Skripsi Bab 1
Skripsi Bab 1
SKRIPSI
Disusun Oleh:
IDA MEISYAROH
2213013
SKRIPSI
Disusun Oleh:
IDA MEISYAROH
2213013
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Lingkar
Pinggang Dan Lemak Tubuh Dengan Derajat Hipertensi di Puskesmas Gamping 1
Sleman”. Skripsi ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan
dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada:
1. dr.Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha., M.Kep.,Ns.Sp.Kep.M.B, selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta, dan selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus ikhlas
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
3. Miftafu Darussalam, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.MB, selaku penguji yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi dan memberikan saran
serta masukan terhadap skripsi ini.
4. Semua pihak yang sudah ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar- besarnya.
Sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Akhirnya besar
harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
menambah ilmu pengetahuan.
Yogyakarta,.......,................, 2017
Penulis
( Ida Meisyaroh)
v
DAFTAR ISI Hal
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
INTISARI xii
ABSTRACT xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Keaslian Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 8
1. Hipertensi 8
a. Definisi hipertensi 8
b. Kriteria hipertensi 8
c. Patofisiologi hipertensi 9
d. Faktor-faktor penyebab hipertensi 10
e. Penatalaksanaan hipertensi 14
f. Komplikasi hipertensi 20
2. Lemak Tubuh 21
a. Definisi 21
b. Kelebihan berat badan 21
c. Penyebab kelebihan berat badan 22
d. Komposisi tubuh 23
e. Tebal lemak bawah kulit 23
f. Kebutuhan lemak bagi tubuh 24
g. Metabolisme lemak 25
h. Fungsi lemak 26
i. Cara pengukuran lemak tubuh 27
3. Lingkar Pinggang 29
a. Definisi 29
b. Kriteria ukuran lingkar pinggang 30
c. Pengukuran lingkar pinggang 30
B. Kerangka Teori 32
vi
C. Kerangka Konsep 33
D. HIPOTESIS 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
C. Populasi dan Sampel 34
1. Populasi penelitian 34
2. Sampel penelitian 35
D. Variabel Penelitian 36
1. Variabel bebas 36
2. Variabel terikat 36
3. Variabel pengganggu 36
E. Definisi Operasional 36
F. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data 37
1. Alat pengumpulan data 37
2. Prosedur pengumpulan data 38
G. Reliabilitas 38
1. Uji reliabilitas 38
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 39
1. Metode pengolahan data 39
2. Analisa data 42
I. Etika Penelitian 43
J. Pelaksanaan Penelitian 44
1. Proposal penelitian 44
2. Tahap pelaksanaan 45
3. Penyusunan laporan penelitian 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 47
1. Gambaran lokasi penelitian 47
2. Analisa univariat 47
a. Karakteristik responden 47
b. Gambaran lingkar pinggang 48
c. Gambaran Lemak tubuh 50
d. Gambaran Tekanan darah 51
3. Analisa bivariat 53
a. Hubungan lingkar pinggang dengan derajat hipertensi 53
b. Hubungan lemak tubuh dengan derajat hipertensi 54
B. Pembahasan 54
1. Karakteristik responden 54
2. Lingkar pinggang 56
3. Lemak tubuh 57
4. Hipertensi 59
5. Hubungan lingkar pinggang dengan derajat hipertensi 61
vii
6. Hubungan lemak tubuh dengan derajat hipertensi 62
C. Keterbatasan Penelitian 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 64
B. Saran 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Klasifikasi Tekanan darah menurut JNC 8 8
Tabel 2 Body Fat Ratio Charth 29
Tabel 3 Kriteria Ukuran Lingkar Pinggang 30
Tabel 4 Definisi Operasional 36
Tabel 5 Interpretasi Korelasi Kendall’s Tau 43
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Hipertensi 48
Tabel 7 Gambaran Lingkar Pinggang 48
Tabel 8 Karakteristik Responden Dengan Lingkar Pinggang 49
Tabel 9 Gambaran Lemak Tubuh 50
Tabel 10 Karakteristik Responden Dengan Lemak Tubuh 50
Tabel 11 Gambaran Tekanan Darah 51
Tabel 12 Karakteristik Responden Dengan Tekanan Darah 51
Tabel 13 Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Derajat Hipertensi 53
Tabel 14 Hubungan Lemak Tubuh Dengan Derajat Hipertensi 54
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1 Pengukuran Skinfold 28
Gambar 2 Body Fat Scales 29
Gambar 3 Pengukuran Lingkar Pinggang 31
Gambar 4 Kerangka Teori 32
Gambar 5 Kerangka Konsep 33
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH
DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS GAMPING 1
SLEMAN
Ida Meisyaroh , Tetra Saktika Adinugraha
INTISARI
Latar Belakang: Hipertensi adalah kenaikan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi semakin meningkat dan salah satu
faktor-faktor yang mempengaruhi dan dapat dirubah yaitu lingkar pinggang dan
lemak tubuh pada pasien hipertensi.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dan lemak
tubuh dengan derajat hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman.
