A. Data Umum
Salah satu komoditas perikanan di Kalimantan Selatan (Kalsel)
menjadi produk unggulan yang dapat menembus pasar ekspor ke Korea,
yakni udang rebon asin segar. Udang yang diekspor telah diolah dan
ditangani oleh Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang telah menerapkan sistem
jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan telah bersertifikasi HACCP
oleh Otoritas Kompeten yaitu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) sehingga produk yang dihasilkan telah
memenuhi persyaratan jaminan mutu dan keamanan untuk dikonsumsi.
Produk perikanan dari Kalsel yang baru-baru ini telah mampu
menembus pasar ekspor yaitu udang rebon asin segar yang diproduksi oleh
CV Indosea Makmur, Pelaihari yang beralamat di Jalan Lambung Mangkurat
RT.013 RW.006 Desa Gunung Makmur Kecamatan Takisung Kabupaten
Tanah Laut Kalimantan Selatan. Produk ini telah diekspor ke negeri ginseng,
Korea Selatan.
Bahan baku berupa udang yang berasal supplier rasau maupun lupak
dicampur garam dengan kadar salinitas 15 ppt. Pada proses produksi di CV.
Indosea Makmur baik dari penerimaan bahan baku sampai stuffing yang
sangat di perhatikan adalah kadar salinitas dan keadaan suhu ruang untuk
menjaga kualitas produk.
B. Data Khusus
1. Penerapan GMP (Good Manufacturing Product) di CV. Indosea Makmur
a. Penerimaan Bahan Baku
1) Acuan
Kepmen KP RI No. 52 A/KEPMEN-KP/2013
2) Tujuan
Untuk mendapatkan bahan baku bermutu baik dan sesuai
dengan standart perusahaan UPI (Unit Pengolahan Ikan).
3) Prosedur
a) Sebelum bahan baku diterima, bahan baku diperiksa mutu dan
spesifikasinya.
b) Bahan baku yang diterima dibongkar pada ruang penerimaan
bahan baku.
c) Bahan baku yang diterima harus disertai dengan Surat Garansi
Supplier yang menyatakan bahwa bahan baku sudah dilakukan
proses penanganan dengan benar dan produk tersebut sesuai
dengan kriteria yang diminta oleh perusahaan.
d) Tiriskan bahan baku kemudian di timbang (sebelumnya dilakukan
kalibrasi timbangan harian).
e) Dilakukan pencatatan lengkap proses penerimaan bahan baku.
f) Penerimaan bahan baku dilakukan dengan cepat dan tepat untuk
menjaga bahan baku dari kerusakan fisik.
g) Karyawan yang melaksanakan proses ini harus dalam keadaan
sehat dan bersih (higienis) serta menggunakan kelengkapan
atribut kerja yang telah ditentukan.
4) Monitoring Penerimaan Bahan Baku
a) Bahan baku yang sudah dilakukan proses penanganan oleh
supplier dapat diketahui mutu dan kualitasnya dengan cara
melihat warna, bau dan bentuk bahan bakunya secara visual.
b) Pengecekkan terhadap Surat Garansi Supplier.
c) Pengecekkan kadar salinitas bahan baku oleh karyawan bagian
penerimaan.
5) Tindakan Koreksi
a) Bahan baku yang tidak sesuai dengan mutu dan spesifikasinya
persyaratan dari UPI tidak diterima.
b) Bahan baku yang tidak dilengkapi oleh Surat Garansi Supplier
tidak diterima.
b. Penyimpanan Sementara
1) Acuan
Kepmen KP RI No. 52 A/KEPMEN-KP/2013
2) Tujuan
Agar bahan baku tetap terjaga kualitas mutunya apabila tidak
diproses secara langsung.
3) Prosedur
a) Bahan baku yang diterima apabila tidak dilakukan proses dalam
waktu 1 hari di masukkan ke box yang diberi penutup.
b) Bahan baku yang disimpan harus memiliki kadar salinitas di atas
15 ppt.
c) Ruang penyimpanan harus dalam kondisi bersih dan pada suhu
maksimal 20°C.
d) Penyimpanan ditata secara rapi, tidak bersentuhan dengan
dinding.
e) Karyawan yang melaksanakan proses ini harus dalam keadaan
sehat dan bersih (higienis) serta menggunakan kelengkapan
atribut kerja yang telah ditentukan.
4) Monitoring Penyimpanan Sementara
Pengecekkan terhadap suhu ruang penyimpanan sebelumnya
dan selama masa penyimpanan.
5) Tindakan Koreksi
Tidak menyimpan bahan baku apabila kondisi ruang kurang
bersih dan suhu tidak memenuhi standart UPI.
c. Pembersihan Bahan Baku
1) Acuan
Kepmen KP RI No. 52 A/KEPMEN-KP/2013
2) Tujuan
Untuk mendapatkan bahan baku yang bersih sesuai standar
perusahaan.
