PEMBAHASAN
KABAGMINLOG
BATIURMIN
Keterangan Kiri
KABAGMINLOG : Kepala bagian admistrasi logistik
BATIURMIN : Bintara tinggi urusan administrasi
KASIRENGARADA : Kepala seksi perencanaan anggaran dan
pengadaan
KAUREN PROGAR : Kepala urusan rencana program anggaran
PENATA RAGAR : Penata rencana anggaran
PAURADA : Kepala urusan pengadaan
TUR ADA : Pengatur pengadaan
Keterangan Kanan
KASI DALMAT : Kepala seksi pegendalian material
KAURI AVENT : Kepala urusan inventari
PAURDISI : Perwira urusan distribusi
TUR INVENT : Pengatur inventari
TUR DISI : Pengatur distribusi
4.6. Mikrobiologi
Di Labiomed bagian mikrobiologi terdiri atas 2 bagian yaitu laboratorium
mikrobiologi dan laboratorium uji pirogen.
a. Mikrobiologi
Laboratorium mikrobiologi memiliki dua tugas utama yaitu pemeriksaan
sterilisasi dan pemantauan lingkungan. Pemeriksaan sterilitas dilakukan
dengan 2 metode yaitu metode inokulasi dan metode filtrasi. Pemantauan
lingkungan terdiri atas pemeriksaan air (air sumur dan WFI) dan
pemeriksaan ruang produksi. Pemeriksaan air untuk mengecek ada atau
tidaknya bakteri Escherichia coli yang terdiri atas 3 tahap yaitu uji perkiraan,
uji konfirmasi dan uji penegasan. Hasil dari pengujian penegasan akan dicek
untuk memperoleh nilai MPN (Most Probable Number). Hitung kuman
dilakukan dengan cara metode koloni. Pemeriksaan ruang produksi
dilakukan dengan 2 pengujian yaitu uji cemaran mikroba dan uji partikel. Uji
cemaran mikroba dilakukan dengan metode air sampler, cawan papar dan
cawan kontak. Uji partikel dilakukan dengan menggunakan Particle
Cownter.
1) Uji Sterilitas
produk Uji sterilitas produk dilakukan dengan dua metode yaitu
metode inokulasi dan metode filtrasi.
a) Metode Inokulasi
Di laboratorium mikrobiologi Labiomed Puskesad, uji sterilitas
dengan metode inokulasi menggunakan media Tyoglikolat dan TSB
(Triptic Soy Broth). Pengerjaan dilakukan di bawah LAF (Laminar Air
Fow) selama 5-10 menit lalu diinkubasi selama 7 hari pada suhu 30-
350C untuk media Tyoglikolat (untuk melihat pertumbuhan bakteri)
dan diinkubasi selama 7 hari pada suhu 20-250C untuk media TSB
(melihat pertumbuhan jamur).
b) Metode penyaringan membrane (filtrasi)
Uji sterilitas dengan metode filtrasi menggunakan media
Tyoglikolat, TSB (Tryptic Soy Broth) dan BPW (Buffered Peptone
Water). Pengerjaan dilakukan dibawa LAF menggunakan Steril Test
Compact dan alat penunjang canester. Produk akan difilter melalui
membran yang berada dalam canester kemudian akan dibilas
dengan BPW. Setelah dibilas masing-masing tabung canester akan
diisi dengan media Tyo dan TSB. Dilakukan inkubasi selama 14 hari
dengan suhu 30-350C untuk media Tyo dan suhu 20-250C untuk
media TSB.
2) Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan terdiri atas 2 parameter yaitu pengecekan air
(air sumur dan WFI) serta pengecekan ruang produksi (operasional dan
nonoperasional)
a. Pemeriksaan air sumur dan WFI, dilakukan dengan beberapa tahap
yaitu:
i. Uji perkiraan dengan media LB (Lactose broth) dengan single dose
dan double dose. Diinkubasi selama 48 jam pada suhu 370C. jika
hasil positif maka akan terjadi perubahan warna dari merah menjadi
kuning dan terdapat gas atau gelembung dalam tabung durham.
ii. Uji konfirmasi dengan BGLB (Brillian Green Lactose Broth). Hasil
positif pada uji pekiraan ditanam kedalam 2 tabung media BGLB
yang masing-masing tabung diinkubasi pasa suhu 370C dan 440 C
selama 2x24 jam. Hasil positif pada tabung BGLB yang diinkubasi
pada suhu 370C menunjukkaan perubahan warna menjadi keruh
disertai adanya gelembung udara, sedangkan tabung BGLB yang
diinkubasi pada suhu 440 c hasil positif menunjukkan adanya
kekeruhan disertai adanya gelembung udara, dan untuk hasil positif
akan dilanjutkan ke uji penegasan
iii. Uji Penegasan dengan media MCA (MacConkey Agar), lanjutan
pengujian dari hasil positif uji konfirmasi. Hasil yang positif akan
digoreskan pada media MCA dan akan diinkubasi selama 48 jam
dengan suhu 370 hasil positif menunjukkan adanya pertumbuhan
koloni warna merah kilat logam yang berarti positif bakteri E.Coli.
Hasil dari pengujian penegasan akan dicek untuk memperoleh nilai
MPN (Most Probable Number). MPN merupakan metode untuk
menghitung jumlah terendah miikroorganisme pada sampel.
b) Pemeriksaan ruang produksi.
Pemeriksaan dilaksanakan dalam keadaan operasional dan
non operasional. Ruangan yang diuji meliputi ruang timbang. Ruang
pencampuran infus (mixing) meliputi ruang LAF dan ruang bersih,
ruang cuci botol dan ruang uji mikrobiologi. Metode yang digunakan
adalah air sampler dan untuk mengecek jumlah partikel yang terdapat
dalam ruang menggunakan particle counter.
b. Pirogen
Uji pirogen dimaksudkan untuk membatasi resiko reaksi demam pada
tingkat yang dapat. Pirogen, secara umum adalah senyawa yang dapat
menebabkan kenaikan suhu tubuh. Pirogen dibagi kedalam dua kelas.
Pirogen eksogen yaitu terdapat di luar tubuh dan menginduksi kenaikan
suhu ketika diinjeksikan pada manusia dan hewan. Kelompok umum dari
pirogen eksogen yaitu yaitu mikroba, mikrofungi dan virus, juga pirogen non
mikrobial seperti beberapa obat steroid, fraksi plasma dan bahan tambahan
suntik muramil dipeptide. Pirogen endogen dihasilkan secara internal
dimana sel inang pada respon stimulus dari berbagai pirogen eksogen.
Pengujian deteksi pirogen dilakukan dengan metode Rabbit Pyrogen Test
(RTP) (Tungadi et al., 2017).
Endotoksin adalah toksin yang terdapat pada bakteri gram negatif,
berupa lipopolisakarida (LPS) yang terletak pada membran luar dinding sel.
Endotoksin adalah produk metabolit dari pertumbuhan mikroorganisme yang
larut air, bahan panas, yang menimbulkan demam ketika diinjeksikan secara
i.v.. Apabila terdapat dalam jumlah besar di darah, maka endotoksin akan
menimbulkan respon pirogenik yaitu peningkatan suhu tubuh.
Pengujian endotoksin dilakukan dengan metode LAL (Limulus
Amoebocyte Lysate). Metode LAL test menggunakan ekstrak darah
amoebosit dari kepiting tapal kuda (Lymulus polyphemus) dan dibuat khusus
sebagai pereaksi LAL (Santosa et al., 2020). Pengujian endotoksin dapat
dilakukan menggunakan toksinometer. Pengujian dengan toksinometer
merupakan teknik kinetik-turbidimetri. Endotoksin mengaktifkan enzim pada
LAL menghasilkan gelatinasi coagulin, sehingga meningkatkan turbiditas
sampel. Perubahan transmitan diukur selama kurun waktu gelatinasi dari
awal sampai akhir reaksi. Waktu gelatinasi berhubungan dengan jumlah
endotoksin dalam sampel.