cara-cara
pembawaan, dan kecenderungan patologis.( Sarlito, 2009, hal.177-178).
Pengukuran Kepribadian
Pengukuran kepribadian dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni observasi
direk, wawancara, tes proyektip dan inventori kepribadian (Sobur 2003, hal. 324-325)
Kepribadian yang sehat
Sehat secara psikologis artinya adanya kemampuan orang untuk mengembangkan
diri sesuai dengan tuntutan realitas yang sebenarnya. Tandanya: kepercayaan akan diri
dan akan orang lain, tak ragu-ragu tapi berani, adanya inisiatif untuk berkembang, tak
minder, jujur terhadap diri, mampu berdedikasi, kontak dengan sesama, integritas diri.
( Sobur, 2003, hal.335-336).
Kepribadian abnormal dan Gangguan Kepribadian/Mental.
Orang yang tingkah lakunya berbeda dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat adalah orang abnormal.Kriteria utama untuk mendefinisikan perilaku
abnormal adalah pelanggaran norma sosial.Kriteria lain adalah ketidaksenangan pribadi,
perilaku maladatif, salah penyesuaian, ketidakmatangan dan tekanan batin
DSM-IV versi 1994 membagikan gangguan kepribadian atas lima poros/axis
Sarlito, 2009, hal.247)..
Poros I: Gangguan klinis
Poros II: Gangguan Kondisi kepribadian
Poros III: Kondisi medis dan Gangguan fisik
Poros IV: Faktor-Faktor Psikososial
Poros V: Skala fungsi untuk Anak-Anak.
Diagnosis berbagai gangguan dibicarakan dalam poros 1-III.Gangguan Poros I termasuk
gangguan kecemasan, bipolar disorder, ADHD, phobias dan skizofrenia.Gangguan poros
II termasuk paranoid personality disorder, schizotypal personality disorder, borderline
personality disorder, antisocial personality disorder,narsisistic personality disorder,
histrionic personality disorder, avoidant personality disorder, dependant personality
disorder, obsessive compulsive personality disorder and mental retardation(Sarlito,
2009, hal.248).
Gangguan III banyak ditemukan pada benturan /luka pada otak dan gangguan fisik
lainnya. Dalam bahasan berikut, cuma beberapa bagian dari tiga poros itu yang
dibicarakan.
Gangguan Poros I
Gangguan Poros I yang banyak ditemukan adalah depresi, gangguan kecemasan,
bipolar disorder ( emosi yang berubah-ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya),
gangguan karena kurang adanya konsentrasi ( ADHD), phobias dan skizofrenia.
Ciri-ciri gangguan depresi antara lain adalah perasaan murung, kehilangan gairah
untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukan. Penyebabnya beragam. Penyebab
psikologis al. kegagalan dalam mencapai tujuan/harapan, seperti putus cinta, tidak
diterima di PT dll. Ada juga penyebab fisik, seperti sakit kanker yang tidak sembuh-
sembuh. Dokter perlu memeriksa hal ini dengan teliti. Depresi yang ringan, yang sekali-
12
kali terjadi, tidak perlu ada penanganan medis. Depresi yang perlu penanganan adalah
depresi yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama, dan berat, sehingga
mengganggu kehidupan social yang bersangktan, mis. mengganggu pekerjaan. Biasanya
yang menderita gangguan psikologis ditangani dengan psikoterapi. Aaron T. Beck
memberikan sejumlah gejala orang yang ditimpa depresi yakni sedih, pesimistis, rasa
gagal, tidak puas, rasa bersalah, rasa terhukum, tak suka akan diri sendiri, teriak tiba-tiba,
lekas marah, isolasi diri, ragu-ragu, kurang tidur, hilang selera makan, kurang gairah
seksual ( Sarlito, 2009, hal.250).
Gangguan Kecemasan ( Anxiety Diosder)
Cemas adalah takut yang tidak jelas obyeknya dan tidak jelas pula alasannya.
