Anda di halaman 1dari 133

Pokok Bahasan I

INTRODUKSI

Tujuan Pokok Bahasan ini: mahasiswa memahami ruang lingkup Psikologi


Sasaran belajar:
1. Mahasiwa mampu menjelaskan perbedaan antara istilah psikologi dan istilah ilmu
jiwa.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan sejarah Perkembangan Psikologi sebagai ilmu
pengetahuan modern
3. Mahasiswa mampu membedakan aliran-aliran Psikologi
4. Mahasiswa mampu menjelaskan metode-metode Psikologi dan hubungan
psikologi dengan ilmu-ilmu lain.

1. Pengertian Psikologi
Istilah Psikologi dan Ilmu Jiwa
Istilah Psikologi berasal dari kata Psyche dan kata Logos. Psyche berarti jiwa dan
Logos berarti ilmu pengetahuan. Secara harafiah Psikologi berarti ilmu tentang jiwa,
ilmu jiwa.
Akan tetapi istilah ilmu jiwa memiliki arti yang lebih luas dari Psikologi. Ilmu
jiwa itu meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, tapi juga khayalan dan
spekulasi mengenai “jiwa” itu. Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang
diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah. Jadi istilah “ilmu jiwa”
menunjukkan ilmu jiwa pada umumnya sedangkan ilmu psikologi menunjukkan ilmu
jiwa yang ilmiah menurut norma-norma modern. Jelaslah bahwa Psikologi adalah ilmu
tentang jiwa, tetapi ilmu jiwa itu belum tentu Psikologi (Gerungen 1991, hal 2).
Kita misalnya terkadang mendapat kesan-kesan tertentu mengenai sifat-sifat
seseorang. Ini berarti kita sudah bergerak dalam kegiatan ilmu jiwa. Tapi kesan-kesan
tentang sifat-sifat kepribadian seseorang itu baru dapat disebut Psikolgi, apabila cara
mengumpulkan keterangan mengenai sifat-sifat orang tadi dilengkapi dengan metode-
metode yang obyektif. misalnya dengan tes-tes, wawancara atau observasi yang teratur.
Dengan menunjukkan perbedaan ini tak berarti Psikologi lebih unggul, atau lebih
baik dan efektif dari ilmu jiwa. Perbedaan itu hanya mau menunjukkan bahwa meskipun
obyek keduanya mengenai jiwa tapi obyek itu tak tepat sama dan identik.

Definisi Psikologi
Ada banyak definisi tentang Psikologi yang diberikan oleh para ahli. Beberapa
definisi dapat diberikan sebagai berikut :
Psikologi adalah: “Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan,
baik yang normal maupun yang abnormal baik yang bersifat individual maupun social.”
(Knight and Knight).
Psikologi adalah: “Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dan tingkah
laku hewan.” (Hilgert).
Psikologi adalah: “Ilmu pengetahuan yang secara sistematis mempelajari tingkah laku
dan proses-proses mental.” (L.T. Benyamin, dkk. 1987).
Dalam bahasan ini kita menggunakan dan mengikuti definisi yang terakhir ini, karena
lebih singkat dan lebih jelas.

1
Psikologi adalah Ilmu Pengetahuan
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan Ilmu sebagai pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara teratur menurut metode-metode tertentu yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan itu).Sebagai
ilmu pengetahuan, Psikologi sama seperti ilmu pengetahuan lainnya, memiliki obyek,
metode serta sistematika tertentu. Obyek material Psikologi adalah manusia dan obyek
formalnya adalah kegiatan-kegiatan psikis manusia yakni kegiatan yang ada
hubungannya dengan lingkungannya.Kegiatan manusia itu dapat digolongkan atas tiga
macam, yakni kegiatan yang bersifat individual, kegiatan yang bersifat social dan
kegiatan yang bersifat berketuhanan (Gerungen, 1991).
Sebagai makhluk individual manusia memiliki kepribadian sendiri, karena setiap
manusia itu unik. Perbedaan antara individu ini dibicarakan oleh Psikologi diferensial.
Sebagai makhluk social manusia tak dapat hidup sendirian. Inilah unsur hakiki yang
membedakan manusia dengan hewan. Aspek ketuhanan pada manusia ini dipelajari oleh
Psikologi Agama.
Ilmu juga memilih metode tertentu. Psikologi modern banyak menggunakan
metode eksperimental dalam penelitiannya. Apa yang diselidiki itu dapat dikuantifisir,
artinya ada jumlah responden tertentu. Hasil penelitian dapat dikomunikasikan kepada
orang lain sehingga dapat diikuti.Dengan demikian ada unsur obyektivitasnya.
Ilmu itu memiliki sistematika tertentu, artinya hasil penelitian itu harus disusun
secara teratur, sehingga mempunyai hubungan satu sama lain, dan bukanlah terdiri dari
bahan-bahan lepas. Hasil penelitian itu harus diklasifisir dan diferifikasi artinya ditelaah
(hasilnya) dan dikupas sehingga tercapai satu kesatuan hasil. Dan akhirnya hasil
penelitian itu dapat digeneralisir, maksudnya hasil penelitian itu dapat dikenakan pada
situasi yang serupa dengan situasi penelitian yang pertama.

Tingkah laku Manusia dan Proses-Proses Mental


Tingkahlaku harus diartikan secara luas. Tingkah laku itu menyangkut kegiatan
motorik (kasat mata) seperti berjalan, berlari, dll, maksudnya tingkah laku yang secara
langsung dapat diobservasi dan diukur. Tingkah laku itu juga termasuk proses-proses
fisiologik yang dapat diobservasi dengan peralatan modern, seperti tekanan darah, sekresi
kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh.
Selain tingkah laku ada juga proses-proses mental (tidak kasat mata). Proses
mental tak lain dari kegiatan psikis manusia yang tak dapat secara langsung diobservasi.
Kegiatan psikis ini atau fungsi-fungsi jiwa ini biasanya dikenal tiga macam yakni :
kegiatan kognitif, kegiatan afektif dan kegiatan konatif menyangkut kehendak dan
kemauan. Kegiatan-kegiatan mental ini dapat dibedakan tapi tak dapat dipisahkan satu
sama lain, karena manusia merupakan satu totalitas, manusia adalah tubuh yang
menrohani dan roh yang menjasmani (Driyarkara).
Antara tingkah laku dan proses mental ada hubungan yang erat. Tingkah laku
yang dapat diobservasi itu adalah manifestasi atau peryataan-pernyataan jiwa (gejala
jiwa). “Jiwa” itu sendiri tidak nampak. Ia menggejala dalam tingkah laku yang dapat
diobservasi, seperti kalau orang marah maka mukanya merah dst. Sudah dikatakan bahwa
tingkah laku adalah pernyataan jiwa, jiwa diartikan sebagai kekuatan yang menjadi b
penggerak manusia, kekuatan yang menyebabkan manusia berpikir, berperasaan dan
berkehendak. Menurut Aristoteles ada tiga macam jiwa yakni anima vegetative, anima
sensitiva dan anima intelectiva. Anima Vegetativa adalah jiwa yang terdapat dalam
2
tumbuh-tumbuhan, yang mempunyai kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang
biak.Anima Sensitiva adalah jiwa yang terdapat dalam dunia hewan yang di samping
mempunyai kemampuan seperti pada anima vegetativa, juga mempunyai kemampuan
untuk bergerak dan berpindah tempat, mempunyai napsu dan dapat mengamati. Anima
Intelectiva adalah kemampuan yang terdapat dalam diri manusia yang selain mempunyai
kemampuan seperti pada anima vegetativa dan anima sensitiva, juga mempunyai
kemampuan untuk berpikir dan berkehendak.

Tingkah laku Hewan


Sudah dikatakan bahwa tingkah laku dalam definisi di atas harus diartikan secara
luas. Jadi tingkah laku di sini termasuk juga tingkah laku hewan, yang juga menjadi objek
peneleitian Psikologi. Namun dalam bahasan kita, tingkah laku hewan itu cuma
disinggung saja sejauh ada kaitan dengan tingkah laku manusia. Psikologi juga kerap
mengadakan penelitian terhadap tingkah laku hewan. Penelitian terhadap tingkah laku
hewan ini bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu manusia. Selain itu orang
menggunakan pengetahauan akan tingkah laku hewan untuk lebih mengetahui tingkah
laku manusia. Karena ada sistem-sistem tertentu pada hewan yang serupa dengan yang
ada pada manusia seperti persepsi, belajar dll. Tambahan lagi masa hidup hewan pendek
dan singkat, sehingga penelitian bisa berlangsung lebih mudah dibandingkan dengan
manusia yang masa hidupnya lama. Meneliti efek umur tua pada manusia misalnya akan
mengalami kesulitan, karena dibutuhkan responden yang berumur 70- 80 tahun. Dan ini
kerap sulit didapat. Sedangkan hewan mudah didapat.
Alasan lain mengapa hewan digunakan dalam eksperimen Psikologi ialah risiko
penelitian itu kerap sangat besar bagi manusia. Misalnya meneliti efek obat tertentu pada
manusia. Efek obat itu bisa menyebabkan kematian. Karenanya hewan digunakan
sebagau kelinci percobaan. Selain itu eksperimen terhadap hewan juga memberikan
kepastian yang lebih besar. Karena ada variable-variabel yang dapat dikontrol dengan
lebih mudah.

Fokus Perhatian Kita


Yang menjadi focus perhatian kita adalah Psikologi umum. Psikologi umum
adalah ilmu pengetahuan yang secara sistematis mempelajari tingkah laku manusia
budaya yang normal dan dewasa pada umumnya. Normal dalam arti orang memiliki
sesuatu keseimbangan jiwa. Dewasa tidak hanya dalam arti biologik tapi juga dalam arti
psikologik. Dengan kata lain orang yang dewasa dalam segala aspek kehidupannya.

2. Perkembangan Psikologi Sebagai Ilmu Pengetahuan


2.1. Psikologi dan Filsafat
Banyak cabang Psikologi muncul dan berkembang sesudah Perang Dunia I. Namun
topik-topik pembahasan Psikologi sudah mulai dibicarakan sejak zaman filsafat Yunani
kuno (Sarlito W. Sarwono, 2009, hal.1-5). Thales ( 624 548 SM) misalnya mengartikan
jiwa sebagai yang supernatural. Anaximander (611-546 SM), berpendapat bahwa segala
sesuatu berasal dari apeiron, yang tak terbatas. Ia mengakui bahwa jiwa itu ada.
Anaximenes ( 490-430 SM), mengaku bahwa jiwa itu ada, karena segala sesuatu berasal
dari empat elemen dasar, tanah/bumi, udara, api dan air. Begitu pun manusia berasal dari
empat unsur ini.Hipokrates ( 460-375 SM) menyatakan bahwa manusia bisa digolongkan
ke dalam empat tipe kepribadian, tipe sanguine ( riang), yang didominasi oleh darah, tipe

3
melankolis (murung), oleh sumsum hitam, tipe kolerik ( cepat bereaksi) oleh sumsum
kuning, dan flegmatis (lamban), oleh lender.
Akhirnya muncul tiga serangkai yang dikenal sebagai Trio-SPA, Sokrates, Plato
dan Aristoteles, yang pendapat-pendapatnya memengaruhi perkembangan psikologi
selama ratusan tahun ke depan. Sokrates (469-399 SM) memperkenalkan tekhnik
maeutics yakni tehnik wawancara untuk memancing keluar pikiran-pikiran dari
seseorang.Pikiran-pikiran itu mencerminkan keberadaan jiwa di balik tubuh manusia.
Plato (427-347 SM), murid Sokrates, menyatakan bahwa jiwa manusia masuk ke dalam
tubuh, sejak ia dikandung.Jiwa ini memiliki tiga fungsi, logistikon (akal) yang berpusat di
kepala, thumetikon (rasa) yang berpusat di dada, dan abdomen ( kehendak) yang berpusat
di perut. Aristoteles (384-322 SM), murid Plato, menyatakan bahwa ada tiga jenis jiwa,
anima vegetativa (tumbuhan), anima sensitiva (hewan) dan anima intelectiva ( manusia).
2.2. Zaman Renesans (Zaman revolusi ilmu pengetahuan)
Pada zaman ini muncul Rene Descartes ( 1595-1650), seorang filsuf Perancis
dengan pendapatnya yang sangat terkenal: .cogito ergo, sum.Menurutnya, psikologi
adalah ilmu tentang kesadaran manusia. Pendapat ini ditantang oleh George Berkeley
( 2685-1753), yang mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang penginderaan.
Kemudian Sir Charles Bell ( 1774-1842) dari Inggeris dan Francois Megendie ( 1784-
1855) menemukan saraf-saraf sensorik dan saraf-saraf motorik. Menurut mereka saraf-
saraf ini memengaruhi gerak dan kelenjar-kelenjar. Sementara itu Paul Broca (1824-
1880) dari Perancis menemukan pusat bicara di otak kiri. Semua penemuan ini
memengaruhi perkembangan psikologi sebagai ilmu pengetahuan.

2.3.Aliran-aliran Psikologi
Sebelum munculnya Psikologi eksperimental yang dipelopori oleh Wundt, ada
dua teori yang mengarahkan psikologi sebagai ilmu yakni Psikologi Nativistik/Psikologi
Pembawaan dan Psikologi Asosiasi/empirik (Sarlito W. Wirawan, 2009,
hal.24)..Psikologi Pembawaan menyatakan bahwa ada sejumlah factor yang dibawa sejak
lahir yang disebut pembawaan atau bakat. Tiga pembawaan yang terpenting adalah
pikiran, kehendak dan perasaan.Tokoh terkenal adalah Frans Joseph Gall yang coba
menemukan pembawaan itu di otak. Namun pandangan ini tak diterima lagi. Sedang
menurut aliran Asosisasi, jiwa berisi ide-ide yang didapatkan lewat pancaindera, diingat
dan saling diasosiasikan satu sama lain, melalui prinsip kesamaan, pertentangan dan
sebab akibat.
Strukturalisme
Sebagaimana diketahui, ilmu yang tertua adalah Filsafat. Ilmu-ilmu lain bergabung pada
filsafat, termasuk Psikologi. Lama kelamaan hal-hal yang berhubungan dengan
kebutuhan manusia, tak dapat diselesaikan hanya dengan Filsafat saja. Oleh karena itu
banyak ilmu mulai memisahkan diri dari filsafat, seperti Ilmu Pengetahuan Alam. Begitu
pun Psikologi mulai berdiri sendiri sebagai ilmu.
Perkembangan psikologi sebagai ilmu sendiri terutama merupakan jasa dari W.
Wundt (1832-1920) yang pada tahun 1879 mendirikan laboratorium Psikologi di Leipzig,
Jerman, untuk meneliti peristiwa-peristiwa kejiwaan secara eksperimental. Ini tak berarti
bahwa baru pada zaman Wundtlah dimulai eksperimen. Sebab jauh sebelumnya telah ada
ahli yang mengadakan eksperimen, antara lain Fechner, dll. Namun pada atau mulai
dengan Wundtlah, eksperimen dalam laboratorium diadakan secara sistematis dan
intensip. Dengan perkembangan ini Psikologi yang dulunya bersifat filosofis berubah
menjadi Psikologi yang bersifat ekperimental.
4
Aliran Psikologi Wundt dan pengikut-pengikutnya dinamakan strukturalisme/
(strukturalist). Karena mereka berpendapat bahwa pengalaman-pengalaman mental yang
kompleks itu adalah sebenarnya struktur yang terdiri dari keadaan mental yang
sederhana. Tujuan Psikologi menurut mereka adalah menyelidiki struktur kesadaran
manusia dengan metode analisa instrospektip dan teknik observasi dimana seseorang
yang telah mengalami sesuatu, mencoba melukiskan pengalaman itu sejujur mungkin.
Banyak penelitian berkisar pada persepsi dan sensasi. Dalam hal ini orang bertolak dari
apa yang diinderai dan mencari apa yang dipikirkan tentang itu. Melihat apel misalnya,
lalu orang menganalisa apa yang muncul dalam pikiran atau kesadaran.Cabang Psikologi
ini disebut juga Elementalisme..
Fungsionalisme
Tokoh aliran ini adalah W. James dan John Dewey (1990). Dalam aliran baru ini
orang berbalik dari struktur kesadaran menuju fungsi kesadaran. Bagaimana kesadaran
membantu organisme. Dengan demikian tujuan Psikologi adalah mempelajari peranan
yang dimainkan oleh kesadaran dalam membantu organisme untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Yang menjadi topik adalah fungsi kesadaran atau tingkah laku
manusia itu. Pelopor cabang Psikologis ini adalah W. James (1842 – 1910). Baginya
Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku manusia khususnya tingkah laku belajarnya.
Metode yang dipakai adalah introspeksi dan obsevasi.
Aliran Psikonalisa
Aliran ini dipelopori oleh S. Freud dan menekankan proses mental yang tak sadar,
pengalaman lalu yang tak disadari yang mempengaruhi manusia. Teknik yang digunakan
adalah free association dan analisa mimpi. Dalam hal ini arus pikiran dihubungkan
dengan sesuatu. Teknik hipnose juga digunakan terutama untuk memeriksa mereka yang
ditimpa persoalan emosional. Pengaruhnya terhadap Behaviorisme; tingkah laku dalam
pengertian Behaviorisme diperluas tidak hanya tingkah laku yang dapat diobservasi tapi
juga motivasi yang tak disadari.
Psikologi Gestalt
Cabang psikologi lain yang menantang Psikologi Wundt adalah aliran Gestalt di
Jerman. Aliran ini dipelopori oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) dan teman-temannya
seperti Kofka dan Kohler. Pendapat mereka ialah bahwa kesadaran tidak dapat
diterangkan hanya dengan menganalisa bagiannya. Alasannya ialah keseluruhan berbeda
dengan jumlah unsur-unsurnya dan keseluruhannya lebih berarti dari pada bagian-
bagiannya. Ada aspek kualitatip pada kesadaran yang melampaui kombinasi komponen-
komponennya.
Behaviorisme
Aliran ini dipelopori oleh J. B. Watson (1878 – 1938). Aliran ini berpendapat
bahwa Psikologi harus menjadi studi tentang tingkah laku manusia, bukan tentang
kesadaran. Karena yang terakhir ini sulit untuk diselidiki dan diukur, sedang tingkah laku
dipengaruhi oleh pengalaman dalam lingkungan. Jasa-jasa aliran ini antara lain : respon-
respon bersyarat.
Psikologi Kognitip/Pikir
Aliran ini merupakan reaksi terhadap Behaviorisme. Menurut aliran ini,
mempelajari tingkah laku manusia saja tidak cukup, karena manusia dapat menalar,
merencanakan dan membuat keputusan. Semuanya ini merupakan kegiatan mental
manusia yang tidak boleh diabaikan begitu saja.Termasuk dalam aliran ini adalah aliran
Wurzburg, aliran Keulen, aliran Manheim dan aliran Amsterdam ( H.Abu Ahmadi, 2003,
hal 49).
5
Psikologi Humanistik
Psikologi Humanistik adalah paham yang mengutamakan manusia sebagai
mahluk keseluruhan. Dengan demikian paham ini menolak pendekatan terhadap manusia
yang bersifat fragmentaris. Manusis harus dilihat sebagai totalitas yang unik, yang
mengandung potensi-potensi dalam dirinya dan selalu berproses untuk menjadi dirinya
sendiri. Dua tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah Carl Rogers dan Abraham
Maslow.
Alran-aliran Psikologi lain yang tengah dikembangkan antara lain, Psikologi
Kognitif Piaget dan Vygotsky serta Psikologi Biologi ( Jarvis Matt 2000: 139 dan 206)

Psikologi Masa Kini


Dalam masa sekarang, Psikologi tak mengikuti aliran tertentu. Begitu pun
bahasan kita merupakan hasil penemuan-penemuan di atas. Beberapa pikiran aliran
Gestalt misalnya terwakili dalam Psikologi Humanistik yang menekankan keunikan
organisme berikut kekompleksannya yang tak dapat dipecah-pecahkan dalam
laboratorium. Psikologi harus membantu manusia untuk mengembangkan
kemampuannya. Psikologi Kognitip menekankan proses-proses mental sebagai pengaruh
Psikoanalisa, Gestalt dan strukturalisme. Dengan demikian tak ada satu aliran Psikologi
yang mengklaim diri sebagai yang yang paling benar, sambil mengucilkan yang lain.
Tiap-tiap aliran memberikan sumbangannya pada perkembangan Psikologi.

3.Pembagian Psikologi
Psikologi dapat dibagi dari segi metodanya, segi kegunaan atau tujuannya dan
dari segi obyeknya. Dari segi metodanya terbagai atas Psi. eksperimental dan Psi.
spekulatip. Psikologi Spekulatip adalah tingkahlaku manusia, berdasarkan suatu
pemikiran spekulatip, melihat tingkah laku manusia, lalu orang menyusun suatu teori atau
pengetahuan serta pemikirannya. Sedangkan dalam Psikologi eksperimental, orang
menggunakan metoda eksperimen, untuk sampai pada suatu pengetahuan tentang tingkah
laku manusia serta proses-proses mentalnya. Hal ini disebabkan pengaruh empirisme
yang menitikberatkan pengetahuan manusia pada pengalaman, pada apa yang
diobservasi/dianalisa.
Berdasarkan kegunaan atau tujuannya, Psikologi dibagi atas psikologi teoritis dan
psikologi aplikasi/terpakai/praktis. Dalam psikologi teroritis yang mau dicapai adalah
pengetahuan demi pengetahuan tentang tingkahlaku manusia. Orang menekuni tingkah
laku manusia dalam eksperimen dan laboratorium, agar dengan itu orang dapat sampai
pada suatu pengetahuan atau hukum-hukum umum tentang manusia dan sifat-sifatnya.
Psikologi teroritis ini masih terbagi lagi atas Psikologi Umum dan Psikologi Khusus.
Psikologi Umum meneliti tingkahlaku budaya manusia yang normal dan dewasa.
Sedangkan Psikologi Khusus menitikberatkan perhatiannya pada kelompok khusus atau
segi-segi khusus kegiatan psikis manusia. Misalnya Psikologi Abnormal, Psikologi
watak, Psikologi Perkembangan dll.Sedang Psikologi Aplikasi adalah pemakaian ilmu
pengetahuan psikologi dalam kehidupan praktis manusia.Termasuk di sini adalah
Psikologi Pendidikan, Psikologi Pastoral, Psikologi Perindustrian dll.
Menurut macamnya obyek, Psikologi terbagai atas Psikologi yang mempelajari
tingkah laku hewan dan Psikologi yang mempelajari dan menyelidiki manusia. Dalam
bahasan kita, Psikologi hewan ini cuma disinggung saja, sejauh ada hubungannya dengan
bahasan kita.

6
4. Hubungan Psikologi Dan Ilmu-Ilmu Lain
Psikologi dan Biologi. Baik Psikologi dan Biologi mempelajari manusia sebagai
makluk hidup, Cuma tinjauannya berbeda-beda. Biologi meninjau kehidupan biologis
manusia, misalnya tentang kehidupan turun temurun dari generasi yang satu ke yang lain
(hukum Mendel) sedang Psikologi meneliti sifat-sifat, inteligensi dan bakat-bakat yang
diwariskan. Oleh karena itu biologi perlu dipelajari, ia sangat membantu kita dalam
mempelajari Psikologi.
Psikologi dan Sosiologi. Sosiologi mempelajari manusia dalam kehidupan dalam
masyarakat. Oleh karena itu baik Sosiologi maupun Psikologi sama-sama mempelajari
manusia khususnya tingkah laku manusia. Namun tinjauan sosiologi lebih ditujukan pada
hidup masyarakat sedangkan tinjauan Psikologi lebih pada tingkah laku manusia sebagai
manifestasi dari kehidupan psikisnya. Melihat hubungan keduanya yang begitu erat,
maka timbul bagian Psikologi yang secara khusus mempelajari tingkah laku social
manusia dalam hubungan dengan situasi-situasi social.
Psikologi dan Filsafat. Filsafat antara lain mempelajari hakekat kodrat manusia.
Tujuan hidupnya, keputusan moralnya dll. Psikologi meskipun telah memisahkan dirinya
dari filsafat karena metodanya berbeda, tapi masih punya hubungan dengan filsafat antara
lain dalam membicarakan sifat, hakekat dan tujuan ilmu pengetahuan.
Psikologi dan ilmu pengetahuan alam: Obyek pengetahuan alam adalah benda-
benda mati sedangkan obyek psikologi adalah benda/makhluk hidup. Kesamaan
keduanya/hubungan keduanya ialah dalam metodanya. Metoda eksperimental yang
digunakan oleh psikologi dpengaruhi oleh metoda ilmu pengetahuan alam, meskipun
bukan semua.
Demikian beberapa ilmu yang ada hubungannya dengan psikologi.

5. Metode-Metode Psikologi
Metode penelitian Psikologi dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yakni
metode filosofis dan metode yang bersifat empiris ( H.Abu Ahmadi, 2003, hal.10-12;
Bimo Walgito, 1980, hal.22-31).Yang termasuk metode filosofis adalah metode intuitip,
metode kontemplatip dan metode filosofis religius.Dalam metode intuitip, kita
mengadakan penilaian terhadap sesama kita, lewat kesan-kesan yang kita peroleh
terhadap orang bersangkutan.Tokh metode ini kurang obyektip. Dalam metode
kontemplatif, kita menggunakan kemampuan berpikir kita, untuk merenungkan
obyek/orang lain untuk mendapat suatu pengetahuan tentang orang tersebut. Namun
metode ini sangat spekulatif. Dalam metode filosofis religius, orang menggunakan
materi-materi agama, untuk meneliti pribadi manusia. Pribadi manusia dinilai
berdasarkan patokan-patokan dan norma-norma agama.
Metode empiris terdiri dari metode observasi, metode pengumpulan data, metode
eksperimen dan metode klinis (H.Abu Ahmadi, 2003, hal.11).
Metode observasi atau pengamatan adalah metode untuk mempelajari kejiwaan
seseorang/kelompok orang, di mana peneliti dengan sengaja mengamati secara langsung,
teliti dan sistimatis. Observasi itu dapat berbentuk observasi naturalistik, observasi
laboratorium, studi kasus dan introspeksi, instropeksi eksperimen dan ekstrospeksi.,
Dalam observasi naturalistik, perilaku subyek diamati dalam lingkungan
kehidupan secara natural dalam ligkungan hidup sehari-hari. Dan ini dapat bersifat
partisipatif dan non-partisipatif. Bentuk pastisipatip artinya peneliti dapat ikut terlibat
dalam kegiatan orang yang diteliti sambil mengadakan pengamatan, sehingga ia dapat
mendapatkan data-data yang lebih akurat. Sedang dalam bentuk non-partisipatip, peneliti
7
tidak terlibat dalam kegiatan orang yang diteliti. Dalam dua bentuk ini metode ini, dua
indera yang paling berperanan adalah mata dan telinga.
Obervasi yang lain adalah studi kasus di mana hidup subyek didalami selama
kurun waktu tertentu. Observasi itu juga bisa dibuat dalam jangka yang panjang, yang
sering dikenal sebagai metode longitudional. Metode Longitudinal adalah metode
penyelidikan yang membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai hasil
penyelidikannya. Misalnya orang diselidiki dari lahir sampai mati. Tujuannya untuk
meneliti perkembangan aspek tingkah laku satu dua orang yang sama dalam beberapa
tahun, sehingga bisa didapatkan suatu gambaran yang menyeluruh. Keuntungan metode
ini ialah perkembangan dapat diikuti secara teliti, tapi kerugiannya ialah respondennya
tak tetap, sebab ada yang pindah atau meninggal sementara penelitian berlangsung.
Metode introspeksi adalah metode observasi yang dilaksanakan dengan meminta
pada responden untuk melahirkan segala peristiwa kejiwaannya, setelah ia mengalami
sesuatu. Misalnya responden marah, lalu diminta kepadanya untuk melukiskan
pengalamannya waktu ia ditimpa rasa marah tersebut.
Metode Introspeksi Eksperimental ialah : Mengadakan eksperimen/percobaan yang
disengaja. Tujuannya mengetahui gejala jiwa, misalnya kita mau mengetahui apa yang
dipikirkan orang. Dalam hal ini responden diberi perangsang, sesudah ia ditanyakan lagi
tentang apa yang dipikirkannya ketika ia menerima perangsang. Misalnya ia diberi
perangsang kata “rumah” kemudian sesudahnya ia ditanyai apa yang dipikirkannya pada
saat menerima/mendapat perangsang demikian.
Metode Ekstrospeksi ialah : Mengamati dan mencatat tingkah laku dan gerak
gerik seseorang, setelah ia diberi suatu perangsang. Misalnya membuat film dari anak-
anak yang sedang bermain, sesudah itu diteliti bagaimana anak-anak dalam permainan itu
saling berinteraksi.
Metode korelasi mengacu pada upaya untuk menghubungkan satu variable dengan
variable yang lain.Tujuannya untuk melihat dampak/efek variabel yang satu terhadap
yang lain.
Metode Pengumpulan Data.
Yang termasuk metode ini ialah metode angket/kuesioner atau survey, metode
riwayat hidup/biografi, metode analisa karya, metode interview.
Dalam metode angket digunakan sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden. Ditinjau dari isinya, angket terdiri dari dua bagian yang mengandung identitas
responden dan bagian yang mengandung pertanyaan untuk dijawab. Isi pertanyaan itu
menyangkut opini atau fakta dari responden. Pertanyaan-pertanyaan biasa diberikan
dalam tiga bentuk yakni pertanyaan tertutup, dimana responden tinggal memilih
jawabannya, angket dengan pertanyaan terbuka dimana responden masih diberi
kesempatan untuk memberikan jawaban seluas-luasnya dan bentuk yang ketiga
merupakan gabungan dari bentuk pertama dan kedua, jadi pertanyaan tertutup dan
terbuka digabungkan.
Ditinjau dari caranya memberikan pertanyaan, maka dapat dibedakan angket
langsung dan angket tak langsung. Angket langsung yaitu angket yang langsung
diberikan kepada responden tanpa perantara sedangkan angket tak langsung adalah
angket yang menggunakan perantara dalam menjawab. Jawabannya lewat perantara.
Misalnya diselidiki tingkah laku anak, serahkan angket pada orang yang tua. Keuntungan
metode angket ini adalah : praktis tak usah langsung ke tempat, dalam waktu singkat
dapat dikumpulkan data yang relatif banyak, pertanyaan dapat dijawab leluasa oleh
responden. Sedangkan kelemahannya ialah : keterangan kebih lanjut mengenai angket
8
sulit didapat, karena peneliti tak ada di tempat. Pertanyaan tak dapat dirubah sesuai
situasi, tak semua angket dikembalikan, kesalahan dalam pelaksanaan. Bagaimana pun
metode ini banyak dipakai.
Metode riwayat hidup : Di sini orang menyelidiki tulisan-tulisan mengenai
kehidupan seseorang. Karena tulisan-tulisan itu terdapat pikiran, sikap serta sifat malah
pandangan pemilik biografi itu.Caranya: wawancara dengan orang yang bersangkutan
atau wawancara dengan orang-orang yang mengenal orang yang diteliti. Kelemahannya :
bahan ditulis sesuai pandangan penulis/pembuat biografi. Untuk itu supaya banyak
penulis/pembuat biografi diikuti/gunakan macam-macam penulis, agar bisa didapat suatu
gambaran yang obyektif. Nama lain untuk metode ini adalah metode biografi/sejarah
kehidupan. Kalau orang menulis tentang riwayat kehidupannya sendiri maka disebut
otobiografi.Erat kaitan dengan ini adalah metode karya. Dalam hal ini penyelidik
menganalisa karya/hasil karya atau gambar-gambar yang dibuat. Begitu juga buku harian.
Cetusan jiwa seseorang dapat diketahui dari hasil karya ini. Metode ini juga dinamakan
metode pengumpulan bahan.
Metode Interview/wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara sipeneliti dan orang yang diteliti/responden
dan peneliti.Dalam metode ini pewawancara menggunakan sejumlah pertanyaan yang
diberikan kepada yang diinterview secara lisan, dengan tujuan untuk mendapatkan
pandangan dan isi hatinya. Keuntungan metode ini ialah apa yang kurang jelas bisa
diperjelas, ada hubungan langsung dengan responden. Kelemahannya, metode ini akan
memakan waktu dan tenaga. Selain itu kalau ada prasangka, maka interview bisa
dipengaruhi.

Metode Eksperimental
Eksperimen artinya percobaan. Metode eksperimen merupakan penelitian yang
diadakan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi yang dilakukan terhadap perilaku subyek yang diamati. Ada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak
mengalami perlakuan khusus. Kelompok lain adalah kelompok yang mengalami
perlakuan khusus yang disebut kelompok eksperimen.
. Dalam hal ini orang melakukan observasi sistematis terhadap suatu peristiwa
praktis dalam ruangan khusus. Biasanya percobaan ini dilakukan berulang-ulang, agar
hasilnya dapat dipercayai. Keuntungannya ialah situasi dalam laboratorium adalah situasi
yang kurang wajar/artifiasil dan ini akan mempengarui tingkah laku yang dicobai. Oleh
karena itu selain diadakan eksperimen dalam laboratorium, dibuat juga eksperimen
lapangan. Namun kelemahan yang muncul ialah situasi dapat mempengaruhi jalannya
percobaan. Oleh karena itu dua cara ini ditempuh, agar hasilnya yang baik bisa dicapai.
Caranya ialah dengan memberikan perangsang lalu ditanyakan kepada op apakah
perangsang sudah dirasai. Atau dengan cara ekspresi/pernyataan, di mana perangsang
diberikan lalu diamati reaksi op terhadap perangsang yang telah diberikan itu.Dalam
kaitan ini sering satu variable dihubungkan dengan variable lain. Inilah metode
korelasi.Metode korelasi mengacu pada upaya untuk menghubungkan satu variable
dengan variable yang lain.Tujuannya untuk melihat dampak/efek variabel yang satu
terhadap yang lain.
Metode testing/pemeriksaan psikologis.
Dalam metode ini responden menjalankan tugas tertentu agar bisa diketahui
kemampuan responden. Ada bermacam-macam tes. Ditilik dari macamnya tes/gejala jiwa
9
yang dites, ada tes pengamatan, tes ingatan, tes intelegensi, tes fantasi dll. Dilihat dari
banyak orang yang dites, ada tes perorangan dan ada tes kelompok atau rombongan.
Ditinjau dari cara menjawab tes, maka dikenal tes bahasa, tes peraga/perbuatan, misalnya
orang disuruh untuk menyusun gambar dengan menggunakan potongan gambar yang
telah tersedia.
Metode Klinis. Klinik tidak lain dari pada lembaga untuk meneliti dan
menyembuhkan penyakit.Metode Klinis dalam Psikologi adalah gabungan bantuan klinis
dan metode pendidikan. Bantuan klinis tidak lain dari nasehat dan bantuan kepada pasien
oleh ahli kedokteran. Jalannya : Observasi dilakukan terhadap tingkah laku pasien.
Kemudian ditanyakan bermacam-macam hal yang ada kaitannya dengan sakit atau
gangguan mentalnya. Lalu dibuat prognosa/penentuan/ramalan tentang proses penyakit-
diagnosa/analisa dan pemastian gejala penyakit dan terapi/penyembuhan. Metode ini
dibuat oleh Freud dan pengikut-pengikutnya. Jadi metode ini satu gabungan antara
metode observasi, eksperimen dan medis.

6. Hubungan Antara Manusia dan Lingkungan

Lingkungan harus diartikan secara luas. Ada lingkungan fisik yakni alam benda-
benda konkrit, ada lingkungan psikis yakni jiwa orang-orang yang berada dalam
lingkungan tertentu, serta ada lingkungan rohaniah yakni ide-ide, pandangan-pandangan,
filsafat serta keyakinan-keyakinan yang terdapat dalam lingkungan individu itu baik yang
terkandung oleh orang-orang dan lingkungan itu maupun dalam buku-buku serta hasil
kebudayaan lainnya. Individu manusia dalam hidupnya selalu menyesuaikan diri dengan
tiga macam lingkungan ini (Gerungan, 1991, hal. 55). Atau dengan kata lain lingkungan
itu memberikan pengaruh yang berbeda-beda kepada individu.
Dalam lingkungan psikis atau dinamakan juga lingkungan sosial terdapatlah
interaksi antara individu. Ada dua macam lingkungan social ini yakni lingkungan social
primer dan lingkungan social sekunder. Dalam lingkungan social primer, terdapat
hubungan erat antara sesama anggotanya. Anggotanya saling mengenal dengan baik.
Karena hubungan erat ini, maka pengaruh sosialnya akan lebih mendalam. Lingkungan
ini adalah keluarga termasuk sahabat. Dalam lingkungan sosial sekunder, hubungan
antara para anggotanya agak longgar. Para anggotanya kurang mengenal satu sama lain,
karenanya pengaruh sosialnya kurang mendalam.
Sifat hubungan antara individu dan lingkungannya, adalah timbal-balik, saling
mempengaruhi, lingkungan mempengaruhi individu dan sebaliknya. Dengan kata lain
individu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ini berarti individu mengubah diri sesuai
dengan lingkungan dan mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan individu.
Penyesuaian diri dalam arti yang pertama disebut penyesuaian diri yang autoplatis (auto =
sendiri) sedangkan penyesuaian diri dalam artian yang kedua adalah penyesuaian diri
yang aloplastis (alius = lain). Jadi ada penyesuaian diri yang bersifat “pasip” dimana
kegiatan kita ditentukan oleh lingkungan dan yang bersifat “aktip” dimana kita
mempengaruhi lingakungan. Misalnya karena manusia selalu mengalami banjir yang
hebat tiap tahun, maka ia membuat tanggul/menanam hutan untuk mencegah banjir (aktip
– autoplastis). Atau bisa terjadi bahwa individu menyesuaikan diri dengan keadaan
setempat, cara berpakaian dan cara berbicara (“pasip” dan autoplastis). Demikian
hubungan antara individu dan lingkungan baik yang bersifat pasip maupun aktip. Dua
sifat hubungan ini kerap dialami manusia dalam hidupnya.

10
Pokok Bahasan II

DASAR-DASAR BIOLOGIK PERILAKU

Tujuan Pokok Bahasan: Mahasiswa memahami dasar-dasar biologis perilaku


manusia
Sasaran Belajar:
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan bagian-bagian serta struktur/fungsi
neuron.
2. Mahasiswa mampu membedakan bagian-bagian saraf pusat disertai fungsinya
masing-masing.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi saraf somatic dan saraf otonomik.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan dengan contoh perbedaan antara fungsi saraf
simpatik dan parasimpatik, pada saat manusia menghadapi bahaya/stress.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana terjadinya bahasa pada manusia
berdasarkan kerja otak.

Banyak aspek tingkah laku dan fungsi-fungsi mental manusia, tak dapat
dimengerti, tanpa pengetahuan tentang proses-proses biologiknya. Kegiatan saraf, alat-
alat indera serta kelenjar-kelenjar memungkinkan manusia untuk menyadari dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Persepsi kita terhadap kejadian-kejadian
dalam hidup, tergantung dari bagaimana alat-alat indera kita mendeteksi rangsangan-
rangsangan dan bagaimana otak kita menginterpretasikan informasi-informasi yang
datang dari alat-alat indera kita. Begitu pun kemampuan kita menggunakan bahasa untuk
berpikir dan menyelesaikan persoalan-persoalan, sangat tergantung pada struktur dan
kerja otak. Berikut ini akan dilihat secara singkat susunan serta fungsi sistim saraf kita
serta beberapa kelenjar penting.

2.1. Sel Saraf ( Neuron)

Otak manusia terdiri dari kurang lebih 10 miliard sampai I trilion sel saraf atau
neuron (Rita dkk, hal.67). Saraf tidak lain dari kumpulan akson yang keluar dari ribuan
neuron. Lewat neuron ini impuls-impuls/informasi berjalan dari organ-organ indera
menuju otak dan dari otak menuju otot. Signal-signal ini dikirim dalam bentuk proses
elektrokimiawi artinya bahan-bahan kimiawi yang biasanya dalam tubuh berada sebagai
ion yakni molekul-molekul atau atom-atom yang bermuatan listrik.Selain neuron, sistim
saraf memiliki sejumlah sel non-neural ( sel glia) yang berada di sekeliling neuron.
Fungsinya, mempertahankan neuron pada tempatnya. Sel-sel ini mengontrol jalannya
neuron, agar melakukan fungsinya dengan baik.
Neuron-neuron ini memiliki tiga bagian penting, yakni badan sel, deindrit dan
akson. Badan sel mengandung komponen-komponen penting sel seperti inti sel yang
mengandung (DNA), reticulum endoplasmic dan ribosomes untuk membangun protein
dan mitokondria untuk menghasilkan energi.(lihat diagramnya di bawah). Jadi ia
menyiapkan energi bagi kegiatan neuron. Bagian kedua adalah deindrit yakni serabut-
serabut pendek yang muncul dari badan sel untuk berhubungan dengan neuron
11
lain.Sedangkan akson adalah serabut panjang yang muncul dari badan sel dan
berhubungan dengan deindrit lain dari neuron lain. Jadi deindrit adalah ujung yang
menerima neuron sedangkan akson adalah ujung yang mengirim informasi.Informasi
berjalan lewat akson sebuah neuron, jika hanya ketika deindritnya telah terangsang.
Ada bermacam-macam struktur neuron atau fungsi neuron, tapi pada dasarnya ada
tiga macam struktur/fungsi neuron yang utama yakni neuron sensorik (afferent) yang
membawa informasi/impuls/signal dari reseptor ke otak. Neuron motor (afferent) yang
membawa informasi dari otak ke otot dan neuron konektor (asosiasi) yang
menghubungkan neuron motor dan neuron sensor.
Neuron dalam perjalanannya mengalami peletupan (yang berupih) sepanjang
akson. Kecepatan impuls pada neuron yang berdiameter besar adalah 120 m per detik,
atau 1 m per detik bagi neuron yang tak berupih (berdiameter kecil). Rangsangan yang
kuat akan menghasilkan ledakan impuls yang lebih cepat pada sebuah neuron. Semua
pesan dibawa dalam bentuk elektrokimiawi, tapi diinterpretasikan oleh otak secara
berbeda-beda sesuai dengan fungsi bagian otak tertentu: misalnya cahaya, suara dll.
Neuron tak berhubungan langsung satu sama lain tapi ada celah diantaranya.
Celah ini berikut daerah sekitarnya disebut celah sinapsis yang menjadi tempat lewatnya
impuls saraf. Pada saat impuls saraf mencapai celah ini, ia melepaskan unsur kimiawi
yang disebut bahan pemancar (neurotransmitter) yang merangsang neuron berikutnya.
Bahan pemancar ini dihasilkan oleh tubuh sel dan disimpan dalam kantung di ujung
akson. Bahan-bahan kimiawi ini mengisi sinapsis dan memindahkan impuls ke neuron
berikutnya. Sinapsis yang lain disebut sinapsis penghambat (neurorespons) yang
berfungsi sebagai pencegah peletupan sel berikutnya. Fungsi penghambatan ialah
mengendalikan penyebaran perangsang pada sistim saraf. Jadi fungsi sinapsis ialah
mengendalikan perangsangan dan menjaga agar aktifitas perangsangan tersalur pada
jaringan yang tepat.

12
Diagram neuron

Diagram neuron ini memperlihatkan axon, deindrit, synapsis, neuron pemancar dan
neuron reseptor, celah antar neuron yang satu dengan yang lain (synapsis).

13
2.2. Sistim Saraf Pusat

Diagram otak

Sistim saraf terbagi atas sistim saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang serta sistim saraf periferi/tepi yakni sistim saraf somatik dan sistim saraf
autonomik. Otak terdiri dari otak besar (Serebrum) dan otak kecil (Serebelum), batang
otak, thalamus (hypothalamus) serta medulla.(lihat gambar otak di atas)
Sumsum tulang belakang merupakan perpanjangan dari batang otak yang
berfungsi untuk mengantar rangsangan dari seluruh tubuh ke otak atau dari otak ke
seluruh bagian tubuh. Selain itu batang otak juga berfungsi untuk mengatur semua fungsi
indera, mengatur gerakan refleks, pernapasan, denyutan jantung, tekanan darah serta suhu
badan, semuanya demi kepentingan hidup organisme.
Medula merupakan sambungan dari tulang belakang. Fungsinya : mengontrol air
liur, mengunyah, gearkan makan dan minum serta memainkan peranan penting dalam
kegiatan otomatis seperti bernapas, sirkulasi darah dll.
Otak kecil atau cerebellum berfungsi pertama-tama untuk gerakan-gerakan yang
disadari, mengatur postur dan keseimbangan fisik, mengkoordinir gerakan tubuh seperti
berdiri, berjalan, dll. Ia juga mengatur gerakan otot dan urat misalnya waktu main musik
atau naik sepeda. Bila otak kecil ini mengalami kerusakan atau gangguan, maka orang
akan kehilangan kendali otot.Orang kehilangan keseimbangan, ditimpa tremor, termasuk
gerakan sederhana tak dapat dikontrolnya misalnya mau jabat tangan tapi raba perut
orang.
Bagaimana otak kecil bekerja?Caranya dengan memonitor informasi yang masuk
dan keluar. Sebelum mengirim informasi dari otak ke otot-otot, otak kecil merespons
14
informasi. Informasi ini lalu dibandingkan dengan arus informasi yang terus diterimanya
berkenaan dengan ketegangan otot dan posisi tubuh, mendamaikan informasi-informasi
itu, lalu mengirim informasi sedemikian rupa, sehingga respon-respon motor berjalan
seimbang.
Thalamus terdiri dari dua bagian, satu bagian berfungsi sebagai stasiun rilei
(pemancar) dan membawa semua informasi atau impuls yang masuk dari indera menuju
otak seperti penglihatan, pendengaran dan sentuhan.Ia lalu mensortir informasi-informasi
dari organ-organ indrawi ini dan mengirimnya ke tempat yang tepat di otak. Selanjutnya
ia memproses informasi dari berbagai belahan otak, menghubung-hubungkannya sebelum
mengirimnya ke otak kecil dan medulla. Sedang bagian yang lain berfungsi mengontrol
tidur dan terjaganya/bangunnya manusia (kegiatan tidur bangun).
Hipothalamus (di bawah thalamus) berfungsi mengatur makan minum, mengatur
tingkah laku seksual, mengontrol kegiatan endoktrin yakni memengaruhi kelenjar induk
untuk memprodusir hormon-hormon yang nantinya memengaruhi kelenjar-kelenjar lain
untuk memprodusir hormon-hormonnya, demi kepentingan manusia, mempertahankan
homeostasis artinya keseimbangan organisme, misalnya suhu tubuh yang normal. Terlalu
panas maka akan timbul keringat, terlalu dingin orang menggigil. Ia pendeknya
mendeteksi perubahan-perubahan sistim tubuh dengan menjaga keseimbangan dan
akhirnya ia memainkan peranan yang penting dalam emosi. Satu rangsangan listrik pada
bagian ini misalnya, akan menimbulkan rasa gembira, dan bila bagian lain dirangsang
dengan arus listrik, maka akan timbul rasa sakit.
Jaringan sistim rekticular Sistim ini berfungsi mengontrol keadaan sadar kita (ini
juga merupakan tugas thalamus). Selain itu juga berfungsi untuk mengatur kemampuan
kita dalam berkonsentrasi. Dalam hal ini ia berfungsi sebagai filter yakni mengirim
informasi-informasi ke otak sedangkan informasi yang lain ditahan/didiamkan. Dengan
demikian manusia dapat memusatkan perhatiannya dan tak menjadi pusing karena
keributan.
Sistim limbik (penghubung thalamus dan hypothalamus). Sistim limbik ini
berfungsi untuk mengatur tingkah laku emosional., ingatan dan motivasi serta gerakan
visceral dalam tubuh seperti pencernaan, sehingga organisme lebih responsif. Kerusakan
pada organ ini menyebabkan daya ingat orang menurun.
Serebrum (otak besar) dan korteks. Korteks ini terbagi atas dua bagian yakni
belahan bagian kiri dan belahan bagian kanan. Ini dinamakan hemesfir. Kegiatan di
bagian kanan tubuh dikontrol oleh belahan korteks bagian kiri sedangkan kegiatan bagian
kiri tubuh dikontrol oleh bagian kanan korteks. Korteks ini tidak lain dari pada lapisan sel
teratas otak/kulit otak yang berwarna kelabu. Bagian dasar korteks ini dinamakan
paleokorteks (yang berada lebih dahulu) dan bagian yang lebih keluar disebut neukorteks
– bagian yang mengalami perkembangan kemudian. Pada korteks ini terdapat kendali
utama perilaku kesadaran yakni persepsi, belajar, ingatan, pengendalian fungsi-fungsi
motorik serta pengaturan bahasa. Dengan demikian dalam korteks ini terdapat kesadaran
dan semua kegiatan mental yang kompleks terjadi di sini, kegiatan-kegiatan mental ini
memiliki tempat masing-masing dalam korteks.Tiap hemesfir dibagi menjadi empat
lobus.
Daerah motor/gerak dalam korteks (lobus frontalis). Daerah ini berfungsi mengontrol
semua gerak tubuh, termasuk pembicaraan dan fungsi kognitif.Bila bagian ini mengalami
kerusakan maka gerakan tubuh terganggu.,Orang kelihatan sempoyongan. Bagian kiri
daerah ini disebut daerah Broca, yang memroses bahasa dan mengontrol otot yang
berhubungan dengan bunyi, seperti mulut dan bibir. Bila bagian ini mengalami
15
kerusakan, maka pasien mengalami afasia motor, orang tahu bahasa tapi tak mampu
memprodusir bunyi. Bagian lain mengontrol proses-proses asosiatif (berpikir, belajar dan
mengingat.( lihat daerah asosiasi)
Lobus parietalis. Lobus ini menerima dan memroses semua masukan somatosensoris
dari tubuh.Inilah daerah somatosensorik yakni alat penginderaan tubuh yang berfungsi
memprodusir pengalaman-pengalaman inderawi seperti perasaan panas, dingin, sentuhan,
sakit dan perasaan akan gerakan tubuh. Semua terwakili di daerah ini. Satu bagiannya
disebut daerah Wernicke, yang penting bagi pemahaman informasi sensoris ( penglihatan
dan pendengaran ) yang berhubungan dengan bahasa. Bila bagian ini rusak, maka orang
mengalami afasia sensoris artinya orang tak tahu bahasa, tapi mampu memprodusir
bunyi.
Daerah visual (korteks visual) atau lobus oksipitalis. Ini penting untuk penglihatan
manusia. Bagian ini menerima dan memroses informasi visual dari mata dan
menghubungkan informasi ini ke lobus parietalis. Kerusakan pada bagian ini
mengakibatkan orang tak memiliki kemampuan untuk mencapai keseluruhan penglihatan
(agnesia).
Daerah pendengaran (lobus temporalis) . Ini penting untuk pendengaran. Daerah ini
memproses informasi menyangkut pendengaran dari telinga dan menghubungkannya ke
daerah Wernicke dari lobus parietalis dan ke korteks motor dari lobur frontalis. Begitu
pun dalam lobus ini terdapat hippocampus yang berfungsi untuk menyimpan ingatan
jangka pendek. Terdapat juga amygdale, yang mengontrol perilaku sosial dan seksual dan
emosi-emosi yang lain.
Daerah-daerah asosiasi/lekukan. Ini merupakan bagian terbesar otak. Lekukan-
lekukan ini mengintegrasikan masukan-masukan lebih dari satu saluran indera serta
mengatur proses belajar, mengingat dan berpikir. Bila bagian ini terluka atau rusak maka
kemampuan orang untuk menyelesaikan persoalan, dimusnahkan. Proposi pada bagian ini
(asosiasi) pada manusia lebih besar dari pada yang ada pada hewan, oleh karena itu
manusia memiliki kecerdasan yang jauh lebih tinggi dari pada hewan.

