PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika
2. Untuk mengetahui pengertian poliklinik
3. Untuk mengetahui sistematika etika
1.3 Manfaat
Agar menegetahui bagaimana etika bertugas di poliklinik
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Poliklinik adalah salah satu unit pelayanan masyarakat yang bergerak pada bidang
kesehatan. Sebuah poliklinik yang menawarkan fasilitas perawatan kesehatan yang di khususkan
untuk perawatan pasien rawat jalan. Tujuan utama dari Poliklinik adalah melayani para pasien
yang akan berobat dan merupakan kegiatan utama, untuk itu penyediaan informasi yang dapat
mendukung dan meningkatkan sistem sangatlah di butuhkan.
3
2.3 SISTEMATIKA ETIKA
Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara
lain:
1. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingakh laku manusia
ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hai,mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma
etis yang dianut oleh masyarakat.
2. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang
biasanya dikelompokkan menjadi-.
a. Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia
untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip
moral.
b. Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan.
Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama
manusia dalam aktivitasnya,
Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai
pribadi,
Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi
Pada tahun 2001 ditetapkan oleh MPR-RI dengan ketetapan MPR-RI No.VI/MPR/2001
tentang Etika Kehidupan Bangsa. Etika kehidupan bangsa bersumber pada agama yang
universal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yaitu Pancasila. Etika kehidupan berbangsa
antara lain meliputi: Etika Sosial Budaya, Etika Politij dan Pemerintahan, Etika Ekonomi
dan Bisnis, Etika Penegakkan Hukum yang Berkeadilan, Etika Keilmuan, Etika
Lingkungan, Etika Kedokteran dan Etika Kebidanan.
4
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah
7. Menghasilkan tindakan yg benar
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau
salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa
disebut kode etik profesi.
5
berlaku terpulang kepada profesi.
6
Dimensi Kode Etik
1. Anggota profesi dan Klien/ Pasien.
2. Anggota profesi dan sistem kesehatan.
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan
4. Anggota profesi dan sesama anggota profesi
7
3). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6). Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyar akat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1). Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
2). Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
3). Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan
sehubungan kepentingan klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
1). Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana
kerja yang serasi.
2). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
1). Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2). Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan kemampuan
profesinya seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8
3). Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenis
yang dapat meningkatkan mute dan citra profesinya.
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
1). Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2). Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)
1). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuanketentuan
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
2). Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada
pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga.
7. Penutup (1 butir)
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan
Kode Etik Bidan Indonesia
9
g. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem reproduksi
dengan melibatkan klien/keluarga.
h. Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas melibatkan klien/keluarga.
i. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana melibatkan klien/keluarga.
j. Melaksanakan pendidikan kesehatan di dalam pelayanan kebidanan.
10
secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek, seperti perizinan,
tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan
standar.
Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari
layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak
pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi Ikatan Bidan
memiliki kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan
praktek perlu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu pengaturan agar terdapat
pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang membutuhkannya.
Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik apabila ada pengaturan yang jelas dan
trasparan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan bidan praktek perorangan
(swasta). Informasi dari jasa pelayanan bidan untuk masyarakat perlu pengaturan yang jelas, agar
masyarakat mendapatkan informasi yang jelas, sehingga konsumen bidan praktek swasta
mendapatkan kepuasan akan layanan yang diterimanya.
