Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA LANSIA

TENTANG HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA


KELURAHAN PAHANDUT
PALANGKA RAYA

1. Pokok Bahasan : Hipertensi


2. Sasaran : Lansia
3. Waktu : 08.00 WIB - Selesai
4. Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018
5. Tempat : Posyandu Lansia Kelurahan Pahandut
6. Penyuluh : Kelompok 6 Mahasiswa Ners STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
7. Proses penyuluhan : Penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa profesi
Ners angkatan 5 terdiri dari moderator, penyaji, observer, fasilitator, dokumentasi
dan juga penyuluh yang berlangsung secara lancar dengan jumlah klien yang ikut
± 30 orang. Penyuluhan ini dihadiri oleh pembimbing klinik. Lansia terlihat
antusias dalam mendengarkan materi yang disampaikan. Setelah penyampaian
materi selesai, keluarga klien langsung antusias untuk bertanya tetang materi yang
sudah disampaikan dan keluarga klien juga mampu menjawab serta menjelaskan
kembali saat moderator mengajukan pertanyaan tentang materi yang disampaikan.

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah peninggian tekanan darah di atas normal. Ini termasuk
golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi
kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal.
Apabila hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan kelainan pada organ-organ
lain yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut. Semakin tinggi tekanan
darah lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler
secara premature1. Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau
disebut hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil
hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada
data akurat mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung
dimana angka itu diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi
sekunder sedangkan di pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua
hipertensi sekunder didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon
dan gangguan fungsi ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena
komplikasi jantung (yang disebut sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat
menyebabkan syok, gagal ginjal, gangguan retina mata.
Peningkatan tekanan darah yang lama dan tidak terkontrol dapat menyebakan
bermacam-macam perubahan pada struktur miokardial, vaskuler koroner, dan
sistem konduksi dari jantung. Perubahan ini dapat menyebabkan hipertrofi
ventrikel kiri (LVH) , penyakit arteri koroner, kelainan system konduksi, dan
disfungsi sistolik dan diastolic dari miokardium, yang biasanya secara klinis
tampak sebagai angina atau infark miokard, aritmia (khususnya atrial fibrilasi),
dan gagal jantung kongestif (CHF).

1.2 Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan tindakan keperawatan/ pendidikan kesehatan klien diharapkan
mampu mengetahui dan memahami Hipertensi.
1.3 Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan/ pendidikan kesehatan selama 1 x 30
menit klien diharapkan mampu:
1. Mengetahui tentang Hipertensi
2. Mengetahui penyebab Hipertensi
3. Mengetahui tanda dan gejala Hipertensi
4. Mengetahui tentang cara pencegahan Hipertensi

1.4 Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan
Hipertensi oleh Mahasiswa Profesi Ners Stikes Eka Harap Palangka Raya
meliputi :
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
3) Diskusi

1.5 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini yaitu meliputi :
1) Lembar balik
2) Leaflet

1.6 Pelaksanaan Tugas


Adapun rangkaian kegiatan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien yang
dilakukan oleh preseptor klinik. Preseptor akademik dan Mahasiswa Profesi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
1) Topik : Hipertensi
2) Media dan Alat : lembar balik dan Leaflet
3) Tempat : Posyandu Lansia Kelurahan Pahandur
Hari dan Tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018
4) Pukul : 08.00 WIB s/d selesai
5) Seting Tempat :

Keterangan :
: Moderator & Leader

: Peserta

: Fasilitator

1.7 Tugas Pengorganisasian


Adapun tugas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kegiatan penyuluhan
kesehatan Manajemen Nyeri oleh mahasiswa Profesi STIKES Eka Harap Palangka
Raya meliputi :
1) Protokol / Pembawa Acara : Julkipli
Uraian tugas :
 Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
 Mengatur proses dan lama penyuluhan.
 Menutup acara penyuluhan.
2) Penyuluh / Pengajar : Wenie U. Sadillah
Uraian tugas :
 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
 Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
 Memotivasi peserta untuk bertanya.
3) Fasilitator :
- Libertus Yulius S
- Stefani Yohana Purba
- Febri Wulandari
- Irwansyah
- Via Puspita
- Ameriano
- Kristoforus A.A.R.H
- Deni Hetranando
- Dicky Firanto
Uraian tugas :
 Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
 Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
 Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
 Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
 Membagikan snack kepada peserta
4) Observer : Ilmin
Uraian tugas :
 Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
 Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
 Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
 Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
 Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
5) Dokumenter : Ilmin
 Mengambil gambar saat kegiatan penyuluhan.
1.8 Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit  Pembukaan :  Menjawab salam
 Mengucapkan salam.  Mendengarkan
 Menjelaskan nama dan
akademi
 Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehatan
 Menyebutkan materi yang
diberikan.
 Menanyakan kesiapan
peserta