Bahasa : Kerja Sama Area Broca, Area Wernicke dan Girus Angular

Sudah dikatakan bahwa otak besar memiliki dua belahan : kiri dan kanan.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa hampir selalu hemesfir kiri lebih besar dari
pada hemesfir kanan. Perbedaan ini ada kaitannya dengan fungsi keduanya. Hemesfir
belahan kiri dikhususkan untuk penggunaan bahasa, sedangkan belahan kanan untuk
untuk emosi, kreativitas serta intuisi. Paul Broca (Perancis) pada 1861 menemukan
bahwa pasien yang kehilangan kemampuan untuk berbicara ternyata pada daerah belahan
kiri ini terdapat kerusakan. Daerah ini kemudian dinamakan daerah Broca (daerah bicara)
sesuai dengan nama penemunya.
Dalam daerah ini disiapkan kata-kata untuk diucapkan, tapi tak untuk dipahami,
karena pasien dapat memahami kata-kata. Seperti sudah dikatakan di atas, kehilangan
kemampuan untuk berbicara ini dinamakan afasia Broca/afasia motorik. Tapi pasien
masih menggerakan lidah, rahang serta pita suara, walaupun bicaranya sangat pelan dan
tak jelas, serta kalimat-kalimatnya tak lengkap. Belahan kanan otak, bila mengalami
kerusakan atau luka, tak ditemukan gangguan bicara. Dengan demikian belahan kiri otak
ini mengenai kemampuan kita untuk mengungkapkan diri dalam bahasa, terdapat pusat
pengertian bahasa, serta pusat kemampuan untuk menulis dan mengerti kata tulisan.
Hampir 60% orang memiliki fungsi bahasa (dominan) pada belahan otak bagian kiri ini.
16
Pada orang normal, otak berfungsi sebagai satu kesatuan, informasi dari belahan yang
satu dioperkan pada belahan yang lain, lewat jembatan penghubung yang dinamakan
corpus callosum.
Selain afasia Broca terdapat afasia global, afasia Wernicke/sensorik, afasia
konduksi, afasia anomik (Kompas 7/8/2002).Afasia global berarti semua modalitas
bahasa, kelancaran berbicara, pengertian bahasa lisan, penamaan, membaca dan menulis,
terganggu berat.Penderita tidak ada suara sama sekali, dan tidak mengerti apa yang
dikatakan lawan bicara, tak bisa membaca dan menulis.
Afasia Wernicke merupakan ketidakmampuan memahami lawan bicara.Jadi ia
kehilangan pemahaman baik menyangkut pembicaraan maupun penulisan. Penderita
hanya lancar mengeluarkan isi pikiran, tapi tidak mengerti pembicaraan orang lain. Ia
hanya mengerti, bila dilakukan dengan gerakan, karena pengertian ini diterima otak
melalui penglihatan. Afasia konduksi merupakan ketidakmampuan mengulangi kalimat
atau kata lawan bicara. Namun penderita masih mampu mengeluarkan isi pikiran dan
menjawab kalimat lawan bicara. Afasia anomik membuat penderita tidak mampu
menyebut nama benda yang dilihat, angka, huruf, bentuk benda. Ia juga tidak bisa
menyebut nama binatang yang didengar suaranya atau benda yang diraba.
Daerah Girus Angularis
Di daerah ini terdapat tempat perubahan pola-pola penglihatan dari kata-kata yang
tertulis menjadi pola-pola pendengaran. Jika kata tertulis dipresentasikan, maka kata-kata
ini harus diregister di area visual, dan kemudian dilanjutkan ke Girus angularis, yang
mengasosasikan bentuk visual kata dengan kode auditoriknya di area Wernicke. Lalu
kata-kata ini lewat daerah Wernicke dipahami. Jadi makna kata disimpan di area
Wernicke bersama kode akustiknya. Area Broca menyimpan kode artikulasi/pengucapan
dan Girus angularis mencocokkan bentuk kata tertulis dengan kode auditoriknya. Tapi
dua area ini tidak menyimpan makna kata, karena makna kata disimpan di area Wernicke.
Secara praktis dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam mengucapkan kata yang tertulis, sebuah kata dihadirkan dan individu
mengucapkan kata tertulis itu. Sebelumnya terdapat aktivitas pada korteks penglihatan
dan kemudian dilanjutkan ke Girus Angular yang mengasosiasikan bentuk visual dari
kata dengan kode akustiknya di area Wernicke. Jika makna kata dipahami selanjutnya
tugas area Broca untuk mengucapkannya. Lalu daerah motor bertugas untuk
menggerakkan otot, mulut dan lidah untuk berbicara/mengucapkan. Dan akhirnya korteks
pendengaran memungkinkan kata-kata yang diucapkan, dapat didengar.
Mengucapkan kata yang terdengar: Jika sebuah kata dipresentasikan, maka
individu mengulang kata dalam bentuk lisan. Impuls saraf dari telinga dikirim ke area
pendengaran, tapi kata itu tak dapat dipahami, sampai signal itu harus dikirim ke area
Wernicke. Di daerah Wernicke, kode autistik kata diambil dan dilanjutkan ke area Broca.
Di area Broca, kode artikulasi untuk kata diaktifkan, selanjutya adalah tugas area motor,
untuk menggerakkan bibir, lidah untuk menghasilkan kata lisan.

Sumsum Tulang Belakang

Sumsum ini merupakan penghubung otak dan batang otak. Fungsi sumsum ialah
membawa semua informasi baik dari bagian-bagian tubuh ke otak maupun membawa
informasi dari otak ke bagian-bagian tubuh. Ia juga merupakan organ dari gerakan-
gerakan refleks. Selain itu, urat saraf dari seluruh tubuh ke otak dan dari otak ke seluruh
tubuh, tergantung pada sumsum tulang belakang ini.
17
2.3. Sistim Saraf Periferi

Sistim saraf ini terdiri dari sistim saraf somatik dan sistim saraf autonomik. Sistim
saraf somatik berfungsi mengontrol kegiatan-kegiatan yang disadari, ia menerima
informasi dari kulit, dan berbagai alat penerima, jadi melayani organ-organ indera dan
otot-otot rangka dan lengan. Sedangkan sistim saraf autonomik mengontrol kegiatan-
kegiatan autonomik seperti pencernaan, peredaran darah yang terus menerus berfungsi
bila orang tidur, denyut jantung, tekanan darah serta mengatur kelenjar-kelenjar dan
organ dalam. Semua adalah kegiatan yang tak disadari. Sistim saraf autonomik ini terbagi
atas dua yakni sisim saraf simpatetik yang berfungsi untuk menyiapkan organisme untuk
bertindak menghadapai keadaan darurat, dan sistim saraf parasimpatetik yang berfungsi
untuk memulihkan sumber-sumber energi tubuh. Jadi fungsinya berlawanan demi
kelangsungan hidup organisme, meski tidak kaku.Misalnya dorongan seksual adalah
tugas saraf parasimpatetik tapi orgasme seksual menjadi tugas bagian simpatetik. Rasa
cemas menjadi kerjanya saraf simpatetik dengan menaikkan tekanan darah dan denyutan
jantung tapi para simpatetik memberikan reaksi berupa diarhei dan urinasi.

3. Keleniar-keleniar/sistim Endokrin.

Kelenjar endokrin adalah salah satu kelenjar tanpa saluran/pembuluh, seperti


kelenjar induk, atau kelenjar gondok, yang menuangkan hasilnya ke dalam aliran darah.
Lawannya adalah kelenjar eksokrin yakni salah satu kelenjar pembuluh dengan produk
yang tak langsung diberikan kepada darah.Kelenjar-kelenjar dalam tubuh ini secara
langsung dan tak langsung mengendalikan kelompok sel di seluruh tubuh melalui suatu
zat kimiawi yang disebut hormone.Hormon adalah satu zat atau substansi kimiawi yang
dihasilkan oleh salah satu kelenjar endokrin dan diangkut ke organ-organ lain dalam
tubuh oleh aliran darah. Hormon ini memengaruhi perilaku manusia.Ada yang tak
langsung seperti keringat. Hormon-hormon ini berjalan ke seluruh sel tubuh. Tiap sel
dilengkapi dengan reseptor yang mengenal molekul hormon tertentu saja. Jalannya lebih
lambat dibandingkan dengan saraf.Sebagian kelenjar digerakkan oleh sistim saraf, yang
lain oleh perubahan kimiawi dalam tubuh. Jadi kelenjar ini tak bekerja sendirian.
Ada kelenjar utama yang dinamakan hipofisa atau kelenjar induk, yang
mengeluarkan terbanyak hormon untuk mengendalikan sekresi kelenjar-kelenjar lain.
Hormon-hormon itu antara lain hormon pertumbuhan yang memengaruhi jaringan tubuh
sehinggga manusia mengalami pertumbuhan badan. Hormon-hormon lain yang
dilepaskan hipofisa memengaruhi kelenjar-kelenjar lain seperti kelenjar seks, thyroid dan
kelenjar adrenalin untuk memprodusir hormon-hormonnya.
Hormon gonadotropis memengaruhi testis dan indung telur untuk menghasilkan
hormon seksual dan karakteristik seksual. Testis mengeluarkan hormon tetosteron dan
androgen serta sel benih laki-laki. Indung telur menghasilan progesteron dan estrogen
Hormon tirotropik yang memengaruhi kelenjar tiroid, sehingga tiroksin dihasilkan
untuk menaikkan taraf metabolisme. Hormon kortikotropik memengaruhi kelenjar
adrenalin yang merangsang dihasilkannya adrenalin yang memengaruhi perilaku
emosional,.misalnya jantung berdenyut kencang, bila orang ditimpa ketakutan. Hormon
antidiorotik mempengaruhi ginjal untuk menurunkan sekresi air.
Kelenjar endrokrin dan sistim saraf misalnya berinteraksi pada saat manusia
mengalami stres atau bahaya. Dalam hal ini bagian simpatetik dari sistim autonomik
18
berfungsi menyiapkan organisme untuk menghadapi bahaya atau tekanan sehingga semua
tenaga cadangan dalam tubuh disiapkan. Kelenjar andrenalin dalam situasi bahaya
mengeluarkan epinefrin (andrenalin) dan non epinefrin (non adrenalin). Epinefrin
berfungsi menyiapkan tubuh organisme untuk menghadapi serangan yakni semakin
kencangnya denyutan jantung, badan mengeluarkan keringat sementara itu non adrenalin
mengaktifisir kelenjar induk untuk mengeluarkan sejumlah hormon yang dinamakan
steroid. Steroid ini mempengaruhi hati untuk mengeluarkan gula yang tersimpan,
sehingga tubuh memiliki tenaga untuk menghadapi serangan.
Dengan contoh ini jelaslah ada hubungan erat antara sistim saraf dan kelenjar-
kelenjar dalam tubuh manusia. Patut diingat bahwa sistim saraf dan kelenjar itu bekerja
bersama demi kepentingan manusia organisme sebagai keseluruhan dengan otak sebagai
pusat kendali. Perbedaannya ialah sistim saraf bekerja lebih cepat sedangkan kelenjar
berfungsi lebih lambat, karena hormon-hornon harus dialirkan lewat darah. Dalam hal ini
otak bertanggungjawab terhadap kegiatan sistim endrogen. Beberapa hormon yang
dialirkan ke dalam darah oleh kelenjar induk, dihasilkan oleh otak cuma disimpan dalam
kelenjar induk.
Dalam bab-bab berikut ini akan dilihat bagaimana tingkah laku dan kegiatan-
kegiatan manusia itu bekerja dengan bersumber pada sistim saraf dan kelenjar-kelenjar
dalam tubuh.

19
BAB III

PENGINDERAAN, PERHATIAN DAN PENGAMATAN

Tujuan umum pokok bahasan ini: memahami penginderaan dan persepsi atau
pengamatan manusia.
Tujuan khusus: Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan cara-cara menentukan ambang perbedaan
2. Memahami stimulus dan reseptor untuk tiap indera.
3. Menjelaskan sistim kerja tiap indera
4. Menjelaskan hukum-hukum gestalt.

Manusia selalu berkontak dengan dunia luar dengan perantara alat inderanya atau
alat dria atau reseptor. Alat dria ini dipandang sebagai stasiun penerima stimulus baik
yang datang dari luar maupun dari dalam manusia itu sendiri. Pada bentuk-bentuk
kehidupan yang sangat sederhana seperti amuba bersel satu, tak ada diferensiasi alat
indera karena seluruh badan peka terhadap rangsangan entah berupa panas, dingin,
dll.Alat dria ini terbagi atas alat dria kemoreseptor, yang bertugas untuk mendeteksi zat
kimiawi seperti lidah/pengecapan, alat dria yang berfungsi untuk menerima tekanan, gaya
berat dan tegangan yakni telinga dan perabaan serta alat dria photoreceptor yang
berfungsi untuk menerima cahaya dalam hal ini penglihatan.
Stimulus yang diterima indera ini, selanjutnya diproses untuk disadari organisme.
Dan supaya individu mengalami sesuatu, perlu adanya objek yang mengenal alat indera,
perlu adanya saraf sensoris yang cukup baik sebagai alat untuk meneruskan stimulus itu
ke pusat susunan saraf yakni otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai respon terhadap
rangsangan itu dibutuhkan saraf motor. Dan unsur yang ke tiga adalah perhatian, tanpa
perhatian tak ada pengamatan. Jadi untuk mengadakan pengamatan ada syaraf yang
bersifat fisik yakni jenis dan kekuatan perangsang, pengenalan alat indera oleh obyek,
penerusan signal ke otak (proses fisiologi) dan proses yang terdapat dalam otak yakni
proses psikologik yang tidak lain dari pada pemberian arti pada stimulus itu.

Penginderaan : Arti dan Penjelasan

Sensasi atau penginderaan adalah proses dimana stimulus mengenal alat indera.
Atau proses dimana alat indera distimulir yakni “suatu bagian sistim saraf secara
langsung dipengaruhi dan dikenal stimulus (T. F Pettijohn, hal. 149).
Alat dria adalah bagian tertentu dari badan yang sangat peka terhadap stimulus di
sekitarnya. (Dimyati, 1990, hal.19).Alat indera ini lebih dari lima seperti lazimnya
dikenal. Sedangkan stimulus atau rangsangan adalah perubahan apa saja yang bersifat
mekanis, fisik atau kimiawi yang mengenai alat indera. Unsur yang penting di sini adalah
perubahannya. Karena perubahan inilah yang menarik perhatian. Sedangkan reaksi yang
ditimbulkan oleh organisme adalah respon.
Stimulus. Individu suatu ketika menerima bermacam-macam stimulus. Supaya
stimulus itu dapat disadari, maka rangsangan tersebut haruslah cukup kuat. Bila stimulus
tak cukup kuat, bagaimanapun perhatian individu, stimulus tersebut tak akan
20
menimbulkan kesadaran. Dengan kata lain perangsang haruslah memiliki intensitas
tertentu, agar dapat diamati. Begitupun perbedaan antara dua perangsang harus mencapai
minimum tertentu agar dapat diamati.

Ada beberapa pengertian berkenaan dengan stimulus ini.


Pertama adalah intensitas ambang perangsang absolut. Ini berarti intensitas perangsang
yang terkecil masih dapat menimbulkan suatu penginderaan. Sinar yang sangat lemah
misalnya tak dapat diinderai. Jadi untuk menimbulkan suatu penginderaan, dibutuhkan
suatu intensitas minimum. Intensitas minimum ini disebut ambang absolut. Ambang
absolut adalah batas antara apa yang dapat diamati dengan apa yang tak dapat diamati
lagi.
Ada ambang perangsang absolut sebelah bawah yang merupakan intensitas
minimum terendah yang masih dapat diinderai. Kurang dari kekuatan ini, organisme tak
dapat menyadari lagi stimulus tersebut. Sebaliknya bila penambahan stimulus itu tak
dapat lagi disadari oleh individu, maksimum stimulus itu mencapai ambang absolute atas
(ambang terminal) yakni kekuatan maksimal stimulus yang ada diatasnya, sudah tak
dapat disadari lagi oleh individu. Misalnya kekuatan stimulus untuk penglihatan, terletak
antara 390 milimicron dan 760 milimicron. Kekuatan cahaya di bawah 390 mm dan di
atas 760mm tak dapat diinderai lagi.
Kedua,, tinggi perangsang. Kalau perangsang terlalu kuat, penginderaan tak dapat
berlangsung. Perangsang yang sangat kuat membahayakan indera, misalnya cahaya atau
bunyi yang sangat kuat membahayakan mata dan telinga.
Ketiga, ambang perbedaan. Perbedaan intensitas yang sangat kecil antara dua
perangsang tak dapat diamati. Jadi untuk mengamati perbedaan, dibutuhkan suatu
minimum perbedaan intensitas.
Keempat, luas perangsang. Luas perangsang adalah wilayah antara ambang
perangsang absolut dan tinggi perangsang. Pengertian-pengertian di atas berlaku untuk
intensitas penginderaan. Misalnya pada pendengaran dapat dibedakan antara nada
terendah dan nada tertinggi.

Cara menentukan berbagai ambang

Ada beberapa cara untuk menentukan ambang perbedaan. Ada metode


penyesuaian, metode batas dan metode konstansi (Th. Verbeek, hal. 18 – 19).
Metode penyesuaian. Di sini dua macam perangsang digunakan yakni perangsang
standar (tetap) dan perangsang variable (dapat diubah-ubah). Perangsang variable ini oleh
orang percobaan (OP) harus dijadikan sama atau sesuai dengan perangsang standar.
Misalnya ada dua macam penerangan, yang satu tetap yang lain dapat divariasikan.
Penerangan yang kedua harus disamakan dengan yang pertama. Percobaan diulangi
banyak kali. Op tak dapat mengamati perbedaan-perbedaan kecil, maka kedua
perangsang setiap kali selalu tidak tepat sama. Perbedaan yang tetap itu dicatat.
Berdasarkan rata-rata kesalahan, ambang perbedaan dapat ditentukan. Percobaan ini
dapat digunakan untuk membedakan perbedaan antara panjang dua garis.

Metode batas. (perimbangan stimulus)

Hal ini dijalankan dengan perimbangan dalan menyajikan stimulus.Misalnya


menyajikan stimulus dengan cara menaik yakni dari yang lemah sampai pada yang kuat,
21
dari yang belum disadari sampai pada yang bisa disadari. Atau dengan cara menurun
dimana stimulus tersebut cukup menimbulkan kesadaran dan lalu stimulus itu sedikit
demi sedikit dikurangi kekuatannya, sehingga individu tak lagi mengamati stimulus
tersebut.
Dengan cara menaik stimulus yang begitu lemah yang menimbulkan kesadaran
dapat dicoba dan diketahui kapan stimulus itu dapat diamati. Bila hal itu telah dicapai
maka eksperimen dihentikan. Dengan cara menurun, prosesnya dimulai dengan stimulus
yang cukup kuat, lalu menuju stimulus yang lemah, sampai individu tak mengamati lagi.
Maksudnya mengetahui kapan stimulus yang naik dan menurunitu dicatat untuk dilihat
perbedaannya.
Misalnya dalam ruangan yang gelap. Dipancarkan cahaya yang sangat lemah,
pada sebuah layar. Cahaya itu belum dapat dilihat oleh op, lalu dinaikan sampai dapat
dilihat oleh op. intensitas cahaya pada saat itu dicatat. Cahaya yang dinaikan dan
dikuatkan itu lalu dilemahkan kembali, sampai op tak dapat melihat apa-apa. Di sini
intensitas cahaya dicatat. Jadi ambang perangsang dua kali, pertama dengan intensitas
cahaya yang menaik, dan kedua intensitas yang menurun. Rata-rata perbedaan kedua
intensitas ini diambil sebagai ambang perbedaan.

Metode Konstansi

Di sini dipakai satu perangsang standard dan sejumlah perangsang lain yang satu
persatu harus dibandingkan dengan perangsang yang pertama. Op harus menyatakan
apakah perangsang yang dibandingkan itu sama atau lebih kuat dari perangsang standar.
Misalnya membandingkan batu timbangan sebagai perangsang standar yang beratnya 60,
60…120 gram dst. Kalau perbedaan besar maka pertimbangan op benar, tapi kalau kecil
perbedaannya, maka banyak kesalahan dibuat oleh op. ambang perbedaan ditentukan
berdasarkan frekwensi kesalahan yang dibuat oleh op.

Dimensi-dimensi Penginderaan

Penginderaan memiliki dimensi. Dimensi adalah sifat yang memungkinkan


penyusunan peninderaan menjadi satu deretan. Ada empat macam dimensi yakni
intensitas, ekstensitas, kualitas dan durasi. Intensitas adalah kuat lemahnya suatu
penginderaan, misalnya ada cahaya yang kuat, ekstensitas adalah sifat luas dari
penginderaan, ada penghayatan akan panjangnya atau tebalnya sesuatu. Kualita adalah
urutan kualitas yang terdapat pada penginderaan, misalnya ada nada-nada atau warna-
warna. Akhirnya ada duration atau lemahnya penginderaan, penginderaan dapat
berlangsung lama atau sebentar.
Syarat yang harus dipenuhi agar stimulus dapat diinderai. Ada tiga factor yakni
factor eksternal atau faktor obyektif, faktor internal atau subyektif dan faktor sosial.
Faktor eksternal. Dalam hal ini stimulus yang memilik kekuatan tertentu agar bisa
diinderai oleh individu. Umumnya stimulus yang lebih kuat lebih memungkinkan
respons. Penjual obat misalnya menggunakan suaranya dengan keras, agar dapat
diperhatikan orang. Syarat yang lain adalah ukuran stimulus. Umumnya stimulus yang
lebih besar lebih diperhatikan dibandingkan dengan stimulus yang lebih kecil ukurannya.
Headline surat kabar lebih menarik perhatian dari huruf-huruf yang kecil. Persyaratan
yang ke tiga adalah perubahan stimulus. Stimulus yang monoton akan membosankan.
Sebaliknya stimulus yang berubah-ubah akan menarik perhatian. Jam tembok yang tiap
22
kali berbunyi, tidak akan menarik perhatian tapi bila pada suatu waktu tidak berbunyi,
maka akan menarik perhatian.
Ulangan stimulus. Stimulus yang diulang-ulang, pada dasarnya menarik perhatian dari
pada stimulus yang tidak diulangi. Orang yang minta “tolong tolong” dan diucapkan
berulang-ulang kali, karena ia berada dalam situasi yang berbahaya, akan lebih menarik
perhatian dari pada kata tersebut diucapkan satu kali saja.
Kontras stimulus. Stimulus yang dikontras dengan keadaan sekitar, akan lebih
menarik perhatian. Karena stimulus itu lain dari keadaan pada umumnya. Diantara anak-
anak SD yang berbaju putih terdapat satu yang berbaju merah. Yang berbaju merah ini
akan lebih menarik perhatian dari pada yang lain.

Faktor Individu.

Jika stimulus merupakan factor eksternal, maka individu merupakan factor


internal/subyektif. Dalam hal ini keadaan individu memungkinkan disadari tidaknya
suatu stimulus. Keadaan individu tersebut ditentukan oleh sifat structural individu.
Artinya keadaan-keadaan individu yang lebih permanent. Ada orang yang lebih
memperhatikan suatu hal, ada yang Cuma acuh saja. Hal ini lebeih banyak bergantung
pada minat dan kebutuhan individu. Keadaan individu yang lain adalah sifat
temporernya, yakni keadaan individu pada suatu waktu. Orang yang marah akan lebih
emosional dari pada biasanya. Selain itu terdapat aktivitas yang sedang dijalankan oleh
individu. Suatu hal/benda pada suatu ketika tak menarik perhatian, tapi pada waktu yang
lain akan menarik perhatian. Pada saat orang memiliki pisau misalnya orang pusing
peduli dengan pisau yang dijual orang di pasar, tapi pada saat orang kehilangan pisau,
pada saat itu ada kebutuhan yang mendesak untuk membeli pisau.

Faktor Social

Perhatian dapat diarahkan oleh orang terhadap sesuatu misalnya : guru dapat
mengarahkan perhatian murid pada suatu pelajaran. Atau orang tua dapat mengarah
perhatian anak pada nasihatnya. Di sini peran sosial atau orang lain penting dalam
mengarahkan orang lain pada sesuatu. Dalam contoh di atas pelajaran dan nasihat adalah
obyek perhatian anak. Tugas orang tua atau guru adalah memberi pengarahan.

Adaptasi Sensoris

Adaptasi sensoris adalah penyesuaian alat-alat indera terhadap perangsang. Ada


adaptasi sensoris positif dimana indera menjadi lebih peka terhadap perangsang. Dalam
ruangan gelap misalnya, mula-mula tak suatu benda dapat dilihat, tapi kemudian benda-
benda tersebut dapat dilihat dan dibedakan. Adaptasi sensoris negative, terjadi kalau
kepekaan indera berkurang. Perangsang yang terus menerus mengenai alat indera sampai
perangsang tersebut tak dapat dirasakan lagi, kalau memang perangsangnya tak terlalu
kuat. Bau harum dalam kamar misalnya tak dirasakan lagi karena sudah terbiasa.
Penyesuaian alat-alat indera ini jelas terlihat dalam penyesuaian badan terhadap
suhu air. Kalau suhu lebih tinggi dari suhu badan kita (tangan) maka suhu tersebut
dinamakan panas. Tapi kalau suhu air itu berbeda-beda, maka tangan akan menyesuaikan
diri dengan suhu air tersebut; contoh : tangan dimasukan ke dalam suhu air 40 c lalu 30 c
23
maka dalam suhu air yang terakhir tangan akan terasa dingin, karena tangan sudah
menyesuaikan diri dengan suhu air yang pertama tadi.

II. Perhatian

Akan dilihat di sini apa itu perhatian, factor-faktor yang mempengaruhi perhatian
dan macam perhatian.
Ada begitu banyak perangsang yang mengenai alat indera kita. Namun tak semua
diberi pengamatan yang sama. Karena itu kita hanya memfokuskan diri pada obyek atau
aspek tertentu, sambil mengabaikan yang lain. Peristiwa mengarahkan diri pada titik
senral tertentu/atau pada obyek tertentu disebut perhatian.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perhatian kita, factor itu adalah factor
stimulus itu sendiri dengan segala sifatnya, factor individu itu sendiri dengan segala
komponen yang permanent maupun yang temporer, dan akhirnya factor social, keaktifan
orang lain untuk menggerakan perhatian kita ( bdk. Faktor yang mempengaruhi
diperhatikan tidaknya suatu stimulus).

Macam-macam Perhatian

Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dibagi atas perhatian


langsung/spontan dan perhatian tak langsung atau tak spontan. Dalam perhatian langsung,
orang tak dengan sengaja atau spontan tertarik pada suatu obyek, sedangkan dalam
perhatian yang kedua orang dengan sengaja digerakkan oleh kemauan, di mana perhatian
diarahkan pada obyek tertentu. Nama lain perhatian bersyarat.
Ditinjau dari fluktuasinya, sifat perhatian dibagi atas perhatian statis dan perhatian
dinamis. Dalam perhatian statis, perhatian diarahkan pada obyek terus menerus (satu),
dan semakin kuat, sedangkan dalam perhatian dinamis perhatian, selalu dirangsang agar
tidak menjadi lemah. Diartikan juga sebagai perhatian yang berpindah dari obyek yang
satu ke obyek yang lain.

Komponen-komponen dalam perhatian

Ada beberapa perhatian yang mengertai aktus perhatian.


Pertama : Komponen fisik/misalnya : orang menggerakan badan : condongkan teliga atau
arahkan mata agar bisa mengamati secara lebih tajam atau jelas. Ada komponen
fisiologik di mana ada perubahan-perubahan dalam otak, perubahan-perubahan dalam
denyut jantung dan pernapasan. Semua ini berfungsi untuk mempermudah diterimanya
rangsangan. Dan organisme dipersiapkan untuk memberi reaksi, kalau memang tindakan
dituntut.

Macam-macam Penginderaan

Dalam bagian ini dibicarakan mengenai macam-macam penginderaan. Pertama-


tama akan dilihat indera penglihatan, lalu pendengaran, penciuman dan pengecapan
(indera kimiawi), indera peraba, indera rasa sakit, rasa panas, rasa dingin dan
sentuhan/tekanan, indera keseimbangan/vestibular, indera kinesteti dan indera visceral.

24
Indera Penglihatan

Diagram mata.

Struktur biologis mata.


Mata adalah alat indera untuk melihat. Garis tengahnya kl.2.5 cm. Ia merupakan
alat indera yang paling banyak digunakan manusia. Melihat struktur biologisnya mata
terdiri dari mata bagian luar ( tunica vibrosa) bagian tengah ( tunica vasculosa dan
bagian dalam (tunica nervosa). Mata memiliki dua sistim yakni membentuk citra dan
transduksi citra ke impuls listrk. Sebagaimana terlihat dalam diagram mata di atas,
terdapat kornea mata, lensa mata, pupil, iris, retina, bintik buta dan fovea dan saraf optik.
Ada bagian mata yang tidak terlihat pada diagram di atas.
Kornea mata adalah bagian terluar bola mata dan merupakan lapisan yang
berwarna bening (selaput bening) dari bola mata. Ia berfungsi untuk menerima cahaya
dari sumber cahaya kemudian menfokuskannya pada retina.Kornea ini senantiasa
mendapatkan sekresi air mata, sehingga selalu basah dan dapat membersihkan debu.
Lensa mata. Bagian transparan dan berbentuk cembung depan dan belakangnya,
dan terletak di belakang iris. Fungsinya menjadi organ utama yang membiaskan berkas-
berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan jelas pada
retina.Untuk melihat obyek yang jauh, lensa mata menipis dan untuk melihat benda yang
dekat, lensa mata melebar.
Pupil adalah celah dalam iris berupa bintik tengah berwarna hitam.Fungsinya:
menjadi gerbang masuknya cahaya guna mencapai retina. Ia menentukan kualitas cahaya
yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil ini akan melebar, jika kondisi
ruangan gelap, dan akan menyempit, jika kondisi ruangan terang.
Iris (selaput pelangi) adalah selaput bola mata yang ada di keliling kornea mata.Ia
kaya akan pembuluh darah dan pigmen warna.Fungsinya: melindungi retina dan

25
mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil.Iris berfungsi sebagai
diafragma dan terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.
Retina (selaput jala) adalah lapisan saraf yang terdapat pada bagian belakang mata
yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut berupa sel bipolar, sel ganglion, sel batang dan
sel kerucut. Inilah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya khususnya bagian
retina yang disebut bintik kuning (Fovea).Sel batang berjumlah puluhan juta sel, peka ter-
hadap cahaya rendah, sehingga memungkinkan manusia untuk melihat di malam hari Sel
kerucut adalah sel yang bertanggunjawab untuk penglihatan di siang hari, dan membuat
kita mampu membedakan warna.Jumlahnya jutaan sel.Kedua sel ini merupakan reseptor
cahaya.
Dari retina, cahaya diteruskan ke saraf optic. Saraf optic ini adalah akson sel
ganglion. Dan fovea adalah daerah kecil yang terdapat dalam retina atau selaput jala yang
berisi gambaran yang paling rinci. Bintik buta, artinya titik dalam retina dimana tak ada
stimulus cahaya.Makula adalah darah yang terpusat di selaput jala/retina

Faktor-faktor Psikofisik Cahaya.

Perangsang untuk penglihatan adalah cahaya. Secara fisik cahaya merupakan


suatu getaran yang termasuk gelombang-gelombang elektromagnis. Tak semua
gelombang elektormagnis menimbulkan penginderaan. Gelombang-gelombang
elektromagnis itu berbeda-beda menurut panjang gelombangnya antara lain : Sinar X,
sinar ultraviolet, cahaya, sinar-sinar inframerah, gelombang radar atau radio, sinar-sinar
gama serta sinar-sinar kosmik. Cahaya yang kita lihat cuma sebagian kecil dari rentangan
gelombang elektromagnis.
Sinar-sinar ultraviolet dan rontgen memiliki panjang gelombang yang lebih kecil
sedang sinar inframerah, gelombang radar dan radio memiliki panjang gelombang yang
lebih besar dari pada cahaya. Perbedaan-perbedaan gelombang dalam cahaya yang dapat
dilihat, dihayati sebagai perbedaan warna. Cahaya yang panjang gelombangnya kecil
450-500 nanometer, dihayati sebagai ungu dan biru sedangkan cahaya memiliki panjang
gelombang yang sedang 500 -570 nanometer, tampak hijau, dan cahaya yang panjang
gelombangnya panjang, 620 - 700 nanometer, tampak merah. (Rita. L.Atkinson, jld I,
terj.. hal 235) Cahaya yang biasa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari merupakan
cahaya campuran yakni terdiri dari berbagai panjang gelombang.Gelombang cahaya itu
diukur dalam nanometer artinya seperbilion dari satu meter. Kemampuan kita untuk
melihat cahaya berkisar pada gelombang antara 390 – 760 Nm. Kurang dari 390 Nm atau
lebih dari 760, Nm mata tak mampu melihatnya. Dalam retang 400-700 nanometer, kita
dapat mmbedakan sekitar 150 panjang gelombang yang berbeda.

Bagaimana Melihat.

Bagi mata cahaya merupakan stimulus. Gelombang cahaya masuk lewat korea
mata dan lensa mata dan lalu memusat pada retina mata. Ini merupakan piring belakang
fotografis dari mata atau reseptor bagi rangsang visual. Saraf optic melekat pada retina
dan bertindak sebagai perantara untuk membawa impuls visual ke sistim saraf.
Retina memiliki dua macam sel penerima yakni sel-sel batang dan sel-sel kerucut
yang sangat peka terhadap cahaya. Sel-sel batang terletak di tepi retina sedangkan sel-sel
kerucut di pusat retina. Di tengah-tengah retina terdapat fovea, yakni tempat terpusatnya
sel-sel kerucut, dan karenanya merupakan daerah penglihatan yang paling tajam di siang
26
hari. Sel-sel batang berfungsi untuk melihat di malam hari/senja hari/ cahaya yang kurang
terang. Dan ini memungkinkan kita untuk membedakan obyek-obyek tak berwarna
(hitam-putih). Sel-sel kerucut untuk melihat cahaya di siang hari dan obyek-obyek yang
berwarna (letaknya di fovea). Ini berarti kita tak dapat melihat warna dengan retina
bagian luar.Sel batang dan kerucut mengandung zat kimia yang disebut fotoreseptor yang
menyerap cahaya. Penyerapan ini menghasilkan impuls saraf/listrik dan selanjutnya
dikirim ke saraf optic lewat sel penghubung sel bipolar dan sel ganglion, untuk
seterusnya diarahkan ke bagian otak yang bertanggungjawab untuk penglihatan, yakni
area visual.
.
Sinar yang mengenai mata berbeda-beda, baik dalam cahaya gelombang maupun
dalam intensitas. Perbedaan panjang pendeknya gelombang mengakibatkan perbedaan
dalam warna yang dilihat, sedangkan perbedaan intensitas mengakibatkan terang
tidaknya cahaya dilihat. Cahaya dapat dilukiskan dari tiga dimensi yakni kecerahan
berkaitan dengan intensitas cahaya, corak; warna warni (Hue) dikenal sebagai nama
warna (merah atau kuning kehijauan) dan saturation, kemurnian cahaya yang tampak tak
mengandung putih. Dari 150 warna yang dapat kita bedakan itu, dapat kita kenal sekitar
tujuh juta warna, karena warna-warna itu masih memiliki tingkat kecerahan dan nilai
saturasi.

Medan Penglihatan

Medan penglihatan adalah bagian dari luar ruang perangsang-perangsangnya pada


suatu saat masih mencapai mata kita. Dalam medan penglihatan dibedakan suatu pusat.
Periferi (keliling pusat dan batas-batas yang paling pinggir). Pada siang hari pusat
penglihatan merupakan bagian yang paling tajam dilihat, ke arah periferi. Kesanggupan
untuk melihat semakin melemah akhirnya warna melenyap. Jadi periferi penglihatan
bersifat kabur dan tak berwarna.

Pembagian Warna

Ada dua macam warna yakni warna netral (akromatis) dan warna kromatis.
Warna netral tak mempunyai nada/warna/nuansa.Warna-warna ini hanya saling berbeda
dalam kejernihannya dan membentuk suatu deretan kontinu dari putih, kelabu, makin tua
sampai hitam. Jadi warna-warna ini membentuk sistim berdiamensi satu.
Pembagian warna kromatis lebih kompleks lagi. Warna-warna itu ada yang
sederhana yang lain nampak sebagai pengalihan antara dua macam warna hijau biru;
Menurut Hering ada empat macam warna primer/pokok/kromatis yakni merah, kuning,
hijau dan biru. Menurut teori Thomas Young yang kemudian diperkuat oleh Von
Helmholta ada tiga warna pokok yang netral yakni hitam, hijau biru. Selain itu ada lagi
dua warna pokok yang netral yakni hitam dan putih. Warna-warna kromatis dapat
disusun dalam suatu lingkaran atau menurut bujur sangkar. Warna kromatis juga dapat
dibedakan menurut kejernihannya misalnya antara merah tua dan merah muda. Kuning
umumnya lebih jernih dari biru.

Buta Warna

27
Dalam mata kita seakan-akan terdapat tiga macam sistim yang masing-masing
memungkinkan kita membedakan sepasang warna komplementer yakni sistim terang
gelap, sistim kuning biru, dan sistim merah hijau. Semua warna yang lain dapat dilihat
karena kerjasama tiga sistim ini. Orang-orang yang dapat melihat dengan normal berarti
orang memiliki ketiga sistim. Ini disebut Trikromat. Tapi ada orang dimana ketiga sistim
ini tak semua berfungsi. Orang yang tak semua sistim berfungsi disebut buta warna. Jadi
buta warna adalah orang yang tak mampu membedakan warna yang satu dari yang lain.
Jadi buka buta. Ini adalah suatu kelainan, bukan penyakit karenanya tak dapat
disembuhkan. Alasannya ialah dalam retina kurang terdapat sel-sel kerucut, sel-sel yang
bertanggung jawab untuk pembedaan warna.
Ada dua macam buta warna yakni buta warna sebagian/dikromat dan buta warna
total/monokromat. Dalam buta warna sebagian, orang cuma tak membedakan warna
tertentu saja. Dan ini ada dua macam yakni buta warna merah hijau dalam hal ini orang
kurang membedakandua warna ini. Yang lain adalah buta warna biru kuning, orang tak
bedakan dua warna ini. Buta warna merah hijau jarang terjadi sedangkan yang banyak
adalah buta warna biru kuning.
Orang yang monokromat adalah orang-orang yang tak mampu membedakan
warna. Semua lihat sebagai kelabu, hitam atau putih. Alasannya ialah karena yang ada
dalam retina cuma sel-sel batang yang berfungsi untuk membedakan terang dan gelap.
Selain buta warna ada buta malam hari, ada titik buta. Buta malam hari berarti
orang tak mampu melihat dengan baik pada malam hari. Alasannya sel-sel batang
mengalami cacat. Orang kekurangan zat vitamin “Vision Purple” yakni persenyawaan
kimiwi yang mengurangi diri/ memperkecil diri bila ada terang dan bersenyawa kalau
gelap (orang kekurangan vitamin A).
Titik buta. Ini adalah daerah/tempat tertentu pada retina yang peka cahaya karena
tak ada sel batang dan sel kerucut .
After Image. (bayangan pengiring). After Image adalah pengalaman visual yang
berlangsung setelah stimulusnya lewat. Kita melihat benda yang bercahaya, tapi tiba-tiba
benda tersebut lenyap, tapi bayangan benda itu masih terus terlihat. Contoh : melihat
matahari dan setelah kita tak melihatnya lagi, seakan-akan masih terlihat dalam bayangan
kita benda yang berwarna kuning.
Beberapa gangguan mata. Sering orang mengalami gangguan mata. Ada
gangguan mata myopi dan hiperopia. Myopi adalah gangguan dimana orang hanya
melihat dekat, sedangkan hipermetropi orang yang hanya melihat jauh.Tak bisa melihat
benda yang berjarak dekat dari mata. Presbiopi orang yang tidak dapat melihat benda
yang berjarak dekat maupun yang berjarak jauh ( lansia).Kebutaan berarti orang tidak
melihat apa pun. Rabun orang hanya melihat dengan samar-samar saja.Katarak adalah
suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram, biasanya terjadi pada
lansia.Selain itu ada strabismus dan exoforia. Strabismus adalah kurangnya focus pada
obyek tertentu dan exoforia adalah orang yang memiliki mata besar.
Nilai Afektif./Arti Psikologis Warna.
Warna memiliki nilai kognitif maksudnya dengan adanya warna kita dapat
mengenal dan membedakan benda-benda disekitar kita. Selain itu juga warna memiliki
arti psikologis. Kerap toko-toko menggunakan warna pembungkus barang/kado yang
bermacam-macam agar lebih menarik perhatian orang/menarik pengunjung/pelanggan.
Warna juga memiliki/mengungkapkan kegembiraan. Ruangan pesta misalnya dihiasi
dengan bermacam-macam warna untuk mengungkapkan kegembiraan. Dalam reklame
digunakan cahaya lampu berwarna-warni untuk menarik perhatian. Warna tertentu
28
memiliki arti psikologik berbeda-beda bagi tiap bangsa dan kebudayaan, warna putih
melambangkan kemurnian dan kebaikan, warna merah mengungkapkan keberanian,
selain itu warna ini warna yang menyolok mata merangsang. Warna hijau melambangkan
harapan, biru ketenangan, hitam serem dan serium, ungu tobat.
Ringkasan nilai afektif warna penting dalam dunia estetis, dalam warna simbolis,
dalam duania reklame, dalam lalu lintas untuk menarik perhatian (warna merah) dan
dalam ruang kelas. Dalam ruang kelas biasanya dipakai warna hijau putih bukan warna
merah.
Bagaimanapun nilai afektif warna bergantung pada pilihan pribadi, pada situasi
tertentu akhirnya pada latar belakang budaya tertentu. Bagi orang Cina warna putih
adalah warna kedukaan bukan warna hitam.

Indera Pendengaran.

Sering pendengaran kita lebih penting dari penglihatan kita.


Pertama, sering kita mendengarkan banyak hal sebelum kita melihatnya, terlebih apa
yang terjadi itu terletak dibelakang kita. Kedua, pendengaran penting peranannya dalam
bahasa lisan, dimana komunikasi antara manusia dapat dimungkinkan. Beegitu pun
lingkungan perceptual kita tak mungkin, tanpa pendengaran. Dalam bagian ini akan kita
lihat apa itu pendengaran, struktur psikologik pendengaran, serta bagaimana kita
mendengar, sifat-sifat suara/bunyi, arti suara bagi manusia dan gangguan pada alat
indera pendengaran ini.
Bunyi atau suara adalah suatu bentuk energi mekanis yang disebakan obyek-
obyek yang bergetar. Tali guitar, dll. Getaran ini (sumber) menghasilkan perubahan-
perubahan dalam molekul-molekul udara sekitarnya (menyebar dan menyempit).
Tekanan dan penyebaran molekul-molekul udara ini disebut gelombang suara.
Gelombang yang berubah-ubah dalam bentuk getaran di udara. Dan banyaknya getaran
dalam satu detik disebut frekwensi. Batas tertinggi bunyi yang dapat didengar mereka
yang berumur 20 – 40 tahun adalah 16,000 fr, sedangkan bagi mereka yang berumur 40 –
60 tahun adalah 1,000 fr. Dan bagi mereka yang berumur 60 tahun ke atas adalah 8,000
fr. Jadi rentangan pendengaran berkisar antara 25 – 2000 fr,.tak dapat didengar lagi oleh
manusia. Menurunnya kemampuan mendengar disebabkan oleh bertambahnya umur
karena hilangnya kekuatan otot dari otot timpani.

29
Struktur Telinga dan Anatomi Telinga

Telinga terdiri dari tiga bagian, telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan
telinga bagian dalam. Telinga bagian luar meliputi daun telinga ( pinna), liang telinga,
dan gendang telinga.Daun telinga membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga
dan akhirnya menuju gendang telinga. Suara ini diteruskan oleh terusan pendengaran
(ear canal) dalam telinga luar ke dalam gendang telinga yang memisahkan telinga luar
dan telinga dalam. Di belakang telinga bagian luar, terdapat telinga tengah yang berisi
tiga buah tulang kecil yakni tulang landasan, tulang sanggurdi dan tulang martil atau
hamer. Ketiganya dinamakan : osikel. Hamer melekat pada gendang telinga, sehingga
bila gendang telinga bergetar, hamer juga ikut bergetar. Hamer ini berfungsi sebagai
penghantar bunyi.Di sini juga terdapat pipa eustachius.
Lalu bunyi dilanjutkan ke tulang landasan dan sanggurdi, selanjutnya getaran
sanggurdi ini diteruskan ke kohlea (rumah siput) di bagian telinga dalam, lewat jendela
oval (oval window)). Kohlea ini berisi cairan, sehingga ketika jendela oval bergetar,
cairan itu juga ikut bergetar, dan sekaligus cairan itu juga berfungsi sebagai penghantar
gelombang suara. Dalam kohlea itu juga, terdapat organon corti yang berisi sel-sel

30
rambut yang sangat peka terhadap gelombang suara. Sel-sel rambut ini adalah reseptor
pendengaran. Perubahan tekanan dalam cairan kohlea, menyebabkan selaput basilar –
penopang organon corti- bergetar, sehingga sel-sel rambut yang melekat pada selaput
basilar itu ikut bergetar atau meletup. Kemudian saraf pendengaran yang mengelilingi
sel-sel rambut itu merobah energi suara ke dalam impul-impuls listrik dalam telinga.
Impuls-impuls ini selanjutnya dikirim lewat saraf pendengaran ke bagian korteks
pendengaran di otak, lalu diinterpretasi oleh otak sebagai suara atau bunyi.

Sifat-sifat suara

Menurut sifatnya bunyi dibagi sebagai berikut : Tinggi nada, yang diukur dengan
banyaknya getaran per detik.Jumlah getaran per detik disebut frekwensi. Frekwensi dan
tinggi nada ada hubungan.Frekwensi menentukan tinggi nada.Semakin banyak getaran,
semakin tinggi nada.Perbedaan tinggi nada disebabkan oleh perbedaan frekwensi.
Frekwensi yang terlalu rendah dan terlalu tinggi, tak dapat didengar oleh
manusia.Frekwensi terendah yang masih bisa didengar adalah 20 Hertz dan frekwnsi
tertinggi adalah 20.000 Hertz.Hertz (HZ) adalah satu putaran setiap detik.
Frekwensi berhubungan dengan tinggi nada, amplitudo berhubungan dengan
intensitas bunyi ( kuat lemahnya).Semakin besar amplitudo, semakin keras suatu
bunyi.Karena besar amplitudo, berhubungan dengan besar energi getaran.Semakin
energik getaran, semakin besar amplitudo.Intensitas nada. Ini timbul karena amplitudo
artinya lebarnya getaran bolak-balik. Keras tidaknya nada, bergantung pada amplitudo
getaran, semakin besar amplitudo, semakin keras nada. Dua buah nada dapat sama
frekwensinya, da berbeda energi getaraannya/berbeda amplitudonya.
Perbedaan intensitas bunyi dinyatakan dalam decibel.Desibel merupakan
perbandingan antara dua intensitas bunyi. Istilah decibel berasal dari Aleksander Graham
Bell, orang yang menemukan telepon. Satu decibel adalah 10 kali intensitas
ambang.Kalau dua bunyi intensitas berbeda 10 desibel berarti bahwa intensitas
perangsang yang menimbulkan kedua bunyi tersebut berbanding 10:1. 20 desibel berarti
2 bel =10 x 10 =100. Misalnya intensitas suatu nada 30 desibel berarti intensitas nada
adalah 10 x10 x10 = 1000 kali lebih besar dari intensitas standar.Nada-nada antara 800
dan 6000 Hz ambang intensitas terletak di bawah 10 desibel. Tapi nada di bawah 100 Hz
atau di atas 15000 Hz dibutuhkan 40 atau lebih decibel.Jadi pendengaran kita berkurang
kepekaannya terhadap nada-nada yang sangat tinggi dan yang sangat rendah.
Selain itu, ada timbre nada/warna suara. Timbre ini yang memungkinkan kita
membedakan macam-macam sumber bunyi. Hal ini tergantung pada kombinasi macam-
macam frekwensi. Bunyi guitar dapat kita bedakan dari bunyi suling karena adanya
timbre ini.
Masking adalah tersembunyinya nada tertentu, karena tertutup oleh nada-nada
lain,.kalau beberapa nada berbunyi bersama-sama.Umumnya nada-nada yang lebih
rendah lebih banyak menyembunyikan nada-nada yang lebih tinggi, sebaliknya tak
banyak.

Arti Bunyi Bagi Manusia

Suara memberikan arti tertentu bagi kita.Yang didengar dalam lagu misalnya,
bukanlah bunyi-bunyian saja, tapi arti suara itu bagi kita, atau apa yang dikatakan lagu
atau musik itu bagi kita.Arti suara itu bermacam-macam, mulai dari yang bernada positip
31
sampai yang bernada negatif, mulai dari yang bernada menggembirakan sampai yang
bernada menyedihkan.
Gangguan Pendengaran
Ada dua macam ketulian yakni tuli konduksi dan tuli perseptip atau tuli saraf. Tuli
konduksi terjadi bila alat-alat dalam telinga yang mengantar suara terganggu atau rusak.
Seperti kerusakan terusan telinga, karena kotoran telinga terlalu banyak, atau kerusakan
genderang telinga, kerusakan pada osikel sehingga tak dapat berfungsi.
Tuli saraf/perseptip terjadi bila ada kerusakan sel-sel rambut saraf pendengaran,
atau kerusakan pada korteks pendengaran sendiri, dimana orang kehilangan pendengaran
atas suara-suara yang berfrekwensi tinggi. Sebabnya antara lain : tumor, kerusakan
rahang kepala akibat racun, atau bunyi kencang dan kuat seperti bunyi musik rok atau
bunyi mesin-mesin pabrik. Terkenal tuli presbiakuasia yakni tuli pada orang-orang tua.
Usaha penyembuhan : obat-obatan atau operasi. Untuk tuli konduksi : bantuan alat
pendengaran yang dipasang pada telinga.

Indera keenam orang buta

Orang buta bila berjalan, bisa menghindari halangan-halangan yang terdapat di


depannya. Kemampuan untuk mendeteksi hambatan ini disebut sebagai indera keenam.
Pandangan ini berdasar. Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa orang buta
mengenali obyek dengan indera pendengaran. Karena buta maka orang menaruh
perhatiannya pada apa yang didengarnya.

Indera Kimiawi (indera penciuman dan pengecapan)

Ada dua indera berhubung dengan substansi kimiawi, yakni pengecapan dan
penciuman. Keduanya disebut kemoreseptor.Pengecapan lebih dirasakan kalau ada
kontak langsung secara fisik dengan lidah atau mulut sedang penciuman masih memiliki
jarak dengan obyek penciuman. Kedua alat ini sangat erat berkaitan dan bekerja sama,
bila kita makan. Dibicarakan pertama indera pengecapan.
Perangsang bagi indera pengecapan adalah zat yang larut dalam cairan/saliva. Jadi
pengecapan memerlkan cairan untuk mrangsangnya. Mulut mengandung ribuan berkas
sel pengecapan yang merupakan reseptor pengecapan. Reseptor-reseptor pengecapan
berupa sel-sel rambut ini sangat sensitif terhadap empat macam rasa yakni rasa pahit,
manis, asam dan asin. Reseptor-reseptor pengecapan ini terdapat di lidah, paling banyak
pada ujung lidah , pangkal lidah serta pada langit-langit. Substansi yang dikecap ini
haruslah dapat larut, sehingga dapat menembusi pori-pori pengecapan, untuk selanjutnya
menuju sel-sel pengecap di bawah permukaan lidah.
Di atas permukaan lidah ini, terdapat tonjol-tonjol kecil yang disebut papillae,
yang berfungsi sebagai kuncup pengecapan. Banyak mikroorganisme berhimpun di
permukaan lidah terutama lidah bagian belakang, dengan jumlah yang banyak.Ada
bakteri anaerobic yang menghasikan senyawa kimia yang disebut sulfur. Lapisan di
permukaan mulut yang mengandung sel mati, sisa makanan dan bakteri penghasil sulfur,
menjadi salah satu sumber utama bau yang tidak sedap di mulut.Oleh karena itu harus
mulut selalu disikat bukannya hanya gigi saja.(lihat gambar)

32
Anatomi lidah dan bagian-bagiannya:
Circulvallate: belakang lidah bagian yang menonjol
Fungiform: berbentuk seperti jamur, sebagian besar di bagian depan lidah.
Foliate: berisi kuncup-kuncup selera mirip daun, berada sepanjang tepi dan
belakang lidah
Filiform: bentuknya kecil, tersebar luas dan jumlah banyak sekali.
Palate tonsil: kelenjar yang ada di kiri kanan tekak
Lingual tonsil: pangkal lidah

Empat sifat dasar pengecapan


Perasaan manis paling tinggi terdapat pada ujung lidah, rasa asam pada
tepi lidah, rasa pahit pada pangkal lidah. Rupa-rupa perasaan ini menstimulir bagian-
bagian tertentu pada lidah . Dengan demikian pengaruh psikologis pengecapan yakni
orang cenderung pada apa yang manis dan mengelak dari apa yang pahit.(lihat gambar).

Perubahan dan perkembangan pengecapan


Semakin tua manusia kepekaan indera pengecapan mengalami kemunduran.
Sedangkan anak-anak masih peka indera pengecapannya. Namun aspek belajar
memegang peranan yang penting, dalam kesukaan rasa dan kebiasaan. Anak kecil
misalnya tak suka akan bir, tapi oleh karena biasa belajar minum bir, maka minum bir
menjadi kesukaannya.

33
Inderan Penciuman

Oflactory bulb:Pentolan penciuman, terletak di bawah dasar otak.Ini perpanjangan


dari otak dan merupakan mediator bagi indera bau.
Nostril: rongga hidung.

Indera penciuman (oflaktorius), merupakan indera yang paling sedikit diketahui


sampai sekarang. Secara kasar hidung luar dibedakan atas dua bagian yakni paling atas
adalah kubah tulang yang tak dapat digerakkan sedangkan paling bawah disebut lobulus
hidung yang paling mudah digerakkan. Seperti terlihat dalam gambar, hidup manusia
terbagi atas dua rongga besar yang disebut nostril. Dinding pemisah disebut septum
terbuat dari selaput-selaput halus.Fungsi rongga hidung, mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru-paru.Rongga hidung bagian depan disebut nares anterior dan
bagian belakang disebut nares posterior. Tenggorokan ini dipisahkan oleh langit-langit
mulut yang disebut palate.
Indera ini bekerja bila cairan hidup tersentuh oleh rangsangan bau berupa benda-
benda bersifat kemis atau gas (yang dapat menguap). Jadi indera ini menerima
perangsang bau yang berwujud gas. Reseptor penciuman ini terletak dibagian atas lubang
hidung, dalam suatu selaput halus menuju tenggorokan. Dalam penciuman terlibat kurang
lebih 1.000 reseptor. Tiap reseptor mungkin merespons terhadap beberapa bau yang
berbeda. Sekitar 10.000-40.000 bau dapat didektesi hidung manusia.