Kompetensi minimal bidan praktek swasta meliputi :
1. Ruang lingkup profesi
a. Diagnostik (klinik, laboratorik)
b. Terapy (promotif, preventif)
c. Merujuk
d. Kemampuan komunikasi interpersonal
2. Mutu pelayanan
a. Pemeriksaan seefisien mungkin
b. Internal review
c. Pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan dan etika profesi
d. Humanis (tidak diskriminatif)
3. Kemitraan
a. Sejawat/kolaborasi
b. Dokter, perawat, petugas kesehatan yang lain, psikolog, sosiolog
c. Pasien, komunitas
4. Manajemen
11
a. Waktu
b. Alat
c. Informasi/MR
d. Obat
e. Jasa
f. Administrasi/regulasi/Undang-Undang
5. Pengembangan diri
a. CME (Continue Midwifery Education)
b. Information Search
12
hakekatnya adalah hubungan memelihara (caring). Elemen dari hubungan ini dan nilai-nilai
etiknya merupakan tantangan yang dikembangkan pada setiap sistem pelayanan kesehatan
dengan berfokus pada sumber-sumber yang dimiliki. Perawat atau bidan harus selalu
mempertahankan filosofi keperawatan atau kebidanan yang mengandung prinsip-prinsip etik dan
moral yang tinggi sebagaimana perilaku memelihara dalam menjalin hubungan dengan pasen
dan lingkungannya. Sebagai contoh, ketika seorang perawat/bidan melakukan kesalahan dalam
memberikan obat kepada pasen, dia harus secara sportif (gentle) dan rendah hati (humble) berani
mengakui kesalahannya. Pada kasus ini dia harus mempertanggungjawabkan kepada: (1) pasen
sebagai konsumen, (2) dokter yang mendelegasikan tugas kepadanya, (3) Manajer Ruangan yang
menyusun standar atau pedoman praktek yang berhubungan dengan pemberian obat (4) Direktur
Rumah Sakit atau Puskesmas yang bertanggung jawab atas semua bentuk pelayanan di
lingkungan organisasi tersebut.
Mempertahankan Tugas dan tanggung jawab Profesional dalam Asuhan Keperawatan atau
Kebidanan
1. Terhadap Diri Sendiri; (a) Tidak dibenarkan setiap personal melakukan tindakan yang
membahayakan keselamatan status kesehatan pasen. (b) Mengikuti praktek keperawatan atau
kebidanan berdasarkan standar baru dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi
canggih. (c) Mengembangkan opini berdasarkan data dan fakta.
2. Terhadap Klien atau Pasen; (a) Memberikan informasi yang akurat berhubungan dengan
asuhan keperawatan atau kebidanan. (b) Memberikan asuhan keperawatan atau kebidanan
berdasarkan standar yang menjamin keselamatan, dan kesehatan pasen.
3. Terhadap Profesinya; (a). Berusaha mempertahankan, dan memelihara kualitas asuhan
keperawatan, atau kebidanan berdasarkan standar, dan etika profesi. (b) Mampu dan mau
mengingatkan sejawat perawat/bidan untuk bertindak profesional, dan sesuai etik moral profesi.
4. Terhadap Institusi/Organisasi; Mematuhi kebijakan dan peraturan yang berlaku, termasuk
pedoman yang disiapkan oleh institusi atau organisasi.
5. Terhadap Masyarakat; Menjaga etika dan hubungan interpersonal dalam memberikan
pelayanan keperawatan, atau kebidanan yang berkualitas tinggi.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai
pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat bidan juga harus memiliki
etika yang baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu pelayanan
khususnya pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan
dididik etika dalam mata kuliah Etika profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika
peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat.
Pelayanan kebidanan kominitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang
tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, social budaya dll. Sebagian masalah
komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat sangat
penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka
miliki.
3.2 SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca makalah ,agar dapat mengerti apa yang dimaksud
dengan etika dan kode etik bertugas serta penulis juga mengharapkan agar pembaca mampu
mengetahui bagaimana etika bertugas dipoliklinik.Dan penulis meminta saran dan kritik yang
sifatnya membangun karna makalah ini jauh dari kesempurnaan
14
DAFTAR PUSTAKA
Patricia A. Potter and Anne G.Perry ,1989 “ Fundamental Of Nursing, Concepts, Process ,and
Practice, The Mosby Company,USA.
Ann Marine- Tomey R.N,Ph.D,FAAN, 1992” Guide To Nursing Management and Leadership “
Mosby Company ,USA.
Internet
www.akhlakislam.com/.../himpunan-perundangan-
www.depnakertrans.go.id/.../perundangan/
yovie.info/update-himpunan-peraturan
15