2. 10 menit  Pelaksanaan :  Mendengarkan


 Penyampaian materi  Bertanya
 Tanya jawab
3. 10 menit  Evaluasi:  Menjelaskan
 Menanyakan kembali hal-
hal yang sudah dijelaskan
mengenai Hipertensi.
4. 5 menit  Penutup :  Mendengarkan
Menutup pertemuan  Menjawab salam
dengan menyimpulkan
materi yang telah dibahas
 Memberikan salam penutup

1.9 Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana.
b. Peran dan tugas sesuai rencana.
c. Setting tempat sesuai dengan rencana.

2) Evaluasi Proses
a. Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan.
b. Selama kegiatan semua peserta aktif.
3) Evaluasi Hasil
a. Keluarga mengetahui apa yang dimaksud dengan Hipertensi
b. Keluarga mengetahui bagaimana cara mengatasi pencegahan Hipertensi

MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI

1.1 Pengertian
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang menetap di
atas batas normal yang disepakati, yaitu diastolik 90 mmHg atau sistolik 140
mmHg (Sylvia Anderson Price, 2005:933).

1.2 Faktor Penyebab Hipertensi


Menurut Sufrida Yulianti dan Maloediyn S. (2006:19-23), faktor penyebab
hipertensi adalah:
1.2.1 Faktor yang tidak dapat diubah
1) Usia
Pertambahan usia dapat meningkatkan resiko terjangkitnya penyakit
hipertensi. Walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi
paling sering menyerang orang dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih.
Meningkatnya tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia memang sangat
wajar. Hal ini disebabkan adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh darah,
dan hormon. Namun, jika perubahan ini disertai dengan faktor resiko lain bisa
memicu terjadinya hipertensi.
2) Keturunan
Hipertensi merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu dari orang tua kita
menderita penyakit hipertensi, sepanjang hidup kita memiliki resiko terkena
hipertensi sebesar 25%. Jika kedua orang tua kita menderita hipertensi,
kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar 60%. Namun, kemungkinan itu
tidak selamanya terjadi. Ada seseorang yang sebagian besar kelurganya penderita
hipertensi, tetapi dirinya tidak terkena penyakit tersebut.
1.2.2 Faktor yang dapat di ubah
1) Obesitas
2) Kurang olah raga
3) Merokok
4) Kopi
5) Minum-minuman beralkohol secara berlebihan
6) Stres.

1.3 Kategori Hipertensi


Menurut National Institute of Health, lembaga kesehatan nasional di
Amerika mengklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kategori hipertensi menurut National Institute of Health

KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK

Normal = 119 < 79

Pra-hipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi derajat 2 = 160 = 100

1.4 Gejala Hipertensi


Menurut Widian Nur Indriyani (2009), pada sebagian besar penderita,
hipertensi tidak menimbulkan gejala. Kalaupun menunjukkan gejala, gejala
tersebut biasanya ringan dan tidak spesifik, misalnya pusing-pusing. Meskipun
jika kebetulan beberapa gejala muncul bersamaan dan diyakini berhubungan
dengan hipertensi, gejala-gejala tersebut sering kali tidak terkait dengan
hipertensi. Akan tetapi, jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati,
bisa timbul gejala, antara lain: sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak
napas, napas pendek (terengah-engah), gelisah, pandangan menjadi kabur, mata
berkunang-kunang, mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat di
tengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang, nyeri di dada, otot lemah,
pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keringat berlebihan, kulit tampak
pucat atau kemerahan, denyut jantung yang kuat, cepat, atau tidak teratur,
impotensi, darah di urine, mimisan (jarang dilaporkan).

Menurut Redaksi AgroMedia (2009), gejala hipertensi yang dirasakan


penderita antara lain sakit kepala, pusing, tengkuk terasa pegal, kaku dan sakit,
jantung berdetak lebih cepat dan berdebar, perasaan seperti berputar tujuh keliling,
mata terasa berat, rasa ingin jatuh, serta telinga terasa berdenging. Namun, orang
biasanya tidak menyadari gejela-gejala tersebut dan menganggap seperti “rasa
tidak enak badan”.