Macam-macam bau
Menurut Hening, ada enam macam bau dasar yakni bau harum (bunga), bau
busuk, bau sedap (bau akar-akaran), bau buah, bau damar dan bau angus (benda-benda
yang terbakar).

Dampak penciuman untuk tingkah laku


Dampak penciuman untuk tingkah laku kita sangat tampak. Manusia cenderung
untuk sensitive terhadap bau tertentu dan cenderung untuk menyukai bau tertentu,
bergantung pada pengalaman lalunya dan kebiasaannya. Bau harum misalnya
mendatangkan kesenangan sedangkan bau busuk mendatangkan perasaan jengkel dan
membuat orang menghindar. Khususnya wanita, cukup kuat dalam indera penciumannya.
Menurut Baron (1981) parfum adalah salah satu bau harum yang mempengaruhi pria
untuk merasa tertarik pada wanita.

34
Indera Peraba

Selain indera perasa pada kulit, ada indera-indera untuk rasa sakit/nyeri, rasa
panas, dingin (temperatur) serta sentuhan atau tekanan. Setiap indera perasa ini memiliki
ujung-ujung saraf khusus untuk merespons stimulus tertentu. Jadi tiap indera memiliki
reseptor tersendiri dan menyebabkan pengalaman yang berbeda.

Bagian-Bagian kulit: epidermis: lapisan paling luar kulit, tersusun dari kulit induk
( korneum) kulit mati yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru.Capilaries:
pembulh darah halus.Kelenjar keringat ( sweat gland)
Dermis: kulit di bawah kulit luar ( kulit ari). Dermis ini mengandung pembuluh
darah akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat dan kelenjar minyak.Kelenjar-kelenjar
ini dapat menghasilkan keringat yang dapat mencapai 2.000 ml per hari. Keringat
mengandung air, cairan, dan urea. Fungsinya sebagai alat pelindung terhadap kerusakan
tubuh, pernapasan dan pengaturan suhu tubuh. Bila suhu panas, maka kelenjar keringat
menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar.Melebarnya pembuluh kapiler
memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme.Dengan demikian kelenjar
keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit, dengan cara penguapan
yang menyebabkan suhu di permukaan kulit menurun, sehingga panas tak dirasakan lagi.
Bila suhu rendah, kelenjar keringat tak aktif, dan pembuluh kapiler menyempit.Dalam
keadaan ini, darah tidak mendorong sisa metabolisme dan air, sehingga penguapan sangat
kurang.Dengan demikian suhu tubuh tetap dan kedinginan tak dirasakan. Kelenjar
keringat dikontrol oleh hipotalamus.
Reseptor untuk suhu ini berupa neuron dengan ujung saraf bebas terletak tepat di
bawah kulit.Jika terjadi penurunan suhu, maka reseptor dingin aktif, tapi bila ada
kenaikan suhu, maka yang aktif adalah reseptor panas.Tapi ada kecualian. Reseptor

35
dingin dapat merespons terhadap suhu yang sangat tinggi, di atas 45 derajat Celsius.
Stimulus yang sangat panas, akan menggiatkan reseptor yang hangat dan dingin.
Sensasi yang bertentangan dengan rangsangan tersebut “paradoxial cold and
paradoxical warmth”.

Fungsi kulit: sebagai alat peraba, pelindung organ di bawah kulit, tempat
dibuatnya vitamin dengan bantuan sinar matahari, pengaturan suhu tubuh dan sebagai
tempat menimbun lemak.

Daerah kulit yang sangat sensitif


Setiap bagian tubuh memiliki tingkat sensitivitasnya masing-masing. Ada yang
lebih sensitif pada rasa sakit, ada yang lebih responsif terhadap rasa panas, tekanan,
rabaan, sentuhan, dll. Bagian luar bibir, ujung jari, bagian pinggang ke bawah, sangat
sensitif terhadap sentuhan. Ujung jari misalnya sangat sensitif terhadap rasa sakit, ada
sekitar 60 tempat rasa sakit. Betis relatif tak sensitif terhadap rasa dingin, karenanya kaus
kaki panjang pada wanita tetap menghangatkan betis.

Sensasi rasa sakit


Rasa sakit dialami tiap orang pada tubuh dalam tingkat yang berbeda-beda, rasa
sakit merupakan satu signal yang mengingatkan kita akan sakit yang mungkin timbul dan
dengan demikian ia membantu kita untuk tetap hidup. Karena dengan itu kita mencari
jalan keluar untuk tindakan pencegahan atau penyembuhan.

Dasar inderawi buat rasa sakit/Nyeri


Stimulus rasa sakit ini adalah semua rangsang yang cukup kuat yang
menyebabkan kerusakan jaringan seperti tekanan, temperatur, kejutan listrik. Efek
stimulus ini adalah lepasnya substansi kimia di kulit yang selanjutnya menstimulir
reseptor indera rasa nyeri ini yakni neuron dengan ujung saraf bebas khusus. Reseptor ini
lalu mengidentifisir tempat dan intensitas rasa sakit dan selanajtunya tindakan pemecahan
dirumuskan.Otak lalu memprodusir semacam zat yang disebut endorphin.Endorphin ini
mengeluarkan analgesia yang berfungsi memperkecil dan mengurangi rasa sakit.

Reaksi terhadap rasa sakit


Sangat kompleks karena dipengaruhi oleh reaksi emosional seseorang, faktor
konteks, interpretasi orang terhadap situasi serta arti yang kita berikan pada pengalaman
tertentu, mempengaruhi rasa sakit itu. Ditinjau dari stimulusnya, ada dua kemungkinan
rasa sakit yakni rasa sakit tanpa perangsang fisik.Contohnya orang-orang diamputasi
melaporkan adanya rasa sakit yang kronis pada lengan, meski operasinya telah berlalu.
Kemungkinan lain tak ada rasa sakit meski ada perangsang fisik yang intens seperti
berjalan di atas bara api tanpa merasa sakit atau tidur di atas tempat tidur berduri/paku
tanpa merasa sakit. Orang-orang kudus banyak mempraktekan hal ini.
Ditinjau dari intensitasnya, rasa nyeri itu dapat dibedakan atas fase fasik dan fase
tonik.Rasa nyeri fasik biasanya singkat dan intensitasnyaa meningkat dan turun secara
cepat. Sedang rasa nyeri tonik sering kali berlangsung lama dan stabil serta terus
menerus. Misalnya kalau kaki kita terkilir, kita segera merasakan rasa nyeri tajam pada
pergelangan kaki, tapi tidak lama sesudahnya kita merasakan rasa nyeri yang terus
menerus ( tonik) karena pembengkakan.

36
Rasa sakit dan arti pengalaman
Arti yang kita berikan pada pengalaman tertentu mempengaruhi bagaimana kita
merasa sakit. Serdadu- serdadu yang dilukai waktu perang kurang merasakan itu sebagai
rasa sakit/sesuatu yang menyakitkan, tapi sebagai suatu kesempatan dirawat,
diselamatkan atau untuk kembali ke rumah. Sebaliknya orang biasa yang mengalami luka
yang sama, memandangnya sebagai suatu bencana yang menimpanya, karena bisa
mengakhiri hidupnya.
Sebab dan tujuan rasa sakit
Stimulus yang terus-menerus terhadap alat-alat indera lain mendatangkan rasa
sakit. Mata sakit, misalnya karena mata dipaksa/digunakan dalam cahaya yang tak
terang. Kepala sakit, telinga sakit karena antara lain adanya suara gaduh terus menerus.
Rasa sakit ini bertujuan/bersifat protektif artinya tanda bahwa ada tekanan yang kelewat
batas. Atau tanda bahwa ada penyakit-penyakit internal atau infeksi.

Tekanan atau sentuhan


Tekanan atau sentuhan fisik pada kulit merupakan stimulus. Kita dapat
membedakan variasi tekanan pada permukaan tubuh.Ada yang sangat intens seperti bibir,
hidung, pipi dan yang paling tidak sensitif adalah ibu jari. Perbedaan tersebut berkaitan
dengan jumlah reseptor yang bereaksi terhadap stimulus di tiap lokus tubuh.Selain ada
titik yang sensitive tunggal, ada juga ambang dua titik yakni jarak minimum di mana dua
batang halus yang menyentuh kulit dapat dirasakan sebagai dua titik. Ambang dua titik
ini sangat bervariasi di permukaan kulit. Ambang dua titik yang paling rendah di ibu jari
sedang yang paling tinggi di betis.

Indera Keseimbangan (Vestibular)


Fungsi indera keseimbangan ialah untuk mengatur dan mengarahkan tubuh kita
terutama kepala dalam kaitannya dengan gaya tarik bumi. Ia mengatakan kepada kita ke
mana kita bergerak atau arah perubahan gerak kita apakah kita berdiri, duduk, dll. Ia
menjaga keseimbangan tubuh kita dan gerakan tubuh. Kita jatuh misalnya dan kita cepat
mengatasinya, ini adalah kerja indera vestibular ini. Indera ini lain dari indera-indera lain
karena kegiatannya tak disertai kesadaran.
Reseptornya terdapat di telinga dalam yakni vestibular canalis semicircularis.
Saluran ini berisi cairan dan sel-sel rambut yang melekat pada ujung-ujung saraf. Bila
kepala digerakkan maka cairan itu juga digerakkan, dan karenanya sel-sel.rambut
dirangsang. Rangsangan ini mengakibatkan disadarinya perubahan dalam posisi tubuh.
Contoh : tanpa lihat gerakan, kita tahu bahwa elevator naik atau turun.
Gangguan : Stimulasi yang berlebihan pada saluran setengah lingkaran
mengakibatkan pusing-pusing dan kehilangan keseimbangan. Kalau kita bergerak
berputar-putar, lalu kita berhenti dan kita merasa masih berputar-putar. Alasannya cairan
dalam saluran tadi masih berputar-putar. Oleh karena itu rasa pusing-pusing kerap
berakar pada canalis semicircularis ini. Ada orang yang melihat ke bawah dari tempat
yang tinggi sambil memperhatikan arus lalu lintas merasa pusing-pusing, karena
pengaruh saluran semicircularis., Kerap penari balet memusatkan perhatiannya pada titik
tertentu sementara menari berputar-putar, untuk mencegah rasa pusing.

Indera Kinesteti (indera koordinasi otot)


Fungsi indera ini mengontrol kegiatan-kegiatan motorik kita, memberi informasi
kepada kita tentang gerakan dan lokasi tubuh. Tangan terasa keram, dirasakan karena
37
kerja indera ini. Jadi indera ini memberi informasi kepada kita tentang apa yang dibuat
tubuh selama kegiatan motorik, misalnya menulis, naik sepeda, jalan atau duduk. Ia
mengatakan kepada kita apa kita kenyang atau tegang. Tanpa ini kita tak mungkin
mengkoordinir gerakan-gerakan tubuh kita (bagian-bagian tubuh kita).Perangsangnya
adalah gerakan dan ketegangan pada otot-otot tubuh
Ada dua informasi untuk ini yakni pertama, reseptor yang terdapat pada
persendian-persendian kita. Reseptor ini mengatur persendian kita. Reseptor yang kedua
terletak dalam otot-otot dan urat daging, ia menghubungkan urat dan tulang. Reseptor ini
mengatur perubahan-perubahan yang terdapat dalam otot-otot dan urat-urat daging,
terutama untuk menegangkan atau merenggangkan. Jadi lebih berfungsi sebagai kontrol
motorik dan koordinasi tubuh.

Indera Viseral/organis/vital
Indera ini berpautan dengan respons-respons sensoris yang dipikirkan berasal dari
organ-organ internal seperti perut, pencernaan, jantung, kandung kencing, dll. (Jadi organ
tubuh yang terdapat dalam rongga dada dan rongga perut). Organ ini benar-benar
merespons terhadap rasa panas dan dingin. Sensasi-sensasi yang berasal dari organ-organ
dalam, tak terlokalisir secara pasti. Bagaimana pun vicera ini merespons terhadap
rangsangan tertentu. Misalnya keringnya tenggorokan menghasilkan sensasi lapar,
tekanan isi perut pada dinding perut besar, menandakan panggilan untuk buang air besar.

Rangkuman dan Implikasi Rupa-rupa Alat Indera

Tak semua orang memiliki penginderaan yang sama dengan alat-alat inderanya.
Ada yang tipe visual artinya orang mepunyai ingatan yang baik tentang apa yang
dilihatnya, tipe auditip, mengingat dengan baik sekali apa yang didengarnya, tipe
motorik, mengingat dengan baik apa yang dirasakan geraknya, tipe taktil, memiliki
ingatan yang baik tentang apa yang dirasakannya, dan lagi ada yang memiliki tipe
campuran, mengingat baik sekali apa yang diinderanya. Oleh karena itu dalam kegiatan
belajar mengajar misalnya, apa yang disampaikan kiranya dirasakan sehingga semua
indera anak/peserta didik dapat digunakan. Belajar yang baik ialah belajar dengan
mengalami sendiri.
Anak yang rabun dekat, perlu didudukan di belakang kelas sebaliknya anak yang
rabun jauh , perlu didudukan di muka, sehingga ia dapat melihat apa yang ditulis di
papan.

38
PENGAMATAN / PERSEPSI

Otak membutuhkan suplai informasi dari dunia luar serta dari bagian tubuh
lainnya. Informasi ini didapat dari organ-organ inderawi, yang memiliki kemampuan
untuk secara selektif bereaksi terhadap bentuk-bentuk energi seperti gelombang, cahaya,
bunyi, dll. Informasi-informasi tersebut dikirim oleh saraf-saraf indera menuju otak dan
di sana informasi tersebut diproses dan dapat dibentuk suatu presepsi terhadap dunia. Bila
presepsi ini menuntut suatu tindakan, maka alat-alat motorik atau afektor, digiatkan.
Dalam bagian ini akan dibicarakan tentang presepsi, apa itu presepsi, manakah
sifat-sifat dunia pengamatan, macam-macam konstansi, prinsip-prinsip dasar dunia atau
hokum Gestalt, presepsi kedalaman/jarak atau jauh dekatnya obyek, presepsi gerakan dan
ilusi.
Pengamatan atau presepsi adalah menafsirkan stimulus yang ada dalam otak
(Dimyati, 1990, hal.41).Atau persepsi adalah proses dimana manusia mengenal dunia luar
dengan menggunakan alat indera.

Sifat-sifat dunia pengamatan


Pengamatan memiliki sifat-sifat umum yakni sifat “ruang”. Artinya obyek-obyek
yang diamati itu meruang, berdimensi ruang. Ada relasi-relasi yang berhubungan dengan
atas bawah, kiri-kanan, depan-belakang dan jauh-dekat.
Dunia pengamatan memiliki dimensi waktu. Obyek-obyek pengamatan itu kurang
lebih bersifat tetap, tapi juga ada perubahanp-perubahan dalam waktu. Kita mengamati
lama dan kecepatan, malah pengamatan itu sendiri membutuhkan waktu.
Dunia pengamatan kita berstruktur menurut berbagai obyek pengamatan. Ada
berbagai keseluruhan yang kurang lebih berdiri sendiri, ada gestalt. Dalam ruang kelas
misalnya terdapat meja, kursi, papan, dll yang kesemuannya berdiri sendiri.
Dunia pengamatan kita adalah dunia yang penuh dengan arti-arti. Benda yang kita
amati mengatakan sesuatu kepada kita. Obyek-obyek itu memiliki arti tertentu bagi kita.
Dengan demikian yang mengamati bukan hanya satu indera saja, tapi seluruh pribadi
manusia. Oleh karena itu apa yang diamati sangat bergantung kepada situasi tertentu.
Pengalaman, pribadi, minat, dll. Perbedaan-perbedaan ini juga yang menyebabkan
pengamatan itu tak sama pada setiap orang, ada orang yang memiliki pengamatan yang
kuat dan jelas dan ada yang tidak. Pengamatan berkembang dari yang global menuju
bagian-bagiannya. Orang mendapat gambaran total obyek, baru kemudian dianalisa untuk
sampai pada bagian-bagiannya.

Konstansi dalam pengamatan.


Obyek yang dilihat dalam dunia pengamatan kita selalu berubah-ubah. Ada
kalanya obyek bergerak, atau kita yang bergerak, sehingga kita merobah arah posisi kita
dalam mengamati sesuatu obyek. Perubahan dalam presepsi kita kadang-kadang terjadi
karena perbedaan penyinaran obyek pengamatan kita. Obyek itu tetap dipandang tetap
dan permanent. Tidak berubah atau tetapnya obyek yang diamati itu disebut konstansi.
Jadi konstansi adalah kecenderungan untuk menangkap obyek sebagai tetap dan tak
berubah, meski perangsang yang diterima berubah-ubah.

39
Macam-macam konstansi.
Ada beberapa macam konstansi yakni konstansi warna, konstansi besar (ukuran),
konstansi bentuk dan konstansi tempat. Konstansi warna adalah tendensi untuk melihat
obyek-obyek sebagai memiliki warna yang tetap dan sama. Apel yang masak dan
berwarna merah, akan tetap memiliki warna yang sama ini, meski dilihat dalam terang
sinar matahari atau dalam ruangan yang tanpa sinar. Padahal perangsang yang diterima
berbeda-beda. Dalam sinar matahari apel tersebut kelihatan putih mengkilat, karena
memang dikenai cahaya matahari. Atau kertas putih yang dikenai sinar matahari akan
kelihatan berkilauan disiang hari, tapi kertas yang sama akan kelihatan putih biasa di sore
hari/malam hari.
Konstansi besar adalah tendensi untuk menangkap obyek-obyek sebagai memiliki
ukuran dan besar yang sama, meski ada perbedaan jarak. Pengalaman kita menunjukkan
bahwa jarak tak merobah besarnya atau ukuran suatu obyek yang riil. Manusia yang
dilihat dalam jarak 4 km akan kecil ukurannya dibandingkan dengan manusia yang sama
yang dilihat dari jarak 10 m. Pengalaman kita menunjukkan bahwa besarnya manusia itu
rata-rata tetap sama. Perangsangnya memang berbeda. Obyek yang kelihatan kecil
memberi kesan bahwa obyek itu terletak jauh, sedangkan obyek yang kelihatan besar,
memberi kesan bahwa obyek itu dekat. Besar atau ukuran obyek itu sama, hanya
mata/pengamatan kita memberi kesan demikian.
Konstansi bentuk adalah tendensi untuk melihat obyek sebagai memiliki bentuk
yang sama, meski kita melihat obyek tersebut dari sisi yang berbeda-beda. Koin yang
diputar akan menampilkan berbagai bentuk, mulai dari bentuk bulat sampai dengan
bentuk elips. Tapi itu kesan yang kita terima. Yang benar dan pasti bahwa koin itu
berbentuk bulat dan sama.
Konstansi tempat adalah perubahan relasi ruang antara obyek-obyek dalam medan
penglihatan kita, sebagai perubahan posisi kita, meski obyek-obyek itu tetap
mempertahankan posisi, jarak dan tempatnya masing-masing. Hal ini jelas, bila kita
menggerakan kepala kita. Kita akan melihat bahwa jarak atau ruang antara obyek-obyek
yang diamati berubah-ubah, sesuai dengan perubahan posisi keepala kita. Semua macam
konstasi itu terjadi, sehubungan dengan benda-benda atau obyek yang kita kenal, atau
karena pengalaman kita menunjukkan demikian.

Prinsip-prinsip Dasar Susunan Dunia Pengamatan.


Manusia cenderung untuk menyusun kerangka pengamatannya, menurut obyek
atau corak yang memiliki arti tertentu. Konteks keseluruhan obyek mempengaruhi
bagaimana keseluruhannya ditanggapi. Aliran Gestalt mengatakan bahwa keseluruhannya
lebih berarti dari pada bagiannya. Aliran ini mengatakan bahwa manusia dilahirkan
dengan kemampuan untuk menyusun dunia pengamatannya berdasarkan arti tertentu,
meski mereka tak menyangkal bahwa kemampuan itu ada karena hasil belajar manusia
juga (karena pengalaman).
Ada dua prinsip dasar dalam menyusun dunia perceptual kita yakni melihat
obyek-obyek dalam bentuk focus dengan latar belakang tertentu “figure ground
perception/relationship” dan pengelompokan stimuli berdasarkan arti tertentu. Inilah
yang disebut/dikenal sebagai hukum Gestalt. Alasannya ialah bahwa manusia cenderung
untuk mengamati obyek menurut tingkat kemudahannya. Manusia cenderung untuk
melihat dunia menurut cara yang sesederhana mungkin.

40
Figure Ground Relationship (fgr).
Figure Ground Relationship berarti kita mengidentifisir bagian dari obyek pengamatan
kita sebagai focus atau target pengamatan dalam kaitannya dengan latar belakang
tertentu. Target stimulus itu (figure) atau gambar sedangkan stimulus sekitar dipandang
sebagai latar belakang (groundnya). Contoh : Lihat gambar vas, piala atau pot bunga. Bila
kita fokuskan perhatian kita pada vas, sedangkan sekitarnya merupakan latar belakang,
maka akan dilihat adalah vas, sedangkan bila kita fokuskan perhatian kita pada gambar
dua muka, maka yang dilihat adalah gambar dua muka manusia yang berhadapan. Inilah
yang dinamakan fluktuasi presepsi artinya gejala berubah-ubahnya presepsi kita karena
perhatian kita berubah-ubah (lihat gambar di bawah). Gambar a bisa dua muka manusia
atau vas. Sedang gambar b adalah tangga yang berubah-ubah.

Gambar a.

Gambar b

Prinsip ini juga berlaku bagi indera-indera lain. Misalnya indera pendengaran.
Dalam suatu pesta atau perkumpulan misalnya, di mana ada keributan sangat, maka suara
teman bicara kita adalah focus (figure) sedangkan suara-suara lain adalah latar belakang
(ground). Begitu pun menyangkut indera penciuman.Dalam satu koor misalnya ada satu
suara yang menjadi focus perhatian/mendominir suara lain sedangkan suara-suara lain
adalah latar belakang (groundnya). Atau bila kita mengunjungi pasien dalam rumah sakit.
Kita memusatkan focus penciuman kita pada keharuman bunga mawar, (bunga mawar
lebih dicium) sedangkan bau-bau yang lain merupakan latar belakang. Juga menyangkut
indera pengecapan. Dalam aktivitas makan misalnya, ada unsur-unsur tertentu yang lebih
dirasakan sedang unsur-unsur lain menjadi latar belakang.

Organisasi Dunia Pengamatan (Hukum Gestalt)


Sudah dikatakan bahwa ada tendensi manusia untuk melihat pengamatannya
dengan cara sederhana mungkin, untuk memberikan arti pada pengamatannya
berdasarkan prinsip tertentu. Psikologi Gestalt menamakannya sebagai hukum Pragnanz
artinya hukum kesederhanaan. Berarti manusia memiliki kecenderungan untuk melihat
obyek dalam bentuk yang sederhana mungkin. Beberapa unsur persepsi dikelompokkan,

41
karena unsur tertentu memberikan suatu kontinuitas pada persepsi. Ada beberapa prinsip
atau hukum Gestalt :

1. Closure : Bagian-bagian diterima sebagai satu kesatuan komplit, meski ada


bagian-bagian yang terpisah. Dalam hal ini ada kecenderungan untuk mengisi
atau menutup “close” apa yang kurang atau kosong pada obyek, sehingga
keseluruhan obyek/gambar dapat dilihat(.gambar D)
2. Kontinuasi/persambungan : Bagian-bagian yang memiliki sangat sedikit bagian
lepas, diterima sebagai suatu kesatuan, suatu obyek dilihat sebagai memiliki
sambungannya, meski ada hal-hal yang menghalangi pandangan kita.
3. Prinsip nasib yang sama : corak tertentu mengelompokkan stimulus yang dilihat.
Misalnya : obyek yang bergerak bersama-sama : kelompok burung yang terbang,
atau kelompok pelari.
4. Hukum kedekatan : Bagian-bagian yang berdekatan satu sama lain, diterima
sebagai satu kesatuan/keseluruhan.( Lihat gambar C). Kita tak melihat delapan
bulatan yang terpisah..
5. Prinsip kesamaan gambar atau perangsang : Bagian-bagian yang sangat
mirip/bersamaan ditanggapi sebagai satu keseluruhan. (gambar B)
6. Perangsang yang simetris: Bagian-bagian yang membentuk satu kesatuan simetris
dikelompokan bersama. Lihat gambar.A

42
Semua ini merupakan pandangan Gestalt yakni keseluruhan berbeda dengan bagiannya.

Persepsi kedalaman/jarak/jauh dekatnya obyek.


Persepsi kedalaman atau jauh dekatnya obyek adalah kemampuan untuk
menentukan jarak suatu obyek dari pengamat. Hal ini bergantung pada susunan obyek
dalam lingkungan pengamatan kita, pada kesanggupan mata kita, dan pada proses
interpretasi otak.
Persepsi kedalaman sudah ada pada manusia sejak bayi. Hal ini dibuktikan
dengan percobaan visual cliff, (tebing visual) di mana ada dua permukaan yang ditutupi
dengan selembar kaca tebal. Ada sisi dalam dan sisi dangkal. Bayi ketika dipanggil oleh
ibunya dari sisi dalam, tak berani merangkak menuju ibunya, karena takut akan sisi
dalam. Berarti manusia sejak bayi, sudah bisa menanggapi kedalaman.(lihat gambar)

43
Tebing Visual

Kita menanggapi jauh dekatnya obyek dengan beberapa cara yakni dengan cara
monokuler = yakni satu mata-satu pandangan/memusat dan dengan cara binokuler = dua
mata.

Dalam cara monokuler ada beberapa petunjuk :


1. Perspektif linear : sesuatu yang kita lihat, kita lihat dengan sudut pandangan
tertentu. Semakin jauh suatu objek, semakin kecil sudut pandangan kita. Inilah
yang disebut perspektif linear. Dua jalur jalan raya yang lurus semakin jauh
semakin bertemu kedua ujungnya, sehingga keduanyasatu titik saja. (jelas pada rel
kereta api). Alasannya ialah kita melihatnya dengan sudut pandangan tertentu.
2. Perspektif ukuran (besar yang relatif) . semakin jauh suatu obyek semakin kecil,
semakin dekat suatu obyek semakin besar.
3. Perspektif ditel/udara. Semakin ditel/terang suatu obyek semakin dekat,
sedangkan semakin kabur suatu obyek semakin jauh. Benda yang kelihatan jelas
dan terang adalah benda-benda yang dekat dengan kita. Semakin jauh suatu
obyek, semakin berubah warnanya = biru. Ini dinamakan shadow.
44
4. Interposisi/superposisi : saling berdampingan. Bila suatu obyek sebagiannya
terhalang oleh yang lain, kita simpulkan bahwa yang terhalang itu, lebih jauh dari
pengamatan kita. Sedangkan yang menghalangi adalah lebih dekat kita.
5. Motion paralex = pergeseran gerak. Bila kita berjalan menuruni bukit, maka
obyek-obyek yang dekat dengan kita (pohon-pohon misalnya) nampaknya lebih
cepat bergerak sedangkan obyek-obyek yang jauh dari pengamatan kita kurang
bergerak. Obyek-obyek yang bergerak adalah obyek yang dekat dengan kita,
sedangkan obyek-obyek yang tidak bergerak adalah obyek-obyek yang jauh dari
pandangan kita.
Demikian beberapa petunjuk/indikasi yang mengatakan kepada kita bhawa suatu obyek
jauh atau dekatt jaraknya dengan kita.

Tanda-tanda kedalaman binokuler.


Ada beberapa tanda dalam kedalaman binokuler ini yakni disparitas retina/disparitas
binokuler, konvergensi dan paralaks binokuler.
Konvergensi
Konvergensi disebabkan oleh obyek yang dalam dunia pengamatan kita berjarak
dekat. Dua mata kita bila melihat obyek yang dekat, menimbulkan konvergensi,
sedangkan obyek yang jauh tidak menimbulkan konvergensi. Bila kita melihat obyek
yang dekat, maka mata kita akan memusat, sedangkan yang jauh mata kita akan melihat
lurus ke depan. Sudut pemusatan mata merupakan petunjuk bagi otak mengenai dekatnya
obyek dengan mata kita. Hal ini disebabkan oleh tegangnya urat saraf mata, dan
ketegangan ini diinterpretasi oleh otak untuk menentukan jarak obyek dengan mata kita
yakni jarak dekat.
Disparitas binokuler : masing-masing mata menerima pandangan dunia sedikit
berbeda. Dan perbedaan ini lebih dirasakan pada waktu kita melihat obyek yang lebih
dekat letaknya. Hal ini disebut disparitas retina. Otak membandingkan informasi yang
berasal dari dua mata. Semakin besar perbedaan antara dua gambar/pandangan retina,
semakin dekat obyek tersebut. Dua obyek yang dipandang dari jarak lima meter
misalnya, disparitas retinanya cukup besar, sedangkan kalau obyek yang sama dipandang
dari jarak lima puluh meter maka disparitas retinanya cukup kecil, sehingga kedua obyek
tersebut berdekatan, malah kelihatan seperti satu obyek saja. Jadi semakin jelas
perbedaan antara dua obyek, maka obyek tersebut makin dekat dengan kita, semakin
kabur/kecil/tak jelas perbedaan antara dua obyek, maka obyek tersebut semakin jauh
jaraknya dari kita.
Paralaks binokuler (pergeseran binokuler).
Kalau kita menggunakan mata kanan untuk melihat suatu obyek, maka bagian
dari latar belakang yang ditutupi oleh sebuah benda, lain dari pada bagian yang tertutup
bagi mata kiri. Ini jelas kalau kita berganti-ganti menutup salah satu mata. Dalam
keadaan demikian benda-benda yang dilihat seakan-akan bergerak, bergeser kian kemari,
karena posisinya terhadap latar belakang bergeser. Dengan demikian bila benda yang
dilihat itu dekat, maka seluruh latar belakang yang tertutup bagi mata yang satu, terbuka
bagi mata yang lain. Dengan ini kita melihat ruang yang meluas antara benda yang dilihat
dan latar belakang. Ini berarti jarak benda itu dengan latar belakang dapat ditemukan.
Persepsi kedalaman monokuler dan binokuler pertama-tama adalah hasil belajar,
tapi beberapa dari padanya bersifat bawaan sejak lahir. Bagaimanapun kedua cara ini
merupakan factor yang penting dalam pengamatan jarak atau kedalaman.

45
Persepsi Gerakan
Kalau kita melihat suatu benda yang bergerak, maka benda tersebut bergerak
terhadap sesuatu yang tetap, terhadap sesuatu patokan yang tak berubah tempat. Ini
menunjukkan bahwa benda yang sedang kita amati itu sedang bergerak. Jadi apa yang
sementara bergerak itu, bergerak terhadap sesuatu sistim yang menjadi latar belakang
atau kadar referensi dari benda yang bergerak itu. Misalnya yang bergerak itu bukan
awan tapi bulan. Atau misalnya kita duduk dalam mobil kita yang sementara diparkir,
dan melihat mobil yang mulai jalan, kita mendapat kesan bahwa mobil lain itu yang
berhenti/diparkir, sedang mobil kita yang jalan /bergerak.
Kemampuan untuk mendeteksi gerakan penting bagi organisme demi
kelangsungan hidupnya. Pada manusia, tanggapan terhadap gerakkan obyek nampaknya
merupakan suatu proses yang kompleks, karena bergantung pada banyak factor antara
lain sifat obyek itu sendiri, seperti kecepatan dan ukuran obyek, hakekat latar belakang,
jangka waktu penghadiran stimulus, pola stimulasi yang mengaktivisir sel-sel dalam
korteks, serta sifat pengamat sendiri. Tendensi untuk melihat suatu focus yang bergerak
dalam suatu latar belakang begitu kuat bagi kita, sehingga kadang-kadang kita salah
menginterpretasi apa yang terjadi. Misalnya awam yang bergerak atau bulan. Mobil kita
yang bergerak mobil orang lain (ingat contoh di atas). Gerakan ini disebut : “induced
movement gerakan semu/nampaknya bergerak.
Ada dua persepsi gerakan yakni gerakan riil dan persepsi terhadap obyek yang
nampaknya bergerak (apparent movement, induced movemenet atau ilusi). Beberapa
contoh gerakan ilusi ini dapat ditunnjuk sebagai berikut :
Pertama, efek autokinetik. Dalam ruangan yang gelap dan ada cahaya kecil., Cahaya ini
kelihatan bergerak, karena tak ada latar belakang penglihatan. Bila ruangan
diterangi sehingga kelihatan tembok/dinding sebagai latar belakang, maka
efek ini dapat hilang. Pilot-pilot yang terbang malam dicegah dari efek ini,
dengan adanya pemasangan lampu yang berderet-deret di landasan, sehingga
bisa ditimbulkan latar belakang.
Kedua, gerakan stroboskopik. Yang terkenal adalah Phi phenomena/gejala phi. Dua
bola lampu yang dalam jarak berdekatan secara bergantian menyala dalam
kecepatan yang tinggi, maka kita mendapat kesan bahwa lampu yang satu
bergerak dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Pada hal tak ada gerakan.
Alasannya ialah gerakan begitu cepat, sehingga mata kita tak dapat
menangkap perangsang. Atau timbul apa yang dinamakan after image =
gerakan penggiring, dimana gambaran obyek masih dalam mata dan otak dan
seketika itu juga muncul lagi gambar berikutnya. Efek ini banyak digunakan
dalam dunia reklame untuk menarik perhatian para pelanggan/pengunjung.
Contoh lain adalah film. Dalam film sebenarnya tidak ada gerakan riil.
Rangkaian foto dipancarakan ke layar dalam kecepatan yang tinggi, dan itu
diterima/ memberikan kesan sedang bergerak, pada hal tidak. Gerakan itu
sebenarnya kesan/tanggapan kita saja. Closure (Gestalt) berfungsi untuk
mengisi bagian-bagian gambar yang belum/tidak lengkap, sehingga ditanggapi
sebagai satu keseluruhan gambar.

Gerakan Riil
(Gerakan semu yang menunjukkan kepada kita bahwa persepsi kita tentang
gerakan tak semata-mata tergantung pada gerakan fisis obyek). Gerakan riil ini kerap
lebih kompleks. Gerakan ini bergantung pada hubungan antara obyek-obyek dalam
46
medan penglihatan kita, dan pada interpretasi yang kita berikan pada hubungan ini.
Eksperimen-eksperimen menunjukkan bahwa bila gerakan itu menyangkut dunia
penglihatan, maka kita cenderung untuk menerima bahwa obyek-obyek yang lebih besar
dan luas lebih menetap dan obyek-obyek yang lebih kecil lebih bergerak. Contohnya,
bulan yang kelihatan bergerak dengan awan sebagai latar belakang. Awan nampaknya
lebih menetap karena lebih besar dan luas dibandingkan dengan bulan.
Kerap juga kita tidak dapat bedakan apakah kendaraan kita yang bergerak atau
kendaraan orang lain yang bergerak, kita mendapat kesan bahwa kendaraan kita bergerak
berlawanan arah dengan kendaraan orang lain. Pada hal sebenarnya kendaraan kita tetap
di tempat. Alasannya bahwa kita cuma melihat kendaraan kita, tanpa suatu latar
belakang. Dalam bagian berikut kita akan melihat proses belajar perceptual dan faktor-
faktor yang mempengaruhi persepsi. Kemudian akan dibicarakan ilusi, sebab-sebabnya
adalah adanya ilusi dan macam-macam ilusi.

Proses Belajar Perseptual


Proses belajar perceptual disebabkan dua hal, pertama proses pilihan dan kedua
adalah suatu keharusan. Dalam proses pilihan orang memilih untuk belajar melatih dunia
perseptualnya. Misalnya orang belajar membuat anggur yang baik, anggur yang baik ini
bukan hanya rasanya, tapi aromanya, warnanya, semua ini bertujuan untuk menarik minat
dan rasa orang lain/pembeli. Di sini dunia pengamatan seseorang dilatih. Sedangkan
dalam proses yang kedua orang mau tak mau menggunakan alat indera tertentu, karena
indera yang bersangkutan mengalami kerusakan atau cacat. Orang buta misalnya sangat
menaruh perhatian pada dunia pendegarannya, karena indera penglihatannya tidak
berfungsi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi


Pertama, factor perkembangan, sejak bayi manusia sudah dapat mengetahui
dalamnya atau dangkalnya suatu tempat. Kemampuan ini lama kelamaan berkembang.
Factor harapan dan motivasi. Kedua factor ini membuat kita mengarahkan perhatian kita
pada obyek tertentu, demi kelangsungan hidup kita. Dan ini sebagian besar ditentukan
oleh motivasi (sopir). Factor yang terakhir adalah factor pengalaman dan kebudayaan
serta postur fisik seseorang.

Perbedaan persepsi.
Perbedaan persepsi disebabkan oleh perbedaan perhatian, mental set, kebutuhan
sistim nilai serta tipe kepribadian. Ada ratusan rangsangan yang tiap hari mengenai
indera kita. Ada rangsangan yang diperhatikan, ada yang tidak, bergantung pada
kepribadian orang. Karena itu ada perbedaan persepsi karena perhatian yang berbeda-
beda. Kebutuhan dan sistim nilai tiap orang juga berbeda, oleh karena itu persepsi orang
terhadap sesuatu berbeda-beda.

Ilusi
Sudah disinggung di atas bahwa banyak stimulus yang mengenal indera kita.
Namun stimulus-stimulus tersebut tidak selamanya ditanggapi secara benar. Terkadang
ada kesalahan dalam memberikan arti terhadap stimulus yang diterima. Kesalahan
individu dalam memberikan arti dan interpretasi pada stimulus ini disebut ilusi. Jadi ilusi
sebenarnya bertentangan dengan apa yang kita persepsi dengan kenyataan yang
47
sebenarnya. Bayangan tongkat dalam air kelihatan bengkok tapi tongkat itu sendiri lurus.
Tipuan ini juga menyangkut indera-indera lain juga, namun ilusi visuallah yang paling
banyak mendapat perhatian.
Ilusi bukan kelainan jiwa atau berlainan dengan halusinasi. Halusinasi atau tipuan
mata adalah pengamatan tanpa obyektivitas penginderaan dan tanpa perangsang fisik
yang adikuat. Orang melihat atau mendengar sesuatu, tapi perangsang fisiknya tidak ada
sama sekali. Misalnya, orang sakit berat, kena racun, mabuk, dll. Ada gejala lain seperti :
osilasi/ayunan, ilusi optic, dan sisnestesi. Gejala osilasi adalah penglihatan obyek yang
tampaknya berubah bentuknya. Perubahan ini disebabkan oleh pengamatan kita, letaknya
pengamatan kita pada bagian obyek/gambar tertentu, menyebabkan munculnya kesan
yang berbeda-beda (Kartini K. hal. 61). Alasan lain adalah cara kita melihat gambar dan
perubahannya perhatian kita. Contoh figure ground relationship.
Ilusi optic adalah penglihatan yang keliru. Peristiwa obyek yang diterima mata
ternyata ditangkap secara salah. Perangsangnya semu sehingga subyek
menginterpretasikannya secara keliru. Atau peristiwa terjadinya kesadaraan akan sesuatu
yang berlainan dengan perangsang yang datang. Misalnya waktu malam melihat kali
seperti jalan raya atau melihat pohon seperti gunung. Sinestasi adalah peristiwa adanya
kesadaran akan sesuatu yang tak lewat indera sebenarnya. Misalnya kromatisme : orang
melihat warna bila melihat angka. Atau auditor colore lihat warna bila mendengar sesuatu
atau sebaliknya.

Sebab-sebab ilusi
Ada tiga factor yang menyebabkan ilusi yakni factor kealaman, factor stimulus
dan factor individu. Ilusi yang terjadi karena factor alam misalnya ilusi echo atau ilusi
kaca. Sedangkan factor stimulus adalah stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu
ambiguitas stimulus (gejala osilasi). Contohnya tangga schroder. Factor individu karena
adanya kebiasaan, juga karena kesiapan psikologi (mental set). Contoh pertama
mendengar klakson tertentu, lalu menafsirkan sebagai mobil tertentu, karena sudah biasa
mendengar klakson itu. Sebab mental set (kedua) adalah factor pengharapan. Melihat
ukang pos membawa surat, lalu memberi interpretasi bahwa “saya dapat surat”, pada hal
tidak dapat. Ini karena adanya pengharapan tadi (Walgito 87).

Macam-macam ilusi (see Dimyati pg. 49 – 51)


Ada beberapa ilusi yang dibicarakan yakni ilusi kepanjangan, ilusi ruang, ilusi
distorsi, ilusi arah, ilusi poggendroff, ilusi ponzo dan ilusi kubik Necker. Satu persatu
akan dibicarakan secara singkat.
1. Ilusi kepanjangan : < ------------------- >
a b
Ilusi Muller Lyey = kelihatan garis ab lebih
> ----------------- <
c d

2. Ilusi ruang :
Ilusi Hering

48
:

3. Ilusi arah menurut Zoliner. (lihat gambar). Garis-garis itu kelihatannya bengkok
dan tak lurus, namun sebenarnya lurus dan sejajar.
4. Ilustrasi peggendorf : contohnya tongkat dalam air atau dalam gelas. Bayangan
tongkat dalam air kelihatannya bengkok tapi tongkat itu sendiri tidak
benkok/lurus. Atau dua garis horizontal yang dipotong oleh garis vertical.
Kelihatannya garis-garis itu tak sejajar padahal sebenarnya sejajar dan lurus.
5. Ilusi ponzo (lihat gambar). Garis horizontal atas lebih panjang, karena dipotong
oleh dua garis vertical sehingga kelihatannya jauh.

NB. Untuk macam-macam ilusi lihat Pettijohn hal 177 dst. Higard dkk hal. 135 dst dan
Dimyati hal 41 – 51.

Arti Pengamatan Bagi Manusia


Lewat pengamatan kita mendapatkan informasi tentang dunia luar, dan tentang
keadaan tubuh kita sendiri. Dunia luar itu tidak lain dari benda-benda yang hidup dan
mati, tempat serta peristiwa-peristiwa hidup. Pengamatan juga memberikan informasi
tentang sikap dan badan kita, gerak badan kita serta proses-proses dalam tubuh kita.
Tujuan semua informasi itu ialah mempertahankan hidup organisme karena dengan
informasi itu organisme mengenal dan mengetahui kebutuhannya. Pengamatan itu
bersifat intersensoris. Berarti bahwa indera-indera itu saling berelasi dan bekerjasama
dalam menghasilkan duania pengamatan, meski tak disangkal bahwa tiap indera
mempunyai peranan sendiri.

49
Indera dapat saling menggantikan. Kalau suatu indera tak berfungsi, maka indera
lain dapat mengambil alih fungsinya. Dalam ruang gelap misalnya alat peraba dan
pendengaran lebih berfungsi lebih halus dan tajam.

Pengamatan dan pribadi


Dalam pengamatan manusia, berhadapan dengan sifat-sifat riil suatu obyek. Jadi
ada obyektivitas dalam pengamatan. Namun pengamatan tak semata-mata bersifat
obyektif, karena yang mengamati adalah pribadi manusia. Oleh karena itu pengamatan
bersifat obyektif dan subyektif. Karena yang diamati tak hanya obyek riil dengan sifat-
sifatnya, tapi juga suatu dunia penuh arti, karena fungsi-fungsi psikis manusia ikut
memberi ingatan, harapan, keinginan dll. Semua ini memberikan arti tertentu pada dunia
pengamatan. Faktor-faktor ini disebut faktor kepribadian. Patut diingat bahwa organisasi
dalam pengamatan itu untuk sebagian sudah tercakup dalam kodrat pengamatan itu
sendiri.

50
POKOK BAHASAN IV
TANGGAPAN DAN ASOSIASI

Tujuan pokok bahasan: memahami tanggapan dan asosiasi.


Kita mengamati dunia luar dengan perantara alat indera kita. Pengamatan itu
memberikan kesan-kesan tertentu kepada kita. Kesan-kesan pengamatan itu disebut
tanggapan. Ada yang menamakannya gambaran. Jadi tanggapan adalah kesan-kesan yang
dimiliki sesudah lenyapnya perangsang/perangsang tak ada lagi. Ia adalah gambaran
ingatan dari pengamatan kita. Dalam tanggapan obyek itu direpresentasikan bukan dalam
bentuk obyek fisik, tapi dalam bentuk obyek imaginer. Sedang pemunculan tanggapan
dari keadaan tidak sadar ke dalam keadaan sadar dinamakan reproduksi.
Ada orang yang memiliki tanggapan yang sama jelasnya dengan pengamatan.
Sering terjadi pada anak-anak tapi juga pada orang dewasa (para seniman). Gambaran ini
dibedakan dengan gambaran pengiring dan gambaran eidetic. Gambaran pengiring ini
umumnya berjalan sebentar saja, yakni bayangan yang segera timbul mengiringi proses
pengamatan, setelah pengamatan itu berakhir, misalnya sesudah menghentikan kipas
listrik masih ada gerakan sisa. Sedangkan pada gambar eidetic, bayangan itu sama jelas
dan terangnya seperti orang menghadapi obyeknya secara langsung.
Bayangan eidetis ini diselidiki secara mendalam oleh Erich dan Walter Jaench
( A.Ahmadi, 2003, hal 67).Ada dua macam jenis bayangan eidetic ini yakni tipe T
(tetanoide) dan tipe B (basedoide). Dalam tipe T, bayangan lebih mempunyai bayangan
pengiring, di mana orang setelah melihat sesuatu benda, seakan-akan benda itu masih
terlihat dihadapannya. Tipe yang kedua adalah tipe B (basedoide), Bayangan tipe ini
dapat timbul dengan sendirinya. Orang-orang eidetic disebabkan oleh dua faktor yakni
faktor geologis dan faktor jasmani. Faktor jasmani artinya jasmaninya terganggu.Dalam
faktor geologis, orang kekurangan garam-garaman dalam air sehingga menyebabkan
gangguan-gangguan dalam kelenjar, akibatnya orang mengalami sakit basedoide dengan
ciri-ciri sebagai berikut : selalu bergembira, ramah, spontan, banyak humor, menarik,
lincah serta banyak geraknya. Orang yang menderita sakit tetanoide ditandai dengan
sikap-sikap seperti : pendiam, pesimis, selalu curiga, wajahnya pucat-pucat, selalu sedih,
dll.
Perbedaan antara bayangan eidetic dan halusinasi. Pada halusinasi, orang
menerima suatu stimulus yang secara obyektif tidak ada. Dalam hal ini orang tak
menyadari bahwa ini cuma bayangan saja. Pada bayangan eidetic, bayangan terjadi
sebagai hasil pengamatan, meski bayangan begitu jelas seperti pada pengamatan. Tapi
individu tahu dan insaf bahwa itu hanya bayangan saja. Obyeknya sendiri tidak ada.

Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan


Ditinjau menurut prosesnya, pengamatan masih memerlukan perangsang,
sedangkan tanggapan tak membutuhkan perangsang lagi. Dalam pengamatan, subyek
terikat pada kehadiran obyek fisik, artinya kontak langsung dengan obyek, sedangkan
dalam tanggapan subyek tak kontak langsung secara fisik dengan obyek, obyek tersebut
direpresentasikan.
Pengamatan terikat pada waktu dan tempat, tanggapan tak terikat pada waktu dan
tempat, subyek dapat menanggapi apa saja dalam waktu apa saja. Pengamatan lebih
sempurna, stabil dan lebih mendetail, karena terikat pada obyek fisik, sedangkan
tanggapan bersifat labil dan kabur, karena terikat pada obyek imaginer, sehingga seakan-

51
akan terus-menerus berubah. Selain perbedaan antara keduanya, keduanya memiliki
kesamaan, baik pengamatan maupun tanggapan berlangsung, selama masih ada perhatian.

Pembagian tanggapan
Ditinjau dari sadar tidaknya manusia akan tanggapan, tanggapan terbagi atas
tanggapan latent/tanggapan yang tidak disadari dan tanggapan actual. Tanggapan latent
atau bersembunyi adalah tanggapan yang belum terungkap, yang masih berada dalam
bawah sadar (tanggapan yang tak disadari). Sedangkan tanggapan aktual adalah
tanggapan yang disadari.
Ditinjau dari fungsinya, maka tanggapan memiliki fungsi primer dan fungsi
sekunder. Fungsi primer bila tanggapan tersebut langsung berpengaruh pada kehidupan
manusia, tata pikir, perasaannya, dll, sedangkan tanggapan sekunder adalah tanggapan
yang tak langsung mempengaruhi kehidupan manusia. Tanggapan yang sekunder ini
sebenarnya adalah tanggapan yang tak disadari dan berada dalam alam bawah sadar ktia,
dan ini banyak menyangkut masa lalu.

Asosiasi dan reproduksi


Asosiasi adalah pertautan antara tanggapan-tanggapan sedangkan reproduksi
adalah pemunculan tanggapan dari keadaan tak sadar ke dalam keadaan sadar. Setiap
asosiasi selalu menyertakan reproduksi. Karenanya timbul hukum asosiasi : Tanggapan
yang terasosiasi satu sama lain, cenderung saling memproduksi. Berdasarkan hal ini
maka psikologi lama membagikan hukum asosiasi sebagai berikut :
Pertama, hukum persamaan/hukum serempak, yakni tanggapan yang muncul pada saat
yang sama dalam kesadaran, akan terasosiasi bersama. Misalnya, benda dengan namanya,
senjata dan perang, dll. Kedua, hukum perurutan yakni tanggapan yang mempunyai
hubungan yang berturut-turut, berasosiasi dan direproduksi ke dalam kesadaran kita,
alphabet, a..b.. dst. Ketiga, hukum persamaan/persesuaian, tanggapan yang hampir sama,
benda yang sama, akan berasosiasi bersama dan direproduksi ke dalam kesadaran kita,
contoh, potret menimbulkan orangnya, penjual sayur menimbulkan pasar. Keempat,
hukum perlawanan atau hukum kebalikan, tanggapan yang berlawanan akan berasosiasi
bersama, kaya miskin, tua muda, dll. Kelima, hukum sebab akibat, tanggapan yang
memiliki pertalian sebab akibat, berasosiasi dan direproduksikan dalam kesadaran kita,
hujan-lumpur, matahari-panas. Keenam, hukum pertalian logis/gulur, tanggapan yang
memiliki pertautan logis satu sama lain, akan berasosiasi bersama. Libur-pesiar, pulang
rumah.
Psikologi modern hanya mengenal satu hukum asosiasi yakni hukum kontiguitas
(berdampingan/berkaitan). Maksudnya tanggapan-tanggapan akan berasosiasi satu sama
lain, bila mereka berdampingan satu sama lain. Tanggapan-tanggapan yang berdekatan
saling berasosiasi. Tanggapan “ibu” misalnya tak selalu menimbulkan tanggapan “bapa”,
tergantung pada tanggapan yang muncul pada waktu itu, tergantung pada keadaan.
Misalnya. Ibu dalam keadaan apa, dalam keadaan sakit, jadi ibu sakit.
Semua hukum di atas berdasarkan satu hubungan arti antara obyek dan subyek.
Asosiasi tersebut terjadi hanya karena obyek tersebut mempunyai arti bagi subyek.

52
Faktor-faktor yang mempengaruhi asosiasi
Keadaan fisik/jasmani : kelelahan misalnya akan menyebabkan asosiasi menjadi
lemah. Keadaan emosional : rasa malu, minder, semua ini menghambat proses asosiasi
dan reproduksi. Begitu pun kepekaan bereaksi, akan sangat mempengaruhi munculnya
asosiasi. Penggunaan alcohol dan bahan-bahan narkotika, akan mengakibatkan asosiasi
menjadi lemah, dangkal, malah menjadi kurang logis.

53
POKOK BAHASAN V

INGATAN

Tujuan pokok bahasan: memahami fase-fase dan bentuk-bentuk ingatan.


Tujuan khusus:
Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi dan
mengganggu fiksasi.
Mahasiswa mampu membedakan tehnik penyelidikan ingatan kuantitatip dan
tehnik penyelidikan ingatan secara kualitatif.
Mahasiswa mampu menjelaskan proses penyimpanan informasi dalam ingatan.
Mahasiswa mampu menjelaskan proses terjadinya lupa.

1. Pengertian ingatan dan Penjelasannya


Ingatan dalam pengertian luas adalah aktivitas psikis yang tergantung dari
pengaruh-pengaruh masa lampau. Dalam arti ini, ingatan merupakan sifat umum dari
kehidupan psikis dan bukan merupakan satu fungsi tertentu. Dalam arti sempit ingatan
adalah suatu aktivitas kognitif dimana manusia menyadari bahwa pengetahuannya berasal
dari masa lampau (berdasarkan kesan-kesan masa lampau) ( Verbeek, 1978, hal.6). Atau
menurut Dimyati ingatan adalah pengetahuan sekarang tentang pengalaman masa
lampau.(Mahmud Dimyati, 1990, hal.75).
Penjelasannya : Penyadaran : Bila penyadaran tak ada, orang tak berbicara tentang
ingatan, melainkan otomatisme atau kebiasaan. Dinamakan otomatisme karena
memproduksikan sesuatu, perkalian misalnya, tanpa berpikir panjang. Tapi kalau dalam
satu aktivitas psikis, ada kerjasama antara kesadaran dan otomatisme, kita berhadapan
dengan ingatan. Ini yang disebut dengan ingatan mekanis, di mana otomatisme
memegang peranan yang dominant. Lawannya ingatan logis yang berdasarkan pada
pengertian akan bahan ingatan.

