KELOMPOK 4 :
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan
tugas dari Keperawatan Maternitas dalam pembuatan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Distosia, Kelahiran Preterm, Prolapse Korda Umbilikal,
dan Kehamilan Multiple”. Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………….………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………….……….ii
DAFTAR ISI………………….…………….……………………….……….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang……………………………………………..………..……..1
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………....24
3.2 Saran……………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA……………….…………………………………….....25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang didapat dari Latar Belakang diatas adalah:
1.2.1 Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Distosia?
1.2.2 Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Kelahiran Preterm?
1.2.3 Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Prolapse Korda Umbilikal?
1.2.4 Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Kehamilan Multiple?
2.1 Distosia
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
a. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat
upaya mengedan ibu (kekuatan/power)
b. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/passage)
c. Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi, bayi besar, dan
jumlah bayi (passengger)
d. Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan
pengalaman, persiapan, budaya, serta sistem pendukung
2.1.3 Patofisiologi
His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian
menjalar merata simetris keseluruhkorpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan
pada fundus uteri dimana lapisan otot uteri paling dominan, kemudian
mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh hingga tekanan dalam ruang
amnion balik keasalnya
Incoordinate uteri action yaitu sifat his yang berubah. Tonus ototuterus
meningkat juga diluar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena
tidak ada sinkronnasi kontraksi bagian-bagiannya tidak adanya koordinasi antara
kontraksi atas, tengah dan bawah menyebabkan tidak efisisen dalam mengadakan
pembukaan.
3
4
Disamping itu tonus otot yang menarik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras
dan lama bagi ibu dan dapat menyebabkan pula hipoksia pada janin. His ini juga
disebut sebagai incoordinate hypertonic uterin contraction . kadang-kadang pada
persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini
menyebabkan spasmus sirkuler setempat, hingga terjadi penyempitan kapum
uterin pada tempat itu. Ini dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran kontriksi
secara teoritis lingkarin ini dapat terjadi dimana-mana, biasanya ditemukan batas
antara bagian atas dengan segmen bawah uterus. Lingkaran kontriksi tidak dapat
diketahui dengan pemeriksaan dalam kecuali kalau pembukaan sudah lengkap
sehingga tangan dapat dimasukkan kedalam kapum uteri
2.1.4 WOC
Kesulitan Persalinan
Distosia
Partus lama
ansietas
5
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DISTOSIA
1. Pengkajian Keperawatan
A. Anamnese
1. Data umum
jenis kelamin, agama, suku, diagnose medis, No. RM, tanggal MRS,
golongan darah.
di RS.
6
melakukan pengobatan.
3. Pola eliminasi
dalam fases, sering buang air besar dan terkadang diare keringat
10. pola hubungan antara keluarga maupun saat diruangan dengan pasien
lainnya baik.
Pasien yakin bisa cepat pulang dari rumah sakit dan melanjutkan aktifitas
kembali.
B. Pemeriksaan fisik
sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi
3. Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
4. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita Tb Paru
5. Sistem kardiovaskuler
6. Sistem gastrointestinal
7. Sistem urinary
oliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
8. Sistem musculoskeletal
9. Sistem neurologis
2. Diagnosa Keperawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi
O : data objektif data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik.
2.2.1 Definisi
Kelahiran Preterm / premature adalah bila berat badannya kurang dari 2500
gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya
kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat
mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006).
Kelahiran Preterm / Premature adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction)
(Pudjiadi, dkk., 2010).
2.2.2 Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010), yaitu:
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi,
HIV/AIDS, TORCH(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV)
dan Herpes simplex virus), danpenyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20
tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
13
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah.
b. Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,
solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.
d. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal
di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
2.2.3 Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi
resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium,
fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian
bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia dan
lain-lain. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR
Prematur. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Belum
matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara refleks
hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34
minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena target
pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan buruknya
motilitas usus terjadi pada bayi preterm. Paru yang belum matang dengan
peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori yang meningkat. Potensial untuk
kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding dengan BB dan
sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan
meningkatkan kebutuhan kalori.