3) Prosedur
a) Bahan baku diletakkan di atas meja yang bersih dan kemudian
dibersihkan dari kotoran dan ikan-ikan kecil yang bukan
merupakan jenis produk tersebut.
b) Tindakan ini dilakukan dengan cepat dan hati-hati agar bahan
baku tidak rusak.
c) Kemudian bahan baku yang sudah dibersihkan dimasukkan
kembali ke dalam basket untuk proses pencucian.
d) Karyawan yang melaksanakan proses ini harus dalam keadaan
sehat dan bersih (higienis) serta menggunakan kelengkapan
atribut kerja yang telah ditentukan.
4) Monitoring Pembersihan Bahan Baku
Melakukan pengecekkan terhadap kebersihan bahan baku
pada setiap basket yang telah dibersihkan.
5) Tindakan Koreksi
Bahan baku yang belum bersih akan dikembalikan ke ruang
proses pembersihan untuk dibersihkan ulang.
d. Pencucian Bahan Baku
1) Acuan
Kepmen KP RI No. 52 A/KEPMEN-KP/2013
2) Tujuan
Membersihkan bahan baku dari sisa kotoran bekas
pembersihan yang masih melekat.
3) Prosedur
a) Pencucian bahan baku menggunakan air garam, hasil pengolahan.
b) Bahan baku yang berada dalam basket kemudian ditempatkan
diatas box pencucian dengan posisi menggantung dan disiram
dengan air garam olahan bersalinitas di atas 25 ppt.
c) Pencucian dilakukan sampai tidak ada lagi kotoran tersisa serta
dilakukan dengan cepat dan hati-hati agar fisik produk tidak
mengalami kerusakan.
d) Setelah di cuci produk ditiriskan (penirisan air garam tidak
sampai kering).
e) Karyawan yang melaksanakan proses ini harus dalam keadaan
sehat dan bersih (higienis) serta menggunakan kelengkapan
atribut kerja yang telah ditentukan.
4) Monitoring Pencucian Bahan Baku
Pengecekan kebersihan dan salinitas air garam.
5) Tindakan Koreksi
a) Air garam yang sudah kotor secara visual tidak digunakan lagi.
b) Salinitas air kurang dilakukan proses penggaraman ulang.
e. Packing dan Pelabelan
1) Acuan
Kepmen KP RI No. 52 A/KEPMEN-KP/2013
2) Tujuan
Untuk melindungi produk agar tetap terjamin mutunya dan
memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk.
3) Prosedur
a) Bahan baku yang telah siap dikemas dimasukkan kedalam ember
kemasan yang telah diberi kantong plastik di dalamnya kemudian
ditimbang dengan timbangan yang telah dikalibrasi harian.
b) Berat bahan baku yang dimasukkan berkisar 16-18 Kg.
c) Kemudian menambahkan air garam olahan dengan kisaran
salinitas 25–30 ppt pada bahan baku sampai berat kotor produk
kurang lebih 22,75 kg, selanjutnya ditaburi garam sebanyak
±100gr.
d) Memastikan kantong plastik kemasan tidak kotor dan
mengosongkan udara yang tersimpan di dalamnya dengan cara
menggunakan alat vacuum atau menggunakan tangan.
e) Mengikat plastik menggunakan karet ikat.
f) Menutup rapat dan menyegel ember kemasan kemudian diberi
label yang memuat informasi tentang produk.
g) Karyawan yang melaksanakan proses ini harus dalam keadaan
sehat dan bersih (higienis) serta menggunakan kelengkapan
atribut kerja yang telah ditentukan.
4) Monitoring Packing dan Pelabelan
a) Monitoring jumlah dan kondisi bahan baku yang dimasukkan
dalam ember kemasan.
b) Monitoring salinitas dan kondisi air garam olahan yang
ditambahkan pada bahan baku.
c) Monitoring jumlah dan kondisi garam halus yang ditambahkan
pada bahan baku.
d) Kalibrasi timbangan harian.
e) Pengecekan kondisi refractometer sebelum digunakan.
f) Monitoring pelabelan yang dilakukan persetiap kemasan.
5) Tindakan Koreksi
Pengemasan dan/atau pelabelan yang tidak sesuai dipisahkan
untuk dikemas dan/atau di label ulang.
6) Verifikasi
Pemeriksaan terhadap seluruh proses dan rekaman
pengemasan pelabelan.
f. Penyimpanan Produk Akhir
1) Acuan
Kepmen KP RI No. 52 A/KEPMEN-KP/2013
2) Tujuan
Untuk menjaga mutu dan kualitas produk tetap baik
walaupun tersimpan lama.
3) Prosedur
a) Ruang cold storage harus dalam keadaan bersih, aman dan suhu
harus dipertahankan minimal 0° C dan maksimal -10°C.
b) Penyimpanan disusun dengan rapi dengan cara ember disusun
dalam posisi tutupnya diatas dan tidak boleh ditidurkan.
c) Penyusunan produk akhir tidak boleh bersentuhan dengan dinding
cold storage (minimal jaraknya 5 cm) agar produk mendapatkan
sirkulasi udara dingin secara merata dan pada lantai cold storage
menggunakan pallet.
d) Penyimpanan produk menggunakan sistem FIFO (First in First
Out). Produk yang masuk terlebih dahulu, keluar terlebih dahulu.
e) Karyawan yang melaksanakan proses ini harus dalam keadaan
sehat dan bersih (higenis) serta menggunakan kelengkapan atribut
kerja yang telah ditentukan.