2. Fase Ingatan
Ada tiga fase ingatan : penerimaan kesan, encoding, pencaman kesan/fiksasi. Fase
kedua adalah penyimpanan kesan tanpa disadari, storage (fase retensi) dan fase ketiga
adalah penyadaran kembali/pemunculan kembali kesan/Evokasi, retrieval.

2.1.Fase Fiksasi
Penerimaan kesan merupakan satu aktivitas yang disadari yang terjadi dengan
spontan dan disadari. Banyak kesan dicamkan tanpa sengaja. Tapi kita juga dapat
membuatnya secara sengaja misalnya belajar sesuatu. Fiksasi bukanlah satu duplikat, tapi
bahan yang telah dicamkan itu disesuaikan dengan pengalaman yang telah ada. Artinya
ada asosiasi dengan tanggapan-tanggapan. Bahan dapat diberi bentuk yang sesuai agar
dapat diingat.
Apa yang dicamkan?
Yang dicamkan adalah pengetahuan sehari-hari, fakta dan angka serta
pengetahuan tentang ketrampilan-ketrampilan kita Singkatnya ada dua informasi yang
disimpan dalam otak yakni pengetahuan-pengetahuan procedural dan pengetahuan-
pengetahuan deklaratif.

54
Caranya Penyimpanan
Pertama, merekam sesuatu menurut arti/makannya. Misalnya: dua kalimat
memiliki arti yang sama yang diingat adalah arti kalimat tersebut bukan kata-katanya
yang sama. Dan supaya bertahan, maka informasi tersebut diatur dalam susunan yang
berarti. Nama pegawai disusun atas dasar tertentu, misalnya menurut umur atau jenis
kelamin dll. Cara yang kedua yakni dengan menggunakan memo/kode. Artinya
menghubungkan informasi yang mau diingat dengan sesuatu yang dikenal baik agar
mudah diingat. Ada tiga cara memo ini yakni dengan menggunakan kata-kata kunci
(metode kata kunci), metode tempat misalnya mengingat nama-nama teman kita sewaktu
di SD, dengan secara mental kembali ke ruang kelas, dan mengingat nama-nama mereka
dalam hubungan dengan tempat duduk mereka dalam kelas. Cara yang ketiga ialah
dengan menggunakan gambaran visual, yakni membuat asosiasi, mengingat kata-kata
dengan menghubungkan dengan gambar visual. Ingat kata “roti” dengan membayangkan
tempat roti atau oven dll.Atau mengingat sesuatu berdasarkan kemiripan bunyi.Misalnya
angka tiga dalam bahasa Inggersi “three”dihubungkan dengan kata pohon “tree”. 4 is a
door.
Faktor-Faktor yang memengaruhi fiksasi
Ada tiga faktor yang mempengaruhi fiksasi yakni factor subyektif, faktor bahan
dan faktor metode belajar. Faktor subyektif ini antara lain usia, inteligensi, minat, dll.
Orang harus mengetahui pada atau dalam keadaan mana, paling menguntungkan untuk
belajar. Faktor bahan. Ada tiga hal menyangkut factor bahan ini yakni luas bahan, jenis
bahan dan tempat bagian dalam keseluruhan. Luas bahan maksudnya kuantitas terbesar
dari bahan yang masih dapat diproduksikan setelah disajikan satu kali. Misalnya deretan
angka. Semakin banyak deretan angka yang dikuasai semakin banyak waktu yang
digunakan.
Jenis bahan : bahan yang berarti dan lebih dikenal, lebih mudah untuk dipelajari
dari pada bahan yang sama sekali tanpa arti. Misalnya sanjak yang terdiri dari 200 kata
lebih mudah dihafal dalam tempo 24 menit, karena sanjak ini berarti untuk subyek
tertentu.
Tempat bagian/posisi bagian dalam keseluruhan juga penting. Tak semua bagian
bahan yang dipelajari, begitu juga bagian akhir, tapi sering bagian tengah sulit untuk
dipelajari.
Faktor yang ketiga adalah metode belajar. Hasil belajar bergantung juga pada cara
belajar. Ada beberapa cara yakni :
Pembagian bahan. Dalam hal ini ada tiga kemungkinan yakni keseluruhan/K/S,
metode bagian/B dan metode campuran SB. Dalam metode S, bahan dibaca dari awal
sampai akhir, lalu diulang-ulang, sampai dikuasai. Dalam metode B, bagian demi bagian
dipelajari dan dikuasai, bagian pertama, lalu seterusnya. Dalam metode SB ada
penggabungan, yakni mulai dengan keseluruhan lalu kemudian mempelajari lagi bagian-
bagian yang sulit.
Metode S umumnya lebih efisien, dari pada metode B. sering bagian-bagian sukar
diulangi. Dalam metode B ada usaha penggabungan bagian-bagian. Namun hubungan
sering putus dan arti bagian tak selalu ditangkap dengan lebih baik.
Pembagian waktu belajar. Membagi waktu atas beberapa periode berselingan,
lebih efisien dari pada belajar seluruhnya satu kali. Interval juga jangan terlalu lama
untuk bahan-bahan yang tak berarti.

55
Kecepatan belajar. Tempo belajar berbeda-beda dari orang ke orang. Apa yang
dipelajari terlalu cepat mudah dilupakan, tak meresap. Tambahan lagi belajar terlalu
cepat melelahkan.
Over learning. Ulangan. Orang harus terus belajar, setelah bahan sudah dapat
diproduksikan. Belajar terus-menerus, agar bahannya tetap diingat. Jadi jangan berhenti
belajar, kalau bahan baru saja diprodusir. Kalau dalam tempo satu jam orang baru saja
memproduksi bahan, maka selanjutnya sebaiknya orang melanjutkan belajarnya untuk
setengah jam lagi, sehingga total waktunya adalah 1½ jam.
Resitasi/mengucapkan kembali. Belajar efektip, bila sementara belajar orang
mulai memproduksikannya. Reproduksi sementara belajar, disebut resitasi. Penelitian-
penelitian membuktikan bahwa hasil belajar paling baik, bila sebagian waktu dipakai
untuk resitasi. Alasannya adalah, resitasi adalah satu bentuk belajar yang aktip yang
merangsang perhatian dan motivasi, dan juga orang dapat menilai diri sendiri, tentang apa
yang sudah/belum dikuasai. Sebagai tambahan dapat dikatakan belajar efisien meliputi
beberapa fase yakni : eksplorasi, baca bahan untuk berkenalan dengannya, resitasi
tentatip, dan akhirnya akan timbul otomatisme berkat adanya over learning.
Organisasi Bahan. Orang belajar mudah kalau bahan merupakan satu keseluruhan
organisasi. Artinya bagian-bagian harus dihubungkan sehingga terbentuk satu
keseluruhan. Selain itu orang dapat menggunakan metode kata kunci/memo teknik, dan
mengetahui hubungan bahan secara keseluruhan. Untuk itu perlu dibaca daftar isi.
Akhirnya ringkasan dibuat setelah bahan dibaca dan dimengerti.
Metode menghafal. Ada tiga metode menghafal yakni : secara masimal, yakni
hafal tanpa pengertian. Secara laju, menggunakan pengertian dan secara memo teknik. Ini
cara yang spesifik bagi si penghafal tapi ini juga dapat diajarkan.
Metode belajar yang lain adalah metode SQ3R : Survey, Question, Read, Recite
and Review. Metode ini dirancang oleh P.Robinson ( Soedarso, 1991, hal.55-67).Salah
satu metode belajar yang penting juga adalah Quatum Learning, yang dikembangkan oleh
Bobbi dePotter yakni pemberian sugesti yang positip kepada anak, agar ia mencapai
pretasi belajar yang baik.(Bdk. Quantum Learning, edisi Bahasa Indonesia, 1999).

Gangguan-gangguan terhadap fiksasi :


Gangguan pada fase fiksasi ini adalah inhibisi proaktif. Dalam hal ini, bahan lama
mengganggu bahan baru, yang aktif adalah bahan lama, sedang yang terhalang adalah
bahan baru. Inhibisi ini semakin kuat, kalau kedua bahan semakin mirip satu sama lain.
Gangguan lain adalah keadaan badan : lelah, sakit, dll.
2.2.Retensi.
Retensi adalah fase penyimpanan. Retensi ini lebih merupakan satu gejala, tak
dapat ditentukan secara langsung. Kesimpulan tentang retensi ini harus ditarik dari
prestasi ingatan, reproduksi, rekognisi dan penghematan pada belajar yang diulangi.
Ukuran yang saksama adalah rekognisi dan penghematan.
Penyelidikan tentang retensi dibuat dengan membandingkan pretasi ingatan dan
apa yang dahulu difiksir. Namun perlu diketahui apa yang dahulu difiksir itu baik secara
kwantitatip maupun kwalitatip. Kesalahan pengamatan bukanlah kekurangan ingatan.
Kesulitannya ialah : kapan fiksasi berhenti. Karena ada pengakaran kesan yang
dilanjutkan, sesudah penanaman kesan (konsolidasi). Selain itu, kadang-kadang kesan itu
timbul kembali dalam kesadaran (perseverasi). Dalam hal ini fiksasi diulang lagi.

56
Informasi yang disimpan : Apa yang disimpan :
Ada dua informasi yang tersimpan dalam otak yakni pengetahuan-pengetahuan
procedural dan pengetahuan deklaratip. Pengetahuan procedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana membuat sesuatu yakni tentang ketrampilan-ketrampilan kita. Berarti
ingatan tentang kegiatan-kegiatan kita yang dipelajari dengan latihan. Kegiatan ini tak
dapat diingat secara persis, kecuali secara aktual didemonstrasikan.Misalnya, melukiskan
bagaimana berenang lebih sulit dari pada mendemonstrasikannya.
Sebaliknya pengetahuan deklaratip adalah ingatan-ingatan tentang fakta eksplisit.
Fakta ini diingat dengan usaha yang sadar, sejalan dengan konteks dimana fakta-fakta itu
dipelajari/dikenal. Ada banyak fakta yang terekam dalam otak tapi banyak yang tak
diingat lagi. Dalam ingatan deklaratip ini, tersimpan dua macam ingatan yakni, ingatan
episodik dan ingatan semantik. Ingatan episodik menyimpan informasi-informasi
menyangkut kehidupan pribadi/otobiografi/informasi yang punya arti personal, yakni
pengalaman-pengalaman pribadi disertai dengan dimana terjadinya dan bagaimana
konteks peristiwa tersebut. Misalnya perayaan HUT ingatan yang tersimpan dalam model
ingatan yang pertama ini. Juga konsep-konsep, serta formula-formula dan konteks yang
bersifat personal. Dalam menjawab pertanyaan tertentu dalam ujian, anda mengingat
konteks seperti dimana pernah mendengarnya, dari siapa mempelajarinya dll.
Ingatan semantik menyimpan arti dasar dan konsep-konsep tanpa
menghubungkan dengan tempat dan waktu, dalam pengalaman kita. Ingatan semantik ini
bagaikan ensiklopedi. Ia menyimpan pengetahuan-penyetahuan tentang hidup harian,
angka, bahasa dan kata. Jadi ingatan ini termasuk grammar, komposisi, musik serta
prinsip ilmu pengetahuan.
Hal yang diingat dikonstruksikan menurut nilai-nilai, kepercayaan, serta keadaan
emosi kita. Karena itu satu kejadian yang sama yang dilihat dua orang misalnya, akan
dilukiskan secara bebeda-beda, sesuai dengan kepribadian dan nilai-nilainya.Ini yang
disebut distorsi proses. Artinya kita mengubah informasi itu untuk disesuaikan dengan
pengetahuan yang kita miliki. Ada tiga macam distorsi yakni, penyederhanaan
cerita/meremehkan, melebih-lebihkan, atau membuat asimilasi, merobah detil ceritera
untuk disesuaikan dengan latar belakang si subyek (Th. Verbeek, 1978, hal 33-34).
Sifat-sifat retensi yang baik.
Retensi disebut baik, bila mempunyai sifat-sifat berikut : yakni keluasan yaitu
dapat menyimpan banyak hal, keawetan artinya dapat menyimpan dalam waktu yang
lama, kesetiaan/keteguhan yakni bahan yang disimpan itu tidak berubah.Ingatan cepat
dan mudah atau lambat, artinya seseorang dapat dengan mudah atau lambat mengingat
apa yang dulu dicamkan.
Proses Penyimpanan Informasi
Proses penyimpanan informasi itu berjalan menurut satu rangkaian subproses.
Kerja subproses itu mengandaikan beberapa satuan structural. Satuan-satuan structural
tersebut adalah : pertama, penerimaan stimulus oleh alat-alat indera. Kedua, masukan
rangsangan oleh alat indera itu ditampung dalam pusat penampungan kesan-kesan
sensoris.Inilah yang dinamakan ingatan sensori, sensory store (tempat penyimpanan
memori). Memori/ingatan untuk informasi visual disebut iconic memory, untuk informasi
auditori disebut echoic memory. Informasi tinggal di sana buat beberapa saat, kurang dari
satu detik. Ini merupakan gudang penampungan pertama informasi, buat diproses lebih
lanjut. Alasannya memberi waktu pada organisme untuk melihat sumber informasi dan
membuat satu seleksi atas bagian-bagian kunci untuk selanjutnya dikirim ke struktur

57
berikut yakni Short Term Memory (STM) atau primary memory/short term store.(J.K
Foster, 2009, hal.50)
Pola-pola perspektif tadi memasuki ingatan jangka pendek (STM) dan tinggal di
sana buat satu detik untuk stimuli visual dan kurang dari empat detik untuk informasi
auditif. Kecuali informasi itu diberi perhatian, diulang, di mana informasi itu diberi
susunan yang punya arti tertentu. Daya STM terbatas, baik dalam bahan yang ditampung
maupun dalam segi waktu yang tersedia untuk mengolah informasi.
Kemampuan STM itu berubah-ubah, tergantung dari bagaimana informasi itu
disimpan, bila kesan itu bersifat akoustik ( bunyi), maka banyaknya 4 - 7 item (ingat
telepon terdiri dari 7 angka). Bila informasi tersimpan menurut bagaimana kelihatan, dan
bagaimana artinya, maka kemampuan STM sekitar 3 item.Informasi itu diberi arti
tertentu sehingga diingat. Atau diulang atau dibuat latihan.
Selanjutnya informasi itu dikirim ke ingatan yang berjangka panjang, Long Term
Memory atau secondary memory. Informasi yang tersimpan terutama dalam bentuk
pemaknaan sependek menit sampai tahunan. Ini merupakan keseluruhan pengetahuan
seseorang tentang dunia. Ia bagaikan gudang, tempat menyimpan semua kejadian,
informasi, emosi, ketrampilan, kata-kata serta hal-hal lain yang dialami. Semua ini
membuat kita antara lain menyelesaikan rupa-rupa persoalan dan untuk berpikir.(lihat
proses penyimpanan informasi dalam diagram di bawah).

Proses Memori

Gangguan dalam retensi


Gangguan dalam retensi terjadi, bila bahan yang telah dipelajari dilupakan karena
mempelajari bahan baru. Yang aktif adalah bahan yang baru. Sedang yang terhambat
adalah bahan yang lama. Gangguan ini disebut inhibisi retroaktif. Karenanya berdasarkan
penelitian, orang perlu istirahat/tidur setelah belajar. NB. Inteferensi sama dengan
inhibisi.

2.3.Fase Evokasi.(Retrieval)
Evokasi berarti pengetahuan yang disimpan disadarkan kembali, sering disebut
reproduksi, tapi lebih baik reproduksi, dipakai untuk beberapa bentuk evokasi tertentu
saja. Mengenal kembali misalnya semacam evokasi, tapi bukan reproduksi. Mengenai
isinya, reproduksi ini bisa menyangkut reproduksi pengetahuan (apa yang dulu diketahui
direproduksi kembali), dan reproduksi tentang ingatan pada kejadian masa lampau.
Ada dua bentuk evokasi yakni reproduksi atau recall/mengingat kembali dan
rekognisi : mengenal kembali. Dalam recall kesan-kesan masa lalu diprodusir tanpa

58
kehadiran obyek, sedangkan dalam rekognisi (mengenal kembali) ada kehadiran obyek
bersangkutan.
Reproduksi : ditinjau dari terjadinya/timbulnya reproduksi terbagi atas reproduksi
asosiatip/bersebab, reproduksi tak bersebab dan reproduksi yang disengaja. Dalam
reproduksi asosiatif, kesadaran tentang sesuatu obyek menimbulkan reproduksi obyek
lain.Misalnya melihat mobil, teringatlah saya akan kecelakaan mobil yang telah saya
alami. Dalam reproduksi yang tak bersebab/spontan, reproduksi itu timbul dengan
sendirinya. Dan akhirnya dalam reproduksi yang disengaja, dengan sengaja orang
berusaha menimbulkan suatu dalam kesadarannya. Pada reproduksi yang disengaja ini,
terkadang terjadi rekonstruksi artinya bagian-bagian dari suatu bahan yang dilupakan
diisi atau ditambah sendiri, sehingga terdapat suatu keseluruhan yang penuh arti. Dalam
banyak hal, penambahan ini cuma satu tipuan belaka.
Sifat suatu reproduksi yang penting adalah mudahnya repro. karena penyadaran
kembali suatu kesan dapat berlangsung dengan mudah atau sulit. Semakin lama waktu
yang berlangsung antara fiksasi dan evokasi, pada umumnya semakin sulit juga evokasi.
Namun mudahnya evokasi tak berarti penyimpanannya juga berlangsung dengan baik.
Sama halnya sulitnya evokasi tak berarti penyimpanan berlangsung tidak baik.
Gangguan terhadap evokasi : gangguan emosional yakni karena terpengaruh oleh
perasaan tertentu yang kuat. Subyek tak dapat menyadarkan kembali kesan-kesan yang
telah dicamkan.

Rekognisi : Pada umumnya rekognisi lebih mudah dari pada repro. Rekognisi
terjadi, bila ketika berkontak dengan suatu obyek, kita lantas menyadari bahwa obyek
tersebut dulu pernah kita jumpai/lihat. Jadi ada kehadiran kembali obyek. Tapi kalau ada
kemiripan obyek (dua), maka rekognisi sulit. Sebaliknya kalau ada perbedaan besar
antara dua obyek maka rekognisi berlangsung dengan mudah.
Bentuk dua evokasi ini kerap dipakai polisi untuk mengidentifisir pelaku sesuatu
kejahatan. Misalnya meperlihatkan foto-foto pelaku kejahatan atau menghadirkan pelaku
kejahatan/tersangka untuk diidentifisir oleh saksi mata.

3.Bentuk-bentuk ingatan.
Ada beberapa bentuk ingatan :
Pertama, ingatan langsung, artinya penghayatan suatu kesan masih berlangsung terus,
untuk beberapa lama, biarpun pengamatan sendiri telah berlalu. Kesan dan pengaruhnya
tak terpisahkan.
Kedua, ingatan terikat. Ini terjadi pada mengenal kembali. Dalam hal ini penyadaran kita
terikat/bergantung pada kehadiran obyek langsung. Maksudnya kehadiran obyek
merupakan adanya pengenalan kembali.
Ketiga, ingatan bebas/ingatan representatip. Di sini kesan masa lalu diprodusir dalam
bentuk pikiran/tanggapan, tanpa kehadiran kembali obyek. Ingatan ini tak terikat pada
kehadiran obyek. Obyek diwakili/dipresentasi oleh tanggapan/pikiran.
Ada dua macam ingatan representatip yakni reproduksi pengetahuan, dan ingatan
kembali akan kejadian di masa lalu. Dalam bentuk pertama, pengetahuan yang ada
direproduksikan lagi entah dalam ujian yakni apa yang diketahui, direproduksi sama
seperti yang dulu dipelajari. Di sini tersirat juga masa lampau, karena yang direproduksi
sama seperti apa yang disimpan pada masa lampau. Dalam bentuk yang kedua, orang
mengarahkan diri pada masa lampau.Penting di sini apa yang dahulu terjadi.

59
4.Teknik penyelidikan ingatan

4.1.Penelitian tentang pretasi ingatan secara kuantitatip : Tujuan penyelidikan ini untuk
menentukan pretasi ingatan secara kwantitatip. Artinya mau mengetahui sejauh mana
waktu yang dibutuhkan individu untuk mempelajari sesuatu. Ada beberapa metode
yakni : Pertama, Metode mencamkan/The Learning Methode : Op disuruh menghafal
sesuatu sampai dikuasainya dan lalu direproduksi, tanpa salah. Seluruh waktu yang
digunakan untuk pencaman diukur, berapa banyak waktu yang digunakan untuk
mempelajari bahan, merupakan ukuran prestasi ingatan. Gunanya : selidiki pengaruh
banyaknya dan jenis bahan pada waktu belajar.
Kedua, Metode penghematan : pengluasan metode pertama.OP. disuruh menghafal
bahan. Waktu yang digunakan diukur. Setelah beberapa waktu setengah bahan telah
dilupakan. OP. disuruh mempelajari bahan itu lagi, sampai dikuasainya, tapi dalam waktu
yang lebih kurang, ketimbang pertama. Di sini sudah ada penghematan waktu, karena
bahan yang dipelajari pertama kali belum hilang, meski tak dapat direprodusir lagi.
Ketiga, Metode bagian yang diingat : bahan dibagi dalam satuan-satuan yang kurang
lebih ekuivalen. Skor dipakai satuan-satuan yang direproduksi, karena OP tak dapat
menguasai seluruhnya. Digunakan dalam bahan yang berarti = ceritera.
Keempat, Metode menolong : bahan yang dibaca pada OP lalu OP memproduksikannya.
Bila gagal OP dibantu. Lalu jumlah bantuan pembantu dihitung. Ini digunakan untuk
mengetahui kecepatan belajar dan bagian-bagian mana yang sukar dari suatu bahan.
Kelima, Metode pasangan assosiasi : pasangan kata dipelajari oleh OP lalu bagian
pertama pasangan kita diperlihatkan kepada OP, dan ia disuruh menyebutkan bagian
lain. Skor yang dihitung adalah jumlah reproduksi yang benar.
Keenam, Metode mengenal kembali : Foto sekitar 20 lembar diperlihatkan kepada OP.
lalu jumlah itu dicampuradukan dengan 20 lembar lain. Kemudian OP disuruh untuk
menentukan foto mana yang sudah dilihatnya pertama kali, dan mana yang belum.
Ketujuh, Metode rekonstruksi : susunan obyek tertentu dibongkar, lalu OP disuruh
menyusun ulang. Ketepatan penyusunan kembali dipakai sebagai pengukuran prestasi
ingatan.

4.2.Penyelidikan tentang prestasi ingatan secara kualitatip :


Ada beberapa aspek kualitatip ingatan yang ditunjuk yakni :
Pertama, bagian-bagian dalam suatu keseluruhan memegang peranan yang penting.
Bagian tengah suatu deretan kata lebih sulit untuk dipelajari dari pada bagian awal atau
akhir deretan tersebut.
Kedua, mengingat bentuk, termasuk di sini mengingat ceritera dan mengingat bentuk
ceritera. Dalam mengingat ceritera: yang diingat adalah garis besar/skema umum
kejadian dan suasana umumnya. Suatu cerita yang didengar yang diingat adalah tema
pokok, suasana dan satu dua detel yang menyolok.Dalam mengingat bentuk visual : Pada
orang percobaan, diperlihatkan gambar tanpa arti. Lalu setelah beberapa waktu orang
percobaan (OP) disuruh untuk mereproduksikannya dalam bentuk gambar. Dalam hal ini
ada dua kemungkinan yakni struktur geometris gambar yang dilihat, dianalisa atau dicari
suatu kesamaan gambar itu dengan suatu benda yang dikenal.
Ketiga, ingatan tentang kejadian-kejadian : Ingatan tentang kejadian ini penting dalam
kehidupan harian, terutama dalam dunia pengadilan. Ada dua metode yang digunakan
yakni memperlihatkan gambar, atau mendemonstrasikan/merekonstuksi kejadian. Untuk
yang pertama dengan memperlihatkan gambar/foto, orang bisa mengingat kembali
60
kejadian masa lampau. Dan dengan demonstrasi/rekonstruksi, yang dicapai adalah
luasnya kesaksian yakni apa yang dilihat atau yang diingat, serta dicapai dipercayai
tidaknya kesaksian. Umumnya kalau suatu yang luar biasa diperhatikan, orang akan
mengingatnya, kalau tidak, orang bisa menggantikannya dengan suatu yang lain.

5.Lupa

Materi yang terhafal baik. Sering kali hilang bersama waktu, atau dilupakan.
Peristiwa tak diingatnya informasi yang telah tersimpan dalam otak, pada hal ingatan kita
sehat disebut lupa. Ada empat teori yang diberikan para ahli mengenai lupa ini yakni
teori atropi, yakni teori pelunturan bekas ingatan karena tak terpakai, teori gestalt yakni
perubahan bekas ingatan, interferensi dan lupa yang bermotip.
Pertama, teori pelunturan karena ingatan tidak terpakai. Teori ini antara lain
dianut oleh E.L Thorndike. Menurut teori ini, kesan-kesan yang diterima menyebabkan
perubahan dalam susunan saraf, jadi suatu bekas. Kalau bekas ini tak dipakai lagi atau tak
diperbaharui lagi, maka bekas tersebut lambat laun menjadi lemah atau aus, akhirnya
lenyap sama sekali.Pada waktu fiksasi, kesan-kesan ingatan ditanamkan dalam struktur
sel-sel otak, namun dalam sel-sel ini terus menerus terdapat proses pertukaran zat. Oleh
karena itu kalau ingatan tidak diperbaharui, maka ingatan akan menjadi aus dan akhirnya
terhapus sama sekali. Sejauh mana pengetahuan ini menghilang, sukar ditentukan.
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak hal yang dilupakan, tapi dapat diingat lagi.
Kedua, Teori perubahan bekas ingatan.
Menurut Gestalt, lupa tak hanya ditampakkan dalam berkurangnya jumlah kesan yang
dapat diproduksikan, tapi juga dalam perubahan bentuk antara reproduksi dan kesan
semula. Sementara ahli psikologi Gestalt mengatakan bahwa perbedaan itu disebabkan
karena bekas-bekas ingatan itu, mengalami perubahan bentuk sistimatis. Namun teori ini
pun belum dibuktikan.
Ketiga, interferensi atau inhibisi proaktip atau inhibisi retroaktip.
Lupa menurut teori ini terjadi karena bahan-bahan lama yang telah dipelajari
menghalangi kita untuk mengingat bahan yang baru. Atau sebaliknya bahan baru
menghalangi kita untuk mengingat bahan lama. Dua macam inhibisi ini semakin sulit,
bila dua bahan itu memiliki kemiripan.
Keempat, Lupa yang bermotip.
. Dalam hal ini bahan-bahan yang dicamkan dalam otak tak dapat dimunculkan
karena alasan-alasan pribadi. Misalnya lupa akan nama orang yang tak kita suka. Istilah
Freud adalah represi, dimana seseorang tak mau mengingat hal yang menekan. Orang lalu
melindungi dirinya sendiri dengan menekan perasaan yang tak enak itu ke bawah sadar.
Lupa yang lain yang terkait dengan proses fisiologi pada otak, antara lain adalah
dementia senelis artinya proses penuaan, kemunduran karena tua.Kemunduran ini mulai
dari yang ringan hingga yang berat. Yang ringan misalnya lupa akan nama orang. Sedang
yang lebih berat misalnya tidak mengenal siapa-siapa lagi, atau hanya bisa berbicara
dalam bahasa ibu.

Gangguan Gangguan Ingatan Lain :

Amnesi : peristiwa tak dapat memprodusir ingatan/tanggapan karena ingatan kita tak
sehat misalnya gegar otak.

61
Paramnesi : Informasi yang masih bisa diingat, artinya ingatan yang masih berada di
samping ingatan kita, kita masih ingat.
Autogradeamnesi: Peristiwa tak diingatnya hal-hal yang terjadi sesudah peristiwa
kecelakaan. Amnesi bisa berlangsung sesewaktu/pendek atau secara definitip/tetap. Bisa
bersifat parsial, sebagian saja yang hilang, bisa total, artinya seluruh kesadaran tentang
masa lalu, hilang. Atau berlangsung secara periodic.
Retrograde Amnesi : peristiwa hilangnya ingatan mengenai kejadian dan segenap hal
ikhwal yang mendahului suatu kecelakaan. Jadi semua kesan masa lalu hilang dan
biasanya berlangsung dalam waktu pendek. Pengenalan tipuan (de ya vu) : peristiwa
dimana seakan kita mengenal sesuatu pada hal belum. Alzheimer Syndrome : Orang
kehilangan seluruh ingatannya, karena kuranngya atau karena kemunduran neuron-
neuron pemancar dalam otak.
Lupa tipuan (Jamias vu) : Peristiwa di mana kita belum pernah mengenal sesuatu pada
hal sudah dikenal.
Derealis : Peristiwa dimana orang merasa asing dalam alam yang sebenarnya riil dan
benar. (naik kapal).
Gangguan-gangguan fisik : lelah, umur tua, motivasi serta kurangnya minat, dapat
mengganggu ingatan.

Tujuh Kelemahan Memori.

Selain gangguan ingatan, terdapat juga tujuh kelemahan memori ( J.K. Foster,
2009, 145). Kelemahan-kelemahan itu adalah absent-mindedness, transience, blocking,
misattribution, suggestibility, bias, dan persistence .Absent-mindedness, berarti linglung,
perhatian kita terbagi, sehingga kita tidak mencamkan infromasi itu dalam ingatan kita.
Transience, kesementaraan, artinya melemahnya ingatan dari waktu ke waktu, dengan
demikian dalam beberapa bulan informasi itu kita lupa. Blocking artinya, ada
pemblokiran terhadap informasi yang kita cari, karena ada bahan lama yang menghalangi
kita, untuk mengingat bahan baru atau sebaliknya.
Misattribution adalah menetapkan infromasi ke sumber yang salah (informasi
didapat dari TV tapi lalu dibilang didapat dari teman).Suggestibility, artinya bisa
disugesti. Informasi yang dicamkan merupakan akibat dari pertanyaan atau saran dan
komentar yang menggiring.Bias adalah pengaruh kuat dari pengetahuan dan keyakinan
kita saat ini, tentang bagaimana kita mengingat masa lalu. Persistence pengingatan
berulang-ulang akan informasi yang mengganggu kita, yang ingin kita buang atau
kesampingkan dari pikiran kita.

6.Peningkatan Kerja Memori

Ada beberapa cara untuk meningkatkan memori kita. (Foster, 2009, hal 203)
Pertama, adalah upaya pembelajaran dengan menggunakan waktu yang berkelanjutan
dan bentang waktu yang panjang, dari pada menggunakan waktu yang sedikit. Belajar
kebut semalam tak akan membuat informasi itu bertahan lama.Kedua, menfokuskan
perhatian kita pada apa yang sedang dipelajari.Ketiga, pemaknaan informasi. Bila
informasi itu dimaknai, maka ia akan bertahan lama. Berusaha untuk memahami
informasi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan keadaan kita, sehingga ia tetap
diingat. Tapi bila informasi itu dipelajari secara pasif saja, maka ia tak akan bertahan
lama.Keempat, motivasi untuk mempelajari sesuatu merupakan faktor yang penting. Hal
62
ini akan memengaruhi jumlah waktu yang digunakan untuk belajar. Semakin tinggi
motivasi semakin banyak waktu yang digunakan untuk belajar.

7. Fungsi Ingatan Dalam Kehidupan Manusia

Pertama, ingatan memungkinkan kelangsungan dalam hidup manusia. Ia


membantu seseorang untuk membuat rencana, janji, dll. Orang yang mudah lupa, tak
dapat dipercayai. Cara bertindak dulu yang baik untuk menyelesaikan suatu problem,
dapat dikenakan pada situasi yang serupa, karena pengetahuan tersebut, masih tersimpan
dalam ingatan kita.
Kedua, ingatan memungkinkan kita menginsafi siapa kita ini, dan dimanakah
kedudukan kita dalam dunia ini. Manusia selama hidupnya berusaha untuk mencari
makna, sesuai dengan pandangan hidupnya. Makna hidup pribadi ini sangat terjalin
dengan sejarah hidup banyak orang. Ingatan-ingatan memungkinkan dia untuk berakar
dalam dunia sosial dan menyadarkan dia akan tempatnya di antara sesama manusia.
Ketiga, manusia adalah makhluk historis, dalam dirinya tergabung masa lalu,
masa sekarang dan masa depan. Masa lalu sangat penting baginya; ingatan menolong dia
untuk menentukan sikapnya terhadap Tuhan, diri dan sesama. Perasaan bersalah, syukur,
terima kasih, dll. Semuanya itu didasarkan pada ingatan.

8.Ingatan dan Pribadi :


Ada orang yang memiliki ingatan khusus. Mozart untuk musik. Sekali mendengar
sebuah lagu, ia langsung dapat menyanyikannya. Kardinal Mezzofanti, mempunyai
ingatan yang baik terhadap perkataan yang pernah didengarnya.Ia dapat mengerti 66
bahasa. Hellen Keller : mengingat dengan baik sekali tentang apa yang pernah dirabanya.
Prof. Ruckle (bilangan) dapat mengatakan kembali bilangan yang terdiri dari 60 angka,
sesudah sekali dikatakan.Untuk menghafal 162 angka, ia butuh waktu lima
menit.Temistocles dapat mengingat nama-nama yang pernah didengarnya.

POKOK BAHASAN VI

FANTASI

Tujuan Pokok Bahasan: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan jenis-jenis,


fungsi serta bahaya-bahaya fantasi.
1. Apa itu fantasi.
Fantasi adalah suatu aktivitas psikis yang dapat membentuk tanggapan baru
dengan pertolongan tanggapan lama. Tanggapan baru yang dibentuk itu tak perlu sesuai
dengan realitas subyek bebas dalam tanggapannya dan ia tak terikat pada hukum-hukum
realita. Semuanya mungkin, meski dalam realita tidak mungkin. Ini yang disebut sifat
63
imaginer fantasi. Tapi di lain pihak yang dibayangkan itu ada kemungkinan untuk
diwujudkan. Seperti kapal terbang atau kapal selam, pada mulanya satu fantasi.Menurut
A. Ahmadi, perbedaan antara fantasi dan berpikir ialah dengan berpikir, kita berusaha
untuk menemukan sesuatu yang sudah ada, tapi belum diketahui. Dengan fantasi kita
menciptakan sesuatu yang belum ada, sesuatu yang baru.Bepikir terikat pada realitas
sedangkan berfantasi, melepaskan kita dari realitas.

2. Jenis-jenis fantasi.
Menurut terjadinya, fantasi terbagi atas fantasi yang tak disadari, fantasi yang
disadari pasif, dan fantasi yang disadari aktip. Fantasi yang tak disadari adalah fantasi
yang terjadi tanpa kita ketahui bahwa kita berfantasi. Misalnya : bayangkan main bola
dan serentak terjadi gerakan kaki. Sebaliknya fantasi yang disadari adalah fantasi yang
terjadi dengan kemauan kita. Ini terbagi atas dua yakni fantasi yang disadari pasif
maksudnya fantasi yang disadari yang tak dipimpin oleh akal dan kemauan kita,
melamun, contohnya. Fantasi disadari aktif adalah fantasi yang kita sadari dan dibimbing
oleh kemauan dan akal.
Menurut jenisnya, maka fantasi terbagi atas fantasi mencipta (bebas) dan fantasi
terpimpin (fantasi tuntunan) dan fantasi melaksanakan. Fantasi mencipta/bebas/kreatip
adalah fantasi yang menghasilkan sesuatu yang sungguh-sungguh baru. Misalnya, dengan
fantasi orang menghasilkan lukisan-lukisan, lagu-lagu, ukiran-ukiran, dll. Ini banyak
dimiliki seniman-seniman, pengubah lagu, dan ilmuan.
Fantasi terpimpin adalah fantasi yang berdasarkan hasil karya orang lain, karena
perangsang dari luar. Mendengar lagu, membaca buku, nonton film. Dalam hal ini orang
diajak kedunia imaginer yang telah diciptakan oleh orang lain. Sedangkan fantasi
melaksanakan adalah fantasi yang berada antara kedua fantasi di atas.
Menurut sifatnya fantasi terbagi atas fantasi aktif dan fantasi pasif. Tapi keduanya
memiliki sifat yang sama yakni keduanya dapat berbentuk mengabstraksi,
menentukan/determinatip dan mengkombinasi (menghubungkan).Fantasi mengabstraksi
adalah mengadakan reduksi terhadap beberapa bagian sehingga ada bagian-bagian yang
ditinggalkan. Misalnya : berfantasi memiliki rumah kecil lengkap dengan segala.Atau
menjelaskan kepada anak tentang gurun pasir dengan menggunakan bahan perbandingan
lapangan.
Fantasi menentukan adalah fantasi dengan mendeterminir lebih dahulu.Misalnya
menjelaskan kepada anak tentang harimau dengan mengunakan kucing. Dalam bayangan
anak, harimau itu seperti kucing, cuma bentuknya besar. Akhirnya fantasi yang
mengkombinasi/menghubungkan (orang mengkombinasi bayangan-bayangan dalam
individu), misalnya, kita berfantasi bahwa ada makhluk yang berkepala wanita, berbadan
singa, dan makhluk ini belum pernah ada (spink).Atau berfantasi tentang ikan duyung,
yang kepalanya seorang wanita, tapi badannya ikan.Jadi ada kombinasi kepala damansuia
dan badan ikan.

3. Obyek Fantasi.
Dari segi waktu, bahan fantasi dapat diambil dari waktu lampau, sekarang dan
masa yang akan datang. Bila itu menyangkut masa yang akan datang maka biasanya
berisi harapan-harapan dan keinginan-keinginan, kekhawatiran dan bayangan positif
maupun negative tentang masa yang akan datang. Menyangkut masa lampau, orang dapat
membayangkan masa lalunya dengan rasa bangga, atau kekecewaan, sedangkan
menyangkut masa sekarang fantasi merupakan penyimpangan dari medan riil dan medan
64
imaginer. Dengan itu hambatan dan kesulitan di medan riil diatasi dalam alam fantasi,
sehingga orang mencapai suatu kepuasan tapi satu kepuasan semu.
Dari segi isi fantasi, apa yang dibayangkan. Biasanya melamun/berfantasi
menyangkut saat-saat keprihatinan praktis yang sekarang dirasakan terutama tingkah laku
interpersonal di masa datang, dan bukanlah suatu spekulasi tanpa tujuan. Antara lain;
kepuasan seksual, hubungan-hubungan social, nasib untung, dll.

4. Fungsi Fantasi.
Fantasi memiliki beberapa fungsi :
Pertama, Fantasi kreatif : dengan fantasi manusia menciptakan sesuatu yang baru. Karena
ada banyak kemungkinan yang belum terwujud.
Kedua, fungsi asimilasi, dengan fantasi kita dapat membayangkan masa depan, sehingga
kita dapat menyiapkan diri secara lebih baik.
Ketiga, fungsi rekreatif, dengan fantasi manusia sedikit melepaskan diri dari persoalan-
persoalan hidup yang menekan, karena orang buat sementara masuk dalam alam yang
indah tapi bersifat imaginer.
Keempat, fungsi social, fantasi memungkinkan terciptanya hubungan antar manusia,
manusia yang satu dapat membayangkan situasi hidup manusia yang lain, meski jarak
jauh. Dan juga dapat mengikuti perjalanan sejarah, meski telah terjadi di zaman dahulu.
Bahayanya ialah :
Pertama, orang dapat ditimpa kekecewaan dan putus asa, karena keindahan yang
dirasakan dalam dunia fantasi tak dapat dikonfrontir dengan kesulitan hidup di alam
nyata.
Kedua, dengan fantasi orang mudah berdusta, karena orang dikuasai fantasinya, lebih-
lebih pada anak-anak.
Ketiga, dalam menantang masa depan, orang merencanakan suatu yang berlebih-lebihan
yang tak sesuai dengan kemampuan.
Keempat, fantasi tanpa bimbingan akan menjuruskan orang dalam fantasi liar dan jadinya
orang lebih suka berfantasi.

5. Beberapa Tes Fantasi.


a. Tes Binet : orang diberikan gambar yang salah dan OP disuruh untuk
menggunakan fantasinya untuk menentukan apa yang salah.
b. Tes Kemustahilan : OP diberi ceritera-ceritera yang mustahil dan orang disuruh
mencari kemustahilan ini.
c. Tes Maselon : Orang disuruh menyusun kalimat sebanyak mungkin dengan
menggunakan tiga kata yang diberi pentes. (Agus, hal. 54 – 55).
d. Tes TAT (Thematic Apprehension Test):tes yang berwujud gambar, dan testee
disuruh utuk berceritera tentang gambar itu.
e. Tes Rorschach: test yang berwujud gambar-gambar dan testee disuruh
mengintepretasikan gambar-gaambar itu.
Contoh a). Gambar bayangan orang yang jatuh di sebelah timur pada waktu matahari
terbit.
b). Dia lambaikan kepadaku dengan dua tangan, ketika saya melihatnya
dengan dua tangan di dalam saku.
6. Aplikasi Dalam Tugas Mengajar.

65
- Dengan fantasi dapat diajarkan kepada anak, apa yang secara tak langsung
diamati anak. Dongeng-dongeng, ceritera kepahlawanan semua ini dapat
membentuk watak anak.
- Tak segera menghukum anak karena berdusta. Karena bisa jadi apa yang oleh
pendidik dipandang sebagai dusta, sebenarnya satu tindakan yang tak disengaja,
karena bagian dari perkembangan.
- Alat-alat peraga dan permainan di TK dimaskudkan untuk mengembangkan daya
fantasi anak secara baik. Oleh karena itu alat-alat itu hendaknya dipergunakan
sebaik-baiknya.

POKOK BAHASAN VII

BERPIKIR, BAHASA, INTELIGENSI DAN BAKAT

Tujuan pokok bahasan:


Memahami jenis-jenis berpikir dan hubungan bahasa dan berpikir.
Memahami terjadinya bahasa pada manusia serta jenis-jenis bahasa non-verbal
Memahami jenis-jenis inteligensi, bakat serta intuisi.

1. Apa itu berpikir ?

Berpikir ialah kemampuan meletakkan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan


kita. Sedang pikiran-ratio-akal budi adalah kemampuan psikis untuk meletakkan
hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita (Kartini-Kartono, hal. 87). Berpikir
merupakan suatu aktivitas psikis yang intensional, dan terjadi bila kita menghadapi suatu
persoalan yang harus kita pecahkan.(A.Sobur, hal.201) Aktivitas berarti subyek yang
66
berpikir aktif dengan menggunakan abstraksi-abtraski.Dalam pemecahan persoalan kita
membeda-bedakan, mempersatukan dan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti mengapa, untuk apa, bagaimana, dimana, dll. Yang dimaksudkan hubungan-
hubungan dari bagian pengetahuan kita adalah hubungan sebab-akibat, hubungan tempat
dan waktu, perbandingan, dll.Berpikir juga dirangsang oleh rasa kagum.
Kita juga mengenal istilah bernalar.Bernalar berbeda dengan berpikir. Berpikir
lebih luas dari bernalar. Bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari
premis-premis yang sudah ada. Dengan demikian penalaran adalah kegiatan berpikir
seturut asas kelurusan berpikir atau sesuai dengan hukum logika, belum ada benar
salahnya. Bentuk-bentuk bernalar itu bisa induksi, deduksi dan abduksi.Abduksi adalah
penalaran yang terjadi berdasarkan kemungkinan adanya korelasi antara dua atau lebih
perisitiwa yang sebelumnya sudah diketahui.

Pandangan Ilmu Jiwa Asosiasi dan Ilmu Jiwa Pikir

Menurut ilmu jiwa Asosiasi, berpikir itu berlangsung secara otomatis. Tanggapan-
tanggapan yang sejenis tarik-menarik, sedangkan tanggapan yang tak sejenis tolak-
menolak. Kemudian tanggapan sejenis itulah pikiran kita.
Pandangan ini ditolak oleh ilmu jiwa berpikir. Aliran Psikologi pikir ini
mengatakan bahwa berpikir itu bersifat teleologis, didorong dan diarahkan oleh suatu
tugas atau persoalan. Dengan demikian berpikir menurut aliran ini bersifat abstrak dan
arahnya ditentukan oleh masalah yang dihadapi. Karenanya berpikir tak dapat diganti
oleh gambaran yang berwujud seperti dikemukakan oleh aliran ilmu jiwa asosiasi tadi.

Proses Berpikir yang paling Elementer (Bdk Logika).


Ada tiga proses yakni :
Pembentukan pengertian (konsep), pembentukan keputusan/tanggapan atau judicium dan
pembentukan kesimpulan (konklusi).
a. Apa itu pengertian/konsep :
Konsep adalah gambaran obyek dalam budi sejauh ditangkap oleh budi.Konsep
adalah sebuah symbol (paling sering sebuah kata) yang mewakili suatu kelompok obyek
atau peristiwa yang memiliki cirri-ciri umum yang sama. Cirri-ciri umum ini dinamakan
atribut. Dengan demikian konsep adalah abstraksi-abstraksi yang mewakili kelompok
obyek bukan obyek khusus/tertentu.

Cara memperoleh pengertian :


Pertama, dengan cara tak sengaja/pengertian pengalaman. Maksudnya pengertian
yang diperoleh dengan sambil lalu melalui pengalaman-pengalaman.Kedua, pengertian
yang diperoleh dengan sengaja. Artinya pengertian yang diperoleh dengan penuh
kesadaran. Prosedurnya melalui beberapa tingkat yakni menganalisa, tingkat mengadakan
komparasi, tingkat abstraksi dimana sifat-sifat yang sama dan umum disatukan dan
tingkat kesimpulan.
Isi dan Luas Pengertian (Bdk. Logika).
Isi pengertian adalah segala ciri yang terkandung dalam pengertian itu. Luas pengertian :
banyaknya individu yang tercakup dalam pengertian itu. Hubungan keduanya berbanding
terbalik. Semakin luas pengertian, semakin sempit isinya. Contoh : Manusia luasnya
meliputi semua manusia tapi pengertiannya sempit yakni berakal budi saja. Sedangkan
Petrus : Luasnya sempit, tapi pengertiannya banyak, pintar, rajin, tinggi, dll. (semakin
67
sempit ekstensi, semakin luas comprehension dan sebaliknya, semakin luas/banyak
komprehensi, semakin sempit ekstensi) .
Perbedaan antara pengertian dan tanggapan.
Pengertian merupakan hasil dari proses berpikir dan tanggapan adalah hasil pengamatan.
Pengertian bersifat abstrak dan umum, tanggapan bersifat konkrit dan individual.
b. Keputusan.
Keputusan/judicium adalah kerja akal yang menegaskan sesuatu atau mengingkari
sesuatu tentang sesuatu yang lain (Bdk. Logika). Menurut terjadinya, ada tiga macam
keputusan yakni keputusan dari pengalaman, keputusan dari tanggapan dan keputusan
dari pengertian-pengertian.
c. Kesimpulan/konklusi.
Kesimpulan adalah bentuk suatu pendapat berdasarkan pendapat-pendapat yang
terdahulu disebut Premisa-mayor, Premisa minor dan lalu menyusul kesimpulan.
Menurut terjadinya, kesimpulan dibagi atas tiga macam yakni kesimpulan induksi adalah
kesimpulan yang ditarik dari keputusan yang khusus dan konkrit menuju umum.
Kesimpulan deduksi, kesimpulan yang ditarik dari hal-hal/keputusan-keputusan umum
menuju hal-hal/keputusan khusus. Kesimpulan analogi adalah kesimpulan dengan
membandingkan satu situasi dengan situasi yang lain yang telah kita ketahui.
Contoh : Biasanya hari mendung tanda hujan. Sekarang mendung jadi akan hujan.

2. Macam-macam berpikir.

Menurut tingkatnya, maka (Madzab Koln) berpikir terbagi atas tiga macam yakni
berpikir yang berwujud/berperaga yakni kegiatan berpikir yang timbul langsung dari
pengamatan ke indera/berwujud konkrit. Tingkat kedua adalah tingkat skematis/bagan.
Disini terdapat kesadaran yang kurang berwujud/berperaga, tanggapan umum yang diatur
dalam satu skema dengan relasi-relasinya. Ketiga tanggapan atau pengertian abstrak atau
kategorial. Maksudnya berpikir berdasarkan kategori-kategori, relasi-relasi serta sebab
akibat dan persamaan.Ketiga macam tingkat berpikir ini, digunakan bergantian dalam
kesadaran manusia.
Menurut bentuknya berpikir terbagi atas :
Berpikir realistik dan berpikir autuistik (mengawan). Berpikir realistik, bila apa
yang dipikirkan itu sesuai dengan kenyataan, sesuai dengan apa adanya. Ini sering disebut
sebagai reasoning.Menurut A. Sobur ( hal.214-215) ada berpikir deduktip, berpikir
induktip dan berpikir evaluatip. Berpikir deduktip adalah proses berpikir dengan bertolak
dari hal-hal umum menuju hal-hal yang khusus.Berpikir induktip adalah proses berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus dan individual menuju hal-hal yang umum.Berpikir
evaluatip adalah berpikir kritis di mana orang menilai benar tidaknya suatu gagasan,
berdasarkan kriteria tertentu.Sedangkan berpikir autuistik adalah berpikir tak sesuai
dengan kenyataan. Disini fantasi disamakan dengan kenyataan/dicampur adukan dengan
kenyataan. Misalnya orang berkomunikasi dengan roh-roh. Inilah bahaya dari cara
berpikir yang kedua ini.
Delusi : Delusi adalah pendapat/keyakinan yang tak dapat digoyahkan dengan
alasan apa pun biar pun pendapat itu salah. (delusi gila).Ada dua macam delusi yakni :
delusi persekusi. Ini adalah kecenderungan ke arah gangguan jiwa di mana yang
bersangkutan percaya bahwa orang lain bersekongkol untuk melawan dia. Delusi yang
lain delusi grandeur dimana orang membayangkan bahwa dia orang yang luar biasa,
karena memiliki kemampuan/jasa yang khusus. Orang bisa berdelusi bahwa dia adalah
68
Napoleon/Yesus Kristus.Argumen-argumen yang disodorkan kepadanya, malah
memperkuat delusinya itu. Delusi kedua ini kurang berbahaya. Yang berbahaya adalah
delusi yang pertama karena orang bisa berhadapan secara fisik dengan orang yang dilihat
sebagai penganiaya.
Berpikir kongkrit –berpikir abstrak.
Berpikir kongkrit, bila obyek pikiran itu sesuatu yang konkrit yang dapat
diinderai. Sedangkan bila apa yang dipikirkan itu, sesuatu yang tak dapat diinderai,. maka
disebut berpikir abstrak. Ini menyangkut konsep-konsep, kategori-kategori dan sistim-
sistim.
Berpikir kreatif – berpikir kritis.
Berpikir yang kreatif, bila dengan berpikir orang menghasilkan sesuatu yang
baru/ide-ide yang baru.Proses berpikir ini disebut juga berpikir asosiatif, atau berpikir
divergen.,Termasuk dalam jenis berpikir ini adalah asosiasi bebas, asosiasi terkontrol,
melamun dan berpikir artistik. Dalam asosiasi bebas, satu ide menimbulkan munculnya
ide lain secara tak terbatas. Asosiasi terkontrol artinya satu ide menimbulkan munculnya
ide lain dalam batas-batas tertentu saja.Melamun adalah mengkhayal bebas, juga tentang
hal-hal yang tidak realistis.Berpikir artistik adalah proses berpikir yang sangat subyektip,
seperti pada seniman.Lawan dari proses berpikir asosiatif ini adalah proses berpikir
konvergen (memusat) atau cara berpikir terarah.Artinya proses berpikir yang sudah
ditentukan sebelumnya dan biasanya diarahkan pada sesuatu, misalnya pada pemecahan
suatu persoalan..Sedangkan berpikir kritis adalah menguji sesuatu ide, entah ide itu baik
atau memiliki kekurangan-kekurangan. Keduanya diperlukan dalam suatu pemecahan
masalah..
Hambatan untuk berpikir kreatif.
Pertama, konformitas : Tendensi untuk menjadi seperti orang lain. Orang takut
mengungkapkan pikiran baru, karena takut ditertawakan atau dikecam.
Kedua, ketakutan akan sensor baik bersifat ekstern maupun intern. Misalnya : takut akan
pikiran sendiri.Ketiga, pendidikan yang kaku. Cara pendidikan sering menghalangi
kegiatan berpikir kreatif. Seperti menghafal, memorisasi dan dresur. Sering keadaan
sebaliknya dituruti yakni radikalisme. Oleh karena itu pemikiran radikal perlu diimbangi
dengan pikiran kreatif.Keempat, keinginan untuk mendapat hasil/jawaban secepat
mungkin. Ini memungkinan penyelesaian soal yang tak tuntas.
Hambatan-hambatan untuk berpikir kritis.
- Ketakutan. Sejak kecil banyak orang belajar untuk tak bersifat kritis, karena tak
boleh berbeda dengan apa yang dikatakan orang lain.
- Takut balas dendam, bila dikritik maka kita akan dikritik.
- Penilaian yang berlebihan atas ide sendiri. Kita menyadari apa yang diciptakan,
dan sering kita enggan untuk membiarkan orang lain mengambil bagian atau
mengetahui hasil ciptaan kita.
Ciri-ciri orang yang kreatif adalah fleksibel, inisiatip, perseptip, tak konsensional, dll.