Metode Penelitian:Penelitian ini adalah deskriptif korelasi, Rancangan penelitian
kuantitatif dengan metode cross sectional, sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak 44 responden. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Gamping 1 Sleman. Hasil analisa data menggunakan
Kendall Tau’s B.
Hasil Penelitian: Distribusi lingkar pinggang sebagian besar sebanyak 33
responden atau (75,0%), yaitu dalam kategori tinggi. Distribusi lemak tubuh
sebagian besar sebanyak 20 responden atau (45,5%), yaitu dalam kategori obese.
Distribusi tekanan darah sebagian besar sebanyak 17 responden atau (38,6%),
yaitu dalam kategori prehipertensi. Ada hubungan yang signifikan antara lemak
tubuh dengan derajat hipertensi dengan p value (0,007), dengan keeratan
hubungan dalam kategori rendah 0,360 yaitu berada dalam interval 0,20-0,399.
Ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan derajat hipertensi
dengan p value (0,045), dengan keeratan hubungan dalam kategori rendah 0,283
yaitu berada dalam interval 0,20-0,399.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara lemak tubuh dengan
derajat hipertensi dan lingkar pinggang dengan derajat hipertensi di Puskesmas
Gamping 1 Sleman.
xii
THE CORRELATION BETWEEN WAIST SIZE AND BODY FAT WITH
HYPERTENSION DEGREE IN PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN
,
ABSTRACT
Background: Hypertension is sistolic blood pressure more than 140 mmHg and
diastolic blood pressure more than 90 mmHg. The hypertension is increasing and
one of the factors causing it is and may be changed is the waist size and body fat
on hypertension patients.
Objective:: To know the correlation between the waist size and body fat with
hypertension degree in Puskesmas (Public Health Centre) Gamping 1 Sleman.
Methodology: This research is a descriptive correlative research, the design is
quantitative research using cross
cross sectional method, the sample of the research uses
purposive sampling with total number of respondents as many as 44 respondents.
The research is conducted in Puskesmas Gamping 1 Sleman. The analysis result
done by using Kendall Tau’s B.
Results: The distribution of weist size of the 33 respondents or (75,0%), are in a
high category. Whereas, the distribution of body fat of the 20 respondents or
(45,5%), are in an obese category. Then, the distribution of blood pressure of 17
respondents or (38,6%), areare in a prehypertension category. There is a significant
correlation between body fat and hypertension degree with the p value (0,007),
with the closeness correlation is in low category 0,360, it means it is in the
interval 0,20-0,399.
0,399. Furthermore, there is also significant correlation between
waist size and hypertension degree with the p value (0,045), and the closeness
correlation is in a low category 0,283. It means that it is in the interval 0,20-0,399.