Kalau gangguan itu disertai tanda-tanda fisik seperti jantung berdebar, tekanan darah
naik, tak bisa tidur, dan berlangsung relatif lama, maka ini sudah digolongkan dalam
kecemasan.Kecemasan bisa timbul sejak awal perkembangan seorang individu atau
karena orang mengalami suatu pengalaman traumatis. Ada berbagai terapi untuk
menangani kecemasan ini, seperti Cognitive Behavior Therapy dll.
Jenis-jenis kecemasan antara lain kecemasan umum, panic disorder, social anxiety
disorder, atau fobia social dan separation disorder. Kecemasan umum terdapat pada
wanita dua kali lebih banyak dari pada laki-laki. Dalam jenis ini, yang besangkutan tidak
mengetahui apa yang dicemaskan dan alasan kecemasannya. Gejala-gejalanya antara
jantung berdebar-debar, sakit kepada, tidak bisa tidur dll.
Jenis yang kedua adalah panic. Ini adalah perasaan terror yang intens, gemetar,
sesak napas. Biasanya panic ini timbul, karena adanya peristiwa yang menakutkan, stress
yang berkelanjutkan. Fobia social adaalah gangguan di mana oang merasa bahwa dia
selalu dinilai jelek oleh orang lain, termasuk orang yang takut untuk tampil di depan
umum, atau takut untuk bergaul dengan orang dari jenis kelamin lain. Dalam jenis yang
keempat yakni separation anxiety, orang takut untuk menghadapi perpisahan dengan
orang lain. Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak, ketika ditinggalkan ibunya, atau
waktu mau masuk TK, karena rasa amannya terganggu. Tapi ini sesuatu yang normal.
Jika penderitanya orang dewasa, dan rasa cemas ini terjadi berulang-ulang, maka
penanganan seorang psikiater dibutuhkan.
Bipolar disorder. Penderita gangguan ini mengalami pergantian emosi dari yang
positif ke yang negatif secara terus menerus. Disebut bipolar, dua kutub karena, emosi itu
bergerak bolak balik dari satu emosi yang eksrim (menyenangkan) ke ekstrim yang lain
( menyedihkan) atau sebaliknya. Masa perubahan emosi ini begitu cepat, sehingga sering
selingan emosi netral antara dua kutub itu, tak dengan jelas terdeteksi. Sering penderita
mengalami delusi, artinya merasa diri menjadi sesuatu atau halusisnasi.
ADHD ( Attention - Deficit Hiperactivity Disorder) Hiperaktif tapi kurang
konsentrasi.Gangguan ini disebabkan oleh gangguan dalam perkembangan saraf.
Umumnya terjadi sejak masa kanak-kanak ( sebelum 18 tahun).Penyebabnya adalah
faktor keturunan, trauma fisik atau keracunan. Belum ada obat untuk menyembuhkan,
meski ada untuk mengurangi gejalanya, hanya perlu diadakan latihan fisik yang terus
menerus.
Ciri-cirinya: terus menerus tidak dapat menfokuskan perhatian pada satu kegiatan/hal,
hiperaktif, melompat-lompat, berlari-larian serta tidak mampu mengendalikan impuls-
impulsnya.
Erat berkaitan dengan gangguan di atas adalah autism, yakni gangguan mental
karena kelainan neurologis yaitu ada gangguan di otak atau sistim saraf.Ada setidaknya
tiga bagian otak yang terganggu yakni lobus frontalis, sistim limbic dan hemisfer kanan.
13
Gejalanya: anak bisa berkonsentrasi, penderita berjam-jam sibuk degan aktivitasnya
sendiri, misalnya memutar-mutar bola terus menerus.
Sebabnya diperkirakan akibat mutasi genetik sehingga bisa menimpa anak mana
pun, termasuk yang orang tuanya sehat.Biasanya autisme ini sudah terlihat pada anak
yang berumur 2-3 tahun. Tanda-tandanya: gerakan yang berulang-ulang , kalau dipanggil
tidak menyahut, dan penderita tidak peduli sama sekali dengan apa yang terjadi di
sekitarnya yang artinya tidak mempedulikan bahaya.Menurut Kompas Juli 2005, di
Indonesia terdapat lebih dari 4000 anak autis.