BAHASA DAN BERPIKIR

Manusia mengomunikasikan banyak dari pikiran dan perasaan lewat bahasa.


Olehnya bahasa memainkan peranan yang penting dalam hidup kita.

Teori tentang bahasa.

69
Ada tiga teori tentang bahasa/perkembangan bahasa yakni bahasa diperoleh
dengan meniru (imitasi) bahasa adalah suatu pembawaan, sejak lahir, dan bahasa
bergantung pada kognisi.
Teori pertama, berasumsi bahwa anak-anak belajar bahasa dengan meniru orang
tua. Dua faktor yang memainkan peranan yakni pengukuhan dan meniru. Orang tua bisa
berbicara kepada anaknya dalam kalimat yang pendek-pendek. Cara semacam ini
memungkinkan anak untuk belajar bahasa ibu, lebih efektif dan mudah.
Teori kedua menyatakan bahwa, bahasa adalah suatu bawaan sejak lahir.
Terkenal teori psikolinguistik biologik yang mengatakan bahwa anak-anak secara
biologik mempelajari dan memperoleh pengetahuan bahasa. Argumen yang mendukung
pandangan mereka ialah anak-anak mengalami perkembangan pesat dalam bahasa,
selama umur lima tahun pertama, tanpa suatu pelajaran formal tentang bahasa.
Sebagai kritik terhadap teori kedua ini: pengetahuan anak tentang bahasa ini bisa
diakibatkan oleh sifat meniru pada anak. Dan belum tentu ada sesuatu yang
diprogramkan secara biologic. Demikian kritik terhadap teori Chomsky ini.
Teori ketiga menyatakan bahwa bahasa bergantung pada kognisi/pengertian.
(Teori Piaget). Teori ini berpandangan bahwa ada suatu dasar kognitif yang penting
untuk perkembangan bahasa. Bahasa menurut Piaget, bergantung pada pikiran. Berarti
ada kata-kata/ungkapan-ungkapan yang muncul dalam perbendaharaan kata anak, hanya
sesudah anak menguasai prinsip kognitif yang bersangkutan. Contoh : anak dapat
berbicara tentang obyek yang tak secara langsung hadir, sesudah anak mengembangkan
kemampuan untuk menemukan obyek yang tersembunyi dalam pandangan mata. Dengan
kata lain, anak harus memiliki pengertian bahwa benda yang tersembunyi tetap ada,
sebelum dapat menggunakan bahasa untuk dapat berbicara tentang benda yang hilang itu
(Permanensi Obyek).
Tak ada satu teori yang mengklaim kebenaran. Ketiganya menyajikan aspek-aspek
tertentu dalam menerapkan perkembangan bahasa yakni imitasi, reinforcement
(pengukuhan) dan perkembangan pengertian anak mengenai konsep tertentu (permanensi
obyek). Studi Piaget mengenai perkembangan kognisi dan bahasa terhadap ketiga
anaknya, mendukung pernyataan terakhir. Studi ini menemukan bahwa anak-anak
berbicara tentang obyek yang hilang, hanya sesudah mereka telah mencapai kemampuan
(kognitif) untuk menemukan obyek-obyek yang di luar pandangan mata. Dengan
demikian teori ketiga mengatakan bahwa bahasa anak mencerminkan pengetahuan
tentang sekitarnya dan bahasa secara aktual, bergantung pada kemampuan perceptual dan
kognitip. Jadi ada factor biologik tapi juga ada faktor lingkungan dan ada kerja sama
antara keduanya.

3. Hubungan bahasa dan berpikir

Ada pendapat bahwa :


Hubungan bahasa dan berpikir bersifat mutlak. Karena berpikir adalah berbicara dalam
batin dan berbicara adalah berpikir yang diucapkan (Plato). Tapi pendapat ini untuk
sebagian ditolak karena ada hal-hal yang dipikirkan, tapi tak dapat diungkapkan secara
berbeda-beda. Alasan lain ada kata yang tak mengundang pengertian (gunakan bahasa
tanpa mengerti). Jadi antara bahasa dan berpikir ada hubungan, tapi tak bersifat mutlak.
Hubungannya ialah :
- Dengan bahasa kita mudah berpikir.
- Bahasa adalah alat utama untuk melahirkan pikiran (fungsi expresif).
70
- Bahasa alat hubungan sosial (fungsi sosial) subyek mengenal orang lain,
berdasarkan expresi verbal.dalam kaitan ini, ada fungsi direktip, mengarahkan
orang lain, misalnya memberi perintah pada orang lain.
- Bahasa alat untuk menyimpan pikiran (fungsi representatip).Pikiran dan pendapat
merupakan informasi bagi oang lain. Inilah fungsi informatip bahasa.
Selain ada bahasa verbal ada juga bahasa non-verbal/bahasa tubuh. Paul Ekman,
berdasarkan berbagai penelitian, menggolongkan bahasa tubuh ini dalam tujuh kategori
yakni gerakan tubuh/perilaku kinesik, ciri-ciri fisik, sentuhan, paralingual berupa kualitas
suara dan vokalisasi, proksemik, artifak dan faktor-faktor lingkungan.
Pertama, bahasa kinesik termasuk gerakan tubuh, gerakan mata dan postur. Dan ini
ada lima macam. Yakni emblem, illustrator, penunjukan perasaan, regulator dan
adaptor/penyesuaian.Ada yang direncanakan dan intensional misalnya gerakan untuk
menyatakan besarnya sesuatu. Ada yang bersifat ekspresif dan kurang terkontrol
misalnya senyuman.
Emblem adalah tindakan non-verbal yang bersifat simbolik dan terikat pada konsep-
konsep tertentu.Misalnya bahasa lambang untuk orang tuli, bahasa isyarat seperti huruf
V ( victory). Emblem sangat intensional dan direncanakan, dan sering digunakan bila
saluran-saluran verbal terhalang.
Ilustrator: Tindakan non-vebal untuk melukiskan apa yang sedang dibicarakan.
Isyarat-isyarat untuk menunjukkan besarnya sesuatu, atau gerakan untuk menekankan
suatu kata atau frase.Semua digunakan, bila saluran verbal terhalang.
Penampakan perasaan adalah tindakan untuk menunjukkan keadaan emosional dan
terbanyak dibuat dalam bentuk ekspresi wajah.Penunjukan perasaan ini, sering diluar
kesadaran kita, misalnya mengerutkan dahi, memutar-mutar bola mata, tanpa kita
sadari.Ada yang disadari misalnya kita menyembunyikan perasaan kita.
Regulator; bahasa non-verbal yang mengatur pembicaraan pulang balik antara dua
orang/lebih. Sipembicara menunjukkan apa yang ia inginkan lawan bicara katakan., apa
mau terus berbicara atau memerinci apa yang dikatakan. Hal ini nampak dalam
pergantian postur, anggukan kepala, ekspresi wajah. Semuanya mengatur arus
pembicaraan, menunjukkan kapan mulai dan berakhirnya pembicaraan.
Adaptor: tindakan non-verbal yang muncul sebagai reaksi terhadap kebutuhan
fisik/emosional. Misalnya mengepalkan tinju. Atau menghias diri, semua dibuat, bila
orang yakin akan dirinya sendiri.
Kedua, Ciri-ciri fisik.Tinggi dan berat badan serta warna kulit semuanya bisa
merupakan sumber penilaian penting terhadap orang lain. Gemuk/ tinggi: berwibawa.
Ketiga, sentuhan. Banyak arti diperlihatkan dengan sentuhan.
Keempat, paralingual: Ini menunjukkan bagaimana sesuatu dikatakan, dan bukan arti
dari apa yang dikatakan.Nada suara atau tekanan suara memberikan arti yang lain.
Kelima, proxemiks: menunjukkan jarak spasial antara pribadi. Menjauh dan
mendekati orang lain memberikan arti tertentu.
Keenam, artifaks: obyek-obyek yang kita miliki, menyatakan sesuatu tentang kita.
Cara berpakaian, kosmetik, status symbol, jenis arloji, kendaraan menyatakan kepada
orang lain, siapa kita.
Ketujuh, faktor lingkungan.Obyek-obyek dalam suatu lingkungan, memengaruhi
perilaku komunikatif kita.Kita berlaku dan bertindak berbeda, ketika kita berada
dalam gereja dibandingkan dengan bila kita berada di pasar.
Ada tiga arti yang mau disampaikan oleh bahasa non-verbal ini: minat,
kekuasaan/wibawa dan sikap responsif kita.Minat diperlihatkan dengan seberapa jauh
71
kita mendekati orang lain. Kuasa/dominasi diperlihatkan dalam sikap. Orang yang
berwibawa memperlihatkan sikap santai sedangkan orang yang kurang berwibawa
menunjukkan sikap tegang dan kaku..Dan akhirnya sikap responsif kita yakni bagaimana
warna suara serta ekspresi wajah kita, kuat lemahnya pembicaraan kita, semuanya
menyatakan sesuatu tentang diri kita.

INTELLIGENSI DAN BAKAT

1. Pengertian.

Intelligensi atau kecerdasan berasal dari kata latin “Intelligere” yang berarti
memahami, menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Ada beberapa definisi
yang diberikan oleh para ahli (Bdk A.Sobur, 2003 hal.157-158).
- W.Stern : Intelligensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi-
situasi baru.
- Terman : Intelligensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak.
- Bischof : Intelligensi kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.
- Wechsler : Intelligensi adalah kecakapan individu yang global dan tersusun untuk
dapat bertindak terarah, berpikir yang bermakna dan bergaul dengan lingkungan
secara efisien.
- Super:Intelligensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan, belajar dan pengalaman.
Ada beberapa ciri pokok yang terkandung dalam definisi-definisi di atas, yakni
kemampuan yang dimiliki individu yang memungkinkan dia untuk berpikir abstrak,
membuat generalisasi, membandingkan dan menalar. Seorang bertindak intelligent bila ia
mudah menemukan penyelesaian bagi suatu masalah dan secara efektif menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru. Ciri-ciri orang yang bertindak berdasarkan intelligensinya
yakni :
- Tingkah lakunya memiliki tujuan, terarah pada tujuan.
- Tingkah laku terorganisir baik, bertindak intelligent merupakan koordinasi
kekuatan-kekuatan pribadi dan lingkungan untuk menyelesaikan persoalan.
- Perilaku yang disesuaikan/berubah. Tingkah laku berpikir bukanlah barang mati,
tapi terbuka terhadap perubahan sesuai dengan kondisi baru.
- Perilaku yang berorientasi pada sukses, harapan dan keberhasilan.
72
- Perilaku yang memiliki motif yang jelas yakni berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
pribadi dan berfungsi demi kepentingan diri dan orang lain.
-
2. Teori-teori tentang intelligensi (Hendyat Soetopo 1983, hal. 27-47)
1. Teori Unifaktor Wiliam Stern (1911).
Teori ini dikenal sebagai teori kapasitas umum/kecakapan umum. Berarti intelligensi
merupakan satu kapasitas umum, sehingga cara kerjanya juga bersifat umum, kodenya G.
kapasitas umum ini timbul bisa karena pertumbuhan fisiologik atau karena akibat belajar.
Oleh karena itu orang memiliki jumlah G yang tak sama, karena factor belajar dan
lingkungan.
2. Teori dua factor Spearman (1904).
Two kinds of factors theory. Teori ini didasarkan pada faktor mental umum, diberi
kode G dan factor Spesifik = S. Faktor G memiliki kegiatan mental umum yang berlaku
dalam setiap tindakan individu. Dua orang tak pernah memiliki factor umum dan factor
khusus. Spearman tak memberi nama pada dua factor ini. Factor G adalah energi mental
umum individu sedangkan factor S adalah mesin yang bekerja lewat factor G. Orang
memiliki factor G memiliki berbagai kapasitas untuk bekerja dan belajar berbagai ilmu
pengetahuan. Luasnya factor S tergantung pada kerja khusus factor S dan ini lebih
bergantung pada organisasi neurologik. Dalam pembahasan selanjutnya Spearman
memberi nama kepada kemampuan khusus itu yakni lima kemampuan yakni :
Kemampuan Verbal, Numerikal, Mekanikal, Perhatian dan Imaginasi.

3. Teori Multifaktor Thorndike (1914 – 1926).


Menurut ahli ini, intelligensi manusia berisi multi proses khusus dan proses ini
bersifat neurologik, karena kegiatan intelligensi kita berdasarkan pada korelasi-korelasi
dalam sistim saraf. Manusia memiliki bermilion-milion urat saraf, sehingga hubungan
neural tak terbilang banyaknya. (Multifaktor). Jadi menurut teori ini tingkah laku mental
merupakan koneksi actual dan potensial dalam sistim saraf. Ia membuat tes untuk
mengukur kemampuan multifactor ini yakni melengkapi kalimat, penalaran, perhitungan,
perbendaharaan kata dan pengarahan lanjut. Pada akhir tulisannya, ia mengemukakan tiga
macam intelligensi yakni : Intelligensi Sosial, Intelligensi Kongkrit dan Intelligensi
Abstrak.

4. Teori Primary mental abilities = teori kemampuan mental primer (Thrustone)


1938.
Ada tujuh kemampuan intelligensi primer selain ada kemampuan-kemampuan umum
yakni :
- Kemampuan numerical (membuat angka).
- Verbal/berbahasa/penguasaan bahasa.
- Berabstraksi-berpikir-visualisasi-
- Menghubungkan kata.
- Membuat keputusan/penalaran.
- Mengenal/mengamati (ruang).
- Mengingat/memori.
Ketujuh kemampuan ini saling berhubungan.

5. Teori “Sampling” Thomson.

73
Menurut teori ini intelligensi merupakan berbagai kemampuan sample. Ada
berbagai bidang pengetahuan, tapi semuanya itu dikuasai manusia sebagian-sebagian
saja.

6. Model Intelligensi Guilford ( Hendyat Soetopo,1982, hal. 21-24)..

Menurut Guilford, sistim intelektual manusia, memiliki tiga “dimensi” yakni


material/isi yang diproses, proses atau operasi dari material, dan bentuk atau produk
informasi yang telah diproses.
Dimensi pertama berisi empat sub-kategori yakni: Pertama, isi figural (visual dan
auditory), yang menunjukkan obyek-obyek kongkrit yang langsung diterima, mis.model,
bagan diagram. Yang kedua: isi simbolik:berupa tulisan-tulisan, angka-angka dan bentuk-
bentuk konvensional dll. Ketiga, Isi semantik: yang menunjukkan arti ide-ide. Keempat,
Isi behavioral, yakni kemampuan untuk menerima dan mengintepretasi pikiran dan
perasaan orang lain.
Dimensi kedua adalah operasi yang terdiri dari 5 sub-kategori : Pertama. Kognisi
yakni pemahaman informasi. Kedua, memori, retensi dan pemunculan kembali informasi.
Ketiga, Pemikiran konvergen: proses menghasilkan jawaban yang tepat dan benar dari
informasi yang telah diketahui. Keempat, Pemikiran divergen, Proses berpikir dengan
arah yang berbeda-beda. Kelima, penilaian terhadap informasi.
Dimensi ketiga: Produk yang terdiri dari enam sub-kategoti. Pertama, unit,
pekerjaan mental yang terpisah, mis.kata-kata. Kedua, Kelas atau kelompok, unit
74
informasi yang ada pada karateristik umum. Ketiga, Relasi yang menyatakan hubungan
antara unit-unit mis. “lebih tinggi dari pada.”.Keempat, sistim yang merupakan
pengstrukturan informasi yang kompleks.Kelima, transformasi, menunjuk perubahan
perbahan informasi yang ada sebelumnya, menjadi informasi selanjutnya.Keenam,
implikasi, penerapan informasi, penerapan pengetahuan yang dimiliki pada situasi
sekarang.Model inteligensi Guilford ini, masih banyak dipakai dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.
7.Teori Inteligensi ganda Howard Gardner
Ada delapan kriteria untuk menentukan apakah suatu kemampaun merupakan
suatu inteligensi. Kedelapan kriteria itu antara lain adalah: kemampuan itu terisolasi
dalam otak, independen, memuat satu operasi khusus, mempunyai sejarah perkembangan
sendiri, berkaitan dengan evolusi jaman dulu serta dapat disimbolkan (Paul Suparno,
2002, hal.22-24).
Menurut Howard, ada sembilan jenis inteligensi: yakni inteligensi linguistik,
inteligensi matematis logis, inteligensi ruang visual, inteligensi kinestetik badani,
inteligensi musikal, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal, interligensi
lingkungan dan inteligensi eksistensial.
Inteligensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-
kata secara efektif, baik secara oral maupun tertulis.Tokoh-tokohnya antara lain Sukarno,
Paus Yohanes Paulus II, Martin Luther King.
Inteligensi matematis logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan
penggunaan bilangan dan logika secara efektip.Einstein, John Dewey, Habibie adalah
tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan jenis ini.
Inteligensi kinestetik badani adalah kemampuan untuk menggunakan tubuh atau
gerak tubuh untuk untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Tokoh-tokohnya antara
lain adalah Charlei Chaplin, Martina Navratilova, Kristi Yamaguchi.
Inteligensi ruang visual, adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda
secara tepat, termasuk di sini kepekaan tehadap keseimbangan, relasi, warna, garis dan
bentuk. Kemampuan ini dimiliki oleh para arsitek, decorator, misalnya Pablo Picasso,
Michaelangelo, Sidharta ( pemahat).
Inteligensi musical adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan
dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara.Pra komponis seperti Bach, Mozart,
Bethoven adalah tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan musical yang tinggi.
Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka
terhadap perasaan, intensi, watak dan temperemen orang lain.Tokoh-tokohnya antara lain
Mahatma Gandhi, Ronald Reagen, Ibu Theresia.
Inteligensi intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan
akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan
itu.Para pendoa dan pembimbing rohani adalah orang-orang yang tergolong kelompok
ini.
Inteligensi lingkungan adalah kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan
baik, kemampuan untuk menikmati alam dan menggunakan pengetahuan itu untuk
mengolah tanaman serta bertani.
Inteligensi eksistensial adalan kepekaan dan kemampuan untuk menjawabi persoalan-
persoalan terdalam keberadaan manusia.Orang-orang seperti Plato, Sokrates, Thomas
Aquinas, Descartes, Sartre adalah orang-orang yang memiliki kemampuan ini.Menurut
Howard, kemampuan-kemampuan ini terdapat dalam diri tiap orang. Hanya untuk orang
tertentu, suatu inteligensi lebih menonjol dari yang lain.
75
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Intelligensi :
1. Faktor pembawaan : Kesanggupan kita yang kita bawa sejak lahir. Sifat-sifat
alamiah inilah yang banyak menentukan pembawaan kita. Dan ini untuk
sebagiannya adalah warisan orang tua kita.
2. Kematangan : Muncul dan berkembangnya daya jiwa kita justru pada saat
kematangan. Kalau belum mencapai kematangan, maka intelligensi belum
berfungsi.
3. Pembentukan : Segala factor luar yang mempengaruhi intelligensi dimasa
perkembangan. Termasuk disini, klas social, terlebih keluarga-keluarga yang
melakukan stimulasi intelektual (auditif, verbal dan visual) dan tingkat pendidikan
orang tau.
4. Faktor Minat : Minat motor penggerak Intelligensi.
5. Faktor fisik : Tubuh yang sehat mempengaruhi intelligensi sebaliknya penyakit
yanag menyerang otak dan sistim saraf menghambat malah bisa melumpuhkan
perkembangan intelligensi.
6. Faktor Umur : Pertumbuhan Intelligensi mengalami perkembangan pesat pada
umur dua puluhan. Dalam hubungan ini ada dua macam bentuk dasar intelligensi
orang dewasa yakni : Intelligensi yang mengalir dan Inteligensi yang dikristalisir.
(J.Monks dkk) Intelligensi mengalir berarti kecakapan untuk dapat merubah
dengan luwes, lincah, mudah mengkoordinir, danmudah mengadakan orientasi
dalam situasi baru. Intelligensi ini akan mengalami kemunduran sesudah orang
mencapai puncak kedewasaan muda, karena perkembangannya bergantung pada
ketangkasan berpikir.
Intelligensi yang dikristalisir adalah intelligensi yang berhubungan dengan
pengetahuan umum, dengan kekayaan bahasa dan pengertian bahasa serta penilaian
terhadap pengalaman hidup. Intelligensi ini berkembang selama masa dewasa, karena
bergantung pada pengalaman hidup (belasan – 60 tahun). Olehnya intelligensi model ini
relatif stabil. Namun ada beberapa persyaratan untuk perkembangan tersebut.
-Perkembangan tersebut hanya sampai pada batas kemampuan saja, tak dapat melebihi
batas itu. Dan batas itu berbeda-beda dari orang ke orang.
-Terbatas juga pada mutu intelligensi.
-Perkembangan itu juga bergantung pada cara berpikir yang metodis.

4. Pengukuran Intelligensi :
1. Test Binet Simon. Tes ini diperbaiki oleh : Boberstag (5 – 15 tahun ) (a) Lalu oleh
Terman dan merril (b) kemudian lagi oleh W. Stern (c). Terman
mengklasifikasikan IQ dalam beberapa kategori (A.Sobur, 2003, hal.170).;
Penggolongan intelligensi berdasarkan test Binet Simon ini sbb :
180 ---------------- keatas : Genius (luar biasa)
140 ---------------- 179 : Cerdas sekali (gifted)
130 ---------------- 139 : Cerdas (sangat superior)
120 ---------------- 129 : Superior.
110 ---------------- 119 : Pandai
90 ---------------- 109 : Normal
80 ---------------- 89 : Bodoh
70--------------------- 79 : Inferior
50 ---------------- 69 : Moron
76
20 ---------------- 49 : Imbesil
0 ----------------- 19 : Idiot

Untuk mendapat IQ anak, maka umur kronologis anak dibagi dengan umur
mental/intelligensi anak dan dikalikan dengan 100. Contoh umur mental anak = 8 dan
umur kronologis anak = 7 maka IQ anak ini adalah : 8/7 x 100 = 114. jadi anak ini cerdas,
di atas normal.
Anak-anak yang berbakat atau cerdas adalah anak-anak yang umumnya belajar di
PT. sedang anak genius dapat diberikan ciri-cirinya sbb : pada umur dua tahun sudah
dapat belajar membaca, umur empat tahun sudah dapat belajar bahasa asing.
Anak-anak genius ini sering mengalami kesulitan dalam sosialisasi karena mereka
menganggap diri melebihi yang lain sehingga tidak mau bergaul dengan orang lain.
Sebaliknya mereka juga sering dihindari oleh yang lain, karena disegani. Oleh karena itu
anak-anak genius ini kerap dididik secara khusus (di Amerika Serikat misalnya). Anak-
anak yang IQnya dibawah 70 adalah anak yang cacat mental. Cacat mental adalah suatu
keadaan dimana tidak terdapat perkembangan mental yang wajar, biasa dan normal
sehingga sebagai akibatnya terdapat ketidakmampuan dalam aspek intelek, kemauan, rasa
serta penyesuaian sosialnya.

Kategori penderita cacat mental :

Kategori debilitas mentis/moron : IQ sekitar 50 – 70. anak-anak yang masuk


kategori ini dapat dididik untuk membaca, menulis dan berhitung. Gejala fisis mereka
normal. Mereka juga dapat belajar ketrampilan rumah tangga. Di SD pada umumnya
mereka tak menamatkan kelas terakhir. Sering mengulang.
Kategori imbesil (IQ sekitar 20 – 50). Keadaan anak-anak dalam kategori ini lebih
berat. Mereka bisa dilatih tapi tak bisa dididik, misalnya dilatih dalam ketrampilan rumah
tangga tapi bukan untuk membaca, menulis dan matematika.
Kategori idiot ( IQ sekitar 0 – 20). Anak idiot adalah penderita yang paling parah.
Bicara tak dapat, kecuali baby language. Mereka hanya bisa dirawat oleh orang lain.
Mereka tak bisa dididik dan dilatih. Terkadang kelakuan hidup mereka dikuasai oleh
mekanisme gerakan yang berlangsung di luar kemauan (otomatis). Pada taraf idiot berat
bau tubuhnya pun mirip bau hewan.

Brighness test.
Definite test = responden disuruh mendefinisikan sesuatu.
Medailon test = orang disuruh untuk menyelesaikan gambar yang baru selesai
sebagiannya.

Educational mental test = tes yang diberikan di sekolah-sekolah.

Kekurangan test :
- Terlalu bersifat verbal, karenanya sulit bagi yang di test.
- Terlalu bersifat ujian, karenanya kurang teliti.

Penggunaan test dalam pendidikan :


-Test tak boleh dipakai sebagai alat satu-satunya untuk mengetahui kepribadian anak.

77
-Test adalah satu start, bukan final. Sesudah mengetahui hasilnya, maka pembinaan harus
dilanjutkan bukan dibiarkan.
-Tiap anak memiliki saat kemasakan sendiri-sendiri, sehingga kerap test tak dapat
memberikan gambaran yang menyeluruh.

BAKAT

Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. ( A.Sobur, 2003. hal.180).Sedang
kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan
dan latihan.Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan yang dapat dilaksanakan
sekarang, sedang bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan, dapat
dilakukan di masa yang akan datang.Dengan demikian bakat adalah kemampuan alamiah
untuk memperolah pengetahuan atau ketrampilan yang relatif bersifat umum atau khusus
( bakat akdemis khusus).Bakat khusus ini disebut juga talent.
Mengutip sejumlah sumber, A. Sobur ( hal. 186), memberikan ciri-ciri anak
berbakat sebagai berikut: membaca pada umur yang relatif muda, membaca lebih cepat
dan lebih banyak, memiliki perbendaharaan kata yang luas, memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, memiliki minat yang luas, memiliki inisiatip dan dapat bekerja sendiri, memberi
berbagai jawaban yang baik, luwes dalam berpikir, memiliki pengamatan yang tajam,
berpikir kritis juga terhadap diri sendiri, senang mencoba hal-hal baru, memiliki daya
abstraksi dan sintesis yang tinggi, senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan
masalah serta memiliki daya imaginasi yang tinggi.
Jenis-Jenis bakat.
Ada bakat yang berdasarkan psikofisik, misalnya ketajaman penginderaan,
ketangkasan pancaindera, kemampuan motorik, kelincahan jasmani dan ketrampilan jari
jemari.Ada bakat kejiwaan yang bersifat umum seperti daya ingat dan daya khayal yang
tinggi.Begitu un ada bakat dalam pengertian sempit yakni bakat yang sejak awal sudah
ada dan terarah pada bidang tertentu misalnya bakat bahasa, musik, melukis, bakat seni
dll.Dan akhirnya ada bakat yang berdasarkan alam perasaan dan kemauan seperti bakat
reproduktif , bakat produktif, bakat aplikatif dan bakat interpretatif.

Intuisi
Intuisi adalah satu bentuk berpikir yang prosesnya setengah disadari. Timbulnya
secara spontan dan mengandung kebenaran. Sering dekat sekali dengan ilham sehingga
cukup irrasional. Intuisi ini menuntun pada suatu keyakinan.Prosesnya sebagai berikut:
mula-mula gambarannya masih samar-samar, kemudian orang mampu menanggapi
dengan cepat dan akhirnya muncul suatu keyakinan. Segala sesuatu yang dicapai dengan
intuisi ini, harus dicek kebenarannya.Sebagian besar keputusan kita, kita dasarkan pada
intuisi. Namun tidak jarang muncul bahaya, yakni orang bertindak spontan dan impulsif,
sehingga orang membuat kesalahan besar yang tidak bisa diampuni.Pada umumnya kaum
wanita lebih intuitif dari kaum pria, karena umumnya mereka lebih banyak hidup dalam
alam perasaan ( Abu Ahmadi, 2003, hal.96)

78
Pokok Bahasan VIII
PERASAAN DAN EMOSI

Tujuan pokok bahasan, mahasiswa mampu:


Membedakan ciri-ciri perasaan dan komponen-komponen emosi.
Menjelaskan proses terjadinya emosi
Menjelaskan teori-teori emosi
Memahami jenis-jenis dan tujuan emosi.
Menjelaskan bagimana mengelola emosi.

1. Apakah Perasaan itu ?


Kita mengalami perasaan itu dalam kehidupan kita. Kita merasa lapar, gembira,
sedih, kecewa dsbnya. Dalam aktus merasa itu subyek selalu berhubungan dengan
sesuatu yang dihargainya atau tidak dihargainya. Subyek selalu berhubungan dengan
sesuatu yang bernilai posistif atau negatif.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, perasaan diartikan sebagai
“hasil atau perbuatan merasa dengan pancaindera”, “rasa atau keadaan batin sewaktu
merasa sesuatu”, “kesanggupan untuk merasa”, “pertimbangan batin atas sesuatu”.
“Perasaan adalah fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu
menurut rasa senang dan tidak senang”, (Sujanto, 1989, hal. 45).
Perasaan adalah “pernyataan jiwa yang dihayati secara suka dan tidak suka” (M. Noort
M. Hassaini dalam Himpunan Istilah Psikologi, 1978).
Perasaan adalah suatu keadaan jiwa sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang pada
umumnya datang dari luar (Walgito, hal. 181).
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positp dan negatip ( Koentjaraninggrat,1980)
Ada beberapa ciri pokok dalam definisi-definisi di atas. Pertama, adalah unsur
subyektif perasaan, artinya bagaimana sesuatu itu dirasakan atau dihargai tergantung
pada subyek itu sendiri. Subyektivitas ini dapat nampak dalam dua bentuk yakni inter
subyektivitas, antara dua individu terdapat perbedaan perasaan, dan intra subyektivitas,
dalam individu sendiri ada perbedaan penghargaan terhadap sesuatu tergantung pada
keadaan dan pandangan subyek sendiri.
Unsur kedua adalah adanya stimulus. Perasaan itu muncul karena adanya stimulus
yang mengenai individu. Jadi perasaan itu bersifat intensional, artinya perasaan itu
diberikan terhadap sesuatu, orang atau pun peristiwa. Stimulus itu bisa berasal dari dalam
individu sendiri atau dari luar. Stimulus intern itu bisa berupa keadaan jasmani subyek.
Orang yang dalam keadaan sakit misalnya pada umumnya lebih merasa dibandingkan
dengan orang dalam keadaan sehat. Begitupun struktur dasar individu ikut mempengaruhi
perasaan. Ada orang yang cepat marah. Orang semacam ini akan lebih cepat
menunjukkan perasaannya. Begitupun keadaan individu pada suatu waktu. Orang yang
kalut pikirannya, akan mudah terkena perasaan, dibandingkan dengan dia dalam keadaan
normal.
79
Unsur yang ketiga adalah perasaan itu bersifat memental perasaan itu timbul pada
saat tertentu, sebagai reaksi terhadap sesuatu, entah yang menyenangkan atau tidak.
Sesudah apa yang dihadapi individu itu berlalu, maka perasaan pun berlalu. Misalnya
orang terkejut karena dentuman meriam. Sesudah dentuman itu berlalu perasaan pun
berlalu. Namun perasaan yang sesaat itu dapat berubah menjadi suatu perasaan yang
bertahan lama atau menetap. Dalam contoh di atas, keadaan tersebut itu dapat
berlangsung sampai beberapa hari. Perasaan yang bertahan itu disebut mood.
Beberapa istilah yang ada kaitannya dengan perasaan.
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan perasaan ini, seperti suasana hati,
kata hati, afekt, watak/karakter dan temparemen.Suasana hati adalah keadaan perasaan
seseorang yang berkesinambungan dicirikan oleh perasaan senang atau tidak senang.
Perasaan ini mudah sekali berubah kekuatannya atau lamanya. Contoh anak menangis
tetapi ketika melihat kakaknya datang ia mulai tertawa. Kata hati tidak lain dari suara
hati. Yang berarti daya perasaan yang dapat membedakan yang baik dan yang jahat.
Afeks adalah perasaan yang sangat kuat dan muncul secara mendadak baik yang bersifat
positif maupun negatif. Afeks ini sama dengan emosi. Watak/karakter adalah keseluruhan
sifat seseorang yang nampak dalam perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil pembawaan
dan lingkungan. Watak ini dapat berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan.
Temparemen adalah sifat pembawaan yang erat kaitannya dengan struktur
kejasmanian seseorang seperti fungsi-fungsi fisiologik, darah, kelenjar dll, dalam diri
manusia. Kalau watak itu dapat berubah sesuai dengan pengaruh lingkungan maka
temparemen pada umumnya bersifat menetap/konstan.
Para ahli tidak mengadakan pembedaan yang tegas antara perasaan dan emosi.
Karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya
( Wirawan, 2009, hal.123).Perasaan itu, ketika masih dekat pada tataran biologi dan
fisiologi, disebut warna afektip ( afective tone).Warna afektif ini sering kuat atau lemah.
Bila warna afektif itu kuat, maka perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas dan
terarah. Perasaan ini tidak lagi pada tingkat biologi tapi sudah mencapai tingkat mental
atau psikologi. Dan perasaan-perasaan yang mendalam ini disebut emosi.Karena ada
perbedaan kualitatif antara perasaan dan emosi, maka keduanya dibicarakan secara
terpisah.

Perbedaan antara perasaan dan emosi pada umumnya (Patty, 1982, hal.117):
- Emosi berlangsung tidak lama, sedangkan perasaan dapat berlangsung untuk
waktu yang lama.
- Emosi adalah reaksi terhadap kejadian-kejadian di luar diri kita dan ini tak
berlaku untuk semua perasaan.
- Emosi menguasai kita, perasaan tidak. Rasa tertekan misalnya lebih memengaruhi
kita dibandingkan dengan perasaan sedih
- Emosi adalah reaksi terhadap kejadian-kejadian yang vital bagi hidup kita,
perasaan kita.
- Perasaan bersifat tidak mendalam/dangkal, emosi bersifat lebih mendalam

2. Apa itu Emosi


2.1. Pengertian emosi

Sudah dikatakan bahwa perasaan adalah keadaan jiwa sebagai akibat dari stimulus
yang mengenai individu. Kalau keadaan begitu melampaui batas sehingga hubungan
80
orang dengan sekitar mungkin terganggu, maka timbul apa yang dinamakan emosi.
Emosi berasal dari kata Latin emovere ( exmovere) yang artinya bergerak keluar, sesuatu
yang mendorong terhadap sesuatu, menggucangkan dan terganggu. Berarti orang berada
pada suatu keadaan yang bergejolak, dimana terdapat satu gangguan terhadap
keseimbangan individu sehingga individu tak lagi menguasai diri (panik, mata gelap).
Keadaan ini adalah suatu penyimpangan dari keadaan yang normal.Keadaan normal
adalah keadaan tenang yang ditandai dengan keseimbangan fisik, psikis dan social.
Dengan demikian kita sampai pada definisi emosi.
“Emosi adalah suatu keadaan perasaan kompleks yang menyangkut perubahan
fisiologik dan perasaan subyektip (pengalaman subyektip) dengan penilaian kognitip
sebagai reaksi terhadap stimulus” Pettijohn hal. 221).
Earnest Tan mengutip definisi emosi yang diberikan oleh oleh Benyamin Carlos
sebagai berikut:“Emotions are spontaneous reactions and movement either toward an
appraised pleasurable object or stimulus ( which we call positive emotions) or
spontaneous reactions and movement away from an appraised unpleasurable object or
stimulus (which we call negative emotions) with its corresponding physiological and
motor reactions.”( E. Tan, 2006, hal.26)
(Emosi itu adalah reaksi-reaksi spontan terhadap stimulus atau obyek yang
menyenangkan (yang disebut sebagai emosi positip), atau suatu reaksi atau gerakan
spontan yang menjauh dari obyek atau stimulus yang dinilai tidak menyenangkan (yang
disebut emosi negatip), disertai dengan gerakan dan reaksi fisiologis yang sesuai).
Emosi adalah reaksi penilaian yang kompleks dari sistim syaraf seseorang
terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam diri sendiri ( Wirawan, 2009, hal.124).
Prosesnya sebagai berikut:
Persepsi- memori/Ingatan akan (fakta eksplisit, afektif dan perilaku) Penilaian
spontan (baik atau buruk)-emosi (positif atau negatip- perubahan perilaku.Semua ini
berlangsung di bawah kesadaran yang bisa saja kemudian muncul dalam kesadaran.Ada
orang yang menekan perasaan/emosinya, sehingga perasaanya tidak mencapai kesadaran.
Ada orang yang cukup perasa, karena mereka secara langsung menyadari perubahan-
perubahan pada tubuh mereka.
Tindakan dapat saja muncul langsung dari dorongan emosi.Ini disebut sikap
impulsif..Atau tindakan bisa diproses lewat penilaian refleksif.Prosesnya dapat
digambarkan sebgai berikut:
Emosi--- Kesadaran--- Refleksi--- Keputusan--- tindakan
--- Tindakan
2.2. Komponen Emosi
Dari beberapa definisi tersebut, dapat dilihat bahwa ada sejumlah komponen
dalam proses terjadinya emosi. Komponen pertama adalah reaksi atau persepsi individu
terhadap suatu rangsangan atau stimulus entah berasal dari dalam diri individu sendiri
atau pun dari luar. Komponen kedua adalah penilaian intuitip subyek terhadap rangsang
itu yang bisa bersifat positip atau negatip, menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Penilaian itu dipengaruhi oleh ingatan masa lalu, baik ingatan menyangkut fakta-fakta,
afeksi maupun tingkah laku yang telah dibatinkan. Komponen ketiga adalah munculnya
emosi, seperti sedih, gembira atau takut. Perasaan-perasaan yang selalu dibarengi dengan
perubahan fisiologis, misalnya, kalau kita marah muka kita merah, terkejut dan takut,
jantung kita berdenyut kencang. Bagaimana terjadinya akan dijelaskan.
Keempat, tiap emosi selalu mendorong kita untuk mengambil tindakan, atau kita
mengelak/menghindar atau kita menantang dan melawan obyek tersebut. Dorongan itu
81
disebut impulsi, yang diungkapkan keluar dalam tindakan (ex-motion). Bila diungkapkan
keluar, baru terkena penilaian moral.
Kalau obyek itu dinilai sebagai menyenangkan, maka subyek akan mendekatinya,
tapi kalau obyek itu dinilai membahayakan, maka subyek akan menjauhkan diri dari
obyek tersebut. Dua kemunginan bisa terjadi di sini: menantang atau menghindar dari
stimulus yang dihadapinya, fight or flight.
Kelima, emosi itu merupakan suatu pengalaman subyektip.Ini terungkap dalam
nama yang kita berikan pada emosi kita misalnya : marah, takut, dll. Pengalaman
subyektif ini sulit untuk dipelajari. Perubahan fisiologik dan perilaku lahir dapat
diobservasi dengan alat-alat elektronik, tapi pengalaman subyektif sangat sulit. Studi
terhadap aspek subyektif emosional ini terkadang dijalankan dengan laporan verbal,
dalam hal ini subyek diminta untuk melukiskan perasaannya entah dengan cara
introspeksi atau retrospeksi. (sementara mengalami atau sesudah mengalami suatu
perasaan).
Misalnya sementara menonton film testee disuruh untuk melukiskan perasaannya
dengan mengisi kuesioner. Dalam film tersebut, ada adegan-adegan yang memberi
pengaruh tertentu pada testle. Perasaan yang dialami testee inilah yang mau diketahui.
Ternyata peserta mendapat pengaruh yang berbeda-beda. Ada yang denyut jantungnya
semakin cepat, ada yang kehilangan ingatan, mulut kering. Tapi ada yang tak mengalami
semuanya. (tak ada pengaruh). Perbedaan pengaruh ini dapat dihubungkan dengan
pengalaman pada masa lalu, minat perbedaan kepribadian atau pengamatan. Dengan
demikian sangat sulit untuk meneliti perasaan subyektip. Dalam hubungan ini keadaan
emosional yang satu dapat mempertinggi pengalaman emosional yang lain. Film horror
lebih mengejutkan setelah membaca komik, atau komedi lebih lucu, setelah menonton
film horror.

Perubahan Fisiologik.
Perubahan fisiologik yang menyertai emosi diakibatkan oleh kerja sistim saraf
automik. Telah diketahui bahwa sistim saraf kita terdiri dari sistim saraf sentral (otak dan
sumsum tulang belakang) dan sistim saraf periferi, (diluar sistim saraf sentral). Sistim
saraf periferi ini terbagi atas dua macam yakni SS Somatik dan SS Autonomik. Yang
berakhir ini berfungsi untuk mengontrol organ-organ Visceral : hati, perut, usus, kelenjar
keringat dan perubahan-perubahan fisiologik yang menyertai perasaan (emosi).
Sistim saraf Autonomik mepunyai dua bagian yakni SS Simpatetik dan SS
Parasimpatetik. Keduanya bekerja berlawanan. Dalam keadaan yang membayakan
organisme (marah, terkejut, misalnya), bagian simpatetik bertugas memperbesar dan
mempertinggi, perubahan fisiologik : bola mata melebar, tekanan darah dipertinggi,
denyut jantung dipercepat agar darah semakin banyak dialirkan kebagian urat-urat nadi,
pernapasan dipercepat sehingga oxygen diperbanyak, gula dalam darah dipertinggi untuk
memberikan energi pada organisme. Semua bertujuan menyiapkan organisme untuk aksi
selanjutnya Fight or Flight.
Bila keadaan sudah tenang maka perubahan-perubahan fisiologik diatas
diperkurang/diperkecil. Atau dengan kata lain organisme kembali lagi pada keadaan yang
normal/keseimbangan organisme.Mengecilnyakegiatan-kegiatan/perubahan fisiologik ini
merupakan hasil kerja Sistim syaraf Parasimpatetik. Jadi SS parasimpatetik bertugas
mengurangkan ketegangan fisiologik dan mengembalikan keseimbangan dalam
organisme. Menurut Ekman(1983) analisa terhadap kegiatan sistim saraf Autonomik ini
menyebabkan kita membedakan paling kurang dua macam perasaan umum yakni :
82
perasaan yang menyenangkan dan tak menyenangkan. Namun adalah suatu proses yang
sulit, bila mau membedakan pelbagai perasaan spesifik antara dua kategori ini. Alasannya
ialah ada satu perubahan fisiologik umum untuk tiap emosi (takut, terkejut, marah
menyebabkan denyut jantung semakin cepat). Selain itu juga terdapat perbedaan-
perbedaan individu yang substansial untuk emosi yang sama.
Sudah dikatakan bahwa pengalaman emosional disertai dengan perubahan
fisiologik dan tingkah laku ekspresif seperti ekspresi wajah. Dipercayai bahwa orang
boleh merubah ekspresi wajahnya, tapi perubahan fisiologik tak dapat dirubah, karena
memang badan tak menipu. Kepercayaan ini mengakibatkan terciptanya poligraf : Alat
elektronik untuk mengukur perubahan-perubahan fisiologik tersebut (denyut jantung dll).
Begitu juga muncul “Lie Detector”. Namun pemakaian alat-alat ini membawakan
kesulitan, karena perasaan/emosi yang berbeda-beda, bisa memberikan perubahan
fisiologik yang sama (takut, marah misalnya) dua-duanya menyebabkan denyut jantung
semakin cepat. Karenanya alat-alat elektronik ini tak membawa hasil yang pasti 100%,
mengenai perasaan mana yang sedang dialami individu.
2.3. Ekspresi Emosional
Ada tiga macam ekspresi emosional yakni reaksi terkejut, espresi wajah dan suara
serta sikap dan gerak tubuh.Reaksi ini ada pada tiap orang dan diperoleh sejak
lahir.Keadaan emosional seseorang dapat diekspresikan lewat wajah dan suara.Perubahan
wajah dan suara orang menandakan bahwa orang tersebut berada alam emosi tertentu.
Hal ini dapat dimengerti karena wahana pikiran rasional adalah kata-kata sedang wahana
pikiran emosional adalah bahasa non-verbal. Nada suara seseorang, menentukan maksud
seseorang.Karena kebenaran sering terletak dalam bagaimana mengatakan sesuatu, bukan
pada apa yang dikatakan.Kenyataan menunjukkan bahwa 90% pesan emosional bersifat
non-verbal ( D. Coleman, hal.137) Begitu pun sikap dan gerak juga merupakan ekspresi
dari emosi.Ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan seseorang. Misalnya
ada orang yang marah dengan mengepalkan tangannya, memukul meja dll.
Selain itu ada tiga jenis tampilan emosi. Orang bisa meminimalkan atau
menyembunyikan perasaannya, melebih-lebih ungkapan perasaannya atau mengganti
perasaaan yang satu dengan yang lain. Ini banyak terdapat pada budaya Asia.
Ekspresi wajah sebagai tingkah laku ekspresif.
Apakah ekspresi wajah suatu yang dipelajari atau bawaan? Dan apakah kita dapat
menentukan perasaan orang dengan mengamati ekspresi wajahnya? Terhadap pertanyaan
I, pandangan relativitas menyatakan bahwa ekspresi wajah adalah sesuatu yang dipelajari.
Tapi ekspresi tersebut ditentukan secara structural. Sedangkan mereka yang
berpandangan universalitas menyatakan bahwa ekspresi wajah adalah sesuatu yang
ditentukan sejak lahir. Penelitian P. Ekman (1972) diberbagai bangsa dan kebudayaan
mendukung pandangan yang kedua ini paling kurang menyangkut perasaan-perasaan
berikut : kebahagiaan, kesedihan, ketakuta, kekaguman, kemuakan dan kemarahan.
Perasaan-perasaan ini menghasilkan ekspresi muka yang karaktetistik sama pada tiap
kebudayaan.
Dengan demikian ekspresi wajah merupakan suatu bawaan paling kurang
menyangkut beberapa perasaan seperti tersebut diatas. Bukti lain : anak yang buta tuli
dapat menunjukkan perasaan senang dan tidak senang. Menurut Ekman, orang yang
merasa sedih terlihat dengan jelas dalam ekspresi wajahnya secara fisiolologik. Namun
tiap orang dapat merubah ekspresi wajah ini dengan sengaja karena berbagai alasan :
malu, tak mau menyinggung perasaan orang laindll. Dan ini biasanya dipelajari selama
individu berkembang (dewasa). Karenanya Ekman berpendapat bahwa ada dua macam
83
ekspresi wajah; yang pertama ekspresi wajah yang telah diprogramkan dan ini berlaku
untuk setiap kebudayaan, yang kedua ekspresi wajah yang telah dirubah sesuai dengan
tuntutan kebudayaan bersangkutan.
Terhadap pertanyaan kedua, Ekman berpendapat bahwa orang mengidentifisir
perasaan orang lain secara tepat, dengan melihat ekspresi wajahnya kalau memang orang
sudah cukup terlatih untuk membaca cirri-ciri wajah yang mengungkapkan perasaan
tersebut.

2.4. Ciri-Ciri Dorongan Emosional

Daniel Goleman berdasarkan berbagai penelitian, memberikan sejumlah ciri


utama dorongan emosional ini. Di antaranya adalah emosi itu bergerak jauh lebih cepat
dari pikiran rasional, dorongan emosional itu membenarkan diri sendiri dan ditentukan
oleh keadaan, akhirnya pengalaman emosional itu cenderung untuk mudah diulangi.dan
dialami lagi (D.Coleman 1999, 204) Reaksi gerak cepat emosi ini lebih menonjol dalam
situasi-situasi tertentu di mana tindakan penyelamatan terhadap diri kita lebih
didahulukan. Kita misalnya dalam hitungan detik saja, cepat melompat ke pinggir jalan
setelah menyadari bahwa sebuah mobil dalam kecepatan tinggi hampir menabrak kita.
Keputusan cepat ini menyiapkan kita agar dalam sekejap kita bisa menghadapi keadaan
darurat. Reaksi gerak cepat emosi ini merupakan radar terhadap bahaya, ia bertindak
tanpa menunggu analisis lebih jauh dari nalar, demi kepentingan dan kelangsungan hidup
manusia sendiri.
Emosi itu juga cenderung membenarkan diri sendiri, akal emosional itu
menganggap keyakinannya secara mutlak benar, dan dengan demikian mengabaikan
setiap argumen yang menantangnya.Itulah sebabnya mengapa amat sulit kita berdialog
dengan seorang yang sementara dikuasai oleh emosinya.Dan memang emosi yang tinggi
sering mengganggu kestabilan manusia Dan karenanya emosi dibedakan dengan
perasaan.Perasaan adalah suatu disposisi afektip yang stabil yang tidak mengganggu
keseimbangan psikologis dari subyek. Sedangkan emosi, yang berasal dari kata Latin
emovere yang artinya menggerakkan, adalah kegiatan afektip yang mendadak dan kuat
yang disertai dengan gangguan organik. Dan karenanya ia dapat mengubah secara drastis
kelakuan subyek seperti bertindak membabi buta, mata gelap dan karenanya orang dapat
saja memporakporandakan segalanya.
Tindakan dan perbuatan kita, sering dipengaruhi oleh keadaan emosional kita
yang menonjol pada saat tertentu. Kita misalnya merasa gembira dan penuh semangat,
ketika kita dicintai dan dihargai, tapi sebaliknya kita merasa sedih dan tak bergairah,
ketika kita ditimpa kekecewaan yang luar biasa. Dan akhirnya suatu pengalaman
emosional sekali dialami, cenderung lebih mudah untuk dialami sekali lagi. Banyak
peristiwa yang kita alami masa lalu, meninggalkan semacam cap emosional tertentu entah
menyenangkan atau menyedihkan dalam diri kita. Cap emosional ini tidak hilang tapi
tersimpan dalam lapisan bawah sadar kita. Ketika kita mengalami suatu peistiwa yang
serupa, perasaan dulu itu kembali dimunculkan dalam diri kita, dan ini akan ikut
mempengaruhi kita dalam mengambil suatu keputusan. Dengan demikian dapat kita
pahami mengapa suatu kebiasaan entah baik atau buruk yang telah kita tanamkan dalam
diri kita, sulit untuk kita tinggalkan.

3. Teori-Teori tentang Emosi.


84
Ada berbagai teori tentang emosi. Kita akan melihatnya satu persatu agar kita
dapat mendapat suatu gambaran yang jelas (secara kornologis).

3.1. Teori Evolusi Darwin (1872).

Menurut teori ini terbanyak emosi dibawah sejak lahir meskipun tak disangka
bahwa ada juga yang dipelajari selama maunsia hidup. Emosi memiliki arti yang penteing
sekali bagi organisme (manusia dan binatang) terutama ekspresi wajah dan postur tubuh
sangat penting bagi komunikasi antara individu. Dan ini tak saja menyangkut saat
sekarang tapi juga apa yang akan terjadi, suatu kenyataan yang memungkinkan
kelangsungan hidup organisme.
Darwin juga mengatakan bahwa kesamaan emosi manusia dan binatang dalam
banyak hal memperkuat teorinya bahwa manusia berasal dari species yang primitive.

3.2. Teori W. James dan Carl Lange (1885).


Yang dikenal sebagai teori James – Lange.
Menurut teori ini perubahan-perubahan fisiologik yang dialami manusia
(pernapasan, menangis, denyut jantung) merupakan sebab mula timbulnya
perasaan/emosi sehingga mereka membuat pernyataan bahwa kita sedih karena kita
menangis, kita takut karena kita lari.
Perubahan-perubahan fisiologik merupakan hasil persepsi terhadap situasi.
Dengan demikian menurut teori ini emosi merupakan akibat atau produk gejala-gejala
fisiologik (dan motorik kita). Dasar pandangannya adalah manusia bereaksi terhadap
gejala-gejala dan kesan-kesan motoriknya/gejala organic. Dan perubahan ini mendahului
perasaan/emosi. Perubahan fisiologik dan tingkalaku muncul pertama lalu baru perasaan
kita muncul.
Reaksi fisiologik ini sudah ada sejak lahir tapi bisa juga dipelajari sepanjang
hidup manusia. Misalnya : ketakutan, kemarahan dll. Memang ada beberapa perubahan
fisiologik yang berlaku untuk beberapa emosi.
Misalnya MC Green (1980) dalam penelitannya menemukan bahwa hormone
epinerfin dipancarkan sementara orang dalam keadaan darurat. Kita seketika bereaksi dan
baru kita mulai merasa (perasaan muncul). Melihat mobil yang hanpir menabrak kita, kita
cepat melompat ke pinggir jalan, kemudian kita mulai merasa takut atau marah-marah.
Sebagai kritik dapat dikatakan bahwa banyak perasaan memiliki perubahan
fisiologik yang sama. Cepatnya denyutan jantung, bisa karena orang ditimpa ketakutan
hebat, kemarahan atau merasa terkejut. Contoh paling jelas dalam peristiwa bunuh diri.
Orang bunuh diri (karena putus asa) bukan orang bunuh diri baru merasa putus asa.