0,20
Conclusion: there is significant correlation between
between body fat and weist size with
the hypertension degree in Puskesmas Gamping 1 Sleman.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Kidul 13,24%. Daerah yang menempati kasus hipertensi tertinggi yaitu Kabupaten
Sleman (Profil Dinkes DIY, 2016).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman 10 April 2017 diperoleh data jumlah penderita hipertensi tertinggi di
Puskesmas Gamping 1 dengan jumlah penderita hipertensi 4643 kasus, kemudian
Puskesmas Moyudan 4233 kasus, dan Puskesmas Pakem 3996 kasus.
Dengan prevalensi yang meningkat, maka dampak dari hipertensi dapat merusak
organ tubuh, hingga penderita akan mengalami komplikasi kerusakan jantung,
ginjal, otak, mata, organ lain hingga kematian (Park, Ong, Bernard, Cheung &
Karen, 2007). Komplikasi tersebut harus dikendalikan dengan melakukan
pencegahan faktor resiko hipertensi.
Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko tidak dapat dikontrol dan faktor
risiko dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol meliputi umur, jenis
kelamin, suku dan faktor genetik, sedangkan faktor yang dapat dikontrol meliputi
asupan garam, kebiasaan merokok, olahraga, stres, dan kelebihan berat badan
(Susalit, 2007). Secara ilmiah, kelebihan berat badan terjadi akibat mengonsumsi
kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab kelebihan berat
badan terjadi karena banyak faktor. Faktor utama adalah ketidakseimbangan
asupan energi dengan keluaran energi. Asupan energi tinggi bila konsumsi
makanan berlebihan, sedangkan keluaran energi jadi rendah bila metabolisme
tubuh dan aktivitas fisik rendah (Adriyani & Wirjatmadi, 2012).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh National Health and Nutrition
Examination Survey (NHNES) prevalensi kelebihan berat badan di dunia terus
meningkat. Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa, 18 tahun dan
lebih tua mengalami kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut lebih dari 600
juta mengalami kelebihan berat badan. Secara keseluruhan, sekitar 13% dari
populasi dunia dewasa (11% laki-laki dan 15% perempuan) yang mengalami
kelebihan berat badan (WHO, 2013). Pada populasi MONICA (Monitoring
Trends and Determinant in Cardiovascular), -Jakarta ditemukan bahwa
presentase hipertensi pada individu yang overweight sebesar 24,5% dan obesitas
3
27,5% jauh lebih tinggi dibandingkan individu dengan berat badan normal 12,5%
(Delmi, Elmatris, & Rahmi, 2012).
Selain dilihat dari Body Mass Indeks (BMI), kelebihan berat badan dapat
dilihat dari lingkar pinggangnya (Nanik & Diyah, 2010). Ukuran lingkar pinggang
yang besar berhubungan dengan peningkatan faktor terhadap penyakit
kardiovaskular karena lingkar pinggang dapat menggambarkan akumulasi dari
lemak intra abdominal atau visceral. Ukuran lingkar pinggang normal untuk Asia
adalah kurang dari 90 cm untuk pria dan kurang dari 80 cm untuk wanita (PERKI,
2013).
Kelebihan berat badan adalah kelebihan lemak dalam tubuh yang umumnya
ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang
terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya. Kelebihan berat badan sering
ditunjuk sebagai faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung
koroner dan cenderung mempunyai kolestrol total dan Low Density Lipoprotein
(LDL) yang lebih tinggi. Pasien yang kelebihan berat badan lebih cenderung
disertai dengan hipertensi, diabetes melitus dan hiperlipidemia daripada orang
kurus atau normal (Sartika, 2010).
Jaringan lemak dirongga perut memiliki sel per unit massa lebih banyak,
peningkatan massa sel lemak menyebabkan peningkatan produksi
angiotensinogen di dalam jaringan lemak, yang merupakan mekanisme potensial
dalam peningkatan tekanan darah. Semakin besar massa tubuh, semakin banyak
darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh.
Hal tersebut menyebabkan volume darah menjadi meningkat sehingga memberi
tekanan lebih besar pada dinding arteri, yang akan menimbulkan terjadinya
kenaikan tekanan darah dan meningkatkan frekuensi denyut jantung (Shep dalam
Yunita (2015).