14
2.2.4 WOC
Factor ibu:
Ibu berusia <20th
Ibu berusia >35th
Factor Janin Factor lingkungan
Jarak kehamilan terlalu dekat Terpapar asap rokok,
Kehamilan ganda
Keadaan soial ekonomi yang radar dan zat-zat
(gameh)
rendah Ibu yang terkena Ht bercun
Hindramnion infeksi
dan DM
Kelahiran pretrem
Tanda-tanda inpartu
Reflek telan imatur
System kekebalan
tubuh lebih rentan
terhadap infeksi Proses persalinan Daya hisap menurun
Resiko Infeksi
Kala IV
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Post partum kebutuhan tubuh
Nyeri Akut
15
2.2.4 Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan dan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini menggunakan SOAP
S : data subjektif berisi data dari pasien melalui anamnesis.
O : data objektif data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik.
A : analisis dan intrepretasi berdasarkan data yang terkumpul kemudian
dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah
potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan.
P : perencanaan merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau laboratorium serta
konseling untuk tindak lanjut.
17
2.3 Prolapse Korda Umbilikal
2.3.1 Definisi
Prolaps Corda Umbilical atau prolaps tali pusat adalah tali pusat berada di
samping atau melewati bagian terendah janin dalam jalan lahir sebelum ketuban
pecah.
Prolaps Occult : Keadaan dimana tali pusat terletak diatas di dekat pelvis tetapi
tidak dalam jangkauan jari pada pemeriksaan vagina.
Tali Pusat mungkin fore lying :Adalah keadaan dimana tali pusat dapat diraba
melalui arteum uteri, tetapiberada didalam kantong ketuban yang utuh.
Tali pusat mungkin prolaps kedalam vagina atau bahkan diluar vagina
setelah ketuban pecah
2.3.2 Etiologi
Penyebab terjadinya prolapse korda umbilical pada janin atau yang sering disebut
dengan lilitan tali pusat pada janin :
1. Usia kehamilan Kematian bayi pada trimester pertama atau kedua sering
disebabkan karena puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Ini
mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tersumbat total.
Karena dalam usia kehamilan tersebut umumnya bayi masih bergerak dengan
bebas. Hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin
mengalami kekurangan oksigen.
3. Panjangnya tali pusat dapat menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi
rata-rata 50 sampai 60 cm. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali pusat
berbeda-beda. Panjang pendeknya tali pusat tidak berpengaruh terhadap
kesehatan bayi, selama sirkulasi darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tidak
terhambat.
18
2.3.3 Patofisiologi
Prolaps tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit antara bagian
terendah janin dan jalan lahir sehingga sirkulasi janin akan terganggu dan ini
mengakibatkan terjadi hipoksia fetal dan bila berlanjut dapat mengakibatkan fetal
distress yang ditandai dengan melemahnya DJJ. Bila eadaan ini terus berlangsung
dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada janin. Tapi bila dapat ditangani
maka janin tetap hidup, ini ditandai dengan adanya teraba denyutan pada tali
pusat.
2.3.6 Implementasi
2.4.1 Definisi
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang
ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu
besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan
pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin
(Wiknjosastro, 2012:286). Sedangkan menurut Mochtar Rustam (2012:259)
kehamilan ganda atau kembar adalah kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih.
Jadi, kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan
2.4.2 Etiologi
tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi
salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak.
Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga,
selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih
membelah dengan baik. Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu
plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam
cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur
menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja
yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan
sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor
yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak
sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi, dan masalah lingkungan.
2.4.5 WOC
Sel3.sperma membuahi 1 ovarium (1 zigot ) Bangsa, umur, keturunan, obat
4. penginduksi ovulasi
Kehamilan multiple
Ketidakseimbangan nutrisi
Perubahan eliminasi urine atau sering
kurang dari kebutuhan tubuh
bekemih
22
2.4.6 Diagnosa Keperawatan
peningkatan abdomen
meningkat
2.4.8 Implementasi
2.4.9 Evaluasi
O : data objektif data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik.
Kelahiran Preterm / premature adalah bila berat badannya kurang dari 2500
Prolaps Corda Umbilical atau prolaps tali pusat adalah tali pusat berada di
samping atau melewati bagian terendah janin dalam jalan lahir sebelum ketuban
pecah.
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang
ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu
pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin
1.2 Saran
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Pembahasan dalam makalah ini
maternitas.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/55103821/lp-askep-kehamilam-kembar
25