3.3. Teori Cannon – Bard (1972). Teori ini diberikan oleh W. Cannon dan Phillip
Bard. Ada dua asumsi yang diberikan dalam teori James – Lange.
Pertama : Tiap emosi disertai dengan pola perubahan fisik yang khusus.
Kedua : Kita mengenal emosi kita, sesudah mengenal perubahan fisiologik yang terjadi.
Bard dan Cannon menentang teori ini. Mereka menyatakan bahwa perubahan fisiologi tak
berbeda dari keadaan emosi yang satu ke yang lain, meski kita tak dapat membedakan
emosi macam apa yang ktia rasakan/alami. Dengan kata lain, perubahan fisiologik sama
pada semua perasaan.
Menurut Cannon, Thalamus (karenanya teori ini dinamakan juga teori Thalamik
Cannon) bereaksi terhadap stimulus dengan mengirimkan kesan-kesan serentak ke
85
korteks dan bagian-bagian tubuh lainnya. Karenanya perubahan fisiologik adalah
akibat/hasil perubahan korteks dan sistim saraf simpatetik. Sehingga dengan demikian
Cuma ada perubahan satu fisiologik yang umum bagi tiap perasaan. Sebagai akibatnya
maka perubahan fisiologik dan pengalaman (subyektip) emosional berjalan serentak
(menurut James – Lange : orang kenal emosi misalnya, sesudah mengenal perubahan
fisiologik).Jadi menurut teori ini :
Pertama, perubahan fisiologik sama pada semua emosi. Bantahan terhadap teori pertama
James- Lange.Kedua, perubahan dan pengalaman emosional berjalan serentak (bantahan
terhadap assumsi II).
Sebagai kritik :
Adalah sangat sulit untuk menguji secara akurat apakah perasaan kita terjadi
bersamaan dengan perubahan fisiologik atau sesudah perubahan fisiologik. Karena
peranan kognisi sangat penting dalam menimbulkan perasaan.

3.4. Teori Dua Faktor : Faktor Kognitip + Fisiologik.

Pencetus pandangan ini adalah Schachter dan Singer (1962).


Menurut Schachter (1962) ada tiga informasi yang bertanggung jawab terhadap
pengalaman emosional. Sumber pertama adalah perubahan fisiologik. Otak menerima
input dari berbagai urat saraf dan organ-organ visceral lainnya, tentang pelbagai
perubahan.
Masukan ini sulit untuk dimengerti, tanpa adanya sumber kedua dan ketiga, yakni
stimulus yang masuk dari luar dan informasi yang berasal dari masa lalu, berupa ingatan
tentang masa lalu atau situasi-situasi yang serupa. Menurut Schachter orang memproses
sumber informasi ini (perubahan fisiologik, stimulus dan ingatan) untuk sampai pada
suatu pengalaman emosional. Studi yang dijalankan Schachter mendukung pandangan
ini.
Ada dua kelompok responden dalam penelitian.
Kelompok I : menerima suntikan epinefrim/adrenalin yang menyebabkan
denyutan jantung bertambah, pernapasan dipercepat.Kelompok II : diberikan suntikan
larutan garam yang tak memberikan efek fisiologik.
Kelompok I : dibagi atas tiga sub kelompok yakni :
Kelompok A : diberitahu tentang reaksi psikologis yang akan dialaminya.
Kelompok B : mereka tak diberitahu tentang gejala-gejala yang mungkin.
Kelompok C : diberi informasi yang salah yakni rasa gatal, kepala sakit.
Sesudah semuanya menerima suntikan, mereka disuruh untuk menunggu disebuah
ruangan lain, dimana telah menanti seorang asisten. Asisten ini memperlihatkan dua
sikap yakni sikap yang menggembirakan, main layang-layang dan sikap marah kepada
para respondent.
Reaksi respondent diselidiki lewat jendela kaca yang berdimensi satu. Hasilnya
menunjukkan bahwa kelompok yang menerima suntikan adrenalin khususnya kelompok
yang diberitahukan tentang efek suntikan tak dipengaruhi oleh sikap asisten itu, entah
sikap yang menggembirakan atau menjengkelkan (marah). Sedangkan kelompok yang
mendapat informasi yang salah dan tak mendapat informasi apa-apa dipengaruhi oleh
tingkah laku asisten tadi yakni mereka menunjukkan sikap yang menggembirakan dan
sikap marah bila asisten tadi memperlihatkan sikap tersebut. Kesimpulan kelompok A.
tak memberikan reaksi karena mereka telah diberitahu lebih dahulu tentang efek suntikan
itu. Sedangkan kelompok-kelompok lain memberikan reaksi sesuai dengan reaksi yang
86
diperlihatkan oleh asisten tadi. Karena mereka memberikan penilaiannya atas informasi
yang telah diterima.
Sebagai kritik terhadap experiment ini :
- Adrenalin tak memberikan pengaruh yang sama bagi tiap orang.
- Keadaan respondent sebelum experiment tak diselidiki. Mungkin kelompok yang
memiliki semangat yang menyala-nyala sebelum experiment, sangat dipengaruhi
oleh sikap yang menggembirakan dari asisten tersebut.
Bagaimana pun pengaruh penilaian atas emosi tak dapat disangkal, meski
penilaian bukanlah penentu emosi satu-satunya. Banyak contoh dalam kehidupan kita
bisa menerangkan hal ini. Kita dibangunkan tengah malam oleh bunyi ketukan
pintu/telepon. Kita merasa takut atau terkejut, karena menilai bahwa ada sesuatu berita
yang menyedihkan menimpa kita. Tapi ketakutan itu berubah menjadi suatu kelegaan,
setelah diketahui bahwa yang mengetuk pintu seorang kawan kita, yang barusan pulang
dari suatu perjalanan.
Penelitian modern menunjukkan bahwa mengubah penilaian seseorang dapat
merubah reaksi emosi seseorang. Hal ini diselidiki dengan mempertunjukkan film tentang
bagaimana suku-suku Aborigin Australia mengadakan kastrasi/sunat pada anak-anak
muda.
- Narasi I : bertujuan membangkitkan emosi dengan menekankan bengisnya dan
penderitaan upacara tersebut.
- Narasi II : bertendensi memperkecil/mengingkari penderitaan tersebut.
- Narasi III : bersifat rasionalisasi. Sunat barang biasa.
- Narasi IV : tak ada narasi.
Cerita yang menekankan penderitaan menimbulkan reaksi emosi yang sangat
tinggi. Sedangkan narasi yang dengan tendensi memperkecil penderitaan/rasionalisasi
kurang menimbulkan reaksi emosional. Kesimpulannya reaksi emosional sangat
dipengaruhi oleh penilaian seseorang terhadap peristiwa yang ditanggapinya.
Dengan demikian pandangan Schachter bahwa factor kognitip memegang peranan
yang sangat penting dalam pengalaman emosional, diterima oleh banyak psikolog.

3.5. Teori Proses yang Berlawanan.

Teori ini dipelori oleh Richard Solomon (1980). Ia berpendapat bahwa otak
bertanggung jawab dalam mengembalikan keseimbangan pada individu. Daerah-daerah
dalam otak berfungsi untuk menangkis keadaan emosional yang timbul, entah itu
menyenangkan atau tidak, agar individu dapat kembali pada yang normal/level garis
dasar.
Menurut teori ini keadaan emosi awal (keadaan A) membawa serta keadaan emosi
yang lain entah menyenangkan atau tidak. Bila perasaan timbul, otak mulai mengaktivisir
keadaan yang berlawanan (keadaan B). keadaan B ini berfungsi bersama dengan
timbulnya keadaan A, meski ia lebih berfungsi secara maksimal sesudah keadaan A
berakhir. Melemahnya keadaan A akan meningkatkan keadaan B.
Contoh : kita merasa takut ketika motor kita terselEp (k. A) sementara itu, kita berusaha
untuk mengontrol keadaan. Dan ketika itu otak memprodusir keadaan yang berlawanan
yang dinamakan relief (B), sehingga keadaan A, (takut) dapat diperkurang intensitasnya.
Ketika kita di atas motor telah tervapai, maka keadaan B (relief) bertambah intensitasnya,
sampai akhirnya individu kembali kekeadaan normal. Begitu seterusnya, bila terselep lagi
akan timbul hal yang sama, yakni adanya perasaan yang berlawanan.
87
Teori ini cukup banyak mendapat dukungan, Aplikasinya terlihat dalam usaha
penangan terhadap pecandu obat bius (narkotik). Kenikmatan akan candu (state A)
dilawan dengan usaha pengurangan secara bertahap (B), sehingga akhirnya state A
(kenikmatan) hilang sama sekali, dan akhirnya orang mendapat kembali keseimbangnya.
3.7. Teori Fungsional Plutchik.
Teori ini berpandangan bahwa perasaan adalah suatu rangkaian pengaruh. Yakni
stimulus, kognisi, perasaan dan perilaku. Misalnya kita didekati orang yang tak dikenal
waktu malam hari dimana kita sendirian (stimulus), lalu kita berpikir tentang orang
tersebut apakah dia membahayakan atau tidak (kognisi) lalu muncul perasaan (takut), dan
aktivitas terakhir ialah lari atau adu kekuatan (aspek perilaku). Bagaimana pun penelitian
masih perlu dilakukan untuk menguji teori ini.

Penilaian Kita
Ada begitu banyak teori tentang emosi ini. Teori-teori ini berbeda-beda, tak ada
kesepakatan. Hal ini disebabkan beberapa hal :
Pertama, banyak teori itu masih baru, yang masih harus diuji kebenarannya.
Kedua, Hakekat perasaan merupakan pengalaman subyektif, karenanya sulit untuk
diadakan suatu penelitian yang akurat.
Namun ada beberapa kenyataan yang memang telah terbukti lewat penelitian-
penelitian yakni :
- Perubahan fisiologik adalah suatu komponen emosi, dimana intensitasnya dapat
dibedakan dengan alat elektronik.
- Penelitian kognitif sangat menentukan timbulnya suatu emosi. Kita menginterpretasi
dan mengintegrasikan perubahan fisiologik, pengalaman masa lalu dan stimulus yang
tengah berlangsung.
- Tak ada perubahan fisiologik yang khusus untuk tiap perasaan. Perubahan fisologik
itu sendiri dapat dibedakan atas perubahan fisiologik untuk perasaan yang
menyenangkan dan tak menyenangkan.

4. Terjadinya/Munculnya Emosi
Bagaimana emosi itu timbul dalam diri kita? Ada sejumlah faktor yang
menimbulkannya.
4.1.Emosi suatu bawaan sejak lahir dan hasil proses belajar
J.B. Watson mengatakan bahwa anak dilahirkan dengan tiga perasaan dasar yakni :
takut, marah dan cinta. Anak-anak menarik diri dari rasa sakit, suara keras dan
kehilangan bantuan. Penelithan modern memperlihatkan sejak lahir, manusia memiliki
dua perasaan yang sangat umum, yakni perasaan yang menyenangkan dan tak
menyenangkan. Dalam perkembangan anak selanjutnya kedua macam perasaan ini
mengalami bentuk diferensiasi. Bentuk-bentuk diferensial seperti marah, takut, benci dan
cemburu. Sedangkan bentuk-bentuk diferensiasi dari perasaan menyenangkan : mula-
mula adalah rasa bangga bahagia lalu gembira.
Namun factor belajar social memegang peranan yang penting juga dalam
perkembangan perasaan-perasaan tersebut. Kemampuan untuk bersimpati adalah suatu
pengalaman social yang dipelajari. Begitupun kebutuhan untuk diterima dan diakui oleh
orang lain, adalah kebutuhan-kebutuhan yang dipelajari selama menuju kedewasaan.
4.2. Faktor Kognitip.
Seperti telah dijelaskan dimuka, factor kognitip dan interpretasi kita terhadap suatu
stimulus membangkitkan emosi kita. Inilah penilaian refleksif kita atas suatu
88
stimulus.Arti personal yang kita berikan pada satu stimulus mempengaruhi emosi kita.
Dengan kata lain kognisi menciptakan dan mendahului emosi kita. Penilaian terhadap
stimulus tersebut berbeda-beda dari orang ke orang, sehingga apa yang membosonkan
bagi yang satu menyenangkan bagi yang lain. Akan tetapi reaksi emosional kita tak harus
berasal dari atau akibat penilaian kita terhadap stimulus. Reaksi tersebut bisa merupakan
suatu reaksi langsung terhadap stimulus tersebut. (manis dan harumnya buah nangka
membangkitkan keinginan orang untuk membelinya, tanpa suatu penilaian terhadap buah
tersebut.
4.3.Faktor-Faktor lain.
Pertama, imaginasi kita terhadap sesuatu, dapat menimbulkan emosi.Kita dapat
membayang-bayangkan sesuatu, entah membahayakan atau menyenangkan, dan seketika
itu juga emosi/perasaan timbul dalam diri kita entah menyenangkan atau menyakitkan.
Kedua, kita juga dapat beremosi, kalau kita mengingat pengalaman masa lalu kita,
entah menyenangkan atau menyedihkan.Tidak hanya ingatan akan masa lalu membuat
kita emosi, tapi juga berbicara atau membicarakan pengalaman masa lalu kita, dapat
menimbulkan emosi. Kita marah, misalnya ketika kita membicarakan perlakuan orang
yang tidak adil terhadap kita.
Ketiga, kita dapat beremosi, karena melihat dan menyaksikan orang lain
beremosi.Kita berempati dengan orang, entah dalam bacaan atau tontonan /tayangan. Kita
merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Keempat, kita beremosi, kalau ada orang yang melanggar norma-norma sosial atau
moral dalam lingkungan kita.Dan akhirnya anak dapat belajar dari bagaimana orang tua
memperlihatkan emosinya.Kita diberitahu tentang apa saja yang harus kita takuti, atau
marahi.Kita dapat mengadopsi apa yang dirasakan orang lain dan menjadikannya sebagai
emosi kita sendiri, meski variasinya adalah miliki kita sendiri.Ingat faktor belajar di atas.

4. Macam-macam Perasaan/emosi.
Tak ada kesatuan pendapat di kalangan para ahli mengenai pembagian perasaan
ini. Robert Plutchik (1980) misalnya, mengatakan bahwa ada delapan emosi yang dibawa
sejak lahir yang dikembangkan dari empat perasaan dasar yang saling berlawanan yakni
gembira, sedih, takut dan marah, kagum dan antisipasi, rasa diterima dan rasa ditolak.
Menurut ahli ini semua perasaan adalah variasi dari delapan perasaan ini. Dan pembagian
perasaan ini merupakan salah satu pembagian yang paling lengkap.
Lain lagi Frans Ferer. Ia membagi emosi atas delapan macam juga. Kegembiraan,
penerimaan, takut, kejutan, kesedihan, kejijikan, kemarahan dan berharap. Emosi-emosi
lain merupakan campuran dari kedelapan emosi itu.(Bdk Sarwono, 2009, hal.125 dan
127). Paul Ekman membagi emosi atas tujuh macam yang berlaku secara universal yakni
kesedihan, kemarahan, kekaguman, ketakutan, kemuakan, kebahagiaan dan kejutan.
( P.Ekman, 2007, hal.58)
Selain pembagian menurut macam-macam perasaan yang spesifik ini, ada
pembagian menurut nada perasaan, menurut intensitas/tempo perasaan, dan menurut sifat
perasaan.

4.1. Pembagian Menurut Nadanya

Menurut nadanya, perasaan dibagi atas perasaan potisitf/menyenangkan, perasaan


negatif/tak menyenangkan dan perasaan ambivalen. Perasaan positif seperti : senang,
gembira, cinta, empati dll. Perasaan negatif seperti : sedih, sakit, marah dan
89
takut.sedangkan perasaan ambivalen adalah perasaan yang bercampur antara dua
perasaan di atas. Kadang-kadang penilaian kita terhadap sesuatu serentak menyangkut
perasaan positif dan negatif. Nonton film horor misalnya memang menakutkan tapi juga
menyenangkan.

4.2. Pembagian Menurut Intensitasnya/durasi/temponya.


Tiap perasaan memiliki intensitasnya/kuat lemahnya,cepat lambatnya/lama
sebenatrnya perasaan. Perasaan takut misalnya mulai dari rasa tak enak, merasa tegang,
gementar, panic sampai menakutkan.
Intensitas ini tergantung pada kuatnya perasaan pengamatan kita; kita merasa jijik
melihat makanan yang pahit, benci melihat musuh, gembira bila bertemu kawan.
Sebaliknya turunnya intensitas perasaan tersebut, karena ulangan yang terus menerus.
Atau sudah ada habituasi (telah berlangsung lama). Lagu “hati yang luka” lama kelamaan
membosankan, karena terus menerus didengar.

4.3. Menurut Sifatnya, Perasaan dibagi atas :

4.3.1. Perasaan biologic/rendah/jasmaniah dan perasaan rohaniah. Perasaan jasmania ini


terbagi atas tiga macam yakni : perasaan keinderaan (indrawi) perasaan vital dan
perasaan insting. Perasaan indera (sensoris) adalah perasaan yang timbul, waktu indera,
kita mengenai perangsang. Jadi perasaan ini dikaitkan dengan perangsang jasmaniah dan
dapat dilokalisir pada tubuh. Contoh : merasa adanya hawa sejuk,a tau merasa sakit/parah
pada tubuh.
Perasaan vital adalah perasaan yang bergantung pada tubuh kita sesewaktu.
Misalnya, rasa tak senang karena sakit/lapar. Perasaan-perasaan ini hampir-hampir tak
dapat dilokalisir. Misalnya perasaan nyaman, kurang enak, lemas dll.
Perasaan insting adalah perasaan yang mengiringi suatu insting yang sedang
timbul. Contoh : tidak senang kalau kalau pada saat makan, kita tak makan cukup.

4.3.2. Perasaan Rohaniah/Luhur


Termasuk dalam perasaan ini adalah : perasaan keindahan/estetis, perasaan
intelektual, perasaan diri, perasaan kesusilaan (etis), perasaan religius, perasaan simpati
dan perasaan social.
Perasaan estis adalah perasaan indah atau buruk, ketika kita mendengar atau
melihat sesuatu; kepekaan pada rasa indah ini sangat bergantung pada bakat, dan
perkembangan indera bersangkutan : Seniman adalah pribadi yang memiliki perasaan
estetis yang kuat sekali. Perasaan ini kemudian terungkap keluar dalam bentuk : lukisan,
lagu-lagu, seni pahat, Ilmunya : Estetika.
Perasaan intelektual adalah perasaan yang timbul sebagai akibat adanya hasil intelek.
Kalau intelek kita dapat memecahkan suatu soal yang sulit kita merasa senang. Dan
sebaliknya kita kecewa, Aha Eerlebnis = adalah perasaan puas dan senang karena kita
mampu mendobrak masalah yang rumit dengan wawasan yang tiba-tiba.
Perasaan Etis, Moral, Susila.
Perasaan etis adalah perasaan yang kita alami, dalam menghayati apa yang
benar/baik/jahat. Kadar untuk merasakannya adalah hati nurani kita. Atau perasaan yang
timbul, karena kita menerima perangsang susila atau jahat. Dalam hal ini perbuatan yang
baik, akan membawakan kebahagiaan sebaliknya perbuatan jahat akan menimbulkan rasa
bersalah. Bila terjadi keinginan untuk berbuat jahat melawan perasaan kebenaran maka
90
akan terjadi konflik etis dalam batin. Ilmu pengetahuan tentang yang benar dan yang
salah adalah Etika.

Perasaan Diri.
Perasaan diri adalah perasaan akan tingginya/adanya harga diri/tak berharganya
diri. Ada dua macam : yang positif dan negatif. Perasaan diri yang positif adalah perasaan
yang timbul bila kita dapat berbuat sama dengan atau lebih dari orang lain. Berbuat sama
dengan atau melebihi/mendekati orang lain.
Menurut Adler, ada dua macam perasaan diri ini yakni perasaan lebih/superior
dan perasaan kurang (inferior). Perasaan lebih positif antara lain : kuat, mampu, bangga,
dll. Dan perasaan lebih negative adalah sombong, payah, dll. Perasaan rendah diri antara
lain : lemah, takut dan malu. Bila individu gagal mencapai cita-citanya, maka dia akan
ditimpa perasaan rendah diri. Dan hal ini dapat membawa orang pada suatu usaha untuk
mencari konpensasi, kepuasan,pengganti yang seringkali merugikan.
Perasaan Religius/Ketuhanan. Perasaan yang timbul dalam mengetahui adanya
Allah. Dan perasaan ini membawakan dua akibat yakni orang merasa bahagia, karena
percaya bahwa Tuhan selalu melindungi dan merasa cemas, kalau orang hidup tak sesuai
dengan ajarannya.
Perasaan Sosial. Perasaan yang timbul karena melihat keadaan masyarakat
dimana ada yang peka terhadap keadaan masyarakat, tapi banyak yang acuh saja.
Perasaan mengenai suka duka orang lain, dan ikut merasakan khidupan orang lain,
simpati – antipati, dll.
Perasaan Simpatik. Perasaan yang timbul karena mengetahui orang lain
mengalami rasa senang/tidak senang. Semakin jelas suatu peristiwa menyinggung
perasaan orang lain, maka perasaan simpatik makin kuat. Bila perasaan orang tidak
menyinggung/disentuh, maka simpatik orang makin kurang.Selain itu ada empati. Empati
adalah kemampuan kita untuk mengenali dan merasakan perasaan dan pikiran orang lain.

5. Fungsi Perasaan/emosi

Perasaan memiliki fungsi social, fungsi kartasis (pembebasan) dan fungsi


pembangkit energi.
Fungsi social: Dengan perasaan kita merasakan/mengalami apa yang
dirasakan/dialami oleh orang lain. Atau menyesuaikan diri dengan tubuh/lingkungan kita.
Ekspresi perasaan memungkinkan adanya hubungan social antar manusia. Dalam hal ini
emosi berfungsi sebagai pembawa informasi baik secara intrapersonal maupun
interpersonal.Kita mengetahui keadaan diri kita, dengan mengetahui keadaan emosi kita.
Kita sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang kita senangi. Kita gembira berarti kita
mendapatkan sesuatu yang kita perjuangkan.Begitu pun kita mengenal keadaan seseorang
dengan memperhatikan dan mengamati keadaan fisiologiknya. Ketika orang muka merah
berarti orang itu marah atau malu,bergantung pada situasi yang dihadapi.Dan pergaulan
antar manusia ini mungkin, kalau orang melahirkan perasaannya. Tapi justru demi
terbinanya hubungan social, maka orang harus mengekang diri/kuasai diri demi kebaikan
orang lain.
Dalam fungsi kartasisnya, ekspresi emosi dapat meredakan ketegangan psikis
yang dirasakan yang disebabkan oleh perasaan-perasaan yang kuat.Namun fungsi
kaartasis ini tak bersifat mutlak, karena demi kebaikan orang lain, orang sering harus
menahan diri.
91
Emosi sebagai pembangkit energi berarti mendorong dan membangkitkan kita
untuk bertindak.Takut mendorong kita untuk menghindar dari bahaya, cinta mendorong
kita untuk mendekati dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain

6. Mengelola Emosi
Bagaimana kita dapat mengelola emosi kita. Ada empat langkah bagaimana kita
bisa mengelola emosi kita (E.Tan, 2006). Pertama, menyadari emosi kita ( penyadaran).
Ada tujuh sub-tahap, yakni mengenal sumber emosi kita, konteks emosi itu dalam itu
dalam kaitan dengan keadaan kita, dialog batin, penilaian kita, munculnya perasaan-
perasaan, reaksi tubuh kita dan perilaku selanjutnya. Apa yang kita lakukan berkaitan
dengan pengalaman kita.
Langkah kedua, memberi nama pada perasaan/emosi kita artinya mengenal macamnya
emosi yang sedang berkecamuk dan pesan apa yang disampiakan emosi itu kepada
kita..Ketiga, menerima emosi kita termasuk yang negatif. Keempat, keputusan untuk
bertindak atau melakukan sesuatu berkenaan dengan emosi kita itu.

7.Aplikasi (K. Kartono, hal. 123 – 124).

- Perasaan dapat membawa orang kearah yang baik atau kearah yang buruk. Oleh
karena itu, anak didik harus dididik, agar mereka bisa dipengaruhi kearah yang
baik.
- Di kalangan kanak-kanak, hendaklah berceritera tentang hal-hal yang
menyenangkan dan bukanlah tentang hal-hal yang menakutkan.
- Hindarkan segalanya yang dapat menimbulkan anak merasa rendah diri atau jahat.
Sebaliknya berilah rasa positif dalam diri anak (rasa harga diri anak).
- Di sekolah hendaklah ditumbuhkan perasaan intelektual untuk menggugah
kesenangan studi. Termasuk di sini rasa respek/hormat terhadap karya-karya seni,
dan rasa takjub terhadap kemahakuasaan Tuhan.
- Perasaan etis, religius harus dibina dan ditanamkan pada anak-anak sejak
lahir/kecil.

8.Teknik Penyelidikan Perasaan.

Ada dua metode penyelidikan perasaan yakni metode reaksi dan introspeksi.
Dalam metode pertama orang percobaan diberi suatu perangsang, lalu diukur reaksinya
dengan kimograf. Dasarnya ialah ada hubungan erat antara jiwa dan raga. Misalnya orang
sedang marah mukanya merah, jantungnya cepat berdebar, dll. Sedang dalam metode
kedua, seseorang sesudah mengalami perasaan tertentu misalnya, sesudah marah, ia
disuruh untuk melukiskan perasaannya itu sejujur mungkin. Metode ini memang cukup
sulit, karenanya membutuhkan penguasaan yang baik.

92
Pokok Bahasan IX

MOTIVASI
Tujuan Pokok Bahasan
Mahasiswa mampu:
Menjelaskan teori-teori serta jenis-jenis motivasi
Menjelaskan bagaimana menumbuhkan, mengembangkan dan mengukur motivasi.
Menjelaskan hubungan antara nilai, kebutuhan dan sikap.
Memahami hubungan antara konflik dan fustrasi

1. Hubungan Antara Emosi dan Motivasi

Hubungan antara emosi dan motivasi merupakan salah satu persoalan dalam
psikologi yang sampai sekarang belum terselesaikan secara memuaskan. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa emosi sama sekali berbeda dengan motivasi, sebaliknya ada
pendapat yang mengatakan bahwa tak ada perbedaan antara emosi dan motivasi. Emosi
adalah salah satu kelompok motif.
Pendapat terakhir ini didukung oleh beberapa kenyataan. Misalnya, harumnya
makanan yang enak, dapat menimbulkan rasa lapar, tanpa ada gejala-gejala lapar dalam
tubuh. Atau emosi dapat mengaktivisir dan mengarahkan perilaku sama seperti motif-
motif biologic dan psikologik mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut seperti makan minum atau kebutuhan untuk diterima dan diakui.
Begitun pun kebutuhan akan seks, tak hanya satu motip yang berpengaruh dalam
hidup manusia, tapi juga suatu sumber kegembiraan. Dengan demikian dalam beberapa
perilaku, emosi dapat berfungsi sebagai pendorong sama halnya dengan fungsi suatu
motivasi. Tidak hanya itu. Emosi juga dapat menjadi tujuan kegiatan. Orang berolah raga
misalnya, untuk mendapatkan suatu kepuasan (meski tak selalu).
Bagaimana pun antara emosi dan motivasi ada perbedaan. Merasa marah, takut
dan gembira digolongkan sebagai emosi tapi merasa lapar dan haus dikategorikan sebagai
keadaan organisme yang menimbulkan motif. Dasar yang paling umum untuk
membedakan emosi dan motivasi adalah bahwa emosi biasanya ditimbulkan oleh
93
rangsang-rangsang dari luar dan pernyataan emosi ditujukan pada stimuli yang
membangkitkan emosi tersebut sedangkan motip kerap kali ditimbulkan oleh stimuli
dalam diri individu sendiri.
Dengan demikian bila berbicara tentang motivasi, biasanya kita khususkan pada
kegiatan-kegiatan yang memiliki tujuan tertentu, dan bila kita berbicara tentang emosi,
perhatian kita diarahkan pada pengalaman subyektif yang menyertai perilaku. Dan kita
agaknya lebih menyadari emosi kita, bila kita berhasil atau gagal dalam mengejar suatu
tujuan. Bila kita sukses maka kita akan merasa gembira, sebaliknya bila kita gagal kita
akan merasa kecewa dan dongkol.
Hubungan antara emosi dan motivasi dapat diberikan sebagai berikut
Hubungan Antara Motivasi dan Emosi.
- Emosi dapat memperlemah atau memperkuat tindakan seseorang.
- Emosi turut menentukan intensitas dan bentuk tingkah laku yang diambil.
- Emosi mengarahkan tingkah laku seseorang.
- Emosi menyertai tingkah laku seseorang.
- Emosi menjadi tujuan tingkah laku yang bermotivasi.

Berturut-turut akan dibahas mengenai pengertian motivasi, teori-teori tentang


motivasi, penggolongan motivasi, pengaruh motivasi terhadap tingkah laku manusia,
kekuatan motivasi, pengukuran motivasi, frustrasi dan konflik motivasi serta nilai,
kebtuhan dan sikap.Terbanyak bahan tentang motivasi ini diambil dari buku “Motivasi
Daya Penggerak Tingkah Laku” karangan Martin Handoko, Penerbit Kanisius Cetakan I,
1992.
Pengertian motif dan Motivasi
Motif atau dalam kata Latin motus atau kata Inggeris motion/motive berarti
gerakan, sesuatu yang bergerak.Jadi motif adalah gerakan yang dilakukan manusia atau
disebut juga perbuatan atau tingkah laku.Dalam Psikologi, motif adalah dorongan,
pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Istilah yang lebih umum adalah motivasi
yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan
yang muncul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan dan tujuan atau akhir
dari gerakan tersebut. Motivasi ini juga dipengaruhi banyak hal seperti pengalaman masa
lalu, keadaan fisik dll.Ada psikolog yang mengartikan motivasi sebagai beikut:
Motivasi adalah keinginan atau kebutuhan yang mendorong individu dan
mengarahkannya pada tujuan tertentu (bdk. Andrew B. Crider, 1983). Sedang E. J.
Murray mendefinisikan motivasi sebagai “Tenaga/kekuatan dalam diri manusia (internal)
yang menimbulkan, mengarahkan dan mengintegrasikan tingkah laku manusia”(1964,
hal.7). Motip adalah alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.
Menurut Murray, motip terdiri dari dua komponen atau unsur yakni komponen dorongan
(drive) atau penyebab dan komponen sasaran atau tujuan.Dorongan diartikannya sebagai
proses internal yang mendorong seseorang untuk bertindak. Dorongan ini bisa
dipengaruhi oleh lingkungan luar, seperti suhu, namun dorongan itu sendiri bersifat
internal.
Komponen yang kedua adalah komponen sasaran atau tujuan. Motip itu dibatasi
atau berhenti kegiatannya dengan tercapainya tujuan atau sasaran atau imbalan. Imbalan
ini dipandang dapat mengurangi ketegangan atau memberikan suatu kepuasan pada
organisme. Sesudah tercapainya tujuan ini, motip tak lagi mendorong individu untuk
bertindak buat beberapa waktu. Berbicara tentang motivasi memang kompleks. Karena
motivasi itu sendiri kita simpulkan adanya dari tingkah laku yang kita amati. Sering
94
motivasi itu diukur dengan mengamati atau melihat bagaimana orang membuat pilihan-
pilihan dan bagaimana kuatnya tingkah laku tersebut.
Lingkaran motivasi itu terdiri dari adanya kebutuhan, tingkah laku dan tujuan.
Kebutuhan adalah suatu kekurangan dalam organisme yang mendororng organisme untuk
mencari pemenuhannya.Tingkah laku adalah kegiatan manusia yang bisa kasat mata atau
yang hanya dapat diketahui dengan peralatan moderen.Tingkah laku manusia merupakam
hasil hubungan timbal balik antara tiga faktor yakni dorongan spontan dan alamiah dalam
diri, keakuan manusia sebagai inti pusat kerpibadian, artinya dorongan spontan itu harus
disetujui oleh manusia.Disinilah terdapat peran kebebasan manusia sehingga tingkah laku
itu adalah tingkah laku atau perbuatan saya.Dan akhirnya factor lingkungan yang ikut
memengaruhi manusia dalam bertingkah laku.Jadi ada faktor naluri, faktor pribadi dan
faktor lingkungan.
Sedang menurut Sarwono lingkaran motivasi ini terdiri dari adanya
ketidakseimbangan dalam organisme, yang menimbulkan suatu kebutuhan untuk
mencapai keseimbangan.,Kebutuhan inilah yang memunculkan motif atau dorongan
untuk berbuat sesuatu, dan akhirnya muncul keseimbangan dalam organisme.Jadi ada
ketidakseimbangan- kebutuhan- motif  perilaku-keseimbangan.

2. Teori-Teori Tentang Motivasi (Martin Handoko, 1992, hal.10-22).


2.1. Teori Kognitip.
Teori ini berpandangan bahwa manusia adalah makhluk rasional. Ia bebas
bertindak dan memilih berdasarkan rasionya entah itu baik atau buruk. Dengan kata lain
teori ini mengatakan tingkah laku manusia ditentukan oleh rasionya. Karenanya tindakan
manusia itu dipertanggungjawabkan. Kelemahan teori ini ialah bahwa ia (teori) tak dapat
menerangkan tindakan-tindakan yang berada di luar control rasio. Tindakan-tindakan
yang berada di luar kontrol rasio itu terjawab, kalau konsep motivasi diterima sebagai
daya penggerak tingkah laku.
2.2. Teori Hedonistis.
Teori ini berpendapat bahwa segala perbuatan manusia yang disadari atau tidak
disadari, entah yang timbul dari luar atau dari dalam bertujuan untuk mencari yang
menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan. (Penganut-penganut teori ini
antara lain : John Locke, D. Hume pada abad 18).
Sebagai kritik dapat dikatakan bahwa teori ini sangat menggantungkan diri pada
pengalaman seorang saja, sehingga sangat subyektif. Sulit mengatakan bahwa tindakan
seseorang bertujuan mencari kesenangan dan mengelakkan yang jahat/menyakitkan.
Karena apa yand dipandang baik oleh seseorang, justeru dipandang sebaliknya oleh orang
lain. Inilah kelemahan teori Hedonistis ini.
2.3. Teori Insting (W. James).
Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia didorong oleh insting. Insting
adalah kecenderungan bawaan (yang dibawa sejak lahir) yang secara genetic telah
ditentukan dalam manusia. Teori ini sangat berkembang pada jaman Darwin.
Menurutnya, manusia merupakan hasil perkembangan evolusi seperti binatang. Insting
tak hanya terdapat pada binatang seperti bersarang, bertelur, menetas, dll. Tapi juga
terdapat pada manusia. Manusia juga memiliki insting yakni selain insting biologik, juga
ada insting social seperti simpati. Menurut Freud, ada dua insting yakni insting dasar
untuk hidup, (Eros) yakni insting untuk mempertahankan hidup, ekspresinya adalah
libido dan insting untuk mati (thanatos) insting terakhir ini adalah energi yang
negatip/menghancurkan, yang bila diarahkan kepada diri sendiri disebut bunuh diri tapi
95
bila diarahkan keluar disebut agresi. Dengan kata lain ada dua macam motip yakni motip
seksual dan motip menyerang. Tingkah laku yang didorong oleh kedua motip ini kerap
tak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Karenanya beberapa
tingkah laku dilarang oleh orang tua. Larangan tersebut menyebabkan tingkah laku
tersebut terdesak ke bawah sadar dan menjadi motip yang tak sadar, yang tetap
mempengaruhi manusia dan muncul dalam beberapa bentuk seperti mimpi, keseleo lidah,
dll.
Sebagai kritik terhadap teori ini dapat dikatakan bahwa tak semua tingkah laku
manusia dikontrol oleh insting. Memang ada beberapa tingkah laku yang didorong oleh
insting sehingga disebet tingkah laku instingtip seperti beberapa tingkah laku bayi.
Kedua, sulit untuk menentukan jumlah insting yang dimiliki manusia. Ketiga, menurut
aliran Behaviorisme, segala tingkah laku manusia dipelajari malah pandangan ini
mengatakan bahwa tak ada tingkah laku yang dibawa sejak lahir. Keempat, sebagai
kritik terhadap Freud, diakui bahwa ada beberapa tingkah laku yang tak disadari namun
tak semua tingkah laku itu tak disadari. Sangat diragukan bahwa mimpi dan keseleo lidah
merupakan akibat dari motip yang tak disadari. Bagaimana pun teori masih memiliki
pengaruh yang cukup besar.
2.4. Teori Dorongan dan Homeostasis
Hull dan kawan-kawannya beranggapan bahwa organisme didorong untuk
menghilangkan dan mengurangkan ketegangan tubuh yang tak menyenangkan. Dengan
kata lain organisme didorong untuk menciptakan kembali keseimbangan dalam dirinya,
karena homeostasisnya terganggu. Homeostasis adalah kecenderungan organisme untuk
mempertahankan lingkungan internalnya secara relatip stabil. Merasa haus misalnya,
menimbulkan suatu ketidakseimbangan/ketegangan dalam diri organisme, dan
ketakseimbangan ini merupakan suatu dorongan internal yang mengarahkan individu
untuk mencari air sebagai pemuas dahaganya, agar dengan itu terciptalah kembali
keseimbangan. Kelemahan pandangan ini ialah organisme dapat didorong oleh stimuli
lingkungan bukan hanya oleh kondisi intern. Tambahan lagi manusia kerap bertindak
untuk menambah atau meningkatkan ketegangan dan bukan untuk mengurangi. Misalnya
nonton film horror.
2.5. Pandangan Humanistik./Teori kebutuhan Maslow
Menurut pandangan ini ada dua motivasi yakni :
Motivasi yang berdasarkan suatu defisiensi/kekurangan dan Motivasi yang
berdasarkan Perkembangan. Motivasi berdasarkan suatu defisiensi berarti individu
mencari suatu untuk membaharui/mengisi keseimbangan fisik dan psikis dan motivasi
yang berdasarkan perkembangan berarti individu mencari suatu untuk lebih berlangkah
melampaui apa yang telah dicapainya di masa lampau.

96
Teori kebutuhan Maslow berdasarkan suatu hirarki kebutuhan : yang paling dasar
adalah kebutuhan biologik. Bila kebutuhan ini tercapai, maka orang berlangkah menuju
kebutuhan akan rasa aman, baik aman jiwa maupun aman harta. Kemudian meningkat
kebutuhan akan cinta dan memiliki-dimiliki, artinya keadaan untuk dimengerti secara
mendalam dan diterima sepenuh hati.Kebutuhan keempat adalah kebutuhan akan
penghargaan.Ada dua jenis penghargaan ini yakni penghargaan atas kemampuan dan
kemandirian kita sendiri dan penghargaan terhadap penilaian orang lain..Kebutuhan
kedua ini dapat terlihat dalam upaya untuk mempertahankan status dan mengapresiasi
diri.Kebutuhan kelima adalah kebutuhan akan aktualisasi diri, artinya kebutuhan untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin.Aktualisasi diri ini merupakan suatu tujuan
yang tidak bisa dicapai sepenuhnya dalam hidup ini.
Dalam perkembangan selanjutnya, Maslow menambahkan kebutuhan lain yakni
kebutuhan untuk mengetahui/mengerti, kebutuhan estetik dan kebutuhan akan
Transendensi diri, di mana individu ingin berkontak dengan sesuatu di luar dirinya.
Kebutuhan yang lebih rendah disebut motip karena defisiensi. Semua distimulir
karena suatu kekurangan/deficit yakni orang berjuang untuk mendapat suatu yang
dirasakannya hilang sedangkan aktualisasi diri dipandang sebagai motip perkembangan
(metamotives/growth motivation/being motives). Orang mau berkembang semaksimal
mungkin sebagai manusia. Maslow membagikan kebutuhan manusia atas dua bagian
yakni kebutuhan-kebutuhan dasar kebanyakannya adalah kebutuhan-kebutuhan
psikologis dan kebutuhan-kebutuhan yang melampaui kebutuhan dasar ini yang
disebutnya Metaneeds yakni kebutuhan akan hal-hal yang spiritual : keadilan, keindahan,
dll. Kebutuhan-kebutuhan dasar adalah kebutuhan karena suatu deficit, sedangkan
metaneeds adalah kebutuhan akan perkembangan/pertumbuhan.

97
Sebagai kritik terhadap Maslow :
Maslow mengadakan studi terhadap orang-orang yang dipandangnya telah
mengaktualisasikan diri namun orang-orang ini sebenarnya banyak yang tidak
mengaktualisasikan diri. Nyonya Roosevelt tak mencintai suami dan anak-anaknya.
Begitu pun Presiden Abraham Lincoln banyak represi.
- Banyak ciri-ciri orang yang telah mengaktualisasikan diri tak mudah untuk diberi
definisi operasional karenanya sulit untuk dibuat eksperimen. Karenanya ia
kekurangan kenyataan empiris serta penelitian yang obyektif. Jadi pandangannya
harus diterima secara kritis. Dengan demikian pandangan Maslow kurang
didukung oleh kenyataan experimental.
- Konsep-konsepnya kabur dan tak dapat didefinisikan.
- Ada banyak kekerasan di dunia ini sehingga kebaikan yang diharapkan sulit untuk
dilaksanakan.
2.6. Teori Kebutuhan Henry A Murray.Tahun 1938 Murray memberikan sekitar 20-an
kebutuhan manusia. Di antaranya kebutuhan akan otonomi, agresi, ingin tahu, menguasai,
ekshibisi dll. (bdk Mady Prasetya, SJ, Psiskologi Rohani I, 1983, hal.179-188).
2.7. Teori kebutuhan McCleland (needs for Achievement n-Ach, needs for power dan
needs for affiliation)
Kebutuhann akan berprestasi adalah suatu daya dalam diri manusia untuk melakukan
suatu kegiatan yang lebih baik, lebih efektip dan efisien dari pada kegiatan yang
dilaksanakan sebelumnya.Kebutuhan akan kuasa, adalah kebutuhan untuk menguasai dan
mengontrol orang lain sedang kebutuhan akan teman adalah kebutuhan akan rasa cinta
dan rasa memiliki.
2.8. Pendekatan Kognitip – Faktor Penilaian.
Pendekatan ini memandang pengertian dan evaluasi sebagai dasar tingkah laku
manusia. Menurut pendekatan ini motivasi tak datang dari realitas obyektip tapi dari
interpretasi dan evaluasi kita terhadap realitas obyektip. Di sini factor kehendak dan
evaluasi memegang peranan yang sangat penting dalam menghasilkan tingkah laku. Apa
yang kita buat sekarang, sering dikontrol oleh apa yang kita pikirkan membuat kita
sukses.
2.9. Teori Harapan dan Atribusi
Begitu pun peranan harapan dalam suatu tindakan tak boleh diabaikan. Inilah teori
harapan Vroom.Orang terlihat terlibat dalam suatu tugas/tindakan, untuk sebagian
ditentukan oleh harapannya, oleh cita-citanya untuk mencapai sesuatu, misalnya untuk
memperoleh nilai baik.(outcome expectancy) Dan tujuan tersebut memiliki nilai pribadi
bagi yang bersangkutan.(valency).Harapan ini mendorong orang untuk berusaha ( effort
expectancy). Semua ini turut mengembangkan apa yang disebut sebagai orientasi control
internal, atau suatu kepercayaan bahwa hasil tindakan kita berada dalam kontrol kita, dan
bukan suatu di luar diri kita yang menghasilkannya.
Dalam hubungan ini, muncul pandangan yang disebut atribusi, artinya apakah kita
kaitkan sesuatu hasil dengan suatu disposisi dalam batin kita atau dengan kekuatan-
kekuatan situasional. Seperti beranggapan bahwa tak lulus ujian karena pemeriksaan
penguji tak adil. Sikap semacam ini akan mempengaruhi tindakan kita selanjutnya.
Dalam hal ini, kita akan menyerah bila kita melihat bahwa kegagalan kita disebabkan
oleh suatu ketidak-adilan yang berada diluar kontrol diri kita. Sebaliknya kita akan
berusaha mati-matian, bila kita menerima bahwa kegagalan itu merupakan kesalahan kita.
Dengan demikian menurut pandangan ini, banyak motivasi kita ditentukan oleh
interpretasi/evaluasi atau harapan kita.
98
Pandangan ini banyak diterima. Ada banyak teori tentang motivasi ini. Tiap teori
memiliki kebenarannya. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa motivasi kita
memiliki aspek biologik/instingnya, aspek kognitip dan aspek social serta aspek
teologiknya. Keinginan manusia untuk diakui, untuk berkuasa merupakan aspek social
dari motivasi ini. Begitupun hasrat untuk memuji Tuhan merupakan aspek teologik dari
motivasi kita. Kebutuhan-kebutuhan biologic manusia jelas terlihat dalam kehidupan
manusia sejak bayi : kebutuhan makan minum, dll. Factor kognitip seperti evaluasi dan
pengertian mendorong kita untuk melaksanakan suatu tindakan.
Dengan demikian sumber motivasi kita dapat digolongkan atas sumber-sumber
ekstrinsik, intrinsik atau transpersonal/spiritual.

3. Penggolongan Motivasi

Ada beberapa penggolongan motivasi. Di bawah ini akan diberikan beberapa


macam motivasi, ditinjau beberapa aspek yang berbeda-beda.(Martin Handoko, 1992,
hal.24-42)
1). Ditinjau dari latar belakang perkembangan motip, motip dibagi atas motip
primer dan motip sekunder. Motip primer adalah motip yang bergantung pada keadaan
organic individu seperti lapar, haus, istirahat, seks, dll. Motip ini dilatar belakangi oleh
perubahan fisio kimiawi dalam tubuh. Jadi motip ini bergantung pada ketakseimbangan
tubuh. Kalau tak makan dalam waktu yang lama misalnya. Perut akan terasa kosong,
karena tak ada makan yang dicernakan, makanya perut berkontraksi, sehingga timbul rasa
pedih dan lapar. Tujuan motip ini ialah mempertahankan keseimbangan dalamtubuh ini
disebut homeostasis
Motip sekunder tak bergantung pada keadaan fisis dalam tubuh. Oleh karena itu
semua motif yang tak bergantung pada keadaan organisme, disebut motip sekunder.
Memang motip ini ada hubungan dengan keadaan tubuh juga, tapi hubungannya bersifat
tak langsung. Takut misalnya bukan motip primer tapi sering kali ada hubungannya
99
dengan motip primer yakni ada rasa sakit. Ciri lain motip primer ialah motip ini bersifat
bawaan, tak dipelajari, sedangkan motip sekunder sangat bergantung pada pengalaman
atau dipelajari contohnya, anak kecil belum memiliki motip malu, sehingga ia memakai
pakaian apa saja. Tapi ketika ia bertambah besar, ia belajar bahwa kalau memakai
pakaian sembarangan, ia akan ditertawakan. Ia mulai belajar malu.
2). Ditinjau dari reaksi organisme terhadap rangsang, maka motip terbagi atas
motip menjauh dan motip mendekat, bila reaksi terhadap rangsang yang datang bersifat
mendekati rangsang, sedangkan motip menjauh, bila reaksi terhadap rangsang yang
datang, sifatnya menghindari rangsang. Rangsang menimbulkan reaksi mendekat disebut
reaksi positip. Sedang rangsang yang menimbulkan reaksi menjauh disebut rangsang
negatip. Kedua motip ini dapat berupa motip primer dan motip sekunder, dan karenanya
tak bergantung pada pengalaman tapi juga dapat bergantung pada pengalaman. Lapar
adalah motip primer yang tak dipelajari, dan karenanya bila ada makanan, timbul napsu
makan dan orang mendekati makanan. Tapi berdasarkan pengalaman orang tahu bahwa
makan tersebut dapat menyebabkan kambunya suatu penyakit, maka orang akan menjauh
dari makanan tersebut.
Dengan demikian motip mendekat dan motip menjauh dapat digabungkan dengan
motip primer dan motip sekunder. Berdasarkan penggabungan ini, maka terdapat empat
macam gologan motip baru yakni, motip primer mendekat, motip primer menjauh, motip
sekunder mendekat dan motip sekunder menjauh.
3). Ditinjau dari taraf kesadaran organisme terhadap motip yang melatar
belakangi tingkah laku, motip terbagi atas motip sadar dan motip tak sadar. Motip sadar,
bila orang benar-benar mengetahui motip-motip (baca alasan-alasan) yang mendorong
kita untuk bertingkah laku tertentu, sedangkan motip tak sadar bila orang tak mengetahui
motip-motip atau alasan yang melatar belakangi tingkah lakunya. Tak semua tingkah laku
disadari motivasinya. Umumnya tingkah laku abnormal seperti fobia, kompulsi, dll,
didorong oleh motip-motip bawah sadar bahkan menurut Freud ada tingkah laku normal
yang digerakkan oleh motip tak sadar, misalnya mimpi dan keseleo lidah.
Dari penelitian dikemukakan bahwa semakin penting tindakan seseorang entah
bagi dirinya sendiri atau orang lain, maka orang akan semakin menyadari motivasinya
(yang mendorongnya). Semakin rutin tindakan seseorang, semakin kurang taraf
kesadarannya. Tingkah laku yang melibatkan aktivitas berpikir umumnya lebih
digerakkan oleh motip-motip sadar yang ada dibelakangnya. Taraf kesadaran ada
hubungan dengan pertanggung jawaban seseorang. Semakin sadar orang akan motip yang
melatarbelakangi tingkah lakunya, semakin orang dituntut untuk bertanggungjawab,
semakin orang kurang sadar akan motip yang melatarbelakangi tindakannya, maka orang
tak dituntut untuk bertanggungjawab. Contoh, orang gila.
4). Motip Biogenetis dan Sosiogenetis.
Ditinjau dari asal atau sumber motip, maka motip terbagi atas motip biogenetic
dan motip sosiogenetis. Motip biogenetic adalah motip yang berasal dari kbutuhan
organisme untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya secara biologic demi
keturunan. Motip ini bersifat asli, artinya berkembang dengan sendirinya. Jadi motip ini
universal tapi terdapat perbedaan dalam menanggapi motip ini. Misalnya reaksi terhadap
rasa lapar berbeda-beda. Macam-macam motip ini : lapar, haus, bernapas, seks dan
istirahat. Motip seks tak bertujuan untuk mempertahankan kehidupan orang secara
biologic tapi penting untuk mempertahankan keturunan, jika tidak manusia punah.
Motip lapar dan haus tak hanya didasarkan pada kebutuhan organisme akan
sumber tenaga baru, tapi juga berdasarkan rangsangan dari luar. Biar sudah kenyang
10
misalnya, tapi karena terpengaruh oleh teman yang makan dengan lahapnya, maka orang
merasa lapar.
Motip istirahat timbul karena adanya kelelahan pada otot-otot dan sendi-sendi
badan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk istirahat. Motip ini dapat dikalahkan oleh
motip lain. Misalnya orang mengantuk dan mau tidur tapi karena ujian sudah mendekat,
maka orang tetap akan belajar. Motip sosiogenetis : motip ini berasal dari lingkungan
kehidupan di mana orang hidup dan berkembang. Jadi motip ini timbul akibat interaksi
dengan orang lain atau kebudayaan setempat. Olehnya motip ini bervariasi. Motip ini
terbagi atas motip darurat dan motip obyektip. Motip darurat timbul karena lingkungan
mendorong individu untuk mengambil tindakan darurat yang dibutuhkan sedangkan
motip obyektif adalah motip yang diarahkan untuk dapat berhubungan dengan orang/hal
dalam lingkungan. Termasuk dalam motip darurat adalah melepaskan dan motip
mengejar. Motip obyektip termasuk motip eksplorasi dan motip manipulasi. Eksplorasi
adalah memeriksa dan menyelidiki, disebut juga motip untuk mengetahui. Manusia dan
binatang cenderung untuk menyelidiki sesuatu sampai diketahuinya. Bagi manusia, hal
inilah yang menyebabkan perkembangan ilmu dan teknologi (salah satu sebab).
Pentingnya motip ekslorasi dan manipulasi ini : motip ini memperkaya pengetahuan
individu tentang sekitarnya dan karenanya penting bagi hari depannya. Motip ini sangat
dipengaruhi oleh minat seseorang. Toh dalam kenyataannya semuanya bercampur aduk,
sehingga kita tak tahu mana yang benar-benar mendorong manusia minat, eksplorasi atau
apa.
5). Motip tunggal dan motip kompleks (bergabung).
Ditinjau dari banyaknya motip yang bekerja dibelakang tingkah laku seseorang,
maka ada motip tunggal dan motip kompleks. Bila tingkah laku digerakkan oleh satu
motip saja, maka disebut motip tunggal, dan bila digerakkan oleh beberapa motip
sekaligus, disebut motip kompleks.
Umumnya tingkah laku itu didorong loleh beberapa motip tambahan. Dengan
demikian dorongan akan sangat kuat. Umumnya tingkah laku yang bertaraf rendah
didorong oleh motip tunggal, lapar cari makan, haus cari air. Juga tingkah laku yang
bermotip primer juga bermotip tunggal. Akibat dari adanya beberapa motip di belakang
tindakan manusia, maka sulit sekali menilai tingkah laku orang. Karenanya harus hati-
hati menilai orang. Yang harus diketahui tidak hanya motip orang tapi juga lingkungan
pribadi orang.
6). Motip Intrinsik dan Ekstrinsik.
Ditinjau dari datangnya penyebab suatu tindakan, maka motip terbagi atas motip
intrinsik dan motip ekstrinsik. Bila asal penyebab tindakan dari luar individu maka
disebut motip ekstrinsik, dan bila sebab yang mendorong individu untuk bertindak
datangnya dari dalam maka disebut motip intrinsic. Memang sering kali sulit menentukan
apa suatu tindakan individu digerakkan oleh sebab dari dalam individu atau dari luar
individu. Toh dalam kenyataannya, tindakan manusia yang tak digerakkan oleh rangsang
dari luar, atau pertama-tama tidak oleh rangsang dari luar. Dengan kata lain hubungan
antara faktor luar dan dalam sangat erat. Untuk menentukan apakah suatu tindakan
ditentukan motip ekstrinsik, atau intrinsic, maka dapat dilihat dari hubungan timbal balik
antara “faktor dalam” dan “faktor luar”. Dalam suatu tindakan yang bermotip intrinsic,
proses terjadinya sbb; inisiatip datang dari dalam individu dan arahnya keluar mencari
obyek yang relevan. Sedang tindakan yang bermotip ekstrinsik, rangsang tersebut
menggerakkan individu untuk berbuat sesuatu (faktor dalam). Contoh untuk motip

10
intrinsik : motip ingin tahu, manipulasi, bergerak, dll. Contoh untuk motip ekstrinsik :
bekerja demi pujian, upah tinggi, dapat piagam, dll.