Menurut WHO 1990 dalam Almatsier 2009, kebutuhan konsumsi lemak
dianjurkan sebanyak 20-30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk
kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk
membantu penyerapan vitamin larut- lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi
dalam sehari dianjurkan paling banyak 8% dari kebutuhan energi total berasal dari
lemak jenuh, dan 3-7% dari lemak tidak jenuh-ganda.
Sebagian besar dari lemak ini terletak pada jaringan subkutan. Deposit lemak
dalam rongga dada dan abdomen bertambah dengan meningkatnya kegemukan,
dan dikaitkan dengan peningkatan resiko kesehatan. Lemak tubuh dapat
digunakan sebagai acuan tingkatan obesitas pada seseorang. Sesuai dengan alat
Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), ukuran lemak tubuh pria dan wanita
terdiri dari thin, slim, normal, fair, fat dan obese. Lemak tubuh seseorang dapat
diukur dengan berbagai cara, salah satunya yaitu menggunakan alat Bioelectrical
Impedance Analysis (BIA) yang bersifat lebih cepat dan noninvasive. Alat ini
mengukur persen lemak tubuh berdasarkan konduktifitas elektrik, karena jaringan
lemak tubuh memiliki konduktifitas yang relatif kecil sementara otot, pembuluh
darah dan tulang memiliki konduktivitas elektrik yang besar.
Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Mei
2017 di Puskesmas Gamping 1 Sleman, dari data laporan observasi 10 pasien
yang terdiagnosa hipertensi didapatkan 9 pasien bertekanan darah tinggi, 8 pasien
dengan ukuran lingkar pinggang melebihi batas normal, 6 pasien dengan lemak
tubuh diatas batas normal, dan 2 pasien dengan lemak tubuh dibawah batas
normal.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “ Hubungan antara lingkar pinggang dan lemak tubuh dengan derajat
hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan antara lingkar pinggang dan
lemak tubuh dengan derajat hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman ?”
4
5
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Tujuan umum :
Diketahui hubungan antara lingkar pinggang dan lemak tubuh dengan
derajat hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman.
2. Tujuan khusus :
a. Diketahui gambaran lingkar pinggang
b. Diketahui gambaran lemak tubuh
c. Diketahui gambaran derajat hipertensi
d. Diketahui keeratan hubungan lingkar pinggang dengan derajat hipertensi.
e. Diketahui keeratan hubungan lemak tubuh dengan derajat hipertensi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bahwa faktor resiko
lingkar pinggang dan lemak tubuh dapat menjadi hipertensi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan bagi profesi keperawatan melakukan pengkajian lingkar
pinggang dan lemak tubuh pada pasien hipertensi.
b. Bagi pasien hipertensi
Penelitian ini dapat menjadi informasi dan mengontrol perilaku yang dapat
mempengaruhi lingkar pinggang dan lemak tubuh.
c. Bagi puskesmas
Sebagai acuan manajemen pengkajian asuhan keperawatan dan
penatalaksanaan menangani pasien hipertensi.
E. Keaslian Penelitian
1. Sumayku, I.M. dkk (2014) “Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar
Pinggang Dengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT. Metode penelitian ini
bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian
sebanyak 127 mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT yang memenuhi
kriterian inklusi. Hasil penelitian ini terdapat korelasi yang signifikan antara
Indeks Massa Tubuh dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai
p sebesar 0,001 dan 0,004 (p<0,01) dengan korelasi koefisien adalah 0,286
dan 0,252. Simpulan penelitian ini terdapat peningkatan Indeks Massa Tubuh
dan lingkar pinggang dapat berpengaruh kepada tekanan darah. Persamaan
penelitiannya adalah variabel bebas yaitu lingkar pinggang dan variabel
terikatnya tekanan darah, metode penelitian menggunakan cross sectional.
Perbedaan penelitian ini adalah waktu dan tempat penelitian, Variabel
bebasnya ada IMT.