1.5 Penatalaksanaan (Bangun, 2002)


Hal yang bisa dilakukan oleh penderita hipertensi antara lain:
1. Mengubah gaya hidup
1) Mengurangi kelebihan bobot berat badan
Kelebihan berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, tingkat lipid
(lemak darah) tinggi yang abnormal, diabetes, dan penyakit jantung koroner.
Kuncinya adalah dengan membatasi asupan kalori dan tingkat latihan fisik.
Penurunan bobot sebanyaknya 4,5 kg saja sudah sangat berarti dalam penurunan
tekanan darah tinggi. Penurunan bobot juga dapat mempercepat turunnya tekanan
darah dalam pengobatan. Latihan aerobik secara teratur tiga atau empat kali
seminggu dengan lama 30-45 menit bisa membantu mengurangi risiko hipertensi
dan penyakit kardiovaskuler.
2) Membatasi asupan alkohol
Alkohol bisa memberikan konstribusi terhadap hipertensi. Alkohol bisa
mengurangi kemampuan pompa jantung dan kadang-kadang membuat pengobatan
hipertensi kurang efektif. Karenanya, lebih baik menghindarinya sama sekali.
3) Membatasi konsumsi garam
Garam mengandung ion Natrium (Na+) dan klorida (Cl-) merupakan ion
utama dalam cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan
konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat (Martuti, 2009:46).
Asupan garam yang tinggi, meskipun tidak selalu, bisa meningkatkan tekanan
darah, khususnya pada orang tua, penderita darah tinggi, dan pasien dengan
diabetes mellitus. Menghindari atau mengurangi garam adalah salah satu contoh
cara mengurangi natrium, meskipun tidak menjamin seseorang tidak terkena
hipertensi (Bangun, 2002:24)

4) Berhenti merokok
Merokok memang tidak menyebabkan hipertensi. Namun, merokok adalah
salah satu faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskuler. Merokok juga
menghalangi efek obat antihipertensi. Orang yang menderita tekanan darah tinggi,
sebaiknya berhenti dan tidak merokok sama sekali. Meskipun demikian perlu
diperhatikan kenaikan berat badan akibat berhenti merokok. Sementara itu, orang
yang tidak merokok lebih baik tidak mulai atau coba-coba merokok.
5) Mengurangi lemak
Seorang penderita darah tinggi dengan kadar lemak yang banyak, mungkin
memerlukan modifikasi diet atau terapi obat untuk menormalkannya. Batasan
utama asupan lemak adalah kurang dari 30% total kalori. Dietary Approaches to
Stop Hypertension DASH) di Amerika Serikat menyarankan diet rendah lemak,
yakni mengonsumsi buah dan sayuran.
6) Obat
 Diuretik
Obat diuretik dikenal dengan nama pil air. Obat ini merupakan pilihan
pertama dalam pengobatan. Obat ini mempengaruhi ginjal. Kadar garam di dalam
tubuh dikeluarkan bersamaan dengan zat cair yang ditahan oleh garam. Biasanya
tidak ada akibat sampingan yang mengganggu. Namun, akibat tambahan dari
diuretik adalah tidak saja garam dikeluarkan dari tubuh, tetapi juga zat lain yang
berguna bagi tubuh, seperti kalium, ikut dikeluarkan. Karenannya, sering dokter
memberikan pil-pil khusus untuk memperlancar air seni sekaligus
mempertahankan kalium. Pil-pil tersebut bisa bertambah manfaatnya jika
ditunjang oleh menu makanan dengan kadar garam yang rendah.
7) Kontrol Rutin
1.6 Komplikasi
Komplikasi penyakit yang dapat timbul atau menyertai hipertensi (Redaksi
AgroMedia, 2009:10) adalah :
1) Stroke
2) Gagal Jantung
3) Gagal Ginjal
4) Kerusakan pada Mata
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta : EGC
Chung, E.K. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,
diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta : EGC
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius.
Marvyn, Leonard. 1995. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet,
Jakarta : Penerbit Arcan
NANDA.2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.
DOKUMENTASI
Rabu, 10 OKTOBER 2018
Pendidikan Kesehatan Pada Lansia tentang Hipertensi di Posyandu Lansia
Kelurahan Pahandut Palangka RAya

Anda mungkin juga menyukai