4. Pengaruh Motivasi Pada Tindakan.

Motivasi mempengaruhi pengamatan kita, perhatian, ingatan, dan kegiatan


berpikir dan berfantasi manusia. Pengaruh motivasi pada pengamatan besar. Sering
terjadi bahwa orang-orang yang mengalami kehausan di padang gurun, sering melihat
seolah-olah terdapat danau didekatnya. Atau pada orang yang takut akan ular misalnya,
pengamatannya sangat terganggu karena melihat rangsang tertentu sebagai ular.
Begitupun pengaruh motivasi pada perhatian tak kecil. Orang yang memiliki
motivasi yang tinggi untuk mencapai nilai yang tinggi, akan memusatkan perhatiannya
pada studi. Pada ingatan : apa yang penting bagi seseorang pasti diingatnya dan sukar
dilupakan. Tapi hal yang kurang penting akan cepat terlupakan. Misalnya nama tempat
atau orang yang berarti bagi kita akan diingat dengan baik.
Pengaruh motivasi pada kegiatan berpikir dan fantasi. Umumnya cara berpikir
yang teratur dilandasi oleh suatu motip tertentu sedang cara berpikir yang tak teratur
biasanya juga dilandasi oleh motivasi yang kurang jelas. Kadang-kadang motivasi untuk
mencapai sesuatu begitu kuat, sehingga orang tidak menjadi sabar dan kebingungan serta
pikiran orang menjadi hiruk-pikuk. Contohnya : ketika saat ujian masih jauh, orang
kurang dorongan untuk belajar. Sebaliknya kalau ujian sudah dekat, pada hal orang
belum belajar sama sekali, motivasi untuk belajar begitu kuat, tapi serentak itu pikiran
orang menjadi kacau, karena orang tidak tahu lagi mana yang harus dipelajari, mana yang
tidak, mana yang harus lebih didahulukan dan mana yang tidak.
Kekuatan Motivasi
Pengaruh tingkah laku disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan yang dirasakan
oleh individu. Tingkah laku tersebut ditujukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
Kebutuhan itu menimbulkan suatu dorongan tertentu, selain itu kebutuhan itu
menimbulkan keadaan siap untuk bertindak. Keadaan siap tersebut diarahkan pada tujuan
kongkrit tertentu. Misalnya karena rasa lapar, orang terdorong untuk mempertahankan
hidupnya dan ini menjelma dalam kebutuhan makan, keadaan siap untuk mencari makan
ini diarahkan pada obyek tertentu yakni makanan di warung.
Jadi ada dorongan dan kebutuhan – keadaan siap – tindakan – tujuan/obyek
tertentu. Keadaan siap ini dinamakan motip sedang keadaan siap dan tindakan disebut
motivasi. Tingkah laku bermotivasi langsung lewat beberapa tahap : Yakni timbulnya
motip dalam individu, lalu adanya pertarungan motip bila muncul motip-motip lain,
penentuan prioritas motip, dan akhirnya pelaksanaan tingkah laku berdasarkan motip
tertentu yang telah dipilih.
Bagaimana membedakan tingkah laku yang bermotivasi dan yang tak
bermotivasi. Tingkah laku bermotivasi terdapat dalam kegiatan yang berlangsung. Motip
adalah suatu persiapan untuk terjadinya perbuatan. Keadaan siap ini menjelma menjadi
tindakan, bila ada perangsang. Dengan demikian tingkah laku bermotivasi terjadi bila
motip sudah ada, sebelum perangsang ada/datang. Sedangkan tingkah laku yang tak
bermotivasi artinya pada individu, tak ada motip tertentu yang jelas sebelum datangnya
perangsang.
Tingkah laku bermotivasi didorong oleh adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan
yang memuaskan. Sedangkan tingkah laku yang tak bermotivasi tak berdasarkan
kebutuhan tertentu dan tujuan pun tak jelas.
10
Bagaimana tingkah laku bermotivasi, bila disusupi emosi. Dalam hal ini menurut
Magda Arnol (Murray, 1964, hal.50) ada beberapa tahap yakni tahap persepsi, penilaian
entah itu positip atau negatip, lalu adanya emosi, suatu perasaan kuat sebagai hasil
penilaian, (orang senang atau tak senang). Kemudian muncul tahap ekspresi, yang
menyertai emosi misalnya muka merah, dan tahap terakhir adalah tindakan, misalnya lari
atau melempar, dll.
Kuatnya motivasi : tanda-tanda adanya motivasi yang kuat adalah, kuatnya kemauan
untuk berbuat, jumlah waktu yang disediakan, kerekaan meninggalkan tugas lain,
kerelaan mengeluarkan biaya untuk itu, dan ketekunan dalam menjalankan tugas.

5. Mengukur dan Memupuk Tingkah Laku.

Ada tiga cara untuk mengukur tingkah laku yakni mengukur faktor-faktor luar
yang menimbulkan dorongan dalam diri, mengamati obyek-obyek yang menjadi pusat
perhatian orang dan mengukur aspek tingkah laku tertentu yang menjadi ekspresi motip
seseorang.
Cara pertama umumnya digunakan oleh laboratorium yakni menciptakan kondisi
tertentu yang menimbulkan dorongan/kebutuhan pada individu. Ada dua bentuk yakni:
Pertama, memperpanjang waktu pemberian makan, sehingga menimbulkan rasa lapar,
dan semakin lapar semakin kuat motip orang untuk mencapai makan.
Kedua, cara pemberian stimulasi dalam bentuk insentip atau hadiah. Bila insentip makin
besar maka motip untuk mencapainya makin besar, sebaliknya semakin kecil insentif,
maka akan semakin kurang motif. Insentip juga bisa dalam bentuk verbal dan
pengarahan. Insentif adalah kondisi di luar individu yang dapat mendorong (insentif
positif) atau menghambat motif seseorang insentif negatif).Cara ini sering sulit, karena
tak setiap kondisi yang diciptakan mengakibatkan dorongan.
Cara kedua : mengamati obyek-obyek yang menjadi pusat perhatian orang. Obyek yang
dicari atau dikejar itulah cermin yang menguasai motipnya.
Cara yang ketiga : memperhatikan tingkah laku seseorang yakni cepatnya, reaksinya,
tenaga yang dikeluarkan, tema pembicaraannya, fantasi dan impiannya.
Ini memang tak mudah karena tingkah laku tak semata-mata ditentukan motivasinya, tapi
juga oleh masa lampaunya, cita-citanya, situasi sesaat, lebih-lebih lagi orang bisa
berpura-pura.

6. Cara Menimbulkan Memupuk dan Menguatkan Motivasi.


Cara menimbulkan motivasi. Pertama, mengusahakan agar motip tertentu
menguasai hidup seseorang, sehingga diharapkan dapat menggerakan tingkah lakunya.
Caranya al. menjelaskan tujuan yang dikejar. Kalau jelas tujuan maka diharapkan orang
akan semakin kuat berusaha untuk mencapainya. Sebaliknya makin kurang jelas tujuan,
makin lemah usaha orang.
Kedua, menjelaskan pentingnya mencapai tujuan. Apa tujuannya untuk diri atau
orang lain. Tercapainya tujuan akan menentukan jalan bagi tercapainya tujuan yang lebih
dalam.
Cara Memperkuat dan Mengembangkan Motivasi.
Ada beberapa cara yakni :
10
- memperjelas tujuan yang dicapai sehingga motivasi dapat diperkuat.
- Menggabungkan motip-motip yang dimiliki, baik yang masih naïf maupun yang
sejati, sehingga menjadi satu kekuatan pendorong yang besar.
- Merumuskan tujuan jangka pendek secara jelas, untuk memacu samangat.
- Menyampaikan hasil yang telah dicapai untuk memperkuat semangat,
mengadakan persanigan yang sehat, karena dengan itu orang sendiri melihat hasil
usahanya.
- Merangsang pencapaian tujuan bila sudah dekat dengan tujuan, pemberian contoh
yang positip sebagai daya dorong bagi usaha anak.

7. Frustrasi dan Konflik Motif

Frustrasi adalah keadaan emosi yang disebabkan oleh tidak tercapainya kepuasan
atau suatu tujuan, akibat adanya hambatan dalam usaha mencapai tujuan tersebut
( Sarwono, 2009, hal.141).Ada istilah lain deprivasi relatif yang tidak lain dari sejenis
frustrasi yang disebabkan oleh kesenjangn antara kenyataan dan harapan yang makin
lama makin besar, yang pada suatu titik akan menimbulkan kemarahan yang sangat kuat.
Ada beberapa sumber frustrasi yakni frustrasi lingkungan, frustrasi pribadi,
frustrasi konflik, ( Sarwono, 2009, hal.142).Frustrasi lingkungan disebabkan oleh
halangan yang terdapat dalam lingkungan.Misalnya ingin pulang rumah tapi tidak ada
transportasi.Frustsrasi pribadi frustrasi yang disebabkan oleh ketidakmampuan orang
sendiri untuk mencapai tujuannya.Ingin juara lari tapi cacat fisik.Frustrasi konflik
frustrasi yang disebabkan oleh konflik berbagai motif dalam diri.Pemuasan dari satu
motif, dapat menimbulkan frustrasi bagi yang lain.
Ada tiga macam konflik. Konflik mendekat-mendekat : dalam hal ini konflik
terjadi, bila terjadi dua motip yang sama-sama positip. Orang bimbang, mana yang
dipilih, memilih yang satu berarti yang lain dikorbankan. Konflik mendekat menjauh :
Konflik terjadi bila ada waktu yang bersamaan, muncul dua motip yang berlawanan, satu
positip yang lain negatip. Timbul keinginan mendekati obyek atau menjauhinya. Konflik
menjauh-menjauh : dua motip negatip timbul bersamaan. Orang bimbang dan harus
menjauhi dua-duanya
Cara mengatasi frustrasi: bertindak eksplosif, melakukan kompensasi, cara
introversi, sublimasi, reaksi psikopatis dan simbolisasi.Dalam tindakan eksplosif, semua
energi dalam diri diledakkan dengan jalan melakukan perbuatan atau ucapan yang
bersifat eksplosif/ meledak. Sesudahnya orang mengalami suatu pelepasan dari
ketegangan.Dalam cara kompensasi, orang berusaha untuk menutupi kekurangannya
dengan suatu tindakan yang positip.Dalam cara introversi, individu mnenarik diri dan
masuk dalam dunia khayalan, bila dia gagal mencapai tujuannya.Orang bisa saja ditimpa
delusi dan halusinasi.
Sublimasi individu mengalihkan tujuannya pada tujuan alternatif, yang memiliki
sifat-sifat yang kurang lebih sama, dengan tujuan awal.Reaksi psikopatis adalah reaksi
orang-orang yang ingin mengatasi rasa frustrasinya, dengan melanggar norma-norma dan
aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. Simbolisasi adalah keadaan di mana
individu gagal dalam mengatasi suatu rintangan dan bertindak seolah-olah ia telah
mencapai tujuannya..Misalnya ganti merokok dengan mengisap manisan.

8. Kebutuhan Psikologik, Nilai, Sikap dan Perilaku

10
Kebutuhan Psikologik dan Nilai
Kebutuhan psikologik diartikan sebagai kecenderungan bawaan manusia untuk
bertindak, yang disebabkan oleh suatu defisit dalam diri, atau oleh potensi-potensi dalam
diri yang ingin dikembangkan.Ada banyak kebutuhan psikologik manusia ini. Psikologi
moderen merumuskan sekitar 25 macam kebutuhan.(Cencini dan Manenti, 74-76)
Kebutuhan-kebutuhan ini antara lain kebutuhan untuk mencapai hasil, kebutuhan akan
otonomi, kebutuhan akan rasa ingin tahu, kebutuhan akan keakraban, kebutuhan untuk
menyayangi dan merawat, kebutuhan akan agresi, kebutuhan untuk menghindari rasa
sakit, kebutuhan untuk diperhatikan, kebutuhan untuk memamerkan diri dan kebutuhan
akan kepuasan seksual.
Dorongan untuk mencari apa yang penting dalam dirinya sendiri akhirnya
mencapai tujuannya dalam pemenuhan nilai. Nilai di sini diartikan sebagai
kecenderungan bawaan untuk menjawabi obyek sebagai penting pada dirinya sendiri.
Nilai-nilai ini dapat dibedakan atas nilai transedensi diri dan nilai kodrati.(Mardy, 1995.
hal.109) Yang pertama terdiri dari nilai-nilai kerohanian dan nilai moral.Nilai kerohanian
itu dibedakan lagi atas nilai yang menyangkut tujuan akhir manusia yakni kesatuan
dengan Tuhan dan nilai-nilai untuk mencapai tujuan akhir seperti mencontohi Kristus
dalam hidupnya yang miskin, murni dan taat. Inilah nilai-nilai hidup panggilan.
Nilai-nilai kodrati terdiri dari nilai biologis dan nilai inframoral.Nilai biologis
adalah nilai-nilai yang berlaku baik untuk manusia maupun binatang, seperti kesehatan,
lapar, kenikmatan dan sakit. Dan nilai-nilai inframoral adalah nilai-nilai yang
membedakan manusia dari binatang tapi tidak mempengaruhi apa yang khas manusia
karena tidak menyertakan kebebasan manusia dan tanggung jawabnya. Nilai berfungsi
sebagai patokan dan penggerak tindakan manusia. Sebagai patokan, nilai membantu kita
untuk membuat keputusan dan untuk mengambil sikap terhadap persoalan yang kita
hadapi. Sedang sebagai penggerak, nilai berfungsi untuk mendorong manusia kepada
tujuan hidupnya.
Sikap hidup.
.Ada sekitar 50 definisi tentang sikap.Sikap adalah kesediaan seseorang untuk
bereaksi terhadap sesuatu hal at au obyek.Atau sikap adalah sekelompok keyakinan dan
perasaan yang melekat pada obyek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak terhadap
obyek tersebut dengan cara tertentu ( Sobur, 2003, hal. 359) Sikap ini memiliki tiga
komponen yakni komponen kognitif, komponen afektif dan komponen
perilaku.Komponen kognitif adalah kepercayaan atau pandangan orang terhadap obyek
sikap.Komponen afektip mengandung perasaan orang terhadap obyek entah yang
menyenangkan atau tidak.Komponen inilah yang paling bertahan.Komponen perilaku
adalah kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki.Sikap ini
belum perilaku tapi satu kecenderungan untuk bertindak, berpikir dan berpersepsi dan
merasa dalam menghadapi obyek.
Pembentukan Sikap
Ada beberapa hal yang berperanan dalam pembentukan sikap. Pertama adalah
adopsi. Kejadian atau pengalaman yang terus menerus terjadi, lama kelamaan diserap
dalam diri seseorang dan memengaruhi satu sikap.Misalnya tinggal di lingkungan
religius, akan ikut membentuk orang juga untuk memiliki sikap religius.Kedua,
diferensiasi. Oleh bertambahnya inteligensi dan pengalaman, maka hal-hal yang
dipandangn sejenis, mulai dipandang terlepas dari jenisnya.Anak misalnya awalnya
melihat semua wanita sebagai ibunya, tapi oleh perkembangan ia lalu membedakan dan
melekat pada ibuya saja.Ketiga, factor integrasi.Dalam hal ini pengalaman-pengalaman
10
baru mulai diserap dalam diri, dan semua lalu diintegrasikan dengan pengalaman lama
dan akhirnya terbentuk sikap pada obyek tertentu Faktor keempat adalah pengalaman
buruk atau trauma yang dialami. Orang yang mengalami bagaimana jahatnya perang akan
memberikan sikap berbeda pada perang dibandingkan dengan orang yang belum pernah
mengalami perang.Orang pertama akan akan bersikap menolak perang.
Dari semua yang dikatakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap
terbentuk oleh pengaruh factor luar dan factor dalam diri subyek sendiri. Faktor luar itu
seperti sifat obyek, sikap kelompok dan media komunikasi.Sedang faktor dalam seperti
selektivitas subyek terhadap obyek sikap.
Ciri-ciri dan perubahan sikap
Sikap tak dibawa sejak lahir tapi dipelajari, sikap berhubungan dengan obyek
sikap, entah satu atau beberapa obyek, sikap itu dapat berlangsung lama atau
sebentar..Sikap itu dapat berubah.Pertama, sikap itu berubah karena adanya suatu
kekuatan luar yang merobah sikap. Misalnya untuk membina kebersamaan antara etnis,
maka orang dari berbagai etnis di Indonesia itu berkumpul di satu tempat, karena adanya
transmigrasi.kekuatan ini bisa bersifat ekonomis atau politik..
Kedua, berubahnya norma kelompok.Dulu orang membuang air besar di
sembarangan tempat, sekarang dengan adanya WC, orang didorong untuk
mempraktekkan norma-norma baru seperti kesehatan dan kesopanan.
Ketiga, berubahnya membership group.Masuknya orang atau kelompok ke
kelompok baru, akan merobah sikap orang yang masuk dalam kelompok itu.
Keempat, berubahnya reference group. Karena adanya informasi baru entah dari
media massa atau dari suatu kelompok, maka informasi itu diterima oleh orang dari
kelompok lain, meski yang menerima itu tetap pada kelompoknya.Secara riil ia ada pada
kelompoknya tapi secara ideal, ia itu berada dalam kelompok lain.
Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Misalnya
dengan wawancara atau observasi kita bisa mengenal sikap seseorang. Ini merupakan
cara pengukuran sikap langsung yang sederhana.Sedang cara pengukuran sikap langsung
yang berstruktur dilakukan dengan alat-alat tes.Yang terkenal adala alat tes Bogardus,
skala Likert dan Thurstone.
Bogardus menyatakan bahwa ada suatu tingkatan hubungan intensitas antara
kelompok.Bogardus menyusun tujuh buah pernyataan sedemikian rupa, sehingga tedapat
suatu tingkatan penerimaan atau penolakan terhadap pernyataan-pernyataan itu. Contoh
kesediaan untuk kawin (1), kesediaannya untuk memjadi teman dekat dalam satu klub
(2), kesediaannya untuk menerima sebagai tetangga (3), kesediaannya untuk menerima
sebagai teman sejabatan (4), keediaannya untuk menerima sebagai warga Negara (5),
kesediaannya untuk menerima hanya sebagai tamu saja dalam negerinya (6) tidak
bersedia menerima dalam negaranya(7).
S.Likert membagi skalanya sampai lima kelas, mulai dari sangat tidak setuju
sampai dengan sangat setuju mengenai sikap subyek terhadap suatu obyek atau
pernyataan, sedangkan Thurstone membagi skala sikapnya sampai 11 tingkatan.
Fungsi Sikap
Seperti sudah dikatakan di atas, ada empat fungsi sikap yakni fungsi manfaat,
fungsi untuk mempertahankan diri, fungsi pengetahuan dan fungsi pengungkap nilai.
( Mardy Prasetya, hal.112-115). Dalam fungsi manfaat, sikap digunakan sebagai sarana
untuk mencapai tujuan tertentu. Bila obyek sikap membantu pribadi untuk mencapai
tujuannya,. maka ia akan bersikap positip terhadap obyek sikap itu. Misalnya seorang
10
calon imam selalu menunjukkan sikap penuh hormat dan sopan dalam berdoa, dengan
maksud agar ia dinilai baik.
Dalam fungsi mempertahankan diri, sikap digunakan untuk membela diri karena
pribadi merasa dirinya terancam. Dalam fungsi pengetahuan, sikap digunakan untuk
memenuhi rasa ingin tahu. Misalnya saya tiap kali mengamati cara hidup teman saya
apakah ia biasanya berdoa atau tidak.Dan akhirnya dalam fungsi pengungkap nilai, sikap-
sikap hidup merupakan jalan bagi seseorang untuk mengungkapkan nilai-nilai yang
dipeluknya.
Perilaku
Yang dimaksudkan dengan perilaku adalah perilaku yang kasat mata, yang dapat
diobservasi. Tapi ada perilaku yang tak dapat secara langsung diobservasi atau yang tidak
menampak.Perilaku itu terjadi, karena adanya stimukus eksternal dan internal.
Sebenarnya perilaku, lingkungan dan individu saling berinteraksi.
Ada dua jenis perilaku yakni perilaku bawaan dan perilaku operan.Perilaku
bawaan atau alami adalah perilaku yang dibawa sejak lahir seperti gerakan gerakan
refleks dan insting-insting. Sedangkan perilaku operan adalah perilaku yang dipelajari
selama manusia hidup.Pembentukan perilaku ini dilakukan lewat kebiasaan, lewat
pengertian dan lewat model atau contoh.Yang terakhir ini dikenal sebagai belajar dengan
cara observasi.
Kita sudah berbicara mengenai nilai, kebutuhan, sikap dan perilaku. Bagaimana
hubungan antara nilai, kebutuhan, sikap dan perilaku.Hubungan dapat dilihat dari
diagram berikut:
i-----------ideal ------- Values i
Self i i  Attitudes ----- Behavior
i-----------actual------ Needs i

Nilai-nilai saya berakar dalam kebutuhan saya.Tapi kebutuhan ini bisa


mendukung atau berlawanan dengan nilai yang saya anut atau bisa bersifat netral
tergantung dari motivasinya.Sikap-sikap saya bisa bersumber pada nilai-nilai saya atau
pada kebutuhan-kebutuhan saya yang bisa disadari atau tidak disadari. Karenanya sikap-
sikap itu bisa ambivalen.Apa yang saya sikapi selanjutnya, saya terjemahkan dalam
perilaku saya.

Hubungan antara Nilai, Kebutuhan, Sikap dan Perilaku


. Nilai seseorang dapat dilihat pada sikap, waktu dan tenaga yang digunakannya.
Berdoa itu satu nilai, jika orang menggunakan waktu untuk berdoa. Ilmu pengetahuan itu
bernilai, kalau orang menggunakan uang dan waktunya untuk membeli dan membaca
buku.Fungsi pengungkap nilai inilah yang menunjukkan bahwa orang benar-benar telah
menghayati nilai-nilai panggilannya, dengan cara dan motivasi yang benar.Hal ini
terlaksana, kalau orang telah berhasil membatinkan nilai-nilai panggilannya, sehingga
seluruh sikap hidupnya benar-benar mencerminkan nilai-nilai yang dianutnya. Ia sudah
terbiasa untuk hidup dan bertindak berdasarkan dorongan-dorongan rasionalnya. Dengan
demikian tebentuklah sikap rasional dalam diri.
Bisa juga terjadi sebaliknya yakni sikap tidak mengungkapkan nilai seseorang tapi
justeru mencerminkan kebutuhan psikologiknya. Misalnya kebutuhan untuk menguasai
atau dominasi diungkapkan dalam sikap-sikap seperti mau menang dan benar sendiri,
cenderung menguasai, memerintah serta menggurui orang lain. Kalau orang sudah
terbiasa hidup dan bertindak berdasarkan dorongan emosional seperti ini, maka akan
10
terbentuk dalam dirinya suatu sikap emosional.Tindakannya akan lebih dilihat dari segi
menguntungkan dan menyenangkan saja. Sikap-sikap seperti ini akan banyak
menghambat penghayatan nilai-nilai panggilan misalnya seorang imam atau religius.
Demikian kita telah membicarakan motivasi.Ada banyak motif dalam suatu
tindakan.Yang penting ialah motif mana yang menjadi motif utama kita.

Pokok Bahasan X

KEHENDAK DAN KEMAUAN

Tujuan Pokok Bahasan


Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kehendak dan kemauan serta hubungan
antara keduanya
.
Kehendak

Manusia sebagai makhluk rohani jasmani memiliki kebutuhan-kebutuhan jasmani


maupun rohani dan spiritual. Misalnya kebutuhan untuk makan dan minum, kebutuhan
untuk diakui dan diterima oleh orang lain, dan lain sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan
yang harus dipenuhi ini, menggejala secara psikis. Berarti kebutuhan-kebutuhan tersebut
disadari, dihayati dan dirasakan. Dan kebutuhan yang disadari tersebut dapat
membangkitkan aktivitas untuk pemenuhannya. Aktivitas psikis tersebut dinamakan
kehendak. Jadi kehendak adalah aktivitas jiwa yang diarahkan pada pemenuhan suatu
kebutuhan.
Ada dua hal dalam pengertian diatas yakni adanya suatu kebutuhan yang dihayati
dan adanya suatu usaha. Suatu penghayatan kebutuhan saja belum merupakan kehendak
akrena belum ada usaha. Usaha ini harus diartikan secara luas yakni tak saja menyangkut
apa yang nyata, tingkah laku atau perbuatan tapi juga menyangkut apa yang dipikirkan
10
dan direncanakan. Rencana membunuh orang lain, misalnya, meski tindak pembunuhan
belum dibuat, tapi orang sudah menhendaki. Karena itu kehendak merupakan pangkal
dan dasar semua perbuatan yang sadar.
Ada beberapa catatan yang perlu diberikan di sini :
Pertama, tak semua kebutuhan yang dihayati dapat menimbulkan kehendak.
Misalnya kebutuhan-kebutuhan biologic sudah cukup terpenuhi dengan proses biologic
biasa dalam keadaan yang normal; misalnya kebutuhan akan zat pembakar dalam
keadaan yang normal terpenuhi secara baik tanpa kita sadari.Cuma dalam keadaan luar
biasa, dalam kamar yang sempit misalnya sehingga orang sulit bernapas, maka kebutuhan
akan zat pembakar baru dirasakan secara intens. Dalam hal ini orang akan berusaha
mengatasinya misalnya dengan lari keluar dari ruangan tersebut.
Kedua, sebaliknya ada kebutuhan-kebutuhan yang dalam keadaan luar biasa tak
dirasakan, tapi dalam keadaan biasa sangat dirasakan. Misalnya kebutuhan untuk tidur,
kurang/tak dirasakan sementara orang menyiapkan diri untuk ujian. Tapi kebutuhan
tersebut dirasakan, sesudah orang berada kembali dalam keadaan normal. Atau contoh
lain, orang tak merasa capai sementara berkonsentrasi atau berkelahi, sesudahnya baru
orang merasa capai/lelah.
Ketiga, tak setiap kehendak disadari oleh suatu kebutuhan obyektip, artinya
kebutuhan yang sungguh-sungguh diperlukan demi perkembangan diri. Bisa terjadi orang
merasakan suatu kebutuhan semu yang tak ada kaitannya dengan perkembangan dirinya
sebagai manusia. Misalnya orang melarikan diri, pada hal tak ada yang mengancam.
Dengan demikian hubungan antara kehendak dan kebutuhan sangat erat, namun tak ada
kesejahteraan yang mutlak.
Sifat-sifat Kehendak.
Kehendak memiliki beberapa sifat sebagai berikut :
Pertama, intensitas kehendak artinya kuat lemahnya kehendak. Kehendak itu
dapat dirasakan dengan kuat atau lemah. Dua hari tak tidur misalnya menyebabkan
keinginan untuk tidur lebih intens.
Kedua, durasinya, lama tidaknya kehendak. Kehendak untuk mencapai sesuatu
dapat bertahan lama atau sebentar. Usaha untuk mencapau sesuatu terhenti dan orang tak
berusaha lagi, karena pa yang mau dicapai tak menarik lagi. Dipihak lain kehendak itu
dapat bertahan lama, kalau apa yang mau dicapai itu bernilai baginya, seingga biar
banyak rintangan, orang akan terus berusaha.
Ketiga, mendalam dangkalnya. Kehendak itu mendalam, bila kehendak tersebut
ada hubungannya dengan perkembangan inti kepribadian manusia. Atau bila apa yang
dikehendaki itu ada hubungannya dengan martabat manusia sebagai manusia. Misalnya
keinginan untuk memeluk agama tertentu adalah suatu kehendak yang mendalam.
Sebaliknya kehendak yang dangkal adalah yang berhubungan dengan hal-hal aksidental,
yang tak penting. Misalnya nonton TV. Namun kehendak yang mendalam tak selalu
dirasakan sebagai kehendak yang intens. Contoh : kehendak untuk mentaati suara hati,
tak selalu dirasakan secara intens. Sebaliknya kehendak kehendak yang intens tak selalu
mendalam. Sebagai contoh : keinginan untuk menonton pertandingan antara Myke Tyson
dan Holifield adalah suatu kehendak yang intens tapi tak mendalam.

Pembagian Kehendak
Ada tiga tingkat/aspek dalam manusia yakni tingkat vegetatip/tingkat animal (psikologi
rendah) dan tingkat human dan spiritual. Kehendak menyangkut tiga tingkat/aspek ini
yakni ada dorongan-dorongan social seperti dorongan/keinginan untuk diterima oleh
10
orang lain, dan ada dorongan rohaniah/spiritual yakni dorongan untuk mencapai nilai-
nilai rohani yang bersifat transenden/abadi. Meskipun dorongan-dorongan tersebut dapat
dibeda-bedakan secara konseptual, dalam kenyataannya tak ada satu dorongan yang
murni biologic, atau murni rohaniah, karena manusia merupakan satu kesatuan utuh.
Dorongan seksual, misalnya tak saja satu dorongan biologic tapi juga dorongan
psikologik.

Kemauan

Sudah dikatakan bahwa hendak adalah aktivitas psikis yang diarahkan pada
pemenuhan suatu kebutuhan. Oleh karena itu kemauann dapat diartikan sebagai
“dorongan kehendak yang terarah pada tujuan hidup tertentu dan dikendalikan oleh
pertimbangan akal budi”. (K. Kartono hal. 132).
Ada dua pandangan tentang kemauan ini, yakni pandangan yang berdasarkan teori
bilogis dan yang berdasarkan Psikologi kesadaran.pan.Teori biologis memandang
kemauan sebagai akibat napsu dan atau insting. Menurut Menicke, napsu adalah
dorongan hidup yakni dorongan untuk mempertahankan hidup baik hidup, maupun hidup
jenis. Dorongan untuk mempertahankan diri al, makan minum, istirahat, dorongan untuk
mempertahankan jenis al, dorongan mencari lawan jenis/partner. Namun napsu ini cuma
dorongan saja. Cara organisme memenuhi napsunya disebut Menicke sebagai insting.
Oleh karena itu napsu tak ada bila tak ada instingnya. Napsu mendorong organisme
untuk makan, tapi oleh instingnya organisme tahu apa yang dapat dimakan, dimana
dimakannya, dan bagaimana memperolehnya. Jadi sifat insting adalah : Ditujukan pada
suatu tujuan yang berarti untuk hidup, tak bersifat individual tapi bersifat jenis, dan
bersifat pembawaan, tak dipelajari. Namun pandangan biologic ini menolak kemauan
yang berlangsung secara sadar.
Pandangan kedua adalah pandangan yang berdasarkan Psikologi Kesadaran.
Pandangan ini melihat kemauan sebagai suatu proses yang sadar, dimana individu
mempertimbangkan segala kemugkinan dan mengambil suatu keputusan untuk mencapai
tujuannya. Pandangan inilah yang diterima. Menurut pandangan ini ada tiga ciri hakiki
kehendak manusia yakni dapat terlihat dengan jelas dalam perbuatan manusia. Suatu
perbuatan manusia yang sadar selalu diarahkan pada tercapainya suatu tujuan yang
dikehendakinya yang kita sebut kebutuhan. Ada pelbagai kebutuhan manusia, tapi
biasanya kebutuhan itu terbagi atas tiga macam yakni kebutuhan individual (kebutuhan
primer) kebutuhan social (sekunder) dan kebutuhan teologik yakni kebutuhan dalam
hubungan dengan Tuhan.
Tiga ciri perbuatan manusia itu adalah pertama, adanya kebebasan untuk memilih.
Manusia memilih dan menentukan sendiri perbuatannya. Karena ada begitu banyak
kemungkinan yang disodorkan kepadanya, dan ia cuma memilih satu dari berbagai
kemungkinan itu. Ciri kedua adalah rasionalitas. Pilihan tadi dibuat sesudah manusia
mempertimbangkan baik buruknya kemungkinan tersebut. Jadi ada dasar rasional,
karenanya manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya/pilihannya. Ciri
ketiga adalah keputusan. Dengan keputusan dimaksudkan manusia menetapkan satu
kemungkinan/motip sebagai pendorong. Dalam hal ini manusia memutuskan untuk
menerima kemungkinan tersebut, menolak kemungkinan tersebut, menangguhkan
keputusannya atau ia masih ragu untuk mengambil keputusan. Melihat ciri-ciri dalam
suatu perbuatan manusia ini, maka disimpulkan bahwa kemauan adalah kehendak yang
dipimpin oleh penentuan diri sendiri yang bebas dan rasional.
11
Kebebasan kemauan
Apakah manusia itu bebas?Dalam hal ini pandangan determinisme menyatakan
bahwa semua kejadian, termasuk kemauan manusia sudah ditentukan. Sedang pandangan
indertemisme mengatakan bahwa manusia itu memiliki kebebasan, dan tidak hidup
berdasarkan hukum-hukum sebab akibat.Namun kebebasan manusia itu tidak mutlak, ada
batas-batasnya. Karena ada faktor yang memengaruhi manusia seperti keadaan fisik,
psikis dan milieu seseorang.

Hubungan Kehendak dan Kemauan.


Dalam keadaan normal dan biasa, kehendak adalah kemauan. Namun dalam
keadaan tertentu, orang menghendaki tanpa berkemauan. Dalam keadaan setengah sadar,
atau dalam keadaan mabuk misalnya, terdapat kehendak dan perbuatan tapi tanpa
kemauan dan kesadaran. Sehingga dalam hal ini, kehendak kurang dipimpin oleh
rasionalitas yang bebas. Manusia ditentukan oleh napsunya. Dalam hal ini anak yang
salah didik atau abnormal (kemauannya tak berkembang).

Sifat-sifat Kemauan/Jenis-jenis Kemauan.


Ditinjau dari jenis atau sifatnya, kemauan terbagi atas kemauan spontan, dan
kemauan dengan pilihan bebas. Kemauan spontan adalah tindakan kemauan yang
elementer. Ada banyak kegiatan yang dilakukan manusia dan banyak dari kegiatan itu
dilakukan manusia secara spontan dengan sendirinya tanpa mengalami suatu perjuangan
batin yang hebat. Di sini tidak berarti orang tak mengadakan suatu pilihan, karena pilihan
itu diadakan secara spontan. Kegiatan-kegiatan ini adalah ungkapan dari suatu kemauan
dasar.
Kemauan dengan pilihan bebas: situasi manusia begitu kompleks, sehingga ada
begitu banyak option yang disodorkan kepada manusia untuk dipilih. Dalam hal ini orang
harus benar-benar mempertimbangkan berbagai alasan/motip sebelum orang sampai
kepada suatu keputusan. Dengan demikian ada empat moment atau proses yang dilalui
yakni : adanya obyek kemauan, adanya pertimbangan, dalam hal ini berbagai
motip/alasan dipertimbangkan, lalu penentuan penilaian, dan akhirnya pelaksanaan
pilihan. Dalam kenyataannya moment-moment itu tak dibedakan dengan jenis dan tegas.
Karena dalam penyajian obyek, sering sesudah muncul memang berbagai pertimbangan.
Gejala-gejala Psikis Lain : (lihat Agus Sujanto hal. 84 – 86).
Aktivitas psikis, tenaga-tenaga dari dalam manusia dapat menggejala dalam
tindakan-tindakan manusia atau dalam perilakunya. Gejala-gejala tersebut meliputi tiga
tingkat/aspek dalam diri manusia yakni tingkat vegetatip, tingkat animal, dan tingkat
human dan spiritual. Beberapa dari gejala tersebut adalah :
1. Tropisme : gejala desakan yang menyebabkan timbulnya gerakan ke arah tertentu
seperti pada tingkat vegetatip dan tingkat animal. Misal : tumbuhan mengarah
pada matahari. Tropisme ini, ada duam amcam yakni foto-tropisme, yakni
tropisme karena ada perangsang cahaya.Ini terbagi atas dua macam fototropisme
positip, gerakan mengarah pada sesuatu missal mengarah pada sinar matahari,
atau serangga mengarah pada sinar lampu. Dan fototropisme negatip yakni
gerakan menghindar dari sesuatu. Misal : ikan menghindar dari sinar
lampu.Tropisme yang lain adalah helio-tropisme, tropisme yang timbul, karena
ada perangsang matahari yang bisa bersifat positif maupun negative.
2. Otomatisme : dorongan hidup yang bekerja tanpa disadari dan berlangsung
dengan sendirinya/ada di luar kemauan kehendak. Seperti gerakan jantung,
11
peredaran darah, pernapasan, dll. Sedangkan gerakan yang menjadi otomatis
(terkondisionir menjadi otomatis) : bicara, menulis, bersepeda, dll.Yang terakhis
ini adalah otomatisme latihan.
3. Refleks : reaksi yang tidak disadari terhadap suatu perangsang dan berlangsung
diluar kemauan. Menurut aliran Behaviorisme segenap tingkah laku manusia
merupakan refleks. Dalam hal ini factor bakat dan keturunan diabaikan saja.
Pendidikan menurut aliran ini bertujuan untuk mempengaruhi refleks-refleks
menjadi suatu kebiasaan (jadi refleks bisa dipengaruh). Refleks ini terbagi atas
tiga macam : yakni refleks bawaan, yang dibawa sejak lahir, seperti menutup mata
karena sinar matahari.Refleks latihan, refleks yang diperoleh karena pengalaman,
seperti kecakapan mengendrai sepeda.Refleks bersyarat (terkondisi) adalah
refleks yang tidak bergantung pada perangsang alam yang asli.Mis. bunyi piring
menyebakan keluarnya air liur anjing, karena bunyi piring itu berjalan bersamaan
dengan penyajian makanan.
4. Insting/naluri : kesanggupan melakukan hal-hal yang kompleks, tanpa latihan
sebelumnya, terarah pada tujuan yang berarti bagi individu, tak disadari dan
berlangsung secara mekanis. Ini kemampuan yang ada sejak lahir. Binatang
misalnya dibimbing oleh instingnya mencari kebutuhannya : makan, minum,
bersarang, dll. Insting itu ada pada tingkat animal juga pada tingkat human.
Namun pada manusia, insting ini tak bersifat murni lagi, karena dipengaruhi oleh
norma-norma dan kebebasannya. Misalnya : buat rumah dalam rupa-rupa model
dan bentuk. Perbedaan antara refleks dan insting dapat diberikan sbb : gerak
refleks terjadi hanya dengan adanya perangsang, sedang insting tak selalu
memerlukan perangsang. Refleks ada selama adanya perangsang, laku insting
dapat bertahan lebih lama dari pada adanya perangsang. Refleks berbentuk satu
yang selalu sama, sedangkan insting berubah-ubah (variable). Refleks terdapat
pada sebagian tubuh yang tertentu saja, insting bersifat total, seluruh tubuh
mengambil bagian didalamnya. Gerak refleks tidak mengandung perasaan, lalu
insting diiringi oleh suatu perasaan tertentu. Gerak refleks bersifat reaktip
sedangkan insting bersifat aktip dan reaktip.
Ciri-ciri insting: insting itu berjalan secara mekanis (dengan sendirinya), gerak
instings lebih kompleks dari gerak refleks, instings pada hewan sejak lahir tetap,
sedang instink pada mansuia berubah-ubah.Ada tiga instink, instink untuk
mempertahankan jenis, instink untuk mempertahankan diri dan instink untuk
mengembangkan diri.
5. Kebiasaan : bentuk tingkah laku yang tetap sebagai akibat dari usaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dan ini meyangkut unsure
afektip/perasaan. Terbentuknya kebiasaan ini karena peniruan, latihan dan
ulangan yang dibuat manusia. Selain itu karena tingkah laku tertentu diterima oleh
lingkungan. Juga karena disiplin dan pendidikan. Semua ini sangat menentukan
terbentuknya kebiasaan. Bila kebiasaan baru terbentuk maka kesadaran berfungsi
lagi. Kebiasaan itu sepenuhnya atau separuh disadari. Tapi pada waktu
pembentukannya biasanya disadari. Lama kelamaan kesadaran menipis akhirnya
hilang sama sekali, dan akhirnya menjadi otomatisme. Ada kebiasaan yang baik
dan ada kebiasaan yang buruk.
6. Hasrat dan kecenderungan.Hasrat adalah keinginan tertentu yang dapat diulang-
ulang. Kecenderungan adalah hasrat yang aktip yang mendorong manusia untuk
cepat bertindak. Oleh Pulhan, hasrat dibagi atas beberapa macam yakni :
11
- Hasrat Vital : seperti kesederhanaan, kerakusan.
- Hasrat Egoistis : tamak, kikir.
- Hasrat Sosial : berkumpul dengan orang lain. Gotong royong.
- Hasrat Abstrak : seperti jujur dan adil.
Hasrat timbul dari dorongan dan terarah pada obyek kongkrit tertentu. Dari
dorongan makan timbul hasrat untuk makan. Dari dorongan kerja timbul hasrat
untuk bekerja.
Terjadinya hasrat : karena pengalaman manusia : sukses atau gagal, karena
pengulangan, hukuman atau pun karena adanya hadiah. Oleh semua ini lahirlah
kecenderungan terhadap situasi. Sifatnya : dinamis dimuati komponen kognitip,
afektip dan emosional. Bukan herediter/bukan dibawa sejak lahir, dan bukan juga
mekanis dapat bersifat sementara tapi kadang-kadang menetap.
7. Dorongan : Kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan
berlangsung diluar kesadaran kita.
Ada tiga dorongan dasar yakni dorongan untuk mempertahankan diri, dorongan
untuk mempertahankan jenis dan dorongan untuk mengembangkan diri.
Dorongan ini sudah ada sejak lahir. Pendidikan dan kebiasaan dapat
mempengaruhi dorongan-dorongan tersebut.
8. Napsu : Kecenderungan yang kuat, sehingga bisa mengganggu keseimbangan
fisik dan psikis seseorang.Napsu dapat menguasai semua pertimbangan akal.
Misalnya : napsu main judi.

11
Pokok Bahasan XI

DUA GEJALA JIWA CAMPURAN:


PERHATIAN DAN KELELAHAN

Tujuan pokok bahasan: memahami perhatian dan kelelahan

Selain gejala-gejala jiwa seperti yang telah dibicarakan, ada gejala jiwa lain yang
diberi nama gejala jiwa campuran. Dinamakan demikian karena gejala-gejala jiwa ini tak
termasuk dalam tiga gejala yang telah dibicarakan yakni aspek kognitip, aspek afektip
dan aspek volutip. Ada dua gejala jiwa campuran yang dibicarakan disini yakni
Perhatian/minat dan kelelahan. Untuk pembicaraan ini lihat (Agus Sujanto hal. 89 – 101
dan K. Kartono hal. 141 – 149).

Perhatian

Sudah dibicarakan dalam Bab III bahwa perhatian adalah aktivitas jiwa kita
terhadap pengamatan, pengertian dan lain-lain dengan mengesampingkan yang lain dari
pada itu (A. Sujanto hal 39).
Macam-macam perhatian (Bdk. Bab III).
Menurut tujuannya perhatian terbagi atas perhatian keinderaan dan perhatian
kerohanian. Perhatian keinderaan adalah perhatian yang ditujukan oleh indera kepada
sekuruh obyek penginderaan. Sedang perhatian kerohanian adalah perhatian yang
diarahkan oleh jiwa kita kepada suatu pernyataan psikis. Misalnya kita memusatkan
perhatian atau perasaan pada salah satu obyek.
Menurut asalnya/timbulnya perhatian dibagi atas perhatian yang disengaja/tak
langsung/bersyarat dan perhatian yang tak sengaja/spontan/direk. Perhatian yang dengan
sengaja adalah perhatian yang timbul tanpa kemauan kita/perasaan kita dari dalam, tak
karena suatu dari luar.
Menurut sifatnya perhatian terbagi atas perhatian statis dan dinamis, perhatian
kosnentratip, perhatian sempit dan luas. Perhatian statis adalah perhatian yang diarahkan
pada satu obyek terus menerus dan tak semakin lemah, sedangkan perhatian dinamis
adalah perhatian yang memerlukan tambahan perangsang, agar ia tak kendor/melemah.
Perhatian konsentratip adalah perhatian dimana pikiran, perasaan dan kemauan
dipusatkan pada satu obyek saja. Sedangkan perhatian distributip adalah membagikan
11
pikiran, perasaan dan kemauan pada beberapa obyek. Perhatian konsentratip misalnya;
belajar matematika, perhatian distributip misalnya perhatian guru terhadap murid di
kelas. Perhatian terakhir ini menguntungkan karena perhatian ini dapat dirubah sesuai
dengan situasi. Perhatian sempit : melekatnya perhatian pada satu obyek saja, perhatian
luas, perhatian yang ditujukan pada bayak obyek secara berganti-ganti.
Obyek Perhatian :
Ada banyak hal yang menarik perhatian kita. Misalnya obyek-obyek yang sudah
dikenal, atau menyolok, atau hal-hal yang sesuai dengan minat dan tingkat perkembangan
jiwa seseorang. Minat misalnya sangat menentukan obyek perhatian ini. Contoh seorang
Arkeolog dan seorang Biolog. Perhatian mereka akan sangat berbeda-beda, bila keduanya
berada dihutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian
Perhatian kita akan sangat dipengaruhi oleh keadaan jasmani/fisik kita seperti
lapar, oleh keadaan rohani kita misalnya : lelah atau bimbang, oleh lingkungan kita
misalnya bau tertentu, oleh bakat misalnya seorang musikus perhatiannya akan sangat
ditentukan oleh bakatnya.

Pentipean Perhatian :
Ada orang yang memiliki tipe perhatian memusat yakni perhatian yang diarahkan
pada satu obyek pada waktu yang lama. Ada orang yang memiliki perhatian memancar
(menyebar) yakni perhatian pada banyak obyek pada waktu yang sama atau perhatian
yang berpindah-pindah.
Minat
Dalam pengertian sempit minat adalah “pemusatan perhatian yang tak disengaja,
yang terlahir dengan penuh kemauannya, dan tergantung dari bakat dan lingkungan”.
(Sujanto hal. 92) minat selalu mengandung unsure kognitip, afektip dan kemauan. Jadi ia
berkaitan erat dengan kepribadian.
Tes Perhatian
Ada tes Bordon. Dalam hal ini sederetan angka diberikan kepada responden untuk
dicoret misalnya harus dicoret angka-angka 4, 6 dan 9. kemudian hasilnya dikumpulkan
dan diperiksa entah ada yang salah. Dari hasil ini dapat diketahui apakah responden
cermat atau tidak dalam menjawabi soal.

Aplikasi Dalam Kegiatan Belajar Mengajar.


Dalam tuga belajar mengajar beberapa hal dapat diusahakan :
- Singkitkanlah hal-hal yang secara fisik mengganggu perhatian misalnya
keributan.
- Pusat perhatian pada hanya satu tugas saja, karena keberhasilan dalam satu tugas,
akan mempengaruhi keberhasilan dalam tugas yang lain.
- Tingkatkan kemampuan beradaptasi, agar dapat peka terhadap situasi dan
masalahnya, sehingga persoalan dapat dengan mudah dipecahkan.
- Enyahkan hambatan-hambatan emosional yang mengganggu konsentrasi misalnya
ragu-ragu, enggan dan takut.
- Pengajaran harus sesuai dengan perhatian dan minat anak. Diusahakan menarik
perhatian anak. Untuk itu diupayakan agar pengajaran sesuai dengan perasaan,
minat anak dan didasarkan pada hal-hal yang sudah dikenal dan berisi sesuatu
yang baru baginya.

11
Kelelahan
Kelelahan adalah semacam peringatan dari jiwa kita kepada jiwa dan raga kita,
bahwa jiwa dan raga kita telah menggunakan kekuatan yang maksimal. Tujuannya :
bersifat regulatip yakni mengatur kondisi tubuh kita. Karena kelelahan adalah salah satu
isyarat bagi tubuh kita, sebab energi kita semaki berkurang, sebagai akibat dari
pemakaiannya untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Olehnya timbullah ketegangan-
ketegangan dengan demikian pekerjaan harus dihentikan atau kegiatan harus diganti atau
istirahat.

Teori tentang Kelelahan


Ada dua teori tentang kelelahan ini yakni teori peracunan/intoxikasi dan teori
biologic. Teori peracunan beranggapan bahwa dengan bekerja, terjadilah penambahan
pertukaran zat-zat dalam tubuh. Akibatnya muncul produk pembakaran yang diserap oleh
darah dan diangkut kesistim saraf pusat. Dan ini mengakibatkan semacam peracunan.
Selanjutnya timbul gejala kelelahan yang bersifat parsial (bahu) atau total (seluruh
tubuh). Teori ini sudah ditinggalkan.
Teori biologic berpandangan bahwa oleh kerja yang berkepanjangan, muncul dua
gejala yakni substraksi dan addisi. Substraksi adalah berkurangnya energi, sehingga
timbul kelelahan sedangkan addisi adalah adanya penambahan kecenderungan-
kecenderungan pengereman dan penghambat, sehingga mengakibatkan penurunan
kepuasan. Dengan itu muncul keenggangan yang semakin besar untuk tak bekerja.
Dengan kata lain, teori ini mengatakan bahwa oleh pekerjaan yang berkepanjangan,
timbullah dalam tubuh kita reaksi instingtip yang menghambat pekerjaan misalnya
menguap, pegal-pegal dan kaku pada lengan/tangan dan kaki, olehnya perlu istirahat.
Teori ini umumnya diterima.

Pembagian kelelahan.
Ada dua macam kelelahan yakni kelelahan fisik, sebabnya ialah karena kerja
jasmani. Ini dibedakan atas kelelahan fisik parsial dan total. Kelelahan lain adalah
kelelahan psikis, kelelahan yang disebabkan oleh kerja rohani. Misalnya lelah berpikir,
berfantasi, mengingat, bosan, lelah memperhatikan, dll.
Factor yang mempengaruhi kelelahan : ada factor lingkungan misalnya panas,
pengap dll, factor bakat dan vitalitas fisik : factor-faktor ini juga mempengaruhi
kelelahan fisik.

Pengukuran kelelahan :
Pengukuran kelelahan dapat dibedakan secara langsung dan tidak langsung.
Secara tak langsung: Pertama dengan dynamometer. Dalam hal ini mengukur kelelahan
psikis dengan mengukur tenaga urat daging yang menggenggam lingkaran batang
dynamometer. Kedua, dengan alat aesthesiometer yakni mengukur kelelahan psikis
dengan mengukur keadaan perasa kulit yang ditusuk dengan dua jarum dari alat tersebut.
Dari sini diketahui bahwa makin letih seseorang, maka makin lemah perasaan kulitnya.
Hal ini terlihat dari makin lebarnya jarak kedua jarum tersebut. Alat ketiga adalah
Ergograf yang digunakan untuk mengukur kelelahan tubuh yang berpengaruh pada
kelelahan psikis.
Pengukuran secara langsung misalnya dengan meyuruh orang mencoret kata-kata
yang salah dalam bacaan, atau mendikte seseorang baik sebelum maupun sesudah kerja.

11
Pengenaan Dalam Hidup Praktis./Kegiatan Belajar Mengajar.
- Diusahakan agar selalu ada pergantian pengajaran lisan dan tulisan.
- Pelajaran berat diberikan pagi hari dan yang ringan pada siang hari.
- Sikap guru hendaknya menggembirakan sehingga anak tak akan merasa lelah.
- Siapkan waktu istirahat dan liburan yang cukup sepanjang tahun.
- Perlu adanya ventilasi dan penerangan yang cukup baik dan fasilitas yang
memadai (bangku, buku, dll).

11
Pokok Bahasan XII

Interaksi Sosial

Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu selalu ada hubungan antara
manusia yang satu dengan yang lain.Hubungan itu dilakukan dalam berbagai bentuk dan
cara serta media.
Tujuan Pokok Bahasan: memahami faktor-faktor penting yang berperanan dalam
interaksi antara manusia yakni: kelompok, imitasi, sugesti dan identifikasi,
kepemimpinan, sikap hidup dan perilaku serta prasangka.