2. Delmi, S dkk. (2012). “Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota Padang”. Penelitian ini
merupakan studi komparatif menggunakan desain cross sectional study,
dengan jumlah sampel 204 orang. Analisis statistik yang digunakan adalah uji
chi square dan uji Independent sample T-test. Hasil penelitian ini menemukan
bahwa lebih dari separuh penderita hipertensi mengalami obesitas (56,6%)
dan obesitas sentral (54,9%) terdapat hubungan bermakna antara obesitas
dengan kejadian hipertensi (p<0,05; OR=1,82) dan obesitas sentral dengan
kejadian hipertensi (p<0,05;OR=2,72). Uji independent sample T- test
menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) dimana ada perbedaan rata-rata
IMT (p=0,025) antara responden hipertensi dan tidak hipertensi dan ada
perbedaan rata-rata LP (p=0,002) antara responden hipertensi dan tidak
hipertensi. Simpulan penelitian ini terdapat hubungan antara kejadian obesitas
dan obesitas sentral dengan hipertensi pada masyarakat Etnik Minangkabau
6
7
A. Hasil Penelitian
48
49
49
1) Karakteristik Responden Dengan Lingkar Pinggang
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Dengan Lingkar Pinggang di Puskesmas
Gamping 1 Sleman (n: 44)
Karakterisitk responden Normal Tinggi
F % F %
Jenis kelamin
Laki-laki 6 46.2 7 53.8
Perempuan 5 16.1 26 83.9
Usia
20-44 tahun 0 0 3 100
45-54 tahun 9 31 20 69
55-59 tahun 2 16.7 10 83.3
Pendidikan
Tidak sekolah 1 33.3 2 66.7
SD 5 22.7 17 77.3
SMP 2 50 2 50
SMA 2 15.4 11 84.6
Perguruan tinggi 1 50 1 50
Pekerjaan
Tidak bekerja 3 18.8 13 81.3
Bekerja 8 29.6 19 70.4
Pensiunan 0 0 1 100
Pendapatan
<Rp. 1.448.385/bulan 8 24.2 25 75.8
Rp. 1.448.385/bulan 2 25 6 75
>Rp. 1.448.385/bulan 1 33.3 2 66.7
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 44 responden yang
mengalami lingkar pinggang tinggi sebagian besar berjenis kelamin
perempuan sebanyak 26 responden (83,9%) berusia 45-54 tahun sebanyak
20 responden (69,0%), tingkat pendidikan SD sebanyak 17 responden
(77,3%), status pekerjaan bekerja sebanyak 19 responden (70,4%) dan
pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 25 responden (75,8%).
Sedangkan yang mengalami ukuran lingkar pinggang normal sebagian
besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 responden (46,2%) berusia 45-
54 tahun sebanyak 9 responden (31,0%), tingkat pendidikan SD sebanyak
5 responden (22,7%), status pekerjaan bekerja sebanyak 8 responden
(29,6%) dan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 8 responden
(24,2%).
51
3. Analisa bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
yaitu lingkar pinggang dan lemak tubuh dengan variabel terikat yaitu derajat
hipertensi. Uji statistik yang digunakan adalah Kendall’s Tau. Untuk
mengetahui keeratan hubungan dari kedua variabel tersebut dan untuk melihat
kecenderungan sebelumnya dilihat ada atau tidaknya hubungan. Hasil dari
Prevalens Odds Ratio untuk mengetahui kecenderungan dari variabel terikat
yaitu derajat hipertensi dengan variabel bebas yaitu lingkar pinggang dan
lemak tubuh.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden di Puskesmas Gamping 1 Sleman
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 31 responden (70.5%).
Hal ini sesuai dengan teori menurut Smeltzer & Bare (2013), yang
mengatakan bahwa hipertensi lebih banyak menyerang perempuan
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini terjadi karena perempuan yang
belum menopause dilindungi oleh hormon estrogen, hormon estrogen
dapat meningkatkan konsentrasi HDL dan menurunkan konsentrasi LDL.
Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor pencegah terjadinya
aterosklerosis (Stanley & Bare, 2007). Dari data demografi Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sleman tahun (2014), jumlah penduduk wilayah
Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping 1 tahun 2014 sebanyak 40.282
jiwa, dimana perempuan lebih unggul dengan jumlah 20.360 jiwa dan
laki-laki 19.922 jiwa.
b. Umur
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berusia 45-54 tahun sebanyak 29 responden (65.9%). Dari data
demografi Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman tahun (2015),
diketahui bahwa pada usia 45-54 tahun di Kabupaten Sleman termasuk
urutan ke tiga yaitu 142.653 dari 1.167.481 penduduk.
c. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berpendidikan SD sebanyak 22 responden (50.0%). Dari data Badan
Pusat Statistik Kabupaten Sleman tahun (2015), tingkat pendidikan
penduduk masyarakat di wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping
1 Sleman tamat SD merupakan urutan yang ke dua dari 8 tingkat
pendidikan yaitu 806 orang.
d. Status Pekerjaan
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dengan status pekerjaan bekerja sebanyak 27 responden (61.4%). Dengan
banyaknya responden yang bekerja dikarenakan posisi di wilayah
kabupaten Sleman tersebut termasuk dalam Wilayah perkotaan dan
terdapat adanya pasar. Sehingga pada masyarakat Sleman tersebut
mempunyai peluang yang besar untuk mendapatkan pekerjaan. Wilayah
tersebut terdiri dari dua 2 Desa yaitu Desa Ambarketawang dan Desa
Balecatur. Desa Ambarketawang terdiri dari 13 Dusun dengan 110 RT
dan Desa Balecatur terdiri dari 18 Dusun dengan 127 RT.
e. Pendapatan
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
dengan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 33 responden
(75.0%). Hal tersebut dikarenakan pendidikan responden yang rendah.
Hasil dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman tahun (2015),
tingkat pendidikan penduduk masyarakat di wilayah Pusat Kesehatan
Masyarakat Gamping 1 Sleman urutan pertama yaitu SLTA sebanyak
1223 orang diikuti dengan tamat SD sebanyak 806 orang.
57
2. Lingkar Pinggang
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 44 responden, yang
mengalami lingkar pinggang tinggi sebagian besar berjenis kelamin
perempuan sebanyak 26 responden (83,9%). Jenis kelamin menjadi faktor
yang mempengaruhi ukuran lingkar pinggang. Berlainan dengan teori,
dimana lingkar pinggang laki-laki harusnya lebih besar daripada perempuan
karena laki-laki cenderung lebih banyak lemak yang menumpuk dirongga
perut. Hal ini bertentangan dengan Supariasa (2014), dimana laki-laki
cenderung lebih banyak lemak yang menumpuk di rongga perut, sementara
lemak tubuh pada wanita cenderung lebih banyak menumpuk pada panggul.
Laki-laki cenderung memiliki tipe obesitas android, dimana bentuk tubuh
menjadi bulat seperti apel. Sementara pada perempuan cenderung memiliki
obesitas tipe ginoid dimana tubuh bagian bawah cenderung lebih besar
sehingga mirip dengan bentuk buah pear. Hal ini menunjukkan bahwa
ukuran lingkar pinggang dapat menggambarkan akumulasi dari lemak intra
abdominal atau visceral (PERKI, 2013). Menurut WHO (2013), lebih dari
1,9 miliar orang dewasa, 18 tahun dan lebih tua mengalami kelebihan berat
badan. Dari jumlah tersebut lebih dari 600 juta mengalami kelebihan berat
badan. Secara keseluruhan sekitar 13% dari populasi dunia dewasa (11%
laki-laki dan 15% perempuan) yang mengalami kelebihan berat badan.
Pasien di Puskesmas Gamping 1 Sleman sebagian besar berusia 45-54 tahun
sebanyak 20 responden (69,0%). Pada wanita yang pernah melahirkan
mempunyai pinggang yang besar daripada yang belum. Hal itu terjadi
karena beberapa lemak yang membantu produksi air susu disimpan perut.