Fobia dari kata Yunani phobos artinya takut yang tidak rasional, menetap dan
sangat intens disertai dengan gejala fisik seperti keringat dingin, sesak napas
dll.Semuanya ditujukan kepada situasi orang atau benda. Orang rasa normal sejauh apa
yang ditakuti tidak ada.Penyebabnya diduga berasal dari kombinasi antara factor bakat,
keturunan dan pengalaman traumatis tertentu. Jenis fobia banyak sekali al. takut akan
tempat tinggi, takut akan tempat gelap dll.
Skizofrenia, asal kataa dari kata Yunani schizein artinya pecah, terbagi dan
phrein yang artinya jiwa. Maksudnya gangguan mental yang ditandai oleh kelainan
persepsi. Yang paling sering terjadi adalah halusinasi auditif, mendengar sesuatu tapi
obyeknya tak ada atau delusi paranoid cepat curiga. Penyebabnya tak jelas, bisa karena
keturunan atau gangguan saraf atau karena factor psikologis seperti broken home atau
gabungan dari semua ini. Yang bisa dibuat adalah meminimalkan gangguan/gejala yang
bisa membahayakan diri atau orang lain.
Gangguan Poros II
Satu gangguan mental penting dalam poros II ini adalah Dissociative Identity
Disorder ( DID) atau lebih dikenal dengan split personality atau Multiple Personality,
kepribadian ganda.Cirinya adalah minimal adanya dua identitas atau kepribadian yang
berbeda yang mengontrol perilaku orang bersangkutan.Kepribadian itu menilai dan
bereaksi terhadap lingkungan dengan cara yang sangat berbeda. Dan ketika satu
memegang kendali kepribadian-kepribadian lainnya tidak tahu menahu. Karenanya gejala
yang khas pada pasien adalah tidak ingat akan apa yang sudah dilakukannya, karena
memang ada pergantian kendali dalam kepribadian. Dr. Wilbur, seorang terapis dokter
menemukan seorang pasien yang menderita gangguan mental ini, bernama Shirley
Mason. Pasien ini memiliki 16 kepribadian yang berbeda-beda (Sarlito, 2009, hal.261).
Ada dua gangguan mental dalam poros III ini yakni Paranoia dan Psikopat.
Paranoia berasal dari kata Yunani para, yang berarti di samping dan nous yang berarti
jiwa atau gila. Dalam Psikiatri Paranoia berarti gangguan dalam proses berpikir yang
ditandai dengan kecemasan yang berlebih-lebihan sampai tingkat yang tidak masuk akal
disertai delusi. Ciri khas gangguan ini ialah pasien selalu merasa ada ancaman terhadap
dirinya.Misalnya ketika si penderita melihat dua orang sementara mengobrol, ia
berkesimpulan bahwa kedua orang itu berencana untuk membunuhnya. Dalam tahap
yang paling berat, orang tidak mau keluar rumah dan mengunci diri di kamar. Paranoia
ini selain sebagai gangguan mental tersendiri, bisa juga merupakan gejala skizofrenia
atau kelainan kepribadian paranoid.
Psikopat adalah istilah yang digunakan untuk orang yang secara terus menerus
menunjukkan perilaku immoral dan anti sosial. Karenanya sering disebut sebagai
sosiopat. Biasanya psikopat mengetahui bahwa perilakunya merugikan orang lain, tapi ia
13
tidak peduli, karena ia tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukannya.Karena
memang ia mengalami kelainan kepribadian.Perilaku psikopat biasanya menyangkut
perilaku agresif kriminal atau seksual misalnya berkali-kali membunuh atau memperkosa
wanita. Tingkah laku pasien sering kali menjengkelkan anggota keluarga, karena ia
berkali-kali meminjam wang orang lain tanpa mau mengembalikannya, sehingga
keluarga mengambil alih tanggungjawab, sedangkan sipeminjam merasa tidak bersalah
apa-apa. Akibatnya si penderita dikucilkan dari masyarakat, sehingga ia merasa terisolasi
atau kehilangan pekerjaan.Tindakan pencegahan: sipenderita dipenjarakan tapi sering di
penjara perilaku agresif itu terus dilakukannya.
Demikian beberapa gangguan mental sebagaimana diutarakan dalam Diagnostic
and statistical Manual of Mental Disorder.
Kepustakaan