Kelompok

Yang dimasudkan dengan kelompok adalah sekumpulan individu yang saling


mengadakan interaksi dan saling memengaruhi satu dengan lainnya ( Walgito, 2001
hal.79).Terjadinya kelompok itu didasarkan pada dorongan manusia untuk saling
berkontak dengan orang lain.Inilah tuntutan kodrat social manusia itu sendiri. Ada
berbagai macam kelompok berdasarkan tujuan, asal atau profesi.
Ditinjau dari tingkat interaksi antara kelompok itu, maka ada kelompok primer
dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah kelompok yang para anggotanya
memiliki interaksi yang cukup intensif, saling mengenal dan akrab, misalnya keluarga,
rukun tetangga.Kelompok ini dapat disamakan dengan Gemeinschaft.Sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang interaksi antara anggota kelompoknya kurang
mendalam. Hubungan antara anggota kelompok lebih bersifat formal, rasional, obyektif
dan kurang bersifat kekeluargaan.Ini dapat disamakan dengan Geselschaft, misalnya
Partai politik.
Ditinjau dari pernyataan normanya, maka ada kelompok yang resmi atau formal
dan ada kelompok yang tidak resmi atau informal. Pada kelompok resmi ada pernyataan
norma-norma secara resmi dan tertulis sedang pada kelompok yang lain, tidak ada
pernyataan norma secara tertulis.Kelompok tidak resmi itu misalnya keluarga, di sana
tidak ada norma-norma yang tertulis, meski ada banyak norma yang tak tertulis.
Ditinjau dari keanggotaan kelompok maka kelompok terbagi atas membership
group dan reference group. Kelompok pertama adalah kelompok di mana individu secara
riil menjadi anggota dari kelompok tersebut ( kelompok anggota). Sedang kelompok
kedua adalah kelompok di mana norma-normanya diambil oper atau diidentifikasi oleh
anggota kelompok lain. (kelompok acuan)Misalnya anggota kelompok A, tidak
mengambil norma-norma dari kelompok A yang merupakan kelompoknya sendiri, tapi
mengambil norma-norma dari kelompok B, yang bukan kelompoknya. Alasannya nilai-
nilai itu berubah dan berkembang.Angota kelompok A itu secara riil menjadi anggota
kelompoknya tapi secara idiil, ia menjadi angota kelompok B.Dalam keadaan ini,
individu akan mengalami kesulitan karena ia diombangambingkan baik oleh nilai
kelompoknya sendiri maupun oleh nilai kelompok acuaannya, sejauh nilai kelompok
acuan, belum dibatinkan dalam dirinya. Yang ideal adalah kelompok sendiri menjadi satu
dengan kelompok acuannya.

11
Norma kelompok/Sosial
Yang dimaksudkan dengan norma kelompok adalah pedoman-pedoman yang
mengatur tingkah laku kelompok Ada berbagai sikap para anggota kelompok terhadap
norma kelompok itu. Pada umumnya ada dua sikap, yakni sikap taat dan tunduk pada
norma kelompok karena terpaksa, dan ada sikap taat dan tunduk pada norma kelompok
karena adanya pengertian dan kesadaran. Sikap yang kedua inilah yang membuat anggota
kelompok membatinkan nilai-nilai kelompok menjadi nilai-nilai sendiri.Dan karenanya ia
akan taat pada norma-norma kelompok. Namun mereka yang tunduk pada norma
kelompok karena terpaksa, kemungkinan besar akan melanggar norma kelompok, karena
norma kelompok belum menjadi normanya sendiri.Sering juga terjadi bahwa ada tekanan
kelompok, sehingga meski orang memiliki normanya sendiri, tapi karena tekanan
kelompok begitu kuat, maka ia akan mengikuti norma kelompok.
Pengaruh norma social terhadap kepribadian
Norma sosial itu merupakan faktor yang mendorong motivasi manusia.Manusia
didorong untuk selalu menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan norma sosial.Norma
social juga menimbulkan tekanan psikis. Ada banyak nilai yang ditawarkan kepada
manusia, memilih yang satu berarti mengesampingkan yang lain. Orang sering terombang
ambing, bimbang dan tidak yakin diri, untuk memilih norma yang mana, karena banyak
dari norma-norma itu berubah karena perubahan jaman.Dalam keadaan semacam ini,
orang ditimpa tekanan dan stress.Dalam masyarakat yang belum berkembang, di mana
keterikatan pada tradisi dan adat istiadat masih sangat kuat, orang juga ditimpa tekanan,
karena tidak bisa menyalurkan perasaan yang dialaminya, karena dinilai bertentangan
dengan kebiasaan yang berlaku.Ada masyarakat yang mengungkapkan rasa marahnya
dengan memukul boneka atau benda lain, karena memarahi atau memukul orang yang
bersalah, tidak diperbolehkan.
Norma-norma yang saling bertentangan itu, sering menimbulkan kesulitan.
Karena itu sering kali masyarakat memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada
warganya. Atau ada rasionalisasi kebudayaan di mana diberi pendasaran atau
pembenaran pada tindakan tertentu. Misalnya korupsi itu buruk dan jahat, tapi sering kali
dikatakan bahwa itu bukan korupsi tapi wang administrasi.
Kohesi kelompok merupakan ikatan antara anggota kelompok, bagaimana mereka
saling tertarik, menyukai dan memengaruhi satu sama lain.Ada pendapat bahwa tingkat
kohesi kelompok ini akan sangat bergantung pada kesamaan nilai dan sikap yang dianut
oleh anggpta kelompok.Tapi pendapat yang lebih diterima ialah tingkat kohesi kelompok
lebih ditentukan oleh tujuan kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok
dibandingkan dengan adanya kesamaan nilai. Kohesi kelompok yang tinggi ditandai oleh
sikap saling percaya mempercayai antara anggota keleompok, orang merasa aman dalam
kelompok.
Macam-Macam kelompok ( Sarlito, 2009, hal.213)
Selain pembagian kelompok seperti di atas, kelompok juga dibagi atas tiga jenis,
kerumunan, massa dan public.Kerumunan ada, bila sekerumuan orang berada pada satu
tempat pada waktu tertentu. Mereka tidak saling mengenal tapi bila ada pemicu bersama,
maka mereka akan bereaksi secara bersama, karena adanya jiwa kelompok. Misalnya
orang-orang yang sementara menonton bioskop, atau di pasar. Massa adalah sejumlah
kelompok besar yang berada dalam suatu lingkungan besar yakni lingkungan yang lebih
besar dari lingkungan kerumunan.Dalam massa ini individu tidak saling berhubungan
secara interpersonal. Misalnya penduduk sebuah kota adalah massa.Kelompok yang
11
terakhir adalah publik Lingkungan publik ini lebih besar dari lingkungan massa dan tidak
ada hubungan interpersonal.Misalnya penonton Liga Inggeris adalah publik dan ini
bersifat lokal atau seluruh dunia ( global).
Dilihat dari jenis tingkah lakunya maka massa ini terbagi atas kerumunan biasa,
kerumunan ekspresif dan kerumunan aksi serta kerumunan ekspresif.Kerumunan biasa
adalah kumpulan orang yang terjadi dalam waktu yang singkat, dan mereka tidak saling
mengenal.Misalnya kumpulan orang yang berbelanja di mall.Kerumunan konvensisonal
adalah kerumunan yang aktivitasnya diatur oleh kebiasaan.Perilaku orang bersifat
spontan tak dibuat-buat namun pola tingkah laku tidak akan menyimpang dari ketentuan
yang sudah ada. Misalnya penonton pertandingan sepak bola.
Kerumunan aksi adalah adalah kerumunan yang perilakunya jelas menuju ke
suatu tujuan tertentu dan bisa bersifat agresif.Misalnya pengunjuk rasa yang damai
maupun yang rusuh.Kalau jumlah orang yang terlibat dalam kerumunan ini terbatas,
maka dinamakan mob.Inilah yang disebut massa aktif. Massa lain disebut masa pasif atau
audience Tapi massa aktif itu bisa berubah menjadi massa pasif dan begitu sebaliknya.
Penonton yang turun ke lapangan bola kaki dan memprotes wasit yang tidak jujur sambil
mengeroyok dia, adalah massa aktif, tapi ketika polisi anti huru hara menenangkan
mereka, keadaan berubah menjadi massa pasif.
Kerumunan ekspresif adalah kerumunan yang bertujuan untuk mengekspresikan
perasaan-perasaannya dengan jalan tertawa dan berteriak-teriak. Misalnya kumpulan
anak muda yang nongkrong di jalan sambil bernyanyi dan tertawa.
Tingkah laku kelompok
Mekanisme-mekanisme apa yang terjadi dalam kelompok sehingga kelompok itu
bertingkah laku. Ada empat macam teori tentang hal ini ( Sarlito, 2009, hal.208-
210).Teori pertama berasal dari tokoh-tokoh aliran-aliran psikologi klasik. Teori ini
menyatakan bahwa unit terkecil yang dipelajari dalam psikologi adalah
individu.Karenanya kelompok adalah sekumpulan individu dan tingkah laku kelompok
adalah gabungan-gabungan tingkah laku individu itu secara bersama-sama.
Teori kedua dipelopori oleh Gustave de Lebon, seorang psikolog Perancis, yang
mengatakan bahwa bila beberapa orang berkumpul, maka mereka akan menampilkan
tingkah laku yang sama sekali berbeda dengan ciri tingkah laku individu itu masing-
masing.Perbedaan itu disebabkan oleh adanya jiwa kelompok atau group or collective
mind yang tidak tunduk pada sifat individu itu masing-masing tapi pada jiwa kelompok
tadi. Karenanya kelompok betindak, merasa dan berpikir berbeda dari masing-masing
individu.Sebagai anggota kelompok orang bisa saja melakukan hal-hal yang luar biasa,
yang tidak pernah dilakukannya, kalau dia berada sendirian.Ia tidak bertindak menurut
kehendaknya sendiri, tapi menurut kehendak jiwa kelompok.Teori ini masuk akal namun
sulit untuk mengukur bagaimana jiwa kelompok itu, karena bersifat tidak kongkrit.
Begitu pun teori individual kurang diterima karena bagimana pun karena kelompok
bukanlah sekedar kumpulan orang yang berada pada suatu tempat.
Teori ketiga yang dipelopori pertama kali oleh Kurt Lewin ( 1890-1947) yang
disebut teori dinamika kelompok.Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku kelompok
merupakan fungsi kepribadian individu dan situasi sosial. Dalam hal ini kelompok tidak
mempunyai jiwa sendiri, karena perilaku kelompok tidak dapat dipisahkan dari perilaku
individu.Individu dalam kelompok mempunyai perasaan kebersamaan dengan orang-
orang lain dalam kelompok. Perasaan kebersamaan inilah yang memengaruhi individu
untuk bertindak.Saling memengaruhi antara anggota kelompok inilah yang disebut situasi
sosial.Individu yang sudah dipengaruhi oleh kelompok, akan merobah tingkah lakunya
12
sesuai dengan tingkah laku kelompok, tapi juga tingkah laku individualnya, akan
memengaruhi situasi social.
Teori keempat dijelaskan oleh Neil Smelser ( Sarlito 2009, hal.211).Menurut ahli
ini, perilaku kelompok dipengaruhi oleh oleh enam factor yang berurutan secara logis,
meski tak secara kronologis.Faktor pertama adalah situasi masyarakat yang tertekan, dan
tekanan tidak dapat diungkapkan keluar, tapi didorong ke bawah sadar.Faktor kedua
adalah keadaan kondusif bagi terjadinya perilaku massa.Misalnya ada rasa tidak saling
percaya antara kelompok masyarakat. Banyak terjadi desas desus dalam
masayarakat.Faktor ketiga ialah adanya kepercayaan masyarakat bahwa suatu hal sedang
dan akan terjadi. Misalnya akan ada kenaikan harga barang.Keempat ada sarana dan
prasarana untuk mengarahkan kelompok.Misalnya adanya HP, internet dll, semuanya
merupakan sarana untuk menyebarkan informasi kepada public.Kelima, kurangnya
kontrol sosial.Misalnya jumlah personil polisi kalah jauh dengan jumlah massa. Keenam,
adanya peristiwa pencetus. Misalnya konflik di Ambon dipicu oleh pertengkaran antara
seorang muslim yang kebetulan supir dan seorang tukang pungut liar yang kebetulan
Kristen. Kalau sudah ada lima factor di atas, kejadian apa saja bisa jadi pemicu.
Sifat-sifat massa
Pertama, massa itu memiliki daya untuk melarutkan individu, sehingga individu
seakan kehilangan kontrol diri dan akal sehat, dan karenanya bisa berbuat apa saja yang
merusak.Kedua impulsif, massa mudah memberikan respons terhadap stimulus yang
diterimanya Sugestibel). Ketiga, tidak rasional. Keempat adanya penguatan aktivitas,
artinya perbuatan individu dapat merangsang perbuatan anggota kelompok lainnya dalam
massa.Karenanya perlu dilakukan pencegahan antara lain dengan menghindarkan hal-hal
yang dapat meenimbulkan kekecewaan masyarakat, menampung pendapat-pendapat yang
dikemukakan, dan akhirnya pemimpin-pemimpin masyarakat, perlu memberikan contoh
yang baik, tidak hanya sekedar menguber janji tapi yang lebih penting adalah
melaksanakan janji-janji tersebut.

Kepemimpinan

Manusia hidup dalam kelompok dan supaya kelompok itu hidup baik dan teratur,
dan bisa mencapai tujuannya, dibutuhkan pemimpin. Oleh karena itu masalah
kepemimpinan mendapatkan perhatian, dari psikologi. Ada berbagai pengertian mengenai
kepemimpinan itu.Berdasarkan sejumlah sumber, Walgito memberikan pengertian
kepemimpinan antara lain sebagai berikut.(Walgito, 2001, hal.90).Leadership is the
process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement. Atau
leadership is the exercise of authority and the making of decision.Dari dua pengertian ini
jelas bahwa kepemimpinan itu memiliki variable berikut: adanya seorang pemimpin,
adanya kelompok yang dipimpin, adanya tujuan yang mau dicapai, adanya aktivitas,
adanya interaksi dan adanya otoritas.
Kepemimpinan itu merupakan suatu hal yang dapat dipelajari tapi juga suatu seni
dan bakat.Dalam perkembangan hidup manusia ada sejumlah teori tentang kepemimpinan
dan pemimpin (Walgito, 2001. hal.92-93; Sarlito, 2009, hal.220-223)
Pertama teori keseimbangan. Dalam teori ini dinyatakan bahwa dalam diri
seorang pemimpin terdapat berbagai kemampuan dan sifat yang saling
mengimbangi.Pemimpin itu harus keras tapi ia juga harus punya hati, mengerti perasaan
orang lain.

12
Kedua, teori pemusatan energi psikis.Menurut teori ini, seorang pemimpin adalah
orang biasa yang memiliki kelemahan dan tidak mempunyai bakat yang isitimewa.Tapi
orang ini bekerja keras dan memusatkan tenaga psikisnya pada bidang tertentu, sehingga
ia mengungguli orang lain.Dengan itu ia bisa dipilih menjadi pemimpin.
Ketiga teori bakat khusus.Teori ini menekankan pentingnya bakat
khusus.Kemampuan khusus yang telah dikembangkan ini, harus sesuai dengan keadaan
kelompok, sehingga kelompok menganggapnya sebagai seorang pemimpin.Beethoven
dan Einstein adalah orang yang berbakat dalam bidangnya masing-masing, dan
karenanya keduanya memiliki penggemar dan pengikutnya.Teori ini mirip teori great
man theory.
Keempat adalah teori pemahaman yang tiba-tiba.Menurut teori ini seorang
menjadi pemimpin, karena ia tiba-tiba melihat hubungan antara dua atau tiga hal dalam
masyarakat, yang tadinya tidak dilihat oleh orang lain.Dan hubungan itu penting sekali
untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi oleh kelompok. Hal inilah yang
mendorong seseorang untuk berjuang menjadi pemimpin.Contoh Mahatir Muhammad,
PM Malaysia.
Teori kelima, teori kemampuan di antara ketidakmampuan.Teori ini menyatakan
bahwa suatu yang lemah akan dikompensasi atau diimbangi oleh suatu yang kuat.Di
antara kelompok yang yang tidak memiliki suatu kemampuan apa pun, muncullah
seorang yang memiliki kemampun untuk memimpin kelompok tersebut.Contah antara
lain Soekarno.
Keenam, teori konjungtur.Teori ini manyatakan bahwa kepemimpinan itu
dipengaruhi oleh berbagai factor. Konjungtur adalah gabungan beberapa factor.Faktor-
faktor ini adalah adanya bakat, adanya krisis yang dialami oleh kelompok, adanya
kesempatan bagi pemimpin untuk membuktikan kemampuannya.
Ketujuh teori Proses kelompok. Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan itu
semata-mata ditentukan oleh interaksi antara anggota dalam kelompok. Seorang
pemimpin akan muncul begitu saja oleh interaksi dalam kelompok.
Sifat-sifat pemimpin.
Seorang pemimpin itu harus memiliki stamina, pengikut, energi, kecakapan dan
kecerdasan, karakter, bersih dan jujur seta simpati. Stamina adalah kemampuan untuk
bertahan dan tidak mudah menyerah, bila menghadapi kesulitan.Yang penting ialah ada
suatu hal penting yag diperjuangkannya.Tak ada pemimpin tanpa kelompok.Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mengenal baik sifat-sifat kelompoknya, sehingga ia
dapat mengarahkan tingkah laku kelompoknya. Seorang pemimpin harus memiliki
kecakapan, ia harus melebihi pengikutnya dalam salah satu atau beberapa bidang. Begitu
pun ia harus cerdas agar ia mampu memahami, menganalisis dan memedahkan persoalan-
persoalan yang dihadapinya.Pemimpin harus memiliki karakter serta sifat-sifat yang baik,
kata-katanya dipercayai oleh kelompoknya. Ia juga harus mampu memahami perasaan
kelompoknya.
Dilihat dari cara serta sifat-sifat kepemimpinan itu, maka ada kepemimpinan
langsung dan tak langsung, ada kepemimpinan konservatif dan liberal, ada
kepemimpinan otokratis, serba boleh dan otoritatif, kepemimpinan partisan dan tidak
memihak. Kepemimpinan langsung adalah kepemimpinan di mana pemimpin hadir
secara fisik di tengah-tengah yang dipimpinnya untuk mengarahkan mereka. Inilah
kepemimpinan yang bersifat sosial.Kepemimpinan tak langsung, adalah kepemimpinan di
mana pemimpin tidak langsung hadir secara fisik, tapi memengaruhi kelompoknya

12
dengan karya-karyanya. Para nabi dan filsuf diikuti teladannya, karena karya-karyanya.
Bisa juga dikatakan kepemimpinan mental.
Kepemimpinan liberal adalah kepemimpinan yang lebih banyak memperjuangkan
hal-hal baru dan perubahan social. Sedangkan pemimpin konservatif adalah pemimpin
yang memperjuangkan hal-hal dari masa lalu. Pemimpin yang otokratis adalah pemimpin
yang bergaya ditaktor, mau mengikuti kehendaknya sendiri. Pemimpin yang serba boleh
adalah pemimpin yang membiarkan pengikutnya mengikuti kemauannya sendiri. Dan
akhirnya kepemimpinan autoritatif adalah kemimpinan di mana si pemimpin
mendengarkan pendapat dan masukan dari yang dipimpinannya, sebelum ia mengambil
suatu keputusan.Dalam kenyataan, tidak ada satu gaya kepemimpinan yang dipraktekkan,
secara murni, karena hal ini akan sangat bergantung pada situasi dan kondisi.
Kepemimpinan partisan adalah kepemimpinan yang pro atau kontra sesuatu,
misalnya aliran politik atau agama tertentu, demi kepentingan kelompoknya. Karenanya
sering pemimpin model ini suka berdebat dan ingin mempertahankan
pendapatnya.Pemimpin yang tidak memihak adalah pemimpin yang obyektif, di mana
apa yang diperjuangkannya adalah kebenaran, demi kepentingan orang banyak.
Peran dan status
Dalam kelompok ada peran dan status. Peran adalah fungsi social tertentu yang
disandang oleh seorang anggota kelompok.Selain itu ada status yang tidak lain dari posisi
tertentu yang diberikan kepada seseorang sesuai dengan peranan orang tersebut dalam
kelompok.Ada status yang dipastikan, yakni status yang diberikan kepada seseorang
karena factor usia, pangkat dan keturunan.Ada status yang diperkirakan, artinya status
yang dapat diterima atau dittolak oleh orang bersangkutan, sesuai dengan
keinginannya.Dan ada status yang diusahakan, artinya status yang diperoleh karena usaha
dan kerja keras seseorang, berdasarkan pengetahuan atau kemampaun yang bersangkutan.
Tugas-tugas pemimpin
Mengutip sejumlah sumber, Walgito memberikan fungsi-fungsi seorang
pemimpin sebagai berikut (Walgito, 2001, hal 94 -95)Pertama, seorang pemimpin
bertugas mengawasi dan menyalurkan perilaku kelompok. Ia juga bertugas sebagai juru
bicara kelompok. Kedua, selain itu seorang pemimpin adalah seorang eksekutif, seorang
perencana, seorang pembuat kebijakan, seroang ahli, seorang yang mewakili kelompok
keluar, seorang pengontol perilaku kelompok, seorang pemberi hadiah atau hukuman,
seorang pelerai/penengah, seorang panutan, seorang simbol dari kelompok, seorang
idealis dan seorang yang bisa menjadi kambing hitam.
Imitasi, simpati, identifikasi dan sugesti
Dalam interaksi social imitasi merupakan salah faktor yang penting.Imitasi adalah
dorongan untuk meniru orang lain. Anak misalnya belajar bahasa dengan meniru orang
tuanya berbicara.Imitasi ini tidak berjalan otomatis. Karena imitasi ini terjadi, kalau ada
sikap menerima dari pihak yang mengimitasi.
Faktor lain yang berperanan juga dalam interaksi social adalah identifikasi.
Identifikasi adalah proses di mana anak mengambil oper norma-norma, sikap-sikap dll
dari orang tuanya, dan menjadikannya sebagai norma dan sikap-sikapnya sendiri.Proses
identifiakasi ini dapat ditempuh dengan dua cara yakni anak menerima norma-norma
social, karena oang tuanya telah menanamkan dan mengajarkan norma-norma itu
kepadanya. Dan kedua, anak mengidentifikasikan diri dengan orang tuanya.Karenanya
peranan orang tua sangat penting sebagai tokoh identifikasi.Ketika anak mencapai masa
remaja, tokoh identifikasi mulai beralih pada orang-orang lain. Dan sering tokoh-tokoh
ini berbeda-beda, maka anak sering mengalami krisis identitas.
12
Ada dua jenis identifikasi ini yakni identifikasi tanpa pembatinan dan identifikasi
dengan pembatinan. Identifikasi pertama terjadi, ketika orang atau anak cuma meniru apa
yang lahir saja. Sedang identifikasi dalam arti yang kedua, nilai-nilai orang lain
dibatinkan dan dijadikan miliknya sendiri.
Simpati adalah perasaan tertarik seorang kepada orang lain.Dan ini terjadi dengan
sendirinya. Mengapa orang tertarik kepada orang lain, sulit untuk dijelaskan. Berlawanan
dengan ini adalah antipati artinya kecenderungan untuk menolak orang lain.Empati
adalah kemampauan untuk memahami pikiran dan merasakan perasaan orang lain seolah
semuanya adalah pikiran dan perasaan kita sendiri.
Sugesti.
Sugesti adalah “Pengaruh terhadap jiwa dan laku seseorang dengan maksud
tertentu sehingga pikiran, perasaan dan kemauan terpengaruh olehnya, dan orang
menuruti pengaruh tersebut tanpa pemikiran lebih dahulu” (Sujanto hal. 90). Orang yang
disugesti disebut sugestibel dan yang mensugesti disebut sugestif (orang yang memiliki
daya pengaruh).
Tujuan Sugesti :
Pertama, memiliki arti besar dalam pembuktian/pemastian fakta sosial. Individu
tersugesti oleh informasi, nasihat, tulisan-tulisan dalam surat kabar.
Kedua, memperingan pekerjaan yang sangat berat (sugesti positip).
Ketiga, membangkitkan tenaga dan kegairahan psikis dalam proses belajar mengajar. Dan
ini merupakan seni mengajar, seni membangkitkan gairah belajar sehingga minat dan
perhatian anak ditimbulkan.
Keempat, pendidikan kemauan. Sugesti diberi, bila/selama orang belum memiliki jalan
hidup sendiri, sehingga sugesti bertujuan memotifisir orang untuk memilih jalan hidup
sendiri. Lama kelamaan sugesti berkurang.

Cara mensugesti :
Ada beberapa cara sugesti yakni :
- dengan cara membujuk atau memuji. Anak yang malas dibujuk untuk menjadi
lebih rajin.
- Menakut-nakutkan anak. Anak kecil ditakut-takuti dengan ular.
- Menunjukkan kelemahan yang disugesti.
- Dengan alat-alat tertentu misalnya dengan pandangan mata : mata menyala.
- Suara/kata : halus kasarnya suara bisa mempengaruhi anak.
- Air Muka : Muka berseri, merah padam.
- Suri teladan.
- Dengan semboyan : sekali merdeka tetap merdeka, dll. Repetitio est meter
studiorum.

Macam Sugesti :
Dari sumbernya, maka sugesti dibagi atas sugesti dari diri sendiri/autosugesti dan
sugesti dari orang lain. Dari jumlah orang, sugesti dibedakan atas sugesti
kelompok/pribadi dan sugesti missal. Autosugesti adalah sugesti yang datang dari diri
sendiri dan ditujukan pada diri sendiri. Dan ini dapat bersifat positip: artinya mendorong
orang untuk maju, dan dapat bersifat negatip artinya menghambat kemajuan orang.
Misalnya seseorang mensugesti diri bahwa ia sakit. Dengan perasaan yang kuat dan
berlaku sebagai seorang yang sakit, akhirnya ia menjadi sakit. Sering berhasil.

12
Sugesti massal, sugesti yang diberikan kepada banyak orang pada tempat, waktu,
situasi dan perasaan yang sama. Akibatnya kesanggupan merasa, berkemauan, berpikir
hilang atau kurang berfungsi, terdesak oleh perasaan dan kemauan massa. Sehingga
tindakan orang tak terkendali lagi, orang tak kritis lagi, orang dikendalikan oleh
ketaksadarannya – asal maksud tercapai.

Bahaya Sugesti :
Sugesti bisa berbahaya karena beberapa alasan :
- membunuh yang disugesti.
- Tak tepat, karena orang bisa saja memberi perintah tapi sendiri tak melaksanakan
perintah tersebut.
- Autsugesti yang berlebih-lebihan menyebabkan orang lupa akan kemampuannya
sendiri dan ini bisa mengakibatkan keputus-asaan.
- Sugesti massa yang berlebih-lebihan membahayakan kepentingan umum dan
pribadi. Misalnya waktu demonstrasi.

Syarat-syarat yang memudahkan terjadinya sugesti.


Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya sugesti yakni sugesti
karena hambatan berpikir, sugesti karena keadaan pikiran terpecah-pecah, sugesti karena
otoritas, sugesti karena mayoritas, dan sugesti karena “will to believe”.(
Sugesti karena hambatan berpikir. Dalam hal ini disugestikan mengambil alih
pikiran dan pandangan orang lain tanpa suatu pertimbangan kritis. Hal ini bisa terjadi
apabila cara-cara berpikri kritis sudah terhambat misalnya karena lelah berpikir, atau
juga karena daya pertimbangan kritis berkurang, karena adanya rangsangan-rangsangan
emosional seperti rasa kagum ataupun rasa kasihan, dll. Hitler misalnya pada jamannya
berhasil mempengaruhi pikiran massa antara lain karena banyak kali rapat-rapatnya
diadakan sampai jauh malam, sehingga orang telah lelah berpikir dan karenanya orang
mudah disugesti.
Sugesti karena pikiran terpecah-pecah (disosiasi). Sugsesti mudah terjadi karena
pikiran orang terpecah-pecah. Orang bingung karena orang dihadapkan pada kesulitan-
kesulitan hidup yang tak mampu diatasinya. Kalau orang dalam keadaan bingung maka
orang akan mudah terkena sugesti. Mislanya orang yang ditimpa bermacam-macam
kesulitan, kerap pergi ke dukun untuk meminta nasihatnya yang bisa membantu dia untuk
bisa keluar dari kesulitannya. Dalam hal ini orang mengikuti saja nasihat dukun, karena
pikirannya dalam keadaan kacau.
Sugesti karena otoritas. Dalam hal ini orang kerap cenderung menerima
pandangan serta pikiran tertentu karena pandangan dan pikiran itu berasal dari orang-
orang yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu atau orang yang memiliki prestise
social tertentu. Sering terjadi dalam propaganda dimana ucapan seorang ahli atau seorang
yang punya prestise social diterima begitu saja.
Sugesti karena mayoritas. Dalam hal ini orang kerap cenderung menerima
pandangan atau pikiran orang lain, apabila pandangan/sikap tersebut didorong oleh
mayoritas, atau oleh sebagian besar kelompoknya. Orang menerima pandangan tersebut
karena kebanyakan sudah berpandangan demikian.
Sugesti karena “will to believe”. Sering terjadi bahwa sikap pandangan orang lain
diterima, karena sikap/pandangan itu sudah ada pada diri orang yang bersangkutan (yang
disugesti). Jadi orang tersugesti karena “will to believe” artinya orang meyakini
pandangan dan sikap orang lain itu sebagai sudah ada dalam dirinya, Cuma masih
12
terkubur. Dengan mendengar/melihat pandangan orang lain, orang mulai menyadari
bahwa pandangan yang sama itu sudah ada dalam dirinya, tinggal untuk diaktipkan dan
dikembangkan.

Aplikasi dalam Pendidikan :


- Gunakan sugesti positip. Anak yang malas disugesti untuk menjadi lebih rajin.
- Autosugesti Positip : dengan menggunakan sugesti model ini anak diharapkan
dapat mengembangkan diri sendiri. Dengan mensugesti diri, dia sadar dan tahu
bahwa dia mampu.
- Dengan sugesti, pelajaran yang sukar menjadi mudah.

Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seorang kepada orang lain.Ada
lima unsur dalam komunikasi ini yakni ada pengirim berita, ada penerima berita, ada
pesan atau berita, ada alat pengiriman berita serta sistim symbol.
Pengirim dan penerima berita. Pengirim berita ingin menyampaikan suatu pesan
kepada penerima berita, dan begitu sebaliknya penerima berita ingin mendapatkan brita
yang disampaikan kepadanya.Supaya ada komunikasi maka perlu adanya dua orang atau
lebih, adanya fokus pada pokok pembicaraan, searah dalam tujuan pembicaraan dan
adanya bahasa yang sama-sama dimengerti.
Berita yang dikirim bisa menyangkut fakta dan informasi, semua ini terkait
dengan rasio. Emosi, hanya ungkapan perasaan yang mau disampaikan kepada orang lain.
Paling banyak dalam kehidupan harian manusia adalah fakta dan emosi
bercampur.Dalam hal ini, ungkapan emosi, terutama yang negatip, diupayakan untuk
dihindari, karena bisa saja
terjadi, pesan yang disampaikan tidak obyektif lagi, karena dipengaruhi oleh emosi
kita. .Karena emosi yang negatip lebih-lebih menyangkut orang atau pihak lain, bisa
memancing emosi yang sama.
Media komunikasi yang biasa digunakan adalah suara/bunyi dalam hal ini bahasa
lisan atau tulisan/media cetak dan media elektronik, seperti HP dan Internet serta
TV.Unsur yang kelima adalah sistim symbol. Manusia sering menggunakan tanda-tanda
dalam berkomunikasi.Misalnya melambaikaan tangan untuk memanggil seseorang.Sering
manusia menggunakan symbol yang serupa dengan tanda tapi berbeda dengan tanda.
Karena symbol itu bersifat tak terbatas, dan lebih abstrak.Bahasa adalah satu sistim
symbol. Angka dan simbol-simbol lain juga digunakan dalam Ilmu pasti seperti symbol
< : lebih kecil atau : > lebih besar dari yang lain. Sedang tanda bersifat lebih terbatas dan
kongkrit.Artinya satu tanda mempunyai satu arti saja dan tidak berubah-ubah dalam
jangka waktu yang lamaMisalnya anjing melolong untuk memanggil kawannya.
Jenis komunikasi. Komunikasi itu bisa komunikasi searah atau komunikasi dua
arah.Komunikasi searah artinya komunikasi yang datang dari satu pihak saja sedang
yang lain cuma menjadi pihak penerima.Komunikasi dua arah, dua pihak terlibat dalam
komunikasi. Pihak yang satu menyampaikan berita kepada pihak lain, dan pihak yang
lain mendengarkan dan meresponsnya.Respon yang terus menerus akhirnya terjadi dialog
antara keduanya.
Kesulitan dalam komunikasi.
Ada berbagai kendala dalam komunikasi, antara lain kendala karena terbatasnya
dan perbendaharaan kata atau sistim symbol.Sering apa yang kita rasakan atau pikirkan
sulit untuk kita ungkapkan dalam kata-kata.Kesulitan yang lain adalah terbatasnya daya
12
ingat.Hal-hal yang kita ketahui, makin lama makin kabur dalam ingaan kita.Terakhir
adalah gangguan dalam media komunikasi misanya gangguan saluran telpon atau
gangguan pendengaran.

Prasangka
Prasangka adalah penilaian terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta dan informasi
yang tidak lengkap.Jadi prasangka adalah sikap apriori, suatu sikap yang tidak
menyenangkan yang dimiliki anggota suatu kelompok terhadap anggota kelompok
lain..Pada umumnya, bila kita bicara tentang prasangka maka yang diimaksudkan adalah
prasangka negatip. Salah satu cara untuk menyebarkan prasangka adalah dengan
perantaraan stereotip.Stereotip adalah suatu kecenderungan dari seseorang atau kelompok
orang untuk menampilkan gambaran keliru mengenai sekelompok orang lain.
Sumber prasangka. Prasangka bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, tapi
dipelajari.Lewat modeling, identifikasi dan sosialisasi, prasangaka bisa diperoleh.Sumber
utama prasangka adalah perbedaan antarkelompok, yakni perbedaan etnis, perbedaan
antara mayoritas dan minoritas, perbedaan agama, perbedaan ideologi serta kejadian
historis.Prasangka karena perbedaan ideologi misalnya prasangka Amerika terhadap
orang komunis.Prasangka karena kejadian historis adalah prasangka yang bertolak dari
masa lalu. Misalnya perlakuan suatu kelompok yang diskrikminatif masa lalu terhadap
kelompok lain, akan meninggalkan luka yang mendalam bagi kelompok yang
ditekan.Dan perasaan ini akan terus berpengaruh pada hubungan antara kedua kelompok
itu. Misalnya prasangka orang kulit putih di Amerika terhadap orang Negro berakar pada
sejarah perbudakan orang Negro oleh para pioneer Amerika ratusan tahun yang lalu.
Upaya penanggulangan prasangka ini antara lain lewat pendidikan anak-anak baik
di rumah, sekolah dan masyarakat.Cara lain lewat kontak dan dialog yang terus menerus
antara dua kelompok, agar bisa diperoleh jalan keluar.

Pokok Bahasan XIII

Kepribadian

Tujuan pokok bahasan:


Memahami apa yang dimaksudkan dengan kepribadian, kepribadian menurut
beberapa aliran psikologi, ekspresi kepribadian, cara-cara mengukur kepribadian, jenis-
jenis kepribadian, kepribadian yang sehat dan kepribadian yang abnormal atau gangguan
kepribadian.

Pengertian kepribadian

Ada banyak pengertian kepribadian itu. Dalam bahasa Inggeris, kepribadian itu
adalah personality yang berasal dari kata Latin persona. Pada mulanya kata persona
menunjuk pada topeng yang digunakan oleh pemain drama pada jaman Romawi dalam
memainkan peranannya, sesuai dengan topeng yang dikenakannya.Kemudian kata
persona menjadi istlah yang mengacu pada gambaran sosial yang diberikan oleh

12
kelompok atau masyarakat kepada individu tertentu. Dan individu ini diharapkan
bertingkah laku sesuai dengan gambaran sosial tadi.
Definisi yang paling dikenal adalah definisi kerpibadian yang diberikan oleh
Allport.Ia mendefinisikan kepribadian sebagai “organisasi dinamis dalam diri individu
yang terdiri dari sistim-sistim psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang
unik dari individu tersebut terhadap lingkungannya.’ Dalam definisi ini ada sistim psikis
dan ada sistim fisik. Sistim psikofisik ini terorganisir secara dinamis, artinya terus
menerus berubah sehingga individu bersangkutan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dalam caranya yang unik.Kepribadian itu selalu berubah, karena ia harus
menyesuaikan diri dengan keadaan. Tapi masih ada segi-segi yang menetap seperti sifat-
sifat individu, gerak-geriknya dll. Aspek-aspek yang bisa berubah lewat latihan dan
pengalaman, misalnya disiplin, ketekunan, sikap kerja.

Penggolongan kepribadian

Tipe-tipe kepribadian
Hipokrates dan Galenus (S. M) menyatakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi
empat golongan: sangguinis,(periang) melancholicus,(pemurung dan pesimistis)
flagmeticus (lamban dan pemalas) dan cholericus( garang dan agresif)..Pembagain ini tak
diterima lagi, tapi masih ada yang memakainya.
Spranger membagi manusia atas manusia politik, manusia ekonomi, manusia
social, manusia seni, manusia agama dan manusia teori (Sobur, 2003, hal.315).
Selanjutnya C.Jung membagi kepribadian manusia atas tiga macam, tipe ekstrovert,
orang yang perhatiannya lebih diarahkan ke luar dirinya. Tipe introvert, orang yang
perhatiannya lebih mengarah kepada dirinya.Tipe ambivert, tipe kepribadian yang tidak
termasuk dalam dua tipe di atas.
Sheldon menggambarkan kepribadian manusia terdiri atas komponen
kejasmasnian, komponen temperemen, dan komponen psikiatris ( Sobur, 2003, hal.318-
319).
Kritik: penggolongan kepribadian kurang memperhatikan sifat khas individu.
Sifat dinamis manusia dan pengaruh kebudayaan atas pribadi manusia, juga kurang
diperhatikan.
Teori kepribadian menurut aliran-aliran psikologi.
Teori kepribadian Psikoanalisis. Freud membagi sistim psikis manusia atas id, ego
dan superego. Id adalah naluri manusia, prinsipnya adalah kenikmatan, ego adalah aspek
eksekutip diri di mana prinsip realitas menjadi tujuannya, dan superego (aspek
sosiologis ) di mana terdapat internalisasi nilai-nilai sosial.
Teori kepribadian Behaviorisme
.Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh tingkah lakunya
melalui belajar. Ada interaksi antara individu dan lingkungan.
Teori kepribadian menurut aliran psikologi Kognitif.Kepribadian adalah elemen-
elemen kesadaran yang saling terkait dalam lapangan kesadaran. Salah satu teori sifat
kepribadian adalah “the Big Five Theory (Lima dimensi Model kepribadian) yang
dikembangkan oleh Lewis Goldeberg berdasarkan teori Thurstone.Teori ini menyatakan
bahwa ada lima sifat inti dasar manusia yang menentukan kepribadian manusia.Kelima
dimensi itu adalah openness to experiences, conscientiosness, extraversion,
agreeableness, dan neuroticisme ( Sarlito, 2009, hal.172).
Pembentukan identitas diri dan Ekspresi kepribadian
12
Pembentukan kepribadian adalah proses integrasi pengalaman-pengalaman ke
dalam kepribadian yang makin lama makin menjadi dewasa. Ada pengalaman-
pengalaman yang umum, misalnya kebudayaan, meski pengaruhnya terhadap individu
tidak sama. Selain kebudayan ada pengalaman-pengalaman khusus yang dialami oleh tiap
individu.
Kepribadian dapat ditampilkan lewat penampilan fisik, temperamen, kecerdasan
dan kemampuan, arah minat, sikap social, kecenderungan dalam motivasi,cara-cara
pembawaan, dan kecenderungan patologis.( Sarlito, 2009, hal.177-178).
Pengukuran Kepribadian
Pengukuran kepribadian dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni observasi
direk, wawancara, tes proyektip dan inventori kepribadian (Sobur 2003, hal. 324-325)
Kepribadian yang sehat
Sehat secara psikologis artinya adanya kemampuan orang untuk mengembangkan
diri sesuai dengan tuntutan realitas yang sebenarnya. Tandanya: kepercayaan akan diri
dan akan orang lain, tak ragu-ragu tapi berani, adanya inisiatif untuk berkembang, tak
minder, jujur terhadap diri, mampu berdedikasi, kontak dengan sesama, integritas diri.
( Sobur, 2003, hal.335-336).
Kepribadian abnormal dan Gangguan Kepribadian/Mental.
Orang yang tingkah lakunya berbeda dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat adalah orang abnormal.Kriteria utama untuk mendefinisikan perilaku
abnormal adalah pelanggaran norma sosial.Kriteria lain adalah ketidaksenangan pribadi,
perilaku maladatif, salah penyesuaian, ketidakmatangan dan tekanan batin
DSM-IV versi 1994 membagikan gangguan kepribadian atas lima poros/axis
Sarlito, 2009, hal.247)..
Poros I: Gangguan klinis
Poros II: Gangguan Kondisi kepribadian
Poros III: Kondisi medis dan Gangguan fisik
Poros IV: Faktor-Faktor Psikososial
Poros V: Skala fungsi untuk Anak-Anak.
Diagnosis berbagai gangguan dibicarakan dalam poros 1-III.Gangguan Poros I termasuk
gangguan kecemasan, bipolar disorder, ADHD, phobias dan skizofrenia.Gangguan poros
II termasuk paranoid personality disorder, schizotypal personality disorder, borderline
personality disorder, antisocial personality disorder,narsisistic personality disorder,
histrionic personality disorder, avoidant personality disorder, dependant personality
disorder, obsessive compulsive personality disorder and mental retardation(Sarlito,
2009, hal.248).
Gangguan III banyak ditemukan pada benturan /luka pada otak dan gangguan fisik
lainnya. Dalam bahasan berikut, cuma beberapa bagian dari tiga poros itu yang
dibicarakan.
Gangguan Poros I
Gangguan Poros I yang banyak ditemukan adalah depresi, gangguan kecemasan,
bipolar disorder ( emosi yang berubah-ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya),
gangguan karena kurang adanya konsentrasi ( ADHD), phobias dan skizofrenia.
Ciri-ciri gangguan depresi antara lain adalah perasaan murung, kehilangan gairah
untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukan. Penyebabnya beragam. Penyebab
psikologis al. kegagalan dalam mencapai tujuan/harapan, seperti putus cinta, tidak
diterima di PT dll. Ada juga penyebab fisik, seperti sakit kanker yang tidak sembuh-
sembuh. Dokter perlu memeriksa hal ini dengan teliti. Depresi yang ringan, yang sekali-
12
kali terjadi, tidak perlu ada penanganan medis. Depresi yang perlu penanganan adalah
depresi yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama, dan berat, sehingga
mengganggu kehidupan social yang bersangktan, mis. mengganggu pekerjaan. Biasanya
yang menderita gangguan psikologis ditangani dengan psikoterapi. Aaron T. Beck
memberikan sejumlah gejala orang yang ditimpa depresi yakni sedih, pesimistis, rasa
gagal, tidak puas, rasa bersalah, rasa terhukum, tak suka akan diri sendiri, teriak tiba-tiba,
lekas marah, isolasi diri, ragu-ragu, kurang tidur, hilang selera makan, kurang gairah
seksual ( Sarlito, 2009, hal.250).
Gangguan Kecemasan ( Anxiety Diosder)
Cemas adalah takut yang tidak jelas obyeknya dan tidak jelas pula alasannya.
Kalau gangguan itu disertai tanda-tanda fisik seperti jantung berdebar, tekanan darah
naik, tak bisa tidur, dan berlangsung relatif lama, maka ini sudah digolongkan dalam
kecemasan.Kecemasan bisa timbul sejak awal perkembangan seorang individu atau
karena orang mengalami suatu pengalaman traumatis. Ada berbagai terapi untuk
menangani kecemasan ini, seperti Cognitive Behavior Therapy dll.
Jenis-jenis kecemasan antara lain kecemasan umum, panic disorder, social anxiety
disorder, atau fobia social dan separation disorder. Kecemasan umum terdapat pada
wanita dua kali lebih banyak dari pada laki-laki. Dalam jenis ini, yang besangkutan tidak
mengetahui apa yang dicemaskan dan alasan kecemasannya. Gejala-gejalanya antara
jantung berdebar-debar, sakit kepada, tidak bisa tidur dll.
Jenis yang kedua adalah panic. Ini adalah perasaan terror yang intens, gemetar,
sesak napas. Biasanya panic ini timbul, karena adanya peristiwa yang menakutkan, stress
yang berkelanjutkan. Fobia social adaalah gangguan di mana oang merasa bahwa dia
selalu dinilai jelek oleh orang lain, termasuk orang yang takut untuk tampil di depan
umum, atau takut untuk bergaul dengan orang dari jenis kelamin lain. Dalam jenis yang
keempat yakni separation anxiety, orang takut untuk menghadapi perpisahan dengan
orang lain. Hal ini biasanya terjadi pada anak-anak, ketika ditinggalkan ibunya, atau
waktu mau masuk TK, karena rasa amannya terganggu. Tapi ini sesuatu yang normal.
Jika penderitanya orang dewasa, dan rasa cemas ini terjadi berulang-ulang, maka
penanganan seorang psikiater dibutuhkan.
Bipolar disorder. Penderita gangguan ini mengalami pergantian emosi dari yang
positif ke yang negatif secara terus menerus. Disebut bipolar, dua kutub karena, emosi itu
bergerak bolak balik dari satu emosi yang eksrim (menyenangkan) ke ekstrim yang lain
( menyedihkan) atau sebaliknya. Masa perubahan emosi ini begitu cepat, sehingga sering
selingan emosi netral antara dua kutub itu, tak dengan jelas terdeteksi. Sering penderita
mengalami delusi, artinya merasa diri menjadi sesuatu atau halusisnasi.
ADHD ( Attention - Deficit Hiperactivity Disorder) Hiperaktif tapi kurang
konsentrasi.Gangguan ini disebabkan oleh gangguan dalam perkembangan saraf.
Umumnya terjadi sejak masa kanak-kanak ( sebelum 18 tahun).Penyebabnya adalah
faktor keturunan, trauma fisik atau keracunan. Belum ada obat untuk menyembuhkan,
meski ada untuk mengurangi gejalanya, hanya perlu diadakan latihan fisik yang terus
menerus.
Ciri-cirinya: terus menerus tidak dapat menfokuskan perhatian pada satu kegiatan/hal,
hiperaktif, melompat-lompat, berlari-larian serta tidak mampu mengendalikan impuls-
impulsnya.
Erat berkaitan dengan gangguan di atas adalah autism, yakni gangguan mental
karena kelainan neurologis yaitu ada gangguan di otak atau sistim saraf.Ada setidaknya
tiga bagian otak yang terganggu yakni lobus frontalis, sistim limbic dan hemisfer kanan.
13
Gejalanya: anak bisa berkonsentrasi, penderita berjam-jam sibuk degan aktivitasnya
sendiri, misalnya memutar-mutar bola terus menerus.
Sebabnya diperkirakan akibat mutasi genetik sehingga bisa menimpa anak mana
pun, termasuk yang orang tuanya sehat.Biasanya autisme ini sudah terlihat pada anak
yang berumur 2-3 tahun. Tanda-tandanya: gerakan yang berulang-ulang , kalau dipanggil
tidak menyahut, dan penderita tidak peduli sama sekali dengan apa yang terjadi di
sekitarnya yang artinya tidak mempedulikan bahaya.Menurut Kompas Juli 2005, di
Indonesia terdapat lebih dari 4000 anak autis.
Fobia dari kata Yunani phobos artinya takut yang tidak rasional, menetap dan
sangat intens disertai dengan gejala fisik seperti keringat dingin, sesak napas
dll.Semuanya ditujukan kepada situasi orang atau benda. Orang rasa normal sejauh apa
yang ditakuti tidak ada.Penyebabnya diduga berasal dari kombinasi antara factor bakat,
keturunan dan pengalaman traumatis tertentu. Jenis fobia banyak sekali al. takut akan
tempat tinggi, takut akan tempat gelap dll.
Skizofrenia, asal kataa dari kata Yunani schizein artinya pecah, terbagi dan
phrein yang artinya jiwa. Maksudnya gangguan mental yang ditandai oleh kelainan
persepsi. Yang paling sering terjadi adalah halusinasi auditif, mendengar sesuatu tapi
obyeknya tak ada atau delusi paranoid cepat curiga. Penyebabnya tak jelas, bisa karena
keturunan atau gangguan saraf atau karena factor psikologis seperti broken home atau
gabungan dari semua ini. Yang bisa dibuat adalah meminimalkan gangguan/gejala yang
bisa membahayakan diri atau orang lain.
Gangguan Poros II
Satu gangguan mental penting dalam poros II ini adalah Dissociative Identity
Disorder ( DID) atau lebih dikenal dengan split personality atau Multiple Personality,
kepribadian ganda.Cirinya adalah minimal adanya dua identitas atau kepribadian yang
berbeda yang mengontrol perilaku orang bersangkutan.Kepribadian itu menilai dan
bereaksi terhadap lingkungan dengan cara yang sangat berbeda. Dan ketika satu
memegang kendali kepribadian-kepribadian lainnya tidak tahu menahu. Karenanya gejala
yang khas pada pasien adalah tidak ingat akan apa yang sudah dilakukannya, karena
memang ada pergantian kendali dalam kepribadian. Dr. Wilbur, seorang terapis dokter
menemukan seorang pasien yang menderita gangguan mental ini, bernama Shirley
Mason. Pasien ini memiliki 16 kepribadian yang berbeda-beda (Sarlito, 2009, hal.261).

Gangguan Poros III

Ada dua gangguan mental dalam poros III ini yakni Paranoia dan Psikopat.
Paranoia berasal dari kata Yunani para, yang berarti di samping dan nous yang berarti
jiwa atau gila. Dalam Psikiatri Paranoia berarti gangguan dalam proses berpikir yang
ditandai dengan kecemasan yang berlebih-lebihan sampai tingkat yang tidak masuk akal
disertai delusi. Ciri khas gangguan ini ialah pasien selalu merasa ada ancaman terhadap
dirinya.Misalnya ketika si penderita melihat dua orang sementara mengobrol, ia
berkesimpulan bahwa kedua orang itu berencana untuk membunuhnya. Dalam tahap
yang paling berat, orang tidak mau keluar rumah dan mengunci diri di kamar. Paranoia
ini selain sebagai gangguan mental tersendiri, bisa juga merupakan gejala skizofrenia
atau kelainan kepribadian paranoid.
Psikopat adalah istilah yang digunakan untuk orang yang secara terus menerus
menunjukkan perilaku immoral dan anti sosial. Karenanya sering disebut sebagai
sosiopat. Biasanya psikopat mengetahui bahwa perilakunya merugikan orang lain, tapi ia
13
tidak peduli, karena ia tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukannya.Karena
memang ia mengalami kelainan kepribadian.Perilaku psikopat biasanya menyangkut
perilaku agresif kriminal atau seksual misalnya berkali-kali membunuh atau memperkosa
wanita. Tingkah laku pasien sering kali menjengkelkan anggota keluarga, karena ia
berkali-kali meminjam wang orang lain tanpa mau mengembalikannya, sehingga
keluarga mengambil alih tanggungjawab, sedangkan sipeminjam merasa tidak bersalah
apa-apa. Akibatnya si penderita dikucilkan dari masyarakat, sehingga ia merasa terisolasi
atau kehilangan pekerjaan.Tindakan pencegahan: sipenderita dipenjarakan tapi sering di
penjara perilaku agresif itu terus dilakukannya.
Demikian beberapa gangguan mental sebagaimana diutarakan dalam Diagnostic
and statistical Manual of Mental Disorder.

Kepustakaan

1. Ahmadi H, Abu, Psikologi Umum, Cet.III, Jakarta: Rineka Cipta, 2003


2. Atkinson Rita L. dkk, 11th.ed. Introduction to Psychology, Pengantar
Psikologi, Jld I, Dr Widjaja Kusuma ( Penerj.), Bantam Center:
Interaksara,2002.
3. Cencini A and Manenti, Psicologia e Formazzione: Srutture e Dinamismi,
Psychology and Formation, translated by Sr. Anne Plathara & Sr. Anne
Mattappallil, Bombay: Paulin Publications, 1992.
4. Crow, L and Crow, A, An Outline of General Psychology, New Jersey:
Litlefield;Adams, & Co, 1968.
5. Handoko Martin, Motivasi, Daya Penggerak Tingkah Laku, Yogyakarta:
Kanisius, 1992
6. Hilgard . Ernest R, et al. Introduction to Psychology, seventh ed, New York:
Harcout Brace Jovanovich, Inc, 1979.
7. Mahmud.M. Dimyati, Psikologi, Suatu Pengantar,ed.1 Yogyakarta: BPFE,
1990.
8. Patty, F. et.al, Pengantar Psikologi Umum, Cet. IV, Surabaya: Usaha
Nasional, 1982.
9. Prasetya Mardi, Psikologi Hidup Rohani , jld 1, Cet.III, Yogyakarta :
Kanisius, 1994
10. --------------Psikologi Hidup Rohani Jld II, Cet II, Yogyakarta: Kanisius, 1995
11. Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
12. Suyanto, Agus, Psikologi Umum, cet.II Jakarta : Aksara Baru, 1981
13. Walgito, Bimo, Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi, 2001.
14. ---------------Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM, 1986.
15. Wirawan, Sarwono Sarlito, Pengantar Psikologi Umum, Eko A.Meinarno
(ed), Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009
13
13

Anda mungkin juga menyukai