Selain itu otot-otot pinggang juga mengendur saat hamil dan persalinan. Hal
ini yang akhirnya akan mempengaruhi ukuran lingkar pinggang (Amelia
dalam Inandia 2012).
Berdasarkan tingkat pendidikan, dalam penelitian ini sebagian besar
responden dalam tingkat pendidikan SD sebanyak 17 responden (77,3%).
Tingkat pendidikan berhubungan erat dengan pekerjaan yang bisa didapat
dan pendapatan seseorang. Hal inilah yang dapat mempengaruhi perilaku
dan pandangan dalam pemilihan makanan serta asupan dan pola hidup
seseorang (Fatmah, 2011).
Berdasarkan status pekerjaan sebagian besar responden bekerja
sebanyak 19 responden (70,4%). Status pekerjaan berhubungan erat dengan
pendapatan seseorang. Hal inilah yang dapat mempengaruhi perilaku dan
pandangan dalam pemilihan makanan serta asupan dan pola hidup seseorang
(Fatmah, 2011).
Berdasarkan hasil pendapatan, sebagian besar responden dengan
pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 25 responden (75,8%). Status
pendapatan berhubungan erat dengan pekerjaan seseorang. Dengan
pendapatan yang tinggi, daya beli seseorang akan terpengaruh dan menjadi
semakin tinggi pula, sehingga dapat dengan mudah membeli bahan
makanan. Sementara saat pendapatanya sedikit, maka daya beli pun akan
berkurang (Brown, 2011). Hal inilah yang dapat mempengaruhi perilaku
dan pandangan dalam pemilihan makanan serta asupan dan pola hidup
seseorang (Fatmah, 2011).
3. Lemak Tubuh
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 44 responden yang
mengalami lemak tubuh dalam kriteria obese sebagian besar berjenis
kelamin perempuan sebanyak 14 responden (45.2%). Jenis kelamin dapat
menjadi pengaruh terhadap perbedaan penyebaran lemak tubuh pada laki-
laki dan perempuan. Pada perempuan lebih cenderung memiliki lemak
tubuh tinggi dibanding laki-laki, disebabkan oleh berbagai hal seperti
perbedaan anatomi dan hormonal (Supariasa, 2014). Jenis kelamin sangat
berpengaruh pada tingkat obesitas seseorang. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan hormon yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Perempuan
memiliki hormon estrogen yang membutuhkan lemak untuk bekerja. Pada
saat menopause, kadar hormon estrogen berkurang drastis hingga
menimbulkan penumpukan lemak. Selain itu pada wanita saat mengalami
menopause, kerja hormon tiroid akan berkurang hingga akhirnya
59
4. Hipertensi
Karakteristik pasien hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman
sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 responden
(32.3%). Faktor jenis kelamin berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi.
Penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan, Asdar dan Suryani (2012) yang
menyatakan bahwa wanita lebih berisiko hipertensi daripada laki-laki,
disebabkan karena dalam hal menghadapi stress dan tekanan psikologis ,
mekanisme koping laki-laki lebih baik dibandingkan wanita, dimana stress
yang merupakan salah satu faktor terjadinya peningkatan tekanan darah.
Pada wanita masa produktif masih terlindungi oleh hormon estrogen, akan
tetapi wanita setelah menopause menjadi lebih berpotensi terserang penyakit
hipertensi. estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung
dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis sehingga dapat
memperlebar pembuluh darah dalam jantung, sehingga aliran darah menjadi
lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen yang cukup (Anggraini,
2009).
Pasien hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman sebagian besar
dengan umur 45-54 tahun sebanyak 12 responden (41.4%). Karena usia
mempengaruhi terjadinya hipertensi (Yogiantoro, 2009). Tekanan darah
secara alami cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Penambahan usia menyebabkan semakin hilang daya elastisitas dari
pembuluh darah yang mengakibatkan arteri dan aorta kehilangan daya untuk
61
C. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat menganggu hasil dari
penelitian tersebut, diantaranya:
1. Pada penelitian ini terdapat keterbatasan pada faktor pengganggu yang tidak
dapat mengendalikan diantaranya yaitu genetik, suku, asupan garam, kebiasaan
merokok, olahraga dan stress.
