Didalam aktifitas penerimaan barang ini terdapat 3 point penting yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya:
Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang bergerak di gudang.
Penerimaan barang dari pemasok atau rekanan memang kelihatan mudah, namun bila hal ini
tidak memiliki sistem yang mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu produktifitas.
Berikut adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang :
1. Bukti pesanan barang dari Gudang (untuk memastikan pesanan barang dalam spesifikasi
tepat)
2. Bukti Tanda Barang diterima (untuk penagihan)
3. Cek Bukti Pemesanan dengan Fisik Barang
4. Cek Expired Date dan Kondisi Barang
5. Memasukkan Barang ke Penyimpanan
Bukti Tanda Terima Barang serta Faktur akan berhubungan dengan penagihan uang.
Bukti Tanda Terima barang akan dijadikan dasar oleh pihak supplier untuk menagih ke pemesan
barang. Pentingnya untuk membuat Bukti Tanda Terima Barang ini asli dan ada tanda-tanda
yang dilampirkan, semisal PO atau surat lain yang menjamin keaslian dokumen ini.
Pada hari ini Kamis tanggal Delapan Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sebelas, bertempat di
Andoolo Kabupaten Konawe Selatan, kami yang bertanda tangan dibawah ini:
I.Nama : .................................
NIP : .................................
Jabatan : ....................................
Alamat : ....................................
Bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Selatan, Kuasa Pengguna
Anggaran BAPPEDA, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA (I)
II.Nama : ....................................
Jabatan : .......................................
Alamat : ........................................
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk diketahui dan dipergunakan seperlunya.
....................... ...............................
Jika di lihat Pada Ayat (2) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah).
2. SISTEM PERPETUAL
Prosedur pencatatan persediaan dalam metode ini adalah sebagai berikut :
a. Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian dengan mendebet akun persediaan dan kredit
akun utang dagang.
b. Memo kredit yang diterima dari kreditur sebagai bukti transaksi retur pembelian :
- dicatat dalam jurnal umum atau jurnal retur pembelian dengan mendebet akun utang dagang
dan kredit akun persediaan.
- dicatat dalam kartu persediaan barang dagangan yang bersangkutan sebagai mutasi keluar
sebesar harga beli barang yang dikembalikan kepada kreditur.
c. Faktur penjualan sebagai bukti transaksi penjualan kredit :
- dicatat dalam jurnal penjualan dengan mendebet akun piutang dagang dan kredit akun
penjualan sebesar harga penjualan.
- HPP barang yang dijual dicatat debet akun harga pokok penjualan dan kredit akun persediaan.
- HPP barang yang dijual dicatat dalam kartu persediaan barang yang bersangkutan sebagai
mutasi keluar.
d. Memo kredit yang dikirimkan kepada debitur sebagai bukti transaksi retur penjualan :
- dicatat dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan dengan mendebet akun retur penjualan
dan kredit akun piutang dagang.
- harga pokok barang yang diterima kembali dicatat debet akun persediaan dan kredit harga
pokok penjualan.
- harga pokok barang yang diterima kembali dicatat dalam kartu persediaan barang yang
bersangkutan sebagai mutasi masuk.
D. PENILAIAN PERSEDIAAN
1. DALAM PENCATATAN SISTEM PERIODIK
Dalam pencatatan ini nilai persediaan akhir periode diketahui setelah kuantitas barang yang
tersedia dihitung secara fisik kemudian dikalikan dengan harga satuannya.
Metode yang dapat digunakan dalam pencatatan sistem ini adalah sebagai berikut :
a. Metode tanda pengenal khusus
b. Metode rata- rata
c. Metode FIFO ( first in first out )
d. Metode LIFO ( last in first out )
e. Metode penilaian dasar
f. Metode taksiran
2. DALAM PENCATATAN SISTEM PERPETUAL
Metode yang dapat digunakan dalam pencatatan sistem ini adalah sebagai berikut :
a. Metode FIFO ( first in first out )
b. Metode LIFO ( last in first out )
c. Metode rata- rata
a). Metode rata-rata sederhana (simple average method)
Harga rata-rata per satuan barang dihitung terlebih dahulu dengan cara membagi total
harga per satuan setiap transaksi pembelian dengan jumlah pembelian termasuk awal periode.