4) Monitoring Penyimpanan Produk Akhir
a) Melakukan pemeriksaan terhadap suhu cold storage setiap 4 jam
sekali.
b) Melakukan pemeriksaan dan perawatan mesin cold storage setiap
hari.
5) Tindakan Koreksi
Segera melakukan perbaikan bila cold storage mengalami
masalah, simpan sementara produk pada cold storage lainnya.
g. Stuffing
1) Acuan
Kepmen KP RI No. 52 A/KEPMEN-KP/2013
2) Tujuan
Agar produk sampai di Negara tujuan dengan aman dan tidak
mengalami kerusakan.
3) Prosedur
a) Kendaraan yang digunakan untuk stuffing harus dalam keadaan
bersih dan layak untuk ekspor.
b) Proses stuffing dilakukan dengan cepat dan hati-hati agar tidak
merusak kemasan produk.
c) Penyusunan kemasan harus rapi dan tumpang tindih dalam posisi
yang benar.
d) Sisa ruang dalam kendaraan yang tidak bisa dimuati dengan
kemasan produk akan diberi sterofoam lembaran supaya kemasan
tidak bergerak saat diperjalanan ke tempat tujuan.
e) Suhu container setelah segel -10° C.
f) Karyawan yang melaksanakan proses ini harus dalam keadaan
sehat dan bersih (higienis) serta menggunakan kelengkapan
atribut kerja yang telah ditentukan.
4) Monitoring Stuffing
a) Melakukan pemeriksaan terhadap suhu container sebelum, selama
dan setelah proses.
b) Melakukan pemeriksaan kesesuaian terhadap produk yang akan
dikirim seperti: jumlah, label, kondisi packing dan lainnya.
5) Tindakan koreksi
a) Suhu container yang tidak memenuhi syarat tidak digunakan.
b) Produk yang tidak sesuai dipisahkan baik itu jumlah, label, dan
kemasan/labeling yang tidak sesuai, untuk dikembalikan ke cold
storage.
Pembersihan Bahan
Baku
Penyimpanan Produk
Akhir
Stuffing
Kendaraan - Kendaraan
Fisik kotor dan L L US harus bersih
tidak layak dan layak
untuk
ekspor
7. Stuffing
Suhu yang - Menjaga
Biologi
tidak H H S suhu
(bakteri)
sesuai container
setelah segel
-10°C
P3 : TIDAK 3. Menggunakan
Dapatkah APD tidak dapat
pencemaran mencemari bahan
terjadi? baku
3 Pencucian Biologi - Penur P1 : Apakah YA 1. Tindakan
Bahan (Bakteri) unan ada tindakan pencegahan
Baku salini pencegahan ? dengan
tas melakukan
- konta menjaga salinitias CCP
mina tetap di atas 25
si ppt
silan
g dari P2 : Apakah YA 2. Tindakan
air langkah menjaga salinitias
yang menjaga tetap di atas 25
digun salinitias ppt dibuat khusus
akan tetap di atas untuk mencuci
untuk 25 ppt dibuat bahan baku
menc khusus untuk
uci mengendalik
an bahaya?
4 Packing Biologi - Penur P1 : Apakah YA 1. Menjaga
dan (Bakteri) unan ada tindakan salinitias tetap di
Labelling salini pencegahan ? atas 25-30 ppt
tas
P2 : Apakah YA
- konta langkah 2. Tindakan
mina menjaga menjaga salinitias
si CCP
salinitias tetap di atas 25-
silan tetap di atas 30 ppt dibuat
g dari 25-30 ppt khusus untuk
penja dibuat khusus tahapan packing
mah untuk
mengendalik
an bahaya?
5 Penyimpa Biologi Suhu P1 : Apakah YA 1. Menjaga suhu
nan Akhir (Bakteri) yang ada tindakan ruangan cold
Produk tidak pencegahan ? storage minimal
sesuai 0°C dan
maksimal -10°C
P2 : Apakah YA 2. Tindakan
langkah menjaga suhu
menjaga suhu ruangan cold CCP
ruangan cold storage minimal
storage 0°C dan
minimal 0°C maksimal -10°C
dan maksimal dibuat khusus
-10°C dibuat untuk
khusus untuk penyimpanan
mengendalik akhir produk
an bahaya?
6 Stuffing Biologi Suhu P1 : Apakah YA 1. Menjaga suhu
(Bakteri) yang ada tindakan container setelah
tidak pencegahan ? segel -10°C
sesuai CCP
P2 : Apakah YA 2. Tindakan
langkah menjaga suhu
menjaga suhu container setelah
container segel -10°C
setelah segel dibuat khusus
-10°C dibuat untuk tahapan
khusus untuk stuffing
mengendalik
an bahaya?