2. Pada penelitian ini terdapat keterbatasan dalam pengukuran lingkar pinggang
responden, peneliti tidak mengajarkan posisi inspirasi (tarik napas) pada saat
pengukuran berlangsung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
a. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan bagi profesi keperawatan melakukan pengkajian lingkar pinggang
dan lemak tubuh pada pasien hipertensi sebagai acuan manajemen pengkajian
asuhan keperawatan dan penatalaksanaan menangani pasien hipertensi,
sehingga dapat menurunkan risiko angka hipertensi.
b. Bagi pasien hipertensi
Diharapkan penelitian ini responden dapat memeriksakan tekanan darahnya
secara rutin di pelayanan kesehatan dan bagi responden yang memiliki ukuran
lemak tubuh dan lingkar pinggang diatas batas normal diharapkan secara
tertahap dapat menguranginya.
c. Bagi puskesmas
65
66
Aisyiyah, NF. (2009), Faktor Risiko Hipertensi pada Empat Kabupaten/ Kota
dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi di Jawa dan Sumatra. Skripsi.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Almatsier, S. (2009), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Anggraini, A.D., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., Siahaan, S.S. (2009),
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien
Yang Berobat di Poli Klinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode
Januari sampai Juni 2008. Riau: FK UNRI.
Arjatmo, T., Hendra, U. (2010), Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Brown, Judith E. (2011), Nutrition Throught The Life Cycle, Fourth Edition.
Thomson Learning, Inc. USA.
Crown, E. (2009), Buku Saku Patofisiologi. Alih Bahasa Brahm U, Pendit, EGC,
Jakarta.
Dinas Kesehatan DIY. (2016), Profil Kesehatan Tahun 2016 Kota Yogyakarta,
Dinkes DIY, Yogyakarta.
Elizabeth, C.J. (2009), Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta.
ESH & ESC GUIDELINES. (2013), The Task Force for The Management of
Arterial Hypertension of The Europian Society of Hypertension (ESH) and
of The European Society of Cardiology (ESC), European Heart Journal,
34, 2159-2219.
Fatmah & Yuran, N. (2011), Light Physical Activiy Increased Body Fat
Percentage in Elder Javanese, Activity Increased Body Fat Percentage in
Elder Javanese. Vol. 30-No.1. Universa Medicina.
Katerin, I.I. (2015), Hubungan Antara Stres Dengan Hipertensi Pada Pasien
Rawat Jalan Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara
Provinsi Kalimantan Timur.
Nanik, D.S dan Diyah, K.A.C. (2010), Hubungan Lingkar Pinggang Pada
Penderita Hipertensi Dengan Kejadian Hipertensi di Dusun Galan Tirtosari
Kretek Bantul 1 Yogyakarta.
Oviyanti, P.N. (2010), Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dan Rasio Lingkar
Pinggang Panggul Dengan Tekanan Darah Pada Subjek Usia Dewasa.
http://eprints.uns.ac.id/10863/2/unclock-a_%282%29.pdf. Diakses tanggal
14 Maret 2017.
Palmer & William. (2007), Tekanan Darah Tinggi Alih Bahasa Elizabeth Yamine,
Erlangga, Jakarta.
Pearce, E.C. (2013), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Alih Bahasa
Handoyo. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rofles, S., Pinna, K., Whitney, E. (2009), Understanding Normal and Clinical
Nutrition, Wadsword, USA.
Smeltzet & Bare. (2013), Keperawatan Medikal- Bedah. Ed. 12, EGC, Jakarta.
Stanley, M. & Beare, P.G. (2007), Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.
Supariasa, N., Bakri, B., Fajar, I. (2014), Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta.
Susalit, E. (2007), Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid I Edisi IV, Balai Penerbit FK
UI, Jakarta.
William & Wilkins. (2011), Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah Alih Bahasa
Dwijayanthi Linda. Ed 2, EGC, Jakarta.