Nilai persediaan barang diperoleh dari hasil kali harga rata-rata per satuan barang dengan sisa
barang
b). Metode rata-rata tertimbang (weighted average method)
Harga rata-rata per satuan barang dihitung dengan cara membagi jumlah harga pembelian
barang yang tersedia dijual dengan jumlah barang yang tersedia (kuantitas). Nilai persediaan akir
periode adalah hasil kali kuantitas persediaan dengan harga satuan
c). Masuk pertama keluar pertama (FIFO method)
Barang yang lebih dahulu masuk (dibeli) dianggap yang lebih dulu keluar (dijual). Nilai
persediaan akhir dihitung dengan cara mengalikan barang yang masih ada dengan harga per
satuan
d). Masuk terakhir keluar pertama (LIFO method)
Barang yang lebih terakhir masuk (dibeli) dianggap yang lebi dulu keluar (dijual). Nilai
persediaan akhir dihitung dengan cara mengalikan barang yang masih ada dengan harga per
satuan
e). Metode persediaan dasar (Basic Stock Method)
Persediaan dasar adalah persediaan secara minimal harus ada untuk mempertahankan
kestabilan jumlah persediaan barang dagangan suatu perusahaan. Nilai persediaan barang dagang
akhir periode dihitung sebagai berikut
f). Metode taksiran
Metode laba kotor (gross margin method), adalah barang tersedia, penjualan bersih presentase
laba kotor dari penjualan bersihmerupakan unsure untuk menghitung persediaan akhir (barang
tersedia untuk di jual-(penjualan bersih-laba kotor))
Metode harga eceran (retail method)
Menurut metode ini nilai persediaan akhir adalah harga jual seluruh barang menurut harga eceran
dan hasil penjualan yang telah terjadi.
2. DALAM PENCATATAN SISTEM PERPETUAL
1. Metode FIFO
Nilai persediaan akhir barang dagang dihitung dengan mengasumsikan barang yang masuk
pertama adalah barang yang dijual lebih dulu dan kekurangannya mengambil barang yang masuk
berikutnya
2. Metode LIFO
Nilai persediaan akhir barang dagang dihitung dengan anggapan barang yang terakhir masuk
yang lebih dulu dijual dan kekurangannya mengambil barang yang sudah masuk sebelumnya
3. Metode rata-rata bergerak (moving average method)
Setiap terjadi transaksi pembelian harus dihitung harga beli rata-rata tiap satuan, sehingga
harga barang tiap satuan selalu berubah-ubah. Harga rata rata tiap satuan sebagai dasar untuk
menghitung nilai persediaan akhir barang dagang
Blangko persediaan
DAFTAR INVENTARIS
Pengertian Inventarisasi
Inventarisasi berasal dari kata “ inventaris” yang berarti daftar barang – barang. Jadi
inventarisasi adalah kegiatan untuk mencatat dan menyusun barang – barang/ bahan yang ada
secara benar menurut ketentuan yang berlaku.
Inventarisasi dilakukan terhadap barang – barang yang tidak habis pakai, yang bagi
sekolah negeri terdiri dari barang – barang milik negara. Barang – barang tersebut dibeli atau
diadakan dengan mempergunakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
(APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik seluruhnya maupun
sebagian.
Ketentuan tersebut bukanlah sesuatu yang statis. Oleh karena itu tidak mustahil
dikeluarkan peraturan yang baru untuk mengganti, memperbaiki, dan melengkapi peraturan yang
lama.
Daftar Inventarisasi yang dibuat secara berkala sekurang – kurangnya setahun sekali itu
perlu memperhatikan perkembangan barang termasuk juga pengurangannya. Dengan demikian
inventarisasi secara kontinyu dapat diharapkan kegiatan administrasi akan berjalan secara
berdaya dan berhasil guna. Inventarisasi mempunyai tujuan pokok sebagai berikut:
a. Inventarisasi bermaksud memudahkan pelaksanaan kegiatan pengawasan/ kontrol, baik dalam
penggunaan keuangan negara maupun dalam menilai tanggung jawab pemeliharaan dan
penghematan barang milik negara.
b. Inventarisasi dapat membantu pimpinan dalam merencanakan, mengadakan, menyalurkan,
menyimapan dan memelihara serta menghapus barang secara bertanggung jawab.
c. Inventarisasi mempercepat proses pembuatan laporan, baik yang harus disampaikan secara
tetap pada setiap triwulan, semester atau tahunan maupun yang harus disampaikan secar berkala
apabila diminta oleh atasan.
Kegiatan dalam inventarisasi meliputi kegiatan klasifikasi dan kode barang inventarisasi
serta pelaksanakan inventarisasi itu sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
Sandi atau kode barang menggunakan bentuk angka bilangan 9numerik) yang pada
umumnya terdiri dari tujuh angka yang tersusun menjadi dua kelompok bilangan, yaitu tiga
angka didepan dan empat angka di belakang. Kedua kelompok tersebut dipisahkan dengan
sebuah tanda titik.
Angka pertama dari susunan tiga angka didepan, menyatakan jenis formulir atau kode
golongan barang. Dua angka berikutnya menunjukan sandi/ kode pokok untuk kelompok barang
serta nomor urut barang. Empat angka dibelakang titik menunjukan kelompok barang serta
nomor urut barang.
b.Pelaksanaan Inventaris
Di dalam inventarisasi diperlukan dua jenis buku yaitu:
Kolom – kolom yang ada dalam buku inventaris yaitu: No. urut, Tanggal Pembukaan,
Kode Barang, Nama Barang, Merk/ Ukuran, jumlah, keadaan/ mutunya, harga (satuan dan
keseluruhan), Tahun Pembuatan, Tahun Pembelian, Asal/ Sumber dan Kolom Keterangan.
Blangko Inventaris
DAFTAR REKAPITULASI INVENTARISASI BARANG
Blangko daftar rekapitulasi barang inventarisasi